upaya peningkatan kualitas pembelajaran biologi …/upaya...keguruan dan ilmu pendidikan universitas...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK
DI SMP NEGERI 3 KARANGANYAR
Skripsi
Oleh :
DHIAN NOVITASARI
K 4304019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING
DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK
DI SMP NEGERI 3 KARANGANYAR
Oleh :
DHIAN NOVITASARI
K 4304019
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. rer. nat Sajidan, M.Si Dra.Hj. Sri Dwiastuti, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002 NIP.19540626 198102 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memebuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 11 Februari 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Widoretno, M. SiDrido .......................
Sekretaris : Drs. Maridi, M.Pdwat .......................
Anggota I : Prof. Dr. rer. nat Sajidan, M. Si ........................
Anggota II : Dra. Hj. Sri Dwiastuti, M. Si .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Dhian Novitasari. K4304019. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran biologi yang ditinjau dari motivasi, minat, dan keaktifan siswa melalui pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok pada pokok bahasan Organisasi Kehidupan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, observasi, evaluasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIID SMP Negeri 3 Karanganyar tahun ajaran 2008/ 2009. Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa; tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran; dan dokumentasi atau arsip. Teknik dan alat pengumpulan data adalah dengan angket, observasi, dan wawancara. Validasi data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan sebelum digunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok, siswa masih memiliki motivasi dan minat, yang rendah. Siswa masih bergantung pada guru dalam mendapatkan materi pelajaran. Siswa belum menampakkan keaktifan dalam mengikuti proses pembelajaran. Penelitian ini dihentikan pada siklus II karena pada siklus II motivasi dan minat siswa untuk belajar Biologi sudah mengalami peningkatan. Guru tidak lagi mendominasi dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran berlangsung aktif dan semangat kerja sama sudah tampak pada diri siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan: Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Model Kerja Kelompok dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi yang ditinjau dari motivasi, minat, dan keaktifan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila
engkau telah menyelesaikan (urusan dunia), bersungguh-sungguhlah
(dalam beribadah) dan hanya kepada Tuhanmulah berharap.
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
Hidup adalah menunda kekalahan sebelum pada akhirnya kita
menyerah
(Chairil Anwar)
Bukan kemampuan yang menunjukan siapa diri kita tetapi pilihan kita
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya
ini untuk
Ibu, Bapak, Adik-adik tercinta,
dan almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”UPAYA PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
TERBIMBING DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK DI SMP NEGERI 3
KARANGANYAR”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam
mendapatkan gelar kesarjanaan pada program Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.
2. Ketua Program Pendidikan Biologi yang telah memberi kemudahan dalam
perijinan penelitian.
3. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, selaku pembimbing I, yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.
4. Dra. Hj. Sri Dwiastuti, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penelitian.
5. Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd, selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan studi.
6. Kepala SMP Negeri 3 Karanganyar, yang telah memberi kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Drs. Sujiman, guru mata pelajaran biologi SMP Negeri 3 Karanganyar, yang
telah memberi bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.
8. Ika Wahyuti, atas persahabatan, inspirasi, semangat, dan kasih sayangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
9. Epin, Tya, Pipit, Ima, Umi, Arifah, Warga kos Faizah, Teman-teman Biologi
angkatan 2004 atas bantuan, semangat, dan kasih sayang.
10. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Harapan
penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Surakarta, Februari 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II. LANDASAN TEORI 5
A. Tinjauan Pustaka 5
B. Kerangka Berfikir 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 20
A. Tempat dan Waktu Penelitian 20
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 20
C. Sumber Data 20
D. Teknik Pengumpulan Data 21
E. Validitas Data 22
F. Analisis Data 23
G. Prosedur Penelitian 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29
A. Hasil Penelitian 29
B. Pembahasan 47
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 54
A. Simpulan 54
B. Implikasi 54
C. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
Gambar 2. Skema Triangulasi Metode
Gambar 3. Model Analisis Interaktif
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian
Gambar 5. Diagram Batang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Siklus I
Gambar 6. Diagram Batang Hasil Angket Minat Belajar Siswa
Siklus I
Gambar 7. Diagram Batanng Hasil Angket Keaktifan Siswa
Siklus I
Gambar 8. Diagram Tanggapan Siswa terhadap Penerapan
Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Model Kerja
Kelompok Siklus I
Gambar 9. Diagram Batang Angket Motivasi Belajar Siswa
Siklus I dan Siklus II
Gambar 10. Diagram Batang Hasil Angket Minat Belajar Siswa
Siklus I dan Siklus II
Gambar 11. Diagram Batang Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus
II
Gambar 12. Diagram Tanggapan Siswa terhadap penerapan
Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Model Kerja
Kelompok Siklus II
19
23
24
28
34
36
37
38
42
44
45
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus, Rencana Pembelajaran, LKS
Lampiran 1a. Silabus
Lampiran 1b. Rencana Pembelajaran Siklus I
Lampiran 1c. Rencana Pembelajaran Siklus II
Lampiran 1d. LKS Siklus I
Lampiran 1e. LKS Siklus II
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
Lampiran 1a. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Lampiran 1b. Angket Motivasi Belajar
Lampiran 1c. Kisi-kisi Minat Belajar Siswa
Lampiran 1d. Angket Minat Belajar Siswa
Lampiran 1e. Kisi-kisi Angket Keaktifan Siswa
Lampiran 1f. Angket Keaktifan Siswa
Lampiran 1g. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 1h. Angket Tanggapan Penerapan Pendekatan Inkuiri
Terbimbing
Lampiran 1i Pedoman Wawancara (Guru)
Lampiran 1j Pedoman Wawancara (Siswa)
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian
Lampiran 2a. Prosentase Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 2b. Prosentase Hasil Angket Minat Belajar Siswa
Lampiran 2c. Prosentase Hasil Angket Keaktifan Siswa
Lampiran 2d. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 2e. Hasil Wawancara Siklus I (Guru)
Lampiran 2f. Hasil Wawancara Siklus II (Guru)
Lampiran 2g. Hasil Wawancara Siklus I (Siswa)
Lampiran 2h. Hasil Wawancara Siklus II (Siswa)
Lampiran 2i. Hasil Tes Tertulis
59
61
67
73
75
77
78
81
82
85
86
88
92
93
95
97
98
99
100
119
121
123
125
127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Lampiran 3. Dokumentasi
Foto-foto Proses Pembelajaran
Lampiran 4. Perijinan
Lampiran 4a. Permohonan Observasi
Lampiran 4b. Permohonan Ijin Research/Try Out
Lampiran 4c. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi
Lampiran 4d. SK Ijin Penyusunan Skripsi/Makalah
Lampiran 4e. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
129
135
136
138
139
140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya
mampu berperan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas melalui
proses edukasi ( proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan
mengajar ), proses sosialisasi ( proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik ),
proses transformasi ( proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik ). Dari
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, hal yang terpokok adalah kegiatan
pembelajaran. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Agar dapat terwujud pendidikan
yang berkualitas haruslah dimulai dengan proses pembelajaran yang berkualitas.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses belajar siswa. Belajar
merupakan hal yang kompleks, dimana kompleksitas belajar dapat dipandang dari
2 subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Siswa sebagai pebelajar yang mengalami
proses belajar sedangkan guru adalah subyek pembelajar siswa. Proses
pembelajaran selalu melibatkan interaksi antara guru dengan siswa yang disebut
interaksi edukatif. Proses interaksi edukatif menyebabkan guru dengan sadar
mengarahkan tingkah laku, sikap dan perubahan anak didik menjadi lebih baik,
dewasa, dan bersusila.
Kondisi proses pembelajaran yang efektif atau berkualitas dapat tercipta
bila siswa terlibat secara aktif, siswa memiliki motivasi belajar tinggi, siswa
mempunyai minat dan perhatian dalam belajar, guru memperhatikan perbedaan
individual siswa (prinsip individualitas), peragaan dalam pengajaran. Dalam
proses pembelajaran yang efektif atau berkualitas siswa mempunyai hak dan
kebebasan untuk bersuara, berpendapat dan berargumen di dalam kelas yang
berkaitan dengan materi pelajaran di kelas. Saat berlangsungnya proses
pembelajaran sebenarnya yang efektif bukanlah gurunya saja, yang mana seakan-
akan siswa hanya dianggap sebagai suatu benda yang pasif, yang hanya
mendengarkan dan mematuhi apa yang disampaikan oleh guru, tetapi seharusnya
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dalam proses pembelajaran, guru dapat menciptakan kondisi yang dapat
memunculkan motivasi dan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,
sehingga antara siswa dan guru sama-sama aktif, dalam transfer ilmu pengetahuan
baik dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dan dapat juga transfer
ilmu antar siswa satu ke siswa yang lainnya.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, proses pembelajaran biologi
di SMP Negeri 3 Karanganyar, khususnya di kelas VII D, dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di laboratorium dijumpai
kualitas pembelajaran yang masih relatif rendah dan cenderung masih menerapkan
Teacher centered learning ( TCL ), siswa pasif dan cara mengajar dengan metode
yang monoton hanya dengan metode ceramah membuat siswa bosan dan
cenderung tidak memperhatikan. Dari hasil pengamatan saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, menunjukkan minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran biologi masih rendah, 55% siswa sibuk dengan kegiatan
menyimpang seperti bercanda dengan teman sebangku, mencorat-coret buku, dan
diam saja, demikian juga dengan siswa putri. Dari 40 siswa hanya 30% yang
masih mau mencatat keterangan dari guru. Dari pengamatan ini dapat
menunjukkan bahwa minat dan perhatian siswa berkurang karena bosan dengan
model mengajar yang diterapkan guru. Selain itu motivasi siswa untuk mengikuti
pelajaran biologi juga sangat kurang, hal ini ditunjukkan dengan hanya 6 siswa
yang membawa buku pelajaran biologi. Guru jarang sekali memberikan PR
(pekerjaan rumah) kepada siswa-siswanya, sehingga dapat disangsikan bahwa
mereka akan membaca dan mempelajari catatan mereka di rumah setelah pulang
sekolah.
Saat diadakan praktikum, guru hanya membagi siswa-siswanya ke dalam
dua kelompok, yaitu kelompok putra dan putri dan hanya menyediakan dua set
alat untuk dua kelompok tersebut, sehingga banyak siswa yang hanya dapat
melihat saja tanpa bisa mempraktekkannya sendiri dan kebanyakan dari mereka
memilih berbincang-bincang dengan teman-temannya di luar materi pelajaran,
bermain-main sendiri, bahkan mondar-mandir keluar masuk ruangan bercanda
dengan temannya. Saat guru mengajukan pertanyaan, hanya siswa-siswa tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
saja yang aktif memperhatikan dan menjawab. Begitu pula saat diberi kesempatan
untuk bertanya, siswa memilih diam dan menunggu guru memberikan penjelasan
selanjutnya. Hal- hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih sangat kurang.
