imunisasi polio iii

23
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Di Indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956 yang dilaksanakan di pulau Jawa untuk mencegah penyakit cacar. Dewasa ini angka kesakitan dan kematian bayi dan anak-anak cukup tinggi akibat serangan menular. Padahal penyakit-penyakit ini dapat decegah dengan pemberian imunisasi. Melalui imunisasi, maka bayi mendapat kekebalan,sehingga daya tahan tubuh meningkat. Adapun kekebalan ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu kekebalan aktif ialah kekebalan yang terjadi dimana bayi mendapat serangan penyakit dan tubuh secara alamiah membentuk zat antibodi. Sedangkan kekebalan pasif terjadi bila anak diberi zat anti dari luar melalui penyuntikan atau bila anak masih dalam kandungan, ia mendapat zat anti dari ibunya melalui placenta. Oleh karena itu pemberian imunisasi sangat penting bagi bayi, agar kita memperoleh generasi sehat dan potensi bagi kemajuan bangsa. B Tujuan I. Tujuan Umum Diharapkan selama dilapangan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara nyata dengan menerapkan management kebidanan menurut Varney. 1

Upload: jehan-sendix

Post on 27-Oct-2015

110 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

imunisasi

TRANSCRIPT

Page 1: Imunisasi Polio III

BAB 1

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Di Indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956

yang dilaksanakan di pulau Jawa untuk mencegah penyakit cacar. Dewasa ini angka

kesakitan dan kematian bayi dan anak-anak cukup tinggi akibat serangan menular.

Padahal penyakit-penyakit ini dapat decegah dengan pemberian imunisasi. Melalui

imunisasi, maka bayi mendapat kekebalan,sehingga daya tahan tubuh meningkat.

Adapun kekebalan ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu kekebalan aktif ialah kekebalan

yang terjadi dimana bayi mendapat serangan penyakit dan tubuh secara alamiah

membentuk zat antibodi. Sedangkan kekebalan pasif terjadi bila anak diberi zat anti

dari luar melalui penyuntikan atau bila anak masih dalam kandungan, ia mendapat

zat anti dari ibunya melalui placenta. Oleh karena itu pemberian imunisasi sangat

penting bagi bayi, agar kita memperoleh generasi sehat dan potensi bagi kemajuan

bangsa.

B Tujuan

I. Tujuan Umum

Diharapkan selama dilapangan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan

kebidanan secara nyata dengan menerapkan management kebidanan

menurut Varney.

II. Tujuan Khusus

Mahasiswa akademi kebidanan mampu

a. Melakukan pengkajian data

b. Merumuskan masalah (diagnosa)

c. Mengidentifikasi kebutuhan segera

d. Mengantisipasi masalah potensial

e. Melakukan rencana tindakan

f. Melaksanakan rencana tindakan

g. Melakukan evaluasi

1

Page 2: Imunisasi Polio III

C Batasan dan Ruang Lingkup

Sebagaiman kita ketahui secara umum imunisasi mempunyai lingkup yang cukup

luas. Oleh karena keterbatasan waktu dan demi keefektifan pelayanan serta

penulisan laporan ini, maka kami membatasi hanya pada bayi dengan imunisasi

D Metode Penulisan

Adapun metode yang kami gunakan dalam memberikan asuhan kebidanan dan

penulisan laporan adalah sebagaiberikut :

I. Studi Pustaka

Penulis membekali diri dengan literatur yang berhubungan dengan Asuhan

kebidanan menurut Varney dan Imunisasi

II. Praktek Langsung

Kami memberikan asuhan kebidanan secara langsung dan memberikan

pelayanan sesuai kebutuhan klien kami bayi. Adapun asuhan kebidanan

yang kami berikan melalui 7 tahap yaitu :

a. Pengkajian

b. Perumusan masalah (diagnosa)

c. Antisipasi masalah potensial

d. Identifikasi kebutuhan segera

e. Intervensi dan rasionalisasi

f. Implementasi

g. Evaluasi

2

Page 3: Imunisasi Polio III

E Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Imunisasi Polio III

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Imunisasi adalah salah satu usaha memberikan kekebalan pada bayi

terhadap penyakit tertentu.

Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen.

Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein

racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk kedalam tubuh manusia, maka

sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti

yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut

antitoksin. Reaksi antigen-antibodi merupakan mekanisme perlawanan tubuh

terhadap penyakit. Kadar antibodi yang tinggi dalam darah menjamin anak anda

terhindar dari penyakit. Kadar antibodiu mempertahankan kadar antibodi yang

tinggi, diperlukan imunisasi ulang dalam waktu-waktu tertentu

B Jenis Vaksin

Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau

racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. Pemberian vaksin akan

merangsang tubuh anak untuk membuat antibodi

Pada dasarnya vaksin dibuat dari :

1. Kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan

Contohnya : vaksin batuk rejan (pertusis), vaksin folio jenis salk, cholera,m

typus, paratyphus

2. Vaksin yang terbuat dari kuman hidup yang dilemahkan

Contohnya : cacar, BCG, Polio sabin

3. vaksin yang dibuat dari racun / foxin kuman yang dilemahkan

Contohnya : toksoid tetanus dan toxoid dipteria

4. Vaksin yang terbuat dari dari protein khusus kuman

Contohnya : vaksin hepatitis B

44

Page 5: Imunisasi Polio III

C Macam-macam imunisasi

Ada 2 jenis imunisasi yaitu :

I. Imunisasi Aktif adalah tubuh anak membuat sendiri zat anti yang akan bertahan

selama bertahun-tahun atau dengan cara memberikan imunisasi pada bayi / anak

a. Kekebalan aktif alamiah

Dimana tubuh membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari satu penyakit

Contoh : jika anak terserang campak, maka tidak akan kena campak lagi

setelah sembuh karena tubuh telah membuat zat penolak terhadap penyakit

campak

b. Kekebalan aktif buatan

Dengan cara memberikan imunisasi pada bayi / anak. Tubuh akan membuat

kekebalan setelah mendapatkan imunisasi

Conothnya : BCG, DPT, Polio

II. Kekebalan Pasif

Yaitu tubuh anak tidak membuat zat antibodi sendiri tetapi kekebalan diperoleh

dari luar prosesnya berlangsung cepat tetapi tidak bertahan lama

Kekebalan pasif dibagi menjadi 2 bagian :

a. Kekebalan pasif alamiah / kekebalan pasif bawaan

Yaitu kekebalan yang diperoleh / dibawa oleh bayi sejak dalam kandungan

ibunya yang didapatkan melalui placenta. Kekebalan ini hanya berlangsung

+ 5 bulan setelah bayi lahir

b. Kekebalan pasif buatan

Kekebalan yang diperoleh setelah bayi mendapatkan suntikan zat penolak

Contohnya : pemberian vaksin anti tetanus serum

Perbedaan yang penting antara jenis-jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif

ialah :

a. Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh

harus meningkat : pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang agak lebih

lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan dengan imunisasi pasif

5

Page 6: Imunisasi Polio III

b. Kekebalan yang terdapat pada imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-

tahun), sedangkan pada imunisasi pasif hanya berlangsung untuk beberapa

bulan

D Tujuan Pemberian Imunisasi

I. Mencegah terjadi infeksi penyakit tertentu

II. Jika terjadi penyakit tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan cacat atau

kematian

E Cara Pemberian Imunisasi

I. Vaksin BCG

a Vaksin disuntik intrakutan didaerah insersia musculus deltoideus dengan

dosis untuk bayi < 1 tahun sebanyak 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. pada

bayi perempuan dapat diberikan suntikan dipaha kanan atas

b BCG diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan (Depkes : 0-12 bulan). BCG

dengan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan

II. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)

a Imunisasi dasar vaksin DPT diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3

