variasi kerusakan cangkang gastropoda air tawar di situ

16
Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ Mahoni Universitas Indonesia Muhabidin, Wisnu Wardhana, Noverita Dian Takarina Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Cangkang rusak pada Gastropoda dapat disebabkan oleh rendahnya derajat keasaman dan serangan predator. Penelitian tentang cangkang rusak pada Gastropoda air tawar di Situ Mahoni belum banyak dikaji. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui jenis-jenis yang mengalami kerusakan dan tipe kerusakan pada jenis tersebut. Sampel Gastropoda diambil di bagian inlet, midlet, outlet di Situ Mahoni dengan Peterson Grab dan diukur panjang (tinggi) cangkang. Terdapat beberapa jenis yang ditemukan dan memperlihatkan kerusakan cangkang yaitu Bellamya javanica, Pila sp., Pomacea canaliculata, Melanoides tuberculata, M. granifera, M. riqueti dan Thiara scabra. Pola yang kerusakan cangkang yang teramati di inlet, midlet, dan outlet adalah erosi pada apeks dan hilangnya bagian apeks kebanyakan pada ukuran sedang. Variation of Shell Damage of Freshwater Gastropods at Situ Mahoni University of Indonesia Abstract Damage of shell on Gastropods can be caused by low pH and predator attack. Not so many investigation on damage shell of freshwater Gastropods at Situ Mahoni has been done. The aim of research is to know species performing damage condition and the type of conditions recorded. Samples were taken in inlet, midlet, and outlet at Situ Mahoni using Peterson Grab and measured for shell length (shell height). Some species found and possessed damage are Bellamya javanica, Pila sp., Pomacea canaliculata, Melanoides tuberculata, M. granifera, M. riqueti, and Thiara scabra. Pattern of shell damage in inlet, midlet and outlet are erotion on apex and apex removal recorded mostly on medium size. Keywords: shell damage, freshwater Gastropod, apex, pH, Situ Mahoni Pendahuluan Keutuhan cangkang Gastropoda sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan perairan baik fisika, kimia, dan biologis. Karenanya, cangkang Gastropoda dapat dimanfaatkan sebagai indikator biologis terhadap polusi lingkungan. Palpandi et al. (2010: 53-54) melaporkan bahwa cangkang Gastropoda dapat digunakan sebagai biomonitor logam berat. Cangkang Moluska termasuk cangkang Gastropoda, dalam penelitian arkeologi juga dapat digunakan untuk mengkaji lingkungan masa lampau. Kalsium karbonat yang terkandung dalam cangkang dapat mencegah pengapuran dan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama. Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ Mahoni Universitas Indonesia

Muhabidin, Wisnu Wardhana, Noverita Dian Takarina

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Cangkang rusak pada Gastropoda dapat disebabkan oleh rendahnya derajat keasaman dan serangan predator. Penelitian tentang cangkang rusak pada Gastropoda air tawar di Situ Mahoni belum banyak dikaji. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui jenis-jenis yang mengalami kerusakan dan tipe kerusakan pada jenis tersebut. Sampel Gastropoda diambil di bagian inlet, midlet, outlet di Situ Mahoni dengan Peterson Grab dan diukur panjang (tinggi) cangkang. Terdapat beberapa jenis yang ditemukan dan memperlihatkan kerusakan cangkang yaitu Bellamya javanica, Pila sp., Pomacea canaliculata, Melanoides tuberculata, M. granifera, M. riqueti dan Thiara scabra. Pola yang kerusakan cangkang yang teramati di inlet, midlet, dan outlet adalah erosi pada apeks dan hilangnya bagian apeks kebanyakan pada ukuran sedang.

Variation of Shell Damage of Freshwater Gastropods at Situ Mahoni University of Indonesia

Abstract

Damage of shell on Gastropods can be caused by low pH and predator attack. Not so many investigation on damage shell of freshwater Gastropods at Situ Mahoni has been done. The aim of research is to know species performing damage condition and the type of conditions recorded. Samples were taken in inlet, midlet, and outlet at Situ Mahoni using Peterson Grab and measured for shell length (shell height). Some species found and possessed damage are Bellamya javanica, Pila sp., Pomacea canaliculata, Melanoides tuberculata, M. granifera, M. riqueti, and Thiara scabra. Pattern of shell damage in inlet, midlet and outlet are erotion on apex and apex removal recorded mostly on medium size.

Keywords: shell damage, freshwater Gastropod, apex, pH, Situ Mahoni

Pendahuluan

Keutuhan cangkang Gastropoda sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan perairan

baik fisika, kimia, dan biologis. Karenanya, cangkang Gastropoda dapat dimanfaatkan sebagai

indikator biologis terhadap polusi lingkungan. Palpandi et al. (2010: 53-54) melaporkan

bahwa cangkang Gastropoda dapat digunakan sebagai biomonitor logam berat. Cangkang

Moluska termasuk cangkang Gastropoda, dalam penelitian arkeologi juga dapat digunakan

untuk mengkaji lingkungan masa lampau. Kalsium karbonat yang terkandung dalam

cangkang dapat mencegah pengapuran dan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama.

