upaya peningkatan pembelajaran biologi dengan
TRANSCRIPT
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI
DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO
SKRIPSI
OLEH :
JUSTIAR
NIM : 09 196 06
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KERINCI
1431 H / 2010 M
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kita ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberi nikmat-nikmatnya kepada manusia, terutama nikmat iman dan Islam
serta akal yang sehat yang membedakan antara manusia dengan makluk lainnya,
dan dengan nikmat tersebut itu pula manusia sebagai khalifah di muka bumi
berkewajiban mengembangkan dan melestarikan alam jagad raya ini.
Shalawat serta salam kita hadiahkan buat junjungan kita Nabi Muhammad
SAW rahmatan lilalamin, yang telah memperbaiki aklak manusia dari berbagai
kerusakan aklak dijaman jahiliyah dan mengajarkan serta mewariskan nilai-nilai
ketauhidan sebagai pedoman dan tuntunan hidup manusia dari masa ke masa.
Proposal ini penulis buat berdasarkan hasil penelitian, pantauan dan pengamatan
yang penulis lakukan. Dari penelitian, pantauan dan pengamatan tersebut maka
penulis memberi judul, PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU
ARO.
Didalam penulisan proposal ini penulis menyadari sesungguhnya
pengetahuan sangat terbatas, sehingga dirasakan masih jauh dari kesempurnaan,
namun dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki serta bimbingan
dari berbagai pihak akhirnya banyak kendala yang teratasi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. iii
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah. ……………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 6
D. Kegunaan Penelitian……………………………................................. 6
E. Defenisi Operasional…………………………………………………. 7
F. Metode Penelitian……………………………………………………...8
1. Pendekatan Penelitian……………………………………………. 8
2. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………. 8
3. Jenis Data………………………………………………………… 9
4. Sumber Data……………………………………………………… 9
5. Situasi Sosial………………………………................................... 9
6. Teknik Pengambilan Data………………………………………. 10
7. Analisis Data……………………………………………………. 11
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Kayu Aro……………………….. 12
B. Geografis……………………………………………………………. 14
C. Struktur Organisasi………………………………………………….. 15
D. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro………………... 17
1. Keadaan Guru…………………………………………………… 17
2. Keadaan Siswa………………………………………………….. 21
E. Keadaan Sarana dan Prasarana……………………………………… 22
BAB III KERANGKA TEORI
A. Proses Pembelajaran………………………………………………… 28
B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran……………………………… 31
a. Pengertian Pendekatan dan Metode Pembelajaran……………... 34
b. Beberapa Metode Pembelajaran………………………………… 38
C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual……………………………... 46
D. Kaitan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Kontekstual…….. 51
BAB IV PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO
A. Penerapan Pendekatan Kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro..54
B. Hasil yang dicapai setelah menerapkan Pendekatan Kontekstual Di
SMP Negeri 3 Kayu Aro………………………………………... 58
C. Kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi
kendala dalam menerapkan pendekatan kontekstual di SMP Negeri
3 Kayu Aro……………………………………………………… 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 65
B. Saran……………………………………………………………… 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Nama Kepala SMP Negeri 3 Kayu Aro…………………..13
Tabel 2. Daftar Nama Guru SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-
2011……………………………………………………………... 19
Tabel 3. Daftar Keadaan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro berdasarkan data
tahun terakir tahun ajaran 2010-2011…………………………... 22
Tabel 4. Daftar Keadaan Gedung SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahu n Ajaran
2010-2011………………………………………………………. 23
Tabel 5. Daftar Keadaan Inventaris Ruang Belajar SMP Negeri 3 Kayu Aro
Tahun Ajaran 2010-2011……………………………………….. 24
Tabel 6. Daftar Keadaan Ruang Laboratorium SMP Negeri 3 Kayu Aro
Tahun Ajaran 2010-2011……………………………………….. 25
Tabel 7. Daftar Keadaan Inventaris Ruang TU SMP Negeri 3 Kayu Aro
Tahun Ajaran 2010-2011……………………………………….. 25
Tabel 8. Daftar Keadaan Inventaris Ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 3
Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011……………………………. 26
Tabel 9. Daftar Keadaan Inventaris Ruang Perpustakaan SMP Negeri 3
Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011……………………………. 27
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Kayu Aro………………….. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.1
Kondisi dunia pendidikan saat ini mengalami banyak perubahan, seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perubahan
ini juga merubah paradigma pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan zaman.
Lufri, dkk menyatakan bahwa beberapa teori dan pemikiran yang
mengiring lahirnya paradigma baru tentang pendidikan dan pembelajaran telah
muncul seperti : 1) Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh
anak didik, 2) Anak didik mengembangkan pengetahuannya secara aktif, 3)
Pendidik bertugas mengembangkan kompetensi anak didik secara optimal, 4)
Pembelajaran terjadi melalui interaksi antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru dan antara siswa dengan lingkungan.2
Dewasa ini banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan yang diantaranya ialah pembaharuan kurikulum. Tujuan
pemerintah dalam hal ini adalah untuk menghasilkan manusia yang berkualitas
1 Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta : Direktorat jendral Pendidikan Islam, 2006 ), h.1.
2 Lufri, dkk, Strategi Pembelajaran Biologi (Padang : Jurusan Biologi FMIPA UNP), h. 49.
guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam pelaksanaannya dalam
proses pembelajaran menekankan dalam pemberian pengalaman langsung
pada siswa dalam pemberian materi yang diberikan guru serta mendorong
siswa membuat hubungan antara materi yang dipelajari dengan pengetahuan
yang dimiliki siswa kedalam kehidupan sehari hari.
Dalam pencapaian hal tersebut perlu pembelajaran yang mengarahkan
pada tumbuhnya kreativitas siswa, sebagai usaha untuk menciptakan
pembelajaran yang mampu memberikan makna dan pengalaman yang terarah
bagi siwa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengamati, menyelidiki, bereksprimen serta bertanya agar
ketrampilan dan pengetahuan siswa berkembang.
Dilihat dari pentingnya peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan maka
perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya
pembelajaran biologi, untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan
berbagai usaha diantaranya memperbaiki dan mengembangkan kurikulum,
meningkatkan kualitas dan sumber daya guru melalui penataran dan seminar,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan juga peningkatan manajemen
sekolah.
Meskipun telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan namun belum memberikan hasil yang optimal.
Salah satu indikator kualitas pendidikan adalah hasil belajar. Berbicara
mengenai hasil belajar khususnya biologi, berarti membicarakan mutu
pendidikan biologi itu sendiri. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Biologi adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dalam pemahaman
materi biologi melalui pendidikan harus diterapkan sebuah teori dan praktek
untuk memudahkan memahaminya. Dalam penerapan mengacu kepada
penekanan terhadap materi yang diberikan, untuk mencapai standar
pendidikan tersebut dapat digunakan metode-metode yang dapat melibatkan
keaktifan siswa, baik keaktifan fisik maupun mental emosional.
Tidak semua pembahasan biologi dapat dijelaskan oleh guru dengan kata-
kata. Terkadang ada suatu pembahasan yang dalam memahaminya harus
dilihat langsung oleh siswa, sehingga siswa benar-benar memahami dan
mengerti tentang hal tersebut.
Salah satu materi yang diberikan kepada siswa pada mata pelajaran
Biologi adalah tentang makluk hidup. Materi ini erat kaitannya dengan
kehidupan siswa sehari-hari. Untuk mempelajari materi ini teori saja tidak
cukup, siswa harus memahami konsep sebenarnya dan dapat menghubungkan
pengetahuan dengan pengalamnnya kedalam kehidupan mereka sehari-hari.
Dalam arti kata siswa harus aktif mencari dan menemukan sendiri konsep
yang terkandung dalam materi tersebut.
Permasalahannya sekarang kenyataan yang ditemui dilapangan khususnya
di SMP Negeri 3 Kayu Aro tidak sama dengan apa yang diharapkan,
pendekatan ataupun metode pembelajaran yang diterapkan kurang memotivasi
siswa untuk menyukai pembelajaran biologi, siswa kurang berkesempatan
untuk melakukan kegiatan praktek yang disebabkan oleh pendekatan mengajar
serta sarana dan prasarana yang tidak dipergunakan semestinya sehingga siswa
menjadi pasif dalam pembelajaran.
