uu irigasi drainasi yoanita fadlilah iriani

38
TUGAS TERSTRUKTUR IRIGASI DAN DRAINASE ‘SISTEM IRIGASI DAN KUALITAS AIR IRIGASI’ Oleh : Nama : YOANITA FADLILAH IRIANI NIM : 115040201111167 Kelas : P PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Upload: yoanita-fadlilah-iriani

Post on 24-Apr-2015

35 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

TUGAS TERSTRUKTUR

IRIGASI DAN DRAINASE

‘SISTEM IRIGASI DAN KUALITAS AIR IRIGASI’

Oleh :

Nama : YOANITA FADLILAH IRIANI

NIM : 115040201111167

Kelas : P

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

1. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait sistem irrigasi, untuk itu dari masing-masing peraturan berikut sebutkan Hak, Kewajiban dan sangsi petani atau pengusaha di bidang pertanian bila melanggar peraturan-peraturan berikut:

a. Undang-undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

HAK :1. Hak guna air, hak pakai air, hak guna air

Pasal 113. Hak guna air adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan

air untuk berbaga keperluan. 14. Hak guna pakai air adalah hak untuk memperoleh dan memakai air. 15. Hak guna usaha air adalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air.

Pasal 8(1) Hak guna pakai air diperoleh tanpa izin untuk memenuhi kebutuhan pokok

sehari-hari bagi perseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi.

(2) Hak guna pakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan izin apabila: a. cara menggunakannya dilakukan dengan mengubah kondisi alami sumber

air; b.ditujukan untuk keperluan kelompok yang memerlukan air dalam jumlah

besar; atauc. digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada.

(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(4) Hak guna pakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang berbatasan dengan tanahnya.

Pasal 9(1) Hak guna usaha air dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha

dengan izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pemegang hak guna usaha air dapat mengalirkan air di atas tanah orang lain berdasarkan persetujuan dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.

(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa kesepakatan ganti kerugian atau kompensasi.

2. Melakukan Pengembangan sistem irigasi tersierPasal 41

(3) Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air.

(4) Pengembangan sistem irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat.

(5) Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder dapat dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Page 3: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

3. Melaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier Pasal 64

(6) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi ditetapkan: a. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder

menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya,

b. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab masyarakat petani pemakai air.

KEWAJIBAN :1. Menghemat air

Pasal 26(6) etiap orang berkewajiban menggunakan air sehemat mungkin.

2. Wajib mengganti kerugian bila terjadi kerusakanPasal 32

(1) Penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya air dan prasarananya sebagai media dan/atau materi.

(2) Penggunaan sumber daya air dilaksanakan sesuai penatagunaan dan rencana penyediaan sumber daya air yang telah ditetapkan dalam rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai bersangkutan.

(3) Penggunaan air dari sumber air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, sosial, dan pertanian rakyat dilarang menimbulkan kerusakan pada sumber air dan lingkungannya atau prasarana umum yang bersangkutan.

(4) Penggunaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari yang dilakukan melalui prasarana sumber daya air harus dengan persetujuan dari pihak yang berhak atas prasarana yang bersangkutan.

(5) Apabila penggunaan air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ternyata menimbulkan kerusakan pada sumber air, yang bersangkutan wajib mengganti kerugian.

(6) Dalam penggunaan air, setiap orang atau badan usaha berupaya menggunakan air secara daur ulang dan menggunakan kembali air.

(7) Ketentuan mengenai penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah

3. Wajib memperoleh izin penggunaan airPasal 39

(1) Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada di darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf d dilakukan dengan memperhatikan fungsi lingkungan hidup.

(2) Badan usaha dan perseorangan dapat menggunakan air laut yang berada di darat untuk kegiatan usaha setelah memperoleh izin pengusahaan sumber daya air dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

(3) Ketentuan mengenai pemanfaatan air laut yang berada di darat diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

4. Ikut melaksanakan kegiatan konservasi sumber daya airPasal 47

(1) Pemerintah wajib melakukan pengawasan mutu pelayanan atas:

Page 4: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

a. badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah pengelola sumber daya air; dan

b. badan usaha lain dan perseorangan sebagai pemegang izin pengusahaan sumber daya air.

(2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memfasilitasi pengaduan masyarakat atas pelayanan dari badan usaha dan perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Badan usaha dan perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ikut serta melakukan kegiatan konservasi sumber daya air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

5. Melakukan Pengendalian Daya Rusak AirPasal 51

(1) Pengendalian daya rusak air dilakukan secara menyeluruh yang mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan.

(2) Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan pada upaya pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air.

(3) Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan dengan melibatkan masyarakat.

(4) Pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat.

6. Melakukan Pengembangan sistem irigasi tersierPasal 41

(3) Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air.

(4) Pengembangan sistem irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat.

(5) Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder dapat dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

7. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier Pasal 64

(6) Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi ditetapkan: a. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder

menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya,

b. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab masyarakat petani pemakai air.

8. Memperhatikan Kepentingan UmumPasal 83

Dalam menggunakan hak guna air, masyarakat pemegang hak guna air berkewajiban memperhatikan kepentingan umum yang diwujudkan melalui perannya dalam konservasi sumber daya air serta perlindungan dan pengamanan prasarana sumber daya air.

