jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2016/08/jurnal.docx · web viewsantosa, purbayu budi dan...
TRANSCRIPT
“ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN
OBAT PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI
KEPULAUAN RIAU’’
ISWADI
090462201164
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2016
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adalah apakah sistem
pengendalian internal atas pembelian obat yang diterapkan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau telah sesuai dengan unsur pengendalian
internal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis yang digunakan adalah mengorganisasikan data, pengelompokan
berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban, menguji asumsi atau permasalahan
yang ada terhadap data, mencari alternatif penjelasan bagi data dan menulis hasil
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 1
penelitian.Hasil penelitian menunjukkan system pengendalian internal pada
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau telah memenuhi unsur
pengendalian internal dalam pembelian obat pada Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Kepulauan Riau hal ini ini terlihat dari struktur organisasi pada Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang terlihat dari adanya
pembagian fungsi dan tanggung jawab fungsional. Setiap transaksi yang terjadi
hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut yang tertuang didalam SOP (Standar
Operasional) Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu
adanya penggunaan formulir untuk transaksi pembelian bernomor urut, adanya
pemeriksaan mendadak serta adanya pemisahan fungsi yang jelas. Jika dilihat
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya dapat dikatakan telah
sesuai karena adanya seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang
dituntut oleh pekerjaannya dan fungsi yang akan ditempati. dan mengikutsertakan
pegawai dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
kinerja pegawai dan pengembangan kemampuan yang dimiliki pegawai.
Kata kunci: sistem pengendalian internal, pembelian
1. Pendahuluan
Sebagai salah satu Rumah Sakit Umum milik pemerintah yang ada di kota
Tanjungpinang, RSUD Tanjungpinang juga tergantung pada persediaan obat-
obatan dan memiliki tingkat perputaran obat-obatan yang tinggi.Tingkat
perputaran obat-obatan yang tinggi pada RSUD Tanjungpinang ini menyebabkan
diperlukannya pengelolaan, pengawasan dan pengendalian yang baik terhadap
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 2
persediaan obat-obatan. Tujuannya adalah untuk menjaga persediaan obat-obatan
dari resiko kehilangan dan kerusakan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansinya, meningkatkan efisiensi, menghindari terjadinya kesalahan-
kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi yang dapat
merugikan rumah sakit, serta membantu menjaga dipenuhinya kebijakan
manajemen yang lebih dahulu ditetapkan. Karena itu, untuk mewujudkannya
diperlukan adanya sistem dan prosedur akuntansi yang baik dan memadai. Sistem
dan prosedur akuntansi ini tidak dapat lepas dari adanya pengendalian intern yang
baik pula.Dengan tingkat kebutuhan obat-obatan yang tingggi RSUD
ProvinsiKepulauan Riau secara rutin melakukan pengadaan obat-obatan untuk
menghindari kehabisan persediaan obat-obatan, mengingat hampir setiap harinya
obat-obatan pada RSUD ProvinsiKepulauan Riau terjual. Namun lemahnya sistem
akuntansi dan pengendalian terhadap obat-obatan terkadang proses pengadaan
obat-obatan menjadi lambat dan terkadang sering terjadi tidak tersedianya obat
yang dicari pasien.
Atas dasar unsur tersebut penulis tertarik untuk melakukan evaluasi sistem
pengendalian internal atas pembelian obat yang diterapakan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau guna meningkatkan pengendalian
internal atas pembelian obat pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Riau dengan judul penelitian “Analisis Sistem Pengendalian
Internal atas Pembelian Obat pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Riau”.
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 3
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis uraikan di atas maka
perumusan masalahnyaadalahApakah sistem pengendalian internal atas pembelian
obat yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau
telah sesuai dengan unsur pengendalian internal
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah apakah sistem pengendalian internal atas
pembelian obat yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Riau telah sesuai dengan unsur pengendalian internal
2. LandasanTeori
a. Sistem dan Prosedur
Pengertian sistem menurut Hall, James A. (2007:6), mengungkapkan sistem
adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan
(subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Selain itu
pengertian sistem menurut Mulyadi (2010:5), sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan. Pengertian lain menurut Winarno (2006:114), sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mulyadi (2010:5) dalam buku yang berjudul Sistem Akuntansi
menyatakan bahwa Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu departeman atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-
ulang.
