upaya penyiapan e-leadership dalam rangka mendukung...
TRANSCRIPT
Upaya Penyiapan e-Leadership dalam Rangka Mendukung Penyelenggaraan e-Government
A. A. Sri Astiti
Pusat Inovasi Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur
Deputi Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara
Jl. Veteran 10, Jakarta 10110, Indonesia E-Mail [email protected]
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat memberi
peluang untuk dimanfaatan semaksimal mungkin bagi organisasi. Diyakini,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan akan
meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan yang bermuara pada penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance). Upaya keseriusan pemerintah dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi di lingkungan pemerintah diwujudkan dengan dikeluarkannya peraturan
dan pedoman pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi antara lain:
pada tahun 2002 Kementrian KOMINFO berinisiatif menyusun buku putih Sistem
Informasi Nasional (SISFONAS) dan pada tahun 2003 dikeluarkannya peraturan dalan
bentuk Instruksi Presiden no. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional
pengembangan e-Government.
Berdasarkan buku kerangka konseptual SISFONAS1, keberhasilan penerapan e-
Government diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana yang dibutuhkan
yaitu sarana yang berbentuk infrastruktur sistem informasi, baik yang bersifat non
teknis maupun teknis. Infrastruktur yang bersifat non teknis meliputi kepemimpinan,
sumber daya manusia, dan regulasi. Sedangkan infrastruktur yang bersifat teknis
meliputi infrastruktur jaringan, infrastruktur informasi, dan infrastruktur aplikasi.
Apabila mengacu pada Instruksi Presiden no. 3 tahun 2003 2, keberhasilan penerapan e-
Government dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu: e-Leadership, infrastruktur jaringan
informasi, pengelolaan informasi, lingkungan bisnis, masyarakat dan sumber daya
manusia. Dari berbagai aspek tersebut, salah satu aspek penting yang berperan
terhadap keberhasilan penerapan e-Government adalah aspek kepemimpinan (e-
Leadership). Diyakini, kepemimpinan yang efektif dapat memberikan andil besar
terhadap keberhasilan pengembangan dan penerapan e-Government baik di instansi
pemerintah pusat maupun daerah. Aspek e-Leadership tersebut berkaitan dengan
prioritas dan inisiatif para pimpinan instansi pemerintah dalam mengantisipasi dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Penguatan e-Leadership harus diiringi
pula dengan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah
serta penguatan kerangka kebijakan yang fokus dan konsisten dalam mendorong
pemanfaatan teknologi informasi.
Penyiapan e-Leadership dalam mendukung pengembangan dan penerapan e-
Government di Indonesia lebih dikenal dengan penyiapan Government Chief Information
Officer (GCIO) pada tingkatan pemerintah pusat dan daerah. Konsep GCIO ini telah
dikenalkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak tahun 2007. Namun
dalam perjalanan, penyiapan komite TIK (GCIO) baik pada pemerintah pusat dan
daerah belum terbentuk seperti yang diharapkan. Ini menggambarkan pengembangan
dan penerapan e-Government di Indonesia masih berjalan di tempat, hampir semua
institusi pemerintah baik di pusat dan daerah masih pada tataran “mulai mengenal”
pemanfaatan TIK dalam berbagai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan3. Penyiapan
e-leadership melalui pembentukan komite TIK pada instansi pemerintah sepertinya
masih memerlukan perjalanan yang panjang, sehingga pengembangan kapasitas SDM
yang sudah ada sangat diperlukan agar memiliki kompetensi dan visi sesuai dengan
arah kebijakan pada pengembangan e-Government di Indonesia. Penyiapan
kompentensi e-Leadership di kementerian dan lembaga pemerintah di Indonesia tidak
hanya menjadi tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika, namun juga peran
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara c.q. Lembaga Administrasi Negara
melalui pendidikan dan pelatihan aparatur. Namun, sampai sejauh mana LAN berperan
dalam penyiapan kapasitas e-leadership yang dapat melahirkan agen perubah dalam
pengembangan dan penerapan e-Government di institusinya masing-masing perlu
dicermati kembali.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalah
utama adalah “apa dan bagaimana upaya menyiapkan kompetensi para pemimpin yang
memiliki visi e-Leadership dalam rangka mendukung penyelenggaraan e-Government”.
