upaya meningkatkan kualitas ... - digilib.uns.ac.id/upaya... · matematika dan ilmu pengetahuan...

166
1 UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN PADA POKOK BAHASAN PELESTARIAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X 6 SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi Oleh: Luthfi Hafshah Humaidah K 4305037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vuongnhi

Post on 08-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

1

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN

PADA POKOK BAHASAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

PADA SISWA KELAS X 6 SMA BATIK 1 SURAKARTA

Skripsi

Oleh:

Luthfi Hafshah Humaidah

K 4305037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN

PADA POKOK BAHASAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

PADA SISWA KELAS X 6 SMA BATIK 1 SURAKARTA

Oleh:

LUTHFI HAFSHAH HUMAIDAH K 4305037

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

3

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Sri Widoretno, M.Si NIP. 19581114 198601 2 001

Pembimbing II

Meti Indrowati, S.Si, M.Si NIP. 19781001 200112 2 002

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

4

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 18 Januari 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Muzayyinah, M.Si .....................

Sekretaris : Joko Ariyanto, S.Si, M.Si ......................

Anggota I : Dra. Sri Widoretno, M.Si .....................

Anggota II : Meti Indrowati, S.Si, M.Si ......................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

5

ABSTRAK Luthfi Hafshah Humaidah. UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN PADA POKOK BAHASAN PELESTARIAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X-6 SMA BATIK 1 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pembelajaran biologi dalam aspek kerjasama dan keaktifan berdiskusi siswa melalui penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dengan pokok bahasan Pelestarian Lingkungan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan desain penelitian yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-6 SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah 41 orang. Pengumpulan data dilaksanakan dengan angket, observasi dan wawancara. Data yang terkumpul disusun dalam bentuk tabel dan grafik dan selanjutnya dianalisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Analisis kualitatif mendeskripsikan data hasil angket, observasi dan wawancara selama pelaksanaan tindakan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah keaktifan berdiskusi siswa dan kerja sama siswa. Hal ini didasarkan pada hasil angket, observasi dan wawancara. Rata-rata nilai persentase setiap indikator dari angket keaktifan berdiskusi siswa dari pra siklus ke siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata persentase indikator dari siklus I ke siklus II menunjukkan adanya peningkatan sebesar 3,78%. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan sebesar 24,15% dibanding siklus I. Rata-rata nilai persentase setiap indikator dari angket kerjasama siswa dari pra siklu ke siklus I belum terlihat adanya peningkatan. Peningkatan persentase ditunjukkan pada siklus II. Peningkatan yang terjadi sebesar 4,19% dibanding siklus I. Hasil observasi kerjasama siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan sebesar 20,21% dibandingka pada siklus I. Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa penggunaan modul hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam aspek keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa kelas X-6 SMA Batik I Surakarta.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

6

MOTTO

Bekerjalah kamu untuk urusan duniamu seolah-olah kamu akan hidup

selamannya. Dan berbuatlah kamu untuk urusan akhiratmu seolah-olah kamu

akan mati esok hari.

(Hadis Riwayat Ibnu Asakir)

Amal yang Ilmiah, Ilmu yang Amaliah (NN)

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia…

Berlarilah tanpa lelah…

Sampai engkau meraihnya…

(Nidji )

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

7

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT, terimakasih atas semua karunia dan rahmat yang telah Engkau

berikan kepadaku. Bapak dan Ibu, terimakasih Bapak, terimakasih Ibu... Doamu adalah

kekuatan bagiku.

Adek-adekku ( Iffah, Hafizh, Fariz dan Avicena ). Terimakasih adek-adekku...

Mas Jas, terimakasih atas bantuan dan support yang kau berikan untukku... Bu Retno dan Bu Mety,,, Terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan

semangatnya. On Pudh Girls (Aant, Evy, Dwi, Wulan, Adhit, Tika, Thankz ya .... kalian

semua selalu jadi penyemangat buatku). Teman-teman seperjuanganku ( Evy, Annisa, Hendri ),,, terima kasih atas

kerjasamanya, aku akan merindukan saat-saat kita menunggu bersama. Teman-teman Biologi ’05 Narzis, thankz 4 all. Almamater

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah dan inayahNya yang senantiasa memberikan petunjuk dan pertolongan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”UPAYA

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN PADA

POKOK BAHASAN PELESTARIAN LINGKUNGAN PADA SISWA

KELAS X-6 SMA BATIK 1 SURAKARTA” untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam proses penyusunan skripsi, penulis banyak memperoleh bantuan dari

berbagai pihak, sehingga kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Dengan

segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberi bimbingan dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Untuk itu, atas segala bantuan dan bimbingannya, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dra. Sri Widoretno, M. Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

5. Ibu Meti Indrowati, S.Si, M. Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

6. Kepala SMA Batik 1 Surakarta yang telah memberi ijin untuk mengadakan

penelitian.

7. Hj. Dina Sri Wulandari, S.Si, selaku guru Biologi SMA Batik 1 Surakarta

yang telah membantu kelancaran penelitian dan kerjasamanya.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

9

8. Siswa-siswi kelas X 6 SMA Batik 1 Surakarta.

9. Teman-teman yang telah membantu selama penelitian.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu pula

dengan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran

sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya,

penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II. LANDASAN TEORI 6

A. Tinjauan Teori 6

1. Kualitas Pembelajaran 6

2. Keaktifan Diskusi 8

3. Kerjasama dalam Kelompok 17

4. Modul 21

5. Pelestarian Lingkungan 25

B. Kerangka Berpikir 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 32

A. Penelitian Laboratorium 32

1. Tempat dan Waktu Penelitian 32

2. Bentuk dan Strategi Penelitian 32

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

11

3. Sumber Data 34

4. Teknik Pengumpulan Data 34

B. Penyusunan Modul Pembelajaran 35

C. Penelitian Tindakan Kelas 35

1. Tempat dan Waktu Penelitian 35

2. Bentuk dan Strategi Penelitian 35

3. Sumber Data 36

4. Teknik Pengumpulan Data 36

5. Validitas Data 38

6. Analisa Data 38

7. Prosedur Penelitian 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

A. Penelitian Laboratorium 43

B. Pembuatan Modul Pembelajaran Hasil Penelitian 46

C. Penelitian Tindakan Kelas 46

1. Kondisi Awal (Pra Siklus) 46

2. Siklus I 51

3. Siklus II 71

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 95

A. Simpulan 95

B. Implikasi 95

C. Saran 96

DAFTAR PUSTAKA 97

LAMPIRAN 99

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Teknik Penilaian Angket 38

Tabel 2. Data Hasil Penelitian Total Suspended Solid (TSS) 44

Tabel 3. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siwa Pra

Siklus

47

Tabel 4. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siwa Pra Siklus 48

Tabel 5. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Pra

Siklus

50

Tabel 6. Skor Capaian Setiap Aspek pada Angket Keaktifan

Berdiskusi Siswa Siklus I

55

Tabel 7. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Berdiskusi

Siswa Siklus

55

Tabel 8. Persentase Skor Indikator Observasi Keaktifan Diskusi Siswa

Siklus I

56

Tabel 9. Persentase Skor Aspek Angket Keaktifan Diskusi Siwa

Siklus I

57

Tabel 10. Persentase Skor Indikator Angket Kerja Sama Siswa Siklus I 57

Tabel 11. Persentase Skor Indikator Observasi Kerja Sama Siswa

Siklus I

57

Tabel 12. Persentase Skor Aspek Angket Performance Guru Siwa

Siklus I

58

Tabel 13. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Siklus I 58

Tabel 14. Persentase Skor Indikator Observasi Performance Guru

Siklus 1

59

Tabel 15. Persentase Skor Aspek Angket Keaktifan Berdiskusi Siwa

Siklus II

74

Tabel 16. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa

Siklus II

74

Tabel 17. Persentase Skor Indikator Observasi Keaktifan Berdiskusi

Siswa Siklus II

74

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

13

Tabel 18. Persentase Skor Aspek Angket Kerja Sama Siwa

Siklus II

75

Tabel 19. Persentase Skor Indikator Angket Kerja Sama Siswa

Siklus II

76

Tabel 20. Persentase Skor Indikator Observasi Kerja Sama Siswa

Siklus II

76

Tabel 21. Persentase Skor Aspek Angket Performance Guru Siwa

Siklus II

77

Tabel 22. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Pada

Siklus II

77

Tabel 23. Persentase Skor Indikator Observasi Performance Guru

Siklus II

78

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran 31

Gambar 2 Model Terasering 33

Gambar 3 Skema Trianggulasi Sumber Data Penelitian 38

Gambar 4 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan

Mc Taggart dalam Wiriaatmadja

42

Gambar 5 Diagram Perbandingan Hasil Perhitungan Total Suspended

Solid (TSS)

45

Gambar 6 Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Keaktifan

Diskusi Siswa Pra siklus dan Siklus 1

62

Gambar 7 Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Kerjasama

Siswa Pra Siklus dan Siklus

67

Gambar 8 Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket

Performance Guru Pra Siklus dan Siklus

69

Gambar 9 Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Keaktifan

Diskusi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

80

Gambar 10 Grafik Perubahan Persentase Indikator Observasi Keaktifan

Diskusi Siwa Siklus I dan Siklus II

82

Gambar 11 Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Kerjasama

Siswa Siklus I dan Siklus II

85

Gambar 12 Grafik Perubahan Persentase Indikator Observasi Kerjasama

Siwa Siklus I dan Siklus II

87

Gambar 13 Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket

Performance Guru Siswa Siklus I dan Siklus II

89

Gambar 14 Grafik Perbandingan Persentase Capaian Indikator

Observasi Performance Guru Siklus I dan Siklus II

90

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

15

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 100

a. Silabus 101

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 102

c. Kisi-kisi Angket Keaktifan Diskusi Siswa 115

d. Angket Keaktifan Diskusi Siswa 116

e. Kisi-kisi Angket Kerja Sama Siswa 119

f. Angket Kerja Sama Siswa 120

g. Kisi-kisi Angket Performance Guru 122

h. Angket Performance Guru 123

i. Lembar Observasi Keaktifan Diskusi Siswa 126

j. Lembar Observasi Kerja Sama Siswa 132

k. Lembar Observasi Performance Guru 138

l. Pedoman Wawancara Guru 143

m. Pedoman Wawancara Siswa 144

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian 145

a. Uji Validitas Angket Keaktifan Diskusi Siswa 146

b. Uji Validitas Angket Kerjasama Siswa 149

c. Uji Validitas Angket Performance Guru 151

d. Analisa Aspek Angket Keaktifan Diskusi Siswa

Prasiklus

154

e. Analisa Aspek Angket Kerjasama Siswa Prasiklus 155

f. Analisa Aspek Angket Performance Guru 156

g. Analisa Aspek Angket Keaktifan Diskusi Siswa

Siklus I

157

h. Analisa Aspek Angket Kerjasama Siswa Siklus I 158

i. Analisa Aspek Angket Performance Guru Siklus I 159

j. Analisa Aspek Angket Keaktifan Diskusi Siswa

Siklus II

160

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

16

k. Analisa Aspek Angket Kerjasama Siswa Siklus II 161

l. Analisa Aspek Angket Performance Guru Siklus II 162

m. Analisa Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa

Pra Siklus

163

n. Analisa Indikator Angket Kerjasama Siswa Pra Siklus 164

o. Analisa Indikator Angket Performance Guru Pra

Siklus

165

p. Analisa Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa

Siklus I

167

q. Analisa Indikator Angket Kerjasama Siswa Siklus I 168

r. Analisa Indikator Angket Performance Siklus I 169

s. Analisa Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa

Siklus II

171

t. Analisa Indikator Angket Kerjasama Siswa Siklus II 172

u. Analisa Indikator Angket Performance Siklus II 173

v. Hasil wawancara guru 175

w. Hasil wawancara siswa 176

Lampiran 3. Dokumentasi 178

a. Penelitian Laboratorium 179

b. Pembelajaran Pra Siklus 180

c. Pelaksanaan Penelitian Siklus I 181

d. Pelaksanaan Penelitian Siklus II 182

Lampiran 4. Perijinan 183

a. Surat Ijin Observasi 184

b. Surat Ijin Research/Penelitian 185

c. Surat Ijin Menyusun Skripsi 186

d. Surat Keterangan Selesai Penelitian 187

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk dapat mengembangkan

kemampuan siswa dalam menggunakan pikiran secara baik serta merupakan

tempat untuk melatih siswa untuk dapat berpikir secara kreatif. Berpikir kreatif

dalam artian ini merupakan kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi

berbagai masalah dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran yang umumnya berlangsung adalah pembelajaran yang

masih berpusat pada guru (teacher-centered). Pembelajaran yang berpusat pada

guru mengajarkan siswa untuk belajar secara tidak mandiri. Ketidakmandirian

tersebut disebabkan karena siswa tidak dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif dan

siswa tidak diajarkan untuk belajar mencari makna dari pelajaran tersebut.

Proses pembelajaran dikatakan baik apabila dapat meningkatkan

kemampuan siswa untuk lebih berpikir kritis dan kreatif untuk mencari makna.

Salah satu bentuk dari kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif adalah

kemampuan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok.

Pembelajaran yang berlangsung di kelas X-6 SMA Batik 1 Surakarta,

masih menggunakan buku ajar yang berisikan materi secara umum. Buku ajar

yang digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa selama pembelajaran kurang

dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan diskusi dan kerjasama dengan

baik.

Siswa cenderung belajar hanya berpedoman pada buku ajar yang

digunakan dan siswa menjadi kurang aktif karena siswa merasa belajar dari buku

ajar yang digunakan sudah cukup sehingga siswa tidak termotivasi untuk

melakukan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan diskusi.

Kegiatan diskusi kelompok siswa dapat melatih siswa untuk

berkomunikasi dengan orang lain, saling berbagi gagasan dan ide. Kegiatan

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

18

diskusi kelompok melatih siswa untuk membangun ide-ide yang dimiliki siswa

melalui tukar pendapat, pertanyaan, saran dan kritik. Kegiatan diskusi melatih

siswa untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah dan memecahkan

masalah yang dihadapi, membuat keputusan.

Kerjasama yang terjadi dalam kegiatan diskusi kelompok dapat melatih

siswa untuk dapat saling berhubungan sosial dengan orang lain, siswa dapat

mendengarkan pendapat orang lain dengan pikiran terbuka, saling menghargai

pendapat orang lain, dan membangun persetujuan bersama dalam kelompok.

Kerjasama yang dilakukan dalam kegiatan kelompok dapat membuat siswa bisa

memandang dunia sebagaimana orang lain melihatnya dan menumbuhkan jiwa

toleransi dalam diri siswa.

Identifikasi dan analisis yang dilakukan selama kegiatan observasi

terhadap proses pembelajaran di kelas X-6 di SMA Batik 1 Surakarta

menunjukkan bahwa 16.67 % siswa mengantuk; 21.43 % siswa menopang dagu;

26.19% siswa bersandar di meja, 71.43% siswa ramai, 73.81% siswa berbicara

dengan temannya, 78.57 % siswa bermain sendiri dan 4.76% siswa yang

mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dijelaskan oleh guru. Berdasarkan

hasil observasi, terlihat siswa masih kurang aktif. Secara matematis dapat

dihitung bahwa siswa yang dapat bekerjasama dalam kelompok hanya sebanyak

42,28%. Siswa yang aktif berdiskusi dalam kegiatan kelompok sebesar 47,31%.

Sesuai dengan hasil observasi, selain buku ajar yang masih belum sesuai

untuk siswa, diketahui pula bahwa siswa masih belum aktif. Kekurangaktifan

siswa terutama ditinjau dalam kegiatan diskusi kelompok, selain itu hanya

beberapa siswa saja yang dapat bekerja sama dengan baik dalam kegiatan

kelompok.

Berawal dari hal tersebut, untuk dapat meningkatkan keaktifan diskusi

siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kerjasama siswa dalam kegiatan

diskusi kelompok, maka disajikan suatu modul pembelajaran hasil penelitian

sebagai sumber belajar bagi siswa. Modul pembelajaran hasil penelitian

diharapkan dapat membantu siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif,

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

19

tidak sekedar membaca dan mendengar, tetapi juga aktif berdiskusi dan bekerja

sama dalam kelompok.

Modul pembelajaran hasil penelitian memiliki perbedaan dengan

pembelajaran yang menggunakan modul biasa. Modul pembelajaran hasil

penelitian merupakan modul yang berisi materi pelajaran yang juga disertai hasil

penelitian. Hasil penelitian yang tercantum di dalam modul yang digunakan oleh

siswa sebagai sumber belajar selain dari buku biasa.

Pembelajaran menggunakan modul hasil penelitian mengangkat sebuah

sub materi pokok yaitu tentang Pelestarian Lingkungan dapat digunakan untuk

meningkatkan keaktifan berdiskusi siswa dan kerjasama siswa dalam kegiatan

kelompok. Materi Pelestarian Lingkungan dianggap penting karena dapat

mendukung siswa untuk berlatih berpikir kritis dan kreatif yaitu melalui kegiatan

diskusi kelompok.

Permasalahan lingkungan merupakan suatu masalah yang sering terjadi

dalam lingkungan kehidupan siswa. Permasalahan yang umum terjadi pada masa

sekarang adalah terjadinya kelongsoran pada daerah pegunungan. Setiap siswa

memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap permasalahan lingkungan yang

berhubungan dengan kelongsoran tanah (erosi). Perbedaan pandangan tersebut

membuat siswa memiliki pemikiran yang berbeda-beda pula untuk mencari

pemecahan mengenai permasalahan lingkungan yang sedang terjadi terutama pada

masalah erosi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perlu untuk

dilakukan suatu penelitian mengenai optimalisasi modul pembelajaran hasil

penelitian. Modul pembelajaran hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran utamanya ditinjau dari segi keaktifan diskusi siswa dan

kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah yaitu: bagaimana kualitas pembelajaran Biologi ditinjau dari aspek

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

20

keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa melalui penggunaan modul

penelitian dengan pokok bahasan Pelestarian Lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diuraikan di muka maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui kualitas

pembelajaran Biologi yang ditinjau dari aspek keaktifan diskusi siswa dan

kerjasama siswa dalam kegiatan diskusi melalui penggunaan modul hasil

penelitian dengan pokok bahasan Pelestarian Lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan maupun saran bagi guru dalam memilih alternatif

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditinjau dari

aspek keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa dalam kegiatan

kelompok.

b. Memberikan masukan bagi guru bahwa dalam pembelajaran mengenai

Pelestarian Lingkungan dapat menggunakan media terasering.

2. Bagi siswa

a. Memberikan masukan bagi siswa supaya lebih berperan aktif dalam

pembelajaran melalui kegiatan diskusi.

b. Melatih siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain.

c. Memberikan suasana pembelajaran yang baru bagi siswa.

3. Bagi sekolah dan instansi pendidikan lainnya

a. Sebagai bahan masukan dan saran untuk mengembangkan strategi

pembelajaran dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

melalui kegiatan diskusi.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

21

b. Meningkatkan semangat meneliti bagi kalangan sekolah dan

mengimplementasikan hasil penelitian dalam berbagai bentuk media ajar,

misalnya terasering dan modul pembelajaran hasil penelitian.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan

lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku siswa menuju ke arah yang lebih

baik. Perubahan tingkah laku yang menuju ke arah yang lebih baik menunjukkan

adanya peningkatan kualitas dari pembelajaran yang dilalui oleh siswa.

Glaser (1982) dalam Uno (2008: 153) mengatakan bahwa kualitas

merupakan suatu kondisi yang mengarah pada sesuatu yang baik. Sedangkan Uno

mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya membelajarkan

siswa. Jadi, kualitas pembelajaran membahas mengenai bagaimana suatu kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan dapat menghasilkan output yang

baik.

Suatu kegiatan pembelajaran akan dapat menghasilkan peserta didik

yang baik apabila kegiatan pembelajaran dikelola secara baik pula. Upaya-upaya

yang dapat dilakukan untuk dapat menghasilkan peserta didik yang baik

membutuhkan berbagai strategi yang baik pula.

Berbagai strategi dapat diterapkan untuk dapat membentuk peserta didik

yang baik. Uno (2008: 154) mengemukakan mengenai strategi pembelajaran

bahwa ada tiga strategi pembelajaran yaitu :

a. Strategi pengorganisasian (organizational strategy)

b. Strategi penyampaian (delivery strategy)

c. Strategi pengelolaan (management strategy)

Suatu pembelajaran membutuhkan pengorganisasian yang matang dari

para peserta didik. Pengorganisasian yang baik akan menghasilkan peserta didik

yang baik. Apabila dalam pengorganisasian kurang baik, maka akan susah untuk

membentuk peserta didik yang baik.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

23

Strategi penyampaian merupakan suatu cara maupun metode yang

digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Cara

penyampaian sangat berpengaruh terhadap output yang dihasilkan. Siswa akan

lebih menerima suatu materi dengan baik apabila suatu materi disampaikan

dengan cara dan metode yang mudah dimengerti oleh siswa.

Kegiatan pembelajaran yang berlangsung akan dapat berjalan dengan

baik apabila dikelola dengan baik. Sistem pengelolaan dilakukan secara bersama-

sama oleh semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran. Suatu pengelolaan yang

baik akan menghasilkan ouput yang baik.

Mulyasa (2006: 105) mengemukakan “… beberapa jurus jitu untuk

mendongkrak kualitas pembelajaran, antara lain dengan mengembangkan

kecerdasan emosi (emosional quotient), mengembangkan kreativitas (creativity

quotient) dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang,

membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah…”.

Setiap siswa memiliki kecerdasan emosional yang berbeda-beda.

Perbedaan kecerdasan emosinal siswa membawa pengaruh terhadap kegiatan

pembelajaran yang berlangsung. Pengaruh yang timbul berupa perbedaan

kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Daya kreativitas siswa dapat lebih ditingkatkan dengan cara memberikan

kebebasan kepada siswa dalam pembelajaran. Kebebasan yang diberikan kepada

siswa berupa kebebasan dalam penyampain pendapat dan ide-ide yang dimiliki

oleh siswa. Kebebasan dalam penyampaian pendapat dapat diwujudkan dalam

kegiatan diskusi siswa dalam kegiatan kelompok. Kegiatan diskusi yang

berlangsung dapat pula melatih siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kegiatan kelompok.

Keaktifan diskusi siswa dalam kegiatan kelompok dapat lebih

ditingkatkan dengan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian. Adanya modul yang dimiliki siswa, siswa dapat mempelajari modul

secara mandiri. Siswa dapat membaca terlebih dahulu modul yang ada, kemudian

siswa dapat mendiskusikan materi yang ada di dalam modul.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

24

a. Keaktifan Diskusi

Sriyono (1992: 74) mengartikan keaktifan merupakan siswa-siswa pada

waktu belajar dapat aktif secara jasmani dan rohani. Jadi, dalam suatu

pembelajaran siswa dituntut untuk aktif secara jasmani dan rohani. Lebih lanjut

Sriyono (1992: 75) mengatakan bahwa salah satu jenis dari keaktifan jasmani dan

rohani adalah keaktifan akal.

Keaktifan akal merupakan keaktifan seseorang untuk dapat memecahkan

suatu masalah, menimbang-nimbang, mengemukakan pendapat dan mengambil

keputusan. Akal dapat dilatih keaktifannya dengan cara membiasakan diri untuk

dapat memecahkan suatu masalah dengan usaha sendiri dan dapat mengambil

suatu keputusan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk melatih akal agar

dapat aktif adalah dengan cara melatih siswa unuk dapat melakukan kegiatan

diskusi.

Hidayatullah (2009: 83) menyatakan bahwa pembelajaran yang

berkualitas harus mampu memberikan pengalaman sukses bagi peserta didik.

Pengalaman sukses merupakan suatu perasaan yang menyenangkan dan

membanggakan bagi peserta didik sebagai akibat telah berhasil menyelesaikan

atau memecahkan suatu masalah.

Suatu pembelajaran hendaknya dapat memberikan pengalaman sukses

bagi siswa. Siswa akan merasa bangga dan senang apabila telah dapat

menyelesaikan suatu masalah dan memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara

untuk menumbuhkan rasa senang dan bangga siswa adalah dengan kegiatan

diskusi. Kegiatan diskusi yang dilakukan melatih siswa untuk dapat memecahkan

masalah yang sedang dihadapinya. Diskusi yang dilakukan oleh siswa akan

membuat merasa senang dan bangga apabila berhasil menyelesaikan masalahnya.

Arends dalam Trianto (2007: 117) menyatakan bahwa “Diskusi dan

diskursus merupakan komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain,

saling berbagi gagasan dan pendapat”.

Kegiatan diskusi merupakan kegiatan yang dilakukan yang dilakukan

antara beberapa orang yang saling berbicara dan saling bertukar pendapat maupun

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

25

ide. Adanya kegiatan bertukar pendapat dikarenakan adanya suatu permasalah

yang harus diselesaikan melalui kegiatan diskusi.

Diskusi sebagai salah satu media berkomunikasi antar individu untuk

saling bertukar pendapat dan gagasan. Diskusi dalam proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan bentuk tukar pendapat antara guru dengan siswa ataupun

siswa dengan siswa. Proses diskusi yang berlangsung diiringi dengan munculnya

beberapa pertanyaan yang dapat menghidupkan suasana diskusi, sehingga

nantinya tujuan dari diskusi dapat tercapai.

Trianto (2007: 120) mengemukakan pernyataan lebih lanjut mengenai

diskusi, bahwa “Diskusi memberikan kesempatan tidak hanya untuk

menggunakan pikiran, tetapi bila dikerjakan dengan tepat membantu siswa

membentuk suatu sikap positif terhadap cara berpikir”.

Berdasarkan pernyataan dari Trianto tersebut dapat diketahui bahwa

dengan diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, karena dengan

adanya kegiatan diskusi tersebut, siswa akan dihadapkan dengan suatu masalah

untuk dapat dipecahkan oleh siswa dan kelompok siswa tersebut, untuk itu siswa

dituntut untuk dapat berpikir untuk mencari pemecahan dari masalah tersebut.

Guntur Tarigan (2008: 36) mengemukakan bahwa “Pada hakekatnya

diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah-masalah dengan

proses berpikir kelompok. Oleh karena itu maka diskusi merupakan suatu

kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah

dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok”.

Diskusi yang berlangsung dalam proses pembelajaran pada hakekatnya

merupakan suatu cara berpikir yang dilakukan secara berkelompok. Diskusi dalam

kelompok ini sangat mengutamakan adanya kerjasama dari anggota kelompok.

Kerjasama untuk melakukan diskusi tersebut memiliki langkah-langkah dasar

yang harus dipatuhi oleh anggota kelompok. Tujuannya adalah supaya tujuan

diskusi dalam kelompok tersebut dapat tercapai.

Kock (1981: 109) mengatakan bahwa kegiatan diskusi memiliki tujuan

utama yaitu siswa harus belajar untuk mengembangkan anggapan dan

pendapatnya sendiri. Pendapat dan anggapan yang diajukan siswa merupakan ide

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

26

yang muncul dari siswa, setiap siswa memiliki ide dan anggapan yang berbeda-

beda, sehingga kemampuan siswa dapat diketahui dari kegiatan diskusi.

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

menyampaikan suatu ide, melalui kegiatan diskusi kemampuan siswa tersebut

dapat diketahui. Kegiatan diskusi dapat melatih siswa untuk lebih

mengembangkan anggapanya, sehingga melatih siswa untuk memunculkan ide

dan pendapat yang dimilikinya.

Zaini (2008:17) mengemukakan bahwa suatu kegiatan diskusi akan

sangat cocok bagi siswa dalam pembelajaran apabila guru menginginkan hal-hal

sebagai berikut:

1) Membentuk siswa dapat belajar berfikir dari sudut pandang orang lain.

2) Membantu siswa untuk dapat mengevaluasi logika serta bukti-bukti dari posisi

dirinya dan dari posisi orang lain.

3) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk memformulasikan penerapan dari

suatu prinsip.

4) Membantu siswa untuk lebih menyadari adanya suatu masalah dan kemudian

memformulasikannya dengan cara mencari berbagai informasi dari berbagai

sumber.

5) Membantu siswa supaya dapat menggunakan bahan-bahan yang digunakan

oleh anggota lain dalam kelompoknya. Sehingga terjadi suatu pertukaran

informasi antar anggota kelompok.

6) Memperoleh informasi dari siswa yang lain.

7) Memotivasi siswa untuk belajar lebih jauh dan secara mandiri.

8) Memperoleh feedback yang cepat tentang tujuan yang akan dicapai.

Suatu kegiatan diskusi akan lebih sesuai untuk dilaksanakan apabila guru

hendak melatih siswa-siswanya untuk dapat berpikir dari sudut pandang subjek

bahasan. Artinya siswa dilatih untuk berpikir dari sudut pandang orang lain yang

terlibat dalam kegiatan diskusi.

Diskusi dapat dilakukan apabila guru menginginkan siswa-siswanya

dapat berkomunikasi secara aktif dengan anggota kelompok yang ada. Siswa

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

27

dapat lebih aktif berkomunikasi apabila guru lebih memberikan motivasi kepada

siswa supaya siswa dapat menyampaikan pendapat yang dimilikinya.

Menurut Sumantri (2001: 124) metode diskusi digunakan karena

beberapa alasan sebagai berikut :

a. Topik bahasan bersifat problematis. b. Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan

ilmiah. c. Melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka. d. Mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa

besar. e. Peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah

yang dijadikan topik diskusi. f. Peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang

masalah yang akan didiskusikan. g. Masalah yang didiskusikan akan hubungannya dengan persoalan-

persoalan yang lain pula. Metode diskusi merupakan suatu pilihan yang tepat yang dapat dipilih

oleh guru dalam kegiatan pembelajaran karena kegiatan diskusi memiliki

beberapa kelebihan. Diskusi merangsang siswanya untuk lebih berpikir secara

kritis. Berpikir secara kritis diperlukan untuk dapat memecahkan masalah-

masalah yang sedang dibicarakan dalam kelompok.

Diskusi dapat menciptakan suasana demokratis, sehingga memberikan

kebebasan bagi siswa untuk berpikir dan mengajukan pendapat maupun ide untuk

memecahkan masalah yang sedang dibahas. Kebebasan berpendapat akan

memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Kegiatan diskusi

siswa akan lebih menarik apabila siswa mengetahui secara langsung mengenai

materi yang akan didiskusikan atau dengan kata lain siswa mempunyai sumber

asli dari materi yang akan didiskusikan.

Griffis (2008) menyatakan bahwa “Leaders in the science education

community have called for science instruction that integrates discussions and

readings with opportunities for students to grapple with authentic data”. Para

pemimpin dalam dunia pendidikan dituntut untuk dapat meningkatkan

kemampuan diskusi siswa dan membaca siswa dengan memberikan peluang bagi

siswa untuk mengetahui materi dari data asli.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

28

Siswa yang mengetahui atau melihat secara langsung tentang data asli

ataupun materi asli yang akan dibahas, siswa akan lebih termotivasi untuk

melakukan diskusi. Siswa pun akan lebih tertarik apabila mengetahui bahwa

materi yang akan didiskusikan adalah suatu hal yang nyata.

Sanjaya (2008: 156) menyatakan bahwa ada beberapa kelebihan dalam

metode diskusi, yaitu:

a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih berpikir secara kreatif

khususnya dalam hal memberikan gagasan dan ide-ide.

b. Dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam

mengatasi setiap permasalahan.

c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan

secara verbal. Disamping itu, diskusi juga dapat melatih siswa untuk

menghargai pendapat orang lain.

Metode diskusi dalam pembelajaran memiliki kelebihan yaitu dapat

merangsang siswa utnuk lebih berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kreatif ini dapat

terbentuk melalui proses diskusi, karena dalam diskusi siswa diberi suatu masalah

yang harus diselesaikan secara bersama oleh kelompok, dengan adanya masalah

yang ada siswa harus dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada tersebut.

Pemecahan masalah yang muncul dari siswa merupakan hasil pemikiran dari

siswa sendiri, sehingga dengan sendirinya siswa harus dapat berpikir untuk dapat

menyelesaikan masalah.

Selama kegiatan diskusi berlangsung terjadi pertukaran pendapat dan ide

antar anggota kelompok. Pertukaran pendapat dapat melatih siswa untuk saling

menerima masukan dan pendapat dari orang lain.

Kegiatan diskusi yang diikuti siswa akan melatih kemampuan verbal

siswa. Kemampuan verbal merupakan kemampuan untuk mengemukakan

pendapatnya dalam bentuk kata-kata. Siswa yang sering melakukan kegiatan

diskusi akan memiliki kemampuan verbal yang baik.

