fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …/penerapan...fakultas keguruan dan ilmu pendidikan...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGAMBAR
BENDA ALAM DI KELAS IV SD NEGERI BOROREJO JEBRES
SURAKARTA TAHUN 2011/2012
Disusun Oleh :
Bodroini Sapto Narsasi
NIM K 3205007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGAMBAR
BENDA ALAM DI KELAS IV SD NEGERI BOROREJO JEBRES
SURAKARTA TAHUN 2011/2012
Oleh :
Bodroini Sapto Narsasi
NIM K 3205007
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Program Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Bodroini Sapto Narsasi. K3205007. PENERAPAN METODE GROUP
INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENGGAMBAR BENDA ALAM DI KELAS IV SD NEGERI
BOROREJO JEBRES SURAKARTA TAHUN 2011/2012, Skripsi. Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Februari.
2012.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar benda alam dengan menerapkan metode Group Investigation (GI) di
kelas IV SD Negeri Bororejo Tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian
adalah siswa kelas IV SD Negeri Bororejo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah
13 (tiga belas) siswa. Pelaksana tindakan kelas adalah peneliti berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/ pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2011.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan menggambar benda alam pada siswa kelas IV SD Negeri
Bororejo. Pada siklus I siswa yang memenuhi indikator ketercapaian 75% sebesar
7,70 %, pada siklus II meningkat menjadi 46,1 %, dan pada siklus III meningkat
lagi menjadi 76,9 %.
Dari hasil tindakan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mata
pelajaran seni budaya dengan menggunakan metode Group Investigation (GI)
dapat meningkatkan kemampuan menggambar benda alam di kelas IV SD Negeri
Bororejo pada tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: Metode Group Investigation (GI), menggambar benda alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Bodroini Sapto Narsasi. K3205007. IMPLEMENTATION OF GROUP
INVESTIGATION (GI) METHOD FOR IMPROVING STUDENTS
ABILITY IN DRAWING NATURAL THING OF THE FOURTH GRADE
STUDENTS IN SD BOJOREJO JEBRES SURAKARTA IN 2011/2012
ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty. Sebelas Maret University. February. 2012.
The objective of the study is improving the students ability in drawing the
natural thing using Group Investigation (GI) Method for the fourth grade Students
in SD Bororejo Jebres Surakarta in 2011/2012 academic year.
This study is a classroom action research and the subject of the study is
fourth grade Students in SD Bororejo Jebres Surakarta in 2011/2012 that is
consisting of 13 students. The writer conducts this classroom action research in
collaboration with a cultural art teacher. The study is conducted in three cycles.
Each cycle consist of 4 steps: planning, implementing, observing, and reflecting.
This research was conducted in September-Desember 2011. The research
techniques are interview, observation, and documentation.
The result of this study shows that there ia an improvement of students
ability in drawing natural thing of the fourth grade students in SD Bororejo. At he
first cycle there was 7,70% of the students who fulfilled the 75% indicator
standard. It raised to 46,1% at the second cycle and 76,9% at the third cycle. Based
on the result of this study, it can be concluded that the learning of cutural art lesson
by using using Group Investigation (GI) Method can improve the students ability in
drawing the natural thing of the fourth grade students in SD Bororejo in 2011/2012
academic year.
Key word: Group Investigation (GI) Method, drawing the natural thing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Keberanian bukanlah tidak ada rasa takut, tapi bagaimana kita mengalahkan
rasa takut, keberanian itu perlu dan diperlukan meskipun kita akan gagal.
Kebahagiaan orang tuaku, saudaraku dan keluargaku adalah bagian utama
dalam hidupku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Bapak, Ibu, Mama’, Ayah dan keluarga besarku yang telah memberikan
motivasi dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar.
Teman-teman Program Studi Pendidikan Seni Rupa angkatan 2005.
Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan petunjuk,
kemudahan serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak lepas
dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni FKIP UNS Surakarta.
3. Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd sebagai ketua Program Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNS Surakarta.
4. Drs. Edy Tri Sulistyo, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun skripsi.
5. Drs. Sudarsono, M.Hum selaku Pembimbing II, yang dengan sabar
memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan ibu dosen Program Pendidikan Seni Rupa yang telah banyak
memberikan ilmu dan masukan- masukan kepada penulis.
7. Bapak, Ibu, Mama’, Ayah yang tiada hentinya memberikan dukungan baik
secara materi maupun moral.
8. Teman-teman FKIP Program Studi Pendidikan Seni Rupa angkatan 2005.
9. Kepala SD Negeri Bororejo yang telah memberikan ijin, sehingga penulis
dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.
10. Ibu Sukatmi selaku guru mata pelajaran seni budaya kelas IV SD Negeri
Bororejo atas bantuannya.
11. Siswa-Siswi kelas IV SD Negeri Bororejo atas bantuan dan kerjasamanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
12. Berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat tersusun.
Penulis juga mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pendidikan kesenirupaan, khususnya bagi penulis dan pihak-
pihak yang berkepentingan pada umumnya.
Surakarta, 23 Februari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. .. xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8
1. Model Pembelajaran Kooperatif............................................... 8
2. Metode Group Investigation (GI) ............................................. 11
3. Kemampuan .............................................................................. 12
4. Menggambar ............................................................................. 13
B. Kerangka Berfikir........................................................................... 16
C. Hipotesis Tindakan......................................................................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 20
1. Tempat Penelitian ………………………………………........ 20
2. Subjek Penelitian ………………………………………… ..... 20
B. Pendekatan Penelitian .................................................................... 20
C. Sumber Data ……………………………………………………... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 22
E. Analisis Data …………………………………………………….. 23
F. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 33
1. Keadaan Lingkungan Belajar ……………………………. ..... 34
2. Visi dan Misi …………………………………………….. ..... 34
3. Pelaksanaan Kurikulum …………………………………. ..... 35
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan Khususnya Seni Rupa ............................................. 36
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tiap Siklus .............................. 36
1. Tindakan Siklus I ……………………………………………. 37
2. Tindakan Siklus II …………………………………………… 47
3. Tindakan Siklus III ………………………………………….. 57
D. Deskripsi Antar Siklus …………………………………………… 67
E. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 70
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 73
B. Implikasi ......................................................................................... 74
C. Saran ............................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. .. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Lembar observasi terstruktur (Siklus I): nilai keseluruhan
siswa setelah tindakan...........................................................
Data frekuensi nilai seni rupa siswa kelas VI sesudah
tindakan................................................................................
Lembar observasi terstruktur (Siklus II): nilai keseluruhan
siswa setelah tindakan...........................................................
Data frekuensi nilai seni rupa siswa kelas VI sesudah
tindakan.................................................................................
Lembar observasi terstruktur (Siklus III): nilai keseluruhan
siswa setelah tindakan..........................................................
Data frekuensi nilai seni rupa siswa kelas VI sesudah
tindakan................................................................................
Data frekuensi nilai menggambar bentuk buah siswa kelas
IV sesudah dilaksanakan siklus I dan siklus II, dengan
menggunakan metode Group Investigation ………
Data persentase keberhasilan antar siklus dalam
menggambar bentuk buah siswa kelas IV dengan
menggunakan metode Group Investigation.........................
43
44
54
55
64
65
67
70
halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Suasana kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya
di kelas IV SD Negeri Bororejo pada saat observasi awal ........ 4
Gambar 2 Kerangka berfikir ...................................................................... 18
Gambar 3 Siklus penelitian tindakan kelas ................................................ 24
Gambar 4 Sekolah Dasar Negeri Bororejo ................................................ 33
Gambar 5 Siswa menempatkan diri pada kelompok masing-masing..... ... 39
Gambar 6 Peneliti memberikan penjelasan materi menggambar............... 40
Gambar 7 Peneliti memberikan penjelasan kepada salah satu kelompok .. 41
Gambar 8 Peneliti menanyakan kesulitan dalam mengerjakan tugas..... ... 41
Gambar 9 Siswa melakukan presentasi............. ......................................... 42
Gambar 10 Peneliti mengevaluasi hasil karya siswa........................... ....... 43
Gambar 11 Peneliti menanyakan kesulitan siswa dalam menggambar ....... 43
Gambar 12 Grafik capaian indikator kerja.................................................. 44
Gambar 13 Grafik nilai keseluruahan siswa setelah siklus I......................... 45
Gambar 14 Karya Muchlis pada siklus I dengan nilai 60 (kurang baik)
media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan
pastel ......................................................................................... 46
Gambar 15 Karya Dicky pada siklus I dengan nilai 66 (kurang baik)
media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan
pastel............... .......................................................................... 46
Gambar 16 Karya Lana pada siklus I dengan nilai 86 (baik) media yang
digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel ........ ... 46
Gambar 17 Peneliti membagi siswa menjadi 3 & 4 kelompok................. ... 48
Gambar 18 Peneliti membagikan kertas gambar ........................................ 48
Gambar 19 Contoh gambar dari internet...................................................... 49
Gambar 20 Peneliti memperlihatkan contoh proporsi, komposisi, bentuk,
gelap terang dan pewarnaan .................................. .................. 49
halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar 21 Siswa menyusun buah yang akan digambar.............................. 49
Gambar 22 Siswa menggambar buah yang disusun..................................... 50
Gambar 23 Buah blimbing & jeruk yang telah disusun......................... ...... 51
Gambar 24 Siswa melakukan presentasi................................. ..................... 52
Gmabar 25 Grafik indikator ketercapaian siklus II............. ......................... 54
Gmabar 26 Grafik nilai menggambar bentuk buah siswa kelas IV
Sesudah dilaksanakan Penelitian Siklus II .......................... ..... 55
Gambar 27 Karya Bagas pada siklus I dengan nilai 60 (kurang baik)
media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan
pastel.................................. ....................................................... 56
Gambar 28 Karya Yunia pada siklus I dengan nilai 70 (baik) media yang
digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel...... ...... 57
Gambar 29 Karya Dicky pada siklus I dengan nilai 74 (baik) media yang
digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel . .......... 57
Gambar 30 Peneliti membagi siswa menjadi 3 & 4 kelompok................ ... 59
Gambar 31 Peneliti memberikan contoh gambar yang telah dibuat....... .... 61
Gambar 32 Buah semangka, anggur dan blimbing yang telah disusun.. ..... 61
Gambar 33 Siswa mulai menggambar........................................................ . 61
Gambar 34 Siswa mengumpulkan tugas yang sudah dikerjakan............. .... 62
Gambar 35 Grafik indikator ketercapaian siklus III................................. ... 64
Gambar 36 Grafik nilai keseluruhan siswa pada siklus III....................... ... 65
Gambar 37 Karya Adimas pada siklus III dengan nilai 68 (kurang baik)
media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan
pastel…………………………………………………………. 66
Gambar 38 Karya Intan pada siklus III dengan nilai 72 (baik) media yang
digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel... ......... 66
Gambar 39 Karya Lana pada siklus III dengan nilai 88 (baik) media yang
digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel ..... ...... 67
Gambar 40 Grafik nilai seni rupa siswa kelas IV sesudah dilaksanakan
penelitian siklus I, siklus II dan siklus III... .............................. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 41 Grafik perbandingan capaian indikator antara siklus I, siklus
II, dan siklus III........................................................... .............. 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Grafik capaian indikator kerja ................................................. 44
Grafik 2 Grafik nilai keseluruhan siswa setelah siklus I ........................ 45
Grafik 3 Grafik indikator ketercapaian siklus II .................................... 54
Grafik 4 Grafik nilai menggambar bentuk buah siswa kelas IV sesudah
dilaksanakan penelitian siklus II ............................................. 55
Grafik 5 Grafik indikator ketercapaian siklus III .................................. 64
Grafik 6 Grafik nilai keseluruhan siswa pada siklus III ........................ 65
Grafik 7 Grafik nilai seni rupa siswa kelas IV sesudah dilaksanakan
penelitian siklus I, II dan III ................................................... 68
Grafik 8 Grafik perbandingan capaian indikator antara siklus I, II, III 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Lokasi penelitian ……………............................................. 78
Lampiran 2 : Wawancara dan observasi awal ..........................………... 79
Lampiran 3 : Proses tindakan ............................................................….. 85
Lampiran 4 : Alat, bahan dan buah yang dipakai ..…………………….. 87
Lampiran 5 : Kelompok …………..…………………………………….. 91
Lampiran 6 : Hasil karya ......................................................................... 92
Lampiran 7 : Daftar nilai siklus I, II dan III ............................................ 96
Lampiran 8 : RPP siklus I, II dan III ………………….………………… 97
Lampiran 9 : Silabus ……………………………………………………. 121
Lampiran 10 : Surat keterangan dari sekolah …………………………… 123
Lampiran 11 : Denah lokasi …………………………………………….. 124
Lampiran 12 : Daftar guru dan karyawan ………………………………. 126
Lampiran 13 : Daftar siswa ……………………………………………… 127
Lampiran 14 : Surat ijin penyusunan skripsi …………………………… 128
Lampiran 15 : Surat permohonan ijin Research/ Try Out……………….. 129
Lampiran 16 : Surat Permohonan ijin menyusun skripsi ………………. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sengaja dan terencana untuk membantu
meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi
kepentingan hidupnya sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.
Pendidikan juga membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga
mampu menghadapi segala macam tantangan dan hambatan yang ada. Pada jaman
sekarang ini, sistem pendidikan semakin berkembang sejalan dengan
perkembangan jaman. Perkembangan jaman tersebut secara tidak langsung
menuntut suatu bangsa untuk memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap
untuk menghadapi segala macam tantangan yang dibawa oleh perkembangan
jaman itu sendiri.
Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur
kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien.
Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu
para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan masalah pendidikan yang
dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,
karena mereka harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk
menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal secara sistematis
merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan yang
menyediakan berbagai kesempatan bagi para peserta didik untuk melakukan
berbagai kegiatan belajar. Pendidikan di sekolah sebagai proses belajar mengajar
bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa. Salah satu
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
masalah yang terdapat di kelas IV SD Negeri Bororejo adalah rendahnya
kemampuan siswa dalam menggambar.
Berdasarkan sumber data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan
guru mata pelajaran SBK Ibu Katmi bahwa di SD Negeri Bororejo Kecamatan
Jebres Kota Surakarta, bahwa metode mengajar yang digunakan guru pada saat
proses belajar mengajar mata pelajaran seni rupa selama ini masih menggunakan
metode konvensional (tradisional), yaitu kegiatan belajar mengajar didominasi
oleh guru, sehingga (1) Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran dan tidak
memperhatikan guru pada saat mengajar, (2) Siswa tidak berkonsentrasi, sehingga
bermain sendiri dan ngobrol dengan temannya, (3) Tidak serius pada saat
mengerjakan tugas di sekolah, (4) Sumber dan media pembelajaran seni rupa di
sekolah masih minim.
Pendidikan seni rupa mengacu pada kurikulum, silabus, media
pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar.
Pendidikan seni rupa di TK, SD, SMP maupun di SMA mengacu pada standar
pendidikan Nasional untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, kurikulum
berisi tentang materi pokok pelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran terkait.
Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), UU RI No.
20 Tahun 2003).
Berdasarkan kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar mencakup
kelompok mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang dibagi
menjadi empat, diantaranya adalah seni rupa, keterampilan, seni musik, dan seni
tari. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan yang diselenggarakan di sekolah
memiliki keunikan, makna dan manfaat terhadap perkembangan peserta didik
yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan
berekspresi (berkreasi) dan berapresiasi melalui karya seni. Mata pelajaran seni
rupa sendiri memiliki beberapa kompetensi dasar, salah satu diantaranya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Dalam mengekspresikan diri
melalui karya seni rupa terdapat kompetensi dasar menggambar benda alam.
Pembelajaran seni rupa di sekolah dapat mengembangkan kemampuan
berpikir siswa, keberhasilan belajar siswa, mempengaruhi reaksi gerakan fisik
siswa dan berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Melalui pelajaran seni
rupa siswa juga dapat menuangkan imajinasinya, menciptakan ungkapan pikiran
dan perasaannya melalui sebuah karya seni.
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak
pernah lepas dari peran guru dan siswa. Guru adalah pintu gerbang pembaruan.
Guru memiliki peranan ganda, yaitu berperan menyerap ilmu pengetahuan dan
teknologi serta berperan menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan banyak
pengalaman yang dimilikinya kepada generasi muda dan masyarakat. Guru
berperan pula dalam memberikan suri teladan dan contoh yang baik melalui
perilaku dan tindakannya (Oemar Hamalik, 2001 : vi).
Guru harus berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan, karena siswa
akan mengamati setiap geraknya. Siswa adalah anak atau pelajar yang terdaftar
sedang mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Mereka mendapat status sebagai
siswa dimulai sejak terdaftar pada waktu penerimaan sampai lulus meninggalkan
sekolah itu (Suharsimi Arikunto, 1986 : 4). Guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar didukung dengan adanya media pengajaran. Media pengajaran adalah
segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk
menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar
sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut (Mulyani Sumantri
dan Johar Permana, 2001 : 153).
Perkembangan dunia pendidikan banyak dihambat oleh berbagai masalah
yang dihadapi oleh guru. Masalah umum yang sering ditemui guru tentu beragam,
tetapi jika dilihat secara umum masalah yang mendasar adalah kesulitan untuk
mencapai tujuan yaitu siswa aktif dalam proses pembelajaran, paham materi yang
disampaikan guru dan hasil belajar mampu memenuhi standar ketuntasan belajar
yang telah ditentukan. Dari segi peserta didik antara lain: peserta didik tidak
memperhatikan pelajaran di dalam kelas, peserta didik tidak mengerjakan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sesuai harapan guru, peserta didik tidak tertarik dengan mata pelajaran yang
diajarkan sehingga mengobrol dengan temannya, peserta didik kurang
berkonsentrasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut dapat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menggambar benda alam, sehingga kemampuan
menggambar siswa menjadi rendah. Dari kenyataan tersebut, maka perlu dicari
suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik untuk mengikuti
pelajaran seni rupa.
Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa dalam
menggambar benda alam yaitu dengan cara menggunakan metode kooperatif tipe
Group Investigation (GI), yang diharapkan dapat membantu siswa memecahkan
masalah dengan kelompok, mendiskusikan hingga menyampaikan pendapatnya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar benda alam.
Gambar 1. Suasana kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya di
kelas IV SD Negeri Bororejo pada saat observasi awal (Dok. Bodroini SN: 2011).
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran di mana siswa
bekerja dalam kelompok–kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain
dalam mempelajari materi pelajaran. Para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi yang dihadapi dalam
pelajaran seni rupa dengan temannya. Apalagi masih banyak siswa yang masih
canggung untuk bertanya dengan guru, sehingga teman bisa membantu satu sama
lain dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai
(Narulita Yusron dalam Slavin, 2005: 4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Metode Pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif dimana guru dan siswa bekerja sama membangun
pembelajaran. Siswa harus aktif dalam beberapa aspek selama proses belajar
mengajar berlangsung, sedangkan fungsi kelompok sebagai sarana berinteraksi
dalam membentuk suatu konsep belajar. Metode ini memiliki 6 tahapan belajar,
yaitu : (1) mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok (guru sebagai
fasilitator) ; (2) merencanakan tugas belajar ; (3) menjalankan investigasi (anggota
kelompok secara individu atau berpasangan berusaha untuk mengumpulkan
informasi, menganalisa dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan) ; (4)
menyiapkan laporan akhir, laporan berasal dari investigasi yang telah dilakukan,
guru berperan sebagai penasehat untuk membantu memastikan setiap anggota
kelompok berperan aktif ; (5) presentasi, semua kelompok menyajikan suatu
presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari; (6) evaluasi,
pada tahap ini setiap kelompok berhak untuk mengevaluasi kinerja dan hasil kerja
kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya.
Salah satu kelebihan metode GI adalah dapat meningkatkan kepercayaan
diri siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian yang berguna bagi
kelompoknya. Selain itu juga dapat memperbaiki hubungan antar kelompok
sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik dan pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif, khususnya metode GI diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar, karena dalam pembelajaran kooperatif siswa
dituntut aktif selama kegiatan belajar kelompok.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas judul penelitian ini adalah
”Penerapan Metode Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Siswa dalam Menggambar Benda Alam Di Kelas IV SD Negeri Bororejo Jebres
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah pemanfaatan metode Group Investigation (GI) dapat
meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menggambar Benda Alam Di Kelas IV
SD Negeri Bororejo Jebres Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan penelitian ini adalah:
Meningkatkan kemampuan menggambar siswa dalam mengekspresikan
diri melalui menggambar benda alam di Sekolah Dasar Negeri Bororejo Jebres
Surakarta dengan penggunaan metode Group Investigation (GI). Untuk mengukur
ketercapaian tujuan menggunakan indikator keberhasilan atau tolak ukur yaitu
70% siswa kelas IV mampu menggambar benda alam dengan nilai 70.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar benda alam di
sekolah.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya
yang berhubungan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Group
Investigation (GI).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih metode apa yang akan
digunakan dalam memberikan pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation (GI) sebagai
salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar seni rupa.
b. Bagi Siswa
1) Membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar benda
alam di sekolah.
2) Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan guru
sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar benda alam di sekolah.
c. Bagi Peneliti
1) Sebagai calon guru belajar untuk menerapkan metode pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi
yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan
dilakukan.
2) Memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan
peneliti khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation (GI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bukan merupakan ide baru dalam proses
pembelajaran. Sejak abad masehi, para filosofi sudah mengemukakan bahwa
seseorang yang hendak belajar harus memiliki teman belajar. Pada pembelajaran
kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan
temannya (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008)
Menurut Slavin (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008), belajar kooperatif
(cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan siswa
untuk belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya tiga sampai empat orang, dengan struktur kelompok heterogen. Model
cooperative learning adalah suatu cara atau pendekatan atau serangkaian strategi
yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja
sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada proses pembelajaran, kadang kala siswa lebih mudah mengerti
berdasarkan penjelasan dari temannya dari pada dari guru. Hal ini dijelaskan bahwa
siswa ternyata mampu melaksanakan tugas untuk menjelaskan dengan baik kepada
siswa lainnya (teman sebayanya), dengan mengubah penyampaiannya dari bahasa
yang digunakan teman sebayanya sehari-hari.
Kedudukan guru dalam pembelajaran kooperatif bukanlah merupakan pusat
pembelajaran tetapi lebih sebagai fasilitator dan motivator. Kemampuan guru dalam
mengelola kelas sangat dibutuhkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Ketika siswa sedang belajar dan bekerja dalam kelompok, guru berkeliling diantara
kelompok, memberikan pujian kepada kelompok yang sedang bekerja dengan baik
dan ikut di dalam kelompok untuk mengamati bagaimana kelompok tersebut bekerja.
Bila seorang siswa memiliki pertanyaan, teman sekelompoknya harus menjelaskan
sebelum bertanya kepada guru. Sebagai fasilitator, guru selalu siap memberikan
penjelasan jika dibutuhkan siswa. Agar proses pembelajaran itu berjalan dengan baik,
siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang
direncanakan. Kepada siswa dianjurkan agar tidak mengakhiri belajarnya sebelum
mereka yakin bahwa setiap anggota kelompoknya sudah menyelesaikan seluruh
tugas.
Dalam pembelajaran kooperatif di bagi menjadi beberapa metode, diantaranya
pembelajaran penyelidikan kelompok (group investigation) merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Hal ini dijelaskan oleh Narulita
Yusron dalam Slavin (2005: 11-25) bahwa pembelajaran kooperatif meliputi: (1)
Student Team-Achievement Division (STAD), (2) Team Games Tournament (TGT),
(3) Jigsaw atau Teka-Teki, (4) Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), (5) Team Accelerated Instruction (TAI), (6) Group Investigation (GI), (7)
Learning Together (LT), (8) Complex Instruction (Pengajaran Kompleks), (9)
Structure Dyadic Methods (Metode Struktur Berpasangan).
Narulita Yusron dalam Slavin (2005: 4) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya
dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah
kemampuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing.
Keberhasilan belajar menurut dalam belajar ini bukan semata-mata ditentukan
oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
baik apabila dilakukan secara bersama-bersama dalam kelompok-kelompok belajar
kecil yang terstruktur dengan baik. Model belajar cooperative learning merupakan
suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan
pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga
dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar. Model belajar
cooperative learning mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan
berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena siswa dapat
bekerja sama dengan siswa lain dalam menentukan dan merumuskan alternatif
pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.
Anita Lie (2002: 30) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur model
pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu:
1) Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggota
kelompoknya. Setiap kelompok diberikan tugas berlainan, kemudian bertukar
informasi. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota kelompok merasa
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.
2) Tanggung Jawab Perorangan
Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab sendiri agar
tugas selanjutnya bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan menuntutnya
untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajaran untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
4) Komunikasi Antar Anggota
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan
pendapat mereka.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah dalam setiap anggota
kelompok dapat bekerja sama dengan baik.
2. Metode Group Investigation (GI)
Metode group investigation mula-mula dikembangkan oleh Sharen & Sharen
(Johnson & Johnson, 1997: 1-17) pada tahun 1975an. Metode ini terus dikembangkan
dan dipakai dalam konteks yang berbeda sampai sekarang. Strategi ini merupakan
pendekatan yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan bila dibandingkan
dengan STAD dan Jigsaw. Dalam menerapkan srategi ini, guru harus melibatkan
siswa dalam perencanaan, baik pada topik yang akan dipelajari maupun cara-cara
siswa melakukan investigasi. Pendekatan ini juga menuntut guru untuk memberikan
berbagai kemampuan berkomunikasi dan keterampilan-keterampilan lain yang
menunjang proses belajar kelompok sebelum mereka menggunakan strategi ini.
Menurut Killen dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 185).
Guru yang menggunakan investigasi kelompok biasanya membagi kelasnya
ke dalam kelompok-kelompok heterogen yang terdiri dari tiga atau empat anggota.
Dalam beberapa hal, kelompok dapat dibentuk berdasarkan persahabatan atau
ketertarikan pada topik tertentu. Kedudukan guru dalam model pembelajaran ini
dijelaskan oleh Joyce & Weil dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 185), berperan
sebagai fasilitator yang mengarahkan proses yang terjadi dalam kelompok
(membantu siswa merumuskan rencana, melaksanakan, dan mengelola kelompok).
Dengan kata lain guru berfungsi sebagai pembimbing akademik. Selain itu peran guru
dalam kelas adalah sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Untuk itu, pelaksanaan peranan ini sebaiknya membimbing dan mengarahkan
kelompok melalui tiga tahap (Suherman, 1992: 63): (1) tahap pemecahan masalah,
(2) tahap pengelolaan kelas, (3) tahap pemaknaan secara perseorangan.
Menurut Soedjadi dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 185), strategi belajar
“investigasi” sebenarnya dapat dipandang sebagai strategi belajar “pemecahan
masalah” atau strategi “penemuan”. Akan tetapi strategi belajar “investigasi”
memiliki kemungkinan besar berhadapan dengan masalah yang divergen serta
alternatif perluasan masalahnya.
