uts akuntansi forensic

23
IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA 1. Bagaimana membuktikan suap ? Kita tahu tidak mudah membuktikan terjadinya suap menyuap ini. Arti suap itu sendiri adalah pemberian atau janji kepada pejabat negara atau pemerintah dengan imbalan agar pejabat negara atau pemerintah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Kasus suap menyuap berhubungan erat dengan KPK, dalam hal ini KPK membuktikan suap dengan transkip dan suara dalam penyadapan adalah bukti paling diandalkan dan sangat berpengaruh untuk menyakinkan hakim, bahwa uang yang disita KPK emang adalah suap. Beruntung, suap diberikan dengan sarana perbankan seperti travel cheque, sehingga nomor seri cek, pihak penerima, dan pihak yang mencairkan bisa terdeteksi. Kasus suap berhubungan erat dengan korupsi. Seseorang dikatakan korupsi yaitu apabila merugikan negara. 2. Mengapa para koruptor tidak takut korupsi meskipun pasal- pasal tersebut memberatkan? Karena orang-orang disebut koruptor tersebut memiliki moral yang rendah dan adanya kesempatan untuk melakukan korupsi tersebut. Korupsi terjadi dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Semakin korup suatu negara, semakin banyak hukum. Memang di Indonesia menjadi banyak hukum setelah merajalelanya tindak pidana korupsi, namun hukum lebih bermakna sekadar sebagai simbol, tanpa adanya realisasi yang benar - benar konkrit, tegas, dan memaksa. Akibatnya, banyak orang yang melanggar hukum. Apabila seseorang melanggar suatu undang - undang dan

Upload: irene-natasya-devii

Post on 14-Jul-2016

66 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

akuntansi forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

1. Bagaimana membuktikan suap ?

Kita tahu tidak mudah membuktikan terjadinya suap menyuap ini. Arti suap itu

sendiri adalah pemberian atau janji kepada pejabat negara atau pemerintah dengan

imbalan agar pejabat negara atau pemerintah melakukan sesuatu yang seharusnya

tidak dilakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Kasus suap menyuap

berhubungan erat dengan KPK, dalam hal ini KPK membuktikan suap dengan

transkip dan suara dalam penyadapan adalah bukti paling diandalkan dan sangat

berpengaruh untuk menyakinkan hakim, bahwa uang yang disita KPK emang adalah

suap. Beruntung, suap diberikan dengan sarana perbankan seperti travel cheque,

sehingga nomor seri cek, pihak penerima, dan pihak yang mencairkan bisa terdeteksi.

Kasus suap berhubungan erat dengan korupsi. Seseorang dikatakan korupsi yaitu

apabila merugikan negara.

2. Mengapa para koruptor tidak takut korupsi meskipun pasal-pasal tersebut

memberatkan?

Karena orang-orang disebut koruptor tersebut memiliki moral yang rendah dan

adanya kesempatan untuk melakukan korupsi tersebut. Korupsi terjadi dari kalangan

atas sampai kalangan bawah. Semakin korup suatu negara, semakin banyak hukum.

Memang di Indonesia menjadi banyak hukum setelah merajalelanya tindak pidana

korupsi, namun hukum lebih bermakna sekadar sebagai simbol, tanpa adanya realisasi

yang benar - benar konkrit, tegas, dan memaksa. Akibatnya, banyak orang yang

melanggar hukum. Apabila seseorang melanggar suatu undang - undang dan

pelanggarannya dilakukan berulang dan dalam hal atau masalah yang sama, itu

menunjukkan bahwa orang tersebut telah menentang undang - undang. Sehingga

hukuman orang itu tidak bisa disamakan dengan hukuman terdahulu atau yang pernah

ia jalani. Maksudnya, harus ada penambahan hukuman, yang sekiranya dapat

membuat dia jera. Maka dari itu, hukumannya jangan tanggung - tanggung, karena ia

telah menentangnya. Oleh karena itu, dalam penegakkan supremasi hukum harus

selalu ada pembenahan, karena seringkali tidak adanya keadilan terhadap

pemberlakuan hukuman kepada narapidana, khususnya koruptor.