Wakhinudin (2009) mengemukakan bahwa metode diskusi memiliki

keuntungan, antara lain:

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

29

a. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan siswa dapat mengarahkan perhatian

dan pikirannya pada masalah yang sedang didiskusikan.

b. Dapat meningkatkan prestasi kepribadian individu, misalnya: sikap saling

toleransi jiwa demokratis dan kritis.

c. Hasil diskusi mudah dipahami oleh siswa karena siswa terlibat secara

langsung dalam diskusi.

d. Siswa menjadi berlatih untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku selama

diskusi berlangsung.

Popham (2003: 84) mengatakan bahwa kegiatan diskusi dapat mengubah

perilaku siswa secara konkret. Penggunaan diskusi secara terampil dapat

memungkinkan pembentukan sikap dalam suasana kelompok.

Kegiatan diskusi dalam kelompok memiliki anggota kelompok yang

masing-masing memiliki karakter individu yang berbeda-beda. Setiap orang yang

berada dalam kelompok tersebut akan saling menghargai satu sama lain. Sikap

saling menghargai inilah yang nantinya lama-kelamaan akan membentuk sikap

siswa yang sebelumnya kurang dapat menghargai orang lain menjadi lebih dapat

menghargai pendapat orang lain.

Kegiatan diskusi kelompok juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut

Sanjaya (2008: 156) kegiatan diskusi memiliki beberapa kelemahan yang

diantaranya adalah:

a. Pembicaraan dalam diskusi yang dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang

memiliki keterampilan berbicara yang baik.

b. Pembahasan dalam diskusi yang terkadang meluas dan keluar dari materi yang

dibahas, sehingga kesimpulan menjadi kurang jelas.

c. Memerlukan waktu yang cukup panjang untuk melakukan diskusi, yang

kadang-kadang tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

d. Dalam diskusi sering terjadi adanya perbedaan pendapat antar anggota

kelompok yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-

kadang ada anggota kelompok yang tersinggung, sehingga dapat mengganggu

iklim pembelajaran yang dapat berpengaruh pula terhadap pengambilan

keputusan dalam kelompok.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

30

Metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu dalam proses

diskusi terkadang hanya terjadi pembicaraan dari 2-3 orang anggota kelompok

yang terampil dalam berbicara, sedangkan anggota yang lain hanya sebagai

pendengar saja. Maka dari itu, tugas guru hendaknya dapat mengaktifkan siswa

yang keterampilan berbicara masih kurang. Diskusi terkadang melampaui waktu

yang sudah disediakan, jadi guru harus bisa mengontrol waktu yang dibutuhkan

untuk diskusi.

Siswa yang berdiskusi biasanya memiliki karakteristik yang berbeda-

beda, sehingga terkadang ada beberapa siswa yang mudah terpancing emosinya

apabila pendapatnya tidak diterima oleh kelompok lain. Melalui proses diskusi ini

diharapkan dapat melatih emosional siswa, sehingga siswa dapat lebih bisa

menerima berbagai pendapat dari rekan-rekan dalam kelompoknya.

Meskipun diskusi memiliki beberapa kelemahan, namun diskusi tetap

dianggap sebagai metode yang efektif seperti yang disampaikan oleh Zul (2007)

yang menjelaskan bahwa metode diskusi merupakan metode yang efektif bagi

siswa agar siswa menjdi lebih cepat memahami tentang materi pelajaran.

Pemahaman siswa menjdi lebih cepat karena siswa terlibat secara langsung dalam

pembicaraan mengenai materi yang sedang dibahas.

Menurut Sanjaya (2008: 155) diskusi dapat dilakukan dalam dua bentuk.

Pertama, diskusi kelompok kecil (small group discussion) dengan kegiatan

kelompok kecil. Kedua, diskusi kelas, yang melibatkan semua siswa di dalam

kelas, baik dipimpin langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau

beberapa pemimpin diskusi yang dipilih langsung oleh siswa.

Mulyasa (2006: 89) menyatakan bahwa diskusi kelompok kecil memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Melibatkan sekitar 3 sampai lima orang peserta dalam setiap kelompok. 2. Berlangsung secara informal, sehingga setiap anggota dapat

berkomunikasi langsung dengan orang lain. 3. Memiliki tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok. 4. Berlangsung secara sistematis.

Diskusi kelompok kecil merupakan diskusi kelompok yang terdiri dari 3-

5 siswa. Diskusi kelompok kecil biasanya berlangsung secara informal didalam

kelas, artinya siswa dapat melakukan diskusi secara bebas tetapi masih berada

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

31

pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh guru. Siswa diberi waktu untuk dapat

berkomunikai dengan anggota kelompoknya untuk membahas mengenai masalah

yang terjadi. Diskusi yang berlangsung tersebut memiliki tujuan yang harus

dicapai oleh anggota kelompok, misalnya untuk menyelesaikan suatu masalah

yang telah ada.

Menurut Mulyasa (2006: 90) melalui diskusi kelompok kecil dalam

pembelajaran, memungkinkan peserta didik :

1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam pemecahan suatu masalah. 2. Meningkatkan pemahaman terhadap masalah yang penting dalam

pembelajaran. 3. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi. 5. Membina kerjasama yang sehat dalam kelompok yang kohesif dan

bertanggung jawab Setiap anggota kelompok memiliki pemahaman yang berbeda-beda

mengenai permasalahan yang sedang dibahas dalam diskusi kelompok.

Pemahaman yang berbeda ini merupakan suatu sumber gagasan bagi siswa yang

lain. Kegiatan diskusi akan memberikan peluang bagi siswa untuk saling bertukar

informasi yang dapat dijadikan pemecahan dari permasalahan yang ada.

Suatu kegiatan diskusi akan melatih siswa untuk dapat bekerjasama

dengan anggota kelompok yang lain. Karena dengan kegiatan diskusi ini siswa

dituntut untuk dapat saling memberi dan menerima ide dan gagasan yang diajukan

oleh anggota yang lain.

Langkah-langkah dalam menggunakan metode diskusi dalam

pembelajaran menurut Suwarna (2006: 110) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan judul/masalah yang akan didiskusikan dan memberikan

pengarahan kepada siswa.

b. Guru mengarahkan siswa agar membentuk kelompok-kelompok diskusi.

c. Guru mengamati pelaksanaan diskusi dan memberikan dorongan agar setiap

siswa dapat berpartisipasi secara aktif.

d. Guru menjaga suasana diskusi agar bebas dalam artian siswa bisa bebas untuk

berbicara/menyampaikan pendapat.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

32

e. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi.

Kegiatan diskusi yang akan dimulai hendaknya terlebih dahulu

ditetapkan mengenai suatu masalah yang akan dibahas dalam diskusi. Penetapan

masalah bertujuan supaya diskusi tidak terlalu melebar dalam pembahasannya.

Kegiatan diskusi terkadang membuat siswa merasa takut ataupun kurang percaya

diri untuk mengajukan pendapatnya, oleh sebab itu seorang guru harus

memberikan motivasi kepada siswanya agar siswanya dapat berpartisipasi secara

aktif dalam diskusi.

Suasana diskusi sangat berpengaruh dalam kegiatan diskusi. Suasana

diskusi yang tegang akan membuat siswa menjadi tidak berani untuk mengajukan

pendapatnya, sehingga akan lebih baik apabila guru menciptakan suasana kelas

yang lebih santai bagi siswa agar siswanya dapat berbicara untuk menyampaikan

pendapatnya.

Kegiatan diskusi akan lebih baik apabila tiap kelompok melaporkan hasil

diskusinya. Hasil diskusi yang telah dilaporkan dapat dibahas lebih lanjut dengan

kelompok yang lain, sehingga siswa dapat berlatih untuk mengajukan idenya

didepan komunitas orang yang lebih besar.

Gulo (2002: 135) mengemukakan bahwa metode diskusi merupakan

salah satu metode pengajaran yang dapat melatih siswa untuk bagaimana belajar

dari orang lain,bagaimana untuk memelihara kesatuan kelompok dan belajar

untuk mengambil suatu keputusan yang amat berguna bagi mereka dalam

kehidupan bermasyarakat.

Keberhasilan suatu kegiatan diskusi kelompok akan sangat bergantung

pada kemampuan para anggota kelompok untuk menjaga kesatuan kelompok.

Apabila kesatuan kelompok tidak tercipta dengan baik, makan tujuan kelompok

juga akan susah untuk dicapai.

Pemecahan suatu permasalah dalam kelompok memerlukan suatu

keputusan yang diambil secara bersama oleh anggota kelompok. Pengambilan

keputusan harus disertai dengan sikap lapang dada oleh masing-masing anggota

kelompok supaya tidak terjadi silang pendapat antar anggota kelompok. Sikap

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

33

saling lapang dada dan saling menghargai merupakan sikap yang harus dimiliki

oleh setiap orang dalam hidup bermasyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, alasan penggunaan metode diskusi dalam

pembelajaran adalah untuk melatih siswa menjadi berfikir aktif, kritis, terbuka,

demokratis, berjiwa besar, memiliki emosi yang stabil. Melalui diskusi dapat

menimbulkan partisipasi aktif dari siswa yaitu melalui kreativitas dalam ide,

pendapat, gagasan, prakarsa ataupun terobosan–terobosan baru dalam pemecahan

suatu masalah yang menjadi topik dalam diskusi. Namun dalam diskusi juga dapat

kelemahannya yaitu memerlukan waktu yang lama, dan ada kemungkinan akan

didominasi oleh siswa tertentu yang paling aktif, serta adanya perbedaan pendapat

yang dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat menimbulkan

bentrokan fisik.

Keaktifan diskusi siswa dalam kegiatan kelompok akan dapat

ditingkatkan dengan menggunakan modul, karena didalam modul telah berisi

materi dan permasalahan yang harus didiskusikan oleh siswa.

b. Kerjasama Dalam Kelompok

Cilstrap dan William dalam Roestiyah (2008: 15) menyatakan bahwa

“kerja kelompok sebagai kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil,

yang diorganisir untuk kepentingan belajar”.

Kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang terdiri

dari sejumlah kecil siswa. Anggota kelompok diorganisir dengan baik untuk

kepentingan belajar siswa dalam kelompok. Kepentingan belajar yang dimaksud

adalah untuk melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok, selain itu juga

untuk pengambilan keputusan secara bersama dalam kelompok.

Sanjaya (2008: 241) mengemukakan bahwa “Model pembelajaran

kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan”. Pembelajaran menggunakan sistem kelompok dilakukan dengan

membentuk suatu kelompok-kelompok yang terdiri dari beberapa siswa. Siswa

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

34

yang terlibat dalam kegiatan kelompok berkumpul untuk bekerjasama dalam

rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Menurut David Lazear dalam Arikunto (2002: 12) menyatakan bahwa

ada 7 aspek yang dapat dikategorikan petunjuk untuk mengetahui tinggi

rendahnya tingkat intelegensi seseorang yang salah satu diantaranya adalah

kemampuan dalam hubungan inter-personal. Kemampuan dalam hubungan inter

personal salah satunya adalah kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.

Kemampuan inter-personal merupakan kemampuan seseorang untuk

berhubungan dengan orang lain. Kerjasama dalam kelompok dapat melatih

kemampuan siswa untuk melakukan hubungan dengan orang lain (kemampuan

inter-personal).

Johnson (2009: 163) mengemukakan mengenai pengertian kerjasama

yaitu sebagai berikut:

Kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi akan lebih mungkin untuk menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk menghargai orang lain, mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan membangun persetujuan bersama. Dengan bekerja sama, para anggota kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri dan penuh tanggung jawab, mengandalkan bakat setiap anggota kelompok, memercayai orang lain, mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan.

Kerjasama dalam sebuah kelompok belajar dapat membuat siswa bisa

lebih menghargai orang lain, karena dengan kerjasama terjadi proses pertukaran

pendapat dari anggota kelompok yang ada. Siswa juga dapat berlatih untuk lebih

bertanggung jawab terhadap sesuatu yang ditugaskan kepadanya. Kerjasama

dalam kelompok sangat menjunjung tinggi kepercayaan antar anggota

kelompoknya, sehingga dengan ini siswa bisa belajar untuk memercayai orang

lain.

Siswa hendaknya dibekali dengan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan

kehidupan sosial. Diantaranya adalah siswa dilatih untuk dapat saling bekerjasama

dengan sesamanya. Kerjasama dapat melatih siswa untuk dapat belajar mengatasi

rintangan-rintangan yang ada dan berlatih untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang terjadi secara mandiri dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

35

Kerjasama dalam kelompok dapat meningkatkan kemampuan peserta

didik untuk berinteraksi dengan anggota kelompoknya. Para anggota kelompok

bisa saling mengetahui bakat dan hobi dari masing-masing anggota kelompok,

sehingga diantara anggota kelompok bisa saling memberikan dukungan satu sama

lain untuk kemajuan kelompok.

Kerjasama kelompok ini dapat membuat siswa yang terlibat di dalamnya

menyadari bahwa masing-masing dari mereka memiliki kekuatan dan kelemahan

yang berbeda-beda. Masing-masing anggota dalam kelompok dapat meningkatkan

kekuatan atau kelebihan yang dimilikinya, sehingga kelebihan yang dimiliknya

bisa lebih dimanfaatkan. Kelemahan yang ada dapat dikurangi, sehingga nantinya

tidak merugikan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Johnson (2009: 166) mengatakan bahwa “Karena kerjasama adalah

sesuatu yang alami, kelompok dapat maju dengan baik. Setiap bagian kelompok

saling berhubungan sedemikian rupa sehingga pengetahuan yang dipunyai

seseorang akan menjadi output bagi yang lain, dan output ini akan menjadi input

bagi yang lain lagi”.

Suatu kelompok akan maju apabila para anggota kelompoknya dapat

saling bertukar pikiran demi kemajuan kelompoknya, saling memberikan

masukan ataupun pendapat. Pendapat yang diberikan oleh salah satu anggota

kelompok dapat menjadi masukan bagi anggota yang lain.

Kegiatan kerja sama dalam kerja kelompok dapat memberikan input bagi

anggota kelompok. Input dapat berupa saran untuk orang lain, masukan maupun

saling bertukar pengalaman.

Johnson (2009: 168) mengemukakan “Melalui kerjasama, mereka dapat

menyemai toleransi dan perasaaan mengasihi. Dengan bekerja bersama orang lain,

mereka saling menukar pengalaman yang sempit dan pribadi sifatnya untuk

mendapatkan konteks yang lebih luas berdasarkan pandangan tentang kenyataan

yang lebih berkembang”.

Kerja kelompok dapat mengubah cara pandang siswa bahwa dalam

memandang suatu masalah, ternyata cara pandang setiap siswa hanyalah salah

satu diantara cara pandang yang lain. Para anggota kelompok dapat saling

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

36

bertukar pendapat dan pengalaman hidup. Proses ini dapat membuat anggota

kelompok untuk belajar dari pengalaman orang lain.

Kerja kelompok ada beberapa macam yang menyediakan berbagai

situasi dimana anak-anak dapat berpartisipasi dan bekerja sama dalam kelompok.

Burton dalam Nasution (2000: 152) membagi kelompok menjadi 2 jenis yaitu

kerja kelompok dan diskusi kelompok. Kerja kelompok dan diskusi kelompok

merupakan dua kegiatan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengutamakan

adanya kerja sama dari masing-masing anggota kelompok.

Kerja kelompok dan diskusi kelompok sama-sama merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah. Suatu pemecahan yang hendak

dicapai harus didiskusikan dengan baik oleh anggota kelompok. diskusi yang baik

dalam kelompok memerlukan adanya suatu kerja sama yang baik antar anggota

kelompok.

Sriyono (2002: 91) menjelasakan mengenai manfaat kerjasama yaitu

sebagai berikut:

a. Meningkatkan hasil belajar.

b. Menumbuhkan rasa sosial dan solidaritas siswa.

c. Membentuk manusia yang berbudi tinggi dan berakhlak mulia.

d. Menghilangkan perasaan rendah diri, pemalu dan egois.

e. Memberikan pengalaman baru bagi siswa.

Kerjasama yang berlangsung dengan baik akan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama untuk

“kebaikan”. Kegiatan kelompok akan melatih siswa untuk dapat saling membantu

sesame anggota kelompok. Kegiatan saling membantu merupakan salah satu

faktor yang penting dalam kehidupan sosial. Sikap saling membantu secara

perlahan akan membuat siswa menjadi percaya diri dan tidak rendah diri.

Budi pekerti seseorang tidak akan muncul begitu saja, melainkan dari

suatu proses. Kegiatan kelompok yang mengutamakan adanya kerjasama antar

anggota kelompok merupakan salah satu proses untuk membentuk individu yang

berbudi tinggi dan melatih siswa untuk tidak egois atau memikirkan diri sendiri.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

37

Pembelajaran menggunakan modul merupakan pembelajaran yang

menuntut siswa untuk dapat belajar secara mandiri. Belajar secara mandiri ini

dapat dilakukan dengan adanya kegiatan kelompok. kegiatan kelompok dapat

melatih siswa untuk dapat bekerja sama dengan anggota kelompok.

2. Penggunaan Modul

Modul merupakan suatu sumber belajar bagi siswa yang memuat

mengenai suatu bahasan tertentu dari suatu materi yang penyusunannya dibuat

sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk lebih mudah dalam

mempelajarinya. Modul biasanya disertai dengan pedoman penggunaan, sehingga

memungkinkan para guru dan siswa untuk lebih mudah mempelajarinya dan

memahaminya.

Winkel (2007: 476) mengemukakan mengenai pengertian modul yaitu sebagai berikut:

Istilah “modul” (modul) dapat menunjuk pada suatu unit waktu: kurang lebih 20 menit, atau pada suatu paket pengajaran yang memuat pedoman bagi guru dan bahan pelajaran bagi siswa. Dalam pengertian yang terakhir, modul merupakan satuan program belajar-mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional).

Modul memuat suatu materi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Siswa

dapat mempelajarinya secara mandiri maupun secara bersama-sama dengan teman

kelompok. Modul dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa artinya modul dapat

diajarkan oleh siswa untuk dirinya sendiri. Modul memuat pedoman pengajaran

bagi guru dan siswa dimana dalam modul dapat ditetapkan untuk batasan waktu

penggunaan modul.

Pembelajaran dengan sistem modul menurut Mulyasa (2006: 43)

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa saja yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukan dan sumber belajar apa yang harus digunakan.

2. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam setiap modul harus : (1) memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya; (2) memungkinkan

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

38

peserta didik mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.

3. Pengalaman belajar pada modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar tapi lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.

4. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.

5. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan karakteristik modul di atas maka dalam penyusunan modul

harus memperhatikan sumber informasi yang digunakan, karakteristik peserta

didik, tujuan pembelajaran dan materi yang disajikan, agar modul yang dihasilkan

dapat memberikan informasi yang benar dan jelas serta sesuai dengan

karakteristik peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan modul memungkinkan siswanya dapat

mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya secara

mandiri. Modul juga dapat memfokuskan siswa mengenai materi pelajaran apa

saja yang hendak dipelajari karena di dalam modul terdapat materi spesifik yang

akan dipelajari

Modul yang digunakan siswa dalam pembelajaran dapat membantu siswa

untuk dapat belajar secara aktif. Belajar secara aktif bisa dilakukan dengan cara

siswa saling bermain peran dalam kegiatan kelompok dan siswa juga dapat

melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok.

Lebih lanjut Mulyasa (2006: 44) mengemukakan bahwa pembelajaran

menggunakan modul melibatkan beberapa komponen yang diantaranya adalah:

a. Pendahuluan; yang berisi deskripsi umum, seperti materi yang disajikan,

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai setelah belajar,

termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari modul

tersebut.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

39

b. Tujuan Pembelajaran; berisi tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai

peserta didik setelah mempelajari modul. Dalam bagian ini dimuat pula tujuan

terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai tujuan.

c. Tes Awal; yang digunakan untuk menetapkan posisi peserta didik dan

mengetahui kemampuan awalnya, untuk menentukan dari mana ia harus

memulai belajar, dan apakah perlu untuk mempelajari atau tidak modul

tersebut.

d. Pengalaman Belajar; yang berisi rincian materi untuk setiap tujuan

pembelajaran khusus, diikuti dengan penilaian formatif sebagai balikan bagi

peserta didik tentang tujuan belajar yang dicapainya.

e. Sumber Belajar; berisi tentang sumber-sumber belajar yang dapat ditelusuri

dan digunakan oleh peserta didik.

f. Tes Akhir; instrumen yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang

digunakan dalam tes awal, hanya lebih difokuskan pada tujuan terminal setiap

modul.

Suatu modul dapat dikatakan baik apabila modul memiliki komponen-

komponen yang relevan. Komponen-komponen modul yang ada nantinya akan

mempermudah siswa untuk mempelajari modul. Tujuan pembelajaran merupakan

suatu hal yang sangat penting untuk dicantumkan di dalam modul, karena tujuan

pembelajaran memuat mengenai berbagai hal yang akan dicapai dengan

pembelajaran menggunalkan modul.

Pengalaman belajar yang tercantum di dalam modul akan memudahkan

siswa untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari. Tes awal dan tes akhir

sangat diperlukan karena digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

siswa sebelum dan sesudah digunakan modul.

Pembelajaran modul menuntut siswa untuk belajar secara sendiri dalam

kelompok. Siswa mendapat kesempatan untuk membaca sendiri uraian materi

yang sudah ada di dalam modul, menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas-

tugas yang ada di dalam modul.

Pearce (2009) menyatakan bahwa “Many students were enthusiastic

about the opportunity the module gave them to exercise their thinking abilities.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

40

Siswa akan lebih antusias dan semangat belajar karena dengan adanya modul

dapat melatih kemampuan berfikir siswa.

Salah satu kemampuan berfikir yang dapat dikembangkan dari

pembelajaran menggunakan modul adalah siswa dapat dilatih untuk belajar

mandiri. Siswa juga dapat dilatih untuk saling melakukan diskusi dengan teman

dalam kelompok, sehingga kemampuan siswa dapat meningkat secara bersama,

baik kemampuan dalam berfikir maupun kemampuan dalam bekerja sama dengan

orang lain.

Kegiatan belajar menggunakan modul lebih menuntut siswa untuk aktif

belajar sendiri, sehingga peran guru dalam kegiatan belajar menjadi berkurang.

Guru tidak lagi sebagai tokoh utama yang bertugas penyampai materi pelajaran,

akan tetapi guru dalam pembelajaran sistem modul menurut Mulyasa ( 2006: 45)

bertugas untuk mengorganisasikan dan mengatur proses belajar. Tugas guru

untuk mengorganisasikan dan mengatur proses belajar antara lain:

a. menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif

b. membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami isi

modul atau pelaksanaan tugas

c. melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.

Memperhatikan tugas guru dalam pembelajaran modul seperti yang

tercantum dalam uraian di atas maka dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran

modul siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga

dengan penggunaan sistem pembelajaran modul dalam proses belajar mengajar

biologi siswa Sekolah Menengah Atas diharapkan mampu meningkatkan peran

aktif siswa dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat

diketahui dalam keaktifan siswa selam kegiatan diskusi siswa berlangsung.

Nasution (2005: 207) mengatakan bahwa pengajaran modul dapat

menghilangkan rasa persaingan di kalangan siswa oleh sebab itu semua dapat

mencapai hasil tertinggi. Pengajaran modul dapat membuka jalan untuk

terciptanya kerja sama.

Persaingan antar siswa merupakan hal yang wajar dalam suatu

lingkungan belajar, akan tetapi melalui pembelajaran modul dapat mengurangi

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

41

persaingan. Persaingan berkurang karena semua siswa mendapat kesempatan

untuk mendapat nilai tertinggi.

3. Pelestarian Lingkungan

Manusia hidup membutuhkan kehadiran tumbuh-tumbuhan dan hewan

yang sekaligus berfungsi sebagai sumber kehidupannya. Oleh karena itu tumbuh-

tumbuhan, hewan dan alam sekitarnya disebut sebagai lingkungan hidup manusia.

Lingkungan tersebut terbentuk sebelum manusia berada di bumi.

Sunu (2001: 10) mengatakan bahwa ”Lingkungan merupakan kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di

dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.”

Suatu lingkungan memiliki benda, daya, dan makhluk hidup. Manusia

salah satu yang termasuk di dalam lingkungan. Manusia dan perilaku manusia

yang berada di dalam suatu lingkungan memiliki pengaruh terhadap kelangsungan

suatu lingkungan.

Alim (1996: 124) menjelaskan mengenai lingkungan bahwa lingkungan

merupakan segala sesuatu yang berada di sekeliling makhluk hidup yang

berpengaruh dan mendukung pada eksistensi dan keberlanjutan kehidupannya.

Setiap makhluk hidup mempunyai dan memerlukan suatu lingkungan tertentu.

Setiap makhluk hidup tinggal dalam suatu lingkungan. Lingkungn

tempat manusia maupun makhluk hidup tinggal sangat berpengaruh terhadap

keberlangsungan kehidupan makhluk tersebut. Apabila lingkungan tempat tinggal

makhluk hidup tersebut rusak, maka akan mengganggu keberlangsungan

kehidupan makhluk yang ada di dalamnya.

Pengertian Lingkungan menurut Ensiklopedi Nasional (1999: 395) adalah sebagai berikut:

Lingkungan/lingkungan hidup dapat dibagi sebagai lingkungan hidup alamiah dan lingkungan hidup binaan. Lingkungan hidup alamiah adalah suatu sistem amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup dan komponen-komponen biotik lainnya, tanpa adanya dominasi manusia.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

42

Supardi (1994: 171) berpendapat bahwa usaha untuk melestarikan

lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan merupakan salah satu usaha

yang perlu dilakukan. Tujuan dari pengelolaan lingkungan adalah untuk

mencegah kemunduran populasi sumber daya alam yang dikelola dan sumber

daya alam lain yang ada di sekitarnya dan mencegah pencemaran limbah yang

dapat membahayakan lingkungan.

Lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup, sehingga kelestarian

lingkungan perlu untuk dijaga demi kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada

di dalamnya. Salah satu masalah lingkungan yang akhir-akhir ini terjadi adalah

terjadinya kelongsoran tanah di daerah pegunungan.

Manusia sebagai penghuni lingkungan hendaknya dalam berinteraksi

dengan lingkungan juga memperhatikan mengenai kelestarian lingkungannya.

Usaha untuk melestarikan lingkungannya, manusia mulai menyadari akan

pentingnya dilakukan usaha-usaha untuk melestarikan lingkungan, diantaranya

adalah penghijauan tanah-tanah gundul, perbaikan dan pengawetan tanah.

Tanah yang gundul atau tanah yang tidak tertutup oleh tanaman akan

sangat mudah mengalami erosi. Menurut Kartasapoetra (1987: 35), erosi

merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air

dan angin baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat

tindakan/perbuatan manusia.

Erosi dapat terjadi karena pengaruh air dan angin. Desakan air dan angin

dapat terjadi secara alami atau karena perbuatan manusia. Salah satu contoh

peristiwa yang dapat menyebabkan erosi karena pengaruh kegiatan manusia

adalah kesalahan pada pengelolaan tanah dalam pelaksanaan pertaniannya.

Kertasapoetra (1987: 37) membagi faktor-faktor yang dapat

menyababkan tejadinya erosi, yaitu:

a. Iklim

b. Faktor tanah

c. Faktor bentuk wilayah (topografi)

d. Faktor tanaman penutup tanah ( vegetasi)

e. Faktor kegiatan manusia.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

43

Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya laju/kecepatan pengikisan

tanah. Topografi mempengaruhi terhadap kecepatan laju air di permukaan tanah

yang mengangkut partikel-partikel tanah. Vegetasi memiliki peranan penting bagi

tanah, karena jenis vegetasi yang ada di permukaan tanah memiliki sifat untuk

melingdungi tanah dan dapat memperbaiki susunan tanah karena akar-akar yang

dimilikinya.

Usaha yang dilakukan untuk mencegah dan atau mengendalikan erosi

ini, hendaknya diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi,

seperti antara lain faktor iklim, tanah, bentuk wilayah (misal kemiringan ),

vegetasi penutup tanah dan kegiatan manusia (1989: 143). Lebih lanjut

Kartasapoetra (1989: 143) mengatakan prinsip-prinsip yang digunakan dalam

mengendalikan erosi adalah :

1. memperbesar resistensi permukaan tanah sehingga lapisan permukaan tanah tahan terhadap pengaruh tumbukan butir-butir hujan;

2. memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, sehingga lajunya aliran permukaan dapat diredusir (dikurangi);

3. meredusir lajunya aliran permukaan agar daya kikisnya terhadap tanah yang dilaluinya dapat diperkecil;

4. memperbesar resistensi tanah sehingga daya rusak dan daya hanyut aliran permukaan terhadap partikel-partikel tanah dapat diperkecil atau diredusi.

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas, salah satu usaha yang dilakukan untuk

mengatasi erosi adalah dengan cara mekanik yaitu dengan pembuatan sengkedan-

sengkedan atau teras-teras. Pengendalian erosi dengan cara ini memerlukan biaya

yang mahal, akan tetapi demi terhindarnya erosi yang bisa mengakibatkan

kerugian yang lebih besar, maka tidak ada ruginya apabila cara mekanik ini

digunakan untuk mengatasi erosi.

Usaha mempertahankan tanah-tanah pertanian pada daerah lereng agar

bagian-bagian tanah tidak mudah terkikis dan terhanyut adalah dengan cara

pembuatan sengkedan-sengkedan (teras). Pembuatan sengkedan harus

memperhatikan keadaan tanah dan kemiringan tanah untuk mengendalikan aliran

air permukaan (run off).

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

44

Makin panjang lereng itu maka lajunya aliran air permukaan akan makin

cepat, daya kikis dan daya angkutnya, makin besar sehingga pengikisan dan

penghanyutan tanah akan berlangsung dengan besar pula. Bennet dalam

Kartasapoetra (1989: 123) mengatakan bahwa garis besarnya terdapat 3 macam

sengkedan (teras) yaitu:

a. Bench terrace atau Teras bangku yang direncanakan/dibangun untuk: (1) Mengendalikan erosi (pengikisan dan penghanyutan) dengan

mengurangi kemiringan pada tanah atau daerah-daerah yang dijadikan lahan pertanian.

(2) Menjadikan tanah yang curam agar memungkinkan digunakan sebagai tanah pertanian.

b. Graded terrace atau Teras berlereng direncanakan/dibangun untuk menahan dan mengalihkan aliran air pemukaan agar kecepatannya berkurang dan tidak erosif.

c. Level terrace atau Teras datar yang direncanakan/dibangun untuk mengurung/menahan dan mengawetkan air hujan pada daerah-daerah curah hujan yang rendah.

Teras-teras bangku biasanya dibangun pada tanah pertanian yang

mempunyai kemiringan sekitar 10% sampai 30%. Pembuatan teras-teras bangku

biasanya di daerah perkebunan dan persawahan yang terletak di daerah dataran

tinggi. Teras-teras yang datar biasanya digunakan pada daerah yang kering karena

untuk menahan limpahan air hujan. Menurut Ramdhon Bermanakusumah (1978)

dalam Kartasapoetra (1989: 125) mengatakan bahwa pada umumnya teras datar

dibuat pada tempat-tempat dengan kemiringan sekitar 2%, dimana curah hujan

relatif rendah serta permeabilitas tanah yang tinggi. Teras berlereng hanya

digunakan pada tanah-tanah berlereng dengan kemiringan sekitar 3% sampai 8%

dan curah hujannya besar serta permeabilitas yang rendah atau kurang. Makin

tinggi tingkat kemiringan tanah yang akan diteras, maka lebar teras yang akan

dibuat harus makin sempit, hal ini dilakukan agar lapisan bawah tanah yang perlu

digali tidak terlalu besar.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

45

B. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran Biologi yang masih sering terjadi di dalam dunia

pendidikan di Indonesia adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru

(teacher centered). Pembelajaran yang berpusat pada guru hanya menuntut siswa

untuk menerima apa saja yang dianggap penting oleh guru, sedangkan siswa

hanya dituntut untuk menghafal materi-materi yang telah disediakan oleh guru.

Masih banyak guru yang kurang begitu menyukai apabila banyak siswanya

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan meluas dari konteks

materi yang disampaikan guru.

Pembelajaran yang berpusat pada guru sebenarnya akan menghambat

aktivitas dan kreativitas. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan-

kemampuan yang dimilikinya.

