vini fardila h1a010028

5
Visum et Repertum Visum et Repertum adalah laporan tertuli s yang dibuat oleh dokter  berdasarkan sumpah  jabatannya terhadap apa yang dilihat dan diperiksa berdasarkan keilmuannya. Menurut lembar negara, visum repertum adalah Suatu laporan medik forensik oleh dokter atas dasar sumpah  jabatan terhadap pemeriksaan barang bukti medis (hidup/mati) atau barang bukti lain, biologis (rambut, sperma, darah), non-biologis (peluru, selongsong) atas permintaan tertulis oleh penyidik ditujukan untuk peradilan. Maksud pembuatan VeR adalah sebagai salah satu barang bukti (corpus delicti) yang sah di pengadilan karena barang buktinya sendiri telah berubah pada saat persidangan berlangsung. Jadi VeR merupakan barang bukti yang sah karena termasuk surat sah sesuai dengan KUHP  pasal 184. Ada 5 barang bukti yang sah menurut KUHP pasal 184, yaitu: 1.Keterangan saksi 2. Keterangan ahli 3. Keterangan terdakwa 4. Surat-surat 5. Petunjuk Ada 3 tujuan pembuatan VeR , yaitu: 1. Memberikan kenyataan (barang bukti) pada hakim 2. Menyimpulkan berdasarkan hubungan sebab akibat 3. Memungkinkan hakim memanggil dokter ahli lainnya untuk membuat kesimpulan VeR yang lebih baru Ada 3 jenis visum et repertum, yaitu: 1. VeR hidup VeR hidup dibagi lagi menjadi 3, yaitu: a. VeR definitif, yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka yang ditulis pada bagian kesimpulan yaitu luka derajat I atau luka golongan C.

Upload: ryan-prasdinar

Post on 30-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/16/2019 Vini Fardila h1a010028

http://slidepdf.com/reader/full/vini-fardila-h1a010028 1/5

Visum et Repertum

Visum et Repertum adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter  berdasarkan sumpah

 jabatannya terhadap apa yang dilihat dan diperiksa berdasarkan keilmuannya. Menurut lembar 

negara, visum repertum adalah Suatu laporan medik forensik oleh dokter atas dasar sumpah

 jabatan terhadap pemeriksaan barang bukti medis (hidup/mati) atau barang bukti lain, biologis

(rambut, sperma, darah), non-biologis (peluru, selongsong) atas permintaan tertulis oleh penyidik 

ditujukan untuk peradilan.

Maksud pembuatan VeR adalah sebagai salah satu barang bukti (corpus delicti) yang sah

di pengadilan karena barang buktinya sendiri telah berubah pada saat persidangan berlangsung.

Jadi VeR merupakan barang bukti yang sah karena termasuk surat sah sesuai dengan KUHP

 pasal 184. Ada 5 barang bukti yang sah menurut KUHP pasal 184, yaitu:

1.Keterangan saksi

2. Keterangan ahli

3. Keterangan terdakwa

4. Surat-surat

5. Petunjuk 

Ada 3 tujuan pembuatan VeR , yaitu:

1. Memberikan kenyataan (barang bukti) pada hakim

2. Menyimpulkan berdasarkan hubungan sebab akibat

3. Memungkinkan hakim memanggil dokter ahli lainnya untuk membuat kesimpulan VeR yang

lebih baru

Ada 3 jenis visum et repertum, yaitu:

1. VeR hidup

VeR hidup dibagi lagi menjadi 3, yaitu:

a. VeR definitif, yaitu VeR yang dibuat seketika, dimana korban tidak memerlukan perawatan

dan pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka yang

ditulis pada bagian kesimpulan yaitu luka derajat I atau luka golongan C.

7/16/2019 Vini Fardila h1a010028

http://slidepdf.com/reader/full/vini-fardila-h1a010028 2/5

 b. VeR sementara, yaitu VeR yang dibuat untuk sementara waktu, karena korban memerlukan

 perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka

tidak ditentukan dan tidak ditulis pada kesimpulan.

Ada 5 manfaat dibuatnya VeR sementara, yaitu

- Menentukan apakah ada tindak pidana atau tidak 

- Mengarahkan penyelidikan

- Berpengaruh terhadap putusan untuk melakukan penahanan sementara terhadap terdakwa

- Menentukan tuntutan jaksa

- Medical record

c. VeR lanjutan, yaitu VeR yang dibuat dimana luka korban telah dinyatakan sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Bila korban meninggal, maka dokter 

membuat VeR jenazah. Dokter menulis kualifikasi luka pada bagian kesimpulan VeR.

2. VeR jenazah, yaitu VeR yang dibuat terhadap korban yang meninggal. Tujuan pembuatan

VeR ini adalah untuk menentukan sebab, cara, dan mekanisme kematian.