Page 5: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

SANGSI PETANI/PENGUSAHA YANG MELANGGAR :Pasal 94

1. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah)a. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan

rusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24; atau

b. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

2. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)a. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan penggunaan air yang

mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3); atau

b. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (7).

3. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)a. setiap orang yang dengan sengaja menyewakan atau memindahtangankan

sebagian atau seluruhnya hak guna air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2);

b. setiap orang yang dengan sengaja melakukan pengusahaan sumber daya air tanpa izin dari pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3); atau

c. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2);

d. setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa memperoleh izin dari Pemerintah atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3).

Pasal 95(1) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) bulan dan

denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah): a. setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan kerusakan sumber

daya air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan pencermaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24; atau

b. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52.

(2) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah): a. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan penggunaan air

yang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3); atau;

Page 6: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

b. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (7).

(3) Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah): a. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan pengusahaan sumber daya

air tanpa izin dari pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);

b. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air yang tidak didasarkan pada norma, standar, pedoman, dan manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2);

c. setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi pada sumber air tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (3).

Pasal 96(1) Dalam hal tindak pidana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal

94 dan Pasal 95 dilakukan oleh badan usaha, pidana dikenakan terhadap badan usaha yang bersangkutan.

(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan terhadap badan usaha, pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda ditambah sepertiga denda yang dijatuhkan.

Page 7: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

b. Peraturan Pemerintah No 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

HAK :1. Mendapatkan air guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif

Pasal 10c. Keseimbangan pengelolaan sumber daya air pada daerah aliran sungai basah

dan daerah aliran sungai kering dengan criteria tercukupinya hak setiap orang untuk mendapatkan air guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif

2. Berhak mendapat sarana dan prasarana sumber daya air yang layakPasal 54

(4) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pengaturan prasarana dan sarana sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1.

3. Berhak mendapatkan Perlindungan sumber airPasal 55

(3) Penyelenggaraan perlindungan sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

4. Berhak mendapatkan pengawasan dan pemantauan pelaksnaan pengendalian pengolahan tanh di daerah hulu

Pasal 56(3) Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu sebagaimana dimaksud pada ayat 1.

5. Mendapatkan penyuluhan tentang pengelolaan sumber daya airPasal 91

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya melakukan penyebarluasan informasi dan penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat 2 huruf a.

KEWAJIBAN :1. Mengelola Sumber Daya Air

Pasal 2Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Menyusun Rancangan Rencana pengelolaan sumber daya airPasal 33

(1) Rancangan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota disusun oleh Dinas pada tingkat kabupaten/kota melalui konsultasi publik dengan instansi teknis dan unsure masyarakat terkait.

Page 8: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

3. Ikut serta dalam pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya airPasal 42

(3) Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat dapat dilakukan dengan melibatkan peran masyarakat.

(4) Badan usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan atas prakarsa sendiri dapat melaksanakan kegiatan konstruksi prasarana sumber daya air untuk kepentingan sendiri

4. Ikut serta dalam operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air Pasal 44

(1) Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau pengelola sumber daya air dpapat melibatkan peran masyarakat.

(3) Dalam hal prasarana sumber daya air dibangun oleh badan usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan atas prakarsa sendiri, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air menjadi tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang membangun.

5. Menjaga dan melindungi kelestarian sumber airPasal 50

(1) Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat huruf a dilakukan melalui : a. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air;b. Pengendalian pemanfaatan sumber air;c. Pengisian air pada sumber air;d. Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;e. Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan

pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;f. Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;g. Pengaturan daerah sempadan sumber air;h. Rehabilitasi hutan dan lahan; dan/ataui. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian

alam

6. Wajib melaksanakan pengendalian pengolahan tanahPasal 56

(1) Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu dilakukan untuk :a. Mencegah longsor,b. Mengurangi laju erosi tanahc. Mengurangi tingkat sedimentasi pada sumber air dan prasarana sumber

daya air; dan/ataud. Meningkatkan peresapan air ke dalam tanah

(2) Pengendalian pengolahan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memperhatikan kaidah konservasi dan tetap mempertahankan fungsi lindung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 9: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

7. Wajib mengelola kualitas air dan pengendalian pencemaran airPasal 6

(5) Pengendalian pencemaran air dilakukan dengan cara mencegah masuknya pencemar pada sumber air dan prasarana sumber daya air

8. Wajib ikut serta dalam pengembangan sumber daya airPasal 78

Masyarakat diikutsertakan dalam pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat 3

SANKSI PETANI/PENGUSAHA YANG MELANGGAR :1. Pencabutan hak guna pakai air dan hak guna usaha air

Pasal 75(8) Hak guna pakai air dan hak guna usaha air sebagaimana dimaksud pada ayat

5 dan ayat 6 dapat dibatalkan, dibekukan, diberlakukan kembali, atau dicabut sesuai dengan status izin penggunaan sumber daya air atau izin pengusahaan sumber daya air.

2. Pencabutan izin pelaksanaan konstruksiPasal 97

(3) Izin pelaksanaan konstruksi dinyatakan batal apabila pemegang izin tidak melaksanakan pembangunan paling lambat 3 tahun terhitung sejak diterbitkannya izin pelaksanaan konstruksi sesuai dengan jadwal pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf f.