Salah satu cara yang hendaknya dapat dilakukan oleh guru agar siswa

dapat aktif dan kreatif adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif

dan menciptakan suasana yang dapat membuat siswa memiliki kepercayaan diri

dalam belajar, menyediakan sumber belajar yang dapat memacu siswa untuk lebih

aktif dalam pembelajaran, memiliki kemampuan komunikasi ilmiah yang bebas,

dan mengekspresikan kreativitas yang dimilikinya.

Permasalah-permasalahn yang berhubungan dengan masih kurangnya

keaktifan siswa dalam diskusi dan kurangnya kerja sama siswa dalam kegiatan

kelompok salah satunya disebabkan karena dalam pembelajaran yang

dilaksanakan hanya menggunakan buku teks yang dirasa masih belum memotivasi

siswa untuk dapat melaksanakan diskusi dengan baik.

Kurang aktifnya siswa dalam kegiatan diskusi dan kurangnya kerjasama

siswa dalam kegiatan diskusi dapat diatasi dengan menggunakan suatu inovasi

dalam pembelajaran Biologi. Salah satu inovasi yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa adalah

pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran. Modul pembelajaran

yang digunakan adalah modul pembelajaran hasil penelitian.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

46

Modul pembelajaran yang digunakan merupakan modul pembelajaran

yang didalamnya memuat hasil penelitian tentang Pelestarian Lingkungan

khususnya penanggulangan erosi dengan cara pembuatan sengkedan (teras).

Selanjutnya modul hasil penelitian digunakan oleh guru dan siswa untuk

menunjang pembelajaran Biologi sehingga nantinya dalam pembelajaran Biolgi

siswa dapat kreatif dan aktif terlibat dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran yang menggunakan modul hasil penelitian, guru

bertindak sebagai fasilitator. Modul yang digunakan dalam pembelajaran telah

memuat mengenai materi yang akan dipelajari oleh siswa dan petunjuk-petunjuk

untuk menggunakan modul tersebut. Sehingga siswa dapat membaca dan

mempelajari modul tersebut secara sendiri maupun dengan teman dalam

kelompoknya.

Pembelajaran dengan modul dalam pelaksanaannya juga menuntut

adanya diskusi kelompok dalam memahami materi dan mencari alternatif

penyelesaian dari permasalahan yang berhubungan dengan materi dalam modul

serta menuntut adanya kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas yang terkait

dengan materi dalam modul.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

47

Sumber belajar yang digunakan berupa buku teks.

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Alternatif Pemecahan Masalah :

P

R

O

S

E

S

Penelitian di laboratorium sebagai dasar untuk pembuatan modul

Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil Penelitian

INPUT :

Variasi

Karakteris

tik Siswa Permasalahan : 2. Kurangnya kerja sama siswa 3. Kurangnya ketrampilan

berdiskusi siswa

OUTPUT : 2. Kualitas pembelajaran

meningkat. 3. Kualitas guru mengajar

meningkat.

Manfaat : 1. Siswa aktif bekerja sama. 2. Siawa terampil berdiskusi.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Penelitian Laboratorium

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian Laboratorium mengenai Pelestarian Lingkungan di lakukan di

dua laboatorium, yaitu di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UNS untuk

pembuatan sengkedan, dan di Laboratorium Pusat MIPA UNS untuk pengukuran

total bahan padatan dalam air atau Total Suspended Solid (TSS).

b. Waktu Penelitian

Tahap Penelitian Pelestarian Lingkungan ada dua, yaitu pembuatan

sengkedan dan pengukuran TSS. Pembuatan sengkedan dilakukan pada bulan

Maret 2009. Pengukuran TSS dilakukan pada bulan April 2009.

2. Bentuk dan Strategi Penelitian

a. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah eksperimen dengan mengambil topik mengenai

Pelestarian Lingkungan yang difokuskan pada masalah tentang erosi.

b. Strategi Penelitian

Penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan dilakukan sebelum

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan. Tujuannya adalah penelitian

mengenai Pelestarian Lingkungan adalah sebagai bahan untuk pembuatan modul

yang nantinya akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Strategi yang dilakukan dalam penelitian Pelestarian Lingkungan adalah

sebagai berikut:

1) Pembuatan sengkedan

Proses pembuatan sengkedan dilakukan di Laboratorium Pendidikan

Biologi FKIP UNS. Sengkedan yang dibuat ada 4 macam, yaitu sengkedan yang

ditanami rumput di seluruh permukaan, sengkedan yang ditanami sedikit rumput,

sengkedan yang ditanami rumput dan beberapa tanaman, dan sengkedan yang

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

49

tidak ditanami rumput maupun tanaman. Jenis rumput yang digunakan adalah

rumput jepang (Zoysia japonica) dan jenis tanaman yang digunakan adalah

tanaman tetean kuning (Justicia gendurosa). Sengkedan dibuat dengan jenis

sengkedan yang memiliki siku 90° atau biasa disebut dengan tersering balok..

Alat yang digunakan dalam pembuatan sengkedan ini adalah : palu,

sekop, dan cangkul. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sengkedan ini

adalah : kayu, tanah, air, rumput, paku, dan kaca.

Berikut adalah gambar miniature terasering:

Terasering I

Terasering II

Terasering III

Terasering IV

Gambar 2. Model Terasering

Keterangan:

Terasering I : Terasering yang ditanami rumput secara keseluruhan diseluruh

permukaan, rumput yang digunakan adalaah rumput jepang

(Zoysia japonica).

Terasering II : Terasering yang ditanami sedikit rumput, tetapi ditanami beberapa

jenis tanaman lain. Rumput yang digunakan adalah rumput

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

50

jepang (Zoysia japonica) dan jenis tanaman yang digunakan

adalah tanaman tetean kuning (Justicia gendurosa).

Terasering III : Terasering yang ditanami sedikit rumput tanpa ditanami tanaman

lain, rumput yang digunakan adalah rumput jepang (Zoysia

japonica).

Terasering IV : Terasering yang hanya berisi tanah dan tidak ditanami tanaman

apapun.

2) Pengukuran Total Suspended Solid (TSS) atau Total Bahan Padatan

Pengukuran TSS dilakukan di Laboratorium Pusat MIPA UNS. Air yang

digunakan untuk pengukuran TSS diambil dari air hasil penyiraman pada

sengkedan. Alat yang digunakan untuk pengukuran TSS adalah : kertas saring,

gelas ukur, alat penyaring, oven, desikator. Bahan yang digunakan untuk

pengukuran TSS adalah : aquades, air sample (air hasil penyiraman sengkedan).

Penghitungan TSS menurut Aleart (1991: 143) dilakukan dengan

menggunakan rumus :

mg/l residu tersuspensi = mlsampel

xBA 1000)( -

Keterangan :

A = berat kertas saring berisi residu tersuspensi dalam mg.

B = berat kertas saring kosong dalam mg.

3) Sumber Data

Data dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi

pengukuran kualitas air terkait dengan total bahan padatan dalam air (TSS) yang

diukur di laboratorium.

4) Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan untuk pengukuran TSS adalah :

a. Menyiram sengkedan dengan air.

b. Air hasil penyiraman ditampung kemudian air digunakan untuk menghitung

TSS.

c. Pengukuran TSS dilakukan di laboratorium.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

51

B. Penyusunan Modul Pembelajaran

Modul hasil penelitian disusun berdasarkan data dan analisis data dari

hasil penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan mengenai TSS. Modul hasil

penelitian juga disusun berdasarkan beberapa referensi yaitu berupa buku dan

sumber dari internet.

Susunan modul disesuaikan dengan aturan pembuatan modul yang telah

disampaikan oleh Mulyasa (2006: 43). Susunan modul terdiri dari pendahuluan,

tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar (referensi), tes

akhir. Modul juga disertai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci jawaban

LKS.

Pembuatan modul hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku. Sehingga

modul pembelajaran hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi

siswa.

C. Penelitian Tindakan Kelas

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas berupa implementasi modul pembelajaran

hasil penelitian tentang Pelestarian Lingkungan dilaksanakan di Sekolah

Menengah Atas Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 di kelas X-6.

b. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Mei - Juni

2009.

2. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK), yang bersifat kualitatif. Penelitian dilaksanakan berdasarkan hasil

observasi yang menunjukkan bahwa 57,72% siswa kurang kerja sama dan 52,69%

siswa tidak aktif dalam diskusi. Prinsip dalam penelitian adalah penggunaan

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

52

modul hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas belajar terutama dalam aspek

keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok. Pokok

bahasan yang digunakan adalah mengenai Pelestarian Lingkungan. Pelaksanaan

tindakan dilakukan melalui berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Solusi terhadap permasalahan dibuat berdasarkan kajian teori dan input

dari lapangan yaitu berupa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran

di kelas. Adapun solusi yang dimaksud adalah tindakan yang berupa penggunaan

modul hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas

proses pembelajaran yang diukur pada dua aspek yaitu : kerjasama dan keaktifan

diskusi siswa dalam kelompok pada pokok bahasan Pelestarian Lingkungan.

Penerapan tindakan digunakan secara berulang atau siklus dalam setiap

pembelajaran. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal mengenai

penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan.

3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang

keadaan pembelajaran siswa yang berupa deskripsi kualitatif. Sumber data dalam

penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :

a. Informasi yang diperoleh dari guru dan siswa.

b. Tempat berlangsungnya aktivitas pembelajaran yang berupa catatan observasi

dari peneliti.

c. Dokumen yang berupa kurikulum, silabus, buku penilaian dan buku referensi

mengajar.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data meliputi observasi,

wawancara dan angket.

a. Observasi

Observasi dilakukan terhadap siswa selama siswa melaksanakan

kegiatan diskusi kelompok. Observasi dilakukan di bagian belakang ruang kelas.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

53

Observasi yang dilakukan difokuskan pada kerjasama siswa dalam kelompok dan

keaktifan berdiskusi siswa. observasi dilakukan oleh observer dan guru karena

untuk menghindari adanya subyektivitas.

b. Wawancara atau diskusi

Wawancara merupakan salah satu data penelitian yang diambil dari

siswa dan guru. Wawancara dilakukan sesuai dengan pelaksanaan penelitian.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh balikan tentang proses pembelajaran

yang berlangsung selama penelitian. Beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan

wawancara atau diskusi adalah:

1). Meminta pendapat dari guru maupun siswa mengenai pelaksanaan proses

kegiatan pembelajaran di kelas yang meliputi kelebihan, kekurangannya dan

hambatan yang terjadi di kelas.

2). Mengungkapkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas.

3). Mendiskusikan hal-hal yang ditemukan selama observasi dengan guru,

kemudian secara bersama menyamakan persepsi, sehingga apabila ada

kekurangan yang terjadi, maka kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada

siklus selanjutnya.

c. Angket

Angket dibagikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai aspek yang

terkait dengan proses pembelajaran terutama dari aspek kerjasama siswa dalam

kelompok dan keaktifan diskusi siswa dalam kegiatan kelompok.

Setiap siswa diberi 3 macam angket, yaitu angker keaktifan diskusi

siswa dalam kegiatan kelompok, angket kerjasama dan angket performance guru

dalam mengajar.

Ketiga macama angket yang digunakan berupa angket langsung dan

sekaligus memberikan alternatif jawaban. Menurut Suharsimi, alternatif jawaban

angket ada 4, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS). Teknik penilaian angket mengacu pada Arikunto (2006: 242)

yaitu :

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

54

Tabel 1. Teknik Penilaian Angket

Skor Skor untuk aspek yang dinilai (+) (-)

Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

5. Validitas Data

Validitas data diketahui dengan menggunakan teknik triangulasi data.

Menurut Lexy J. Maleong (2007: 330) triangulasi data adalah teknik

pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data

dan metode. Triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tapi

dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah berupa wawancara, observasi

dan angket.

Berikut merupakan skema triangulasi data:

Gambar 3. Skema Trianggulasi Sumber Data Penelitian

(Sutopo, 2002: 81)

6. Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tinadakan kelas dianalisa menggunakan

teknik analiasa deskriptif kualitatif. Teknis analisa data mengacu pada model analisis

Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang mencakup tiga komponen yaitu:

Angket

Observasi

Wawancara

Siswa Data

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

55

a. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan

penyerdehanaan data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian singkat,

menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.

b. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik dari hasil

reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi pada masing-

masing siklus.

c. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh dari lapangan

disajikan dalam narasi informasi secara sistematis dan bermakna

7. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksakan tindakan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997) dalam

Wiriaatmadja (2006: 66) yang berupa model spiral.

a. Siklus 1

1) Tahap Perencanaan

Tahap-tahap yang ada dalam tahap perencanaan adalah meliputi

penyusunan instrument pembelajaran yang terdiri dari angket dan lembar observai

keaktifan diskusi siswa, angket dan lembar observasi kerjasama siswa, angket dan

lembar observasi performance guru, terasering, modul pembelajaran hasil

penelitian, pedoman wawancara, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-1 dengan penerapan modul

pembelajaran hasil penelitian yang didalamnya dilengkapi dengan materi

untuk dipelajari oleh siswa dan terdapat permasalahan-permasalahan harus

dipecahkan oleh siswa secara bersama-sama dalam kelompok melalui kegiatan

diskusi.

b) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-2 siswa mempresentasikan

hasil diskusi kelompok masing-masing.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

56

3) Tahap Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan angket

dan lembar observasi keaktifan diskusi siswa, angket dan lembar observasi

kerjasama siswa, angket dan lembar observasi performance guru

4) Tahap Refleksi

Tahap analisis dan refleksi meliputi kegiatan yang mengulas perubahan

yang terjadi pada keaktian diskusi siswa dan kerjasama siswa sebagai bahan

perencanaan pada siklus II.

b. Siklus II

1) Tahap Perencanaan

Tahap-tahap yang ada dalam tahap perencanaan adalah meliputi

penyusunan instrument pembelajaran yang terdiri dari angket dan lembar observai

keaktifan diskusi siswa, angket dan lembar observasi kerjasama siswa, angket dan

lembar observasi performance guru, terasering, modul hasil penelitian, pedoman

wawancara, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II.

2) Tahap Pelaksanaan

a) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-1 dengan penerapan modul

pembelajaran hasil penelitian yang didalamnya dilengkapi dengan materi

untuk dipelajari oleh siswa dan terdapat permasalahan-permasalahan harus

dipecahkan oleh siswa secara bersama-sama dalam kelompok melalui kegiatan

diskusi.

b) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-2 siswa mempresentasikan

hasil diskusi kelompok masing-masing.

3) Tahap Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan angket

dan lembar observasi keaktifan diskusi siswa, angket dan lembar observasi

kerjasama siswa, angket dan lembar observasi performance guru.

4) Tahap Refleksi

Tahap analisis dan refleksi meliputi kegiatan yang mengulas perubahan

yang terjadi pada keaktian diskusi siswa dan kerjasama siswa.

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

57

c. Tindak Lanjut

Target pada penelitian yang dilakukan adalah 75% siswa dapat aktif

berdiskusi dan 75 % siswa dapat melakukan kerjasama dengan baik dalam

kegiatan kelompok. Apabila target yang ingin dicapai tersebut belum tercapai,

maka siklus akan berulang sampai target yang telah ditentukan dapat tercapai.

Akan tetapi apabila pada siklus pertama target yang telah ditentukan telah tercapai

maka siklus akan dihentikan.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

58

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis dan Mc Taggart dalam Wiriaatmadja (2006: 21)

Plan

Reflect

plan

Reflect

Act & Observ

Act & Observ

Perencanaan Penyusunan instrument pembelajaran : angket Keaktifan berdiskusi siswa, angket kerjasama, silabus, rencana pengajaran, media pembelajaran untuk siklus I, modul pembelajaran hasil penelitian.

Pelaksanaan Optimalisasi penggunaan modul hasil penelitian dalam KBM I dan KBM II. Setiap kelompok mendapatkan 1 modul pembelajaran hasil penelitian

Evaluasi Evaluasi keaktifan diskusi siswa, kerjasama siswa dengan angket. Data pendamping : · Observasi guru dan

siswa

Perencanaan Merancang perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus 2 sesuai dengan refleksi pada siklus 1.Penyusunan instrumen pembelajaran : rencana pengajaran dan modul pembelajaran hasil penelitian untuk pembelajaran untuk siklus II

Pelaksanaan Optimalisasi penggunaan modul hasil penelitian dalam KBM III dan KBM IV. Setiap siswa mendapatkan 1 modul pembelajarn hasil penelitian

Evaluasi Evaluasi keaktifan diskusi siswa, kerja sama dengan angket Data pendamping : · Observasi guru

dan siswa

Refleksi Mengemukakan hasil dan hal-hal yang ditemukan pada siklus 2 untuk selnjutnya dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya

Tindak Lanjut Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian Sehingga keaktifan diskusi siswa dan kerja sama siswa meningkat.

Refleksi Hasil pelaksanaan tindakan 1 menunjukkan bahwa keaktifan diskusi dan kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok masih belum tuntas dan belum mencapai target.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN LABORATORIUM

Penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan mengambil pokok

permasalahan mengenai erosi yang terjadi pada lahan miring akibat pengaruh

siraman air yang tidak terkendali. Erosi merupakan bencana yang sudah tidak

asing lagi bagi siswa. Tanah gundul pada lahan miring akan mudah tererosi

apabila tanah tersebut tersiram oleh air dengan jumlah air yang tidak terkendali.

Penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan tentang erosi dilakukan

diawali dengan pembuatan miniatur terasering pada kotak kayu yang berbentuk

balok dengan ukuran 50 cm x 60 cm x 40 cm. Terasering dibuat sebanyak 4 buah

dengan bentuk dan ukuran yang sama tetapi masing-masing memiliki perbedaan.

Perbedaan yang ada pada masing–masing terasering adalah perbedaan pada

tanaman dan jumlah tanaman yang ditanam pada permukaan terasering.

Perbedaan pada terasering dibuat dengan tujuan untuk mengetahui

adanya perbedaan antara terasering yang satu dengan yang lain apabila terasering

disiram dengan air. Terasering I dibuat dengan seluruh permukaan yang tertutup

dengan rumput secara keseluruhan. Rumput yang digunakan adalah jenis rumput

jepang (Zoysia japonica). Terasering II dibuat dengan ditanami rumput akan tetapi

jumlah rumputnya hanya sedikit dan pada terasering II juga ditanami dengan

tanaman yang lain selain rumput. Terasering III dibuat dengan ditanami rumput

tetapi tidak pada seluruh permukaan, tapi hanya sebagian permukaan saja yang

tertutup rumput. Rumput yang digunakan masih sama dengan rumput yang

digunakan pada terasering I. Terasering IV dibuat tanpa ditanami dengan tanaman

apapun atau hanya tanah saja.

Miniatur terasering yang telah siap digunakan selanjutnya diberi

perlakuan dengan cara diguyur dengan air yang volumenya sama untuk masing-

masing terasering. Air yang telah diguyurkan pada terasering kemudian

ditampung pada suatu wadah yang telah disediakan. Air yang ditampung

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

60

kemudian digunakan untuk menghitung TSS ( Total Suspended Solid ).

Penghitungan TSS bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan padatan pada air.

Hasil perhitungan TSS dapat dilihat pada Tabel 2. berikut :

Tabel 2. Data hasil penelitian TSS

Jenis Terasering

A (mg)

B (mg)

(A-B) (mg)

TSS (mg/l)

Terasering I 0,868 0,813 0,55 5,5

Terasering II 0,809 0,772 0,37 3,7

Terasering III 0,875 0,812 0,63 6,3

Terasering IV 4,581 0,798 3,783 37,83

Keterangan:

Terasering I : Terasering yang ditanami rumput secara keseluruhan diseluruh

permukaan.

Terasering II : Terasering yang ditanami sedikit rumput, tetapi ditanami beberapa

jenis tanaman lain.

Terasering III : Terasering yang ditanami sedikit rumput tanpa ditanami tanaman

lain.

Terasering IV : Terasering yang tidak ditanami tanaman apapun.

A : berat kertas saring berisi residu tersuspensi dalam mg.

B : berat kertas saring kosong dalam mg

Berdasarkan data pada Tabel 2. diketahui bahwa TSS paling besar adalah

pada jenis terasering IV yaitu terasering yang hanya terdiri dari tanah, yaitu

sebesar 37,83 mg/l. Hasil pada terasering yang hanya berisikan tanah memiliki

nilai TSS paling besar karena pada media yang hanya berisi tanah maka tanahnya

akan lebih mudah terkikis apabila ada air yang mengalir, sehingga jumlah bahan

padatan yang larut juga lebih besar.

Tanah yang mudah terkikis disebabkan karena pada tanah tidak ada akar

tanaman yang dapat berguna untuk menahan aliran air. Sehingga apabila tidak ada

penahannya, maka air akan lebih mudah terkikis.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

61

Hasil residu tersuspensi (TSS) paling kecil adalah pada jenis terasering

yang berisi tanah dan ditanami dengan rumput dan tanaman, yaitu sebesar 3,7

mg/l. Hasil yang ditunjukkan oleh terasering II mengindikasikan bahwa pada

tanah yang ditanami dengan rumput dan tanaman akan memiliki daya kikis yang

kecil. Tanah tidak akan mudah terkikis oleh air, karena tanah memiliki

kemampuan untuk menahan air. Tanaman yang terdapat pada terasering juga akan

menyerap air yang disiramkan pada tanah. Sehingga air tidak akan mengkikis

tanah.

Gambar 5. berikut mengambarkan diagram perbandingan hasil

perhitungan Total Suspended Solid (TSS) pada masing-masing terasering.

Gambar 5. Diagram Perbandingan Hasil Perhitungan Total Suspended Solid

(TSS)

Berdasarkan hasil perhitungan TSS yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa pada terasering IV akan mudah terkikis oleh air karena pada terasering IV

tidak terdapat tanaman apapun, sehingga tanah menjadi lebih mudah terkikis.

Sehingga akan berdampak pada tanah yang longsor. Lahan atau tanah yang

ditanami dengan vegetasi tanaman, misalnya rumput dan jenis tanaman lain, maka

tanah tidak akan mudah terkikis oleh air

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

62

B. PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian laboratotium mengenai Pelestarian Lingkungan

khususnya pada permasalahan tentang erosi disajikan dalam bentuk modul

pembelajaran hasil penelitian. Modul pembelajaran hasil penelitian dibuat sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang tercantum didalam kurikulum pembelajaran.

Modul pembelajaran hasil penelitian disusun sesuai dengan aturan

penyusunan modul yang disampaikan oleh Mulyasa (2006: 43). Modul

pembelajaran hasil penelitian digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam pembelajaran terutama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

kegiatan diskusi kelompok dan kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok.

C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Kondisi Awal (Pra Siklus)

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Tahap pertama yang dilakukan sebelum penelitian adalah melakukan pengamatan

atau observasi di lokasi yang akan dilakukan penelitian. Selain observasi, juga

dilakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Wawancara yang dilakukan berhubungan dengan masalah-masalah yang biasanya

terjadi di kelas selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Observasi yang dilaksanakan adalah observasi terhadap proses belajar

mengajar yang terjadi di kelas. Tahap observasi dilakukan untuk mengetahui

masalah-masalah apa saja yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas.

Selanjutnya, masalah-masalah yang ada tersebut diperbaiki melalui penelitian

tindakan kelas (PTK).

Selama proses observasi (pengamatan) di kelas dilakukan, ditemukan

beberapa permasalahan yang terjadi di kelas, yaitu: siswa kurang aktif dalam

kegiatan diskusi kelompok dan siswa masih belum bisa untuk melakukan

kerjasama dalam kelompok. Jumlah siswa yang dapat mengikuti kegiatan diskusi

dengan baik hanya 47,31% dari keseluruhan jumlah siswa yang ada.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

63

Saat kegiatan diskusi berlangsung, siswa masih sangat susah untuk

membentuk kelompok diskusi. Siswa juga belum bisa melakukan kerjasama yang

baik selama diskusi. Siswa yang dapat bekerja sama dengan baik dengan teman

dalam satu kelompok dalam kegiatan diskusi hanya sebanyak 42,28%. Siswa

cenderung bertindak individual dan lebih mengutamakan urusan masing-masing.

Suatu sistem pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kemampuan

untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam belajar dan mendorong siswa untuk

dapat berpikir kritis dan kreatif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk

lebih mendorong dan meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih berpikir kritis

dan kreatif adalah dengan kegiatan diskusi dalam pembelajaran. Kegiatan diskusi

dapat merangsang kemampuan siswa untuk dapat menggali ide-ide yang

dimilikinya untuk memecahkan masalah.

Siswa diberi angket keaktifan diskusi dan kerja sama dengan tujuan

untuk mengetahui keaktifan diskusi dan kerja sama siswa dalam kegiatan

kelompok.. Keaktifan diskusi siswa pada tahap pra siklus dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 3. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa Pra Siklus

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Mampu memikirkani tentang masalah

sebagai pijakan analisis. 74,39

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber

77,29

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen. 82,16 4 Mampu menyusun rangkuman 79,42 5 Mampu bersikap objektif 84,15 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada

situasi 86,28

7 Mampu menganalisa masalah. 84,29 8 Mampu mengusulkan pemecahan-

pemecahan . 93,75

9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian yang obyektif

96,79

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil

73,32

Jumlah 831,86 Rata-Rata 83,19

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

64

Tabel 3. merupakan data yang menampilkan persentase skor indicator

angket keaktifan berdiskusi siswa dalam kegiatan kelompok selama tahap pra

siklus berlangsung. Berdasar Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa keaktifan

berdiskusi siswa dalam kegiatan kelompok memiliki rentang nilai persentase

sebesar 73% - 93%, apabila dihitung rata-ratanya maka diperoleh persentase rata-

rata sebesar 83,19%.

Berdasarkan data yang tercantum dalam Tabel 3. dapat diketahui bahwa

indikator yang paling kecil adalah indikator ke-10 yang menyatakan bahwa siswa

kemampuan siswa untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil.

Persentase yang dicapai oleh indikator ke-10 masih berada dibawah target yang

ingin dicapai yaituhanya mencapai nilai 73,32%, sedangkan target yang ingin

dicapai adalah sebesar 75 %.

Persentase indikator tertinggi dicapai oleh indikator ke-9 yaitu indikator

yang menyatakan siswa mampu menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian

yang obyektif. Indikator ke-9 mencapai persentase sebesar 96,79%.

Selain adanya suatu masalah yang bersangkutan dengan kegiatan diskusi

siswa dalam pembelajaran, juga ditemukan adanya suatu masalah lain yaitu

kerjasama siswa yang masih kurang dalam kegiatan kelompok. Selama proses

kegiatan kelompok berlangsung hanya beberapa siswa saja yang dapat melakukan

kerjasama dengan baik ketika kegiatan kelompok. Sebagian siswa yang lain acuh

terhadap kegiatan kelompok dan kurang antusias untuk melaksanakan kegiatan

diskusi dalam kelompoknya.

Besarnya persentase kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok dapat

diketahui dengan cara membagikan angket kerjasama kepada siswa. Berikut

disampaikan hasil persentase pengisian angket kerjasama siswa pada tahap pra

siklus.

Tabel 4. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siswa Pra Siklus.

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Menghargai orang Lain 78,05 2 Komunikasi diantara para anggota 75,76 3 Saling membantu memecahkan masalah

75,76

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

65

No Indikator PErsentase Capaian(%) 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 80,08 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan

dalam kelompok 78,51

6 Membagi tugas antar anggota kelompok 77,03 7 Saling memberikan motivasi 79,07 Jumlah 544,26

Rata-Rata 77,75

Tabel 4. merupakan tabel yang menampilkan nilai kerjasama siswa

dalam tiap indikator dalam kegiatan kelompok. Persentase yang tercantum pada

tabel 4. diatas merupakan persentase kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok

sebelum siswa menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian sebagai sumber

belajar. Sesuai Tabel 4. dapat dilihat bahwa kemampuan kerjasama siswa dalam

kegiatan kelompok yang berlangsung di kelas adalah sebesar 75 % - 80 % dengan

nilai rata-rata sebesar 77,75 %.

Apabila diamati lebih lanjut, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang

cukup signifikan antara prosentase nilai indikator yang diperoleh dari angket

kerjasama siswa dan prosentase nilai indikator yang diperoleh dari hasil observasi

langsung yang terjadi di lapangan. Perbedaan yang terjadi mengindikasikan

bahwa sebetulnya setiap siswa memiliki keinginan dan mungkin juga kemampuan

yang memadai untuk melaksanakan diskusi dan kerjasama kelompok dengan

teman dalam satu kelompoknya. Akan tetapi, proses pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas masih belum bisa mendorong siswanya untuk dapat

melakukan kerjasama yang baik dalam kegiatan kelompok

Beberapa alasan yang bisa menyebabkan siswa belum dapat

melaksanakan kerjasama dengan baik adalah karena dalam pembelajaran yang

berlangsung di kelas siswa belum memiliki sumber belajar yang dapat

meningkatkan aktivitas kerja sama siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran yang

biasa berlangsung di kelas adalah suatu pembelajaran yang hanya berpusat pada

guru (teacher centered) dan siswa juga hanya diberi buku yang hanya beriri

materi yang akan dihafal oleh siswa. Sehingga, selama proses pembelajaran yang

berlangsung pun siswa hanya berpedoman pada buku itu saja.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

66

Usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan keaktifan

berdiskusi siswa dan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan

kerjasama, maka dilakukan suatu tindakan dengan menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian sebagai sumber belajar.

Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dalam pelaksanaannya

memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan – keputusan yang jelas dari guru.

Seorang guru hendaknya memiliki suatu kemampuan untuk dapat meningkatkn

kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah kemampuan

guru untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional siswa, mengembangkan

kreatifitas siswa, membangkitkan nafsu belajar atau motivasi belajar siswa, dan

dapat mendayagunakan sumber belajar yang ada.

Tabel 5. berikut memberikan gambaran singkat mengenai performance

guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 5. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Pra Siklus

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama satu semester

74,19

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali pertemuan

82,93

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa yang akan diajarkan

76,42

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang diajarkan setiap kali pertemuan

69,51

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama

78,46

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

81,71

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

77,74

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

71,65

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran

73,93

10 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

68,75

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 84,45 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 77,44 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 79,27

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

67

No Indikator Persentase Capaian (%)

14 Memberikan stimulus 79,88 15 Memberikan petunjuk belajar 78,66 18 Menimbulkan penampilan siswa 81,09 17 Memberikan umpan balik 74,39 18 Menilai penampilan 75,30 Jumlah 1385,77 Rata-rata 76,99

Berdasarkan data pada Tabel 5. diatas dapat diketahui bahwa persentase

rata-rata untuk performance guru dalam pembelajaran sudah mencapai 76,99%

dan hasil ini merupakan hasil yang sudah cukup bagus. Sesuai Tabel 5. indikator

yang masih kurang adalah indikator yang menyatakan mengenai penggunaan

teknik mengajar yang masih belum bervariasi dan pemberian rangkuman materi

kepada siswa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tentang

penggunaan teknik mengajar ini maka digunakan suatu metode pembelajaran

yang sebelumnya belum digunakan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan

modul pembelajaran hasil penelitian.

2. Siklus 1

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu

yang akan dilakukan saat penelitian tindakan kelas berlangsung. Beberapa

langkah yang dilakukan pada tahan perencanaan ini adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan materi yang akan dipelajari, yaitu dengan materi pokok

Ekosistem dan Pencemaran, pada sub pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan.

b. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

pokok materi Ekosistem dan Pencemaran, pada pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan. RPP disusun sesuai dengan pembelajaran yang akan

berlangsung yaitu pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian sebagai sumber belajar.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

68

c. Melakukan penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan untuk pembuatan

modul pembelajaran.

d. Menyusun modul pembelajaran hasil penelitian.

e. Menyusun angket keaktifan berdiskusi siswa, angket kerja sama siswa,

dan angket performa guru.

f. Menyusun lembar observasi tentang keaktifan diskusi siswa.

g. Menyusun lembar observasi tentang kerja sama siswa.

h. Menyusun lembar observasi tentang performance guru.

i. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

j. Menyusun soal tes.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan I merupakan penerapan pembelajaran

menggunakan modul hasil penelitian untuk meningkatkan keaktifan berdiskusi

siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan I

dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan I dilakukan selama 1 jam pelajaran (1

x 45 menit) dan pertemuan II dilakukan selama 1 jam pelajaran (1 x 45 menit).

Kegiatan awal pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah guru

memberikan apersepsi singkat kepada siswa mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan masalah lingkungan secara umum. Selama kegiatan

apersepsi ini guru memberikan beberapa pertanyaan singkat yang harus

dijawab oleh siswa. Tujuan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan ini

adalah untuk mengajak siswa menemukan deskripsi awal mengenai materi

yang akan dipelajari. Kemudian guru membimbing siswa untuk melakukan

diskusi dalam kelompok.

