usia kandungan yang dianggap normal untuk melahirkan adalah 37

81
Usia kandungan yang dianggap normal untuk melahirkan adalah 37 – 41 minggu karena pada saat itu organ dan kemampuan bayi sudah baik. Persalinan pada usia kehamilan 20 – 37 minggu disebut sebagai persalinan preterm dan bayinya disebut sebagai bayi prematur. Bayi jenis ini kadang perlu dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) akibat dari adanya gangguan pernafasan (asfiksia intrauterin). Sebaliknya, persalinan yang melewati waktu normal disebut postterm. Toleransi usia kandungan adalah 41 minggu sehingga lewat dari itu sebaiknya diusahakan agar dapat melahirkan karena fungsi plasenta bayi berkurang dimana dapat dilihat dari volume air ketuban yang berkurang. Di sinilah pentingnya pemeriksaan kehamilan (antenatal care) yang berguna untuk menjaga ibu hamil agar jangan sampai melewati usia kehamilan lewat waktu (postterm). Pada triwulan ketiga biasanya dokter kandungan akan melakukan pemeriksaaan kesejahteraan janin (fetal well-being) yang pada hakekatnya memeriksa fungsi plasenta. Jika usia kehamilan telah melewati 41 minggu maka harus dilakukan persalinan. Caranya antara lain dengan melakukan perangsangan (induksi) atau melalui operasi caesar. http://pojokasuransi.com/blog/family/bayi-harus-lahir-tepat-waktu/ Kelahiran Kelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu. Angka Kelahiran Angka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk. Angka Fertilitas Angka fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 populasi wanita usia 15-44 tahun. Kelahiran Hidup Tanda utama kelahiran hidup adalah neonatus dapat bernapas. Tanda- tanda kehidupan lainnya meliputi denyut jantung dan gerakan spontan yang jelas dari otot volunter. Lahir Mati (Still Birth)

Upload: fitrianacahyani

Post on 29-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Usia kandungan yang dianggap normal untuk melahirkan adalah 37 – 41 minggu karena pada saat itu organ dan kemampuan bayi sudah baik. Persalinan pada usia kehamilan 20 – 37 minggu disebut sebagai persalinan preterm dan bayinya disebut sebagai bayi prematur. Bayi jenis ini kadang perlu dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) akibat dari adanya gangguan pernafasan (asfiksia intrauterin). Sebaliknya, persalinan yang melewati waktu normal disebut postterm. Toleransi usia kandungan adalah 41 minggu sehingga lewat dari itu sebaiknya diusahakan agar dapat melahirkan karena fungsi plasenta bayi berkurang dimana dapat dilihat dari volume air ketuban yang berkurang.

Di sinilah pentingnya pemeriksaan kehamilan (antenatal care) yang berguna untuk menjaga ibu hamil agar jangan sampai melewati usia kehamilan lewat waktu (postterm). Pada triwulan ketiga biasanya dokter kandungan akan melakukan pemeriksaaan kesejahteraan janin (fetal well-being) yang pada hakekatnya memeriksa fungsi plasenta. Jika usia kehamilan telah melewati 41 minggu maka harus dilakukan persalinan. Caranya antara lain dengan melakukan perangsangan (induksi) atau melalui operasi caesar.

http://pojokasuransi.com/blog/family/bayi-harus-lahir-tepat-waktu/

KelahiranKelahiran adalah ekspulsi atau ekstraksi lengkap seorang janin dari ibu tanpa memperhatikan apakah tali pusatnya telah terpotong atau plasentanya masih berhubungan. Berat badan lahir adalah sama atau lebih 500 gram, panjang badan lahir adalah sama atau lebih 25 cm, dan usia kehamilan sama atau lebih 20 minggu.

Angka KelahiranAngka kelahiran adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk.

Angka FertilitasAngka fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup per 1000 populasi wanita usia 15-44 tahun.

Kelahiran HidupTanda utama kelahiran hidup adalah neonatus dapat bernapas. Tanda-tanda kehidupan lainnya meliputi denyut jantung dan gerakan spontan yang jelas dari otot volunter.

Lahir Mati (Still Birth)Lahir mati ditandai oleh tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan pada saat atau setelah kelahiran.

Kematian NeonatalKematian neonatal terdiri atas kematian neonatal dini dan kematian neonatal lanjut. Kematian neonatal dini adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam 7 hari setelah kelahiran. Kematian neonatal lanjut adalah kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup lebih 7 hari sampai kurang 29 hari.

Angka Lahir MatiAngka lahir mati adalah jumlah bayi yang dilahirkan mati per 1000 bayi yang lahir.

Angka Kematian NeonatalAngka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian PerinatalAngka kematian perinatal adalah jumlah bayi lahir mati ditambah kematian neonatal per 1000 kelahiran total.

Berat Badan Lahir RendahBerat badan lahir rendah adalah berat badan lahir kurang 2500 gram.

Bayi Cukup BulanBayi cukup bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu atau 260-294 hari.

Bayi Kurang Bulan (Prematur)Bayi kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang 37 minggu.

Bayi Lewat BulanBayi lewat bulan adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan lebih 42 minggu.

AbortusAbortus adalah pengambilan atau pengeluaran janin atau embrio dari uterus selama paruh pertama masa kehamilan (20 minggu atau kurang) atau berat badan lahir kurang 500 gram atau panjang badan lahir 25 cm atau kurang.

Kematian Ibu LangsungKematian ibu langsung disebabkan komplikasi obstetri dari kehamilan, persalinan atau puerperium dan akibat intervensi, kelahiran, dan terapi tidak tepat.

Kematian Ibu Tak LangsungKematian ibu tak langsung disebabkan oleh penyakit yang timbul selama kehamilan, persalinan atau puerperium dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan. Misalnya kematian ibu karena komplikasi stenosis mitral.

Kematian Non MaternalKematian non maternal disebabkan oleh kecelakaan atau faktor kebetulan yang sama sekali tidak berhubungan dengan kehamilan.

Angka Kematian IbuAngka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat proses reproduktif per 100.000 kelahiran hidup.

Sebab-sebab umum kematian ibu yaitu :1. Perdarahan2. Hipertensi3. Infeksi

PerdarahanPerdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas perdarahan post partum, perdarahan berkaitan abortus, perdarahan akibat kehamilan ektopik, perdarahan akibat lokasi plasenta abnormal atau ablasio plasenta (plasenta previa dan absupsio plasenta), dan perdarahan karena ruptur uteri.

HipertensiHipertensi yang dapat menyebabkan kematian ibu terdiri atas hipertensi yang diinduksi kehamilan dan hipertensi yang diperberat kehamilan. Hipertensi umumnya disertai edema dan proteinuria (pre eklamsia). Pada kasus berat disertai oleh kejang-kejang dan koma (eklamsia).

InfeksiInfeksi nifas atau infeksi panggul post partum biasanya dimulai oleh infeksi uterus atau parametrium tetapi kadang-kadang meluas dan menyebabkan peritonitis, tromboflebitis dan bakteriemia.

Alasan menurunnya angka kematian ibu :- Transfusi darah- Anti mikroba- Pemeliharaan cairan elektrolit, keseimbanngan asam-basa pada komplikasi-komplikasi serius kehamilan dan persalinan.

Kematian reproduktif adalah kematian akibat kehamilan dan penggunaan teknik-teknik untuk mencegah kehamilan (teknik kontrasepsi).

Kematian Perinatal

Kematian neonatus yang terbanyak adalah :1. Berat badan lahir rendah2. Cedera susunan saraf pusat akibat hipoksia in utero dan cedera traumatik selama persalinan dan kelahiran3. Malformasi congenital

http://i-comers.com/showthread.php?t=5619

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Pendahuluan

Asam adalah ion hydrogen atau dodnor proton. Suatu cairan disebut asam bila mengandung H+ atau mampu melepas atau memberikan H+.

Basa adalah garam dari ion hydrogen atau akseptor proton. Suatu cairan bersifat basa bila sanggup menerima H+.

Asam karbonat (H2CO3) adalah asam karena mampu melepas H+ dan menjadi HCO-3. Sedangkan bikarbonat adalah (HCO3) adalah basa karena mampu menerima H+ untuk kemudian menjadi H2CO3.

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Regulasi Asam Basa

Regulasi sistem asam basa diatur oleh tiga sistem yaitu sistem pernafasan, sistem renal dan sistem buffer.

1. Sistem Pernafasan2. Sistem Renal3. Sistem Buffer

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Pembacaan AGD

Nilai Normal AGD dan Hasil/Kesimpulanya

Asidosis Alkalosis

Ph (7,35 – 7,45) Turun Naik

HCO3 22 – 26 Turun Naik

PCO2 35 - 45 Naik Turun

BE –2 - +2 Turun Naik

PO2 80 - 100 Turun Naik

1. Lihat Ph, (apakah asidosis atau alkalosis)2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan respiratirik atau metabolik)3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya kompensasi sebagaian

atau tidak)4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia

Bila nilai Ph normal tetapi terjadi kelainan nilai HCO3 atau PCO2 maka;

1. Lihat nilai pH, pH 7,35 – 7,40 adalah asidos dan pH 7,41 – 7,45 adalah alkalosis2. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk menentukan respiratirik atau metabolik)3. Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk menentukan adanya kompensasi penuh

atau tidak)4. Lihat pO2 untuk melihat adanya Hipoksemia atau Hiperoksemia

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Akibat Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Asidosis akan meningkatkan konsentrasi K dalam darah. Sehingga fungsi sel dan enzim tubuh memeburuk. Kemudian mengakibatkan aritmia ventrikuler.

2. Alkalosis akan menurunkan konsentrasi K dalam darah. Sehinggga afinitas Hb – O2 meningkat. Akibatnya pelepasan O2 kejaringan sulit. Sehingga terjadi hipoksemia.

3. Kenaikan pCO2 (80 – 100 mmHg) akan mengakibatkan koma dan aritmia serta vasodilatasi pembuluh darah. Bila hal ini terjadi diotak maka aliran darah ke otak akan meningkat dan mengakibatkan kenaikan tekanan intra cranial.

4. Penurunan pCO2 (< 25 mmHg) akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah. Sehingga aliran darah kejaringan turun. Bila hal ini terjadi diotak maka akan terjadi hipoksemia otak.

Analisa Gas Darah dan Manajemen Asam Basa: Manajaemen Gangguan Asam Basa

1. Pemberian Bikarbonat

Dosis: 1/3 x BB x (|BE| - 2)

Diberikan setengah dosis dahulu, kemudian setalah 30 – 60 menit dievaluasi kembali hasilnya. Bila belum optimal dilanjutkan pemberian sisanya.

1. Terapi Oksigen

Dengan NRM bila PCO2 tinggi dan dengan RM bila pCO2 rendah.

1. Ventilator, bila pCO2 > 60 nnHg atau pO2 < 60 mmHg

http://hanif.web.ugm.ac.id/analisa-gas-darah-dan-manajemen-asam-basa.html

Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan daya serap / interaksi darah dengan gas yang dihirup lewat pernafasan. sampel darah diambil langsung dari arteri.

PEMERIKSAAN HASIL NORMALPH 7.387 7,34 -7,44PCO2 24.87 35 – 45PO2 44.0 89 – 116HCO3 14.5 22 – 26TCO2 15,2 22 – 29BASSE EXCESS -8,4 - 2 – ( +3 )SATURASI O2 80,2 95 -98

ASIDOSIS RESPIRATORIK

# PH turun PCO2 naik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:- Emfisema- Bronkitis kronis- Pneumonia berat- Edema pulmoner- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

ASIDOSIS METABOLIK

PH turun HCO3 turun

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab :

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I.Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.

3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

Gagal ginjal

Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

Ketoasidosis diabetikum

Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida

Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi

ALKALIOSIS RESPIRATORIK

# PH naik PCO2 turun

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab :

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:- rasa nyeri- sirosis hati- kadar oksigen darah yang rendah- demam- overdosis aspirin.

Pengobatan :

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.

Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik

ALKALIOSIS METABOLIK

# PH naik HCO3 naik

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Penyebab :

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah

yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).

http://jarumsuntik.com/analisa-gas-darah/

Sepsis adalah kondisi klinis yang disebabkan oleh respon imun pejamu terhadap infeksi atau stimulus lain yang ditandai oleh inflamasi sistemik. Respon klinis pada sepsis dapat bervariasi tergantung dari tahap kompensasi atau dekompensasi, proses inflamasi dan kondisi pejamu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai peran dari parameter (klinis, biokimia, hematologi, analisis gas darah dan koagulasi) dalam menunjang diagnosis sepsis. Dilakukan penelitian dengan disain potong lintang di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, antara bulan Pebruari hingga Juli 2002. Empat puluh dua pasien memenuhi kriteria sepsis, sepsis berat dan renjatan septik. Dikumpulkan data klinis, sampel darah untuk pemeriksaan hematologi, biokimia, analisis gas darah dan koagulasi. Empat puluh dua subyek berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan usia antara 19 hingga 78 tahun. Sebelas subyek memenuhi kriteria sepsis awal, 20 sepsis berat dan 11 renjatan septik. Pemeriksaan klinis menunjukkan Glasgow coma scale menurun secara bermakna pada sepsis berat dan renjatan septik. Denyut jantung, frekuensi nafas dan suhu tubuh meningkat pada semua kelompok. Pada sebagian besar subyek hemoglobin kurang dari 10 g/dl dan hematokrit kurang dari 30%. Hitung lekosit meningkat pada lebih dari 80% subyek dengan jumlah lebih dari 15.000/mm3. Hitung trombosit menurun (kurang dari 50.000/mm3) terutama pada renjatan septik. Kreatinin serum meningkat (> 2 mg/dl) secara bermakna pada sepsis berat dan renjatan septik. Albumin menurun, LDH dan prokalsitonin meningkat. Analisis gas darah menunjukkan: pH dan HCO3 menurun terutama pada renjatan septik; PO2 menurun pada sepsis berat dan renjatan septik; dan PCO2 kurang dari 32 mmHg pada semua kelompok. Pemeriksaan koagulasi menunjukkan fibrinogen menurun secara bermakna pada renjatan septik, PT dan APTT memanjang pada sepsis berat dan renjatan septik lebih dari 18.8 dan 48 detik. D-dimer juga pada umumnya meningkat pada semua kelompok. Disimpulkan bahwa pemeriksaan klinis termasuk tingkat kesadaran, denyut jantung, tekanan arteri rata-rata, suhu dan frekuensi nafas, serta tambahan pemeriksaan laboratorium termasuk hematologi, biokimia, analisis gas darah dan koagulasi dapat digunakan sebagai parameter dalam mendiagnosis sepsis. Beberapa parameter yaitu tingkat kesadaran, kreatinin serum, hemoglobin, hitung trombosit dan fibrinogen dapat membedakan darajat sepsis. (Med J Indones 2004; 14: 26-32)

http://www.digilib.ui.ac.id/helper/viewKoleksi.jsp?id=105663&lokasi=lokal&template=abstrak.detail.template

Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan2. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan

Pra instrumentasi :Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.2. Persiapan penderita3. Persiapan alat yang akan dipakai4. Cara pengambilan sampel5. Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi

1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien.Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat / ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis / diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.

