v. hasil pengamatan pengamatan hari ke- 1 2 3 4 5 · pdf filenova nurfauziawati 240210100003...
TRANSCRIPT
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik
Jeruk (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau
kekuningan (+)
Hijau kekuningan
(++)
Hijau kekuningan
(+++)
Hijau kekuningan
(++++)
Hijau kekuningan
(+++++) Aroma Khas jeruk
(+++) Khas jeruk
(++) Khas jeruk
(+) - -
Tekstur Lunak (+) Lunak (++) Lunak (+++)
Lunak (++++)
Lunak (+++++)
Berat (gram) 490 460 451 465,1 450 Vol. HCl (ml) 21,85 23,05 25,03 27,15 31,5
Laju Respirasi
59,2653 55,4783 -20,6829 -100,2795 -273,7778
Alpukat (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau Hijau Hijau Hijau
kehitaman Hijau
kehitaman Aroma Tidak
tercium Tidak tercium
Tidak tercium
Tidak tercium
Aroma alpukat
Tekstur Keras (+++++)
Keras (++++)
Keras (+++)
Keras (+++)
Lunak (+++)
Berat (gram) 559 549 543 537,43 526,22 Vol. HCl (ml) 21,5 21,6 22,8 24,7 26,3
Laju Respirasi
94,4543 92,9690 55,10128 -6,5496 -60,20295
Timun (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau
(++++) Hijau (++++)
Hijau (+++)
Hijau (++) Hijau (+)
Aroma - - - - busuk Tekstur Keras
(++++) Keras (++++)
Keras (+++)
Keras (++) Keras (+)
Berat (gram) 542 515 498 482,6 461 Vol. HCl (ml) 20,65 21,7 22,0 22,5 24,0
Laju Respirasi
125 95,69 88,35 72,94 10,09
Apel (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau Hijau Hijau (++) Hijau Hijau
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
(++++) (+++) kekuningan (+)
kekuningan (+)
Aroma (++++) (+++) (++) (++) (+) Tekstur Keras
(++++) Keras (+++)
Keras (++) Keras (++) Keras (+), memar
Berat (gram) 477 475 473 471 468 Vol. HCl (ml) 22,2 23,5 23,8 24,1 24,3
Laju Respirasi
84,864 37,053 26,047 14,947 7,521
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
VI. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilaksanakan pada 19 September 2011 mengenai
menentukan pola respirasi. Respirasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
organisme hidup. Zat yang digunakan dalam respirasi yaitu glukosa (C6H12O6)
dan oksigen yang selanjutnya dihasilkan CO2, H2O dan energi (Miranti, 2009).
Respirasi adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua
makluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat
untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya
terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-
buahan juga masih melangsungkan proses respirasi. Respirasi adalah proses
biologis. Dalam proses ini oksigen diserap untuk digunakan pada proses
pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa
pembakaran dalam bentuk CO2 dan air. Contoh reaksi yang terjadi pada proses
respirasi sebagai berikut (Dwiari, 2008):
C6H12O6 + 6 O2 6CO2 + 6H2O + energi
Pada gambar berikut tersaji kurva hubungan antara pertumbuhan buah
dengan jumlah CO2 yang dikeluakan selama respirasi (Dwiari, 2008).
Gambar 1. Skema (kurva) hubungan antara proses pertumbuhan dengan jumlah CO2 yang dikeluarkan (Syarief H., dkk. , 1977)
Pada gambar tersebut terlihat bahwa jumlah CO2 yang dikeluarkan akan
terus menurun, kemudian pada saat mendekati “senescene” produksi CO2
kembali meningkat, dan selanjutnya menurun lagi. Buah-buahan yang melakukan
respirasi semacam itu disebut buah klimaterik, sedangkan buah-buahan yang
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
jumlah CO2 yang dihasilkannya terus menurun secara perlahan sampai pada saat
senescene disebut buah nonklimaterik.
Pada buah klimaterik disamping terjadi kenaikan respirasi juga terjadi
kenaikan kadar etilen selama proses pematangan. Sedangkan pada buah non
klimaterik, proses pematangan tidak berkaitan dengan kenaikan respirasi dan
kenaikan kadar etilen. Perbedaan antara buah klimaterik dan nonklimaterik yaitu
adanya perlakuan etilen terhadap buah klimaterik yang akan menstimulir baik
pada proses respirasi maupun pembentukan etilen secara autokatalitik sedangkan
pada buah nonklimaterik hanya terdapat perlakuan yang akan menstimulir proses
respirasi saja.
Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah jeruk, alpukat,
timun, dan apel. Alpukat dan apel merupakan buah klimakterik, sedangkan timun,
jeruk merupakan buah non klimakterik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
menetukan pola respirasi ini diantaranya dengan menggunakan 5 buah bejana
berupa topless. Topless pertama berisi larutan Ca(OH)2 jenuh dan topless ke dua
berisis larutan NaOH 0,1 N. Penggunaan Ca(OH)2 bertujuan untuk mengikat gas
CO2 yang terkandung dalam udara yang dialirkan melalui aerator. Topless ke tiga
berisi sampel buah yang akan melakukan respirasi, sedangkan toples ke empat dan
ke lima berisi NaOH 0,1 N. Setelah aerator dinyalakan selama 1 jam, NaOH
yang terdapat pada toples ke empat dan ke lima dicampurkan untuk selanjutnya
dilakukan titrasi terhadap HCl dengan menggunakan indikator phenolpthalein
(PP), sehingga satuan dari laju respirasi adalah mg CO2/kg/jam. Hasil pengamatan
menentukan pola respirasi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik
Jeruk (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau
kekuningan (+)
Hijau kekuningan
(++)
Hijau kekuningan
(+++)
Hijau kekuningan
(++++)
Hijau kekuningan
(+++++) Aroma Khas jeruk
(+++) Khas jeruk
(++) Khas jeruk
(+) - -
Tekstur Lunak (+) Lunak (++) Lunak (+++)
Lunak (++++)
Lunak (+++++)
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
Berat (gram) 490 460 451 465,1 450 Vol. HCl (ml) 21,85 23,05 25,03 27,15 31,5
Laju Respirasi
59,2653 55,4783 -20,6829 -100,2795 -273,7778
Alpukat (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau Hijau Hijau Hijau
kehitaman Hijau
kehitaman Aroma Tidak
tercium Tidak tercium
Tidak tercium
Tidak tercium
Aroma alpukat
Tekstur Keras (+++++)
Keras (++++)
Keras (+++)
Keras (+++)
Lunak (+++)
Berat (gram) 559 549 543 537,43 526,22 Vol. HCl (ml) 21,5 21,6 22,8 24,7 26,3
Laju Respirasi
94,4543 92,9690 55,10128 -6,5496 -60,20295
Timun (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau
(++++) Hijau (++++)
Hijau (+++)
Hijau (++) Hijau (+)
Aroma - - - - busuk Tekstur Keras
(++++) Keras (++++)
Keras (+++)
Keras (++) Keras (+)
Berat (gram) 542 515 498 482,6 461 Vol. HCl (ml) 20,65 21,7 22,0 22,5 24,0
Laju Respirasi
125 95,69 88,35 72,94 10,09
Apel (blanko: 24,5 ml) Pengamatan Hari Ke-
1 2 3 4 5 Warna Hijau
(++++) Hijau (+++)
Hijau (++) Hijau kekuningan (+)
Hijau kekuningan (+)
Aroma (++++) (+++) (++) (++) (+) Tekstur Keras
(++++) Keras (+++)
Keras (++) Keras (++) Keras (+), memar
Berat (gram) 477 475 473 471 468 Vol. HCl (ml) 22,2 23,5 23,8 24,1 24,3
Laju Respirasi
84,864 37,053 26,047 14,947 7,521
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap hari buah mengalami
perubahan. Baik perubahan warna, aroma, teksur, maupun berat. Proses ini
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
disebut sebagai proses pematangan. Proses pematangan diartikan sebagai suatu
fase akhir dari proses penguraian substrat dan merupakan suatu proses yang
dibutuhkan oleh bahan untuk mensintesis enzim-enzim yang spesifik yang
diantaranya digunakan dalam proses kelayuan. Perubahan yang secara umum
mudah diamati dalam proses pematangan ini diantaranya berubahnya warna kulit
yang tadinya berwarna hijau menjadi kuning, buah yang tadinya bercita rasa asam
menjadi manis, tekstur yang tadinya keras menjadi lunak, serta timbulnya aroma
khas karena terbentuknya senyawa-senyawa volatil atau senyawa-senyawa yang
mudah menguap seperti halnya yang terjadi pada alpukat. Selain mengalami,
pematangan, setelah pemanenan buah-buahan pun mengalami laju respirasi.
Adapun laju respirasi dari buah-buahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi adalah faktor internal dan
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam bahan (buah dan
sayur), meliputi tingkat perkembangan organ (ukuran buah, buah kamba,
klimakterik, rippening dan puncak klimakterik), komposisi kimia jaringan (jenis
jaringan), ukuran produk, pelapisan alami. Apabila suatu buah telah matang, maka
laju respirasinya akan turun. Buah yang berukuran besar akan memiliki laju
-300
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 hari ke-4 hari ke-5
Laj
u R
espi
rasi
waktu
Laju Respirasi Terhadap Waktu
Jeruk
Alpukat
Timun
Apel
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
respirasi yang besar pula dan hasil titrasi yang kecil. Sedangkan untuk buah yang
memiliki densitas kamba maka akan terbentuk rongga-rongga sehingga
menyebabkan laju respirasi per unit turun. Komposisi jaringan mempengaruhi
kelarutan O2. Dalam faktor internal, laju respirasi dapat diukur dengan
Respiratory Quotient (RQ) = 퐶푂2 푑푖ℎ푎푠푖푙푘푎푛푂2푘표푛푠푢푚푠푖
. Jika suatu buah memiliki RQ <1 maka
memiliki substrat respirasi berupa asam lemak, jika RQ = 1 maka substrat adalah
gula, dan jika RQ > 1 maka substrat merupakan asam-asam organik.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling
bahan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbondioksida, dan luka pada
bahan. Laju respirasi berbanding terbalik dengan lama hidup. Semakin tinggi
respirasinya maka semakin pendek hidupnya. Laju respirasi dapat ditentukan
dengan mengukur:
1. Berdasarkan CO2
2. Energi yang dihasilkan
3. Substrat gula
4. O2 yang digunakan
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
VII. KESIMPULAN
Alpukat dan apel merupakan buah klimakterik, sedangkan timun, jeruk
merupakan buah non klimakterik.
Selama proses pematangan terjadi beberapa perubahan seperti warna, tekstur,
citarasa dan flavor, yang menunjukkan terjadinya perubahan komposisi.
Semakin lama penyimpanan maka nilai laju respirasi akan semakin rendah.
Nova Nurfauziawati 240210100003 Kelompok 11 A
DAFTAR PUSTAKA
Dwiari, Sri Rini. dkk. 2008. Teknologi Pangan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Miranti, Mira STP., M.Si. dkk. 2009. Biokimia Pangan I. Widya Padjadjaran.
Bandung