polio miel it is

26
Poliomielitis Pada Anak Eirene Megahwati Paembonan 102012082 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebun Jeruk, Jakarta Barat Email: [email protected] Pendahuluan Poliomielitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta atropi otot. Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis). Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi 1

Upload: eirene-megahwati-paembonan

Post on 17-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 22

TRANSCRIPT

Page 1: Polio Miel It Is

Poliomielitis Pada Anak

Eirene Megahwati Paembonan

102012082

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebun Jeruk, Jakarta Barat

Email: [email protected]

Pendahuluan

Poliomielitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan

predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang

otak, dan akibat kerusakan bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta

atropi otot.

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh

virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke

tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan

mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan

(paralysis). Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.

Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut

ketika seseorang memakanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah

virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan

menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang

tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5

tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.

Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi

poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit.

Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu

dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Anamnesis

Pada anamnesis anak umur 8 tahun, anamnesis tanya-jawab dilakukan secara

alloanamnesis, yaitu anamnesis dilakukan terhadap orang tua wali, orang yang dekat dengan

pasien, atau sumber lain dan autoanamnesis. Langkah awal anamnesis adalah menanyakan

1

Page 2: Polio Miel It Is

data-data pribadi, termasuk riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dulu dan sekarang

serta riwayat penyakit keluarga. Hambatan utama yang dijumpai pada anamnesis bayi atau

anak-anak ialah pada umumnya anamnesis terhadap anak secara alloanamnesis sehingga

perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya bias oleh karena data tentang keadaan pasien yang

didapat mungkin berdasarkan asumsi atau persepsi orang tua atau pengantar.1

Perlu diketahui pula riwayat kehamilan dan persalinan berkisar penyakit ibu selama

hamil, apakah ibu mengalami infeksi ketika akan melakukan persalinan, dan pemberian ASI.

Ditanyakan juga bagaimana nutrisi anak. Selain itu perlu ditanyakan riwayat imunisasi anak

secara lengkap dan jelas.1

Berdasarkan hasil anamnesis, pada kasus ditemukan :

1. Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun kaki kanannya tidak dapat digerakkan sejak 2

hari yang lalu

2. Demam sejak 7 hari yang lalu disertai batuk pilek, sakit kepala, nyeri otot

3. Imunisasi lengkap kecuali polio mendapatkan dua kali suntikan pada saat anak

tersebut berusia 2 bulan dan 4 bulan

Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan kesadaran dan tanda-tanda vital. Pada pemeriksaan

kesadaran terdapat beberapa tingkat kesadaran yaitu sadar secara penuh, delirium, somnolen,

sopor, koma-ringan, dan koma dalam, tanda-tanda vital yang dilakukan adalah suhu, denyut

nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas. Kemudian melakukan inspeksi terhadap seluruh

tubuh terutama otot penderita. Perhatikan adanya pengecilan otot yang jelas, faskulasi,

deformitas, dan perubahan pada kulit. Setelah itu melakukan pemeriksaan rangsang

meningeal, refleks, dan pemeriksaan motorik serta pemeriksaan sensorik.

Pemeriksaan rangsang meningeal terdiri dari pemeriksaan kaku kuduk, pemeriksaan

brudzinski I, pemeriksaan laseque, dan pemeriksaan kernig:2

Kaku kuduk

Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang

berbaring. Kemudian kepala di tekukkan dan diusahakan agar dagu mencapai dada.

2

Page 3: Polio Miel It Is

Perhatikan ada atau tidaknya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk terdapat tahanan dan

dagu tidak mencapai dada.

Tanda brudzinski I

Dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang

berbaring, tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada. Tangan

yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya

badan. Bila tanda brudzinski positif, maka tindakan ini mengakibatkan flexi kedua

tungkai.

Tanda laseque

Kaki pasien yang sedang berbaring diluruskan (ekstensi) kedua tungkainya.

Kemudian satu tungkai diangkat lurus, di bengkokkan (flexi) pada persendian

panggul. Tungkai yang satu lagi lurus. Pada keadaan normal, kita dapat mencapai

sudut 70 derajat sebelum timbul rasa sakit atau tahanan, maka disebut tanda laseque

positif. Tanda laseque positif dijumpai pada kelainan berikut: rangsang selaput otak,

iritasi pleksus lumbosacral.