3. Sanksi AdministratifPasal 121

(2) Sanksi administrative sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa :a. Peringatan tertulisb. Pengentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatan; danc. Pencabutan izin

(3) Penyedia jasa konstruksi yang melanggar ketentuan peraturan pemerintah ini dikenai sanksi administratif sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi.

4. Penghentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatanPasal 122

(2) Sanksi administrative berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dikenakan sebanyak tiga kali secara berturut-turut masing-masing untuk jangka waktu 7 hari kalender.

Page 10: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

c. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, Tentang : Sungai HAK :

1. Mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan umumPasal 12

(1) Pembangunan bangunan sungai yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum diselenggarakan oleh Pemerintah atau badan usaha milik Negara.

Pasal 31(2) Masyarakat yang secara langsung memperoleh manfaat dari adanya bangunan

sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat diikutsertakan dalam pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan tersebut sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya.

2. PembiayaanPasal 30

(1) Pembiayaan pembangunan bangunan sungai yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum ditanggung oleh Pemerintah atau badan usaha milik Negara.

(2) Pembiayaan pembangunan bangunan sungai untuk usaha-usaha tertentu yang diselenggarakan oleh badan hukum, badan sosial atau perorangan ditanggung oleh yang bersangkutan.

(3)Masyarakat yang secara langsung memperoleh manfaat dari pembangunan bangunan sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat diikut sertakan dalam pembiayaan untuk pembangunan bangunan tersebut sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya.

3. Memperoleh pembinaan dan pengawasanPasal 32

(1) Pengawasan atas penyelenggaraan pembinaan sungai dilakukan oleh Pejabat yang berwenang.

(2) Pengawasan atas penyelenggaraan pembinaan sungai yang telah dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah dalam rangka tugas pembantuan, dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah.

KEWAJIBAN :1. Melindungi dan menjaga kelestarian sungai

Pasal 7(1) Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang

mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. (2) Sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilindungi dan dijaga

kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya, dan dikendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan.

Pasal 24Masyarakat wajib ikut serta menjaga kelestarian rambu-rambu dan tanda-tanda pekerjaan dalam rangka pembinaan sungai.

Page 11: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

2. Ikut sertadalam kegiatan eksploitasi dan pemeliharaanPasal 13

(2) Pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang ditujukan untuk kesejahteraan dan keselamatan umum dalam rangka pembinaan sungai dilakukan oleh Pemerintah atau badan usaha milik Negara.

(3) Pelaksanaan eksploitasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang pembangunannya dilakukan oleh badan hukum, badan sosial atau perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dilakukan oleh yang bersangkutan.

3. Meminta izin Pejabat yang berwenang Pasal 25

Dilarang mengubah aliran sungai kecuali dengan ijin Pejabat yang berwenang.

Pasal 26Mendirikan, mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai hanya dapat dilakukan setelah memperoleh ijin dari Pejabat yang berwenang.

Pasal 28Mengambil dan menggunakan air sungai selain untuk keperluan pokok sehari-hari hanya dapat dilakukan setelah memperoleh ijin teriebih dahulu dari pejabat yang berwenang

SANKSI PETANI/PENGUSAHA YANG MELANGGAR :

1. Dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 dan peraturan perundang-undangan lainnya:a. barangsiapa untuk keperluan usahanya hanya melakukan pembangunan

bangunan sungai tanpa ijin sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (2) dan Pasal 15 ayat (3);

b. barangsiapa melakukan pengusahaan sungai dan bangunan sungai tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3);

c. barangsiapa mengubah aliran sungai, mendirikan,mengubah atau membongkar bangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai, mengambil dan menggunakan air sungai untuk keperluan usahanya yang bersifat komersil tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27;

d. barangsiapa membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupun berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.

Page 12: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

d. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010, Tentang : Bendungan HAK :

1. Berhak untuk mendapatkan manfaat dari bendunganPasal 2

(2) Pembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertujuan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi sumber daya air, pengawetan air, pengendalian

2. Mendapatkan izin pelaksanaan konstruksi untuk bendunganPasal 32

Izin pelaksanaan konstruksi untuk bendungan penampung limbah tambah (tailing) diberikan oleh Menteri setelah adanya rekomendasi teknis dari instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan di bidang pertambangan.

3. Mendapatkan izin pengisian awal wadukPasal 60

(3) Permohonan izin pengisian awal waduk diajukan oleh Pembangun bendungan kepada Menteri dan tembusannya disampaikan kepada instansi teknis keamanan bendungan.

Pasal 62Berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis keamanan bendungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2), dalam jangka waktu paling lama 10 (seouluh) hari, Menteri memberikan izin pengisian awal waduk.

4. Berhak memberikan persetujuan pengusahaan kawasan bendunganPasal 116

(3) Pengusahaan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha, atau kerja sama antar badang usaha berdasarkan persetujuan pengusahaan dari Pemilik bendungan.

5. Berhak mendapatkan pengawasan bendunganPasal 155

(1) Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya serta masyarakat melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya.