3. Ekspertise, yaitu VeR khusus yang melaporkan keadaan benda atau bagian tubuh korban,

misalnya darah, mani, liur, jaringan tubuh, tulang, rambut, dan lain-lain. Ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa ekspertise bukan merupakan VeR.

Susunan Visum et Repertum 

Ada 5 bagian visum et repertum, yaitu:

1. Pembukaan

Ditulis ‘pro justicia’ yang berarti demi keadilan dan ditulis di kiri atas sebagai pengganti materai.

2. Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi:

- Identitas tempat pembuatan visum berdasarkan surat permohonan mengenai jam, tanggal, dan

tempat

- Pernyataan dokter, identitas dokter 

- Identitas peminta visum

7/16/2019 Vini Fardila h1a010028

http://slidepdf.com/reader/full/vini-fardila-h1a010028 3/5

- Wilayah

- Identitas korban

- Identitas tempat perkara

3. Pemberitaan

Pemberitaan memuat hasil pemeriksaan, berupa :

- Apa yang dilihat, yang ditemukan sepanjang pengetahuan kedokteran

- Hasil konsultasi dengan teman sejawat lain

- Untuk ahli bedah yang mengoperasi dimintai keterangan apa yang diperoleh. Jika diopname ?

tulis diopname, jika pulang tulis pulang

- Tidak dibenarkan menulis dengan kata-kata latin- Tidak dibenarkan menulis dengan angka, harus dengan huruf untuk mencegah pemalsuan.

- Tidak dibenarkan menulis diagnosis, melainkan hanya menulis ciri-ciri, sifat, dan keadaan luka.

Ada 3 kualifikasi luka pada korban hidup, yaitu:

1. Luka ringan / luka derajat I/ luka golongan C

Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau tidak menghalangi

 pekerjaan korban. Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 352 ayat 1.

2. Luka sedang / luka derajat II / luka golongan B

Luka derajat II adalah apabila luka tersebut menyebabkan penyakit atau menghalangi pekerjaan

korban untuk sementara waktu. Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 351 ayat 1.

3. Luka berat / luka derajat III / luka golongan A

Luka derajat III menurut KUHP pasal 90 ada 6, yaitu:

- Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa bahaya maut

- Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban selamanya

- Hilangnya salah satu panca indra korban

- Cacat besar 

- Terganggunya akan selama > 4 minggu

- Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu

7/16/2019 Vini Fardila h1a010028

http://slidepdf.com/reader/full/vini-fardila-h1a010028 4/5

 

Pihak yang berhak meminta VeR:

1. Penyidik, sesuai dengan pasal I ayat 1, yaitu pihak kepolisian yang diangkat negara untuk 

menjalankan undang-undang.

2. Di wilayah sendiri, kecuali ada permintaan dari Pemda Tk II.

3. Tidak dibenarkan meminta visum pada perkara yang telah lewat.

4. Pada mayat harus diberi label, sesuai KUHP 133 ayat C.

Syarat pembuat:

- Harus seorang dokter (dokter gigi hanya terbatas pada gigi dan mulut)

- Di wilayah sendiri

- Memiliki SIP- Kesehatan baik 

Ada 8 hal yang harus diperhatikan saat pihak berwenang meminta dokter untuk membuat VeR 

korban hidup, yaitu:

1. Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.

2. Langsung menyerahkannya kepada dokter, tidak boleh dititip melalui korban atau

keluarganya. Juga tidak boleh melalui jasa pos.

3. Bukan kejadian yang sudah lewat sebab termasuk rahasia jabatan dokter.

4. Ada alasan mengapa korban dibawa kepada dokter.

5. Ada identitas korban.

6. Ada identitas pemintanya.

7. Mencantumkan tanggal permintaan.

8. Korban diantar oleh polisi atau jaksa.

Ada 8 hal yang harus diperhatikan saat pihak berwenang meminta dokter untuk membuat VeR 

 jenazah, yaitu:

1. Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.

2. Harus sedini mungkin.

3. Tidak bisa permintaannya hanya untuk pemeriksaan luar.

4. Ada keterangan terjadinya kejahatan.

7/16/2019 Vini Fardila h1a010028

http://slidepdf.com/reader/full/vini-fardila-h1a010028 5/5

5. Memberikan label dan segel pada salah satu ibu jari kaki.

6. Ada identitas pemintanya.

7. Mencantumkan tanggal permintaan.

8. Korban diantar oleh polisi.

Saat menerima permintaan membuat VeR, dokter harus mencatat tanggal dan jam, penerimaan

surat permintaan, dan mencatat nama petugas yang mengantar korban. Batas waktu bagi dokter 

untuk menyerahkan hasil VeR kepada penyidik selama 20 hari. Bila belum selesai, batas

waktunya menjadi 40 hari dan atas persetujuan penuntut umum.

Lampiran visum 

- Fotografi forensik 

- Identitas, kelainan-kelainan pada gambar tersebut

- Hasil pemeriksaan lab forensik (toksikologi, patologi, sitologi, mikrobiologi)