utama sua ra pembaru an negara cegah intoleransi beragama fileperistiwa penghentian kkr di gedung...

1
Utama 2 Suara Pembaruan Sabtu-Minggu, 10-11 Desember 2016 Negara Cegah Intoleransi Beragama [JAKARTA] Negara harus hadir menyelesaikan setiap tindak intoleransi antarumat beragama yang terjadi. Para pejabat jangan hanya melon- tarkan keprihatinan apalagi menganggapnya sebagai persoalan kecil. Yang dibu- tuhkan negeri ini adalah tin- dakan konkret dalam menye- lesaikan setiap kasus yang muncul serta mengantisipasi intoleransi yang kini meng- gejala. Memetakan penyebab, mencari solusi, menyelidiki serta menindak pelanggar hukum, menjadi syarat mini- mal menangkal merebaknya intoleransi. Dua kasus into- leransi terakhir masing-ma- sing pembubaran Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR) Natal di Sebuga, Bandung, dan desakan penurunan bali- ho di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta. Presiden Jokowi menyo- roti isu kebebasan beragama di Tanah Air. Menurut Presiden, masih terdapat sejumlah keluhan mengenai kebebasan beragama. "Pemerintah menyadari bahwa peran pemerintah untuk melindungi kebebasan bera- gama dan keyakinan bagi seluruh warga tanpa adanya gangguan," kata Presiden dalam pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/12) malam. "Tapi saya juga menyadari bahwa baru-baru ini juga masih ada hal yang perlu kita perbaiki dan dalam menjalan- kan peran ini," ujar Presiden. Presiden menyatakan, pemerintah menyadari pen- tingnya keberagaman. "Dari semua elemen bangsa untuk menjaga kerukunan kita," tegasnya. Pada bagian lain, Presiden menuturkan, masih banyak elemen HAM lain yang belum sepenuhnya dapat dilaksana- kan seperti penyelesaian kasus HAM masa lalu, agraria, pelanggaran hak masyarakat adat, perdagangan manusia, kejahatan seksual dan keke- rasan pada anak. Menurut Presiden, perlin- dungan terhadap HAM meru- pakan tugas pemerintah pusat dan pemerintah daerah. "Inisiatif pemerintah juga saat ini banyak dilakukan oleh pemerintah kabupaten, peme- rintah kota dalam bentuk penegakan, pembentukan peraturan daerah yang mene- gakkan hak asasi manusia," katanya. Presiden tidak secara spesifik menyebut insiden di Bandung dan Yogyakarta. Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk menghormati umat beragama dalam men- jalankan ibadahnya sesuai keyakinan masing-masing. "Sesuatu yang melanggar hukum dalam rangka intole- ransi itu kan sudah tidak dibenarkan, negara kita kan Negara Pancasila," katanya di Jakarta, Kamis. Menurut Wiranto, pem- bubaran sepihak terhadap ibadah umat suatu agama merupakan tindakan yang tidak tepat. Namun Wiranto tidak memerinci upaya nega- ra dalam kasus ini. Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyayangkan peristiwa penghentian KKR di Gedung Sabuga. Terkait kasus Bandung dan Yogyakarta, politikus PDI-P, Maruarar Sirait menya- takan, Indonesia sudah memi- liki aturan perundangan yang jelas soal kebebasan umat beragama dalam melaksana- kan ibadahnya. Aparat harus bertindak fair, tidak berat sebelah, atau takut oleh tekan- an massa. "Tergantung bagaimana pelaksanaan UU di lapangan, tergantung kepala daerah dan Kepolisian setempat sebab aturan sudah jelas," katanya. Ketika ditanya tanggap- annya soal pernyataan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang menyatakan insiden Sabuga sebagai masa- lah kecil, Maruarar menjawab dengan membandingkan sikap itu dengan sikap Walikota Bandung Ridwan Kamil. Di kasus Sabuga, Ridwan Kamil langsung meminta maaf atas insiden yang terjadi. "Soal seperti ini bukan masalah kecil. Ini masalah negara," kata Maruarar. Menurutnya, seorang pemimpin daerah harusnya berani membela pelaksanaan aturan dan hak masyarakatnya. "Dibutuhkan keberanian pemimpin di soal ini. Ini jadi soal penting," ujar Ara, sapa- an akrabnya. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Kamis (8/12) malam mengumpulkan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandung, Forum Silaturahmi Ormas Islam, Kementerian Agama Kota Bandung, Bimas Kristen dari Kanwil Kementerian Agama Jabar, pihak Kejaksaan dan Kepolisian. Pertemuan itu menelurkan solusi. Salah satunya, kegiatan peribadatan cukup dengan surat pembe- ritahuan kepada polisi dan tidak memerlukan perizinan. “Kalau ada yang menyatakan harus ada izin itu tidak betul. Di mana pun juga (kegiatan- nya),” tegas Emil, sapaan Ridwan, Jumat (9/12). Poin lainnya adalah Pemkot Bandung akan menyu- rati ormas terkait untuk meminta membuat surat pernyataan tidak akan meng- ulangi. “Kalau tidak tanda tangani maka Pemkot akan menempuh jalur hukum sesu- ai UU Ormas dan KUHP,” ujar Emil. Ditambahkan, ormas Pembela Ahlu Sunnah (PAS) dan DDII (Dewan Dakwah Islamiah Indonesia) belum terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung. Sedangkan anggota Komisi I DPR, Charles Honoris meminta aparat keamanan dan masyarakat mewaspadai aliran ISIS yang sudah menyusup ke organi- sasi kemasyarakatan (ormas) di negeri ini. "Mereka (ormas) sudah mendukung ISIS seca- ra terbuka," kata Charles, Jumat (9/12). Menurut dia, mereka atau ormas di Indonesia sudah menjadi penghubung ISIS di kawasan. Bahkan, ada pen- tolan ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk men- jadi pengikut ISIS. "Rakyat Indonesia harus waspada karena kelompok dan ideolo- gi ini tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Oleh karena itu, jaringan ini harus segera dimatikan," ujarnya. Sedangkan terkait desak- an Forum Ukhuwah Islamiyah kepada pihak UKDW, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto berjanji memanggil Kesbangpolimas DIY dan meminta instansi tersebut menertibkan ormas yang ada di Yogyakarta. "Kejadian ini cukup mengagetkan dan mempriha- tinkan seharusnya tidak ter- jadi di daerah keistimewaan," ujar Eko. Tindakan main hakim sendiri dan intoleran, kata Eko, bertentangan dengan Keistimewaan DIY. Pada Pasal 5 UU 13/2012 diama- natkan untuk menjaga meme- lihara dan menumbuhkem- bangkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI. Ia mendukung polisi dan pemerintah daerah menegak- kan hukum dan hadir menja- ga Bhinneka Tunggal Ika. "Kalau ada perbedaan penda- pat, Yogya punya cara musya- warah," ucap dia. [H-14/C-6/MJS/152/153] P emungutan suara Pilgub DKI Jakarta masih dua bulan lagi. Tiga pasangan calon masing-masing pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bakal bertarung pada pemungutan suara 15 Februari mendatang. Jika berlangsung dua putaran maka Pilgub baru berakhir Mei 2017. Untuk memenangi kontestasi kursi gubernur Jakarta ini, masing-masing calon mengelurkan biaya tak sedikit. Ada pasangan calon yang mempopuler- kan sumbangan dari konstituen termasuk masyarakat kecil sekalipun. Namun ada pula pasangan yang disokong oleh sponsor besar. Informasi yang diperoleh SP menyebutkan, salah satu pasangan disokong sponsor yang berani meng- gelontorkan Rp 700 miliar untuk biaya kampanye, operasional, iklan di media massa. Bahkan biaya itu juga dikucurkan kepada sejumlah organisasi massa pendukung sang calon. “Sudah Rp 700 miliar dikeluarkan dan masih akan ditambah. Pengusaha ini sudah pasang badan untuk sang calon. Dia siap sampai menjual beberapa usahanya,” kata sumber itu di Jakarta, Jumat (9/12). Ia menjelaskan sang pengusaha menjanjikan dana Rp 2 triliun untuk pemenangan sang calon. Sang pengusaha sudah siap rugi bahkan bangkrut asal sang calon bisa menang. “Ini pertaruhan terakhir sang pengusaha. Dia all out memenangkan calonnya dengan harapan akan mendapat proyek ketika terpilih. Saat ini sang pengu- saha tidak bisa buat apa-apa karena semua akses ditutup oleh rezim yang sedang berkuasa,” tuturnya. Menurutnya, sang pengusaha menjanjikan hingga Rp 1 triliun untuk putaran pertama. Targetnya bisa lolos ke putaran kedua. Setelah lolos baru dikucurkan dana tahap berikutnya. [R-14] Rp 700 Miliar untuk Cagub? ISTIMEWA Joko Widodo

Upload: dinhhanh

Post on 23-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Sabtu-Minggu, 10-11 Desember 2016

Negara Cegah Intoleransi Beragama[JAKARTA] Negara harus hadir menyelesaikan setiap tindak intoleransi antarumat beragama yang terjadi. Para pejabat jangan hanya melon-tarkan keprihatinan apalagi menganggapnya sebagai persoalan kecil. Yang dibu-tuhkan negeri ini adalah tin-dakan konkret dalam menye-lesaikan setiap kasus yang muncul serta mengantisipasi intoleransi yang kini meng-gejala.

