usulan implementasi six sigma pada pengendalian kualitas proses produksi di pt. xyz

9
USULAN IMPLEMENTASI SIX SIGMA PADA PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI DI PT. XYZ Muhammad Kholil (1) , Rudini Mulya (2) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta Email: 1) [email protected] , 2) [email protected] PT. XYZ adalah salah satu manufaktur yang bergerak dalam pembuatan minuman suplemen, salah satu produknya adalah Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros). Masalah yang terjadi adalah ketika dalam proses pembuatan terdapat beberapa produk yang mengalami cacat. Keadaan ini dapat berakibat pada meningkatnya biaya produksi dan penurunan kualitas produk yang pada akhirnya mengurangi profit perusahaan. Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) adalah produk yang banyak mengalami cacat. Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan berusaha meningkatkan kualitas dengan menggunakan metode six sigma. Dengan Tahapan define, measure, analyze, improvement dan control (DMAIC). Pada tahap define, masalah yang terjadi didefinisikan dengan metode 5W + 1H, penentuan karakteristik CTQ dan menggunakan diagram SIPOC untuk proses produksi Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros), tahap measure akan diuraikan mengenai cacat produk serta menghitung DPMO dan nilai sigma perusahaan, tahap analyze akan menganalisis akar penyebab masalah dengan menggunakan fish bone diagram, tahap improve akan menjelaskan mengenai akar penyebab dominan atau prioritas masalah dengan menggunakan diagram pareto dan usulan perbaikan dengan menggunakan metode 5W + 1H. Pada tahap control akan memberikan gambaran proses pengawasan terhadap improve yang telah dilakukan. Kata Kunci :Six Sigma, DMAIC

Upload: rudini-mulya

Post on 22-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Semakin majunya perkembangan industri terutama industri minuman akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk makanan yang dihasilkan untuk memenuhi dan memuaskan keinginan konsumen, persaingan dalam industri minuman yang ketat, akan membuat perusahaan–perusahaan selalu melakukan inovasi baik dari segi jenis produk, rasa, desain, penyimpanan, dan pemasaran. Perusahaan - perusahaan minuman berusaha menciptakan jenis minuman baru yang akan menjadi trendsetter dan disukai oleh masyarakat.

TRANSCRIPT

Page 1: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

USULAN IMPLEMENTASI SIX SIGMA PADA

PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI

DI PT. XYZ

Muhammad Kholil

(1), Rudini Mulya

(2)

Program Studi Teknik Industri

Universitas Mercubuana – Jakarta

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected]

PT. XYZ adalah salah satu manufaktur yang bergerak dalam pembuatan minuman

suplemen, salah satu produknya adalah Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros).

Masalah yang terjadi adalah ketika dalam proses pembuatan terdapat beberapa

produk yang mengalami cacat. Keadaan ini dapat berakibat pada meningkatnya

biaya produksi dan penurunan kualitas produk yang pada akhirnya mengurangi

profit perusahaan.

Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) adalah produk yang banyak

mengalami cacat. Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan berusaha

meningkatkan kualitas dengan menggunakan metode six sigma. Dengan Tahapan

define, measure, analyze, improvement dan control (DMAIC).

Pada tahap define, masalah yang terjadi didefinisikan dengan metode 5W

+ 1H, penentuan karakteristik CTQ dan menggunakan diagram SIPOC untuk

proses produksi Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros), tahap measure akan

diuraikan mengenai cacat produk serta menghitung DPMO dan nilai sigma

perusahaan, tahap analyze akan menganalisis akar penyebab masalah dengan

menggunakan fish bone diagram, tahap improve akan menjelaskan mengenai akar

penyebab dominan atau prioritas masalah dengan menggunakan diagram pareto

dan usulan perbaikan dengan menggunakan metode 5W + 1H. Pada tahap control

akan memberikan gambaran proses pengawasan terhadap improve yang telah

dilakukan.

Kata Kunci :Six Sigma, DMAIC

Page 2: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

ABSTRAK

PT XYZ is one who is engaged in the manufacture manufacturing

supplement drink, one product is Ginseng Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros).

The problem that occurs is when the manufacturing process there are some

products that have disabilities. This situation can result in increased production

costs and reduced product quality, which in turn reduces the profit of the

company.

Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) is a product that many have

disabilities. To overcome these problems the company strives to improve quality

by using the six sigma method. With Stages define, measure, analyze,

improvement and control (DMAIC).