Tanda kernig

Penderita yang sedang berbaring diflexikan pahanya pada persendian panggul

sampai membuat sudut 90 derajat. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada

persendian lutut. Biasanya dapat melakukan ekstensi ini sampai sudut 135 derajat

antara tungkai bawah dan tungkai atas. Bila terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum

tercapai sudut ini, maka dikatakan bahwa kernig positif.

Pemeriksaan refleks dibagi menjadi dua, yaitu refleks dalam dan superficial. Refleks

dalam (reflex regang otot) timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan, dan

sebagai jawabannya maka otot berkontraksi. Sedangkan reflex superficialis timbul karena

terangsangnya kulit atau mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada di

bawahnya atau disekitarnya. Beberapa refleks dalam adalah refleks biseps, refleks triseps,

refleks brachioradialis, refleks lutut, dan refleks achilles. Sedangkan beberapa refleks

superfisialis adalah refleks kornea, refleks dinding perut superfisialis, dan refleks anus

superfisialis.2

3

Page 4: Polio Miel It Is

Pemeriksaan motorik meliputi penilaian integritas sistem muskuloskeleton dan

pencarian gerakan abnormal yang dapat menunjukkan kelainan sistem saraf perifer atau

sistem saraf pusat. Komponen pemeriksaan motorik meliputi pengujian kekuatan, bagian

terbesar otot, tonus, postur, dan daya penggerak.3

Pemeriksaan sensorik dimulai dengan sifat, perjalanan, dan lokasi gejala-gejala

sensorik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti diskriminasi dua titik dan grafestesia

(menggambar pada telapak tangan).3

Pada kasus poliomielitis, otot-otot tubuh terserang paling akhir, sensorik biasanya

normal, refleks tendon dalam biasanya menurun atau tidak ada sama sekali, dan terdapat

tanda-tanda rangsang meningeal salah satunya kaku kuduk.4

Pada kasus didapatkan hasil suhu adalah 38oC, kaku kuduk (+), refleks tendon (-),

kekuatan motorik (-), lumpuh flaccid (+), dan sensorik (+).

4

Page 5: Polio Miel It Is

Pemeriksaan Penunjang5

1. Viral Isolation

Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena

penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah

diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat. Jika poliovirus terisolasi dari

seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjut

menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakah

virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.

2. Uji Serologi

Uji serologi dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika

pada darah ditemukan zat antibodi polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena

polio adalah benar. Akan tetapi zat antibodi tersebut tampak netral dan dapat menjadi

aktif pada saat pasien tersebut sakit.

3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)

CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan

jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan

kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml.

4. Pemeriksaan Darah Perifer

Tidak pemeriksaan spesifik untuk diagnosis poliomielitis pada gejala awal,

sama seperti virus lainnya. Pemeriksaan darah perifer mungkin dalam batas normal

atau terjadi leukositosis pada fase akut major illnesses yaitu 10.000-30.000/ul dengan

predominan PMN.

Diagnosis Banding

Sindrom Guillain-Barre

Sindrom Guillain-Barre ialah polineuropati yang menyeluruh, dapat

berlangsung akut atau subakut, mungkin terjadi spontan atau sesudah suatu

5

Page 6: Polio Miel It Is

infeksi. Mikroorganisme penyebab belum pernah ditemukan pada penderita

penyakit ini dan pada pemeriksaan patologis tidak ditemukan tanda radang.

Terbanyak ditemukan antara umur 4-10 tahun. Biasanya didahului oleh

demam atau penyakit traktus respiratorius bagian atas, kemudian terdapat

periode laten selama 1-3 minggu. Berlangsung akut dan subakut. Pada

penyakit ini otot proksimal penderita sama beratnya dengan otot distal.

Kadang-kadang kelumpuhan seolah-olah menjalar ke atas dari otot kaki,

tungkai, abdomen, toraks, lengan, dan muka. Keadaan ini disebut paralisis

asending Landry, otot-otot yang terkena bersifat simetris. Kelumpuhan jenis

flasid dengan refleks tendon menurun akan tetapi tidak terlihat atrofi.

Gangguan sensibilitas dapat berat, ringan atau tidak terdapat sama sekali.

