uyhghjgjhg

33
7/21/2019 uyhghjgjhg http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 1/33 BAB 1 PENDAHULUAN Campak merupakan penyakit menular yang sangat umum menyerang anak-anak. (Soedarmo, 2012) Seseorang yang menderita campak dapat menularkan pada 90% orang yang belum mendapat imunisasi apabila kontak dengannya. enyakit ini disebabkan ole! "irus campak dari #amili  Paramyxovirus genus Morbilivirus. ($ason, 2011) irulensi campak sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan kontak keluarga yang menderita campak. Campak dapat ditularkan melalui droplet di udara ole! penderita se&ak 1 !ari sebelum timbulnya ge&ala klinis sampai ' !ari sesuda! munculnya ruam. ($ason, 2011) ngka ke&adian campak di ndonesia se&ak ta!un 1990 sampai 2002 masi! tinggi sekitar *000-'000 per ta!un demikian pula #rekuensi ter&adinya ke&adian luar biasa tampak meningkat dari 2* kali per ta!un men&adi 1+'. (Setiaan, 200) ampir semua anak ndonesia yang mencapai usia / ta!un perna! terserang  penyakit campak, alaupun yang dilaporkan !anya sekitar *0.000 kasus perta!un. e&adian luar biasa campak lebi! sering ter&adi di daera! pedesaan terutama di daera! yang sulit di &angkau ole! pelayanan kese!atan, k!ususnya dalam program imunisasi. (Soedarmo, 2012) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Campak, &uga dikenal sebagai rubeola, adala! penyakit akut yang sangat menular, disebabkan ole! in#eksi "irus yang umumnya menyerang anak. Campak 1

Upload: sidika-yunia-muyasyarahma

Post on 05-Mar-2016

283 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uhkjhjkhkjn

TRANSCRIPT

Page 1: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 1/33

BAB 1

PENDAHULUAN

Campak merupakan penyakit menular yang sangat umum menyerang

anak-anak. (Soedarmo, 2012) Seseorang yang menderita campak dapat

menularkan pada 90% orang yang belum mendapat imunisasi apabila kontak 

dengannya. enyakit ini disebabkan ole! "irus campak dari #amili Paramyxovirus

genus Morbilivirus.  ($ason, 2011)

irulensi campak sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan

kontak keluarga yang menderita campak. Campak dapat ditularkan melalui

droplet di udara ole! penderita se&ak 1 !ari sebelum timbulnya ge&ala klinis

sampai ' !ari sesuda! munculnya ruam. ($ason, 2011)

ngka ke&adian campak di ndonesia se&ak ta!un 1990 sampai 2002 masi!

tinggi sekitar *000-'000 per ta!un demikian pula #rekuensi ter&adinya ke&adian

luar biasa tampak meningkat dari 2* kali per ta!un men&adi 1+'. (Setiaan, 200)

ampir semua anak ndonesia yang mencapai usia / ta!un perna! terserang

 penyakit campak, alaupun yang dilaporkan !anya sekitar *0.000 kasus perta!un.

e&adian luar biasa campak lebi! sering ter&adi di daera! pedesaan terutama di

daera! yang sulit di &angkau ole! pelayanan kese!atan, k!ususnya dalam program

imunisasi. (Soedarmo, 2012)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Campak, &uga dikenal sebagai rubeola, adala! penyakit akut yang sangat

menular, disebabkan ole! in#eksi "irus yang umumnya menyerang anak. Campak 

1

Page 2: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 2/33

memiliki ge&ala klinis k!as yaitu terdiri dari * stadium yang masing-masing

mempunyai ciri k!usus yaitu stadium prodormal, erupsi dan kon"alesens.

(Soedarmo, 2012) tau ada yang membagi men&adi ' stadium yaitu inkubasi,

 prodormal, eksantem, dan penyembu!an. ($ason, 2011)

ambar 1.1

asien Campak ($ason, 2011)

enyakit ini umumnya menyerang anak dan sangat muda! menular.

Seseorang yang menderita campak dapat menularkan pada 90% orang yang belum

mendapat imunisasi apabila kontak dengannya. Cara penularan melalui droplet

dan kontak, yakni karena meng!irup percikan luda! (droplet) dari !idung, mulut

maupun tenggorokan penderita morbilicampak. (Soedarmo, 2012) $eskipun

dianggap terutama penyakit masa kanak-kanak , campak dapat mempengaru!i

orang dari segala usia. (C!en, 201')

2.2 Etiologi

enyakit ini disebabkan ole! "irus campak dari #amili  Paramyxovirus

genus  Morbilivirus.  irus ini merupakan "irus 34 serat negati# yang

 beren"elop. ($ason, 2011) 34 "irus ini mempunyai 2 #ungsi yaitu5 (1) Sebagai

templatecetakan untuk mensintesis m34 (2) Sebagai template cetakan untuk 

mensintesis serat anti genom (6). (Soedarmo, 2012) irus campak berada di sekret

2

Page 3: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 3/33

naso#aring dan di dalam dara!, minimal selama masa tunas dan dalam aktu yang

singkat sesuda! timbulnya ruam. (Soegianto 7 Salimo, 2011)

ambar 2.2

Struktur irus Campak ($oss 7 ri##in, 2012)

irus campak berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris tenga!

1'0 nm, dibungkus ole! selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. 8i

dalamnya terdapat nukleokapsid yang berbentuk bulat lon&ong, terdiri dari bagian

 protein yang mengelilingi asam nukleat (34) yang merupakan struktur !eliks

nucleoprotein dari myo"irus. ada selubung luar seringkali terdapat ton&olan

 pendek. Sala! satu protein yang berada di selubung luar ber#ungsi sebagai

!emaglutinin.

irus campak adala! organisme yang tidak memiliki daya ta!an tinggi.

pabila berada di luar tubu! manusia, keberadaannya tidak kekal. ada

temperatur kamar ia akan ke!ilangan :0% si#at in#ekti"itasnya setela! *-/ !ari,

3

Page 4: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 4/33

 pada su!u *+;C aktu paru! usianya 2 &am, sedangkan pada su!u /:;C !anya satu

 &am. Sebaliknya "irus ini mampu berta!an dalam keadaan dingin. ada su!u

-+0;C dengan media protein ia dapat !idup selama /,/ ta!un, sedangkan dalam

lemari pendingin dengan su!u '-:;C, dapat !idup selama / bulan. <etapi bila

tanpa media protein, "irus ini !anya mampu berta!an selama 2 minggu, dan dapat

dengan muda! di!ancurkan ole! sinar ultra"iolet. (Soegianto 7 Salimo, 2011)