Narulita Yusron dalam Slavin (2005: 218-220), di dalam investigasi
kelompok terdapat enam tahap, yaitu: (1) mengidentifikasikan topik dan mengatur
siswa kedalam kelompok, (2) merencanakan tugas belajar, (3) melaksanakan
investigasi, (4) menyiapkan laporan akhir, (5) mempresentasikan laporan akhir, (6)
evaluasi.
Enam tahap dalam pendekatan investigasi kelompok sebagai berikut:
Tahap 1: Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa menentukan
buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam kelompok.
Tahap 2: Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang akan di
gambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
Tahap 3: Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah di susun
sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya untuk
dipresentasikan
Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir, siswa mempresentasikan hasil karya di
depan kelas, siswa menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam
menggambar.
Tahap 6: Evaluasi, guru dan siswa mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan didepan kelas.
Dalam pemanfaatan atau penggunaan metode pembelajaran Group
Investigation juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan metode pembelajaran Group Investigation:
1. Pembelajaran dengan kooperatif metode Group Investigation memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
4. Model pembelajaran Group Investigation melatih siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Kekurangan metode pembelajaran Group Investigation:
1. Siswa cenderung ribut, karena peran guru lebih sedikit.
2. Membutuhkan waktu yang lama.
3. Biasanya siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi atau hasil karya.
6. Kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri sendiri. Menurut Chaplin ability
kemampuan (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan
tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan
(http://www.digilib.petra.ac.id). Sedangkan menurut Robbins kemampuan bisa
merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau
praktik (http://www.digilib.petra.ac.id).
7. Menggambar
a. Pengertian Menggambar
Menurut Veri Apriyatno (2004: 1-6), gambar merupakan bahasa yang
universal dan telah berkembang sebelum ditemukannya bahasa tulisan. Sejak zaman
prasejarah manusia primitif telah mengenal gambar sebagai bahasa rupa.
Menggambar adalah induk dari segala ilmu seni rupa, baik itu seni rupa murni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni keramik) maupun seni rupa terapan
(seperti desain dan arsitektur).
Menggambar adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh setiap orang,
terutama bagi yang punya minat untuk belajar. Menggambar adalah suatu proses
kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus. Menggambar
merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan
kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri. Pada intinya,
menggambar adalah perpaduan keterampilan (skill), kepekaan rasa (teste), kreativitas,
ide, pengetahuan, dan wawasan.
Pengertian lain dari menggambar atau drawing adalah unsur rupa paling
mendasar dalam seni rupa dan merupakan bahasa yang paling universal yang sudah
ada sebelum manusia menemukan bahasa tulisan. Menggambar adalah penyajian ilusi
optik atau manipulasi ruang dalam bidang datar dua dimensi. Mewujudkan bentuk-
bentuk benda alam atau buatan yang bermatra tiga dimanipulasi pada kertas gambar
yang bermatra dua, (Muharam E&Warti Sundaryati, 1991: 95).
b. Unsur-unsur Rupa
Menurut Veri Apriyatno (2004: 1-6), unsur-unsur rupa dalam menggambar di
antaranya garis, bidang, bentuk atau bangun arsir, dan repetisi (pengulangan yang
membentuk sebuah kompososi). Unsur-unsur tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Garis adalah unsur rupa paling mendasar yang membentuk sebuah objek.
Macam-macam garis diantaranya adalah: garis lurus, garis lengkung, garis
patah-patah, garis acak.
2. Bidang adalah garis-garis yang membentuk bidang dasar dua dimensi.
3. Bentuk adalah garis-garis yang membentuk bangun dasar tiga dimensi.
4. Arsir adalah pengulangan garis secara acak dan saling menyilang dengan
tujuan mengisi bidang gambar yang kosong. Arsir memiliki fungsi:
memberikan karakter objek gambar, memberikan kesan bentuk dan volume
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
benda, memberikan kesan jarak dan kedalaman pada gambar, mengisi bidang
kosong, finishing touch gambar.
5. Repitisi adalah penggambaran bidang atau bentuk tertentu yang dilakukan
secara berulang-ulang, misalnya motif dengan ragam hias.
Dalam menggambar kita juga harus memperhatikan beberapa prinsip seni
rupa (desain). Karena hal ini bertujuan agar gambar yang dibuat sesuai dan mirip
dengan bentuk aslinya. Prinsip seni rupa menurut Muharam E dan Warti Sundaryati
(1992: 96) yang dimaksud adalah proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
1. Proporsi
Proporsi merupakan suatu ukuran perbandingan antara bagian-bagian buah
atau antara buah yang satu dan buah yang lainnya pada benda tersebut.
2. Komposisi
Komposisi adalah suatu usaha di dalam menyusun unsur-unsur yang menjadi
obyek gambar sehingga obyek tersebut dapat menjadi enak untuk dilihat dan
dipandang.
3. Bentuk
Istilah bentuk muncul karena menyatunya garis-garis atau bidang-bidang,
karena perbedaan masing-masing garis dan bidang maka muncul pula macam-macam
namanya bentuk benda. Bentuk yang digunakan sebagai bagian dari desain,
menyangkut dalam dua dimensi atau benda tiga dimensi.
4. Gelap terang
Gelap terang merupakan suatu upaya untuk dapat digunakan dalam
menyajikan ruang untuk menggambar bentuk yang lebih mendekati kenyatan visual.
5. Pewarnaan
Pewarnaan digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk
membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realis objek, menunjukkan
persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon emosional tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dalam menggambar kita juga memerlukan media dan peralatan. Menurut Edy
Tri Sulistyo (2005: 7) Medium adalah sesuatu (bahan baku) yang dibutuhkan di
dalam proses karya sketsa, sedangkan alat yang dimaksud adalah suatu
barang/perlengkapan yang diperlukan di dalam proses karya seni sketsa. Media yang
biasa dipakai dalam menggambar adalah kertas bisa juga dengan kain. Adapun alat
yang digunakan untuk menorehkan gambar yaitu pensil, cat air, cat minyak, crayon
dan sebagainya.
c. Manfaat Menggambar Bagi Perkembangan Anak
Menggambar merupakan aktivitas yang penuh stimulasi terhadap proses
tumbuh kembang anak. Seperti halnya menulis dan kegiatan bermain, menggambar
memiliki manfaat untuk perkembangan anak. Secara edukatif, menggambar
merupakan metode belajar yang menyenangkan bagi anak-anak di usia 7 tahun
pertama karena secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat
coretan-coretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain sprei,
kertas, buku atau benda-benda mainannya.
d. Manfaat Menggambar bagi anak
1. Menggambar dalam bentuk apapun merupakan ekspresi dan bagian dari
proses kreatif dan imajinatif mereka dimasa kecil. Dengan menggambar, anak akan
belajar mencipta atau berkreasi, menuangkan ide-idenya, serta memvisualisasikan
dan merealisasikan imajinasinya dalam sebuah karya.
2. Membantu proses perkembangan aspek kognitif, kecerdasan emosional
dan kecerdasan motorik mereka. Menggambar dapat membantu meningkatkan
konsentrasi anak, melatih daya ingat, kesabaran, ketelitian dan keuletan anak dalam
menghasilkan sesuatu. Selain sebagai bentuk ekspresi, menggambar juga dapat
membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
3. Menggambar sebagai sebuah stimulus untuk menumbuhkan minat belajar,
sekaligus metode pembelajaran dan pendidikan berbasis kreativitas, dengan syarat
anak dibiarkan mengekspresikan pikiran dan perasaannya lewat gambar tanpa selalu
diberikan objek tiruan. Gambar yang berantakan khas coretan anak lebih
mencerminkan naturalitas dan kreativitas daripada kehalusan bentuk yang dihasilkan
dari meniru objek yang ada. (http://niahidayati.net/manfaat-menggambar-untuk-
perkembangan-anak.html).
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan sikap peserta didik pada saat
proses pembelajaran seni rupa, antara lain: 1) peserta didik kurang konsentrasi; 2)
peserta didik cenderung pasif dalam berinteraksi mengenai pokok bahasan yang
diajarkan; 3) peserta didik cenderung ramai yang menyebabkan suasana kelas
menjadi gaduh; 4) pengetahuan dan pemahaman peserta didik mengenai materi yang
diajarkan sangat rendah, sehingga tugas tidak dikerjakan secara maksimal; 5)
kemampuan siswa dalam menggambar rendah.
Dari permasalahan tersebut, peneliti menerapkan penggunaan model
pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang digunakan
adalah metode Group Investigation. Di dalam investigasi kelompok ini terdapat
enam tahap, yaitu: (1) mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa kedalam
kelompok, (2) merencanakan tugas belajar, (3) melaksanakan investigasi, (4)
menyiapkan laporan akhir, (5) mempresentasikan laporan akhir, (6) evaluasi.
Metode Group Investigation memberikan hasil belajar dalam kemampuan
menggambar yang lebih baik karena terjadi interaksi tatap muka dalam anggota
kelompok dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal. Dengan adanya model
pembelajaran ini siswa melatih untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugasnya dan mengembangkan hubungan interpersonal serta menumbuhkan
kepercayaan diri siswa serta dapat meningkatkan kemampuan menggambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Secara ringkas dapat digambarkan kerangka pemikiran pemecahan masalah
tersebut sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berfikir
(Narulita Yusron dalam Slavin, 2005)
Mengekspresikan
diri melalui karya
seni
Penggunaan metode
pembelajaran Group
Investigation
Group
Guru menggunakan
investigasi kelompok
untuk membagi
kelasnya ke dalam
kelompok-kelompok
heterogen yang terdiri
dari empat atau lima
anggota.
Investigation
1. Para siswa
mengumpulkan
informasi,
menganalisis data,
dan membuat
kesimpulan.
2. Tiap anggota
kelompok
berkontribusi
untuk usaha-usaha
yang dilakukan
kelompoknya.
3. Para siswa saling
bertukar,
berdiskusi,
mengklarifikasi,
dan mensintesis
semua gagasan.
Kemampuan siswa dalam menggambar
benda alam meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kajian teori dan kerangka berpikir
untuk mengatasi kemampuan siswa dalam menggambar benda alam meningkat, maka
peneliti merumuskan hipotesis penelitian yaitu dengan Penerapan Metode Group
Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menggambar
Benda Alam Di Kelas IV SD Bororejo Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2011 / 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bororejo Kecamatan Jebres, Surakarta
pada kelas IV semester I tahun pelajaran 20011/2012. Penelitian ini dilakukan karena
di Sekolah Dasar Negeri Bororejo pada kelas IV kemampuan menggambar benda
alam siswa kurang meningkat.
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 dan
dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2011. Pelaksanaannya
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap
penyelesaian. Tahap persiapan dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2011,
meliputi observasi awal, penyusunan judul, penyusunan proposal, dan perijinan.
Tahap penelitian dilakukan pada bulan September sampai bulan Desember 2011,
meliputi pelaksanaan tindakan dengan pengumpulan data. Tahap penyelesaian
dilakukan pada bulan Oktober sampai bulan Januari 2011, meliputi analisis data dan
menyusun laporan.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri
Bororejo kelas IV Semester I tahun ajaran 20011/2012. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan dengan guru mata pelajaran SBK yaitu Ibu Sukatmi yang membantu dalam
pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara
tidak langsung kegiatan penelitian ini bisa terkontrol dengan hasil penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan menggambar siswa di kelas secara berkesinambungan.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pada suatu objek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Menurut I GAK
Wardhani, Kuswaya Wihardit (2007: 1.4) PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan di lapangan yang
dihadapi oleh guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, untuk
selanjutnya dicarikan alternatif pemecahaan masalah, dan ditindaklanjuti dengan
tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur.
Hal penting dalam pelaksanaan PTK adalah tindakan nyata (action) yang
dilakukan oleh guru dan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata
program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan
penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif
pemecahan lain sampai permasalahan dapat teratasi).
Menurut Zainal Aqib (2007: 12) dalam buku penelitian tindakan kelas ada
tiga unsur atau tiga konsep, yakni sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Karakteristik PTK menurut I GAK Wardhani, Kuswaya Wihardit (2007: 1.5)
yaitu:
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru
bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang
perlu diselesaikan.
2. Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK
yang paling esensial.
3. Penelitian tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini
adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama penelitian dilakukan.
C. Sumber Data
Data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:
1. Hasil karya menggambar siswa yang dihasilkan dari pembelajaran dengan metode
Group Invstigation.
2. Guru serta siswa-siswi kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bororejo.
3. Tempat dan peristiwa, yakni ruang kelas dan proses pembelajaran.
4. Dokumen atau arsip.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi
guna memperoleh data terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan
tindakan dana respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Jenis wawancara bebas terpimpin dilakukan, dimana peniliti membawa kerangka
pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai
dengan kebijaksanaan interviewer.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan
pembelajaran seni rupa yang dilakukan oleh para siswa. Pengamatan dilakukan
sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Jenis observasi yang
digunakan adalah observasi partisipan artinya peneliti ikut terlibat dalam proses
pembelajaran (tindakan).
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data sekolah, data siswa, foto pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan data
hasil belajar kognitif siswa berupa nilai tugas.
E. Analisis Data
Menurut Sarwiji Suwandi & Madyo Ekosusilo (2007: 25), Analisis data
adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan,
mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-
bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian
data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses
penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular
termasuk dalam format matriks, representasi grafis dan sebagainya. Penyimpulan
adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut
dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat, tetapi
mengandung pengertian yang luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
F. Prosedur Penelitian
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi yang dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2008: 74)
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Apabila
permasalahan belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Keterangan:
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan mencakup: (1) identifikasi masalah, (2) analisis
penyebab adanya masalah, dan (3) pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai
pemecahan masalah.
