usulan program ipteks bagi masyarakat (i bm)keguruan.umm.ac.id/files/file/ibm pupuk organik fix...

29
i USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) JUDUL IbM PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI PUPUK ORGANIK Oleh: Drs. Samsun Hadi, M.S., 0708086202 ( Ketua) Drs.Lud Waluyo, M.Kes. 0005106602 ( anggota ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Mei /2014

Upload: hoangdung

Post on 07-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

i

USULAN PROGRAM

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

JUDUL

IbM PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI PUPUK ORGANIK

Oleh:

Drs. Samsun Hadi, M.S., 0708086202 ( Ketua)

Drs.Lud Waluyo, M.Kes. 0005106602 ( anggota )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Mei /2014

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul IbM : IbM Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Organik di Desa Sukomulyo-Kecamatan Pujon- Kabupaten Malang

2. Nama Mitra Program IbM (1) : Kelompok Karang Taruna3. Ketua Tim Pengusul

a. Nama : Samsun Hadi, Drs., M. S.b. NIDN : 0708086202c. Pangkat / Golongan : Penata Tk 1 / III Dd. Jabatan : Lektore. Fakultas : KIPf. Jurusan : PMIPA Pendidikan Biologig. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malangh. Bidang Keahlian : Biologi terapani. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail : Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

(0341) 464318j. Alamat rumah/No.Hp : Jl Gadang 4 A/ 12 Malang/ Hp 085852589532

3. Anggota Tim Pengusula. Jumlah Anggota : 1 orang ( Dosen )

Nama Anggota I/bidang keahlian : Drs. Lud Waluyo, M.Kes./ Mikrobiologi4. Lokasi Kegiatam Mitra

a. Wilayah MItra (Desa/Kecamatan) : Desa Sukomulyo- Kecamatan. Pujonb. Kabupaten/Kota : Kabupaten Malangc. Propinsi : Jawa Timurd. Jarak PT ke lokasi mitra (km) : 19 Km

5. Luaran yang dihasilkan : Metode dan Peningkatan ProduktivitasMitra

6. Jangka waktu pelaksanaan : 8 Bulan7. Biaya Total : Rp 8.000.000

- Sumber Dana : Block Grant FKIP UMMMengetahui,

Ketua Prodi Biologi

Dr.Yuni Pantiwati,M.M, M.Pd

MengetahuiDekan FKIP-UMM

Dr.Poncojari Wahyono, M.KesNIDN 0012016202

Malang, 20 Mei 2014Ketua pelaksana

Samsun Hadi, Drs., M. S.NIDN 0708086202

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... iv

RINGKASAN .................................................................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Analisis Situasi ............................................................................................... 1

B.Permasalahan Mitra ........................................................................................ 2

BAB II. TARGET DAN LUARAN ................................................................................... 4

BAB III. METODE PELAKSANAAN ............................................................................. 5

A. Solusi yang ditawarkan kepada Mitra .......................................................... 5

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI……………………............................10

A. Kualifikasi Tim Pelaksana …………………………………………………. 10

BAB V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................................... 11

A. Biaya ......................................................................................................... 11

B. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

iv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan anggota Tim Pengusul .............................................. 15

LAMPIRAN 2.Gambarab Ipteks yang akan diTRanfer kepada kedua Mitra .................... 20

LAMPIRAN 3.Peta Lokasi wilayah kedua Mitra .............................................................. 24

v

RINGKASAN

Judul IbM : IbM Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Organik di Desa Sukomulyo-

Kecamatan Pujon- Kabupaten Malang

Berdasar realita bahwa Mitra IbM Pengolahan sampah menjadi pupuk oranik ini,

terdiri dari Mitra Karang taruna, yang berlokasi di Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon,

Kabupaten Malang. Lokasi Mitra IbM ini jaraknya dari kota Malang 19 km. Sampah

memiliki potensi yang besar jika dikelola dan diolah menjadi pupuk organik. Program IbM

ini dilaksanakan selama 8 bulan di desa Sukomulyo kecamatan Pujon-Malang. Tujuan

program IbM ini adalah: a) Untuk memecahkan masalah pada Mitra agar mengerti dan

menerapkan system pengelolaan sampah secara benar dan ramah lingkungan. b) Untuk

memecahkan masalah pada Mitra agar memahami dan menerapkan beberapa teknik/metode

pengolahan sampah menjadi pupuk organik secara tepat dan benar. c) Untuk memecahkan

masalah pada Mitra agar memahami dan mengaplikasikan pupuk organik sebagai produk

yang yang dapat meningkatkan produktivitas baik secara agronomi maupun ekonomi.

Berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah ini , sebagai solusinya adalah minimasi

sampah, peningkatan daur ulang dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Metode

untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan memberikan pelatihan tentang pengelolaan

sampah pada Mitra dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Untuk sampah rumah

tangga dibuat bak atau kotak dari bambu, kayu, paving blok,dan bata. Untuk mengatasi Mitra

yang tidak menguasai sistem pengelolaan sampah secara benar dan ramah lingkungan , maka

Mitra diberi pelatihan tentang pengolahan sampah menjadi pupuk organik dengan 4 metode

yaitu metode Takamura , Drum Plastik, Express dan Bokashi.