2.3 Epidemiologi

ngka ke&adian campak di ndonesia se&ak ta!un 1990 sampai 2002 masi!

tinggi sekitar *000-'000 per ta!un demikian pula #rekuensi ter&adinya ke&adian

luar biasa tampak meningkat dari 2* kali per ta!un men&adi 1+'. 4amun case

 fatality rate tela! dapat diturunkan dari /,/% men&adi 1,2%. 8i indonesia,

menurut sur"ei ese!atan 3uma! <angga $orbili menduduki tempat ke-/ dalam

urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,+%) dan tempat ke-/ dalam urutan

10 macam penyakit utama pada anak umur 1-' ta!un (0,++%). (Setiaan, 200)

4

Page 5: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 5/33

ambar 2.*

8istribusi kasus campak dan angka kematian campak di ndonesia ta!un

200+ (Subangkit, 2012)

<erdapat 11' kasus => campak di 21 pro"insi di ndonesia selama ta!un

200+, tetapi terli!at pola penurunan kasus => campak. ro"insi dengan kasus

=> campak terbanyak adala! orontalo dan Sulaesi <enga!. >eberapa

 pro"insi tidak melaporkan => campak. Campak lebi! banyak pada golongan

umur /-9 ta!un. $asi! ada kasus campak di kalangan yang tela! mendapatkan

imunisasi. (Subangkit, 2012)

5

Page 6: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 6/33

ambar 2.'

?umla! kasus campak dan status imunisasi di ndonesia ta!un 200+

(Subangkit, 2012)

<ingkat kesakitan campak di antara yang tela! di"aksinasi cukup tinggi

yaitu 20%. al ini mungkin karena banyak #aktor seperti status gi@i, #aktor usia

saat imunisasi, #aktor "aksin atau mungkin &uga karena adanya mutasi dari "irus

campak liar yang ada di indonesia, mengingat di indonesia tela! ditemukan *

genotipe "irus campak yaitu 2, * dan 89. (Subangkit, 2012)

ampir semua anak ndonesia yang mencapai usia / ta!un perna!

terserang penyakit campak, alaupun yang dilaporkan !anya sekitar *0.000 kasus

 perta!un. e&adian luar biasa campak lebi! sering ter&adi di daera! pedesaan

terutama di daera! yang sulit di &angkau ole! pelayanan kese!atan, k!ususnya

dalam program imunisasi. 8i daera! transmigrasi sering ter&adi aba! dengan

angka kematian yang tinggi. 8i daera! perkotaan k!usus, kasus campak tidak 

terli!at, kecuali dari laporan ruma! sakit. al ini tidak berarti ba!a daera! urban

terlepas dari campak. 8aera! urban yang padat dan kumu! merupakan daera!

raan ter!adap penyakit yang sangat menular seperti campak. 8aera! semacam

ini dapat merupakan sumber ke&adian luar biasa penyakit campak. (Soedarmo,

2012)

6

Page 7: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 7/33

2. Pen!l"#"n

irulensi campak sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan

kontak keluarga yang menderita campak. Campak dapat ditularkan melalui

droplet di udara ole! penderita se&ak 1 !ari sebelum timbulnya ge&ala klinis

sampai ' !ari sesuda! munculnya ruam. ort o# entry dari "irus campak sendiri

adala! melalui traktus respiratori maupun kon&ungti"a. $asa inkubasinya antara

10-12 !ari. ($ason, 2011)

bu yang perna! menderita campak akan menurunkan kekebalannya

kepada &anin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa berta!an

sampai bayinya berusia '-: bulan. ada usia 9 bulan bayi di!arapkan membentuk 

antibodinya sendiri secara akti# setela! menerima "aksinasi campak. 8alam aktu

12 !ari setela! in#eksi campak sampai puncak titer sekitar 21 !ari, g$ akan

terbentuk dan akan cepat meng!ilang untuk kemudian digantikan ole! g.

(Setiaan, 200)

2.$ P"tofisiologi

Campak terdiri dari ' #ase yaitu periode inkubasi, ge&ala prodormal, #ase

eksantema dan pemuli!an. ($ason, 2011) Selama #ase inkubasi "irus campak 

migrasi ke lim#a nodi regional. Sebua! "iremia primer ter&adi kemudian setela! 2

sampai * !ari setela! in#eksi, menyebarkan "irus ke sistem retikuloendotelial.

iremia sekunder, ter&adi pada !ari ke / sampai +, menyebarkan "irus ke

 permukaan tubu! mulai dari kulit dan mengenai traktus respiratori pada !ari ke +

sampai 11. e&ala prodormal, yang berlangsung selama 2 sampai ' !ari, timbul

setela! "iremia sekunder dan diasosiasikan dengan nekrosis epitelial dan adanya

#ormasi  giant cell   pada &aringan-&aringan tubu!. e&ala prodormal bisa berupa

demam, malaise, batuk, cory@a, dan kon&ungti"itis. >ercak koplik mungkin

muncul pada mukosa mulut sekitar 1 samapi 2 !ari sebelumnya timbulnya ruam

7

Page 8: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 8/33

dan berta!an sampai 2 !ari setela! ruam mulai muncul. 8engan onset

terbentuknya ruam, sekitar 1' !ari setela! in#eksi, produksi antibodi dimulai, dan

replikasi "irus dan ge&ala mulai reda. irus campak &uga mengin#eksi C8'6 sel <,

!asilnya adala! supresi dari sitem imun. ($ason, 2011)

ambar 2./

8iagram pato#isiologi campak ($oss 7 ri##in, 2012)

n#eksi campak menyebabkan nekrosis daripada epitelium traktus

respiratori dan diikuti dengan adanya in#iltrat lim#ositik. Campak meng!asilkan

"askulitis pembulu! dara! kecil pada kulit dan membran mukosa oral. istologi

8

Page 9: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 9/33

dari ruam dan eksantema menampakkan adanya edema intraseluler dan

diskeratosis yang ber!ubungan dengan adanya #ormasi dari epidermal syncytial 

 giant cells dengan nukleus yang mencapai &umla! 2:. artikel "irus diidenti#ikasi

di dalam giant cells. ($ason, 2011)

irus bereplikasi pada saluran na#as kemudian "irus mengin#eksi sel

sistem imun yang ada di sekitar saluran na#as yang mempunyai SLAM  seperti sel

monosit, sel dendritik dan lim#osit. Setela! itu "irus menyebar ke &aringan lim#e.