KEWAJIBAN :1. Menggunakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan

Pasal 6Instansi pemerintah atau badan usaha dalam melaksanakan pembangunan bendungan wajib menggunakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidang bendungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Memiliki izin penggunaan sumber daya airPasal 9

(1) Dalam rangka pembangunan bendungan diperlukan izin penggunaan sumber daya air

Page 13: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

3. Mengajukan permohonan persetujuan prinsip pembangunanPasal 13

(2) Dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun setelah mendapat izin penggunaan sumber daya air, Pembangun bendungan harus mengajukan permohonan persetujuan prinsip pembangunan.

4. Memenuhi persyaratan administrativePasal 15

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) harus memenuhi persyaratan administrative dan persyaratan teknis.

5. Menyusun Perencanaan pembangunan bendunganPasal 19

(3) Perencanaan pembangunan bendungan di susun oleh Pembangun bendungan dengan mengacu pada norma, standar, pedoman, dan manual yang ditetapkan oleh Menteri.

6. Melakukan kegiatan survey dan investigasi mengenai studi kelayakanPasal 21

(6) Kegiatan survey dan investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai topografi, kondisi geologi, hidrologi, hiroorologi,tutupan vegetasi, erosivitas, kependudukan, social, ekonomi, dan budaya.

7. Mendapatkan izin pelaksanaan konstruksi bendunganPasal 29

(1) Pelaksanaan konstruksi bendungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c wajib dilakukan berdasarkan izin pelaksanaan konstruksi yang diberikan oleh menteri.

8. Melakukan pengelolaan bendunganPasal 75

(1) Pengelolaan bendungan beserta waduknya menjadi tanggung jawab Pemilik bendungan.

9. Menyediakan biaya pengelolaan bendungan sampai dengan berakhirnya umur layan bendungan

Pasal 78(3) Pemilik bendungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus

menyediakan biaya pengelolaan bendungan sampai dengan berakhirnya umur layan bendungan.

10. Meminta izin operasi bendunganPasal 83

(1) Pelaksanaan operasi bendungan wajib dilakukan berdasarkan izin operasi bendungan yang dikleuarkan oleh Menteri.

Page 14: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

SANKSI PETANI/PENGUSAHA YANG MELANGGAR :

1. Sanksi berupa penghentian pelaksanaan konstruksi oleh MenteriPasal 157

(1) Pembangun bendungan yang melakukan pelaksanaan konstruksi tanpa izin pelaksanaan konstruksi yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dikenai sanksi berupa penghentian pelaksanaan konstruksi oleh Menteri.

2. Sanksi berupa pencabutan izin pelaksanaan konstruksi oleh MenteriPasal 157

(2) Pembangun bendungan yang tidak melakukan pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi berupa pencabutan izin pelaksanaan konstruksi oleh Menteri.

3. Sanksi berupa penghentian pengisian awal waduk oleh MenteriPasal 157

(3) Pembangun bendungan yang melakukan pengisian awal waduk tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) dikenai sanksi berupa penghentian pengisian awal waduk oleh Menteri.

4. Sanksi berupa pencabutan izin pengisial awal waduk oleh MenteriPasal 157

(4) Pembangun bendungan yang tidak melakukan pengisian awal waduk sampai dengan jangka waktu sebagimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dikenai sanksi berupa pencabutan izin pengisian awal waduk oleh Menteri.

5. Sanksi berupa pencabutan izin operasi bendunganPasal 157

(5) Pengelolaan bendungan yang tidak melakukan perubahan struktr bendungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat (3) atau tidak melakukan rehabilitasi bendungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123 ayat (2) dikenai sanksi berupa pencabutn izin operasi bendungan.

6. Sanksi berupa penghentian kegiatan pelaksanaan perubahan bendungan atau rehabilitasi bendungan

Pasal 157(6) Pengelola bendungan yang melakukan perubahan bendungan atu rehabilitasi

bendungan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (1) dikenai sanksi berupa penghentian kegiatan pelaksanaan perubahan bendungan atu rehabilitasi bendungan.

Page 15: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

e. Peraturan Pemerintah No 43 tahun 2008 tentang Air Tanah HAK :

1. Berhak mendapatkan manfaat air yang berkelanjutanPasal 2

Sumber daya air termasuk di dalamnya air tanah dikelola secara menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 55(1) Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah diperoleh tanpa izin apabila

untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat.

(3) Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan pertanian rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sebagai berikut: a. sumur diletakkan di areal pertanian yang jauh dari pemukiman; b. pemakaian tidak lebih dari 2 (dua) liter per detik per kepala keluarga dalam

hal air permukaan tidak mencukupi; dan c. debit pengambilan air tanah tidak mengganggu kebutuhan pokok sehari-

hari masyarakat setempat.

2. Berhak memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhanPasal 57

(1) Pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf e merupakan kegiatan penggunaan air tanah bagi usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan: a. bahan baku produksi; b. pemanfaatan potensi; c. media usaha; atau d. bahan pembantu atau proses produksi.

(2) Pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sepanjang penyediaan air tanah untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat masyarakat setempat terpenuhi.

(3) Pengusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk: a. penggunaan air tanah pada suatu lokasi tertentu; b. penyadapan akuifer pada kedalaman tertentu; dan/atau c. pemanfaatan daya air tanah pada suatu lokasi tertentu.

