uyhghjgjhg
DESCRIPTION
uhkjhjkhkjnTRANSCRIPT
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 1/33
BAB 1
PENDAHULUAN
Campak merupakan penyakit menular yang sangat umum menyerang
anak-anak. (Soedarmo, 2012) Seseorang yang menderita campak dapat
menularkan pada 90% orang yang belum mendapat imunisasi apabila kontak
dengannya. enyakit ini disebabkan ole! "irus campak dari #amili Paramyxovirus
genus Morbilivirus. ($ason, 2011)
irulensi campak sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan
kontak keluarga yang menderita campak. Campak dapat ditularkan melalui
droplet di udara ole! penderita se&ak 1 !ari sebelum timbulnya ge&ala klinis
sampai ' !ari sesuda! munculnya ruam. ($ason, 2011)
ngka ke&adian campak di ndonesia se&ak ta!un 1990 sampai 2002 masi!
tinggi sekitar *000-'000 per ta!un demikian pula #rekuensi ter&adinya ke&adian
luar biasa tampak meningkat dari 2* kali per ta!un men&adi 1+'. (Setiaan, 200)
ampir semua anak ndonesia yang mencapai usia / ta!un perna! terserang
penyakit campak, alaupun yang dilaporkan !anya sekitar *0.000 kasus perta!un.
e&adian luar biasa campak lebi! sering ter&adi di daera! pedesaan terutama di
daera! yang sulit di &angkau ole! pelayanan kese!atan, k!ususnya dalam program
imunisasi. (Soedarmo, 2012)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Campak, &uga dikenal sebagai rubeola, adala! penyakit akut yang sangat
menular, disebabkan ole! in#eksi "irus yang umumnya menyerang anak. Campak
1
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 2/33
memiliki ge&ala klinis k!as yaitu terdiri dari * stadium yang masing-masing
mempunyai ciri k!usus yaitu stadium prodormal, erupsi dan kon"alesens.
(Soedarmo, 2012) tau ada yang membagi men&adi ' stadium yaitu inkubasi,
prodormal, eksantem, dan penyembu!an. ($ason, 2011)
ambar 1.1
asien Campak ($ason, 2011)
enyakit ini umumnya menyerang anak dan sangat muda! menular.
Seseorang yang menderita campak dapat menularkan pada 90% orang yang belum
mendapat imunisasi apabila kontak dengannya. Cara penularan melalui droplet
dan kontak, yakni karena meng!irup percikan luda! (droplet) dari !idung, mulut
maupun tenggorokan penderita morbilicampak. (Soedarmo, 2012) $eskipun
dianggap terutama penyakit masa kanak-kanak , campak dapat mempengaru!i
orang dari segala usia. (C!en, 201')
2.2 Etiologi
enyakit ini disebabkan ole! "irus campak dari #amili Paramyxovirus
genus Morbilivirus. irus ini merupakan "irus 34 serat negati# yang
beren"elop. ($ason, 2011) 34 "irus ini mempunyai 2 #ungsi yaitu5 (1) Sebagai
templatecetakan untuk mensintesis m34 (2) Sebagai template cetakan untuk
mensintesis serat anti genom (6). (Soedarmo, 2012) irus campak berada di sekret
2
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 3/33
naso#aring dan di dalam dara!, minimal selama masa tunas dan dalam aktu yang
singkat sesuda! timbulnya ruam. (Soegianto 7 Salimo, 2011)
ambar 2.2
Struktur irus Campak ($oss 7 ri##in, 2012)
irus campak berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris tenga!
1'0 nm, dibungkus ole! selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. 8i
dalamnya terdapat nukleokapsid yang berbentuk bulat lon&ong, terdiri dari bagian
protein yang mengelilingi asam nukleat (34) yang merupakan struktur !eliks
nucleoprotein dari myo"irus. ada selubung luar seringkali terdapat ton&olan
pendek. Sala! satu protein yang berada di selubung luar ber#ungsi sebagai
!emaglutinin.
irus campak adala! organisme yang tidak memiliki daya ta!an tinggi.
pabila berada di luar tubu! manusia, keberadaannya tidak kekal. ada
temperatur kamar ia akan ke!ilangan :0% si#at in#ekti"itasnya setela! *-/ !ari,
3
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 4/33
pada su!u *+;C aktu paru! usianya 2 &am, sedangkan pada su!u /:;C !anya satu
&am. Sebaliknya "irus ini mampu berta!an dalam keadaan dingin. ada su!u
-+0;C dengan media protein ia dapat !idup selama /,/ ta!un, sedangkan dalam
lemari pendingin dengan su!u '-:;C, dapat !idup selama / bulan. <etapi bila
tanpa media protein, "irus ini !anya mampu berta!an selama 2 minggu, dan dapat
dengan muda! di!ancurkan ole! sinar ultra"iolet. (Soegianto 7 Salimo, 2011)
2.3 Epidemiologi
ngka ke&adian campak di ndonesia se&ak ta!un 1990 sampai 2002 masi!
tinggi sekitar *000-'000 per ta!un demikian pula #rekuensi ter&adinya ke&adian
luar biasa tampak meningkat dari 2* kali per ta!un men&adi 1+'. 4amun case
fatality rate tela! dapat diturunkan dari /,/% men&adi 1,2%. 8i indonesia,
menurut sur"ei ese!atan 3uma! <angga $orbili menduduki tempat ke-/ dalam
urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,+%) dan tempat ke-/ dalam urutan
10 macam penyakit utama pada anak umur 1-' ta!un (0,++%). (Setiaan, 200)
4
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 5/33
ambar 2.*
8istribusi kasus campak dan angka kematian campak di ndonesia ta!un
200+ (Subangkit, 2012)
<erdapat 11' kasus => campak di 21 pro"insi di ndonesia selama ta!un
200+, tetapi terli!at pola penurunan kasus => campak. ro"insi dengan kasus
=> campak terbanyak adala! orontalo dan Sulaesi <enga!. >eberapa
pro"insi tidak melaporkan => campak. Campak lebi! banyak pada golongan
umur /-9 ta!un. $asi! ada kasus campak di kalangan yang tela! mendapatkan
imunisasi. (Subangkit, 2012)
5
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 6/33
ambar 2.'