2. Persiapan penderita

2.1. PuasaDua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / ul darah.

2.2. ObatPenggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.

2.3. Waktu pengambilanUmumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.

2.4. Posisi pengambilanPosisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya.

Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

3. Persiapan alat

Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.

3.1. Pengambilan darahYang harus dipersiapkan antara lain : - kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.

3.2. Penampungan urinDigunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril ( untuk biakan ) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.

3.3. Penampung khususBiasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

4. Cara pengambilan sampel

Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil

bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi.Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang / sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis ) atau daerah pergelangan tangan ( arteri radialis ). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki.

4.1. Cara pengambilan darah kapiler :- dilakukan tindakan asepsis dengan alkohol 70 %, biarkan kering- lakukan tusukan dengan arah memotong garis sidik jari- tetesan pertama dibuang dengan menggunakan kapas kering- selanjutnya dapat diambil dengan menggunakan tabung kapiler.

4.2. Cara pengambilan darah vena :- lakukan pembendungan dengan torniket- dilakukan tindakan asepsis dengan alkohol 70 % dengan arah putaran melebar menjauhi titik tengah, biarkan kering- ambil semprit dengan arah mulut jarum dan skala menghadap ke atas- arah tusukan jarum membentuk sudut sekitar 10-30°- bila sudah terkena venanya, isap pelan2 darah supaya tidak terjadi hemolisis - cabut jarum dengan sebelumnya melepas dan menekan daerah tusukan- jarum dilepas kemudian alirkan darah ke dalam penampung melalui dinding penampung pelahan-lahan sehingga tidak hemolisis- bila penampung menggunakan antikoagulan segera campur darah dengan mengocok tabung seperti angka 8.

Untuk pemeriksaan hematologi biasanya digunakan antikoagulan Na2EDTA / K2EDTA, sedang untuk hemostasis digunakan Na sitrat 0.109 M.Jangan melakukan pembendungan terlalu lama karena akan terjadi perubahan komposisi plasma karena terjadi hemokonsentrasi, selain itu pada darah kapiler jangan menekan-nekan ujung jari karena akan terbawa cairan jaringan.

4.3. Cara pengambilan darah arteri :- siapkan semprit yang telah dibasahi antikoagulan heparin steril- tanda-tanda pembuluh darah arteri /nadi adalah terabanya denyutan yang tidak ditemukan pada vena- bila telah ditemukan arteri, lakukan tindakan asepsis dengan alkohol 70 %- dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah lakukan fiksasi arteri tersebut- kemudian lakukan tusukan / pungsi tegak lurus ( karena letaknya dalam )sampai terkena arteri tersebut- bila arteri telah tercapai akan tampak darah yang akan mengalir sendiri oleh tekanan darah ke dalam semprit yang telah mengandung heparin. Cabut semprit dan segera ditutup dengan gabus

sehingga tidak terkena udara. Goyangkan semprit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku.- tekan bekas pungsi dengan baik sampai tidak tampak darah mengalir. Hal ini tidak sama dengan vena karena dengan vena lebih mudah membeku daripada arteri.- Segera kirim ke laboratorium ( sito )

Perbedaan darah arteri dan vena :1. Lokasi tusukan lebih dalam2. Teraba denyutan yang tidak ada pada vena3. Warna darah lebih merah terang dibandingkan vena4. Darah akan mengalir sendiri ke dalam semprit.

5. Penanganan awal sampel & transportasi

Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :- Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya ( lunas )- Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan- Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah- Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan- Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.Tabel berikut menggambarkan batasan waktu maksimum yang diijinkan :- Kadar hemoglobin stabil- Jumlah leukosit < 2 jam- Jumlah eritrosit < 6 jam- Nilai hematokrit < 6 jam- Laju endap darah < 2 jam- Jumlah trombosit < 1 jam- Retikulosit < 6 jam- Sediaan apus darah tepi < 1 jam

Untuk itu sebagai pegangan selalu berprinsip bahan laboratorium harus selalu segar < 1 jam harus sudah tiba di laboratoriumhttp://dokter.indo.net.id/prains.html

NILAI KAPASITAS VITAL PARU DAN HUBUNGANNYA DENGANKARAKTERISTIK FISIK PADA ATLET BERBAGAI CABANGOLAHRAGADeasy Silviasari Madina, drFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PADJADJARAN2007ABSTRAKPenelitian mengenai nilai kapasitas vital paru dan hubungannya dengankarakteristik fisik pada atlet berbagai cabang olahraga bertujuan untuk mengetahui jenisolahraga yang dapat meningkatkan kemampuan system pernapasan dan otot parusehubungan dengan rehabilitasi penyakit paru.Data penelitian diambil dari Laporan Hasil Tes Medis Fungsional atlet PelatdaJawa Barat PON XII/1989 dan PON XIII/1993 tahap I dan II, mengenai karakteristikfisik seperti umur, tinggi badan dan berat badan, serta data parameter fungsional sepertinilai kapasitas vital paru dan VO2 max atlet.Diperoleh hasil dari 30 cabang olahraga dengan jumlah 643 atlet, yaitu 389 atletpria dan 254 atlet wanita yaitu rata-rata nilai kapasitas vital paru tertinggi pada atlet priaadalah dalam cabang olahraga bola voli (± 4402 ml), sedangkan pada atlet wanita adalahcabang olahraga bola basket (± 3314 ml). Hasil pengujian hubungan nilai kapasitas vitalparu dengan umur dan VO2 max menunjukkan hubungan tidak bermakna, sedangkandengan berat badan dan tinggi badan menunjukkan hubungan yang bermakna dan cukupkuat pada sebagian besar cabang olahraga.Kesimpulan yang didapat dalam penelititan ini, bahwa nilai kapasitas vital parulebih dipengaruhi oleh karakteristik fisik seperti tinggi dan berat badan atlet daripada oleholahraga yang dilakukan atlet tersebut.ABSTRACTAn observation has been taken to find the lung vital capacity value in manybranch of sport, and also to find branch of sport that can make respiratory system andrespiratory muscle function better than before.

The data were taken from the report on athlete functional medical test result inPelatda Jawa Barat PON XII/1989 and PON XIII/1993 stage I and II, concerningphysical characteristic such as age, height, weight and functional parameter data such asvital lung capacity and athlete’s VO2 max.The highest average of vital lung capacity in 30 branch of sport with total athlete643, consist of 389 were male and 254 were female, on male athletes in volleyball(± 4402 ml), meanwhile for female athletes in basket ball (± 3314 ml). The examinationresulted that there was no significant relation among vital lung capacity, age and VO2

max. However, weight and height presented that they have significant relation on mostlybranch of sport.This research concluded that vital lung capacity value more reflected physicalcharacteristic such as height and weight of athlete than the sport had been done byathlete.DAFTAR ISIHalamanABSTRAK …………………………………………………………………. iABSTRACT …………………………………………………………………. iiDAFTAR ISI ................................................................................................. iiiBAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang .......................................................................... 11.2. Identifikasi Masalah ................................................................. 21.3. Tujuan ...................................................................................... 31.4. Kegunaan Penelitian ................................................................ 31.5. Kerangka Pemikiran ................................................................ 31.6. Hipotesa ................................................................................... 51.7. Metode Penelitian ................................................................... 61.8. Tempat dan Lama Penelitian .................................................. 6BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pernapasan ............................................................................... 72.1.1. Ventilasi paru................................................................. 72.1.1.1. Volume Paru..................................................... 82.1.1.2. Daya Kembang Paru (Compliance) …………. 82.1.2. Mekanisme Dasar Pengembangan danPengempisan Paru ....................................................... 82.1.3. Uji Fungsi Paru ……………………………………… 102.1.3.1. Volume Paru ……………………………….. 102.1.3.2. Kapasitas Paru ……………………………… 10

2.1.3.3. Makna dari Volume dan Kapasitas Paru ……. 112.2. Fisiologi Olahraga ………………………………………….. 122.2.1. Faal Paru dalam Olahraga .......................................... 152.2.2. Daya Tahan Jantung dan PembuluhDarah .......................................................................... 17BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN3.1. Subjek Penelitian ................................................................... 183.2. Metode Penelitian .................................................................. 183.3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 183.4. Analisis Data .......................................................................... 19BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian …………………………………………….. 204.1.1. Penelitian pada Atlet Pria …………………………… 204.1.2. Penelitian pada Atlet Wanita ..................................... 224.1.3 Hubungan Nilai Kapasitas Vital Paru denganKarakteristik Fisik dan VO2 max ............................... 244.2. Pembahasan ........................................................................... 254.2.1 Atlet Pria ................................................................... 254.2.2. Atlet Wanita ............................................................... 274.2.3. Hubungan Nilai Kapasitas Vital Paru denganKarakteristik Fisik dan VO2 max ............................... 28BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan ........................................................................... 315.2. Saran ....................................................................................... 31DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 32BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPada masa sekarang ini, perkembangan penyakit di Indonesia telah berubah daripenyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif dan penyakit kronik, seperti penyakitjantung koroner, diabetes mellitus, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sepertiasma, bronkhitis kronik dan emfisema.Untuk rehabilitasi pasien dengan penyakit degeneratif dan penyakit paru kroniktersebut, telah banyak didirikan klub-klub kesehatan, seperti klub asma, klub jantungsehat, klub diabetes mellitus dan klub lainnya untuk preventif dan rehabilitasipenyakitnya, dan salah satu caranya yaitu dengan melakukan olahraga yang sesuaidengan penyakitnya. Olahraga bertujuan untuk memperbaiki potensi fisik, mengurangi

pemberian obat-obatan, memperbaiki emosi, mengurangi kekambuhan dan menurunkanresiko kematian sebelum waktunya (Harrison, 1994).Pada orang sehat, olahraga juga memegang peranana yang cukup penting untukmeningkatkan kualitas hidup seseorang. Olahraga untuk orang normal dapatmeningkatkan kesegaran dan ketahanan fisik yang optimal. Pada saat berolahraga terjadikerjasama berbagai otot tubuh yang ditandai dengan perubahan kekuatan otot, kelenturanotot, kecepatan reaksi, ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan (endurance)sistim kardiorespirasi (Russel, 1998).Peningkatan daya tahan kardiorespirasi dapat terlihat dengan mengukur VO2

max(ambilan oksigen maksimal), selain itu peningkatan daya tahan kardiorespirasi dapat2terlihat dengan mengukur nilai kapasitas vital paru yang lebih mudah dan lebih praktisdaripada mengukur VO2 max. Peningkatan fungsi paru dapat dilihat juga denganpengukuran kapasitas difusi paru. Pada penelitian Budhy Adriskanda, dkk tahun 1997,diketahui bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara kapasitas difusi dan kapasitasvital paru.Nilai kapasitas vital pria dewasa lebih tinggi 20-25% daripada wanita dewasa. Halini antara lain disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot pria dan wanita. Nilai kapasitasvital paru juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik fisik, seperti umur, tinggi badan danberat badan (Yunus, 1997; Guyton & Hall, 1996). Atlet cabang olahraga yang banyakmenggunakan otot tubuh bagian atas, nilai kapasitas vital parunya juga lebih tinggidaripada atlet cabang olahraga yang banyak menggunakan otot tubuh bagian bawah.Penelitian yang akan menggunakan data sekunder atlet ini diharapkan dapatmemberikan masukan mengenai cabang olah raga mana yang diperkirakan dapatdilakukan oleh orang sehat atua pasien PPOK untuk meningkatkan nilai kapasitas vitalparu. Penelitan ini juga berguna untuk melihat hubungan antara nilai kapasitas vital paru

dengan umur, tinggi badan, berat badan dan VO2 max.1.2. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti pada skripsi ini dibatasi:1. Cabang olahraga apa yang dapat memiliki nilai kapasitas vital paling besar pada atletpria maupun wanita?2. Sejauh mana hubungan antara nilai kapasitas vital dengan karakteristik fisik yangmencerminkan anatomi tubuh dan VO2 max yang mencerminkan efektifitas latihan?31.3. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cabang olahragaterhadap nilai kapasitas vital paru atlet pria dan wanita, akibat latihan dan karakteristikfisik atlet.1.4. Kegunaan PenelitianPenelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendapatkan data mengenai nilaikapasitas paru pada setiap cabang olahraga agar mampu memberikan masukan terhadaprehabilitasi penderita penyakit paru, terutama PPOK.Pengetahuan mengenai besarnya nilai kapasitas paru pada atlet diharapkan dapatjuga dipergunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan fisik optimal untuk berprestasi.1.5. Kerangka PemikiranBila seseorang melakukan olahraga yang teratur sehingga menjadi terlatih, makaakan terjadi peningkatan efisiensi pernapasan baik ventilasi, difusi maupun perfusi.Volume paru sejak masa anak-anak terus meningkat sesuai dengan bertambahnya usiadan perkembangan tubuh anak (Guyton & Hall, 1996). Volume paru ini mencapai nilaimaksimal pada usia antara 19-21 tahun. Sesudah usia ini, volume paru mulai menurunsampai akhir kehidupan seseorang. Pada orang yang terlatih, penurunan fungsi paru lebihkecil dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih (Yunus, 1997).Pada sistem respirasi terjadi beberapa perubahan akibat latihan, yaitu peningkatanefisiensi ventilasi, yaitu jumlah udara yang ikut berventilasi dan berbagai nilai volume

