masalah kesehatan utama di indonesia
TRANSCRIPT
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rendahnya derajat kesehatan Masyarakat Indonesia yang terlihat dari
tingginya angka kesakitan dan kematian pada sejumlah kasus penyakit
tertentu membuktikan bahwa sistem kesehatan di Indonesia masih lemah.
Beberapa penyakit bahkan telah menjadi langganan saking seringnya
penyakit tersebut menyerang dalam periode waktu yang panjang, misalnya
saja kasus gizi buruk, flu burung, ISPA, DBD, Tuberkulosis, dan penyakit
kelamin seperti HIV-AIDS.
Sistem kesehatan di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk
meminimalisasi kasus-kasus penyakit yang sering muncul, penyakit
mewabah, maupun penyakit-penyakit yang baru. Dibutuhkan ketegasan
kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas sector dari pemerintah dan
semua pemegang kepentingan untuk menjamin terlaksananya poin-poin
penting yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat dan
mandiri.
B. Tujuan
Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui informasi tentang
beberapa penyakit yang sering muncul atau sering diderita mayarakat
Indonesia, antara lain gizi buruk, flu burung, ISPA, DBD, Tuberkulosis, dan
penyakit kelamin seperti HIV-AIDS.
1
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
PEMBAHASAN
A. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut
dengan ciri-ciri demam dan disertai tanda-tanda perdarahan yang dapat
menjadi syok yang dapat menyebabkan kematian. Puncak kasus DBD
terjadi pada musim hujan yaitu bulan Desember sampai Maret. Penyakit
ini biasa dikenali dari munculnya bintik-bintik merah sebagai pendarahan
di bawah kulit yang muncul disekujur tubuh yang menyertai demam
2. Penyebab
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes
albopictus, Aedes polynensies dan beberapa jenis lain yang kurang
berperan. Umumnya nyamuk ini dikenali sebagai nyamuk belang hitam
putih, berkembang biak di air relatif bersih, dan menggigit pada siang
hari. Virus demam berdarah, yaitu Virus Dengue serotipe 1, 2,3 dan 4
dapat hidup dalam ludah nyamuk dan masuk ke dalam tubuh manusia
saat sang nyamuk menghisap darah manusia.
Virus hanya dapat hidup pada sel yang hidup sehingga ketika virus
masuk ke dalam tubuh manusia ia akan bersaing dengan sel manusia
terutama untuk keperluan protein dan persaingan ini sangat tergantung
pada daya tahan manusia. Gejala inilah yang menyebabkan terjadinya
demam tinggi.
2
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
3. Gejala Klinis
a. Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, suhu tubuh mencapai
38oC.
b. Lemah, lesu, dan ulu hati terasa nyeri.
c. Tanda-tanda perdarahan baik berupa bintik-bintik kemerahan
awalnya di lengan/kaki kemudian timbul perdarahan hidung atau
gusi, atau bisa juga berupa muntah darah atau berak darah.
d. Pada derajat yang berat dapat terjadi syok yang ditandai dengan nadi
yang lemah dan cepat serta turunnya tekanan darah, kulit dapat teraba
dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki,
penderita dapat tampak gelisah dan mulut kelihatan kebiruan.
3
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
4. Pengobatan
Bila terjadi demam tinggi selama 2-3 hari secara terus menerus,
berikan obat penurun panas, dan banyak minum air putih sampai 2 liter
per hari. Pada fase ini, terkadang sulit dibedakan antara gejala demam
berdarah dan typhus. Pengecekan lebih lanjut biasanya dilakukan dengan
pemeriksaan kadar trombosit dalam darah.
Sedangkan bila telah terdapat tanda perdarahan maka penderita harus
dirawat di RS untuk mencegah penderita jatuh ke fase syok, sedangkan
bila telah terjadi syok maka penderita harus segera dibawa ke RS untuk
dilakukan mengatasi syok yang terjadi dengan terapi penggantian cairan
dan mencegah penderita mengalami kematian.
Penderita demam berdarah mengalami penurunan jumlah trombosit
drastis hari ke 3 - 4 . Kurangnya trombosit yang berfungsi mempercepat
pembekuan darah ini menyebabkan terjadinya pendarahan di mana-mana,
misalnya dari hidung, gusi, kulit, dll. Pada saat ini tidak sedikit penderita
yang jatuh kedalam fase syok.