Siswa dikelompokkan secara acak. Tiap kelompok terdiri dari 5-7

siswa. Selanjutnya, setelah terbentuk kelompok, guru memberi penjelasan

mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh siswa selama proses diskusi

berlangsung. Modul pembelajaran hasil penelitian dibagikan kepada tiap

kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan 1 buah modul. Lembar

Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada masing-masing siswa. Setelah masing-

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

69

masing kelompok mendapatkan modul dan masing-masing siswa

mendapatkan LKS, siswa dapat memulai melakukan diskusi.

Diskusi dilakukan untuk membahas permasalahan yang sudah

disediakan dalam LKS. Siswa diberi waktu untuk melakukan diskusi. Melalui

diskusi yang dilakukan siswa tersebut, juga dapat diketahui bagaimana

kerjasama siswa dalam kelompok.

Kegiatan diskusi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

presentasi dari perwakilan dari tiap kelompok. Masing-masing kelompok

mempresentasikan menyampaikan hasil diskusi dari masing-masing

kelompok. Pelaksanaan kegiatan presentasi memberikan kesempatan kepada

kepada kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang

sedang presentasi.

Kegiatan presentasi dilanjutkan dengan penyampaian kesimpulan

oleh guru. Guru bersama siswa menyimpulan hasil diskusi secara singkat dan

guru membimbing siswa untuk mendemonstrasikan penggunaan model

terasering. Siswa melakukan demonstrasi dimaksudkan untuk lebih

mengaktifkan siswa dan memberikan pengetahuan kepada siswa.

Kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes kepada siswa. Tes

diberikan oleh guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai

materi yang telah dipelajari.

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I

Selama proses pelaksanaan pembelajaran pada tahap 1 siswa selalu

diamati perubahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan, selain itu siswa

juga diberi angket. Angket yang diberikan kepada siswa ada 3 macam, yaitu

angket keaktifan diskusi siswa, angket kerjasama siswa dan angket

performance guru.

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan diskusi siswa

dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran. Tahap observasi dilakukan

dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disusun sebelumnya.

Hasil pengamatan secara umum sesuai dengan yang terjadi di kelas adalah:

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

70

a. Beberapa siswa antusias dengan modul pembelajaran hasil penelitian,

tetapi beberapa siswa yang lain masih terlihat acuh tak acuh terhadap

modul pembelajaran hasil penelitian.

b. Siswa agak susah untuk membentuk kelompok.

c. Sebagian siswa terlihat aktif berdiskusi dengan teman sekelompok. Tetapi

ada sebagian siswa yang hanya diam dan tidak aktif berdiskusi. Ada

beberapa siswa yang terlihat agak malas untuk bergabung dengan teman

sekelompok dan cenderung untuk mengerjakan LKS sendiri, ada pula

siswa yang bermain dengan temannya.

d. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan kepada kelompok yang

sedang presentasi. Masih banyak siswa yang acuh dan sungkan untuk

mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. Ada

sebagian kecil siswa yang berani dan aktif mengajukan pendapat dan

pertanyaan kepada kelompok lain saat dilakukan presentasi.

e. Sebagian besar siswa masih belum paham betul mengenai aturan-aturan

yang harus dilaksanakan ketika berdiskusi. Sehingga banyak yang

berbicara diluar materi diskusi.

f. Siswa ada yang masih belum paham mengenai kegiatan-kegiatan apa saja

yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

g. Aktivitas siswa cenderung masih sama dengan keadaan awal saat sebelum

pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan modul hasil

penelitian.

h. Siswa yang tertarik untuk melakukan demonstrasi hanya sedikit. Banyak

siswa yang tidak memperhatikan ketika ada siswa lain yang sedang

melakukan demonstrasi. Siswa-siswa yang tidak perhatian tersebut

cenderung melakukan perbincangan dengan teman yang lain yang sedang

tidak melakukan demonstrasi.

Berdasar hasil pengamatan yang terjadi di kelas tersebut, tampak bahwa

siswa masih belum aktif dalam kegiatan diskusi dan siswa masih belum bisa

memberikan perhatian secara penuh dalam kegiatan belajar. Oleh sebab itu, kerja

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

71

sama siswa yang seyogyanya dapat terjadi dalam diskusi, tetapi ternyata

kerjasama siswa dalam diskusi masih belum dapat terlaksana dengan baik.

Hasil observasi siklus 1 dan evaluasi dari pelaksanaan tindakan siklus 1

adalah sebagai berikut :

1) Keaktifan berdiskusi siswa

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan diskusi siswa

dengan menggunakan angket yang pada awal siklus telah dibagikan kepada siswa

dan melalui observasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan pada siklus 1.

Tabel 6. Persentase Skor Aspek Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus I

No Aspek Persentase Capaian (%)

1 Memahami suatu masalah 73,78 2 Menemukan sebab musababnya 76,37 3 Mencari pemecahannya 72,84

Jumlah 225,52 Rata-rata 75,17

Aspek pada angket keaktifan berdiskusi siswa tersebut kemudian

dijabarkan menjadi indikator angket keaktifan berdiskusi. Hasil persentase

indikator angket keaktifan berdiskusi dapat disimak pada Tabel 7. berikut :

Tabel 7. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Mampu memikirkan tentang masalah

sebagai pijakan analisis. 75,00

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber

74,54

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen.

74,70

4 Mampu menyusun rangkuman 70,88 5 Mampu bersikap objektif 76,37 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada

situasi 73,48

7 Mampu menganalisa masalah. 68,45 8 Mampu mengusulkan pemecahan-

pemecahan . 74,09

9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian yang obyektif.

73,93

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

72

Melalui Tabel 7. di atas dapat dilihat bahwa angka rata-rata untuk

keaktifan diskusi siswa menurun sebanyak 9,61 % dibandingkan pada saat pra

siklus. Berikut disampaikan mengenai persentase indikator keaktifan berdiskusi

siswa pada siklus 1 berdasarakan observasi langsung di lapangan:

Tabel 8. Persentase Skor Indikator Observasi Keaktifan Diskusi Siswa Siklus 1.

2) Kerjasama siswa

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kerjasama siswa dalam

kegiatan diskusi dengan menggunakan angket yang pada awal siklus telah

dibagikan kepada siswa dan melalui observasi yang dilakukan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus 1. Hasil persentase skor capaian aspek pada angket

kerjasama siswa dapat disimak pada Tabel 9 :

No Indikator Persentase Capaian (%) 10 Mampu menentukan tindakan-tindakan

yang akan diambil 74,24

Jumlah 735,7 Rata-Rata 73,57

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Mampu memikirkan tentang masalah sebagai pijakan analisis.

65,85

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber 60,98

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen. 53,66 4 Mampu menyusun rangkuman 48,78 5 Mampu bersikap objektif 58,54 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada situasi 63,41 7 Mampu menganalisa masalah. 58,54 8 Mampu mengusulkan pemecahan-pemecahan . 51,22 9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan

penilaian yang obyektif 43,90

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan yang akan

diambil 53,66

Jumlah 558,54

Rata-Rata 55,85

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

73

Tabel 9. Persentase Skor Aspek Angket Kerjasama Siswa Pada Siklus I

No Aspek Persentase Capaian (%) 1 Interaksi/Hubungan Sosial 72,56 2 Dilakukan secara bersama-sama 74,35

Jumlah 146,92 Rata-rata 73,46

Hasil persentase skor indikator dapat diamati pada Tabel 10. berikut :

Tabel 10. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siswa pada Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai orang Lain 72,36 2 Komunikasi diantara para anggota 72,72 3 Saling membantu memecahkan masalah 71,65 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 77,44 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan dalam

kelompok 74,24

6 Membagi tugas antar anggota kelompok 74,19 7 Saling memberikan motivasi 75,20 Jumlah 517,81

Rata-Rata 73,97

Melihat Tabel 10. di atas dapat diketahui bahwa angka rata-rata untuk

kerjasama siswa menurun sebanyak 3,78 % dibandingkan pada saat pra siklus.

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan ketika pelaksanaan kegitan diskusi

kelompok di kelas, dilihat bahwa kerjasama siswa dalam diskusi kelompok masih

belum memenuhi target yang diinginkan. Ketika berlangsung kegiatan diskusi,

hanya beberapa siswa saja yang dapat bekerjasama dengan baik dengan teman

satu kelompoknya, sedangkan siswa yang lain cenderung hanya diam dan tidak

ikut kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Tabel 11. Persentase Skor Indikator Observasi Kerjasama Siswa Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai Orang Lain 60,98 2 Komunikasi diantara para anggota 70,73 3 Saling membantu memecahkan masalah

73,17

No Indikator Persentase Capaian(%)

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

74

4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 65,85 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan

dalam kelompok 56,09 6 Membagi tugas antar anggota kelompok 41,46 7 Saling memberikan motivasi 26,83 Jumlah 395,12 Rata-Rata 56,45

3) Performance guru

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak akan terlepas dari peran guru,

untuk mengetahui performance guru selama proses belajar mengajar berlangsung,

setiap siswa diberi angket tentang performance guru. Berikut disampaikan

mengenai persentase aspek angket performance guru pada tindakan 1:

Tabel 12. Persentase Skor Aspek Angket Performance Guru Siklus 1

No Aspek Persentase Capaian(%) 1 Strategi pengorganisasian pembelajaran 68,90 2 Strategi penyampaian pembelajaran 67,17 3 Strategi pengelolaan pembelajaran 70,93

Jumlah 207,01 Rata-rata 69,00

Setiap aspek pada angket performance guru dijabarkan menjadi beberapa

indicator. Untuk mengetahui persentase indicator angket performance guru pada

siklus 1 dapat diketahui dari tabel berikut ini:

Tabel 13. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama satu semester

71,14

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali pertemuan

72,56

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa yang akan diajarkan

66,46

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang diajarkan setiap kali pertemuan

70,73

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama

67,07

No Indikator Persentase Capaian (%)

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

75

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

60,98

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

72,26

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

64,63

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 70,12

10 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

66,77

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 73,17

12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 71,95

13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 73,78 14 Memberikan stimulus 72,57 15 Memberikan petunjuk belajar 71,95 18 Menimbulkan penampilan siswa 71,34 17 Memberikan umpan balik 76,22 18 Menilai penampilan 68,90 Jumlah 1262,61

Rata-Rata 70,14

Setelah melihat Tabel 13. di atas, dapat diketahui bahwa telah terjadi

penurunan yang cukup signifikan mengenai respon siswa terhadap performance

guru. Penurunan tersebut adalah sebesar 6,84 % dari prasiklus.

Tabel 14. Persentase Skor Indikator Observasi Performance Guru Siklus 1 No Indikator Persentase Capaian

(%) 1 Menata bahan ajar yang akan diberikan

selama satu semester 75

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali pertemuan

75

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa yang akan diajarkan

62,5

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang diajarkan setiap kali pertemuan

75

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama

75

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

75

No Indikator Persentase Capaian (%)

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

76

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

75

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

62,5

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 75

10 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

62,5

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 62,5 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada

siswa 75 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 50 14 Memberikan stimulus 50 15 Memberikan petunjuk belajar 75 16 Menimbulkan penampilan siswa 50 17 Memberikan umpan balik 75 18 Menilai penampilan 50 Jumlah 1200

Rata-Rata 66,67

4. Analisis dan Refleksi

a. Keaktifan Diskusi

Berdasarkan Tabel 7. yang menunjukkan mengenai persentase indikator

angket keaktifan berdiskusi siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai persentase

capaian indikator keaktifan berdiskusi siswa berkisar antara 68,45%-75,00%

dengan persentase rata-rata kelas sebesar 73,57%. Indikator terkecil yaitu pada

indikator ke-7 sebesar 68,45% yaitu mengenai kemampuan siswa dalam

menganalisa masalah. Menurut hasil yang telah diperoleh dari perhitungan angket

diatas, menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menganalisa masalah masih

kurang, sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi.

Pembelajaran menggunakan modul yang dilaksanakan di kelas X-6 dapat

melatih siswa untuk bisa menyelesaikan permasalahan dan menganalisa masalah

yang ada. Modul yang disertai dengan permasalahan yang dapat diselesaikan oleh

siswa. siswa diharapkan dapat melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya

untuk menganalisa masalah yang ada dan mencari pemecahan dari masalah

tersebut.

Sedangkan persentase indikator terbesar adalah pada indikator pertama

sebesar 75,00% yaitu mengenai kemampuan siswa dalam memikirkan tentang

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

77

masalah sebagai pijakan analisis. Sesuai hasil yang telah diperoleh dari angket

menunjukkan bahwa telah memiliki kemampuan untuk dapat memikirkan tentang

masalah sebagai pijakan analisa.

Apabila diamati lebih lanjut mengenai hasil pada indicator 1 dan indikator

7 akan terlihat adanya suatu perbedaan. Sesuai hasil pada indikator 1 yang

menunjukkan bahwa siswa telah dapat memikirkan tentang suatu masalah sebagai

suatu pijakan analisa, akan tetapi apabila dibandingkan dengan hasil indikator 7

maka hasilnya belum mendukung pernyataan pada indikator 1. Sehingga perlu

lebih ditingkatkan lagi kemampuan siswa untuk menganalisa suatu permasalahan.

Kemampuan siswa untuk menganalisa masalah dapat lebih ditingkatkan

apabila siswa belajar dari suatu permasalahan. Apabila siswa sudah terbiasa untuk

belajar dengan diberi suatupermasalahan untuk dipecahkan, maka siswa akan

terbiasa untuk lebih berpikir secara mandiri dan siswa terlatih untuk menganaliasa

masalah yang ada.

Sesuai nilai persentase yang dicapai pada siklus 1, dapat diketahui bahwa

siswa sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk dapat memikirkan mengenai

suatu masalah, akan tetapi siswa masih belum dapat memikirkan suatu analisa

untuk memecahkan masalah tersebut.

Perbedaan persentase dan perbandingan persentase skor indikator angket

keaktifan diskusi siswa pada tahap pra siklus dan tahap siklus 1 dapat dilihat pada

Gambar 6 berikut:

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

78

Gambar 6. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Keaktifan

Diskusi Siswa Pra Siklus dan Siklus 1

Apabila dibandingkan dengan persentase indikator angket keaktifan

berdiskusi siswa pada pra siklus, maka secara umum nilai persentase indikator

angket keaktifan diskusi siswa ini belum mengalami peningkatan. Dari 10

indikator yang ada, hanya 2 indikator saja yang berhasil mengalami kenaikan

persentase, yaitu pada indikator pertama dan indikator ke-10. Terjadinya

penurunan yang terjadi disebabkan karena beberapa siswa masih belum bisa

menyesuaikan dengan pembelajaran menggunakan sistem modul ini.

Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian

menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, siswa juga harus dapat

mempelajari modul secara individu maupun secara bersama-sama dengan teman

dalam kelompoknya. Pembelajaran modul dilaksanakan untuk dapat melatih

siswanya untuk bisa berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya. Akan tetapi

pada pelaksanaan tindakan 1 ini siswa masih belum dapat aktif dalam diskusi, hal

ini dikarenakan siswa masih belum memahami mengenai kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan dan siswa belum dapat menyesuaikan dengan pembelajaran

yang baru.

Hasil observasi keaktifan diskusi siswa pada pelaksanaan tindakan 1 telah

tercantum pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui bahwa keaktifan

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

79

diskusi siswa pada pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Persentase yang dicapai

pada hasil observasi keaktifan diskusi siswa berkisar antara 43,90% - 65,85%,

dengan rata-rata sebesar 55,85%. Persentase paling tinggi dimiliki oleh indikator

pertama tentang kemampuan siswa untuk memikirkan tentang masalah sebagai

pijakan analisis.

Berdasar hasil observasi tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan siswa

dalam memikirkan tentang masalah sebagi pijakan analisa sudah cukup bagus.

Siswa dapat memikirkan sendiri mengenai suatu masalah, kemudian dari

permasalahan yang ada tersebut siswa dapat menganaliasa lebih lanjut untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

Sedangkan persentase paling rendah dimiliki oleh indikator ke-9 tentang

kemampuan siswa untuk menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian yang

objektif. Hasil pada indikator 9 ini menunjukkan bahwa siswa masih agak

kesulitan untuk mencari ide-ide yang bagus guna memecahkan permasalahan

yang dihadapi. Siswa masih belum terbiasa untuk memecahkan suatu masalah

dengan pemikiran sendiri.

Pembelajaran menggunakan modul siswa diharapkan dapat memecahkan

suatu masalah yang ada didalam modul. Siswa yang belum terasa dengan cara

berpikir dengan memecahkan masalah akan mengalami kesulitan untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Sehingga siswa perlu untuk lebih

dilatih untuk dapat mencari suatu ide guna memecahkan permasalah yang sedang

dihadapi.

Persentase pada observasi di lapangan berbeda jauh dengan persentase

yang diperoleh berdasarkan angket keaktifan diskusi siswa yang telah diisi oleh

siswa. Persentase yang diperoleh dari hasil angket adalah sebesar 73,57%.

Perbedaan yang cukup besar ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan

keinginan siswa untuk kegiatan diskusi sebenarnya cukup tinggi, hal ini dapat

dilihat dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa. Akan tetapi, siswa belum

memiliki keterampilan yang memadai untuk mempraktekkan langsung kegiatan

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

80

diskusi, sehingga diskusi yang berlangsung selama pembelajaran masih belum

mencapai target yang diinginkan.

Pembelajaran menggunakan modul menuntut siswa untuk lebih aktif

dalam belajar. pembelajaran menggunakan modul siswa akan dihadapkan pada

suatu masalah yang nantinya harus dipecahkan bersama-sama dengan

kelompoknya, sehingga siswa harus dapat melakukan kerja sama dengan teman

dalam kelompoknya.

Kegiatan diskusi merupakan suatu metode pembelajaran yang melatih

keaktifan siswa untuk berbicara. Melalui diskusi hendaknya siswa dapat

mengemukakan pendapat dan ide-ide yan dimilikinya. Siswa yang belum terbiasa

dengan metode diskusi akan menganggap bahwa metode diskusi merupakan debat

antara anggota kelompoknya. Akan tetapi, diskusi yang sebenarnya bukanlah

merupakan suatu debat antara anggota kelompok yang ada.

Siswa yang menganggap bahwa diskusi adalah debat, maka dalam

pelaksanaan diskusi siswa ini akan sulit untuk menerima pendapat dan ide-ide dari

orang lain, dan siswa tersebtu cenderung untuk mudah terpancing emosi apabila

pendapat dan idenya tidak diterima oleh orang lain. Untuk itu, melalui diskusi

siswa juga dilatih untuk dapat melatih mengendalikan emosi.

Selama proses pelaksanaan tindakan 1 berlangsung, masih banyak siswa

yang belum mengerti secara keseluruhan mengenai maksud dan tujuan dari

diskusi, sehingga banyak siswa yang masih gaduh dan bertanya-tanya mengenai

hal-hal yang akan dilakukan dalam diskusi.

b. Kerjasama siswa

Sesuai dengan Tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 2 aspek kerjasama

yang ada, aspek dengan persentase paling tinggi dimiliki oleh aspek kedua yang

mencapai persentase sebesar 74,35 % yaitu aspek yang menyatakan mengenai

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan aspek pertama hanya

mencapai persentase sebesar 72,56 % yaitu aspek yang menyatakan mengenai

interaksi/hubungan sosial antar anggota kelompok.

Sesuai hasil pada perhitungan aspek pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa

siswa memiliki kemampuan yang sudah cukup bagus dalam melakukansuatu

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

81

kegiatan secara bersama-sama. Akan tetapi, pada aspek ke-2 yaitu tentang

interaksi/ hubungan sosial menunjukkan hasil yang masih rendah. Siswa

seharusnya lebih dibina dan dilatih untuk dapat melakukan interaksi/hubungan

sosial, karena hubungan social sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat

bagi siswa.

Berdasarkan Tabel 10 ditunjukkan bahwa indikator ke-7 memiliki

persentase dengan nilai yang paling besar yaitu sebesar 75,23 % yang menyatakan

tentang kemampuan siswa dalam memberikan motivasi kepada teman dalam

kelompoknya. Kemampuan siswa untuk saling memberikan motivasi kepada

teman dalam satu kelompok merupakan suatu hal yang sangat penting. Suatu

motivasi yang diberikan kepada orang lain akan medorong orang tersebut untuk

dapat lebih bekerja secara lebih giat. Jadi, dalam suatu kelompok perlu adanya

suatu motivasi dari setiap anggota kelompok supaya kelompok tersebut dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sedangkan indikator terkecil adalah indikator ke-3 dengan persentase

sebesar 71,65% yang menyatakan mengenai kemampuan siswa untuk saling

membantu dalam memecahkan masalah yang terjadi. Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada indikator 3 menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk saling

membantu dalam memecahkan masalah masih sangat kurang. Siswa masih belum

terbiasa untuk melakukan kerjasama dalam memecahkan masalah secara bersama-

sama. Sehingga siswa perlu untuk lebih dilatih untuk kerjasama dengan teman

dalam kelompok.

Sesuai Tabel 10. tersebut diketahui pula bahwa persentase rata-rata

indikator yang tercapai adalah sebesar 73,97%. Apabila dilihat dan dibandingkan

dengan hasil perhitungan angket pada tahap pra siklus, persentase ini mengalami

penurunan sebesar 3,78 %.

Hasil ini merupakan suatu bentuk tanggapan yang diberikan siswa

terhadap pembelajaran menggunakan modul. Siswa masih belum dapat

beradaptasi dengan pembelajaran yang menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian sebagai media dan sumber belajar bagi siswa. Siswa juga belum dapat

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

82

melaksankan kerjasama dengan baik dengan teman sekelompoknya. Siswa masih

cenderung bersikap individualitis.

Suatu pembelajaran mandiri siswa menuntut untuk dapat melaksanakan

pembelajaran secara mandiri, dalam artian siswa dapat melakukan pembelajaran

sendiri dan bekerja bersama-sama dalam kelompok kecil. Hasil pelaksanaan

tindakan 1 mengindikasikan bahwa siswa masih belum dapat melaksanakan

pembelajaran mandiri.

Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui mengenai persentase indikator

kerja sama siswa berdasar observasi secara langsung di lapangan. Melalui Tabel

11. diketahui bahwa indikator terbesar dicapai oleh indikator ke-3 dengan

persentase sebesar 73,17% yaitu tentang saling membantu memecahkan masalah.

Hasil observasi pada indicator 3 sangat berlawanan dengan hasil pada perhitungan

angket pada siklus 1. Hasil angket menunjukkan bahwa indicator 3 memiliki

persentase paling kecil dibanding dengan indicator pada indicator yang paling,

akan tetapi sesuai hasil observasi diketahui bahwa hasilnya menunjukkan hasil

persentase yang paling besar disbanding indikator yang lain.

Hasil yang diperoleh dari observasi secara langsung memilik persentase

lebih tinggi. Karena pada observasi dilaksanakan secara langsung pada watu siswa

belajar dengan modul pembelajaran.

Sedangkan indikator terkecil dicapai oleh indikator ke-7 dengan persentase

sebesar 26,83% yaitu tentang keamampuan siswa dalam memberikan motivasi

kepada teman lain dalam kelompok. Pada waktu pelaksanaan kegiatan diskusi

berlangsung siswa masih agak susah untuk memberikan motivasi kepada teman.

Meski pada persentase angket menunjukkan persentase yang tinggi, akan tetapi

dalam pelaksanaannya siswa masih belum terbiasa untuk saling memberikan

motivasi. Siswa mengetahui bahwa saling memberikan motivasi merupakan suatu

hal yang sangat penting dalam kelompok, akan tetapi siswa masih agak canggung

untuk memberikan motivasi kepada teman dalam kelompok.

Hasil rata-rata persentase indikator kerjasama siswa berdasarkan observasi

ini adalah sebesar 56,45%. Secara umum hasil yang diperoleh berdasar observasi

ini sangat berbeda dengan hasil persentase indikator berdasar angket.

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

83

Perbandingan persentase untuk setiap indikator pada angket kerjasama

siswa pada tahap pra siklus dan siklus 1 dapat dilihat pada gambar diagram

berikut ini:

Gambar 7. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Kerjasama

Siswa Pra siklus dan Siklus 1

Berdasarkan Gambar 7. di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

persentase indikator kerjasama pra siklus dan siklus 1 belum nenunjukkan adanya

peningkatan. Siswa masih agak bingung dengan metode pembelajaran yang

berlangsung, siswa masih belum mengerti tentang penggunaan modul dalam

proses pembelajaran pembelajaran.

Kerjasama dalam kelompok hendaknya dapat melatih siswa untuk dapat

bertindak mandiri dan bertanggung jawab untuk mengatasi masalah yang ada.

Selain itu kerjasama juga bisa melatih siswa untuk memercayai orang lain. Akan

tetapi dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 masih ditemukan banyak siswa yang

belum dapat melaksanakan kerjasama dengan baik. Untuk itu siswa perlu dilatih

untuk dapat lebih bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil pada pelaksanaan tindakan siklus 1 menunjukkan bahwa

penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian masih belum dapat

meningkatkan kerjasama siswa pada kegiatan diskusi pada siswa kelas X-6 di

SMA Batik 1 Surakarta.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

84

c. Performance Guru

Kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah terlepas dari pengaruh

seorang guru dalam mengajar. Seorang guru harus memiliki performance yang

baik dalam mengajar supaya kualitas pembelajaran juga dapat tercapai dengan

baik. Persentase aspek performance guru dalam proses pembelajaran berdasarkan

angket performance guru yang telah diisi oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 12.

Sesuai Tabel 12. diketahui bahwa persentase tertinggi dicapai oleh aspek ke-3

pada angket performance guru yaitu sebesar 70,93% yaitu mengenai pengelolaan

pembelajaran.

Persentase paling kecil adalah persentase tentang strategi penyampaian

pembelajaran yaitu sebesar 67,17%. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa

kemampuan guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan strategi dan

cara yang masih belum memuaskan bagi siswa Persentase rata-rata dari aspek

performance guru siklus 1 ini adalah sebesar 69,00%.

Tabel 13. merupakan tabel yang memuat mengenai hasil persentase

indicator angket perforamnace guru pada siklus 1. Persentase yang dicapai oleh

setiap indicator bervariasi berkisar antara 60,98% - 76,22%. Rata-rata persentase

indicator angket performance guru pada siklus 1 adalah sebesar 70,15%. Indikator

dengan persentase terbesar adalah indicator ke-17 tentang memberikan umpan

balik kepada siswa dengan persentase sebesar 76,22%. Pemberian umpan balik

dari guru kepada siswa sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat pemahan siswa terhapa materi yang sedang dipelajari.

Sedangkan persentase terendah dicapai oleh indikator ke-6 yaitu tentang

memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas

secara mandiri yang memiliki persentase sebesar 60,98%. Tugas yang diberikan

kepada siswa dirasa perlu karena dengan adanya tugas dapat menuntun siswa

untuk belajar. Jadi pemberian tugas kepada siswa perlu untuk lebih ditingkatkan.

Sesuai dengan hasil persentase indikator angket performance guru diatas,

diketahui bahwa perentase paling besar adalah pada indikator yang menyatakan

tentang pemberian umpan balik oleh guru yaitu sebesar 76,22%. Berdasarkan

hasil, maka dengan pembelajaran modul peran guru adalah membantu peserta

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

85

didik yang mengalami kesulitan dalam memahami isi modul atau pelaksanaan

tugas.

Sedangkan untuk persentase terkecil adalah pada indikator ke-6 yaitu

tentang memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan

dibahas secara mandiri. Pembelajaran dengan menggunakan modul ini tugas

untuk siswa telah tercantum di dalam modul pembelajaran, sehingga guru tidak

lagi harus membuat tugas lagi, karena tugas telah dimuat di dalam modul.

Berikut ditampilkan diagram perbandingan antara persentase indikator

angket performance guru pada tahap pra siklus dan siklus 1:

Gambar 8. Diagram Perubahan Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Pra Siklus dan Siklus 1

Berdasarkan Gambar 8. diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh

indikator pada angket performance guru mengalami penurunan. Indikator yang

berhasil mengalami kenaikan adalah indikator 4 dan indikator 17. Indikator 4

merupakan indikator yang menyatakan mengenai guru membuatkan rangkuman

atas materi yang diajarkan setiap kali pertemuan. Sedangkan indikator 17 adalah

indikator tentang pemberian umpan balik.

Melalui gambar diagram di atas diketahui bahwa penurunan persentase

terbesar adalah pada indikator ke-6 yaitu indikator tentang pemberian tugas

kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

86

Penurunan persentase pada indikator 6 ini sebesar 20,73%. Penurunan yang terjadi

merupakan suatu dampak dari penggunaan modul pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran, siswa dituntut

untuk dapat belajar mandiri. Pembelajaran secara mandiri dapat diartikan siswa

belajar secara sendiri maupun belajar secara bersama dengan teman dalam

kelompok belajar. Sehingga dalam pembelajarn modul ini seluruh tugas sudah

tercantum di dalam modul dan guru tidak harus memberikan tugas lagi kepada

siswa.

Tabel 14. merupakan persentase indicator untuk observasi performance

guru. Berdasar Tabel 14. tersebut dapat diketahui bahwa persentase indikator

performance guru berdasar hasil observasi berkisar antara 50% - 75%. Rata-rata

persentase indikator untuk observasi performance guru mencapai 66,67%.

Pembelajaran modul siswa dituntut untuk dapat belajar lebih mandiri

sesuai dengan materi yang ada dalam modul. Sehingga tugas guru yang

biasanya menyampaikan materi di depan kelas, hal ini telah diganti dengan

siswa yang belajar sendiri dengan kelompoknya.

Hasil yang dicapai pada pelaksanaan tindakan 1 secara umum belum

menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil ini, maka dapat

diperoleh suatu refleksi sebagai berikut:

1. Keaktifan diskusi siswa dalam pembelajaran masih belum optimal, siswa

masih belum memahami mengenai pelaksanaan kegiatan diskusi yang baik.

2. Kerjasama siswa dalam kelompok belum menunjukkan hasil yang yang

memuaskan. Siswa masih lebih suka untuk belajar sendiri dan tidak bekerja

sama dengan teman dalam kelompoknya.

3. Siklus 2

1. Perencanaan

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

87

Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan 2 adalah

perencanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun dalam pembuatan

perencanaan berdasarkan pada analisa dan refleksi dari pelaksanaan tindakan 1.

Pelaksanaan tindakan 2 dilakukan guna memperbaiki pelaksanaan tindakan 1

yang dilihat masih ada beberapa kekurangan dan masih belum mencapai target

yang akan dicapai.

Beberapa hal yang masih harus diperbaiki pada pelaksanaan tindakan 2

adalah siswa kurang bisa membentuk kelompok dan masih gaduhnya siswa

selama pelaksanaan tindakan, sehingga selam tindakan berlangsung, pelaksanaan

diskusi masih belum bisa terlaksana dengan baik dan kerjasama siswa dalam

kelompok juga masih belum maksimal.

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi siswa yang masih susah dalam

pelaksanaan pembentukan kelompok ini guru memberlakukan beberapa aturan

diantaranya adalah kelompok yang paling cepat terbentuk akan mendapatkan

tambahan nilai. Sedangkan untuk mengatasi kegaduhan siswa, guru

memberlakukan sinyal kebisingan nol. Maksud dari sinyal kebisingan nol adalah

apabila kelas terlihat gaduh, maka guru akan memberikan instruksi kepada siswa

untuk tenang dan unutk kelompok yang paling cepat tenang maka akan

mendapatkan tambahan nilai untuk kelompok.

Beberapa hal yang dipersiapkan untuk pelaksanaan tindakan 2 adalah:

a. Menetapkan materi yang akan dipelajari pada siklus 2, materi yang akan

dipelajari pada pelaksanaan tindakan 2 ini masih sama dengan materi pada

siklus 1, atau dengan kata lain materi pada pelaksanaan tindakan 2 merupakan

kelanjutan dari materi pada siklus 1.

b. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

materi pokok Ekosistem dan Pencemaran, pada sub pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan. RPP disusun sesuai dengan pembelajaran yang akan berlangsung

yaitu pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian sebagai

sumber belajar.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

88

c. Menyusun angket keaktifan berdiskusi siswa, angket kerja sama siswa, dan

angket performa guru.

d. Menyusun lembar observasi tentang keaktifan diskusi siswa.

e. Menyusun lembar observasi tentang kerja sama siswa.

f. Menyusun lembar observasi tentang performance guru.

g. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

h. Menyusun soal tes.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan perbaikan dari pelaksanaan tindakan 1.