2. Tindakan (Acting)
Setelah ditetapkan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih sesuai dengan rencana
pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah menerapkan tindakan
dalam proses pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru.
3. Observasi (Observing)
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan (aksi)
yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru
dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan dengan
cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas penelitian yang
diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang
dirancang. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan
untuk melakukan siklus selanjutnya ataukah berhenti karena masalahnya telah
terpecahkan.
Berdasarkan tujuan penelitian tindakan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan
kemampuan menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya khususnya seni rupa
dalam menggambar benda alam dengan tema buah-buahan. Maka prosedur yang
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Rencana Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan yaitu:
1) Peneliti bersama guru merancang skenario dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran seni rupa di kelas IV dengan materi
menggambar benda alam bertema buah-buahan melalui penerapan metode
pembelajaran Group Investigation. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut: (a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa
menentukan buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam
kelompok, (b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang
akan digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan, (c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah
disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan, (d)
Menyiapkan laporan akhir; siswa menyiapkan hasil karya menggambar buah
untuk dipresentasikan, (e) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil
karyanya didepan kelas, dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang
dialami dalam menggambar, (f) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil
karya yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan
kelebihan dari hasil karya siswa.
2) Menyiapkan materi menggambar benda alam dengan tema buah-buahan.
3) Menyiapkan standar penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Menyusun pelaksanaan tindakan yang meliputi: Guru bersama peneliti
merancang skenario dalam pembelajaran mata pelajaran seni rupa dalam
mengekspresikan diri melalui menggambar benda alam dengan tema buah-buahan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Pendahuluan meliputi: Sebelum peneliti selaku guru mengawali pelajaran
tentang menggambar buah-buahan, peneliti melakukan presensi, kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
guru menyiapkan materi ajar mengekspresikan diri dengan menggambar yang
bertema buah-buahan, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok.
2) Kegiatan inti meliputi:
a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa menentukan
buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam kelompok.
b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang akan
digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah disusun
sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
d) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar
buah untuk dipresentasikan.
e) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas,
dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam
menggambar.
f) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil
karya siswa.
3) Penutup meliputi: guru melakukan penilaian dengan mengukur pengetahuan
dan keterampilan siswa, penilaian produk/hasil karya.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas guru saat
menyampaikan materi. Peneliti juga mengamati aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran yang meliputi: 1) Mengamati proses pembelajaran menggambar; 2)
Mengamati kemampuan siswa dalam menggambar.
d. Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
Pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diskusi. untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan menggambar siswa pada mata pelajaran seni rupa.
Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai
acuan untuk merencanakan siklus II.
2. Rencana tindakan siklus II
Pelaksanaan siklus kedua didasarkan pada hasil observasi, analisis dan
refleksi pada siklus pertama. Pelaksanaannya meliputi tahap perencanaan, tahap
tindakan, tahap observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan yaitu:
1) Peneliti bersama guru merancang skenario dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran seni rupa di kelas IV dengan materi
menggambar benda alam bertema buah-buahan melalui penerapan metode
pembelajaran Group Investigation. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut: (a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa
menentukan buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam
kelompok, (b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang
akan digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan, (c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah
disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan, (d)
Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar buah
untuk dipresentasikan, (e) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil
karyanya didepan kelas, dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang
dialami dalam menggambar, (f) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil
karya yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan
kelebihan dari hasil karya siswa.
2) Menyiapkan materi menggambar benda alam dengan tema buah-buahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3) Menyiapkan standar penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan pada
siklus I, karena kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang
belum tercapai dalam siklus I. Pelaksanaan tindakan ini meliputi: Guru bersama
peneliti merancang skenario dalam pembelajaran mata pelajaran seni rupa dalam
mengekspresikan diri melalui menggambar benda alam dengan tema buah-buahan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Pendahuluan meliputi: Sebelum peneliti selaku guru mengawali pelajaran
tentang menggambar buah-buahan, peneliti melakukan presensi, kemudian
guru menyiapkan materi ajar mengekspresikan diri dengan menggambar yang
bertema buah-buahan, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok,
menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan seperti proporsi, komposisi,
bentuk, gelap terang dan pewarnaan serta memberikan contoh gambar-gambar
karya dari internet.
2) Kegiatan inti meliputi:
a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa menentukan
buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam kelompok.
b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang akan
digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah disusun
sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
d) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar
buah untuk dipresentasikan.
e) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas,
dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam
menggambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
f) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil
karya siswa.
3) Penutup meliputi: guru melakukan penilaian dengan mengukur pengetahuan
dan keterampilan siswa, penilaian produk/hasil karya.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas guru saat
menyampaikan materi dan saat siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi:
1) Mengamati proses pembelajaran menggambar; 2) Mengamati kemampuan
siswa dalam menggambar pada siklus I; 3) mengevaluasi karya siswa siklus I.
d. Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
Pada tahap ini pengajar dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan
diskusi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan menggambar siswa pada mata pelajaran seni rupa.
Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai
acuan untuk merencanakan siklus III.
3. Rencana tindakan siklus III
Pelaksanaan siklus ketiga didasarkan pada hasil observasi, analisis dan
refleksi pada siklus kedua. Pelaksanaannya meliputi tahap perencanaan, tahap
tindakan, tahap observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan yaitu:
1) Peneliti bersama guru merancang skenario dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran seni rupa di kelas IV dengan materi
menggambar benda alam bertema buah-buahan melalui penerapan metode
pembelajaran Group Investigation. Adapun langkah-langkahnya sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
berikut: (a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa
menentukan buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam
kelompok, (b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang
akan digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan, (c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah
disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan, (d)
Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar buah
untuk dipresentasikan, (e) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil
karyanya didepan kelas, dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang
dialami dalam menggambar, (f) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil
karya yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan
kelebihan dari hasil karya siswa.
2) Menyiapkan materi menggambar benda alam dengan tema buah-buahan.
3) Menyiapkan standar penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus III disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan pada
siklus II, karena kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang
belum tercapai dalam siklus II. Pelaksanaan tindakan ini meliputi: Guru bersama
peneliti merancang skenario dalam pembelajaran mata pelajaran seni rupa dalam
mengekspresikan diri melalui menggambar benda alam dengan tema buah-buahan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Pendahuluan meliputi: Sebelum peneliti mengawali pelajaran menggambar
buah-buahan, guru menyiapkan materi ajar mengekspresikan diri dengan
menggambar buah-buahan, kemudian membagi siswa dalam kelompok,
menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan seperti proporsi, komposisi,
bentuk, gelap terang dan pewarnaan serta memberikan contoh gambar buah
yang telah dibuat sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) Kegiatan inti meliputi:
a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa menentukan
buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam kelompok.
b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang akan
digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah disusun
sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
d) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar
buah untuk dipresentasikan.
e) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas,
dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam
menggambar.
f) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil
karya siswa.
3) Penutup meliputi: guru melakukan penilaian dengan mengukur pengetahuan
dan keterampilan siswa, penilaian produk/hasil karya.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas guru dan
siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi: 1) Mengamati proses
pembelajaran menggambar; 2) Mengamati kemampuan siswa dalam menggambar
pada siklus II; 3) mengevaluasi karya siswa pada siklus II.
d. Tahap Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis.
Pada tahap ini guru dapat merefleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi.
untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan
kemampuan menggambar siswa pada mata pelajaran seni rupa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bororejo yang
beralamatkan di Sorogenen Rt. 05/V Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres yang
tidak jauh dari pusat kota Surakarta, termasuk wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Sekolah ini berdiri diatas tanah seluas 4240 m2 yang terdiri dari bangunan gedung,
halaman sekolah yang begitu rindang karena di sekitar sekolah tumbuh pohon-
pohon yang rimbun, sehingga nyaman untuk bermain anak-anak dikala istirahat.
SD Negeri Bororejo terdiri dari 6 rombongan belajar, jumlah keseluruhan
siswanya pada tahun ajaran 2010/2011 tidak lebih dari 100 orang anak, yaitu
hanya 98 orang anak, sedangkan pada tahun ajaran 2011/2012 hanya mencapai
103 orang anak, hanya meningkat 5 orang anak, jadi jumlah siswa kami belum
mencapai standar minimal, meskipun demikian tetap kami syukuri.
Tenaga pendidikan yang dimiliki 6 orang guru kelas, 2 diantaranya telah
S1, sedangkan 4 orang guru yang lain baru menempuh pendidikan. 1 orang guru
agama Islam, 1 orang guru olahraga, guru agama Kristen. Sekolah Dasar Negeri
Bororejo juga memiliki 8 ruangan dengan sarana penunjang dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas adalah meja kursi untuk setiap anak didik dan
papan tulis triplek untuk setiap kelas.
Gambar 4. Sekolah Dasar Negeri Bororejo (Dok: Bodroini SN, 2011)
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bororejo
di Desa Sorogenen Rt. 05/V Kelurahan Jagalan Kecamatan Jebres dengan jumlah
siswa 13 anak yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Alasan
memilih Sekolah Dasar Negeri Bororejo karena kurangnya kemampuan
menggambar siswa kelas IV dalam mengekspresikan diri melalui menggambar
pada pelajaran seni rupa.
1. Keadaan Lingkungan Belajar
Letak SD Negeri Bororejo di Desa Sorogenen Rt. 05/V Kelurahan Jagalan
Kecamatan Jebres Surakarta cukup strategis karena mudah dijangkau oleh sarana
transportasi. Namun latar belakang kehidupan warga sekolah kami dapat
dikatakan rendah, karena ditinjau dari ekonomi, perhatian orang tua terhadap
anaknya dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, motivasi, dukungan
dari orang tua rendah, ditinjau dari presentase anak tidak masuk tanpa keterangan
tinggi.
2. Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
Mewujudkan peserta didik yang unggul, cerdas, terampil, beriman,
bertaqwa, dan berbudaya, serta menjadikan sekolah sebagai tempat pendidikan
bagi anak.
b. Misi Sekolah
1) Meningkatkan kemampuan profesionalme kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan.
2) Membentuk pribadi berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa dengan
meningkatkan pendidikan agama dan budi pekerti.
3) Mewujudkan peserta didik yang unggul, memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi, mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4) Meningkatkan kegiatan pemberdayaan peserta didik, pembinaan olahraga
dan kepramukaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5) Memelihara, membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah dan
nasional sebagai upaya membangun peserta didik yang berbudaya.
6) Meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan memberikan pelayanan
prim terhadap peserta didik dan masyarakat.
7) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap
peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
8) Melaksanakan pendidikan yang ada kaitannya dengan kebutuhan peserta
didik dan masyarakat atau orang tua.
3. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan SD Negeri Bororejo tahun ajaran 2009/2010
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan sejumlah mata ajaran yang disusun,
dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan serta di dalamnya
terdapat: 1) Standar Isi (SI) terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD); 2) Standar Kompetensi Lulusan (SKL). KTSP dalam mata pelajaran
Seni Budaya pada pendidikan Dasar dan Menengah bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan: 1) memahami konsep pentingnya seni budaya; 2) menampilkan
sikap apresiasi terhadap seni budaya; 3) menampilkan kreativitas melalui seni
budaya; 4) meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal, regional,
maupun global; 5) mengolah dan mengembangkan rasa humanistik( Badan
Standar Nasional, 2007)
Terkait dalam penelitian ini standar kompetensi dasar Seni Budaya dan
Keterampilan kelas IV yaitu 1) mengekspresikan diri melalui gambar dengan tema
benda alam: buah-buahan, tangkai, kerang, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, 2)
memamerkan hasil karya menggambar buah-buahan dengan tema benda alam di
depan kelas. Maka dari uraian diatas berdasarkan standar kompetensinya agar
dapat tercapai maka dalam mengekspresikan diri melalui gambar peneliti
menggunakan metode penelitian Group Investigation (GI). Karena metode ini
siswa dituntut berperan aktif dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
mengekspresikan diri melalui gambar untuk meningkatkan kemampuan
menggambar mereka dan menggunakan indikator penelitian yaitu siswa mampu
menggambar berbagai bentuk buah-buahan dengan sub indikator. Siswa mampu
menggambar buah dengan proporsi yang benar, komposisi yang baik, bentuk yang
benar, gelap terang yang benar dan pewarnaan yang baik.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan
Khususnya Seni Rupa
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis mengadakan
identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan
sebenarnya pada saat pembelajaran seni budaya dan ketrampilan khususnya seni
rupa berlangsung. Observasi awal ini dilakukan penulis pada waktu pelajaran.
Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ditinjau dari segi siswa
Masalah yang timbul dari siswa adalah kurangnya kemampuan siswa
dalam menggambar, kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran SBK
khususnya seni rupa karena guru menyampaikan pelajaran secara konvensional
atau ceramah, dan kurangnya bimbingan dari guru karena guru tidak dalam
bidangnya.
2. Ditinjau dari segi guru
Masalah dari guru yaitu guru tidak dalam bidangnya atau tidak dalam
kompetensinya, guru kurang mengetahui atau menguasai materi yang
disampaiakan dan guru mengajar dengan metode ceramah atau konvensional yang
menyebabkan siswa kurang minat untuk mengikuti pelajaran atau siswa mudah
bosan.
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan
tindakan; (3) observasi; dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1. Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam dua minggu. Dalam tahap
pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran dua kali tatap
muka dalam setiap siklus. Materi yang disampaikan adalah tentang menggambar
benda alam dengan tema buah-buahan. Indikator ketercapaiannya yaitu siswa
mampu menggambar bentuk buah dengan proporsi yang benar 75%, komposisi
yang baik 75%, bentuk yang benar 75%, gelap terang yang benar 75%, dan
pewarnaan yan baik 75%.
