perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id studi kasus klub .../studi... · keguruan dan ilmu...

98
STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 - 2011 SKRIPSI Oleh : PANDY SETIAWAN NIM. K4608031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: dinhdiep

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO

TAHUN 2006 - 2011

SKRIPSI

Oleh :

PANDY SETIAWAN

NIM. K4608031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Pandy Setiawan

NIM : K 4608031

Jurusan/Program Studi : JPOK/ PENJASKESREK

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “STUDI KASUS KLUB SEPAK

BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011” ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 4 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Pandy Setiawan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

iii

STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO

TAHUN 2006 - 2011

Oleh :

PANDY SETIAWAN

NIM. K4608031

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 4 Juli 2012

Pembimbing I

Drs.H.Sunardi, M.KesNIP. 19581121 199003 1 004

Pembimbing II

Drs.Agus Mukholid, M.Pd NIP. 19640131 198903 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Waluyo, M.Or ..........................

Sekretaris : Waluyo, S.Pd, M.Or ..........................

Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes ..........................

Anggota II : Drs. Agus Mukholid, M.Pd ..........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP 19660415 199103 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

vi

ABSTRAK

Pandy Setiawan. STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo. (2) keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo. (3) pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo. (4) keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo. (5) anggaran dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola Persis Solo. (6) prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo.

Bentuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian, dimana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak diantara tiga komponen yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Persis Solo berdiri tahun 1923 dengan nama Vorstenlandche Voetbal Bond (VVB) atas usulan Soemokartiko kemudian diganti dengan Persatuan Sepakbola Indonesia Surakarta (PERSIS). (2) Keadaan organisasi dan manajemen Persis Solo sudah memiliki unsur yang baik dan melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. (3) Pelatih yang dimiliki Persis Solo adalah seorang yang berkompeten dalam bidang olahraga dan rencana latihan dibuat secara terprogram dan atlet fokus dalam latihan. (4) Persis Solo telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu memiliki stadion Manahan untuk pertandingan, stadion Sriwedari untuk latihan, mess atlet dan pelatih, kantor sekretariat dan balai Persis. (5) Pada tahun 2006-2007 Persis Solo masih ditopang oleh dana APBD Pemkot Surakarta. Tetapi setelah itu sudah lepas dari dana tersebut, sehingga sumber dana yang diperoleh dari sponsor, kerja sama dengan pihak swasta, sumbangan dari pemerintah atau swasta yang tidak mengikat dan dari dewan penyatun yayasan, dsb. (6) Prestasi yang dimiliki Persis Solo setiap tahunnya berbeda-beda. Prestasi Persis Solo dipengaruhi oleh pemain-pemain yang berkualitas yang sangat berhubungan dengan adanya dana yang dimiliki.

Simpulan penelitian ini adalah PERSIS telah meiliki unsur-unsur yang memadai sebagai sebuah klub sepak bola. Tetapi yang menjadi kendala adalah kekurangan dana yang menghambat prestasi serta program kerja dari PERSIS Solo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

vii

ABSTRACT

Pandy Setiawan. STUDY CASE OF PERSIS SOLO FOOTBALL CLUB IN YEARS 2006 TO 2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March. July 2012.

This study aims to determine: (1) History of Persis Solo Football Club. (2) The state of organization and management of Persis Solo Football Club. (3)Coaches and athletes training program of Persis Solo Football Club. (4) The state of facilities of Persis Solo Football Club. (5) Budget funds managed by PersisSolo Football Club. (6) Achievement attained by Persis Solo Football Club.

The methodology of this research was qualitative descriptive. On this research used a single fixed case study which the object would be observed has limited and centralized on certain location which has special characteristics. The data sources used were the source object, places, events, informants and documents. The technique of collecting data used were observation, interviews, and documents analysis. The technique of sampling used was purposive sampling is getting sampling based on the purpose of the research, the place where the researcher choose informant who know the issues deeply and can be trusted. In this research used two triangulation techniques to find out the validity of the data namely triangulation data and triangulation method. Technique of analyzing data used was interactive analysis which the analysis process that moves between three components there was data reduction, data presentation and verification or inference which took place in a cycle.

Based on this research can be concluded: (1) Persis Solo was established in 1923 under the name Vorstenlandche Voetbal Bond (VVB) on a proposal Soemokartiko then replaced with the Football Association of Indonesia (EXACTLY) Persis Solo was the first football club in Surakarta. (2) The state of organization and management of Persis Solo already has elements of good and perform tasks according to their field. (3) Coach owned Persis Solo was a competent in the field of sport and exercise plan created programmatically and athletes focus on training. (4) Persis Solo already has adequate infrastructure that is Manahan international stadium for the match, the stadium Sriwedari to exercise, athletes and coaches’s mess, secretariat offices and halls Persis. All these facilities can be utilized to the maximum extent possible. (5) In the year 2006-2007 Persis Solo was supported by the municipal budget funds Surakarta. But after it was out of the fund, so the source of the funds obtained from the sponsor, in collaboration with the private sector, donations from governments or private non-binding and of the council foundation, etc... (6) Performance Persis Solo held every year is different. Persis Solo achievements are influenced by the quality players that are highly correlated with the presence of their own funds. If the player will take a quality course, will spend the greater. But with the quality players that will create a pretty good accomplishment.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

viii

MOTTO

Kewajiban kita hanya dua, berusaha semaksimal mungkin, dan selebihnya kita

serahkan kepada yang diatas #

Motivasi paling sederhana adalah mimpimu sendiri. (Sonnya K.A) #

Allah akan selalu merangkulmu jika kamu manusia kuat dan pantang menyerah(Penulis) #

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (Q.S-Insyirah

6-8).#

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh. (Penulis) #

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

“Bapak dan Ibu”

Yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, membelajarkan arti

tetang kehidupan, bapak ibulah yang membuat saya dapat berjalan sejauh

ini dan bapak ibulah yang selalu menginspirasi kehidupan saya.

“ Putri Nugrahaningsih dan Alicia Chelsea Ali”

Terimakasih kakakku dan keponakanku karena selalu memberikan

dukungan, perhatian, dan semangat

“My Spirit Oct’, “Sonya .K.A”

Orang yang selama ini di belakangku memberikan dorongan semangat

dan motivasi.

“Teman Seperjuanganku Penjas 2008 ”

Terimakasih sahabat-sahabatku sampai kapanpun saya tidak akan

melupakan kaliyan semua, kebaikan, perjuangan, semangat, canda tawa,

kebersamaan kita akan aku ukir dalam kehidupanku.

“Ino, Shomad, Andhica, Bayu, Prabowo, Bastian, Heiradhika, Prima,

Ayik, Anang, Dkk.”

Terimakasih kawan atas semangat, perjuangan, dan kerjasamanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu dan, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA

PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011 ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari

bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs.H.Sunardi, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs.Agus Mukholid, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pimpinan PERSIS Solo, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna

pengambilan data dalam penelitian.

7. Sapto Joko Purwadi, S.Pd., selaku pengurus PERSIS Solo yang telah memberi

bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Pelatih PERSIS Solo yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam

pelaksanaan penelitian ini.

9. Seluruh Pemain PERSIS Solo yang telah berkenan membantu dan

berpartisipasi dalam penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

xi

10. Semua pihak dan sahabat-sahabat saya yang turut membantu dalam

penyusuan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

HALAMAN ABSTRAK................................................................................

HALAMAN MOTTO.....................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................

KATA PENGATAR.......................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................

B. Perumusan Masalah...................................................................

C. Tujuan Penelitian.......................................................................

D. Manfaat Penelitian.....................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka........................................................................

1. Sepak Bola…...…………………………………………...

2. Organisasi………………………………………………...

3. Metode Pembinaan…………………………………….....

4. Metode Latihan…………………………………………...

5. Sarana dan Prasarana……………………………………..

6. Sumber Dana…………………………………………….

B. Kerangka Berpikir.....................................................................

I

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xii

xiv

xv

xvi

1

4

4

4

6

6

9

21

25

32

35

39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................

B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………...……………

C. Sumber Data…………………………………...……………...

D. Teknik Sampling…....................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................

F. Validitas Data………................................................................

G. Analisis Data…………………………………………………..

H. ProsedurPenelitian…………………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data............................................................................

1. Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo.................................

2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub Sepak Bola

Persis Solo.........................................................................

3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola

Persis Solo..........................................................................

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola Persis

Solo.....................................................................................

5. Anggaran Dana dan Sumber Dana Persis Solo..................

6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo...

B. Pembahasan...............................................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan...................................................................................

B. Implikasi....................................................................................

C. Saran .........................................................................................

41

42

44

45

47

52

54

56

58

58

60

68

73

75

74

76

80

81

82

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

LAMPIRAN…………………………………………………………………

83

85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1

2.

3.

4.

5.

6.

Bentuk-bentuk Gambar Organisasi..…………………………….

Lapangan Sepak Bola………………………………………..

Alur Kerangka Berpikir………………………………………

Teknik Analisa Data………………….………………………

Prosedur Penelitian……………………………………….....

Alur kerja manajemen..............................................................

14

34

39

55

56

68

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.

2.

3.

Waktu Penelitian..............................…………………………….

Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011..................

Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011………………………..

41

69

76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Data Informan...........................................................................

Hasil Wawancara......................................................................

