urogenital 10

Upload: ranotoranoto

Post on 01-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bengkak pada Kaki disertai Perut Buncitoleh:

Rachel Noviana Tommy

102011261

[email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2012

AbstrakSel adalah unit fungsi dasar dari tubuh manusia. Agar sel tubuh dapat melakukan tugas fisiologis individualnya, diperlukan lingkungan yang stabil, termasuk pemeliharaan suplai nutrien yang mantap dan pembuangan sisa metabolisme secara kontiniu. Regulasi cermat dari cairan tubuh membantu menjamin lingkungan internal yang stabil. Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi intertisial yang mengandung konsentrasi nutrien, gas, dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan melalui sistem homeostatis. Salah satu organ yang sangat berperan dalam sistem homeostatis tubuh manusia yang berguna untuk memberi keseimbangan cairan tubuh adalah organ ginjal. Fungsi ginjal selain menghasilkan urin adalah mengekskresikan zat sisa metabolisme dan zat-zat lain yang berbahaya terhadap tubuh, sambil mempertahankan konstituen darah yang masuh berguna. Selain itu ginjal juga memiliki fungsi endokrin yang penting. Walaupun penyakit ginjal sering mengakibatkan terjadinya kegagalan dari smua fungsi utama tersebut.Kata kunci : homeostatis, urin, endokrin, intertisial.

Pendahuluan

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh salah satunya diatur oleh ginjal. Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Ginjal terutama bertugas mengeluarkan urin. Organ ini dibungkus oleh simpai jaringan ikal kuat tediri atas serat-serat kolagen dan sedikit serat elastin. Padapotongan sagital telihat parenkim ginjal terdiri atas korteks dan medula.

Proses pembentukan urin pada ginjal melalui 3 proses diantara lain adalah filtrasi, reabsorbsi selektif, dan sekresi. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.Isi Makalah

Skenario 1 :

Seorang laki-laki usia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bengkak pada kedua kaki sejak sekitar empat bulan lalu. Sejak dua minggu terakhir bengkak dirasakan semakin parah, dan perutnya membuncit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90mmHg, pitting oedem dan asites.2.1 Istilah yang Tidak Diketahui :1. Pitting Oedem: Di mana suatu jaringan menunjukkan adanya pembengkakan yang berkepanjangan yang dihasilkan oleh tekanan. (Dorland's Illustrated Medical Dictionary, 32nd Edition. 2011)2. Asites

: Efusi dan akumulasi cairan serosa dalam rongga perut. (Dorland's Illustrated Medical Dictionary, 32nd Edition. 2011)2.2 Rumusan Masalah :

1. Bengkak pada kedua kaki sejak 4 bulan yang lalu disertai dengan perut yang membuncit sekitar 2 minggu yang lalu.2.3 Analisis Masalah :

2.3.1 Struktur Anatomi pada GinjalTerdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.1

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.1 Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.

Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).

Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.

Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor.

Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.

Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.

Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major dan ureter.

Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler, yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal). Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta atau kapiler peritubuler.1

Vaskularisasi ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominalis, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang ke depan ginjal dan memperdarahi ginjal bagian anterior. Sedangkan cabang kedua akan berjalan ke belakang ginjal dan memperdarahi ginjal bagian posterior. Kedua cabang a. renalis bagian anterior dan bagian posterior ginjal akan bertemu di lateral, pada garis tengah ginjal atau disebut dengan garis Broedel. A. renalis akan berjalan di antara lobus ginjal dan bercabang lagi menjadi a. interlobaris. A. interlobaris akan mempercabangkan a. arcuata pada perbatasan korteks dan medula, sehingga disebut juga a. arciformis. A. arcuata mempercabangkan a. interlobularis dan berjalan sampai tepi injal (korteks), kemudian mempercabangkan duktus afferen pada glomerolus. Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler dan kemudian berkumpul ke dalam v. interlobularis atau bisa juga disebut vv. stellatae (Verheyeni). Dari v. interlobularis dilanjutkan v. arcuata kemudian v. interlobularis lalu v. renalis dan bermuara di v. cava inferior.2Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.22.3.2 Struktur Histologi pada Ginjal