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 2: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Pengamatan cangkang tersebut juga dapat digunakan untuk menentukan habitat (Kirana 2013:

3-4).

Zuchsin et al. (2003: 36) menyatakan bahwa predator dan kondisi lingkungan mampu

menyebabkan kerusakan cangkang Gastropoda. Predator mengambil bagian lunak Gastropoda

untuk dimakan. Adakalanya saat pemangsaan, cangkang dipecah terlebih dahulu atau ditelan

bulat-bulat. Kondisi lingkungan yang ekstrim seperti arus yang kuat, pH rendah, dan

hantaman batuan yang keras dapat menyebabkan kerusakan cangkang.

Situ Mahoni masih tergolong bersih pada awal pembangunanya pada tahun 1983.

Masuknya limbah dari perumahan dan sampah dari pengunjung situ berpotensi mencemari

lingkungan situ. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya busa di bagian inlet dan sampah

plastik di tepi midlet. Di beberapa bagian situ juga mengalami pendangkalan akibat

sedimentasi yang tinggi. Sedimentasi dalam situ dapat berupa materi organik dan anorganik

yang terbawa aliran masuk ke Situ Mahoni.

Penelitian mengenai struktur komunitas Gastropoda di Situ Mahoni telah dilakukan

oleh Sencaki (2010: 26). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa spesies Brotia

costula dan Melanoides tuberculata memiliki cangkang yang tidak utuh. Hal ini terlihat dari

hilangnya bagian ujung cangkang atau apeks dan adanya lubang-lubang kecil pada permukaan

cangkang. Diduga penurunan pH air akibat cemaran limbah merupakan faktor penyebab

kondisi tersebut. Hasil survey pendahuluan pada awal penelitian memperlihatkan bahwa

banyak cangkang Gastropoda yang rusak di pinggiran danau. Beberapa cangkang terlihat

sengaja dipecah oleh masyarakat. Bagian lunak gastropoda kemungkinan diambil sebagai

umpan ikan, yaitu terlihat karena adanya aktivitas masyarakat yang memancing di Situ

Mahoni.

Penelitian mengenai kerusakan cangkang Gastropoda yang dikaitkan dengan indikator

perubahan lingkungan di Situ Mahoni belum dilakukan. Kondisi cangkang yang rusak dapat

dijadikan sebagai indikator. Akan tetapi, inventarisasi dari jenis-jenis yang mengalami

kerusakan dan tipe kerusakan sebagai respon lingkungan perlu ditinjau. Hal tersebut terkait

karena adanya lebih dari dua jenis Gastropoda yang mengalami tipe kerusakan yang sama

atau berbeda. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis yang

mengalami kerusakan dan tipe kerusakan pada cangkang dari Gastropoda tersebut.

Tinjauan Pustaka Gastropoda air tawar umumnya hidup di sungai, kolam atau situ. Organisme tersebut

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 3: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

pada berbagai tipe substrat sebagai bentos. Substrat dapat berupa batuan, tumbuhan air atau

sedimen (Kariono et al. 2013: 58, Marwoto et al. 2011: 1).

Kebanyakan Gastropoda bernafas dengan insang. Bentuk insang bipectinate dimiliki

oleh kelompok Prosobranchia. Insang sekunder dimiliki oleh kelompok Opistobranchia.

Struktur gelembung seperti ‘paru-paru’ dimiliki oleh kelompok Pulmonata (Suwignyo et al.

2005: 134).

Beberapa jenis yang umum ditemui di berbagai perairan tawar di Indonesia khususnya

Jawa Barat seperti Bellamya javanica, Brotia testudinaria, Lymnea rubiginosa, dan

Melanoides tuberculata (Fadhilah et al. 2013: 14) termasuk Pila ampullaceal dan Pomacea

canaliculata (Schneider et al. 1998-99: 61). Jenis-jenis tersebut dapat ditemui di berbagai

habitat seperti sawah, sungai, danau atau rawa-rawa.

Cangkang Gastropoda umumnya berbentuk spiral. Bentuk cangkang Gastropoda air

tawar amat beragam tergantung pada jenisnya. Bagian-bagian cangkang Gastropoda

(termasuk Gastropoda air tawar) dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagian-bagian cangkang gastropoda air tawar [Sumber: Marwoto et al. 2011: 5]

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamatan cangkang Gastropoda adalah sebagai

berikut.

a. Ukuran cangkang yang meliputi panjang dan lebar cangkang. Panjang cangkang diukur

dari dasar hingga ujung cangkang, sedangkan lebar cangkang diukur dari ujung seluk

utama hingga ujung bibir luar pada cangkang.

b. Arah putaran cangkang yaitu sinistral (Gambar 2. B), dan dekstral (Gambar 2. A, C, D, E).

c. Jumlah gelung atau seluk pada cangkang.