Target dan luaran dari proram IbM ini adalah : a) Terciptanya teknik pengelolaan sampah

yang benar dan ramah lingkungan. Terlibatnya peran serta masyarakat secara aktif dalam

memecahkan masalah sampah dengan menyediakan wadah / tempat penampungan sampah

sementara/akhir baik ditingkat keluarga, RT dan RW, sehingga tercipta suatu lingkungan

yang nyaman dan terbebas dari pencemaran sampah. b) Terciptanya teknik /metode

pengolahan sampah menjadi pupuk organik dengan 4 metode yaitu metodeTakamura, Drum

Plastik,, Express ,dan Bokashi. Dibuktikan dengan kemampuan memproduksi pupuk organik

di Mitra IbM sebesar 210 kg / bulan/petani,jika dibandingkan dengan sebelum kegiatan

program IbM.

Kata kunci : Sampah, Pupuk Organik.

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. ANALISIS SITUASI

Mitra IbM berada di dusun Kedungrejo, desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten

Malang, suatu desa yang terletak di sebelah barat Kota Malang dan hampir berbatasan

dengan Kabupaten Kediri. Keadaan geografisnya berbukit sebelah selatan berbatasan dengan

lereng Gunung Kawi ) dan hanya sebagian yang berupa dataran. Pada tahun 2012 desa

Kedungrejo mempunyai jumlah penduduk 4.638 yang terdiri dari jumlah laki-laki : 2.1355

dan perempuan: 2.483. Mata pencaharian yang utama adalah bertani dan beternak sapi perah.

Kelompok Mitra IbM ini adalah Kelompok Karang Taruna.

Tingkat pendidikan penduduk nya rata-rata masih rendah yaitu lulusan SD & SLTP,

namun ada juga yang sudah menempuh pendidikan tinggi , walaupun demikian di desa

Kedungrejo ini sudah terbentuk wadah para kader pemuda yaitu Karang Taruna yang

terbentuk sejak tahun 2002, yang saat ini di jadikan Mitra IbM

Limbah rumah tangga yang dihasilkan oleh warga, selama ini masih belum di

manfaatkan dan belum ada pengelolaanya baik di tingkat RT/RW, tiap keluaga memiliki

limbah /sampah rata-trata 2 kg /hari. Warga masih membuang sampah di sembarang tempat

(jalan, pekarangan yang kosong, saluran air/got), dan jika hujan tiba, terjadi penyumbatan

pada saluran air /got tersebut.

Lahan pertaniannya termasuk jenis tadah hujan, yang hanya bisa bertanam di musim

hujan, dengan tanaman jenis sayuran (wortel, kubis, brokoli, tomat, sawi), namun hanya

sebagian yang ditanami padi dan jagung. Faktor yang berpengaruh pada hasil pertaniannya

adalah pupuk. Selama ini para petani sebagian besar menggunakan pupuk kimia (urea,

Z.A,TSP) . Di wilayah Mitra IbM keberadaan pupuk kimia semakin langka dan harganya

yang cenderung terus naik, sehingga kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

lahannya. Sebagai alternatif para petani menggunakan pupuk organik (kotoran ayam) yang

masih mentah/belum diolah, melalui agen-agen tertentu yang sumbernya dari daerah

Wonokoyo (Peternakan ayam bersekala besar yang dikelola oleh PT tertentu dari Surabaya

kendala yang dihadapi petani adalah harus inden/ pesan dahulu sebelum musim tanam dengan

harga yang cukup tinggi dan juga berebut dengan konsumen lain baik yang berasal dari desa

yang sama maupun dari desa lainnya di wilayah Kecamatan Pujon, sehingga sering tidak

mendapatkan dalam jumlah yang cukup bahkan tidak mendapatkan sama sekali.

2

Peternak sapi perah di wilayah Mitra IbM pada umumnya masih dikelola secara

tradisional , hal ini terlihat dari banyaknya kandang yang masih terbuat dari bambu (dinding

terbuka dan peralatan seadanya) yang kotoranya dibiarkan menumpuk di sekitar kandang

yang belum dikelola dan diolah secara memadai , sehingga menimbulkan bau busuk yang

menyengat dan banyak lalat ,bahkan banyak juga yang kotoranya di buang ke got/ sungai

sehingga menyebabkan pencemaran air , hal ini terlihat dengan warna dan bau yang sudah

berubah dari aslinya (coklat kehitaman).

B. Permasalahan Mitra

Mitra IbM yang bertempat tinggal di dusun Kedungrejo, desa Sukomulyo, Kabupaten

Malang, suatu wilayah yang jauh dari keramaian dengan kondisi pemukiman yang bersih,

nyaman dan aman. Kelompok Mitra IbM bertujuan untuk terus mempertahankan kondisi desa

nya tetap terjaga kelestariannya dalam arti bersih dan nyaman. Namun akhir-akhir ini

kreativitas dan aktivitas warga desa terus meningkat sehubungan dengan pekerjaan rutinnya

sebagai petani (musim panen sayur) dan sebagai peternak yang sebagiaan dapat bantuan bibit

sapi perah dari pemerintah (rata-rata Kelompok Mitra memiliki sapi sebanyak dua ekor)

menyebabkan banyaknya limbah yang dihasilkan baik limbah rumah tangga maupun limbah

ternak. Menurut Mitra IbM sehubungan dengan limbah ini , warga masih banyak yang

membuang di sembarang tempat yaitu di Sungai, selokan/got dan pekarangan yang kosong,

Pada waktu hujan tiba sampah – sampah bertebaran kemana-mana, timbul bau dan lalat, hal

ini dilakukan penduduk Sukomulyo karena warga belum mempunyai wadah khusus sebagai

tempat sampah dan desa pun belum memiliki system pengelolaan sampah sebagai tempat

penampungan dan pengolahannya. Sesuai UU no.23 Th 1997 menyebutkan bahwa

masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berberan dalam

pengelolaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Sebagai solusinya pegelolaan sampah

merupakan upaya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. Kerja sama seluruh warga

masyarakat sangat diperlukan , minimal tiap warga menyadari dan mau menerapkan budaya

bersih lingkungan , dengan mengelola sampahnya secara kontinew dan konsisten.