paru lebih besar pada orang yang terlatih (Yunus, 1997).4Menurut penelitian Budhy Adriskanda, dkk tahun 1997, nilai kapasitas vital paruorang Indonesia tidak terlatih adalah ± 3,6 liter, sedangkan orang Indonesia terlatihadalah ± 4,2 liter. Pengaruh olahraga adalah melatih otot pernapasan, meningkatkankekuatan dan efisiensi otot (Cooper, 1977).Olahraga yang tepat pada rehabilitasi penyakit paru juga akan meningkatkanfungsi paru kembali, terutama olahraga yang menggunakan dan melatih otot pernapasandan otot dada seperti M. Intercostalis, M. Scaleni, M. Latissimus dorsi, dll. Denganpeningkatan kekuatan otot pernapasan, akan terjadi peningkatan kapasitas dan volumeparu (Patton, 1989).Berdasarkan konsumsi oksigen, olahraga dibagi menjadi:1. Anaerobik, yaitu latihan yang menuntuk banyak oksigen tetapi selesai terlampaucepat sehingga tidak menghasilkan pengaruh latihan yang jelas, misalnya lari sprint,bersepeda cepat dan renang.2. Aerobik, yaitu latihan yang menuntut oksigen cukup banyak serta berlangsung cukuplama untuk menghasilkan pengaruh latihan yang jelas, misalnya lari jarak jauh,renang, dan tenis (Cooper, 1977).Berdasarkan tipe dan intensitas performance latihan, olah raga dibagi menjadi 2bagian dasar, yaitu:1. Olah raga dinamik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan pada panjang ototdan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis.2. Olah raga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan kontraksi isometrik (Mitchelldkk, 1994).5Dari semua jenis olah raga di atas, jenis aerobik merupakan olah raga yang palingbanyak membutuhkan udara dalam waktu yang konstan, dan menyebabkan peningkatankapasitas paru yang lebih besar pula.Penelitian pada atlet-atlet Inggris memberikan keterangan tentang VO2 max, yaitu

pada atlet pria VO2 max paling besar yaitu pada cabang olah raga maraton (81,3 ± 6,2ml/kg/menit), sedangkan pada atlet wanita yaitu cabang olah raga lari 1500 – 3000 meter(66,4 ± 4,8 ml/kg/menit). Peningkatan kapasitas paru terjadi hampir pada semua cabangolah raga aerobik. Pada penelitian Yamakama dan Ishiko tahun 1966, terlihat hubunganpositif antara mendayung dengan nilai kapasitas vital atlet (Reilly, 1990).1.6. Hipotesa1. Pada atlet pria maupun wanita jenis olah raga yang paling tinggi nilai kapasitas vitalparunya adalah olah raga dinamik yang paling banyak menggunakan otot dada danotot lengan.2. Terdapat hubungan yang erat antara nilai kapasitas vital paru dengan umu, tinggibadan, berat badan dan VO2 max.1.7. Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan secara retrospektif pada data Laporan Hasil Tes MedisFungsional Atlet Pelatda Jawa Barat PON ke XII/1989 serta PON XIII/1993 tahap I danII.6Data dianalisis secara statistik. Pengujian hipotesa penelitian dilakukan melaluiuji deskriptif dan korelasi dengan menggunakan komputer. Program yang dipergunakanadalah SPSS dan Lotus 123.1.8. Tempat dan Lama PenelitianPengumpulan data dilakukan di bagian Ilmu Faal Fakultas KedokteranUniversitas Padjadjaran Jatinangor dari bulan April sampai bulan Mei 1998.7BAB IITINJAUAN PUSTAKA1.9. PernapasanFungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer(West, 1974). Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagijaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksidaterus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, tapi pernapasan

harus tetap dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon dioksida tersebut (Guyton& Hall, 1996).Untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernapasan dapat dibagi menjadi empatmekanisme dasar, yaitu:1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan atmosfir2. Diffusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan darisel4. Pengaturan ventilasi (Guyton & Hall, 1996)2.1.1. Ventilasi ParuVentilasi merupakan suatu proses pemindahan udara inspirasi ke dalam alveolar(Astrand, 1970). Ventilasi paru tersebut dipengaruhi oleh:3. Volume paru4. Resistensi terhadap aliran yang terjadi di dalam saluran nafas85. Sifat elasitik atau daya kembang paru dan dinding dada (Sodeman, 1995)Pada saat beraktivitas, ventilasi meningkat pula sesuai dengan beratnya aktivitastersebut (Astrand, 1970).2.1.1.1. Ventilasi ParuVolume paru normal sangat dipengaruhi oleh ukuran sistem pernapasan dan usia.Volume paru pria juga lebih besar daripada wanita. Pada saat gerak badan, ambilanoksigen dapat mencapai 4 – 6 liter per menit dan volume udara inspirasi per menit dapatmeningkat sampai dua puluh kali lipat. Keadaan ini dicapai dengan peningkatan volumetidal dan frekwensi pernapasan (Horisson, 1997).2.1.1.2. Daya Kembang paru-paru (Compliance)Compliance atau daya kembang paru adalah perubahan volume per liter yangdisebabkan oleh tiap perubahan satu unit cmHg (Astrand, 1970). Daya kembang parujuga tergantung pada ukuran paru. Jadi daya kembang bayi lebih kecil daripada orangdewasa, dan daya kembang orang yang berbadan kecil juga berbeda dengan dayakembang orang yang berbadan besar (Guyton & Hall, 1996).2.1.2 Mekanisme Dasar Pengembangan dan Pengempisan Paru

Paru-paru, baik pada saat ekspirasi maupun inspirasi, dapat dikembangkan dandikonstraksikan dengan dua cara, yaitu dengan gerakan turun dan naik dari diafragmauntuk memperbesar atau memperkecil diafragma dan depresi dan elevasi costa untuk9meningkatkan dan menurunkan diameter anteroposterior dari rongga dada (Guyton &Hall, 1996; Astrand, 1970).Pada pernapasan normal dan tenang biasanya hanya memakai gerakan daridiafragma. Selama inspirasi, kontraksi dari diafragma akan menarik permukaan bawahparu ke bawah. Kemudian selama ekspirasi, diafragma akan berelaksasi dan sifat elastisdaya lenting paru, dinding dada dan perut akan menekan paru-paru. Selama bernapashebat, bagaimanapun tenaga elastik tidak cukup untuk menyebabkan ekspirasi cepat yangdiperlukan, sehingga perlu kontraksi otot perut, yang mendorong isi perut ke atasmendorong dasar dari diafragma (Guyton & Hall, 1996; Patton, 1989)Mekanisme kedua untuk mengembangkan paru adalah dengan mengangkatrangka iga. Pengembangan paru ini karena pada posisi istirahat, iga miring ke bawah kearah kolumna spinalis. Tetapi bila rangka iga dielevasikan, tulang iga dan sternum secaralangsung maju menjauhi spinal, membentuk jarak anteroposterior dada ± 20% lebih besarselama inspirasi maksimal daripada ekspirasi. Oleh karena itu otot-otot yangmeninggikan iga dapat diklasifikasikan sebagai otot inspirasi dan otot yang menurunkaniga sebagai otot ekspirasi. Otot yang paling penting untuk mengangkat iga adalah M.Intercostalis eksterna (Guyton & Hall, 1996).2.1.3 Mekanisme Dasar Pengembangan dan Pengempisan ParuUji fungsi paru terbagi atas dua kategori, yaitu uji yang berhubungan denganventilasi paru dan dinding dada, serta uji yang berhubungan dengan pertukaran gas. Ujifungsi ventilasi termasuk pengukuran volume paru-paru dalam keadaan statis ataudinamis. Uji fungsi paru ini dapat memberikan informasi yang berharga mengenai10keadaan paru, walaupun tidak ada uji fungsi paru yang dapat mengukur semua

kemungkinan yang ada. Metode sederhana untuk meneliti ventilasi paru adalah merekamvolume pergerakan udara yang masuk dan keluar dari paru, dengan proses yangdinamakan spirometri, dengan menggunakan spirometer. Dari spirometri didapatkan duaistilah yaitu volume dan kapasitas paru (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).2.1.3.1. Volume ParuBerdasarkan gambar di atas, volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kalipernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelahvolume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkandengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya± 1100 ml.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelahekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).2.1.3.2. Kapasitas ParuKapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagimenjadi empat bagian, yaitu:1. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi.Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang11mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlahmaksimum.2. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volumeresidu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam parupada akhir eskpirasi normal.3. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volumecadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimalyang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara

maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.4. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin denganinspirasi paksa (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil daripadapria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yangbertubuh kecil dan astenis (Guyton & Hall, 1996).2.1.3.3. Makna dari Volume dan Kapasitas ParuPada orang normal volume udara dalam paru bergantung pada bentuk dan ukurantubuh. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru, biasanya menurunbila berbaring, dan meningkat bila berdiri. Perubahan pada posisi ini disebabkan oleh duafactor, yaitu kecenderungan isi abdomen menekan ke atas melawan diafragma pada posisiberbaring dan peningkatan volume darah paru pada posisi berbaring, yang berhubungan12dengan pengecilan ruang yang tersedia untuk udara dalam paru (Guyton & Hall, 1996;Astrand, 1970).Faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh,posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan dan pengembanganparu dan rangka dada (Compliance paru).Penurunan kapasitas paru dapat disebabkan oleh kelumpuhan otot pernapasan,misalnya pada penyakit poliomyelitis atau cedera saraf spinal, berkurangnya complianceparu, misalnya pada penderita asma kronik, tuberkulosa, bronchitis kronik, kanker parudan pleuritis fibrosa dan pada penderita penyakit bendungan paru, misalnya pada payahjantung kiri (Guyton, 1994).1.10. Fisiologi OlahragaIlmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagianbagiannyapada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan (Applied Science)merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Definisi ilmu kedokteran olahraga

menurut A. Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu kedokteran pada olahraga danaktivitas fisik umumnya, agar didapat keuntungan segi preventif dan kemungkinanterapoetis dari berolahraga untuk mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiapkeadaan yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik”(Karhiwikarta, 1978).Fisiologi olahraga sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untukmempelajari efek latihan terhadap tubuh, mempelajari bagaimana efisiensi tubuh manusiadapat diperbaiki dengan latihan, mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai13perbedaan parameter fisik dan fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes yangcocok untuk mengukur keadaan kesegaran jasmani (Giam, 1993).Berdasarkan tipe dan intensitas performance latihan, olahraga dapat dibagimenjadi 2 bagian besar, yaitu:1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada panjang ototdan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahanpada kekuatan intramuskular.2. Olahraga static, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatanintramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan panjang ototdan pergerakan sendi (Mitchell dkk, 1994).Olahraga dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatankebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga static hanya menyebabkan sedikit peningkatandalam kebutuhan oksigen.14Tabel 2.1. Klasifikasi olahraga berdasarkan komponen stati dan dinamik selamapertandingan (Mitchell dkk, 1994)DINAMIKRENDAHDINAMIKSEDANGDINAMIKTINGGISTATIKRENDAHBiliar

BowlingGolfBaseballSoftballTenis mejaVolleyballBadmintonSki cross-countryLomba jalancepatLari jarak jauhSepak bolaSquashTenis (single)STATIKSEDANGDivingBalap motorLari (sprint)SurfingBasketballLari jarahmenengahRenangSTATIK TINGGI SenamKarata/judoLayarMendaki gunungSki airAngkat beratBinaragaGulatTinjuBalap sepedaDayung152.2.1. Faal Paru dalam OlahragaFaal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik. Gangguan faalparu dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. Sebaliknya, latihan fisik yang teraturatau olahraga dapat meningkatkan faal paru (Yunus, 1997)Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darahuntuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil

oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh,dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain:1. Keturunan/genetikDari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max ditentukan oleh faktor genetik. Halini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang optimal.2. UsiaDaya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknyapada usia 20 – 30 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 19 – 21 tahun. Sesudahusia ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penurunan ini terjadi karena paru,jantung dan pembuluh darah mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapatdikurangi dengan melakukan olahraga aerobik secara teratur.3. Jenis kelaminSampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan laki-lakitidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15 – 25%dari pria. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan kekuatan ototmaksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlahhemoglobin dan kapasitas paru.164. Aktivitas fisikDaya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 – 27% bila seseorang beristirahat ditempat tidur selama 3 minggu. Jenis latihan juga mempengaruhi. Orang yangmelakukan olahraga lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya meningkat lebihtinggi dibandingkan orang yang berolahraga senam atau anggar (Yunus, 1997).Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot,terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat.Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relative sama besar, tetapi orangyang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yangdiperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlahoksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya (Yunus, 1997).Pada orang yang dilatih selam beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan

pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yangseimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisikakan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dankapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Factor yang paling penting dalamperbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupanuntuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir diparu lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per unti waktu juga akanmeningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadapoksigen (Yunus, 1997).Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutamadisebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini17menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced expiratory volume, sertameningkatkan volume residual paru (Wilmore & Costill, 1994).2.2.2. Daya Tahan Jantung dan Pembuluh DarahPada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan nutrisi yang adekuat.Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi diperlukan aliran darah yang cukup.Sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan pengambilan oksigen olehtubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru dan curah jantung sertapeningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh jaringan (Guyton, 1994).Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumalh maksimal O2 yang dapatdihantarkan dari paru-paru ke otot. Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebutVO2 max atau kapasitas aerobic yang digunakan sebagai parameter untuk menentukankebugaran jasmani (Astrand, 1970).VO2 max erat hubungannya dengan sistem transportasi oksigen. Kenaikan VO2

max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta bertambahnya densitas kapiler ototrangka yang cenderung meningkatkan ekstraksi oksigen dari darah oleh otot rangka