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 4: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

d. Kehadiran operkulum.

e. Warna dan ornamentasi pada cangkang.

f. Bentuk cangkang, seperti tertera pada Gambar 2.

Gambar 2. Berbagai macam bentuk cangkang Gastropoda air tawar Keterangan: : A) gulungan benang; B) gulungan benang berbahu; C) cakram; D) membulat; dan E) contong

[Sumber: Marwoto et al. 2011: 4]

` Cangkang Gastropoda dapat dikelompokkan berdasarkan panjang cangkang. Burch

(1989: 26) membagi kelompok ukuran menjadi tiga yaitu kecil, sedang, dan besar (Gambar

3).

Gambar 2.2.(3). Kelompok ukuran cangkang Gastropoda air tawar. [Sumber: Burch 1989: 26. Telah diterjemahkan dari aslinya]

Al-Dabbas et al. (2014: 412) menyatakan bahwa aspek kimiawi dan morfologi pada

cangkang dipengaruhi kondisi habitat Gastropoda. Kondisi habitat yang berbeda

mengakibatkan kandungan kimia pada cangkang berbeda. Al-Dabbas et al. (2014: 412) juga

mengungkapkan bahwa ukuran dan lubang pada permukaan cangkang gastropoda dapat

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 5: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

menunjukkan perbedaan asal (habitat) Gastropoda yang diambil. Cangkang Gastropoda yang

ada di sungai berukuran lebih kecil dibanding yang ada di garis pantai. Lubang pada

permukaan cangkang juga banyak ditemui pada cangkang yang ada di sungai dibandingkan

cangkang yang ada di garis pantai. Hal tersebut dapat digunakan dalam studi perubahan

lingkungan secara periodik.

Pemecahan skeleton adalah proses fragmentasi pada cangkang (untuk organisme

bercangkang) atau skeleton. Proses tersebut akan menghasilkan fragmen/potongan/pecahan.

Fragmen cangkang didefinisikan sebagai bagian cangkang yang mengalami pemecahan dan

kondisi cangkang kurang dari 90% dari kondisi aslinya. Pada Gastropoda dapat dilihat dari

panjang cangkang (Powell et al. 1989: 578). Fragmentasi dapat disebabkan oleh predator

maupun kondisi lingkungan tertentu. Kerusakan oleh predator umumnya karena pemangsaan.

Dalam memecah cangkang, predator tersebut dilengkapi dengan organ-organ

pendukung yaitu rahang, paruh, cakar, mandibular, thorakopoda, tulang faring dan gigi

tenggorokan, empedal, serta bibir cangkang (Zuchsin et al. 2003: 37-39). Riyanto (2003: 22)

mengungkapkan beberapa predator pada Gastropoda air tawar seperti keong mas adalah

semut, capung, kepiting, ikan, katak, bebek, burung, tikus, dan manusia. Pada proses

pemecahan cangkang, predator memiliki mekanisme tertentu. Mekanisme tersebut antara lain

pembenturan (crushing), pengeboran (drilling), penimpaan (pounding), pengupasan (peeling),

pemotongan (chipping), dan penggoyangan (shaking) (Cadée 2001: 33).

Kondisi lingkungan tertentu juga dapat bertindak dalam memecah cangkang. Zuchsin

et al. (2003: 36) menyatakan kondisi lingkungan tersebut diantaranya energi yang besar pada

lingkungan, disolusi dan bioerosi.

Investigasi mengenai cangkang rusak pernah dilakukan pada jenis Gastropoda

Calliamax biplicata. Seperti halnya moluska lain, Gastropoda tersebut umum diserang oleh

predator. Tipe kerusakan yang tercatat diantaranya abrasi pada apeks, hilangnya apeks, lubang

akibat aktivitas predator pengebor, pecahan pada mulut cangkang dan gelung utama.

Situ Mahoni merupakan salah satu situ di kampus Universitas Indonesia. Secara

geografis, Situ Mahoni terletak pada 06o21’59.3” – 06o21’39.0” LS dan 106o49’36.9” –

106o49’26.1” BT. Situ tersebut diapit oleh beberapa bangunan yaitu Fakultas Tekhnik dan

Fakultas Ekonomi di bagian utara, dan Fakultas Ilmu Budaya dan Pusat Studi Jepang pada

bagian Selatan (Sencaki 2010: 12).

Luas situ mencapai 52753 m2 (Tirta 2013: 1) dengan kedalaman 1-4 meter (Pemkot Depok

2010: II-41). Situ Mahoni bersama situ lainnya mulai dibangun pada tahun 1983 dan

diresmikan tahun 1987 (Tirta 2013: 1).