3
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Secara umum tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan apa dan bagaimana
menyiapkan kompetensi para pemimpin yang memiliki visi e-Leadership dalam rangka
mendukung penyelenggaraan e-Government.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya tulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan wawasan tentang apa dan bagaimana menyiapkan kompetensi para
pemimpin yang memiliki visi e-Leadership dalam rangka mendukung
penyelenggaraan e-Government.
2. Mendukung upaya penyiapan pemimpin yang memiliki visi e-Leadership dalam
rangka mendukung penyelenggaraan e-Government.
3. Memberikan masukan bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan
dalam rangka menyiapkan e-Leadership yang berkompenten dan visioner.
D. TINJAUAN LITERATUR
Pengertian e-Leadership
Istilah e-Leadership mulai booming setelah teknologi Internet mulai dikenalkan
sejak tahun 1990-an. E-leadership dapat dimaknai dengan kepemimpinan virtual
dimana kepemimpinan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja secara kolaboratif
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi tanpa membatasi ruang dan
waktu. Dengan kemajuan teknologi Internet, pimpinan dapat melaksanakan dan
memonitoring pekerjaannya melalui sarana teknologi informasi dan komunikasi
dengan cepat, murah dan mudah (fast, cheap & easy). Namun, pengertian e-leadership
tidak sesederhana itu. Ada beberapa pengertian mengenai e-Leadership. Menurut Budi
Raharjo (2008), e-Leadership adalah pimpinan yang memiliki visi, misi dan komitmen
terhadap teknologi informasi 4. Sedangkan Dr. Ir. Onno W. Purbo (2008) mendefinisikan
e-Leadership sebagai “Leader is one who knows the way, shows the way & goes the way”
5, dapat diartikan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mengetahui apa pokok
permasalah organisasinya, mencari dan menunjukkan bagaimana pemecahan masalah
organisasinya, serta melaksanakan solusi permasalahan dengan penuh komitmen.
Vision2lead juga memberikan definisi E-Leadership yang lebih komprehensif 6
yaitu:
E-Leadership means a balancing many roles and carrying them out via
communications technologies:
VISIONARY: To see the big picture and translate it for others.
CONVENER: To bring diverse people and organizations together to find common
ground and solve problems.
TEAM SPONSOR: To form and guide on-site and virtual teams.
MANAGER: To obtain and allocate resources with full accountability, and manage
on site and virtual organizations.
INNOVATOR: To discover new ways of doing the unexpected.
MENTOR: To foster new leadership.
Dari definisi Vision2lead tersebut diatas dapat dimaknai yaitu e-Leadership
adalah kepemimpinan yang dapat menyeimbangkan berbagai peran dan melaksanakan
peran tersebut dengan mendayagunakan teknologi komunikasi yang ada
(kepemimpinan virtual). Berbagai peran kepemimpinan virtual yang wajib dimiliki
seorang pemimpin antara lain: menjadi seorang pemimpin yang visioner, sebagai ketua
tim dalam merumuskan dan memecahkan masalah organisasi, sebagai ketua tim yang
mensponsori dan memandu anggota tim yang ada serta anggota tim virtual, sebagai
manajer yang memiliki kemampuan memberdayakan seluruh sumber daya secara
transparan serta mampu mengelola organisasi fisik dan virtual, sebagai pimpinan yang
inovatif yaitu yang memiliki kemampuan sebagai pembaharu, serta mampu sebagai
mentor yaitu menyiapkan para pemimpin-pemimpin masa depan.