3. Sistem LPSE seperti apa ?

LPSE merupakan singkatan dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik. LPSE

merupakan unit kerja K/L/D/I yang menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan

Barang/Jasa secara elektronik. Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

secara elektronik diatur dalam Perpres nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

Page 2: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

Barang/Jasa Pemerintah. Jadi begini, seperti kita ketahui, dari kasus-kasus korupsi

yang terjadi di negara ini yang merugikan keuangan negara, sebagian besar

merupakan kasus-kasus korupsi yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

*CMIIW. Sebagian besar orang mungkin juga sudah mengetahui bahwa proses

Pengadaan Barang/Jasa di pemerintahan ini merupakan ladang bagi para koruptor. Di

samping itu, biaya untuk proses lelang secara manual sebelumnya ternyata

menghabiskan biaya yang sangat mahal. Misalnya untuk biaya iklan lelang, biaya

pembuatan dokumen, waktu dan berbagai hal lainnya yang membuat proses lelang

menjadi mahal dan tidak efisien. Dengan dua alasan diatas, maka dibuatkan sebuah

sistem yang mengandalkan Teknologi Informasi untuk membantu proses lelang

Pengadaan Barang/Jasa tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dan menjadi

terjadinya efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas dalam pembelanjaan

uang negara. Maka dari itu, dibentuklah sebuah unit kerja yang bernama LPSE. LPSE

ini bisa dibentuk oleh Bupati, Walikota, Gubernur, Rektor dan instansi pemerintah

lainnya. Jadi di Indonesia akan terdapat banyak LPSE, masing-masing Kabupaten

memiliki satu LPSE, begitu juga Provinsi dan instansi-instansi pemerintah lainnya.

Kalau sebelumnya proses lelang pengadaan barang/jasa biasanya secara manual yaitu

mempertemukan antara panitia pengadaan dan penyedia/rekanan/vendor, maka kali

ini akan dibuat sebuah perantara yaitu LPSE. LPSE ini akan mengelola sebuah

aplikasi berbasis web yang disebut dengan SPSE (Sistem Pengadaan Secara

Elektronik). Tugas utama LPSE adalah menjamin aplikasi dapat berjalan dengan baik.

Kalau diibaratkan seperti sebuah pasar, maka LPSE adalah pengelola pasar. LPSE

yang akan memberikan izin (membuatkan akun) untuk penjual (panitia) dan juga

pembeli (penyedia/rekanan). Tapi dalam proses transaksi/lelang, LPSE tidak bisa ikut

campur dan itu sepenuhnya menjadi pekerjaan panitia dan rekanan. Dalam proses

lelang, semua kegiatan tercatat dalam aplikasi. Begitu juga dokumen-dokumen mulai

dari awal hingga akhir akan tersimpan dalam aplikasi. Dengan adanya SPSE ini, maka

intensitas pertemuan / tatap muka antara panitia pengadaan dan rekanan akan

berkurang.

Lalu, apa hebatnya? Apa bedanya dengan proses manual?

Pertama, tentu saja penghematan. Biaya-biaya seperti penggandaan dokumen, biaya

iklan lelang dan hal-hal lainnya bisa dihemat. Kedua, mempermudah panitia dan

rekanan. Oke pada awalnya mungkin dirasakan sulit oleh panitia dan rekanan karena

mereka harus belajar dan membiasakan diri menggunakan aplikasi. Tapi bagi mereka

Page 3: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

yang terbiasa menggunakan komputer, seperti tidak akan menemui masalah berarti.

Ketiga, dan ini mungkin yang terpenting yaitu transparansi. Karena semua dokumen

serta informasi lelang tersimpan dalam aplikasi, maka auditor bisa melakukan audit

setiap saat dengan user dan password yang mereka gunakan untuk masuk ke aplikasi.

Jika terdapat hal-hal yang melanggar aturan, maka bisa saja diusut lebih lanjut.