Kelumpuhan dapat didahului oleh hiperstesia, anestesi dengan rasa nyeri atau

parestesia.3

Miastenia gravis

Miastenia gravis adalah suatu gangguan transmisi neuromuskular yang

terjadi akibat serangan autoimun pada reseptor asetilkolin pascasinaps

nikotinik. Gejala dan tanda awal timbul sebelum usia 20 tahun dan jarang

terjadi pada usia dibawah 1 tahun. Gambaran paling mencolok pada MG pada

semua usia adalah kelemahan otot yang diperparah oleh pemakaian berulang

otot yang bersangkutan sewaktu aktivitas normal atau berolahraga. Otot mata

hampir selalu terkena, sehingga keluhan utama biasanya mencakup ptosis dan

diplopia. Pada sebagian besar pasien terjadi berbagai kombinasi kelemahan

otot wajah, bulbar, leher, ekstremitas, dan pernapasan dengan dejarat

bervariasi dalam beberapa hari sampai satu atau dua tahun. Pasien mungkin

mengalami kesulitan mengunyah. Kelemahan anggota badan biasanya terletak

proksimal dan simptomatik, demikian juga kelemahan otot wajah. Diagnosis

dapat dicurigai apabila terdapat tanda okular yang asimetrik.6

Polimiositis

Polimiositis adalah suatu penyakit otot yang meliputi peradangan dari

serat-serat otot. Penyebab dari penyakit tidak diketahui. Polimiositis terjadi

ketika sel-sel darah putih dan sel-sel imun dari peradangan secara spontan

6

Page 7: Polio Miel It Is

menyerang otot-otot. Hal ini berakibat pada kelemahan otot yang dapat

menjadi berat/parah. Gejala klinis polimiositis adalah kelemahan otot-otot

terutama otot yang dekat dengan batang tubuh, kekuatan otot hilang, dan

atrofi. Demam derajat rendah, kesulitan dengan menelan dan kelemahan untuk

mengangkat kepala dapat terjadi. Kulit sendi-sendi engsel, siku tangan, dan

lutut kaki dapat berubah menjadi kemerah-merahan disertai bersisik.6

Hipokalemia

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) merupakan

suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah kurang dari 3,5 mEq/L

(kadar kalium dalam darah orang normal 3,5-5 mEq/liter). Walaupun pada

keadaan normal, pengeluaran kalium non-ginjal kecil dan hampir semua

kalium yang terfiltrasi oleh ginjal diabsorpsi, kelaparan yang lama dan

penyerapan gizi yang buruk (misal pada pecandu alkohol, anoreksia nervosa)

dapat menyebabkan berkurangnya kalium dan hipokalemia. Hipokalemia

ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Kelemahan pada otot,

perasaan lelah, lemas, nyeri otot merupakan gejala pada otot yang timbul pada

kadar kalium kurang dari 3 mEq/L (hipokalemia yang lebih berat). Penurunan

yang lebih berat dapat menimbulkan kelumpuhan atau rabdomiolisis. Tekanan

darah dapat meningkat pada keadaan hipokalemia dengan mekanisme yang

tidak jelas. Hipokalemia dapat menimbulkan gangguan toleransi glukosa dan

gangguan metabolisme protein. Efek hipokalemia pada ginjal berupa

timbulnya vakuolisasi pada tubulus proksimal dan distal. Juga terjadi

gangguan pemekaran urin sehingga menimbulkan poliuria dan polidipsia.

Hipokalemia juga akan meningkatkan produksi NH4 dan produksi bikarbonat

di tubulus proksimal yang akan menimbulkan alkalosis metabolik.7

Diagnosis Kerja

Dari hasil anamsesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta menyesuaikan

dengan gejala-gejala yang ada, maka pasien diduga menderita poliomielitis.6

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh

virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk

ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan

7

Page 8: Polio Miel It Is

mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan

(paralisis).6

Jenis Polio8

1. Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan

sensitif. Terjadi keram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika

disentuh.

2. Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel

tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.

Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu

penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering

ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan

diserap oleh pembuluh darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh.

Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik yang mengontrol

gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita

yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan

menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini

akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring

dengan berkembangbiaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan

menghancurkan syaraf motorik.

3. Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang

otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur

pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang

mengontrol pergerakan bola mata, saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan

dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur

pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai

fungsi di kerongkongan, pergerakan lidah dan rasa, dan saraf yang mengirim sinyal

ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima

hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika

otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi 8

Page 9: Polio Miel It Is

kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim perintah bernapas ke paru-paru.

Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan, korban

dapat tenggelam dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi

perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke

dalam paru-paru.

Etiologi

Virus polio adalah RNA virus ultra microscopic, termasuk Enterovirus, dalam family

Picornaviridae, terbagi dalam 5 genera, diantaranya yang patogenik pada manusia dalah

Enterovirus, Hepatovirus, dan Rhinovirus. Enterovirus terbagi lagi dalam 71 species, yaitu

berbagai virus Polio, virus Coxsackie, virus ECHO dan Enterovirus 68-71. Virus terdiri dari 3

strain yaitu strain 1 (Brunhilde), strain 2 (Lansig), dan strain 3 (Leon). Perbedaan tiga jenis

strain terletak pada sekuen nukleotidanya. Strain 1 adalah yang paling paralitogenik dan

sering menimbulkan wabah, sedang strain 3 paling tidak imunogenik.8

Reservoir alamiah satu-satunya adalah manusia, walaupun virus juga terdapat pada

sampah atau lalat. Masa inkubasi biasanya antara 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam

waktu 7-21 hari. Penyakit dapat ditularkan oleh karier yang sehat atau oleh kasus yang

abortif. Bila virus prevalen pada suatu daerah, maka penyakit ini dapat dipercepat

penyebarannya dengan tindakan operasi seperti tonsilektomi, ekstrasi gigi yang merupakan

port d’entree atau penyuntikan. Virus dapat ditularkan secara langsung dari orang ke orang,

melalui tinja penderita, melalui percikan ludah penderita.8

Epidemiologi

Kasus polio telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988. Sebanyak 350.000 kasus

diperkirakan terjadi di lebih dari 125 negara endemik. Secara keseluruhan, sejak Global Polio

Eradication Initiative diluncurkan, jumlah kasus telah menurun lebih dari 99%. Pada tahun

2011, hanya empat negara di dunia tetap endemik polio.9

Kejadian luar biasa kasus polio di Indonesia sampai dengan tanggal 21 Maret 2006

ditemukan pada 305 anak yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Banten,

Jawa Tengah, Lampung, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur, Sumatera Selatan,

dan Nangroe Aceh Darussalam-NAD. Sejak saat itu sampai sekarang tidak terdapat laporan

KLB Polio di Indonesia.9

9

Page 10: Polio Miel It Is

Patogenesis

Poliomielitis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi/peradangan

oleh poliovirus, penyakit ini ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain dengan cara

kontak baik melalui sekret yang dikeluarkan dari hidung, mulut ataupun melalui feses. Di

faring, virus ini hanya dapat ditemukan tiga hari sebelum sampai lima hari sesudah penyakit

ini timbul. Tetapi di dalam tinja, virus ini dapat ditemukan sampai 17 minggu sejak penderita

itu menjadi sakit. Penularannya adalah secara water-borne (seperti penularan penyakit tifus).

Porte d`entre dari virus ini adalah usus di mana virus itu dapat berkembang biak dan

menimbulkan viremia, sampai akhirnya virus ini sampailah ke SSP. Virus masuk melalui

mulut dan hidung kemudian berkembangbiak di dalam kerongkongan dan di dalam traktus

gastrointestinal (usus) akan menyebar melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening.

Masa inkubasi yang diperlukan berkisar 5 – 35 hari dengan rata-rata 7 – 14 hari.8

Ada beberapa faktor yang menentukan apa sebabnya tempat-tempat tertentu dari SSP

lebih sering terserang virus polio daripada tempat-tempat yang lain. Faktor yang yang

berperan dalam hal ini adalah:8

1. Jumlah (banyaknya) dan virulensi virus polio yang memasuki tubuh.

2. Invitation to settle down yang berperan dalam fase pre-paralitik.

Invitasi itulah yang akan menentukan apakah akan terjadi kelumpuhan dan bagian tubuh

yang mana yang akan menjadi paralisis. Invitasi itu adalah suatu trauma seperti misalnya

suatu infeksi, olah raga berat, tonsilektomi, adenektomi, cabut gigi, fraktur, abses dan lain-

lain.8

Manifestasi Klinis

1. Inapparent infection (90%)

Setelah masa inkubasi 7-10 hari, karena daya tahan tubuh maka tidak terdapat

gejala klinis sama sekali. Pada suatu endemik menyebabkan imunitas terhadap virus

tersebut.3

2. Abortive poliomielitis (5%)

Jarang terjadi, didahului dengan panas, malaise, pusing, muntah dan sakit

perut. Sehari-dua hari pertama akan timbul iritasi meningen, termasuk kaku kuduk,