Dari semua indikator ketercapaian tersebut memiliki panilaian tersendiri
yaitu 1) siswa mampu menggambar bentuk buah dengan proporsi yang benar
dinilai dari keseimbangan antara objek, keseimbangan antara bagian-bagian objek
dan ketepatan ukuran, 2) siswa mampu menggambar buah dengan komposisi yang
baik dinilai dari gambar telihat seperti model, penguasaan bidang gambar dan
ketepatan penempatan gambar, 3) siswa mampu menggambar buah dengan bentuk
yang benar dinilai dari kemiripan dengan model, karakter gambar terlihat, dan
keluwesan objek gambar, 4) siswa mampu menggambar bentuk buah dengan
gelap terang yang benar dinilai dari kesan volume, arah pencahayaan yang benar,
dan ketepatan pencahayaan gambar, 5) siswa mampu menggambar bentuk buah
dengan pewarnaan yang baik dinilai dari kerapian, kesesuaian dengan model,
warna rata dan penuh.
Dalam menggambar bentuk buah pertama-tama peneliti menjelaskan
tentang materi gambar bentuk buah-buahan seperti hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menggambar seperti komposisi, bentuk, proporsi, gelap terang
dan pewarnaan, kemudian menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam
menggambar dan selanjutnya guru mengajak siswa berperan aktif dalam
mengatasi masalah yang ada dengan memperhatikan bimbingan dari guru. Dalam
menggambar bentuk buah guru menggunakan objek berupa buah asli yang
digunakan sebagai contoh dalam menggambar yang diharapkan membantu
memudahkan siswa dalam menggambar bentuknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pada tahap perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan yaitu: Peneliti
bersama guru merancang skenario dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran seni rupa di kelas IV dengan materi menggambar benda alam
dengan tema buah-buahan melalui penerapan metode pembelajaran Group
Investigation.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: (a) Mengidentifikasi topik
dan pembentukan kelompok, siswa menentukan buah yang akan digambar dan
guru membentuk siswa kedalam kelompok, (b) Merencanakan tugas belajar, siswa
merencanakan buah yang akan digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk,
gelap terang dan pewarnaan, (c) Menjalankan investigasi, siswa menggambar
buah yang telah disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan, (d) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya
menggambar buah untuk dipresentasikan, (e) Presentasi, setiap siswa
mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas, dan siswa menyampaikan
tentang kesulitan yang dialami dalam menggambar, (f) Evaluasi, siswa dan guru
mengevaluasi hasil karya yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi
kekurangan dan kelebihan dari hasil karya siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I merupakan tahap awal pengenalan materi
pada siswa tentang menggambar benda alam seperti: buah-buahan, tumbuh-
tumbuhan, hewan, kerang. Dalam penelitian ini siswa menggambar buah-
buahan. Kegiatan proses pembelajaran dalam siklus I yaitu:
a). Pendahuluan:
Sebelum peneliti selaku guru mengawali pelajaran tentang menggambar
benda alam, peneliti berkenalan dengan melakukan presensi siswa. Kemudian
siswa diberi penjelasan tentang pengertian menggambar dan unsur-unsur
dalam menggambar. Setelah peneliti memberi materi awal tentang cara
menggambar siswa dibagi menjadi tiga dan empat kelompok agar saling
berkerja sama dan saling bersaing dalam berkarya. Kemudian peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
memberikan objek gambar yang berupa buah pisang dan buah apel di setiap
kelompok agar siswa lebih tertarik. Kemudian peneliti menjelaskan kembali
materi menggambar buah dengan bercerita dan tanya jawab agar siswa tertarik
dalam mengikuti pelajaran dan siswa dapat berinteraksi.
Gambar 5. Siswa Menempatkan Diri Pada Kelompok Masing-masing
(Dok: Daru Endah, 2011)
b). Kegiatan inti:
Peneliti menjelaskan materi pembelajaran tentang menggambar buah-
buahan dan memberikan penjelasan tentang cara menggambar buah. Pada
materi ini peneliti menggunakan model satu buah pisang dan satu buah apel
yang akan digambar oleh siswa.
Kemudian memberikan penjelasan lagi tentang unsur-unsur yang harus
diperhatikan dalam menggambar yaitu: a) Proporsi yaitu perbandingan antara
bagian-bagian buah atau antara buah yang satu dan buah yang lainnya, siswa
dituntut untuk memperhatikan benar-benar bentuk buah pisang dan apel yang
telah diberikan didepan mereka. b) Komposisi yaitu tata letak buah yang di
gambar agar lebih menarik dilihat oleh orang lain, agar terlihat lebih nyata
buah pisang dan apel yang akan digambar serta penguasaan bidang gambar.
Dalam tata letak buah atau komposisi siswa dibebaskan dalam
menyusunnya, c) Gelap terang dalam menggambar buah didasarkan pada
cahaya yang menyinari buah yang akan digambar, siswa memperhatikan
sungguh-sungguh buah yang akan mereka gambar dan peneliti memberikan
penjelasan tentang gelap terang buah pisang dan apel yang digambar, d)
Dalam menggambar harus diperhatikan bentuk buahnya dengan teliti dengan
model yang telah disediakan dari sudut pandang mereka masing-masing. e)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Pewarnaan pada buah yang telah digambar agar terlihat lebih indah dan
menarik yang sesuai dengan model dan terlihat rapi, siswa mewarnai gambar
buah pisang dan apel secara pelan-pelan agar warna rata dan penuh.
Setelah itu siswa menggambar dengan memperhatikan hal-hal yang
telah disampaikan yaitu proporsi, komposisi, gelap terang, bentuk dan
pewarnaan. Siswa dibebaskan untuk menentukan komposisi atau tata letak
buah yang akan digambar. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok dan menggambar buah pisang dan apel.
2) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah pisang dan apel
yang akan digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
3) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah disusun
sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
4) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar
buah untuk dipresentasikan.
5) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas,
dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam
menggambar.
6) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil
karya siswa.
Gambar 6. Peneliti Memberikan Penjelasan Materi Menggambar
(Dok: Daru Endah, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 7. Peneliti Memberikan Penjelasan Kepada Salah Satu Kelompok
(Dok: Daru Endah, 2011)
Gambar 8. Peneliti Menanyakan Kesulitan Dalam Mengerjakan tugas
(Dok: Daru Endah, 2011)
c). Penutup:
Peneliti mengulang materi agar mengetahui kesulitan dalam
mengerjakan tugas untuk menggambar buah pisang dan apel yang telah
mereka kerjakan. Peneliti bertanya ada kesulitan apa dalam menggambar buah
pisang dan apel yang telah diberikan, kebanyakan siswa menjawab
kesulitannya adalah menggambar bentuk buahnya dan pewarnaannya. Setelah
selesai evaluasi siswa mengumpulkan tugas kedepan kelas.
2) Pertemuan Kedua Siklus I
Peneliti mengawali pembelajaran dengan presensi siswa yang mengikuti
pelajaran, peneliti menjelaskan kepada siswa kegiatan yang akan dilaksanakan
pada pertemuan kedua yaitu, 1) Peneliti menanyakan kepada siswa tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tugas yang telah diberikan kepada mereka pada pertemuan sebelumnya
tentang kesulitan yang dihadapi dalam mengerjakan, yaitu menggambar buah
pisang dan apel, siswa menjawab kesulitannya adalah menggambar bentuknya
buah pisang dan apel serta pewarnaannya yang harus memperhatikan unsur-
unsur menggambar seperti proporsi, komposisi, gelap terang, bentuk dan
pewarnaan, 2) Dari pendapat siswa peneliti menjelaskan kembali materi dan
memberikan contoh gambar dipapan tulis, kemudian menjelaskan kembali
tentang langkah menggambar buah pisang dan apel dengan memperhatikan
unsur-unsur seperti proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang, dan pewarnaan,
3) Kemudian peneliti mengulangi materi yang sebelumnya dan mengevaluasi
tugas siswa yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
c. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan
tindakan pada siklus I, baik pada pertemuan pertama maupun pada pertemuan
kedua dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
Gambar 9. Siswa Melakukan Presentasi
(Dok: Bodroini SN, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 10. Peneliti Mengevaluasi Hasil Karya Siswa
(Dok: Eko Yulianto, 2011)
Gambar 11. Peneliti Menanyakan Kesulitan Siswa Dalam Menggambar
(Dok: Eko Yulianto, 2011)
d. Analisis
Berikut ini adalah hasil penilaian keseluruhan siswa kelas IV sesudah
tindakan siklus I;
Tabel 1. Lembar observasi terstruktur (Siklus I): nilai keseluruhan siswa setelah tindakan.
No
Nama Nilai Siswa mampu menggambar berbagai bentuk buah Jumlah
nilai
Nilai
akhir Proporsi
yang
benar
Komposisi
yang baik
Bentuk
yang
benar
Gelap
terang yang
benar
Pewarnaan
yang baik
1 Dicky Saputro 60 70 70 60 70 330 66
2 Lana Octaviani 90 90 90 70 90 430 86
3 Yan Febri Setyawan 60 60 60 60 70 310 62
4 Anggraeni Ayu P.L 60 60 60 60 60 300 60
5 Bagas Dhyfa H 60 60 60 70 70 320 64
6 Muchlis Budiyono 60 60 60 60 60 300 60
7 Sekar Apriliani 60 70 60 60 60 310 62
8 Septiana Rahmawati 60 60 60 60 60 300 60
9 Wuri Kavita Sari 60 60 60 60 70 310 62
10 Yunia Tri Laksana 60 60 60 60 70 310 62
11 Adimas Pungky 60 60 60 60 80 320 64
12 Intan Nur Rahayu 60 60 60 60 60 300 60
13 Didan Adek S 60 60 60 60 60 300 60
Jumlah 828.00
Rata-rata 63,70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dari kelima penilaian atau indikator ketercapaian di atas dapat kita lihat
kedalam grafik sebagai berikut:
Gambar 12. Grafik capaian indikator kerja
Dengan demikian siswa yang memenuhi nilai standar kompetensi (70)
adalah 1 siswa atau 7,70 % dari total keseluruhan siswa sebanyak 13 orang dan
sebanyak 12 siswa atau 92,30 % siswa yang belum mampu menggambar bentuk
buah. Setelah siklus I dilaksanakan tindakan dengan menerapkan metode
pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran seni rupa. Daftar nilai
siswa setelah melakukan tindakan siklus I:
Tabel 2. Data frekuensi nilai seni rupa siswa kelas VI sesudah tindakan.
No Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1. 90 - Keatas 0 0 % Baik sekali
2. 80 – 89 0 0 % Baik
3. 70 – 79 1 7,70 % Cukup
4. 60 – 69 12 92,30 % Kurang
5. 50 – 59 - - Kurang Sekali
Jumlah 13 100 %
0
1
2
3
4
5
6
7
proporsi komposisi bentuk gelap
terang
pewarnaan
SIKLUS I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar 13. Grafik nilai keseluruahan siswa setelah siklus I
e. Refleksi Hasil Tindakan
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation
pada siklus I belum berhasil, sehingga perlu dilaksanakan siklus lanjutan yaitu
siklus II. Perencanaan siklus II didasarkan pada hasil analisis dan refleksi di siklus
pertama dengan indikator yaitu siswa yang mampu menggambar berbagai bentuk
buah dengan proporsi yang benar sebanyak 75%, komposisi yang baik sebanyak
75%, gelap terang yang benar sebanyak 75%, bentuk yang benar sebanyak 75%
dan pewarnaan yang baik sebanyak 75%, dan setelah dilaksanakan tindakan siklus
I indikator belum tercapai yaitu dengan proporsi yang benar karena hanya
mencapai 7,69 %, komposisi yang baik sebanyak 23,07 %, bentuk yang benar
15,38 %, gelap terang yang benar hanya mencapai 15,38 % dan pewarnaan yang
baik mencapai 53,84%. Berdasarkan hasil observasi peneliti berupaya menggali
faktor penyebab dan melakukan refleksi, sebagai berikut:
Berdasarkan hasil observasi siklus I dapat diketahui bahwa indikator yang
yang belum tercapai, yaitu siswa mampu menggambar berbagai bentuk buah
dengan proporsi, komposisi, bentuk gelap terang dan pewarnaan yang benar
dikarenakan siswa bicara sendiri, siswa tidak memperhatikan guru saat
menjelaskan tentang gambar bentuk buah dan hal-hal seperti proporsi, komposisi,
bentuk, gelap terang, dan pewarnaan kemudian langkah yang akan diambil untuk
mengatasinya yaitu dengan menggunakan metode Group Investigation untuk
0
2
4
6
8
10
12
60-69 70-79 80-89 90-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar dalam mengekspresikan diri
melalui gambar bentuk buah.
Berikut ini hasil gambar buah pada siklus I dari perwakilan siswa yang
mendapat nilai kurang baik, cukup baik, sangat baik.
1. Tindakan Siklus II
Gambar 14. Karya Muchlis pada siklus I dengan nilai 60 (kurang baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
Gambar 15. Karya Dicky pada siklus I dengan nilai 66 (kurang baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
Gambar 16. Karya Lana pada siklus I dengan nilai 86 (baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada penelitian siklus I indikator yang belum tercapai adalah siswa
menggambar bentuk buah dengan proporsi yang benar, komposisi yang baik,
bentuk yang benar, gelap terang yang benar dan pewarnaan yang baik, maka
dalam penelitian pada tindakan siklus II akan dilakukan langkah-langkah yang
bertujuan untuk memperbaiki hasil pada tindakan siklus I.