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 6: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Kondisi Situ Mahoni berdasarkan pemantauan terakhir dapat dikatakan dalam kondisi

kritis. Kondisi situ pada beberapa bagian dipenuhi sampah plastik. Pada bagian inlet ditemui

busa dan di sekitar area tersebut terjadi pendangkalan (Tirta 2013: 1, Pemkot Depok 2010: II-

39-41). Situ Mahoni juga terlihat tidak terawat dengan warna air coklat tua. Penurunan

kondisi tersebut tidak lepas dari beberapa faktor. Saluran air yang bermuara ke situ dijadikan

saluran buangan domestik yang berasal dari Pasar Kemiri dan masyarakat Beji. Selain itu,

aktivitas masyarakat yang berkunjung dan kurang paham akan lingkungan sering kali

membuang sampah di situ atau sekitar situ (Pemkot Depok 2010: II-39-41). Penyebab lain

yang diduga menyebabkan Situ Mahoni kritis bahwa Situ Mahoni merupakan aliran singgah

sungai Ciliwung. Secara tidak langsung sampah-sampah yang terbawa Sungai Ciliwung

masuk ke Situ Mahoni (Tirta 2013: 1).

Metodologi Pengambilan sampel dilakukan di Situ Mahoni, Universitas Indonesia. Sampel diambil dari 6

titik yang telah ditentukan (Gambar 4). Pengambilan sampel dilakukan 2 – 7 Februari 2015.

Gambar 4. Lokasi pengambilan sampel penelitian [Sumber: GoogleMaps 2015: 1]

Keterangan: inlet (merah), midlet (kuning), outlet (putih)

Penelitian ini menggunakan peralatan yang digunakan di lapangan dan di

laboratorium. Peralatan lapangan yang digunakan adalah GPS [Garmin], kamera [SONY],

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 7: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

baki, Peterson Grab, kantong plastik, alat tulis, kertas pH [Merck], dan ziplock [Bagus].

Peralatan yang digunakan di laboratorium adalah kaca pembesar, buku identifikasi Van

Benthem Jutting (1956), jangka sorong. Bahan yang digunakan pada penelitian terdiri atas

sampel gastropoda air tawar, sampel sedimen, kertas, millimeter block, tisu, alkohol 70%, dan

pewarna Rose Bengal.

Penentuan lokasi titik-titik pengambilan pada penelitian dilakukan di 3 stasiun yaitu

stasiun 1 di aliran masuk (inlet), stasiun 2 di tengah (midlet) bagian tepi, stasiun 3 di saluran

keluar (outlet). Masing-masing stasiun terdiri atas 2 titik pengambilan. Pengambilan hanya

dilakukan di tepi karena berdasarkan survey banyak sekali cangkang gastropoda rusak yang

ditemukan di tepian danau.

Parameter lingkungan derajat keasaman dan tipe substrat diukur di lokasi penelitian.

Derajat keasaman air diukur dengan kertas pH. Parameter tipe substrat ditentukan secara

visual. Sampel Gastropoda dan sedimen diambil di titik yang telah ditentukan dengan

Petersan Grab.

Sampel Gastropoda diambil cangkangnya kemudian dibersihkan. Adapun alur

pengamatan cangkang rusak tercantum pada Gambar 5.

Gambar 5. Alur cara kerja pengamatan cangkang rusak

Data yang didapatkan ditabulasi menggunakan MS Excel. Ada tidaknya perbedaan jumlah

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 8: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

cangkang rusak berdasarkan tempat pengambilan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis

dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Versi 21.

Hasil Penelitian Gastropoda yang ditemukan di Situ Mahoni terdiri atas 7 spesies. Adapun jenis-jenis

gastropoda tersebut tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Mahoni

Famili Spesies Lokasi Viviparidae Bellamya javanica inlet, midlet, outlet Ampullaridae Pila sp.

Pomacea canaliculata midlet inlet

Thiaridae Melanoides tuberculata Melanoides granifera Melanoides riqueti Thiara scabra

inlet, midlet, outlet inlet, outlet inlet, outlet midlet, outlet

Sencaki (2010: 25) melaporkan bahwa jenis Gastropoda yaitu Bellamya javanica, Pila sp.,

Pomacea canaliculata, Melanoides tuberculata, Melanoides granifera, dan Thiara scabra

telah ditemukan di Situ Mahoni. Pada penelitian ini, terdapat penambahan jenis yaitu

Melanoides riqueti.

Tabel 2 menunjukkan bentuk, ukuran, dan tipe kerusakan yang teramati dari jenis

Gastropoda air tawar yang ditemukan di Situ Mahoni.

