vaksin polio

9
TUGAS VAKSIN POLIO Oleh: Harry Nurfandi 09310183

Upload: toroe-guyton

Post on 21-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vaksin polio

TRANSCRIPT

Page 1: Vaksin Polio

TUGAS

VAKSIN POLIO

Oleh:Harry Nurfandi

09310183

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR UNIVERSITAS MALAHAYATI

UPTD PUSKESMAS PANGLAYUNGANKOTA TASIKMALAYA

2014

Page 2: Vaksin Polio

V AKSIN POLIO

A. Vaksin Polio Oral

DESKRIPSI

Vaksin Polio Oral (OPV)  adalah  vaksin tri-valen merupakan cairan berwarna kuning kemerahan  dikemas dalam  vial gelas yang mengandung suspensi  dari tipe 1,2, dan  3 virus Polio hidup  (strain Sabin) yang  telah dilemahkan. Vaksin Polio Oral ini merupakan suspensi  “drops” untuk  diteteskan   melalui droper (secara oral).

KOMPOSISI

Tiap dosis (2 tetes = 0,1 mL) mengandung :

Zat berkhasiat :

•    Virus  Polio hidup  dilemahkan  (strain Sa- bin) tipe 1 ≥ 106.0   CCID50* tipe 2 ≥ 105.0   CCID50 tipe 3 ≥ 105.8 CCID50

Zat tambahan :

• Eritromisin tidak lebih dari 2 mcg• Kanamisin tidak lebih dari 10 mcg• Sukrosa 35 % (v/v) (sebagai zat penstabil)

* CCID50  = Cell Culture Infective Dose 50

INDIKASI

Vaksin digunakan  untuk pencegahan terhadap penyakit Poliomyelitis.

CARA KERJA OBAT

Merangsang   tubuh   membentuk  antibodi terhadap Poliomyelitis.

POSOLOGI

OPV hanya  diberikan  secara  oral. Diteteskan  langsung  ke dalam  mulut dari vial dosis ganda melalui droper se- banyak 2 tetes.

Hati-hati jangan sampai droper terkon- taminasi dengan air liur anak yang di vaksinasi.

Bayi-bayi sedikitnya harus mendapat- kan 3 dosis OPV dengan interval wak- tu 4 minggu pada usia 2 bulan.

Imunisasi ulangan diberikan 1 dan 3 tahun kemudian ; 1 dosis.

Page 3: Vaksin Polio

EFEK SAMPING

Umumnya tidak terdapat efek sam- ping. Sangat jarang terjadi kelum- puhan (paralytic poliomyelitis), yang diakibatkan karena vaksin (perban- dingan 1 / 1.000.000 dosis).

Individu yang kontak dengan anak yang telah divaksinasi, jarang sekali beresiko mengalami lumpuh polio (paralytic poliomyelitis) akibat vaksi- nasi (perbandingan 1 / 1.400.000 dosis sampai 1 / 3.400.000 dosis). Dan hal ini terjadi bila kontak belum mempunyai kekebalan terhadap virus polio atau belum pernah diimunisasi.Sindroma Guillain Barré.

KONTRAINDIKASI

Apabila sedang mengalami diare, dosis OPV yang diberikan tidak akan dihitung sebagai bagian dari jadwal imunisasi, dan harus diulang setelah sembuh.

Penderita leukemia dan disgamma- globulinemia. Anak dengan infeksi akut yang disertai demam. Anak dengan defisiensi sistem keke- balan. Anak dalam pengobatan imunosu- presif.

INTERAKSI OBATObat yang bersifat imunosupresif.

PERINGATAN & PERHATIAN

Harus diberikan secara oral Pemberian secara bersama-sama de- ngan vaksin hidup lainnya harus di-

lakukan secara terpisah Perhatikan petunjuk pemakaian vak- sin (halaman 17).

PENYIMPANAN

Potensi vaksin akan terjaga sampai dengan waktu daluarsa yang terda- pat pada vial jika disimpan pada suhu tidak lebih dari -20°C. Dan hanya dapat disimpan selama 6 bulan pada suhu antara +2°C dan +8°C.

Masa daluarsa 2 tahun.

Page 4: Vaksin Polio

Penggunaan vaksin dalam vial dosis ganda yang sudah dibuka

Vaksin OPV dalam kemasan vial dosis ganda yang telah diambil satu dosis atau lebih untuk imunisasi dapat disimpan dan dapat digunakan untuk sesi imunisasi beri- kutnya sampai dengan 4 minggu, jika semua kondisi yang dipersyaratkan dipenuhi. (Lihat keterangan petunjuk penyimpanan, hal. 11).