In the define phase, a problem that occurs is defined by the method of 5W

+ 1H, CTQ characteristic determination and use SIPOC diagram for the

production of Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros), measure stage will be

described on the product defect and calculate DPMO and sigma value of the

company, will analyze phase analyze the root cause of the problem by using a fish

bone diagram, explain the stages will improve the root cause of the dominant or

priority problem using pareto diagram and proposed improvement using the 5W

+ 1H. In the control phase will provide an overview of the monitoring process

improv that has been done.

Keywords: Six Sigma, DMAIC

1. Pendahuluan

Semakin majunya perkembangan industri terutama industri minuman akan mempengaruhi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk makanan yang dihasilkan untuk memenuhi dan memuaskan keinginan konsumen, persaingan dalam industri minuman yang ketat, akan membuat perusahaan–perusahaan selalu melakukan inovasi baik dari segi jenis produk, rasa, desain, penyimpanan, dan pemasaran. Perusahaan - perusahaan minuman berusaha menciptakan jenis minuman baru yang akan menjadi trendsetter dan disukai oleh masyarakat.

Contoh produk baru yang sekarang menjadi trendsetter dan disukai masyarakat ialah produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) yang diproduksi oleh PT. XYZ. Produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) merupakan produk minuman RTD (Ready To Drink) dengan ekstrak ginseng dari Korea dan kurma dari Arab dan ditambahkan beberapa vitamin seperti vitamin B3, B6, Taurine dan Caffeine kemudian dikemas dalam kemasan tube.

Semakin majunya dunia industri minuman, menyebabkan peningkatan kualitas produk sangat diperluKan, peningkatan kualitas Produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) akan ditekankan pada perbaikan proses produksi yang berkontribusi besar terhadap cacat yang ditimbulkan dan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya cacat pada produk.

Pengendalian kualitas sangat diperlukan, karena untuk mencapai kepuasan pelanggan dan kepercayaan pelanggan. Jika kualitas produk yang baik dapat diperoleh oleh suatu perusahaan, maka diharapkan volume penjualan akan meningkat sehingga akan meningkatkan keuntungan perusahaan, namun serigkali peningkatan volume produksi akan menyebabkan penurunan kualitas karna hanya berfokus pada target produksi, sehingga kadang kala melupakan kualitas. Cacat pada produk biasanya diakibatkan penyimpangan pada proses produksi sehingga diperlukan pengendalian yang baik.

Perbaikan pada proses produksi tsb diharapkan akan mengurangi cacat dari produk dan akan meningkatkan output yang

Page 3: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

berkualitas sehingga keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian mengenai “Usulan Implementasi Six Sigma pada Pengendalian Kualitas Produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) di PT Bintang Toedjoe” 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dapat dirumuskan adalah bagaimana melakukan perbaikan kualitas produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) dengan menggunakan metode six sigma. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi defect atau cacat.

3. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan terarah dan jelas, maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan terhadap produk

Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) yang berkaitan dengan bentuk fisik kemasan

2. Tak ada penambahan /perubahan fasilitas produksi

3. Tidak melakukan reformulasi produk

4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui Proses produksi Extra

Joss Ginseng Kurma (Nitros) secara menyeluruh

2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan pada produk

3. Menghitung dan menganalisa jumlah cacat sehingga mengetahuui level sigma

4. Membuat usulan perbaikan yang sesuai berdasar teori yang ada untuk meningkatkan kualitas

5. Landasan Teori

5.1 Pengertian Kualitas a. Menurut Deming (1986), Kesulitan

dalam pendefinisian kualitas adalah mentranslete atau mengubah kebutuhan yang akan datang dari user atau pengguna kedalam suatu karakteristik yang dapat diperlakukan, supaya sebuah produk dapat didesain dan diubah untuk memberikan kepuasan dengan harga yang akan dibayar oleh user atau pemakai.

b. Menurut Crosby (1979), Kualaitas adalah kesesuaian dari permintaan atau spesifikasi

c. Menurut juran (1974), Kualitas adalah kelayakan atau kecocokan penggunaan. Kecocokan penggunaan tersebut didasarkan pada 5 ciri-ciri utama adalah teknologi (kekuatan dan daya tahan), psikologi (cita rasa atau status).

Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya akan merupakan keseluruhan kumpulan aktivitas dimana kita berusaha untuk mencapai kondisi “fitness of use” tidak peduli dimana aktivitas tersebut dilaksanakan yaitu mulai pada saat produk dirancang, diproses, sampai selesai dan didistribusikan ke konsumen. (Stritomo,2003).

5.2 Dimensi Kualitas Ada delapan dimensi kualitas yang

dikembangkan oleh David Garvin (1987). Kedelapan dimensi tersebut akan dipengaruhi pelanggan terhadap suatu produk berkaitan dengan kualitasnya. Delapan dimensi kualitass tersebut antara lain : 1. Performance, merupakan suatu

karakteristik utama yang berkaitan dengan aspek fungsional. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsi ketika produk tersebut dirancang.

2. Feature, merupakan karakteristik yang menunjang fungsi dasar yang berhubungan dengan pilihan-pilihan sebelum mengambil keputusan. Biasanya konsumen akan mengatakan bahwa suatu produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas tambahan selain fungsi utama dari produk tersebut. Aspek ini bersifat sekunder, tetapi diharapkan oleh konsumen.

3. Reability merupakan kerakteristik yang berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan sutu produk. Suatu produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut jarang pakai/rusak ketika digunakan sesuai fungsinya.

4. Conformance, menyatakan kesesuaian karakteristi-karakteristik san spesifikasi suatu produk dengan standar yang telah ditetapkan

Page 4: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

sebelumnya berdasarkan dengan keinginan pelanggan

5. Durability, merupakan karakteristik yang berhubungan dengan daya tahan atau lama masa pakai produk tersebut, suatu produk dapat dikatakan berkualitas jika produk tersebut memiliki umur penggunaan yang lama.

6. Serviceability, merupakan suatu karakteristik yang berhubungan dengan kecepatan, keramahan, kompetensi dan kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. Konsumen dalam memilih produk juga sering memperhatikan hal ini. Bagi konsumen produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut mudah dirawat dan diperbaiki jika terjadi kerusakan.

7. Aesthetic, erat hubungannya dengan penampilan produk, baik itu bentuk, warna, keindahan, dan lain-lain. Dimensi ini merupakan karakteristik yang bersifat subjektif dan individual yang berhubungan dengan pertimbangan pribadi.

8. Perceived Quality, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengacu pada perasaan pelanggan yang berhubungan dengan reputasi. Meskipun konsumen tidak memiliki informasi tentang produk tersebut, tetapi kualitas produk cenderung akan dilihat dari reputasi produsen.

5.3 Pengertian Six Sigma Six Sigma tersusun dari 2 kata yaitu

six dan sigma. Six yang berarti enam sedangkan sigma (σ) merupakan huruf alphabet yunani yang menyatakan tingkat variabiltas. Variabilitas sendiri menyatakan distribusi atau penyebaran terhadap rata-rata proses. Dengan demikian nilai sigma dapat digunakan sebagai tolak ukur menyatakan baik buruknya performance suatu proses.

Six sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki suatu proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha untuk memperkecil variasi yang terjadi (process variance) sekaligus mengurangi cacat produk atau jasa yang keluar dari spesifikasi dengan menggunakan metode statistik dan tools quality lainnya secara intensif. Dapat dikatakan bahwa proses dengan nilai sigma yang lebih tinggi (pada suatu

proses) akan mempunyai defect yang lebih sedikit.

Six sigma dapat diterjemahkan sebagai suatu proses yang mempunyai kemungkinan cacat (defect opportunity) sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk. Defect adalah kegagalan dalam menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sedangkan yang dimaksud dengan oppurtunity (kesempatan) antara lain : kualitas produk, kualitas komponen, perbedaan material, kapasitas, dll.