Dengan begitu, otomatis mereka yang ingin “bermain-main” akan memikirkan

kembali niatnya.

4. Bagaimana kriteria menerima penugasan dan melakukan audit perikatan ?

Menerima Perikatan Audit dan Merencanakan Audit

TUJUAN ATAS AUDIT LAPORAN KEUANGAN.

Menerima dan Mempertahankan Klien Standar pengendalian mutu menyediakan

petunjuk profesional berkenaan dengan dengan keputusan untuk menerima dan

melanjutkan klien dan perikatan, sejalan dengan standar umum dan standar pekerjaan

lapangan dari auditing yang berlaku umum. Menerima dan melanjutkan klien audit

melibatkan elemen-elemen penting mengenai pemahaman bisnis dan industri,

materialitas, risiko audit, dan pertimbangan jasa bernilai tambah. Keputusan untuk

menerima atau menolak dibuat enem bulan hingga sembilan bulan sebelum tahun

fiskal klien berakhir. 

Merencanakan Audit.

Standar umum dan standar pekerjaan lapangan menyediakan pedoman profesional

berkenaan dengan perencanaan audit. Perencanaan audit melibatkan elemen-elemen

penting tentang pemahaman bisnis dan industri, materialitas, risiko audit, asersi dan

bukti audit, serta pertimbangan jasa bernilai tambah. Perencanaan audit biasanya

dilakukan tiga hingga enam bulan sebelum tahun fiskal klien berakhir. 

Melaksanakan Pengujian Audit.

Tahap ini juga disebut sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan, pengujian biasanya

dilakukan atas ijin klien. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memperoleh bukti

audit mengenai kondisi ekonomi klien, efektivitas pengendalian intern, dan kewajaran

laporan keuangan klien. Pengujian audit biasanya dilakukan tiga hingga empat bulan

sebelum tahun fiskal klien berakhir hingga satu sampai tiga bulan setelah tahun fiskal

klien berakhir. 

Melaporkan Temuan.

Elemen penting dari setiap audit adalah komunikasi mengenai temuan audit. Auditor

membuat laporan kepada manajemen dan dewan direksi yang berisi temuan-temuan

Page 4: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

tentang pengendalian intern dan masalah lainnya yang memerlukan perhatian

maamjemen. Laporan audit biasanya diterbitkan dalam waktu satu hingga tiga minggu

setelah penyelesaian pekerjaan lapangan. 

MENERIMA DAN MEMPERTAHANKAN KLIEN

Mengevaluasi Integritas Manajemen

Penting bagi auditor untuk menerima suatu perikatan audit hanya apabila terdapat

keyakinan yang memadai bahwa manajemen klien dapat dipercaya. Ketika

manajemen kurang memiliki integritas, terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa

kekeliruan yang material dan ketidak beresan akan terjadi dalam proses akuntansi

dimana laporan keuangan dibuat. Auditor dapat memperoleh informasi mengenai

integritas manajemen melalui :

a. Berkomunikasi dengan auditor terdahulu

b. Mengajukan pertanyaan kepada pihak ketiga lainnya

c. Me-review pengalaman masa lalu dengan klien yang telah ada

d. Mengidentifikasi Kondisi Khusus dan Risiko yang Tidak Biasa .

Elemen penting dari audit melibatkan penilaian risiko salah saji material dalam

laporan keuangan. Akuntan publik juga menaruh perhatian terhadap risiko bisnis

auditor jika dihubungkan dengan perusahaan yang memiliki masalah kesulitan

keuangan atau kelangsungan usaha. Hal-hal yang berkenaan dengan langkah-langkah

menerima suatu perikatan antara lain :

a. Mengidentifikasi pemakai laporan yang telah diaudit

b. Menilai stabilitas keuangan dan hukum calon klien

c. Mengidentifikasi pembatasan lingkup

d. Mengevaluasi sistem pelaporan keuangan entitas dan kemampuan untuk audit

Menilai Kompetensi untuk Melaksanakan Audit

Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor harus menentukan apakah

mereka memilikii kompetensi profesional untuk menyelesaikan perikatan sesuai

dengan GAAS. Hal-hal berikut termasuk dalam penilaian kompetensi :