Metode dan alat pendidikan dalam islam selain mempunyai peranan
penting merupakan jembatan yang menghubungkan pendidik dan anak didik
menuju kepada tujuan pendidikan. Memang masalah metode itu sangat
penting karena itulah Rasulullah menganjurkan kemampuan dan
perkembangan anak didik.3
Dalam pembelajaran guru masih mendominasi ceramah menjadi pilihan
utama dalam menentukan strategi belajar, dengan demikian siswa kurang
mendapatkan kesempatan untuk melakukan dan mengamati langsung dan
menemukan konsep yang dipelajari.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang cukup baik adalah Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual yang lebih dikenal dengan nama CTL (Contektual
Teaching and Learning).
Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan kehidupan mereka sehari-hari.4
Pendekatan pembelajaran kontekstual diterapkan dengan alasan anak akan
belajar lebih baik jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan
sekedar mengetahui materinya saja.
3 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998), h.124.4 Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alpabeta, 2003), h.87.
Pemikiran peneliti dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual ialah proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila
memberikn kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara
lansung dan menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Tujuan yang ingin
dicapai dalam pendekatan ini adalah mengembangkan keterampilan yang ada
pada diri siswa, dengan pengalaman yang diperolehnya akan berdampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual
dalam proses Pembelajaran Biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dikaji adalah :
b. Bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dalam proses
pembelajaran Biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro?
c. Apa hasil yang dicapai setelah penerapan pendekatan kontekstual di
SMP Negeri 3 Kayu Aro?
d. Apa kendala yang dihadapi dan dalam penerapan pendekatan
kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro?
2. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan waktu yang penulis miliki dan
agar pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari ruang
lingkup penelitian maka penelitian hanya dilaksanakan di kelas IX SMPN
3 Kayu Aro dan materi yang diterapkan adalah pokok bahasan Adaptasi
makluk hidup terhadap lingkungan yang meliputi adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk luar tubuh atau
struktur alat-alat tubuh suatu makluk hidup terhadap lingkungan, adaptasi
fisiologi adalah kesesuaian fungsi kerja alat-alat tubuh suatu makluk hidup
terhadap keadaan lingkungan dan adaptasi tingkah laku adalah perilaku
suatu makluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.5
Kesemuaan topik bahasan diatas diterapkan dengan menggunakan
penerapan pendekatan kontekstual.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dalam
proses pembelajaran Biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro.
2. Untuk mengetahui hasil yang dicapai setelah menerapkan pendekatan
kontekstual pada pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan
kontektual di SMP Negeri 3 Kayu Aro.
D. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan mendapat manfaat
dalam penerapannya terutama pada SMP Negeri 3 Kayu Aro, hasil penelitian
yang diharapkan dapat bermanfaat untuk :
5 Daroji, Haryati, Jelajah Fakta Biologi 3 untuk kelas IX SMP dan MTS, (Jawa Tengah : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h.65.
1. Khususnya guru biologi bias dijadikan sebagai bahan informasi dan
pengetahuan dalam penerapan pendekatan dan metode pembelajaran.
2. Dapat menolong siswa dalam mengembangkan potensi dirinya, serta
memudahkan siswa memahami pelajaran.
3. Sebagai penambah pengetahuan bagi penulis tentang penerapan
pendekatan kontekstual khususnya dalam proses pembelajaran Biologi.
E. Defenisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman atau kesimpangsiuran
dalam memahami maksud judul Skripsi ini, maka penulis mengemukakan
pengertian dari beberapa kata pada judul ini sebagai berikut :
Penerapan :
Pendekatan kontekstual : Konsep pembelajaran yang membantu Guru
untuk mengaitkan antara materi ajar dengan
situasi dunia nyata siswa yang dapat mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dipelajari dengan penerapannya dalam
kehidupan siswa sehari-hari.
Proses :
Pembelajaran : Cara yang dilakukan untuk memfasilitasi,
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar
pada diri peserta didik.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dikaji dengan menggunakan sudut pandang keilmuan
pendidikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa
kata-kata tertulis tau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat dipercaya.6
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kayu Aro desa sungai
tanduk Kecamatan Kayu Aro. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang
lebih 2 bulan (5 Agustus sampai 5 Oktober 2010).
3. Jenis Data
Jenis Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan lansung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya.7
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi, berupa
keadaan histories dan geografis sekolah, sarana dan prasarana sekolah.
6 Amirul Hadi, haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia 1998), h.56.
7 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitiang dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara 2004), h.19.
4. Sumber Data
Sumber data merupakan tempat, orang atau benda dimana
penelitian dapat mengamati, bertanya atau membaca tentang hal-hal yang
berkenan variabel yang diteliti.8
Sumber data merupakan subjek darimana data dapat diperoleh.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :
a) Kepala SMP Negeri 3 Kayu Aro.
b) Guru Biologi SMP Negeri 3 Kayu Aro.
c) Siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kayu Aro.
5. Situasi Sosial
Adapun yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah guru mata
pelajaran biologi dan siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 3 Kayu Aro yang
berjumlah 114 orang, terdiri dari 2 orang Guru mata pelajaran, 28 orang
siswa kelas IX A, 28 orang siswa kelas IX B, 28 orang siswa kelas IX C
dan 28 orang siswa kelas IX D.
6. Teknik pengambilan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah :
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9
8 Suharsismi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta 2007), h. 99.9 Ibid
Metode observasi ini digunakan untuk melihat keadaan kelas serta
situasi saat pembelajaran, serta sarana dan prasarana.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu proses percakapan dengan maksud untuk
mengkonsruksi mengenai orang, kegiatan, kejadian, organisasi,
motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yakni
antara pewawancara (interviewee) melalui komunikasi lansung.10
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ialah wawancara
dengan kepala sekolah untuk mengetahui jumlah tenaga pengajar
terutama guru biologi ataupun untuk mengetahui jumlah siswa dan
juga mewawancarai guru mata pelajaran biologi untuk mengetahui
metode atau pendekatan yang digunakan dalam pelajaran biologi.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan dalam rangka melengkapi data-
data tentang geografis lokasi penelitian, data tentang struktur
organisasi sekolah dan data tentang sejarah berdirinya sekolah, data
tentang keadaan guru, sarana dan prasarana sekolah.
7. Analisis Data
Dalam menganalisa data yang dipeoleh di lapangan, peneliti akan
menggunakan analisa data mengalir (Flow Analisis) artinya analisa data
akan dilaksanakan sepanjang penelitian berlansung. Pada tahap pertama
analisa dapat dilakukan sewaktu berlansungnya pengimpunan data, tahap
10 Burhan Bungil, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2001), h. 108.
kedua setelah pengumpulan data dan tahap ketiga adalah analisa dalam
penyajian data.
Analisa data tahap awal meliputi kegiatan reduksi data dan
penarikan kesimpulan sementara, kegiatan analisa lanjutan atau analisa
tahap kedua yang dilakukakn setelah selesai studi lapangan melihat
katagori penasiran dan penarikan kesimpulan akir, sedangkan analisis
tahap ketiga yaitu penyususnan.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Kayu Aro
Pada awalnya SMP Negeri 3 Kayu Aro berdiri dan mulai beroperasi pada
tahun 1986 dengan kepala sekolah M. Tafsif dan nama sekolah SMP Negeri 5
Gunung Kerinci. Sekolah ini dimulai penegriannya pada Tgl 08 agustus 1988
dengan NPSN 10502339 dan NSS 2011005006020 dan ROMBEL sebanyak 7
(Tujuh) ROMBEL. Kemudian pada Tahun 1995 SMP Negeri 5 Gunung
Kerinci berubah nama menjadi SMP Negeri 3 Kayu Aro dengan jumlah siswa
sebanyak 400 orang. Berdasarkan SK Bupati Kerinci No 420 / KEP. 322 /
2010 tentang perubahan NOMENKLATUR. TK. SD, SMP, SMA, Dan SMK
dalam kabupaten kerinci tahun 2010, Tgl 27 juli 2010 maka SMP Negeri 3
Kayu Aro berubah menjadi SMP Negeri 23 Kerinci.
Alamat SMP Negeri 3 Kayu Aro terletak di jalan Sawahan Sungai Tanduk
Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci dengan jumlah ruang belajar
sebanyak 12 (Dua Belas) kelas.
Dari data yang penulis dapatkan melalui hasil wawncara dengan Kepala
SMP Negeri 3 Kayu Aro, dari awal berdirinya sampai sekarang SMP Negeri 3
Kayu Aro telah dipimpin oleh 6 orang Kepala Sekolah secara bergantian,
yakni terlihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1 : Daftar Nama Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kayu
Aro dari Tahun 1986 sampai Tahun 2010.