Pelaksanaan tindakan 2 hampir sama dengan pelaksanaan tindakan 1 yaitu sama-

sama menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian sebagai sumber belajar

siswa. Tindakan 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu

untuk pertemuan pertama adalah 1 jam pelajaran (1 x 45 menit), sedangkan

pertemuan kedua adalah 1 jam pelajaran dengan alokasi waktu 1 x 45 menit.

Pelaksanaan tindakan 2 diawali dengan guru memberikan beberapa

peraturan tentang pelaksanaan diskusi yang harus dipatuhi oleh siswa selama

diskusi. Peraturan dibuat berdasarkan pengalaman yang telah terjadi pada

pelaksanaan tindakan pada siklus 1 yaitu siswa masih agak susah untuk

membentuk kelompok untuk kegitan diskusi kelompok. Sebelum kelompok

terbentuk, guru memberikan aturan bahwa untuk kelompok siswa yang paling

cepat terbentuk atau dengan kata lain siswa yang paling cepat berkumpul dengan

teman dalam kelompoknya, maka kelompok itu akan mendapatkan tambahan

nilai.

Sedangkan untuk mengatasi siswa supaya siswa dapat belajar dengan

tenang dalam kelompoknya, guru memberlakukan suatu peraturan yang disebut

dengan sinyal kebisingan nol. Peraturan ini berisi apabila siswa agak gaduh, maka

guru akan memberikan instruksi kepada siswa untuk segera tenang dan kembali

untuk belajar bersama kelompoknya. Barangsiapa kelompok yang paling cepat

tenang, maka akan mendapat tambahan nilai untuk kelompok tersebut.

Setelah guru membacakan aturan yang harus dipatuhi siswa tersebut, guru

melajutkan dengan memulai pembelajarn dengan memberikan apersepsi kepada

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

89

siswa. selama kegiatan apersepsi ini guru memberikan beberapa pertanyaan yang

harus dijawab oleh siswa baik secara bersama-sama ataupun secara perseorangan.

Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan oleh guru selama kegiatan apersepsi yang

bertujuan untuk mengajak siswanya untuk memasuki materi yang akan dipelajari,

selain itu supaya siswa mempunyai gambaran mengenai materi yang akan mereka

pelajari selanjutnya.

Selanjutnya, setelah guru memberikan apersepsi, siswa dibentuk menjadi

kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Setiap kelompok terdiri dari 5-7

siswa. Setelah terbentuk kelompok, modul dibagikan kepada setiap siswa dalam

tiap kelompok. Sehingga siswa memiliki modul sendiri-sendiri. Selain modul,

setiap siswa juga diberi Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Apabila modul dan LKS

sudah dibagikan, maka kegiatan diskusi dimulai.

Kegiatan selanjutnya setelah kegiatan diskusi adalah kegiatan presentasi.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setiap

kelompok mewakilkan 2 orang. Apabila ada hal yang belum dimengerti mengenai

hal yang dipresentasi oleh kelompok yang sedang presentasi, maka siswa dari

kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan. Antusias siswa pada tindakan 2

untuk presentasi cukup besar dibanding pada saat tindakan 1. Antusias siswa

untuk mengajukan pertanyaan juga meningkat disbanding pada saat tindakan 1.

Setelah kegiatan presentasi presentasi selesai, guru memberikan

kesimpulan dari materi yang dipelajari dan dibahas siswa dalam diskusi kelompok

tersebut. Guru juga mengajak siswa untuk mendemonstrasikan terjadinya longsor

dengan menggunakan miniature terasering.

Tahap selanjutnya adalah pemberian test kepada siswa. Test dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan 2

a. Keaktifan Diskusi Siswa

Berikut ini disajikan hasil persentase capaian aspek keaktifan diskusi

siswa pada siklus 2:

Tabel 15. Persentase Skor Aspek Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus II

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

90

No Aspek Persentase Capaian (%) 1. Memahami suatu masalah 78,35 2. Menemukan sebab musabab 78,81 3. Mencari Pemecahan 76,31

Jumlah 233,48 Rata-rata 77,83 Persentase capaian indicator angket keaktifan diskusi siswa siklus 2 dapat

disimak pada tabel di berikut ini:

Tabel 16. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus II

No Indikator Persentase Capaian(%)

1 Mampu memikirkani tentang masalah sebagai pijakan analisis.

79,27

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber

81,25

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen. 78,81 4 Mampu menyusun rangkuman 74,09 5 Mampu bersikap objektif 78,81 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada situasi 79,73 7 Mampu menganalisa masalah. 69,36 8 Mampu mengusulkan pemecahan-pemecahan . 78,20 9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan

penilaian yang obyektif 76,22

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil

78,05

Jumlah 773.78 Rata-rata 77.38

Selain menggunakan angket, untuk mengetahui keaktifan siswa dalam

kegiatan diskusi juga dilakukan dengan cara observasi secara langsung di kelas.

Hasil persentase indicator untuk observasi keaktifan diskusi siswa tercantum pada

Tabel 17 berikut ini:

Tabel 17. Persentase Skor Indikator Observasi Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus 2

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Mampu memikirkani tentang masalah

sebagai pijakan analisis.

85,37

No Indikator Persentase Capaian (%) 2 Mampu memperdalam masalah dari 80,49

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

91

berbagai sumber 3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat

urgen. 78,05

4 Mampu menyusun rangkuman 70,73 5 Mampu bersikap objektif 80,49 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada

situasi 75,61

7 Mampu menganalisa masalah. 95,12 8 Mampu mengusulkan pemecahan-

pemecahan . 75,61

9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik

dan penilaian yang obyektif 73,17

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan

yang akan diambil 85,37

Jumlah 800 Rata-rata 80

b. Kerjasama Siswa

Kerjasama merupakan suatu hal yang penting yang suatu kegiatan diskusi.

Kegiatan diskusi akan berjalan dengan baik apabila para anggota kelompok

memiliki kerjasama yang baik antara anggota-anggotanya. Hasil persentase

capaian untuk setiap aspek kerjasama siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel

18. berikut ini:

Tabel 18. Skor Capaian Setiap Aspek pada Angket Kerjasama Siswa pada Siklus 2

No Aspek Persentase Capaian (%)

1 Interaksi/Hubungan Sosial 78,91

2 Dilakukan secara bersama-sama 77,19

Jumlah 156,11 Rata-rata 78,06

Setiap pada aspek kerjasama siswa diatas kemudian dijabarkan lebih lanjut

menjadi beberapa indikator. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan hasl

persentase indikator untuk angket kerjasama siswa pada siklus 1:

Tabel 19. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siswa Siklus 2

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

92

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai Orang Lain 78,46 2 Komunikasi diantara para anggota 79,26 3 Saling membantu memecahkan masalah 79,42 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 75,81 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan

dalam kelompok 79,73

6 Membagi tugas antar anggota kelompok 77,85 7 Saling memberikan motivasi 77,24

Jumlah 547,76 Rata-Rata 78,25

Kerjasama siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dapat diketahui

melalui kegiatan observasi secara langsung selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hasil observasi untuk mengetahui kerjasama siswa dalam kegiatan

pembelajaran dapat disimak pada tabel berikut yan memuat mengenai persentase

capaian indikator untuk observasi kerjasama siswa pada siklus 2.

Tabel 20. Persentase Skor Indikator Observasi Kerjasama Siswa Siklus II

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai Orang Lain 92,68 2 Komunikasi diantara para anggota 82,93 3 Saling membantu memecahkan masalah 85,37 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 73,17 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan dalam

kelompok 75,61 6 Membagi tugas antar anggota kelompok 65,85 7 Saling memberikan motivasi 60,98

Jumlah 536,59 Rata-Rata 76,66

c. Performance Guru

Performance seorang guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap

minat belajar dan hasil belajar siswa-siswanya. Hasil persentase aspek

performance guru pada siklus 2 adalah:

Tabel 21. Persentase Skor Aspek Angket Performance Guru Siklus II

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

93

No Aspek Persentase Capaian (%) 1 Strategi pengorganisasian pembelajaran 74,39 2 Strategi penyampaian pembelajaran 72,39 3 Strategi pengelolaan pembelajaran 76,22

Jumlah 227,71 Rata-rata 75,91

Aspek performance guru pada tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi

beberapa indikator yaitu sebagai berikut:

Tabel 22. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Siklus 2 No Indikator Persentase Capaian

(%) 1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama

satu semester 78,25

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali

pertemuan 81,09

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa

yang akan diajarkan 75,00

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang

diajarkan setiap kali pertemuan 78,35

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas

secara bersama 74,19

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi

tertentu yang akan dibahas secara mandiri 68,29

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan

setiap materi 76,52

8 Menggunakan berbagai metode dalam

penyampaian pembelajaran 69,97

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 76,98 10 Menggunakan berbagai teknik dalam

pembelajaran 70,88

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 82,62 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 78,66 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 78,05 14 Memberikan stimulus 77,74 15 Memberikan petunjuk belajar 77,44 18 Menimbulkan penampilan siswa 78,05 17 Memberikan umpan balik 81,71 18 Menilai penampilan 71,64 Jumlah 1375,45 Rata-rata 80,91

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

94

Cara kedua untuk mengetahui tentang performance guru adalah dengan

cara observasi secara langsung selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil

persentase capaian indikator untuk observasi performance guru pada siklus 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 23. Persentase Skor Indikator Observasi Performance Guru Siklus 2 No Indikator Persentase

Capaian (%) 1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama

satu semester 75,0

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali

pertemuan 100

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa

yang akan diajarkan 100

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang

diajarkan setiap kali pertemuan 100

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas

secara bersama 75

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

100

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

75

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

100

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 87,5 10 Menggunakan berbagai teknik dalam

pembelajaran 75

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 75 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 75 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 62,5 14 Memberikan stimulus 50 15 Memberikan petunjuk belajar 87,5 18 Menimbulkan penampilan siswa 50 17 Memberikan umpan balik 87,5 18 Menilai penampilan 62,5

Jumlah 1437,5 Rata-rata 79,86

4. Analisa dan Refleksi

a. Keaktifan Diskusi Siswa

Diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang digunakan untuk

mengembangkan krativitas dan kemampuan komunikasi siswa. Hasil persentase

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

95

aspek untuk angket keaktifan diskusi siswa telah tercantum dalam Tabel 15.

Berdasarkan Tabel 15. persentase aspek untuk angket keaktifan diskusi siswa

berkisar antara 76 % - 78 % dengan persentase rata-rata aspek keaktifan diskusi

siswa sebesar 77,83 %. Hasil persentase menunjukkan peningkatan dibandingkan

pada siklus 1, peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 2,18 %.

Persentase terbesar yaitu pada aspek menemukan sebab musabab yaitu

sebesar 78,81 %, sedangkan persentase terkecil pada aspek mencari pemecahan

masalah yaitu sebesar 76,31%. Siswa telah mampu untuk menemukan sebab

musabab dari suatu permasalahan yang ada, sebab musabab yang ada dapat

sebagai sumber untuk mencari suatu pemecahan dari suatu masalah yang ada.

Apabila siswa telah dapat menemukan sebab musabab dari suatu masalah, maka

siswa akan lebih mudah untuk mencari pemecahan dari masalah yang sedang

dihadapi.

Setiap aspek pada angket keaktifan diskusi diatas kemudian dijabarkan lebih

lanjut menjadi beberapa indikator. Setiap indikator yang ada kemudian dihitung

persentase capaiannya. Hasil persentase indikator untuk angket keaktifan diskusi

siklus 2 tercantum pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15. dapat diketahui bahwa

persentase indikator angket keaktifan diskusi siswa pada siklus 2 berkisar antara

69,36% - 81,25%.

Persentase tertinggi dicapai oleh indicator ke 2 yaitu tentang memperdalam

masalah dari berbagai sumber. Sedangkan persentase terendah dicapai oleh

indikator ke-7 yaitu tentang mampu menganalisa masalah yang ada. Berdasarkan

hasil yang dicapai dari hasil angket, dapat diketahui bahwa siswa dapat

memperdalam masalah dari berbagai sumber, karena pada pembelajaran

menggunanakan sistem modul ini siswa dituntut untuk lebih bisa belajar secara

mandiri. Jadi, siswa harus dapat mencari pemecahan masalah dari sumber lain

baik sumber dari modul, buku, internet maupun dengan cara berdiskusi dengan

teman.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

96

Gambar 9. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan Gambar 9. diatas dapat diketahui bahwa persentase skor

untuk indikator angket keaktifan diskusi siswa mengalami kenaikan. Kenaikan

yang terjadi cukup bervariasi untuk setiap indicator. Kenaikan ini terjadi pada

seluruh indikator yang ada. Kenaikan persentase terbesar dicapai oleh indikator

ke-2 yaitu tentang kemampuan siswa untuk memperdalam masalah dari berbagai

sumber, kenaikan yang terjadi sebesar 6,71%.

Adanya kenaikan yang terjadi menunjukkan bahwa dengan menggunakan

modul ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat lebih memperdalam

materi dari berbagai sumber. Pembelajaran dengan menggunakan modul adalah

pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri. Melalui

pembelajaran modul siswa diberi kebebasan untuk memperdalam pemahaman

mereka tentang materi yang sedang mereka pelajari.

Usaha untuk memperdalam pemahaman materi bisa dilakukan dengan cara

mencari sumber belajara lain dan cara lain yaitu dengan cara diskusi. Diskusi

siswa dapat memperdalam materi dengan cara bertukar pendapat dengan teman

dalam kelompok diskusinya.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

97

Tabel 17. merupakan tabel yang memuat mengenai hasil persentase

indikator observasi keaktifan diskusi siswa pada siklus 2. Berdarkan Tabel 17.

tersebut dapat diketahui bahwa persentase indikator observasi keaktifan diskusi

siswa berkisar antara 70,732% - 95,12% dengan rata-rata persentase sebesar 80%.

Persentase terbesar dicapai oleh indicator ke-7 yaitu tentang kemampuan siswa

untuk menganalisa masalah sebesar 95,12%.

Kemampuan siswa dalam menganalisa suatu masalah telah mengalami

peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Peningkatan yang terjadi merupakan

suatu dampak positif dari pembelajaran menggunakan modul. Pembelajaran

dengan menggunakan modul telah melatih siswa untuk menganalisa permasalahan

yang terjadi dan melatih siswa untuk mencari pemecahan dari permasalahan

tersebut.

Persentase paling kecil pada indikator ke-4 yaitu mengenai kemampuan

siswa untuk menyusun rangkuman. Persentase yang dicapai sebesar 70,73%.

Menyusun rangkuman merupakan suatu kebutuhan yang berbeda-beda bagi siswa.

sebagian siswa mungkin kurang perlu untuk menyusun rangkuman, sehingga

siswa tidak membuat rangkuman. Siswa yang meras tidak perlu membuat

rangkuman ini menganggap bahwa materi yang telah dijelaskan dalam modul

sudah cukup ringkas dan jelas, sehingga tidak perlu lagi untuk menyusun

rangkuman lagi.

Hasil persentase berdasarkan observasi berbeda dengan hasil persentase

berdasarkan angket keaktifan diskusi siswa. Berdasarkan pada hasil perhitungan

angket keaktifan diskusi siswa siklus 2, indikator ke-7 memiliki persentase

terendah yaitu sebesar 69,36%. Pembelajaran dengan menggunakan modul yang

terjadi dilapangan sebenarnya dapat mengaktifkan siswa dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam menganalisa masalah yang ada. Pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran yang disertai dengan kegiatan diskusi memacu

siswa untuk melakukan diskusi dengan teman dalam sekelompoknya untuk

menganalisa suatu masalah.

Apabila dibandingkan dengan persentase indikator observasi keaktifan

diskusi pada siklus 1, persentase keaktifan diskusi pada siklus 2 menunjukkan

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

98

adanya kenaikan persentase. Persentase indikator observasi pada siklus 1 hanya

mencapai 55,85%, sedangkan pada siklus 2 persentase rata-rata indikator

observasi keaktifan diskusi mencapai 80 %. Kenaikan persentase yang terjadi

merupakan suatu dampak dari penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian

sebagai sumber belajar bagi siswa. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan

modul pembelajaran hasil penelitian pada siklus 1 kurang memenuhi target.

Gambar 10. Grafik Perubahan Persentase Indikator Observasi Keaktifan Diskusi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 10. menunjukkan grafuk peruabahan nilai observasi keaktifan

diskusi siswa pda siklus 1 dan siklus 2. Gambar 10. dapat terlihat bahwa nilai

yang dicapai pada siklus 2 sudah lebih bagus apabila dibandingkan dengan nilai

yang dicapai apada siklus 1.

Hasil yang tercapai dikarenakan pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa

hanya diberi 1 modul untuk tiap kelompok, jadi beberapa siswa kurang dapat

mempelajari modul dengan sepenuhnya. Pada pelaksanaan tindakan 2 dilakukan

suatu perbaikan, dimana setiap siswa diberi modul pembelajaran hasil penelitian

satu per satu. Sehingga memudahkan siswa untuk dapat melakukan pembelajaran

secara mandiri.

Pada hakekatnya pembelajaran menggunakan modul pembelajaran

merupakan suatu system pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh siswa.

siswa. setiap modul yang diberikan kepada siswa dapat dipelajari oleh siswa

tersebut secara mandiri. Mandiri disini diartikan siswa dapat belajar dengan

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

99

membaca sendiri modul yang sudah disediakan dan kemudian apabila ada hal-hal

yang belum dimengerti dan dipahami, siswa dapat mencari sumber yang lain,

misalnya dengan mencari buku-buku, mencari sumber dari internet, dan dapat

pula siswa melakukan diskusi dan bertukar pendapat dengan temannya. Apabila

siswa masih belum mengerti dan belum jelas dengan materi yang telah dijelaskan

di dalam modul, siswa dapat menyakannya kepada guru.

b. Kerjasama Siswa

Kerjasama merupakan sesuatu yang alami yang ada di dalam suatu

kelompok. Suatu kelompok akan berkembang dengan baik apabila pada anggota

kelompok tersebut memiliki kemampuan berkerja sama yang baik. Suatu kegiatan

diskusi akan dapat berjalan dengan baik apabila anggota kelompok tersebut dapat

bekerja sama dengan baik.

Persentase tentang aspek kerjasama tercantum dalam Tabel 18. Kerjasama

ada 2 aspek yaitu aspek interkasi/hubungan sosial dan aspek tentang kegiatan

yang harus dilakukan secara bersama-sama. Dari kedua aspek tersebut, aspek

interaksi/hubungan sosial memiliki persentase terbesar yaitu sebesar 78,92%.

Perolehan persentase aspek pada siklus 2 berlawanan dengan hasil pada

siklus 1. Perolehan pada siklus 2 menunjukkan bahwa interkasi/hubungan sosial

memiliki persentase paling besar yaitu sebesar 78,92%. Hasil pada aspek

mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan orang lain

mengalami peningkatan dengan adanya modul pembelajaran. Diskusi yang

dilaksanakan dengan menggunakan modul pembelajaran telah dapat melatih siswa

untuk dapat melakukan hubungan sosial dan berinteraksi dengan orang lain.

Aspek ke-2 mengenai kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama juga

mengalami peningkatan persentase menjadi 77,19 %. Peningkatan yang terjadi

merupakan suatu hasil yang menggembirakan karena siswa telah dapat melakukan

kerjasama dengan teman dalam kelompoknya, sehingga diskusi yang berlangsung

dalam kelompok dapat berlangsung dengan lebih baik.

Aspek pada angket kerjasama tersebut kemudian dijabarkan menjadi

beberapa indikator. Jumlah keseluruhan indikator pada angket kerjasama adalah

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

100

sejumlah 7 indikator. Hasil persentase capaian indikator untuk angket kerjasama

siswa dapat disimak pada Tabel 19. Berdasarkan Tabel 19. dapat diketahui bahwa

persentase indikator angket kerjasama siswa berkisar antara 75,81% - 79,73%

dengan persentase rata-rata sebesar 78,25%.

Sesuai hasil persentase pada Tabel 19, persentase terkecil dimiliki oleh

indikator ke-5 yaitu mengenai bekerja saling bergantung satu sama lain dengan

persentase sebesar 75,81%. Meski persentase yang dimiliki oleh indikator ke-7

yang paling kecil, tetapi persentase tersebut telah mencapai target yaitu sebesar

75%. Jadi, siswa telah memiliki kemampuan untuk saling bergantung satu sama

lain. Kegiatan kelompok memerlukan saling ketergantungan antar anggota

kelompok yang ada. Saling ketergantungan akan membuat kerjasama dalam suatu

kelompok menjadi lebih baik.

Sedangkan persentase terbesar dimiliki oleh indikator ke-5 sebesar

79,73% yaitu mengenai kemampuan untuk saling menggalang kerjasama dan

kekompakan antar anggota kelompok. Suatu kegiatan kelompok sangat

memerlukan adanya suatu kerjasama dari masing-masing anggota kelompoknya.

Kerjasama yang baik dalam suatu kelompok akan membuat kelompok tersebut

menjadi lebih kompak dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.

Hasil persentase indikator untuk angket kerjasama siswa pada siklus 2 ini

telah mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan hasil persentase pada

siklus 1. Kenaikan yang terjadi adalah sebesar 4,28%. Untuk lebih mengamati

kenaikan persentase skor indikator angket kerjasama siswa siklus 1dan siklus 2

dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

101

Gambar 11. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Kerja Sama Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan Gambar 11. di atas dapat diketahui bahwa adanya kenaikan

persentase angket kerjasama siswa pada siklus 2. Kenaikan ini terjadi hampir pada

seluruh indikator yang ada. Sesuai Gambar 11. di atas, kenaikan terbesar dimiliki

oleh indikator ke-3 yaitu sebesar 7,77%.

Adanya kenaikan menunjukkan bahwa ada suatu dampak positif dari

pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian. Pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian siswa disiapkan untuk menjadi

siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran dan siswa harus dapat belajar secara

mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri ini menuntut siswanya untuk

dapat melakukan kerjasama dengan orang lain. Suatu pembelajaran yang mandiri,

siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan

otonom.

Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian

melatih siswa untuk belajara secara mandiri di dalam suatu kelompok belajar.

Siswa dapat mempelajari modul yang telah disediakan. Apabila siswa ada yang

belum memahami dengan materi yang dijelaskan didalam modul, siswa dapat

mendiskusikan materi tersebut dengan teman dalam kelompoknya. Kegiatan

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

102

diskusi yang berlangsung akan lebih mengaktifkan kemampuan siswa untuk lebih

dapat belajar secara mandiri bersama teman.

Kegiatan diskusi dapat menimbulkan suatu kerjasama diantara para

anggota kelompok yang ada. Seperti yang telah dijelaskan oleh Johnson (2009:

166) yang mengemukakan bahwa “Kerjasama yang erat lahir terutama dari

komunikasi yang kuat diantara para anggota kelompok”. Sesuai dengan pendapat

dari Johnson tersebut, kerjasama bisa muncul dari adanya suatu komunikasi yang

baik dari anggota kelompok.

Suatu kelompok yang anggotanya memiliki kemampuan komunikasi

yang baik, maka akan memiliki kemampuan kerjasama yang baik pula.

Berdasarkan hasil pada siklus 2, dimana persentase indikator angket kerjasama

siswa yang telah mencapai target lebih dari 75%, hal ini menunjukkan bahwa

selain siswa memiliki kemempuan kerja sama yang baik , siswa juga memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik pula.

Hasil indikator untuk observasi kerjasama siswa siswa dapat dilihat

dalam Tabel 26. Berdasarkan Tabel 20. dapat diketahui bahwa kerjasama siswa

secara keseluruhan mengalami kenaikan persentase. Kenaikan terjadi hampir pada

seluruh indikator observasi. Berdasarkan Tabel 20. persentase capaian indikator

untuk observasi berkisar antara 60,98% - 92,68% dengan persentase rata-rata

sebesar 76,66%.

Persentase paling besar pada indikator pertama sebesar 92,68% yaitu

tentang menghargai orang lain. Kegiatan diskusi yang dilaksanakan dengan

menggunakan modul telah melatih siswa untuk lebih menghargai orang lain.

Sikap menghargai orang laing merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap

orang, termasuk juga siswa. Siswa perlu untuk dididik lebih dini untuk dapat

bersikap menghargai orang lain. Sikap menghargai orang lain dapat dilatih

melalui kegiatan diskusi kelompok.

Kegiatn diskusi kelompok setiap siswa saling bertukar pendapat untuk

memecahkan suatu permasahan yang sedang dihadapi. Proses diskusi terkadang

tidak berjalan mulus, terkadang ada siswa yang tidak atau susah untuk menerima

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

103

pendapat dari orang lain, sehingga untuk itu setiap siswa hendaknya saling

menghargai satu sama lain demi kelangsungan kegiatan kelompok.

Persentase rata-rata pada siklus 2 ini mengalami kenaikan dibanding

dengan persentase rata-rata pada siklus 1. Kenaikan yang terjadi adalah sebesar

20,21%. Kenaikan persentase rata-rata ini merupakan suatu dampak positif dari

penggunaan modul pembelajran hasil penelitian sebagai sumber belajar bagi

siswa.

Gambar 12. Grafik Perubahan Persentase Indikator Observasi Kerjasama Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Grafik yang tergambar pada Gambar 12. menunjukkan bahwa secara

umum nilai observasi mengalami peningkatan nilai pada siklus 2. Peningkatan ini

menunjukkan bahwa pada siklus 2 terjadi peningkatan kerjasama siswa apabila

dibandingkan dengan siklus 1. Peningkatan persetase pada siklus 2 merupakan

suatu dampak positif dari penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian.

berdasar hasil observasi pada siklus 2 menunjukkan bahwa penggunaan modul

pembelajaran hasil penelitian dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam

kegiatan kelompok.

Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian telah menaikkan

kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran. Penggunaan modul

pembelajaran merupakan salah satu jenis dari pembelajaran mandiri.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

104

Pembelajaran mandiri merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa

memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu.

Suatu pembelajaran yang mandiri menuntut siswa untuk dapat

melakukan hal-hal tertentu secara mandiri seperti mengambil tindakan membuat

keputusan sensiri, berpikir kreatif dan kritis dan bisa bekerja sama dengan orang

lain. Penggunaan modul yang merupakan salah satu dari pembelajaran mandiri,

telah dapat membuktikan bahwa pembelajaran modul ini dapat meningkatkan

kemampuan siswa untuk belajar mandiri melalui kegiatan diskusi kelompok. Hal

ini dapat diketahui berdasar hasil penelitian yan menunjukkan bahwa pada

pembelajaran modul ini dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa,

dimana kerja sama ini merupakan suatu bagian dari pembelajaran mandiri.

c. Performance Guru

Guru merupakan seorang ahli yang bertanggung jawab terhadap mutu

pendidikan bagi siswa. Seorang guru memungkinkan siswa untuk tidak hanya

dapat mencapai standar nilai akademik secara nasional, akan tetapi juga harus

mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang penting yang bisa digunakan oleh

siswanya selama hidupnya.

Tabel 21. merupakan tabel yang menampilkan mengenai persentase

capaian aspek pada angket performance guru pada siklus 2. Berdasarkan pada

Tabel 21. dapat dilihat bahwa ada 3 aspek tentang performance guru, yaitu

strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan

strategi pengelolaan pembelajaran. Persentase paling besar dari ketiga aspek

tersebut dicapai oleh aspek ke -3 yang menyatakan tentang strategi pengelolaan

kelas yaitu sebesar 76,22%.

Ketiga aspek performance guru tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi

indikator performance guru. Persentase indikator performance guru dapat disimak

pada Tabel 22. Berdasarkan Tabel 22. dapat diketahui bahwa persentase indikator

angket performance guru pada siklus 2 memiliki kisaran nilai 68,29% - 82,62%

dengan persentase rata-rata sebesar 76,41%.

Persentase tertinggi dimiliki oleh indikator ke-11 mengenai pemberian

motivasi kepada siswa dan menarik perhatian siswa. Indikator ke-11 memiliki

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

105

persentase sebesar 82,62%. Sedangkan untuk persentase terendah dimiliki oleh

indikator ke-6 mengenai pemberian tugas kepada siswa terhadap materi tertentu

yang akan dibahas secara mandiri. Indikator ini mencapai persentase sebesar

68,29%. Hasil persentase untuk performance guru pada siklus 2 menunjukkan

hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil persentase performance guru

pada siklus 1. Peningkatan yang terjadi adalah sebesar 6,269%.

Perubahan persentase capaian indicator angket performance guru siklus

2 apabila dibandingkan persentase capaian indikator angket performance guru

pada siklus 1 dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini:

Gambar 13. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Performance Guru Siklus 1 dan Siklus 2.

Berdasarkan Gambar 12. di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa

ada perubahan persentase capaian indikator angket performance guru pada

siklus 2. Perubahan yang terjadi merupakan kenaikan persentase pada siklus 2

dibanding dengan siklus 1. Sesuai Gambar 13. di atas dapat dilihat bahwa

kenaikan terjadi pada seluruh indikator performance guru.

Kenaikan persentase paling besar dimiliki oleh indikator 11 mengenai

pemberian motivasi dan perhatin kepada siswa. Kenaikan yang terjadi sebesar

sebesar 9,45%. Kenaikan persentase yang terjadi menunjukkan bahwa dalam

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

106

pembelajaran guru sangat perlu untuk memberikan motivasi dan perhatian

kepada siswa. motivasi yang diberikan oleh guru merupakan suatu faktor yang

sangat penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena siswa

akan dapat belajar dengan sungguh-sungguh apabila siswa memiliki motivasi

yang tinggi.

Tabel 23. merupakan tabel yang memuat mengenai persentase capaian

indikator untuk observasi performance guru pada siklus 2. Persentase capaian

indikator observasi performance guru pada siklus 2 ini memiliki kisaran nilai

antara 50 % - 100 % dengan persentase rata-rata sebesar 79,86%.

Gambar 14. Grafik Perbandingan Persentase Capaian Indikator Observasi Performance Guru Siklus 1 dan Siklus 2

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian merupakan salah satu dari jenis pembelajaran

mandiri. Pembelajaran yang mandiri memungkinkan siswa untuk

mengembangkan pengetahuan dan keahlian. Pelaksanaan pembelajaran mandiri

menuntut dedikasi dari seorang guru. Guru dalam pembelajaran mandiri

selayaknya dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat dimanfaatkan oleh

siswa mandiri untuk dapat menemukan cara kreatif yang menghubungkan

pengalaman belajar yang diperoleh di sekolah dengan kehidupan sehari-hari

siswa.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

107

Pelaksanaan tindakan siklus 2 menunjukkan hasil yang cukup

memuaskan. Secara umum hasil yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan 2

menunjukkan kenaikan persentase apabila dibandingkan dengan tahap pra siklus

dan siklus 1. Pada tahap siklus 1, meski telah digunakan modul pembelajaran hasil

penelitian sebagai sumber belajar bagi siswa, akan tetapi dalam pelaksanaannya

menunjukkan penurunan persentase apabila dibanding dengan tahap pra siklus.

Hasil yang ditunjukkan pada siklus 2 menunjukkan kenaikan persentase

capaian yang sudah mencapai target yaitu 75 % baik dari hasil angket maupun

dari observasi langsung di lapangan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai

beradaptasi dengan pembelajaran modul ini. Siswa sudah dapat melaksanakan

pembelajaran secara mandiri. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini setiap

siswa mendapatkan 1 buah modul, sehingga memudahkan bagi siswa untuk dapat

mempelajari modul yang ada secara mandiri.

a. Hasil wawancara guru.

Menurut wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran

yang bersangkutan, diperoleh hasil wawancara bahwa pembelajaran menggunakan

modul pembelajaran hasil penelitian telah berhasil meningkatkan kegiatan diskusi

kelompok di kelas X-6 SMA Batik Surakarta.

Guru belum pernah menggunakan modul hasil penelitian untuk

pembelajaran dikelas dan gur belum pernah menggunakan terasering sebagai

model untuk demonstrasi siswa. Guru juga bertanya kepada siswa mengenai

bagaimana kesan kesan siswa terhadap pembelajaran modul, dan siswa juga

menyatakan bahwa pembelajaran modul cukup bagus dan sangat mendukung

diskusi di kelas.

Guru juga berpendapat bahwa modul pembelajaran hasil penelitian juga

dapat digunakan untuk sumber belajar bagi siswa dan sebagai referensi bagi

siswa, terutama bagi siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dibanding siswa

yang lain.