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 4
b. Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2010:163), sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kenadalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak
dipergunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Fungsi dari
pengendalian intern semakin penting dikarenakan semakin berkembang
perusahaan. Semua pimpinan perusahaan harus menyadari dan memahami betapa
pentingnya pengendalian intern
c. Sistem Akuntansi dan Pengendalian Internal Pembelian
Sistem akuntansi pembelian tunai adalah sistem yang digunakan dalam
perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan perusahaan. Aktivitas
pembelian dalam sistem akuntansi pembelian tunai meliputi semua kebutuhan
yang dibutuhkan perusahaan. Pembelian merupakan bagian dari sistem yang
mendukung kegiatan dalam sebuah perusahaan untuk menentukan dan
mempertahankan jumlah barang agar perusahaan dapat berjalan baik.
3. MetodologiPenelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 5
analisis yang digunakan adalah mengorganisasikan data, pengelompokan
berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban, menguji asumsi atau permasalahan
yang ada terhadap data, mencari alternatif penjelasan bagi data dan menulis hasil
penelitian.
4. Hasil Penelitian
a. Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Akuntansi Pembelian Obat pada
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Sistem danprosedurtersebut diawali oleh bagian gudang membuat Surat
Permintaan Obat (SPO) dalam rangkap dua, lembar pertama diserahkan ke bagian
instalasi pengadaan dan lembar kedua diarsipkan berdasarkan nomor. Setelah itu
bagian instalasi pengadaan menerima SPO dari bagian gudang dan membuat Surat
Permintaan Pembelian Obat (SPPO) dalam rangkap dua yang mana SPPO lembar
pertama diserahkan kepada PPK, sementara SPPO lembar kedua dan SPO lembar
pertama di arsipkan berdasarkan nomor. Setelah itu PPK menerima SPPO lembar
petama dari bagian instalasi Pengadaan untuk diotoriasasi dan memerintahkan
untuk dibuatkan SK dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Instalasi
Farmasi. Selanjutnya bagian instalasi farmasi menerima SPPO lembar pertama
selanjutnya membuat SK dan SPMK masing-masing dalam rangkap dua. Setelah
itu SPMK lembar pertama dan SK lembar pertama diserahkan kepada Panitia
Pengadaan sementara itu SPMK lembar kedua dan SK lembar kedua serta SPPO
lembar pertama diarsipkan berdasarkan nomor. Untuk selanjutnya panitia
pengadaan menertima SPMK dan SK lembar pertama dari bagian instalasi farmasi
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 6
untuk membuat dokumen pengadaan dalam rangkap dua. Setelah itu dokumen
pengadaan lembar pertama diserahkan kepada pemasok dan dokumen lembar
kedua, SPMK dan SK lembar pertama diarsipkan berdasarkan nomor. Selanjutnya
pemasok menerima dokumen pengadaan lembar pertama, menyiapkan barang
membuat Surat Permohonan Pembayaran dan membuat faktur, setelah itu
pemasok mengarsipkan dokumen pengadaan lembar pertama berdasarkan nomor,
sementara itu SP dan faktur diserahkan kembali kepada panitia pengadaan. Untuk
selanjutnya panitia pengadaan menerima SP dan faktur, memeriksa barang yang
dikirim dan membuat Berita Acara Penerimaan Barang (BAPB) dan membuat
Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB) masing-masing dalam rangkap tiga.
Selanjutnya BAPB dan BASTB serta SP lembar pertama diarsipkan berdasarkan
nomor. BAPB dan BASTB lembar kedua serta faktur diserahkan kepada bagian
gudang. Sementara itu BAPB dan BASTB lembar ketiga diserahkan kepada
Bidang Keuangan. Setelah itu bagian gudang menerima BAPB dan BASTB
lembar kedua, membuat kartu gudang. Setelah itu BAPB, BASTB dan kartu
gudang diarsipkan berdasarkan nomor. Selanjutnya Bagian keungan menerima
BAPB dan BASTB lembar ketiga serta faktur yang diterima dari panitia
pengadaan untuk dibuat kwitansi pembayaran dalam rangkap dua. Setelah itu
kwitansi lembar kedua, BAPB dan BASTB lembar ketiga dan faktur diserahkan
ke bagian akuntansi. Sementara itu kwitansi lembar pertama diserahkan ke
pemasok. Selanjutnya kwitansi lembar kedua, BAPB dan BASTB lembar ketiga
dan faktur dicatat kedalam buku besar, setelah itu kwitansi lembar kedua, BAPB
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 7
dan BASTB lembar ketiga dan faktur dibuatkan jurnal dan diarsipkan berdasarkan
nomor
b. Sistem dan Pengendalian internal pembelian
1. Fungsi Yang Terkait Sistem Pengadaan pada Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Kepulauan Riau sudah baik, karena sudah terjadi pemisahan fungsi
antara organisasi-organisasi yang terkait, setiap fungsi menjalankan fungsinya
sendiri-sendiri, sehingga internal kontrol terhadap masing-msing fungsi dapat
berjalan secara sehat, Sehinga kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam hal
pengadaan barang dan jasa khususnya barang medis (obat) dapat diantisipasi.