Pada siklus II peneliti membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang
bertujuan untuk menumbuhkan rasa bersaing antar siswa dan menunjukkan
kemampuannya masing-masing dalam menggambar bentuk buah. Pada siklus II
dilaksanakan karena pada siklus I masih ada beberapa indikator yang belum
tercapai, maka untuk memperbaikinya akan dilaksanakan penelitian kembali
dengan menggunakan metode Group Investigation dengan langkah-langkah: (a)
Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa menentukan buah yang
akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam kelompok, (b) Merencanakan
tugas belajar, siswa merencanakan buah yang akan digambar dengan proporsi,
komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan, (c) Menjalankan investigasi,
siswa menggambar buah yang telah disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk,
gelap terang dan pewarnaan, (d) Menyiapkan laporan akhir; siswa menyiapkan
hasil karya menggambar buah untuk dipresentasikan, (e) Presentasi, setiap siswa
mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas, dan siswa menyampaikan
tentang kesulitan yang dialami dalam menggambar, (f) Evaluasi, siswa dan guru
mengevaluasi hasil karya yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi
kekurangan dan kelebihan dari hasil karya siswa.
Guru menjelaskan kembali tentang materi gambar bentuk buah-buahan
seperti hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambar buah-buahan seperti
komposisi, bentuk, proporsi, gelap terang dan pewarnaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II dilakukan dalam 2 kali
pertemuan. Setiap pertemuan sesuai dengan skenario dan RPP Mata Pelajaran
Seni Rupa dengan metode Group Investigation yang telah disusun oleh peneliti.
1) Pertemuan Pertama Siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II pada pertemuan pertama adalah
tahap perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya. Tahap-tahapnya yaitu:
a) Pendahuluan:
Sebelum guru mengawali pelajaran gambar bentuk buah dan
menanyakan tentang kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang telah
disampaikan pada pertemuan siklus I dan kesulitan dalam menggambar bentuk
buah pada siklus I siswa dibagi menjadi tiga dan empat kelompok agar saling
berkerja sama dan saling bersaing dalam berkarya.
Gambar 17. Peneliti Membagi Siswa Menjadi 3&4 Kelompok
(Dok: Tugas Suryahadi, 2011)
Kemudian guru menjelaskan kembali materi yang sebelumnya dengan
memberikan contoh gambar buah dari internet agar pengetahuan dan
kemampuan siswa dapat meningkat dalam menggambar bentuk buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 18. Peneliti Membagikan Kertas Gambar
(Dok: Tugas Suryahadi, 2011)
Gambar 19. Contoh Gambar Dari Internet
(Dok: Tugas Suryahadi, 2011)
Gambar 20. Peneliti Memperlihatkan Contoh Proporsi, Komposisi, Bentuk, Gelap
terang dan Pewarnaan (Dok: Tugas Suryahadi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 21. Siswa Menyusun Buah yang Akan Digambar
(Dok: Tugas Suryahadi)
Gambar 22. Siswa Menggambar Buah yang Disusun
(Dok: Tugas Suryahadi)
b) Kegiatan inti:
Setelah mengulangi materi dan memberikan contoh gambar dari
internet, peneliti menjelaskan materi yang akan di gambar, yaitu menggambar
bentuk buah blimbing dan buah jeruk.
Kemudian peneliti menjelaskan kembali unsur-unsur seni rupa yaitu:
(a) Proporsi yaitu perbandingan antara bagian-bagian buah atau antara buah
yang satu dan buah yang lainnya, siswa dituntut untuk memperhatikan benar-
benar bentuk buah blimbing dan jeruk yang telah diberikan didepan mereka,
(b) Komposisi yaitu tata letak buah yang digambar agar lebih menarik dilihat
oleh orang lain, agar terlihat lebih nyata buah blimbing dan jeruk yang akan
digambar serta penguasaan bidang gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dalam tata letak buah atau komposisi siswa dibebaskan dalam
menyusunnya, (c) Gelap terang dalam menggambar buah didasarkan pada
cahaya yang menyinari buah yang akan digambar, siswa memperhatikan
sungguh-sungguh buah yang akan mereka gambar dan peneliti memberikan
penjelasan tentang gelap terang buah blimbing dan jeruk yang digambar, (d)
Dalam menggambar harus diperhatikan bentuk buahnya dengan teliti dengan
model yang telah disediakan dari sudut pandang mereka masing-masing mulai
dari besar kecilnya, batangnya, dan bagian-bagiannya dengan teliti agar siswa
dapat menggambarnya dengan baik.
Jika siswa memperhatikan dengan teliti maka gambar akan mirip
dengan aslinya, karakter gambar terlihat dan keluwesan objek gambar akan
nampak, (e) Pewarnaan pada buah yang telah digambar agar terlihat lebih
indah dan menarik yang sesuai dengan model dan terlihat rapi, siswa
mewarnai gambar buah blimbing dan jeruk secara pelan-pelan agar warna rata
dan penuh.
Setelah itu siswa menggambar dengan memperhatikan hal-hal yang
telah disampaikan yaitu proporsi, komposisi, gelap terang, bentuk dan
pewarnaan. Siswa di bebaskan untuk menentukan komposisi atau tata letak
buah yang akan digambar. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok dan menggambar buah blimbing dan jeruk.
2) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah blimbing dan jeruk
yang akan digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
3) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah blimbing dan jeruk
yang telah disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan
pewarnaan.
4) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar
buah blimbing dan jeruk untuk dipresentasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
5) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas,
dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam
menggambar.
6) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil
karya siswa.
Gambar 23. Buah Blimbing&Jeruk yang Telah Disusun
(Dok: Tugas Suryahadi)
Gambar 24. Siswa Melakukan Presentasi
(Dok: Tugas Suryahadi)
c) Penutup:
Sebelum peneliti mengakhiri pelajaran, peneliti mengulangi sebentar
materi agar mengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menggambar buah blimbing dan jeruk yang telah mereka kerjakan terutama
dalam menggambar bentuknya dan memberikan contoh gambar dari internet.
2) Pertemuan Kedua Siklus II
Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan melanjutkan presensi
siswa yang mengikuti pelajaran seni budaya. Guru menjelaskan kepada siswa
kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua yaitu: 1) Peneliti
menanyakan kepada siswa tugas yang telah diberikan pada pertemuan pertama
tentang kesulitan yang dihadapi dalam mengerjakannya, yaitu menggambar
buah blimbing dan jeruk, sebagian siswa ada yang menjawab kesulitan dalam
menggambar bentuk yang harus memperhatikan hal-hal seperti proporsi,
komposisi, gelap terang, bentuk dan pewarnaan, 2) Dari pendapat siswa guru
menjelaskan kembali materi dan memberikan contoh gambar buah dari
internet dipapan tulis.
Kemudian menjelaskan kembali tentang langkah menggambar buah
blimbing dan jeruk dengan memperhatikan hal-hal seperti proporsi,
komposisi, bentuk, gelap terang, dan pewarnaan yaitu: (a) Proporsi yaitu
perbandingan antara bagian-bagian buah atau antara buah yang satu dan buah
yang lainnya, siswa di tuntut untuk memperhatikan benar-benar bentuk buah
blimbing dan jeruk yang telah diberikan didepan mereka, (b) Komposisi yaitu
tata letak buah yang di gambar agar lebih menarik dilihat oleh orang lain, agar
terlihat lebih nyata yang akan digambar serta penguasaan bidang gambar.
Dalam tata letak buah blimbing dan jeruk atau komposisi siswa
dibebaskan dalam menyusunya tetapi peneliti menyarankan agar tidak hanya
sejajar saja, agar terlihat lebih menarik, (c) Dalam menggambar bentuknya
siswa dituntut memperhatikan dengan teliti model yang disediakan dari sudut
pandang mereka masing-masing, (d) Gelap terang dalam menggambar bentuk
buah didasarkan pada cahaya yang menyinari buah yang akan digambar, siswa
memperhatikan sungguh-sungguh buah yang akan mereka gamabar dan
peneliti memberikan penjelasan tentang gelap terang buah blimbing dan jeruk
yang digambar, (e) Pewarnaan pada buah yang telah digambar agar lebih
terlihat indah dan menarik yang sesuai dengan modelnya, kerapiannya, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
mewarnai perlahan agar warna rata dan penuh yang digambar guru
menyarankan agar siswa mewarnai dengan hati-hati, rapi dan penuh agar
menarik serta menjaga kebersihan.
Kemudian setelah mengulangi materi yang sebelumnya peneliti
bersama-sama siswa mengevaluasi tugas siswa yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya,
menilai tugas yang baik dan yang kurang baik dari pewarnaan, bentuk,
proporsi, gelap terang dan komposisi di depan kelas yang diharapkan siswa
mengetahui letak yang salah dan kurang baik agar bisa memperbaikinya pada
tugas selanjutnya.
c. Hasil Observasi
Berikut ini adalah nilai menggambar buah blimbing dan jeruk di kelas IV
sesudah tindakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan
tindakan pada siklus II, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.
d. Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II pertemuan pertama maupun
kedua, indikator ketercapaiannya yaitu siswa mampu menggambar berbagai
bentuk buah dengan proporsi yang benar 75%, komposisi yang baik 75%, bentuk
yang benar 75%, gelap terang yang benar 75% dan pewarnaan yang baik 75%.
Berikut ini adalah hasil penilaian keseluruhan siswa kelas IV sesudah
tindakan siklus II;
Tabel 3. Lembar observasi terstruktur (Siklus II): nilai keseluruhan siswa setelah tindakan.
No
Nama Nilai Siswa mampu menggambar berbagai bentuk buah Jumlah
nilai
Nilai
akhir Proporsi
yang
benar
Komposisi
yang baik
Bentuk
yang
benar
Gelap
terang yang
benar
Pewarnaan
yang baik
1 Dicky Saputro 70 70 80 70 80 370 74
2 Lana Octaviani 70 70 70 60 80 350 70
3 Yan Febri Setyawan 70 80 70 70 70 360 72
4 Anggraeni Ayu P.L 60 60 70 60 70 320 64
5 Bagas Dhyfa H 60 60 60 60 60 300 60
6 Muchlis Budiyono 60 60 70 60 60 310 62
7 Sekar Apriliani 70 80 70 70 60 350 70
8 Septiana Rahmawati 60 70 60 60 60 310 62
9 Wuri Kavita Sari 60 60 70 70 60 320 64
10 Yunia Tri Laksana 70 70 70 70 70 350 70
11 Adimas Pungky 60 60 70 70 70 330 66
12 Intan Nur Rahayu 60 60 60 60 60 300 60
13 Didan Adek S 70 70 70 70 70 350 70
Jumlah 864.00
Rata-rata 66,46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari kelima atau indikator kinerja ketercapaian pada siklus II dapat kita
lihat kedalam grafik sebagai berikut:
Gambar 25. Grafik indikator ketercapaian siklus II
Dengan demikian siswa yang memenuhi nilai standar kompetensi (70)
adalah 6 siswa atau 46,1 % dari total keseluruhan siswa sebanyak 13 orang dan
sebanyak 7 siswa atau 53,9 % siswa yang belum mampu menggambar bentuk
buah. Setelah siklus II dilaksanakan tindakan dengan menerapkan metode
pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran seni rupa. Daftar nilai
siswa setelah melakukan tindakan.
Tabel 4. Data frekuensi nilai seni rupa siswa kelas VI sesudah tindakan.
No Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1. 90 - Keatas 0 0 % Baik sekali
2. 80 – 89 0 0 % Baik
3. 70 – 79 6 46,1 % Cukup
4. 60 – 69 7 53,9 % Kurang
5. 50 – 59 - - Kurang Sekali
Jumlah 13 100 %
0123456789
10
proporsi komposisi bentuk gelap
terang
pewarnaan
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 26. Grafik Nilai Menggambar Bentuk Buah Siswa Kelas IV Sesudah
Dilaksanakan Penelitian Siklus II
e. Refleksi Hasil Tindakan
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation pada siklus II
belum berhasil, setelah dilaksanakan tindakan siklus II indikator belum tercapai
semua yaitu siswa mampu menggambar bentuk buah dengan proporsi yang benar
ada 6 siswa atau 46,15 %, komposisi yang baik 7 siswa atau 53,9 %, bentuk yang
benar 10 siswa atau 76,9 %, gelap terang yang benar ada 7 siswa atau 53,9 % dan
pewarnaan yang baik ada 7 siswa atau 53,9 %. Tetapi dalam siklus II ini masih
mendapatkan bimbingan dari peneliti. Berdasarkan hasil observasi peneliti
berupaya melakukan refleksi, sebagai berikut:
Berdasarkan hasil observasi siklus II dapat diketahui bahwa indikator yang
belum tercapai, yaitu siswa mampu menggambar berbagai bentuk buah dengan
proporsi yang benar, komposisi yang baik, bentuk yang benar, gelap terang yang
benar dan pewarnaan yang baik dikarenakan siswa banyak yang tidak
memperhatikan penjelasan dan tidak memperhatikan contoh-contoh gambar dari
internet.
Dalam penerapan metode Group Investigation ini untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menggambar benda alam dengan tema buah-buahan
dalam mengekspresikan diri melalui gambar bentuk buah, guru tidak hanya
bercerita atau mengajak dialog saja tetapi juga menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan tema yang diberikan agar meningkatkan kemampuan
0
1
2
3
4
5
6
7
60-69 70-79 80-89 90-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
menggambar siswa, serta memberikan contoh-contoh gambar untuk menambah
pengetahuan siswa dan guru juga berperan dalam membimbing dan menjelaskan
hal-hal dalam menggambar yang bertema buah-buahan.