Dari uraian di atas, bahwa proses pembelajaran pada kelas ini masih
berpusat pada guru (teacher centered). Dalam hal ini akan menyebabkan guru
lebih memdominasi kegiatan belajar siswa, selain itu dengan model pembelajaran
seperti ini akan meminimalkan peran siswa sebagai pebelajar. Dominasi guru ini
dapat menyebabkan berkurangnya keaktifan atau peran serta siswa dalam proses
pembelajaran selain itu siswa menjadi bosan, tidak mau memperhatikan
penjelasan guru, bahkan kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga
siswa yang seharusnya menjadi aktor utama tidak mampu mengoptimalkan proses
belajarnya. Dengan kurangnya keaktifan, minat dan perhatian, serta motivasi
siswa dalam mengikuti pelajaran, tidak akan tercipta proses pembelajaran yang
efektif atau berkualitas yang dapat mengoptimalkan proses belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dapat dilakukan dengan
memberikan model pembelajaran variatif yang menjadikan siswa sebagai pusat
kegiatan belajar salah satunya melalui pendekatan inkuiri terbimbing dengan
model kerja kelompok. Prinsipnya model ini memberikan stimulasi berupa
pertanyaan-pertanyaan untuk memancing keingintahuan siswa sebelum
mempelajari suatu subjek serta menyiapkan siswa untuk berpikir kritis dalam
menyelesaikan suatu permasalahan dengan mendiskusikannya secara kelompok,
sehingga siswa tidak hanya mampu untuk mendapatkan suatu konsep dengan
membangun pengetahuannya sendiri tetapi juga untuk berinteraksi dengan guru
melalui pertanyaan-pertanyaan maupun dengan siswa lain melalui kerja
kelompok. Selain itu diharapkan siswa akan termotivasi untuk belajar dan
memiliki minat serta perhatian terhadap pelajaran biologi karena siswa tidak
hanya bertugas mendengarkan dan mencatat saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka telah dilakukan
penelitian yang berjudul sebagai berikut : UPAYA PENINGKATAN
KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN
INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL KERJA KELOMPOK DI
SMP NEGERI 3 KARANGANYAR.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Apakah pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi (ditinjau dari aspek siswa
meliputi motivasi, minat, dan keaktifan siswa)?
C. Tujuan Penelitian.
Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
Meningkatkan kualitas pembelajaran biologi (ditinjau dari aspek siswa
meliputi motivasi, minat, dan keaktifan siswa) melalui pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok.
D. Manfaat Penelitian.
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran biologi, khususnya pada
kegiatan pembelajaran di kelas VII D SMP Negeri 3 Karanganyar. Adapun secara
detail manfaat yang diharapakan dari penelitian ini diantaranya :
1. Melalui penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi ( ditinjau dari
aspek siswa meliputi motivasi, minat, dan keaktifan siswa).
2. Suatu model pembelajaran alternative yang dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya.
3. Meningkatkan keberhasilan pencapaian berbagai tujuan belajar bagi siswa
terutama pada pokok bahasan Organisasi Kehidupan.
4. Bahan referensi bagi pihak-pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kualitas Pembelajaran Biologi
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 85) “Kualitas
pembelajaran merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk aktif belajar dan
mempertahankan kondisinya agar tetap dalam keadaan siap menerima pelajaran.”
Menurut C. Riyana (2006: 1), kata kualitas dapat dimaknai pula dengan istilah
mutu atau juga keefektifan. Efektivitas menurut C. Riyana (2006: 1) dapat
dinyatakan sebagai “tingkatan keberhasilan dalam mencapai tujuan atau
sasaranya”. Sementara itu belajar dapat pula dikatakan sebagai komunikasi
terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses. Dari segi proses,
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental
maupun sosial dalam proses pembelajaran,disamping menunjukkan kegairahan
belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri
sendiri (Mulyasa, 2006: 101). Dengan demikian, yang dimaksud kualitas
pembelajaran biologi adalah keadaan atau kondisi yang efektif yang mendorong
siswa untuk terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran biologi.
Menurut Moh. Uzer Usman (2005: 19), “Dalam menciptakan kondisi
belajar mengajar yang efektif, ada beberapa variabel yang menentukan
keberhasilan proses belajar siswa yaitu: siswa terlibat secara aktif, minat dan
perhatian siswa, motivasi siswa, prinsip individualitas, peragaan dalam
pengajaran”.
a. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga
siswalah yang seharusnya lebih banyak aktif, sebab siswa adalah subjek didik
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
yang melaksanakan belajar. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah
aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental.
Aktivitas belajar siswa menurut Moh Uzer Usman (2005: 22) dapat
digolongkan ke dalam beberapa hal, yaitu :
1) Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis,
memperhatikan demonstrasi, melakukan eksperimen.
2) Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca, tanya jawab,
diskusi , menyanyi.
3) Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
4) Aktivitas gerak (motor activities) seperti melukis, menari, melakukan
eksperimen.
5) Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat laporan.
Senada dengan Moh Uzer Usman, selain kelima aktivitas yang telah
diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman, Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2001:
99) menambahkan dua kelompok lagi yaitu: Drawing activities (aktivitas
menggambar) misalnya membuat grafik, peta, diagram; dan Emocional activities
(aktivitas emocional) misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Menurut K. Yamamoto (1969) dalam Moh Uzer Usman (2005: 24),
keaktifan dibedakan menjadi dua yaitu keaktifan yang direncanakan secara
sengaja (intensional) dan keaktifan yang dilakukan sewaktu-waktu (insidental).
Sedangkan hasil belajar yang optimal hanya mungkin dicapai apabila siswa dan
guru melakukan keaktifan intensional, yang berarti guru dan siswa melakukan
kegiatan belajar mengajar secara disengaja dan terarah.
b. Minat Belajar Siswa
Selain keaktifan siswa, kondisi pembelajaran yang efektif juga ditandai
dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat yang ada pada diri
siswa akan mempengaruhi proses yang dialaminya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi keberhasilan belajar. Hal ini terjadi karena suatu aktivitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
didasari adanya minat akan memberikan kepuasan tersendiri bagi yang
melakukan. Tanpa adanya minat terhadap materi pelajaran, maka siswa tidak akan
dapat belajar dengan sungguh-sungguh.
Minat akan timbul apabila seseorang melihat ciri-ciri objek sesuai
keinginan dan kebutuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2001: 74)
“Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri
atau arti sementara suatu situasi yang terjadi yang dihubungkan oleh keinginan-
keinginan atau kebutuhannya sendiri”.
Minat berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat
terhadap suatu materi pelajaran tertentu akan mempelajari materi tersebut dengan
sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Menurut Winkel (2004: 188)
“Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa
tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajari materi itu”.
Menurut Winkel dalam Titik Treskasari (2007: 27) minat dibagi menjadi
empat aspek yang sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam belajar.
Aspek-aspek minat yaitu kesadaran, perhatian, kemauan, dan kesenangan.
1) Kesadaran
Minat yang timbul pada diri seseorang dapat diawali dari kesadaran bahwa
suatu objek bermanfaat. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi akan
mempunyai kesadaran akan pentingnya belajar, sehingga siswa akan melakukan
aktivitas belajar dengan senang hati, gembira, dan tidak mudah bosan. Indikasi
kesadaran siswa terhadap biologi yaitu siswa belajar biologi dengan senang hati
bukan tertekan, dan tidak akan berhenti sebelum benar-benar paham.
2) Perhatian
Dalam belajar sangat diperlukan perhatian yang memusat agar tidak
terpengaruh gangguan dari luar. Minat menumbuhkan perhatian spontan dan
perhatian spontan memungkinkan terciptanya konsentrasi dalam waktu lama.
Minat siswa terhadap biologi memudahkan terciptanya konsentrasi, sehingga
siswa mampu menyerap dan memahami materi biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3) Kemauan
Kemauan yaitu sebagai pendorong kehendak yang terarah pada suatu
tujuan hidup yang dikendalikan oleh akal pikiran. Dorongan kemauan dalam diri
seseorang akan menimbulkan keinginan dan minat.
4) Kesenangan
Kesuksesan belajar dimulai dengan rasa senang melakukan aktivitas
belajar. Rasa senang terhadap belajar akan menimbulkan semangat dalam belajar.
Minat akan menyebabkan seseorang merasa tertarik pada suatu objek atau
kegiatan. Dentan kata lain bahwa antara kesenangan dan timbulnya minat
berkaitan erat.
c. Motivasi Belajar Siswa
Yang tidak kalah penting dalam pencapaian keberhasilan proses
pembelajaran adalah adanya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Moh. Uzer Usman (2005: 28) “ Motif adalah daya dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau
organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah
laku atau perbuatan”. Sedangkan pengertian motivasi menurut Nasution (2000:
73) “ Motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga
anak itu mau, ingin melakukannya”.
Motivasi menurut Moh. Uzer Usman (2005: 28) yaitu ”… keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu”.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan belajar. Menurut Martinis Yamin (2006: 85), jenis motivasi belajar
dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
Intrinsik merupakan jenis motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam individu
sendiri tanpa adanya paksaan dorongan orang lain, tetapi atas kemauannya sendiri.
Misalnya anak mau belajar karena ingin memperolah ilmu pengetahuan. Motivasi
Ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, karena ada ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar
mendapat peringkat pertama di kelas.
Menurut Yamin (2006: 80-86) bahwa motivasi belajar siswa bertalian
dengan tujuan belajar diantaranya:
1) Keinginan dan kebutuhan prestasi belajar tinggi: ini terlihat pada saat
siswa ingin memperoleh hasil belajar tinggi maka ia akan sering
membaca dan mendengar informasi, rajin ke perpustakaan, membeli
buku baru.
2) Kebutuhan untuk mencapai hasil yang maksimal: ini terlihat saat siswa
mengerjakan tugas belajar, kesungguhan dan ketekunan siswa, dan
berusaha mendapat nilai terbaik.
3) Rasa percaya diri, kepuasan dan kemandirian: ini akan terlihat saat
siswa percaya tanpa belajar tujuannya tidak tercapai, keseriusan dalam
mengikuti pelajaran seperti merespon pelajaran.
Menurut Sardiman (2001: 89), ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah: memberi angka
sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya, hadiah, saingan atau kompetisi, ego
involvement, menumbuhkan kesadaran pada siswa, memberi ulangan, mengetahui
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.
d. Prinsip Individualitas
Faktor yang lain sebagai penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran
adalah prinsip individualitas. Salah satu masalah utama dalam pendekatan belajar
mengajar ialah masalah perbedaan individual. Menurut Bloom dalam Moh Uzer
Usman (2005: 30), jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri sikap
yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri pada diri siswa, dapat
diharapkan sebagian besar siswa akan mencapai taraf penguasaan sampai 75%
dari yang diajarkan. Oleh sebab itu, hendaknya guru mampu menyesuaikan proses
belajar mengajar dengan kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar
siswa secara individual. Menurut Oemar Hamalik (2002: 93-94) ”Perbedaan
individual menyangkut berbagai aspek, seperti: 1) kecerdasan; 2) bakat; 3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
keadaan jasmani; 4) penyesuaian social dan emocional; 5) keadaan keluarga; 6)
prestasi belajar”.
e. Peragaan dalam Pengajaran
Faktor yang tidak kalah penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran
yang efektif adalah peragaan dalam pengajaran. Alat peraga menurut Moh. Uzer
Usman (2005: 31) adalah ”alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya lepada siswa dan
mencegah verbalisme pada diri siswa.” Pengajaran yang menggunakan banyak
verbalisme tentu akan segera membosankan. Belajar yang efektif harus mulai
dengan pengalaman langsung atau pengalaman konkret dan menuju pengalaman
yang lebih abstrak.