(Adirkanda dkk, 1997).Dari penelitian Budhy Adriskanda, Faisal Yunus dan Budiman Setiawan tahun1997, diketahui bahwa nilai VO2 max pada pria Indonesia dengan menggunakan alatergonometer sepeda dengan teknik pengukuran Astrand sebesar 39,4 ml/KgBB/menint,sedangkan pada pria Indonesia yang terlatih sebesar 50,8 ml?KgBB/menit. VO2 maxtertinggi dijumpai pada atlet-atlet yang berkompetisi dan berlatih dengan latihan-latihanendurans (Adriskanda dkk, 1997).18BAB IIISUBYEK DAN METODE PENELITIAN1.11. Subyek PenelitianData penelitian ini diambil dari Laporan Hasil Tes Medis Fungsional AtletPelatda Jawa Barat PON XII/1989 serta PON XIII/1993 tahap I dan II. Sampel yangdipakai diambil dari 30 cabang olahraga.1.12. Metode PenelitianMetode penelitian ini adalah survey terhadap data sekunder keadaan kesehatanatlet dari Jawa Barat yang akan bertanding pada PON XII dan XIII dengan cararetrospektif. Semua data kesehatan atlet cabang olahraga yang bersangkutan dicatat,dikumpulkan, ditinjau serta dianalisa.Data yang diambil adalah cabang olahraga, jenis kelamin, umur, tinggi badan,berat badan, kapasitas vital dan VO2 max atlet tersebut.1.13. Tempat dan Waktu PenelitianPengumpulan data dilakukan di bagian Ilmu Faal Fakultas KedokteranUniversitas Padjadjaran dari bulan April sampai bulan Mei 1998.191.14. Analisis DataData dianalisis secara statistic. Pengujian hipotesa penelitian dilakukan melalui ujideskriptif dan korelasi dengan menggunakan computer. Program yang dipergunakanadalah Lotus 123 dan SPSS.Dilakukan analisis dari variabel yang diketahui untuk mengetahui hubunganantara variabel. Korelasi antara kedua variable dinyatakan sebagai berikut:Bila koefisien korelasi 0 – 0,25 berarti tidak ada korelasi0,25 – 0,50 berarti korelasi remah0,50 – 0,75 berarti korelasi cukup0,75 – 1 berarti korelasi kuat

(Tjokronegoro & Sudarsono, 1986).20BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANDari hasil data sekunder Laporan Hasil Tes Medis Fungsional Atlet Pelatda JawaBarat PON XII/1989 serta PON XIII/1993 tahat I dan II, diambil sample sebanyak 643atlet, dengan perincian 389 atlet pria dan 254 atlet wanita dari 30 cabang olahraga.1.15. Hasil Penelitian4.1.1. Penelitian pada Atlet PriaDari 389 atlet pria yang mengikuti pemeriksaan kesehatan didapatkan data yangdapat dilihat pada table 4.1.Dari table tersebut cabang olahraga dengan nilai kapasitas vital paru terbesaradalah cabang bola voli, dan nilai kapasitas vital paru yang bedanya bermakna secarastatistic dengan cabang bola voli adalah cabang atletik, angkat besi & binaraga, judo,kempo, layar, menembak, panahan, senam, tenis lapangan dan tenis meja.Cabang olahraga yang perbedaan nilai kapasitas vital parunya tidak bermaknasecara statistic dengan cabang bola voli adalah cabang anggar, badminton, balap sepeda,basket, bowling, dayung, hoki, karate, renang, sepak bola, sepak takraw, silat, ski air, softball, taekwondo, terbang laying, terjun payung dan tinju.21Tabel 4.1. Karakteristik Fisik dan Nilai Kapasitas Vital Paru pada Kelompok PenelitianPriaNo CabangOlahragan Rata-rataUmur(Tahun)Rata-rataTinggiBadan(cm)Rata-rataBeratBadan(Kg)Rata-rataKapasitas

Vital (ml)Rata-rataVO2 max(ml/KgBB/menit)1. Atletik 20 23 ef 170 efg 63 cdef 3662 abcd 50 fghijk2. Anggar 13 30 fgh 167 cdefg 58 abcd 3991 bcdef 47 cdefghij3. Angkat Besi& Binaraga24 24 ef 164 abcd 70 gh 3602 abcd 41 bcde4. Badminton 6 21 bcde 168 abcdefg 62 bcdefgh 3650 abcdefg 59 kl5. Balap Sepeda 13 19 abcd 165 abcde 57 abcd 4028 bcdefg 61 l6. Bola Basket 21 22 de 176 hi 68 efgh 4179 efg 52 hijk7. Bola Voli 12 22 cde 180 i 70 fgh 4402 g 49 efghijk8. Bowling 4 42 j 163 abcdef 67 bcdefgh 3622 abcdefg 23 a9. Dayung 18 22 cde 170 fg 63 cdef 4254 efg 56 kl10. Gulat 22 26 fgh 168 defg 72 h 3881 bcdefg 44 bcdeg11. Hoki 13 21 ef 164 abcd 57 abcd 3801 abcdefg 54 b12. Judo 9 24 ef 168 cdefg 67 defgh 4038 bcdefd 45bcdefghij13. Karate 21 26 fg 168 defg 68 efgh 3993 bcdefg 47 defghij14. Kempo 12 23 ef 166 abcdef 58 abcd 3677 abcde 45 bcdefghj15. Layar 14 21 bcde 161 ab 55 ab 3301 ac 44 bcdefgj16. Menembak 15 33 i 163 abc 60 abcd 3500 abcd 38 abce17. Panahan 11 29 gh 163 abcd 54 ab 3405 abc 44bcdefghij18. Renang 10 16 a 168 cdefg 64 bcdefgh 4326 efg 53 jkl19. Senam 11 18 ab 161 a 56 abc 3720 abcdef 42 bcdefg20. Sepak Bola 21 21 bcde 168 defg 62 bcdef 4281 fg 53 ijkl21. SepakTakraw3 24 bcdefgh 164 abcdefg 56 abcdef 4193 abcdefg 54 efghijkl22. Silat 9 24 ef 167 bcdefg 63 abcdefgh 3948 cdefg 47 efghijk23. Ski Air 8 24 def 167 abcdefg 62 abcdefg 3722 abcdefg 36 abe24. Softball 28 23 ef 167 def 61 bcde 3989 defg 44 bcdefg25. Taekwondo 11 20 abcd 172 gh 66 defgh 3961 bcdefg 52 ghijkl26. TenisLapangan4 18 abc 162 abcdef 53 abcd 3420 abcdef 52 defghijkl27. Tenis Meja 13 22 def 162 abc 53 a 3264 a 51 ghijk28. TerbangLayang3 25 cdefgh 170 cdefgh 66 abcdefgh 4220 bcdefg 35 ab29. TerjunPayung10 29 h 165 abcdef 62 abcdefg 3847 abcdefg 37 abe30. Tinju 10 23 def 167 abcdefg 61 abcdef 4006 bcdefg 49 defghijkKeterangan :Huruf yang sama pada satu lajur menunjukkan perbedaan tidak nyata dengan ujijarak berganda Duncan dengan P<0,05.22

4.1.2. Penelitian pada Atlet WanitaDari 254 atlet wanita yang mengikuti pemeriksaan kesehatan didapatkan datayang dapat dilihat pada table 4.2.Dari Tabel tersebut cabang olahraga dengan nilai kapasitas vital paru terbesaradalah cabang bola basket, dan nilai kapasitas vital paru yang perbedaannya bermaknasecara statistik dengan cabang bola basket adalah cabang atletik, anggar, angkat besi &binaraga, badminton, balap sepeda, bowling, hoki, judo, kempo, menembak, panahan,senam, taekwondo, tenis lapangan dan tenis meja.Cabang olarraga dengan perbedaan nilai kapasitas vital paru tidak bermaksasecara statistik dengan bola basket adalah cabang bola voli, dayung, karate, renang, silat,softball dan terjun payung.23Tabel 4.2. Karakteristik Fisik dan Nilai Kapasitas Vital Paru pada Kelompok PenelitianWanitaNo CabangOlahragan Rata-rataUmur(Tahun)Rata-rataTinggiBadan(cm)Rata-rataBeratBadan(Kg)Rata-rataKapasitasVital (ml)Rata-rataVO2 max(ml/KgBB/menit)1. Atletik 17 23 ef 158 cdf 53 bc 2599 cd 45 bcdef2. Anggar 9 24 f 156 bcdf 50 b 2878 defg 49 ef3. Angkat Besi& Binaraga18 20 cde 154 bc 60 de 2751 cdf 37 ab4. Badminton 5 20 bcdef 156 bcdef 55 bcd 2644 bcdef 54 f5. Balap Sepeda 5 17 abcd 156 bcdef 49 b 2780 cdefg 50 cdef6. Bola Basket 18 21 cdef 162 ef 54 bc 3314 h 50 def7. Bola Voli 18 21 cdef 167 g 61 e 3223 gh 47 cdef

8. Bowling 5 45 h 154 bcd 69 f 1888 a 53 abc9. Dayung 9 21 cdef 163 f 65 ef 3146 fgh 48 abcdef10. Hoki 28 23 f 155 bc 51 b 2653 cd 48 def11. Judo 9 23 ef 157 bcdf 59 cde 2842 defg 35 a12. Karate 11 22 def 157 bcd 55 bcde 2937 defgh 45 abcdef13. Kempo 11 23 ef 153 b 52 b 2745 cdef 38 abce14. Menembak 7 32 g 156 bcdf 52 bcd 2539 bcd 39 abcde15. Panahan 6 24 f 157 bcdef 53 bcde 2525 bcd 46 abcdef16. Renang 8 14 ab 157 bcdf 50 b 3135 fgh 52 f17. Senam 9 13 a 146 a 37 a 2133 a 62 f18. Silat 5 21 cdef 155 bcdf 51 bc 2800 defgh 48 abcdef19. Softball 27 22 ef 160 def 54 bc 3091 efgh 48 def20. Taekwondo 8 18 bc 154 bcdef 48 b 2882 cdefg 38 abcde21. TenisLapangan6 17 abc 156 bcdf 47 b 2455 acd 44 abcdef22. Tenis Meja 9 24 ef 155 bc 48 b 2334 ac 50 ef23. TerjunPayung6 21 cdef 158 bcdef 54 bcde 3030 defgh 38 abcdeKeterangan :Huruf yang sama pada satu lajur menunjukkan perbedaan tidak nyata dengan ujijarak berganda Duncan.244.1.2. Hubungan Nilai Kapasitas Vital Paru dengan karakteristik fisik dan VO2

maxTabel 4.3. Hubungan Nilai Kapasitas Vital Paru dengan karakteristik fisik dan VO2 maxKoefisien Korelasi dengan Nilai Kapasitas No Vital ParuUmur Tinggi Badan Berat Badan VO2 max1. Pria 0,0385 0,5493 ** 0,5073 ** - 0,02932. Wanita - 0,0655 0,6325 ** 0,3757 ** 0,0145Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa pada atlet pria:Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan umur tidak bermakna (koefisienkorelasi = 0,0385)Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan tinggi badan bermakna (koefisienkorelasi = 0,5493 dengan P<0,01)Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan berat badan barmakna (koefisienkorelasi = 0,5073 dengan P<0,01)Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan VO2 max tidak bermakna(koefisien korelasi = - 0,0293)Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa pada atlet wanita:

Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan umur tidak bermakna (koefisienkorelasi = - 0,0655)Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan tinggi badan bermakna (koefisienkorelasi = 0,6325 dengan P<0,01)25Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan berat badan barmakna (koefisienkorelasi = 0,3757 dengan P<0,01)Hubungan antara nilai kapasitas vital paru dengan VO2 max tidak bermakna(koefisien korelasi = 0,0145)1.16. Pembahasan4.2.1. Atlet PriaBerdasarkan penelitian Budhy Adriskanda, Fasial Yunus dan Budiman Setiawantahun 1997 diketahui bahwa nilai kapasitas vital paru orang yang terlatih adalah ± 4,2liter. Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa atlit dengan nilai kapasitas vital paru lebih atausama dengan 4,2 liter adalah pada cabang olahraga bola voli, renang, dayung, sepak boladan terbang layang. Berdasarkan penelitian Tim Pneumobile Project Indonesia tahun1992 terhadap pria tidak terlatih, diketahui bahwa nilai kapasitas vital paru atlet dariTabel 4.1. sebagian besar berada diatas standar pria tidak terlatih.Pada atlet pria nilai kapasitas vital paru paling besar terdapat pada cabangolahraga bola voli dengan rata-rata nilai kapasitas vital paru ± 4402 ml. Hal inidipengaruhi oleh rata-rata tinggi badan atlet yang mencapai ± 180 cm dengan rata-rataberat badan ± 70 kg. Olahraga bola voli juga merupakan cabang olahraga yang banyakmenggunakan otot lengan dan merupakan olahraga dinamik sedang-statik rendah(Mitchell dkk, 1984). Atlet pada olahraga bola voli harus mempunyai stamina yang tinggikarena waktu permainan yang panjang. Atlet bola voli juga harus mempunyai kecepatanyang tinggi dan banyak menggunakan otot tangan untuk menahan, memukul bola dangerakan lainnya. Berdasarkan penelitian Nakamura, Mutoh dan Miyashita tahun 1986,26

terhadap atlet Jepang diketahui bahwa atlet cabang bola voli mempunyai kekuatan ototyang cukup tinggi dibandingkan dengan atlet cabang olahraga lain pada usia yang sama(Reilly, 1990).Cabang olahraga yang perbedaan nilai kapasitas vital parunya tidak bermaknasecara statistik dengan bola voli sebagian besar merupakan olahraga jenis dinamik sedangdan tinggi. Sedangkan cabang olahraga yang perbedaan nilai kapasitas parunya bermaknasecara statistik dengan bola voli sebagian besar merupakan olahraga jenis statik tinggi.Cabang renang mencapai rata-rata nilai kapasitas vital paru ± 4326 ml denganrata-rata tinggi badan atletnya ± 168 cm dan rata-rata berat badan ± 64 kg. Tingginyanilai kapasitas vital paru atlet renang ini karena renang merupakan salah satu cabangolahraga yang menggerakkan seluruh otot tubuh termasuk juga otot pernapasan sepertiM. Sternocleidomastoideus dan M. Rectis abdominis (Reilly, 1990). Renang termasuk kedalam olahraga dinamik tinggi – statik sedang dengan perbedaan nilai kapasitas vital paruyang tidak bermakna dengan bola voli.Cabang dayung mencapai rata-rata nilai kapasitas vital paru ± 4254 ml denganrata-rata tinggi badan ± 170 ml dan rata-rata berat badan ± 63 kg. Nilai kapasitas vitalparu atlet dayung dipengaruhi oleh gerakan tangan membuka rongga dada denganmenggunakan otot dada dan otot lengan. Gerakan tersebut menyebabkan pelebaranrongga dada sehingga paru-paru mengembang lebih maksimal. Menurut penelitianYamakama dan Ishiko tahun 1966 diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara penampilan atlet dayung dengan kekuatan otot genggaman tangan, lengan,punggung dan kaki. Penelitian tersebut juga menunjukkan hubungan yang positif antarapenampilan dayung dengan nilai kapasitas vital paru atletnya. Sedangkan penelititan27