Berikut ini hasil gambar buah pada siklus II dari perwakilan siswa yang
mendapat nilai kurang baik, cukup baik, sangat baik.
Gambar 27. Karya Bagas pada siklus I dengan nilai 60 (kurang baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
Gambar 28. Karya Yunia pada siklus I dengan nilai 70 (baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
Gambar 29. Karya Dicky pada siklus I dengan nilai 74 (baik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
3. Tindakan Siklus III
Pelaksanaan siklus ketiga didasarkan pada hasil analisis dan refleksi di
siklus II yaitu hasil observasi siklus II dapat diketahui bahwa semua indikator
belum tercapai, yaitu siswa mampu menggambar bentuk buah dengan proporsi
yang benar, komposisi yang baik, bentuk yang benar, gelap terang yang benar dan
pewarnaan yang baik karena sebagian siswa banyak yang belum memperhatikan
penjelasan guru dan memperhatikan contoh-contoh gambar yang telah diberikan.
Siswa yang mampu menggambar bentuk buah-buahan 6 orang siswa atau
46,1 %. Tetapi untuk melihat kemampuan siswa sudah meningkat atau belum
perlu dilaksanakan siklus III. Pelaksanaan siklus III meliputi; perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan Siklus III
Pada penelitian siklus II indikator yang belum tercapai adalah siswa
menggambar bentuk buah dengan proporsi yang benar, komposisi yang baik,
bentuk yang benar, dan gelap terang yang benar. Maka dalam penelitian pada
tindakan siklus III akan dilakukan langkah-langkah yang bertujuan untuk
memperbaiki hasil pada tindakan siklus II.
Pada siklus III peneliti selaku guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa bersaing antar siswa dan
menunjukkan kemampuannya masing-masing dalam menggambar bentuk buah.
Peneliti memberikan contoh gambar buah yang telah dibuat. Dalam siklus III ini
model pembelajarannya berupa buah semangka, anggur dan blimbing yang
digunakan sebagai contoh menggambar agar memudahkan siswa dalam
menggambar dan disertai contoh gambar buah yang telah dibuat.
Pada siklus III dilaksanakan karena pada siklus II masih ada beberapa
indikator yang belum tercapai maka untuk memperbaikinya akan dilaksanakan
penelitian kembali dengan menggunakan metode Group Investigation dengan
langkah-langkah: (a) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa
menentukan buah yang akan digambar dan guru membentuk siswa kedalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
kelompok, (b) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah yang akan
digambar dengan proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan, (c)
Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah yang telah disusun sesuai
proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang dan pewarnaan, (d) Menyiapkan laporan
akhir; siswa menyiapkan hasil karya menggambar buah untuk dipresentasikan, (e)
Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas, dan
siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam menggambar, (f)
Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah dipresentasikan.
Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil karya siswa.
Guru menjelaskan kembali tentang materi gambar bentuk buah-buahan
seperti hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambar buah-buahan seperti
komposisi, bentuk, proporsi, gelap terang dan pewarnaan.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III dilakukan dalam 2 kali
pertemuan. Setiap pertemuan sesuai dengan skenario dan RPP Mata Pelajaran
Seni Rupa dengan metode Group Investigation yang telah disusun oleh peneliti.
1) Pertemuan Pertama Siklus III
Pelaksanaan tindakan dalam siklus III pada pertemuan pertama adalah
tahap pembuktian kenerhasilan penelitian dan kemampuan siswa dalam
menggambar bentuk buah. Tahap-tahapnya yaitu:
a) Pendahuluan:
Sebelum guru mengawali pelajaran gambar bentuk buah dan
menanyakan tentang kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang telah
disampaikan pada pertemuan siklus I, dan II kesulitan dalam menggambar
bentuk buah pada siklus II siswa dibagi menjadi tiga dan empat kelompok
agar saling berkerja sama dan saling bersaing dalam berkarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 30. Peneliti Membagi Siswa Menjadi 3&4 Kelompok
(Dok: Tugas Suryahadi, 2011)
b) Kegiatan inti:
Setelah mengulangi materi dan memberikan contoh gambar yang telah
dibuat, peneliti menjelaskan materi yang akan di gambar, yaitu menggambar
bentuk buah semangka, anggur dan blimbing. Kemudian peneliti menjelaskan
kembali unsur-unsur seni rupa yaitu: (a) Proporsi yaitu perbandingan antara
bagian-bagian buah atau antara buah yang satu dan buah yang lainnya, siswa
di tuntut untuk memperhatikan benar-benar bentuk buah semangka, anggur
dan blimbing yang didepan mereka, (b) Komposisi yaitu tata letak buah yang
di gambar agar lebih menarik dilihat oleh orang lain, agar terlihat lebih nyata
buah semangka, anggur dan blimbing yang akan digambar serta penguasaan
bidang gambar.
Dalam tata letak buah atau komposisi siswa dibebaskan dalam
menyusunnya. (c) Gelap terang dalam menggambar buah didasarkan pada
cahaya yang menyinari buah yang akan digambar, siswa memperhatikan
sungguh-sungguh buah yang akan mereka gambar dan peneliti memberikan
penjelasan tentang gelap terang buah semangka, anggur dan blimbing yang
digambar, (d) Dalam menggambar harus diperhatikan bentuk buahnya dengan
teliti dengan model yang telah disediakan dari sudut pandang mereka masing-
masing, (e) Pewarnaan pada buah yang telah digambar agar terlihat lebih
indah dan menarik yang sesuai dengan model dan terlihat rapi, siswa
mewarnai gambar buah semangka, anggur dan blimbing secara pelan-pelan
agar warna rata dan penuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Setelah itu siswa menggambar dengan memperhatikan hal-hal yang
telah disampaikan yaitu proporsi, komposisi, gelap terang, bentuk dan
pewarnaan. Siswa dibebaskan untuk menentukan komposisi atau tata letak
buah yang akan digambar.
1) Mengidentifikasi topik dan pembentukan kelompok, siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok dan menggambar buah blimbing dan jeruk.
2) Merencanakan tugas belajar, siswa merencanakan buah semangka,
blimbing dan anggur yang akan digambar dengan proporsi, komposisi,
bentuk, gelap terang dan pewarnaan.
3) Menjalankan investigasi, siswa menggambar buah semangka, blimbing
dan anggur yang telah disusun sesuai proporsi, komposisi, bentuk, gelap
terang dan pewarnaan.
4) Menyiapkan laporan akhir, siswa menyiapkan hasil karya menggambar
buah semangka, blimbing dan anggur untuk dipresentasikan.
5) Presentasi, setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas,
dan siswa menyampaikan tentang kesulitan yang dialami dalam
menggambar.
6) Evaluasi, siswa dan guru mengevaluasi hasil karya yang telah
dipresentasikan. Guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari hasil
karya siswa.
Kemudian peneliti menjelaskan kembali materi yang sebelumnya
dengan memberikan contoh gambar yang telah dibuat guru agar pengetahuan
dan kemampuan siswa dapat meningkat dalam menggambar bentuk buah.
Gambar 31. Peneliti Memberikan Contoh Gambar yang Telah Dibuat
(Dok: Tugas Suryahadi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 32. Buah Semangka, Anggur dan Blimbing yang Telah Disusun
(Dok: Tugas Suryahadi)
Gambar 33. Siswa Mulai Menggambar
(Dok: Tugas Suryahadi)
Gambar 34. Siswa Megumpulkan Tugas yang Sudah Dikerjakan
(Dok: Tugas Suryahadi)
c) Penutup:
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru mengulangi sebentar materi agar
mengetahui kesulitan dalam mengerjakan tugas, terutama dalam menggambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
bentuk, komposisi, proporsi, gelap terang dan pewarnaannya. Setelah selesai
mengulangi materi siswa mengumpulkan tugas kedepan kelas dan guru
memastikan bahwa siswa telah memahami materi yang diajarkan.
2) Pertemuan Kedua Siklus III
Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan melanjutkan presensi
siswa yang mengikuti pelajaran seni budaya, guru menjelaskan kepada siswa
kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua yaitu, 1) Peneliti
menanyakan kepada siswa tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya
tentang kesulitan yang dihadapi dalam mengerjakannya.
Sebagian siswa ada yang menjawab kesulitan dalam menggambar bentuk
yang harus memperhatikan hal-hal seperti proporsi, komposisi, gelap terang,
bentuk dan pewarnaan, 2) Dari pendapat siswa guru menjelaskan kembali materi
dan kemudian menjelaskan kembali tentang langkah menggambar bentuk buah
dengan memperhatikan hal-hal seperti proporsi, komposisi, gelap terang,
pewarnaan dan bentuk yaitu: (a) Proporsi yaitu perbandingan antara bagian-bagian
buah atau antara buah yang satu dan buah yang lainnya, siswa dituntut untuk
memperhatikan benar-benar bentuk buah yang akan mereka gambar, (b)
Komposisi yaitu tata letak buah yang di gambar agar lebih menarik dilihat oleh
orang lain, agar terlihat lebih nyata seperti buah serta penguasaan bidang gambar.
Dalam tata letak buah atau komposisi siswa dibebaskan dalam
menyusunnya tetapi peneliti menyarankan agar tidak hanya sejajar saja, agar
terlihat lebih menarik, (c) Gelap terang dalam menggambar bentuk buah
didasarkan pada cahaya yang menyinari buah yang akan digambar, siswa
memperhatikan sungguh-sungguh buah yang akan mereka gambar dan peneliti
memberikan penjelasan tentang gelap terang buah yang digambar, (d) Pewarnaan
pada buah yang telah digambar agar lebih terlihat indah dan menarik yang sesuai
dengan modelnya, kerapiannya, siswa mewarnai perlahan agar warna rata dan
penuh yang digambar peniliti selaku guru menyarankan agar siswa mewarnai
dengan hati-hati, rapi dan penuh agar menarik serta menjaga kebersihan, (e)
Dalam menggambar bentuknya siswa dituntut memperhatikan dengan teliti media
yang disediakan dari sudut pandang mereka masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Jika siswa memperhatikan dengan teliti maka gambar akan mirip dengan
aslinya, karakter gambar terlihat dan keluwesan objek gambar, 3) Kemudian
setelah mengulangi materi yang sebelumnya, peneliti bersama-sama siswa
mengevaluasi tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya yang
diharapkan siswa mengetahui letak yang salah dan kurang baik agar bisa
memperbaikinya pada tugas selanjutnya.
c. Hasil Observasi
Berikut ini adalah nilai menggambar buah semangka, anggur dan blimbing
di kelas IV sesudah tindakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
pelaksanaan tindakan pada siklus II, baik pada pertemuan pertama maupun
pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
d. Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III pertemuan pertama maupun
kedua berdasarkan indikator ketercapaiannya yaitu siswa mampu menggambar
berbagai bentuk buah dengan proporsi yang benar 75%, komposisi yang baik
75%, bentuk yang benar 75%, gelap terang yang benar 75% dan pewarnaan yang
baik 75%.
Berikut ini adalah hasil penilaian keseluruhan siswa kelas VI sesudah
tindakan siklus III:
Dari kelima atau indikator kinerja ketercapaian pada siklus II dapat kita
lihat kedalam grafik sebagai berikut:
Gambar 35. Grafik indikator ketercapaian siklus III
0
2
4
6
8
10
12
14
proporsi komposisi bentuk gelap
terang
pewarnaan
siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 5. Lembar observasi terstruktur (Siklus III): nilai keseluruhan siswa setelah tindakan.
Dengan demikian siswa yang memenuhi nilai standar kompetensi (70)
adalah 10 siswa atau 76,93 % dari total keseluruhan siswa sebanyak 13 orang.
Dan 3 siswa atau 23,1 %. Setelah siklus III dilaksanakan tindakan dengan
menerapkan metode pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran seni
rupa. Daftar nilai siswa setelah melakukan tindakan:
Tabel 6. Data frekuensi nilai seni rupa siswa kelas VI sesudah tindakan.
No Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1. 90 - Keatas 0 0 % Baik sekali
2. 80 – 89 2 15,4 % Baik
3. 70 – 79 8 61,5% Cukup
4. 60 – 69 3 23,1 % Kurang
Jumlah 13 100 %
No
Nama Nilai Siswa mampu menggambar berbagai bentuk buah Jumlah
nilai
Nilai
akhir Proporsi
yang
benar
Komposisi
yang baik
Bentuk
yang
benar
Gelap
terang yang
benar
Pewarnaan
yang baik
1 Dicky Saputro 70 80 80 70 80 380 76
2 Lana Octaviani 90 90 90 80 90 440 88
3 Yan Febri Setyawan 80 70 80 70 80 380 76
4 Anggraeni Ayu P.L 70 60 70 70 70 340 68
5 Bagas Dhyfa H 70 60 70 70 70 340 68
6 Muchlis Budiyono 70 70 80 70 80 370 74
7 Sekar Apriliani 80 80 80 70 70 380 76
8 Septiana Rahmawati 80 80 80 70 70 380 76
9 Wuri Kavita Sari 90 80 80 80 80 410 82
10 Yunia Tri Laksana 80 70 70 70 80 370 74
11 Adimas Pungky 70 70 60 70 70 340 68
12 Intan Nur Rahayu 70 80 70 70 70 360 72
13 Didan Adek S 90 70 80 70 80 390 78
Jumlah 976.00
Rata-rata 75,07
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 36. Grafik nilai keseluruhan siswa pada siklus III
e. Refleksi Hasil Tindakan
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation
pada siklus III telah membuktikan bahwa penelitian ini telah berhasil karena
tujuan dan indikator sudah tercapai. Setelah dilaksanakan siklus III ini telah
terbukti bahwa penelitian telah berhasil.