No Nama Tahun Jabatan
1
2
3
4
5
6
M. Tafsis
Ismed Yakin
Armidis, A.Md. Pd
Muasri Ibrahim, S.Pd
Suria, S.Pd
Muzalmi, S.Pd
1986 – 1992
1992 – 1996
1996 – 2001
2001 – 2008
2008 – 2010
2010 - sekarang
SMP Negeri 3 Kayu Aro sama halnya dengan Sekolah Menengah Pertama
yang lain mempunyai visi, misi, tujuan dan motto sekolah yakni :
VISI
Berkembang dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam Era
Persaingan Global.
MISI
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara baik dan benar
sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan / positif secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
4. Memamfaatkan potensi Guru, Tata Usaha, Siswa, Orang Tua,
Masyarakat serta dunia usaha dalam memajukan sekolah.
5. Menanamkan rasa memiliki (sense of belonging) semua warga
sekolah.
TUJUAN
1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.
2. Unggul dalam perolehan UN.
3. Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang SMA Negeri.
4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang sains dan matematika.
5. Unggul dalam kebersihan, keindahan lingkungan sekolah.
MOTTO
Bersama kita bangun masa depan anak bangsa.
B. Geografis
Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kayu Aro letaknya ditengah desa
Sungai Tanduk tepatnya di pinggir Jln Sawahan Desa Sungai Tanduk dengan
batas-batas daerah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Koto Panjang.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan persawahan penduduk.
c. Sebelah barat berbatasan dengan perumahan warga Desa Sungai Tanduk.
d. Sebelah timur berbatasan dengan persawahan penduduk.
SMP Negeri 3 Kayu Aro dibangun di atas tanah yang luasnya 11. 900 M²
dengan luas bangunan 1. 455 M², kolam dengan luas 1. 632 M², Kebun
Sekolah dengan luas 1. 386 M², Taman 368 M², lapangan upacara 1. 512 M²,
lapangan basket 360 M², tanah yang tidak terpakai 4,437 M².
C. Struktur Organisasi
Pelaksanaan pendidikan dalam pengorganisasian terdapat adanya
pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab secara terperinci
menurut bidang-bidangnya, sehingga dengan demikian diharapkan tidak ada
lagi yang saling melemparkan tanggung jawab dan tugas yang dapat
menganggu dan menghambat bagi kelancaran tercapainya tujuan.
Setiap lembaga pendidikan tidak terlepas dari adanya struktur organisasi
pengurus, tidak terkecuali SMP Negeri 3 Kayu Aro. Di SMP Negeri 3 Kayu
Aro mempunyai organisasi yang mengatur tugas dan tanggung jawab dalam
lembaga pendidikan terutama pengelolaan organisasi sekolah. Tampuk
kepemimpinan di pimpin oleh Kepala Sekolah selaku orang yang
mengkoordinir pengorganisasian sekolah untuk mencapai visi, misi, tujuan
sekolah. Lebih lanjut dapat dilihat susunan pengurus pada bagan berikut :
Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa tanggung jawab kepala sekolah
sangat berperan penting terhadap kegiatan yang berkenan dengan keberhasilan
proses belajar mengajar. Kepala sekolah sebagai koordinator bertugas
memimpin pelaksanaan pendidikan di SMP Negeri 3 Kayu Aro dan dalam
pelaksanaannya kepala sekolah tugasnya akan dibantu oleh wakil kepala
sekolah sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Disamping sebagai pemimpin, kepala sekolah juga mempunyai hak dan
wewenang dalam mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya
dalam proses belajar mengajar juga tidak terlepas dari komite sekolah.
Komite sekolah juga mempunyai andil yang amat penting dalam
membantu kelancaran proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Kayu Aro.
Peran komite sekola sebagai pengelola pelaksanaan pendidikan baik dibidang
proses belajar mengajar maupun menyangkut sarana dan prasarana
pendidikan.
Adapun pengurus komite sekolah dipilih dari orang tua peserta didik yang
dianggap mampu mengelola pendidikan serta mampu bekerja sama dengan
pengurus yang lain.
D. Keadaan Guru, dan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro
1. Keadaan Guru
Dalam lembaga pendidikan komponen utama adalah adanya guru
dan siswa sebagai pemberi dan penerima imformasi. Guru merupakan
orang yang bertanggung jawab atas keberhasilan anak didiknya dalam
membimbing dan membina untuk pencapaian tujuan pendidikan dan
membentuk manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.
Dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan dalam pasal 20 tentang Guru menyatakan bahwa : dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluargaan dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum dan kode etik guru serta nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan.
Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam proses
pembelajaran selain harus menguasai materi dengan baik, guru juga harus
dapat cakap dalam mengelola kelas dan menerapkan berbagai pendekatan
dalam proses pembelajaran agar siswa dapat merasakan lingkungan belajar
yang menyenangkan.
Selain tugasnya sebagai guru, kewajibannya tehadap keluarga
untuk mendapatkan rizki juga penting, sebab seorang guru adalah manusia
biasa. Begitu juga halnya dengan guru SMP Negeri 3 Kayu Aro guru-guru
yang ahli sesuai dengan bidangnya yang mana berhasil atau tidaknya
pendidikan bergantung pada guru bagaimana menerapkan ilmu
pengetahuan yang ia miliki kepada siswa dengan metode dan media yang
tepat.
Berdasarkan data administrasi yang penulis peroleh dari SMP
Negeri 3 Kayu Aro dapat diketahui keadaan guru yang mana jumlah guru
33 orang terdiri dari 26 orang guru tetap (PNS) dan 7 orang guru tidak
tetap (GTT). Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 : Daftar Nama Guru SMP Negeri 3 Kayu Aro tahun ajaran 2010 –
2011.
NO Nama Jabatan Pendidikan
Terakir
Bidang studi
yang diajar
1 2 3 4 5
1 Muzalmi, S.Pd Kepala
sekolah
S.1 IPA
2 Kahar Muhiddin, S.Pd WK. Kepala S.1 Bhs. Inggris
3 Madlil, S.Pd WK. Kepala S.1 Biologi
4 Asril Hadi WK. Kepala - Fisika
5 Khairal Mahdi, S.Pd Guru Tetap S.1 Bahasa Indonesia
6 Harni, S.Pd Guru Tetap S.1 Matematika
7 Hajmiral, A.Md Guru Tetap D.2 Bahasa Indonesia
8 Afrizal, A.Md. Pd Guru Tetap D.3 Matematika
9 Ibni Abib, S.PdI Guru Tetap S.1 Agama / PJOK
10 Bashirudin, A.Md. Pd Guru Tetap D.3 PKN / Ekonomi
11 Nis Elisa, S.Pd Guru Tetap S.1 PKN / Ekonomi
12 Almiadi, S.Pd Guru Tetap S.1 Seni Budaya
13 Drs. Bentoni Guru Tetap S.1 PAI / IQRO’
14 Iis Delpatri, S.Pd Guru Tetap S.1 Sejarah
15 Endrawati, SE Guru Tetap S.1 Ekonomi
16 Miraldiana, S.Pd Guru Tetap S.1 Biologi
17 Deka Qurniana, S.Pd Guru Tetap S.1 Matematika
18 Irma Fauzi, A.Md. Pd GTT D.3 Pertanian/ PJOK
19 Rahman, S.Sos.I GTT S.1 Iqra’
20 Rohastuti, S.PdI GTT S.1 Iqra’
21 Elly Dawati, ST GTT S.1 Fisika
22 Arip Usman, SE GTT S.1 Ekonomi
23 Damruddin, S.Pd GTT S.1 Bahasa Indonesia
24 Yusringah, S.Pd GTT S.1 TIK
25 Elvia, S.Pd GTT S.1 Fisika
26 Suseno GTT - Pertanian
27 Triyanto, S.Pd GTT S.1 Pertanian
28 Opri Handayani GTT - TIK
29 Winda Rahayu GTT - Biologi
30 Delmi Yunita GTT - Bahasa Inggris
31 Emilia, S.PdI GTT S.1 Iqra’
32 Dewi Sartika, S.Pd GTT S.1 Bhs. Inggris
33 Mariani Jon GTT - Bhs. Inggris
Dari tabel di atas diketahui bahwa guru yang mengajar di SMP
Negeri 3 Kayu Aro mempunyai latar belakang yang berbeda, masih ada
guru yang belum menempuh jenjang perguruan tinggi, 1 orang guru
berpendidikan Diploma II (D.2), 3 orang guru berpendidikan Diploma III
(D.3), 23 orang guru berpendidikan Strata Satu (S.1). Dari guru yang
tersebut di atas mengajar bidang studi yang berbeda.