Ginjal terutama bertugas mengeluarkan urin. Organ ini dibungkus oleh simpai jaringan ikal kuat tediri atas serat-serat kolagen dan sedikit serat elastin.3 Padapotongan sagital telihat parenkim ginjal terdiri atas:

a. Korteks (bagian luar) b. Medula (bagian dalam), yang sebagian meliputi suatu rongga, sinus renal, yang membuka ke hilus.Pada sinus renal ini terdapat:

1. Pelvis renal, yaitu bagian atas ureter yang melebar.2. 2 sampai 3 kaliks mayor.

3. Sampai 8 kaliks minor.4. Cabang-cabang arteri dan vena renal.5. Saraf dan pembuluh limfa.6. Jarngan ikat longgar dan lemak

Korteks ginjal terdiri atas banyak tubulus kontortus dan badan-badan bulat yang dikenalsebagai korpus renal atau korpus Malpighi. Korteks tidak hanya membentuk bagian luarginjal, tetapi pada tempat-tempat tertentu menyusup diantara bagian medula dan membentuk apa yang disebut kolom Bertini atau kolom Renal.3Medula. Massa medula utama terdiri atas 8 sampai 18 piramid medula. Bagian dasarnya yanglebar berhubungan dengan bagian korteks dan bagian puncak (apeks) yang membulat danmenonjol ke dalam kaliks minor.3 Nefron. Parenkim ginjal terdiri atas nefron atau tubulus uriniferus yang berhimpit padat. Nefron merupakan satuan fungsional ginjal yang bertugas menghasilkan urine. Diantara tubulusini tedapat pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Tubulus ini bermuara ke dalamtubulus penampung (duktus koligens), kemudian ke tubulus penampung besar (duktuspapilaris Bellini), yang mengcurahkan urine ke dalam pelvis dan ureter melalui kaliksminor dan mayor.3 Nefron terdiri atas:a. Korpus renal yang bertugas menyaring substansi dari plasma.b. Tubulus renal yang bertugas mengadakan resorpsi selektif terhadap substansi dari filtrat glomerulus, sampai mendapatkan komposisi urine.

Korpus renal merupakan badan bulat berdiameter 0,2 mm yang terdapat pada bagian korteks dan kolom renal. Terdapat 1 juta atau lebih korpus renal pada setiap ginjal. Satu korpus renal terdiri atas 2 bagian, glomerulus di pusat dan suatu kapsula glomerulus, yang berupa pelebaran tubulus renal mirip kantung, yang disebut kapsula Bowman.3a. Glomerulus. Glomerulus terdiri atas gelung-gelung kapiler yang terdapat diantara arteriolaferen dan arteriol eferen. Daerah tempat arteriol aferen masuk dan arteriol eferenkeluar disebut kutub vaskular. Setelah masuk dalam glemerulus, arteriol aferenmemecah menjadi 4 atau 5 kapiler yang relatif besar. Masing- masing kapiler inimenjadi sejumlah kapiler yang lebih kecil yang membentuk lengkung-lengkung tidak teratur menuju ke arteriol eferen. Arteriol eferen lebih kecil dari arteriol aferen. Perbedaan ukuran ini ada kaitan dengan fungsinya. Pembuluh eferen mengangkut lebih sedikit cairan bila dibandingkan dengan pembuluh aferen, karena cukup banyak cairan tersaring dari darah selama melalui kapiler glomerulus. Akibat adanya perbedaan ukuran maka tekanan di dalam aliran glomerulus tetap diperahankan dan hal ini membantu penyaringan plasma kaitan dengan fungsinya. Pembuluh eferen mengangkut lebih sedikit cairan bila dibandingkan dengan pembuluh aferen, karena cukup banyak cairan tersaring dari darah selama melalui kapiler glomerulus. Akibat adanya perbedaan ukuran maka tekanan di dalam aliran glomerulus tetap diperahankan dan hal ini membantu penyaringan plasma.3b. Kapsula Bowman. Kapsula ini terdapat lapisan dalam atau viseral yang melapis glomerulus, dan suatu lapisan luar atau parietal. Lapisan viseral secara langsung membungkus glomerulus, dan terdiri atas selapis sel epitel gepeng diatas membran basal, yang telah menyatu dengan membran basal epitel kapiler glomerulus. Jadi epitel viseral dan endotel kapiler hanya terpisah oleh suatu membran basal tipis. Membran basal ini tebalnya hanya 0,3m, tediri atas serat-serat halus dan disebut membran basal glomerulus. Lapisan parietal kapsula Bowman terdiri atas selapis sel epitel gepeng. Celah diantara lapian viseral dan parietal disebut ruang urine atau ruang Bowman.3