a. Jasa yang diinginkan

b. Mengidentifikasi tim audit

c. Mempertimbangkan kebutuhan untuk konsultasi dan menggunakan spesialis

Mengevaluasi Independensi 

Page 5: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

Independensi dalam perikatan audit diwajibkan oleh Peraturan 101 dari Kode Etik

Perilaku Profesional AICPA dan merupakan salah satu dari elemen pengendalian mutu.

Oleh karena itu, sebelum menerima klien audit yang baru, kantor akuntan publik harus

mengevaluasi apakah terdapat kondisi yang akan mempengaruhi independensi dengan

klien. Keputusan untuk Menerima atau Menolak Audit . Dalam membuat keputusan

mengenai apakah akan menerima atau menolak suatu audit, kantor akuntan publik

mengelola risiko bisnis sendiri. Alasan-alasan umum untuk menolak atau menerima

klien audit antara lain :

a. Integritas manajemen

b. Risiko khusus seperti pembatasan lingkup

c. Kemampuan audit atau ketidak sepakatan dengan auditor terdahulu

d. Masalah yang berhubungan dengan memperoleh keahlian yang diperlukan untuk

audit

e. Masalah independensi

Membuat Surat Perikatan

Bentuk dan isi dari surat perikatan dapat bervariasi untuk berbagai klien yang

berbeda, tetapi secara umum surat perikatan harus mencakup hal-hal berikut :

a. Identifikasi yang jelas mengenai entitas dan laporan keuangan yang akan diaudit

b. Tujuan audit

c. Referensi terhadap standar-standar profesional yang akan menjadi acuan audito

d. Suatu penjelasan mengenai sifat dan lingkup audit serta tanggung jawab auditor

e. Suatu pernyataan bahwa suatu audit yang telah dirancang dan dilaksanakan

dengan tepat mungkin tidak akan dapat mendeteksi semua ketidak beresan yang

material

f. Sebagai pengingat kepada manajemen bahwa ia bertanggung jawab untuk

menyusun laporan keuangan dan menyelenggarakan struktur pengendalian yang

memadai

g. Suatu indikasi bahwa manajemen akan diminta untuk menyediakan beberapa

representasi tertulis tertentu kepada auditor

h. Suatu deskripsi dari jasa yang akan diberikan oleh auditor

i. Dasar dimana biaya akan dihitung dan pengaturan pembayaran

j. Suatu permintaan bagi klien untuk mentaati syarat-syarat perikatan dengan

menandatangani dan mengembalikan salinan surat perikatan kepada auditor

MEMPEROLEH PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN

Page 6: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

Siklus Bisnis Klien

Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan pasar

dan pereturan yang mendefinisikan lingkungan kompetitif, dan membuat

keputusan penting berkenaan dengan penyebarab sumber daya-sumber daya

kedalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan produk

dan jasanya. 

Manajemen Senior

Manajemen senior biasanya berarti pejabat entitas, dewan direksi, dan lainnya

yang mengendalikan arah strategi perusahaan. Dalam beberapa hal, sebuah

perusahaan mungkin akan dikelola oleh pemilik nya dan tujuannya digerakkan

oleh tujuan pemilik. Memahami pengalaman manajemen dengan entitas dan

pengalaman manajemen dalam industri, atau preferensi pengambilan risiko oleh

manajemen, dapat membantu auditor menilai risiko bawaan dari salah saji dalam

laporan keuangan.

Tujuan dan Sasaran Manajemen

Tujuan manajemen mungkin berhubungan dengan memperoleh pangsa pasar

tambahan atau memperoleh target pertumbuhan penjualan, laba, arus kas, atau

penilaian pasar entitas. Tim audit juga harus mengenali tujuan strategik

manajemen untuk membantu pengembangan harapan kinerja keuangan dan

mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh dalam audit. 