2. Keadaan Siswa
Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro berasal dari berbagai desa yang ada
di Kecamatan Kayu Aro dan Kecamatan Gunung Tujuh. Berdasarkan
dokumentasi, keadaan jumlah siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro pada tahun
ajaran 2010 secara keseluruhan berjumlah 348 orang siswa dengan jumlah
lokal 12 ruang belajar. Terdiri dari kelas VII : 137 orang siswa dengan 4
ruang belajar, kelas VIII : 99 orang siswa dengan 4 ruang belajar dan kelas
IX : 112 orang siswa dengan 4 ruang belajar. Untuk lebih jelas dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3 : keadaan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro berdasarkan data tahun terakir
tahun ajaran 2010/ 2011 :
Tahun Ajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Tahun 2006/2007
Tahun 2007/2008
Tahun 2008/2009
119
132
114
130
115
126
125
126
113
Tahun 2009/2010
Tahun 2010/2011
99
136
110
100
125
112
E. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana ialah merupakan suatu alat untuk menunjang
berlangsungnya proses pembelajaran. Baik dan buruknya sarana belajar akan
sangat mempengaruhi siswa dalam proses belajar dan juga dapat mndorong
semangat siswa untuk betah belajar di dalam kelas.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kayu Aro sebagai pendidikan
harusnya memiliki sarana dan prasarana yang memadai agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar karena tampa adanya sarana dan
prasarana yang memadai maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan
dengan baik.
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 3 Kayu Aro belum
begitu lengkap disamping itu guru dalam proses pembelajaran juga jarang
menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Hal tersebut dikarenakan guru
yang kurang mau menggunakannya dan anak didik yang tidak bisa menjaga
keadaan alat dengan baik.
Untuk lebih jelas sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 3 Kayu
Aro dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : Keadaan Gedung SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/
2011.
No Sarana Jumlah Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ruang Belajar
Ruang Majelis Guru
Ruang Laboratorium
Ruang Perpustakaan
Ruang Kantor Kepala
Ruang Tata Usaha
Ruang BP
Ruang Jaga / Piket
Ruang Penjaga
Ruang Bendahara
Ruang Osis
Ruang UKS
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa keadaan gedung SMO Negeri 3
Kayu Aro sudah cukup naik. Dari ruangan yang sudah disebutkan dapat dilihat
rincian perlengkapannya sebagai berikut :
Tabel 5 : Keadaan Inventaris Ruang Belajar SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun
Ajaran 2010/ 2011.
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Meja Siswa
Kursi Siswa
Papan Tulis
Papan Absen
Penghapus
Meja Guru
Kursi Guru
Bunga Meja
Bendera
Gambar Presiden
Sapu
Ember
Tempat Sampah
Alas Meja
330
323
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Tabel 6 : Keadaan Inventaris Ruang Lboratorium SMP Negeri 3 Kayu Aro
Tahun Ajaran 2010/2011
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1
2
Meja Praktikum
Kursi Bulat
17 Buah
45 Buah
Baik
Baik
3
4
5
6
7
Lemari Gantung
Lemari Penyimpan Mikroskop
Lemari Penyimpan Alat Praktek
OHP
Gorden
6 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
4 Buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ruang laboratorium sudah cukup
baik hanya saja alat-alat laboratorium atau alat-alat praktek belum begitu
memadai atau dengan kata lain belum bisa dikatakan lengkap.
Tabel 7 : Keadaan Inventaris Ruang TU SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran
2010/2011.
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
Meja
Kursi
Lemari
Mesin TIK
Komputer
Jam Dinding
Papan Data
Televisi
2 Buah
5 Buah
9 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
3 Buah
1 Buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
baik
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Inventaris Ruangan TU beserta
jumlahnya masih utuh dalam ruangan begitu juga alat-alat lainnya.
Tabel 8 : Keadaan Inventaris Ruangan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kayu
Aro Tahun Ajaran 2010/2011.
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Lemari
Brankas
Filling Kabinet Kayu
Filling Kabinet Mini
Kursi Tamu
Meja / Kursi Putar
Gambar Burung Garuda
Gambar Presiden / Wapres
Bendera Merah Putih
Bendera Tutwuri Handayani
Komputer
Pesawat Telepon
Papan Data
Organ Tunggal
Gorden
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Pasang
1 Pasang
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Unit
1 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Pasang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Tabel 9 : Keaadaan Inventaris Ruang Perpustakaan SMP Negeri 3 Kayu Aro
Tahun Ajaran 2010/2011.
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Meja Kaca
Kursi
Lemari
Rak-rak Buku
Papan Data
Jam Diding
Dispenser
Tempat Koran
Tempat Peta
Peta
Buku Paket
Buku Fiksi
Buku Non Fiksi
Reverensi
Gorden
2 Buah
25 Buah
3 Buah
5 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
23 Buah
2.245 Buah
123 Buah
434 Buah
282 Buah
5 Buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
BAB III
KERANGKA TEORI
A. Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama yang terjadi di
lingkungan sekolah yakni terjadinya proses belajara mengajar, guru sebagai
pengajar dan siswa sebagai subjek belajar antara keduanya saling
mempengaruhi dan menunjang satu sama lain.
Dalam Syaiful Sagala, pembelajaran merupakan membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik.
Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonomi, dan
lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama dalam penyampaian bahan belajar dan
menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
Dalam proses pembelajaran bahan pelajaran merupakan perangsang
tindakan pendidik atau guru, juga sebagai pemberi dorongan dalam belajar
yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Dari proses pembelajaran
tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar yakni mengalami proses untuk meningkatkan
kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.
Allah berpirman dalan surat Al-Azumar ayat 9 yang berbunyi :
Artinya : “Katakanlah : Apakah sama orang yang mengetahui dengan
orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya hanya orang-
orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran.”
( Q.S. Azzumar : 9 )
Belajar adalah kegiatan yang berproses secara kontinu dan harus
dipandang sebagai perkembangan pengalaman yang senantiasa memberi
pengalaman dan pengertian yang lebih dalam dan lebih luas. Jadi proses
belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif
dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan prilaku pada diri seorang
berkat pengalaman dan pelatihan, pengalaman dan pelatihan itu terjadi
melalui interaksi antara individu ddan lingkungan. Lingkungan memiliki arti
luas, tidak hanya lingkungan alamiah tetapi juga lingkungan sosial.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :
6. Faktor Internal SiswaMerupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan dapat berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis dan psikologis seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil beajar yang diperoleh seseorang. Secara fisiologis orang yang mempunyai tubuh yang sehat akan berbeda hasil belajarnya apabila dibandingakan dengan orang yang sakit atau kelelahan.Sama halnya dengan faktor psikologis seperti minat, tingkat kecerdasan, bakat dan motivasi yang dimiliki seseorang sangan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Seseorang yang cerdas memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar tentunya akan memperlihatkan hasil belajar yang berbeda dengan orang yang kurang cerdas.
7. Faktor Eksternal SiswaMerupakan faktor yang terdiri atas faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Linngkungan sosial dapat berupa keadaan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Sementara untuk faktor non soaial seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang tersedia. Belajar pada udara yang segar akan bebrbeda hasil belajarnya dibandingkan dengan belajar pada udara yang panas.
8. Faktor Pendekatan Belajar Pemilihan pendekatan belajar dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Pemilihan pendekatan yang tepat dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan juga dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar. Metode mengajar yang memberikan rasa nyaman dan menyenangkan serta bervariasi akan mendorong keaktifan siswa dalam belajar. Variasi tidak hanya pada metode mengajar saja tapi juga pada variasi kegiatan pembelajaran. Dengan adanya variasi dalam proses belajar mengajar akan menghidupkan suasana dalam belajar sehingga belajar tidak lagi menjadi kegiatan yang membosankan.
Menurut Jerome S. Bruner dalam psikologi pendidikan dengan pendekatan
baru menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga
episode atau fase yakni :
a. Fase Imformasi (Tahap penerimaan materi)
Dalam fase ini seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara imformasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuanyang sebelumnya telah dimiliki.
b. Fase TransformasiDalam fase ini, imformasi yang diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang bastrak atau konsepptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimamfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
c. Fase EvaluasiPada fase evaluasi, seseorang akan menilai sendiri sampai sejauh manakah pengetahuan (imformasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat dimamfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.
Hal tersebut di atas dinyatakan dalam Al-qur’an surat Mujadilah 11, yang
berbunyi :
Artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.” (Q.S.