Daftar Nama Pemain................................................................

Foto Penelitian..........................................................................

Peraturan Organisasi Pengurus Cabang PSSI Surakarta..........

Hasil Musyawarah Cabang 1 PSSI Surakarta ) PERSIS

SOLO.......................................................................................

Pengajuan Judul........................................................................

Validasi Proposal Skripsi..........................................................

Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.........................................

Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan...............................................................................

Permohonan Ijin Research / Try Out........................................

Permohonan Ijin Research / Try Out........................................

Surat keterangan Observasi......................................................

85

86

96

102

109

126

146

147

148

149

150

151

152

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa globalisasi sekarang ini olahraga sangat penting bagi manusia.

Bukan hanya untuk kesehatan tapi juga menggalang kebersamaan antar kelompok

serta semangat persatuan. Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia. Dalam diri manusia terdapat dua aspek, yaitu aspek

jasmani dan aspek rohani. Bila kedua aspek tersebut tumbuh dan berkembang

secara selaras dan seimbang maka, akan timbul kehidupan yang harmonis antar

keduanya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani pada manusia dapat dicapai

dengan melakukan olahraga. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan

penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Olahraga juga

merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan

mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem

kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit

serta stress.

Sepak bola adalah salah satu olahraga yang banyak digemari oleh

masyarakat Indonesia dan yang sangat populer di dunia. Istilah yang diberikan

kepada sepak bola bervariasi. Untuk negara Inggris menyebut sepak bola dengan

football, sementara untuk beberapa wilayah lain menyebutnya dengan soccer.

Sedangkan pada negara Latin menyebutnya dengan istilah futbol atau futebol. Di

Skandinavia menyebut sepak bola dengan bahasa Jerman yaitu fussball dan

dengan bahasa Belanda adalah voetbal. Bagi orang Italia permainan ini disebut

dengan calcio (Agus Salim, 2008:9-10).

Menurut Eric G. Batty (1986:4) “ Sepak bola adalah sebuah permainan

sederhana, dan rahasia dari permainan sepak bola yang baik adalah melakukan

hal-hal yang sederhana sebaik-baiknya”. Sepak bola merupakan permainan bola

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

2

yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas

orang. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok

berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang

kelompok lawan. Waktu permainan sepak bola adalah dua kali 45 menit.

Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan

Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan

pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi

tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh

Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh

PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun. Dalam

perkembangannya. Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat

daerah-daerah di seluruh Indonesia. Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi

olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya, PSSI telah

menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat kongres FIFA di

Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula

menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952

PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya

dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan

Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.[16]

Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan

kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).

PERSIS Solo merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat

Surakarta. PERSIS Solo mempunyai kelompok pendukung/suporter yang bernama

Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati) dan PERSIS Solo adalah tim

kebanggan saya.PERSIS Solo adalah klub sepak bola yang didirikan pada tahun

1923 di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Awal berdirinya tidak langsung

menggunakan nama PERSIS Solo, melainkan masih bernama Vorstenlandsche

Voetbal Bond (VVB), semacam perserikatan sepak bola. Dan pada tahun 1928,

Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi PERSIS Solo.

PERSIS Solo adalah raksasa sepak bola Indonesia pada masa lalu, PERSIS

pernah menjuarai kompetisi Perserikatan sebanyak 7 kali, namun kejayaan itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

3

hanya berlangsung hingga akhir 1940-an, setelah ini tim ini terdegradasi hingga

Devisi 3. PERSIS kembali hadir di kancah sepak bola Indonesia sejak tahun 2006.

Pada musim 2006 PERSIS berhasil menjadi runner up ketika bermain di Divisi

Satu Liga Indonesia. Atas prestasi ini PERSIS promosi ke Divisi Utama pada

musim kompetisi 2007-2008. Divisi Utama Liga Indonesia adalah kompetisi

tingkat 2 dalam Liga Indonesia, di bawah Liga Super Indonesia. Sebelum tahun

2008, Divisi Utama adalah kompetisi tingkat teratas.

Dalam perkembangan dan prestasi yang diraih oleh PERSIS Solo tidak

terlepas dari peran manajemen, pengurus organisasi, pelatih serta kempuan dari

atlet sendiri serta sarana dan prasarana yang mendukung. Sistem manajemen dan

kepengurusan suatu organisasi nantinya akan mempengaruhi kematangan dalam

perkembangan klub yang ada dibawah organisasinya. Pola latihan dan strategi

yang diterapkan oleh pelatih juga memiliki peran yang sangat penting khususnya

performa altet dalam pertandingan yang dilakukan oleh PERSIS Solo. Selain

menyusun program latihan, strategi dan taktik pemain pelatih juga perlu

melakukan evaluasi setelah latihan atau pertandingan. Serta selalu meningkatkan

pengetahuan atlet secara teoritis maupun praktek (Sudjarwo, 1995:9). Banyak

faktor secara ekstern dan intern yang mempengaruhi perkembangan klub PERSIS

Solo. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk menggali informasi

yang berguna untuk meneliti faktor-faktor tersebut.

Dari beberapa permasalahan diatas penulis berusaha untuk meneliti

tentang perkembangan dan eksistensi Klub sepak bola kebanggaan warga Solo ini

selama 5 tahun terakhir. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “ Studi Kasus Klub Sepak Bola Persis Solo Tahun 2006-2011”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo?

2. Bagaimana keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis

Solo?

3. Bagaimana pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis

Solo?

4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo?

5. Bagaimana anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub

Sepak Bola Persis Solo?

6. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo?

C. Tujuan Penelitian

Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan

penulisan ini adalah untuk mengetahui :

1. Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo

2. Keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo

3. Pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo

4. Keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo

5. Anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola

Persis Solo

6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya tentang Klub sepak bola Persis Solo.

b. Dengan penelitian membrikan masukan dan sumbangan kepada pembaca

supaya dapat digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber data dalam

bidang olah raga sepak bola.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

5

2. Manfaat Praktis

a. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

b. Untuk memberikan bahan masukan dan sumbangan kepada pihak terkait

dalam mengembangkan klub sepak bola Persis Solo.

c. Sebagi referensi bagi pemecahan permasalahan yang relevan dengan

penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sepak Bola

a. Pengertian Sepak Bola

Sepak bola, menurut pendapat beberapa ahli dan berbagai displin

ilmu adalah sebagai berikut:

1) Sepak bola adalah olah raga permainan beregu, dilapangan menggunakan

bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing

terdiri dari 11 pemain berlangsung selama 2x45 menit, kemenangan

ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan (kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2002).

2) Sepak bola adalah sebuah permainan yang sederhana, dan rahasia

permainan sepak bola yang baik ialah melakukan hal-hal sederhana

dengan sebaik-baiknya (Eric C Batty, 1986:5).

3) Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua buah regu,

masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang

penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan

keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam

memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota

badannya dengan kaki atau tangannya ( Soekatamsi, 2000:11).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan

pengertian sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu, yang

dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang

pemain. Permainan ini dimainkan dalam dua babak, setiap babak lamanya

45menit dengan waktu istirahat 15 menit yang dipimpin oleh wasit dan

dibantu oleh hakim baris, setiap pelanggaran ada sangsinya. Oleh karena itu

pemain diharapkan memelihara sportivitas. Regu yang paling banyak

memasukkan bola ke gawang lawan adalah pemenangnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

7

b. Sejarah Sepak Bola

Perkembangan sepak bola semakin menunjukkan sisi positifnya

dalam membangun mental dan fisik masyarakat. Sepak bola menjadi ajang

pembuktian jati diri serta media kompetisi yang sehat antar masyarakat.

Karena perkembangan ini, kemudian sering diselenggarakan

pertandingan-pertandingan dengan mempertemukan dua tim untuk

membuktikan pihak mana yang terbaik. Meski dengan ketentuan-ketentuan

permainan masih terformat dalam bentuk yang sederhana.

Formasi atau bentuk ketentuan modern dari permainan sepak bola

dimulai pada abab ke-19 di inggris. Ketika itu para kalangan muda

terpelajar di sekolah-sekolah umum dan universitas, seperti Universitas

Cambridge, london memperkenalkan permainan sepak bola dengan

menggunakan format dan peraturan sebagaimana permainan sepak bola

yang kita kenal sekarang. Peraturan ini terkenal dengan nama “Cambridge

rules of football”. Di luar sekolah dan universitas sepak bola timbul dan

berkembang dengan pasal, tetapi tidak mau menggunakan peraturan yang

sudah ada. Pada tanggal 26 oktober 1863 perkumpulan-perkumpulan yang

ada diluar sekolah dan universitas mendirikan sebuah badan yang disebut “

The Football Associations”. Badan ini menyusun peraturan permainan

sepak bola pada tanggal 8 desember 1863, sehingga timbullah permainan

sepakbola modern, yang dalam perkembangannya mengalami perombakan-

perombakan sangat pesat. Jadi dikatakan bahwa sepak bola modern berasal

dari inggris.

Pada abab ke-20 sepak bola telah menjadi olahraga paling digemari

di dunia. Beberapa negara telah menyelenggarakan pertandingan setingkat

turnamen yang melibatkan beberapa tim nasional negara-negara yang

bergabung dalam satu kawasan seperti turnamen sepak bola untuk kawasan

Britania Raya yang diikuti oleh tim inggris, Skotlandia, Irlandia dan Wales.

