variabel masalah kesehatan

42
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi merupakan metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau resiko yang menyebabkan penyakit, cidera, cacat, atau kematian dalam suatu kelompok manusia. Dalam studi epidemiologi, ada dua kegiatan pokok dan terpisah yang harus dilakukan. Pertama adalah studi terhadap jumlah dan distribusi penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, dan kematian dalam populasi yang dilakukan dan dianalisis dengan mengkaji semua aspek waktu, tempat dan orang. Hal tersebut dikenal sebagai epidemiologi deskriptif. Kegiatan epidemiologi kedua sering dikatakan sebagai epidemiologi analitik yang harus menjawab pertanyaan kapan, dimana, dan siapa dalam semua investigasi.

Upload: megayana-yessy-maretta

Post on 04-Aug-2015

87 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: variabel masalah kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epidemiologi merupakan metode investigasi yang digunakan untuk

mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau resiko

yang menyebabkan penyakit, cidera, cacat, atau kematian dalam suatu kelompok

manusia.

Dalam studi epidemiologi, ada dua kegiatan pokok dan terpisah yang harus

dilakukan. Pertama adalah studi terhadap jumlah dan distribusi penyakit, kondisi,

cedera, ketidakmampuan, dan kematian dalam populasi yang dilakukan dan

dianalisis dengan mengkaji semua aspek waktu, tempat dan orang. Hal tersebut

dikenal sebagai epidemiologi deskriptif. Kegiatan epidemiologi kedua sering

dikatakan sebagai epidemiologi analitik yang harus menjawab pertanyaan kapan,

dimana, dan siapa dalam semua investigasi.

Pertanyaan kapan dijawab melalui penelitian terhadap semua aspek elemen

waktu yang berhubungan dengan penyebab, kejadian luar biasa (KLB),

penyebaran, distribusi, dan perjalanan penyakit serta kondisi. Selain itu, studi

terhadap tempat kejadian juga penting untuk dikaji, sehingga dapat diketahui

pengaruh dan interaksi di antara waktu dan tempat dari penyebab penyakit, KLB,

penyebaran, dan distribusi dari suatu penyakit atau kejadian. Aspek siapa

dipengaruhi oleh penyebaran, distribusi, dan perjalanan penyakit serta kondisi dan

selalu diteliti secara mendalam bergantung pada banyaknya kerusakan yang

Page 2: variabel masalah kesehatan

2

ditimbulkan penyakit tersebut pada kehidupan dan penderitaan manusia. Manusia

memiliki berbagai pola perilaku dan keyakinan yang dapat dipengaruhi oleh

tradisi, budaya, dan harapan sosial sampai ke suatu tingkat yang dapat

menyebabkan penyebaran penyakit, meningkatkan kondisi dan kegiatan yang

tidak sehat dalam keluarga, kelompok, dan populasi bahkan hingga menyebabkan

terjadinya kematian yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Rentang pengalaman dan

pajanan lingkungan yang didapat seseorang sepanjang hidupnya sangatlah luas

dan beragam sehingga menghasilkan status kesehatan yang berbeda juga pada

setiap orang atau kelompok populasi.

Ketiga aspek di atas yaitu waktu, tempat, dan orang merupakan variabel-

variabel/faktor resiko/ciri-ciri epidemiologi yang penting dipelajari untuk dapat

menentukan upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya suatu penyakit.

Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk mempelajari dan membahas tentang

faktor resiko dalam epidemiologi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian faktor resiko dalam epidemiologi?

2. Apa saja faktor resiko yang berperan dalam epidemiologi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian faktor resiko dalam

epidemiologi.

2. Untuk mengetahui dan memahami faktor resiko yang berperan dalam

epidemiologi.

Page 3: variabel masalah kesehatan

3

D. Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat mengenali faktor resiko penyakit yang ada di

masyarakat

2. Agar petugas kesehatan lebih sigap dalam mendeteksi terjadinya masalah

kesehatan berdasarkan faktor resiko

3. Agar petugas kesehatan dapat menentukan tindakan pencegahan dan

penanggulangan masalah kesehatan

Page 4: variabel masalah kesehatan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN FAKTOR RESIKO

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda, atau kumpulan gejala penyakit

yang secara statistik berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru

berikutnya yang dialami oleh individu atau sekelompok masyarakat.