kali (DPT I, II dan III) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu

b Vaksin disuntikkan intramuskuler dibagian anterolateral paha sebanyak 0,5

ml

III. Vaksin Polio

a Imunisasi dasar vaksin polio diberikan 4 kali (Polio I, II, III dan IV) dengan

interval tidak kurang 4 minggu

b Vaksin yang diberikan secara diteteskan di mulut

IV. Vaksin campak

a Imunisasi campak dianjurkan diberikan satu dosis pada umur 9 bulan atau

lebih

b Vaksin disuntik subkutan (SC) dalam sebanyak 0,5 ml. Kemasannya yang

dibuat biofarma berupa flakon 10 dosis dan pelarut aquabides 5 ml

6

Page 7: Imunisasi Polio III

V. Vaksin Hepatitis B

a Imunisasi ini diberikan sedini mungkin segera setelah bayi lahir. Imunisasi

dasar diberikan 3x dengan jarak waktu 1 bulan antara suntikan 1 dan 2, dan

lima tahun antara suntikan imunisasi dasar.

b Pada anak vaksin diberikan secara intramuskuler didaerah panggul lengan

atas (m. deltoid), sedangkan pada bayi didaerah paha

F Vaksin Poliomielitis

I. Vaksin dan jenis vaksin

Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit

poliomielitis. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing-masing

mengandung virus polio tipe I, II dan III, yaitu :

a Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang suidah

dimatikan (vaksin salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.

b vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih masih

hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberiannya melalui

mulut dalam bentuk pil atau cairan

Di Indonesia yang lazin diberikan ialah vaksin jenis sabin. Kedua jenis vaksin

tersebut mempunyai kebaikan dan kekurangannya. Kekebalan yang diperoleh

sama baiknya, karena cara pemberiannya lebih mudah melalui mulut, maka lebih

sering dipakai jenis sabin

II. Penjelasan Penyakit

Polimielitis ialah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus polio.

Telah dikenal 3 jenis virus polio, yaitu tipe I, II dan III. Virus polio akan merusak

bagian anterior (bagian muka) susunan saraf pusat tulang belakang. Penyakit ini

terutama banyak terdapat dinegara yang sedang berkembang.

Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul

kelumpuhan, bahkan mungkin suatu kematian. Gejala yang umum dan mudah

dikenal ialah anak mendadak menjadi lumpuh pada salah satu anggota geraknya,

setelah ia menderita demam selama 2-5 hari. Bila kelumpuhan itu terjadi pada

otot pernapasan, mungkin anak akan meninggal karena sukar bernapas. Penyakit

7

Page 8: Imunisasi Polio III

ini dapat langsung menular dari seorang penderita polio atau dengan melalui

makanan

III. Cara Imunisasi

Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa

hari, dan selanjutnya setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan

bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Bagi bayi yang sedang

meneteki, maka ASI dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh

terhadap vaksin polio. Imunisasi ulang diberikan bersamaan dengan imunisasi

ulang DPT

IV. Kekebalan

Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 95-100%.

V. Reaksi Imunisasi

Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat berak-berak ringan

VI. Efek Samping

Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping. Bila ada,

mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak seperti pada penyakit polio

sebenarnya

VII. Kontra Indikasi

a Pada anak dengan diare hampir tidak terdapat efek samping

b Gangguan kekebalan (definisi imun)

c Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam, atau diare ringan imuniasi

polio dapat diberikan seperti biasanya

VIII. Hal-hal yang harus dilakukan pada pemberian imunisasi polio

a Menyarankan vaksin polio

1) Bukalah tutup metal dan tutup karet

2) Pasanglah pipet plastik pada plakon

3) Vaksin polio siap diberikan

b Mengatur posisi bayi dan cara pemberian vaksin

1) Ibu disuruh menelentangkan bayinya diatas pangkuannya dan

memegangkan erat-erat

8

Page 9: Imunisasi Polio III

2) Mulut anak dibuka dengan menggunakan 2 jari sambil menekan kedua

pipi anak sehingga mulut terbuka

3) Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak

sebanyak 2 tetes

c Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Dosis 2 tetes sebanyak 3 kali pemberian dengan selang 4 minggu