Memetakan penyebab, mencari solusi, menyelidiki serta menindak pelanggar hukum, menjadi syarat mini-mal menangkal merebaknya intoleransi. Dua kasus into-leransi terakhir masing-ma-sing pembubaran Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR) Natal di Sebuga, Bandung, dan desakan penurunan bali-ho di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta.

Presiden Jokowi menyo-roti isu kebebasan beragama di Tanah Air. Menurut Presiden, masih terdapat sejumlah keluhan mengenai k e b e b a s a n b e r a g a m a . "Pemerintah menyadari bahwa peran pemerintah untuk melindungi kebebasan bera-gama dan keyakinan bagi seluruh warga tanpa adanya gangguan," kata Presiden dalam pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (9/12) malam.

"Tapi saya juga menyadari bahwa baru-baru ini juga masih ada hal yang perlu kita perbaiki dan dalam menjalan-kan peran ini," ujar Presiden.

Presiden menyatakan, pemerintah menyadari pen-tingnya keberagaman. "Dari semua elemen bangsa untuk menjaga kerukunan kita," tegasnya.

Pada bagian lain, Presiden menuturkan, masih banyak elemen HAM lain yang belum sepenuhnya dapat dilaksana-kan seperti penyelesaian kasus HAM masa lalu, agraria, pelanggaran hak masyarakat adat, perdagangan manusia, kejahatan seksual dan keke-

rasan pada anak.Menurut Presiden, perlin-

dungan terhadap HAM meru-pakan tugas pemerintah pusat dan pemerintah daerah. "Inisiatif pemerintah juga saat ini banyak dilakukan oleh pemerintah kabupaten, peme-rintah kota dalam bentuk penegakan, pembentukan peraturan daerah yang mene-gakkan hak asasi manusia," katanya.

Presiden tidak secara spesifik menyebut insiden di Bandung dan Yogyakarta.

Sedangkan Menter i Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk menghormati umat beragama dalam men-jalankan ibadahnya sesuai keyakinan masing-masing.

"Sesuatu yang melanggar hukum dalam rangka intole-ransi itu kan sudah tidak dibenarkan, negara kita kan Negara Pancasila," katanya di Jakarta, Kamis.

Menurut Wiranto, pem-bubaran sepihak terhadap ibadah umat suatu agama merupakan tindakan yang tidak tepat. Namun Wiranto tidak memerinci upaya nega-ra dalam kasus ini.

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyayangkan peristiwa penghentian KKR di Gedung Sabuga.

Terkait kasus Bandung dan Yogyakarta, politikus PDI-P, Maruarar Sirait menya-takan, Indonesia sudah memi-liki aturan perundangan yang

jelas soal kebebasan umat beragama dalam melaksana-kan ibadahnya. Aparat harus bertindak fair, tidak berat sebelah, atau takut oleh tekan-an massa.

"Tergantung bagaimana pelaksanaan UU di lapangan, tergantung kepala daerah dan Kepolisian setempat sebab aturan sudah jelas," katanya.

Ketika ditanya tanggap-annya soal pernyataan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang menyatakan insiden Sabuga sebagai masa-lah kecil, Maruarar menjawab dengan membandingkan sikap itu dengan sikap Walikota Bandung Ridwan Kamil. Di kasus Sabuga, Ridwan Kamil langsung meminta maaf atas insiden yang terjadi. "Soal seperti ini bukan masalah kecil. Ini masalah negara," kata Maruarar.

Menurutnya, seorang pemimpin daerah harusnya berani membela pelaksanaan aturan dan hak masyarakatnya. "Dibutuhkan keberanian pemimpin di soal ini. Ini jadi soal penting," ujar Ara, sapa-an akrabnya.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Kamis (8/12) malam mengumpulkan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandung, Forum Silaturahmi Ormas Islam, Kementerian Agama Kota Bandung, Bimas Kristen dari Kanwil Kementerian Agama Jabar, pihak Kejaksaan dan Kepolisian. Pertemuan itu menelurkan solusi. Salah satunya, kegiatan peribadatan cukup dengan surat pembe-ritahuan kepada polisi dan tidak memerlukan perizinan. “Kalau ada yang menyatakan harus ada izin itu tidak betul. Di mana pun juga (kegiatan-nya),” tegas Emil, sapaan Ridwan, Jumat (9/12).