Berdasarkan hasil observasi peneliti berupaya melakukan refleksi yaitu
berdasar hasil observasi siklus III dapat diketahui bahwa indikator sudah tercapai,
yaitu siswa mampu menggambar berbagai bentuk buah dengan proporsi yang
benar 75%, komposisi yang baik 75%, bentuk yang benar 75%, gelap terang yang
benar 75% dan pewarnaan yang baik 75% karena siswa sudah banyak yang
memahami tentang menggambar buah serta siswa banyak yang memperhatikan
contoh gambar serta penjelasan dari guru tentang proporsi, komposisi, bentuk,
gelap terang dan pewarnaan.
Dalam penggunan metode Group Investigation dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam menggambar dalam mengekspresikan diri melalui
menggambar buah, guru tidak hanya bercerita atau mengajak dialog saja tetapi
juga menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tema yang diberikan
agar meningkatkan kemampuan menggambar siswa, memberikan contoh
gambar dari internet dan contoh gambar yang telah dibuat guru untuk menambah
pengetahuan siswa. Guru juga berperan dalam membimbing dan menjelaskan hal-
hal dalam menggambar bentuk yang bertemakan buah-buahan.
0
2
4
6
8
60-69 70-79 80-89 90-99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Berikut ini hasil gambar buah pada siklus II dari perwakilan siswa yang
mendapat nilai kurang baik, cukup baik, sangat baik.
Gambar 37. Karya Adimas pada siklus III dengan nilai 68 (kurang baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
Gambar 38. Karya Intan pada siklus III dengan nilai 72 (baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
Gambar 39. Karya Lana pada siklus III dengan nilai 88 (baik)
Media yang digunakan karton A4, pewarnaan menggunakan pastel
(Dok. Bodroini SN, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
D. Deskripsi Antar Siklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian ini dapat dibedakan antara nilai
siswa setelah dilaksanakan penelitian dengan metode Group Investigation, nilai
siswa siklus I dan nilai siswa setelah dilaksanakan siklus II dan III, diperoleh data
yang dapat digunakan untuk perbandingan adalah sebagai berikut:
Frekuensi nilai menggambar bentuk buah setelah dilaksanakan siklus I,
siklus II dan siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Data Frekuensi Nilai Menggambar Bentuk Buah Siswa Kelas IV Sesudah dilaksanakan
Siklus I dan Siklus II, dengan Menggunakan Metode Group Investigation
Dari data persentase di atas dapat dilihat perbandingan antara presentase
setelah dilaksanakan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. Adanya
peningkatan kemampuan siswa dalam menggambar bentuk buah setelah dilakukan
penelitian dengan menggunakan metode Group Investigation. Berikut ini adalah
gambar grafik hasil frekuensi nilai menggambar bentuk buah setelah tindakan
siklus I, siklus II dan siklus III:
Gambar 40. Grafik nilai seni rupa siswa kelas IV sesudah dilaksanakan penelitian
siklus I, siklus II dan siklus III
0
2
4
6
8
10
12
60-69 70-79 80-89 90-99
No Interval Persentase
Siklus I
Persentase
Siklus II
Persentase
siklus III
Keterangan
1. 90 - Keatas 0 % 0 % 0 % Baik sekali
2. 80 – 89 0 % 0 % 15,4 % Baik
3. 70 – 79 7,70 % 46,1 % 61,5% Cukup
4. 60 – 69 92,30 % 53,9 % 23,1 % Kurang
5. 50 – 59 - - - Kurang Sekali
Jumlah 100 % 100 % 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Keterangan grafik :
: nilai siswa setelah dilaksanakan penelitian siklus I
: nilai siswa setelah dilaksanakan penelitian siklus II.
: nilai siswa setelah dilaksanakan penelitian siklus III.
Nilai siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan
metode Group Investigation pada mata pelajaran seni rupa dalam menggambar
buah adalah sebagai berikut: Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 adalah
sebanyak 1 siswa atau 7,70 %, sedangkan yang mendapat nilai ≤ 70 adalah 12
siswa atau 92,30 %. Maka dapat disimpulkan bahwa masih ada indikator yang
belum tercapai yaitu siswa menggambar buah dengan proporsi yang benar,
komposisi yang baik, bentuk yang benar, gelap terang yang benar dan dan
pewarnaan yang baik. Karena masing-masing indikator hanya mencapai kurang
dari 75 %.
Nilai siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan
metode Group Investigation pada mata pelajaran seni rupa dalam menggambar
bentuk buah adalah sebagai berikut: Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
adalah sebanyak 6 siswa atau 46,1 %, sedangkan yang mendapat nilai ≤ 70 adalah
7 siswa atau 53,9 %. Pelaksanaan tindakan siklus II menampakkan peningkatan
kemampuan menggambar siswa dalam menggambar bentuk buah pada pelajaran
seni rupa karena semua indikator sudah tercapai yaitu menggambar bentuk buah
dengan proporsi yang benar, komposisi yang baik, bentuk yang benar, gelap
terang yang benar dan pewarnaan yang baik sudah memenuhi target yaitu 75 %.
Nilai siswa setelah dilaksanakan penelitian siklus III dengan menggunakan
metode Group Investigation pada pelajaran seni rupa dalam menggambar bentuk
buah adalah sebagai berikut: Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 adalah
sebanyak 10 siswa atau 76,9 % sedangkan yang mendapat nilai ≤ 70 adalah 3
orang siswa atau 23,1 %. Maka dari hasil setelah dilaksanakan tindakan siklus III
menampakkan peningkatan kemampuan menggambar siswa dalam menggambar
bentuk buah pada pelajaran seni rupa yang baik, ini dikarenakan siswa mampu
memenuhi semua indikator yaitu siswa mampu menggambar bentuk buah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang yang benar dan pewarnaan yang baik.
Maka dari itu dapat dilihat capaian indikator antara siklus I, siklus II, dan siklus
III adalah sebagai berikut:
Gambar 41. Grafik Perbandingan Capaian Indikator Antara
Siklus I, siklus II, dan Siklus III
Secara lebih rinci perkembangan maupun penurunan kemampuan
menggambar siswa dalam menggambar benda alam dengan tema buah-buahan
siswa kelas IV SDN Bororejo berdasarkan indikatornya dalam penelitian
pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Data persentase keberhasilan antar siklus dalam menggambar bentuk buah siswa kelas IV
dengan menggunakan metode Group Investigation
No Indikator Kenerja Persentase Keberhasilan Antar Siklus Peningkatan/Pe
nurunan
Persentase
Persentase
Siklus I
Persentase
siklus II
Persentase
Siklus III
Naik Turun
1. Siswa mampu menggambar
bentuk buah dengan proporsi
yang benar
7,69 % 46,1% 92,3 % v -
2. Siswa mampu menggambar
bentuk buah dengan
komposisi yang benar
23,07 % 53,8% 69,2 % v -
3. Siswa mampu menggambar
bentuk buah dengan bentuk
yang benar
15,38 % 76,9 % 84,6 % v -
4. Siswa mampu menggambar
bentuk buah dengan gelap
terang yang benar
15,38 % 53,8 % 100 % v -
5. Siswa mampu menggambar
bentuk buah dengan
pewarnaan yang baik
53,84 % 53,84 % 100 % Siklus
II-
siklus
III
-
0
2
4
6
8
10
12
14
proporsi komposisi bentuk gelap
terang
pewarnaan
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini adalah pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di
SDN Bororejo pada siswa kelas IV:
1. Kemampuan siswa dalam menggambar benda alam dengan tema buah-
buahan:
Setelah dilaksanakan penelitian siklus I rata-rata nilai siswa 63,70,
kemudian setelah dilaksanakan penelitian ulang pada siklus II rata-rata nilai siswa
66,46 dan kemudian untuk membuktikan pada siklus II siswa sudah mampu dalam
menggambar bentuk buah maka dilaksanakan penelitian ulang kembali pada
siklus III dengan nilai rata-rata siswa 75,07. Dengan demikian kemampuan siswa
dalam menggambar bentuk buah dengan menggunakan metode Group
Investigation mengalami peningkatan secara bertahap.
2. Proses Pembelajaran
Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Group
Investigation siswa cenderung ramai, kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang
serius dalam mengerjakan tugas karena guru hanya ceramah saja.
Setelah dilaksanakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan metode Group Investigation siswa lebih banyak memperhatikan
penjelasan dari guru pada waktu penyampaian materi, dalam mengerjakan tugas
siswa tampak lebih serius karena minat meningkat, siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran karena guru menanyakan kesulitan dalam materi kepada siswa dan
siswa dituntut untuk menjawabnya agar guru dapat membantu kesulitan yang
dialami.
3. Media Pembelajaran
Sebelum dilaksanakan metode Group Investigation guru tidak pernah
menyediakan media yang sesuai dengan materi yang dapat menarik dan
menambah minat siwa dalam mengerjakan tugas. Tetapi setelah menggunakan
metode Group Investigation media yang digunakan bervariasi selain media yang
sesuai dengan materi juga menggunakan gambar dari internet dan karya yang
telah dibuat dapat menambah pengetahuan siswa tentang materi yang diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
4. Hasil Karya Siswa
Sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan
metode Group Investigation hasil karya siswa cenderung belum memenuhi
kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam menggambar bentuk seperti
proporsi, komposisi, bentuk, gelap terang, dan pewarnaannya dan siswa hanya
mengerjakan sesukanya tanpa bertanya terlebih dahulu tentang kesulitan yang
dialami. Setelah dilaksanakan metode Group Investigation siswa dituntut
memperhatikan penjelasan tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menggambar serta siswa dituntut untuk menyampaikan kesulitan sehingga guru
memberikan penjelasan secara individu agar mereka lebih memahami.
Hal ini membuktikan bahwa untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menggambar benda alam tidak hanya semata-mata latihan. Tetapi dapat
dilakukan dengan menerapkan metode Group Investigation untuk meningkatkan
kemampuan siswa dengan cara membimbing, memberikan penjelasan dan
memotivasi siswa secara individu dengan didukung pemberian media
pembelajaran untuk memudahkan siswa yang mengalami kesulitan dan masalah.
Joyce dan Weil dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 185), dalam metode
Group Investigation ini dijelaskan bahwa kedudukan guru berperan sebagai
fasilitator yang mengarahkan proses yang terjadi dalam kelompok (membantu
siswa merumuskan rencana, melaksanakan, dan mengelola kelompok). Dengan
kata lain guru berfungsi sebagai pembimbing akademik. Selain itu peran guru
dalam kelas adalah sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang
bersahabat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
tiga siklus dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
Group Investigation dalam pembelajaran seni budaya dan ketrampilan khususnya
pada seni rupa dalam mengekspresikan diri melalui menggambar benda alam dengan
tema menggambar buah pada siswa kelas IV SD Negeri Bororejo Kecamatan Jebres
Kota Surakarta dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus pertama belum berhasil, karena
indikatornya belum tercapai yaitu siswa mampu menggambar buah dengan
proporsi yang benar, komposisi yang baik, bentuk yang benar, gelap terang yang
benar dan pewarnaan yang baik. Masing-masing indikator mencapai kurang dari
75 % yaitu rata-rata nilai siswa 63,70. Pada pengulangan siklus II penelitian
tindakan kelas sudah meningkat tetapi belum berhasil yaitu rata-rata nilai siswa
66,46. Kemudian dilaksanakan siklus III hasilnya terbukti bahwa kemampuan
siswa meningkat secara bertahap dan masing-masing indikator sudah tercapai
semua yaitu nilai rata-rata siswa 75,07.
2. Dengan menggunakan metode Group Investigation siswa lebih memahami
tentang hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggambar buah, serta siswa
dapat melihat langsung contoh gambar yang telah diberikan guru, sehingga
kemampuan menggambar buah-buahan dapat meningkat
3. Dapat menemukan solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar buah pada pelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya seni
rupa di SD Negeri Bororejo pada kelas IV.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam tiga siklus tersebut di atas,
ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahwa
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dalam pembelajaran seni
rupa dalam mengekspresikan diri melalui menggambar benda alam dengan tema
buah-buahan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada kelas IV SD Negeri
Bororejo Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Dengan demikian pembelajaran seni rupa
dengan metode Group Investigation dapat dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan menggambar buah di kelas IV SD Negeri Bororejo sehingga kemampuan
menggambar siswa meningkat.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil simpulan, maka dapat ditarik implikasi sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan metode Group Investigation (GI) proses pembelajaran
seni rupa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar benda alam
dengan tema buah-buahan. Siswa lebih antusias terhadap materi pelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
2. Dengan menggunakan media gambar dari internet dan gambar yang telah dibuat
peneliti, maka dalam pembelajaran guru lebih mudah dalam menyampaikan
materi pelajaran, siswa lebih mudah memahami dan menguasai materi yang
disampaikan guru, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggambar benda alam dengan tema buah-buahan.
3. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil karya siswa dari siklus I, siklus II dan siklus
III bisa meningkat dengan indikator-indikator yang telah dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
metode Group Investigation (GI), maka peneliti mengajukan beberapa saran yang
dapat dipertimbangkan, yaitu:
1. Bagi Guru:
Guru hendaknya menyampaikan materi dengan menggunakan media
pembelajaran yang bisa mendukung materi yang akhirnya berpengaruh pada
kemampuan menggambar siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, selalu
memperhatikan penjelasan guru serta mengerjakan tugas yang diberikan guru,
sehingga meningkatkan kemampuan menggambar siswa.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya mengupayakan media pembelajaran yang dapat digunakan siswa
dalam pelajaran seni rupa.
4. Bagi Peneliti
a. Penerapan metode Group Investigation (GI) dapat diterapkan di kelas lain
maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran teori.
b. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan
penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user