Tabel 2. Bentuk, ukuran, dan tipe kerusakan pada cangkang Gastropoda air tawar di Situ Mahoni

Jenis Bentuk Ukuran Tipe kerusakan

Bellamya javanica Kerucut membulat Sedang, kecil Erosi apeks, apeks hilang, lubang

Pomacea canaliculata Membulat Besar, sedang, kecil Erosi apeks, apeks hilang Pila sp. Kecil Pecah di bibir luar Melanoides tuberculata

Contong

Sedang, kecil Apeks hilang Melanoides granifera Sedang

Melanoides riqueti Sedang, kecil Thiara scabra Sedang Erosi apeks

Gambar 6 menunjukkan tipe kerusakan yang teramati pada cangkang Gastopoda air

tawar yang diambil di Situ Mahoni.

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 9: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Gambar 6. Tipe kerusakan cangkang Bellamya javanica (a-b), Pomacea canaliculata (c), Pila sp. (d), Melanoides tuberculata (e), M. granifera (f), M. riqueti (g), dan Thiara scabra (h)

[Sumber: Dokumentasi pribadi]

erosi apeks apeks hilang

lubang

erosi apeks

apeks hilang apeks hilang

apeks hilang

Pecah di bibir luar

erosi apeks

a b

c d

e f

g h

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 10: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Tabel 3 menunjukkan jumlah cangkang rusak dari Gastropoda air tawar di Situ

Mahoni di inlet. Tabel 3. Jumlah cangkang rusak Gastropoda air tawar di bagian inlet

Lokasi Jenis

Tipe kerusakan Erosi apeks Apeks hilang

Ukuran Cangkang k s b k s b

inlet Bellamya javanica 3 62 - 9 43 - Pomacea canaliculata 1 2 2 1 1 - Melanoides tuberculata - - - - 28 - Melanoides granifera - - - - 8 - Melanoides riqueti - - - 19 - - Keterangan: k (cangkang ukuran kecil), s (cangkang ukuran sedang), b (cangkang ukuran besar), - (tidak

ditemukan).

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa di bagian inlet terdapat dua tipe kerusakan

cangkang yang teramati yaitu erosi apeks dan apeks hilang. Kerusakan erosi apeks tinggi pada

jenis Bellamya javanica ukuran sedang yaitu sebanyak 62 buah. Kerusakan apeks hilang

tinggi pada jenis dan ukuran yang sama yaitu Bellamya javanica ukuran sedang sebanyak 43

buah diikuti jenis Melanoides tuberculata ukuran sedang sebanyak 28 buah.

Jumlah cangkang rusak dari Gastropoda air tawar yang diambil di midlet tercantum

pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah cangkang rusak Gastropoda air tawar di bagian midlet

Lokasi Jenis

Tipe kerusakan

Erosi apeks Apeks hilang Lubang Pecah

bibir luar Ukuran

k s s s k midlet Bellamya javanica 21 28 12 6 -

Pila sp. - - - - 1 Melanoides tuberculata - - 7 - -

Keterangan: k (cangkang ukuran kecil), s (cangkang ukuran sedang), b (cangkang ukuran besar), - (tidak ditemukan).

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut nampak bahwa di bagian midlet terdapat empat

tipe kerusakan yaitu erosi apeks, apeks hilang, pecah di bibir, dan lubang pada cangkang.

Cangkang dengan erosi apeks tinggi pada Bellamya javanica ukuran sedang sebanyak 28

buah dan ukuran kecil sebanyak 21 buah. Cangkang dengan apeks hilang tinggi pada jenis dan

ukuran yang sama yaitu Bellamya javanica ukuran sedang sebanyak 12 buah. Cangkang

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 11: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

dengan pecah di bibir dan lubang pada cangkang berjumlah sedikit dan secara berturut-turut

sebanyak 1 buah dan 6 buah.

Tabel 5 memperlihatkan jumlah cangkang rusak Gastropoda air tawar yang diambil di

outlet. Tabel 5. Jumlah cangkang rusak Gastropoda air tawar di bagian oulet

Lokasi Jenis

Tipe kerusakan Erosi apeks Apeks hilang

Ukuran Cangkang k s b k s b

outlet Bellamya javanica 8 66 - - 15 - Melanoides tuberculata - - - 4 29 - Melanoides granifera - - - - 12 - Melanoides riqueti - - - - 3 - Thiara scabra - 1 - - - -

Keterangan: k (cangkang ukuran kecil), s (cangkang ukuran sedang), b (cangkang ukuran besar), - (tidak ditemukan).

Berdasarkan tabel dan gambar tersebut dapat dikatakan bahwa tipe kerusakan

cangkang yang teramati ada dua yaitu erosi apeks dan apeks hilang. Kerusakan dengan tipe

erosi apeks tinggi pada Bellamya javanica ukuran sedang sebanyak 66 buah. Kerusakan

dengan tipe apeks hilang tinggi pada Melanoides tuberculata ukuran sedang.

Jumlah cangkang rusak di masing-masing tempat pengambilan ditampilkan pada

Gambar 7.