Mujaadilah :11)
Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat
berupa keterampilan, sikap, pengertian ataupun pengetahuan. Belajar
merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja artinya
seseorang yang terlibat pada peristiwa belajar pada akhirnya menyadari
bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya
sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan tersebut.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang terpenting adalah :
1. Perubahan IntensionalPerubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan kebetualan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang – kurangnya dia merasakan adanya perubahan dalam dirinya seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya.
2. Perubahan Positif AktifPerubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positifnya artinya baik, bermamfaat serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan yakni yang diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterangan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.
3. Perubahan Efektif – FungsionalPerubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif yakni berhasil guna, artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan bermamfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dan proses belajar, bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimamfaatkan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan
proses, suatu kegiatan yang menuntut keaktifan siswa agar tercapai tujuan
pendidikan. Ini berarti bahwa agar tercapai tujuan pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah mereka sendiri. Belajar senantiasa
menghapal mengingat, tetapi jauh dari itu belajar menuntut pemahaman, hasil
belajar bukan hanya dalam bentuk penguasaan hasil latihan tetapi juga
perubahan tingkah laku.
B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru menentukan atau
memilih pendekatan atau metode yang akan digunakan supaya tujuan
pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan pendekatan atau
metode perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik
materi yang akan dibahas. Banyak jenis pendekatan atau metode dalam
pembelajaran.
a. Pengertian Pendekatan dan Metode Pembelajaran
pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran,
pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan
sedangkan metode lebih menekankan pada teknin pelaksanaannya.
Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari pembelajaran dengan
cakupan teori tertentu.
Lawson dalam kontek belajar mendefinisikan pendekatan sebagai
segala cara atau strategi yyang digunakan peserta didik untuk menunjang
keefektifan atau keefisienan dalam proses pembelajaran materi tertentu.
Sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara
atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan baik secara
individual maupun secara kelompok.
a) Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang dimulai dari yang khusus sampai atau menuju pada yang
umum atau mulai dari contoh-contoh sampai pada suatu
kesimpulan.
Allah berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah : 17-20
Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana onta
diciptakan. Dan bagaimana ia ditinggikan. Dan
bagaimana gunung-gunung ia ditegakkan. Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan. ” (Q.S. AL- Qhasyiyah 17-
20)
b) Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan
induktif yaitu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari ya ng
umum sampai atau menuju pada yang khusus atau dimulai dari
kesimpulan sampai pada contoh-contoh.
c) Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengarahkan anak didik untuk menentukan pengetahuan, ide
dan imformasi melalui usaha sendiri. Kata kunci pendekatan
inkuiri adalah menentukan sendiri.
d) Pendekatan Discoveri
Diskoveri merupakan suatu pendekatan pembelajaran atau
pendidikan yang menuntut anak didik menemukan ide-ide dan
imformasi melalui usaha belajar sendiri dari materi yang telah
diberikan kepada mereka.
e) Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan berusaha
untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
f) Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang
mengarahkan anak didik untuk menguasai konsep secara benar.
Pendekatan ini sangat penting untuk menghindari anak didik salah
konsep. Materi biologi sangat kaya akan konsep ini boleh
dikatakan merupakan suatu keharusan dalam pembelajaran biologi.
g) Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan yang
berorientasi pada proses bukan kepada hasil. Pada pendekatan ini
anak didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
h) Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan
berbagai disiplin bidang studi atau bidang ilmu yang berpusat atau
berfokus pada suatu masalah, topik atau proyek baik teoritis
maupun praktis.
i) Pendekatan CBSA
Pendekatan CBSA merupakan suatu pendekatan yang
menekankan kepada anak didik untuk belajar secara aktif, jika anak
didik belajar aktif berarti pula guru tidak perlu aktif atau bersifat
pasif saja. Sesungguhnya baik anak didik maupun guru adalah
sama-sama aktif, anak didik aktif belajar sementara guru aktif
merancang pembelajaran yang tepat, aktif memfalitasi dan
membimbing serta mengevaluasi anak didik sehingga terjadi
proses pembelajaran yang optimal.
j) Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan
yang mengarahkan atau melatih anak didik untuk mampu
memecahkan masalah dalam bidang ilmu yang dipelajari. Masalah
adalah perbedaan atau kesenjangan yang terjadi antara yang
diinginkan dengan kenyataan yang terjadi, sehingga timbul
keinginan untuk memecahkan masalah atau mencari solusi. Suatu
masalah muncul bila suatu keadaan tidak dapatdijelaskan atau
diramalkan berdasarkan prinsip-prinsip atau teori yang ada.
k) Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja.
l) Pendekatan Science Technology and Soceity
Pendekatan STS merupakan gabungan antara ppendekatan
konsep, pendekatan ketrampilan proses, pendekatan CBSA,
pendekatan inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Pendekatan STM berangkat dari isu-isu yang berkembang
dimasyarakat akibat dampak kemajuan sains dan teknologi.
m) Pendekatan Konstruktifistik
Menurut pendekatan konstruktifistik, belajar merupakan
suatu proses pemahaman imformasi baru. Imformasi baru ini
berupa penyusunan pengetahuan yang berlansung secara terus
menerus melalui interpretasi, pengalaman konkrit dan berdasarkan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
b. Beberapa Metode Pembelajaran
a) Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan penerangan atau penuturan secara
lisan oleh guru terhadap kelas. Dengan kata lain metode ceramah ialah
suatu cara penyajian atau penyampaian imformasi melalui penerangan
atau penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam
menggunakan metode ceramah ini janganlah semata-mata ceramah
saja tetapi gunakanlah alat bantu atau media.
Kelebihan Metode Ceramah :
a. Materi yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-
pokoknya oleh guru dalam waktu yang sangat singkat sedangkan
materi yang sedikit dapat disampaikan guru dalam waktu agak
panjang dengan berbagai contoh.
b. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah.
Kekurangan Metode ceramah :
a. Guru sulit mengetahui pemahaman siswa terhadap materi-materi
yang telah diberikan.
b. Membosankan bagi anak didik.
b) Metode Tanya Jawab
Metode ini merupakan cara penyajian bahan pelajaran melalui
bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Disamping itu
guru juga memberi peluang untuk bertanya kepada murid, kemudian
murid lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya.
Allah berfirman dalam surat Al-Nahl ayat 43 yang berbunyi :
Artinya : ...Bertanyalah kalian ahlinya jika kalian tidak mengetahui.
(Q.S. Al-Nahl 43)
Kelebihan :
a. Kelas akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan
menyampaikan pikirannya melalui bicara.
b. Melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya
secara lisan.
Kelemahan :
a. Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu yang
terbuang untuk menyelesaikannya.
b. Dapat memojokkan kekurangan anak didik bila mereka tidak bisa
menjawab.
c) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu cara penyajian atau penyampaian
bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik atau kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
Allah berfirman dalam surat Al-Nahl ayat 123 yang berbunyi :
Artinya : Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad):
“Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan
bukanlah Dia termasuk orang-orang yang
mempesekutukan Tuhan.
Kelebihan :
a. Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman dalam
mengatasi suatu masalah.
b. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan
berpikir tingkat tinggi anak didik.
Kekurangan :
a. Diskusi memerlukan waktu yang banyak.
b. Kelas sering didominasi oleh anak yang aktif berbicara.
d) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang dipergunakan untuk
memperlihatkan suatu proses, mekanisme atau cara kerja suatu alat
yang berkaitan dengan bahan pelajaran.
Kelebihan :
a. Dapat membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya
suatu proses atau cara kerja suatu benda.
b. Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih peserta didik
diikutsertakan
c. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan atau titik yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik sepenuhnya.
Kelemahan :
a. Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus.
b. Kadang kala anak didik sukar melihat dengan jelas alat yang akan
digunakan.
c. Tidak semua cara kerja alat dapat didemonstrasikan.
e) Metode Eksperimen
Metode ini merupakan metode yang memberikan kesempatan
kepada anak didik secara perorangan atau kelompok untuk melakukan
suatu eksperimen atau percobaan di laboratorium atau di lapangan,
guna membuktikan teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan
bagi anak didik.
Kelebihan :
a. Anak didik mempunyai pengalaman lansung terhadap suatu
kegiatan.
b. Membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
keterangan dari guru.
Kelemahan :
a. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan
teknologi.
b. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
c. Tidak semua materi dapat dieksperimenkan.
f) Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas merupakan metode cara pengolahan
bahan pelajaran dimana guru memberikan seperangkat tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara
kelompok.
Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah: 17-18 :
Artinya : “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkan (di dalam) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu.” (Q.S. Al-Qiyama : 17-18)
Kelebihan :
a. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif
sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
b. Materi yang belum sempat dibahas dapat ditugaskan untuk belajar
sendiri.
c. Dengan metode tugas ini dapat mengoptimalkan anak belajar.
Kelemahan :
a. Kemungkina tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang lain.
b. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan
temannya.
c. Sulit mengoreksi, memeriksa dan menilai tugas karena termakan
waktu yang banyak.
g) Metode Latihan
Metode ini merupakan metode cara mengembangkan kopetensi
atau skill amak didik baik dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor sehingga anak didik menjadi terampil dalam bidang yang
dilatihkan. Latihan biasanya diberikan setelah anak didik mempelajari
suatu masalah atau topik setelah guru menjelaskan materi tersebut.
Kelebihan :
a. Dapat menimbulkan rasa percaya diri
b. Dapat mengembangkan kecakapan atau kecerdasan intelektual.
c. Grur lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana
peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang
memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik disaat
berlansungnya pelajaran.
Kelemahan :
a. Dapat menyita waktu anak didik sehingga terjadi keurangan waktu
untuk aktivitas lain.
b. Latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang membosankan.
c. Dapat melelahkan pisik atau pikiran.
h) Metode Karyawisata
Metode ini merupakan suatu cara mendapatkan pengetahuan oleh
para anak didik dengan jalan membawa mereka lansung ke objek yang
terdapat di lingkunga luar kehidupan nyata, agar mereka dapat
mengamati atau mengalami secara langsung.
Kelebihan :
a. Pembelajaran lebih dapat merangsang kreatifitas anak didik,
sehingga menjadi menarik.
b. Membuat bahan pelajaran di sekolah menjadi lebih hidup dan
relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Melatih anak didik bagaimana cara berinteraksi dengan alam
sekitar.
Kelemahan :
a. Memerlukan tempat dan objek yang harus sesuai dengan materi
pelajaran.
b. Memerlukan persiapan yang matang dan melibatkan banyak pihak.
c. Memerlukan pengawasan yang ketat terhadap setiap gerak-gerik
anak didik di lapangan.
C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Penerapan pembelajaran kontekstual di Amerika Serikat bermula dari
pandangan ahli pendidikan klasik Jhon Dewey yang pada tahun 1916
mengajukan teori kurikulum dan metodologi pengajaran yang berhubungan
dengan pengalaman minat siswa. Filosofi pembelajaran kontekstual berakar
dari pemahaman Jhon Dewey. Intinya siswa akan belajar dengan baik apabila
apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui, serta
proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di
sekolah.
Pendekatan merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam
membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan proses belajar
mengajar.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual atau lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Hasil pelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan
persoalan, berpikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik
kesimpulan. Kontekstual hanya strategi pembelajaran lainnya, kontekstual
dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tampa harus mengubah
kurikulum dan tatanan yang ada.
Dalam pembelajaran kontekstual ini, siswa disorong untuk mengerti apa
makna belajar, apa mamfaatnya dan bagaimana mencapai program
pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh
guru yang berisi skenario tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama
siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Dalam program
tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi
pelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.
Tugas guru dalam pendekatan kontekstual adalah untuk membantu siswa
mencapai tujuannya, guru lebih banyak memberi imformasi, mengelola kelas
menjadi kondusif untuk belajar siswa. Jadi pengetahuan atau keterampilan itu
akan ditemukan oleh siswa sendiri, bukan apa kata guru. Dalam pembelajaran
kontekstual ini ada motto : “Students Lear Best by actively constructing their
on understanding” (cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan
sendiri secara aktif pemahamannya).
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang
dialaminya bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi
penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi mengingat jangka
pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan
kehidupan jangka panjang, pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan
pengajaran yang dari karakteristiknya memenuhi harapan itu.
Lasan mengapa pendekatan pembelajaran kontekstual dikembangkan
sekarang ini :
a. Penerapan konteks budaya dalam pengembangan silabus, penyusunan buku pedoaman guru, dan buku teks akan mendorong sebagian siswa untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan.
b. Penerapan konteks sosial dalam pembangunan silabus, penyusunan buku pedoman dan buku teks yang dapat meningkatkan kekuatan masyarakat memungkinkan banyak anggota masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat.
c. Penerapan konteks personal yang dapat meningkatkan keterampilan komonikasi akan membantu lebih banyak siswa untuk secara penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat.
d. Penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan kesjahteraan sosial politik dapat meningkatkan kesejahteraan.
e. Penerapan konteks politik dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat.
Pendekatan pembelajaran kontekstual menekankan pada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, mendorong siswa untuk
menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Saiful Sagala dalam konsep dan makna pembelajaran ada
tujuh komponen utama yang menjadi prinsip dalam pembelajaran yang
efektif yakni :
1. Konstrutivisme (Constructivisme)Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pendekatan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat, tetapi manusia harus mengkonsruksikan pengetahuan itu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata.
2. Bertanya (Questioning)Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya
karena bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis pendekatan kontekstual.
3. Menemukan (Inquiry)Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antara kelompok
dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dengan pendekatan kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa yang pandai mengajari siswa yang lemah dan yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada komunikasi dua arah.
5. Pemodelan (Modeling)Bahwa dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu ada model yang ditiru. Model itu memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh cara mengerjakan sesuatu, dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana cara belajar.
6. Refleksi (Reflection)Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam hal belajar dimasa yang lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengalaman yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dan pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengalaman yang baru diterima.
7. Penialaian Sebenarnya (Autentic Assecment)Merupakan proses pengumpulan berbagai dta yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk
mengajar yang penting yaitu :
a. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktifisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal
siswa.
b. Mengalami adalah inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
imformasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan
sebelumnya.
c. Menerapkan adalah siswa menerapkan suatu konsep ketika ia
melakukan kegiatan pemecahan masalah.
d. Kerjasama adalah siswa bekerja secara individu sering tidak
membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya siswa yang
bekerja kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komfleks
dengan sedikit bantuan.
e. Mentransfer adalah peran guru memberi bermacam macam
pengalaman belajar dengan focus kepada pemahaman bukan
hapalan.
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika
menerapkan langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kontekstual
yaitu :
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry.
3. Menciptakan masyarakat belajar.
4. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
5. Melaksanakan refleksi akhir pertemuan.
6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradisional :
Pendekatan Kontekstual :1. Menyandarkan pada pemahaman makna.2. Pemilihan imformasi berdasarkan kebutuhan siswa.3. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.4. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata.5. Selalu mengaitkan imformasi dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa.6. Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan,
menggali, berdiskusi, berpikir kritis atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah melalui kerja kelompok.
7. Ketermpilan dikembangkan atas dasar pemahaman.8. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting.9. Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Pendekatan Tradisional : 1. Menyandarkan pada hapalan.2. Pemilihan imformasi lebih banyak ditentukan oleh guru.3. Siswa secara pasif menerima imformasi, khususnya dari guru.4. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada
realitas kehidupan.5. Memberikan tumpukan imformasi kepada siswa sampai saatnya
diperlukan.6. Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk
mengerjakan buku tugas, mendengarkan ceramah, dan mengisi latihan individual.
7. Keterampialan dikembangkan atas dasar latihan.8. Pembelajaran terjadi hanya dalam ruang kelas.9. Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes /
ujian / ulangan.
D. Kaitan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Kontekstual
Belajar merupakan kegiatan yang dialami manusia dalam kehidupannya
untuk memperoleh pengalaman sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Pengalaman belajar maksudnya semua proses, peristiwa, dan aktivitas
yang dialami anak didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Anak didik ayang dibimbing oleh guru yang berbeda akan
mendapat pengalaman belajar yang berbeda pula. Pengalaman belajar anak
didik akan kaya bila dibimbing oleh banyak guru, berbagai pendekatan,
metode, berbagai media pembelajaran, sumber belajar dan kondisi belajar.
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru hendaklah
menentukan atau memilih pendekatan atau metode yang akan digunakan
supaya tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan
pendekatan dan metode perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan
materi yang akan dibahas.
Banyak jenis pendekatan dan metode dalam pembelajaran, salah satu
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi adalah pendekatan
pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning.
Pada pembelajaran kontekstual, anak didik benar-benar diawali dengan
pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian, yang mereka miliki yang
dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas, dan
selanjutnya dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam kehidupan
keseharian siswa.