Sumber Daya Organisasi

Auditor harus memahami sumberdaya-sumberdaya organisasi dan pentingnya

sumberdaya-sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan entitas. Terdapat lima

kategori sumberdaya organisasi, suberdaya tersebut adalah :

a. Sumberdaya keuangan

b. Sumberdaya berdasarkan aktiva

c. Sumberdaya manusia

d. Sumberdaya informasi

e. Sumberdaya tidak berwujud

Proses Inti dan Siklus Operasi Entitas. Proses inti adalah proses yang

digunakan klien untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan

mendistribusikan produk atau jasanya. Auditor harus memahami struktur

biaya entitas, termasuk apakah operasi merupakan padat biaya tetap, atau

apakah biaya operasi terutama terdiri dari biaya variabel yang bervariasi

Page 7: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

sesuai dengan volume aktivitas. Siklus operasi mengacu pada periode waktu

dimulainya penggunaan kas untuk membeli persediaan, untuk mengkonversi

persediaan kembali menjadi kas melalui penjualan, dan untuk mengumpulkan

piutang usaha. Prosedur untuk Memperoleh Suatu Pemahaman tentang Bisnis

dan Industri. Berbagai prosedur dapat digunakan untuk memperoleh

pengetahuan mengenai bisnis dan industri. Disamping prosedur tersebut,

auditor juga harus waspada terhadap prinsip-prinsip akuntansi khusus dan

prosedur audit yang dapat diaplikasikan pada industri tertentu atau jenis

aktiva bisnis tertentu. 

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS

Mengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang akan Dilakukan. Jenis

perhitungan dan perbandingan yang digunakan secara umum termasuk hal-hal

berikut: 

a. Perbandingan data absolut

b. Laporan keuangan ukuran umum

c. Analisis rasio

d. Analisis tren

e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan 

Mengembangkan Ekspektasi Penting bagi auditor untuk mengembangkan

secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai

data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini

digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber. Sumber-

sumber tersebut antara lain : 

a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingkan

b. Anggaran formal dan peramalan

c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangandalam suatu period

d. Data industri

Melaksanakan Penghitungan/Perbandingan 

Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam

menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan

tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dll. Karena

perencanaan dilakukan beberapa bulan sebelum saldo akun akhir tahun berjalan

Page 8: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

tersedian, maka langkah ini melibatkan penggunaan data satu tahun hingga

tanggal saat aktual dan/atau proyeksi data akhir tahun. 

Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan

Bagian penting dari analisis ini adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data

yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan yang dapat

memberikan pertanda adanya peningkatan risiko salah saji. Elemen penting

dalam proses ini adalah menspesifikasikan besarnya perbedaab atau fluktuasi

yang harus mendorong keputusan untuk melakukan penyelidikan. 

Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang Tidak Diharapkan

Penyelidikan perbedaan signifikan biasanya melibatkan pertimbangan ulang

metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan

ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang

informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya

akan menghilangkan perbedaan signifikan. 

Menentukan Dampak atas Perencanaan Audit

Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai

indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat

dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan

merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih mendetail terhadap

akun-akun tersebut. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-

bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan

kontribusi bagi pelksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.

Pendekatan audit investigasi atas tindak pidana didasarkan pada penilaian yang

logis terhadap individu dan segala sesuatu/benda yang terkait dengan tindak

kejahatan tersebut. Seperti dijelaskan di bawah ini :

a. Individu yang terkait dengan tindak kejahatan

b. Korban , pelapor dan saksi-saksi merupakan subyek wawancara bagi

investigatif auditor dalam rangka memperoleh fakta dan informasi yang

diketahui mereka

Page 9: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

c. Tersangka dan pelaku kejahatan merupakan subyek wawancara yang

merupakan dasar terjadinya suatu fakta dalam rangka investigatif auditor

menetukan sampai sejauh mana keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan

tersebut. Agar bukti yang didapatkan benar-benar valid, investigatif auditor

harus senantiasa melakukan konformasi terhadap kebenaran informasi yang

diperoleh dengan pihak-pihak yang independen.