Demikian halnya yang diselenggarakan di kawasan eropa tengah yang

melibatkan tim negara Jerman, Austria dan Hongaria.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

8

Dengan perkembangan yang semakin pesat itu, maka mulai timbul

ide untuk membentuk badan sepak bola dunia. Setelah dilakukan pertemuan

dan perundingan dari beberapa negara maka badan sepak bola dunia berdiri

pada tahun 1904. Badan itu bernama “ Federation International de Football

Associations” disingkat FIFA yang bermarkas di kota Zurich, Swiss.(Agus

Salim, 2008).

c. Perkembangan Sepak Bola di Indonesia

Organisasi sepak bola di Indonesia yang menangani adalah

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ( PSSI). PSSI ini berdiri pada 19

April 1930 di Jogjakarta. Pada awal berdirinya PSSI sendiri adalah

singkatan dari Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia. Kemudian dalam

konggres PSSI di Solo tahun 1950, PSSI diubah menjadi Persatuan

Sepakbola Seluruh Indonesia dan Ir. Soeratin Sosrosoegondo tercatat

sebagai ketua umum pertama.

Pada masa awal setelah berdirinya PSSI, yakni pada tahun 1936

juga berdiri satu badan yang mengurusi olahraga di Indonesia. Badan ini

bernama NIVU ( Nederlandsh Indische Voetbal Unie) yang merupakan

badan olahraga sepak bola yang di dukung oleh pemerintah kolonial

Belanda. Setelah masa pendudukan Balatentara Jepang dan Proklamasi

Kemerdekaan, oleh pemerintahan Indonesia ditetapkan bahwa PSSI adalah

badan resmi olahraga sepakbola di tanah air pada tahun 1949. Selanjutnya

PSSI tercatat sebagai anggota FIFA pada tanggal 1 November 1952 dan

menjadi anggota konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada tahun yang sama (

Agus Salim, 2008).

d. Perkembangan Sepak Bola di Surakarta

Sepak bola juga berkembang di daerah-daerah seperti di kota

Surakarta. Berikut ini merupakan perkembangan Sepak Bola di

Surakarta yang diuraikan oleh Bambang Ari Wibowo (dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

9

http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t173025.html?s=2b6d957

42289401175380e8dc9bb0afd, diunduh pada 3 Maret 2012):

Sejarah lahirnya PSSI tidak dapat dipisahkan dari keberadaan

Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) atau Perserikatan Sepak Bola di Solo

zaman Hindia Belanda. Vorstenlandsche Voetbal Bond juga dikenal sebagai

pelopor dunia persepakbolaan di Indonesia, karena didirikan sebelum

bermunculannya klub-klub sepak bola. Kala itu jelas PSSI belum lahir. Pada

1923 VVB didirikan oleh Sastrosaksono dari Klub Mars serta RNg

Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo.

Kemudian pada 1928 oleh Soemokartiko nama VVB diganti

menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo (Persis). Solo membuktikan

rasa nasionalismenya dengan berani menggunakan kata Indonesia kali

pertama sebagai nama klub kesebelasan lokal. Hal ini juga tidak terlepas

dari peran PB X yang saat itu mendukung baik langsung maupun tidak

langsung perkembangan kebangkitan nasional yang ditandai dengan banyak

berdirinya organisasi-organisasi sosial dan politik di Kota Solo.

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan bentuk kerja sama antara manusia yang

terikat suatu ketentuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut

Prof.Dr.SP. Siagian, M.P.A dalam A.P. Pandjaitan (1992:1).

Mengemukakan organisasi adalah : “ Setiap bentuk persekutuan antara dua

orang atau lebih yang berkerja bersama secara formal terikat dalam rangka

pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat

seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang

yang disebut bawahan.” Sedangkan menurut Prof. Dr. Prajuri Atmosudirdjo

dalam A.P. Pandjaitan (1992) organisasi adalah “ Struktur tata pembagian

kerja & struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang

posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai

suatu tujuan tertentu”(hlm.1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

10

Pengorganisasian adalah menciptakan hubungan antara aktivitas

yang akan dikerjakan; personal yang akan melakukannya dan faktor fisik

yang dibutuhkan. Tujuan dari pengorganisasian adalah membagi tugas atau

pekerjaan yang akan dilaksanakan, menentukan, menata dan

menyeimbangkan otoritas dan tanggung jawab (J.S. Husdarta, 2009).

Organisasi diibaratkan sebuah organisme atau tanaman yang semula tumbuh

dari kecambah yang kemudian tumbuh dan berkembang. Organisasi dapat

juga didefinisikan sebagai himpunan interaksi manusia yang saling bekerja

sama unyuk mencapai tujuan bersama yang terikat suatu ketentuan yag

disepakati berasama.

Berdasarkan pengertian organisasi yang diuraikan diatas, A.P.

Pandjaitan (1992) menguraikan ciri-ciri organisasi sebagai berikut :

a. Adanya suatu kelompok orang;b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lai saling

berkaitan yang merupakan kesatuan kegiatan;c. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya;d. Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan;e. Adanya suatu tujuan, (the idea of goals) (hlm.2).

b. Prinsip-prinsip Organisasi

Prinsip organisasi menurut A.P. Pandjaitan (1992:2) adalah sebagai

berikut :

1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.

Organisasi di bentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Tidak ada

organisasi yang tidak mempunyai tujuan. Misalnya:

a) Organisasi kekuasaan (negara) dibentuk untuk mencapai tujuan

negara/nasional

b) Organisasi olah raga, dalam hal ini KONI, dibentuk untuk mencapai

tujuan agar dalam bidang olah raga tercapai prestasi yang setinggi-

tingginya.

c) Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) dibentuk untuk melatih siswa

berorganisasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

11

2) Prinsip kesatuan komando.

Bahwa seseorang hanya menerima perintah atau komando dan

bertanggung jawab terhadap seseorang atasanya.

3) Prinsip pertanggungjawaban

Dalam menjalankan tugasnya, bawahan harus bertanggung jawab

sepenuhnya kepada atasanya. Sekalipun demikian atasnya tidak dapat

menghindarkan pertanggungjawabannya atas segala kegiatan/perbuatan

yang dilakukan oleh bawahannya.

4) Prinsip pembagian kerja

Setiap orang mempunyai kemampuan yang terbatas dalam melakukan

segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian pekerjaan berarti

bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus dikhususkan

secara sempurna. Kegiatan ini harus ditentukan secara jelas demi

keefektifan dalam pencapaian tujuan organisasi

5) Prinsip kepemimpinan.

Sekalipun susunan organisasi telah ditentukan, wewenang telah

dilimpahkan kepada setiap orang sesuai dengan tugasnya untuk mencapai

tujuan organisasi, perlu adanya kemampuan kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan

orang lain, sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana

diharapkan, terutama bagi tercapainya tujuan yang diinginkan.

c. Organisasi Olahraga

Menurut J.S. Husdarta, (2009) kegiatan olahraga, termasuk juga

penjas yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan,

memerlukan manajemen yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang

dalam corak yang semakin beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula

dengan kebutuhan manusia dalam kaitannya dengan olahraga. Ada motif

yang bertujuan hanya untuk memenuhi dorongan berafiliasi atau

memperoleh pergaulan yang luas, dan ada pula motif untuk memperoleh

kekuasaan, dan masih banyak lagi motif lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

12

Keseluruhan kegiatan yang semakin kompleks itu, memerlukan

manajemen. Karena dalam kegiatan itu terdapat sejumlah faktor yang harus

dikelola. Kegiatannya melibatkan beberapa komponen meliputi:

1) Tujuan: termasuk prioritas.

2) Manajemen: termasuk koordinasi.

3) Fasilitas: tempat untuk menyelenggarkan kegiatan.

4) Sumber belajar: sumber pendukung bagi kelangsungan program.

5) Program : pengalaman belajar yang harus disediakan.

6) Pelatih/guru: berfungsi sebagai fasilitatir dan manajer perubahan

perilaku.

7) Siswa/ atlet: subjek yang menjadi pelaku dan sekaligus mengalami

pemberian pengalaman belajar.

8) Kendali mutu: berkaitan dengan evaluasi dan riset.

9) Supervisi: pengendalian mutu, dan terkait pula dengan unsur leading.

10) Biaya: konsekuensi logis dari semua kebutuhan.

Organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat

khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga dapat terwujud organisasi

olahraga yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Di indonesia ada lebih

dari 30 cabang organisasi olahraga dari beberapa macam cabang satu

dengan yang lain berbeda-beda sehingga diperlukan wadah untuk

menampung aspirasi setiap organisasi dan sebagai induk organisasi olahraga

adalah komite Olahraga Nasional Indonesia atau disebut KONI pusat ini

membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di

Indonesia. Kalau sudah ada induk organisasi maka akan terjalin kerjasama

yang baik antar organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun pusat.

Organisasi Olahraga Sepakbola menjadi induk organisasi yang

berada di daerah adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia sering

disebut PSSI.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

13

d. Struktur dan Bagan Organisasi

Dalam sebuah organisasi harus dibentuk struktur organisasi setelah

terbentuk lalu dimasukkan ke dalam bagan organisasi untuk mengetahui

tugas dan tanggung jawab setiap orang dan juga memperjelas jabatan setiap

kegiatan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang hal di atas:

1) Delton E.Mc Ferland : struktur organisasi adalah pola jaringan

berhubungan antara bermacam-macam jabatan dan para pemegang

jabatan.