Secher tahun 1983 menunjukkan bahwa nilai kapasitas vital atlet dayung ada yangmencapai 6,8 liter (Reilly, 1990). Dayung termasuk olahraga dinamik tinggi-statik tinggidan nilai kapasitas vital parunya tidak berbeda secara statistik dengan bola voli.Cabang olahraga yang mencapai nilai kapasitas vital paru diatas 4200 ml, yaitucabang bola voli, renang, dayung dan terbang layang adalah olahraga yang banyakmelibatkan otot tangan dan dada.4.2.2. Atlet WanitaPada atlet wanita nilai rata-rata kapasitas vital paru yang paling tinggi terdapatpada cabang olahraga basket, yaitu 3314 ml dengan rata-rata tinggi badan 162 cm danrata-rata berat badan 54 kg. Tingginya nilai kapasitas vital disebabkan oleh tinggi badanatlet tersebut. Pada basket, sebagian besar gerakkannya adalah lari, dan sangatmemerlukan otot lengan yang kuat untuk membawa bola (Reilly, 1990). Basketmerupakan cabang olahraga dinamik tinggi-statik sedang.Cabang olahraga yang perbedaan nilai kapasitas vital parunya tidak bermaknasecara statistik dengan bola basket sebagian besar merupakan olahraga jenis dinamiksedang dan tinggi. Sedangkan cabang olahraga yang perbedaan nilai kapasitas parunyabermakna secara statistik dengan bola basket sebagian besar merupakan olahraga jenisstatik tinggi.Dayung merupakan nilai rata-rata kapasitas vital paru ± 3146 ml dengan rata-ratatinggi badan ± 163 cm dan rata-rata berat badan ± 65 kg. Tingginya nilai kapasitas vitalatlet tersebut disebabkan oleh tinggi badan atlet dan grakan olahraga dayung yang28menarik tangan kebelakang dan membuka rongga dada lebih besar. Dayung termasukolahraga dinamik tingg-statik tinggi.Renang merupakan cabang olahraga dengan rata-rata nilai kapasitas paru ± 3135ml, dengan rata-rata tinggi badan ± 157 cm dan rata-rata berat badan ± 50 kg. Tingginya

nilai kapasitas vital paru atlet renang lebih disebabkan oleh latihan otot pernapasan yangdilakukan atlet tersebut. Renang merupakan olahraga dinamik tinggi-statik rendah.Rata-rata nilai kapasitas vital paru paling rendah terdapat pada atlet wanita cabangolahraga bowling, yaitu 1888 ml dengan rata-rata tinggi badan 154 cm dan rata-rata beratbadan 69 kg. Rendahnya nilai kapasitas vital paru atlet tersebut disebabkan karena usiaatlet bowing yang mencapai 44,6 tahun, lagi pula bowling merupakan olahraga denganaktivitas fisik yang rendah walaupun banyak menggunakan otot tangan. Bowlingmerupakan cabang olahraga dinamik rendah-statik rendah.Sebagian besar atlet wanita dari tabel 4.2. mempunyai rata-rata nilai kapsaitasvital paru yang lebih besar daripada hasil penelitian Tim Pneumobile Project Indonesiaterhadap wanita tidak terlatih. Atlet dengan rata-rata nilai kapasitas vital paru diatas 3000ml terdapat pada cabang olahraga bola basket, bola voli, dayung, renang, softball danterjun payung. Olahraga tersebut merupakan olahraga yang banyak menggunakan ototlengan dan dada.4.2.3. Hubungan Nilai Kapasitas Vital Paru dengan karakteristik FisikDari hasil uji korelasi terhadap semua cabang olahraga diketahui bahwa terdapathubungan yang cukup kuat antara nilai kapasitas vital paru dengan tinggi badan dan beratbadan atlet baik pria ataupun wanita. Korelasi yang cukup kuta tersebut menunjukkan29bahwa nilai kapasitas vital atlet semakin tinggi bila atlet tersebut memiliki tinggi badandan berat badan yang besar. Nilai kapasitas vital paru pada dasarnya dipengaruhi olehbentuk anatomi tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan ototpernapasan serta pengembangan paru dan otot dada (Guyton, 1994).Koefisien korelasi nilai kapasitas vital paru dengan umur yang menunjukkan hasilyang positif menunjukkan bahwa nilai kapasitas vital paru semakin meningkat dengan

bertambahnya umur. Hal tersebut disebabkan oleh umur atlet pria yang terutama beradapada masa pertumbuhan. Sedangkan hasil yang negatif pada atlet wanita terutamadisebabkan karena pertumbuhan wanita yang sudah mulai melambat pada masa tersebut.Sampai masa pubertas, daya tahan kardiorespirasi anak perempuan dan anak laki-lakitidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai daya tahan kardiorespirasi pada wanitalebih rendah 15 – 25% dari pria (Yunus, 1997).Nilai VO2 max pada pria bernilai negatif, sedangkan pada wanita bernilai positif.Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh latihan yang telah dilakukan atlet tersebut. Bila daritabel 4.1. dihitung rata-rata nilai VO2 max atlet pria didapat hasil 46,83 ml/KgBB/menituntuk setiap atlet, sedangkan pada atlet wanita didapat hasil 46,2 ml/KgBB/menit,padahal seharusnya nilai VO2 max atlet wanita 15 – 25% lebih rendah daripada atlet pria.Hal tersebut menunjukkan intensitas latihan atlet wanita yang lebih tinggi daripada atletpria.Rendahnya nilai koefisien korelasi VO2 max juga menunjukkan bahwa nilaikapasitas vital paru atlet-atlet diatas terutama dipengaruhi oleh karakteristik fisikdaripada oleh olahraga yang dilakukan atlet tersebut.30Tidak bermaknanya korelasi antara nilai kapasitas vital paru dan VO2 maxmemperlihatkan bahwa tingginya nilai kapasitas vital paru pada seseorang tidak selaludisertai oleh tingginya nilai VO2 max, serta sebaliknya. Sehingga untuk menilai fungsiparu dan daya tahan kardiorespiratori pengukuran kapasitas vital paru atau VO2 max sajatidak dapat memberikan hasil yang tepat.Hal yang menyebabkan tidak bermaknanya hubungan antara nilai kapasitas vitalparu dengan VO2 max tampaknya karena data yang diambil sebagian besar berasal daripemeriksaan tahap I, dimana atlet baru saja masuk ke pelatnas dan belum menjalanilatihan yang intensif. Bila atlet diperiksa kembali setelah menjalan pelatihan yang

intensif, diharapkan terjadi peningkatan nilai kapsitas vital paru dan VO2 max atlettersebut.31BAB VKESIMPULAN DAN SARAN1.17. Kesimpulan1. Pada atlet pria nilai kapasitas vital paru yang tinggi terlihat pada cabang olahraga bolavoli, renang, dayung, sepak bola, terbang layang, sepak takraw, basket, judo, balapsepeda dan tinju. Cabang olahraga tersebut merupakan olahraga dinamik sedangsampai tinggi.Pada atlet wanita nilai kapasitas vital paru yang tinggi terdapat pada cabang olahragalayar, basket, volley ball, dayung, renang, softball dan terjun payung. Cabangolahraga tersebut merupakan olahraga dinamik sedang sampai tinggi.2. Tingginya nilai kapasitas vital paru tersebut terutama berhubungan erat dengankarakteristik fisik atlet, terutama tinggi badan dan berat badan atlet tersebut. Umurdan VO2 max atlet tidak menunjukkan hubungan dengan nilai kapasitas vital paru,kecuali pada cabang olahraga tertentu.1.18. SaranPerlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh gerakan yang dilakukan padaolahraga tertentu dengan karakteristik fisik atlet yang seragam, dalam meningkatkannilai kapasitas vital paru atlet agar dapat dijadikan rekomendasi dalam rehabilitasi fungsiparu penderita penyakit paru, terutama penyakit asma.32DAFTAR PUSTAKAAstrand. 1970. Text Book of Work Physiology. New York : McGraw-Hill.Hal : 187 – 216.Adriskanda, B. Yunus, F. Setiawan, B. 1997. Perbandingan nilai kapasitas Difusi paruantara orang yang terlatih dan tidak terlatih. Jurnal Respirologi Indonesia, 17, 76– 83.Bambang, D. Ikhsan, M. 1997. Terapi fisik pada rehabilitasi PPOK. Jurnal RespirologiIndonesia, 17, 106 – 112.

Bates. 1989. Respiratory Function of in Disease. New York : WB Saunders Company.Page : 1 – 49.Breunwald, E. 1994. Disorder of The Respiratory System. Dalam Harrison. 1994.Principles of Internal Medicine. Thirteenth Edition. New York : McGraw-Hill.Page : 1145 – 1147, 1202.Cooper, K. 1980. Aerobics. Jakarta : Gramedia. Hal : 12 – 44, 186 – 193.Giam, K. Teh, C. 1992. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : Binarupa Aksara. Hal : 1 –13, 34 -35.Guyton, Hall. 1996. Text Book of Medical Physiology. New York : W B SaundersCompany. Page 477 – 545.Guyton. 1994. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi ke-7. Jakarta : EGC.Hal. 149 – 166, 202 – 204.Karhiwikarta, W. 1978. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Lab Ilmu Faal FakultasKedokteran Umum Universitas Padjadjaran.Metzger, L.F. Altose, M.D. Fishman, A.P. 1980. Evaluation of Pulmonary Performancedalam Fishman A.P. Pulmonary Disease and Disorders. New York : McGraw-Hill. Page : 1754, 1757 – 1758.Mitchell, Haskell & Raven. 1994. Classification of sport. Medicine & Science in Sportand Exercise, Official Journal of The American Collage of Sport Medicine. NewYork : William & Wilkins.Patton, H. 1989. Textbook of Physiology. Philadelphia : WB Saunders Company. Page :992 – 998.33Reilly, T. Secher, N. Snell, P. Williams, C. 1990. Physiology of Sport. London : E&FNSpon. Page : 3 – 41, 217 – 286, 337 – 370, 427 – 464.Russel, R. 1989. Swimming for Life. London : Penguin Group. Page : 7 – 42, 50 – 53.Sodeman, 1995. Patofisiologi. Edisi ke-7. Jakarta : Hipokrates. Hal : 62 – 67.West. 1974. Respiratory Phyisiology. New York : Wilkins and Wilia. 13 – 22, 113 – 144.Wilmore, J. Costill, D. 1994. Physiology of Sport and Exercise. New York : HumanKinetics. 192 – 208, 217, 226 – 236.Yunus, F. 1997. Latihan dan pernapasan. Jurnal Respirologi Indonesia, 17, 68 – 69.Yunus, F. 1997. Faal Paru dan olahraga. Jurnal Respirologi Indonesia, 17, 100 – 105.

Rata-rata orang normal mampu menampung udara di dalam paru-parunya sebanyak 3,6 liter. Untuk seorang atlet profesional diperkirakan 6,5 liter, dan untuk atlet selam mencapai 8 liter.

http://kosmo.vivanews.com/news/read/10092-berapa_usia_paru_paru_anda_

Volume ParuBerdasarkan gambar di atas, volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:1. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kalipernapasan normal. Besarnya ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.2. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelahvolume tidal, dan biasanya mencapai ± 3000 ml.3. Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkandengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya± 1100 ml.4. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelahekspirasi kuat. Besarnya ± 1200 ml (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).2.1.3.2. Kapasitas ParuKapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru dan dibagimenjadi empat bagian, yaitu:1. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi.Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang11mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlahmaksimum.2. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volumeresidu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam parupada akhir eskpirasi normal.3. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volumecadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal

yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secaramaksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.4. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya ± 5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin denganinspirasi paksa (Guyton & Hall, 1996; Astrand, 1970).Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil daripadapria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yangbertubuh kecil dan astenis (Guyton & Hall, 1996).2.1.3.3. Makna dari Volume dan Kapasitas ParuPada orang normal volume udara dalam paru bergantung pada bentuk dan ukurantubuh. Posisi tubuh juga mempengaruhi volume dan kapasitas paru, biasanya menurunbila berbaring, dan meningkat bila berdiri. Perubahan pada posisi ini disebabkan oleh duafactor, yaitu kecenderungan isi abdomen menekan ke atas melawan diafragma pada posisiberbaring dan peningkatan volume darah paru pada posisi berbaring, yang berhubungan12dengan pengecilan ruang yang tersedia untuk udara dalam paru (Guyton & Hall, 1996;Astrand, 1970).Faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh,posisi selama pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan dan pengembanganparu dan rangka dada (Compliance paru).Penurunan kapasitas paru dapat disebabkan oleh kelumpuhan otot pernapasan,misalnya pada penyakit poliomyelitis atau cedera saraf spinal, berkurangnya complianceparu, misalnya pada penderita asma kronik, tuberkulosa, bronchitis kronik, kanker parudan pleuritis fibrosa dan pada penderita penyakit bendungan paru, misalnya pada payahjantung kiri (Guyton, 1994).