Epidemiologi memandang faktor resiko sebagai variabel-variabel atau ciri-

ciri epidemiologi yang terdapat pada kelompok penduduk tertentu pada suatu

waktu dan tempat tertentu serta agent yang menyebabkan terjadinya penyakit.

B. FAKTOR RESIKO DALAM EPIDEMIOLOGI

1. Waktu (Time)

Variabel waktu (time) merupakan elemen dasar dalam ukuran

epidemiologi dan sebagai pertimbangan dasar dalam investigasi yang

digunakan untuk mengetahui penyebab penyakit, ketidakmampuan, dan

kondisi.

Variabel waktu harus diperhatikan ketika melakukan analisis

morbiditas dalam studi epidemiologi karena pencatatan dan laporan

insidensi dan prevalensi penyakit selalu didasarkan waktu, apakah

mingguan, bulanan atau tahunan.

Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu penting untuk mengetahui

hubungan antara waktu dan insiden penyakit atau fenomena lain, misalnya

Page 5: variabel masalah kesehatan

5

penyebaran penyakit saluran pernapasan yang terjadi pada waktu malam

hari karena terjadinya perubahan kelembaban udara atau kecelakaan lalu

lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam hari.

Pengetahuan tentang penyebaran masalah kesehatan menurut waktu

akan membantu dalam memahami:

a. Kecepatan Perjalanan Penyakit

Perjalanan penyakit dikatakan berlangsung cepat apabila suatu

penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan pesat.

b. Lama Terjangkitnya Suatu penyakit

Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat pula diketahui dengan

memanfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit dan

keterangan tentang waktu lenyapnya penyakit tersebut.

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu:

a. Sifat Penyakit yang Ditemukan

Secara umum disebutkan bahwa penyakit infeksi lebih cepat

menyebar daripada penyakit bukan infeksi. Hal yang berperan di sini

adalah sifat bibit penyakit yang ditemukan yang dibedakan atas

patogenisiti, virulensi, antigenisiti, dan infektiviti.

b. Keadaan Tempat Terjadinya Penyakit

Hal yang paling penting pada penyakit infeksi adalah keadaan yang

menyangkut ada tidaknya reservoir bibit penyakit, yang jika dikaitkan

Page 6: variabel masalah kesehatan

6

dengan keadaan tempat terjangkitnya penyakit disebut dengan nama

environmental reservoir yakni lingkungan alam di sekitar manusia.

c. Keadaan Penduduk

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu juga dipengaruhi oleh

keadaan penduduk, baik yang menyangkut ciri-ciri manusianya ataupun

yang menyangkut jumlah dan penyebaran penduduk tersebut.

d. Keadaan Pelayanan Kesehatan yang Tersedia

Jika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka penyebaran suatu

masalah kesehatan dapat dicegah sehingga waktu terjangkitnya

penyakit dapat diperpendek.

Dalam analisis epidemiologis, hubungan antara waktu dan penyakit

penting dipelajari karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu

menunjukkan perubahan-perubahan faktor etiologis.

Dilihat dari lamanya waktu terjadinya perubahan kesakitan, maka

variabel waktu dibedakan menjadi :

a. Variasi Jangka Pendek

Dalam variasi jangka pendek, pola perubahan angka kesakitan

berlangsung hanya dalam beberapa jam, hari, minggu, dan bulan,

meliputi :

1) Sporadis : Kejadian ini relatif berlangsung singkat, umumnya

berlangsung di beberapa tempat dan pada waktu pengamatan

Page 7: variabel masalah kesehatan

7

masing-masing kejadian tidak saling berhubungan, misalnya

penyebaran penyakit DHF

2) Endemis : Penyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu

tempat atau prevalensi suatu penyakit yang biasanya terdapat di

suau tempat.

3) Pandemis : Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara

atau seluruh benua, misalnya: Flu (1914), Kholera (1940), AIDS

(1980), SARS (2003).

4) Epidemis/Wabah : Kenaikan kejadian suatu penyakit yang

berlangsung secara cepat dan dalam jumlah yang secara bermakna

melebihi insidens yang diperkirakan.

Berdasarkan sifatnya, dikenal 2 macam epidemis, yaitu :

a) Common Source Epidemis : letusan penyakit yang disebabkan oleh

terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara

menyeluruh dan terjadi dalam waktu relatif singkat.

b) Propagated/Progresive Epidemis : epidemis yang terjadi karena

adanya penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih

terjadinya lebih lama dan masa tunas juga lebih lama.