arena &umla! "irus bertamba! banyak maka timbulla! "iremia primer, kemudian

"irus dapat menyebar ke berbagai &aringan dan organ lim#oid termasuk kulit,

saluran cerna, !ati dan gin&al. irus melakukan replikasi pada sel endot!elial,

epitelial dan monositmakro#ag, in#eksi "irus campak pada makro#ag dapat

meningkatkan ekspresi =A-1 yang merupakan molekul penempel yang dapat

mendorong masuknya sel ke dalam &aringan se!ingga turut berpartisipasi dalam

menyebarkan "irus. (Setiaan, 200)

emudian ter&adi pembentukan sel raksasa retikuloendot!elial (Warthin-

 Fineldey) yang ukurannya mencapai lebi! dari 100 nm dan di dekat pusat selnya

mengandung lebi! dari 100 agregat nukleus. Sel raksasa retikuloendot!elial

(Warthin-Fineldey) inila! yang nantinya men&adi sumber utama penyebaran "irus

ke &aringan lain. Sel ini banyak ditemukan pada saat munculnya ruam pada kulit

dan dengan muda! ditemukan pada sekresi !idung dan kon&ungti"a pada saat

masa prodromal dan !ari pertama timbulnya ruam. Sel epitel yang diin#eksi "irus

campak pada periode ini &uga ditemukan pada saluran genitalia dan urine.

(Setiaan, 200)

9

Page 10: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 10/33

ambar 2.:

atogenesis in#eksi dan penularan campak (C!erry, 200')

Sel endot!elial pada pembulu! dara! kecil yang diin#eksi ole! "irus

campak akan memperli!atkan bukti adanya in#eksi campak pada saat ge&ala

 prodromal dan muculnya ruam pada kulit. al ini disertai dengan pelebaran

 pembulu! dara!, peningkatan permeabilitas pembulu! dara!, in#iltrasi sel

mononuklear dan ter&adinya in#eksi di &aringan sekitar. Sel endotel yang diin#eksi

ini tampaknya memegang peranan utama dalam patogenesis dalam peruba!an

 pada kulit, kon&ungti"a dan membran mukosa. (C!erry, 200')

<abel 2.1 atogenesis in#eksi campak tanpa penyulit

ari $ani#estasi

0 irus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel naso#aring

atau kemungkinan kon&ungti"a

n#eksi pada sel epitel dan multiplikasi "irus

1-2 enyebaran in#eksi ke &aringan lim#atik regional

2-* iremia primer  

*-/ $ultiplikasi "irus campak pada epitel saluran na#as di tempat in#eksi

 pertama, dan pada 3BS regional maupun daera! yang &au!

/-+ iremia sekunder  

+-11 $ani#estasi pada kulit dan tempat lain yang ber"irus, termasuk saluran

na#as

11-1' irus pada dara!, saluran na#as dan organ lain

1/-1+ iremia berkurang lalu !ilang, "irus pada organ meng!ilang

Sumber 5 (C!erry, 200')

10

Page 11: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 11/33

2.% &"nifest"si Klinis

Sekitar 10 !ari setela! in#eksi akan muncul demam yang biasanya tinggi,

diikuti dengan kori@apilek, batuk dan peradangan pada mata. ($adsen, et al.,

2002) e&ala penyakit campak dikategorikan dalam tiga stadium5 (Soedarmo,

2012)

1. Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-1' !ari.

2. Stadium masa prodromal.

>iasanya berlangsung 2-/ !ari. e&ala utama yang muncul adala! demam

yang terus meningkat !ingga mencapai puncaknya su!u *9,' '0,: oC

 pada !ari ke ' atau / yaitu pada saat ruam muncul. Selain itu biasanya

terdapat lemas, anoreksia, batuk yang makin berat, kori@apilek,

 peradangan mata dan muncul bercak puti! pada mukosa pipi yang

merupakan tanda diagnostik dini penyakit campak yang disebut  !opli"s

 spots. >ercak koplik berarna puti! kelabu, sebesar u&ung &arum

dikelilingi eritema. oplikDs spot pertama muncul pada mukosa pipi yang

 ber!adapan dengan molar, selan&utnya menyebar dengan ara! sentri#ugal

dan menutupi seluru! permukaan mukosa pipi dan labialis. (Soedarmo,

2012) 

ambar 2.+

oplikDs Spot ($ason, 2011)

*. Brupsi (3as!)

<er&adinya eritema berbentuk makulopapular disertai meningkatnya su!u

 badan. 3uam ini muncul pertama kali pada daera! batas rambut dan da!i,

11

Page 12: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 12/33

serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluru!

muka, le!er, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 2' &am pertama.

3uam ini makula mera! dan papula yang akan menyebar secara

cep!alocaudal. (Co!en, 201*) Selama 2' &am berikutnya ruam menyebar 

ke seluru! punggung, abdomen, seluru! lengan, dan pa!a. 3uam tersebut

dapat berta!an selama /-: !ari. Su!u meningkat dengan mendadak ketika

ruam muncul dan sering mencapai '0EC. (Soedarmo, 2012)

ambar 2.