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/NILAI%20KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF

kapasitas paru-paru yang sehat pada lelaki dewasa bisa mencapai 4.500 mililiter (ml) sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Sementara itu, pada perempuan, kemampuannya sekitar 3 hingga 4 liter.

Seiring pertambahan umur, kapasitas paru-paru akan menurun. Kapasitas paru orang berumur 30 tahun ke atas rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada mereka yang berusia 50-an tentu kurang dari 3.000 ml. Tarikan napas orang normal adalah 16 hingga 20 kali per menit.

http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed%7C0%7C0%7C5%7C1696

Energi 5 Elemen: Rahasia Pernafasan untuk Kesehatan dan Umur Panjang

Manfaat Pernafasan Sehat untuk Kesehatan dan Umur Panjang

Oleh: Aleysius H. Gondosari

Pernafasan sehat telah lama dipelajari oleh umat manusia. Salah satu ilmu pernafasan kuno yang telah berumur ribuan tahun adalah teknik pernafasan Prana atau Pranayama yang biasanya

dilakukan bersama Yoga Asanas. Selain itu, orang-orang yang mempelajari ilmu silat, kung fu, dan Tai Chi juga mempelajari ilmu pernafasan. Secara kebetulan, saya mendapat beberapa buku

referensi Yoga Patanjali Sutra yang membahas mengenai pernafasan dari teman akrab saya, sehingga dapat menambah kelengkapan penelitian saya tentang manfaat pernafasan

berdasarkan analisa energi 5 Elemen.

Hubungan Umur dengan Frekuensi Pernafasan:

Praktisi Yoga yang biasa disebut dengan Yogi percaya bahwa umur manusia ditentukan oleh jumlah tarikan nafasnya. Oleh sebab itu, salah satu cara memperpanjang umur adalah dengan memperpanjang nafas. Hal ini didukung juga oleh hasil penelitian ilmiah dengan hasil sebagai

berikut:

Anjing mempunyai frekuensi bernafas 50 kali per menit. Usianya kira-kira 14 tahun. Kuda mempunyai frekuensi bernafas 35 kali per menit. Usianya kira-kira 29 - 30 tahun.

Gajah mempunyai frekuensi bernafas 20 kali per menit. Usianya bisa mencapai 100 tahun.

Kura-kura mempunyai frekuensi bernafas 5 kali per menit. Itulah sebabnya usia kura-kira bisa mencapai 400 tahun.

Ular bahkan lebih rendah lagi dengan frekuensi bernafas 2 - 3 kali per menit. Usia ular bisa mencapai 500 - 1.000 tahun. Luar biasa, Bukan?

Bila seorang pria sehat mempunyai frekuensi bernafas 14 - 16 kali per menit. Berapakah perkiraan umurnya? Silahkan hitung sendiri. Kalau perhitungan saya, seharusnya bisa

mencapai 150 tahun. Tetapi umumnya manusia meninggal di bawah usia 100 tahun. Apa sebabnya?

Analisa Energi 5 Elemen pada Pernafasan Manusia:

Hasil analisa menunjukkan bahwa pernafasan sehat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu frekuensi pernafasan, dan pola pernafasan. Mari kita bahas satu per satu.

Frekuensi Pernafasan:

Frekuensi bernafas manusia bisa berbeda antara 1 daerah dengan daerah lain. Orang Hunza yang hidup di pegunungan Kaukasus dikabarkan mempunyai usia rata-rata di atas 100 tahun.

Yogi, sebutan bagi praktisi Yoga, juga dikabarkan mempunyai usia yang panjang.

Orang Hunza:Dari analisa energi yang saya lakukan, orang Hunza mempunyai frekuensi bernafas antara 4 - 6 kali per menit. Hal ini berarti orang Hunza menarik nafas rata-rata 4 - 6 detik, dan mengeluarkan

nafas rata-rata 4 - 6 detik juga. Polanya adalah 4-4, 5-5, atau 6-6. Orang Hunza menarik nafas panjang dan dalam, seluruh paru-paru terisi penuh sehingga tubuh bagian atas menjadi tegak.

Praktisi Yoga:Yogi atau praktisi Yoga mempunyai frekuensi bernafas antara 3 - 4 kali per menit. Yogi biasanya bernafas dengan pola tarik-tahan-keluarkan-tahan. Dengan asumsi demikian, berarti Yogi rata-rata menarik nafas 4 - 5 detik, menahan nafas 4 - 5 detik, mengeluarkan nafas 4 - 5 detik, dan menahan nafas 4 - 5 detik juga. Polanya adalah 4-4-4-4 atau 5-5-5-5. Yogi juga akan menarik

nafas yang panjang dan dalam sehingga seluruh paru-paru terisi penuh.

Pola Pernafasan Manusia Biasa:Bagaimana dengan manusia biasa? Frekuensi bernafas antara orang yang satu bisa sama

dengan orang yang lain yaitu 14 - 16 kali per menit, tetapi panjang nafasnya bisa berbeda. Orang yang bernafas lebih dalam akan lebih sehat dibandingkan orang yang bernafas pendek. Usia juga

mempengaruhi, karena semakin bertambah usia seseorang, ia cenderung bernafas semakin pendek. Pola bernafas ini terjadi secara otomatis tanpa kita sadari. Berikut ini perbandingannya:

Bayi, anak usia tahun, dan remaja usia 15 tahun menarik nafas selama 3 detik, dan mengeluarkan nafas kurang dari 0,5 detik, dan berhenti bernafas kurang dari 0,5 detik.

Polanya kira-kira 3-0,1-0,5. Orang dewasa berusia 21 tahun menarik nafas selama 2 detik, tetapi mengeluarkan nafas

lebih lama, yaitu kira-kira 0,5 detik, dan berhenti  bernafas kira-kira 0,5 detik. Polanya kira-kira 2-0,5-0,5.

Orang dewasa berusia 30 tahun menarik nafas selama 1 detik, tetapi mengeluarkan nafas dan menahan nafas lebih lama dari orang berusia 21 tahun. Polanya kira-kira 1-0,5-1,5.

Orang dewasa berusia 35 tahun menarik nafas kira-kira 0,5 detik, mengeluarkan nafas kira-kira 0,5 detik, dan kemudian berhenti bernafas kira-kira 2 detik. Polanya kira-kira 0,5-

0,5-2.

Penurunan waktu menarik nafas ini akan terus berlangsung sejalan dengan bertambahnya usia hingga mencapai 0,1 detik saja ketika usia mencapai 50 tahun ke atas. Hal ini akan

menyebabkan paru-paru, darah, pembuluh darah, dan organ-organ tubuh lainnya seperti otot,

saraf, otak, dan panca indra, menyerap semakin sedikit oksigen dan menyimpan semakin banyak CO2. Hal ini menyebabkan kondisi tubuh menjadi semakin asam, semakin tidak sehat, dan

semakin lemah. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan tidur terganggu, karena paru-paru dan otak kekurangan oksigen selama tidur. Tidur juga akan menjadi lebih singkat.

Melakukan Pernafasan Sehat 5 Elemen yang Praktis dengan Pola 5-5:

Salah satu cara melakukan pernafasan sehat yang praktis adalah dengan pola pernafasan sehat 5 Elemen 5-5. Caranya, kita menarik nafas panjang dengan santai kira-kira 5 detik sampai seluruh paru-paru kita terisi udara. Hal ini mengakibatkan paru-paru menjadi penuh, dan

otomatis punggung kita akan menjadi terdorong ke belakang menjadi lebih tegak. Hal ini juga akan mencegah punggung menjadi bungkuk pada orang lanjut usia.

Setelah itu, keluarkan nafas perlahan-lahan selama 5 detik juga dengan santai. Selanjutnya, tarik nafas lagi selama 5 detik, dan keluarkan lagi selama 5 detik. Hal ini dapat kita lakukan sambil

duduk, berjalan, bekerja, berolahraga, dsb. Jadi tidak perlu waktu khusus. Manfaatkan waktu dan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari.

Efek Pernafasan Biasa dan Tidak Sehat:

Apa saja efek pernafasan tidak sehat? Saya akan membahasnya dari sisi energi 5 Elemen.

Dengan pola bernafas seperti bayi sampai usia 15 tahun, yaitu menarik nafas selama 3 detik, ada 3 elemen yang bertambah sehat, yaitu elemen ketiga Api, elemen kedua Air, dan elemen

pertama Bumi. Indeks Manfaat keseluruhan adalah +3, dengan Indeks Manfaat pada masing-masing elemen +1.

Dengan pola bernafas seperti orang dewasa 21 tahun, yaitu menarik nafas selama 2 detik, ada 2 elemen yang bertambah sehat, yaitu elemen kedua Air, dan elemen pertama Bumi. Indeks Manfaat keseluruhan adalah +2, dengan Indeks Manfaat pada masing-masing elemen +1.

Dengan pola bernafas seperti orang dewasa 30 tahun, yaitu menarik nafas selama 1 detik, hanya ada 1 elemen yang bertambah sehat, yaitu elemen pertama Bumi dengan Indeks Manfaat +1.

Dengan pola bernafas seperti orang dewasa 35 tahun, yaitu menarik nafas selama 0,5 detik, tidak ada lagi elemen yang bertambah sehat.

Dengan pola bernafas seperti orang berusia 50 tahun, yaitu menarik nafas selama 0,1 detik, maka ada 2 elemen yang mulai sakit, yaitu elemen kedua Air dan elemen pertama Bumi. Indeks Manfaat keseluruhan bernilai negatif, yaitu -6. Indeks Manfaat untuk elemen Air = -3, dan Indeks

Manfaat untuk elemen Bumi = -3.

Manfaat Pernafasan Sehat 5 Elemen dengan Pola 5-5:

Apa saja manfaat yang akan kita rasakan dengan cara ini? Berikut ini manfaatnya dari sisi energi 5 Elemen.

Frekuensi Bernafas Bertambah Lambat:

Dengan pola 5-5, maka menarik nafas dilakukan 5 detik, dan mengeluarkan nafas juga dilakukan selama 5 detik. Frekuensi bernafas akan menjadi 6 kali per menit, yaitu 60 detik dibagi (5+5)

detik. Dengan demikian, diharapkan umur manusia dapat bertambah panjang. Tetapi tentu kita

juga harus tetap ingat bahwa umur kita semua berada di tangan Tuhan. Kita hanya bisa berusaha sebaik-baiknya, tetapi Tuhan yang menentukan.

Paru-Paru, Darah, dan Organ Tubuh Bertambah Sehat:

Paru-paru dan darah semakin banyak menyerap Oksigen dan mengeluarkan CO2. Dari analisa energi, penyerapan Oksigen meningkat kira-kira 4 kali jika dibandingkan dengan pola bernafas

bayi dan remaja 15 tahun. Bila dibandingkan dengan orang dewasa 35 tahun, penyerapan Oksigen meningkat kira-kira 10 kali. Bila dibandingkan dengan orang berusia 50 tahun,

penyerapan Oksigen meningkat kira-kira 20 kali.

Dengan meningkatnya penyerapan Oksigen, organ-organ tubuh juga menjadi bertambah sehat seperti otot, saraf, jantung, otak, mata, telinga, dan organ-organ tubuh lainya.

Dari analisa energi 5 Elemen, maka dengan pernafasan yang benar, maka seluruh elemen akan disehatkan dengan Indeks Manfaat +15. Indeks Manfaat untuk elemen pertama Bumi = +3.

Indeks Manfaat untuk elemen kedua Air = +3. Indeks Manfaat untuk elemen ketiga Api = +3. Indeks Manfaat untuk elemen keempat Udara = +3. Indeks Manfaat untuk elemen kelima Ether

= +5.

Selain itu, dengan bernafas panjang, paru-paru menjadi lebih berkembang, sehingga tubuh bagian atas menjadi lebih tegak. Ini akan mencegah tubuh menjadi bungkuk pada orang lanjut

usia.

Stres Berkurang, Bahagia Meningkat:

Dengan pola bernafas yang lebih lambat, frekuensi otak dan emosi kita bertambah lambat menjadi kira-kira 1/5 Hz sehingga masuk pada pola gelombang Epsilon. Hal ini menyebabkan stres berkurang, dan kita menjadi lebih optimis, senang, dan bahagia. Dengan berkurangnya

stres, penyakit akibat stres juga berkurang.

Menyanyi, Aktivitas Bernafas Panjang:

Salah satu kegiatan yang membuat nafas menjadi panjang adalah bernyanyi. Orang yang belajar bernyanyi selalu disuruh berdiri tegak, sehingga dapat menarik nafas lebih banyak dan lebih

panjang. Dalam artikel sebelumnya, saya menulis tentang rahasia kesehatan nenek berusia 98 tahun, yaitu setiap malam menyanyi berkaraoke di rumahnya. Jadi bila Anda mempunyai hobi

bernyanyi, silahkan salurkannya secara sehat seperti nenek sehat tersebut.

Salam Sehat Bahagia!

www.5elemen.com

http://finance.groups.yahoo.com/group/adisena_mitra_usaha/message/362

Mekanisme bernapasPernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.

Mekanisme pernapasan dada1. Fase Inspirasi pernapasan dadaMekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang rusuk terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara luar masuk ke paru-paru2. Fase ekspirasi pernapasan dadaMekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:Otot antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru menyusut –> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.

mekanisme pernapasan perut1. Fase inspirasi pernapasan perutMekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi mendatar –> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk2. Fase ekspirasi pernapasan perutMekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:otot diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –> paru-paru mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar –> udara keluar dari paru-paru.

Udara pernapasanOksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu:

1. Udara pernapasan biasa (volume tidal) –> VTMerupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml2. Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) –> UKMerupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml3. Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) –> USMerupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml4. Udara residu –> URmerupakan udara yang tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml.Volume udara pernapasan* Volume udara pernapasan berkisar 500 - 3500 ml* Dari 500 ml udara yang dihirup, hanya 350 ml yang sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan.* Jumlah oksigen yang diperlukan sehari untuk tiap individu sebesar 300 cc.