5. Apa saja yang harus dimasukkan dalam perencanaan audit investigatif ?

Perencanaan audit investigatif

Dalam setiap penugasan audit investigatif, auditor investigatif harus menyusun

rencana audit. Rencana audit tersebut harus dievaluasi, dan bila perlu, disempurnakan

selama proses audit investigatif berlangsung sesuai dengan perkembangan hasil audit

investigatif di lapangan.Perencanaan audit investigatif dibuat dengan tujuan untuk

meminimalkan tingkat risiko kegagalan dalam melakukan audit investigatif serta

memberikan arah agar pelaksanaan audit investigatif efisien dan efektif. Rencana

audit investigatif dibuat untuk setiap penugasan audit investigatif berdasarkan

informasi yang diterima. Sumber informasi dapat berasal dari pengaduan masyarakat,

pengembangan hasil audit kinerja maupun audit lainnya, permintaan instansi aparat

penegak hukum serta permintaan instansi lainnya.

Setelah diterima, tiap informasi harus dianalisis dan dievaluasi tentang dugaan adanya

kasus penyimpangan dengan pendekatan Apa, Siapa, Dimana, Kapan, Mengapa,

Bagaimana dan berapa banyak atau yang lebih populer disebut pendekatan:

5W + 2H (What, Who, Where, When, Why, How dan how much ).

Tujuan analisis dan evaluasi ini adalah untuk menentukan tiga keputusan yaitu:

melakukan audit investigatif, meneruskan ke pejabat yang berwenang, atau tidak perlu

menindaklanjuti.

Jika keputusannya adalah untuk melakukan audit investigatif, APIP harus menentukan

rencana tindakan yang berupa langkah-langkah berikut:

a. menentukan sifat utama pelanggaran;

b. menentukan fokus perencanaan dan sasaran audit investigatif;

c. mengidentfikasi kemungkinan pelanggaran hukum, peraturan, atau perundang-

undangan, dan memahami unsur-unsur yang terkait dengan pembuktian atau

standar;

Page 10: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

d. mengidentifikasi dan menentukan prioritas tahap-tahap audit investigatif yang

diperlukan untuk mencapai sasaran audit investigatif;

e. menentukan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan audit

investigatif;

f. melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang, termasuk instansi

penyidik, apabila perlu.

Selain itu, analisis dan evaluasi informasi akan menghasilkan hipotesis, yaitu

anggapan atas tindakan dan aktivitas tertentu yang mungkin telah terjadi, dimana data

atau informasi yang tersedia sangat terbatas. Hipotesis tersebut dijadikan dasar

penyusunan program audit. Rencana audit yang telah ditetapkan tidaklah bersifat

final. Perkembangan hasil audit investigatif mungkin mengharuskan auditor

investigatif untuk memperluas audit sehingga rencana yang telah disusun sebelumnya

harus dimutakhirkan. Hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan perlunya

pemutakhiran rencana audit antara lain:

1. bukti yang diperoleh tidak mengarah pada sasaran audit yang semula

ditetapkan;

2. pihak-pihak yang semula direncanakan untuk memberikan bukti tidak

kooperatif;

3. waktu yang semula direncanakan untuk melaksanakan suatu prosedur ternyata

tidak mencukupi.

Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup dan Alokasi Sumber Daya dalam Audit

Investigasi

Dalam membuat rencana audit, auditor harus menetapkan sasaran, ruang lingkup, dan

alokasi sumber daya.

Sasaran

Sasaran audit investigatif adalah terungkapnya kasus penyimpangan yang berindikasi

dapat menimbulkan terjadinya kerugian keuangan negara/daerah.

Ruang Lingkup

Page 11: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

Ruang lingkup audit investigatif meliputi pengungkapan fakta dan proses kejadian,

sebab dan dampak penyimpangan, dan penentuan pihak-pihak yang diduga terlibat

dan atau bertanggung jawab atas penyimpangan.