2) Buanglah sisa vaksin yang telah dipakai dilapangan

(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta 1993,

Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Cetakan ke II)

9

Page 10: Imunisasi Polio III

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Tanggal: 01-12-2006

20.00WIB

I. Data Subjektif

a Biodata

Nama : By. L

Tanggal Lahir : 26-09-2005

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 2 bulan 5 hari

Diagnosa medik : Imunisasi polio 3

Nama Ibu : Ny..N Nama Ayah : Tn. R

Umur : 29 tahun Umur : 32 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Alamat : Rungkut. M Alamat : Rungkut Menanggal

b Alasan kunjungan

Ibu datang dengan bayinya yang berumur 2 bulan ingin di imunisasi DPT 1 dan

polio 3

c Riwayat kehamilan dan kelahiran

1) Prenatal

Keluhan saat hamil : T I : mual muntah, nafsu makan menurun, T II dan T III

tidak ada keluhan.

Periksa hamil ± 5 kali di BPS Endang Mawarsih Amd. Keb Surabaya dan

mendapatkan imunisasi TT 2x

10

Page 11: Imunisasi Polio III

Selama hamil ibu bayi tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok,

minum alkohol dan minum jamu.

2) Natal

Bayi lahir Spt B perempuan, lahir tanggal 26 september 2005, BB : 2800 Kg,

PB : 50 cm, bayi ditolong oleh bidan.

3) Post Natal

Bayi lahir sehat, minum ASI (Air Susu Ibu) ditambah MPASI (Makanan

Pendampin Air Susu Ibu) sampai sekarang.

d Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga bayi (Ayah maupun Ibu) tidak ada yang mempunyai penyakit

menurun, menahun, menular (Seperti DM, HT, Jantung, Asma, TBC, Hepatitis

dll).

e Kebutuhan dasar

1) Makan : Bayi minum ASI + MPASI samapai sekarang.

2) Pola tidur : Bayi tidur ± 17 jam/hr dan bangun menangis jika lapar,

kencing, BAB dan bermain.

3) Mandi : 2 kali sehari.

4) Eliminasi : BAK ± 7 x/hr

BAB ± 3 x/hr

5) Kebersihan: Ganti celana jika basah, BAK dan BAB ganti baju 2x/hari

(setelah mandi)atau bila terkena kotoran.

f Keadaan kesehatan saat ini

1) Diagnosa : Imunisasi Polio 3

2) Bayi dalam keadaan sehat

3) Status Nutrisi : Nutrisi, kebutuhan bayi yang dikonsumsi sesuai dengan

jumlah kebutuhannya, ASI + MPASI.

11

Page 12: Imunisasi Polio III

II. Data Objektif

a Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmenitis

3) TTV : RR : 30 x/menit

4) BB : 6000 gr Umur : 2 bulan 5 hari

Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak ada benjolan.

Muka : Simetris, sclera tak ikterus, conjungtiva tak anemis.

Hidung : Simetris, tak ada polip, tidak ada pernafasan cuping

hidung.

Telinga : Simetris, tidak ada kelainan, bersih.

Mulut : Simetris, tidak ada labiopatoskisis, bibir tidak kering,

lidah bersih.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.

Dada : Tidak ada retraksi intercostae.

Abdomen : Tidak kembung, tidak ada massa.

Genetalia : Tidak ada pembesaran, labia mayor sudah menutupi labio

minor.

Anus : Ada lubang anus.

Ekstramitas : Simetris, tidak ada polidaktili / syndaktili.

B. Identifikasi diagnosa dan masalah

Dx : Bayi umur 2 bulan 5 hari BB : 6000 gram dengan imunisasi polio 3

Ds : Ibu datang dengan bayinya dengan umur 2 bulan dan ingin imunisasi polio 3

Do : K/U : Baik

RR : 30 x/menit

BB : 6000 gram

12

Page 13: Imunisasi Polio III

C. Antisipasi masalah potensial

Tidak ada

D. Identifikasi kebutuhan segera

Tidak ada

E. Intervensi

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan bayi telah mendapatkan

imunisasi polio 3

Kriteria : Imunisasi polio 3 telah masuk ke tubuh bayi.