(4) Pengusahaan air tanah wajib memperhatikan: a. rencana pengelolaan air tanah; b. kelayakan teknis dan ekonomi; c. fungsi sosial air tanah; d. kelestarian kondisi dan lingkungan air tanah; dan e. ketentuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 76Setiap pemegang izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah berhak untuk memperoleh dan menggunakan air tanah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam izin.

Page 16: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

KEWAJIBAN :1. Memperoleh ijin pengusahaan air tanah

Pasal 58(1) Pengusahaan air tanah dilakukan setelah memiliki hak guna usaha air dari

pemanfaatan air tanah. (2) Hak guna usaha air dari pemanfaatan air tanah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diperoleh melalui izin pengusahaan air tanah yang diberikan oleh bupati/walikota.

(3) Izin pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan kepada perseorangan atau badan usaha.

Pasal 67(1) Untuk memperoleh izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah

pemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada Menteri dan gubernur.

2. Wajib memperbaiki kondisi lingkungan air tanah yang rusakPasal 66

Setiap pengguna air tanah wajib memperbaiki kondisi dan lingkungan air tanah yang rusak akibat penggunaan air tanah yang dilakukannya dengan tindakan penanggulangan intrusi air asin dan pemulihan akibat intrusi air asin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 dan/atau melakukan tindakan penghentian dan pengurangan terjadinya amblesan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63.

3. Menyampaikan laporan hsdil kegiatan pengeboranPasal 77

Setiap pemegang izin pemakaian air tanah dan pemegang izin pengusahaan air tanah wajib: a. menyampaikan laporan hasil kegiatan pengeboran atau penggalian air tanah

kepada bupati/walikota; b. menyampaikan laporan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah setiap

bulan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada Menteri atau gubernur;c. memasang meteran air pada setiap sumur produksi untuk pemakaian atau

pengusahaan air tanah; d. membangun sumur resapan di lokasi yang ditentukan oleh bupati/walikota; e. berperan serta dalam penyediaan sumur pantau air tanah; f. membayar biaya jasa pengelolaan air tanah; dan g. melaporkan kepada bupati/walikota apabila dalam pelaksanaan pengeboran atau

penggalian air tanah, serta pemakaian dan pengusahaan air tanah ditemukan hal-hal yang dapat membahayakan lingkungan.

Pasal 78(1) Setiap pemegang izin pengusahaan air tanah wajib memberikan air paling

sedikit 10% (sepuluh persen) dari batasan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah yang ditetapkan dalam izin bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat setempat.

(2) Teknis pelaksanaan pemberian air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh bupati/walikota.

Page 17: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

4. Wajib menjamin keakuratan informasiPasal 82

(4) Instansi pemerintah, organisasi, lembaga, perseoranganatau badan usaha yang melaksanakan kegiatan berkaitandengan air tanah wajib menjamin keakuratan,kebenaran, dan ketepatan waktu atas informasi yang disampaikan.

SANKSI PETANI/PENGUSAHA YANG MELANGGAR :1. Sanksi Administratif

Pasal 92(1) Bupati/walikota mengenakan sanksi administratif kepada setiap pemegang

izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 77, atau Pasal 78.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara seluruh kegiatan; dan c. pencabutan izin.

Pasal 93(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 92 ayat (2) huruf a dikenakan kepada pemegang izin yang melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Pasal 70, Pasal 71, Pasal 77 atau Pasal 78.

(2) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut masing-masing untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.

(3) Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi penghentian sementara seluruh kegiatan.

(4) Sanksi administratif berupa penghentian sementara seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan.

(5) Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah berakhirnya jangka waktu penghentian sementara seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikenakan sanksi pencabutan izin.

Page 18: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

f. Perturan Pemerintah No 77 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi HAK :

1. Hak Guna Air Irigasi Pasal 1

30. Hak guna air irigasi adalah hak yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada perkumpulan petani pemakai air, badan hukum, badan sosial, perorangan, dan pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya untuk memakai air irigasi guna menunjang usaha pokoknya;

Pasal 14Hak guna air irigasi diberikan oleh Bupati/Walikota, Gubernur, dan Menteri sesuai dengan kewenangannya kepada perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, badan hukum, badan sosial, perorangan, dan pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya pada setiap sumber air yang dimanfaatkan.

2. Berhak menyusun rencana pembagian airPasal 19

(1) Rencana pembagian air pada suatu daerah irigasi ditetapkan setiap tahun oleh perkumpulan petani pemakai air.

(2) Rencana pembagian air untuk jaringan irigasi yang berfungsi multiguna ditetapkan setiap tahun atas dasar musyawarah antara perkumpulan petani pemakai air dan pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya melalui forum koordinasi daerah irigasi.

(3) Pembagian air irigasi ditetapkan oleh perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi sesuai dengan rencana pembagian air berdasarkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan musyawarah di antara pihak yang berkepentingan.

3. Menunjuk petugas pembagi airPasal 24

(1) Penggunaan air irigasi hanya diperkenankan dengan mengambil air dari saluran tersier atau saluran kuarter pada tempat pengambilan yang telah ditetapkan oleh perkumpulan petani pemakai air.