Stadium Brupsi (Co!en, 201*)

8apat timbul batuk dan diare yang berat, se!ingga anak bisa

mengalami sesak na#as atau de!idrasi. <idak &arang pula disertai munta!,

anoreksia dan perdara!an ringan pada kulit. 8ua !ari kemudian biasanya

su!u akan menurun dan ge&ala penyakit mereda. 3uam kulit akan

mengalami !iperpigmentasi (beruba! arna men&adi lebi! gelap) dan

mungkin mengelupas. eruba!an arna dari ruam mera! men&adi

 berarna berkarat kemudian !iperpigmentasi ini disebabkan karena

kebocoran kapiler dan penumpukan dari !emosiderin. (Co!en, 201*)

eterlibatan &aringan lim#e secara menyeluru! dapat mengakibatkan

ter&adinya lim#adenopati, splenomegali ringan dan apendisitis. (C!erry,

200')

12

Page 13: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 13/33

ambar 2.9

$ani#estasi linis (C!erry, 200')

2.' Di"gnosis

enyakit campak dapat didiagnosis berdasarkan ge&ala klinis yang klasik 

menurut C8C (Centre #or 8isease Control and re"ention) dengan kriteria

sebagai berikut5 (Salisbury 7 3amsay, 201*)

1. <erdapat ruam papulomakuler menyeluru! yang ter&adi dalam aktu * !ari

atau lebi!.

2. 8emam *,*oC (101oA).

*. <erdapat sala! satu dari ge&ala berikut, batuk, kori@apilek atau

kon&ungti"itis

<etapi ge&ala klinis pada penyakit campak sering mengalami modi#ikasi

misalnya penyakit campak dapat timbul tanpa disertai demam dan tanpa timbul

ruam-ruam pada kulit. al seperti ini sering ter&adi pada anak atau bayi yang

sangat muda, penderita dengan immunocompromised, anak dengan malnutrisi

atau bisa pada anak yang sebelumnya tela! mendapat imunisasi campak.

(Soedarmo, 2012) arena banyak penderita menun&ukkan ge&ala yang tidak &elas,

maka untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.

(Setiaan, 200)

1. emeriksaan dara! rutin

13

Page 14: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 14/33

>iasanya ditemukan lekositosis dan peningkatan =B8 namun

 &arang ditemukan.

2. 8eteksi "irus

a. irus campak dapat ditemukan pada sel mononuklear dara! tepi,

sekresi saluran na#as, usapan kon&ungti"a dan dalam urine. <etapi "irus

campak sangat sulit ditemukan, se!ingga pemeriksaan untuk menemukan

"irus &arang digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit campak.

 b. Sel epitel yang berasal dari naso#aring, mukosa bukalis,

kon&ungti"a atau urine dapat digunakan untuk pemeriksaan sitologi secara

langsung untuk meli!at sel raksasa dan mendeteksi antigen dengan

menggunakan antibodi ter!adap proten 4 "irus. rotein ini paling banyak 

ditemukan pada sel yang terin#eksi.

c. emeriksaan &aringan langsung pada penderita dengan

imunocompromised karena respon antibodinya tidak terbentuk.

d. 8ideteksi dengan  reverse transcription dan diampli#ikasi memakai

C3, teknik ini belum digunakan secara luas untuk menegakkan

diagnosis.

*. $endeteksi antibodi

8iagnosis penyakit campak paling sering ditegakkan dengan

 pemeriksaan serologi. $enggunakan sampel sali"a atau serum. ntibodi

g$ muncul bersamaan dengan munculnya ruam pada kulit dan sebagian

 besar dideteksi * !ari sesuda! munculnya ruam. ntibodi g$ meningkat

cepat dan kemudian menurun !ingga tidak dapat dideteksi setela! '-12

minggu. g sebaiknya diperiksa pada sampel yang sama untuk 

mengeta!ui apaka! suda! perna! terin#eksi atau suda! perna! mendapat

imunisasi.

Saat pengambilan serum yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan

laboratorium adala!5

14

Page 15: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 15/33

a. Fsapan tenggorokan dan sali"a diambil dalam : !ari sesuda!

munculnya ge&ala untuk pemeriksaan antibodi g$ spesi#ik campak 

dan mendeteksi 34 "irus.b. Sampel dara! diambil dalam : !ari sesuda! munulnya ge&ala untuk 

mendeteksi antibodi g$ spesi#ik "irus dan 34 "irus.

c. Sampel dara! umumnya diambil pada #ase akut (1-+ !ari setela!

munculnya ruam pada kulit) dan pada #asse kon"alesen untuk 

mendeteksi antibodi g spesi#ik campak. ositi# &ika ter&adi

kenaikan titer antar #ase akut dan kon"alesen ' kali lipat.

2.( Di"gnosis B"nding

o 3ubella

<idak diaali suatu masa prodromal yang spesi#ik. 3ema&a dan

dea muda dapat menun&ukkan ge&ala demam ringan serta lemas

dalam 1-' !ari sebelum timbulnya kemera!an. embesaran kelen&ar 

geta! bening k!ususnya pada daera! belakang telinga dan oksipital

sangat menun&ang diagnosis rubella. ($ason, 2011)

ambar 2.10

ato#isiologi rubella (diagram) ($ason, 2011)

o Bksantema Subitum (3oseola)

15

Page 16: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 16/33

e&ala demam tinggi selama *-' !ari disertai iritabilitas

 biasanya ter&adi sebelum timbulnya kemera!an pada kulit dan diikuti

dengan penurunan demam secara drastis men&adi normal. (Co!en,

201*)

ambar 2.11

3uam pada eksantema subitum (Co!en, 201*)

o Bksantema in#eksiosum

<imbul kemera!an yang k!as pada pipi ( slapped-chee red 

rash), dan adanya ruam mera! yang tidak terlalu mera! pada badan.

adang disertai dengan artralgia. (Co!en, 201*)

ambar 2.12

16

Page 17: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 17/33

ruam yang k!as pada eksantema in#eksiosum (C!erry, 200')

2.) Kompli*"si

Campak men&adi berat pada pasien dengan gi@i buruk dan anak berumur 

lebi! kecil. ebanyakan penyulit campak ter&adi bila ada in#eksi sekunder ole!

 bakteri. >eberapa penyulit campak adala! 5

1. >ronkopneumonia

$erupakan sala! satu penyulit tersering pada in#eksi campak.