10

Page 11: Polio Miel It Is

muntah, nyeri kepala. Kemudian setelah 2-10 hari akan membaik tanpa gejala sisa,

kecuali pada beberapa kasus terjadi kelemahan otot yang transient.3

3. Non paralitik poliomielitis (1%)

Anak demam, lemas, sakit otot, hiperestesia atau parestesia, muntah, diare,

pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk, tanda spinal, tanda head drop (bila

tubuh penderita ditegakkan dengan menarik pada kedua ketiak akan menyebabkan

kepala terjatuh ke belakang), tanda Brudzinski dan Kernig positif, perubahan refleks

permukaan dan dalam. Selain itu terdapat tanda tripod dimana saat anak berusaha

duduk dari sikap tidur maka ia akan menekuk kedua lutut ke atas sedangkan kedua

lengan menunjang ke belakang tempat tidur.3

4. Paralitik poliomielitis

Dimulai dari gejala seperti pada infeksi klinik yang ringan (minor), diseling

dengan periode 1-3 hari tanpa gejala, kemudian disusul dengan nyeri otot, kaku otot,

dan demam. Dengan cepat (beberapa jam) keadaan klinik cepat memburuk (mayor)

dan menimbulkan kelumpuhan yang maksimal dalam 48 jam saja.3

o Tipe spinal (79% dari kasus paralitik): biasanya kelumpuhan yang terjadi tidak

lengkap, kaki lebih sering terkena dibanding dengan tangan, terutama terjadi

pada bagian proksimal, tidak simetrik dan menyebar dari bagian proksimal

kearah distal (descending paralisis). Kelumpuhan lebih sering pada otot yang

besar di bagian proksimal (terutama paha), dibanding dengan otot distal yang

kecil. Deep tendon refleks akan hilang tanpa gangguan sensori. Jenis dan

beratnya kelumpuhan sangat tergantung pada lokasi kerusakan, namun selalu

bersifat layuh (flaccid), otot lembek (floppy) tanpa tonus otot. Jenis spinal

sering mengenai otot tangan, kaki, dan torso.3

o Tipe bulbar (2% dari kasus paralitik): kasus bulbar jarang terjadi. Tipe bulbar

terjadi akibat kerusakan motorneuron pada batang otak sehingga terjadi

insufisiensi pernapasan, kesulitan menelan, tersedak, kesulitan makan,

kelumpuhan pita suara, dan kesulitan bicara. Saraf otak yang terkena adalah

saraf V, IX, X, XI dan kemudian VII. Kerusakan pada saraf pusat ini tidak

dapat diganti atau diperbaiki sehingga akan terjadi kelumpuhan yang

permanen.3

11

Page 12: Polio Miel It Is

o Tipe bulbospinal (19% dari kasus paralitik): kombinasi antara paralisis bulbar

dan spinal.3

5. Post polio syndrome (PPS)

Bentuk manifestasi lambat (15-40 tahun) setelah infeksi polio, dengan gejala

klinik polio paralitik yang akut. Gejala yang timbul adalah nyeri otot yang luar biasa,

paralisis yang rekuren atau timbul paralisis baru. Patogenesisnya masih belum jelas,

namun bukan akibat infeksi yang persisten.3

Bagi penderita dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan

kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala

berat serta bisa menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya 3-35 hari.3

Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah

adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser pada kelompok

anak usia di atas 5 tahun.3

Infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi dari gejala yang sangat ringan

hingga terjadi paralisis. Infeksi virus polio dapat diklasifikasikan menjadi minor illnesses dan

major illnesses (termasuk jenis non-paralitik dan paralitik).8

Minor Illnesses8

Gejala klinis ini terjadi sebagai akibat proses inflamasi akibat

berkembangbiaknya virus polio. Gejalanya sangat ringan atau bahkan tanpa

gejala. Keluhan biasanya nyeri tenggorok dan perasaan tidak enak di perut,

gangguan gastrointestinal, demam ringan, perasaan lemas, dan nyeri kepala

ringan. Gejala ringan terjadi selama 1-4 hari, kemudian menghilang. Gejala ini

merupakan fase enteric dari infeksi virus polio. Masa inkubasi 1-3 hari dan

jarang lebih dari 6 hari. Selama waktu itu virus bereplikasi pada nasofaring

dan saluran cerna bagian bawah. Gejala klinis yang tidak khas ini terdapat

pada 90-95% kasus polio.