Poin lainnya adalah Pemkot Bandung akan menyu-rati ormas terkait untuk meminta membuat surat pernyataan tidak akan meng-ulangi. “Kalau tidak tanda tangani maka Pemkot akan menempuh jalur hukum sesu-ai UU Ormas dan KUHP,”

ujar Emil. Ditambahkan, ormas

Pembela Ahlu Sunnah (PAS) dan DDII (Dewan Dakwah Islamiah Indonesia) belum terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung.

Sedangkan anggota Komisi I DPR, Charles Honoris meminta aparat keamanan dan masyarakat mewaspadai aliran ISIS yang sudah menyusup ke organi-sasi kemasyarakatan (ormas) di negeri ini. "Mereka (ormas) sudah mendukung ISIS seca-ra terbuka," kata Charles, Jumat (9/12).

Menurut dia, mereka atau ormas di Indonesia sudah menjadi penghubung ISIS di kawasan. Bahkan, ada pen-tolan ormas yang jelas-jelas membaiat warga untuk men-jadi pengikut ISIS. "Rakyat Indonesia harus waspada karena kelompok dan ideolo-gi ini tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Oleh karena itu, jaringan ini harus segera dimatikan," ujarnya.

Sedangkan terkait desak-an Forum Ukhuwah Islamiyah kepada pihak UKDW, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto berjanji memanggil Kesbangpolimas DIY dan meminta instansi tersebut menertibkan ormas yang ada di Yogyakarta.

"Kejadian ini cukup mengagetkan dan mempriha-tinkan seharusnya tidak ter-jadi di daerah keistimewaan," ujar Eko.

Tindakan main hakim sendiri dan intoleran, kata Eko, bertentangan dengan Keistimewaan DIY. Pada Pasal 5 UU 13/2012 diama-natkan untuk menjaga meme-lihara dan menumbuhkem-bangkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka NKRI.

Ia mendukung polisi dan pemerintah daerah menegak-kan hukum dan hadir menja-ga Bhinneka Tunggal Ika. "Kalau ada perbedaan penda-pat, Yogya punya cara musya-warah," ucap dia.[H-14/C-6/MJS/152/153]

Pemungutan suara Pilgub DKI Jakarta masih dua bulan lagi. Tiga pasangan

calon masing-masing pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana

Murni, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno bakal bertarung pada pemungutan suara 15 Februari mendatang. Jika berlangsung dua putaran maka Pilgub baru berakhir Mei 2017.

Untuk memenangi kontestasi kursi gubernur Jakarta ini, masing-masing calon mengelurkan biaya tak sedikit. Ada pasangan calon yang mempopuler-kan sumbangan dari konstituen termasuk masyarakat kecil sekalipun. Namun ada pula pasangan yang disokong oleh sponsor besar.

Informasi yang diperoleh SP menyebutkan, salah satu pasangan disokong sponsor yang berani meng-gelontorkan Rp 700 miliar untuk biaya kampanye, operasional, iklan di media massa. Bahkan biaya itu juga dikucurkan kepada sejumlah organisasi massa pendukung sang calon.

“Sudah Rp 700 miliar dikeluarkan dan masih akan ditambah. Pengusaha ini sudah pasang badan untuk sang calon. Dia siap sampai menjual beberapa usahanya,” kata sumber itu di Jakarta, Jumat (9/12).

Ia menjelaskan sang pengusaha menjanjikan dana Rp 2 triliun untuk pemenangan sang calon. Sang pengusaha sudah siap rugi bahkan bangkrut asal sang calon bisa menang.

“Ini pertaruhan terakhir sang pengusaha. Dia all out memenangkan calonnya dengan harapan akan mendapat proyek ketika terpilih. Saat ini sang pengu-saha tidak bisa buat apa-apa karena semua akses ditutup oleh rezim yang sedang berkuasa,” tuturnya.

Menurutnya, sang pengusaha menjanjikan hingga Rp 1 triliun untuk putaran pertama. Targetnya bisa lolos ke putaran kedua. Setelah lolos baru dikucurkan dana tahap berikutnya. [R-14]

Rp 700 Miliar untuk Cagub?

istimewa

Joko Widodo