8apat disebabkan ole! in"asi langsung "irus campak maupun in#eksi

sekunder ole! bakteri ( Pneumococcus# Streptococcus#

Staphylococcus# dan $aemophyllus influen%a). 8itandai dengan adanya

ronki basa! !alus, batuk, dan meningkatnya #rekuensi na#as. ada saat

su!u menurun, ge&ala pneumonia karena "irus campak akan meng!ilang

kecuali batuk yang masi! akan berta!an selama beberapa lama. >ila ge&ala

tidak berkurang, perlu dicurigai adanya in#eksi sekunder ole! bakteri yang

mengin"asi mukosa saluran na#as yang tela! dirusak ole! "irus campak.

enanganan dengan antibiotik diperlukan agar tidak muncul akibat yang

#atal. ($ason, 2011)

2. Bncep!alitis

omplikasi neurologis tidak &arang ter&adi pada in#eksi campak.

e&ala encep!alitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam !ari

setela! onset penyakit. >iasanya ge&ala komplikasi neurologis dari in#eksi

campak akan timbul pada stadium prodromal. <anda dari encep!alitis yang

dapat muncul adala! 5 ke&ang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan

#rekuensi na#as, t&itching   dan disorientasi. 8ugaan penyebab timbulnya

17

Page 18: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 18/33

komplikasi ini antara lain adala! adanya proses autoimun maupun akibat

"irus campak tersebut ($ason, 2011).

*. Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSB)

$erupakan suatu proses degenerasi susunan syara# pusat dengan

karakteristik ge&ala ter&adinya deteriorisasi tingka! laku dan intelektual

yang diikuti ke&ang. $erupakan penyulit campak onset lambat yang rata-

rata baru muncul + ta!un setela! in#eksi campak pertama kali. nsidensi

 pada anak laki-laki * lebi! sering dibandingkan dengan anak perempuan.

<er&adi pada 12/.000 kasus dan menyebabkan kerusakan otak progresi# 

dan #atal. nak yang belum mendapat "aksinansi memiliki risiko 10 lebi!

tinggi untuk terkena SSB dibandingkan dengan anak yang tela!

mendapat "aksinasi ($ason, 2011)

'. on&ungti"itis

on&ungti"itis ter&adi pada !ampir semua kasus campak. 8apat

ter&adi in#eksi sekunder ole! bakteri yang dapat menimbulkan !ipopion,

 pan o#talmitis dan pada ak!irnya dapat menyebabkan kebutaan.

(Soedarmo, 2012)

/. Gtitis $edia

endang telinga biasanya !iperemi pada #ase prodromal dan

stadium erupsi. (8, 2010)

:. 8iare

8iare dapat ter&adi akibat in"asi "irus campak ke mukosa saluran

cerna se!ingga mengganggu #ungsi normalnya maupun sebagai akibat

menurunnya daya ta!an penderita campak. (Soegianto 7 Salimo, 2011)

2.1+ Pen"t"l"*s"n""n

asien campak tanpa penyulit dapat berobat &alan, anak !arus diberikan

cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersi#at simtomatik, dengan

 pemberian antipiretik, antitusi#, ekspektoran, dan anti kon"ulsan bila diperluan.

18

Page 19: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 19/33

Sedangkan pada campak dengan penyulit, !iperpireksia, de!idrasi, ke&ang, asupan

oral sulit, pasien perlu diraat inap. 8i ruma! sakit pasien campak diraat di

 bangsal isolasi sistem perna#asan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan

memperbaiki kebutu!an cairan dan diet yang memadai. itamin 100.000 F per 

oral diberikan satu kali baik untuk dengan komplikasi maupun tidak, apabila

terdapat malnutrisi dilan&utkan 1/00 F per!ari.  arasetamol untuk menurunkan

demam dosis 10-1/mgkg >>. (8, 2010)

>ila ada tanda ense#alopati diberikan kloram#enikol dosis +/ mgkgbb!ari

dan ampisilin 100 mgkgbb!ari selama +-10 !ari. ortikosteroid seperti

deksametason 1 mgkgbb!ari dapat diberikan sebagai dosis aal kemudian

dilan&utkan dengan dosis 0,/ mgkgbb!ari dibagi dalam * dosis sampai kesadaran

membaik (bila pemberian lebi! dari / !ari lakukan tappering o##). (8, 2010)

Fntuk komplikasi berupa bronkopneumonia !anya diberikan antibiotik 

serupa, yaitu kloram#enikol dan ampisilin selama +-10 !ari. Gksigenasi yang

cukup sangat dian&urkan, yaitu sekitar 2 liter menit. (8, 2010)

2.11 Pen,eg"-"n

a. munisasi akti# 

8iberikan "aksin campak pada umur 9 bulan dan : ta!un dengan dosis

1000 <C8/0 atau sebanyak 0,/ ml secara subkutan. (Soegianto 7 Salimo,

2011)

 b. munisasi asi# (munoglobulin)

ndikasi 5

• nak usia H 12 bulan dengan immunocompromised belum mendapat

imunisasi, kontak dengan pasien campak, dan "aksin $$3 merupakan

kontraindikasi.

19

Page 20: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 20/33

• >ayi berusia I 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak 

mempunyai resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi

 penyakit ini, maka !arus diberikan imunoglobulin sesegera mungkin

dalam aktu + !ari paparan. Setela! itu "aksin $$3 diberikan

sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan inter"al * bulan

setela! pemberian imunoglobulin.

emberian imunisasi campak pada usia kurang dari 12 bulan

memerlukan imunisasi ulang pada usia 1/ bulan karena "aksin dinetralisasi

ole! antibodi maternal sedang pemberian imunisasi campak pada usia lebi!

dari 12 bulan atau 1/ bulan tidak perlu imunisasi ulang, karena dapat

memperli!atkan serokon"ersi yang maksimum dan daya proteksi "aksin

mencapai 9/-100 persen &ika diberikan pada usia lebi! dari 12 bulan.

(Soegianto 7 Salimo, 2011)

2.12 P#ognosis

ada penyakit campak yang tidak disertai dengan komplikasi maka

 prognosisnya baik. Sedangkan pada campak yang disertai komplikasi (misal

ense#alitis dan pneumonia) maka prognosisnya buruk karena dapat menimbulkan

kecacatan seumur !idup meskipun &arang ditemukan. enyakit campak &uga

merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak-anak 

yang mengalami malnutrisi se!ingga !arus diaspadai. (8, 2010) ($ason,

2011)

20

Page 21: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 21/33

>> *

<4?F4 SFS

*.1 dentitas asien

 4ama 5 n. Jila aleri 3amad!ani

?enis elamin 5 erempuan

Fmur 5 2 ta!un * bulan

nak ke 5 *

lamat 5 erum. riya $auni, >angsal, esantren, ediri

gama 5 slam

Suku 5 ?aa

$3S 5 22 September 201', Senin

 4ama ya! 5 <n. bdul S!omad

eker&aan 5 Kirasaasta

*.2 namnesis

*.2.1 elu!an Ftama

8emam dan ruam seluru! tubu!.