Adapun nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran
yang ditulis oleh Nana Sudjana (2005: 100) adalah sebagai berikut:
1) Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir,
oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2) Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
3) Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar
sehingga hasil belajar bertambah mantap.
4) memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri pada setiap siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6) Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan
bertanya.
7) Memberikan penglaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta
membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna.
William Burton dalam Moh Uzer Usman (2005:32) memberikan petunjuk
bahwa dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya kita
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa
serta perbedaan individual dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
3) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dulu.
4) Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti diskusi, analisis, dan
evaluasi.
5) sesuai dengan batas kemampuan biaya.
Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar,
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalu guru mengajar pada setiap jam pelajaran,
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan.
2. Pendekatan Inkuiri Terbimbing
Inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, inquiry. Menurut Gulo, W (2002:84)
“…berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan”. Menurut Muslimin
Ibrahim (2007: 1) “…dapat diartikan sebagi proses bertanya dan mencari tahu
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukannya.” Pendapat-pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa inquiry diartikan sebagai proses mencari tahu jawaban
terhadap suatu pertanyaan melalui bertanya, atau melakukan pemeriksaan, atau
penyelidikan. Inkuiri, pada tingkat paling dasar dapat dipandang sebagai proses
menjawab pertanyaan atau memecahkan permasalahan berdasarkan fakta dan
pengamatan. Menurut Supriyono Koes H (2003: 9), “inkuiri dapat dikatakan
sebagai suatu metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan,
mencari pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu gejala.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Metode mengajar inkuiri secara luas dapat dijabarkan sebagai suatu
kegiatan untuk mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir
dan penalaran secara teratur dan runtut, dan bisa diterima dengan akal. Muslimin
Ibrahim (2007: 1) berpendapat “…inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh
dan mendapatkan informasi dengan melakukan obsevasi dan atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.”
Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga
keterampilan berpikir kritis. Pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Gulo, W
(2002:84-85) yang mengemukakan bahwa “ Strategi berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.”
Hasil serupa dikemukakan oleh Schwarz dan Gwekwerere (2009),
Results from a study investigating the effect of a guided inquiry and modeling instructional framework and accompanying science methods instruction. Analysis of pre-post tests, classroom artifacts, peer interviews, and lesson plans throughout the semester, indicates the framework successfully built on student teachers’ prior instructional ideas.
Hasil dari penelitian ini mengungkapakan bahwa, efek dari inkuiri terbimbing dan
model kerangka instruksional serta metode pendampingan dalam pembelajaran
sains berhasil membangun siswa untuk mengembangkan ide.
Dalam mendorong siswa untuk mengembangkan ide dan pengetahuannya,
digunakan kerangka yang disusun oleh guru dengan pendampingan yang intensif.
Dengan demikian siswa akan lebih percaya diri untuk membangun
pengetahuannya sendiri dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka
miliki. Demikian pula yang diungkapkan oleh Gwen Nugent, Kunz, Levy,
Hardwood, dan Carlson (2008),“Results showed that students in the field course
scored significantly higher than students in the traditional course on measures of
inquiry, confidence for teaching science courses, knowledge building, and
cooperative learning”. Gwen Nugent dan kawan-kawannya mengungkapkan
bahwa para siswa yang menggunakan pembelajaran inkuiri, lebih percaya diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
untuk belajar dan membangun pengetahuan, sehingga memiliki prestasi yang
lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran yang tradisional.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar
inkuiri merupakan penyajian pembelajaran yang berupa rangkaian kegiatan atau
proses untuk menemukan jawaban atau memecahkan suatu permasalahan dengan
melakukan obsevasi, eksperimen, pelacakan data atau informasi melalui
pemikiran yang kritis, analitis, logis, dan sistematis.
Sesuai dengan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan dapat diketahui
bahwa inkuiri merupakan metode belajar yang berpusat pada peserta didik,
dimana mereka terlibat secara maksimal dalam usaha untuk mencari dan
menemukan. Dalam metode ini mereka diberi kesempatan untuk mengembangkan
potensi intelektualnya secara optimal. Guru bukan lagi pusat informasi bagi
peserta didik yang hanya berbicara untuk mengajar dan siswa mendengarkan.
Peranan guru dalam metode inkuiri ini adalah sebagai pembimbing belajar dan
fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu
dilontarkan di kelas untuk dipecahkan oleh peserta didik. Hal inilah yang disebut
sebagai pembimbingan intensif yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.
Inkuiri terbimbing merupakan proses pembelajaran dimana peran guru
menyediakan bimbingan dan petunjuk yang luas, penentuan masalah dilontarkan
dalam bentuk pertanyaan. Penerapan metode inkuiri terbimbing mengarahkan
pada proses berfikir dan memecahkan masalah yang dilakukan siswa atas dasar
bimbingan guru. Hal tersebut serupa dengan pendapat Muslimin Ibrahim (2007:
4) yang mengemukakan “…merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah
dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja
untuk menemukan jawaban masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif
dari guru”.
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi
kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang
relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis,
merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Menurut Gulo, W. (2002: 93) mengemukakan ” Pada hakikatnya, inkuiri
merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah,
mengembangkan hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji
kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu
diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.”
Inkuiri sebagai proses menjadikan metode ini dilaksanakan dengan
menggunakan prosedur atau langkah-langkah tertentu. Prosedur atau langkah-
langakah dalam proses inkuiri tersebut merupakan kegiatan belajar dari peserta
didik. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar
sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah. Dari metode ini peserta didik terlibat
dalam proses-proses mental dalam rangka melaksanakan prosedur atau langkah
dalam proses inkuiri.
Menurut Roestiyah NK.(2001:75) pelaksanaan pembelajaran inkuiri
sebagai berikut:
a. Guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah ke kelas.
b. Siswa dibagai menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok
mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
c. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya didalam
kelompok.
d. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat
laporan yang tersusun dengan baik.
e. Hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke siding pleno, dan terjadilah
diskusi secara luas.
f. Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil
kerja kelompok.
g. Mengadakan tindak lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Model Kerja Kelompok
Pengertian kelompok menurut Adi Prakosa (2005: 1) adalah “sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut”. Dengan demikian dapat pula dikatakan
bahwa kelompok dibentuk dengan tujuan tertentu.Salah satu tujuan untuk
membentuk kelompok dalam suatu proses pembelajaran adalah untuk berdiskusi
memecahkan masalah yang prosesnya disebut kerja kelompok atau belajar
kelompok. Menurut Nana Sudjana (2005: 82) yang dimaksud model kerja
kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok yaitu siswa dalam satu kelas
dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-
kelompok kecil. Model ini digunakan dalam pembelajaran agar siswa-siswa bisa
bekerja sama membahas dan memecahkan suatu masalah. Model ini dijalankan
dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
Menurut Hadi Suwono (2004: 1), kerja kelompok dilakukan sebagai
pendekatan pembelajaran karena ada beberapa alasan yaitu:
a. Melatih bekerja dalam kelompok
b. Melatih keterampilan berkomunikasi
c. Pembagian kerja
d. Melatih kemampuan bertanggung jawab
e. Melatih keterampilan sosial (kepemimpinan, sikap positif)
Keefektifan kerja kelompok dapat dilihat dari banyaknya informasi yang
diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggotanya dapat memenuhi
kebutuhan kelompok dalam kegiatan kelompok. Menurut Adi Prakosa (2007: 5),
ada beberapa faktor yang menentukan efektifitas sebuah kelompok yaitu:
a. ukuran kelompok
b. jaringan komunikasi
c. kohesi kelompok
d. kepemimpinan.
Menurut Nana Sudjana (2005:83) faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan kerja kelompok adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a. Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.
b. Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama,
atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual,
hal ini bergantung kapada komplekas tidaknya masalah yang akan dipecahkan.
c. Persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong anak untuk
belajar.
d. Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil
tidaknya kerja kelompok.
Hadi Suwono (2004) mengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menjadikan kerja kelompok bermakna adalah sebagai berikut:
a. Anggota kelompok tidak boleh lebih dari 6 karena dapat mengganggu
komunikasi.
b. Untuk SD/SMP sebaiknya setiap kelompok diberi nama (misalnya nama
binatang, bintang, ilmuwan)
c. Setiap kelompok harus mempunyai pembicara, penulis, yang diatur secara
bergantian
d. Anggota kelompok harus saling mengenal satu sama lain
e. Pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa sendiri namun guru dapat
mengubah sesuai dengan situasi kelas.
f. Kelompok-kelompok harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan dapat
mengatur posisi kerja kelompok.
g. Perintah harus diberikan kepada siswa dalam bentuk tertulis sebelum siswa
bekerja sehingga setiap anggota kelompok mengetahui apa yang menjadi
tugasnya.
h. Guru harus menentukan waktu untuk kegiatan kerja kelompok.
i. Pembicara kelompok harus melaporkan hasil kelompok kepada kelas. Hasil
observasi serta hasil lain harus ditulis di papan tulis.
j. Sementara siswa bekerja guru berkeliling untuk membantu siswa yang
menemui kesulitan. Harus diingat bahwa guru hanya membantu bila
diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4. Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Model Kerja Kelompok
Pada pendekatan inkuiri terbimbing, kegiatan belajar mengajar diawali
dengan menghadapkan siswa pada masalah yang memberikan stimuli. Hal ini
dapat dilakukan dengan menyajikan presentasi verbal atau pengalaman nyata, atau
dirancang sendiri oleh guru. Jika siswa menunjukkan reaksinya maka guru
berusaha menarik perhatian mereka terhadap hal-hal yang berbeda-beda. Jika
siswa sudah menunjukkan perhatian dan minatnya dengan cdara yang berbeda-
beda, guru mengarahkan mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah.
Selanjutnya, siswa diarahkan pada usa supaya mereka mampu menganalisis,
mengorganisasikan kelompok mereka, bekerja, dan melaporkan hasilnya.
Akhirnya siswa bersama guru dapat mengevaluasi penyelesaian dalam
hubungannya dengan tujuan semula.
Sintaks atau aliran kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan
inkuiri dengan model kerja kelompok menurut Gulo (2002: 99) adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan tujuan pengajaran
b.Pengantar singkat tentang prosedur
c. Membentuk kelompok
d.Klarifikasi tujuan
e. Kerja Individual
f. Laporan pada kelompok
g.Diskusi kelompok
h.Laporan kelompok
i. Diskusi kelas
j. Rangkuman
k.Tindak lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
B. Kerangka Berfikir
Peningkatan hasil belajar tergantung pada banyak faktor diantaranya
adalah faktor input dan faktor proses. Suatu output akan berkualitas bila prosesnya
juga mendukung. Disamping itu input juga ikut menentukan output.
Permasalahan dalam “proses” adalah masalah mengenai penyampaian
materi Organisasi Kehidupan. Penyampaian materi yang masih berpusat pada
guru menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak memperhatikan sehingga siswa
cenderung tidak termotivasi untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal
ini mengakibatkan proses pembelajaran kurang efektif atau kurang berkualitas.