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa e-Leadership merupakan
pemimpin yang memiliki kemampuan dan komitmen dalam memberdayakan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk memecahkan masalah organisasinya, memiliki
visi dan misi yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam mencapai tujuan
organisasinya, serta mampu memberdayakan seluruh sumber daya dengan
memanfatkan saluran teknologi informasi dan komunikasi yang ada. Beberapa bentuk
teknologi informasi dan komunikasi yang bisa dimanfaatkan, antara lain: penggunaan e-
mail, voice mail, instant messaging (IM), video conferencing, teknologi Internet dan
Intranet, serta berbagai jenis aplikasi kolaborasi. Disisi lain, seorang e-leadership harus
memiliki kapasitas dan kemampuan dalam menyusun suatu kebijakan yang formal
mengenai penggunaan teknologi informasi untuk memecahkan persoalan organisasi
5
secara kolaboratif, serta memiliki kemampuan melakukan perubahan model alur kerja
(business model) yang signifikan akibat penetrasi TIK ke dalam organisasi.
E. METODE PENULISAN
Tulisan ini disusun dengan menggunakan pendekatan dan metode deskritif
kualitatif. Metode deskritif kualitatif adalah suatu proses mendeskripsikan dan
memahami makna, dan konteks dari permasalahan yang sedang dikaji, serta bertujuan
untuk memahami permasalahan dengan lebih mendalam dan mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. Pengumpulan data dilakukan melalui
pencarian informasi yang ada di Internet dan menelaah peraturan-peraturan yang
terkait dalam rangka penulisan.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya-upaya Penyiapan e-Leadership melalui jalur pendidikan formal
Untuk menjawab bagaimana menyiapkan kompentesi e-leadership, maka perlu
dilakukan penyiapan skill dan kemampuan e-leadership. Upaya-upaya untuk
mempersiapkan kompetensi e-leadership secara umum dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan formal dan non formal/non gelar.
Penyiapan e-leadership melalui pendidikan formal telah dipelopori oleh
beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM dan ITB dengan kerjasama dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menawarkan program pendidikan
kepemimpinan teknologi informasi - Chief Information Officer (CIO). Program CIO ini
lahir untuk menjawab kebutuhan pemerintah dalam mendukung keberhasilan
penerapan e-Government dan kebutuhan organisasi bisnis dan nirlaba lainnya untuk
mempersiapkan pimpinan berwawasan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Program CIO (chief Information officer) adalah program pendidikan yang
diselenggarakan untuk menyiapkan pemimpin-pemimpian organisasi agar memiliki
kemampuan dalam memberdayakan TIK sehingga dapat berperan sebagai penyedia
informasi bagi kelangsungan hidup organisasinya. Kemampuan memberdayakan TIK di
organisasi menjadi faktor kunci dalam mencapai keunggulan organisasi dan dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Saat ini penerapan TIK belum seperti yang
diharapkan, hal ini disebabkan karena persepsi terhadap TIK belum sesuai dengan
peran dan kemampuannya. Peran TIK masih dianggap sebagai support, belum sebagai
enabler, sehingga model penerapan, inovasi dan investasi TIK belum dapat dicapai
secara optimal. Agar TIK dapat diberdayakan untuk meningkatkan daya saing atau
kualitas pelayanan publik, diperlukan cara pandang TIK sebagai enabler dalam proses
transformasi pemerintahan atau organisasi bisnis. Proses transformasi ini memerlukan
seorang innovator yang bisa mengintegrasikan antara visi organisasi dengan
kemampuan sumberdaya informasi dan sumber daya lainnya. Disinilah dibutuhkan
peran seorang CIO untuk memimpin suatu transformasi tersebut diatas berbasiskan
pengelolaan informasi secara efektif.
Dengan adanya program pendidikan kepemimpinan teknologi informasi - Chief
Information Officer (CIO), diharapkan akan menghasilkan pimpinan organisasi,
khususnya CIO dengan peran (kompetensi), sebagai berikut 7:
Kemampuan Antisipatif
Yaitu kemampuan mengenali perkembangan, potensi teknologi dan bisnis TIK
dalam konteks pemanfaatan peluang bagi organisasi dan transformasi organisasi.
Kemampuan Memimpin
Yaitu kemampuan dalam merumuskan visi dan misi; menterjemahkannya menjadi
tujuan organisasi; kemudian menjalankan dan memimpin organisasi TIK untuk
mencapai hasil-hasil sesuai visi, misi dan tujuan organisasi.