Page 8: variabel masalah kesehatan

8

Berdasarkan cara transmisinya, epidemis/wabah dibedakan menjadi

2 macam, yaitu :

a) Epidemis dengan penyebaran melalui media umum : lewat

makanan, udara pernafasan, atau intravena/subcutan.

b) Epidemis dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke

pejamu : lewat rute pernafasan, anal-oral, genitalia, debu,

vector,dsb.

Variasi jangka pendek ini memberikan petunjuk bahwa :

1) Penderita-penderita terserang penyakit yang sama dalam waktu

bersamaan atau hamper bersamaan.

2) Waktu inkubasi rata-rata pendek.

b. Variasi Berkala

1) Kecenderungan Sekular (Secular Trends)

Kecendrungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit atau

KLB dalam waktu yang lama. Lamanya waktu dapat bertahun-

tahun sampai beberapa dasawarsa. Kecenderungan sekuler dapat

terjadi pada penyakit menular maupun penyakit infeksi yang tidak

menular, misalnya terjadinya pergeseran pola penyakit menular ke

penyakit yang tidak menular yang terjadi di negara maju pada

beberapa dasawarsa terakhir.

Page 9: variabel masalah kesehatan

9

Perubahan tersebut dipengaruhi oleh faktor –faktor resiko berupa

jumlah suspectable atau exposure (baik kuantitas maupun

kualitasnya).

Kelompok faktor tersebut biasanya bersifat biologis, misalnya :

pengobatan lebih baik, perubahan adat kebiasaan yang

mengakibatkan perubahan exposure, perubahan exposure karena

perubahan lingkungan, perubahan imunitas kelompok karena

adanya migrasi dalam jumlah besar ataupun adanya program

imunisasi dan peningkatan gizi. Adapun kelompok faktor yang

bersifat non-biologis, misalnya : perbaikan UU, pelayanan

kesehatan yang baik, peningkatan surveilans, dll.

Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan untuk

meramalkan puncak kejadian/insidens,merencanakan upaya

penanggulangan penyakit, penilaian keberhasilan upaya pencegahan

dan penanggulangan penyakit yang sudah dikerjakan dengan

membandingkan tinggi puncak insidens sebelum dan sesudah

penanggulangan serta unuk mengetahui perubahan yang terjadi

pada mortalitas.

Dalam mempelajari kecenderungan sekuler tentang mortalitas,

harus dikaitkan dengan sejauh mana perubahan insiden dan sejauh

mana perubahan tersebut menggambarkan kelangsungan hidup

penderita.

Page 10: variabel masalah kesehatan

10

Angka kematian akan sejalan dengan angka insiden (insidence

rate) pada penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi tidak lama

setelah diagnosis, misalnya karsinoma paru-paru, karena memenuhi

kriteria di atas.

2) Variasi Siklik

Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah

beberapa tahun, tergantung dari jenis penyakitnya. Perubahan

jumlah insidens banyak dipengaruhi oleh faktor resiko, berupa

perubahan imunitas kelompok karena bertambahnya kelompok

penduduk yang suspectible karena kelahiran. Terdapat jenis

penyakit dengan perubahan berkala yang berlangsung setiap 2-3

tahun, misalnya epidemi campak, namun ada juga yang lebih

panjang intervalnya. Apabila imunitas suatu kelompok penduduk

dapat ditingkatkan, misalnya dengan mengurangi jumlah

suspectible melalui program imunisasi, maka akan terlihat

penurunan insidens dan perubahan berkala yang terjadi berlangsung

dengan interval yang panjang. Variasi siklik biasanya terjadi pada

penyakit menular karena penyakit non infeksi tidak mempunyai

variasi siklik.

3) Variasi Musim

Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi

dan prevalensi penyakit yang terjadi dalam 1 tahun. Dalam

Page 11: variabel masalah kesehatan

11

mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi musim merupakan

salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit terjadi

sesuai dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.

Variasi musim sangat penting dalam menganalisis data

epidemiologi tentang kejadian luar biasa untuk menentukan

peningkatan insidensi suatu penyakit yang diakibatkan variasi

musim atau memang terjadinya epidemi. Bila adanya variasi musim

tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah

tentang timbulnya KLB.

Disamping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga

dibutuhkan pada penelitian epidemiologi karena penelitian yang

dilakukan pada musim yang berbeda akan menghasilkan frekuensi

distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang

mempunyai variasi musim antara lain: diare, influenza, dan tifus

abdominalis.