(2) Untuk melaksanakan penyelenggaraan penggunaan air irigasi dalam satu daerah irigasi, perkumpulan petani pemakai air menunjuk petugas pembagi air.

4. Memberikan Izin Penggunaan Air Irigasi Pasal 25

Penggunaan air irigasi dalam daerah irigasi untuk tanaman industri harus mendapat persetujuan dari perkumpulan petani pemakai air.

5. Berwewenang dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di wilayah kerjanya.

Pasal 31(1) Perkumpulan petani pemakai air memiliki wewenang, tugas, dan tanggung

jawab dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di wilayah kerjanya.(2) Dalam menyelenggarakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang

berfungsi multiguna, perkumpulan petani pemakai air melakukan koordinasi

Page 19: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

dengan para pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya melalui forum koordinasi daerah irigasi.

(3) Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi milik badan hukum, badan sosial, perorangan, dan pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya menjadi tanggung jawab pihak yang bersangkutan.

6. Berwewenang dalam rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi di wilayah

kerjanyaPasal 35

(1) Perkumpulan petani pemakai air memiliki wewenang, tugas dan tanggung jawab dalam rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi di wilayah kerjanya.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah atau pihak lain memberikan bantuan dan fasilitasi rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berdasarkan permintaan dari perkumpulan petani pemakai air dengan memperhatikan prinsip kemandirian.

(3) Rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi milik badan hukum, badan sosial, perorangan, dan pemakai air irigasi untuk keperluan lainnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.

KEWAJIBAN :

1. Wajib ikut serta menjaga kelangsungan fungsi jaringan drainasePasal 26

(3) Perkumpulan petani pemakai air dan masyarakat wajib ikut serta menjaga kelangsungan fungsi jaringan drainase sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan dilarang mendirikan bangunan ataupun melakukan tindakan lain yang dapat mengganggu fungsi drainase.

2. Meminta Izin Pemanfaatan air irigasi

Pasal 20Kelebihan air irigasi di suatu daerah irigasi dapat dimanfaatkan untuk keperluan tanaman di luar lahan yang telah ditetapkan dan atau untuk keperluan lainnya setelah mendapat izin dari pejabat yang berwenang.

Pasal 27(1) Setiap pemakai air yang menggunakan langsung air irigasi dari sumber air

permukaan harus mendapat izin dari Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Setiap pemakai air yang menggunakan langsung air irigasi dari sumber air bawah tanah untuk kepentingannya harus mendapat izin dari Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Membangun Jaringan Irigasi Tersier

Pasal 29(3) Pembangunan jaringan irigasi tersier menjadi wewenang, tugas, dan

tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air di wilayah kerjanya.(5) Perkumpulan petani pemakai air memiliki wewenang dan tanggung jawab

dalam pembangunan jaringan irigasi untuk perluasan areal irigasi di wilayah kerjanya berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat setempat.

Page 20: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

4. Menginformasikan Jadwal Pemakaian Air Irigasi Pasal 21

(1) Dalam rangka pembagian dan pemberian air secara tepat guna untuk setiap daerah irigasi, perkumpulan petani pemakai air menyusun jadwal pemakaian air irigasi dan menginformasikan kepada pemakai air dan pihak terkait lainnya sebelum musim tanam dimulai.

5. Memberikan air irigasi guna keperluan rumah tangga dalam memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari.Pasal 21

(3) Pembagian dan pemberian air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mengurangi kewajiban perkumpulan petani pemakai air untuk memberikan air irigasi guna keperluan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

6. Wajib menjaga dan mengawasi keberadaan jaringan irigasi

Pasal 39(1) Dalam rangka pemanfaatan aset jaringan irigasi, perkumpulan petani

pemakai air bersama masyarakat menjaga dan mengawasi keberadaan jaringan irigasi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi seluruh pengguna air irigasi, dengan memperhatikan keberlanjutan jaringan irigasi dan kelestarian lingkungan.

(2) Pemanfaatan aset jaringan irigasi dilaksanakan oleh perkumpul-an petani pemakai air melalui kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

SANKSI PETANI/PENGUSAHA YANG MELANGGAR :1. Pengelolaan irigasi diambil kembali oleh Pemerintah Daerah

Pasal 11Apabila berdasarkan audit pengelolaan irigasi perkumpulan petani pemakai air dinyatakan gagal dalam pengelolaan irigasi yang telah diserahkan, maka pengelolaan irigasi diambil kembali oleh Pemerintah Daerah, yang dituangkan dalam berita acara.

Page 21: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

2. Pemerintah telah mengeluarkan standar kualitas Air Irigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 (lihat di bahan kuliah yang bersama tugas ini) , untuk itu dari standar tersebut, melalui studi literatur deskripsikan teknik mengukur masing-masing standar kualitas air irrigasi baik secara Fisika, Kimia Anorganik, Mikrobiologi, Kimia Organik (DDT saja). Mengapa kualitas tersebut penting bagi pertanian.

Standar Kualitas Air Irigasi berd berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001

Pasal 8(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Teknik mengukur masing-masing standar kualitas air irrigasi baik secara :

FISIKA, o   Suhu

Intensitas rasa paling tinggi pada suhu kamar. Pada air dengan suhu rendah virus akan bertahan hidup.