*.2.2 3iayat enyakit Sekarang

>adan panas se&ak !ari rabu disertai batuk. anas naik turun, suda!

diberi obat tempra panas tidak &uga turun, diberi ottopan panas turun tetapi

naik lagi. >atuk pilek (6). >atuk tidak grok-grok, #rekuensinya sering. >ila

 batuk sampai mau munta!. Suda! dinebul 2 kali di bidan !anya keluar

ingus sedikit, dan batuk masi! terus sampai sekarang (tidak reda). $ata

 &uga tampak keli!atan mera! se&ak demam.

21

Page 22: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 22/33

ari Sabtu mulai timbul ruam mera!, aal muncul di daera! muka

dan badan. <idak gatal (tidak digaruk-garuk). eesokan !arinya ruam

mulai merata di seluru! tubu!. Saat ruam merata di seluru! tubu!, demam

semakin meningkat.

ari ini tidak mau minum dan makan susa!. kti"itas tampak

sangat menurun. > terak!ir kurang dari : &am yang lalu. nak tidak

tampak ke!ausan.

e&ang (-), using (-), $ual (-), $unta! (-), >> encer (-), >atuk

(-), mimisan (-), usi berdara! (-). na#su makan sangat menurun dan reel

saat makan, minum tidak mau sama sekali se&ak !ari ini. <erak!ir >> 1

!ari sebelum $3S (lunak, coklat kekuningan, dara! (-), lendir (-). =ancar,

 banyak, kuning, nyeri (-), kurang dari : &am yang lalu.

*.2.* 3iayat enyakit 8a!ulu

<idak perna! seperti ini sebelumnya. 

*.2.' 3iayat enyakit eluarga

Sebelumnya adik pasien &uga demam tinggi dan tampak ruam di

seluru! tubu! &uga, sekitar 1 minggu yang lalu.

*.2./ 3iayat Bkonomi dan Sosial

<etangga di sekitar peruma!an banyak yang sakit seperti ini.

*.2.: 3iayat ersalinan

nak ke *, la!ir secara sectio cesarea, berat badan la!ir **00 gr,

 perempuan, cukup bulan.

22

Page 23: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 23/33

*.2.+ 3iayat munisasi5

>C 6

8< 666

olio 666Campak 6

epatitis 666

*.2. 3iayat <umbu! kembang

L score 5

>>F 5 1* kg 2ta!un * bulan M 0 S8 sd 62 S8 M 4ormal

>><> 5 1* kg + cm M 0 S8 sd 62 S8 M 4ormal<>F 5 + cm 2 ta!un * bulan M 0 S8 sd 61 S8 M endek 

$otorik asar5 $elompat.

$otorik alus 5 $enumpuk benda men&adi beberapa tumpuk.

erbal 5 >erbicara beberapa kata.

Sosial 5 $emakai pakaian sendiri, sikat gigi.

*.* emeriksaan Aisik 

eadaan umum 5 <ampak lemas dan ruam seluru! tubu!.

esadaran 5 Composmentis

ital Sign 5 4adi 5 1*0 menit

Su!u 5 *9,/ C⁰

  33 5 ** menit

<> 5 + cm,

>> 5 1* g

epala

• >entuk dan ukuran 5 4ormocep!al

• 3ambut dan kulit kepala 5 itam, terdistribusi merata.

• $ata 5 in&eksi kon&ungti"a kanan dan kiri, anemis (-), pupil bulat

isokor 

• <elinga 5 d>4

• idung 5 d>4, sekret (-)

23

Page 24: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 24/33

• $ulut 5 Sianosis (-), stomatitis (-), mukosa bibir tampak kering,

 bercak koplik dalam rongga mulut (-)

• <enggorokan 5 #aring !iperemis(6), <onsil membesar <1-<2

!iperemis (6).

• =e!er 5 embesaran > (66) tidak nyeri tekan.

<!oraks

• nspeksi 5 simetris, retraksi intercostae (- )

• alpasi 5 #remitus sama kuat

• erkusi 5 sonor 

• uskultasi 5 r!onki -- N !ee@ing -- N "esikuler 66

?antung

• nspeksi 5 iktus cordis (-)

• alpasi 5 iktus cordis teraba pada sela iga midcla"ikula kiri

• erkusi 5 redup, batas &antung kiri 5 CS li"e midcla"icula kiri

anan 5 parasternal, atas 5 sela iga linea parasternal kiri

• uskultasi 5 S1-S2 tunggal, mur-mur (-), gallop (-)

bdomen

• nspeksi 5 tampak datar 

• alpasi 5 epar tidak teraba, lien tidak teraba,

• erkusi 5 timpani, meteorismus (-)

• uskultasi 5 bising usus (6) normal

enetalia (8>4)

nus 3ektum (8>4)

Bkstremitas 5 akral !angat, sianosis (-), edema (-), bercak mera! (6)

makulopapular ras! generalisata.

ulit 5 turgor baik 

emeriksaan 4eurologis 5 tidak diperiksa

*.' =aboratorium

a. 8ara! =engkap

P"#"mete# Nil"i Nil"i !/!*"n

K>C (leukosit) ',*1 10O ul ', 10,

3>C (eritrosit) ','9 10: ul ',2 :,1

> (emoglobin) 11,/ grdl 12 1

C< (ematokrit) *2,+ % *+ /2

=< (latelet) 1/2 10O ul 1/0 '/0

24

Page 25: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 25/33

=P$% **,2 19 '

 4BF<% :*,' '0 +'