?umla! kasus campak dan status imunisasi di ndonesia ta!un 200+
(Subangkit, 2012)
<ingkat kesakitan campak di antara yang tela! di"aksinasi cukup tinggi
yaitu 20%. al ini mungkin karena banyak #aktor seperti status gi@i, #aktor usia
saat imunisasi, #aktor "aksin atau mungkin &uga karena adanya mutasi dari "irus
campak liar yang ada di indonesia, mengingat di indonesia tela! ditemukan *
genotipe "irus campak yaitu 2, * dan 89. (Subangkit, 2012)
ampir semua anak ndonesia yang mencapai usia / ta!un perna!
terserang penyakit campak, alaupun yang dilaporkan !anya sekitar *0.000 kasus
perta!un. e&adian luar biasa campak lebi! sering ter&adi di daera! pedesaan
terutama di daera! yang sulit di &angkau ole! pelayanan kese!atan, k!ususnya
dalam program imunisasi. 8i daera! transmigrasi sering ter&adi aba! dengan
angka kematian yang tinggi. 8i daera! perkotaan k!usus, kasus campak tidak
terli!at, kecuali dari laporan ruma! sakit. al ini tidak berarti ba!a daera! urban
terlepas dari campak. 8aera! urban yang padat dan kumu! merupakan daera!
raan ter!adap penyakit yang sangat menular seperti campak. 8aera! semacam
ini dapat merupakan sumber ke&adian luar biasa penyakit campak. (Soedarmo,
2012)
6
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 7/33
2. Pen!l"#"n
irulensi campak sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan
kontak keluarga yang menderita campak. Campak dapat ditularkan melalui
droplet di udara ole! penderita se&ak 1 !ari sebelum timbulnya ge&ala klinis
sampai ' !ari sesuda! munculnya ruam. ort o# entry dari "irus campak sendiri
adala! melalui traktus respiratori maupun kon&ungti"a. $asa inkubasinya antara
10-12 !ari. ($ason, 2011)
bu yang perna! menderita campak akan menurunkan kekebalannya
kepada &anin yang dikandungnya melalui plasenta, dan kekebalan ini bisa berta!an
sampai bayinya berusia '-: bulan. ada usia 9 bulan bayi di!arapkan membentuk
antibodinya sendiri secara akti# setela! menerima "aksinasi campak. 8alam aktu
12 !ari setela! in#eksi campak sampai puncak titer sekitar 21 !ari, g$ akan
terbentuk dan akan cepat meng!ilang untuk kemudian digantikan ole! g.
(Setiaan, 200)
2.$ P"tofisiologi
Campak terdiri dari ' #ase yaitu periode inkubasi, ge&ala prodormal, #ase
eksantema dan pemuli!an. ($ason, 2011) Selama #ase inkubasi "irus campak
migrasi ke lim#a nodi regional. Sebua! "iremia primer ter&adi kemudian setela! 2
sampai * !ari setela! in#eksi, menyebarkan "irus ke sistem retikuloendotelial.
iremia sekunder, ter&adi pada !ari ke / sampai +, menyebarkan "irus ke
permukaan tubu! mulai dari kulit dan mengenai traktus respiratori pada !ari ke +
sampai 11. e&ala prodormal, yang berlangsung selama 2 sampai ' !ari, timbul
setela! "iremia sekunder dan diasosiasikan dengan nekrosis epitelial dan adanya
#ormasi giant cell pada åan-åan tubu!. e&ala prodormal bisa berupa
demam, malaise, batuk, cory@a, dan kon&ungti"itis. >ercak koplik mungkin
muncul pada mukosa mulut sekitar 1 samapi 2 !ari sebelumnya timbulnya ruam
7
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 8/33
dan berta!an sampai 2 !ari setela! ruam mulai muncul. 8engan onset
terbentuknya ruam, sekitar 1' !ari setela! in#eksi, produksi antibodi dimulai, dan
replikasi "irus dan ge&ala mulai reda. irus campak &uga mengin#eksi C8'6 sel <,
!asilnya adala! supresi dari sitem imun. ($ason, 2011)
ambar 2./
8iagram pato#isiologi campak ($oss 7 ri##in, 2012)
n#eksi campak menyebabkan nekrosis daripada epitelium traktus
respiratori dan diikuti dengan adanya in#iltrat lim#ositik. Campak meng!asilkan
"askulitis pembulu! dara! kecil pada kulit dan membran mukosa oral. istologi
8
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 9/33
dari ruam dan eksantema menampakkan adanya edema intraseluler dan
diskeratosis yang ber!ubungan dengan adanya #ormasi dari epidermal syncytial
giant cells dengan nukleus yang mencapai ¨a! 2:. artikel "irus diidenti#ikasi
di dalam giant cells. ($ason, 2011)
irus bereplikasi pada saluran na#as kemudian "irus mengin#eksi sel
sistem imun yang ada di sekitar saluran na#as yang mempunyai SLAM seperti sel
monosit, sel dendritik dan lim#osit. Setela! itu "irus menyebar ke åan lim#e.
arena ¨a! "irus bertamba! banyak maka timbulla! "iremia primer, kemudian
"irus dapat menyebar ke berbagai åan dan organ lim#oid termasuk kulit,
saluran cerna, !ati dan gin&al. irus melakukan replikasi pada sel endot!elial,
epitelial dan monositmakro#ag, in#eksi "irus campak pada makro#ag dapat
meningkatkan ekspresi =A-1 yang merupakan molekul penempel yang dapat
mendorong masuknya sel ke dalam åan se!ingga turut berpartisipasi dalam
menyebarkan "irus. (Setiaan, 200)
emudian ter&adi pembentukan sel raksasa retikuloendot!elial (Warthin-
Fineldey) yang ukurannya mencapai lebi! dari 100 nm dan di dekat pusat selnya
mengandung lebi! dari 100 agregat nukleus. Sel raksasa retikuloendot!elial
(Warthin-Fineldey) inila! yang nantinya men&adi sumber utama penyebaran "irus
ke åan lain. Sel ini banyak ditemukan pada saat munculnya ruam pada kulit
dan dengan muda! ditemukan pada sekresi !idung dan kon&ungti"a pada saat
masa prodromal dan !ari pertama timbulnya ruam. Sel epitel yang diin#eksi "irus
campak pada periode ini &uga ditemukan pada saluran genitalia dan urine.