2) Richard A. Johnson, Fermout E. Kast dan J.E Rousseuzweig : struktur

organisasi adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas

di dalam organisasi.

3) John Pfiffiner dan Owen Lane : struktur organisasi adalah hubungan

antara pegawai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap

keseluruhan, dimana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-

pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok

pegawai yang melaksanakannya.

Tiga batasan tentang organisasi di atas, dapat di simpulkan bahwa

struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi

yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-

masing mempunyai peran dalam satuan yang utuh.

Bagan organisasi adalah gambaran struktur organisasi yang di

tunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang susun menurut

kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama

lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung

jawab. Dalam organisasi menurut Henry G. Hodges dalam Hani Handoko (

1984) mengemukakan empat bentuk bagan organisasi:

1) Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak di gunakan, karena

sederhana, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.

2) Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu

dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan

vertikal berwujud tegak sepenuhnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

14

3) Bentuk horizontal. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu

jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali

digunakan dalam praktek.

Gambar 1. Bentuk-bentuk bagan Organisasi

e. Unsur-unsur Organisasi

Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat

yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut

mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan

satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap

unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan

memajukan organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik

Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi menurut T.Hani

Handoko (1984) yaitu : 1) Pengurus; 2) Anggota; 3) Anggaran Dasar (AD)

dan Anggaran Rumah Tangga (ART); 4) Rencana Kerja; 5) Anggaran

Belanja.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

15

f. Organisasi-organisasi Sepakbola

Organisasi pada cabang olahraga sepak bola merupakan suatu

wadah yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

prestasi yang setinggi-tingginya, khususnya dalam cabang olahraga

sepakbola. Di dalam organisasi sepakbola diharapkan akan terjadi hubungan

yang hirarki antara pengurus, pelatih dan pemain. Sehingga ketiga tersebut

dapat saling bekerja sama dalam menjalankan tugasnya, maka tujuan yang

ingin dicapai akan terwujud. Sepakbola di Indonesia terorganisasi dalam

suatu wadah dengan nama PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).

Kompetisi yang diselenggarakan PSSI didalam negeri terdiri dari:

1) Divisi utama, divisi satu, divisi dua, diikuti klub sepakbola dengan

berstatus amatir.

2) Divisi tiga yang diikuti oleh sepakbola dengan pemain yang berstatus

amatir.

3) Kelompok umur usia 15, 17, 19, 23 pemain yang berstatus amatir.

4) Sepakbola wanita dan futsal.

Adapun struktur organisasi PSSI meliputi:

1) Di tingkat pusat dibentuk pengurus pusat.

2) Di daerah tingkat I Propinsi dibentuk pengurus daerah.

3) Di daerah Tingkat II Kabupaten/ Kota Administratif dibentuk pengurus

cabang.

Dalam organisasi cabang olahraga sepakbola terdapat unsur-unsur :

1) Pengurus

Sebagai unsur yang terpenting dalam mengelola organisasi,

wajar apabila pengurus dituntut untuk betul-betul meresapi

keberadaannya, artinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap

jalannya organisasi. Dimana maju dan mundurnya suatu organisasi

tergantung kepada kemampuannya dalam mengelola organisasi. Dalam

melaksanakan tugasnya, pengurus ditempatkan pada bagian dalam

sturktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-

masing. Setiap pengurus mempunyai wewenang untuk mengatur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

16

bawahannya dalam batas tanggung jawab dan wewenang yang

dilimpahkan.

Susunan pengurus dalam organisasi hendaknya dapat

menyesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi itu sendiri. Dalam

Anggaran Rumah Tangga ART PSSI dijelaskan mengenai struktur dan

fungsi organisasi yang menjelaskan tentang struktur kepengurusan

sebagai berikut: a) Ketua Umum; b) Wakil Ketua Umum; c) Ketua

Harian; d)Sekjen; e) Wakil Sekjen; f) Bendahara; g) Wakil Bendahara; h)

Ketua Bidang Litbang; i) Ketua Bidang Pengawasan; j) Ketua

Pembinaan/pimpro; k) Ketua Bidang Usaha/Dana; Ketua Bidang

Perlengkapan; l) Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan; m) Ketua Bidang

Luar Negeri.

2) Anggota

Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam suatu

organisasi adalah anggota dalam organisasi adalah pemain. Dengan

demikian diantara pengurus dengan anggota merupakan unsur penting

dalam organisasi yang harus dapat menciptakan dan mewujudkan suatu

kerjasama yang baik, agar aktifitas yang dijalankan dapat berjalan

dengan lancar.

Dalam penerimaan anggota masing-masing organisasi

mempunyai prosedur dan persyaratan penerimaan sendiri-sendiri.

Demikian juga untuk menjadi anggota dalam organisasi cabang olahraga

sepakbola, dibutuhkan pemain-pemain yang memenuhi syarat dari

cabang olahraga yang bersangkutan.

3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

Semakin banyak anggota dalam organisasi, semakin banyak

pula permasalahan yang timbul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

suatu organisasi mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh

anggotanya. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan

landasan pokok untuk memudahkan pelaksanakan kegiatan dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

17

organisasi dan merupakan petunjuk arah kemana suatu organisasi akan

dibawa.

Dalam organisasi olahraga perlu aturan-aturan yang harus ditaati

oleh semua anggota agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, maka

timbul Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, agar tidak terjadi

penyelewengan-penyelewengan

4) Rencana Kerja

Kegagalan berorganisasi dapat pula terjadi pada organisasi

cabang olahraga sepakbola, dimana dapat timbul karena tidak jelasnya

rencana kerja yang digunakan dalam organisasi tersebut.

Hendaknya rencana anggaran kerja yang dibuat disesuaikan

dengan tujuan yang akan dicapai dan disusun secara periodik serta jelas,

sehingga setiap pengurus dan anggota organisasi tidak mengalami

kesulitan dalam memahami dan melakukan yang akan dilaksanakan.

5) Anggaran Belanja

Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai

rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi olahraga sepakbola,

menyusun Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan yang

sedang terjadi di dalam organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat

hendaknya bersifat realistis, luwes, kontinyu dan harus mampu mengatasi

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tetapi dapat berubah sesuai

dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak

sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan karena kalau salah

dalam perhitungannya dapat fatal akibatnya.

g. Manajemen

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa

manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit

karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,

sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak

yang berkepentingan dalam organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

18

pekerja dengan orang-orang untuk menentukkan, menginterprestasikan dan

mecapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaanya fungsi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia

(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan

(controlling). Definisi manajemen memang merupakan masalah yang sulit

sehingga definisinya sangat universal. Demikian juga klub sepak bola

PERSIS Solo dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan rencana yang telah

disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus melakukannya

berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang

dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998:4):

1) DR.Sp. Siagian, MPA : Manajemen adalah kemampuan atau

keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai

tujuan melalui kegiatan orang lain.

2) Drs. The Liang Gie : Manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau

proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia

sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

3) GR Terry : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain.

Batasan-batasan manajemen di atas satu dengan yang lain tidak

sama, akan tetapi mempunyai unsur-unsur atau karakteristik yang sama,

yaitu :

1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.

2) Tujuan itu ditetapkan melalui orang lain.

3) Diperlukannya bimbingan dan pengawasan.

Dr.Hadawi Nawawi dalam buku Manajemen Olahraga Karya

Subagio Hartoko, Dalimin dan Sumarno (1998) manajemen dibedakan

menjadi dua yaitu adanya manajemen administrasi dan manajemen

operasional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

19

Manajemen administrasi meliputi bagian-bagian:

1) Planning atau perencanaan,

2) Organization atau pengorganisasian,

3) Direction atau pengarahan,

4) Controlling atau pengawasan,

5) Communication atau komunikasi.

Manajemen operasional meliputi bagian-bagian:

1) Tata usaha.

2) Perbekalan.

3) Kepegawaian.

4) Keuangan.

5) Hubungan masyarakat.

h. Administrasi

Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok

orang untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan

orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif

dan efisien.

Dalam organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka

perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik,

karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan administrasi

yang dikutip dari Soemarno, Dalimin dan Subagio Haartoko (1998), adalah

sebagai berikut :

1) John M. Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai

pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga

kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.

2) Sondang P. Siagian : Administrasi adalah keseluruhan proses

pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

20

pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur

administrasi antara lain:

1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih

2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan

intergral.

3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.

4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

5) Pendayagunaan sumber personil dan material.

i. Kepemimpinan

Beberapa pengertian kepemimpinan para ahli dalam buku

Soemarno, Dalimin, Subagio Hartoko (1998):

1) Peterseon dan Flowman.

Kepemimpinan adalah proses kejiwaan untuk memberi bimbingan

kepada pengikut-pengikutnya.