Kelompok Mitra IbM selain menekuni usaha pertanian juga sebagai peternak, dengan

tujuan untuk mendapat keuntungan yang maksimal yaitu dapat memperoleh susu dan

limbahnya / kotoranya dapat dipergunakan sebagai pupuk organik. keluarga Mitra IbM rata-

rata memiliki 1 ekor sapi yang tiap hari kotoran yang dihasilkan rata-rata mencapai 8 kg

maka dalam satu bulan dapat terkumpul : 240 kg. Jumlah ini sangat potensial bila dikelola

3

dan di olah menjadi pupuk organik secara mandiri oleh warga desa, yang nantinya bisa untuk

memenuhi kebutuhan sebagai pupuk pada lahan nya .

Hardjowigeno (2004) mengatakan bahwa pemberian bahan organik yang belum

matang ke dalam tanah bisa mengakibatkan kematian pada tanaman, hal ini disebabkan

fermentasi yang belum sempurna pada bahan organic menimbulkan peningkatan suhu pada

tanah yang berakibat kerusakan pada akar tanaman. Melihat realitas seperti ini sebagian

petani kelompok Mitra IbM beranggapan bahwa pupuk organik mempumnyai respon yang

lamban dan kurang praktis, sehingga petani mulai beralih dan memilih pupuk an organik

(kimia). Adapun pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia, seperti

urea, ZA, TSP, SP-36, KCl.dengan persentase kandungan hara yang relatif lebih tinggi dari

pupuk organik dan penggunaannya lebih praktis.

Namun, belakangan ini di wilayah Mitra IbM harga pupuk anorganik (urea, TSP,

dan KCl) semakin meningkat dan sulit diperoleh baik di KUD maupun kios/toko pertanian.

Hal ini tentu saja akan menambah beban biaya bagi petani yang menggunakan pupuk kimia.

Untuk itu, perlu dicarikan pemecahannya. Alternatuf pemecahan masalah yang baik adalah

mengurangi ketergantungan atau penggunaan pupuk anorganik tersebut dan segera beralih ke

kompos. Keputusan untuk ber alih ke pupuk organik dilakukan tidak semata-mata karena

harga pupuk anorganik yang naik, melainkan perlu diketahui pula bahwa penggunaan pupuk

an organik juga membawa dampak yang kurang baik. Dampak yang kurang baik akibat

penggunaan pupuk an organic/kimia misalnya tanah menjadi rusak (penggunaan yang

berlebihan, dan terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi keras), air tercemar, terjadi

polusi udara, dan keseimbangan terganggu. Menurut Hardjowigeno, 2004 Pupuk organik

yang diolah dengan metode dan bahan yang tepat dan benar dapat digunakan untuk

memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan bahan organik tanah, yang selanjutnya

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas hasil panen.

Dari pemaparan latar belekang tersebut di atas , maka ada beberapa permasalahan

riel yang harus segera dipecahkan , yaitu antara lain :

1. Mitra tidak menguasai system pengelolaan sampah secara benar dan ramah

lingkungan.

2. Mitra tidak menguasai pengolahan sampah menjadi pupuk organik secara tepat dan

benar.

3. Mitra tidak memahami aplikasi pupuk organik sebagai produk yang bernilai ekonomi

tinggi

4

BAB II

TARGET DAN LUARAN

Target luaran IbM Kelompok Kelompok Karang Taruna desa Sukomulyo Kecamatan Pujon

yang menghadapi masalah adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya teknik pengelolaan sampah yang benar dan ramah lingkungan. Terciptanya

peran serta masyarakat secara aktif dalam memecahkan masalah sampah dengan

menyediakan wadah / tempat penampungan sampah sementara/akhir baik ditingkat

keluarga, RT dan RW, sehingga tercipta suatu lingkungan yang nyaman dan terbebas dari

pencemaran sampah.

2. Terciptanya teknik /metode pengolahan sampah menjadi pupuk organik. Terciptanya

pupuk organik dengan berbagai,macam metode pembuatan yaitu metode : Takamura,

Drum Plastik,, Express ,dan metode Bokashi. Dibuktikan dengan kemampuan

memproduksi pupuk organik di Mitra IbM sebesar 210 kg / bulan/petani,jika

dibandingkan dengan sebelum kegiatan program IbM.

3. Peningkatan Produktivitas hasil pertanian dan pendapatan. Terciptanya Demlot / proyek

percontohan ( Sayuran ) sebagai sarana promosi bagi masyarakat yang akhirnya dapat

diikuti masyarakat dalam pemanfaatan pupuk organik dalam upaya peningkatan

produktivitas yang ditandai dengan penigkatan hasil panen yang dihitung berdasar berat

per satuan Hektar.

5

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Solusi yaang ditawarkan

Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu aktivitas manusia atau

proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, tetapi justru memiliki dampak

negatif. Dampak negatif yang dimaksud adalah proses pembangunan dan pembersihannya

memerlukan biaya serta efeknya dapat mencemari lingkungan. Umunya, limbah terdiri dari

limbah padat, cair dan gas. Limbah padat dapat juga diartikan sampah yang jika dibiarkan

akan menjadi masalah. (Anonim, 2008) Limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang

dari suatu aktivitas manusia atau proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai

ekonomi, tetapi justru memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang dimaksud adalah

proses pembangunan dan pembersihannya memerlukan biaya serta efeknya dapat mencemari

lingkungan. Umunya, limbah terdiri dari limbah padat, cair dan gas. Limbah padat dapat juga

diartikan sampah yang jika dibiarkan akan menjadi masalah.( Yovita, H.I. 2008).