Sebagai contohnya, dalam sistem pengadaan barang dan jasa (pengadaan obat-
obatan) pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau yakni
antara fungsi Pengadaan terpisah dari fungsi Penerimaan. Bagian Pengadaan
membentuk panitia sendiri dan dipisah dengan fungsi Penerimaan yang
membentuk panitia penerimaan sendiri, dan anggota dari masing-masing
panitia tersebut juga berbeda secara personal. Panitia pengadaan terdiri dari
5(lima) anggota, sedangkan panitia Penerimaan terdiri dari 2(dua) anggota.
Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, maka Internal kontrolnya, panitia
pengadaan tidak bisa menjalankan fungsinya sekaligus sebagai fungsi
Penerimaan, agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dan agar tidak
terjadi manipulasi, sehingga kekayaan perusahaan dapat terjaga serta
terjaminya ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 8
2. Dokumen Yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem pengadaan pada Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Kepulauan Riau sudah lengkap dan mencakup semua yang
sudah ada dalam teori. Dokumen-dokumen yang digunakan sudah bernomor
urut dan diotorisasi oleh pejabat tinggi, hal ini dapat mengurangi kemungkinan
timbulnya kewajiban yang tidak dibutuhkan oleh Rumah Sakit.
3. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengadaan obat pada Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau sudah memenuhi standar, tetapi
ada kekurangannya yakni bagian akuntansi tidak memunculkan jurnal
pembelian tetapi membuat buku besar kas untuk mencatat pengeluaran kas atas
pembelian obat, serta tidak membuat kartu utang, namun demikian meskipun
hanya membuat 4 (empat) catatan, tetapi sudah mencakup dengan apa yang ada
dalam teori yang ada yang sesuai dengan standar. Sebagai contohnya Bagian
gudang membuat kartu gudang, dengan kartu gudang tersebut maka bagian
gudang dapat mengetahui persediaan obat-obatan yang ada di gudang farmasi,
sehingga apabila persediaan sudah mulai habis, bagian gudang farmasi dapat
segera mengajukan surat permintaan pembelian obat. Kartu Gudang tersebut
juga dilaporkan ke bagian akuntansi, sehingga bagian akuntansi juga dapat
mencocokan data-data persediaan dengan barang yang ada di gudang farmasi,
sekaligus internal kontrol dapat dilakukan.
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembelian Dalam sistem
pengadaan barang dan jasa di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 9
Riau, jaringan prosedur yang membentuk sistem pembelian sudah terlaksana
dengan jelas yakni meliputi Prosedur Permintaan Pembelian, Prosedur
Pemilihan Pemasok, Prosedur Order Pembelian, Prosedur Penerimaan Barang,
Prosedur Pembayaran, Prosedur Pencatatan
c. Unsur Pengendalian Internal Pembelian Obat di RSUD Provinsi Kepri
Jika dibandingkan dengan unsur pengendalian internal pada teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa RSUD Provinsi Kepulauan
Riau telah memiliki struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab secara
tegas seperti adanya bagian gudang farmasi, pejabat pembuat komitmen, panitia
pengadaan barang/jasa, panitia penerima barang/jasa, Bendahara pengeluaran,
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bidang Keuangan dan Bidang Akuntansi, dan
hal ini membuktikan bahwa RSUD Provinsi Kepulauan Riau telah memenuhi dan
sesuai dengan unsur pengendalian internal. Berikut ini dapat dilihat gambar
strukturorganisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas,
seperti dibawah ini
Jika dilihat dari system ini pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Riau setiap transaksi yang terjadi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Dan pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riautelah dibuat
sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya
setiap transaksi dalam organisasi yang tertuang dalam SOP (Standar Operasional)
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Sehingga pada rumah sakit
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 10
ini penggunaan formulir yang digunakan diawasi sedemikian rupa guna
mengawasi pelaksanaan otorisasi yang ada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Riau. Selain itu pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan
Riauformulir merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk pencatatan
transaksi dalam catatan akuntansi.