Setiap siswa memiliki semangat belajar dan motivasi belajar yang

berbeda-beda, terkadang ada siswa yang semangat belajarnya masih kurang,

sehingga perlu digunakan variasi metode dan metode diskusi dirasa dengan

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

108

menggunakan tersering merupakan salah satu alternative metode yang dapat

menumbuhkan semangat siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama.

b. Hasil wawancara siswa

Siswa kelas X-6 SMA Batik Surakarta secara umum menyatakan bahwa

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran

hasil penelitian. Siswa tertarik dengan adanya modul pembelajaran hasil

penelitian karena materi yang ada di dalam modul cukup mudah untuk dipahami.

Siswa merasa mendapat materi baru yang sebelumnya tidak ada penjelasannya di

dalam buku pelajaran biasa. Siswa sangat tertaik dengan adanya modul karena

modul tersusun secara sistematis dan modul juga sudah inovatif. Siswa tertarik

dengan modul karena modul disertai gambar yang dapat memperjelas dalam

memahami materi dalam modul.

Siswa menyukai pembelajaran menggunakan modul karena penjelasan

yang ada dalam modul cukup mudah untuk dipelajari oleh siswa. siswa lebih

mudah menangkap materi yang dijelaskan dalam modul. Pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian mengenai pelestarian

lingkungan sangat membantu siswa karena dengan modul tidak hanya belajar teori

saja, tapi ada hasil penelitian yang merupakan suatu hasil percobaan, dan siswa

tertarik dengan modul yang juga disertai dengan media terasering yang juga

digunakan untuk lebih memperjelas pemahaman siswa mengenai dampak erosi.

Siswa merasa senang dengan adanya modul karena pada saat

pembelajaran modul siswa juga diberi kesempatan untuk melakukan demonstrasi.

Demonstrasi yang dilakukan siswa ini menarik perhatian siswa sehingga siswa

dapat lebih tertarik untuk belajar Biologi.

Modul pembelajaran hasil penelitian memuat penjelasan singkat

mengenai hasil penelitian, sehingga siswa menjadi sesuatu yang baru bagi siswa.

siswa mendapatkan saran belajar yang baru sehingga menjadi lebih senang untuk

belajar dan tidak membosankan karena adanya modul lebih menarik untuk

dipelajari. Siswa merasa mendapat pengetahuan baru mengenai pelestarian

lingkungan. Pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan sangat membantu bagi

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

109

siswa untuk lebih belajar mengenai lingkungan dan siswa menjadi memiliki

keinginan untuk melestarikan lingkungan.

Siswa menyatakan bahwa dengan adanya modul pembelajaran hasil

penelitian telah membangkitkan semangat siswa untuk melakukan diskusi dan

kerjasama dengan kelompok. Siswa berpendapat bahwa didalam modul telah

disertai dengan beberapa pertanyaan dan juga permasalahan yang kemudian

permasalahan tersebut harus diselesaikan secara bersama. Penyelesaian masalah

sangat memerlukan adanya suatu diskusi kelompok.

Siswa merasakan bahwa dengan adanya modul membuat pelaksanaan

diskusi menjadi lebih kompak dan kondusif apabila dibandingkan dengan tidak

menggunakan modul. Siswa mengatakan bahwa dengan modul semua anggota

kelompok dapat merumuskan bersama pemecahan masalah yang ada. Modul

sangat berguna untuk pelaksanaan diskusi di kelas. Siswa lebih menyukai diskusi

dengan menggunakan modul.

Modul pembelajaran hasil penelitian sangat mempermudak untuk

mengkoordinasi kelompok. Siswa menjadi lebih mudah untuk bekerja sama

dengan teman dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang

heterogen, sehingga dengan kerja sama yang baik akan mendapat 1 tujuan

bersama.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluai pada siklus 2, dapat

disampaikan hasil sebagai berikut:

a. Optimalisasi penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat

meningkatkan keaktifan diskusi siswa dalam kegiatan kelompok.

b. Optimalisasi penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat

meningkatkan kerjasama siswa dalam kegiatan diskusi di dalam pembelajaran.

Suatu pembelajaran yang mandiri, siswa dapat melibatkan dan

mengaitkan bidang akademik dengan kehidupan sehari-hari mereka, cara yang

dapat dilakukan untuk dapat mengaitkan ini salah satunya dengan melakukan

tukar pendapat dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Proses tukar pendapat

juga dapat terjadi di lingkungan sekolah (kelas) dengan suatu kegiatan yang

disebut diskusi kelompok.

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

110

Kegiatan diskusi kelompok dapat juga mengambil tindakan, bertanya,

membuat keputusan secara mandiri, berpikir kritis dan kreatif dan siswa dapat

bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Berdasar hasil penelitian yang telah

dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta, pembelajaran menggunakan modul hasil

penelitian dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran.

Peran aktif siswa dapat diketahui dari kegiatan diskusi siswa dan dari

kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok. Selama kegiatan diskusi kelompok

pada siklus 2, keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa meningkat pesat dan

hal ini adalah salah satu dampak positif dari pembelajaran menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. PENELITIAN LABORATORIUM

Penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan mengambil pokok

permasalahan mengenai erosi yang terjadi pada lahan miring akibat pengaruh

siraman air yang tidak terkendali. Erosi merupakan bencana yang sudah tidak

asing lagi bagi siswa. Tanah gundul pada lahan miring akan mudah tererosi

apabila tanah tersebut tersiram oleh air dengan jumlah air yang tidak terkendali.

Penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan tentang erosi dilakukan

diawali dengan pembuatan miniatur terasering pada kotak kayu yang berbentuk

balok dengan ukuran 50 cm x 60 cm x 40 cm. Terasering dibuat sebanyak 4 buah

dengan bentuk dan ukuran yang sama tetapi masing-masing memiliki perbedaan.

Perbedaan yang ada pada masing–masing terasering adalah perbedaan pada

tanaman dan jumlah tanaman yang ditanam pada permukaan terasering.

Perbedaan pada terasering dibuat dengan tujuan untuk mengetahui

adanya perbedaan antara terasering yang satu dengan yang lain apabila terasering

disiram dengan air. Terasering I dibuat dengan seluruh permukaan yang tertutup

dengan rumput secara keseluruhan. Rumput yang digunakan adalah jenis rumput

jepang (Zoysia japonica). Terasering II dibuat dengan ditanami rumput akan tetapi

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

111

jumlah rumputnya hanya sedikit dan pada terasering II juga ditanami dengan

tanaman yang lain selain rumput. Terasering III dibuat dengan ditanami rumput

tetapi tidak pada seluruh permukaan, tapi hanya sebagian permukaan saja yang

tertutup rumput. Rumput yang digunakan masih sama dengan rumput yang

digunakan pada terasering I. Terasering IV dibuat tanpa ditanami dengan tanaman

apapun atau hanya tanah saja.

Miniatur terasering yang telah siap digunakan selanjutnya diberi

perlakuan dengan cara diguyur dengan air yang volumenya sama untuk masing-

masing terasering. Air yang telah diguyurkan pada terasering kemudian

ditampung pada suatu wadah yang telah disediakan. Air yang ditampung

kemudian digunakan untuk menghitung TSS ( Total Suspended Solid ).

Penghitungan TSS bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan padatan pada air.

Hasil perhitungan TSS dapat dilihat pada Tabel 2. berikut :

Tabel 2. Data hasil penelitian TSS

Jenis Terasering

A (mg)

B (mg)

(A-B) (mg)

TSS (mg/l)

Terasering I 0,868 0,813 0,55 5,5

Terasering II 0,809 0,772 0,37 3,7

Terasering III 0,875 0,812 0,63 6,3

Terasering IV 4,581 0,798 3,783 37,83

Keterangan:

Terasering I : Terasering yang ditanami rumput secara keseluruhan diseluruh

permukaan.

Terasering II : Terasering yang ditanami sedikit rumput, tetapi ditanami beberapa

jenis tanaman lain.

Terasering III : Terasering yang ditanami sedikit rumput tanpa ditanami tanaman

lain.

Terasering IV : Terasering yang tidak ditanami tanaman apapun.

A : berat kertas saring berisi residu tersuspensi dalam mg.

B : berat kertas saring kosong dalam mg

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

112

Berdasarkan data pada Tabel 2. diketahui bahwa TSS paling besar adalah

pada jenis terasering IV yaitu terasering yang hanya terdiri dari tanah, yaitu

sebesar 37,83 mg/l. Hasil pada terasering yang hanya berisikan tanah memiliki

nilai TSS paling besar karena pada media yang hanya berisi tanah maka tanahnya

akan lebih mudah terkikis apabila ada air yang mengalir, sehingga jumlah bahan

padatan yang larut juga lebih besar.

Tanah yang mudah terkikis disebabkan karena pada tanah tidak ada akar

tanaman yang dapat berguna untuk menahan aliran air. Sehingga apabila tidak ada

penahannya, maka air akan lebih mudah terkikis.

Hasil residu tersuspensi (TSS) paling kecil adalah pada jenis terasering

yang berisi tanah dan ditanami dengan rumput dan tanaman, yaitu sebesar 3,7

mg/l. Hasil yang ditunjukkan oleh terasering II mengindikasikan bahwa pada

tanah yang ditanami dengan rumput dan tanaman akan memiliki daya kikis yang

kecil. Tanah tidak akan mudah terkikis oleh air, karena tanah memiliki

kemampuan untuk menahan air. Tanaman yang terdapat pada terasering juga akan

menyerap air yang disiramkan pada tanah. Sehingga air tidak akan mengkikis

tanah.

Gambar 5. berikut mengambarkan diagram perbandingan hasil

perhitungan Total Suspended Solid (TSS) pada masing-masing terasering.

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

113

Gambar 5. Diagram Perbandingan Hasil Perhitungan Total Suspended Solid

(TSS)

Berdasarkan hasil perhitungan TSS yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa pada terasering IV akan mudah terkikis oleh air karena pada terasering IV

tidak terdapat tanaman apapun, sehingga tanah menjadi lebih mudah terkikis.

Sehingga akan berdampak pada tanah yang longsor. Lahan atau tanah yang

ditanami dengan vegetasi tanaman, misalnya rumput dan jenis tanaman lain, maka

tanah tidak akan mudah terkikis oleh air

E. PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian laboratotium mengenai Pelestarian Lingkungan

khususnya pada permasalahan tentang erosi disajikan dalam bentuk modul

pembelajaran hasil penelitian. Modul pembelajaran hasil penelitian dibuat sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang tercantum didalam kurikulum pembelajaran.

Modul pembelajaran hasil penelitian disusun sesuai dengan aturan

penyusunan modul yang disampaikan oleh Mulyasa (2006: 43). Modul

pembelajaran hasil penelitian digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam pembelajaran terutama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

kegiatan diskusi kelompok dan kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok.

F. PENELITIAN TINDAKAN KELAS

3. Kondisi Awal (Pra Siklus)

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Tahap pertama yang dilakukan sebelum penelitian adalah melakukan pengamatan

atau observasi di lokasi yang akan dilakukan penelitian. Selain observasi, juga

dilakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Wawancara yang dilakukan berhubungan dengan masalah-masalah yang biasanya

terjadi di kelas selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

114

Observasi yang dilaksanakan adalah observasi terhadap proses belajar

mengajar yang terjadi di kelas. Tahap observasi dilakukan untuk mengetahui

masalah-masalah apa saja yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas.

Selanjutnya, masalah-masalah yang ada tersebut diperbaiki melalui penelitian

tindakan kelas (PTK).

Selama proses observasi (pengamatan) di kelas dilakukan, ditemukan

beberapa permasalahan yang terjadi di kelas, yaitu: siswa kurang aktif dalam

kegiatan diskusi kelompok dan siswa masih belum bisa untuk melakukan

kerjasama dalam kelompok. Jumlah siswa yang dapat mengikuti kegiatan diskusi

dengan baik hanya 47,31% dari keseluruhan jumlah siswa yang ada.

Saat kegiatan diskusi berlangsung, siswa masih sangat susah untuk

membentuk kelompok diskusi. Siswa juga belum bisa melakukan kerjasama yang

baik selama diskusi. Siswa yang dapat bekerja sama dengan baik dengan teman

dalam satu kelompok dalam kegiatan diskusi hanya sebanyak 42,28%. Siswa

cenderung bertindak individual dan lebih mengutamakan urusan masing-masing.

Suatu sistem pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kemampuan

untuk bisa berpartisipasi secara aktif dalam belajar dan mendorong siswa untuk

dapat berpikir kritis dan kreatif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk

lebih mendorong dan meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih berpikir kritis

dan kreatif adalah dengan kegiatan diskusi dalam pembelajaran. Kegiatan diskusi

dapat merangsang kemampuan siswa untuk dapat menggali ide-ide yang

dimilikinya untuk memecahkan masalah.

Siswa diberi angket keaktifan diskusi dan kerja sama dengan tujuan

untuk mengetahui keaktifan diskusi dan kerja sama siswa dalam kegiatan

kelompok.. Keaktifan diskusi siswa pada tahap pra siklus dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 3. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa Pra Siklus

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Mampu memikirkani tentang masalah

sebagai pijakan analisis. 74,39

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber

77,29

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

115

Tabel 3. merupakan data yang menampilkan persentase skor indicator

angket keaktifan berdiskusi siswa dalam kegiatan kelompok selama tahap pra

siklus berlangsung. Berdasar Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa keaktifan

berdiskusi siswa dalam kegiatan kelompok memiliki rentang nilai persentase

sebesar 73% - 93%, apabila dihitung rata-ratanya maka diperoleh persentase rata-

rata sebesar 83,19%.

Berdasarkan data yang tercantum dalam Tabel 3. dapat diketahui bahwa

indikator yang paling kecil adalah indikator ke-10 yang menyatakan bahwa siswa

kemampuan siswa untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil.

Persentase yang dicapai oleh indikator ke-10 masih berada dibawah target yang

ingin dicapai yaituhanya mencapai nilai 73,32%, sedangkan target yang ingin

dicapai adalah sebesar 75 %.

Persentase indikator tertinggi dicapai oleh indikator ke-9 yaitu indikator

yang menyatakan siswa mampu menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian

yang obyektif. Indikator ke-9 mencapai persentase sebesar 96,79%.

Selain adanya suatu masalah yang bersangkutan dengan kegiatan diskusi

siswa dalam pembelajaran, juga ditemukan adanya suatu masalah lain yaitu

kerjasama siswa yang masih kurang dalam kegiatan kelompok. Selama proses

kegiatan kelompok berlangsung hanya beberapa siswa saja yang dapat melakukan

kerjasama dengan baik ketika kegiatan kelompok. Sebagian siswa yang lain acuh

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen. 82,16 4 Mampu menyusun rangkuman 79,42 5 Mampu bersikap objektif 84,15 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada

situasi 86,28

7 Mampu menganalisa masalah. 84,29 8 Mampu mengusulkan pemecahan-

pemecahan . 93,75

9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian yang obyektif

96,79

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil

73,32

Jumlah 831,86 Rata-Rata 83,19

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

116

terhadap kegiatan kelompok dan kurang antusias untuk melaksanakan kegiatan

diskusi dalam kelompoknya.

Besarnya persentase kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok dapat

diketahui dengan cara membagikan angket kerjasama kepada siswa. Berikut

disampaikan hasil persentase pengisian angket kerjasama siswa pada tahap pra

siklus.

Tabel 4. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siswa Pra Siklus.

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Menghargai orang Lain 78,05 2 Komunikasi diantara para anggota 75,76 3 Saling membantu memecahkan masalah

75,76

No Indikator PErsentase Capaian(%) 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 80,08 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan

dalam kelompok 78,51

6 Membagi tugas antar anggota kelompok 77,03 7 Saling memberikan motivasi 79,07 Jumlah 544,26

Rata-Rata 77,75

Tabel 4. merupakan tabel yang menampilkan nilai kerjasama siswa

dalam tiap indikator dalam kegiatan kelompok. Persentase yang tercantum pada

tabel 4. diatas merupakan persentase kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok

sebelum siswa menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian sebagai sumber

belajar. Sesuai Tabel 4. dapat dilihat bahwa kemampuan kerjasama siswa dalam

kegiatan kelompok yang berlangsung di kelas adalah sebesar 75 % - 80 % dengan

nilai rata-rata sebesar 77,75 %.

Apabila diamati lebih lanjut, dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang

cukup signifikan antara prosentase nilai indikator yang diperoleh dari angket

kerjasama siswa dan prosentase nilai indikator yang diperoleh dari hasil observasi

langsung yang terjadi di lapangan. Perbedaan yang terjadi mengindikasikan

bahwa sebetulnya setiap siswa memiliki keinginan dan mungkin juga kemampuan

yang memadai untuk melaksanakan diskusi dan kerjasama kelompok dengan

teman dalam satu kelompoknya. Akan tetapi, proses pembelajaran yang

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

117

berlangsung di dalam kelas masih belum bisa mendorong siswanya untuk dapat

melakukan kerjasama yang baik dalam kegiatan kelompok

Beberapa alasan yang bisa menyebabkan siswa belum dapat

melaksanakan kerjasama dengan baik adalah karena dalam pembelajaran yang

berlangsung di kelas siswa belum memiliki sumber belajar yang dapat

meningkatkan aktivitas kerja sama siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran yang

biasa berlangsung di kelas adalah suatu pembelajaran yang hanya berpusat pada

guru (teacher centered) dan siswa juga hanya diberi buku yang hanya beriri

materi yang akan dihafal oleh siswa. Sehingga, selama proses pembelajaran yang

berlangsung pun siswa hanya berpedoman pada buku itu saja.

Usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan keaktifan

berdiskusi siswa dan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan

kerjasama, maka dilakukan suatu tindakan dengan menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian sebagai sumber belajar.

Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dalam pelaksanaannya

memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan – keputusan yang jelas dari guru.

Seorang guru hendaknya memiliki suatu kemampuan untuk dapat meningkatkn

kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah kemampuan

guru untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional siswa, mengembangkan

kreatifitas siswa, membangkitkan nafsu belajar atau motivasi belajar siswa, dan

dapat mendayagunakan sumber belajar yang ada.

Tabel 5. berikut memberikan gambaran singkat mengenai performance

guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 5. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Pra Siklus

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama satu semester

74,19

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali pertemuan

82,93

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa yang akan diajarkan

76,42

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang diajarkan setiap kali pertemuan

69,51

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

118

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama

78,46

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

81,71

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

77,74

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

71,65

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran

73,93

10 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

68,75

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 84,45 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 77,44 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 79,27 No Indikator Persentase Capaian

(%) 14 Memberikan stimulus 79,88 15 Memberikan petunjuk belajar 78,66 18 Menimbulkan penampilan siswa 81,09 17 Memberikan umpan balik 74,39 18 Menilai penampilan 75,30 Jumlah 1385,77 Rata-rata 76,99

Berdasarkan data pada Tabel 5. diatas dapat diketahui bahwa persentase

rata-rata untuk performance guru dalam pembelajaran sudah mencapai 76,99%

dan hasil ini merupakan hasil yang sudah cukup bagus. Sesuai Tabel 5. indikator

yang masih kurang adalah indikator yang menyatakan mengenai penggunaan

teknik mengajar yang masih belum bervariasi dan pemberian rangkuman materi

kepada siswa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tentang

penggunaan teknik mengajar ini maka digunakan suatu metode pembelajaran

yang sebelumnya belum digunakan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan

modul pembelajaran hasil penelitian.

4. Siklus 1

5. Perencanaan

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

119

Tahap perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu

yang akan dilakukan saat penelitian tindakan kelas berlangsung. Beberapa

langkah yang dilakukan pada tahan perencanaan ini adalah sebagai berikut:

k. Menetapkan materi yang akan dipelajari, yaitu dengan materi pokok

Ekosistem dan Pencemaran, pada sub pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan.

l. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

pokok materi Ekosistem dan Pencemaran, pada pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan. RPP disusun sesuai dengan pembelajaran yang akan

berlangsung yaitu pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian sebagai sumber belajar.

m. Melakukan penelitian mengenai Pelestarian Lingkungan untuk pembuatan

modul pembelajaran.

n. Menyusun modul pembelajaran hasil penelitian.

o. Menyusun angket keaktifan berdiskusi siswa, angket kerja sama siswa,

dan angket performa guru.

p. Menyusun lembar observasi tentang keaktifan diskusi siswa.

q. Menyusun lembar observasi tentang kerja sama siswa.

r. Menyusun lembar observasi tentang performance guru.

s. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

t. Menyusun soal tes.

6. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan I merupakan penerapan pembelajaran

menggunakan modul hasil penelitian untuk meningkatkan keaktifan berdiskusi

siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan I

dilakukan 2 kali pertemuan. Pertemuan I dilakukan selama 1 jam pelajaran (1

x 45 menit) dan pertemuan II dilakukan selama 1 jam pelajaran (1 x 45 menit).

Kegiatan awal pada tahap pelaksanaan tindakan ini adalah guru

memberikan apersepsi singkat kepada siswa mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan masalah lingkungan secara umum. Selama kegiatan

apersepsi ini guru memberikan beberapa pertanyaan singkat yang harus

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

120

dijawab oleh siswa. Tujuan guru memberikan pertanyaan-pertanyaan ini

adalah untuk mengajak siswa menemukan deskripsi awal mengenai materi

yang akan dipelajari. Kemudian guru membimbing siswa untuk melakukan

diskusi dalam kelompok.

Siswa dikelompokkan secara acak. Tiap kelompok terdiri dari 5-7

siswa. Selanjutnya, setelah terbentuk kelompok, guru memberi penjelasan

mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh siswa selama proses diskusi

berlangsung. Modul pembelajaran hasil penelitian dibagikan kepada tiap

kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan 1 buah modul. Lembar

Kerja Siswa (LKS) dibagikan kepada masing-masing siswa. Setelah masing-

masing kelompok mendapatkan modul dan masing-masing siswa

mendapatkan LKS, siswa dapat memulai melakukan diskusi.

Diskusi dilakukan untuk membahas permasalahan yang sudah

disediakan dalam LKS. Siswa diberi waktu untuk melakukan diskusi. Melalui

diskusi yang dilakukan siswa tersebut, juga dapat diketahui bagaimana

kerjasama siswa dalam kelompok.

Kegiatan diskusi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan

presentasi dari perwakilan dari tiap kelompok. Masing-masing kelompok

mempresentasikan menyampaikan hasil diskusi dari masing-masing

kelompok. Pelaksanaan kegiatan presentasi memberikan kesempatan kepada

kepada kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang

sedang presentasi.

Kegiatan presentasi dilanjutkan dengan penyampaian kesimpulan

oleh guru. Guru bersama siswa menyimpulan hasil diskusi secara singkat dan

guru membimbing siswa untuk mendemonstrasikan penggunaan model

terasering. Siswa melakukan demonstrasi dimaksudkan untuk lebih

mengaktifkan siswa dan memberikan pengetahuan kepada siswa.

Kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes kepada siswa. Tes

diberikan oleh guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai

materi yang telah dipelajari.

7. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

121

Selama proses pelaksanaan pembelajaran pada tahap 1 siswa selalu

diamati perubahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan, selain itu siswa

juga diberi angket. Angket yang diberikan kepada siswa ada 3 macam, yaitu

angket keaktifan diskusi siswa, angket kerjasama siswa dan angket

performance guru.

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan diskusi siswa

dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran. Tahap observasi dilakukan

dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disusun sebelumnya.

Hasil pengamatan secara umum sesuai dengan yang terjadi di kelas adalah:

i. Beberapa siswa antusias dengan modul pembelajaran hasil penelitian,

tetapi beberapa siswa yang lain masih terlihat acuh tak acuh terhadap

modul pembelajaran hasil penelitian.

j. Siswa agak susah untuk membentuk kelompok.

k. Sebagian siswa terlihat aktif berdiskusi dengan teman sekelompok. Tetapi

ada sebagian siswa yang hanya diam dan tidak aktif berdiskusi. Ada

beberapa siswa yang terlihat agak malas untuk bergabung dengan teman

sekelompok dan cenderung untuk mengerjakan LKS sendiri, ada pula

siswa yang bermain dengan temannya.

l. Sebagian besar siswa kurang memperhatikan kepada kelompok yang

sedang presentasi. Masih banyak siswa yang acuh dan sungkan untuk

mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. Ada

sebagian kecil siswa yang berani dan aktif mengajukan pendapat dan

pertanyaan kepada kelompok lain saat dilakukan presentasi.

m. Sebagian besar siswa masih belum paham betul mengenai aturan-aturan

yang harus dilaksanakan ketika berdiskusi. Sehingga banyak yang

berbicara diluar materi diskusi.

n. Siswa ada yang masih belum paham mengenai kegiatan-kegiatan apa saja

yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

o. Aktivitas siswa cenderung masih sama dengan keadaan awal saat sebelum

pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan modul hasil

penelitian.

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

122

p. Siswa yang tertarik untuk melakukan demonstrasi hanya sedikit. Banyak

siswa yang tidak memperhatikan ketika ada siswa lain yang sedang

melakukan demonstrasi. Siswa-siswa yang tidak perhatian tersebut

cenderung melakukan perbincangan dengan teman yang lain yang sedang

tidak melakukan demonstrasi.

Berdasar hasil pengamatan yang terjadi di kelas tersebut, tampak bahwa

siswa masih belum aktif dalam kegiatan diskusi dan siswa masih belum bisa

memberikan perhatian secara penuh dalam kegiatan belajar. Oleh sebab itu, kerja

sama siswa yang seyogyanya dapat terjadi dalam diskusi, tetapi ternyata

kerjasama siswa dalam diskusi masih belum dapat terlaksana dengan baik.

Hasil observasi siklus 1 dan evaluasi dari pelaksanaan tindakan siklus 1

adalah sebagai berikut :

4) Keaktifan berdiskusi siswa

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan diskusi siswa

dengan menggunakan angket yang pada awal siklus telah dibagikan kepada siswa

dan melalui observasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan pada siklus 1.

Tabel 6. Persentase Skor Aspek Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus I

No Aspek Persentase Capaian (%)

1 Memahami suatu masalah 73,78 2 Menemukan sebab musababnya 76,37 3 Mencari pemecahannya 72,84

Jumlah 225,52 Rata-rata 75,17

Aspek pada angket keaktifan berdiskusi siswa tersebut kemudian

dijabarkan menjadi indikator angket keaktifan berdiskusi. Hasil persentase

indikator angket keaktifan berdiskusi dapat disimak pada Tabel 7. berikut :

Tabel 7. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Mampu memikirkan tentang masalah

sebagai pijakan analisis. 75,00

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber

74,54

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

123

Melalui Tabel 7. di atas dapat dilihat bahwa angka rata-rata untuk

keaktifan diskusi siswa menurun sebanyak 9,61 % dibandingkan pada saat pra

siklus. Berikut disampaikan mengenai persentase indikator keaktifan berdiskusi

siswa pada siklus 1 berdasarakan observasi langsung di lapangan:

Tabel 8. Persentase Skor Indikator Observasi Keaktifan Diskusi Siswa Siklus 1.

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen.

74,70

4 Mampu menyusun rangkuman 70,88 5 Mampu bersikap objektif 76,37 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada

situasi 73,48

7 Mampu menganalisa masalah. 68,45 8 Mampu mengusulkan pemecahan-

pemecahan . 74,09

9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian yang obyektif.

73,93

No Indikator Persentase Capaian (%) 10 Mampu menentukan tindakan-tindakan

yang akan diambil 74,24

Jumlah 735,7 Rata-Rata 73,57

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Mampu memikirkan tentang masalah sebagai pijakan analisis.

65,85

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber 60,98

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen. 53,66 4 Mampu menyusun rangkuman 48,78 5 Mampu bersikap objektif 58,54 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada situasi 63,41 7 Mampu menganalisa masalah. 58,54 8 Mampu mengusulkan pemecahan-pemecahan . 51,22 9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan

penilaian yang obyektif 43,90

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan yang akan

diambil 53,66

Jumlah 558,54

Rata-Rata 55,85

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

124

5) Kerjasama siswa

Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kerjasama siswa dalam

kegiatan diskusi dengan menggunakan angket yang pada awal siklus telah

dibagikan kepada siswa dan melalui observasi yang dilakukan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus 1. Hasil persentase skor capaian aspek pada angket

kerjasama siswa dapat disimak pada Tabel 9 :

Tabel 9. Persentase Skor Aspek Angket Kerjasama Siswa Pada Siklus I

No Aspek Persentase Capaian (%) 1 Interaksi/Hubungan Sosial 72,56 2 Dilakukan secara bersama-sama 74,35

Jumlah 146,92 Rata-rata 73,46

Hasil persentase skor indikator dapat diamati pada Tabel 10. berikut :

Tabel 10. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siswa pada Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai orang Lain 72,36 2 Komunikasi diantara para anggota 72,72 3 Saling membantu memecahkan masalah 71,65 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 77,44 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan dalam

kelompok 74,24

6 Membagi tugas antar anggota kelompok 74,19 7 Saling memberikan motivasi 75,20 Jumlah 517,81

Rata-Rata 73,97

Melihat Tabel 10. di atas dapat diketahui bahwa angka rata-rata untuk

kerjasama siswa menurun sebanyak 3,78 % dibandingkan pada saat pra siklus.

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan ketika pelaksanaan kegitan diskusi

kelompok di kelas, dilihat bahwa kerjasama siswa dalam diskusi kelompok masih

belum memenuhi target yang diinginkan. Ketika berlangsung kegiatan diskusi,

hanya beberapa siswa saja yang dapat bekerjasama dengan baik dengan teman

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

125

satu kelompoknya, sedangkan siswa yang lain cenderung hanya diam dan tidak

ikut kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Tabel 11. Persentase Skor Indikator Observasi Kerjasama Siswa Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai Orang Lain 60,98 2 Komunikasi diantara para anggota 70,73 3 Saling membantu memecahkan masalah

73,17

No Indikator Persentase Capaian(%) 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 65,85 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan

dalam kelompok 56,09 6 Membagi tugas antar anggota kelompok 41,46 7 Saling memberikan motivasi 26,83 Jumlah 395,12 Rata-Rata 56,45

6) Performance guru

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak akan terlepas dari peran guru,

untuk mengetahui performance guru selama proses belajar mengajar berlangsung,

setiap siswa diberi angket tentang performance guru. Berikut disampaikan

mengenai persentase aspek angket performance guru pada tindakan 1:

Tabel 12. Persentase Skor Aspek Angket Performance Guru Siklus 1

No Aspek Persentase Capaian(%) 1 Strategi pengorganisasian pembelajaran 68,90 2 Strategi penyampaian pembelajaran 67,17 3 Strategi pengelolaan pembelajaran 70,93

Jumlah 207,01 Rata-rata 69,00

Setiap aspek pada angket performance guru dijabarkan menjadi beberapa

indicator. Untuk mengetahui persentase indicator angket performance guru pada

siklus 1 dapat diketahui dari tabel berikut ini:

Tabel 13. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Siklus 1

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menata bahan ajar yang akan diberikan 71,14

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

126

selama satu semester 2 Menata bahan ajar yang akan diberikan

setiap kali pertemuan 72,56

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada

siswa yang akan diajarkan 66,46

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang

diajarkan setiap kali pertemuan 70,73

5 Menetapkan materi-materi yang akan

dibahas secara bersama

67,07

No Indikator Persentase Capaian (%) 6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap

materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

60,98

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

72,26

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

64,63

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 70,12

10 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

66,77

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 73,17

12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 71,95

13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 73,78 14 Memberikan stimulus 72,57 15 Memberikan petunjuk belajar 71,95 18 Menimbulkan penampilan siswa 71,34 17 Memberikan umpan balik 76,22 18 Menilai penampilan 68,90 Jumlah 1262,61

Rata-Rata 70,14

Setelah melihat Tabel 13. di atas, dapat diketahui bahwa telah terjadi

penurunan yang cukup signifikan mengenai respon siswa terhadap performance

guru. Penurunan tersebut adalah sebesar 6,84 % dari prasiklus.