Beberapa ahli memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik

karena terjadinya berulang, tetapi di sini dipisahkan karena pada

variasi musim, terulangnya perubahan insidensi penyakit dalam

waktu yang pendek sesuai dengan perubahan musim, sedangkan

pada variasi siklik fluktuasi perubahan insiden penyakit terjadi lebih

lama yaitu suatu penyakit dapat terulang 1 atau 2 tahun sekali.

4) Variasi Random

Page 12: variabel masalah kesehatan

12

Variasi random diartikan sebagai terjadinya epidemi yang tidak

dapat diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi

karena adanya bencana alam seperti banjir, tsunami, dan gempa

bumi.

2. Tempat (Place)

Pengetahuan tentang tempat atau lokasi KLB atau lokasi penyakit-

penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan penelitian dan

mengetahui sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah sehingga dari

keterangan yang diperoleh akan diketahui:

a. Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di suatu daerah.

b. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di

suatu daerah.

c. Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di

suatu daerah.

Hal yang sangat berguna dalam penelitian epidemiologi adalah

penempatan penyakit, kondisi, pengklasterannya pada peta, serta

perangkat lainnya untuk menempatkan berbagai kasus penyakit. Hal

tersebut penting karena KLB penyakit tidak dapat terhenti total jika si

pejamu berpindah-pindah tempat. Oleh karena itu setiap kasus dan sumber

harus ditentukan letaknya. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan

antara :

a. Batas-batas daerah pemerintahan

Page 13: variabel masalah kesehatan

13

b. Kota dan pedesaan

c. Daerah atau wilayah berdasarkan batas-batas alam

d. Negara-negara

e. Regional

Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan geografisnya yang

meliputi : alamiah, administratif atau fisik, institusi, dan instansi. Dengan

batas alamiah dapat dibedakan negara yang beriklim tropis, subtropis, dan

negara dengan empat musim. Hal ini penting karena dengan adanya

perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan dalam pola penyakit baik

distribusi frekuensi penyakit maupun jenis penyakit. Dari batas

administratif dapat ditentukan batas propinsi, kabupaten, kecamatan atau

desa dengan sungai, jalan kereta api, jembatan dan lainnya sebagai batas

fisik. Batas institusi dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan

lainnya sesuai dengan timbulnya masalah kesehatan. Contoh kejadian

penyakit berdasarkan tempat yaitu:

a. TBC, pada daerah penduduk padat dengan sosial ekonomi rendah

b. Cholera, pada daerah penduduk padat dengan linkungan jelek

c. Asbestosis , pada pekerja pabrik asbes.

Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat, secara umum terdiri

dari:

a. Penyebaran satu wilayah

Page 14: variabel masalah kesehatan

14

Masalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah saja. Batasan

wilayah yang dimaksudkan tergantung dari sistem kepemerintahan

yang dianut. Misalnya satu kecamatan saja, satu kelurahan saja, dsb.

Pembagian menurut wilayah yang sering dipergunakan adalah desa dan

kota.

b. Penyebaran beberapa wilayah

Penyebaran beberapa wilayah tergantung dari sistem kepemerintahan

yang dianut. Misalnya beberapa kecamatan saja, beberapa kelurahan

saja, dsb.

c. Penyebaran satu negara (nasional)

Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah negara tersebut.

d. Penyebaran beberapa negara (regional)

Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa negara. Masuk atau

tidaknya suatu penyakit ke suatu negara dipengaruhi oleh faktor :

1) Keadaan geografis negara, apakah ditemukan keadaan-keadaan

geografis tertentu yang menyebabkan suatu penyakit dapat terjangkit

atau tidak di negara tersebut.

2) Hubungan komunikasi yang dimiliki, apakah letak negara tersebut

berdekatan dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaiman sistem

transportasi antar negara, hubungan antar penduduk, apakah egara

tersebut terbuka untuk penduduk yang berkunjung dan menetap, dsb.

Page 15: variabel masalah kesehatan

15

3) Peraturan perundangan yang berlaku, khususnya dalam bidang

kesehatan.

e. Penyebaran banyak negara (internasional)

Masalah kesehatan ditemukan di banyak negara, yang pada saat ini

sering terjadi karena adanya kemajuan sistem komunikasi dan

transportasi .