5.4 Konsep Six Sigma

Secara umum six sigma memiliki 2 buah konsep dasar yaitu : 1. Six Sigma sebagai suatu aktivitas Untuk mencapai target kemungkinan cacat 3,4 buah dalam satu juta produk atau jasa, maka aktivitas six sigma yang perlu dilakukan adalah : a. Memahami dan mendefenisikan suatu

proses design, manufacturing dan service secara jelas.

b. Aplikasi untuk six sigma statistical tools dan proses

c. Mengidentifikasikan faktor penyebab defect

d. Analisa dan perbaikan (improvement) e. Melalui penurunan defect ratio akan

meningkatkan yield dan total kepuasan pelanggan

f.Management innovation tool memberikan kontribusi terhadap management output

2. Six sigma sebagai suatu strategi bisnis

Secara umum ada enam komponen utama konsep six sigma sebagai strategi bisnis yaitu : a. Customer service oriented

(mengutamakan pelayanan kepada pelanggan) Defenisi pelanggan bukan hanya terbatas pada pembeli saja tetapi juga berarti rekan kerja kita, orang/pihak yang akan menerima hasil kerja kita, masyaakat umum sebagai pengguna jasa, pemerintah, dll. Six sigma mampu memberikan informasi kepada kita mengenai seberapa bagus produk, service kita dan proses di dalamnya serta membantu kita untuk menentukan langkah-langkah demi kepuasan customer secara total.

Page 5: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

b. Manajemen yang bersarkan data dan fakta

c. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan

d. Manajemen yang proaktif e. Kerjasama tim yang bagus f. Selalu mengejar kesempurnaan

5.5 Tahapan – tahapan dalam six sigma

Six sigma terdiri dari lima langkah

yaitu Define, Measure, Analyze, Improve

dan Control. Tujuan DMAIC adalah

langkah untuk menemukan

permasalahann, mengidentifikasi hingga

akhirnya menemukan solusi dan cara

untuk memperbaikinya.

1. Define Define merupakan langkah operasional

pertama dalam program peningkatan

kualitas six sigma. Langkah-langkah yang

terdapat dalam fase define antara lain,

menentukan atau mendefinisikan tujuan

proyek six sigma, membuat gambaran

secara keseluruhan dari perusahaan baik

SIPOC diagram dan peta proses operasi.

2. Measure Measure merupakan langkah operasional

kedua dalam rangka peningkatan kualitas

dalam metode DMAIC. Pada tahap ini

dilakukan pengukuran dan mengenali dan

menginventarisi karakteristik kualitas kunci

atau Critical to Quality (CTQ).

Tahap pengukuran ini sangat penting

peranannya dalam meningkatkan kualitas,

karena dapat mengetahui keadaaan

perusahaan dari data yang ada sehingga

menjadi dasar atau patokan untuk

melakukan analisa dan perbaikan. Dalam

six sigma ada dua basis pengukuran yaitu

konsep pengukuran kinerja produk dan

konsep pengukuran kinerja proses.

3. Analyze Tahap anaylze merupakan langkah

operasional ketiga dalam program

peningkatan kualias. Pada tahap ini kita

perlu melakukan beberapa hal berikut ini :

a. Mengidentifikasi jenis-jenis cacat yang

terjadi dan membuat prioritas cacat

mana yang memiliki kontribusi

dominan terhadap menurunnya

kualitas produk secara keselurhan.

Pada tahap ini alat yang digunakan

adalah diagram pareto.

b. Menginventarisasi dan menganalisa

berbagai akar penyebab masalah dari

cacat-cacat yang dominan tersebut,

ditinjau dari segi man, machine,

environment, methode dan material

menggunakan fishbone.

c. Mencari penyebab yang paling dominan

diantara seluruh daftar akar penyebab

masalah di atas.

4. Improve

Pada tahap ini usaha-usaha peningkatan

kinerja kualitas produk memberikan usulan

perbaikan untuk mengurangi cacat dalam

proses.

5. Control Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam

six sigma. Pada tahap ini, seluruh usaha-

usaha peningkatan yang ada dikendalikan

atau dicapai secara teknis dan seluruh

usaha tersebut kemudian

didokumentasikan dan disebarluaskan

atau disosialisasikan ke segenap

karyawan perusahaan. Hal yang akan

dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Dokumentasi dan sosialisasi usaha-

usaha peningkatan yang telah dibuat

kepada seluruh karyawan dalam

berbagai lapisan manajemen yang

ada di perusahaan

b. Penutupan proyek six sigma sebagai

suatu metode untuk memecahkan

masalah yang dihadapi perusahaan

6. Metodologi Penelitian

Skema penelitian pada

penelitian dapat dijelaskan dengan

bagan :

Page 6: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

Gambar skema metodologi penelitian

7. Pembahasan

7.1 Diagram Alir Proses Produksi

Diagram alir proses produksi produk

Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar diagram alir proses produksi

7.2 Six Sigma

7.2.1 Define

A.Penentuan Masalah Dengan

Metode 5W +1H

Where (Dimana poyek ini akan

dilakukan?)