Salah satu karakteristik guru biologi adalah senang berinteraksi dengan
lingkungan, terutama dengan makluk hidup. Guru biologi tidak bisa
dipisahkan dengan laboratorium, termasuk alam semesta ini. Dengan kata
lain, guru biologi harus mencintai makluk hidup dan senang berinteraksi
dengan lingkungan dalam rangka menggali ilmu tentang makluk hidup itu
sendiri dan lingkungannya serta menganjurkannya pada anak didiknya.
Jadi pendekatan kontekstual pada pelajaran biologi sangat tepat diterapkan
sebab biologi merupakan suatu pelajaran yang mempelajari tentang makluk
hidup dan diharuskan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya agar
teori yang dipelajari bisa diterapkan.
BAB IV
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO
A. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Smp Negeri 3 Kayu Aro
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat penting. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan
pendidikan secara keseluruhan yang dalam prosesnya melibatkan interaksi
antara pendidik dan peserta didik. Ini berarti berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pembelajaran sangat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan
rumah atau lingkungan keluarganga sendiri.
Banyak orang beranggapan bahwa belajar semata-mata
mengumpulkan atau menghapal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk
imformasi atau materi pelajaran. Anggapan seperti itu mungkin tidak
sepenuhnya keliru karena praktiknya banyak orang yang belajar dengan
hanya menghapal padahal mengahapal hanya salah satu bagian dari cara
belajar.
Dalam perspektif psikologi, belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga
berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi edukatif
yang menghendaki perencanaan cermat dan matang khususnya dalam hal
prosedur pelaksanaannya dan criteria minimum keberhasilannya. Adapun
langkah-langkah pokok kegiatannya meliputi:
1. Guru hendaknya merumuskan dan menetapkan tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan atau materi
bidang studi yang diajarkan.
2. Guru hendaknya memilih dan menetapkan pendekatan belajar
mengajar yang dipandang paling cocok (efektif dan efisien)
dengan pokok bahasan yang disajikan sebagai pegangan dalam
merencanakan proses belajar mengajar dan pengalaman belajar
para siswa.
3. Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai
titik tolak ukur keberhasilan minimum yang dicapai siswa.
Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses
pembelajaran biologi merupakan suatu proses dimana guru mengajak
siswa untuk belajar mengenal alam sekitarnya berdasarkan materi yang
dipelajari. Pendekatan kontekstual hanyalah salah satu macam dari
pendekatan pembelajaran yang harus diterapkan guru di kelas.
Sebelum melakukan prose penerapan pendekatan pembelajaran,
seorang guru hendaklah mempersiapkan hal-hal yang berkenan dengan
proses pembelajaran terlebih dahulu yakni menyiapkan Rencana Program
Pembelajaran (RPP), begitu juga halnya dalam proses pembelajaran
biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro.
Menurut Bapak Madlil, S.Pd sebelum melaksanakan proses
pembelajaran di kelas terlebih dahulu seorang guru membuat RPP
karena RPP merupakan pedoman guru untuk mengajar di kelas dan
dengan adanya RPP juga membantu mempermudah saya dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Selain hal tersebut di atas guru juga harus menguasai pendekatan
dalam proses pembelajaran karena penerapan pendekatan juga merupakan
salah satu komponen yang terpenting dalam proses pembelajaran. Adapun
metode yang digunakan oleh guru biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro
sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Madlil, S.Pd sebagai berikut :
Menurut saya metode merupakan cara yang harus dilakukan guru untuk menyampaikan materi pelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran biologi saya lebih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, dengan metode ini siswa memperhatikan apa yang saya jelaskan dan mengerjakan tugas yang saya berikan.
Dari pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa metode yang
digunakan guru biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro masih bersifat klasik,
karena dalam penyampaian materi guru kurang melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa bersifat pasif dan hanya diam
mendengar materi yang disampaikan. Lebih jelas penulis juga
mewawancarai beberapa responden dari siswa. Dari wawancara tersebut
penulis mendapat imformasi sebagai berikut :
Biologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makluk
hidup dan lingkungan sekitar. Saya senang belajar biologi tetapi
lama-kelamaan belajar biologi membosankan juga kalau harus
mendengan pak guru berceramah setiap kali belajar.
Selain itu penulis juga mewawancarai siswa lain, ia mengatakan :
“Saya bosan belajar biologi karena setiap belajar saya selalu
mengantuk, apalagi belajarnya setelah jam istirahat, dan juga saya
tidak mengerti dengan pelajaran yang diterangkan.”
Pendapat siswa lain juga mengatakan “saya senang belajar biologi
kalau belajarnya di luar kelas yakni di labor atau di lingkungan luar
sekolah tetapi pak guru jarang mengajak kami belajar belajar di
labor ataupun lingkungan luar sekolah, Pak guru hanya
menjelaskan materi pelajaran dan memberikan kami tugas.”
Dari pendapat siswa di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
mengajarkan materi biologi guru tidak mengaitkan sama sekali antara
materi pelajaran yang diajarkan dengan lingkungan luar, tidak member
kesempatan kepada siswa untuk menerapakan lansung materi yang
diajarkan dengan situasi lingkungan siswa sehari-hari. Metode yang
digunakan masih kurang menyenangkan bagi anak didik dan
membosankan. Tidak menggunakan pendekatan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar sehingga dalam kelas anak didik hanya diam dan
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
Dalam hal ini, untuk menciptakan keberhasilan pembelajaran dan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan seorang guru
dituntut untuk meggunakan pendekatan pembelajaran yang mana
pendekatan pembelajaran dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar,
member kesempatan kepada siswa untuk mengalami lansung materi yang
dipelajari. Jadi penerapan pendekatan pembelajaran dalam proses
pembelajaran masih belum sempurna sebagaimana yang dikehendaki.
B. Hasil yang dicapai setelah menerapkan pendekatan kontekstual di
smp negeri 3 kayu aro
Ukuran seberapa maksimalnya pendekatan kontekstual yang telah
diterapakan dalam pembelajaran dapat dilihat selain dari hasil nilai siswa,
juga dapat dilihat dari seberapa besarnya keikutsertaan atau keaktifan
siswa dalam pembelajaran.
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode
observasi, wawncara dan dokumentasi, penulis dapat melihat beberapa
hasil yang dicapai oleh siswa dari penerapan pendekatan kontekstual pada
pembelajaran biologi diantaranya adalah :
1. Siswa lebih memperhatikan materi yang diberikan.
Dalam proses pembelajaran siswa akan lebih
memperhatikan dan memahami pelajaran tersebut apabila
materi yang diberikan menggunakan metode menarik, salah
satunya membawa siswa kelaboratorium ataupun kelingkungan
luar sekolah, dengan mengadakan pengamatan di lingkungan
luar sekolah maka siswa akan tertarik dengan materi yang
dipelajarinya.
Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan salah
satu siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro terlihat bahwa adanya
perubahan perhatian siswa dalam belajar dengan penerapan
pendekatan kontekstual.
Belajar di labor atau di lingkungan sekolah membuat saya merasa tertarik dengan materi yang kami pelajari, berbeda dengan belajar di kelas, saya lebih cendrung berbicara dengan teman sebangku daripada memperhatikan pelajaran karena materi pelajaran yang diberikan dengan ceramah menurut saya jadi membosankan.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan
mengajar yang membantu guru menghubungkan materi
pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa serta dapat
menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan
nyata siswa. Dengan menerapakan pendekatan kontekstual
ruangan belajar dapat menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Siswa lebih aktif baik bertanya atau menjawab pertanyaan yang
diberikan dalam proses pembelajaran.
Apabila perhatian siswa telah tertuju pada materi yang
diberikan dengan pendekatan kontekstual, maka siswa kan
lebih aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat dari suasana
belajar biologi di kelas IX, saat pemberian materi langsung
dibantu dengan membawa contoh-contoh materi yang
diberikan, siswa aktif bertanya dan aktif menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
Jika materi yang diberikan guru disertai dengan membawa contoh-contoh seperti tumbuh-tumbuhan, banyak sekali yang ingin saya ketahui sehingga menimbulkan keinginan untuk ingin selalu bertanya, bukan saya saja tapi teman-teman saya semangat ingin bertanya tentang materi pelajaran tersebut.
Selain itu dari hasil wawancara dengan Bapak Madlil, S.Pd,
selaku guru biologi di SMP Negeri 3 Kyu Aro menyatakan
bahwa :
Saya melihat siswa-siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran apabila materi yang saya jelaskan lansung ada contoh-contoh yang diberikan, banyak yang ingin bertanya karena penasaran dengan materi yang lansung dihadirkan contohnya, sehingga suasana pembelajaran lebih hidup karena ada feed backnya.
C. Kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi
kendala dalam menerapkan pendekatan kontekstual di smp negeri 3
kayu aro.
Guru dalam proses pembelajaran sangat berperan dalam
membantu, mengarahkan perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Menjadi guru kreatif, professional dan
menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
mengembangkan pendekatan pembelajaran dan memilih metode
pembelajaran yang efektif. Hal ini penting untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan
berlangsungnya pemberian materi pelajaran oleh guru kepada peserta
didik. Usaha penyampaian materi tersebut tentunya semua guru
menginginkan agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dan
dipahami oleh peserta didik. Dalam penyampaian materi pelajaran
tentunya seorang guru haruslah menerapkan pendekatan pembelajaran
yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan sehingga dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran anak didik akan efektif mengikuti
pelajaran.
Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada
pembelajaran biologi merupakan suatu tuntutan bagi seorang guru agar
tujuan pembelajaran yang diterapkan dapat berjalan dengann lancar.
Kesesuaian menggunakan pendekatan pembelajaran merupakan suatu
penentu keberhasilan yang akan dicapai oleh guru.
Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 Kayu Aro belum begitu baik dan belum
sepenuhnya diterapkan, hal ini terbukti saat pembelajaran biologi
berlangsung, metode mengajar yang dipakai guru tersebut adalah metode
ceramah dan pemberian tugas. Guru sama sekali tidak menggunakan
pendekatan mengajar saat penyampaian materi pelajaran dan juga guru
tidak memamfaatkan media pembelajaran.
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi, ada beberapa kendala dari
penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses
pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro :
1. Waktu yang disediakan tidak mencukupi.
Butuh waktu yang lama untuk mengajak siswa dan melakukan pengamatan di luar lingkungan sekolah. Pengamatan yang dilakukan di luar sekolah yakni di lapangan terbuka akan membuat siswa main-main dan waktu yang tersediapun akan terbuang. Jadi untuk mengajak siswa melakukan pengamatan di luar lingkungan sekolah harus perlu kesiapan yang matang agar siswa tidak main-main melakukan pengamatan.
2. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki guru, sehingga hanya
menggunakan metode yang praktis dalam proses pembelajaran.
Setiap hari saya selalu memantau guru mengajar di local-lokal dan saya memperhatikan setiap pembelajaran berlangsung guru cenderung hnya menyampaikan materi hanya dengan berceramah saja, saya sangat memakluminya karena memang guru biologi pada umumnya tamatan Diploma III dan keterbatasan keterampilan guru dalam menerapakan pendekatan mengajar di kelas.
3. Kurangnya pemamfaatan media yang mendukung proses
pembelajaran.
Media pembelajaran yang ada di SMP Negeri 3 Kayu Aro belum lengkap ditambah lagi dengan kurangnya pemampaatan media dalam proses pembelajaran, media sangat penting karena apabila siswa hanya diberi materi pelajaran hanya dengan berceramah saja tampa penggunaan media maka materi yang diberikan tersebut akan kurang menarik bagi siswa, hasilnyapun siswa kan bingung dengan materi yang disampaikan tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru merupakan paktor utama yang
bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang
mau tidak mau harus dilaksanakan, dan sebagai seorang guru harus
bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak didik melalui interaksi
belajar mengajar. Guru merupakan paktor yang mempengaruhi berhasil
tidaknya proses belajar dan guru harus menguasai materi yang akan
diajarkan denga kata lain guru harus mampu menciptakan suatu kondisi
belajar yang menyenangkan.
Meskipun dalam penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual
menemui beberapa kendala, namun hal tersebut dapat diatasi dengan
kebijakan yang dilakukan pihak sekolah dengan member kesempatan bagi
guru untuk mengembangkan pendekatan dalam proses pembelajaran
biologi.
Ada beberapa usaha yang bias dilakukan dalam mengatasi kendala
yang didapat dari penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu :
1. Memamfaatkan waktu yang tersedia secara optimal.
Meskipun waktu yang tersedia sangat terbatas namun hal
tersebut dapat diatasi dengan pemamfaatan waktu secara
optimal dan kemampuan guru untuk membagi waktu yang
tersedia secara baik.
2. Mengadakan penelitian, peningkatan kualitas guru dalam
menerapkan pendekatan ataupun metode pembelajaran.
3. Memamfaatkan media pembelajaran . pemamfaatan media akan
membuat siswa memperhatikan materi yang disampaikan dan
juga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kami merasa senang jika pak guru mengajak kami belajar di
dalam labor, karena dengan guru menjelaskan memakai media
seperti OHP dan Mikroskop maka kami semua merasa tertarik
untuk mendengarkan penjelasan pelajaran yang disampaikan
pak guru.
4. Guru membawa contoh-contoh yang berhubungan dengan
materi pelajaran di dalam kelas.
Dengan membawa contoh-contoh materi pelajaran didalam
kelas seperti macam-macam daun maka guru dapat dengan
mudah menjelaskan perbedaan atupun persamaan daun
tersebut, dan siswapun akan memahami dan mengetahui secara
pasti materi yang dijelaskan dengan contoh-contoh daun
tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uaraian yang telah disampaikan di atas tentang penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual pada pembelajaran biologi di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 3 Kayu Aro, maka penulis menarik kkesimpulan sebagai
berikut :
1. Upaya peningkatan pembelajaran biologi dengan penerapan pendekatan
kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro belum berjalan dengan baik
seperti yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran guru cenderung
menggunakan metode mengajar yang praktis yakni metode ceramah dan
pemberian tugas. Hal ini membuat siswa merasa jenuh dan tidak dapat
mengkonstruksikan materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Pada
pembelajaran biologi, siswa setidaknya memperoleh pengalaman
belajar yang semestinya mereka dapatkan dengan melakukan
pengamatan terhadap lingkungan sekitar sehingga siswa aktif belajar
dan tidak merasa bosan dengan materi yang disampaikan.
2. Hasil yang dicapai setelah penerapan pendekatan kontekstual pada
pembelajaran biologi adalah : siswa lebih memperhatikan materi yang
diberikan, siswa lebih aktif baik bertanya maupun menjawab
pertanyaan yang diberikan dalam proses pembelajaran.
3. Kendala yang dihadapi pada penerapan pendekatan pembelajaran
kontekstual dalam proses pembelajaran biologi adalah : kurangnya
waktu yang tersedia, keterbatasan kemampuan yang dimiliki guru,
kurangnya pemamfaatan media pembelajaran. Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kendala pada penerpan pendekatan pembelajaran
kontekstual pada pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro
adalah : memamfaatkan waktu yang tersedia secara maksimal,
mengadakan pelatihan dan peningkatan kualitas guru dalam
menerapkan pendekatan maupun metode pembelajaran, pemamfaatan
media pembelajaran pada saat pembelajaran biologi, guru membawa
contoh-contoh pelajaran yang bersangkutan dengan materi pelajaran
yang dibahas sehingga siswa menjadi paham dengan penjelasan yang
disampaikan dengan menggunakan contoh tersebut.
B. Saran
Sebagai pelengkap dari penulisan skripsi ini, maka penulis juga
mengemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada beberapa pihak :
1. Untuk Sekolah.
a. Selalu memberikan arahan kepada semua komponen pendidikan
yang ada di sekolah khususnya kepada guru untuk menguasai dan
menerapkan pendekatan pembelajaran dan metode yang baik
untuk lebih menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
b. Memberikan pelatihan dan peningkatan mutu kepada guru-guru
sebagai pihak yang sangat berperan penting dalam dunia
pendidikan.
2. Untuk Guru.
a. Agar lebih berupaya memaksimalkan kemampuan penguasaan
pendekatan mengajar dan mengaplikasikannya di dalam kelas
dengan lebih efektif.
b. Untuk lebih merangsang minat belajar peserta didik terhadap mata
pelajaran biologi dengan menciptakan suasana belajar yang
menarik dan menyenangkan.
3. Untuk Siswa.
Agar siswa lebih terbuka terhadap guru atau siapapun, seandainya
mengalami kesulitan belajar terhadap mata pelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, 2006, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI
tentang Pendidikan, Jakarta : Departemen Agama RI.
Lufri, dkk, 2007, Strategi Pembelajaran Biologi, Padang : Jurusan Biologi
FMIPA UNP.
Uhyati, Nur, 1998, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV Pustaka Setia.
Sagala, Syaiful, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.
Hadi, Amirul, 1998, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia.
Hasan, Iqbal, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta : Grafindo
Persada.
Arikunto, Suharsimi, 2007, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Bungin, Burhan, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.