Kemampuan Menyusun Strategi
Yaitu kemampuan mengidentifikasi pengaruh TIK terhadap organisasi, menentukan
arah/strategi TIK yang menjamin adanya kesesuaian antara strategi bisnis dan
strategi TIK.
Kemampuan Mengorganisasikan sumber daya yang ada
Yaitu kemampuan menentukan dan menjamin tatakelola TIK yang benar dan baik
dalam organisasi sehingga dinamika organisasi selalu menuju pada tujuannya.
Kemampuan dalam Penyediaan Layanan
Yaitu kemampuan menjamin ketersediaan layanan TIK bagi organisasi untuk dapat
mencapai tujuan organisasi/bisnisnya.
Kemampuan Mengukur dan Mengembangkan
Yaitu kemampuan mendemonstrasikan dan melakukan pengukuran nilai dari TIK,
secara proaktif mengatur performasi berdasarkan hasil yang didapatkan serta
7
mendistribusikan teknik baru hasil pengembangan, alat dan pendekatan yang
dilakukan.
Kurikulum atau materi-materi yang diberikan oleh Program Pendidikan
Kepemimpinan Teknologi Informasi - Chief Information Officer (CIO) Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika ITB dikelompokkan menjadi tiga kelompok kompetensi, yaitu 7:
1) Kompetensi Teknis yaitu kompetensi penguasaan teknologi informasi, meliputi
materi-materi:
Jaringan Informasi;
Arsitektur Teknologi Informasi;
Basis data Multimedia;
Pemograman Internet/Web;
Keamanan Teknologi Informasi;
Tata Kelola Teknologi Informasi;
Business Continuity Planning;
Manajemen Layanan Teknologi Informasi.
2) Kompetensi Manajemen Teknologi Informasi, meliputi materi-materi:
Statistika Bisnis dan Analisa Kuantitatif;
Perencanaan Strategis Teknologi Informasi;
Manajemen Proyek Teknologi Informasi;
Manajemen Resiko Teknologi Informasi;
Knowledge Management.
3) Kompetensi Kepemimpinan, meliputi materi-materi:
Manajemen Perubahan;
Kepemimpinan Bisnis;
Teknologi Informasi dan Kebijakan Publik;
Organisasi Teknologi Informasi.
Sedangkan, pada program Magister Teknologi Informasi – konsentrasi Chief
Information Officer (CIO) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UGM menggunakan
kurikulum MSIS (Masters of Science in Information Systems) dari konsorsium ACM/AIS
(ACM-AIS, 2000). Kurikulum MSIS dimaksudkan sebagai acuan standar bagi pendidikan
S2 dalam bidang sistem informasi. Program Magister Teknologi Informasi - konsentrasi
CIO UGM ditujukan untuk menghasilkan eksekutif/pengambil kebijakan yang
bertanggungjawab mempromosikan TI sebagai sarana peningkatan kualitas organisasi,
baik pada level strategis maupun operasional. Kurikulum ini terbagi atas beberapa
kelompok mata kuliah: kelompok dasar-dasar sistem informasi dan bisnis, kelompok
inti sistem informasi, kelompok integrasi, dan kelompok pendukung pemilihan jalur
karir. Kurikulum MTI mengadopsi bagian-bagian yang menunjukkan keterkaitan antara
sistem dan teknologi informasi dengan dunia bisnis dan organisasi Kurikulum MTI
kosentrasi CIO pada UGM meliputi materi-materi 8:
Manajemen Strategis;
Azas-azas Teknologi Informasi dan Teknologi Informasi Masa Depan;
Layanan Elektronis (e-Services);
Aspek Legal, Ekonomi, dan Anggaran Teknologi Informasi;
Informatika Sosial;
Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis;
Audit dan Keamanan Sistem Informasi;
Workshop Manajemen Kebijakan dan Strategi TI;
Kapita Selekta TI;
Workshop Operasional TI;
Metodologi Riset;
Keamanan Sistem dan Jaringan Komputer;
Workshop Manajemen Operasional TI;
Keamanan Sistem dan Jaringan Komputer;
Sebagai perbandingan kurikulum pendidikan e-Leadership yang ditawarkan pada
perguruan tinggi di luar negeri, berikut kurikulum yang ditawarkan oleh Fort Hays
State University (Kansas, USA), meliputi tiga kelompok matakuliah yaitu 9:
1) Kelompok matakuliah dasar (Core Requirements)
a. Intro. to Leadership Concepts
b. Intro. to Leadership Behavior
c. Fieldwork in Leadership Studies
d. Leadership and Team Dynamics
e. Advanced Leadership Behaviors
f. Leadership and Team Dynamics
9
g. Principles of Civic Leadership
h. Principles of Org. Leadership