$G4G% *,2 * 9

BG% 0,0 0 +

>SG% 0,2 0 -1

*./ 3adiologi

asil emeriksaan 3adiologi5

Cor 5 tidak membesar 

ulmo 5

- corakan bronko"askular di supra!iler, peri!iler, dan paracardial detra

dan sinistra meningkat

- tak tampak &elas adanya pembesaran lymp!onodi ulmo detra dan

sinistra

Sinus costop!renicus sedikit tumpul, dia#ragma licin

esan5 >ronc!opneumonia detra dan sinistra, dengan e#usi pleura

minimal. (Sp. 3ad)

25

Page 26: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 26/33

*.: roblem =ist

1. Aebris

2. $aculopapular ras! generalisata

*. >atuk  

'. on&ungti"itis

/. ori@a

:. 3ontgen t!ora bronc!opneumonia

*.+ nitial 8iagnosis

Campak dengan komplikasi

*. 8i##erential 8iagnosis

• 3ubella

• 3oseola

• Bryt!ema n#ectiosum

*.9 lanning

*.9.1 8iagnosis

26

Page 27: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 27/33

o =B8

o g dan g$ campak 

o ultur "irus

*.9.2 <erapi

o n#us 42 1*00 cc 2' &am  1 tpm $akro

o G2 kanul 2-' lpm

o n&eksi loram#enikol (+/ mgkg>>!r) *2/0 mg

o n&eksi mpisilin (100 mgkg>>!r) *'00 mg

o aracetamol syr (10-1/ mgkg>>) 100 mg1 ct! prn

o it 100.000 F per oral sekali sa&a

o mbrool syr * Q ct!

*.9.* $onitoring

o $onitoring kelu!an pasien (batuk, kon&ungti"itis, ruam, pilek)

o ital Sign (<8, 4, 33, su!u)

o <anda2 komplikasi campak, e5 ke&ang, sakit telinga.

*.9.' Bdukasi

o $en&elaskan penyakit yang diderita pasien

o

$en&elaskan pemeriksaan yang akan dilakukan

o $en&elaskan penatalaksaan yang akan dilakukan, cara penggunaan

obat, tu&uan dan man#aat, serta e#ek samping obat

o $e&elaskan prognosis penyakit

*.10 Aollo up

27

Page 28: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 28/33

220)01 230)01 20)01 2$0)01 2%0)01 2'0)01

Su!u *9,/ *+,/ *+ *+ *:,/ *:,2

 4adi (mnt) 1*0 120 112 110 112 100

33 (mnt) *2 *2 '0 * 2 2'

3as!

$aculop

apular 

generalis

ata

$aculop

apular 

generalis

ata

$akula

!iperpig

mentasi

general

$akula

!iperpig

mentasi

general

$akula

!iperpig

mentasi

6

skuama

$akula

!iperpig

mentasi

6

skuama

3!onki - R - - R - 6 6

6 66 6

6 6

6 66 6

- -

- - - -

- -

- - - -

on&ungti"itis 66 66 -- -- -- -

>atuk 666

kering

666

kering

666

 berda!ak 

666

 berda!ak 

66

da!ak (-)

6 (sangat

 &arang)

ilek 6 - - - - -

<erapi• n

#us 4' 1:

tpm

• n

 &. Cinam

* /00

mg

• n

 &.

 4o"algin

1/0 mg

• L

amel syr

11 ct!

• $

ucera syr

2 Q ct!

• n

#us 4' 12

tpm

• n

 &. Cinam

* /00

mg

• n

 &.

 4o"algin

1/0 mg

• L

amel syr

11 ct!

• $

ucera syr

2 Q ct!

• n

#us 4' 12

tpm

• n

 &. Cinam

* /00

mg

• n

 &.

$eiam

2 2/0

mg

•  4

ebul

 pulmicort

Q amp

• $

ucera syr

2 Q ct!

• n

#us 4' 12

tpm

• n

 &. Cinam

* /00

mg

• n

 &.

$eiam

2 2/0

mg

•  4

ebul

 pulmicort

Q amp

• $

ucera syr

2 Q ct!

• n

#us 4' 12

tpm

• n

 &. Cinam

* /00

mg

• n

 &.

$eiam

2 2/0

mg

•  4

ebul

 pulmicort

Q amp

• $

ucera syr

2 Q ct!

• n

#us 4' 12

tpm

• n

 &. Cinam

* /00

mg

• n

 &.

$eiam

2 2/0

mg

•  4

ebul

 pulmicort

Q amp

• $

ucera syr

2 Q ct!

28

Page 29: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 29/33

BAB

PE&BAHASAN

ada kasus ini, seorang anak perempuan berusia 2 ta!un * bulan datang ke

8 3SF8 ambiran. 8ari data anamnesis (aloanamnesis) didapatkan kelu!an

 panas se&ak / !ari yang lalu, dan mulai keluar bercak-bercak mera! se&ak 2 !ari

yang lalu, dan bertamba! para! 1 !ari yang lalu. emudian didapatkan &uga

adanya kelu!an batuk yang bersamaan dengan ter&adinya panas, dan kelu!an mata

mera! se&ak demam berlangsung. 8ari kelu!an yang didapat dapat ditarik 

 beberapa masala!, yaitu demam, ruam seluru! tubu!, batuk pilek, dan mata

mera!. 8ari anamnesis dapat diperkirakan ba!a in#eksi yang ter&adi adala!

in#eksi "irus.

29

Page 30: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 30/33

8ari pemeriksaan #isik, ditemukan anak tampak lemas dan su!u tubu!

saat datang adala! *9,/o C, termasuk dalam kategori !iperpireksia. B#loresensi

dari ruam adala! adanya makula dan papula yang berarna kemera!an yang

merata pada seluru! tubu!. $ata tampak mera!, adanya in&eksi kon&ungti"a yang

mengara!kan kepada kon&ungti"itis. namnesis dan pemeriksaan #isik 

mengara!kan kepada diagnosis sementara campak, karena ada ge&ala demam,

ruam makulopapular, kon&ungti"itis, dan batuk pilek yang merupakan tanda k!as

dari campak. arena pasien datang pada saat ruam muncul maka dapat

disimpulkan diagnosis sementara campak stadium erupsi. (Salisbury 7 3amsay,

201*)

asil pemeriksaan dara! lengkap tidak menun&ukkan gambaran patologis,

!anya kadar leukosit yang sedikit lebi! renda! daripada normal.