Jika dibandingkan dengan unsur pengendalian internal pada teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa RSUD Provinsi Kepulauan
Riau telah Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi Pada RSUD Provinsi Kepri hal ini dapat dilihat dari penggunaan nomor
urut pada formulir-formulir sehingga dapat menghindari terjadinya kecurangan
maupun kesalahan-kesalahan, selalu dilakukan pemeriksaan mendadak, tidak
adanya penggandaan fungsi, adanya perputaran jabatan, pemberian cuti bagi
pegawai sesuai dengan masa kerjanya dan pencocokan barang fisik digudang
dengan catatan, dan hal ini membuktikan bahwa RSUD Provinsi Kepulauan Riau
telah memenuhi dan telah sesuai dengan unsur pengendalian internal
Jika dibandingkan dengan unsur pengendalian internal pada teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa RSUD Provinsi Kepulauan
Riau telah memiliki karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya,
karena sebelumnya telah dilakukan seleksi calon pegawai seperti memposisikan
calon pegawai sesuai dengan latarbelakang pendidikan dan keahlian yang
dimilikinya, sehingga pegawai yang ditempatkan pada bagiannya telah sesuai
dengan keahlian dan kemampuannya. Selain itu mengikutsertakan pegawai dalam
kegiatan pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan oleh RSUD
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 11
Provinsi Kepulauan Riau maupun instansi lain dan hal ini membuktikan bahwa
RSUD Provinsi Kepulauan Riau telah memenuhi dan telah sesuai dengan unsur
pengendalian internal
5. Pembahasan
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas
Untuk memenuhi unsur dalam pengendalian internal struktur organisasi
merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional
kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pokok perusahaan. Jika dilihat struktur organisasi pada Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang terlihat dari adanya pembagian
fungsi dan tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok pada Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Kepulauan Riau dan tertera dalam struktur organisasi
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya dalam suatu
organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi dalam
organisasi.Jika dilihat dari system Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
ini pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau setiap transaksi
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 12
yang terjadi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Dan pada Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau telah dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi dalam organisasi yang tertuang dalam SOP (Standar Operasional)
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
Dari praktik yang sehat pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan
Riau terlihat adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
bagi setiap unit yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan
Riau, hal ini dikarenakan formulir yang digunakan untuk transaksi pembelian
bernomor urut, selain itu adanya pemeriksaan mendadak yang dilaksanakan
tanpa pemberitahuan terlebih dengan jadwal yang tidak teratur, adanya
pemisahan fungsi yang jelas sehingga setiap transaksi dilakukan oleh beberapa
orang yang memegang tanggungjawab menduduki bagian tersebut.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Jika dilihat
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya dapat dikatakan
telah seuai karena untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau melakukan seleksi calon
karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya dan fungsi
yang akan ditempati. Adanya rekrutmen tersebut dilakukan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau untuk memperoleh karyawan yang
mempunyai kecakapan sesuai dengan tuntutan tanggung jawab dan
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 13
mengikutsertakan pegawai dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kualitas kinerja pegawai dan pengembangan kemampuan yang
dimiliki pegawai.
Tabel 1.
Unsur Pengendalian (Sesuai/Tidak Sesuai)
No Unsur
Pengendalian
internal
berdasarkan
Teori
Unsur Pengendalian internal
pada RSUD Provinsi Kepri
Sesua
i
Tidak
Sesuai
1 Struktur organisasi
yang memisahkan
tanggungjawab
fungsional secara
tegas
Adanya bagian gudang farmasi,
pejabat pembuat komitmen, panitia
pengadaan barang/jasa, panitia
penerima barang/jasa, Bendahara
pengeluaran, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), Bidang
Keuangan dan Bidang Akuntansi
V -
2 Sistem wewenang
dan prosedur
pencatatan yang
memberikan
perlindungan yang
RSUD Provinsi Kepulauan Riau
telah memiliki Sistem wewenang
dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang
cukup karena dilihat dari adanya
V -
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 14
cukup terhadap
kekayaan, hutang,
pendapatan dan
biaya
otorisasi PPK untuk setiap
transaksi, Adanya pembagian
wewenang seperti adanya bagian
bagian gudang farmasi, pejabat
pembuat komitmen, panitia
pengadaan barang/jasa, panitia
penerima barang/jasa, Bendahara
pengeluaran, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), Bidang
Keuangan dan Bidang Akuntansi.