Proyek six sigma akan dilakukan

pada area produksi Extra Joss

Ginseng Kurma (Nitros). Pada

plant pulogadung, terdapat

beberapa produk liquid. Namun,

dari data pada bulan Maret 2013

produk Extra Joss Ginseng

Kurma (Nitros) memiliki data

hasil rendemen paling kecil. Hasil

rendemen adalah persentase

jumlah produk yang release.

Page 7: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

Semakin besar hasil rendemen

suatu produk maka semakin kecil

defect yang ditemukan, maka

semakin baik kualitas produk

yang dihasilkan.

DATA PRODUK CACAT BULAN APRIL 2013

No Nama Produk Hasil

Rendemen (%)

Persentase Produk

Cacat (%)

1 Komix OBH 99,6 0,4

2 Komix Jeruk Nipis 99,7 0,3

3 Komix Jahe 99,18 0,82

4 TPA Apel 99,01 0,99

5 TPA Strawberry 99,44 0,56

6

Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) 98,7 1,3

Tabel data produk cacat bulan april 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat

bahwa persentase cacat

terbanyak terdapat pada produk

Extra Joss Ginseng Kurma

(Nitros) yaitu sebesar 1,3 %.

b. What (apa tujuan dari proyek

six sigma terhadap

pengendalian kualitas Nitros?)

Tujuan dari proyek six sigma ini

dapat meningkatkan kualitas

produk dengan mengurangi

cacat yang terjadi

c. Why (Mengapa proyek ini

harus dilakukan?)

Menghasikan produk yang

berkualitas merupakan salah

satu misi dari perusahaan,

sehingga kualitas merupakan

prioritas agar customer tidak

kecewa.

d. When (Kapan proyek ini akan

dilaksanakan?)

Data yang diperoleh penulis

berasal dari data produksi tahun

2013, karena perusahan belum

menerapkan sig sigma maka

proyek ini sebagai usulan.

e. Who (Siapa yang

bertanggung jawab dalam

proyek?)

Semua elemen di perusahaan

yang terkait

f. How (Bagaimana proyek tsb

akan dilaksanakan?)

Proyek six sigma dilakukan

dengan cara mengumpulkan

data cacat sebelumnya, dihitung

nilai DPMO dan SQL. Kemudian

mendefenisikan CTQ, lalu dari

CTQ setiap jenis cacat diukur

frekuensinya. Jenis cacat dengan

frekuensi terbesar dianalisis

sebab akibatnya kemudian

diberikan usulan perbaikan

B. Penentuan CTQ

Terdapat 6 CTQ (Critical To

Quality)pada produk Extra Joss

Ginseng Kurma (Nitros), yaitu :

- Tube bocor - Kurang volume - Potekan susah - Emboss No. Batch, No Line,

MD, ED tak Jelas - Redaksi Miring - Kontaminasi

7.2.2 Measure

Tahap ini merupkan tahap

untuk mengukur keadaan dan

kondisi perusahaan. Pada tahap ini

akan diuraikan tentang data–data

defect produk Extra Joss Ginseng

Kurma (Nitros). Kemudian dengan

menggunakan diagram pareto, kita

bisa mengetahui cacat dominan

yang sering terjadi.

Page 8: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

Perhitungan DPMO dan SQL

DPMO (Defect Per Million Oppurtunity) adalah ukuran yang menunjukkan cacat per sejuta kesempatan

SQL (Sigma Quality Level) menunjukkan nilai sigma yang menggambarkan tingkat performance proses.

DPO = DPU

Oppurtinity

DPMO = DPO x 1.000.000

SQL = perhitungn menggunakan excel :

SQL = -NORMSINV(DPMO/1000000)+1,5

Berdasarkan data dapat diketahui

bahwa nilai DPMO rata-rata proses produksi

Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) adalah

3272,222 artinya setiap memproduksi

sebanyak satu juta produk, terdapat

kemungkinan cacat sebanyak 3273 produk.

Sedangkan rata-rata tingkat sigmanya adalah

4,24.

7.2.3. Analyze

a. Fishbone Diagram

Akar penyebab dari tube bocor :

1. Operator lupa waktu saat pengecekan tes kebocoran

2. Tiap supplier foil memiliki spesifikasi yang berbeda

3. Terlalu banyak pressure pada neck

sealing

4. Pre heating error

Fishbone diagram

Dari akar penyebab yang ada, kemudian

dilakukan sampling untuk mengetahui

penyebab yang paling dominan.