Sampah akan terus diproduksi dan tidak pernah berhenti selama manusia tetap ada.

Di komunitas kelompok Mitra aktivitas nya selalu meningkat sebagai konsekuensi volume

sampahnya juga meningkat Apabila tidak ditangan secara efektif dan efisien, eksistensi

sampah tersebut akan mengganggu kehidupan di sekitarnya. Memang alam memiliki andil

besar dalam pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah organik. Namun,

kerja keras alam dalam mengurai sampah secara alami sangat tidak seimbang dibanding

volume sampah yang diproduksi. Bagaimana pun peran serta kelompok Mitra dalam

penanganan dan pengelolaan sampah sangat penting.

Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah

menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah samapah

yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini

sangat mudah terurai secara alami (degradable). Semantara itu, sampah anorganik atau

sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable). Karet, plastik, kaleng

dan logam merupakan bagian dari sampah kering (. Anonim, 2008).

Pola pengelolaan sampah yang diterapkan oleh kelompok Mitra IbM, ada beberapa

tahap atau proses yang diterapkan. Pola ini mengupayakan agar sampah tidak sampai

terbentuk dengan menerapkan upaya cegah (reduce) dan upaya pakai ulang (reuse). Upaya

ini dilakukan pada tingkat rendah, yaitu pemakai barang. Jika terlanjur, pengelolaan daur

6

ulang (recycle) menjadi solusi.Yang menjadi pertimbangan pula dalam pengelolaan sampah

adalah ketersediaan tekhnologi dari mulai pemilahan, pemisahan materi, dan pembuatan

produk serta kesadaran bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dalam pelaksanaan

program IbM ini pada Mitra menggunakan metode Penyuluhan, Tanya jawab, diskusi ,

penugasan dan Praktek langsung.Teknik yang dilakukan dalam pengelolaan sampah ini dapat

di gambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1 sistem pengelolaan sampah

Tahapan Pengelolaan Keterangan

1. Cegah Diterapkan pada kelompok MitraIbM dengan

meminimalisir jumlah barang yang digunakan.

Pengurangan dilakukan tidak hanya berupa jumlah saja,

tetapi juga mencegah penggunaan barang-barang yang

mengandung kimia berbahaya yang tidak mudah

terdekomposisi.

2. Daur Ulang Diterapkan pada kelompok Mitra IbM yaitu dengan cara

mendaur ulang sampah secara langsung, yaitu dengan

melakukan Pengomposan,

3. Buang

(dispostal)

Diterapkan pada kelompok Mitra IbM sebagai alternative

terakhir jika semua cara di atas telah dioptimalkan.

Pembuangan sampah pun harus dilakukan dengan cara

menyediakan tempat sampah di masing – masing rumah..

Untuk wadah sampah rumah tangga dapat dibuat bak atau

kotak dari bamboo/plastik), kayu, paving blok, bata dan

sebagainya.sedangkan volumenya paling sedikit 2 L atau

memiliki panjang 75 cm, lebar 75 cm dan tinggi 0.5- 1

m.Banyak / jumlahnya kotak tergantung jumlah sampah

yang akan dikelola.

2) Sebenarnya sampah bisa dimanfaatkan untuk dibuat kompos. Namun, agar sampah bisa

menjadi kompos, diperlukan sejumlah kotoran ternak. Kedua bahan tersebut jika dipadukan

dapat menuai proses yang menguntungkan. Sampah banyak mengandung mineral Nitrogen

(N), fosfor (p), Kalium (K) dan vitamin B12. Kotoran ternak merupakan sumber mineral

7

terutama N, P, dan K. Selain itu, kadar serat kotoran ternak bernilai tinggi. Pengomposan

dapat mengawetkan kelebihan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.( Sofian, 2009).

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti

tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya (lihat tabel 2). Kompos yang digunakan sebagai

pupuk disebut pula pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.

TABEL 2 SUMBER BAHAN ORGANIK KELOMPOK MITRA IbM YANG DAPAT

DIMANFAATKAN UNTUK PUPUK ORGANIK

No Asal Bahan1. Pertanian

Limbah dan residu tanaman

Limbah dan residu ternak

Sampah Limbah Rumahtangga

Jerami dan sekam padi, gulma, batang dantongkol jagung, semua bagian vegetativetanaman, batang pisang, sabut kelapaKotoran padat, limbah ternak air, limbahpakan ternak, Tinja, urine, sampah rumahtangga.Tinja, urin, sampah rumah tangga, sampahkota

Menurut Wiljan, Djayo, 2008. Proses Pembuatan Pupuk organik/ kompos dilakukan melalui

beberapa tahap, antara lain :

Mencacah Sampah

Sampah organik dicacah secara manual atau dengan mesin pencacah. Jika menggunakan

mesin pencacah, agar sampah tidak mengeluarkan air untuk menambahkan unsur karbon,

dicampurkan terlebih dahulu serbuk kayu gergajian. Jika pencacahan secara manual, serbuk

kayu dicampurkan sebelum masuk wadah pengomposan. Aktivator yang digunakan adalah

kompos yang belum selsai berproses sehingga mikrobanya masih aktif.

Memberi adonan Kompos

Adonan kompos dari sampah organik rumah tangga jika di aduk setiap hari, akan matang

dalam waktu kurang 10-14 hari, namun harus distabilkan dahulu sampai suhu menjadi suhu

tanah, kira-kira makan waktu dua minggu.