i. Topics in Leadership Studies: Supervisory Leadership
j. Leadership and Personal Development
k. Internship in Leadership Studies
2) Kelompok matakuliah pilihan (Major Electives)
a. Introduction to Business
b. Management Principles
c. Management Information Systems
d. Modern Social Problems
e. Organizational Theory and Anaylsis
f. Topics in Leadership Studies: Ethical Leadership
g. Conflict Management Through Communication
h. Human Resource Management
i. Readings in Leadership Studies
3) Kelompok matakuliah pendukung (Cognate Requirements)
a. Financial Accounting
b. Elements of Statistics
c. Ethical Issues in the Professions and Business
d. Organizational Behavior and Development
e. Business Communications
f. Communications in Human Org.
Upaya dan tantangan LAN dalam Penyiapan e-Leadership melalui jalur diklat
aparatur
Upaya pemerintah dalam menyiapkan pemimpin yang berwawasan TIK (e-
Leadership) dan dalam rangka mendukung keberhasilan penerapan e-Government
dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi calon pimpinan
instansi pemerintah pusat dan daerah. Lembaga Administrasi Negara selaku instansi
pembina pendidikan dan pelatihan PNS, senantiasa melakukan penyempurnaan
berbagai produk kebijakan pendidikan dan pelatihan yang telah dikeluarkan sebagai
tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.
Wujud pembinaan yang dilakukan di bidang diklat aparatur ini adalah penyusunan
pedoman diklat, bimbingan dalam pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dalam
penyelenggaraan diklat, standarisasi, akreditasi Diklat dan Widyaiswara,
pengembangan sistem informasi Diklat, pengawasan terhadap program dan
penyelenggaraan Diklat, pemberian bantuan teknis melalui perkonsultasian, bimbingan
di tempat kerja, kerjasama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi Diklat.
Berbagai diklat kepemimpinan telah memasukan materi-materi kepemimpinan untuk
menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Berikut merupakan salah saru contoh kurikulum atau materi-materi yang diberikan
dalam diklat kepemimpinan tingkat III, meliputi:
1) Kajian Sikap dan Perilaku
Kepemimpinan Dalam Organisasi
2) Kajian Manajemen Publik
Analisis Kebijakan Publik
Membangun Kepemerintahan yang Baik
Kepemimpinan Dalam Keragaman Budaya
Negosiasi, Kolaborasi dan jejaring Kerja
Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima
Teknik-teknik Analisis Manajemen
Pemberdayaan SDM
3) Kajian Pembangunan
Teori dan Indikator Pembangunan
Pembangunan Daerah, Sektor dan Nasional
Sistem Pengelolaan Pembangunan
Implementasi Kepemerintahan yang baik.
4) Aktualisasi
Disamping itu, dalam rangka peningkatan kapasitas untuk mendukung
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, pada tahun 2002 Pemerintah telah
menetapkan Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Dalam
Mendukung Desentralisasi melalui Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Peningkatan
kapasitas tersebut meliputi sistem, kelembagaan, dan individu, yang dalam
11
pelaksanaannya menganut prinsip-prinsip multi dimensi dan berorientasi jangka
panjang, menengah, dan pendek, serta mencakup multistakeholder, bersifat demand
driven yaitu berorientasi pada kebutuhan masing-masing daerah, dan mengacu pada
kebijakan nasional. Salah satu komponen peningkatan kapasitas di daerah adalah
Pengembangan SDM atau Diklat bagi pejabat struktural di daerah. Dalam memenuhi
kurikulum serta materi diklat tersebut, Lembaga Administrasi Negara bersama dengan
Departemen Dalam Negeri melalui program program peningkatan kapasitas
berkelanjutan (SCBDP) telah mengembangkan sejumlah modul diklat yang didasarkan
kepada prinsip competency based training. Salah satu modul yang telah disusun adalah
modul untuk peningkatan kapasitas di bidang TIK yaitu modul/pedoman Umum Diklat
Teknis teknologi informasi dan komunikasi. Adapun materi-materi yang diberikan pada
Diklat Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi, antara lain 10:
1. Sistem Informasi Berbasis Web (Internet);
2. Keamanan Internet;
3. Kebijakan Pemerintah Tentang e-Government;
4. Praktek Penggunaan Internet.
Dari berbagai kurikulum diklat e-Leadership diatas dan untuk mendukung
keberhasilan penyiapan e-Leadership di lingkungan pemerintahan, maka diperlukan
kurikulum yang mengakomodir materi-materi peningkatan wawasan TIK. Namun,
kenyataannya pelaksanaan diklat teknis TIK belum terprogramkan pada
penyelenggaraan diklat SPIMNAS bidang kepimpinan maupun diklat SPIMNAS bidang
Teknik Manajemen dan Kebijakan Pembangunan. Hal ini merupakan tantangan bagi
LAN untuk tetap terus melakukan penyempurnaan dan pengembangan kurikulum
diklat, antara lain dengan memasukkan materi-materi berwawasan TIK dalam
kurikulum diklat kepemimpinan dan diklat teknis fungsional.
G. PENUTUP
Kesimpulan
Salah satu aspek penting yang berperan terhadap keberhasilan penerapan e-
Government adalah aspek kepemimpinan (e-Leadership). Diyakini, kepemimpinan yang
efektif dapat memberikan andil besar terhadap keberhasilan pengembangan e-
Government baik di instansi pemerintah pusat maupun daerah. Aspek e-leadership
tersebut berkaitan dengan prioritas dan inisiatif para pimpinan instansi pemerintah
dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Pada artikel
ini telah dipaparkan tentang apa dan bagaimana menyiapkan e-Leadership. Beberapa
bentuk kurikulum yang ditawarkan dalam mempersiapkan e-Leadership atau SDM yang
berwawasan TIK. Rekomendasi yang dapat diberikan dalam peningkatan kapasitas e-
Leadership di pemerintahan, antara lain dengan memasukkan materi-materi
berwawasan TIK dalam kurikulum diklat kepemimpinan dan diklat teknis fungsional.
DAFTAR PUSTAKA
1Kementerian Komunikasi dan Informatika.2002. Buku Putih Sistem Informasi Nasional
(SISFONAS). Jakarta.
2Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003. Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government. Jakarta.
3Peran, Struktur, dan Tupoksi Government CIO di Lingkungan Pemerintah Daerah, www.mti.ugm.ac.id/~lukito/CommService/PP_GCIO.doc, tanggal akses: 3 Juni 2008.
4Mengukur E-Leadership, http://rahard.wordpress.com/2008/05/16/mengukur-e-
leadership/, tanggal akses: 3 Juni 2008.
5Definisi E-Leadership, http://mastel.wordpress.com/category/e-leadership/ , tanggal
akses: 3 Juni 2008.
6What is eLeadership?, http://www.vision2lead.com/html/eleadership.html, tanggal akses: 3 Juni 2008.
7Program Pendidikan Kepemimpinan Teknologi Informasi - Chief Information Officer
(CIO) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, http://www.stei.itb.ac.id/mcio/ ,
tanggal akses: 10 Juni 2008.
8Program Magister Teknologi Informasi - Chief Information Officer (CIO) Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik UGM , http://mti.ugm.ac.id/ , tanggal akses: 10 Juni 2008.
9E-Leadership Course, Fort Hays State University (Kansas, USA), http://www.e-leadership.net/ , tanggal akses: 10 Juni 2008.
10Modul Diklat Teknis teknologi informasi dan komunikasi – Internet & E-Government , http://www.scbdp.net/ , tanggal akses: 10 Juni 2008.