(Setiaan, 200)
9
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 10/33
ambar 2.:
atogenesis in#eksi dan penularan campak (C!erry, 200')
Sel endot!elial pada pembulu! dara! kecil yang diin#eksi ole! "irus
campak akan memperli!atkan bukti adanya in#eksi campak pada saat ge&ala
prodromal dan muculnya ruam pada kulit. al ini disertai dengan pelebaran
pembulu! dara!, peningkatan permeabilitas pembulu! dara!, in#iltrasi sel
mononuklear dan ter&adinya in#eksi di åan sekitar. Sel endotel yang diin#eksi
ini tampaknya memegang peranan utama dalam patogenesis dalam peruba!an
pada kulit, kon&ungti"a dan membran mukosa. (C!erry, 200')
<abel 2.1 atogenesis in#eksi campak tanpa penyulit
ari $ani#estasi
0 irus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel naso#aring
atau kemungkinan kon&ungti"a
n#eksi pada sel epitel dan multiplikasi "irus
1-2 enyebaran in#eksi ke åan lim#atik regional
2-* iremia primer
*-/ $ultiplikasi "irus campak pada epitel saluran na#as di tempat in#eksi
pertama, dan pada 3BS regional maupun daera! yang &au!
/-+ iremia sekunder
+-11 $ani#estasi pada kulit dan tempat lain yang ber"irus, termasuk saluran
na#as
11-1' irus pada dara!, saluran na#as dan organ lain
1/-1+ iremia berkurang lalu !ilang, "irus pada organ meng!ilang
Sumber 5 (C!erry, 200')
10
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 11/33
2.% &"nifest"si Klinis
Sekitar 10 !ari setela! in#eksi akan muncul demam yang biasanya tinggi,
diikuti dengan kori@apilek, batuk dan peradangan pada mata. ($adsen, et al.,
2002) e&ala penyakit campak dikategorikan dalam tiga stadium5 (Soedarmo,
2012)
1. Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-1' !ari.
2. Stadium masa prodromal.
>iasanya berlangsung 2-/ !ari. e&ala utama yang muncul adala! demam
yang terus meningkat !ingga mencapai puncaknya su!u *9,' '0,: oC
pada !ari ke ' atau / yaitu pada saat ruam muncul. Selain itu biasanya
terdapat lemas, anoreksia, batuk yang makin berat, kori@apilek,
peradangan mata dan muncul bercak puti! pada mukosa pipi yang
merupakan tanda diagnostik dini penyakit campak yang disebut !opli"s
spots. >ercak koplik berarna puti! kelabu, sebesar u&ung &arum
dikelilingi eritema. oplikDs spot pertama muncul pada mukosa pipi yang
ber!adapan dengan molar, selan&utnya menyebar dengan ara! sentri#ugal
dan menutupi seluru! permukaan mukosa pipi dan labialis. (Soedarmo,
2012)
ambar 2.+
oplikDs Spot ($ason, 2011)
*. Brupsi (3as!)
<er&adinya eritema berbentuk makulopapular disertai meningkatnya su!u
badan. 3uam ini muncul pertama kali pada daera! batas rambut dan da!i,
11
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 12/33
serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluru!
muka, le!er, lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 2' &am pertama.
3uam ini makula mera! dan papula yang akan menyebar secara
cep!alocaudal. (Co!en, 201*) Selama 2' &am berikutnya ruam menyebar
ke seluru! punggung, abdomen, seluru! lengan, dan pa!a. 3uam tersebut
dapat berta!an selama /-: !ari. Su!u meningkat dengan mendadak ketika
ruam muncul dan sering mencapai '0EC. (Soedarmo, 2012)
ambar 2.
Stadium Brupsi (Co!en, 201*)
8apat timbul batuk dan diare yang berat, se!ingga anak bisa
mengalami sesak na#as atau de!idrasi. <idak &arang pula disertai munta!,
anoreksia dan perdara!an ringan pada kulit. 8ua !ari kemudian biasanya
su!u akan menurun dan ge&ala penyakit mereda. 3uam kulit akan
mengalami !iperpigmentasi (beruba! arna men&adi lebi! gelap) dan
mungkin mengelupas. eruba!an arna dari ruam mera! men&adi
berarna berkarat kemudian !iperpigmentasi ini disebabkan karena
kebocoran kapiler dan penumpukan dari !emosiderin. (Co!en, 201*)
eterlibatan åan lim#e secara menyeluru! dapat mengakibatkan
ter&adinya lim#adenopati, splenomegali ringan dan apendisitis. (C!erry,
200')
12
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 13/33
ambar 2.9
$ani#estasi linis (C!erry, 200')
2.' Di"gnosis
enyakit campak dapat didiagnosis berdasarkan ge&ala klinis yang klasik
menurut C8C (Centre #or 8isease Control and re"ention) dengan kriteria
sebagai berikut5 (Salisbury 7 3amsay, 201*)
1. <erdapat ruam papulomakuler menyeluru! yang ter&adi dalam aktu * !ari
atau lebi!.
2. 8emam *,*oC (101oA).