Alokasi Sumber Daya

Tujuan penetapan alokasi sumber daya pendukung audit investigatif adalah agar

kualitas audit investigatif dapat dicapai secara optimal. Kebutuhan sumber daya yang

harus ditentukan antara lain terkait dengan personil, pendanaan, dan sarana atau

prasarana lainnya. Alokasi personil dalam audit investigatif harus mendapatkan

perhatian secara khusus karena tim audit investigatif secara kolektif merupakan

gabungan dari berbagai disiplin, keahlian, dan pengetahuan profesional seorang

auditor, akuntan, ahli hukum, investigator, pewawancara (interviewer), pengumpul

informasi (information collector), ahli teknologi, dan riset.

6. Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan audit investigatif ?

Pertimbangan dalam Perencanaan

Dalam penyusunan rencana audit investigatif, auditor investigatif harus

mempertimbangkan berbagai hal. Berbagai hal yang harus dipertimbangkan dalam

penyusunan rencana audit investigatif antara lain:

a. sasaran, ruang lingkup dan alokasi sumber daya;

b. pemahaman mengenai akuntabilitas berjenjang;

c. aspek-aspek kegiatan operasi auditi dan aspek pengendalian intern.

d. jadwal kerja dan batasan waktu;

e. hasil audit periode atau periode-periode sebelumnya dengan mempertimbangkan

tindak lanjut terhadap rekomendasi atas temuan sebelumnya;

f. teknik-teknik pengumpulan bukti audit yang tepat;

g. mekanisme koordinasi antara auditor, auditi, dan pihak terkait lainnya.

7. Bagaimana membuat audit investigatif yang baik ?

Identifikasi masalah

Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak

diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi

ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.

Pembicaraan dengan klien

Page 12: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup,

kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya. Hal ini dilakukan

untuk membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap penugasan audit.

Pemeriksaan pendahuluan

Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya.

Hasil pemeriksaan pendahulusan bisa dituangkan menggunakan matriks 5W + 2H

(who, what, where, when, why, how, and how much). Investigasi dilakukan apabila

sudah terpenuhi minimal 4W + 1H (who, what, where, when, and how much). Intinya,

dalam proses ini auditor akan menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan

atau tidak.

Pengembangan rencana pemeriksaan

Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi, tujuan

audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim. Setelah

diadministrasikan, maka akan dihasilkan konsep temuan. Konsep temuan ini

kemudian akan dikomunikasikan bersama tim audit serta klien.

Pemeriksaan lanjutan

Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa

atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor akan menjalankan

teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan

pelaku fraud tersebut.

Penyusunan Laporan

Pada tahap akhir ini, auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik.

Dalam laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan. Poin-poin tersebut

antara lain adalah:

1. Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan.

2. Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh

karena itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria maka hal tersebut disebut

sebagai temuan.

3. Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya

mencakup sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud

tersebut.

Standar pelaporan mencakup:

a. Kewajiban Membuat Laporan

Page 13: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

Auditor investigatif harus membuat laporan hasil audit investigatif sesuai

dengan

penugasannya yang disusun dalam format yang tepat segera setelah melakukan

tugasnya. Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dengan tujuan

untuk memudahkan pembuktian dan berguna untuk proses hukum berikutnya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan standar ini

beberapa pedoman di bawah ini harus dipertimbangkan.

1. Dalam setiap laporan, fakta-fakta harus diungkapkan untuk membantu

pemahaman pembaca laporan. Hal ini termasuk suatu pernyataan yang singkat

dan jelas berkenaan dengan penerapan hukum yang dilanggar atau sebagai

dasar suatu audit investigatif.

2. Laporan harus memuat bukti-bukti baik yang mendukung maupun yang

melemahkan temuan audit.

3. Laporan harus didukung dengan kertas kerja audit investigatif yang memuat

referensi kepada semua wawancara, kontak, atau aktivitas audit investigatif

yang lain.