Tabel 14. Persentase Skor Indikator Observasi Performance Guru Siklus 1 No Indikator Persentase Capaian

(%) 1 Menata bahan ajar yang akan diberikan

selama satu semester 75

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan 75

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

127

setiap kali pertemuan 3 Memberikan pokok-pokok materi kepada

siswa yang akan diajarkan 62,5

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang

diajarkan setiap kali pertemuan 75

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas secara bersama

75

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

75

No Indikator Persentase Capaian (%) 7 Membuatkan format penilaian atas

penguasaan setiap materi 75

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

62,5

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 75

10 Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

62,5

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 62,5 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada

siswa 75 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 50 14 Memberikan stimulus 50 15 Memberikan petunjuk belajar 75 16 Menimbulkan penampilan siswa 50 17 Memberikan umpan balik 75 18 Menilai penampilan 50 Jumlah 1200

Rata-Rata 66,67

8. Analisis dan Refleksi

d. Keaktifan Diskusi

Berdasarkan Tabel 7. yang menunjukkan mengenai persentase indikator

angket keaktifan berdiskusi siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai persentase

capaian indikator keaktifan berdiskusi siswa berkisar antara 68,45%-75,00%

dengan persentase rata-rata kelas sebesar 73,57%. Indikator terkecil yaitu pada

indikator ke-7 sebesar 68,45% yaitu mengenai kemampuan siswa dalam

menganalisa masalah. Menurut hasil yang telah diperoleh dari perhitungan angket

diatas, menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menganalisa masalah masih

kurang, sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi.

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

128

Pembelajaran menggunakan modul yang dilaksanakan di kelas X-6 dapat

melatih siswa untuk bisa menyelesaikan permasalahan dan menganalisa masalah

yang ada. Modul yang disertai dengan permasalahan yang dapat diselesaikan oleh

siswa. siswa diharapkan dapat melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya

untuk menganalisa masalah yang ada dan mencari pemecahan dari masalah

tersebut.

Sedangkan persentase indikator terbesar adalah pada indikator pertama

sebesar 75,00% yaitu mengenai kemampuan siswa dalam memikirkan tentang

masalah sebagai pijakan analisis. Sesuai hasil yang telah diperoleh dari angket

menunjukkan bahwa telah memiliki kemampuan untuk dapat memikirkan tentang

masalah sebagai pijakan analisa.

Apabila diamati lebih lanjut mengenai hasil pada indicator 1 dan indikator

7 akan terlihat adanya suatu perbedaan. Sesuai hasil pada indikator 1 yang

menunjukkan bahwa siswa telah dapat memikirkan tentang suatu masalah sebagai

suatu pijakan analisa, akan tetapi apabila dibandingkan dengan hasil indikator 7

maka hasilnya belum mendukung pernyataan pada indikator 1. Sehingga perlu

lebih ditingkatkan lagi kemampuan siswa untuk menganalisa suatu permasalahan.

Kemampuan siswa untuk menganalisa masalah dapat lebih ditingkatkan

apabila siswa belajar dari suatu permasalahan. Apabila siswa sudah terbiasa untuk

belajar dengan diberi suatupermasalahan untuk dipecahkan, maka siswa akan

terbiasa untuk lebih berpikir secara mandiri dan siswa terlatih untuk menganaliasa

masalah yang ada.

Sesuai nilai persentase yang dicapai pada siklus 1, dapat diketahui bahwa

siswa sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk dapat memikirkan mengenai

suatu masalah, akan tetapi siswa masih belum dapat memikirkan suatu analisa

untuk memecahkan masalah tersebut.

Perbedaan persentase dan perbandingan persentase skor indikator angket

keaktifan diskusi siswa pada tahap pra siklus dan tahap siklus 1 dapat dilihat pada

Gambar 6 berikut:

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

129

Gambar 6. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Keaktifan

Diskusi Siswa Pra Siklus dan Siklus 1

Apabila dibandingkan dengan persentase indikator angket keaktifan

berdiskusi siswa pada pra siklus, maka secara umum nilai persentase indikator

angket keaktifan diskusi siswa ini belum mengalami peningkatan. Dari 10

indikator yang ada, hanya 2 indikator saja yang berhasil mengalami kenaikan

persentase, yaitu pada indikator pertama dan indikator ke-10. Terjadinya

penurunan yang terjadi disebabkan karena beberapa siswa masih belum bisa

menyesuaikan dengan pembelajaran menggunakan sistem modul ini.

Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian

menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, siswa juga harus dapat

mempelajari modul secara individu maupun secara bersama-sama dengan teman

dalam kelompoknya. Pembelajaran modul dilaksanakan untuk dapat melatih

siswanya untuk bisa berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya. Akan tetapi

pada pelaksanaan tindakan 1 ini siswa masih belum dapat aktif dalam diskusi, hal

ini dikarenakan siswa masih belum memahami mengenai kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan dan siswa belum dapat menyesuaikan dengan pembelajaran

yang baru.

Hasil observasi keaktifan diskusi siswa pada pelaksanaan tindakan 1 telah

tercantum pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui bahwa keaktifan

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

130

diskusi siswa pada pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Persentase yang dicapai

pada hasil observasi keaktifan diskusi siswa berkisar antara 43,90% - 65,85%,

dengan rata-rata sebesar 55,85%. Persentase paling tinggi dimiliki oleh indikator

pertama tentang kemampuan siswa untuk memikirkan tentang masalah sebagai

pijakan analisis.

Berdasar hasil observasi tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan siswa

dalam memikirkan tentang masalah sebagi pijakan analisa sudah cukup bagus.

Siswa dapat memikirkan sendiri mengenai suatu masalah, kemudian dari

permasalahan yang ada tersebut siswa dapat menganaliasa lebih lanjut untuk

memecahkan masalah yang dihadapi.

Sedangkan persentase paling rendah dimiliki oleh indikator ke-9 tentang

kemampuan siswa untuk menetapkan pemecahan terbaik dan penilaian yang

objektif. Hasil pada indikator 9 ini menunjukkan bahwa siswa masih agak

kesulitan untuk mencari ide-ide yang bagus guna memecahkan permasalahan

yang dihadapi. Siswa masih belum terbiasa untuk memecahkan suatu masalah

dengan pemikiran sendiri.

Pembelajaran menggunakan modul siswa diharapkan dapat memecahkan

suatu masalah yang ada didalam modul. Siswa yang belum terasa dengan cara

berpikir dengan memecahkan masalah akan mengalami kesulitan untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Sehingga siswa perlu untuk lebih

dilatih untuk dapat mencari suatu ide guna memecahkan permasalah yang sedang

dihadapi.

Persentase pada observasi di lapangan berbeda jauh dengan persentase

yang diperoleh berdasarkan angket keaktifan diskusi siswa yang telah diisi oleh

siswa. Persentase yang diperoleh dari hasil angket adalah sebesar 73,57%.

Perbedaan yang cukup besar ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan

keinginan siswa untuk kegiatan diskusi sebenarnya cukup tinggi, hal ini dapat

dilihat dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa. Akan tetapi, siswa belum

memiliki keterampilan yang memadai untuk mempraktekkan langsung kegiatan

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

131

diskusi, sehingga diskusi yang berlangsung selama pembelajaran masih belum

mencapai target yang diinginkan.

Pembelajaran menggunakan modul menuntut siswa untuk lebih aktif

dalam belajar. pembelajaran menggunakan modul siswa akan dihadapkan pada

suatu masalah yang nantinya harus dipecahkan bersama-sama dengan

kelompoknya, sehingga siswa harus dapat melakukan kerja sama dengan teman

dalam kelompoknya.

Kegiatan diskusi merupakan suatu metode pembelajaran yang melatih

keaktifan siswa untuk berbicara. Melalui diskusi hendaknya siswa dapat

mengemukakan pendapat dan ide-ide yan dimilikinya. Siswa yang belum terbiasa

dengan metode diskusi akan menganggap bahwa metode diskusi merupakan debat

antara anggota kelompoknya. Akan tetapi, diskusi yang sebenarnya bukanlah

merupakan suatu debat antara anggota kelompok yang ada.

Siswa yang menganggap bahwa diskusi adalah debat, maka dalam

pelaksanaan diskusi siswa ini akan sulit untuk menerima pendapat dan ide-ide dari

orang lain, dan siswa tersebtu cenderung untuk mudah terpancing emosi apabila

pendapat dan idenya tidak diterima oleh orang lain. Untuk itu, melalui diskusi

siswa juga dilatih untuk dapat melatih mengendalikan emosi.

Selama proses pelaksanaan tindakan 1 berlangsung, masih banyak siswa

yang belum mengerti secara keseluruhan mengenai maksud dan tujuan dari

diskusi, sehingga banyak siswa yang masih gaduh dan bertanya-tanya mengenai

hal-hal yang akan dilakukan dalam diskusi.

e. Kerjasama siswa

Sesuai dengan Tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 2 aspek kerjasama

yang ada, aspek dengan persentase paling tinggi dimiliki oleh aspek kedua yang

mencapai persentase sebesar 74,35 % yaitu aspek yang menyatakan mengenai

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan aspek pertama hanya

mencapai persentase sebesar 72,56 % yaitu aspek yang menyatakan mengenai

interaksi/hubungan sosial antar anggota kelompok.

Sesuai hasil pada perhitungan aspek pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa

siswa memiliki kemampuan yang sudah cukup bagus dalam melakukansuatu

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

132

kegiatan secara bersama-sama. Akan tetapi, pada aspek ke-2 yaitu tentang

interaksi/ hubungan sosial menunjukkan hasil yang masih rendah. Siswa

seharusnya lebih dibina dan dilatih untuk dapat melakukan interaksi/hubungan

sosial, karena hubungan social sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat

bagi siswa.

Berdasarkan Tabel 10 ditunjukkan bahwa indikator ke-7 memiliki

persentase dengan nilai yang paling besar yaitu sebesar 75,23 % yang menyatakan

tentang kemampuan siswa dalam memberikan motivasi kepada teman dalam

kelompoknya. Kemampuan siswa untuk saling memberikan motivasi kepada

teman dalam satu kelompok merupakan suatu hal yang sangat penting. Suatu

motivasi yang diberikan kepada orang lain akan medorong orang tersebut untuk

dapat lebih bekerja secara lebih giat. Jadi, dalam suatu kelompok perlu adanya

suatu motivasi dari setiap anggota kelompok supaya kelompok tersebut dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sedangkan indikator terkecil adalah indikator ke-3 dengan persentase

sebesar 71,65% yang menyatakan mengenai kemampuan siswa untuk saling

membantu dalam memecahkan masalah yang terjadi. Berdasarkan hasil yang

diperoleh pada indikator 3 menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk saling

membantu dalam memecahkan masalah masih sangat kurang. Siswa masih belum

terbiasa untuk melakukan kerjasama dalam memecahkan masalah secara bersama-

sama. Sehingga siswa perlu untuk lebih dilatih untuk kerjasama dengan teman

dalam kelompok.

Sesuai Tabel 10. tersebut diketahui pula bahwa persentase rata-rata

indikator yang tercapai adalah sebesar 73,97%. Apabila dilihat dan dibandingkan

dengan hasil perhitungan angket pada tahap pra siklus, persentase ini mengalami

penurunan sebesar 3,78 %.

Hasil ini merupakan suatu bentuk tanggapan yang diberikan siswa

terhadap pembelajaran menggunakan modul. Siswa masih belum dapat

beradaptasi dengan pembelajaran yang menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian sebagai media dan sumber belajar bagi siswa. Siswa juga belum dapat

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

133

melaksankan kerjasama dengan baik dengan teman sekelompoknya. Siswa masih

cenderung bersikap individualitis.

Suatu pembelajaran mandiri siswa menuntut untuk dapat melaksanakan

pembelajaran secara mandiri, dalam artian siswa dapat melakukan pembelajaran

sendiri dan bekerja bersama-sama dalam kelompok kecil. Hasil pelaksanaan

tindakan 1 mengindikasikan bahwa siswa masih belum dapat melaksanakan

pembelajaran mandiri.

Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui mengenai persentase indikator

kerja sama siswa berdasar observasi secara langsung di lapangan. Melalui Tabel

11. diketahui bahwa indikator terbesar dicapai oleh indikator ke-3 dengan

persentase sebesar 73,17% yaitu tentang saling membantu memecahkan masalah.

Hasil observasi pada indicator 3 sangat berlawanan dengan hasil pada perhitungan

angket pada siklus 1. Hasil angket menunjukkan bahwa indicator 3 memiliki

persentase paling kecil dibanding dengan indicator pada indicator yang paling,

akan tetapi sesuai hasil observasi diketahui bahwa hasilnya menunjukkan hasil

persentase yang paling besar disbanding indikator yang lain.

Hasil yang diperoleh dari observasi secara langsung memilik persentase

lebih tinggi. Karena pada observasi dilaksanakan secara langsung pada watu siswa

belajar dengan modul pembelajaran.

Sedangkan indikator terkecil dicapai oleh indikator ke-7 dengan persentase

sebesar 26,83% yaitu tentang keamampuan siswa dalam memberikan motivasi

kepada teman lain dalam kelompok. Pada waktu pelaksanaan kegiatan diskusi

berlangsung siswa masih agak susah untuk memberikan motivasi kepada teman.

Meski pada persentase angket menunjukkan persentase yang tinggi, akan tetapi

dalam pelaksanaannya siswa masih belum terbiasa untuk saling memberikan

motivasi. Siswa mengetahui bahwa saling memberikan motivasi merupakan suatu

hal yang sangat penting dalam kelompok, akan tetapi siswa masih agak canggung

untuk memberikan motivasi kepada teman dalam kelompok.

Hasil rata-rata persentase indikator kerjasama siswa berdasarkan observasi

ini adalah sebesar 56,45%. Secara umum hasil yang diperoleh berdasar observasi

ini sangat berbeda dengan hasil persentase indikator berdasar angket.

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

134

Perbandingan persentase untuk setiap indikator pada angket kerjasama

siswa pada tahap pra siklus dan siklus 1 dapat dilihat pada gambar diagram

berikut ini:

Gambar 7. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Kerjasama

Siswa Pra siklus dan Siklus 1

Berdasarkan Gambar 7. di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

persentase indikator kerjasama pra siklus dan siklus 1 belum nenunjukkan adanya

peningkatan. Siswa masih agak bingung dengan metode pembelajaran yang

berlangsung, siswa masih belum mengerti tentang penggunaan modul dalam

proses pembelajaran pembelajaran.

Kerjasama dalam kelompok hendaknya dapat melatih siswa untuk dapat

bertindak mandiri dan bertanggung jawab untuk mengatasi masalah yang ada.

Selain itu kerjasama juga bisa melatih siswa untuk memercayai orang lain. Akan

tetapi dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 masih ditemukan banyak siswa yang

belum dapat melaksanakan kerjasama dengan baik. Untuk itu siswa perlu dilatih

untuk dapat lebih bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil pada pelaksanaan tindakan siklus 1 menunjukkan bahwa

penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian masih belum dapat

meningkatkan kerjasama siswa pada kegiatan diskusi pada siswa kelas X-6 di

SMA Batik 1 Surakarta.

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

135

f. Performance Guru

Kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah terlepas dari pengaruh

seorang guru dalam mengajar. Seorang guru harus memiliki performance yang

baik dalam mengajar supaya kualitas pembelajaran juga dapat tercapai dengan

baik. Persentase aspek performance guru dalam proses pembelajaran berdasarkan

angket performance guru yang telah diisi oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 12.

Sesuai Tabel 12. diketahui bahwa persentase tertinggi dicapai oleh aspek ke-3

pada angket performance guru yaitu sebesar 70,93% yaitu mengenai pengelolaan

pembelajaran.

Persentase paling kecil adalah persentase tentang strategi penyampaian

pembelajaran yaitu sebesar 67,17%. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa

kemampuan guru dalam menyampaikan materi masih menggunakan strategi dan

cara yang masih belum memuaskan bagi siswa Persentase rata-rata dari aspek

performance guru siklus 1 ini adalah sebesar 69,00%.

Tabel 13. merupakan tabel yang memuat mengenai hasil persentase

indicator angket perforamnace guru pada siklus 1. Persentase yang dicapai oleh

setiap indicator bervariasi berkisar antara 60,98% - 76,22%. Rata-rata persentase

indicator angket performance guru pada siklus 1 adalah sebesar 70,15%. Indikator

dengan persentase terbesar adalah indicator ke-17 tentang memberikan umpan

balik kepada siswa dengan persentase sebesar 76,22%. Pemberian umpan balik

dari guru kepada siswa sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat pemahan siswa terhapa materi yang sedang dipelajari.

Sedangkan persentase terendah dicapai oleh indikator ke-6 yaitu tentang

memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas

secara mandiri yang memiliki persentase sebesar 60,98%. Tugas yang diberikan

kepada siswa dirasa perlu karena dengan adanya tugas dapat menuntun siswa

untuk belajar. Jadi pemberian tugas kepada siswa perlu untuk lebih ditingkatkan.

Sesuai dengan hasil persentase indikator angket performance guru diatas,

diketahui bahwa perentase paling besar adalah pada indikator yang menyatakan

tentang pemberian umpan balik oleh guru yaitu sebesar 76,22%. Berdasarkan

hasil, maka dengan pembelajaran modul peran guru adalah membantu peserta

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

136

didik yang mengalami kesulitan dalam memahami isi modul atau pelaksanaan

tugas.

Sedangkan untuk persentase terkecil adalah pada indikator ke-6 yaitu

tentang memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan

dibahas secara mandiri. Pembelajaran dengan menggunakan modul ini tugas

untuk siswa telah tercantum di dalam modul pembelajaran, sehingga guru tidak

lagi harus membuat tugas lagi, karena tugas telah dimuat di dalam modul.

Berikut ditampilkan diagram perbandingan antara persentase indikator

angket performance guru pada tahap pra siklus dan siklus 1:

Gambar 8. Diagram Perubahan Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Pra Siklus dan Siklus 1

Berdasarkan Gambar 8. diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh

indikator pada angket performance guru mengalami penurunan. Indikator yang

berhasil mengalami kenaikan adalah indikator 4 dan indikator 17. Indikator 4

merupakan indikator yang menyatakan mengenai guru membuatkan rangkuman

atas materi yang diajarkan setiap kali pertemuan. Sedangkan indikator 17 adalah

indikator tentang pemberian umpan balik.

Melalui gambar diagram di atas diketahui bahwa penurunan persentase

terbesar adalah pada indikator ke-6 yaitu indikator tentang pemberian tugas

kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri.

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

137

Penurunan persentase pada indikator 6 ini sebesar 20,73%. Penurunan yang terjadi

merupakan suatu dampak dari penggunaan modul pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran, siswa dituntut

untuk dapat belajar mandiri. Pembelajaran secara mandiri dapat diartikan siswa

belajar secara sendiri maupun belajar secara bersama dengan teman dalam

kelompok belajar. Sehingga dalam pembelajarn modul ini seluruh tugas sudah

tercantum di dalam modul dan guru tidak harus memberikan tugas lagi kepada

siswa.

Tabel 14. merupakan persentase indicator untuk observasi performance

guru. Berdasar Tabel 14. tersebut dapat diketahui bahwa persentase indikator

performance guru berdasar hasil observasi berkisar antara 50% - 75%. Rata-rata

persentase indikator untuk observasi performance guru mencapai 66,67%.

Pembelajaran modul siswa dituntut untuk dapat belajar lebih mandiri

sesuai dengan materi yang ada dalam modul. Sehingga tugas guru yang

biasanya menyampaikan materi di depan kelas, hal ini telah diganti dengan

siswa yang belajar sendiri dengan kelompoknya.

Hasil yang dicapai pada pelaksanaan tindakan 1 secara umum belum

menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil ini, maka dapat

diperoleh suatu refleksi sebagai berikut:

4. Keaktifan diskusi siswa dalam pembelajaran masih belum optimal, siswa

masih belum memahami mengenai pelaksanaan kegiatan diskusi yang baik.

5. Kerjasama siswa dalam kelompok belum menunjukkan hasil yang yang

memuaskan. Siswa masih lebih suka untuk belajar sendiri dan tidak bekerja

sama dengan teman dalam kelompoknya.

6. Siklus 2

5. Perencanaan

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

138

Perencanaan yang dilakukan untuk pelaksanaan tindakan 2 adalah

perencanaan pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran hasil

penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun dalam pembuatan

perencanaan berdasarkan pada analisa dan refleksi dari pelaksanaan tindakan 1.

Pelaksanaan tindakan 2 dilakukan guna memperbaiki pelaksanaan tindakan 1

yang dilihat masih ada beberapa kekurangan dan masih belum mencapai target

yang akan dicapai.

Beberapa hal yang masih harus diperbaiki pada pelaksanaan tindakan 2

adalah siswa kurang bisa membentuk kelompok dan masih gaduhnya siswa

selama pelaksanaan tindakan, sehingga selam tindakan berlangsung, pelaksanaan

diskusi masih belum bisa terlaksana dengan baik dan kerjasama siswa dalam

kelompok juga masih belum maksimal.

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi siswa yang masih susah dalam

pelaksanaan pembentukan kelompok ini guru memberlakukan beberapa aturan

diantaranya adalah kelompok yang paling cepat terbentuk akan mendapatkan

tambahan nilai. Sedangkan untuk mengatasi kegaduhan siswa, guru

memberlakukan sinyal kebisingan nol. Maksud dari sinyal kebisingan nol adalah

apabila kelas terlihat gaduh, maka guru akan memberikan instruksi kepada siswa

untuk tenang dan unutk kelompok yang paling cepat tenang maka akan

mendapatkan tambahan nilai untuk kelompok.

Beberapa hal yang dipersiapkan untuk pelaksanaan tindakan 2 adalah:

i. Menetapkan materi yang akan dipelajari pada siklus 2, materi yang akan

dipelajari pada pelaksanaan tindakan 2 ini masih sama dengan materi pada

siklus 1, atau dengan kata lain materi pada pelaksanaan tindakan 2 merupakan

kelanjutan dari materi pada siklus 1.

j. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

materi pokok Ekosistem dan Pencemaran, pada sub pokok bahasan Pelestarian

Lingkungan. RPP disusun sesuai dengan pembelajaran yang akan berlangsung

yaitu pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian sebagai

sumber belajar.

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

139

k. Menyusun angket keaktifan berdiskusi siswa, angket kerja sama siswa, dan

angket performa guru.

l. Menyusun lembar observasi tentang keaktifan diskusi siswa.

m. Menyusun lembar observasi tentang kerja sama siswa.

n. Menyusun lembar observasi tentang performance guru.

o. Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

p. Menyusun soal tes.

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan perbaikan dari pelaksanaan tindakan 1.

Pelaksanaan tindakan 2 hampir sama dengan pelaksanaan tindakan 1 yaitu sama-

sama menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian sebagai sumber belajar

siswa. Tindakan 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu

untuk pertemuan pertama adalah 1 jam pelajaran (1 x 45 menit), sedangkan

pertemuan kedua adalah 1 jam pelajaran dengan alokasi waktu 1 x 45 menit.

Pelaksanaan tindakan 2 diawali dengan guru memberikan beberapa

peraturan tentang pelaksanaan diskusi yang harus dipatuhi oleh siswa selama

diskusi. Peraturan dibuat berdasarkan pengalaman yang telah terjadi pada

pelaksanaan tindakan pada siklus 1 yaitu siswa masih agak susah untuk

membentuk kelompok untuk kegitan diskusi kelompok. Sebelum kelompok

terbentuk, guru memberikan aturan bahwa untuk kelompok siswa yang paling

cepat terbentuk atau dengan kata lain siswa yang paling cepat berkumpul dengan

teman dalam kelompoknya, maka kelompok itu akan mendapatkan tambahan

nilai.

Sedangkan untuk mengatasi siswa supaya siswa dapat belajar dengan

tenang dalam kelompoknya, guru memberlakukan suatu peraturan yang disebut

dengan sinyal kebisingan nol. Peraturan ini berisi apabila siswa agak gaduh, maka

guru akan memberikan instruksi kepada siswa untuk segera tenang dan kembali

untuk belajar bersama kelompoknya. Barangsiapa kelompok yang paling cepat

tenang, maka akan mendapat tambahan nilai untuk kelompok tersebut.

Setelah guru membacakan aturan yang harus dipatuhi siswa tersebut, guru

melajutkan dengan memulai pembelajarn dengan memberikan apersepsi kepada

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

140

siswa. selama kegiatan apersepsi ini guru memberikan beberapa pertanyaan yang

harus dijawab oleh siswa baik secara bersama-sama ataupun secara perseorangan.

Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan oleh guru selama kegiatan apersepsi yang

bertujuan untuk mengajak siswanya untuk memasuki materi yang akan dipelajari,

selain itu supaya siswa mempunyai gambaran mengenai materi yang akan mereka

pelajari selanjutnya.

Selanjutnya, setelah guru memberikan apersepsi, siswa dibentuk menjadi

kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Setiap kelompok terdiri dari 5-7

siswa. Setelah terbentuk kelompok, modul dibagikan kepada setiap siswa dalam

tiap kelompok. Sehingga siswa memiliki modul sendiri-sendiri. Selain modul,

setiap siswa juga diberi Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Apabila modul dan LKS

sudah dibagikan, maka kegiatan diskusi dimulai.

Kegiatan selanjutnya setelah kegiatan diskusi adalah kegiatan presentasi.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Setiap

kelompok mewakilkan 2 orang. Apabila ada hal yang belum dimengerti mengenai

hal yang dipresentasi oleh kelompok yang sedang presentasi, maka siswa dari

kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan. Antusias siswa pada tindakan 2

untuk presentasi cukup besar dibanding pada saat tindakan 1. Antusias siswa

untuk mengajukan pertanyaan juga meningkat disbanding pada saat tindakan 1.

Setelah kegiatan presentasi presentasi selesai, guru memberikan

kesimpulan dari materi yang dipelajari dan dibahas siswa dalam diskusi kelompok

tersebut. Guru juga mengajak siswa untuk mendemonstrasikan terjadinya longsor

dengan menggunakan miniature terasering.

Tahap selanjutnya adalah pemberian test kepada siswa. Test dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari

7. Observasi dan Evaluasi Tindakan 2

d. Keaktifan Diskusi Siswa

Berikut ini disajikan hasil persentase capaian aspek keaktifan diskusi

siswa pada siklus 2:

Tabel 15. Persentase Skor Aspek Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus II

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

141

No Aspek Persentase Capaian (%) 4. Memahami suatu masalah 78,35 5. Menemukan sebab musabab 78,81 6. Mencari Pemecahan 76,31

Jumlah 233,48 Rata-rata 77,83 Persentase capaian indicator angket keaktifan diskusi siswa siklus 2 dapat

disimak pada tabel di berikut ini:

Tabel 16. Persentase Skor Indikator Angket Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus II

No Indikator Persentase Capaian(%)

1 Mampu memikirkani tentang masalah sebagai pijakan analisis.

79,27

2 Mampu memperdalam masalah dari berbagai sumber

81,25

3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat urgen. 78,81 4 Mampu menyusun rangkuman 74,09 5 Mampu bersikap objektif 78,81 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada situasi 79,73 7 Mampu menganalisa masalah. 69,36 8 Mampu mengusulkan pemecahan-pemecahan . 78,20 9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik dan

penilaian yang obyektif 76,22

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil

78,05

Jumlah 773.78 Rata-rata 77.38

Selain menggunakan angket, untuk mengetahui keaktifan siswa dalam

kegiatan diskusi juga dilakukan dengan cara observasi secara langsung di kelas.

Hasil persentase indicator untuk observasi keaktifan diskusi siswa tercantum pada

Tabel 17 berikut ini:

Tabel 17. Persentase Skor Indikator Observasi Keaktifan Berdiskusi Siswa Siklus 2

No Indikator Persentase Capaian (%) 1 Mampu memikirkani tentang masalah

sebagai pijakan analisis.

85,37

No Indikator Persentase Capaian (%) 2 Mampu memperdalam masalah dari 80,49

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

142

berbagai sumber 3 Mampu mencatat hal-hal yang sangat

urgen. 78,05

4 Mampu menyusun rangkuman 70,73 5 Mampu bersikap objektif 80,49 6 Mampu mengarahkan perhatian kepada

situasi 75,61

7 Mampu menganalisa masalah. 95,12 8 Mampu mengusulkan pemecahan-

pemecahan . 75,61

9 Mampu menetapkan pemecahan terbaik

dan penilaian yang obyektif 73,17

10 Mampu menentukan tindakan-tindakan

yang akan diambil 85,37

Jumlah 800 Rata-rata 80

e. Kerjasama Siswa

Kerjasama merupakan suatu hal yang penting yang suatu kegiatan diskusi.

Kegiatan diskusi akan berjalan dengan baik apabila para anggota kelompok

memiliki kerjasama yang baik antara anggota-anggotanya. Hasil persentase

capaian untuk setiap aspek kerjasama siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel

18. berikut ini:

Tabel 18. Skor Capaian Setiap Aspek pada Angket Kerjasama Siswa pada Siklus 2

No Aspek Persentase Capaian (%)

1 Interaksi/Hubungan Sosial 78,91

2 Dilakukan secara bersama-sama 77,19

Jumlah 156,11 Rata-rata 78,06

Setiap pada aspek kerjasama siswa diatas kemudian dijabarkan lebih lanjut

menjadi beberapa indikator. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan hasl

persentase indikator untuk angket kerjasama siswa pada siklus 1:

Tabel 19. Persentase Skor Indikator Angket Kerjasama Siswa Siklus 2

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

143

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai Orang Lain 78,46 2 Komunikasi diantara para anggota 79,26 3 Saling membantu memecahkan masalah 79,42 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 75,81 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan

dalam kelompok 79,73

6 Membagi tugas antar anggota kelompok 77,85 7 Saling memberikan motivasi 77,24

Jumlah 547,76 Rata-Rata 78,25

Kerjasama siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dapat diketahui

melalui kegiatan observasi secara langsung selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hasil observasi untuk mengetahui kerjasama siswa dalam kegiatan

pembelajaran dapat disimak pada tabel berikut yan memuat mengenai persentase

capaian indikator untuk observasi kerjasama siswa pada siklus 2.

Tabel 20. Persentase Skor Indikator Observasi Kerjasama Siswa Siklus II

No Indikator Persentase Capaian (%)

1 Menghargai Orang Lain 92,68 2 Komunikasi diantara para anggota 82,93 3 Saling membantu memecahkan masalah 85,37 4 Bekerja saling bergantung satu sama lain 73,17 5 Menggalang kerja sama dan kekompakan dalam

kelompok 75,61 6 Membagi tugas antar anggota kelompok 65,85 7 Saling memberikan motivasi 60,98

Jumlah 536,59 Rata-Rata 76,66

f. Performance Guru

Performance seorang guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap

minat belajar dan hasil belajar siswa-siswanya. Hasil persentase aspek

performance guru pada siklus 2 adalah:

Tabel 21. Persentase Skor Aspek Angket Performance Guru Siklus II

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

144

No Aspek Persentase Capaian (%) 1 Strategi pengorganisasian pembelajaran 74,39 2 Strategi penyampaian pembelajaran 72,39 3 Strategi pengelolaan pembelajaran 76,22

Jumlah 227,71 Rata-rata 75,91

Aspek performance guru pada tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi

beberapa indikator yaitu sebagai berikut:

Tabel 22. Persentase Skor Indikator Angket Performance Guru Siklus 2 No Indikator Persentase Capaian

(%) 1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama

satu semester 78,25

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali

pertemuan 81,09

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa

yang akan diajarkan 75,00

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang

diajarkan setiap kali pertemuan 78,35

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas

secara bersama 74,19

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi

tertentu yang akan dibahas secara mandiri 68,29

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan

setiap materi 76,52

8 Menggunakan berbagai metode dalam

penyampaian pembelajaran 69,97

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 76,98 10 Menggunakan berbagai teknik dalam

pembelajaran 70,88

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 82,62 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 78,66 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 78,05 14 Memberikan stimulus 77,74 15 Memberikan petunjuk belajar 77,44 18 Menimbulkan penampilan siswa 78,05 17 Memberikan umpan balik 81,71 18 Menilai penampilan 71,64 Jumlah 1375,45 Rata-rata 80,91

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

145

Cara kedua untuk mengetahui tentang performance guru adalah dengan

cara observasi secara langsung selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil

persentase capaian indikator untuk observasi performance guru pada siklus 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 23. Persentase Skor Indikator Observasi Performance Guru Siklus 2 No Indikator Persentase

Capaian (%) 1 Menata bahan ajar yang akan diberikan selama

satu semester 75,0

2 Menata bahan ajar yang akan diberikan setiap kali

pertemuan 100

3 Memberikan pokok-pokok materi kepada siswa

yang akan diajarkan 100

4 Membuatkan rangkuman atas materi yang

diajarkan setiap kali pertemuan 100

5 Menetapkan materi-materi yang akan dibahas

secara bersama 75

6 Memberikan tugas kepada siswa terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri

100

7 Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi

75

8 Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian pembelajaran

100

9 Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran 87,5 10 Menggunakan berbagai teknik dalam

pembelajaran 75

11 Memberikan motivasi atau menarik perhatian 75 12 Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa 75 13 Mengingatkan kompetensi prasyarat 62,5 14 Memberikan stimulus 50 15 Memberikan petunjuk belajar 87,5 18 Menimbulkan penampilan siswa 50 17 Memberikan umpan balik 87,5 18 Menilai penampilan 62,5

Jumlah 1437,5 Rata-rata 79,86

8. Analisa dan Refleksi

d. Keaktifan Diskusi Siswa

Diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang digunakan untuk

mengembangkan krativitas dan kemampuan komunikasi siswa. Hasil persentase

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

146

aspek untuk angket keaktifan diskusi siswa telah tercantum dalam Tabel 15.