3. Orang (Person)

Studi epidemiologi umumnya berfokus pada beberapa karakteristik

demografi utama dari aspek manusia yaitu umur, jenis kelamin, ras/etnik,

status perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain.

a. Umur

Variabel umur merupakan hal yang penting karena semua rate

morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan

dengan umur. Umur termasuk variabel penting dalam mempelajari

suatu masalah kesehatan karena:

1) Berkaitan dengan daya tahan tubuh

Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa lebih kuat daripada

bayi dan anak-anak.

2) Berkaitan dengan ancaman terhadap kesehatan

Orang dewasa memiliki kemungkinan menghadapi ancaman penyakit

lebih berat dari pada anak-anak karena pekerjaan yang dimilikinya.

3) Berkaitan dengan kebiasaan hidup.

Page 16: variabel masalah kesehatan

16

Orang dewasa memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena

penyakit akibat kesalahan kebiasaan hidup dibandingkan dengan anak-

anak.

Dalam penelitian epidemiologi, variabel umur berguna untuk

menunjukkan adanya perbedaan penyebaran penyakit di setiap

kelompok umur yang disebabkan oleh:

1) Adanya faktor tertentu pada kelompok umur tersebut yang

menyebabkan mereka mudah terserang, misalnya campak pada anak-

anak karena kurangnya/tidak adanya kekebalan terhadap penyakit

campak.

2) Adanya faktor tertentu pada kelompok umur lain yang menyebabkan

mereka sulit terserang. Misalnya campak jarang ditemukan pada

orang dewasa karena orang dewasa memiliki kekebalan terhadap

penyakit campak.

3) Adanya peristiwa tertentu yang pernah dialami oleh kelompok umur

tertentu, misalnya TBC paru banyak ditemukan pada penduduk

berumur 20 tahun ke atas karena imunisasi BCG baru berjalan baik

sejak 20 tahun yang lalu.

Page 17: variabel masalah kesehatan

17

HUBUNGAN UMUR DENGAN MORTALITAS

Walaupun secara umum kematian dapat terjadi pada setiap golongan

usia tetapi dari berbagai catatan diketahui bahwa frekuansi kematian

pada setiap golongan usia berbeda-beda, yaitu kematian tertinggi terjadi

pada golongan umur 0-5 tahun dan kematian terendah terletak pada

golongan umur 15-25 tahun yang akan meningkat lagi pada umur 40

tahun ke atas.

Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum

kematian akan meningkat dengan bertambahnya usia. Hal ini

disebabkan berbagai faktor, yaitu pengalaman terpapar oleh faktor

penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup atau terjadinya

perubahan dalam kekebalan.

HUBUNGAN UMUR DENGAN MORBIDITAS

Pada hakikatnya suatu penyakit dapat menyerang setiap orang pada

semua golongan umur, tetapi ada penyakit-penyakit tertentu yang lebih

banyak menyerang golongan usia tertentu. Penyakit-penyakit kronis

mempunyai kecenderungan meningkat dengan bertambahnya usia,

sedangkan penyakit-penyakit akut tidak mempunyai suatu

kecenderungan yang jelas.

Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran

pernapasan bagian atas (ISPA) disebabkan perlindungan kekebalan

Page 18: variabel masalah kesehatan

18

yang diperoleh dari ibu yang melahirkannya hanya sampai pada 6

bulan pertama setelah melahirkan, sedangkan setelah itu kekebalan

menghilang dan ISPA mulai menunjukkkan peningkatan.

Sebelum ditemukan vaksin, penyakit-penyakit seperti marbolo,

varisela, dan parotis banyak terjadi pada anak-anak berumur muda,

tetapi setelah program imunisasi dijalankan, umur penderita bergeser

ke umur yang lebih tua. Walaupun program imunisasi telah lama

dijalankan di Indonesia, tetapi karena kesadaran dan pengetahuan

masyarakat masih rendah terutama di daerah pedesaan, maka sering

kali target cakupan imunisasi tidak tercapai yang berarti masih banyak

anak atau bayi yang tidak mendapatkan imunisasi. Gambaran ini tidak

hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, tetapi

terjadi juga di negara maju.

Penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan

karsinoma lebih banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia,

sedangkan penyakit kelamin, AIDS, kecelakaan lalu lintas,

penyalahgunaan obat terlarang banyak terjadi pada golongan usia

produktif yaitu remaja dan dewasa. Hubungan antara usia dan penyakit

tidak hanya pada frekuensinya saja, tetapi pada tingkat beratnya

penyakit, misalnya Staphilococcus dan Eschericia coli akan menjadi

lebih berat bila menyerang bayi daripada golongan umur lain karena

bayi masih sangat rentan terhadap infeksi.