4. Laporan harus mencerminkan apa hasil yang diperoleh dari audit investigatif.

Hal ini termasuk denda, penghematan, pemulihan, tuduhan, rekomendasi, dan

sebagainya.

b. Cara dan Saat Pelaporan

Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dan segera setelah

berakhirnya pelaksanaan audit investigatif. APIP harus menetapkan kapan laporan

akan diberikan secara tertulis, sesuai dengan situasi dan kasus yang diaudit.

c. Bentuk dan Isi Laporan

Laporan hasil audit investigatif harus memuat semua aspek yang relevan dari

audit investigatif. Laporan hasil audit investigatif minimal harus memuat hal-hal

berikut ini.

1. Dasar melakukan audit.

2. Identifikasi auditi.

3. Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit.

4. Pernyataan bahwa audit investigatif telah dilaksanakan sesuai Standar Audit.

5. Fakta-fakta dan proses kejadian mengenai siapa, dimana, bilamana, bagaimana

dari kasus yang diaudit.

6. Sebab dan dampak penyimpangan.

Page 14: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

7. Pihak yang diduga terlibat atau bertanggung jawab.

8. Dalam pengungkapan pihak yang bertanggung jawab atau yang diduga

terlibat, auditor harus memperhatikan azas praduga tidak bersalah yaitu

dengan tidak menyebut identitas lengkap.

d. Kualitas Laporan

Laporan hasil audit investigatif harus akurat, jelas, lengkap, singkat, dan disusun

dengan logis, tepat waktu, dan obyektif. Suatu laporan harus akurat dan jelas,

singkat, menunjukkan hasil-hasil relevan dan upaya auditor investigatif. Laporan

harus disajikan secara langsung, tepat secara gramatikal, menghindari penggunaan

kata yang tidak perlu, mengganggu, atau membingungkan. Laporan harus

disajikan dengan baik, relevan dengan audit investigatif, dan mendukung

penyajian. Semua audit investigatif harus dilaksanakan dan dilaporkan secara

cermat dan tepat waktu. Hal ini disebabkan besarnya dampak hasil audit

investigatif terhadap karir seseorang atau kehidupan suatu organisasi.

e. Pembicaraan Akhir dengan Auditi

Auditor investigatif harus meminta tanggapan/pendapat terhadap hasil audit

investigatif. Tanggapan/pendapat tersebut harus dikemukakan pada saat

melakukan pembicaraan akhir dengan auditi. Salah satu cara yang paling efektif

untuk memastikan bahwa suatu laporan hasil audit investigatif dipandang adil,

lengkap, dan obyektif adalah adanya reviu dan tanggapan dari pejabat yang

bertanggung jawab, sehingga dapat diperoleh suatu laporan yang tidak hanya

mengemukakan kesimpulan auditor investigatif saja, melainkan memuat pula

pendapat pejabat yang bertanggung jawab tersebut. Tanggapan tersebut harus

dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan obyektif, serta disajikan secara

memadai dalam laporan hasil audit investigatif. Apabila tanggapan dari auditi

bertentangan dengan kesimpulan dalam laporan hasil audit investigatif, dan

menurut pendapat auditor investigatif tanggapan tersebut tidak benar, maka

auditor investigatif harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan

tersebut beserta alasannya secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya, auditor

harus memperbaiki laporannya, apabila auditor berpendapat bahwa tanggapan

tersebut benar.

f. Penerbitan dan Distribusi Laporan

Laporan hasil audit investigatif diserahkan kepada pimpinan organisasi, auditi,

dan pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil audit sesuai

Page 15: Uts Akuntansi Forensic

IRENE NATHASIA DEVI/115020307111013/CA

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan hasil audit investigatif

harus didistribusikan tepat waktu kepada pihak yang telah ditentukan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Namun dalam hal yang diaudit

merupakan rahasia negara, untuk tujuan keamanan negara, atau menurut

peraturan perundang-undangan dilarang dipublikasikan, maka APIP harus

membatasi pendistribusian laporan tersebut.