ada riayat imunisasi didapatkan anak tela! melakukan imunisasi

campak. ada riayat penyakit da!ulu, keluarga mengaku ba!a anak tidak 

 perna! sakit seperti ini sebelumya. ada riayat keluarga didapatkan adik dari

 pasien sebelumnya &uga sakit panas tinggi dan tampak ruam-ruam mera! pada

tubu!. ada riayat sosial didapatkan ba!a banya anak-anak tetangga atau

teman bermain yang sakit panas tinggi dan keluar ruam mera!. al ini

memungkinkan ba!a ter&adi endemi dari penyakit ini di lingkungan anak 

tersebut. (Soedarmo, 2012)

ada kasus ini pasien sangat perlu untuk diraat di ruma! sakit karena

adanya !iperpireksia dan asupan oral yang sulit. (8, 2010). enanganan aal

yang dilakukan adala! dengan memasang in#us untuk asupan cairan dan

mempermuda! dalam memberikan pengobatan secara in&eksi. n#us yang

30

Page 31: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 31/33

diberikan adala! 42 (8/ Q 4S), yang bertu&uan selain memenu!i kebutu!an

cairan &uga memnu!i kebutu!an energi. emudian diberikan anti panas yaitu

 paracetamol sirup sebanyak 1 sendok te!. Fntuk mengatasi batuk diberikan

ambrool sirup sebanyak Q sendok te!.

eesokan !arinya dilakukan pemeriksaan #oto t!oraks untuk mengeta!ui

adaka! komplikasi dari campak. asilnya didapatkan adanya gambaran

 bronkopneumonia kanan dan kiri. 8ari !asil ini pasien kita berikan G2 secara

kanul sebanyak 2-' =. arena adanya komplikasi tersebut pasien !arus diberikan

antibiotik, berupa kloram#enikol dan ampisilin yang sesuai dengan pedoman

 pelayanan medis 8. (8, 2010)

8ari !asil #ollo up, pada !ari ke * pasien $3S kelu!an pilek dan mata

mera! suda! meng!ilang. Karna ruam men&adi semakin gelap, !al ini merupakan

tanda perbaikan kondisi dari penyakit campak. 3uam men&adi berarna lebi!

gelap disebabkan ole! karena adanya kebocoran kapiler dan penumpukan dari

!emosiderin. >atuk men&adi lebi! berda!ak, se!ingga diberikan terapi nebuli@er 

untuk mebantu melancarkan napas dan mengeluakan da!ak. emeriksaan

didapatkan &uga adanya r!onki pada paru kanan dan paru kiri.

ada #ollo up !ari terak!ir pasien di ruma! sakit, didapatkan r!onki tela!

 bersi! pada paru kanan dan kiri, kelu!an batuk lebi! berkurang, dan ruam men&adi

arna gelap dan bersisik. 8ari temuan ini dapat disimpulkan ba!a kondisi

 pasien semakin membaik dan dapat dilan&utkan raat &alan di ruma!.

31

Page 32: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 32/33

D"ft"# P!st"*"

>arlo, K., 8a"is, 3., lasser, ?., 3!odes, ., <!ompson, 3., $ullooly, ?., et al.

(2001). 'he (is of Sei%ures After (eceipt of Whole-)ell Pertussis or 

 Measles# Mumps# and (ubella *accine. +,M# vol /0# no 1 , :/:-:1.

C!en, S. S. (201', September 29).  Measles. 3etrie"ed Gctober 10, 201', #rom

$edscape5 !ttp5emedicine.medscape.comarticle9::220

C!erry, ?. (200'). $easles irus. n Aeigin, C!erry, 8emmler, 7 aplan,

'extboo of Pediatrics 2nfectious 3isease# 0th edition (pp. 22*-9).!iladelp!ia5 Saunders.

Co!en, >. (201*). $easles. n >. Co!en, Pediatric 3ermatology /th ,dition (pp.

1+'-1+/). Blse"ier.

8. (2010). Pedoman Pelayanan Medis 4ilid 5. ?akarta5 8

$adsen, ., "iid, ., estergaard, $., Sc!endel, 8., Ko!l#!art, ?., <!orsen, .,

et al. (2002).  A Population-based Study of Measles# Mumps# and 

 (ubella *accination and Autism. +,M vol /6 no 51 , 1'++-2.

32

Page 33: uyhghjgjhg

7/21/2019 uyhghjgjhg

http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 33/33

$ason, K. (2011). $easles. n 3. liegman, >. Stanton, 4. Sc!or, ?. St.eme, 7

3. >e!rman,  +elson 'extboo of Pediatrics 51th ,ditions (pp. 10:9-

10+/). !iladelp!ia5 Blse"ier.

$oss, K., 7 ri##in, 8. (2012). Measles. 'he Lancet# vol 61# 2ssue 1755 , 1/*-:'.

asaribu, S., 7 Salimo, . (2011). Campak, ondongan, dan 3ubela ( Measles.

 Mumps# (ubella 8 MM(). n . de 3anu!, . Suyitno, S.

adinegoro, C. artasasmita, smoed&ianto, 7 Soed&atmiko, edoman

munisasi di ndonesia (pp. */*-:1). ?akarta5 8.

Salisbury, 8., 7 3amsay, $. (201*). measles. n . . Bngland,  2mmunisation

against 2nfectious 3isease 9:reen ;oo<  (pp. 209-*'). =ondon5

Bngland 8epartment o# ealt!.

Setiaan, . (200). enyakit Campak . ?akarta5 Sagung Seto.

Soedarmo, S. (2012). Campak. n S. Soedarmo, . arna, S. adinegoro, 7 .

Satari, >uku &ar n#eksi dan ediatri <ropis (pp. 109-1). ?akarta5

8.

Soegianto, S., 7 Salimo, . (2011). Campak. n . de 3anu!, . Suyitno, S.

adinegoro, C. artasasmita, smoedi&anto, 7 Soed&atmiko, edoman

munisasi di ndonesia (pp. *'1-':). ?akarta5 8.

Subangkit. (2012). e&adian =uar >iasa Campak di ndonesia <a!un 200+. )3!-

515# vol 1# no = , 192-9*.