urin

Upload: jimmy-bayu-wibowo

Post on 08-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hulalalalalauntuk biokimia

TRANSCRIPT

Variasi klorida menentukan bagian dari bahan padat dalam urine. Ekskresi Cl tergantung pada partikel, diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari. Klorida diekskresikan sebagai natrium klorida adalah yang utama karena sebagian klorida adalah yang utama.Jumlah dan komposisi urin mencerminkan berbagai proses biokimia yang terjadi dalam tubuh. Dengan demikian komposisi urin individu bisa berubah ketika seseorang memiliki penyakit. Dalam kondisi sakit, sangat umum untuk melihat adanya komponen abnormal (Senyawa yang tidak hadir dalam urin yang sehat, individu normal) atau komponen normal dalam jumlah abnormal dalam urin. Berikut adalah komposisi normal urin. Tabel 1 Komposisi normal urinJenisIndikator

Volume600-200 ml / 24 jam

Khusus Gravitasi1,003-1,030

pH4,6-8,0

Urea15-35 g (250-580 mmol) / 24 Jam

Ammonia0,5-1,0 g (29-58 mmol) / 24 Jam

Urat0,5-2,0 g (3 - 12 mmol) / 24 Jam

Kreatinin1,0-2,0 g (9-17 mmol) / 24 Jam

Creatine0.1g / 24 Jam

Pengujian terhadap garam amonium dilakukan untuk mengetahui adanya garam amonium dalam urin. Pada urin yang dipanaskan kemudian uapnya akan menimbulkan warna merah yang menunjukkan adanya garam amonium atau gas NH3 yang mudah menguap pada kertas uji yang diberikan pereaksi nessler ataupun pada kaca (Ganong 2003).Uji Klorida pada urin dilakukan dengan mencampur HNO3 dan AgNO3, pada urin dan akan terbentuk endapan berwarna putih (AgCl). Apabila larutan tersebut ditambah dengan amoniak berlebihan, endapan tersebut akan larut kembali. HNO3 berfungsi untuk mencegah terjadinya perak fofat Terbentuknya endapan AgCl (endapan putih) menunjukkan adanya ion Cl- yang berasal dari urine diikat oleh Ag+ dari AgNO3. Penambahan amoniak akan mengurangi endapan AgCl (Ganong, 2003).AgCl + NH3OHAgOH + NH4Cl

Uji klorida dilakukan untuk mengetahui zat-zat abnormal yang terkandung dalam urin. Indikatornya terdapat endapan putih, menunjukkan urin tersebut mengandung klorida. Adanya endapan menunjukkan bahwa kinerja hati terganggu.

Menurut Filzahazny (2009), Belerang pada percobaan urin dapat dibedakan menjadi :a. Belerang AnorganikBelerang anorganik merupakan bagian terbesar dari belerang teroksidasi (85-90 %) dan berasal terutama dari metabolisme protein. Pada percobaan ini, urin 24 jam direaksikan dengan HCl encer dan BaCl2. Maka akan terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya belerang anorganik, reaksi yang terjadib. Belerang EteralBelerang etereal merupakan senyawaan asam sulfat dengan zat-zat organik. Sulfat etereal di dalam urin merupakan ester sulfat organik (R-O-SO3H) yang dibentuk di dalam hati dari fenol endogen dan eksogen, yang mencakup indol, kresol, esterogen, steroid lain, dan obat-obatan. Zat-zat organik tersebut berasal dari metabolisme protein atau pembusukan protein dalam lumen usus. Semuanya terurai pada pemanasan dengan asam. Jumlahnya 5-15 % dari belerang total urin. c. Belerang Yang Tak TeroksidasiBelerang tak teroksidasi merupakan senyawa yeng mempunyai gugus SH, -S, -SCN, misalnya asam amino yang mengandung S (sistin), tiosulfat, tiosianat, sulfida, dsb. Jumlahnya adalah 5-25 % dari belerang total urin. Pada percobaan ini, kertas saring yang dibasahi dengan Pb-asetat menjadi berwarna hitam (hasil reaksi positif). Protein plasma sebagian kecil disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal. Normal ekskresi protein urin biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu spesimen. Bila lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria. Ada bebrapa test urin untuk mengetahui ada protein, antara lain test heller, test koagulasi, test asam sulfosalisilat dan test Osgood-haskins (Basoeki 2000).LampiranUji kreatinin

Pada uji kreatinin terdapat dua jenis uji diantaranya reaksi jaffe dan test nitroprussida. Pada reaksi jaffe terjadi pembentukan tautomer kreatinin pikrat yang berwarna merah bila kreatinin direaksikan dengan larutan pikrat alkalis. Warna ini akan berubah menjadi kuning apabila larutan diasamkan. Sedangkan pada test Nitroprussida. Warna ini akan berubah menjadi kuning dan pada pengasaman dengan asam asetat menjadi hijau dan kemudian biru disebabkan pembentukan biru berlian. Setelah dilakukan uji kratinin pada sempel urin didapatkan warna urin tetap merah dan reaksinya ada kreatinin.