Melakukan Pengemasan

Jika akan dikemas sebaiknya di ayak terlebih dahulu untuk memisahkan bagian yang kasar.

Jika tanah yang tersedia cukup luas dan sampahnya cukup banyak, pengomposan dapat

dilakukan dengan sistem open windro yaitu dengan timbunan-timbunan yang dibalik dan

disiram setiap minggu. Kompos setengah jadi yang dikirim oleh warga di campurkan

8

keadonan kompos yang sudah berusia kurang lebih dari 2 minggu, dan akan matang bersama-

sama.

MUTU KOMPOS

Kompos yang baik dan memiliki mutu serta nilai jual tinggi memiliki beberapa

kriteria di antaranya adalah:

1. Kompos yang bermutu adalah Kompos adalah yang telah terdekomposisi dengan

sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan pertumbuhan tanaman

2. Kompos yang baik memilki ciri sebagai berikut

> berwarna coklat tua hingga warna hitam mirip dengan warna tanah

> suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan pembuatan pupuk organik

oleh kelompok Mitra IbM dapat dilakukan secara individual di setiap rumah atau

secara komunal ( Kelompok ) , masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

Pengomposan individual

Jenis pengomposan yang tepat untuk pembuatan kompos untuk induvidu adalah

dengan metode takamura , Drum PLastik dan metode express. Jika dilakukan dengan

benar dalam proses tidak ada bau busuk, tidak keluar air lindi, dan higienis.

Pengomposan Komunal

Proses pengomposan komunal memerlukan bangunan “rumah kompos” yaitu

bangunan tanpa dinding, atapnya bisa dari plastik terpal,daun kirai, plastik

gelombang,genteng dan sebagainya tergantung dana yang tersedia. Lantainya bisa tanah,

semen atu paving blok .

Untuk wadah pengomposan sampah organik rumah tangga dapat dibuat bak atau

kotak dari bambu, kayu, paving blok, bata dan sebagainya. Pengomposan komunal yang

diterapkan menggunakan Metode Bokashi. (Anonim, 2009).

9

Alur Kegiatan dan Partisipasi Mitra

NO Kegiatan Partisipasi Mitra

1 Penyuluhan dan bimbingan tentangpengelolaan sampah, yang meliputi:Pengertian jenis dan modelpengelolaan sampah

Berperan aktif sebagai peserta danmengaplikasikan dalam kehidupansehari-hari dengan membuat tempatsampah dengan berbagai bahan danmodel

2 Pelatihan pengelolaan sampahmenjadi pupuk organik secaraindividu dan komunal dengan alurseperti gambar dibawah ini.

Berpartisipasi aktif dengan penyiapanalat dan bahan serta praktek langsungpembuatan pupuk organic.

10

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

1.Kualifikasi Tim Pelaksana

Tim pelaksana kegiatan IbM Kelompok Tani dan Kelompok Karangtaruna ini terdiri dari

Dosen yang memiliki keahlian yang memadai dan telah berpengalaman dalam bidang ilmu

terapan. Ketua tim merupakan Dosen di Pendidikan Biologi FKIP UMM yang mengajar dan

menekuni bidang Kimia Organik dan Fisiologi Tumbuhan Ketua tim juga telah banyak

melakukan kegiatan pendampingan pembuatan pupuk organik di wilayah Kabupaten Malang.

Beberapa kegiatan pengabdian juga relevan dengan program IbM kelompok petani, dan

Karang Taruna diantaranya adalah:

Memberi pelatihan pembuatan pupuk organik secara aerobik pada anggota

Karangtaruna di desa Kedok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang (tahun 2011), Di sisi lain

anggota tim merupakan dosen yang menekuni dan mengembangkan Mikrobiologi terapan

yang pernah di aplikasikan di Masyarakat yaitu Aplikasi Teknologi SODIS pada masyarakat

di desa Karang Ploso, Kabupaten Malang, tahun 2009. Untuk melaksanakan pengabdian ini

maka diadakan musyawarah dan perencanaan bersama Ttim, untuk merancang pentahapan

pelaksanaan yaitu antara lain tahap :studi kelayakan pada Mitra, Pelaksanaan dan Evaluasi

Hasil.

11

BAB V

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Biaya

Rincian biaya dalam program IbM ini adalah sebagai berikut :

No Jenis PengeluaranAnggaran Yang

Diusulkan

1

2

3

4

Honorarium

Ketua

Aggota

Jumlah

Bahan habis pakai

1. Pasir

2. Dedak

3. Sekam

4. Penggembur Green Phoskko (3x Rp 400.000)

5. Bioactivator (3 x Rp. 300.000)

Jumlah

Peralatan

1. Bangunan pengolahan pupuk

2. Gentong plastik (5 buah x Rp 100.000)

3. Sabit (4 buah x Rp. 35.000)

4. Karung (5buah x Rp. 15.000)

5. Saringan besar (5 buah x Rp. 300.000)

6. Plastik kemasan (50 buah x Rp. 2.000)

7. Drum (4 buah x Rp 200.000 )

8. Rak-rak (4 buah x Rp..200)

9. Cangkul, sekop, timba (masing-masing 4 buah )

Jumlah

Perjalanan

1. Transport tim pelaksana (2x 8 x Rp 30.000 )

Rp. 500.000

Rp. 400.000

Rp. 900.000

Rp. 200.000

Rp. 300.000

Rp. 350.000

Rp. 1200.000

Rp. 900.000

Rp.2.950.000

Rp. 250.000

Rp. 200.000

Rp 140.000

Rp. 75..000

Rp. .500.000

Rp. 100.000

Rp. 800.000

Rp. 800.000

Rp. 400.000

Rp 3.300.000

Rp 480.000

12

2. Kegiatan administrasi (kertas, loog books, fotocopi undangan, ATK)

3. Seminar laporan (2 x Rp. 15.000)

4. Fotokopi dan penjilidan laporan (3 buah x Rp. 30.000)

5. Publikasi

Jumlah

Jumlah Total keseluruhan

Rp. 200.000

Rp. 30.000

Rp. 90.000

Rp. 50.000

Rp. 850.000

Rp 8.000.000

(Delapan Juta

Rupiah )

B. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan IbM kelompok Mitra yang menghadapi masalah pengolahan sampah menjadi

pupuk organik adalah sebagai berikut:

No Kegiatan

IbM kelompok Mitra

Bulan Ke

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penyiapan alat, bahan, dan sarana

pendukung

X X X X X X X X

2 Pelatihan dan bimbingan tentang

pengelolaan sampah yang

meliputi : pengertian, jenis –

jenis dan model pengelolaan

sampah.

X

3 Pelatihan pengelolaan sampah

dengan demonstrasi dan praktek

langsung

X

4 Pelatihan pengolahan sampah

menjadi pupuk organik secara

individual dengan metode

Takamura dan Drum Plastik

X

13

5 Pelatihan pengolahan sampah

menjadi pupuk organik secara

komunal dengan metode

Express dan Bokashi

X

6 Monitoring dan evaluasi X X X X

7 Pembuatan laporan X

14

Daftar Pustaka

Anonim, 2008, Penanganan dan Pengelolaan Sampah, Penebar Swadaya. Jakarta

Anonim, 2009, Pembuatan Petunjuk Bokashi, Majalah Komunitas Mandiri Edisi 09. Jakarta

Hardjowigeno, 2004. Pupuk dan pemupukan Tomat. Kanisius: Yogyakarta

Sofian, 2009, Sukses Membuat Kompos dari Sampah. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta

Yovita, H.I 2008. Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta

Wiljan, Djayo, 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah. PT

Agromedia Pustaka. Jakarta

15

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua pelaksana

A. Biodata Ketua Tim Pengusul

CURRICULUM VITAE

1. Riwayat Hidup

a. Nama : Drs. Samsun Hadi, M.S.

b. Tempat dan tanggal lahir : Tulungagung, 8 Agustus 1962

c. NIP UMM : 104.9009.0191

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Jabatan Struktural : -

f. Unit kerja :FKIP Jurusan Biologi Universitas

Muhammadiyah Malang

g. Alamat : Jl. Gadang 4A/12 Malang Telp. (0341) 837337

HP. 085852589532

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan/Bidang Studi

1986 S1 IKIP Malang Biologi1990 S2 UGM Yogyakarta Biologi

PENGALAMAN JABATAN

Jabatan Institusi Tahun

Sekretaris Jurusan Prodi Biologi-FKIP-UMM 1996-1998

PENGALAMAN MENGAJAR

Mata Kuliah Jenjang Intitusi/Jurusan/Program Tahun

Kimia Organik S1 UMM/FKIP/Biologi 2002-2012

Kimia Anorganik S1 UMM/FKIP/Biologi 2004-2011

Fisiologi Tumbuhan S1 UMM/FKIP/Biologi 1992-2012

Ilmu Alamiah Dasar S1 UMM/FKIP/Biologi 2001-2012

Biologi Terapan S1 UMM/FKIP/Biologi 1993-1996

Dasar-Dasar Ekologi S1 UMM/FKIP/Biologi 1995-2000

16

Belajar dan Pembelajaran AKTA Mengajar 1V 2004-2006

PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Judul Penelitian Jabatan Sumber Dana1998 Biodiversitas Tumbuhan Paku di

Gunung BromoLektor DPP UMM

2007 Pengaruh lama dan Sinar Matahariterhadap Kualitas Air Minum

Lektor DPP UMM

KARYA TULIS ILMIAH

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

1997 Ilmu Alamiah Dasar UMM Pers

2004 Belajar dan Pembelajaran, Program Pembentukan

Kemampuan Mengajar (AKTA MENGAJAR).

UMM Pers

1999 Pendidikan IPA II, Kerjasama Kanwil DEPAG JATIM

dan FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

UMM Pers

2000 Dasar-dasar Ekologi, Kerjasama Kanwil DEPAG-

JATIM dan FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

UMM Pers

2000 Evaluasi Pendidikan, Kerjasama Kanwil DEPAG-

JATIM dan FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

UMM Pers

PESERTA KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM

Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara

2008 Magang Peningkatan Kualitas Jurusan di Jurusan

Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Jakarta

Universitas Negeri

Jakarta

2006 Reformulasi dan Redesain Program Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Menghadapi Tuntutan

Profesionalisme dan Amanah SNP

Universitas

Muhammadiyah

Malang

2007 Meningkatkan Daya Saing Lulusan Pengembangan

Softskills Dalam Pembelajaran MIPA Dasar dan MPK

yang Inofatif dan Kreatif

Universitas Airlangga

2010 Program Revitalisasi LPTK Dalam Rangka Penyiapan

Guru Profesional Tahun Anggaran 2010

Universitas

Muhammadiyah

Malang

17

KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Kegiatan

1995 Pembinaan pembuatan preparat sebagai media pembelajaran Biologi di SMA 1

Caruban

1998 Peningkatan penguasaan materi pelajaran IPA pada guru-guru MAN se Jawa

Timur

2004-2012 Pembimbing dan Penguji mahasiswa yang magang di Sekolah Lanjutan (PPL)

2005 Membimbing mahasiswa Kuliah Kerja Nyata di desa Maguan Kecamatan Ngajum

Kabupaten Malang

2003 Membimbing mahasiswa Kuliah Kerja Nyata di desa Kromengan Kabupaten

Malang

2004-2006 Mengajar dan membimbing progam AKTA mengajar Angkatan X

2010

2010

Dosen wali/Penasehat Akademik mahasiswa Progam Studi Biologi

IbM Kelompok Peternak Sapi Potong yang Menghadapi Masalah Pakan Ternak

2013 IbM Kelompok Produksi Pangan Organik yang Menghadapi Masalah Pupuk

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan

apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggung jawabkannya.