Gambar 7. Jumlah cangkang rusak paling banyak dari Gastropoda air tawar di masing-masing tempat pengambilan

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa baik di inlet, midlet, maupun di outlet

terdapat kerusakan yang sama yaitu cangkang dengan bagian apeks tererosi dan cangkang

62

43

28

12

66

29

0 10 20 30 40 50 60 70

erosi apeks

apeks hilang

erosi apeks

apeks hilang

erosi apeks

apeks hilang

inle

t m

idle

t ou

tlet

jumlah

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 12: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

dengan bagian apeks hilang. Intensitas cangkang dengan tipe kerusakan erosi apeks juga lebih

tinggi dibandingkan cangkang dengan tipe kerusakan apeks hilang di tiga tempat

pengambilan. Jika dilihat dari jumlah total dari komposit tersebut, maka cangkang rusak

paling banyak ditemukan di inlet. Hal tersebut berbeda dengan analisis statistik dilakukan .

Berdasarkan analisis, jumlah cangkang rusak (dari Tabel 4.3.(4)) yang mengalami kerusakan

berdasarkan tempat pengambilan tidak berbeda (p > 0.05, Lampiran 1).

Pembahasan Jenis-jenis yang ditemukan merupakan jenis gastropoda air tawar yang umum ditemui di

persawahan. Djajasasmita (1999: 8-9) menyatakan jenis tersebut termasuk ke dalam famili

dari kelas Gastropoda yang ditemui di sawah. Hal tersebut dapat dijelaskan terkait kondisi

Situ Mahoni sebelum dijadikan situ. Daerah tersebut merupakan areal persawahan.

Kemungkinan saat pembangunan situ dilakukan, masih terdapat gastropoda yang hidup di

lingkungan tersebut, sehingga dapat ditemui hingga sekarang.

Erosi pada cangkang ditunjukkan dengan ausnya bagian ujung cangkang.

Kondisi tersebut juga terlihat dari pengelupasan lapisan pigmen pada cangkang. Pada

penelitian ini erosi sering ditemui pada apeks cangkang. Erosi pada ujung cangkang juga telah

dilaporkan oleh beberapa peneliti. Marshall et al. (2008: 426) melaporkan erosi pada apeks

cangkang Thais gradata yang diambil di lingkungan perairan dekat daratan dan perairan yang

dekat laut. Cangkang yang diambil di lingkungan perairan dekat darat menunjukkan lebih

sering mengalami erosi pada bagian apeks. Glass dan Darby (2009: 1090) melaporkan bahwa

apeks cangkang Pomacea paludos nampak tererosi pada derajat keasaman rendah yaitu pH ≤

6.3.

Cangkang yang tererosi dapat disebabkan oleh disolusi dan pH rendah. Pengukuran

pH menunjukkan pH asam yaitu berkisar 5.75-6. Nilai tersebut paling rendah ditemui di inlet.

Nilai pH lebih tinggi ditemui di midlet dan outlet yaitu pH = 6. Kondisi tersebut didukung

oleh tekstur dari substrat yang ditemukan yaitu substrat tekstur berlumpur. Substrat dengan

tekstur berlumpur memiliki partikel-partikel halus yang mampu berikatan dengan bahan

organik dan bersifat asam. Hal tersebut berpotensi dalam pengikisan lapisan cangkang melalui

mekanisme kimiawi yaitu hilangnya kalsium pada cangkang terutama pada bagian yang

paling tua dari cangkang. Marshall (et al. 2008: 425) menyatakan bahwa apeks merupakan

bagian yang paling tua dan sering tererosi. Disolusi merupakan kondisi senyawa yang mampu

dititrasi oleh kalsium karbonat (Powell et al. 1989: 557, 561). Jika kondisi senyawa semakin

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 13: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

asam, maka senyawa kalsium karbonat yang harus dilepaskan semakin banyak. Glass dan

Darby (2009: 1091) menambahkan ambang batas derajat keasaman yang mampu

menimbulkan gangguan fisik bagi gastropoda air tawar adalah 2-5 mg/l Ca2+.

Hilangnya bagian apeks diduga merupakan kelanjutan dari erosi bagian apeks.

Menipisnya lapisan pada apeks mengakibatkan apeks mudah rapuh, akibatnya apeks dapat

pecah dan hilang dari cangkang.

Lubang yang ditemukan pada cangkang Bellamya javanica kemungkinan disebabkan

oleh aktivitas predator pengebor. Lubang yang teramati terlihat menembus cangkang. Tofan

(2011: 34) melaporkan bahwa lubang yang sama (hingga mampu menembus cangkang) juga

ditemukan pada cangkang dan operkulum dari Cerithidea cingulata akibat pemangsaan oleh

Chicoreus capucinus.

Pecah pada bibir luar pada cangkang Pila sp. kemungkinan juga disebabkan oleh

aktivitas predator pemotong (chipping) atau pengupas (peeling). Hal tersebut dikarenakan

predator tipe tersebut menyerang bagian cangkang yang menunjukkan pertumbuhan. Bagian

bibir luar (bukaan cangkang) merupakan bagian cangkang yang terbarukan (Glass & Darby

2009: 1090). Kelompok predator tipe ini diantaranya lobster dan kepiting (Zuchsin et al.