Hasil yang diharapkan dari diterapkannya pendekatan inkuiri terbimbing dengan
model kerja kelompok tersebut adalah peningkatan kualitas pembelajaran berupa
berupa motivasi dan minat belajar siswa yang tinggi sehingga mendorong siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran.Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir
dapat dilihat pada Gambar 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran di kelas
Siswa menjadi aktif, memiliki minat motivasi
yang tinggi, sehingga proses pembelajaran menjadi berkualitas
Peningkatan kualitas pembelajaran melalui penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok
PROSES
Proses pembelajaran kurang efektif atau kurang berkualitas
Penyampaian materi yang didominasi guru membuat siswa bosan, tidak mau
memperhatikan, motivasi belajar rendah, kurang berperan aktif dalam
pembelajaran
OUTPUT
INPUT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Karangannyar siswa kelas
VII D.
2. Waktu Penelitian
Penelitian yang dimulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
hingga tahap penyelesaian, dimulai pada bulan Maret 2009 sampai selesai.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan
tujuan penelitian jelas bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara
kuantitatif, akan tetapi mendekripsikan data dan menginterpretasikan data, fakta
dan keadaan yang ada, serta melakukan analisis tentang bagaimana pendekatan
inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran biologi.
Penelitian ini dilaksanakan melalui model penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan memiliki serangkaian langkah
yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap yaitu perencanaan
(plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect)
(Wiriaatmadja,2007: 66-67).
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa hasil
observasi dengan berpedoman pada lembar observasi dan pemberian angket yang
menggambarkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran.
3. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, skenario
pembelajaran, silabus, buku penilaian, dan buku ajar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan, wawancara dan diskusi, serta angket, yang masing-masing secara
singkat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta
secara pasif. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan mengambil
tempat duduk paling belakang agar lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap
aktivitas belajar mengajar siswa di kelas.
Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru
dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan
balik, menggunakan alat peraga, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar
siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran seperti terlihat pada keaktifan bertanya
dan menanggapi stimuli baik yang datang dari guru maupun teman lain, keaktifan
siswa dalam mangerjakan tugas, perhatian dan antusias siswa dalam mengikuti
pelajaran dan sebagainya.
2. Wawancara dan diskusi
Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil dan
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dan diskusi dilakukan
oleh peneliti dan guru. Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah
melakukan pengamatan pertama terhadap proses pembelajaran dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan Organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kehidupan. Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen
yang telah dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada
berkenaan dengan pembelajaran biologi.
3. Kajian dokumen.
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada
seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi
pelajaran.
4. Angket
Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar pada pokok bahasan Organisasi
Kehidupan. Angket diberikan pada akhir penelitian tindakan. Peningkatan proses
atas kegiatan pembelajaran dapat diketahui dengan menganalisis informasi yang
diperoleh dari angket tersebut sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan Organisasi
Kehidupan. Selain itu angket juga digunakan untuk mengetahui peningkatan
keaktifan serta minat belajar siswa.
E. Validitas Data
Keabsahan data atau kepercayaan terhadap hasil dalam penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
(Lexy J. Moleong 2007 : 330)
Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode dan
triangulasi peneliti.
1. Triangulasi metode
Jenis triangulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda untuk menguji
kebenaran informasinya. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa
observasi selama proses pembelajaran berlangsung, wawancara, dan angket.
Dalam teknik ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
penelitian ini sumber data yang digunakan adalah informan (guru dan siswa) serta
tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran.
2. Triangulasi Peneliti
Yang dimaksud dengan teknik triangulasi ini adalah hasil penelitian baik
data maupun simpulan mengenai bagian tertentu diuji validitasnya dari beberapa
peneliti. Dari pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh lebih dari satu peneliti
terhadap suatu data yang sama yang berupa informasi yang berhasil dikumpulkan,
akan didapatkan pertemuan pendapat yang bisa memantapkan hasil penelitian.
Skema triangulasi metode dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Triangulasi Metode.
F. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
model interaktif, yaitu model analisis Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002:
95) yang dilakukan dalam tiga komponen, yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyeleksi data yang
berupa hasil observasi dan hasil wawancara. Data-data tersebut disederhanakan
dan difokuskan pada pion-poin yang diamati (motivasi, minat dan keaktifan
siswa), selanjutnya dibuat ringkasannya.
2. Sajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun informasi yang didapatkan
dari hasil reduksi data secara sistematik. Sajian data ini berupa rangkaian kalimat
deskripsi yang meramgkum seluruh data hasil penelitian.
Wawancara
Angket
Observasi
Data Sumber data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3. Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan dilakukan dengan cara memberi makna pada data,
mencatat keteraturan data, dan penggolongan data dengan teliti. Untuk lebih
mengembangkan ketelitian dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru dan
teman peneliti, sehingga dihasilkan simpulan yang mantap dan bisa
dipertanggungjawabkan.
Pada model analisis interaktif, ketiga komponen analisis ini dilakukan
bersamaan dengan pengumpulan data. Selama kegiatan pengumpulan data peneliti
selalu membuat reduksi data, sajian data, dan memberi makna pada setiap data
yang berhasil dikumpulkan. Setelah kegiatan pengumpulan data berakhir, peneliti
tetap melakukan reduksi data, dan membuat sajian data yang selanjutnya membuat
simpulannya. Hal ini dilakukan karena disamping data yang cukup banyak berupa
deskripsi kalimat juga karena kondisi yang diteliti selalu berkembang.
Gambar 3. Model analisis interaktif
G. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggar dalam Rochiati
Wiriaatmadja (2007 : 66) yang berupa model spiral. Kemmis menggunakan sistem
spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi,
dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu pemecahan masalah.
Pengumpulan data
Reduksi data
Sajian data
Penarikan Simpulan/ verivikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Secara umum, langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap
persiapan, tahap perencanaan atau penyusunan model, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap analisis dan tahap refleksi serta tahap tindak lanjut. Tahapan
pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Permintaan ijin pada kepala sekolah dan guru Biologi SMP Negeri 3
Karanganyar .
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal tentang SMP percobaan
secara keseluruhan dan keadaan kegiatan belajar mengajar Biologi
khususnya.
c. Identifikasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar biologi kelas VII
yang telah dilakukan.
2. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan
digunakan dalam tindakan. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari silabus,
LKS, angket keaktifan siswa, angket minat belajar biologi, angket motivasi
belajar, angket tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok dan lembar observasi.
3. Tahap Pelaksanaan /tindakan
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengobservasi aktivitas
yang ditampilkan oleh siswa dengan menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok.
Tahap pelaksanaan tindakan dijabarkan dalam pertemuan:
a. Siklus I
1) Pertemuan 1
a) Pengarahan tentang materi yang akan diberikan yaitu materi
Organisasi kehidupan.
b) Pembagian kelompok dan pembagian LKS tentang materi
Organisasi kehidupan (sel dan jaringan)
c) Siswa melaksanakan kegiatan pengamatan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ada pada LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d) Mempersilakan perwakilan dari kelompok untuk maju
menerangkan hasil diskusi yang telah dikerjakan.
e) Pembahasan dan kesimpulan hasil kegiatan.
f) Lembar observasi
2) Pertemuan 2
a) Kilas balik pertemuan 1
b) Mendiskusikan materi Organisasi kehidupan (sel dan jaringan)
yang masih dianggap sulit.
c) Pembahasan dan kesimpulan dengan diskusi kelas.
d) Evaluasi siklus I dan angket
b. Siklus II
3) Pertemuan 1
a) Pengarahan untuk pengamatan organ dan pemberian LKS.
b) Siswa melaksanakan kegiatan pengamatan sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ada pada LKS.
c) Pembahasan dan kesimpulan hasil kegiatan.
d) Lembar observasi.
4) Pertemuan 2
a) Pengumpulan hasil laporan kegiatan.
b) Mendiskusikan materi Organisasi kehidupan (organ dan sistem
organ) yang masih dianggap sulit.
c) Mempersilakan perwakilan dari kelompok untuk maju
menerangkan hasil diskusi yang telah dikerjakan.
d) Pembahasan dan kesimpulan hasil kegiatan.
e) Evaluasi siklus II dan angket
4. Tahap Observasi dan Evaluasi
Peneliti bertugas mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Fokus pengamatan ditekankan pada penerapan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan model kerja kelompok terhadap kualitas pembelajaran khususnya pada
motivasi, minat, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
5. Tahap Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dan
peningkatan kualitas pembelajaran khususnya pada motivasi, minat, dan
keaktifan siswa. Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi
sebelumnya, data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi
peneliti untuk perbaikan pembelajaran berikutnya (pada siklus II).
6. Tahap Tindak Lanjut
Setelah kegiatan penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru Biologi
tempat penelitian untuk melakukan perbaikan terus-menerus serta
mengembangkan pembelajaran agar kualitas pembelajaran di kelas dapat terus
meningkat sehingga penguasaan konsep siswa dapat berkembang secara
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Secara rinci urutan masing-masing tahap dapat dilihat dalam skema pada Gambar 4.
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian
REVISI RENCANA TINDAKAN Rencana Perbaikan sesuai siklus I
PELAKSANAAN TINDAKAN
Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
model kerja kelompok
OBSERVASI DAN EVALUASI
Pengamatan peningkatan kualitas proses pembelajaran
REFLEKSI Ulasan terhadap hasil
observasi proses pembelajaran
TINDAK LANJUT
PELAKSANAAN TINDAKAN
Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
model kerja kelompok
OBSERVASI DAN EVALUASI
Pengamatan Kualitas Proses Pembelajaran
REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT
Ulasan terhadap hasil observasi proses pembelajaran
RENCANA TINDAKAN Pembuatan Instrumen untuk
proses pembelajaran
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Mengungkapkan permasalahan yang
dihadapi siswa dalam proses pembelajaran
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Observasi awal yang dilakukan sebelum diterapkan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok pada materi organisasi kehidupan
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sangat rendah. Hal ini dibuktikan
dengan keinginan dan kebutuhan prestasi belajar tinggi yang masih rendah. Siswa
yang enggan dan malas mencari informasi dari berbagai macam sumber lain
seperti pergi ke perpustakaan, mencari buku-buku baru, dan bertanya pada guru
tentang hal-hal yang belum jelas. Kebutuhan untuk mencapai hasil yang maksimal
belum nampak pada diri siswa, ini ditandai dengan masih banyak siswa yang
malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Di samping itu rasa percaya
diri, kepuasan, dan kemandirian siswa juga belum nampak. Dalam belajar mereka
masih tergantung pada apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini didukung oleh
hasil angket yang menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah
sebesar rata-rata 62, 42 %.
Minat belajar siswa masih rendah. Siswa belum menampakkan perasaan
senang dan ketertarikannya terhadap pembelajaran yang ditunjukkan masih
banyak siswa yang masih berada di luar kelas ketika jam pelajaran dimulai, masih
ada siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Selain itu kemauan siswa
untuk belajar biologi masih rendah, siswa masih enggan untuk membawa buku
pegangan. Siswa juga masih malas untuk mengerjakan tugas dari guru, sebagian
siswa masih mengandalkan teman untuk dicontoh pekerjaannya. Siswa juga
enggan utnuk belajar dari buku-buku lain atau media lain, selain yang diberikan
oleh guru. Kesadaran siswa dalam belajar juga belum cukup baik. Kesadaran
mereka untuk belajar di rumah dengan mengerjakan PR atau tugas yang diberikan
oleh guru masih kurang, sehingga mereka lebih suka mengerjakan PR di sekolah
sebelum jam pelajaran biologi dimulai, bahkan ada yang tidak mengerjakan PR.