2) Prof. Selo Soemarjan

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan untuk

mempengaruhi pihak lain, sehingga dengan kemampuan sendiri

membuat seperti apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

Organisasi merupakan perkumpulan beberapa orang yang

mempunyai tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang

dinamakan pemimpin. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai

tanggung jawab kepada pengurus lainnya. Sehingga kepemimpinan yang

solid adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena

nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikuti dengan senang hati

penuh kepercayaan karena kepribadiannya merupakan jaminan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

21

3. Metode Pembinaan

Dalam setiap cabang olahraga sangat perlu diadakan pengarahan

dalam lapangan atau sering disebut dengan pembinaan atlet. Peran ilmu

pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang olahraga telah terbukti

memberikan kontribusi yang cukup besar. Oleh karena itu sistem pembinaan

olahraga harus dilakukan melalui pendekatan ilmiah dan upaya untuk

memajukan atau menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik.

Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu

berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya menuju

ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik,

apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan mantap,

yang diorganisasikan untuk pembinaan olahraga secara terpadu dan

kesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996).

Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga menurut

Soeharsono yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996):

1) Aspek Olahraga

Menyangkut permasalahan: a) Pembinaan Fisik; b) Pembinaan Teknik; c)

Pembinaan Taktik; d) Kematangan Bertanding; e) Pelatih; f)Program

Latihan dan Evaluasi.

2) Aspek Medis

Menyangkut permasalahan; a) Fungsi organ tubuh meliputi : jantung,

paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya; b) Gizi; c) Cidera; d)

Pemeriksaan Medis.

3) Aspek Psikologi

Menyangkut permasalahan : a) Ketahanan Mental; b) Kepercayaan Diri; c)

Penguasaan Diri; d) Disiplin dan Semangat juang; Ketenangan,

Ketekunan, dan Kecermatan; e) Motivasi.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka untuk penanganan

pembinaan olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan

bidangnya, yaitu : pakar dibidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi

keolahragaan dan pakar-pakar dibidang ilmu lainnya yang sesuai untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

22

pembinaan keolahragaan. Karakteristik utama untuk pembinaan olahraga

prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi

menuju ketaraf internasional. Perencanaan dapat dikembangkan dengan baik,

apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam satu sistem pembinaan yang mantap,

yang diorganisasi untuk penyelenggaraan pembinaan olahraga secara terpadu

dan berkesinambungan.

a. Pembinaan Atlet

Pembibitan atlet merupakan upaya untuk menemukan individu-

individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi

dikemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai

kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang cocok untuk

olahraga tertentu, memiliki potensi fisik yang handal, memiliki kemampuan

teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam berbagai

kompetisi.

Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan

kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai bila atlet tersebut tidak

mempunyai kemampuan untuk mencapainya. Mesikupn faktor-faktor yang

lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang

sangat penting, tetapi sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri

menurut soeharsono dalam buku Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (

1996:92). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai berikut:

Dari atlet sekitar : 60-70%

Faktor penunjang lain : 30-40%

Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun dan

berkelanjutan, diharapkan akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses

pembinaan memerlukan waktu yang cukup lama, yakni dari masa kanak-

kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang

tinggi. Menurut Harre sebagaimana dikutip hadisasmita dan syariffudin

(1996:70) Pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar

mengarah kepada pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

23

dan kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang

ditekuninya.

b. Pelatih

Pelatih adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau

menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai keberhasilan

tertentu. Seorang pelatih harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-

benar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet

dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif atau

negatif, bermanfaat dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas

dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan

atlet asuhannya.

Menurut ogilvie dan tutko (1966) dalam buku Harsono (1988-56)

mengemukakan : “ahli-ahli psikologi olahraga yang merupakan pula

penulis-penulis terkemuka mengenai masalah sosok kepribadian pelatih dan

atlet, telah melakukan studi terhadap 64 orang pelatih yang mewakili empat

cab olahraga yang paling digemari di Amerika, yaitu basketball, atletik,

football, dan baseball. Menurut mereka, pelatih-pelatih yang ideal dan yang

sukses adalah pelatih-pelatih yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mempunyai ambisi tinggi untuk sukses dan ingin selalu berada di

puncak.

2) Sangat tertib dan terorganisasi dengan baik, mementingkan

perencanaan ke depan (plan ahead).

3) Individu yang sangat hangat, terbuka, dan senang bergaul dengan orang

lain.

4) Mampu mengendalikan emosi kalau berada dalam stress.

5) Dapat dipercaya, dan orang bisa menggatungkan diri kepadanya

6) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang terpuji.

7) Condong untuk pertama-tama menyalahkan dirinya sendiri dan bukan

orang lain kalau terjadi hal-hal yang tidak baik, atau kalau menemui

kegagalan.

8) Memiliki daya tahan psikologis yang tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

24

9) Mempunyai maturitas emosional yang mengagumkan.

Ogilvie dan Tutko menambahkan bahwa pelatih yang sukses

biasanya menguasai ilmu dan seni berkomunikasi dengan atlet dan dengan

asisten-asisten pelatihya.

Adapun syarat seorang pelatih menurut Soedjarwo (1993) adalah:

1) Harus mempunyai latar pendidikan yang sesuai dengan tugasnya

sebagai pelatih olahraga.

2) Mempunyai keterampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara

teori maupun praktek.

3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani,

kemampuan gerak, dan proporsi bentuk tubuh yang sesuai dengan

cabang olahraga yang dibinanya.

4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan

ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminati.

5) Dapat berkerja sama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para

ahli di bidang lain yang menunjang peningkatan prestasi.

6) Mempunyai sikap kepemimpinan yang berwatak dan kepribadian.

Seorang pelatih sangat diharapkan dapat berperan dalam berbagai

disiplin, seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpin,

guru, ahli strategi, bahkan seorang pelatih diharapkan dapat berperan

sebagai ayah atau teman akrab sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati

atau pelindung bagi atletnya. Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar

akan kenyataan bahwa dapat mempengaruhi dan membentuk watak serta

kepribadian atlet dalam hal tertentu. Maka seorang pelatih perlu membekali

dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam

melatih tidak akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya

dalam mencapai tujuan. Adapun tugas-tugas pokok yang harus dilakukan

seorang pelatih menurut soedjarwo ( 1995 : 9) adalah :

1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.

2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka panjang,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

25

3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi

pertandingan.

4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau

pertandingan.

5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun

praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.

4. Metode Latihan

a. Latihan

Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini

umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian

tentang latihan yang sebenarnya.

Menurut Soeharsono yang dikutip dalam Hadisasmita dan

Syarifuddin (1996) yang mengemukakan pengertian latihan berdasarkan

ciri-ciri pelatih yang baik, maka latihan dapat diartikan sebagai “proses yang

sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian

hari kian menambah jumlah bebab latihan serta intensitas latihannya”(hlm.

1260.

Unsur-unsur latihan menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996:

126) ada beberapa pengertian latihan antara lain:

1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem

tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan teratur, dari yang

sederhana ke yang lebih rumit.

2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering

mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar

dilakukan menjadi semakin mudah, dan otomatis pelaksanaannya

sehingga menghemat energi.

3) Kian hari ditambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera

setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah. Jika beban tidak

pernah bertambah prestasi pun tidak akan meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

26

Tujuan pokok dari latihan menurut sudjarwo (1995 : 23a) ialah

prestasi maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani. Latihan

akan dapat tercapai bila prinsip-prinsip latihan dapat dipahami.

b. Metode Latihan

Didalam olahraga diketemukan berbagai ragam definisi tentang

mengajar atau melatih. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) yang

diartikan dengan metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu,

sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan, sehubungan dengan

pengetahuan dan kemampuannya yang cukup.

Pemilihan suatu metode, terutama tergantung pada:

1) Tujuan umum latihan

2) Tugas-tugas tertentu

3) Kekhususan suatu cabang olahraga

4) Kedewasaan fisik dan mental atlit dan tingkat kemampuannya.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dapatlah ditentukan

prinsip-prinsip metode latihan. Seorang pelatih yang baik, tidak boleh

membatasi diri pada satu metode saja, tetapi harus menggunakan

bermacam-macam metode yang dicocokkan dengan berbagai unsur.

Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) macam-macam

metode latihan adalah sebagai berikut:

1) Metode yang terus menerus ( Continual Methode)

Sifat-sifat metode ini adalah:

a) Latihan dengan intensitas sedang dan konstan

b) Latihan yang relatif lama

2) Metode Ulangan ( Repetitive Methode )

Metode ini terdiri dari mengulang latihan-latihan tertentu yang dilakukan

dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut:

a) Latihan dengan intensitas yang konstan

b) Waktu istirahat yang optimal

c) Bentuk ulangan yang bermacam-macam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

27

3) Metode Tidak Tetap ( Variable Methode )

Sifat-sifat metode ini terutama adalah :

a) Intensitas latihan yang bermacam-macam

b) Waktu melakukan latihan yang berbeda-beda

c) Intensitas latihan yang diturunkan, menghasilkan kondisi-kondisi

untuk pemulihan kembali sebagian (partial recovery)

4) Metode Interval ( Interval Methode )

Sifat-sifatnya adalah :

a) Penetapan yang jelas tentang beban latihan

b) Waktu istirahat yang bermacam-macam, tetapi ditetapkan secara tepat

c) Penentuan yang jelas tentang intensitas latihan

d) Jumlah ulangan ditetapkan dengan tepat.