2003: 39). Pada pengamatan di Situ Mahoni ditemukan lubang di tepian yang diduga

merupakan lubang kepiting.

Berdasarkan jumlah cangkang rusak nampak bahwa cangkang yang rusak paling

banyak ditemui pada jenis Bellamya javanica ukuran sedang. Hal tersebut dikarenakan ukuran

ini adalah ukuran yang paling banyak ditemukan. Studi yang dilakukan oleh Munarto (2010:

27-28) tentang gastropoda di Situ Salam menunjukkan bahwa ukuran yang diperoleh berkisar

antara 8.1 mm-21.1 mm sebanyak 344 buah dan merupakan individu yang paling banyak.

Munarto (2010: 27) juga menambahkan bahwa cangkang yang ditemukan mengalami

rompang pada bagian apeks. Dermawan (2010: 29) melaporkan bahwa cangkang Bellamya

javanica yang ditemukan di Situ Agathis memperlihatkan apeks rompang dengan ukuran

antara 12.65 hingga 17.5 mm. Ukuran yang ditemukan memang lebih kecil dibandingkan

dengan yang dideskripsikan dengan buku identifikasi. Perubahan ukuran (penurunan ukuran)

diduga akibat adanya pengaruh aktivitas manusia. Perubahan tersebut terlihat pada tedong

gonggong yang ditangkap secara intensif di kepulauan Riau sebagai bahan makanan. Ukuran

rata-rata jenis yang ditangkap berkisar 45-82 mm tahun 1983, lalu menjadi 36-72 mm tahun

1984, dan kurang dari 40 mm tahun 1985 (Andiarto 1989: 2).

Pada dasarnya kondisi cangkang rusak dapat dijadikan sebagai indikator perubahan

lingkungan. Hal tersebut nampak bahwa kondisi rusak atau respon dari perubahan lingkungan

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 14: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

dapat diamati dengan jelas. Selanjutnya, dilihat dari sisi taksonomi, gastropoda yang ada

diketahui secara jelas secara taksonomi. Hal tersebut termasuk morfologi dan siklus hidup.

Walaupun demikian, berdasarkan penelitian ini kondisi tersebut masih disebut sebagai

‘potensi’. Hal tersebut dikarenakn belum adanya pembanding di tempat yang berbeda. Hal

terseut terkait bahwa syarat indikator juga memiliki sebaran yang luas dan menunjukkan

respon yang sama meskipun tempat yang berbeda (menunjukkan konsistensi respon yang

ditunjukkan dari perubahan lingkungan yang terjadi).

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Jenis-jenis gastropoda air tawar yang ditemukan dan memperlihatkan kerusakan

cangkang yaitu Bellamya javanica dengan tipe kerusakan erosi pada apeks, hilangnya

bagian apeks, dan lubang pada cangkang; Pila sp. dengan tipe kerusakan pecah di

bibir luar; Pomacea canaliculata dengan tipe kerusakan erosi pada apeks dan

hilangnya bagian apeks; Melanoides tuberculata, M. granifera, M. riqueti ketiganya

menunjukkan hilangnya bagian apeks; dan Thiara scabra dengan tipe kerusakan erosi

pada bagian apeks.

b. Pola dari tipe kerusakan pada cangkang yang teramati baik di inlet, midlet, dan outlet

ditunjukkan dengan erosi bagian apeks dan hilangnya bagian apeks pada cangkang.

Saran Penelitian ini masih memiliki kekurangan yaitu pada kelompok ukuran cangkang yang

didapat, parameter lingkungan yang semua tidak terukur, penyebab pasti kerusakan cangkang,

dan waktu yang singkat. Pada penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pengukuran parameter

lingkungan dan pengambilan sampel secara berkala dalam waktu yang lebih lama. Langkah

tersebut dapat digunakan sebagai tahap pemantauan mengingat cangkang rusak dapat

berpotensi sebagai indikator lingkungan. Penelitian skala laboratorium dengan semua

kelompok ukuran cangkang dan perlakuan tertentu seperti derajat keasaman tertentu,

pemberian predator, atau pemecahan secara langsung sangat diperlukan. Hal tersebut dapat

digunakan untuk menentukan tipe kerusakan berdasarkan faktor penyebab yang telah

diketahui.

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 15: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Daftar Pustaka Al-Dabbas, M.A. & M.H. Al-Jaberi. 2014. Crassotreacucullata shells as indicator to

environmental changes in the Iraqi Coastlines. International Journal of Scientific

Research 3(11): 412-416.