Selain kesenangan, kemauan, dan kesadaran, siswa juga belum memiliki perhatian
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
yang baik terhadap pembelajaran biologi. Hal ini ditunjukkan minimnya siswa
yang mau mendengarkan dan kemudian mencatat keterangan yang diberikan guru.
Siswa juga belum berkonsentrasi dengan kegiatan diskusi kelompok yang
dilakukan. Siswa masih ada yang bermain-main sendiri, bercakap-cakap dengan
temannya, mengantuk, dan diam saja. Sama halnya dengan hasil observasi dan
wawancara, angket minat belajar siswa juga menunjukkan minat belajar siswa
yang masih rendah dengan prosentase sebesar 66, 84 %.
Pada observasi dan wawancara pra siklus ini, keaktifan siswa belum cukup
baik, terutama dari aktivitas lisan. Seperti kegiatan berdiskusi yang belum hidup
dan masih banyak siswa yang memilih diam saja saat berdiskusi daripada
mengemukakan pendapat. Aktivitas mendengar siswa juga masih rendah,
ditunjukkan dengan siswa yang masa bodoh saat guru memberikan penjelasan,
siswa juga tidak mau mendengarkan teman yang sedang bertanya atau
menyampaikan pendapat. Aktivitas emosional juga belum baik, siswa masih
merasa gugup dan takut saat tiba-tiba diadakan ulangan. Mereka juga lebih
memilih ramai daripada memperhatikan untuk mengatasi rasa bosan. Aktivitas
menulis dan menggambar masih belum cukup baik, siswa masih malas untuk
mencatat penjelasan dari guru. Hasil angket juga menunjukkan bahwa keaktifan
siswa masih rendah dengan prosentase rata-rata sebesar 64, 36 %.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru, kondisi yang terjadi
pada awal observasi disebabkan oleh:
1) Siswa kurang mempunyai minat dan motivasi untuk belajar.
2) Sebagian besar siswa masih bergantung pada penjelasan yang diberikan guru.
3) Guru belum menggunakan pendekatan yang dapat meningkatkan keaktifan
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan I
Proses pembelajaran pada penelitian yang dimaksud adalah keaktifan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung di laboratorium yang meliputi
bagaimana perilaku siswa waktu belajar, melakukan kerja kelompok, dan presensi
siswa. Adapun perencanaan tindakan untuk siklus I meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Menyusun silabus pembelajaran dengan materi pokok Organisasi
Kehidupan.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi Organisasi Kehidupan (
Sel dan Jaringan ).
3) Menyiapkan Lembar observasi untuk merekam aktivitas siswa.
4) Menyiapkan Lembar angket keaktifan, angket motivasi belajar, angket
minat belajar dan angket tanggapan terhadap penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok.
5) Menyiapkan peralatan praktikum tentang sel dan jaringan.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pada pelaksanaan tindakan I, guru menerapkan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok disertai LKS. Pada proses pembelajaran
di kelas guru hanya memberikan materi secara singkat dan kegiatan selanjutnya
lebih ditekankan pada aktivitas siswa dalam belajar kelompok yang sudah
ditentukan sebelumnya. Pembagian kelompok belajar ditentukan berdasarkan
prestasi belajar, sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa-siswa yang
mempunyai kemampuan akademik yang heterogen. Setiap kelompok harus
mendiskusikan jawaban yang tepat untuk lembar belajar kelompok yang telah
disiapkan oleh guru. Kemudian beberapa siswa perwakilan dari kelompok maju ke
depan kelas untuk mempresentasikan hasil jawaban mereka. Melalui kegiatan
diskusi siswa aktif dalam menyampaikan pendapat tentang bahan yang
didiskusikan, dan mempertahankan pendapatnya.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran ini guru memberikan pengarahan
kepada siswa mengenai praktikum sel dan jaringan yang akan dilaksanakan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
praktikum ini setiap siswa dapat mengamati contoh nyata sel dan jaringan. Siswa
melakukan praktikum sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada Lembar
Kerja Siswa (LKS). Melalui praktikum ini siswa dapat mendeskripsikan sel dari
hasil pengamatan melalui mikroskop. Penilaian pada kegiatan praktikum
dilakukan oleh peneliti yang dibantu dua observer dan guru, dengan cara
mengamati keaktifan siswa dalam melaksanakan praktikum. Di akhir pelaksanaan
siklus I siswa diberi angket untuk diisi, angket tersebut meliputi angket motivasi
belajar, minat belajar, angket keaktifan siswa, dan angket tanggapan siswa
terhadap penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap kualitas
proses pembelajaran siswa dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan model kerja kelompok. Hasil pengamatan pengamatan dicatat dan
dirangkum sebagai dasar acuan pelaksanaan tahap selanjutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh temuan bahwa pada awal
pembelajaran, siswa masih malu untuk berdiskusi baik dengan siswa lain maupun
dengan guru. Kelompok yang telah dibentuk belum sepenuhnya dapat
mewujudkan kerja sama antar anggota kelompok. Selain itu motivasi dan minat
siswa belum nampak, siswa masih sangat tergantung pada keterangan dari guru.
Siswa masih terlihat bingung dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing,
dimana siswa harus menemukan dan membangun sendiri konsep yang akan
dipelajarinya melalui pertanyaan-pertanyaan guru yang harus mereka jawab.
Beberapa hal tersebut disebabkan karena penerapan pendekatan inkuiri terbimbing
merupakan hal baru bagi siswa. Namun pada tatap muka berikutnya siswa mulai
terlihat lebih aktif dan memiliki motivasi yang cukup untuk mengikuti
pembelajaran, kerja sama dalam proses pembelajaran mulai nampak, walaupun
dalam beberapa aspek belum terlihat perubahan yang cukup signifikan, tetapi
secara keseluruhan motivasi, minat, dan keaktifan siswa pada siklus I ini sudah
cukup baik.
Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan terhadap
semua aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
observasi. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap kualitas proses
pembelajaran siswa dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah
disusun.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Pada siklus I kegiatan difokuskan pada kegiatan siswa dalam membangun
dan menemukan konsep sel dan jaringan. Berdasarkan kegiatan pengamatan dan
evaluasi tindakan I diperoleh data-data untuk dianalisis. Hasil analisis
menunjukkan seberapa besar keberhasilan penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok dalam mencapai tujuan penelitian.
Kemudian ditarik kesimpulan dari kegiatan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan sebagai dasar acuan dalam tahap selanjutnya yakni refleksi tindakan
I. Tahap refleksi akan memberi gambaran untuk menentukan tindak lanjut yang
perlu dilakukan peneliti dalam mencapai tujuan penelitian.
1) Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Hasil pengamatan motivasi belajar siswa diperoleh melalui pengamatan
menggunakan lembar observasi dan pengisian angket. Motivasi belajar siswa
menunjukkan peningkatan yang cukup. Pencapaian ini dapat dilihat dari hasil
observasi dan didukung dengan jumlah prosentase jawaban siswa dari angket
motivasi belajar siswa.
Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang
cukup. Hal ini dapat dilihat awal pelajaran dimulai, keinginan dan kebutuhan
prestasi belajar tinggi sudah mengalami peningkatan ditunjukkan dengan siswa
mulai berusaha mencari tambahan informasi tentang materi pelajaran melalui
buku-buku lain dengan meminjam buku di perpustakaan sekolah. Dorongan untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi pelajaran juga mulai dimiliki
oleh siswa walaupun dalam mengajukan pertanyaan mereka masih menunggu
perintah dari guru. Jika ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru sebagian
besar siswa hanya diam saja, mereka menunggu guru yang menanggapi jawaban
tersebut, menunjukkan mereka belum memiliki dorongan untuk membaca buku-
buku sehingga mereka bisa membantu teman mereka untuk memperbaiki
jawabannya jika salah. Beberapa siswa memiliki dorongan untuk membaca dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
mengerjakan soal/tugas yang masih rendah, mereka memilih untuk meminta
pekerjaan teman dan mencontohnya jika diberi tugas oleh guru.
Keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal juga masih rendah. Hal
ini ditandai dengan rendahnya kesungguhan siswa dalam mengikuti diskusi
maupun menyelesaikan tugas-tugas dari guru, terlihat dengan masih banyak siswa
yang malas-malasan mengerjakan tugas dan memilih menjadi pendengar saat
teman-temannya berdiskusi. Rasa percaya diri, kepuasan, dan kemandirian juga
belum cukup tampak, terlihat dari siwa yang masih malu dan takut untuk
mngemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari guru walau pada
akhirnya ketika ditunjuk mereka juga mau melakukannya. Saat tiba-tiba diadakan
ulangan masih ada beberapa siswa yang minta bantuan teman maupun menyontek
buku atau catatan mereka.
68,65
72,27
61,5
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
Pro
sen
tase
Sk
or S
isw
a (%
)
1 2 3
Aspek
Gambar 5. Diagram Batang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Rendahnya aspek rasa percaya diri, kepuasan dan kemandirian serta
keinginan dan kebutuhan prestasi belajar tinggi menunjukkan motivasi siswa
terhadap pembelajaran biologi kurang karena bingung terhadap penerapan
pendekatan inkuiri terbimbing yang merupakan hal baru bagi siswa. Siswa yang
terbiasa dengan metode ceramah perlu beradaptasi dengan pendekatan yang
diterapkan. Hasil observasi di atas didukung pula oleh hasil angket motivasi
belajar siswa yang prosentase rata-ratanya sebesar 67,47%. Oleh karena itu pada
Keterangan: Aspek 1: Keinginan dan
kebutuhan prestasi belajar tinggi
Aspek 2: Keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal
Aspek 3: Rasa percaya diri, kepuasan, dan kemandirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
siklus berikutnya, perlu adanya pengarahan mengenai penerapan pendekatan
inikuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
2) Minat Belajar Siswa Siklus I
Hasil pengamatan minat belajar siswa dilakukan melalui pengamatan
dengan lembar observasi dan pengisian angket. Hasil dari pengamatan ini
menunjukkan minat belajar siswa pada siklus I cukup baik. Pencapaian ini dapat
dilihat dari hasil observasi dan dari prosentase jawaban siswa pada angket minat
belajar siswa.