Major Illnesses8

12

Page 13: Polio Miel It Is

Major illnesses merupakan gejala klinik akibat penyebaran dan

replikasi virus di tempat lain serta kerusakan yang ditimbulkannya. Masa ini

berlangsung selama 3-35 hari termasuk gejala minor illnesses dengan rata-rata

17 hari. Usia penderita akan mempengaruhi gejala klinis, 1/3 dari kaus polio

berusia 2-10 tahun, akan memberikan gambaran bifasik atau dromedary yaitu

terdapat 2 letupan kedua kelainan sistemik dan neurologic.

Penatalaksanaan8

Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum ditemukan cara atau metode

yang paling tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang ada hanya untuk mencegah dan

mengurangi rasa sakit pada penderita.

1. Dalam fase akut (Dari mulanya penyakit sampai 4 minggu sesudahnya)

o Penderita hendaknya diberikan istirahat total

o Pada anggota tubuh yang terasa nyeri, diberikan botol hangat

o Berikan analgetik, fenobarbital dan sebagainya

o Sesudah 2 minggu dan setelah keadaan likuor kembali normal dapat dilakukan

fisioterapi

2. Fase rekonvalesensi pertama (1-6 bulan)

o Fisioterapi

Dalam pelaksanaan fisioterapi perlu terdapat kerja sama yang baik

antara neurolog, ortoped, dan fisioterapis. Dalam rangka fisioterapi, dapat

dilakukan masage, latihan dan elektroterapi (kontraksi yang ditimbulkan oleh

elektroterapi itu pada otot-otot tersebut akan menjaga otot-otot itu agar tidak

menjadi atropi. Bila kemudian saraf mengalami regenerasi, maka otot-otot

masih cukup baik untuk menerima serabut-serabut saraf baru)

13

Page 14: Polio Miel It Is

o Tindakan ortopedis untuk menghindarkan timbulnya kontraktur misalnya

dengan memasang gipsspalk dan lain-lain.

3. Fase rekonvalensi kedua (6 bulan-3 tahun)

o Latihan-latihan sebaiknya dilakukan di dalam kelompok-kelompok, agar anak

yang cacat tidak merasa minder dari anak-anak yang lain

o Dalam fase ini mungkin ortoped akan dapat mengusahakan agar dilakukan

tindakan operatif seperti misalnya tenotomi atau transplantasi tendon

Komplikasi8

Komplikasi yang paling berat dari penyakit polio adalah kelumpuhan yang menetap.

Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi kelemahan satu atau

beberapa otot, sering ditemukan.

Kadang bagian dari otak yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio,

sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot dada. Beberapa penderita mengalami

komplikasi 20-30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebut sindroma post-

poliomielitis, yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan

kelumpuhan. Komplikasi yang sering terjadi antara lain :

1. Kelumpuhan permanen, kelaianan bentuk otot

2. Edema paru-paru

3. Shock

4. Pneumonia dan kesulitan bernapas

5. Hipertensi

6. Infeksi/Peradangan saluran kemih

7. Kelainan ginjal

8. Miokarditis

14

Page 15: Polio Miel It Is

Pencegahan9

Untuk mencegah penyakit polio di antaranya dengan membiasakan pola hidup sehat,

sanitasi yang baik dan terus menjaga kualitas gizi sekaligus kebugaran kondisi fisik.salah satu

cara terbaik melindungi anak-anak dari penyakit polio. Yakni dengan mencuci tangan dan

alat-alat makan seperti piring, gelas, atau pun sendok dengan sabun dan air yang tidak

tercemar oleh virus polio. Kemudian jika memasak air sebaiknya dimasak sampai mendidih