5. Pencegahan
Demam berdarah hanya ditularkan oleh nyamuk Aedes yang
berkembang biak di dalam genangan air di dalam maupun di sekitar
rumah, bukan di got atau comberan. Membunuh nyamuk saja belumlah
4
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
cukup selama jentik-jentiknya masih dibiarkan hidup. Karena itu upaya
yang paling tepat untuk mencegah demam berdrah adalah membasmi
jentik-jentiknya dengan cara sebagai berikut :
a. Membersihkan (menguras) tempat penyimpanan air seperti bak
mandi, wc, drum dll.
b. Tutuplah kembali tempayan rapat-rapat setelah mengambil airnya
agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur disitu.
c. Gantilah air di vas bunga dan pot tanaman air setiap hari
d. Kubur atau buanglah pada tempatnya plastik dan barang-baran g
bekas yanng dapat digenangi air hujan.
Untuk tempat-tempat penampungan air yang tidak mungkin atau sulit
dikuras, taburkan bubuk abate ke dalamnya untuk membunuh jentik
nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah ikan
ditempat itu.
B. HIV AIDS
1. Pengertian
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu
kumpulan gejala pemyakit kerusakan system kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh Human immunodeficiency virus (HIV). Penyakit ini
bukan penyakit bawaan tetapi merupakan penyakit hasil penularan.
5
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
2. Penularan
Penyakit ini menular dengan berbagai cara, antara lain melalui cairan
tubuh seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. Virus juga terdapat pada
saliva, air mata, dan urin meskipun dalam konsentrasi yang sangat
rendah. Pria yang sudah disunat memiliki reesiko HIV yang lebih kecil
daripada yang belum disunat.
Selain melalui cairan tubuh, penyakit ini juga dapat ditularkan
melalui ibu hamil, pemakaian jarum suntik bergantian, transfuse darah,
dan hubungan seksual yang tidak sehat.
3. Gejala
a. Masa inkubasi antara 6 bulan – 5 tahun
b. Window period selama 6-9 minggu adalah waktu saat tubuh sudah
terinfeksi namun belum dapat terdeteksi oleh pemeriksaan
labolatorium.
c. Seseorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun, jika
tidak diobati maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS.
d. Gejala klinis muncul sebagai penyakit tidak khas seperti:
1) Diare kronis
2) Kandidiasis mulut yang luas
6
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
3) Pneumonia interstisialis limfositik
4) Ensefalopati kronik
5) Pneumocystis carinii
4. Diagnosis
Metode yang umum untuk menegakkan diagnosis HIV meliputi :
a. ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay)
Sensitifitasnya tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini
memberikan informasi positif HIV 2-3 bulan setelah infeksi.
b. Western Blot
Spesifisitasnya tinggi, yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaannya
cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu 24 jam.
c. PCR (Polymerase Chain Reaction)
5. Pencegahan
Pencegahan penyakit HIV-AIDS meliputi :
a. Menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS atau orang
tersangka penderita AIDS.
b. Mencegah hubungan seksual dengan pasangan berganti-ganti atau
orang yang mempunyai banyak pasangan.
7
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
c. Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkoba atau
pecandu narkotika jarum suntik.
d. Melarang orang-orang yang termasuk dalam kelompok beresiko
tinggi untuk melakukan donor darah.
e. Memberikan transfuse darah hanya pada orang-orang yang benar-
benar memerlukan.
f. Memastikan sterilitas alat suntik yang digunakan.
6. Program Pemberantasan
Komisi Penanggilangan AIDS Nasional (KPAN) tahun 2006 menentukan
kebijakan penanggulangan penyakit HIV-AIDS secara nasional.
a. Arah Kebijakan
1) Peningkatan upaya pencegahan
Pengurangan dampak buruk pengguna NAPZA suntik
Peningkatan program pemakaian kondom 100% pada setiap
hubungan seksual yang beresiko
Pencegahan penularan ibu ke bayi
Transfuse darah yang aman
Kewaspadaan univarsal
2) Peningkatan jumlah dan mutu
8
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
Pelayanan pengobatan IMS (Infeksi Menular Seksual)
Peningkatan jumlah dan fungsi klinik VCT
Perawatan, dukungan, dan pengobatan pada Orang Dengan
HIV-AIDS (ODHA)
3) Penguatan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di semua
tingkat
4) Peningkatan peraturan perundang-undangan dan anggaran
5) Peningkatan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
6) Memperkuat monitoring dan evaluasi
C. INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS (ISPA)
1. Pengertian
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas dengan perhatian
khusus pada radang paru (pneumonia), dan bukan penyakit telinga dan
tenggorokan. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak. Dari hasil
pengamatan epidemiologi diketahui bahwa angka kesakitan di kota lebih
besar daripada angka kesakitan di desa.
a. Bukan pneumonia
9
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
Mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak
menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah
dalam.
b. Pneumonia
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas.