Pada pH tertentu dan suhu tinggi penguraian asam hipoklorit (HOCl) lebih kuat. Kecepatan pembentukan Trihalometan (THMs) bertambah dengan naiknya suhu. Suhu rendah menyebabkan kandungan oksigen terlarut dalam air menjadi lebih besar, sehingga kecepatan korosi meningkat. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung (Chay, 1995)

Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu air adalah termometer standar(tidak perlu menggunakan termometer khusus pengkur air).

Langkah dalam pengukuran suhu adalah:o Catat suhu udara sebelum mengukur suhu di dalam air.o Masukkan termometer ke dalam air selama 1-2 menit.o Baca suhu saat termometer masih di dalam air, atau secepatnya setelah

dikeluarkan dari dalam air.

Page 22: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

o Ukur suhu di dua titik yang berbeda (kurang lebih berjarak 1 km dari titik awal atau tergantung panjang sungai) untuk mengetahui perbedaan suhu di sungai tersebut.

o   Warnaa. Warna dalam air minum berpengaruh terhadap segi estetikab. Warna yang bergabung dengan zat organik terklorinasi dan dapat

menyababkan pembentukan THMsc. Kandungan asam humus < 2,5 mg/L di dalam air air minum adalah aman bagi

manusia. Nilai pnduan yang dianjurkan di dalam air minum < 15 TCU (True Color Unit)

o   Baua. Nilai ambang batasnya adalah 4 TON (Threshold Odor Number).b. Kandungan H2S sebanyak 0,001 mg/L dapat menyebabkan air menjadi bau.

Nilai panduan yang dianjurkan adalah < 1 TON atau air tidak berbauo   Rasa

Nilai ambang rasa rata-rata untuk sisa klor sebesar 0,156 pada batas 0,02-0,29 mg/L pada pH = 7. Nilai ini akan naik bila nilai sisa klor naik dari 0,075-0,450 mg/L dan pH naik dari 5,0-9,0Ambang batas rasa yang disebabkan kation :Ca2+ = 100 mg/LMg2+ = 30 mg/LNa2+ = 100 mg/LK+ = 300 mg/LFe2+ [besi terlarut] = 0,04-0,12 mg/L dalam air mineralZn2+ terdeteksi pada = 4,3 mg/L (dalam aquadest)

= 6,8 mg/L (dalam air mineral)Nilai panduan yang dianjurkan < 1 FTN (Flavour Threshold Number)

o   KekeruhanNilai panduan yang harus dipertahankan < 1 NTU dengan ketentuan bahwa bila nilai kekruhan air tinggi, maka akan melindungi mikroorganisme dari efek desinfeksi

o   Jumlah zat terlarut (TDS)TDS (Total Dissolved Solid) berpengaruh terhadap : rasa, kesadahan, sifat-

sifat korosif dan tndensi terhadap pelapisan/pembentukan kerak. Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-100 C, dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33).

Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan meberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.

Page 23: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

KIMIA ANORGANIK, o   Aluminium (Al3+)

Di dalam air minum kandungan Al3+ > 0,1 mg/L, jika tidak akan menimbulkan kekeruhan dalam air. Berdasarkan nilai estetika nilai panduan yang dianjurkan adalah : 0,2 mg/L

o   Arsen (As)Sifat toxik tergantung dari bentuk kimianya (As3+ lebih berbahaya dari As5+)

dan lebih berbahaya dari Arsen organik. Jika kandungan As sebesar 0,05 mg/L, sebaiknya diketahui dengan pasti jenis kimiawinya.

Keracunan akut yang disebabkan oleh As dapat mempengaruhi system syaraf pusat sehingga dapat menyebabkan koma dan dosis As 70-80 mg dapat menyebabkan kematian. Keracunan kronis As sebesar 3-6 mg/hari dengan periode waktu yang panjang. Kejadian fatal bila meminum air yang mengandung As sebesar 7,6 mg/L selama dua setengah tahun. Kandungan As 0,2 mg/L memberikan resiko kanker kulit 5%.

Nilai panduan As = 0,05 mg/L dengan kategori tidak berhubungan dengan kesehatan.

o   Barium (Ba)Keracunan akut Ba, jika garam-garam Ba terlarut terhisap berlebihan. Dosis

BaCl yang berakibat fatal : 550-600 mg.Pada dosis tinggi menyebabkan aksi rangsangan otot, termasuk jantung dan

alat pencernaan. Dosis keracunan akut : 200-500 mg. Penyakit “Pa – Ping” di China akibat pengambilan Ba dari garam meja (>250

gr BaCl2/kg)o   Besi (Fe)

Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l

o   Fluorida (F)Pada dosis tinggi F dapat menghalangi vitamin, enzim dan mineral. Gejala

akut jika F bersenyawa dengan Ca, F dalam gigi akan menghalangi melarutnya enamel pada kondisi asam sehingga menyebabkan karies gigi. Karies gigi dapat dicegah dengan meningkatkan F sampai 1 mg/L, tetapi gejala noda pada gigi timbul jika F meningkat pada dosis 1,5-2,0 mg/L Konsumsi F sebanyak 30-40 mg/hari, pada periode waktu yang lama, akan mengakibatkan lumpuh karena terjadinya ‘Fluoritis tulang”. Keracunan akut dapat menyebabkan perubahan patologis pada pencernaan, radang buah pinggang, kerusakan hati dan otot jantung. Dosis mematikan adalah 5 gr sebagai Sodium fluoride (NaF)

o   Kesadahan Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan

nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium.

Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/L dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari

Page 24: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/L dapat menyebabkan rasa mual.

o   Klorida (Cl)Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. Nilai panduannya adalah 250 mg/L Cl-

o   Kromium Berdasarkan konsumsi air minum per hari, Cr yang tekandung dalam air dapat menyebar < 10-40 µg, Cr6+ (krom heksavalen) bersifat racun dan kandungan 5 mg/L dapat menyebabkan keracunan. Dosis sampai 2,5 mg/L masih dianggap aman. Kadar 10 mg/kg berat badan manusia menyebabkan kerusakan hati dan kematian. Dosis yang lebih rendah menyebabkan iritasi selaput lender pencernaan makanan. Cr6+ dengan dosis tinggi diimplikasikan menyebabkan kanker alat pencernaan dan menambah resiko kanker paru-paru bagi pekerja yang menghirup Cr.

o   Mangan (Mn)Mn dengan konsentrasi yang tinggi terdapat pada daun teh. Secangkir teh mengandung 1,4-3,6 µg. Kapasitas Mn dalam hati terbatas 1-1,3 mg/kg berat basah. Konsentrasi Mn > 0,15 mg/L dapat mempengaruhi rasa dan > 0,02 mg/L berpengaruh terhadap rasa dan noda pada pakaian. Nilai panduan : 0,1 mg/L

o   Nitrat, nitrit sebagai NPencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yangdigunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.

o   Perak (Ag)Efek yang terjadi pada manusia apabila kelebihan dosis Ag adalah memudarnya warna kulit, rambut serta kuku. Dosis minimum Ag adalah 1000 mg ekiuvalen dengan perolehan selama 70 tahun

o   Derajat keasaman (pH)Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.

o   Selenium (Se)Kadar Se dalam tubuh manusia terdapat dalam hati dan ginjal. Perolehan Se yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kulit memucat dan kerusakan gigi. Pada air minum Se : 2 mg/L dapat menyebabkan kematian 50 % (pada tikus) dalam waktu < 2 bulan

o   Seng (Zn)Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena

Page 25: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan padapertumbuhan anak. Nilai panduan 5 mg/L

o   Cianida (CN)Klorinasi air pada pH > 8,5 akan mengkonversikan CN menjadi Sianat (CNS) yang tidak berbahaya, tetapi pada akhirnya terurai menjadi CO2 dan N2. Dosis fatalnya adalah 50-60 mg. Perolehan perhari sebesar :2,9-4,7 mg tidak berbahaya. Kadar yang dapat diterima untuk pengambilan CN perhari adalah 8,4 mg

o   Sulfat (SO4)Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel), selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas. Nilai panduan sulfat : 400 mg/L

Cara pengukurannya adalah:o Siapkan gelas ukur/tabung untuk pengujian, cuci tabung dan isi dengan air yang

akan diuji.o Celupkan kertas lakmus ke dalamnya, biarkan beberapa saat sampai terjadi

perubahan warna. Bandingkan warna kertas lakmus dengan warna standar.o Catat pH sesuai dengan warna standar.

MIKROBIOLOGIo   Colli

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) dan sama sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).

o   COD (Chemical Oxygen Demand) COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. Apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.

o   BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan-bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000: 15). BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesainsistem pengolahan secara biologis (G. Alerts dan SS Santika, 1987). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organic; makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/L

Page 26: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

KIMIA ORGANIK (DDT SAJA)DDT (Dikloro difenil trikloroetan)

Dosis DDT yang mematikan adalah 250 mg/kg berat badan. Efek utama DDT adalah terhadap system syaraf. DDT menyebabkan tumor dan liver pada tikus. Perolehan perhari yang diperbolehkan adalah 0-0,0005 mg/kg berat badan

Polutan yang mendominasi di bidang pertanian yaitu pestisida. Pestisida yang sering digunakan adalah DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana). Bila sisa penggunaan DDT masuk ke sungai atau danau, atau aliran air lainnya, DDT akan masuk ke dalam rantai makanan. Konsentrasi DDT ini akan meningkat pada setiap tingkatan trofik atau di sebut juga magnifikasi biologi

.

Page 27: Uu Irigasi Drainasi Yoanita Fadlilah Iriani

DAFTAR PUSTAKA

Regan, Tonny. 2013. Sekilas Tentang Air. http://bloggregantonny.blogspot.com/2013/01/ sekilas-tentang-air.html. Diakses tanggal 28 April 2013.

Fahmi, 2012. UU Irigasi. http://kickfahmi.blogspot.com/2012/10/uu-irigasi.html. Diakses tanggal 28 April 2013.

Dwi, Andriyani. 2012. Pencemaran Air. http://dwiandriyani96.wordpress.com/2012/09/14/pencemaran-air/. Diakses tanggal 28 April 2013.