Sel-sel gepeng lapisan viseral kapsula Bowman mempunyai struktur khusus, dan sel itudisebut podosit. Podosit ini gepeng, merangkul sel endotel kapiler. Juluran-juluran kakiatau pedikelnya menempel pada membran basal dan berselisih dengan pedikel-pedikel podosit sebelahnya. Podosit merupakan sel yang sangat aktif yang tercermin dari banyaknya metokondria, vakuola dan mikrotubul di dalam sitoplasma. Endotel kapileryang terdapat disini memiliki tingkap yang kecil-kecil. Pori-pori ditutup fragma khusus.Pedikel-pedikel podosit yang berbaris paralel dan berselisip dengan pedikel podositberdekatan, mirip susunan kancing-rigi (resleting). Keadaan ini membentuk sawar selektif.3Sel Mesangial. Sel ini merupakan sel fagositik, berupa perisit pada lengkung kapiler golmerulus. Sel mesangial membersihkan sisa sel mati dan kompleks imun, yang bila dibiarkan akan menyumbat saringan urin. Jadi fungsinya adalah sebagai pembersih saringan.3Tubulus renalis terdiri atas:1. Kapsula Bowman.

2. Tubulus kontortus proksimal.3. Ansa Henle pars desnden, yang terletak dalam bagian piramid medula yang membalik dan membentuk.

4. Ansa Henle segmen tipis.

5. Ansa Henle pars asenden, menuju dan masuk kembali ke korteks dan melanjutkan sebagai6. Tubulus kontortus distal, yang bagian akhirnya melurus dan membentuk.7. Tubulus penghubung, yang berakhir dengan bermuara pada duktus koligens. Diantara tubulus kontortus distal dan tubulus penghubung terdapat suatu segmenbersudut pendek, tubulu berbiku (zig-zag). Duktus koligens mulai dari bagian korteks dan pada jarak-jarak pendek saling berhubungan dan akhirnya bermuara ke dalam saluran lebar yang disebut duktus Bellini, yang akan bermuara pada puncak piramid yang menonjol ke dalam kaliks minor.3Tubulus kontortus. Tubulus ini merupakan segmen nefron yang paling besar dan paling berkelok dan membentuk sebagian besar korteks. Panjangnya lebih kurang 14 mm dengan garis tengah 50-60um. Dilapisi selapis sel-sel silindris rendah atau piramid terpancung, dengan inti bulat, dan sitoplasma bergranula yang terpulas gelapdengan eosin. Permukaan bebas sel-sel epitel dilengkapi mikrosili yang membentuk semacam Brush Border. Mitokondria berderet-deret pada bagian basal sel yang memberinya corak bergaris. Bagian sel dekat Brush Border mengandung fosfatase alkali.3Ansa Henle Pars Desenden. Bagian ini mempunyai susunan sama dengan yang terdapat pada tubulus kontortus proksimal, kecuali Brush Border nya yang disini kurang berkembang.3Ansa Henle Segmen Tipis. Bagan ansa henle ini mempunyai gais tengah 15m, dilapisi selapis sel epiteliolpipih dngan ini menonjol ke dalam lumen. Mikrofili yang membentuk Brush Border disini lebih sedikit dan lebih pendek. Mitokondria dalam sel juga kurang.3Ansa Henle Pars Asenden. Panjang bagian ini 9mm dengan garis tengah 30m. Bagian ini naik menuju korteks dan menghampiri kutub atau polus vaskular glomerulus asalnya. Pada tempat ini saluran telah menjadi tubulus kontortus distal. Bagian saluran inidibatasi sel kuboid yang terletak diatas membran sel.3Tubulus Kontortus Distal. Berawal dekat kutub vaskular glomerulus dan berakhir saat menyatu dengan duktus koligens bagian melengkung. Panjangnya 4 -5 mm, dengan garis tengah 22-50 m. Dilapisi sel kuboid. Pada bagian distal yang berdekatan dengan ateriol aferen, sel-sel yang berbatasan dengan ateriol aferen, sel-sel yang berbatasan dengan ateriol itu mengalami perubahan menjadi berbentuk silindris. Bagian tubulus distal yang mengalami perubahan ini disebut makula densa. Sel-sel ini membentuk aparatus yuksta-glomerular bernama sel-sel epiteloid. Pada tunika media arteriol aferen yang bersebelahan. Sel terakhir ini menghasilkan renin.3Duktus Koligens. Bagian ini dilapisi epitel selapis kuboid.3Fungsi Tubulus Renal antara lain:

1. Glomerulus (Mempertahankan adanya tegangan dalam aliran.2. Membran Basal Glomerulus dan Podosit Viseral (Menyaring selektif.3. Tubulus Kontortus Proksimal ( Resorpsi selektif terhadap Na, Cl, HCO3, ion Ca, asam amino, sejumlah protein glukosa dan air. Sel-sel yang banyak mikrovili pada permukaan lumen dan lipatan-lipatan membran sel bagian basal. Lipatan-lipatan basal ini jalannya paralel satu sama lain dan berhimpitan. Banyak mitokondria terselip di dalam lipatan-lipatan itu. Jadi kedua permukaan membran sel membentuk permukaan reabsorpsi yang cukup luas. Di dalam sitoplasma terdapat terdapat mikrotubuldan mikrofilamen untuk transpor aktif. Sel-sel banyak mengandung enzim seperti adenosin trifosfat oksidase sitokrom, dehidrogenase suksinat, fosfatase asam (di dalam benda-benda lisosom), glukose 6 fosfatase dan leusin aminopeptidase yang membantu resorpsi.4. Ansa Henle Pars Desenden (Mensekresi ion H dan kreatinin ke dalam urin.5. Ansa Henle Pars Asenden (Resorpsi ion Na dan Ca.6. Tubulus Kontortus Distal (Dipengaruhi hormon aldosteron. Mengabsorpsi kembali ion Ca, PO4, Na dan mengekskresi ion K, H, dan NH4.7. Duktus Koligens (Dipengaruhi hormon ADH dan menyerap air.Sel interstisial terdapat di antara duktus koligens, dan menghasilkan prostaglandin yang mempengaruhi otot viseral.32.3.3 Fungsi dan Mekanisme Kerja Organ GinjalGinjal manusia sendiri terdiri atas 3 bagian, yaitu :

Korteks (bagian Luar/kulit luar)

Medula (sumsum ginjal)

Pelvis (Rongga Ginjal)

Semua bagian ginjal kecuali pelvis disusun oleh sekitar satu juta nefron. Nefron ini sendiri terdiri atas badan malphighi serta tubula (tubulus). Dalam badan malphighi ini terdapat kapsul bowman yang bentuknya pipih seperti mangkuk. Kapsul bowman ini menutup glomerulus yang merupakan unit filtrasi nefron. Glomerulus ini disusun atas jalinan kapiler arterial. Tubulus ini ada 3 macam, yaitu tubulus proksimal, tubulus distal serta tubulus pengumpul yang memiliki fungsi tersendiri. Selain itu juga, dalam ginjal ini terdapat Lengkung Henle.4Adapun ginjal ini sendiri memiliki fungsi sebagai berikut: Menyaring dan menyerap sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh (dibuang dalam bentuk Urine).

Mengatur kadar garam.

Mengatur zat terlarut dalam darah (seperti vitamin yang larut dalam darah)

Mengatur jumlah air dalam darah.

Mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh (agar tidak terjadi kelainan dalam darah).