Page 19: variabel masalah kesehatan

19

HUBUNGAN TINGKAT PERKEMBANGAN MANUSIA

DENGAN MORBIDITAS

Dalam perkembangan secara alamiah, manusia mulai dari sejak

dilahirkan hingga akhir hayatnya senantiasa mengalami perubahan

baik fisik maupun psikis. Secara garis besar, perkembangan manusia

secara alamiah dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase bayi dan

anak-anak, fase remaja dan dewasa muda, fase dewasa dan lanjut usia.

Dalam setiap fase perkembangan tersebut, manusia mengalami

perubahan dalam pola distribusi dan frekuensi morbiditas dan

mortalitas yang disebabkan terjadinya perubahan dalam kebiasaan

hidup, kekebalan, dan faal.

b. Jenis Kelamin

Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-

laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat

perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan. Survei luar negeri

menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi pada kalangan waita,

sedangkan angka kematian lebih tinggi pada pria pada semua golongan

umur. Hal ini antara lain diduga disebabkan oleh faktor keturunan,

perbedaan hormonal, faktor lingkungan (laki-laki lebih banyak

menghisap rokok, minum minuman keras, dll) sehingga kematian lebih

banyak terjadi pada laki-laki. Sebab-sebab adanya angka kesakitan

Page 20: variabel masalah kesehatan

20

yang lebih tinggi di Amerika Serikat dihubungkan dengan

kemungkinan bahwa wanita lebih bebas untuk mencari perawatan,

sedangkan hal ini belum diketahui di Indonesia.

Adanya perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan dapat

disebabkan oleh perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, kesadaran

berobat, perbedaan kemampuan atau kriteria diagnostik beberapa

penyakit, genetika atau kondisi fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih

banyak menyerang laki-laki daripada perempuan antara lain:

1) Penyakit jantung koroner

2) Infark miokard

3) Karsinoma paru

4) Hernia inguinalis

Penyakit-penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan

daripada laki-laki antara lain:

1) Tireotoksikosis

2) Diabetes melitus

3) Obesitas

4) Kolesisitis

5) Rematoid artritis

Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang laki-laki

seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma

prostat. Sedangkan penyakit yang hanya menyerang perempuan, yaitu

Page 21: variabel masalah kesehatan

21

penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh perempuan seperti

karsinoma uterus, karsinoma mamae, karsinoam serviks, kista ovarii,

dan adneksitis.

c. Suku Bangsa/Golongan Etnik

Secara umum penyakit yang berhubungan dengan suku

bangsa/golongan etnik berkaitan dengan faktor genetik atau faktor

lingkungan, misalnya:

1) Penyakit sickle cell anemia

2) Hemofilia

3) Kelainan biokimia sperti glukosa 6 fosfatase

4) Karsinoma lambung

Disamping ketiga fakor yang telah diuraikan di atas terdapat pula

faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit

berkaitan dengan suku bangsa/golongan etnik berkaitan, yaitu: sosial

ekonomi, budaya/agama, jenis pekerjaan, paritas, golongan darah,

infeksi alamiah, kepribadian.

d. Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan variabel yang sering dihubungkan dengan

angka kesakitan atau kematian karena menggambarkan tingkat

kehidupan seseorang yang ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, dan tempat tinggal sehingga angka kesakitan atau

kematian tiap orang berbeda tergantung kelas sosialnya.

Page 22: variabel masalah kesehatan

22

Berdasarkan jenis pekerjaannya, kelas sosial dapat digolongkan

menjadi 5 macam, yaitu :

1) Golongan I (professional)

2) Golongan II (menengah)

3) Golongan III (tenaga terampil)

4) Golongan IV (tenaga setengah terampil)

5) Golongan V (tidak mempunyai keterampilan)

Penggolongan kelas social tersebut diterapkan di Negara Inggris,

sedangkan di Indonesia penggolongan seperti ini sulit diterapkan

karena jenis pekerjaan tidak member jaminan perbedaan dalam

penghasilan.

e. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi

frekuensi distribusi penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut

gastrointestinal, ISPA, anemia, malnutrisi, dan penyakit parasit yang

banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi rendah.