5) Metode kompetisi ( Competition Methode )

Latihan melalui kompetisi-kompetisi merupakan salah satu kegiatan yang

lebih efektif, dan para atlit senang melakukannya. Dalam melaksanakan

metode kompetisi, perlu diperhatikan beberapa syarat yang sama dengan

metode-metode lainnya. Pemilihan lawan menjadi dasar kegiatan, makin

kuat lawan makin tinggi beban dan intensitas latihannya.

c. Pengertian Program Latihan

Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus

dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus

menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan.

Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan

atletnya akan meningkatkan kualitasatlet secara maksimal. Suatu hal yang

harus dipertahankan dalam menyusun program latihan, adalah menentukan

terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu

penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.

Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan

hingga mencapai tingkat prestasi tinggi atau maksimal, diperlukan waktu

yang cukup lama serta penyusunan program latihan yang seksama. Teratur,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

28

sistematis, bertahapkan serta terus-menerus sepanjang tahun tanpa selingan

berhenti sedikitpun. Latihan yang dilakukan hanya isidentil, atau hanya

selama enam bulan saja, bahkan kurang setiap tahunnya, tidak akan ada

artinya sama sekali. Bahkan mungkin dapat merusak perkembangan atlet

dikemudian harinya.

Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Hadisasmita dan

Syarifuddin (1996:141), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu

diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :

a. Kemampuan atlet, baik fisik maupun mentalb. Waktu pelaksanakan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau

kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibility dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya

c. Cabang olahraga yang akan disiapkand. Standar tingkat nasional atau internasionale. Keadaan setempat : tradisi, iklim, dan lain-lainf. Faktor latihan : prestasi, volume, intensitasg. Jadwal perlombaan dan uji cobah. Periodesasi latihan.

Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi-

tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut

dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan

program tahunan ( Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996 : 141).

Menurut Sudjarwo (1995 : 81 ) penyusunan program latihan dapat

dibagi menjadi:

1) Program Jangka Panjang

Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk

sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olympiade.

2) Program Jangka Menengah

Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk

jangka waktu satu tahun.

3) Program Jangka Pendek

Program jangka pandek merupakan penyusunan program latihan kurang

dari satu tahun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

29

d. Prinsip-prinsip latihan

Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan itulah

sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang

sesuai dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan

prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat

meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak

mungkin dapat berhasil dalam latihannya.

Sudjarwo (1995) menyarankan agar seluruh program latihan

sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :

1) Prinsip Individu

Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi

individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus

mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya,

psychologis atau mentalnya.

2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle )

Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara

teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus

justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau

tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan itupun tergantung dari

atletnya.

3) Prinsip Interval

Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan

istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu

rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress )

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai

menimbulkan kelalahan secara sungguh-sungguh. Beban berat ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

30

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition )

Kalori yang masuk harus sesuai dengan kalori yang dikeluarkan untuk

latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15 % putih telur,

50-60 hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakan

sepanjang tahun tanpa berseling.

Sedangkan menurut Bompa yang dikutip Hadisasmita dan

syarifuddin (1996 : 130-140 ) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya

menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Prinsip Beban-lebih (Overload)

Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada

pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan

oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat

atau berlatih dengan beban diatas ambang rangsang. Namun beban

tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet.

2) Prinsip Perkembangan Multilateral

Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan

belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan

demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk

menunjang keterampilan psesialisasinya kelak.

3) Prinsip Intensitas Latihan

Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin

apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif,

dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah

pengulangan gerakan ( repetition ) serta kadar intensitas dari repetisi

tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

31

Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk

menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc

Ardle (1993) sebagai berikut :

a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus

DNM = 220 – Umur.

b) Menentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80% - 90 % dari DNM

c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone, untuk atlet

sebaiknya 45-120 menit

4) Prinsip Kualitas Latihan

Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan

memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet,

koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif sering diberikan, pengawasan

dilakukan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan

segera diberikan, prinsip-prinsip Overload diterapkan, baik dalam aspek

fisik maupun mental.

5) Prinsip Berpikir Positif

Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam berlatih. Pelatih

harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakan kepada dirinya

sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet

untuk selalu berpikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar

yang negatif menjadi positif.

6) Variasi Dalam Latihan

Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran,

tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus

menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah

bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya

menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan

usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya

dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam

latihan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

32

7) Prinsip Individualisasi

Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap

individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu

beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban

latihan diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu pesoalan pribadi bagi

setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus

direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat

menghasilkan prestasi yang baik.

8) Penetapan Sasaran ( Goal Setting )

Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-sungguh,

atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau

sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan

sasaran latihan untuk atlet sangat penting.

9) Prinsip Perbaikan Kesalahan

Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu

memperbaiki kesalahan tersebut, pelatih harus menekankan pada

penyebab terjadinya kesalahan.

5. Sarana dan Prasarana

a. Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang mendukung sangat diperlukan

untuk memperlancar dalam melakukan kegiatan. Karena setiap cabang

olahraga memang memerlukan dan harus mempunyai sarana dan prasarana

sendiri-sendiri. Demikian dalam cabang olahraga sepakbola sarana dan

prasarana sangat dibutuhkan. Dalam berolahraga tidak cukup hanya

mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga perlu didukung

prasarana dan sarana yang memungkinkan olahraga tersebut dapat

dilaksanakan dengan baik. Terutama untuk mencapai prestasi maksimal,

maka dipengaruhi oleh adanya hal tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) definisi prasarana,

sarana dan alat adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

33

1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya

suatu proses atau usaha.

2) Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk

mencapai tujuan.

3) Alat-alat olahraga atau supllies biasanya dipakai dalam waktu relatif

pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul

bola dan lain-lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau

prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat,

baik yang berada diluar maupun didalam yang digunakan untuk aktivitas

olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau

bertanding dimana dalam latihan atau pertandingan benda atau alat tesebut

tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedang alat olahraga adalah suatu benda

yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindah dan

digunakan dalam waktu relatif singkat.

b. Sarana dan prasarana sepakbola

Dalam meningkatkan kualitas klub sepakbola PERSIS Solo harus

mempunyai sarana dan prasarana yang baik dan bisa digunakan secara

maksimal. Sarana dan prasarana yang diperlukan klub sepakbola antara lain

: lapangan sepakbola, tempat latihan, mess atlet, kesekretariatan, poliklinik,

transportasi dan prasarana lain yang mendukung kelancaran organisasi

sepakbola.

1) Lapangan Sepakbola

Ukuran lapangan standarnya minimal untuk pertandingan sepakbola

normal adalah 100m x 64m (110 yard x 70 yard) atau juga ada ukuran

yang lebih besar lagi yaitu 110m x 75m (120 yard x 80 yard). Dalam

lapangan sepakbola sendiri ada batas-batas garis samping, garis gawang,

garis tengah dan garis bendera sudut dengan jari-jari kira-kira 1 meter,

dan tengah lapangan sepakbola ada yang dibatasi oleh garis yang ditarik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

34

tegak lurus pada garis gawang yang jaraknya dari tiang gawang 5,5

meter.

Gambar .2 Lapangan Sepakbola

( Agus Salim, 2008:36 )

2) Gawang

Ukuran gawang dari tanah sampai sisi bawah palang gawang 2,44 meter.

Lebar gawang diukur dari sisi dalam kedua tiang gawang 7,23 meter.

Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam yang tebalnya

maksimal 12 cm dicat putih. Tiang gawang dan palangnya dapat

berbentuk bulat, setengah bulat atau empat persegi.

3) Bola

Bola dalam olahraga sepakbola berbentuk bulat, bagian luar terbuat dari

kulit atau bahan-bahan lain yang diperkenankan, tidak boleh dipakai

bahan-bahan yang dapat membahayakan pemain. Adapun ukuran

lingkaran ialah 68-71 cm dan beratnya 396-453 gr.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

35

4) Mess Atlet

Mess atlet merupakan rumah/kamar yang disediakan untuk para pelatih,

pemain untuk beristirahat atau melakukan kegiatan diluar jadwal latihan

atau pertandingan, dengan adanya mess para pelatih, pemain dapat

beristirahat. Mess juga memudahkan untuk melakukan koordinasi satu

sama lainnya.

5) Kesekertaritan

Sekertariat merupakan tempat yang sangat penting bagi organisasi karena

tempat itu yang digunakan untuk melakukan rapat-rapat, menyimpan

dokumen-dokumen atau membahas rencana kegiatan, latihan dan

sebagainya.

6) Kelengkapan Pemain

Perlengkapan pemain sepakbola terdiri dari sepatu, baju, celana pendek,

dan kaos kaki panjang, para pemain yang mempunyai cidera untuk

menghindari benturan dianjurkan memakai pelindung lutut, pelindung

tulang kering, penjaga gawang harus memakai pakaian yang berada dari

pemainnya dan wasit.