Malang, 2 April 2014

Drs. Samsun Hadi, M.S

NIDN 0708086202

18

2 ) Biodata Anggota Tim

a. Nama : Drs. Lud Waluyo, M.Kes.

b. Tempat dan tanggal lahir : Kediri, 5 Oktober 1966

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jabatan Struktural : -

e. Unit kerja : KOPERTIS Wil. VII. dpk Universitas

Muhammadiyah Malang

f. Pendidikan :

SD lulus tahun 1979 di Kediri

SLTP lulus tahun 1982 di Kediri

SMU lulus tahun 1985 di Kediri

S-1 FPMIPA Pend. Biologi IKIP Malang lulus tahun 1990 di Malang

S-2 Bidang kajian Utama Mikrobiologi & Parasitologi, Program Studi Ilmu

Kedokteran Dasar Universitas Padjadjaran Bandung.

g. Pengalaman penelitian:

1997, Pengaruh Sumber dan Jarak Pencemar terhadap Kualitas Mikrobiologik Air

Sumur Gali di Beberapa Tempat Kotamadya Bandung (Tesis)

1998, Evaluasi Kualitas Mikrobiologik Sumber-sumber Air di Kampus III Universitas

Muhammadiyah Malang (Penelitian Bidang Ilmu; DPP UMM)

1998, Studi Kelayakan Syarat konstruksi dan Syarat Lokalisasi Sumur Gali Tanpa

Pompa Tangan Penduduk Daerah Sekitar Kampus di Kotamadia Malang (Penelitian

Bidang Ilmu; DPP UMM)

1998. Studi Perilaku Pengelolaan Tempat Tinggal Berdasarkan Komposisi Alergen

Inhalan dalam debu Rumah pada Masyarakat Perkotaan Jawa Timur (Penelitian Dasar,

DIKTI, Anggota)

1999, Kontroversial tentang Konsepsi Teori Evolusi (Suatu Studi Kasus Tanggapan

Guru-guru MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Model se-Indonesia (Penelitian Bidang

Ilmu, DPP UMM)

19

2000, Peran Zat Pengurai Limbah Starbio Plus dalam Penurunan Bakteri Indikator

Pencemar Air pada Air Limbah Domestik (Penelitian Bidang Ilmu; DPP UMM;

anggota)

2000, Pengaruh Berbagai macam Konsentrasi Zat Pengurai Limbah Starbio Plus

terhadap Penurunan Bakteri Indikator Pencemar Tinja pada Air Limbah RPH (Rumah

Pemotongan Hewan) (Penelitian Bidang Ilmu; DPP UMM)

2001, Korelasi antara Pengenceran dengan Metode MPN (Most Probable Number)

(Penelitian Bidang Ilmu, DPP UMM)

2001. Enumerasi dan Identifikasi Mikroorganisme pada Uang Kertas Rupiah Kumal

yang Beredar di Masyarakat (Penelitian Bidang Ilmu, DPP UMM)

2002, Efektifitas EMMA Effective Microorganism-4 Malang) dalam Mematikan

Mikrobe Patogen dan Penghilangan Bau pada Limbah Organik Selokan (Penelitian

Bidang Ilmu, DPP UMM)

2003, Upaya Mengatasi Pencemaran Air Limbah Domestik oleh Berbagai Jenis dan

Konsentrasi Zat Pengurai Limbah: Sebagai Sumber Pembelajaran tentang Bioremidiasi

dengan Metode Bioteknologi di SMU (Penelitian Bidang Ilmu: DPP UMM)

2004, Bioremidiasi Limbah Domestik Ramah Lingkungan di Kota Malang: Suatu

Upaya Mengatasi Pencemaran di Kawasan Padat Huni (Program Penelitian Unggulan

UMM)

2004, Bioremidiasi Ramah Lingkungan Berbagai Jenis dan Waktu Kontak Zat Pengurai

Limbah dalam Degradasi Air Limbah Domestik (Penelitian Dosen Muda, DIKTI).

Demikian Curriculum Vitae / Biodata ini ditulis dengan sebenarnya.

Mengetahui , Malang 30 April 2014

(Drs. Lud Waluyo , M.Kes ))

20

Lampiran 2. Gambaran Ipteks yang Akan Ditransfer kepada Mitra

No Jenis Ipteks yang

Akan Ditransfer

kepada Mitra

Deskripsi Ipteks

1. Pengolahan sampah

menjadi pupuk

organik dengan

Takamura

Teknik ini tidak memerlukan tempat luas, tetapi tidak boleh

kena hujan, atau sinar matahari langsung.

Peralatan yang di perlukan:

Wadahnya bisa keranjang cucian isi 40 L atau lebih di

kenal dengan keranjang takaran,

Ember bekas cat atau kaporit (isi 50 L),

Drum bekas yang di potong menjadi 2 bagian (isi 100 L),

Keranjang rotan atau bambu yang isinya lebih dari 25

Luntuk mempertahankan suhu kompos.