Ada empat aspek yang diamati tentang minat belajar siswa, yaitu
kesenangan, kemauan, kesadaran, dan perhatian. Pengamatan siklus I
menunjukkan bahwa kesenangan siswa terhadap pelajaran Biologi sudah
meningkat terlihat dari tidak ada siswa yang absen saat pelajaran Biologi, tidak
ada pula yang terlambat masuk kelas, namun hanya beberapa siswa saja yang
dengan senang hati ikut berpendapat saat diskusi berlangsung. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa mulai senang dan menikmati pembelajaran yang
dilakukan. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas dan kemauan siswa untuk
belajar dari buku-buku baru masih kurang, ditunjukkan dengan banyak siswa yang
masih malas-malasan mengerjakan tugas/soal baik dari guru, buku, maupun LKS
dan mereka hanya belajar dari satu buku saja yang dimiliki oleh sebagian besar
siswa di kelas ini. Kesadaran siswa juga mengalami peningkatan walaupun tidak
banyak, ditunjukkan dengan kesadaran siswa untuk belajar di rumah melalui PR
dan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu juga ditunjukkan dari kesadaran
siswa untuk meningkatkan pemahaman materi yang diberikan dengan jalan
mencatat penjelasan dan keterangan dari guru. Perhatian siswa terhadap
pembelajaran juga mengalami peningkatan ditunjukkan dengan hanya beberapa
siswa saja yang mengobrol hal-hal lain di luar materi pelajaran, ada beberapa
siswa yang mengantuk dan tidur di dalam kelas. Ketika guru tiba-tiba
mengadakan ulangan Biologi, siswa langsung berteriak-teriak meminta kepada
guru untuk menunda ulangan. Hasil ini serupa dengan hasil angket minat belajar
siswa yang menunjukkan prosentase rata-rata sebesar 76,21%. Hasil angket minat
belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
82,08
68,75
74,69
79,32
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
Pro
sent
ase
Skor
Sis
wa
(%)
Kes
enan
gan
Kem
auan
Kes
adar
an
Perh
atia
n
Aspek
Gambar 6. Diagram Batang Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus I
3) Keaktifan Siswa Siklus I
Besarnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat
diketahui dari hasil observasi dengan lembar observasi dan angket keaktifan
siswa. Keaktifan siswa dapat dilihat dari beberapa aktivitas yang ditunjukkan
siswa, yaitu aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengar, aktivitas gerak,
aktivitas menggambar, dan aktivitas emosional.
Aktivitas visual siswa sudah cukup baik, mereka sangat antusias ketika
disuguhi gambar-gambar oleh guru, mereka juga membaca buku maupun catatan
mereka saat diadakan diskusi. Selain itu aktivitas lisan mereka cukup mengalami
peningkatan, mereka bersedia untuk mengajukan pendapat maupun menjawab
pertanyaan dari guru mereka juga bersedia mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas walaupun sebagian besar mereka bersedia karena ditunjuk
oleh guru. Siswa masih malu dan takut salah untuk menyampaikan pendapat dan
menjawab pertanyaan dari guru. Aktivitas mendengar mereka juga cukup baik,
mereka mulai mau mendengarkan penjelasan dari guru maupun mendengarkan
teman mereka yang menjawab pertanyaan atau mengajukan pendapat walaupun
ada sedikit siswa yang tidak melakukannya. Aktivitas gerak mereka dapat
dikatakan baik, karena hampir seluruh siswa ikut serta dalam kegiatan praktikum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mulai dari mempersiapkan alat sampai menggunakan alat untuk melakukan
pengamatan. Aktivitas menggambar yang baik dimiliki sebagian besar oleh siswa
putri, ditunjukkan dengan yang sungguh-sungguh dan mau menggambar hasil
pengamatan adalah siswa putri. Saat diadakan ulangan secara tiba-tiba oleh guru,
siswa nampak tidak tenang, ketakutan, dan sangat gaduh, hal ini menunjukkan
aktivitas emosional mereka masih rendah. Untuk itu proses pembelajaran
dilanjutkan pada siklus berikutnya agar dapat diketahui apakah ada peningkatan.
Secara keseluruhan keaktifan siswa cukup baik dilihat dari beberapa aktifitas yang
sudah mengalami peningkatan, seperti pada hasil angket keaktifan siswa yang
menunjukkan prosentase rata-rata sebesar 76,4%. Hasil angket keaktifan siswa
dapat dilihat pada Gambar 7.
74,7
65,92
77,5 79 80,17 83
74,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pro
sent
ase
Skor
Sis
wa
(%)
A. V
isua
l
A. L
isan
A. M
ende
ngar
A. G
erak
A. M
enul
is
A. M
engg
amba
r
A. E
mot
iona
l
Aspek
Gambar 7. Diagram Batang Keaktifan Siswa Siklus I
4) Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
dengan Model Kerja Kelompok.
Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok
pada proses pembelajaran perlu mendapat tanggapan dari siswa untuk mengetahui
apakah penerapan pendekatan ini sudah sesuai dengan pembelajaran pada materi
Organisasi kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Hasil dari tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok dapat dilihat Gambar 8.
POSITIF (93,96%)
NEGATIF (6,04%)
Gambar 8. Diagram Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Pendekatan Inkuiri
Terbimbing dengan Model Kerja Kelompok Siklus I
Gambar 8 menunjukkan tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok pada proses pembelajaran.
Sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang positif, dapat dilihat dari
prosentase tanggapan positif sebesar 93,96%. Hal ini menunjukkan siswa tertarik
dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok,
dimana dengan penerapan model ini siswa lebih mudah dalam memahami materi.
Besarnya prosentase tanggapan siswa menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri
ternbimbing dengan model kerja kelompok sesuai dengan pembelajaran materi
Organisasi Kehidupan.
Kegiatan pembelajaran pada Siklus I mendapat beberapa temuan yakni:
1) Perlunya peningkatan motivasi, minat, dan keaktifan siswa pada proses
pembelajaran siswa dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok.
2) Guru perlu membimbing siswa lebih baik karena siswa cenderung masih
bingung dengan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.
3) Pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok dapat memacu
keaktifan siswa dalam belajar biologi karena siswa dapat membangun sendiri
konsep yang dipelajarinya melalui kerja kelompok dengan bimbingan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4) Guru harus lebih mendorong siswa untuk lebih aktif selama proses
pembelajaran berlangsung karena masih ada siswa yang bersifat pasif.
Berdasarkan temuan-temuan di atas, maka perlu adanya perbaikan pada
siklus berikutnya.
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Kegiatan pembelajaran masih bertujuan untuk meningkatkan motivasi,
minat, dan keaktifan siswa. Pada siklus II materi yang disampaikan merupakan
bagian dari materi organisasi kehidupan yaitu materi organ dan sistem organ,
adapun hal-hal dalam perencanaan tindakan dalam siklus II ini meliputi:
1) Menyusun silabus pembelajaran dengan materi pokok Organisasi
Kehidupan.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi Organisasi Kehidupan (
Organ dan Sistem Organ ).
3) Menyiapkan Lembar observasi untuk merekam aktivitas siswa.
4) Menyiapkan Lembar angket motivasi belajar siswa, angket minat belajar
siswa, angket keaktifan siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap
penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
5) Menyiapkan peralatan praktikum tentang organ dan sistem organ.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II tidak jauh berbeda dengan Siklus I yang
menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
Materi yang digunakan merupakan kelanjutan dari Siklus I yaitu Organ dan
Sistem Organ. Pembagian kelompok pada Siklus II sama dengan Siklus I.
Tahap-tahap pelaksanaan Siklus II : 1) Siswa dengan dibimbing oleh guru
melakukan pengamatan, 2) siswa mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada LKS dalam satu kelompok yang selanjutnya didiskusikan bersama guru dan
kelompok lainnya , 3) melakukan penarikan kesimpulan pada akhir kegiatan. Pada
pelaksanaan tindakan II ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran siswa dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada tindakan I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan II
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap proses
pembelajaran dan seluruh aktivitas siswa dengan menggunakan instrumen
penelitian seperti tercantum dalam perencanaan tindakan II untuk memperoleh
data pada siklus II. Data yang diperoleh dicatat dan dirangkum sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian tahap selanjutnya. Setelah kegiatan observasi atau
pengamatan selesai kemudian dilakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran.
Selama kegiatan pembelajaran siklus II diperoleh beberapa temuan
yakni: 1) Siswa sudah menampakkan minat dan motivasi yang tinggi. Hal ini
nampak dari kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik; 2) Siswa
sudah mulai menampakkan keaktifan yang tinggi. Hal ini nampak dari keberanian
siswa untuk bertanya, mengungkapkan pendapat dan mempresentasikan hasil
jawabannya; 3) Siswa tertarik dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan model kerja kelompok karena siswa dapat membangun konsep sendiri
melalui diskusi bersama sehingga materi dapat dipelajari dengan mudah.
d. Analisis dan Refleksi II
Pada siklus II kegiatan pembelajaran difokuskan terhadap kegiatan siswa
dalam membangun dan menemukan materi yang dipelajari pada materi Organisasi
Kehidupan.Data yang diperoleh dari tahap sebelumnya dianalisis untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran pada siklus II. Hasil analisis
tersebut kemudian disimpulkan dan dirangkum untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan dari siklus I. Hasil siklus II ini diharapkan kualitas proses
pembelajaran meningkat.
Kesimpulan analisis tindakan II dijadikan sebagai bahan acuan untuk
tahap selanjutnya yakni tahap refleksi II. Melalui analisis tindakan II dapat
menentukan langkah pada tahap selanjutnya Keputusan yang diambil merupakan
hasil refleksi dari tahap analisis yang dilakukan.
Tindak lanjut yang akan diambil dipertimbangkan berdasarkan hasil-hasil
yang diperoleh dari siklus I dan siklus II. Bila hasil yang diperoleh pada siklus II
lebih baik atau mengalami peningkatan dari siklus I maka guru hendaknya
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
materi Organisasi kehidupan. Selanjutnya guru dapat mengembangkan
pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan contoh-contoh nyata yang
ada. Hambatan-hambatan yang ada diidentifikasi untuk dapat ditemukan solusi
yang tepat, sehingga pembelajaran ini benar-benar mampu memberikan alternatif
pembelajaran dan menambah variasi pembelajaran yang dilakukan guru.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II dapat diketahui adanya peningkatan
kualitas proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Motivasi belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Pencapaian
ini dilihat dari hasil observasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa
memiliki motivasi belajar yang sudah baik. Pada awal jam pelajaran, keinginan
dan kebutuhan prestasi belajar tinggi sudah mengalami peningkatan. Hal ini
ditunjukkan hampir semua siswa membawa buku pegangan Biologi hanya
seorang saja yang tidak membawa dengan alasan lupa, siswa yang tidak memiliki
buku berusaha untuk meminjam di perpustakaan sekolah. Dorongan untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi pelajaran juga sudah dimiliki
oleh siswa, dalam mengajukan pertanyaan mereka tidak lagi menunggu perintah
dari guru. Jika ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru mereka
mendengarkan dan bila merasa kurang puas mereka dengan senang hati
memberikan tanggapan, sehingga mereka bisa membantu teman mereka untuk
memperbaiki jawabannya maupun pendapatnya. Dorongan untuk membaca dan
mengerjakan soal/tugas juga sudah meningkat, mereka tidak lagi mengandalkan
pekerjaan teman untuk dicontoh jika diberi tugas oleh guru.
Keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal juga menunjukkan
peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kesungguhan siswa dalam
mengikuti diskusi maupun menyelesaikan tugas-tugas dari guru. Hal ini terlihat
dengan banyaknya siswa yang sungguh-sungguh mengerjakan tugas. Mereka tidak
hanya diam saja dan menjadi pendengar ketika diskusi berlangsung. Rasa percaya
diri, kepuasan, dan kemandirian juga sudah mulai tampak, terlihat dari siswa yang
tidak lagi malu dan takut untuk mngemukakan pendapat maupun menjawab
pertanyaan dari guru walau pada akhirnya jawaban mereka kurang tepat. Saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
diadakan ulangan mendadak, siswa tidak lagi gaduh. Mereka berusaha
mengerjakan soal ulangan dengan mandiri serta sungguh-sungguh.