Kapasitas paru-paru1. Kapasitas vital –> KVMerupakan kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal setelah melakukan inspirasi secara maksimal.Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:KV = VT + UK + US

Berdasarkan rumus di atas kapasitas vital paru-paru adalah sebesar 4750 ml2. Kapasitas total –> KTMerupakan udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru secara keseluruhan.Kapasitas total paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KT = KV + UR

Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung kapasitas total paru-paru adalah sebesar 5800 mlFrekuensi pernapasanFrekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 - 18 kali.Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:1. UsiaBalita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun2. Jenis kelamin.Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan3. Suhu tubuhSemakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat4. Posisi tubuhFrekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam. frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap5. AktivitasSemakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat

Pertukaran Oksigen dan Carbondioksida1. pertukaran oksigenKebutuhan oksigen setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, aktivitas, berat badan, jenis kelamin dan jumlah makanan yang dikonsumsi makanan yang dikonsumsi.Dalam keadaan biasa jumlah oksigen yang dibutuhkan sebanyak 300 ml perhari per individu. Sebagian besar oksigen diangkut oleh hemoglobin dengan reaksi sebagai berikut:

Hb4 + 4 O2 —–> 4 HbO2

Proses pengikatan dan pelepasan oksigen dipengaruhi oleh tekanan oksigen, kadar oksigen, kadar carbondioksida dan kadar oksigen dan karbondioksida di jaringan tubuh.Penjelasan dari segi tekanan dapat dijelaskan sebagai berikut:Tekanan oksigen di udara sama dengan tekanan oksigen dalam alveolus. Tekanan oksigen di

arteri 100 mmHg, tekanan oksigen di jaringan 0 - 40 mmHg, tekanan oksigen di vena 40 mmHg. Jadi tekanan oksigen di udara luar = tekanan oksigen di alveolus. Tekanan udara di alveolus lebih besar dibandingkan tekanan oksigen di arteri. Tekanan oksigen di arteri lebih besar dari tekanan oksigen di jaringan.•Berapa cc O2 yang dapat diangkut oleh 5 liter darah, sekali beredar ke seluruh tubuh?Setiap 100 cc darah di arteri mampu mengangkut 19 ccO2.Setelah sampai di vena setiap 100 cc darah masih mengandung O2 sebanyak 12 cc Jadi volume O2 yang tertinggal di jaringan adalah 7 cc•Jika volume darah ada 5 liter, atau 5000 liter, maka volume O2 yang sampai ke jaringan sekali beredar adalah:•5000 / 100 x 7 cc = 50 x 7 = 350 cc2. pertukaran Karbondioksida

P.CO2 di jaringan tubuh = 60 mmHg à P. CO2 di vena = 47 mmHg à P. CO2 di alveolus atau luar tubuh = 35 mmHg•Pengangkutan CO2 oleh darah dilakukan 3 cara yaitu:a. Oleh plasma darahCO2 + H2O H2CO3Pengangkutan ini dibantu enzim karbonat anhidrase jumlah CO2 yang dapat diangkut sebanyak 5 %b. Oleh HemoglobinCO2 + Hb —–> HbCO2 (Karbominohemoglobin)c. Pertukaran klorida- CO2 + H2O ——-> HCO3- H2CO3 ——-> H+ dan HCO3- H+ di ikat Hb, krn bersifat racun dalam sel- HCO3 ——–> ke plasma darah- HCO3 ———> diganti oleh Cl-

1). Penyebab bayi prematur :a) Ibu :- Mengalami keguguran atau pernah melahirkan bayi prematur pada riwayat kehamilansebelumnya. ADH kurang menyerap air dalam tubuh.- Adanya tekanan darah tinngi- Penyakit Jantung, Diabetes Melitus- Cairan ketuban kurang dari normal.- Mengkomsumsi Alkohol,merokok.

b) Bayi- Menderita pertumbuhan lambat dan juga ada kelainan.

c) Plasenta- Terlepas belum saatnya.- Terletak lebih rendah dari mulut rahim / menutupi mulut rahim.

2). Struktur organ respirasi :a).Saluran respirasi bagian atas terdiri dari:untuk menyaring udara masuk bulu-bulu hidung- Hidungtempat saluran pernafasan dan pencernaan- Faringpita suara- Laring

b).Saluran respirasi bagian bawah terdiri daripipa silinder, dengan panjang 10-20 cm.- Trakeatempat percabangan trakea kanan dan kiri- Bronkustempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.- Alveoli

Saluran pernafasan di luar paru-paru:– Sel epitel di luar paru-paru berupa selapis selindris bersilia.sel– Di sepanjang trakea sel golbet yang menghasilkan mucus di bronkusepitel selapis.sel kuboid– Di bronkeoulus paling kecil

Respirasi menurut divisinya :1. Divisi Respirasi- Fungsi:a. Sebagia pertukaran O2 dan CO2 di alveoli.~ Salurannya : Bronkeoulus respiratori- duktus alveolaris-sakus alveolaris-alveoli.

2. Divisi Konduksi- Fungsi:a. Saluran keluar masuknya udara dari hidung- faring- laring- trakea-bronkus terminalis.

3). Hubungan sianosis dengan surfaktan:• Kehilangan O2 pada darah disebabkan surfaktannya belumterbentuk sempurna akibatnya pengembangan paru belum sempurna.• Menurunkan tegangan air di paru-paru.Surfaktan• Untuk menambah elatis dari pengembangan paru.Fungsi

4). Sebab bayi prematur di isolasi di inkubator:• Karena pada bayi yang lahir prematur sistem imunnya belum kuatdan ketidak matangan pada sistem organ tubuh seperti : sistem pernafasan, parusehingga bayi tersebut di tempatkan di inkubator untuk menambah O2, suhu dankelembaban sesuai dengan keadaan normal.• Selain Inkubator ada prose pemanasan menggunakan Lampu.Sebelum di panaskan mulutnya harus di sedot untuk mengeluarkan cairanyang terdapat pada mulutnya.

5). Sistem pengontrolan respirasi oleh tubuh:• Mengatur irama pernafasan.Pernafasan Dorsal

• Mengatur Inspirasi dan Ekspirasi.Pernafasan Sentral• Mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan.Pernafasan Toksik

- Di pengaruhi oleh tekanan O2 dan CO2( Apabila O2 meningkat akan berdilatasi, sedangakan O2 menurun akan mengalami vasokontriksi. Apabila CO2 meningkat bronkodiltasi, sedangkan CO2 menurun maka bronkeolus berkontraksi.– Di pengaruhi oleh kendali kimia terbagi 2: Pengontrolan PHa.Kemo reseptor sentral Pengontrolan PHb.Kemo reseptor perifer

6) Penyakit yang di timbulkan oleh gangguan pernafasan:1. Karena Hb tidak berikatan dengan O2Sianosis Infeksi dari alveoli, membran paru mengalami peradangan2. Pneumonia dan berlobang- lobang sehingga alveoli terinfeksi oleh virus, jamur dan bakteri3. Asma4. Tuberkulosis5. ISPA6. Hipoksia7. Hiperkapnia

7) Mekanisme pernafasan di bedakan atas 2 :1. Pernafasan dadarongga dada Fase inpirassi: Berkontraksinya otot antar tulang usuk sehingga dari tekanan di luartekanan rongga dada mengecilmembesar udara luar masuk.yang diikuti Fase ekspirasi : Kembalinya otot antar tulang rusuk tekanan rongga dadarongga dada menjadi kecilturunnya tulang rusuk sehingga udara keluar.menjadi lebih besar dari pada tekanan luar

2. Pernafasan Perut diafragmaFase Inspirasi : Otot diafragama berkontraksiudara masuktekanan menjadi kecilrongga dada membesarmendatar rongga dadaFase Ekspirasi : Otot diafragma kembali ke awamendataludara keluar.tekanan menjadi lebih besarmengecil

- Volume Paru terbagi 3 :a. 500MLVolume tidalb. 3000MLVolume cadanganc. 1200MLVolume residu

– Kapasitas Paru terbagi 4:1. Vol.tidal+Vol. cadangan = 3500MLInspirasi2. Vol.cadangan ekspirasi+Vol.residu=2300MLResidu 3. Vol.cdgn inspirasi+ekspirasi+tidal = 4600 MLVital4. 5800 MLParu total

Fungsi respirasi :

– Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan system alirandarah.– Sebagai jalur keluar masuknya udara dari luar ke paru – paru.– Pertukaran O2 dan CO2– Keseimbangan Asam Basa– Keseimbangan suhu tubuh.

9) Proses difusi dan transportasi O2 dan CO2– Darah dari bilik kanan masuk ke paru melalui arteri pulmonalis, darah tersebut akan mengikat O2 di alveoulus oleh Hb lalu di alirkan darah yang kaya O2 tersebut ke vena pulmonalis ke jantung, kemudian diedarkan lewat aorta ke seluruh tubuh, di seluruh tubuh O2 akan di ambil dan di tukar dengan Co2 dan kenbali ke jantung lagil

10) Fungsi infus pada bayi prematur:– Untuk pemberian makanan kanrna kandungan gizinya kurang– Jalur makanannya tersumbat sehinnga tidak bisa di beri secara langsungmakannya dipasang infus.

6. PENJABARAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. ORGAN PENYUSUN SISTEM PERNAPASAN.Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Organ saluran pernapasan atas terletak di luar toraks, atau rongga dada, sementara saluran pernapasan bawah terletak hampir seluruhnya di dalam toraks .Berdasarkan Anatomi dan Histologi Sistem Respirasi di bagi atas:1. Bagian Konduksi terdiri dari :- Hidung

- Di lapisi oleh 2 mukosa yaitu Mukosa Respiratorius ( epitel bersilia ), dan Mukosa Olfaktoris ( ujung saraf bebas ).- Di kelilingi oleh Sinus Paranalis ( yang di lapisi oleh mucus respiratorius ). Contoh sinusnya yaitu:1. Sinus Maxilaris2. Sinus Prontalis3. Sinus Ethmoldalis4. Sinus Sphenoldalis

- di darahi oleh arteri:Perdarahaan Hidung 1. Arteri Sphenopalatina2. Arteri Maxilaris3. Cabang Arteri Facialis

- Olfaktorius ( aferen viceral ), Maxillaris ( serabut sensoris ).Persarafan Hidung

- Fungsi Hidung :1. Jalan keluar masuknya udara

2. Penyaring3. Melembabkan dan menghangatkan udaraSel Goblet dan kelenjar serous berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara.4. Reseptor pembau

- Farink

- Rongga yang berbentuk pipih dan di leawti oleh udara dan makanan, terdiri dari otot skeletal untuk penelanan.- Terdapat glottis yang berfungsi menutup saluran napas apabila ada makanan yang akan melewati farink.- Terdiri dari : Jalan napas.1. Nasofaring ( 2 tuba estachii, adenoid ) Jalan makanan dan napas.2. Orofaring ( uvula ) Perbatasan dengan laring.3. Laringofaring

- Terdapat lapisan-lapisan yaitu : epitel berderet slindris dengan 2 tipe :1. Epitel Mukosa Respiratoria a. Sel Goblet : sel yang akan mensekresi mucus yang akan menangkap bahan- bahan kotoran dari luar.b. Sel bersilia : silia akan bergerak untuk mendorong mucus keluar.2. Pembuluh darah : menghangatkan3. Lamina propia : terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung kelenjar danbanyak sabut-sabut elastis.4. Tunika Sub Mukosa : mengandung jaringan ikat kendor yang mempunyai banyakjaringan limfoid.- Jaringan limfoid yaitu :1. Tonsillae Pharygica : letaknya di belakang nasopharing2. Tonsillae Palatina : terletak di perbatasan rongga mulut dan oroparing kanan.3. Tonsillae Lingialis : terletak pada akar lidah4. Tonsillae Tubaria : terletak di sekitar muara Tuba Eustachi

- Larink

- Tabung pendek berbentuk seperti kotak tringular dan di topang oleh sembilan kartilago: tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan:

1. Kartilago tidak berpasangana. Kartilago Tiroid : terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormon yang disekresi saat pubertas.b. Kartilago Krikoid : cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah kartilago tiroid.c. Epiglotis : Katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid, saat menelan, epiglotis secara otomatis menutup mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan.

2. Kartilago berpasangana. Kartilago Aritenoid : melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangandari epitelium skuamosa bertingkat.b. Kartilago Korinulata : melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid.c. Kartilago Kuneiform : berupa batang-batang kecil yang membantu menopangjaringn lunak.- Memiliki 2 pasang lipatan mukosa yang membagi laring:1. Lipatan ventrikular : di sebut juga pita suara palsu yang dapat merapat untuk menahan napas sewaktu menggendan.2. Lipatan Vokalaris : di sebut pita suara sejati yang membentuk suara., terdapat dua buah otot , oleh gerakkan otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara dapat melebar dan mengecil, sehingga terbentuklah suara.

- Trakea

- Terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan kiri yang masing-masing masuk ke paru kanan dan kiri.- Panjangnya 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang di lapisi oleh otot polos yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan yang disebut karina.- Terdapat epitel yang terdiri dari :1. Seel silindris bersilia2. Sel goblet3. Sel slindris dengan striated border ( sel penyikat )4. Sel lymfosit, makrofag

- Bronkus- Terbagi 2 : kanan dan kiri. Kanan lebih pendek dan lebih lebar, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Kiri lebih panjang dan ramping dari yang kanan, terdi dari 9- 12 cicncin mempunyai 2 cabang.Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkiolus lobaris dan bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menerus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil menjadi bronkus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidakmengandung alveoli.- Bronkus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru, yaitu:1. Bronkiolus respiratoris2. Duktus alveolaris3. Sakus alveolaris terminalis

Gambar. Sistem Pernapasan

- Alveoli- Suatu sel pipih alveolar tipe 1 yang menyusun dinding alveoli adalah selapis epitel gepeng. Dalam ruang d antara sebaran alveoli terdapat jaringan ikat elastis yang penting untuk ekhalasi.- Alveolus di lapisi oleh zat lipoprotein yang di namakan surfaktan.