*. <erdapat sala! satu dari ge&ala berikut, batuk, kori@apilek atau
kon&ungti"itis
<etapi ge&ala klinis pada penyakit campak sering mengalami modi#ikasi
misalnya penyakit campak dapat timbul tanpa disertai demam dan tanpa timbul
ruam-ruam pada kulit. al seperti ini sering ter&adi pada anak atau bayi yang
sangat muda, penderita dengan immunocompromised, anak dengan malnutrisi
atau bisa pada anak yang sebelumnya tela! mendapat imunisasi campak.
(Soedarmo, 2012) arena banyak penderita menun&ukkan ge&ala yang tidak &elas,
maka untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
(Setiaan, 200)
1. emeriksaan dara! rutin
13
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 14/33
>iasanya ditemukan lekositosis dan peningkatan =B8 namun
&arang ditemukan.
2. 8eteksi "irus
a. irus campak dapat ditemukan pada sel mononuklear dara! tepi,
sekresi saluran na#as, usapan kon&ungti"a dan dalam urine. <etapi "irus
campak sangat sulit ditemukan, se!ingga pemeriksaan untuk menemukan
"irus &arang digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit campak.
b. Sel epitel yang berasal dari naso#aring, mukosa bukalis,
kon&ungti"a atau urine dapat digunakan untuk pemeriksaan sitologi secara
langsung untuk meli!at sel raksasa dan mendeteksi antigen dengan
menggunakan antibodi ter!adap proten 4 "irus. rotein ini paling banyak
ditemukan pada sel yang terin#eksi.
c. emeriksaan åan langsung pada penderita dengan
imunocompromised karena respon antibodinya tidak terbentuk.
d. 8ideteksi dengan reverse transcription dan diampli#ikasi memakai
C3, teknik ini belum digunakan secara luas untuk menegakkan
diagnosis.
*. $endeteksi antibodi
8iagnosis penyakit campak paling sering ditegakkan dengan
pemeriksaan serologi. $enggunakan sampel sali"a atau serum. ntibodi
g$ muncul bersamaan dengan munculnya ruam pada kulit dan sebagian
besar dideteksi * !ari sesuda! munculnya ruam. ntibodi g$ meningkat
cepat dan kemudian menurun !ingga tidak dapat dideteksi setela! '-12
minggu. g sebaiknya diperiksa pada sampel yang sama untuk
mengeta!ui apaka! suda! perna! terin#eksi atau suda! perna! mendapat
imunisasi.
Saat pengambilan serum yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium adala!5
14
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 15/33
a. Fsapan tenggorokan dan sali"a diambil dalam : !ari sesuda!
munculnya ge&ala untuk pemeriksaan antibodi g$ spesi#ik campak
dan mendeteksi 34 "irus.b. Sampel dara! diambil dalam : !ari sesuda! munulnya ge&ala untuk
mendeteksi antibodi g$ spesi#ik "irus dan 34 "irus.
c. Sampel dara! umumnya diambil pada #ase akut (1-+ !ari setela!
munculnya ruam pada kulit) dan pada #asse kon"alesen untuk
mendeteksi antibodi g spesi#ik campak. ositi# &ika ter&adi
kenaikan titer antar #ase akut dan kon"alesen ' kali lipat.
2.( Di"gnosis B"nding
o 3ubella
<idak diaali suatu masa prodromal yang spesi#ik. 3ema&a dan
dea muda dapat menun&ukkan ge&ala demam ringan serta lemas
dalam 1-' !ari sebelum timbulnya kemera!an. embesaran kelen&ar
geta! bening k!ususnya pada daera! belakang telinga dan oksipital
sangat menun&ang diagnosis rubella. ($ason, 2011)
ambar 2.10
ato#isiologi rubella (diagram) ($ason, 2011)
o Bksantema Subitum (3oseola)
15
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 16/33
e&ala demam tinggi selama *-' !ari disertai iritabilitas
biasanya ter&adi sebelum timbulnya kemera!an pada kulit dan diikuti
dengan penurunan demam secara drastis men&adi normal. (Co!en,
201*)
ambar 2.11
3uam pada eksantema subitum (Co!en, 201*)
o Bksantema in#eksiosum
<imbul kemera!an yang k!as pada pipi ( slapped-chee red
rash), dan adanya ruam mera! yang tidak terlalu mera! pada badan.
adang disertai dengan artralgia. (Co!en, 201*)
ambar 2.12
16
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 17/33
ruam yang k!as pada eksantema in#eksiosum (C!erry, 200')
2.) Kompli*"si
Campak men&adi berat pada pasien dengan gi@i buruk dan anak berumur
lebi! kecil. ebanyakan penyulit campak ter&adi bila ada in#eksi sekunder ole!
bakteri. >eberapa penyulit campak adala! 5
1. >ronkopneumonia
$erupakan sala! satu penyulit tersering pada in#eksi campak.
8apat disebabkan ole! in"asi langsung "irus campak maupun in#eksi
sekunder ole! bakteri ( Pneumococcus# Streptococcus#
Staphylococcus# dan $aemophyllus influen%a). 8itandai dengan adanya
ronki basa! !alus, batuk, dan meningkatnya #rekuensi na#as. ada saat
su!u menurun, ge&ala pneumonia karena "irus campak akan meng!ilang
kecuali batuk yang masi! akan berta!an selama beberapa lama. >ila ge&ala
tidak berkurang, perlu dicurigai adanya in#eksi sekunder ole! bakteri yang
mengin"asi mukosa saluran na#as yang tela! dirusak ole! "irus campak.
enanganan dengan antibiotik diperlukan agar tidak muncul akibat yang
#atal. ($ason, 2011)
2. Bncep!alitis
omplikasi neurologis tidak &arang ter&adi pada in#eksi campak.
e&ala encep!alitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam !ari
setela! onset penyakit. >iasanya ge&ala komplikasi neurologis dari in#eksi
campak akan timbul pada stadium prodromal. <anda dari encep!alitis yang
dapat muncul adala! 5 ke&ang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan
#rekuensi na#as, t&itching dan disorientasi. 8ugaan penyebab timbulnya
17
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 18/33
komplikasi ini antara lain adala! adanya proses autoimun maupun akibat
"irus campak tersebut ($ason, 2011).
*. Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSB)
$erupakan suatu proses degenerasi susunan syara# pusat dengan
karakteristik ge&ala ter&adinya deteriorisasi tingka! laku dan intelektual
yang diikuti ke&ang. $erupakan penyulit campak onset lambat yang rata-
rata baru muncul + ta!un setela! in#eksi campak pertama kali. nsidensi
pada anak laki-laki * lebi! sering dibandingkan dengan anak perempuan.
<er&adi pada 12/.000 kasus dan menyebabkan kerusakan otak progresi#
dan #atal. nak yang belum mendapat "aksinansi memiliki risiko 10 lebi!
tinggi untuk terkena SSB dibandingkan dengan anak yang tela!
mendapat "aksinasi ($ason, 2011)
'. on&ungti"itis
on&ungti"itis ter&adi pada !ampir semua kasus campak. 8apat
ter&adi in#eksi sekunder ole! bakteri yang dapat menimbulkan !ipopion,
pan o#talmitis dan pada ak!irnya dapat menyebabkan kebutaan.
(Soedarmo, 2012)
/. Gtitis $edia
endang telinga biasanya !iperemi pada #ase prodromal dan
stadium erupsi. (8, 2010)
:. 8iare
8iare dapat ter&adi akibat in"asi "irus campak ke mukosa saluran
cerna se!ingga mengganggu #ungsi normalnya maupun sebagai akibat
menurunnya daya ta!an penderita campak. (Soegianto 7 Salimo, 2011)
2.1+ Pen"t"l"*s"n""n
asien campak tanpa penyulit dapat berobat &alan, anak !arus diberikan
cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersi#at simtomatik, dengan
pemberian antipiretik, antitusi#, ekspektoran, dan anti kon"ulsan bila diperluan.
18
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 19/33
Sedangkan pada campak dengan penyulit, !iperpireksia, de!idrasi, ke&ang, asupan
oral sulit, pasien perlu diraat inap. 8i ruma! sakit pasien campak diraat di
bangsal isolasi sistem perna#asan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan
memperbaiki kebutu!an cairan dan diet yang memadai. itamin 100.000 F per
oral diberikan satu kali baik untuk dengan komplikasi maupun tidak, apabila
terdapat malnutrisi dilan&utkan 1/00 F per!ari. arasetamol untuk menurunkan
demam dosis 10-1/mgkg >>. (8, 2010)
>ila ada tanda ense#alopati diberikan kloram#enikol dosis +/ mgkgbb!ari
dan ampisilin 100 mgkgbb!ari selama +-10 !ari. ortikosteroid seperti
deksametason 1 mgkgbb!ari dapat diberikan sebagai dosis aal kemudian
dilan&utkan dengan dosis 0,/ mgkgbb!ari dibagi dalam * dosis sampai kesadaran
membaik (bila pemberian lebi! dari / !ari lakukan tappering o##). (8, 2010)
Fntuk komplikasi berupa bronkopneumonia !anya diberikan antibiotik
serupa, yaitu kloram#enikol dan ampisilin selama +-10 !ari. Gksigenasi yang
cukup sangat dian&urkan, yaitu sekitar 2 liter menit. (8, 2010)
2.11 Pen,eg"-"n
a. munisasi akti#
8iberikan "aksin campak pada umur 9 bulan dan : ta!un dengan dosis
1000 <C8/0 atau sebanyak 0,/ ml secara subkutan. (Soegianto 7 Salimo,
2011)
b. munisasi asi# (munoglobulin)
ndikasi 5
• nak usia H 12 bulan dengan immunocompromised belum mendapat
imunisasi, kontak dengan pasien campak, dan "aksin $$3 merupakan
kontraindikasi.
19
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 20/33
• >ayi berusia I 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak
mempunyai resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi
penyakit ini, maka !arus diberikan imunoglobulin sesegera mungkin
dalam aktu + !ari paparan. Setela! itu "aksin $$3 diberikan
sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan inter"al * bulan
setela! pemberian imunoglobulin.
emberian imunisasi campak pada usia kurang dari 12 bulan
memerlukan imunisasi ulang pada usia 1/ bulan karena "aksin dinetralisasi
ole! antibodi maternal sedang pemberian imunisasi campak pada usia lebi!
dari 12 bulan atau 1/ bulan tidak perlu imunisasi ulang, karena dapat
memperli!atkan serokon"ersi yang maksimum dan daya proteksi "aksin
mencapai 9/-100 persen &ika diberikan pada usia lebi! dari 12 bulan.
(Soegianto 7 Salimo, 2011)
2.12 P#ognosis
ada penyakit campak yang tidak disertai dengan komplikasi maka
prognosisnya baik. Sedangkan pada campak yang disertai komplikasi (misal
ense#alitis dan pneumonia) maka prognosisnya buruk karena dapat menimbulkan
kecacatan seumur !idup meskipun &arang ditemukan. enyakit campak &uga
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak-anak
yang mengalami malnutrisi se!ingga !arus diaspadai. (8, 2010) ($ason,
2011)
20
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 21/33
>> *
<4?F4 SFS
*.1 dentitas asien
4ama 5 n. Jila aleri 3amad!ani
?enis elamin 5 erempuan
Fmur 5 2 ta!un * bulan
nak ke 5 *
lamat 5 erum. riya $auni, >angsal, esantren, ediri
gama 5 slam
Suku 5 ?aa
$3S 5 22 September 201', Senin
4ama ya! 5 <n. bdul S!omad
eker&aan 5 Kirasaasta
*.2 namnesis
*.2.1 elu!an Ftama
8emam dan ruam seluru! tubu!.