Diagnosis gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat
pada anak berusia dua bulan <1 tahun adalah 50 kali per menit dan
untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.
c. Pnemonia berat
Didasarkan pada adanya batuk atau kesukaran bernapas disertai sesak
napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam pada
anak berusia dua bulan sampai <5 tahun.
Hasil SKRT tahun 1992 menunjukkan bahwa angka mortalitas pada
bayi akibat penyakit ISPA menduduki urutan pertama (36%), dan angka
mortalitas pada balita menduduki urutan kedua (13%).
2. Penyebab
ISPA dapat disebabka oleh semua agent penyakit ( bakteri, virus, dan
jamur), dan dapat pula disebabkan oleh factor lingkungan seperti
makanan, asap kendaraan, cairan amnion saat lahir, benda asing, dan
lain-lain.
10
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
3. Program Pemberantasan
a. Kebijaksanaan
Menemukan dan mengobati ISPA secara dini demngan melibatkan
lintas program dan lintas sektor.
b. Strategi
1) Menemukan dan mengobati ISPA sejak dini dan secara tepat
2) Kerja sama lintas program dan lintas sector yang melibatkan
peran serta masyarakat terutama kader
3) Dukungan pelayanan kesehatan yang memadai
D. FLU BURUNG
1. Pengertian
Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan flu
burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat ditularkan pada
manusia. Saat ini diketahui bahwa penyebab flu burung adalah Highly
pathogenic Avian Influenza Virus , ini terlihat dari hasil studi yang
menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus influenza
H5N1 dalan jumlah besar pada kotorannya.
11
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
2. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus Avian Influenza H5N1. Reservoar
allami virus ini adalah unggas liar yang bermigrasi, tetapi hewan tersebut
resisten terhadap penyakit yang diakibatkan oleh virus ini.Menurut
WHO, kontak hewan tersebut dengan hewan ternak mengakibatkan
epidemic flu burung dikalangan unggas. Penularan penyakit terjadi
melalui udara dan eksreta (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang
terinfeksi.
Salah satu karakteristik dari virus ini adalah kemampuannya untuk
bertukar, bercampur, dan bergabung dengan virus influenza strain lain
sehingga menyebabkan munculnya strain baru yang berbahaya bagi
manusia.
3. Gejala dan Diagnosis
Gejala pada tersangka flu burung adalah demam, anoreksia, pusing,
gangguan pernapasan, nyeri otot, dan mungkin konjungtivitis yang
terdapat pada pasien dengan riwayat kontak dengan unggas. Gejala
tersebut tidak khas dan mirip dengan gejala flu lainnya, tetapi secara
cepat gejala menjadi berat dan dapat menyebabkan kematian karena
terjadi peradangan paru. Masa inkubasinya adalah 1-3 hari.
Diagnosis flu burung adalah:
12
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
a. Kasus tersangka
Demam >38°C, batuk, nyeri tenggorokan
Pernah kontak dengan penderita flu burung
Kurang dari seminggu terakhir pasien pernah mengunjungi
peternakan.
b. Kasus ‘mungkin’
Kasus tersangka dengan hasil laboratorium tertentu positif untuk
virus flu burung dan tidak terbukti adanya penyebab lain.
c. Kasus pasti
Hasil kultur virus H5N1
Pemeriksaan PCR influenza H5 positif, atau
Peningkatan titer antibody spesifik H5 sebesar empat kali.
Pemeriksaan laboratorium (mengisolasi virus dari usap
tenggorokan, tonsil, faring), tes serologi, merujuk ke laboratorium
litbangkes.