Penyakit jantung koroner, hipertensi, obesitas, kadar kolesterol tinggi,

dan infark miokard yang banyak terdapat pada penduduk golongan

sosial ekonomi yang tinggi.

Page 23: variabel masalah kesehatan

23

Adanya perbedaan penyebaran masalah kesehatan dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu:

1) Perbedaan kemampuan ekonomi dalam mencegah atau mengobati

penyakit melaui pemanfaatan fasilitas kesehatan.

2) Perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki.

f. Jenis Pekerjaan

Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan

distirbusi penyakit. Hal ini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di

tempat pekerjaan dengan berbagai suasana dan lingkungan yang

berbeda, misalnya pekerja pabrik asbes banyak menderita karsinoma

paru dan gastrointestinal serta mesotelioma, sedangkan fibrosis paru

banyak terdapat pada pekerja yang terpapar oleh silikon bebas, atau zat

radioaktif seperti petugas di bagian radiologi dan kedokteran nuklir.

Pekerja di bidang pertambangan, konstruksi bangunan atau

pertanian, dan pengemudi kendaraan bermotor mempunyai risiko yang

lebih beasr untuk mengalami trauma atau kecelakaan dibandingkan

dengan pekerja kantor.

Pada dasarnya hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan

disebabkan oleh:

1) Adanya risiko pekerjaan

Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu sehingga penyakit yang

diderita setiap orang akan berbeda pula.

Page 24: variabel masalah kesehatan

24

2) Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan

Seseorang yang bertubuh lemah secara naluriah menghindari

macam pekerjaan fisik yang berat, demikian sebaliknya.

3) Adanya perbedaan status sosial ekonomi

Perbedaan pekerjaan menyebabkan perbedaan status sosial ekonomi

sehigga menyebabkan perbedaan penyakit yang dideritanya.

g. Budaya/Agama

Dalam beberapa hal terdapat hubungan antara kebudayaan

masyarakat atau agama dengan frekuensi penyakit tertentu, misalnya:

1) Balanitis, karsnoma penis banyak terjadi pada orang yang tidak

melakukan sirkumsisi disertai dengan higiene perorangan yang

jelek.

2) Trisinensis jarang terdapat pada orang Islam dan orang Yahudi

karena mereka tidak memakan babi.

3) Kelainan fungsi hati jarang ditemukan pada pemeluk agama Islam

karena ajaran agama Islam tidak membenarkan meminum alkohol.

h. Status Perkawinan

Angka kesakitan dan kematian dinilai lebih banyak terjadi pada

kelompok individu yang tidak kawin kemungkinan disebabkan oleh

adanya kebiasaan hidup yang kurang sehat dari orang-orang yang tidak

kawin.

Page 25: variabel masalah kesehatan

25

i. Besarnya Keluarga

Adanya sejumlah keluarga besar dengan penghasilan yang rendah

merupakan faktor resiko yang dapat meningkatkan morbiditas dan

mortalitas.

j. Paritas

Terhadap hubungan antara tingkat paritas dengan penyakit-penyakit

tertentu seperti : asma, bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis,

dsb.

k. Golongan Darah ABO

Golongan darah juga dapat mempengaruhi insidensi suatu penyakit,

misalnya orang-orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko

terserang karsinoma lambung, sedangkan golongan darah O lebih

banyak terkena ulkus duodeni.

Page 26: variabel masalah kesehatan

26

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Faktor resiko merupakan variabel-variabel atau ciri-ciri epidemiologi yang

terdapat pada kelompok penduduk tertentu pada suatu waktu dan tempat

tertentu serta agent yang menyebabkan terjadinya penyakit.

2. Faktor resiko yang berperan dalam epidemiologi meliputi waktu (time), tempat

(place), dan orang (person).

3. Faktor resiko berguna untuk menentukan upaya pencegahan dan

penanggulangan terjadinya suatu penyakit.

B. SARAN

1. Sebaiknya petugas kesehatan menguasai faktor resiko yang memungkinkan

menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat

2. Sebaiknya petugas kesehatan mampu melakukan deteksi dini terhadap

munculnya masalah kesehatan berdasarkan faktor resiko

Page 27: variabel masalah kesehatan

27

DAFTAR PUSTAKA

Heru, H. 2009. Intisari Epidemiologi. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press

Sulistyaningsih. 2011. Epidemiologi Dalam Praktek Kebidanan. Yogyakarta : Graha

Ilmu