Diagram pareto penyebab dominan tube bocor

Diagram Pareto Cacat Pada Nitros

No CTQ Jumlah Cacat

% Kumulatif

1 Tube Bocor 246 41,77 41,77

2 Kurang Voulume 146 24,79 66,55

3 Potekan Susah 111 18,85 85,40

4 Redaksi Miring 45 7,64 93,04

5

Emboss No. Batch, No Line, MD, ED tak Jelas

37 6,28 99,32

6 Kontaminasi 4 0,68 100,00

Jumlah 589 100,00

Page 9: Usulan Implementasi Six Sigma Pada Pengendalian Kualitas Proses Produksi  di PT. XYZ

7.4 Improvement

Menggunakan metode 5W + 1 H 1. Akar Penyebab : Terlalu banyak

pressure What (Usulan Perbaikan) : Press no batch setelah cooling Why (Agar) : neck tube yang masih rentan karna panas setelah terkena cooling menjadi kuat kembali dan saat di press kembali (untuk no batch, no line, MD dan ED) neck tube tak rapuh How : Pemindahan pressing batch setelah cooling Who : Tim teknik dan produksi Where : Area produksi When : secepatnya

2. Akar Penyebab : Tiap supplier memiliki spesifikasi yang berbeda What (Usulan Perbaikan) : Sebaiknya menggunakan satu supplier dalam pengadaan foil Why (Agar) : Agar produk yang didapat lebih seragam hasilnya How : Foil yang digunakan berasal dari supplier Pura (Berdasarkan hasil trial tim pack-dev) Who : Tim Pack-Dev dan Purchasing Where : Area produksi When : secepatnya

3. Akar Penyebab : Pre Heating error What (Usulan Perbaikan) : Penggantian thermocouple yang lebih stabil Why (Agar) : Agar panas yang dihasilkan mesin lebih merata How : Verifikasi thermocouple Who : Tim QA, tim teknik dan tim produksi Where : Area produksi When : juli 2013

4. Akar Penyebab : Operator lupa waktu What (Usulan Perbaikan) : Adanya alarm sebagai pengingat waktu 5 menit Why (Agar) : Agar operator tepat waktu dalam pengecekan tes kebocoran How : Menggunakan stopwatch sebagai alarm Who : Tim produksi Where : Area produksi When : juli 2013

7.5 Control Konsep pengendalian yang diberikan pada dasarnya berupa petunjuk kerja atau instruksi kerja pada saat melakukan proses produksi. Beberapa tindakan pengendalian yang diperlakukan adalah sebagai berikut :

- Menjadwalkan training praktek penggantian no batch yang baru, yaitu setelah mesin press batch dipindah setelah cooling unit

- Menjadwalkan waktu kalibrasi thermocouple secara berkala untuk memastikan bahwa suhu mesin masih berjalan stabil

- Verifikasi cara dan hasil pengecekan kebocoran yang dilakukan operator secara berkala untuk memastikan bahwa cara pengecekan kebocoran yang dilakukan setiap operator sesuai dengan WI (Work Instructor) yang sudah ada.

8. Kesimpulan a. Proses produksi Extra Joss

Ginseng Kurma (Nitros) terdiri dari beberapa tahap yaitu penimbangan bahan, preparasi bahan, transfer bahan, final mixing, pengemasan primer, sekunder lalu tersier.

b. Parameter periksa untuk produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) yaitu kebocoran tube, volume kurang, potekan susah, emboss no batch, no line, kode MD dan ED tak jelas, redaksi miring dan kontaminasi.

c. Sigma quality level untuk proses produksi Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) adalah 4,24, ini berarti proses produksi sudah berjalan dengan baik.

d. Melalui diagram pareto masalah diketahui bahwa 41, 77 % masalah yang mengakibatkan cacat pada produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) adalah tube bocor

e. Melalui analisa sebab akibat menggunakan fishbone diagram dapat diketahui 4 akar penyebab terjadinya cacat produk Extra Joss Ginseng Kurma (Nitros) karena bocor yaitu : 1.Terlalu banyak pressure

2.Perbedaan karakteristik foil

3. Preheating error

4. Operator lupa waktu