4. Pengobatan
a. Suportif : vitamin, misalnya vitamin C dan B kompleks
b. Simtomatik : analgesic, antitusif, mukolitik.
c. Antibiotic
13
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
Penggunaan anti virus sangat membantu, terutama pada 48 jam
pertama, karena virus akan menghilang sekitar 7 hari setelah masuk
kedalam tubuh.
5. Pencegahan
a. Peternak
1) Orang yang kontak dengan unggas harus menggunakan masker,
baju khusus, dan kaca mata renang.
2) Membatasi orang yang masuk dalam peternakan.
3) Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk kepeternakan.
4) Mendisinfeksi peralatan peternakan
5) Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan.
b. Masyarakat umum
1) Memilih daging yang baik dan segar.
2) Memasak daging ayam minimal 80°C selama satu menit dan telur
64°C selama 5 menit.
3) Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan,
olahraga, dan istirahat yang cukup.
4) Segera ke dokter, puskesmas, atau rumah sakit bagi masyarakat
yang mengalami gejala-gejala yang telah dikemukakan diatas.
14
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
E. MALARIA
1. Pendahuluan
Malaria masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena
angka morbiditas dan mortalitasnya yang masih sangat tinggi. Di daerah
transmigrasi yang terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah
endemic dan yang tidak endemic malaria, masih sering terjadi ledakan
wabah yang menimbulkan banyak kematian.
Resistensi obat menyebabkan semakin kompleksnya pengobatan dan
penanggulangan malaria. Profesional kesehatan harus mengetahui dari
mana seorang penderita berasal. WHO menerbitkan publikasi tahunan
daftar Negara endemic malaria. Akibat lebarnya variasi antardaerah
untuk negara yang memiliki daerah luas seperti Indonesia, kementerian
kesehatan RI seharusnya membuat daftar yang sama untuk antarprovinsi.
2. Penyebab
Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk anhopeles betina infektif yang sebagian besar
akan menggigit pada waktu senja dan malam hari.
3. Penularan
Masa inkubasi malaria sekitar 7-30 hari tergantung spesies
nyamuknya. Masa inkubasi ini dapat memanjang karena berbagai factor
seperti pengobatan dan pemberian profilaksis dengan dosis yang tidak
adekuat.
15
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
Selain ditularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti
orang lain melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan oleh
adaanya kelainan pada sawar plasenta yang menghalangi penularan
infeksi vertical.
Metode penularan lainnya adalah jarum suntik yang banyak terjadi
pada pengguna narkoba suntik yang sering bertukar jarum secara tidak
steril. Model penularan yang terakhir adalah melalui transfuse darah.
Disebutkan dalam literatur bahwa melalui metode ini hanya akan terjadi
siklus eritrositer, siklus hati tidak terjadi karena tidak melalui sporozoit
yang memerlukan siklus hati.
4. Gejala
Keluhan utama yang paling sering muncul adalah demam selama dua
hari atau lebih, menggigil, dan berkeringat (disebut dengan trias
malaria).
Kecurigaan adanya tersangka malaria berat dapat dilihat dari adanya
suatu gejala atau kebih, yaitu gangguan kesadaran, kelemahan atau
kelumpuhan otot, kejang-kejang, kekuningan pada mata atau kulit,
adanya perdarahan pada hidung atau gusi, muntah darah atau berak
darah.
5. Program Pemberantasan
a. Kebijaksanaan
1) Memperluas daerah bebas malaria
16
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
2) Meningkatkan aspek manajerial petugas
3) Meningkatkan kualitas surveilans
4) Memberantas vector
5) Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sector.
b. Kegiatan
1) Desa rawan
Menemukan dan mengobati penderita
Melakukan surveilans rutin
Melakukan mass fever survey
Mengendalikan vector
Memetakan lingkungan
Member penyuluhan pada masyarakat
2) Low Focus Zone (LFZ)
Melakukan semua tindakan di desa rawan
Melakukan tes resistensi terhadap klorokuin dan insektisida
Mengendalikan vector dengan anti larva
Menanam padi secara serentak
Memperbaiki konstruksi pengairan
17
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
3) High Focus Zone (HFZ)
Melakukan semua tindakan di LFZ
Melakukan fogging atau penyemprotan dirumah-rumah
warga.
F. GIZI BURUK
1. Pengertian
Gizi buruk adalah adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan
protein dan makanan sehari-hari dan berlangsung terus menerus dalam
waktu yang lama. Dari 32% anak yang dinyatakan memiliki berat badan
yang kurang, 2% diantaranya menderita gizi buruk.