Gambar. Struktur Alveouli

Lanjutan Pernapasan

- Paru-Paru

- Terletak di rongga dada tepat di sekat diafragma.- Paru-paru terdiri dari 2 bagian: Kanan memiliki 3 lobus dan Kiri memiliki 2 lobus.- Paru di bungkus oleh dua lapis seraput paru-paru yang di sebut pleura- Pleura di bagi menjadi dua, yaitu :1. Pleura visceral, yaitu : selaput paru yang langsung membungkus paru.2. Pleura parietal, yaitu : sselaput yang melapisi rongga dada sebelah luar

Gambar. Struktur Paru

2. MEKANISME SISTEM PERNAPASAN3.- Pernapasan Perut- Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.- Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai1. Inspirasi- Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.2. Ekspirasi- Merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

- Pernapasan Dada- Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.1. Inspirasi- Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.2. Ekspirasi- Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

- Mekanisme secara umum:1. Inspirasi• Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat.• Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma.• Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar.• Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru.

• Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil.2. Ekspirasi• Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun.• Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma.• Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil.• Akibatnya udara keluar dari dalam paru-paru ke lingkungan.• Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar

3. VOLUME DAN KAPASITAS PARU

- Volume1. Volume dan napas (tidal) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal, besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa muda.2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume alur napas normal dan biasanya mencapai 3000 ml.3. Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi alun napas normal, jumlah normalnya adalah sekitar 1100 ml.4.. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada pada atau dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya kira-kira 1200 ml.

- Kapasitas Paru

1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume alun napas ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara kira-kira 3500 ml yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkatan ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira-kira 2300 ml.3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun napas dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya kira-kira 4600 ml.4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kira-kira 5800 ml, jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

4. PROSES DIFUSI DAN TRANSPORTASI O2 DAN CO2

- Difusi O2 dan CO2

1. Difusi O2 dari alveoli ke darah kapiler paru.- Difusi terjadi karna PO2 di alveoulus lebih tinggi dari pada PO2 darah dalam kapiler paru. PO2 alveolus 104 mmHg dan PO@2 kapiler paru 40 mmHg

2. Difusi O2 dari kapiler ke sel jaringan- PO2 intrasel berkisar 5-40 mmHg, dengan rata-rata = 23 mmHg. Jadi tetap lebih rendah dari kapiler jaringan, sehingga O2 dapat berdifusi

3. Difusi CO2 dari sel ke kapiler jaringan- Ketika O2, dipakai sel , PCO2 intrasel naik ( 46 mmHg ), dan vena kapiler jaringan ( 45 mmHg ) CO2 berdifusi

4. Difusi CO2 dari kapiler paru ke dalam alveoli- PCO2 kapiler paru pada ujung arteri 45 mmHg, PCO2 alveolus 40mmHg CO2 kemudian di keluarkan melaluiberdifusi dari kapiler paru ke alveoulus ekspirasi.

5. Difusi O2 dari kapiler cairan intertisial- PO2 dalam kapiler perifer = 95 mmHg. PO2 cairan interstitial = 40 O2 berdifusi dari kapiler ke cairan interstitial secara cepat.mmHg Sehingga PO2 kapiler pun turun hampir sama dengan 40 mmHg.- Difusi CO2 20 x lebih cepat dari difusi O2. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ekspirasi CO2 sehingga [ CO2 ] tidak menumpuk di dalam jaringan

- Transport O2 dan CO2

1. Transport O2 dalam darah arteri- 98 % darah, paru masuk ke atrium kiri melalui kapiler alveolus dan teroksigenasi sampai PO2 =40 mmHg- 2 % darah, paru yang lain melewati aorta melalui sirkulasi bronkial , karena tidak teroksigenasiPO2 = 40 mmHg campuran darah vena. PO2 = 95 mmHg - Kedua darah ini bercampur dalam vena paru kapiler perifer. arteri pompa melalui aorta masuk jantung kiri

- Bentuk pengangkutan O2 :

97 % O2 di angkut dari paru ke jaringan dalam campuran kimiawi dengan Hb dalm sel darah merah. Ada 5 ml O2 yang di angkut dalam bentuk terlarut dalam campuran plasma dan sel darah. 0,17 ml O2 secara normal diangkut dalam keadaan terlarut ke jaringan oleh 100 ml darah.

- Bentuk pengangkutan CO2 :

- Dalam bentuk terlarut ( 7 % ), 0,3 ml CO2 dalam bentuk terlarut di angkut oleh 100 ml alirandarah .

- Dalam bentuk HCO3 ( 70 % ). CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat denganbantuan karbonanhidrase di bentuk di sel darah merah, kemudian H2CO3 di uraikan menjadiH2O dan CO2, CO2 di keluarkan.

- Dalam bentuk senyawa karbomino hemaglobin ( CO2Hgb ) sekitar 80%. 1,5 ml CO2 dalam100 ml darah

Efek Haldane :

- Bila O2 berikatan dengan Hb, CO2 di keluarkan dari darah karena HbO2 akan tinggi keasaman CO2 di darah pindah ke alveoli dengan cara:Hb – memindahkan CO2 dalam bentuk karbamino dan darah. di H2O + CO2 H2CO3 berikatan dengan CO2 – Hb melepaskan sejumlah H plus keluarkan.

Efek Haldane melancarkan transportasi CO2

Efek Bohr melancarkan transportasi O2

5. SISTEM PENGONTROLAN RESPIRASI

- Pusat respirasi di otak di sistim saraf otonom pada bagian batang otak.

a. Medula rhythmicy area– area pengatur inspirasi dan ekspirasi– mengatur ritme dasar respirasib. Pneumotaxic area– membantu koordinasi transisi anata inspirasi dan ekspirasi– mengirim impuls inhinisi ke area inspirasi dan mencegah paru-paru mengembangc. Apneustic area– membantu koordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi– mengirim impul ekshibisi ke area inspirasi

- Kendali kimia terbagi atas:

a. Kemoreseptor sentral :- Neuron yang terletak di permukaan ventral lateral medulla. Peningkatan kadar karbndioksidadalam darah arteri dan vairan serebrospinalis merangsang peningkatan frekuensi dan kedalamanrespirasi.

b. Kemoreseptor perifer

- Terletak di badan aorta dan carotoid pada sistem arteri. Merespon terhadap perubahankonsentrasi ion oksigen, karbondioksida, dan ion hydrogen.

- Contoh :Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran di dalam tubuh, hal ini memerlukan oksigen yang sangat besar , maka efek dari kompensasi tubuh adalah dengan jalan respirasi yang cepat dan dalam untuk menyediakan bahan bakar teresebut, sewktu kita mulai istiharat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang di butuhkan standar karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu banyak.

6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPIRASI1. Pengaturan pernapasan volunter2. bersin, batuk, kontraksi bronkus emfilema, asma. rangsangan dapat di atur Efek reseptor

iritan pada jalan napas 3. ujung saraf saraf sensori yang berjejer. rangsangan menyebabkan sesak napas paru Fungsi reseptor 4. Anestesia : Henti napas.5. Umur : Semakin bertambah umur seseorang, irama pernapasan semakin lambat.Pada usia balita dan remaja merupakan masa pertumbuhan fisik yang sangatmembutuhkan energi yang berarti laju metabolisme dalam tubuh juga akan lebih cepat,sehingga mebutuhkan banyak oksigen dan juga banyak mengeluarkan karbondioksida.6. Jenis kelaminKegiatan atau aktivitas tubuh yang bekerja dan semakin berat kerja organ tersebut,semakin tinggi kebutuhan energi yang di perlukan , sehingga laju metabolisme dan iramapernapasan semakin cepat.7. Ketinggian : Makin tinggi daratan makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat di hirup.8. Polusi Udara

7. GANGGUAN PADA SISTEM RESPIRASI kelainan dalam pengangkutan O2 ke jaringan / gangguan penggunaan O2 oleh jaringan.a. Asfiksi

disebabkan mycobactenum tubercolosis, ciri-cirinya: terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.b. Tuberkulosis

c. radang paru karena diplococus pnemoniae, radang pada dinding alveolusPneumonia

Alveoli mengempes karena terjadi pada tempat-tempatd. Atelektasis yang terakolisor pada paru, penyebabnya karena obstruksi total saluran napas dan berkurangnua surfaktan pada cairan yang melapisi alveoli.

di tandai dengan kontraksi spsifik oto polos bronkioluse. Asma yang menyumbat bronkiulus secara parsial dan menyebabkan sukabkesukaran bernapas yang nebat.Asma terbagi 2:

berhubungan dengan kelainan jantung.a. Asma Kardial

terbagi 2: penyakit saluran pernapasanb. Asma Bronkial

– Ektrinsik : Pengidap hipersensitif dan hiperaktif terhadap macam-macam rangsangan luar, seperti: debu, cuaca, obat nyamuk. ( pada anak- anak, dapat sembuh bila sudah dewasa )

– Intristik : Muncul bila penderita mendapat gangguan psikis, ex: Olahraga berat, stres, perubahan cuaca yang dratis.

– Campuran: gabungan komponen instrinsik dan ekstrinsik , biasanya yang ekstrinsik akan berlanjut ke ekstrinsik.

kenaikan kadar asam karbonat dan asam birkarbonatf. Asidosis dalam darah sehingga pernapasan tidak ada.

radang rongga hidung akibat infeksi virus, misalnya virus influenzag. Rinitos

radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus.h. Faringitis

i. serak atau kehilangan suara. radang pada laringLaringitis

Gangguan pernapasan pada pendaki gunung :Pendaki gunung sering mengalami gangguan pernapasan berupa kurangnya pasokan O2 ke jaringan karena [ O2 ] di pegunungan semakin berkurang. Kekurangan O2 ini biasanya si pendaki gunung selalu beristirahat sebelum sampai ke puncak untuk menyesuaikan jaringan tubuh dengan kondisi lingkungan, sehingga untuk mencapai puncak memerlukan waktu berhari-hari.

TenggelamPada orang yang mengalami tenggelam akan mernyebakan saluran napasnya tersumbat, menyebabkan kematian dan pada keadaan ringan akan menyebabkan aktivitas napas terhenti.

8. PENGARUH SISTEM RESPIRASI TERHADAP KESEIMBSNGAN PH

- Pernapasan mempengaruhi PH cairan tubuh karena pernapasan mengatur CO2 dalam cairan tubuh , bahwa CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat ( H2CO3 ), yang akan terionisasi menjadi ion H + dan ion HCO3-

- Makin banyak ion hidrogen terdapat dalam cairan tubuh, akan makin rendah pH, dan makin sedikit ion hidrogen akan makin tinggi pH

- Sistem pernapsan dapat menjadi sebab ketidakseimbangan pH sebaliknya dapat pula memperbaiki ketidakseimbangan pH yang di akibatkan oleh:

– Alkalosis respiratorik : terjadi jika frekuensi atau efisiensi pernapasan menurun sehingga terjadi penumpukan CO2 dalam cairan tubuh.

– Asidosis respiratorik : terjadi jika frekuensi pernapasan meningkat, dan CO2 dihembuskan dengan cepat.

4. SISTEMATIKA

5. LEARNING OBJECTIVEMahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:1. Organ-organ penyusun sistem pernafasan secara makroskopis dan mimikroskopis.2. Mekanisme sistem pernafasan Inspirasi dan ekspirasi3. Volume dan kapasitas paru-paru

4. Sistem pengontrolan respirasi5. Gangguan pada sistem respirasi6. Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi7. Proses difusi dan transportasi O2 dan CO2 di darah, jaringan,alveoli8. Pengaruh sistem respirasi terhadap keseimbangan PH

7. KESIMPULANProses pernapasan lebih dari sekadar aksi mekanik sederhana dari bernapas. Inhalasi memberi tubuh oksigen yang diperlukan untuk pembentukan ATP dalam proses pernapasan sel. Ekshalasi membuang CO2 yang merupakan hasil pernapasan sel. Bernapas juga mengatur kadar CO2 di dalam tubuh, dan hal ini mempunyai kontribusi untuk mempertahankan keseimbangan asam basa dari cairan tubuh.

udara dan paru-paru,Sistem pernapasan terdiri atas sejumlah jalan yaitu organ pernapasan fungsional. Saluran pernapasan atas terdiri atas : hidung, faring, dan laring. Saluran pernapasan bawah terdiri atas trakhea, bronkhial dan alveoli, dan paru-paru.Sistem pernapasan mempertahankan homeostasis dengan menjaga agar kadar oksigenmembantu dan karbon dioksida dalam darah relatif konstan, meskipun terjadi perubahan kondisi dalam tubuh..

Ventilasi didefinisikan sebagai perpindahan udara ke dalam dan ke luar paru-paru. Ventilasi ini mencakup inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah perpindahan ke dalam paru-paru akibat kontraksi otot-otot pernapasan dan perubahan dalam tekanan toraks. Ekspirasi adalah perpindahan udara ke luar paru-paru dan merupakan akibat relaksasi otot-otot pernapasan serta perubahan dalam tekanan toraks.Volume dan kapasitas pulmonal merupakan ukuran klinis penting dalam mengevaluasi abnormalitas pernapasan.

Pernapasan eksternal adalah pertukaran gas antara udara dalam alveoli dan darah dalam kapiler pulmonal. Oksigen berdifusi dari alveoli ke kapiler pulmonal dan karbon dioksida berdifusi dari darah dalam kapiler pulmonal ke dalam alveoli. Pernapasan dikontrol oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik. Kontrol setempat dari pertukaran gas yang adekuat mencakup efek dari kadar karbon dioksida terhadap bronkhiolus dan kadar oksigen terhadap arteriole pulmonal. Pusat pernapasan otak terletak di medulla dan pons. Area yang sensitif terhadap zat kimia dari medulla sangat sensitif terhadap kadar PCO2 plasma. Mekanisme pengaktifannya melalui ion-ion H+

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A.2007.Kamus Kedokteran Dorland.Jakarta : EGCGaytton, Arthur C.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGCPrice, Sylvia Andreson. 2005.Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGCShewood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGCJanquiera, L.Carlos.1997. Histologi Dasar. Jakarta : EGCKuliah Pakar Minggu 2 mengenai respirasi.