Hasil observasi ini serupa dengan hasil angket motivasi belajar siswa
pada siklus II yang menunjukkan prosentase rata-rata sebesar 81,98%. Hasil
angket motivasi belajar siswa pada siklus II ini menunjukkan bahwa siswa
memiliki motivasi belajar yang tinggi (Gambar 9). Hasil dari siklus II ini akan
dibandingkan dengan hasil pada siklus I untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan motivasi belajar siswa.
68,65
80,38
72,27
85,8
61,5
79,75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pros
enta
se S
kor S
iswa (
%)
1 2 3
Aspek
SIKLUS ISIKLUS II
Gambar 9. Diagram Batang Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan
Siklus II
Meningkatnya motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa sudah
dapat beradaptasi dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model
kerja kelompok. Hasil observasi siswa menunjukkan rasa percaya diri,
kemandirian saat kerja kelompok. Siswa juga terlihat sungguh-sungguh dalam
berdiskusi baik dengan teman satu kelompok maupun dengan guru dan teman
lainnya.
2) Minat Belajar Siswa Siklus II
Hasil pengamatan minat belajar siswa dilakukan melalui pengamatan
dengan lembar observasi. Hasil dari pengamatan ini menunjukkan minat belajar
siswa terhadap pembelajaran Biologi pada siklus II sudah baik.
Keterangan: Aspek 1: Keinginan dan
kebutuhan prestasi belajar tinggi
Aspek 2: Keinginan untuk mencapai hasil yang maksimal
Aspek 3: Rasa percaya diri, kepuasan, dan kemandirian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Ada empat aspek yang diamati tentang minat belajar siswa, yaitu
kesenangan, kemauan, kesadaran, dan perhatian. Pengamatan siklus II
menunjukkan bahwa kesenangan siswa terhadap pelajaran Biologi sudah
meningkat terlihat dari tidak ada siswa yang absen saat pelajaran Biologi, tidak
ada pula yang terlambat masuk kelas, namun hanya beberapa siswa yang dengan
senang hati ikut berpendapat saat diskusi berlangsung. Kemauan siswa untuk
mengerjakan tugas dan belajar dari buku-buku baru sudah meningkat, ditunjukkan
dengan siswa yang bersungguh-sungguh mengerjakan tugas/soal baik dari guru,
buku, maupun LKS.
Kesadaran siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan
kesadaran siswa untuk belajar di rumah melalui PR dan tugas yang diberikan oleh
guru. Selain itu, juga ditunjukkan dari kesadaran siswa untuk meningkatkan
pemahaman materi yang diberikan dengan jalan mencatat penjelasan dan
keterangan dari guru. Perhatian siswa terhadap pembelajaran juga mengalami
peningkatan, ditunjukkan dengan tidak ada siswa yang mengobrol hal-hal lain di
luar materi pelajaran, serta siswa yang mengantuk dan tidur di dalam kelas. Hal
ini menunjukkan siswa mulai berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
Ketika guru tiba-tiba mengadakan ulangan Biologi, siswa tidak lagi berteriak-
teriak agar guru menunda ulangan. Kesadaran siswa akan pentingnya belajar
Biologi sudah tampak, sehingga siswa akan melakukan aktivitas belajar dengan
senang hati, gembira, tidak mudah bosan, dan tidak tertekan. Siswa sedikit demi
sedikit mampu memusatkan perhatian atau berkonsentrasi saat mengikuti proses
pembelajaran, sehingga siswa mampu menyerap dan memahami materi. Senada
dengan hasil observasi tersebut, hasil angket minat belajar siswa juga mengalami
peningkatan. Pada siklus II prosentase rata-rata aspek minat belajar sebesar
83,58%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
82,0886,88
68,75
80,3174,69
82,34 79,3284,77
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pros
enta
se S
kor
Sisw
a (%
)
Kes
enan
gan
Kem
auan
Kes
adar
an
Perh
atia
n
Aspek
SIKLUS ISIKLUS II
Gambar 10. Diagram Batang Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus I dan
Siklus II
3) Keaktifan Siswa Siklus II
Besarnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat
diketahui dari hasil observasi. Keaktifan siswa dapat dilihat dari beberapa
aktivitas yang ditunjukkan siswa, yaitu aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengar, aktivitas gerak, aktivitas menggambar, dan aktivitas emosional.
Aktivitas visual siswa sudah cukup baik, mereka sangat antusias ketika disuguhi
gambar-gambar oleh guru, mereka juga membaca buku maupun catatan mereka
saat diadakan diskusi. Selain itu aktivitas lisan mereka sudah cukup mengalami
peningkatan. Mereka bersedia untuk mengajukan pendapat maupun menjawab
pertanyaan dari guru. Mereka juga bersedia mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas tanpa ditunjuk oleh guru. Siswa tidak lagi malu dan takut salah untuk
menyampaikan pendapat maupun menjawab pertanyaan. Dalam kerja kelompok
pun mereka tidak lagi mengandalkan teman yang lebih pintar. Aktivitas
mendengar mereka juga cukup baik, mereka mau mendengarkan penjelasan dari
guru maupun mendengarkan teman mereka yang menjawab pertanyaan atau
mengajukan pendapat. Aktivitas gerak mereka dapat dikatakan baik, karena
hampir seluruh siswa ikut serta dalam kegiatan praktikum mulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mempersiapkan alat sampai menggunakan alat untuk melakukan pengamatan.
Aktivitas menggambar yang baik dimiliki sebagian besar oleh siswa putri,
ditunjukkan dengan yang sungguh-sungguh dan mau menggambar hasil
pengamatan adalah siswa putri. Saat diadakan ulangan secara tiba-tiba oleh guru,
siswa nampak tenang, hal ini menunjukkan aktivitas emosional mereka sudah
meningkat. Secara keseluruhan keaktifan siswa sudah baik dilihat dari seluruh
aktifitas yang meningkat. Hasil ini didukung oleh hasil angket keaktifan siswa
dapat dilihat pada Gambar 11. Pada siklus II ini prosentase aspek keaktifan siswa
sebesar 84,25%.
74,780,7
65,92
80,08 77,580,83 79
87,6780,17
85,5 83
94
74,581
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pro
sent
ase
Skor
Sis
wa
(%)
A. V
isua
l
A. L
isan
A. M
ende
ngar
A. G
erak
A. M
enul
is
A. M
engg
amba
r
A. E
mot
iona
l
Aspek
SIKLUS ISIKLUS II
Gambar 11. Diagram Batang Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II
4) Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
dengan Model Kerja Kelompok.
Hasil dari tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok pada siklus II tidak banyak berubah.
Hasil ini dapat dilihat pada Gambar 12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
POS ITIF (95,83%)
NEGATIF (4,17%)
Gambar 12. Diagram Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan Model Kerja Kelompok Siklus II
Gambar 12 menunjukkan tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok pada proses pembelajaran. tidak
jauh berbeda dengan siklus I. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang
positif, dapat dilihat dari prosentase tanggapan positif yang cukup besar yaitu
95,83%. Hal ini menunjukkan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
model kerja kelompok mulai diminati oleh siswa. Melalui penerapan model ini,
siswa lebih mudah memahami materi. Besarnya prosentase tanggapan siswa
menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri ternbimbing dengan model kerja
kelompok bermanfaat dan menguntungkan dalam pembelajaran materi Organisasi
Kehidupan.
Pada penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok didapatkan beberapa temuan yang muncul selama pembelajaran Siklus
II antara lain:
1) Siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing
dengan model kerja kelompok.
2) Proses belajar berlangsung dengan aktif.
3) Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran, tetapi siswa yang bergerak
sendiri untuk memahami materi.
4) Minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran semakin meningkat.
5) Semangat kerjasama dan keaktifan lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka penerapan pendekatan inkuiri
terbimbing dengan model kerja kelompok ini dapat dihentikan pada siklus II.
B. Pembahasan
Hasil angket yang dibagikan kepada siswa maupun hasil observasi dan
wawancara menunjukkan terdapat peningkatan motivasi, minat, dan keaktifan
siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok, kualitas proses
pembelajaran mengalami peningkatan, khususnya ditinjau dari beberapa aspek
siswa, yaitu motivasi, minat, dan keaktifan siswa.
1. Pra Siklus
Hasil observasi awal tampak bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.
Rendahnya motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan keinginan dan kebutuhan
prestasi belajar tinggi yang masih rendah. Hal ini terlihat pada siswa yang enggan
dan malas untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber seperti
membaca, pergi ke perpustakaan, mencari buku-buku baru, dan bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas. Kebutuhan untuk mencapai hasil yang maksimal belum
tampak pada diri siswa, membuat masih banyak siswa yang malas untuk
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Di samping itu rasa percaya diri,
kepuasan, dan kemandirian siswa juga belum tampak. Mereka masih tergantung
pada apa yang disampaikan oleh guru.
Minat belajar siswa juga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan masih
ada siswa yang malas untuk memperhatikan penjelasan guru apalagi mencatatnya.
Jadwal pelajaran yang jatuh pada jam terakhir membuat siswa susah
berkonsentrasi untuk mengikuti pembelajaran, ada yang mengantuk, ada pula
yang memilih bercakap-cakap dengan temannya untuk mengatasi rasa bosan.
Selain itu, siswa masih kurang kesadarannya untuk belajar secara mandiri,
meskipun guru telah menyediakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah untuk siswa.
Keaktifan siswa pun masih rendah, ditandai dengan sedikit yang berani
menyampaikan pendapat, menjawab, maupun mengajukan pertanyaan. Mereka
masih merasa takut bila jawaban mereka salah atau ditertawakan oleh teman-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
temannya. Mereka lebih memilih bergantung pada siswa yang lebih pandai.
Mereka enggan untuk bertukar pendapat saat pembelajaran berlangsung. Hasil
dari angket yang dibagikan kepada siswa juga menunjukkan kondisi yang sama,
motivasi, minat, serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Biologi
masih rendah. Hal ini disebabkan guru belum menerapkan pendekatan yang tepat,
agar interaksi antarsiswa juga dapat berlangsung.
2. Siklus I
Siklus I menunjukkan belum ada perubahan yang cukup berarti dari
motivasi, minat, maupun keaktifan siswa. Dapat dilihat dari aspek keinginan dan
kebutuhan prestasi belajar tinggi pada siswa yang masih rendah. Siswa berusaha
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi karena tuntutan orang tua, mereka mau
belajar karena suruhan orang tua atau guru. Keinginan untuk mencapai prestasi
belajar yang tinggi tidak datang dari diri sendiri, melainkan dari orang lain. Hal ini
disebut dengan motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, karena ada ajakan, suruhan, atau paksaan orang lain,
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu.
Proses pembelajaran yang berkualitas seharusnya siswa memiliki motivasi
intrinsik yang timbul dari diri sendiri, sehingga dalam proses belajarnya siswa
tidak merasa terbebani dan tertekan yang mengakibatkan siswa tidak bisa
mengembangkan kemampuannya secara optimal.