Pemilihan wadah tergantung bahan yang tersedia, selera dan

banyaknya sampah setiap hari.

Proses pengomposan:

Pisahkan sampah organik dengan sampah anorganik,

Kemudian dicacah menjadi berukuran 2 cm x 2 cm agar

mudah dicerna oleh mikroba kompos,

Tambahkan serbuk kayu gergajian, untuk menyerat air dan

menambah unsur karbon,

Masukkan sampah ke dalam wadah kompos setiap hari

(sebelum menjadi membusuk) dan diaduk samapai kedasar

wadah supaya tidak becek di bagian bawah. Pengadukan

juga di maksud untuk memasukkan oksigen yang

diperlukan untuk pernafasan mikroba kompos.

Jika wadah sudah penuh, kompos harus dimatangkan atau

distabilkan dahulu sampai suhunya seperti suhu tanah,

baru bisa dipanen.

2 Pengolahan sampah

menjadi pupuk

Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok

diterapkan untuk mengolah sampah rumah tangga.

21

organik dengan Drum

Plastik

Bahan dan peralatan yang digunakan :

1. Ember atau drum plastik yang telah di modifikasi (dibuat

berlubang) dengan kapastitas minimum 100/kg

2. Bio aktivator cair (metode aerup) atau bio aktivator padat

(metode an aerup).

3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri

ikan, sisa makanan berlemak, susu, kotoran anjing,

kotoran kucing, dan babi).

Cara membuat :

1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5cm

2. Taburkan bio aktivator OrgaDec 0,5% keatas bahan

baku, aduk hingga tercampur rata.

3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembaban yang

diinginkan (50-60%), langsung masukkan ke dalam drum

plastik.

4. Inkubasi slama 1-2 minggu, tergantung dari bahan

bakunya.

Pada hari ke-3 atau hari ke-8 perlu dilakukan pengadukan

atau pembalikkan secara manual agar aerasi didalam drum

berlangsung baik.

3. Pengolahan sampah

menjadi pupuk

organik dengan

Express

Bahan :

Jerami kering, daun-daun kering, skam, serbuk gergaji,

atau bahan organik apa saja yang dapat di fermentasi (20

bagian)

Kompos yang sudah jadi (2bagian)

Dedak 1 bagian

Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan)

Air disesuaikan dengan dosis (20 liter)

Cara Membuat :

1. Caca atau giling bahan baku kompos hingga agak halus,

lalu campurkan dengan dedak dan kompos yang sudah

jadi.

2. Larutkan dectro ke dalam air

22

3. Siramkan secara merata larutan dectro ke dalam campuran

bahan baku sampai kadar airnya mencapai 45-50%

4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut diatas ubin yang

kering dengan ketinggian 30-35cm lalu tutup dengan

menggunakan karung goni.

5. Pertahankan temperatur 40-60 oC

Setelah 24 jam, kompos aktif express selesai terfementasi dan

siap digunakan sebagai pupuk organik.

4. Pengolahan sampah

menjadi pupuk

organik dengan

Metode Bokashi

Tahap-tahap pembuatan bokashi sebagai berikut:

1. Larutan EM4 + gula + air dicampur merata

2. Bokashi jerami: jerami yang telah dipotong-potong +

dedak + sekam dicampur merata

Bokashi pupuk kandang: pupuk kandang + dedak +

sekam dicampur merata

Bokashi pupuk kandang- tanah: tanah + pupuk kandang

+ arang/sekam serbuk gergaji + dedak dicampur merata

3. Pencampuran dilakukan perlahan-lahan dan merata

hingga kandungan air ± 30-40%. Kandungan air yang

diinginkan diuji dengan menggenggam bahan.

Kandungan air ± 30-40% ditandai dengan tidak

menetesnya air bila bahan digenggam dan akan mekar

bila genggaman dilepaskan.

4. Bahan yang telah dicampur tersebut diletakkan diatas

tempat yang kering atau dapat juga dimasukkan

kedalam ember atau karung. Bila diletakkan dilantai,

bahan sebaiknya ditumpuk secara teratur. Tumpukan

bahan umumnya setinggi 15-20 cm, tetapi dapat juga

hingga 1,5 m. setelah itu, tumpukan bahan ditutup

dengan karung goni atau terpal.

Suhu tumpukan dipertahankan antara 40-50 C. untuk

mengontrolnya, setiap 5 jam sekali (minimal sehari sekali)

suhunya diukur. Apabila suhunya tinggi maka bahan organic

tersebut dibalik, didiamkan sebentar agar suhu turun, lalu

23

ditutup kembali. Demikian seterusnya

5. Pengelolaan sampah

di tingkat keluarga,

RT/ RW dengan cara

mengumpulkan dan

memilah pada

wadah/kotak yang

terbuat dari bahan

plastik atau bambu

23

ditutup kembali. Demikian seterusnya

5. Pengelolaan sampah

di tingkat keluarga,

RT/ RW dengan cara

mengumpulkan dan

memilah pada

wadah/kotak yang

terbuat dari bahan

plastik atau bambu

23

ditutup kembali. Demikian seterusnya

5. Pengelolaan sampah

di tingkat keluarga,

RT/ RW dengan cara

mengumpulkan dan

memilah pada

wadah/kotak yang

terbuat dari bahan

plastik atau bambu

24

Lampiran 3.Peta Lokasi Wilayah Mitra dalam Kegiatan IbM

Arah Kota Kediri

1 Km

7 km

11 KmArah ke Kota Malang

Alun – alunBatu

Lokasi Mitra IbMDesa Sukomulyo

Pujon