*.2.2 3iayat enyakit Sekarang
>adan panas se&ak !ari rabu disertai batuk. anas naik turun, suda!
diberi obat tempra panas tidak &uga turun, diberi ottopan panas turun tetapi
naik lagi. >atuk pilek (6). >atuk tidak grok-grok, #rekuensinya sering. >ila
batuk sampai mau munta!. Suda! dinebul 2 kali di bidan !anya keluar
ingus sedikit, dan batuk masi! terus sampai sekarang (tidak reda). $ata
&uga tampak keli!atan mera! se&ak demam.
21
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 22/33
ari Sabtu mulai timbul ruam mera!, aal muncul di daera! muka
dan badan. <idak gatal (tidak digaruk-garuk). eesokan !arinya ruam
mulai merata di seluru! tubu!. Saat ruam merata di seluru! tubu!, demam
semakin meningkat.
ari ini tidak mau minum dan makan susa!. kti"itas tampak
sangat menurun. > terak!ir kurang dari : &am yang lalu. nak tidak
tampak ke!ausan.
e&ang (-), using (-), $ual (-), $unta! (-), >> encer (-), >atuk
(-), mimisan (-), usi berdara! (-). na#su makan sangat menurun dan reel
saat makan, minum tidak mau sama sekali se&ak !ari ini. <erak!ir >> 1
!ari sebelum $3S (lunak, coklat kekuningan, dara! (-), lendir (-). =ancar,
banyak, kuning, nyeri (-), kurang dari : &am yang lalu.
*.2.* 3iayat enyakit 8a!ulu
<idak perna! seperti ini sebelumnya.
*.2.' 3iayat enyakit eluarga
Sebelumnya adik pasien &uga demam tinggi dan tampak ruam di
seluru! tubu! &uga, sekitar 1 minggu yang lalu.
*.2./ 3iayat Bkonomi dan Sosial
<etangga di sekitar peruma!an banyak yang sakit seperti ini.
*.2.: 3iayat ersalinan
nak ke *, la!ir secara sectio cesarea, berat badan la!ir **00 gr,
perempuan, cukup bulan.
22
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 23/33
*.2.+ 3iayat munisasi5
>C 6
8< 666
olio 666Campak 6
epatitis 666
*.2. 3iayat <umbu! kembang
L score 5
>>F 5 1* kg 2ta!un * bulan M 0 S8 sd 62 S8 M 4ormal
>><> 5 1* kg + cm M 0 S8 sd 62 S8 M 4ormal<>F 5 + cm 2 ta!un * bulan M 0 S8 sd 61 S8 M endek
$otorik asar5 $elompat.
$otorik alus 5 $enumpuk benda men&adi beberapa tumpuk.
erbal 5 >erbicara beberapa kata.
Sosial 5 $emakai pakaian sendiri, sikat gigi.
*.* emeriksaan Aisik
eadaan umum 5 <ampak lemas dan ruam seluru! tubu!.
esadaran 5 Composmentis
ital Sign 5 4adi 5 1*0 menit
Su!u 5 *9,/ C⁰
33 5 ** menit
<> 5 + cm,
>> 5 1* g
epala
• >entuk dan ukuran 5 4ormocep!al
• 3ambut dan kulit kepala 5 itam, terdistribusi merata.
• $ata 5 in&eksi kon&ungti"a kanan dan kiri, anemis (-), pupil bulat
isokor
• <elinga 5 d>4
• idung 5 d>4, sekret (-)
23
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 24/33
• $ulut 5 Sianosis (-), stomatitis (-), mukosa bibir tampak kering,
bercak koplik dalam rongga mulut (-)
• <enggorokan 5 #aring !iperemis(6), <onsil membesar <1-<2
!iperemis (6).
• =e!er 5 embesaran > (66) tidak nyeri tekan.
<!oraks
• nspeksi 5 simetris, retraksi intercostae (- )
• alpasi 5 #remitus sama kuat
• erkusi 5 sonor
• uskultasi 5 r!onki -- N !ee@ing -- N "esikuler 66
?antung
• nspeksi 5 iktus cordis (-)
• alpasi 5 iktus cordis teraba pada sela iga midcla"ikula kiri
• erkusi 5 redup, batas &antung kiri 5 CS li"e midcla"icula kiri
anan 5 parasternal, atas 5 sela iga linea parasternal kiri
• uskultasi 5 S1-S2 tunggal, mur-mur (-), gallop (-)
bdomen
• nspeksi 5 tampak datar
• alpasi 5 epar tidak teraba, lien tidak teraba,
• erkusi 5 timpani, meteorismus (-)
• uskultasi 5 bising usus (6) normal
enetalia (8>4)
nus 3ektum (8>4)
Bkstremitas 5 akral !angat, sianosis (-), edema (-), bercak mera! (6)
makulopapular ras! generalisata.
ulit 5 turgor baik
emeriksaan 4eurologis 5 tidak diperiksa
*.' =aboratorium
a. 8ara! =engkap
P"#"mete# Nil"i Nil"i !/!*"n
K>C (leukosit) ',*1 10O ul ', 10,
3>C (eritrosit) ','9 10: ul ',2 :,1
> (emoglobin) 11,/ grdl 12 1
C< (ematokrit) *2,+ % *+ /2
=< (latelet) 1/2 10O ul 1/0 '/0
24
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 25/33
=P$% **,2 19 '
4BF<% :*,' '0 +'
$G4G% *,2 * 9
BG% 0,0 0 +
>SG% 0,2 0 -1
*./ 3adiologi
asil emeriksaan 3adiologi5
Cor 5 tidak membesar
ulmo 5
- corakan bronko"askular di supra!iler, peri!iler, dan paracardial detra
dan sinistra meningkat
- tak tampak &elas adanya pembesaran lymp!onodi ulmo detra dan
sinistra
Sinus costop!renicus sedikit tumpul, dia#ragma licin
esan5 >ronc!opneumonia detra dan sinistra, dengan e#usi pleura
minimal. (Sp. 3ad)
25
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 26/33
*.: roblem =ist
1. Aebris
2. $aculopapular ras! generalisata
*. >atuk
'. on&ungti"itis
/. ori@a
:. 3ontgen t!ora bronc!opneumonia
*.+ nitial 8iagnosis
Campak dengan komplikasi
*. 8i##erential 8iagnosis
• 3ubella
• 3oseola
• Bryt!ema n#ectiosum
*.9 lanning
*.9.1 8iagnosis
26
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 27/33
o =B8
o g dan g$ campak
o ultur "irus
*.9.2 <erapi
o n#us 42 1*00 cc 2' &am 1 tpm $akro
o G2 kanul 2-' lpm
o n&eksi loram#enikol (+/ mgkg>>!r) *2/0 mg
o n&eksi mpisilin (100 mgkg>>!r) *'00 mg
o aracetamol syr (10-1/ mgkg>>) 100 mg1 ct! prn
o it 100.000 F per oral sekali sa&a
o mbrool syr * Q ct!