Minat siswa terhadap pembelajaran biologi juga masih rendah. Siswa
masih banyak yang bersikap masa bodoh dengan jalannya pembelajaran, tidak
memperhatikan keterangan guru, asik dengan aktivitas lain, enggan membawa
buku pelajaran, dan tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Hal-hal
tersebut menunjukkan kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran biologi
masih rendah.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dipengaruhi oleh motivasi
dan minat siswa terhadap pembelajaran. Dari hasil pengamatan keaktifan siswa
sudah mulai tampak, hanya saja aktivitas lisan siswa masih rendah. Hal ini
menunjukkan aktivitas siswa terutama yang berhubungan dengan berbicara di
hadapan guru dan teman-teman seperti berdiskusi, menjawab dan mengemukakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pertanyaan atau pendapat masih sangat rendah. Siswa yang belum memiliki
motivasi maupun minat akan cenderung tidak bersungguh-sungguh dalam
mengikuti pelajaran, kurang memperhatikan, dan sibuk dengan kegiatannya
sendiri. Mereka merasa malas untuk berpartisipasi dalam kelas. Mereka juga
menjadi kurang percaya diri dan kurang mandiri yang menyebabkan mereka akan
bersikap pasif dan mengandalkan orang lain. Sikap-sikap seperti inilah yang
mengakibatkan keaktifan siswa menjadi rendah. Dilihat dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa motivasi, minat dan keaktifan siswa masih perlu
ditingkatkan. Siswa masih perlu bimbingan dari guru secara lebih intensif karena
siswa masih bingung dengan pembelajaran yang diterapkan, maka perlu adanya
perbaikan pada siklus berikutnya.
3. Siklus II
Pada siklus II, motivasi belajar siswa sudah mulai tampak. Siswa memiliki
keinginan untuk membaca dan mendengar informasi baik dari guru maupun
sumber lain. Siswa juga semakin mandiri untuk mendapatkan informasi, tidak
hanya mengandalkan guru. Selain itu, siswa juga bersungguh-sungguh
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru.
Minat belajar siswa juga mulai meningkat, ditunjukkan dengan siswa yang
melakukan aktivitas belajar dengan senang hati, dan tidak mudah bosan. Hal ini
menunjukkan siswa mulai memiliki kesadaran akan pentingnya belajar Biologi.
siswa juga mulai mampu memusatkan perhatian saat mengikuti proses
pembelajaran.
Meningkatnya motivasi dan minat siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran diikuti dengan meningkatanya keaktifan siswa. Ketika siswa
memiliki kemauan dan kesadaran yang besar bahwa belajar merupakan suatu
kebutuhan, siswa akan mempunyai rasa percaya diri dan tidak bergantung kepada
orang lain untuk mendapatkan pengetahuan, sehingga wujud konkretnya siswa
akan melakukan aktivitas yang mendukungnya untuk mendapatkan suatu
pengetahuan yang diinginkan. Seperti hasil pengamatn terhadap aktivitas siswa
pada siklus II yang menunjukkan aspek-aspek keaktifan siswa mengalami
peningkatan. Peningkatan yang cukup besar terjadi pada aktivitas lisan siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
ditunjukkan dengan siswa yang tidak lagi takut maupun malu untuk
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan guru maupun siswa lain,
mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada siswa lain. Dari hasil
pengamatan selama proses pembelajaran siklus II ini berlangsung, didapatkan
beberapa temuan seperti, proses pembelajaran berlangsung dengan aktif karena
motivasi dan minat belajar siswa yang semakin meningkat, siswa sudah mulai
terbiasa dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok, guru tidak lagi mendominasi dalam proses pembelajaran, dan semangat
kerja sama yang mulai tampak pada diri siswa, oleh sebab itu dapat dihentikan
pada siklus II ini.
Peningkatan motivasi, minat dan keaktifan dalam proses pembelajaran
diikuti dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi Organisasi
Kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan pada setiap
akhir siklus (Lampiran 3i) yang menunjukkan peningkatan prosentase siswa yang
telah mencapai batas KKM yaitu 60. Pada pra siklus 50% siswa belum mencapai
batas tuntas, setelah diterapkan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok pada siklus I, prosentase siswa yang belum mencapai batas tuntas
menurun (32,5%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mulai mampu
beradaptasi dengan pendekatan yang digunakan, sehingga siswa lebih giat dalam
mempelajari dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Pada siklus II,
prosentase siswa yang belum mencapai batas tuntas hanya tinggal 5 siswa
(12,5%). Peningkatan tersebut menunjukkan semakin banyak siswa yang sudah
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga mereka dapat
belajar dengan sungguh-sungguh, dan mencapai hasil yang maksimal.
Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok
dapat membantu siswa dalam memahami materi karena melalui pendekatan
inkuiri terbimbing proses belajar diorientasikan pada proses pembentukan konsep
secara aktif dan mandiri oleh siswa dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan arahan
oleh guru. Melalui proses pembelajaran seperti ini konsep yang didapatkan siswa
akan lebih lama tertanam pada diri siswa. Senada dengan hasil penelitian Wirtha
dan Rapi (2008) yang mengungkapakan bahwa dengan pembelajaran inkuiri dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonsturksi pengetahuannya
sendiri, menggunakan konsep-konsep yang sudah dimiliki untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Hal ini yang mendorong siswa untuk lebih menikmati
pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model
kerja kelompok. Perbedaannya dengan pendekatan inkuiri terbimbing, tugas siswa
untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri masih dibawah bimbingan yang
intensif dari guru. Hasil serupa dikemukakan oleh Schwarz dan Gwekwerere
(2009) yang menyatakan bahwa efek dari pembelajaran inkuiri terbimbing
berhasil membangun siswa untuk mengembangkan ide dan pengetahuannya
dengan pendampingan yang intensif oleh guru.
Siswa di kelas umumnya lebih senang bertanya pada teman di sekitarnya
daripada bertanya langsung pada gurunya. Untuk mengantisipasi, guru mencoba
dengan cara mengaktifkan kegiatan diskusi kelompok dengan menunjuk siswa
yang menurut pengamatan guru lebih terampil dan menguasai materi yang
diajarkan untuk menjadi narasumber. Siswa sering lebih paham akan apa yang
disampaikan oleh temannya daripada oleh guru. Bahasa yang digunakan oleh
siswa lebih mudah ditangkap oleh siswa lain, maka memanfaatkan bantuan siswa
dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran. Diharapkan
dengan diskusi kelompok ini, siswa dapat saling memotivasi, saling memberi
semangat dan pada akhirnya mendorong siswa lebih giat dalam memahami dan
menyelesaikan materi yang dipelajari. Walau demikian, guru tetap aktif
melakukan pemantauan di kelas dan merangkum hasil diskusi kelompok yang
dilakukan.
Dalam pembelajaran ini guru berperan hanya sebagai fasilitator dan
mediator, yakni membantu siswa untuk belajar dan menggunakan keterampilan
proses mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. Guru berperan
dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa. Guru dapat memberikan
bantuan dalam bentuk pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk memikirkan
prosedur yang mungkin dilakukan. Pertanyaan diberikan sebagai stimulasi untuk
siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kreatif. Penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing mengarahkan pada proses berfikir dan memecahkan masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang dilakukan oleh siswa atas dasar bimbingan guru. Dalam kegiatan inkuiri,
masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa
bekerja untuk menemukan jawaban masalah tersebut di bawah bimbingan yang
intensif dari guru.
Melalui angket tanggapan siswa terhadap penerapan inkuiri terbimbing
dengan model kerja kelompok, siswa memberikan tanggapan yang positif
terhadap penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase jawaban siswa yang cukup besar. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model
kerja kelompok diminati siswa.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kualitas atau efektifitas sebuah
proses pembelajaran dapat dilihat dari besarnya motivasi, minat, dan keaktifan
siswa. Dalam hal ini digunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model
kerja kelompok yang diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan
pengetahuannya secara mandiri dengan bimbingan intensif dari guru. Hasilnya
menunjukkan motivasi siswa sudah tampak peningkatannya dari munculnya
keinginan dan kebutuhan prestasi belajar tinggi, keinginan mencapai hasil yang
maksimal, serta rasa percaya diri, kepuasan, dan kemandirian siswa saat proses
pembelajaran. Minat belajar siswa yang mulai timbul pada diri siswa dapat dilihar
dari ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran Biologi, selain itu juga dapat
diwujudkan dengan kemauan, kesadaran, dan perhatian siswa dalam menjalani
proses pembelajaran. Tumbuhnya motivasi dan minat pada diri siswa akan diikuti
dengan meningkatnya keaktifan siswa yang ditinjau dari aktivitas-aktivitas siswa
yang tampak saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang dapat
diamati seperti aktivitas visual yang berhubungan dengan membaca dan
mengamati, kemudian aktivitas lisan yang berhubungan dengan aktivitas bertanya,
menjawab, dan menyampaikan pendapat. Selain aktivitas tersebut juga dilihat dari
aktivitas mendengarkan, menulis, gerak, menggambar dan emosional. Dengan
meningkatnya motivasi, minat, dan keaktifan, siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan ide, dan pengetahuan yang telah dimiliki tentunya dibawah
bimbingan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tanggapan dan kualitas proses pembelajaran khususnya ditinjau dari sisi
siswa (motivasi, minat, dan keaktifan siswa) melalui kerja kelompok
menunjukkan pendekatan inkuiri terbimbing sesuai digunakan untuk proses
pembelajaran materi organisasi kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Peningkatan kualitas pembelajaran (ditijau dari aspek siswa meliputi
motivasi, minat, dan keaktifan siswa) dapat dilakukan melalui penerapan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis , hasil penelitian ini dapat dipergunakan :
a. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan alternatif pembelajaran.
c. Sebagai gambaran dan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-
langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran siswa pada mata pelajaran biologi.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada kegiatan belajar
mengajar biologi di SMP Negeri 3 Karanganyar, yakni bahwa kualitas proses
pembelajaran biologi (khususnya aspek siswa yang meliputi motivasi, minat, dan
keaktifan siswa) dapat ditingkatkan dengan adanya upaya melalui penerapan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok.
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
C. Saran
1. Guru
a. Hendaknya guru dapat menyajikan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok dengan baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada materi
organisasi kehidupan.
b. Hendaknya guru mampu mengembangkan dan mengatasi hambatan dalam
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok
pada proses pembelajaran organisasi kehidupan.
c. Hendaknya guru dapat mengevaluasi hasil yang diperoleh dan mengambil
keputusan yang tepat dengan penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan
model kerja kelompok pada organisasi kehidupan.
2. Siswa
a. Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru dalam
menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja kelompok
dengan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembalajaran pada
materi organisasi kehidupan.
b. Hendaknya siswa meningkatkan keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran
yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing dengan model kerja
kelompok sehingga terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran pada
materi organisasi kehidupan.
3. Sekolah
a. Hendaknya sekolah dapat menerapkan pembelajaran melalui pendekatan
inkuiri terbimbing untuk materi pokok lain.
b. Hendaknya sekolah dapat menyediakan sarana pembelajaran yang
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4. Peneliti
a. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat
mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali perangkat pembelajaran yang
telah dibuat oleh peneliti ini untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam
hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran dan
karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut
dilakukan.
b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan
dikembangkan dari variabel-variabel yang telah disebutkan di depan melalui
penambahan siklus guna peningkatan yang lebih baik.
c. Hendaknya peneliti lain dapat mengembangkan instrumen-instrumen yang
jauh lebih baik dalam mengungkapkan aspek-aspek lainnya.