Memproses vitamin D agar dapat digunakan oleh tubuh.

Memproduksi hormon eritropoitein.Proses pembentukan urin, salah satu fungsi dari ginjal adalah menyerap kembali sisa-sisa metabolisme yang masih dapat diserap oleh tubuh dan membuang zat yang tidak berguna lagi melalui urin.4 Adapun proses pembentukan urine ini sendiri terdiri atas tiga proses, yaitu :

Filtrasi (Penyaringan). Proses ini terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Awalnya, darah masuk ke glomerulus. Setelah darah masuk, secara tidak langsung tekanan darah dalam ginjal ini menjadi lebih tinggi yang menyebabkan air serta komponen-komponen yang tidak terlarut dalam darah ini akan melewati endotelium kapiler, glomerulus, membran dasar dan melewati lempeng filtrasi. Maka filtrat ini akan masuk ke dalam kapsul bowman yang selanjutnya hasil dari filtrasi ini disebut sebagai urine primer. Namun dalam proses filtrasi ini masih banyak zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.5 Re-Absorpsi (Penyerapan Kembali). Pada proses ini, tempat yang paling berperan adalah tubula. Proses ini terjadi karena pada urine primer masih banyak zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea. Proses re-absorpsi ini dimulai ketika urine primer mengalir menuju tubulus proksimal dan lenkung Henle. Pada tubulus proksimal ini terjadi reabsorpsi glukosa dan ion Na+ serta reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif di tubulus distal. Setelah proses reabsorpsi ini selesai, maka terjadilah urine sekunder yang mengandung garam, air, urea dan pigmen empedu yang memberikan warna serta bau dari urine itu sendiri.5 Sekresi. Proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Sekresi adalah suatu proses dimana zat-zat dalam darah di pindahkan ke dalam tubulus, dimana zat-zat tersebut memang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh kita. Lalu dilanjutka dengan mengalirnya urine sekunder menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini terjadi penyerapan Na+, Cl- dan urea. Seteleh penyerapan ini berhasil, maka urine sesungguhnya terbentuk. Urine yang sesungguhnya ini kemudian dipindahkan dari tubulus pengumpul menuju pelvis renalis yang selanjutnya akan dialirkan ke ureter menuju tempat penyimpanan urine sementara, yaitu vesika urinaria.5Pada urine yang sesungguhnya tidak terdapat glukosa ataupun protein. Maka apabila pada urine ini terdapat glukosa ataupun protein, maka ginjal orang tersebut memiliki kelainan.5Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus. Cairan filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar berupa urine. Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan lapisan pembuluh darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membrane basalis, lapisan epitel yang melapisi permukaan capsula bowman. Permiabilitas membarana glomerulus 100-1000 kali lebih permiabel dibandingkan dengan permiabilitas kapiler pada jaringan lain.6Laju Filtrasi Glomerulus (GFR= Glomerulus Filtration Rate) dapat diukur dengan menggunakan zat-zat yang dapat difiltrasi glomerulus, akan tetapi tidak disekresi maupu direabsorpsi oleh tubulus. Kemudian jumlah zat yang terdapat dalam urin diukur persatuan waktu dan dibandingkan dengan jumlah zat yang terdapat dalam cairan plasma.6Pengaturan GFR (Glomerulus Filtration Rate). Rata-rata GFR normal pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya GFR antara lain ukuran anyaman kapiler, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan osmotik yang terdapat di dalam atau diluar lumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut:

a. Tekanan kapiler pada glomerulus 50 mm HG

b. Tekanan pada kapsula bowman 10 mmHG

c. Tekanan osmotik koloid plasma 25 mmHG

Ketiga faktor diatas berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi tekanan kapiler pada glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada kapsula bowman. serta tekanan osmotik koloid plasma akan menyebabkan semakin rendahnya filtrasi yang terjadi pada glomerulus.6Ketiga faktor diatas berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi tekanan kapiler pada glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada kapsula bowman. serta tekanan osmotik koloid plasma akan menyebabkan semakin rendahnya filtrasi yang terjadi pada glomerulus.62.3.4 Hormon-Hormon yang dihasilkan Ginjal Beserta dengan Fungsinya

Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.6a)ADHHormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.6b)AldesteronHormon ini diekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal dan berfungsi agar ion natrium dan ion kalsium dalam darah tetap seimbang. Penyerapan ion kalsium dan ion natrium pada tubulus ginjal. Memelihara keseimbangan air dan garam dalam darah.6c)ProstaglandinProstaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah dengan cara vassodilatasi potent, kontraksi uterus, dan pengaturan gerakan gastrointestinal.6d)GlukokortikoidHormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.62.3.5 Sistem Autoregulasi Organ GinjalAutoregulasi ginjal memungkin terjaganya aliran darah ginjal pada berbagai keadaan tekanan darah yang berubah-ubah antara 70-160 mmHg. Bila tekanan darah turun akan menyebabkan aliran darah di glomerulus turun, ini akan merangsang sel makula densa di epitel glomerulus untuk membuat vasodilatasi dari kapiler afferent dan vasokonstriksi di kapiler efferent, sehingga hasilnya adalah tekanan di glomerulus tetap dan ini menyebabkan laju filtrasi glomerolus tidak banyak berubah. Namun bila keadaan ini berlangsung lebih lama dari 5-10 menit, akan terjadi perangsangan sistem renin angiotensin, dan dengan terlepasnya angiotensin II menyebabkan vasokonstriktor efferent sehingga laju aliran darah ginjal akan menurun, namun demikian laju firtrasi glomerulus tetap dipertahankan normal.6Penutup

3.1 Hipotesis:

Bengkak pada kedua kaki dan perut membuncit disebabkan karena gangguan keseimbangan cairan tubuh pada organ ginjal.3.2 Sasaran Pembelajaran:

1. Mempelajari mekanisme keseimbangan cairan tubuh pada organ ginjal.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme ginjal.3. Mempelajari tahap-tahap filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi pada ginjal.4. Mengetahui struktur makroskopis dan mikroskopis pada organ ginjal.

3.3 Kesimpulan:

Sel sebagai unit terkecil suatu makhluk hidup secara struktural dan fungsional. Itu berarti sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup. Sel-sel yang tersusun akan membentuk suatu jaringan. Sekumpulan jaringan kemudian akan tersusun menjadi suatu organ. Organ-organ tersebutlah yang kemudian akan tersusun menjadi sistem organ. Sehingga pada tubuh manusia terciptalah satu kesatuan yang kompleks yang bermula dari sel. Di dalam sel terjadi proses biokimia dan fungsi hidup seperti nutrisi dan digesti, adsorpsi, transport, biosintesis, sekresi, respirasi, ekskresi, respon, dan reproduksi. Semuanya itu akan berjalan dengan melibatkan sel dan bagian-bagiannya. Organ-organ yang terbentuk, secara bersama-sama akan menyusun dan menjalankan sistem dengan kompak. Ginjal merupakan organ ekskresi, yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh, khususnya pada vertebrata. Pada manusia, ginjal merupakan dua organ yang berbentuk seperti kacang merah dan terletak di rongga perut. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ukurannya sebesar kepalan tangan manusia yang tertutup. Ginjal sebagai organ ekskresi memiliki beberapa fungsi, diantaranya menyaring darah sehingga menghasilkan urin. Proses ini akan berkaitan dengan transport zat yang melalui seluler. Dalam makalah ini, akan dijelaskan sedikit lebih rinci tentang proses tersebut.Daftar Pustaka

1. Karmana O. Anatomi fisiologi. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2006. hal:237-50

2. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2008. hal:301-14

3. Tambayong J. Buku ajar histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2004. hal:657-69

4. Asih Y. Anatomi fisiologi tubuh manusia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007. hal:203-11

5. Tate SS. Anatomi dan fisiologi edisi internasional. New York: Candice Fuhran; 2004. hal:145-526. Behman L. Ilmu kesehatan anak. Pennsylvania: W.B. Saunders Company; 2004. hal:239-5415