6. Sumber Dana

Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan

pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada

kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional berdasarkan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Permasalahan

keolahragaan nasional semakin komplek dan berkaitan erat dengan ekonomi

dan tuntutan perubahan global, sehingga sudah saatnya Indonesia

memperhatikan semua aspek yang terkait antara lain kemampuan anggaran

untuk mendukung penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai

prestasi yang mampu bersaing pada masa kini dan masa yang akan datang atas

dasar inilah perlu diatur dalam peraturan pemerintah tentang pendanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

36

keolahragaan sebagai landasan yuridis bagi penyelenggaraan keolahragaan

diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di dalam peraturan pemerintah ini diatur prinsip-prinsip pendanaan

seperti prinsip kecukupan dan prinsip berkelanjutan sumber dan alokasi

pendanaan, lingkup kegiatan pendanaan, serta pertanggung jawaban pendanaan

penyelenggaran keolahragaan. Keterbatasan sumber pendanaan atau anggaran

merupakan permasalahan khusus dalam penyelenggaran keolahragaan. Hal ini

makin dirasakan dengan perkembangan olahraga modern yang menuntut

pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan yang perlu

didukung oleh anggaran yang memadai. Untuk itu perlu pengaturan tentang

pengelolaan dan pertanggung jawaban pendanaan keolahragaan didalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah. Selain itu, sumber daya dan dana dari masyarakat dan dunia

usaha perlu dioptimalkan, antara lain melalui peran serta masyarakat dalam

pendanaan dana, pengadaan atau pemeliharaan prasarana dan sarana, dan

dalam industri olahraga. Guna mendukung pendanaan keolahragaan.

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007

tentang Pendanaan Keolahragaan memutuskan / menetapkan bahwa dalam

Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

a. Pendanaan Keolahragaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang

diperlukan untuk penyelenggaraan keolahragaan.

b. Pemerintah adalah pemerintah pusat.

c. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota.

Menurut UU no.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional

mengatakan pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara

pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah daerah wajib

mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber

pendanaan keolahragaan ditentukan dengan prinsip kecukupan dan

berkelanjutan, sesuai dengan prioritas rencana pembangunan keolahragaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

37

Sumber Pendanaan dari Pemerintah berasal dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Sumber pendanaan keolahragaan dari masyarakat dapat diperoleh

dari:

a. Kegiatan sponsorship keolahragaan

b. Penggalangan dana

c. Kompensasi alih status dan transfer olahragawan

d. Uang pembinaan dari olahragawan profesional

e. Kerja sama yang saling menguntungkan

f. Sumbangan lain yang tidak mengikat dan

g. Sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Menurut UU no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional

mengatakan , pendanaan keolahragaan dapat juga bersumber dari industri

olahraga yang meliputi antara lain dari :

a. Tiket penyelenggaran pertandingan/kompetisi

b. Penyewaan prasarana olahraga

c. Jual beli produk sarana olahraga

d. Sport labelling

e. Iklan

f. Promosi, eksibisi, dan festival olahraga

g. Keagenan dan

h. Layanan informasi dan konsultasi keolahragaan.

Dana yang diperoleh dari sumber pendanaan hanya dapat dialokasikan

untuk penyelenggaraan keolahragaan yang meliputi:

a. Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi

b. Pembinaan dan pengembangan olahraga

c. Pengelolaan keolahragaan

d. Pekan dan kejuaraan olahraga

e. Pembinaan dan pengembangan pelaku olahraga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

38

f. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana olahraga

g. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan

h. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan keolahragaan

i. Pengembangan kerja sama dan informasi keolahragaan

j. Pembinaan dan pengembangan industri olahraga

k. Standardisasi, akreditasi dan sertifikasi

l. Pencegahan dan pengawasan doping

m. Pemberian penghargaan

n. Pelaksanaan pengawasan dan

o. Pengembangan, pengawasan, serta pengelolaan olahraga profesional.

Peraturan pemerintah ini mengamanatkan bahwa pemerintah dapat

membentuk badan usaha milik negara yang berkaitan dengan kegiatan

keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,

kemauan politik dalam peraturan pemerintah mengenai hal tersebut merupakan

dorongan bagi usaha kemandirian dalam pendanaan keolahragaan sehingga

dapat mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan atau

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bahkan, penyelenggaraan

keolahragaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah dapat

meningkatkan pendapatan negara atau pendapatan asli daerah. Dengan

demikian diharapkan upaya meningkatkan prestasi olahraga dapat mengangkat

harkat dan martabat bangsa pada tingkat nasional dan internasional sesuai

dengan tujuan dan sasaran pembangunan nasional yang berkelanjutan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

39

B. Kerangka Berpikir

Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir

Keterangan:

Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari

oleh semua lapisan masyarakat. Munculnya klub-klub sepakbola diberbagai

daerah termasuk klub sepakbola PERSIS Solo memberi sumbangan tersendiri

bagi perkembangan olahraga khususnya untuk sepakbola dikota Surakarta dan di

Indonesia. Namun perkembangan olahraga ini mengalami banyak kendala dan

Indonesia tidak mampu menoreh prestasi yang gemilang dikancah sepakbola

internasional, hanya mampu mengukir prestasi ditingkat Asia Tenggara saja.

Sepak bola

Sepak bola

Indonesia

Sepak bola

Surakarta

PERSIS Solo

Sejarah Organisasi Pelatih & prog. Latihan Atlet Saranan & prasarana Sumber dana prestasi

Perkembangan Klub Sepak Bola PERSIS SOLO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

40

Perkembangan suatu olahraga atau klub olahraga dibutuhkan pembinaan

dan pelatihan yang baik dan teratur. Dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan

olahraga perlu dukungan dari beberapa unsur. Karena suatu klub olahraga akan

dapat berprestasi jika unsur-unsur pendukung dapat berjalan dengan baik. Unsur-

unsur pendukung dalam kegiatan olahraga di antara organisasi, metode pembinaan

program latihan, sarana dan prasarana, serta pemain dan pelatih.

Kaitannya dengan penelitian ini akan mengetahui perkembangan prestasi

klub sepakbola PERSIS Solo. Dalam hal ini perkembangan klub sepakbola

PERSIS Solo dapat diketahui melalui keadaan organisasi, metode pembinaan,

program latihan, sarana dan prasarana serta pemain dan pelatih. Unsur-unsur

tersebut tidak dapat terlepas dari kegiatan suatu olahraga. Kegiatan olahraga dapat

berjalan baik jika unsur-unsur tersebut berfungsi dengan baik dan dapat saling

menjalin kerjasama antara satu dengan lainnya. Jika keadaan unsur-unsur

pendukung kegiatan olahraga baik maka suatu klub sepakbola dapat berkembang

dengan baik, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai. Namun sebaliknya, jika

unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga dalam kondisi yang tidak baik, maka

suatu klub tidak dapat berkembang dan tujuan yang hendak dicapai oleh

organisasi akan sia-sia. Sehingga visi dan misi organisasi tidak dapat tercapai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang mengambil lokasi di Sekretariat PERSIS, Mess

PERSIS dan Stadion Manahan Surakarta, yaitu dengan pertimbangan bahwa

tempat-tempat tersebut diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap

dan dapat melakukan penelitian yang dibutuhkan guna menyusun penelitian

ini. Pertimbangan yang lain adalah PERSIS bersedia untuk dijadikan sebagai

tempat penelitian serta bersedia memberikan data maupun informasi secara

lengkap yang dibutuhkan guna menyusun penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk

keperluan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sejak disetujuinya judul

skripsi ini yaitu bulan Februari 2012 dan berakhir sampai Juli 2012.

Tabel 1. Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

2012

Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1. Pengajuan judul

2. Penyusunan Proposal

3. Permohonan izin

4. Persiapan penelitian

5. Pengumpulan data

6. Analisis data

7. Penyusunan laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

42

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan

bersiat deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah karena dalam penelitian

ini mengambil masalah keadaan klub sepak bola PERSIS, yang disajikan

secara deskriptif, bukan merupakan pernyataan jumlah dan tidak dalam bentuk

angka-angka. Hal ini didasari dengan pernyataan “Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang

memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi” (H.B. Sutopo, 2002:

35). Sedangkan menurut Nawawi dan Martini (1994) penelitian kaulitatif

adalah “penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya

dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural

setting), dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-simbol atau

bilangan”(hlm.174). Di dalam penelitian kualitatif, peneliti menekankan

catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya untuk mendukung penyajian

data. Jadi dalam mencari pemahaman, peneliti berusaha menganalisis data

berupa kata-kata dan gambar yang memiliki nilai lebih daripada angka.

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diteliti, dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada

saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang muncul sebagaimana adanya.

Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (Fact

finding) keadaan sebenarnya tanpa dibuat-buat (Nawawi dan Martini, 1994).

Sebagaimana dikatakan oleh Koentjaraningrat (1983):

Penelitian yang bersifat deskriptif, memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, ada kalanya tidak. Sering kali juga arah penelitiannya dibantu oleh adanya hasil penelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, sehingga akhirnya dapat membentu dalam pembentukan teori baru atau memperkuat teori lama (hlm.30).

Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian dengan mengambil

masalah-masalah dengan memusatkan makna dan kualitas data yang ada pada

masa sekarang dengan menggambarkan obyek yang menjadi pokok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

43

permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi,

menganalisa, dan menginterpretasikan.

2. Strategi Penelitian

Strategi merupakan salah satu unsur metodologi penelitian yang

menetapkan cara yang tepat dalam mengumpulkan data dan mengkaji suatu

masalah sehingga menghasilkan pemecahan yang juga tepat. Sebagaimana

dikatakan “Strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan

menganalisis data” (H.B Sutopo, 2002: 123).