KEMASAN• Dus : 10 vial @ 1 mL (10 dosis)• Dus : 10 vial @ 2 mL (20 dosis)• Dus : 50 vial @ 2 mL (20 dosis)

Gambar vaksin polio oral

B. Vaksin Polio Injek/ IPV

Pelaksanaan Pemberian IPV

Pelaksanaan pemberian IPV akan dimulai pada bulan Mei 2007 hingga Mei 2011. Setelah tahun 2012 akan dilakukan evaluasi dan diskusi antara Tim ahli dan WHO, untuk langkah selanjutnya menetapkan.

Page 5: Vaksin Polio

1. Standar Teknis Imunisasi IPV

Deskripsi

IPV adalah Vaksin Polio trivalent suntikan yang terdiri dari suspensi steril virus polio tipe 1, 2 dan 3 yang diinaktivasi. Vaksin dibuat dalam biakan kultur VERO sel : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol merah.

Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, popet.

Indikasi

Memberikan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.

Komposisi

Tiap dosis (0,5 mL) mengandung: • Virus polio Tipe 1 : 40 D unit antigen • Virus polio Tipe 2 : 8 D unit antigen

• Virus polio Tipe 3 : 32 D unit antigen • 2-phenoxyethanol 0,5%

• Formaldehid 0,02% • Neomycin • Streptomycin • Polymyxin B

Dosis dan Cara Pemberian

• IPV harus diberikan sebanyak 0,5 mL secara intramuskular pada paha, sebaiknya paha kanan. • Menggunakan Autodisable Syringe (ADS) yang steril pada setiap penyuntikan. • Bayi harus menerima minimal 4 dosis IPV dengan interval minimal 4 (empat) minggu. • IPV diberikan pada usia 2,4 dan 6 bulan bersamaan dengan vaksin PT/HB.

Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi dengan IPV

UMUR VAKSIN TEMPATBayi lahir di rumah:

Page 6: Vaksin Polio

0 Bulan HB0 Rumah

1 Bulan BCG Posyandu*

2 Bulan IPV1, DPT/HB1 Posyandu*

4 Bulan IPV2, DPT/HB2 Posyandu*

6 Bulan IPV3, DPT/HB3 Posyandu*

9 Bulan Campak Posyandu*

Bayi lahir di RS/RB/Bidan Praktek

0 Bulan HB0, BCG RS/RB/Bidan Praktek

2 Bulan IPV1, DPT/HB1 RS/RB/Bidan Praktek#

4 Bulan IPV2, DPT/HB2 RS/RB/Bidan Praktek#

6 Bulan IPV3, DPT/HB3 RS/RB/Bidan Praktek#

9 Bulan Campak RS/RB/Bidan Praktek#

Keterangan: * : Atau tempat pelayanan lain # : Atau posyandu

Pemberian Dengan Vaksin Lain

IPV dapat diberikan dengan aman berbarengan dengan vaksin DPT, DT, TT, Td, Campak, Mumps, Rubella, BCG, Hepatitis B atau Hib dan tidak mempengaruhi pembentukn respon imunologik yang dihasilkan masing-masing vaksin.

Kontraindikasi

Bayi dengan riwayat hipersentisif terhadap salah satu dari komponen vaksin termasuk phenoxyethanol, formaldehid 0,02%, neomycin, streptomycin, polymyxin B.

Bayi yang terinfeksi immunodeficiency virus (HIV) baik simtomatik maupun asimtomatik bukan kontra indikasi IPV, harus diimunisasi dengan IPV menurut jadwal standar.

KIPI IPV

Kejadian ikutan dapat terjadi pasca imunisasi IPV tetapi reaksi ini jarang terjadi, antara lain :

Reaksi Lokal : reaksi eritema (kemerahan), pembengkakan pada bekas suntikan.

Page 7: Vaksin Polio

Reaksi Sistemik : demam, mual, iritabilitas, anoreksia, menangis yang menetap, keletihan.

Seperti halnya pada kegiatan imunisasi rutin lainnya KIPI perlu dipantau dan dilaporkan. Mekanisme pencatatan dan pelaporan KIPI IPV mengacu pada kegiatan surveilans KIPI yang telah rutin dilakukan.

Penyimpanan

IPV merupakan vaksin yang freeze sensitive (tidak kuat terhadap suhu beku) sehingga harus disimpan dan ditransportasikan pada kondisi suhu 20-80C.

Pada tingkat provinsi, vaksin harus disimpan di kamar dingin/lemari es pada suhu 20 -80 C.

Pada tingkat kabupaten/kota dan puskesmas, vaksin harus disimpan di lemari es pada suhu 20 -80 C.

Pada pelayanan, vaksin dibawa dengan menggunakan vaccine carrier yang berisi cool pack (kotak air dingin).

Berbeda dengan OPV, IPV TIDAK BOLEH DIBEKUKAN

. Gambar IPV