Selain itu juga didukung dengan
formulir-formulir dalam
bertransaksi seperti surat
permintaan obat, surat permintaan
pembelian obat, SPMK, berita
acara pemeriksaan barang, berita
acara serah terima barang, kwitansi
dan jurnal
3 Praktik yang sehat
dalam
melaksanakan
tugas dan fungsi
setiap unit
RSUD Provinsi Kepulauan Riau
telah Praktik yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit organisasi Pada RSUD
Provinsi Kepri hal ini dapat dilihat
V -
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 15
organisasi dari penggunaan nomor urut pada
formulir-formulir sehingga dapat
menghindari terjadinya kecurangan
maupun kesalahan-kesalahan,
selalu dilakukan pemeriksaan
mendadak, tidak adanya
penggandaan fungsi, adanya
perputaran jabatan, pemberian cuti
bagi pegawai sesuai dengan masa
kerjanya dan pencocokan barang
fisik digudang dengan catatan
4 Karyawan yang
mutunya sesuai
dengan
tanggungjawabnya
RSUD Provinsi Kepulauan Riau
telah memiliki karyawan yang
mutunya sesuai dengan
tanggungjawabnya, karena
sebelumnya telah dilakukan seleksi
calon pegawai seperti
memposisikan calon pegawai
sesuai dengan latarbelakang
pendidikan dan keahlian yang
dimilikinya, sehingga pegawai yang
ditempatkan pada bagiannya telah
sesuai dengan keahlian dan
V -
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 16
kemampuannya. Selain itu
mengikutsertakan pegawai dalam
kegiatan pendidikan dan pelatihan
baik yang diselenggarakan oleh
RSUD Provinsi Kepulauan Riau
maupun instansi lain
6. Hasil Penelitian
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas, adapun kesimpulan
dalam penelitian ini adalah system pengendalian internal pada Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau telah memenuhi dan telah sesuai dengan
unsur pengendalian internal dalam pembelian obat pada Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Kepulauan Riau hal ini ini terlihat dari struktur organisasi pada
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau yang terlihat dari adanya
pembagian fungsi dan tanggung jawab fungsional. Setiap transaksi yang terjadi
hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut yang tertuang didalam SOP (Standar
Operasional) Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu
adanya penggunaan formulir untuk transaksi pembelian bernomor urut, adanya
pemeriksaan mendadak serta adanya pemisahan fungsi yang jelas. Jika dilihat
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya dapat dikatakan telah
sesuai karena adanya seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 17
dituntut oleh pekerjaannya dan fungsi yang akan ditempati. dan mengikutsertakan
pegawai dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas
kinerja pegawai dan pengembangan kemampuan yang dimiliki pegawai.
Saran
a. Sebaiknya Kepala Instalasi beserta stafnya yang berkepentingan dapat sesekali
mungkin terjun langsung ke gudang farmasi untuk melakukan pengecekan
terhadap persediaan obat-obatan digudang, sehingga dapat sekaligus dilakukan
internal kontrol yang baik agar terjadi praktik pengadaan obat-obatan secara
sehat.
b. Organisasi yang terkait dalam sistem pengadaan barang dan jasa khususnya
pengadaan obat-obatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan
Riau diharapkan dapat terus meningkatkan kinerjanya secara profesional, agar
Sistem Pengadaan Barang dan Jasa semakin baik.
c. Sebaiknya Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau dalam
transaksi pembelian menggunakan formulir-formulir yang bernomor urut
tercetak, hal ini agar memudahkan dalam pengendalian dokumen yang
digunakan pada setiap transaksi pembelian
7. DaftarPustaka
Amanda, Edith Irma. 2010.Evaluasi Pelaksanaan Sistem Dan ProsedurAkuntansi
Persediaan Obat-Obatan (Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu
Sina Kabupaten Gresik).
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 18
Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006.Akuntansi Perbankan. Buku Satu. Edisi
pertama.Jakarta. Salemba Empat.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta. Bumi
Aksara.
Hall, James A.. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi keempat. Jakarta.
Salemba Empat.
Hery. 2011. Akuntansi Aktiva, Utang dan Modal.Yogyakarta. Gava Media.
----------. 2013. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta. Grasindo
Jogiyanto. 2007.Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta.
Andi.
Levany. 2011. Sistem Pengendalian Internal. Modul.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.
Permana, Irfani Surya. 2013. Analisis Sistem Dan Prosedur Pengadaan Obat-
Obatan Pada Rumah Sakit Islam Yarsi Pontianak.
Pah, Jendrik Piter Alexander. 2012. Pelaksanaan Sistem Dan Prosedur
Akuntansi Persediaan Obat-Obatan Pada Rumah Sakit Hewan. Universitas
Airlangga Surabaya
Santosa, Purbayu Budi dan Hamdani, Muliawan. 2007. Statistika Deskriptif dalam
Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Santoso, Iman. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermedit Accounting).
Bandung. PT. Refika Aditama.
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 19
Soemarso S. R. 2004.Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta. Rineka Cipta
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer. Bandung. Lingga Jaya.
Winarno. 2006. SistemInformasiAkuntansi. Yogyakarta.UPP STIM YKPN.
Fakultas EkonomiUniversitas Maritim Raja Ali Haji Page 20