Gizi buruk dikenal dalam dua bentuk, yaitu :
a. Kwashiorkor
Nama kwashiorkor berasal dari suatu daerah di Afrika yang
memiliki arti “ penyakit anak yang terlantar “ atau disisihkan karena
ibunya mengidap alergi dan tak pernah lagi member ASI padanya.
Anak yang menderita kwashiorkor nampak gemuk tetapi tidak
sehat, mukanya seperti bulan, kakinya bengkak karena berisi cairan,
perutnya agak buncit, tetapi bahu dan lengan bagian atas jelas kurus.
Kulinya mudah terkelupas, rambutnya pucat dan mudah rontok.
18
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
Anak itu kelihatan muram dan berdiam diri dalam gendongan
ibunya, tetapi cengeng dan tidak ingin bermain-main. Penyebab
utamanya adalah kekurangan protein, sedangkan zat pemberi tenaga
mungkin cukup bahkan diperolehnya berlebihan.
b. Marasmus
Marasmus artinya kelaparan atau tidak cukup memperoleh zat
pangan apapun, baik protein maupun zat pemberi tenaga. Anak yang
menderita marasmus mengalami kurang berat badan hingga setengah
dari berat badan yang seharusnya dia miliki sesuai usianya. Mukanya
tampak seperti orang tua, kepalanya terlihat agak besar karena
badannya yang kurus kecil. Tangan dan kakinya tampak sepeti
tongkat dan tulang rusuknya tampak sangat jelas.
Jika seorang anak menderita marasmus akan memakan waktu
yang lama untuk memulihkan kondisinya menjadi sehat kembali dan
membutuhkan usaha yang cukup berat dibandingkan kwashiorkor.
Kedua jenis gizi buruk ini memerlukan usaha perbaikan gizi secara
khusus dirumah sakit. Banyak juga bentuk gizi buruk yang
merupakan campuran antara dua bentuk tersebut.
19
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
2. Program penanggulangan gizi buruk oleh pemerintah.
a. Revitalisasi Posyandu, Puskesmas serta sarana penunjang lainnya.
b. Advokasi untuk meningkatkan komitmen eksekutif, legislative, tokoh
masyarakat dan tokoh agama untuk peduli dan bertindak nyata di
lingkungannya.
c. Memberikan bantuan pangan, makanan pendamping ASI, pengobatan
penyakit, penyediaan air bersih, penyuluhan gizi dan kesehatan.
d. Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Usaha pencegahan gizi buruk
a. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini secara intensif.
b. Pelacakan kasus dan penemuan kasus baru.
c. Pemberdayaan keluarga di bidang ekonomi, pendidikan dan
ketahanan pangan intuk meningkatkan pengetahuan dan daya beli
keluarga.
d. Mengintegrasikan program perbaikan gizi dan ketahanan pangan ke
dalam program penanggulangan kemiskinan.
e. Meningkatkan pendidikan masyarakat terutama wanita.
f. Pemberdayaan KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) :
- menimbang berat badan secara teratur
- makan beranekaragam setiap hari.
20
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
- Hanya memberikan ASI sampai umur 6 bulan dan diteruskan
dengan pemberiam makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai
umur 2 tahun.
- Menggunakan garam beryodium.
- Memberikan suplemen gizi, seperti : kapsul vit A dan tablet Fe.
21
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa masalah kesehatan utama yang telah dibahas sebelumnya,
nampak penyakit yang diderita masyarakat Indonesia adalah penyakit lama,
tetapi belum dapat diatasi, salah satu penyebabnya adalah lemahnya sistem
kesehatan di Indonesia.
Diperlukan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan yang bergerak
dibidang pencegahan dan pengobatan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah
dan yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan sangat menentukan arah
pelaksanaan pelayanan kesehatan, baik secara promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative yang nantinya akan dirasakan oleh masyarakat.
Dibutuhkan ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas
sector dari pemerintah dan semua pemegang kepentingan untuk menjamin
terlaksananya poin-poin penting yang dapat mendukung terwujudnya
masyarakat yang sehat dan mandiri.
B. Saran
22
Sistem Pelayanan Kesehatan Negara Berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Widoyono. Penyakit Tropis. Semarang: Erlangga,2005
www.wikipedia.com
23