sempurna, sebab cara ini cukup efektif untuk membunuh virus polio. Sebab diketahui, virus

polio liar hidup dengan baik pada suhu – 80C. Di luar tubuh manusia, bila terkena panas

matahari, virus polio hanya bertahan hidup selama 2 hari, tapi kalau di dalam cuaca lembab

lebih lama. Selain itu, imunisasi terhadap polio sampai lengkap pun dapat mencegah penyakit

ini. Imunisasi diperlukan untuk membangkitkan kekebalan lokal di usus melalui pemberian

vaksin polio. Vaksin ini mengandung tiga jenis virus yaitu tipe 1, 2, dan 3. Caranya,

diteteskan ke mulut sebanyak dua tetes setiap kali pemberian atau dikenal dengan Oral. Bila

anak sudah mendapatkan imunisasi polio minimal empat kali, hampir dapat dipastikan anak

kebal terhadap polio. Bila belum diimunisasi, segera berikan dosis pertama. Anak akan

terlindung selama 100 hari, sehingga bila virus polio masuk, tidak berbiak dan menyebabkan

penyakit polio, lalu dilanjutkan sampai lengkap.

1. Vaksin Salk

Vaksin Salk ini adalah suspensi dalam air dari virus polio yang virulensinya

telah dihilangkan karena telah dicampur dengan formalin. Cara pemberian:

o Injeksi pertama 1 cc i.m

o 2-4 minggu kemudian 1 cc i.m

o 7 bulan kemudian 1 cc i.m. booster

2. Vaksin Sabin

Vaksin Sabin ini adalah suatu attenuated live oral vaccine. Vaksin ini

mengandung virus polio hidup yang telah dilemahkan dengan jalan passage berturut-

turut melalui biakan jaringan. (R.N.A. virion ini tidak ganas lagi, namun protein

capsidnya masih dapat menimbulkan antibodi). Vaksin ini dapat diberikan sebagai

tablet atau drop peroral. Cara pemberian:

15

Page 16: Polio Miel It Is

o Mulai dengan 1 dose

o Satu bulan kemudian 1 dose

o Satu bulan kemudian 1 dose

o Tiga tahun kemudian 1 dose booster

Prognosis

Penyakit polio mempunyai prognosis yang buruk, karena pada kasus kelumpuhan

mengakibatkan kurang lebih 50-80% kematian yang disebabkan oleh polio. Selain itu karena

belum dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan polio. Pemberian vaksin juga masih

kurang efektif untuk mencegah polio, karena banyak orang yang telah diberi vaksin polio

tetapi masih terkena penyakit ini.3

Jika sumsum tulang belakang dan otak belum terkena, maka lebih dari 90 % kasus

dapat sembuh sempurna. Apabila otak dan sumsum tulang belakang sudah terkena maka

sangat membahayakan dan akan merupakan suatu keadaan kedaruratan medis dan dapat

menyebabkan kelumpuhan atau kematian yang biasanya berhubungan dengan gagal napas.3

Kesimpulan

1. Masih terdapat Negara-Negara di dunia yang mempunyai virus polio liar yang akan

menjadi ancaman bagi Negara-Negara yang rentan  (cakupan imunisai rendah)

2. Cakupan imunisasi polio masih belum merata di beberapa desa

3. Tiga factor resiko utama terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) yaitu :

o Tingkat imunitas masyarakat rendah

o Sanitasi yang tidak baik

o Adanya kemudahan transportasi

16

Page 17: Polio Miel It Is

Daftar Pustaka

1. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak. Edisi 3. Jakarta: CV Sagung Seto; 2003.h.1-19.

2. Lumbantobing SM. Neurologik klinik pemeriksaan fisik dan mental. Edisi 1. Jakarta: FKUI; 2006.h.23-111.

3. Kliegman RM, Stanton BMD, Gerne JS, Schor N, Behrman RE. Nelson textbook of pediatris. 19th edition. Canada: Elsevier; 2011.h.893-1087.

4. Dewanto W, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.58-61.

5. Morton PG. Paduan pemeriksaan kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.56.

6. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatrik rudolph. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.246-51.

7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing; 2009.h.181-555.

8. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku ajar infeksi dan pediatri tropis. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012.h.182-191.

9. Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman imunisasi di Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011.h.264-80.

17