Andiarto, H. 1989. Studi ekologi, morfometri tedong gonggong (Strombus canarium Linne,

1758) dan asosianya dengan fauna moluska di perairan Pulau Bintan, Riau. Karya

Ilmiah. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor: xvii + 120 hlm.

Burch, J.R. 1989. North American freshwater snails. Walkerana 2(6): 1-80.

Cadée, G.C. 2001. Herring gulls learn to feed on recent invader in the Dutch Waden Sea, the

Pacific oyster Crassostrea gigas. Basteria 65: 33-42.

Dermawan, H. 2010. Studi komunitas gastropoda di Situ Agathis Kampus Universitas

Indoensia, Depok. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Indonesia, Depok: xii + 65 hlm.

Djajasasmita, M. 1999. Keong dan kerang sawah (Seri panduang lapangan). Pusltibang

Biologi, Bogor: x + 57 hlm.

Fadhilah, N., Hj. Masrianih & Hj. Sutrisnawati. 2013. Keanekaragaman gastropoda air tawar

di berbagai macam habitat di Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi. e-Jipbiol 2(1):

13-19.

Glass, N.H. & P.C. Darby. 2009. The effect of calcium and pH on Florida apple snail

Pomacea paludosa (Gastropoda: Ampullaridae), shell growth and crush weight. Aquatic

Ecology 43: 1085-1093.

Google Maps. 2015. https://www.google.co.id/maps/@-

6.3635381,106.8288482,1539m/data=!3m1!1e3. Akses 20 Januari 2015, pk 10.00. 1

hlm

Kariono, M., A. Ramadhan & Bustamin. 2013. Kepadatan dan frekuensi kehadiran

gastropoda air tawar di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. e-Jipbiol 1(1): 57-64.

Kirana, A. D. 2013. Strategi adaptasi lingkungan komunitas penghuni Gua Kidang, Blora,

Jawa Tengah: Studi analisis cangkang moluska. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: xiii + 93 hlm.

Marshall, D.J., J.H. Santos, K.M.Y. Leung & W.H. Chak. 2008. Correlation between

gastropod shell dissolution and water chemical properties in tropical estuary. Marine

Environmental Research 66: 422-429

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015

Page 16: Variasi Kerusakan Cangkang Gastropoda Air Tawar di Situ

Marwoto, M.R., N.R. Inaningsih, N. Mujiono, Heryanto, Alfiah & Riena. 2011. Keong air

tawar Pulau Jawa (Moluska, Gastropoda). Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Cibinong: 16

hlm.

Munarto. 2010. Studi komunitas gastropoda di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia,

Depok. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Indonesia, Depok: xii + 44 hlm.

Palpandi, C., K. Kesavan & A. Shanmugam. 2010. Gastropod shells as biomonitor. Annals of

Biological Research 1(1): 53-60.

PEMKOT DEPOK [Pemerintah Kota Depok]. 2010. Standar lingkungan hidup kota Depok.

Pemerintah Kota Depok, Depok: I-15 + II-80 + III-36 + IV-8 + 67 hlm.

Powell, E.N., G.M. Staff, D.J. Davies & W.R. Callender. 1989. Macrobenthic death

assemblages in modern marine environments: Formation, interpretation, and

application. Aquatic Science 1(4): 555-589.

Riyanto. 2004. Pola distribusi populasi keong mas (Pomacea canaliculata L.) di Kecamatan

Belitang Oku. Sriwijaya 37(1): 70-75.

Schneider, K., U. ter Meulen, R. M. Marwoto, & S. Djojosoebagio. 1998-99. Current situation

of edible snail in Indonesia. Tropiculturai 16-17(2): 59-63.

Sencaki, T. A. 2010. Studi komunitas gastropoda di Situ Mahoni, Kampus Universitas

Indonesia, Depok. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia, Depok: xii + 42 hlm.

Suwignyo, S., B. Widigdo & Y. Wardianto. 2005. Avertebrata air jilid 1. Penebar Swadaya,

Jakarta: iv + 204 hlm.

Tirta, I. 2013. Enam danau UI kritis.

http://www.tempo.co/read/news/2013/12/16/214537675/Enam-Danau-UI-Kritis.

Diakses tanggal 2 Juli 2014, pk 10.00. 1 hlm.

Tofan, S. L. 2011. Lama waktu pemangsaan dan ukuran lubang pengeboran Chicoreus

capucinus (Neogastropoda: Muricidae) terhadap Cerithidae cingulata

(Mesogastropoda: Potamididae). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Depok: xiv + 58 hlm.

Van Benthem Jutting, W.S.S. 1956. Systematic studies on the non-marine mollusca of the

Indo-Australian Archipelago. Part 2. Treubia 23: 259-477.

Zuchsin, M., M. Stacowitsch & R.J. Stanton Jr. 2003. Patterns and processes of shell

fragmentation in modern and ancient marine environments. Earth-Science Review 63(1-

2): 33-82.

Variasi kerusakan..., Muhabidin, FMIPA UI, 2015