Tanggal Diagnosa Intervensi Rasional

01-12-2006

20.10 WIB

Bayi sehat

umur 2 bulan

5 hari dengan

imunisasi

polio 3

1 Lakuk

an pendekatan pada

bayi dan keluarga.

2 Berika

n penjelasan tentang

manfaat imunisasi.

3

Berikan penjelasan

pada keluarga bayi

tentang imunisasi

polio serta efek

sampingnya.

4 Lakuk

an persiapan imunisasi

polio.

5 Lakuk

an imunisasi polio.

1 Menjal

in hubungan yang

baik dan menciptakan

kepercayaan pada

keluarga terhadap

petugas.

2 Mena

m bah pengetahuan

ibu

3 Ibu

dapat mengerti

tentang imunisasi

polio serta efek

sampingnya

4 Agar

proses imunisasi

berjalan dengan

lancar.

5 Anak

13

Page 14: Imunisasi Polio III

6 Memo

tivasi ibu untuk tidak

memberikan minum

pada bayi.

7 Berika

n jadwal imunisasi

berikutnya

mendapatkan

imunisasi polio.

6 Karen

a akan mengurangi

keefektifan dari polio

7 Untuk

mencegah terjadinya

kekeliruan dan dapat

lebih mudah

meningkatkan ibu

untuk kontrol

imunisasi selanjutnya

F. Implementasi

Tanggal Diagnosa Implementasi

01-12-2006

18.20 WIB

Bayi sehat

umur 2 bulan

5 hari dengan

imunisasi

polio 3

1 Melakukan pendekatan pada bayi dan keluarga

dengan melakukan anamnesa.

2 Memberikan penjelasan kepada ibu tentang

manfaat imunisasi Polio untuk melindungi anak

dari penyakit polio melitus.

3 Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi

polio, Reaksi polio relatif tidak ada mungkin hanya

berak-berak ringan

4 Melakukan persiapan imunisasi polio

5 Melakukan imunisasi Polio dengan meneteskan

vaksin polio 2 tetes didalam mulut

6 Memotivasi untuk tidak memberikan minum pada

bayi + 30 menit

7 Memberikan jadwal imunisasi

14

Page 15: Imunisasi Polio III

G. Evaluasi

Dx : Bayi sehat Umur 2 bulan 5 hari dengan Imunisasi polio 3

S : Ibu mengatakan bahwa bayinya telah disuntik Imunisasi polio 3.

O: K/U bayi baik

Imunisasi polio 3 telah di masukkan ke dalam tubuh bayi

RR :30 x/menit

A: Tujuan berhasil

P : Pemberian KIE pada ibu :

- Segera kontrol ke petugas kesehatan jika didapatkan kelainan

- Berikan imunisasi selanjutnya sesuai jadwal

- Berikan obat panas bila anak panas

15

Page 16: Imunisasi Polio III

BAB IV

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada By “L” dengan Imunisasi polio

3, Dapat ditarik beberapa kesimpulan :

1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan

dari ibu Bayi sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat

diagnosa kebidanan.

2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu

pada tinjauan pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan

pustaka tergantung pada kondisi Bayi.

3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat

direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan

dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan

pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.

B. SARAN

1. Bagi petugas.

Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus

meningkatkan kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki

kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.

2. Bagi klien.

Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar

keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien

dapat terpecahkan.

16

Page 17: Imunisasi Polio III

3. Bagi pendidikan.

Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih

memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada

umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang

merupakan gudang ilmu bagi para anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam, “ Sinopsis Obstetri ” , ECG. Jakarta : 1998.

Manuaba “ Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk

Pendidik Bidan ”, Penerbit buku kedokteran, Jakarta : 1998.

Prawirohario, Sarwono, “ Asuhan Maternal dan Neonatal ”, YBPSP, Jakata : 2002.

Varney, Helen, “ Buku Saku Bidan “, Penerbit buku kedokteran, Jakarta : 2001.

17