*.9.* $onitoring
o $onitoring kelu!an pasien (batuk, kon&ungti"itis, ruam, pilek)
o ital Sign (<8, 4, 33, su!u)
o <anda2 komplikasi campak, e5 ke&ang, sakit telinga.
*.9.' Bdukasi
o $en&elaskan penyakit yang diderita pasien
o
$en&elaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
o $en&elaskan penatalaksaan yang akan dilakukan, cara penggunaan
obat, tu&uan dan man#aat, serta e#ek samping obat
o $e&elaskan prognosis penyakit
*.10 Aollo up
27
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 28/33
220)01 230)01 20)01 2$0)01 2%0)01 2'0)01
Su!u *9,/ *+,/ *+ *+ *:,/ *:,2
4adi (mnt) 1*0 120 112 110 112 100
33 (mnt) *2 *2 '0 * 2 2'
3as!
$aculop
apular
generalis
ata
$aculop
apular
generalis
ata
$akula
!iperpig
mentasi
general
$akula
!iperpig
mentasi
general
$akula
!iperpig
mentasi
6
skuama
$akula
!iperpig
mentasi
6
skuama
3!onki - R - - R - 6 6
6 66 6
6 6
6 66 6
- -
- - - -
- -
- - - -
on&ungti"itis 66 66 -- -- -- -
>atuk 666
kering
666
kering
666
berda!ak
666
berda!ak
66
da!ak (-)
6 (sangat
&arang)
ilek 6 - - - - -
<erapi• n
#us 4' 1:
tpm
• n
&. Cinam
* /00
mg
• n
&.
4o"algin
1/0 mg
• L
amel syr
11 ct!
• $
ucera syr
2 Q ct!
• n
#us 4' 12
tpm
• n
&. Cinam
* /00
mg
• n
&.
4o"algin
1/0 mg
• L
amel syr
11 ct!
• $
ucera syr
2 Q ct!
• n
#us 4' 12
tpm
• n
&. Cinam
* /00
mg
• n
&.
$eiam
2 2/0
mg
• 4
ebul
pulmicort
Q amp
• $
ucera syr
2 Q ct!
• n
#us 4' 12
tpm
• n
&. Cinam
* /00
mg
• n
&.
$eiam
2 2/0
mg
• 4
ebul
pulmicort
Q amp
• $
ucera syr
2 Q ct!
• n
#us 4' 12
tpm
• n
&. Cinam
* /00
mg
• n
&.
$eiam
2 2/0
mg
• 4
ebul
pulmicort
Q amp
• $
ucera syr
2 Q ct!
• n
#us 4' 12
tpm
• n
&. Cinam
* /00
mg
• n
&.
$eiam
2 2/0
mg
• 4
ebul
pulmicort
Q amp
• $
ucera syr
2 Q ct!
28
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 29/33
BAB
PE&BAHASAN
ada kasus ini, seorang anak perempuan berusia 2 ta!un * bulan datang ke
8 3SF8 ambiran. 8ari data anamnesis (aloanamnesis) didapatkan kelu!an
panas se&ak / !ari yang lalu, dan mulai keluar bercak-bercak mera! se&ak 2 !ari
yang lalu, dan bertamba! para! 1 !ari yang lalu. emudian didapatkan &uga
adanya kelu!an batuk yang bersamaan dengan ter&adinya panas, dan kelu!an mata
mera! se&ak demam berlangsung. 8ari kelu!an yang didapat dapat ditarik
beberapa masala!, yaitu demam, ruam seluru! tubu!, batuk pilek, dan mata
mera!. 8ari anamnesis dapat diperkirakan ba!a in#eksi yang ter&adi adala!
in#eksi "irus.
29
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 30/33
8ari pemeriksaan #isik, ditemukan anak tampak lemas dan su!u tubu!
saat datang adala! *9,/o C, termasuk dalam kategori !iperpireksia. B#loresensi
dari ruam adala! adanya makula dan papula yang berarna kemera!an yang
merata pada seluru! tubu!. $ata tampak mera!, adanya in&eksi kon&ungti"a yang
mengara!kan kepada kon&ungti"itis. namnesis dan pemeriksaan #isik
mengara!kan kepada diagnosis sementara campak, karena ada ge&ala demam,
ruam makulopapular, kon&ungti"itis, dan batuk pilek yang merupakan tanda k!as
dari campak. arena pasien datang pada saat ruam muncul maka dapat
disimpulkan diagnosis sementara campak stadium erupsi. (Salisbury 7 3amsay,
201*)
asil pemeriksaan dara! lengkap tidak menun&ukkan gambaran patologis,
!anya kadar leukosit yang sedikit lebi! renda! daripada normal.
