varietas varietas yang diklaim oleh pemerintah seb
DESCRIPTION
DPTTRANSCRIPT
VARIETAS VARIETAS YANG DIKLAIM OLEH PEMERINTAH SEBAGAI VARIETAS TAHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM EKSTRIM
1. VARIETAS PADI tahan terhadap perubahan iklim Ektrim
Sejak musim kering 2009, Badan Litbang telah menyiapkan benih penjenis / dasar (BS) padi varietas unggul baru (VUB) agak tahan dan
tahan kekeringan serta berumur agak genjah (kurang dari 100 hari) sebanyak 20,1 ton yang terdiri dari inhibrida padi irigasi ( inpari ) 1
(12,1 ton), silugonggo (4 ton), dan dodokan (4 ton).
Benih tersebut disebarkan di 9 provinsi penghasil beras utama. Jika benih tersebut diperbanyak terus-menerus hingga menghasilkan ES
(benih sebar), bisa mencukupi luas tanah sekitar 4,02 juta ha. VUB padi toleran kekeringan adalah towuti, gajah mungkur, silugonggo,
kalimutu, jatiluhur, IR234-27, dodokan, jongkok, inapri 10, situ bagendit, dan situ patenggang. VUB padi umur genjah adalah silugonggo,
dodokan, inpari 10, situ bagendit, dan mekongga.
Sedangkan menurut Drs. M. ISTIDJAB, MM, Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mengatakan beberapa varietas padi baru
yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi perubahan iklim tersebut
antara lain : Inpara (toleran terhadap rendaman), Inpago (tahan kekeringan), dan Inpari (tahan serangan hama tanaman). Penamaan VUB
untuk ekosistem sawah irigasi memakai Inpari (Inhibrida padi irigasi), Inpara (Inhibrida padi rawa), dan Inpago (Inhibrida padi gogo).
Inpari 11, 12, dan 13 merupakan varietas terbaru yang telah dilepas oleh Balai Besar Padi tahun 2009. Ketiga VUB ini memiliki keunggulan
yaitu produktivitas lebih tinggi dari IR 64 dan diharapkan dapat mengganti varietas Silugonggo dan Dodokan sebagai varietas berumur
genjah.
2. VARIETAS PALAWIJA tahan terhadap perubahan iklim ekstrim
Adapun VUB palawija tahan kering, seperti kedelai argomulyo dan burangrang; kacang tanah singa dan jarapah; kacang hijau kutilang;
serta jagung bima, lamuru, sukmaraga, dan anoman
3. VARIETAS CABAI tehan terhadap perubahan iklim
Menurut Tim penelitian dosen Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kab.Sumedang berhasil mengembangkan variates
baru cabai yang dapat bertahan dalam cuaca ekstrem adalah Cabai varietas Cabai Jatinangor 6. Varietas Cabai Jatinangor dijelaskan
hanya tahan terhadap penyakit Antraknosa dan diprediksi juga tahan terhadap perubahan iklim ekstrim. Kemudian timbul pertanyaan tahan
terhadap perubahan iklim ekstrim yang bagaimana ? Jika hanya tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran maka varietas biasa saja juga
sudah cukup tahan dengan catatan perbaikan kultur teknis seperti tersebut diatas.
Menurut KBR68H, Jakarta – Para peneliti saat ini belum menemukan varietas bibit tanaman cabai yang tahan cuaca ekstrim. Karena itu,
untuk mencegah melonjaknya harga jual cabai akibat cuaca ekstrim, masyarakat dianjurkan menanam sendiri cabai dalam kantong plastik
atau pot. Selama ini, Pemerintah menyalahkan cuaca ekstrim sebagai penyebab kegagalan panen dan berujung pada melonjaknya harga
cabai.
Menurut JAKARTA–MICOM: Di tengah carut-marut harga cabai nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Holtikultura
(Balithor) Kementerian Pertanian menghembuskan angin segar.
Kamis (6/1), Kepala Balithor Yusdar Hilman menyatakan pihaknya telah menyiapkan varietas benih cabai yang mampu bertahan di tengah
cuaca ekstrem yang mengancam kelangsungan produksi pertanian pada Juni 2011 ini.
“Juni 2011, kami akan melepas satu varietas benih cabai baru yang tahan cuaca ekstrem yang menjadi ancaman produk-produk pertanian
pada tahun ini,” ujar Yusdar di sela-sela Workshop Holtikultura di Jakarta, Kamis (6/1).
Benih yang belum diberi nama itu disebut-sebut berkualitas tinggi karena tahan penyakit antraknosa yang bisanya menggagalkan panen
akibat musim hujan yang berkepanjangan.
Antraknosa ialah penyakit patek pada tanaman cabai yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum yang mampu menghancurkan panen
sebesar 20-90%. Jamur ini terutama banyak terdapat pada musim hujan dan berkembang pesat dalam kelembaban udara 32 derajat
celcius.
Kekhasan yang ada dalam benih cabai itu ialah menghasilkan cabai keriting merah dengan rasa pedas lebih dari cabai keriting merah
biasanya.
Selain itu, dari dua musim percobaan di Ciamis, Jawa Barat, produksi benih ini telah terbukti, yaitu bisa menghasilkan 12 ton per hektare
meski tahun 2010 lalu diklaim sebagai musim kemarau basah karena curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.