Berdasarkan Tabel 15. persentase aspek untuk angket keaktifan diskusi siswa

berkisar antara 76 % - 78 % dengan persentase rata-rata aspek keaktifan diskusi

siswa sebesar 77,83 %. Hasil persentase menunjukkan peningkatan dibandingkan

pada siklus 1, peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 2,18 %.

Persentase terbesar yaitu pada aspek menemukan sebab musabab yaitu

sebesar 78,81 %, sedangkan persentase terkecil pada aspek mencari pemecahan

masalah yaitu sebesar 76,31%. Siswa telah mampu untuk menemukan sebab

musabab dari suatu permasalahan yang ada, sebab musabab yang ada dapat

sebagai sumber untuk mencari suatu pemecahan dari suatu masalah yang ada.

Apabila siswa telah dapat menemukan sebab musabab dari suatu masalah, maka

siswa akan lebih mudah untuk mencari pemecahan dari masalah yang sedang

dihadapi.

Setiap aspek pada angket keaktifan diskusi diatas kemudian dijabarkan lebih

lanjut menjadi beberapa indikator. Setiap indikator yang ada kemudian dihitung

persentase capaiannya. Hasil persentase indikator untuk angket keaktifan diskusi

siklus 2 tercantum pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15. dapat diketahui bahwa

persentase indikator angket keaktifan diskusi siswa pada siklus 2 berkisar antara

69,36% - 81,25%.

Persentase tertinggi dicapai oleh indicator ke 2 yaitu tentang memperdalam

masalah dari berbagai sumber. Sedangkan persentase terendah dicapai oleh

indikator ke-7 yaitu tentang mampu menganalisa masalah yang ada. Berdasarkan

hasil yang dicapai dari hasil angket, dapat diketahui bahwa siswa dapat

memperdalam masalah dari berbagai sumber, karena pada pembelajaran

menggunanakan sistem modul ini siswa dituntut untuk lebih bisa belajar secara

mandiri. Jadi, siswa harus dapat mencari pemecahan masalah dari sumber lain

baik sumber dari modul, buku, internet maupun dengan cara berdiskusi dengan

teman.

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

147

Gambar 9. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Keaktifan Diskusi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan Gambar 9. diatas dapat diketahui bahwa persentase skor

untuk indikator angket keaktifan diskusi siswa mengalami kenaikan. Kenaikan

yang terjadi cukup bervariasi untuk setiap indicator. Kenaikan ini terjadi pada

seluruh indikator yang ada. Kenaikan persentase terbesar dicapai oleh indikator

ke-2 yaitu tentang kemampuan siswa untuk memperdalam masalah dari berbagai

sumber, kenaikan yang terjadi sebesar 6,71%.

Adanya kenaikan yang terjadi menunjukkan bahwa dengan menggunakan

modul ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat lebih memperdalam

materi dari berbagai sumber. Pembelajaran dengan menggunakan modul adalah

pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri. Melalui

pembelajaran modul siswa diberi kebebasan untuk memperdalam pemahaman

mereka tentang materi yang sedang mereka pelajari.

Usaha untuk memperdalam pemahaman materi bisa dilakukan dengan cara

mencari sumber belajara lain dan cara lain yaitu dengan cara diskusi. Diskusi

siswa dapat memperdalam materi dengan cara bertukar pendapat dengan teman

dalam kelompok diskusinya.

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

148

Tabel 17. merupakan tabel yang memuat mengenai hasil persentase

indikator observasi keaktifan diskusi siswa pada siklus 2. Berdarkan Tabel 17.

tersebut dapat diketahui bahwa persentase indikator observasi keaktifan diskusi

siswa berkisar antara 70,732% - 95,12% dengan rata-rata persentase sebesar 80%.

Persentase terbesar dicapai oleh indicator ke-7 yaitu tentang kemampuan siswa

untuk menganalisa masalah sebesar 95,12%.

Kemampuan siswa dalam menganalisa suatu masalah telah mengalami

peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Peningkatan yang terjadi merupakan

suatu dampak positif dari pembelajaran menggunakan modul. Pembelajaran

dengan menggunakan modul telah melatih siswa untuk menganalisa permasalahan

yang terjadi dan melatih siswa untuk mencari pemecahan dari permasalahan

tersebut.

Persentase paling kecil pada indikator ke-4 yaitu mengenai kemampuan

siswa untuk menyusun rangkuman. Persentase yang dicapai sebesar 70,73%.

Menyusun rangkuman merupakan suatu kebutuhan yang berbeda-beda bagi siswa.

sebagian siswa mungkin kurang perlu untuk menyusun rangkuman, sehingga

siswa tidak membuat rangkuman. Siswa yang meras tidak perlu membuat

rangkuman ini menganggap bahwa materi yang telah dijelaskan dalam modul

sudah cukup ringkas dan jelas, sehingga tidak perlu lagi untuk menyusun

rangkuman lagi.

Hasil persentase berdasarkan observasi berbeda dengan hasil persentase

berdasarkan angket keaktifan diskusi siswa. Berdasarkan pada hasil perhitungan

angket keaktifan diskusi siswa siklus 2, indikator ke-7 memiliki persentase

terendah yaitu sebesar 69,36%. Pembelajaran dengan menggunakan modul yang

terjadi dilapangan sebenarnya dapat mengaktifkan siswa dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam menganalisa masalah yang ada. Pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran yang disertai dengan kegiatan diskusi memacu

siswa untuk melakukan diskusi dengan teman dalam sekelompoknya untuk

menganalisa suatu masalah.

Apabila dibandingkan dengan persentase indikator observasi keaktifan

diskusi pada siklus 1, persentase keaktifan diskusi pada siklus 2 menunjukkan

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

149

adanya kenaikan persentase. Persentase indikator observasi pada siklus 1 hanya

mencapai 55,85%, sedangkan pada siklus 2 persentase rata-rata indikator

observasi keaktifan diskusi mencapai 80 %. Kenaikan persentase yang terjadi

merupakan suatu dampak dari penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian

sebagai sumber belajar bagi siswa. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan

modul pembelajaran hasil penelitian pada siklus 1 kurang memenuhi target.

Gambar 10. Grafik Perubahan Persentase Indikator Observasi Keaktifan Diskusi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Gambar 10. menunjukkan grafuk peruabahan nilai observasi keaktifan

diskusi siswa pda siklus 1 dan siklus 2. Gambar 10. dapat terlihat bahwa nilai

yang dicapai pada siklus 2 sudah lebih bagus apabila dibandingkan dengan nilai

yang dicapai apada siklus 1.

Hasil yang tercapai dikarenakan pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa

hanya diberi 1 modul untuk tiap kelompok, jadi beberapa siswa kurang dapat

mempelajari modul dengan sepenuhnya. Pada pelaksanaan tindakan 2 dilakukan

suatu perbaikan, dimana setiap siswa diberi modul pembelajaran hasil penelitian

satu per satu. Sehingga memudahkan siswa untuk dapat melakukan pembelajaran

secara mandiri.

Pada hakekatnya pembelajaran menggunakan modul pembelajaran

merupakan suatu system pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh siswa.

siswa. setiap modul yang diberikan kepada siswa dapat dipelajari oleh siswa

tersebut secara mandiri. Mandiri disini diartikan siswa dapat belajar dengan

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

150

membaca sendiri modul yang sudah disediakan dan kemudian apabila ada hal-hal

yang belum dimengerti dan dipahami, siswa dapat mencari sumber yang lain,

misalnya dengan mencari buku-buku, mencari sumber dari internet, dan dapat

pula siswa melakukan diskusi dan bertukar pendapat dengan temannya. Apabila

siswa masih belum mengerti dan belum jelas dengan materi yang telah dijelaskan

di dalam modul, siswa dapat menyakannya kepada guru.

e. Kerjasama Siswa

Kerjasama merupakan sesuatu yang alami yang ada di dalam suatu

kelompok. Suatu kelompok akan berkembang dengan baik apabila pada anggota

kelompok tersebut memiliki kemampuan berkerja sama yang baik. Suatu kegiatan

diskusi akan dapat berjalan dengan baik apabila anggota kelompok tersebut dapat

bekerja sama dengan baik.

Persentase tentang aspek kerjasama tercantum dalam Tabel 18. Kerjasama

ada 2 aspek yaitu aspek interkasi/hubungan sosial dan aspek tentang kegiatan

yang harus dilakukan secara bersama-sama. Dari kedua aspek tersebut, aspek

interaksi/hubungan sosial memiliki persentase terbesar yaitu sebesar 78,92%.

Perolehan persentase aspek pada siklus 2 berlawanan dengan hasil pada

siklus 1. Perolehan pada siklus 2 menunjukkan bahwa interkasi/hubungan sosial

memiliki persentase paling besar yaitu sebesar 78,92%. Hasil pada aspek

mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan orang lain

mengalami peningkatan dengan adanya modul pembelajaran. Diskusi yang

dilaksanakan dengan menggunakan modul pembelajaran telah dapat melatih siswa

untuk dapat melakukan hubungan sosial dan berinteraksi dengan orang lain.

Aspek ke-2 mengenai kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama juga

mengalami peningkatan persentase menjadi 77,19 %. Peningkatan yang terjadi

merupakan suatu hasil yang menggembirakan karena siswa telah dapat melakukan

kerjasama dengan teman dalam kelompoknya, sehingga diskusi yang berlangsung

dalam kelompok dapat berlangsung dengan lebih baik.

Aspek pada angket kerjasama tersebut kemudian dijabarkan menjadi

beberapa indikator. Jumlah keseluruhan indikator pada angket kerjasama adalah

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

151

sejumlah 7 indikator. Hasil persentase capaian indikator untuk angket kerjasama

siswa dapat disimak pada Tabel 19. Berdasarkan Tabel 19. dapat diketahui bahwa

persentase indikator angket kerjasama siswa berkisar antara 75,81% - 79,73%

dengan persentase rata-rata sebesar 78,25%.

Sesuai hasil persentase pada Tabel 19, persentase terkecil dimiliki oleh

indikator ke-5 yaitu mengenai bekerja saling bergantung satu sama lain dengan

persentase sebesar 75,81%. Meski persentase yang dimiliki oleh indikator ke-7

yang paling kecil, tetapi persentase tersebut telah mencapai target yaitu sebesar

75%. Jadi, siswa telah memiliki kemampuan untuk saling bergantung satu sama

lain. Kegiatan kelompok memerlukan saling ketergantungan antar anggota

kelompok yang ada. Saling ketergantungan akan membuat kerjasama dalam suatu

kelompok menjadi lebih baik.

Sedangkan persentase terbesar dimiliki oleh indikator ke-5 sebesar

79,73% yaitu mengenai kemampuan untuk saling menggalang kerjasama dan

kekompakan antar anggota kelompok. Suatu kegiatan kelompok sangat

memerlukan adanya suatu kerjasama dari masing-masing anggota kelompoknya.

Kerjasama yang baik dalam suatu kelompok akan membuat kelompok tersebut

menjadi lebih kompak dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.

Hasil persentase indikator untuk angket kerjasama siswa pada siklus 2 ini

telah mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan hasil persentase pada

siklus 1. Kenaikan yang terjadi adalah sebesar 4,28%. Untuk lebih mengamati

kenaikan persentase skor indikator angket kerjasama siswa siklus 1dan siklus 2

dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

152

Gambar 11. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Kerja Sama Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan Gambar 11. di atas dapat diketahui bahwa adanya kenaikan

persentase angket kerjasama siswa pada siklus 2. Kenaikan ini terjadi hampir pada

seluruh indikator yang ada. Sesuai Gambar 11. di atas, kenaikan terbesar dimiliki

oleh indikator ke-3 yaitu sebesar 7,77%.

Adanya kenaikan menunjukkan bahwa ada suatu dampak positif dari

pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian. Pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian siswa disiapkan untuk menjadi

siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran dan siswa harus dapat belajar secara

mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri ini menuntut siswanya untuk

dapat melakukan kerjasama dengan orang lain. Suatu pembelajaran yang mandiri,

siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan

otonom.

Pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian

melatih siswa untuk belajara secara mandiri di dalam suatu kelompok belajar.

Siswa dapat mempelajari modul yang telah disediakan. Apabila siswa ada yang

belum memahami dengan materi yang dijelaskan didalam modul, siswa dapat

mendiskusikan materi tersebut dengan teman dalam kelompoknya. Kegiatan

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

153

diskusi yang berlangsung akan lebih mengaktifkan kemampuan siswa untuk lebih

dapat belajar secara mandiri bersama teman.

Kegiatan diskusi dapat menimbulkan suatu kerjasama diantara para

anggota kelompok yang ada. Seperti yang telah dijelaskan oleh Johnson (2009:

166) yang mengemukakan bahwa “Kerjasama yang erat lahir terutama dari

komunikasi yang kuat diantara para anggota kelompok”. Sesuai dengan pendapat

dari Johnson tersebut, kerjasama bisa muncul dari adanya suatu komunikasi yang

baik dari anggota kelompok.

Suatu kelompok yang anggotanya memiliki kemampuan komunikasi

yang baik, maka akan memiliki kemampuan kerjasama yang baik pula.

Berdasarkan hasil pada siklus 2, dimana persentase indikator angket kerjasama

siswa yang telah mencapai target lebih dari 75%, hal ini menunjukkan bahwa

selain siswa memiliki kemempuan kerja sama yang baik , siswa juga memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik pula.

Hasil indikator untuk observasi kerjasama siswa siswa dapat dilihat

dalam Tabel 26. Berdasarkan Tabel 20. dapat diketahui bahwa kerjasama siswa

secara keseluruhan mengalami kenaikan persentase. Kenaikan terjadi hampir pada

seluruh indikator observasi. Berdasarkan Tabel 20. persentase capaian indikator

untuk observasi berkisar antara 60,98% - 92,68% dengan persentase rata-rata

sebesar 76,66%.

Persentase paling besar pada indikator pertama sebesar 92,68% yaitu

tentang menghargai orang lain. Kegiatan diskusi yang dilaksanakan dengan

menggunakan modul telah melatih siswa untuk lebih menghargai orang lain.

Sikap menghargai orang laing merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap

orang, termasuk juga siswa. Siswa perlu untuk dididik lebih dini untuk dapat

bersikap menghargai orang lain. Sikap menghargai orang lain dapat dilatih

melalui kegiatan diskusi kelompok.

Kegiatn diskusi kelompok setiap siswa saling bertukar pendapat untuk

memecahkan suatu permasahan yang sedang dihadapi. Proses diskusi terkadang

tidak berjalan mulus, terkadang ada siswa yang tidak atau susah untuk menerima

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

154

pendapat dari orang lain, sehingga untuk itu setiap siswa hendaknya saling

menghargai satu sama lain demi kelangsungan kegiatan kelompok.

Persentase rata-rata pada siklus 2 ini mengalami kenaikan dibanding

dengan persentase rata-rata pada siklus 1. Kenaikan yang terjadi adalah sebesar

20,21%. Kenaikan persentase rata-rata ini merupakan suatu dampak positif dari

penggunaan modul pembelajran hasil penelitian sebagai sumber belajar bagi

siswa.

Gambar 12. Grafik Perubahan Persentase Indikator Observasi Kerjasama Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

Grafik yang tergambar pada Gambar 12. menunjukkan bahwa secara

umum nilai observasi mengalami peningkatan nilai pada siklus 2. Peningkatan ini

menunjukkan bahwa pada siklus 2 terjadi peningkatan kerjasama siswa apabila

dibandingkan dengan siklus 1. Peningkatan persetase pada siklus 2 merupakan

suatu dampak positif dari penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian.

berdasar hasil observasi pada siklus 2 menunjukkan bahwa penggunaan modul

pembelajaran hasil penelitian dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam

kegiatan kelompok.

Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian telah menaikkan

kemampuan kerjasama siswa dalam pembelajaran. Penggunaan modul

pembelajaran merupakan salah satu jenis dari pembelajaran mandiri.

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

155

Pembelajaran mandiri merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa

memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu.

Suatu pembelajaran yang mandiri menuntut siswa untuk dapat

melakukan hal-hal tertentu secara mandiri seperti mengambil tindakan membuat

keputusan sensiri, berpikir kreatif dan kritis dan bisa bekerja sama dengan orang

lain. Penggunaan modul yang merupakan salah satu dari pembelajaran mandiri,

telah dapat membuktikan bahwa pembelajaran modul ini dapat meningkatkan

kemampuan siswa untuk belajar mandiri melalui kegiatan diskusi kelompok. Hal

ini dapat diketahui berdasar hasil penelitian yan menunjukkan bahwa pada

pembelajaran modul ini dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa,

dimana kerja sama ini merupakan suatu bagian dari pembelajaran mandiri.

f. Performance Guru

Guru merupakan seorang ahli yang bertanggung jawab terhadap mutu

pendidikan bagi siswa. Seorang guru memungkinkan siswa untuk tidak hanya

dapat mencapai standar nilai akademik secara nasional, akan tetapi juga harus

mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang penting yang bisa digunakan oleh

siswanya selama hidupnya.

Tabel 21. merupakan tabel yang menampilkan mengenai persentase

capaian aspek pada angket performance guru pada siklus 2. Berdasarkan pada

Tabel 21. dapat dilihat bahwa ada 3 aspek tentang performance guru, yaitu

strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan

strategi pengelolaan pembelajaran. Persentase paling besar dari ketiga aspek

tersebut dicapai oleh aspek ke -3 yang menyatakan tentang strategi pengelolaan

kelas yaitu sebesar 76,22%.

Ketiga aspek performance guru tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi

indikator performance guru. Persentase indikator performance guru dapat disimak

pada Tabel 22. Berdasarkan Tabel 22. dapat diketahui bahwa persentase indikator

angket performance guru pada siklus 2 memiliki kisaran nilai 68,29% - 82,62%

dengan persentase rata-rata sebesar 76,41%.

Persentase tertinggi dimiliki oleh indikator ke-11 mengenai pemberian

motivasi kepada siswa dan menarik perhatian siswa. Indikator ke-11 memiliki

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

156

persentase sebesar 82,62%. Sedangkan untuk persentase terendah dimiliki oleh

indikator ke-6 mengenai pemberian tugas kepada siswa terhadap materi tertentu

yang akan dibahas secara mandiri. Indikator ini mencapai persentase sebesar

68,29%. Hasil persentase untuk performance guru pada siklus 2 menunjukkan

hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil persentase performance guru

pada siklus 1. Peningkatan yang terjadi adalah sebesar 6,269%.

Perubahan persentase capaian indicator angket performance guru siklus

2 apabila dibandingkan persentase capaian indikator angket performance guru

pada siklus 1 dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini:

Gambar 13. Diagram Perubahan Persentase Indikator Angket Performance Guru Siklus 1 dan Siklus 2.

Berdasarkan Gambar 12. di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa

ada perubahan persentase capaian indikator angket performance guru pada

siklus 2. Perubahan yang terjadi merupakan kenaikan persentase pada siklus 2

dibanding dengan siklus 1. Sesuai Gambar 13. di atas dapat dilihat bahwa

kenaikan terjadi pada seluruh indikator performance guru.

Kenaikan persentase paling besar dimiliki oleh indikator 11 mengenai

pemberian motivasi dan perhatin kepada siswa. Kenaikan yang terjadi sebesar

sebesar 9,45%. Kenaikan persentase yang terjadi menunjukkan bahwa dalam

Page 157: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

157

pembelajaran guru sangat perlu untuk memberikan motivasi dan perhatian

kepada siswa. motivasi yang diberikan oleh guru merupakan suatu faktor yang

sangat penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena siswa

akan dapat belajar dengan sungguh-sungguh apabila siswa memiliki motivasi

yang tinggi.

Tabel 23. merupakan tabel yang memuat mengenai persentase capaian

indikator untuk observasi performance guru pada siklus 2. Persentase capaian

indikator observasi performance guru pada siklus 2 ini memiliki kisaran nilai

antara 50 % - 100 % dengan persentase rata-rata sebesar 79,86%.

Gambar 14. Grafik Perbandingan Persentase Capaian Indikator Observasi Performance Guru Siklus 1 dan Siklus 2

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian merupakan salah satu dari jenis pembelajaran

mandiri. Pembelajaran yang mandiri memungkinkan siswa untuk

mengembangkan pengetahuan dan keahlian. Pelaksanaan pembelajaran mandiri

menuntut dedikasi dari seorang guru. Guru dalam pembelajaran mandiri

selayaknya dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat dimanfaatkan oleh

siswa mandiri untuk dapat menemukan cara kreatif yang menghubungkan

pengalaman belajar yang diperoleh di sekolah dengan kehidupan sehari-hari

siswa.

Page 158: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

158

Pelaksanaan tindakan siklus 2 menunjukkan hasil yang cukup

memuaskan. Secara umum hasil yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan 2

menunjukkan kenaikan persentase apabila dibandingkan dengan tahap pra siklus

dan siklus 1. Pada tahap siklus 1, meski telah digunakan modul pembelajaran hasil

penelitian sebagai sumber belajar bagi siswa, akan tetapi dalam pelaksanaannya

menunjukkan penurunan persentase apabila dibanding dengan tahap pra siklus.

Hasil yang ditunjukkan pada siklus 2 menunjukkan kenaikan persentase

capaian yang sudah mencapai target yaitu 75 % baik dari hasil angket maupun

dari observasi langsung di lapangan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai

beradaptasi dengan pembelajaran modul ini. Siswa sudah dapat melaksanakan

pembelajaran secara mandiri. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini setiap

siswa mendapatkan 1 buah modul, sehingga memudahkan bagi siswa untuk dapat

mempelajari modul yang ada secara mandiri.

c. Hasil wawancara guru.

Menurut wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran

yang bersangkutan, diperoleh hasil wawancara bahwa pembelajaran menggunakan

modul pembelajaran hasil penelitian telah berhasil meningkatkan kegiatan diskusi

kelompok di kelas X-6 SMA Batik Surakarta.

Guru belum pernah menggunakan modul hasil penelitian untuk

pembelajaran dikelas dan gur belum pernah menggunakan terasering sebagai

model untuk demonstrasi siswa. Guru juga bertanya kepada siswa mengenai

bagaimana kesan kesan siswa terhadap pembelajaran modul, dan siswa juga

menyatakan bahwa pembelajaran modul cukup bagus dan sangat mendukung

diskusi di kelas.

Guru juga berpendapat bahwa modul pembelajaran hasil penelitian juga

dapat digunakan untuk sumber belajar bagi siswa dan sebagai referensi bagi

siswa, terutama bagi siswa yang memiliki kemampuan yang lebih dibanding siswa

yang lain.

Setiap siswa memiliki semangat belajar dan motivasi belajar yang

berbeda-beda, terkadang ada siswa yang semangat belajarnya masih kurang,

sehingga perlu digunakan variasi metode dan metode diskusi dirasa dengan

Page 159: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

159

menggunakan tersering merupakan salah satu alternative metode yang dapat

menumbuhkan semangat siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama.

d. Hasil wawancara siswa

Siswa kelas X-6 SMA Batik Surakarta secara umum menyatakan bahwa

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran

hasil penelitian. Siswa tertarik dengan adanya modul pembelajaran hasil

penelitian karena materi yang ada di dalam modul cukup mudah untuk dipahami.

Siswa merasa mendapat materi baru yang sebelumnya tidak ada penjelasannya di

dalam buku pelajaran biasa. Siswa sangat tertaik dengan adanya modul karena

modul tersusun secara sistematis dan modul juga sudah inovatif. Siswa tertarik

dengan modul karena modul disertai gambar yang dapat memperjelas dalam

memahami materi dalam modul.

Siswa menyukai pembelajaran menggunakan modul karena penjelasan

yang ada dalam modul cukup mudah untuk dipelajari oleh siswa. siswa lebih

mudah menangkap materi yang dijelaskan dalam modul. Pembelajaran

menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian mengenai pelestarian

lingkungan sangat membantu siswa karena dengan modul tidak hanya belajar teori

saja, tapi ada hasil penelitian yang merupakan suatu hasil percobaan, dan siswa

tertarik dengan modul yang juga disertai dengan media terasering yang juga

digunakan untuk lebih memperjelas pemahaman siswa mengenai dampak erosi.

Siswa merasa senang dengan adanya modul karena pada saat

pembelajaran modul siswa juga diberi kesempatan untuk melakukan demonstrasi.

Demonstrasi yang dilakukan siswa ini menarik perhatian siswa sehingga siswa

dapat lebih tertarik untuk belajar Biologi.

Modul pembelajaran hasil penelitian memuat penjelasan singkat

mengenai hasil penelitian, sehingga siswa menjadi sesuatu yang baru bagi siswa.

siswa mendapatkan saran belajar yang baru sehingga menjadi lebih senang untuk

belajar dan tidak membosankan karena adanya modul lebih menarik untuk

dipelajari. Siswa merasa mendapat pengetahuan baru mengenai pelestarian

lingkungan. Pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan sangat membantu bagi

Page 160: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

160

siswa untuk lebih belajar mengenai lingkungan dan siswa menjadi memiliki

keinginan untuk melestarikan lingkungan.

Siswa menyatakan bahwa dengan adanya modul pembelajaran hasil

penelitian telah membangkitkan semangat siswa untuk melakukan diskusi dan

kerjasama dengan kelompok. Siswa berpendapat bahwa didalam modul telah

disertai dengan beberapa pertanyaan dan juga permasalahan yang kemudian

permasalahan tersebut harus diselesaikan secara bersama. Penyelesaian masalah

sangat memerlukan adanya suatu diskusi kelompok.

Siswa merasakan bahwa dengan adanya modul membuat pelaksanaan

diskusi menjadi lebih kompak dan kondusif apabila dibandingkan dengan tidak

menggunakan modul. Siswa mengatakan bahwa dengan modul semua anggota

kelompok dapat merumuskan bersama pemecahan masalah yang ada. Modul

sangat berguna untuk pelaksanaan diskusi di kelas. Siswa lebih menyukai diskusi

dengan menggunakan modul.

Modul pembelajaran hasil penelitian sangat mempermudak untuk

mengkoordinasi kelompok. Siswa menjadi lebih mudah untuk bekerja sama

dengan teman dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang

heterogen, sehingga dengan kerja sama yang baik akan mendapat 1 tujuan

bersama.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluai pada siklus 2, dapat

disampaikan hasil sebagai berikut:

c. Optimalisasi penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat

meningkatkan keaktifan diskusi siswa dalam kegiatan kelompok.

d. Optimalisasi penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat

meningkatkan kerjasama siswa dalam kegiatan diskusi di dalam pembelajaran.

Suatu pembelajaran yang mandiri, siswa dapat melibatkan dan

mengaitkan bidang akademik dengan kehidupan sehari-hari mereka, cara yang

dapat dilakukan untuk dapat mengaitkan ini salah satunya dengan melakukan

tukar pendapat dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Proses tukar pendapat

juga dapat terjadi di lingkungan sekolah (kelas) dengan suatu kegiatan yang

disebut diskusi kelompok.

Page 161: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

161

Kegiatan diskusi kelompok dapat juga mengambil tindakan, bertanya,

membuat keputusan secara mandiri, berpikir kritis dan kreatif dan siswa dapat

bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Berdasar hasil penelitian yang telah

dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta, pembelajaran menggunakan modul hasil

penelitian dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran.

Peran aktif siswa dapat diketahui dari kegiatan diskusi siswa dan dari

kerjasama siswa dalam kegiatan kelompok. Selama kegiatan diskusi kelompok

pada siklus 2, keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa meningkat pesat dan

hal ini adalah salah satu dampak positif dari pembelajaran menggunakan modul

pembelajaran hasil penelitian.

Page 162: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

162

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang upaya peningkatan kualitas

pembelajaran siswa melalui optimalisasi penggunaan modul hasil penelitian pada

proses pembelajaran siklus I dan siklus II di kelas X-6 SMA Batik 1 Surakarta

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Optimalisasi penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat

meningkatkan keaktifan berdiskusi siswa dan kerjasama siswa dalam

pembelajaran Biologi kelas X-6 SMA Batik 1 Surakarta pada pokok bahasan

Pelestarian Lingkungan.

2. Besar peningkatan keaktifan berdiskusi siswa dalam pembelajaran Biologi

pada pokok bahasan Pelestarian Lingkungan dari siklus I ke Siklus II adalah

3,81%.

3. Besar peningkatan kerja sama siswa dalam pembelajaran Biologi pada pokok

bahasan Pelestarian Lingkungan dari siklus I ke Siklus II adalah 4,27%.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar referensi dan

pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan kualitas

pembelajaran siswa terutama untuk meningkatkan keaktifan berdiskusi siswa dan

kerjasama siswa dalam pembelajaran di SMA Batik 1 Surakarta.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi

guru dan sekolah untuk memilih model pembelajaran yang lebih variatif dan dapat

meningkatkan keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa dalam pembelajaran

terutama dalam kegiatan kelompok. Keaktifan diskusi siswa dan kerjasama siswa

yang terlaksana dengan baik akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 163: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

163

C. SARAN

Beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah:

1. Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang baik dalam pembelajaran

optimalisasi penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian diperlukan

persiapan untuk membuat penelitian yang sesuai dengan modul yang akan

dibuat.

2. Bagi pihak lain yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran yang telah

dilakukan, sedapat mungkin terlebih dahulu dianalisis kembali untuk

disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu dan fasilitas

pendukung termasuk media pembelajaran.

3. Penggunaan modul hasil penelitian dalam pembelajaran memerlukan

persiapan yang matang dan waktu yang lama, oleh karena itu guru sebaiknya

mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran dengan matang, serta penelitian

yang matang untuk membuat modul pembelajaran hasil penelitian.

4. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran hasil penelitian

hendaknya benar-benar menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar,

sehingga pemahaman materi yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan

penelitian yang lebih relevan dan lebih mendalam serta dapat memberikan

manfaat dan sumbangan pemikiran bagi para pendidik.

Page 164: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

164

DAFTAR PUSTAKA Aleart dan Sri Sumestri. 1991. Metoda Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional. Alim, Sahirul. 1996. Menguak Keterpaduan Sains, Teknologi, dan Islam.

Yogyakarta: Dinamika. Anonim. 1999. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Bumi

Aksara. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Griffis, Kathy dan Vandana Thadani , Joe Wise. 2008. “Making Authentic Data

Accesible: the Sensing the Environment Inquiry Module” Jornal of Biology Education. 42, 119-122.

Guntur Tarigan, Henry. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Hidayatullah, M. Furqon. 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru (PPG).

Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. Johnson, E.B. 2009. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan. Kartasapoetra. 1989. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Unutk

Merehabilitasinya. Jakarta: Bina Aksara. 1987. Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Unutk Merehabilitasinya.

Jakarta: Bina Aksara. Kock, Heinz. 1981. Saya Guru Yang Baik?!. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Lexy J Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Remadja

Karya. Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang

Metode-metode Baru. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RosdaKarya. Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 165: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

165

. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pearce, Roger.S. 2009. A Compulsory Bioethics Module for a Large Final Year Undergraduate Class.13, 19.

Popham, W.J, Eva L.Baker. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Rineka

Cipta: Jakarta. Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Sumantri, Mulyani dan H. Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: CV Maulana. Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001.

Jakarta: Grasindo. Supardi. 1994. Lingkungan Hidup Kelestariannya. Bandung: Alumni. Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis dalam Menyiapkan

Pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara Wacana. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik.

Jakarta: Prestasi Pustaka. Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengjar

Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Wakhinudin. 2009. Metode Mengajar dalam http://wakhinuddin.wordpress.com/

2009/06/24/metode-mengajar-2/. Diakses tanggal 22 Desember 2009. Winkel, W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Rosdakarya. Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

Remaja Rosda karya. Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.

Page 166: UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS ... - digilib.uns.ac.id/Upaya... · Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

166

Zul. 2007. Didaktika Mengajar dalam http://www.rumahzul.com/2007/11/ didaktika-3/. Diakses tanggal 22 Desember 2009.