ada riayat imunisasi didapatkan anak tela! melakukan imunisasi
campak. ada riayat penyakit da!ulu, keluarga mengaku ba!a anak tidak
perna! sakit seperti ini sebelumya. ada riayat keluarga didapatkan adik dari
pasien sebelumnya &uga sakit panas tinggi dan tampak ruam-ruam mera! pada
tubu!. ada riayat sosial didapatkan ba!a banya anak-anak tetangga atau
teman bermain yang sakit panas tinggi dan keluar ruam mera!. al ini
memungkinkan ba!a ter&adi endemi dari penyakit ini di lingkungan anak
tersebut. (Soedarmo, 2012)
ada kasus ini pasien sangat perlu untuk diraat di ruma! sakit karena
adanya !iperpireksia dan asupan oral yang sulit. (8, 2010). enanganan aal
yang dilakukan adala! dengan memasang in#us untuk asupan cairan dan
mempermuda! dalam memberikan pengobatan secara in&eksi. n#us yang
30
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 31/33
diberikan adala! 42 (8/ Q 4S), yang bertu&uan selain memenu!i kebutu!an
cairan &uga memnu!i kebutu!an energi. emudian diberikan anti panas yaitu
paracetamol sirup sebanyak 1 sendok te!. Fntuk mengatasi batuk diberikan
ambrool sirup sebanyak Q sendok te!.
eesokan !arinya dilakukan pemeriksaan #oto t!oraks untuk mengeta!ui
adaka! komplikasi dari campak. asilnya didapatkan adanya gambaran
bronkopneumonia kanan dan kiri. 8ari !asil ini pasien kita berikan G2 secara
kanul sebanyak 2-' =. arena adanya komplikasi tersebut pasien !arus diberikan
antibiotik, berupa kloram#enikol dan ampisilin yang sesuai dengan pedoman
pelayanan medis 8. (8, 2010)
8ari !asil #ollo up, pada !ari ke * pasien $3S kelu!an pilek dan mata
mera! suda! meng!ilang. Karna ruam men&adi semakin gelap, !al ini merupakan
tanda perbaikan kondisi dari penyakit campak. 3uam men&adi berarna lebi!
gelap disebabkan ole! karena adanya kebocoran kapiler dan penumpukan dari
!emosiderin. >atuk men&adi lebi! berda!ak, se!ingga diberikan terapi nebuli@er
untuk mebantu melancarkan napas dan mengeluakan da!ak. emeriksaan
didapatkan &uga adanya r!onki pada paru kanan dan paru kiri.
ada #ollo up !ari terak!ir pasien di ruma! sakit, didapatkan r!onki tela!
bersi! pada paru kanan dan kiri, kelu!an batuk lebi! berkurang, dan ruam men&adi
arna gelap dan bersisik. 8ari temuan ini dapat disimpulkan ba!a kondisi
pasien semakin membaik dan dapat dilan&utkan raat &alan di ruma!.
31
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 32/33
D"ft"# P!st"*"
>arlo, K., 8a"is, 3., lasser, ?., 3!odes, ., <!ompson, 3., $ullooly, ?., et al.
(2001). 'he (is of Sei%ures After (eceipt of Whole-)ell Pertussis or
Measles# Mumps# and (ubella *accine. +,M# vol /0# no 1 , :/:-:1.
C!en, S. S. (201', September 29). Measles. 3etrie"ed Gctober 10, 201', #rom
$edscape5 !ttp5emedicine.medscape.comarticle9::220
C!erry, ?. (200'). $easles irus. n Aeigin, C!erry, 8emmler, 7 aplan,
'extboo of Pediatrics 2nfectious 3isease# 0th edition (pp. 22*-9).!iladelp!ia5 Saunders.
Co!en, >. (201*). $easles. n >. Co!en, Pediatric 3ermatology /th ,dition (pp.
1+'-1+/). Blse"ier.
8. (2010). Pedoman Pelayanan Medis 4ilid 5. ?akarta5 8
$adsen, ., "iid, ., estergaard, $., Sc!endel, 8., Ko!l#!art, ?., <!orsen, .,
et al. (2002). A Population-based Study of Measles# Mumps# and
(ubella *accination and Autism. +,M vol /6 no 51 , 1'++-2.
32
7/21/2019 uyhghjgjhg
http://slidepdf.com/reader/full/uyhghjgjhg 33/33
$ason, K. (2011). $easles. n 3. liegman, >. Stanton, 4. Sc!or, ?. St.eme, 7
3. >e!rman, +elson 'extboo of Pediatrics 51th ,ditions (pp. 10:9-
10+/). !iladelp!ia5 Blse"ier.
$oss, K., 7 ri##in, 8. (2012). Measles. 'he Lancet# vol 61# 2ssue 1755 , 1/*-:'.
asaribu, S., 7 Salimo, . (2011). Campak, ondongan, dan 3ubela ( Measles.
Mumps# (ubella 8 MM(). n . de 3anu!, . Suyitno, S.
adinegoro, C. artasasmita, smoed&ianto, 7 Soed&atmiko, edoman
munisasi di ndonesia (pp. */*-:1). ?akarta5 8.
Salisbury, 8., 7 3amsay, $. (201*). measles. n . . Bngland, 2mmunisation
against 2nfectious 3isease 9:reen ;oo< (pp. 209-*'). =ondon5
Bngland 8epartment o# ealt!.
Setiaan, . (200). enyakit Campak . ?akarta5 Sagung Seto.
Soedarmo, S. (2012). Campak. n S. Soedarmo, . arna, S. adinegoro, 7 .
Satari, >uku &ar n#eksi dan ediatri <ropis (pp. 109-1). ?akarta5
8.
Soegianto, S., 7 Salimo, . (2011). Campak. n . de 3anu!, . Suyitno, S.
adinegoro, C. artasasmita, smoedi&anto, 7 Soed&atmiko, edoman
munisasi di ndonesia (pp. *'1-':). ?akarta5 8.
Subangkit. (2012). e&adian =uar >iasa Campak di ndonesia <a!un 200+. )3!-
515# vol 1# no = , 192-9*.