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus tunggal terpancang. Studi kasus tunggal terpancang adalah studi kasus

yang menyajikan suatu kasus yang unik atau ekstrem dan mencakup lebih dari

satu unit analisis. H. B. Sutopo (2002) menyatakan bahwa dalam

perkembangan penelitian kualitatif juga menyajikan bentuk yang tidak

sepenuhnya holistik, tetapi dengan kegiatan pengumpulan data terarah,

bertujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih dahulu sering disebut

dalam proposalnya. Penelitian tersebut lebih sering disebut sebagai riset

terpancang (embedded gualitation research), yang lebih populer dengan

penelitian studi kasus.

Definisi studi kasus juga didefinisikan oleh Yin (2006) yaitu “Studi

kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam

konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks

tak tampak dengan tegas dan di mana multi sumber bukti

dimanfaatkan”(hlm.18).

Dalam penelitian ini dikatakan dengan studi kasus terpancang tunggal,

dimana studi kasus memusatkan diri secara intensif terhadap satu obyek

tertentu mengenai pribadi, kelompok sosial, kelompok masyarakat atau

lembaga sosial. Dikatakan terpancang karena dalam penelitian ini sasaran dan

tujuan serta masalah yang disebut ditetapkan sebelum terjun ke lapangan

dengan hanya meneliti tentang Klub sepak bola PERSIS Solo. Tunggal, karena

obyek penelitian hanya terfokus pada Klub sepak bola PERSIS Solo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

44

C. Sumber Data

Dalam suatu penelitian data harus dikumpulkan dari jenis sumber data

yang relevan, di mana bersifat tidak kaku, bukan di dalam wilayah yang

terkontrol, dan menggunakan ketepatan kepustakaan atau keterbatasan kuesioner.

Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan

tingkah laku, dokumen dan arsip atau benda lain (Sutopo, 2002). Sedangkan

menurut Lofland, “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata

dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen” (Moleong,

2001). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Informan

Informan merupakan individu yang dapat memberikan data untuk

keperluan penelitian. Peneliti dan informan di sini memiliki posisi yang sama,

dan informan bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta

peneliti, tetapi informan bisa lebih memiliki arah dan selera dalam menyajikan

informasi yang dimiliki. Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia di

dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada

sebagai responden (Sutopo, 2002). Sebagaimana dikatakan oleh ahli,

“Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.” (Lexy J. Moleong,

2001:45). Informan merupakan sumber data yang bersifat lisan, kemudian

ditransfer secara tertulis dalam bentuk catatan. Informan yang dipilih dalam

penelitian ini mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Orang yang bersangkutan

memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti; b)

Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani; c) Orang yang

bersangkutan terlibat langsung dengan kegiatan yang berhubungan dengan

penelitian. Dalam penelitian ini juga menggunakan informan kunci. Informan

yang dipilih dalam penelitian terdiri dari pengurus dan manajemen PERSIS

Solo, pelatih dan beberapa atlet PERSIS Solo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

45

2. Tempat dan peristiwa

Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi

karena dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan situasi

sosial yang selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan

peristiwa dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan oleh

informan.

Tempat yang menjadi observasi penelitian adalah sekretariat PERSIS

Solo, balai PERSIS, mess atlet dan pelatih. Dari tempat ini akan didapatkan

berbagai fenomena dan data yang sangat diperlukan dalam penelitian, sehingga

data memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan dan dapat

digunakan sebagai bukti nyata. Sedangkan peristiwa yang dijadikan sebagai

sumber data adalah pelaksanaan latihan, observasi keadaan sarana dan

prasarana, pertandingan.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan sumber data di luar manusia, yang

mempunyai kegunaan sama besar dengan sumber data lainnya. “Keduanya

dapat dinyatakan sebagai rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu

peristiwa tertentu, dan dapat dimanfaatkan secara baik sebagai sumber data

dalam penelitian.” (HB.Sutopo, 2002:54). Melalui dokumen dan arsip, peneliti

mencatat, menggali dan menangkap makna yang tersirat. Dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku atau literature dan dari

surat kabar, sedangkan arsip yang digunakan berupa Surat Keputusan yang

dimiliki PERSIS Solo, daftar pemain, susunan pengurus dan manajemen,

program latihan, dll. Foto kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan

sumber internet juga digunakan sebagai sumber data untuk melengkapi data

yang sudah ada.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang lengkap

digunakan teknik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pembatasan

jumlah dan jenis dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

46

Pemikiran mengenai cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam

pelaksanaan penelitiannya, mengingat selalu adanya beragam keterbatasan yang

dihadapi peneliti. Dalam hal menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan

siapa dan berapa jumlah narasumber yang diperlukan, apa dan di mana aktivitas

serta dokumen apa saja yang akan dikaji sebagai sumber informasi utama.

Keputusan ini didasarkan teknik sampling yang dipandang sesuai dengan kondisi

pada saat penelitian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang ahli, bahwa :

“Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan

atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi“ (HB. Sutopo, 2002:

55).

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,

dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Nawawi, 1995). Cuplikan

diambil untuk mewakili informasi, dengan kelengkapan dan kedalaman yang tidak

bergantung seberapa besar jumlah informan. Karena dengan jumlah informan

sedikit terkadang sudah bisa memberikan informasi yang lebih lengkap dan dalam

bila dibandingkan jumlah informan banyak dengan pendapat yang berbeda-beda.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive

sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki

kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun demikian, informan yang

dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan

informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti

dalam memperoleh data (Sutopo, 2002). Teknik purposive sampling juga

digunakan atas dasar teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman data

dalam menhadapi realitas jamak dan tidak dimaksudkan untuk membuat

generalisasi tetapi untuk kedalaman penelitian dalam konteks tertentu. Oleh

karena itu, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

terlibat langsung maupun tidak langsung dalam klub sepak bola PERSIS Solo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

47

Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnnya sedikit,

lama kelamaan menjadi banyak, sebagai informan awal dipilih secara purposive,

obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key informan).

Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjukan orang

lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini diminta pula

untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi begitu

seterusnya. Maksudnya adalah peneliti mencari informan sehingga mendapatkan

data yang diperlukan, dan dari informan inilah peneliti akan mendapatkan

penambahan informan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk

memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi

sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu interaksi dan komunikasi. Interaksi yaitu

antara peneliti dengan informan. Wawancara ini dilakukan secara mendalam

bersifat terarah dan tidak terarah. Untuk wawancara terarah dilakukan secara

sistematis dan berencana dalam bentuk pertanyaan tercatat kepada informan.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untuk

mendapatkan keterangan dan meminta pendapat dari pihak yang dijadikan

sebagai informan, serta untuk lebih memahami obyek penelitian secara cermat

dan akurat, sehingga diperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian yang

bersifat obyektif (Koentjaraningrat, 1983).

Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum

peneliti berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan,

maka ada beberapa soal mengenai persipan untuk wawancara yang harus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

48

dipecahan terlebih dahulu. Soal itu mengenai: a) seleksi individu untuk

diwawancara, b) pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara, c)

pengembangan suasana lancar dalam wawancara, serta usaha untuk

menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang

diwawancara (Koentjraningrat, 1983).

Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang

tidak harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal

itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan

dan pendalaman data yang diperoleh (Sutopo, 2002). Tahapan tersebut

meliputi:

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai

Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki

informasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal

peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tepat, dan

menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilakukan.

b. Persiapan wawancara

Persiapan wawancara ini merupakan pekerjaan rumah peneliti yang

kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu

peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja

yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi

seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan dalam bentuk tertulis.

c. Langkah awal

Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar

memahami konteksnya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh

karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang

dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk

mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga benar-benar

terjadi suasana yang santai.

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif

Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetap lancar. Peneliti

jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

49

yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar

lebih banyak dalam kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga

pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, dan mampu

mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama

tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.

e. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan

Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan

produktivitasnya.

Terdapat pembagian wawancara, sebagaimana yang dinyatakan oleh

seorang ahli, yaitu: “Secara garis besar, ada dua macam teknik wawancara,

yaitu : wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur” (HB. Sutopo,

2002: 58). Kedua macam teknik wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut :

Pertama yaitu wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak hanya

memuat garis besar yang akan ditanyakan. Kreativitas dari peneliti sangat

diperlukan dalam teknik ini, bahkan hasil wawancara dengan jenis teknik ini

lebih banyak tergantung dari peneliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara

tanya-jawab sambil bertatap-muka antara pewawancara dan informan, dengan

atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan

informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Kedua yaitu

wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci

sehingga peneliti hanya membubuhkan tanda check pada nomor yang sesuai.

Masalah ditentukan oleh peneliti, di mana pertanyaan telah disusun sedemikian

rupa dan responden diharapkan menjawab dalam bentuk informasi yang sesuai

dengan kerangka kerja peneliti. Jenis wawancara terstruktur dilakukan dam

waktu yang relatif singkat apabila dibandingkan dengan wawancara tidak

terstruktur.

Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti

adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana

dan tidak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut

para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang

dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

50

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan

diajukan. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang diseleksi,

sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang yang peneliti

jumpai secara kebetulan.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat penting

dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi merupakan

hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang

terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber

data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar.

Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli, bahwa “Observasi atau pengamatan

adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui

hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya”

(Burhan Bungin, 2008: 115). Teknik observasi digunakan untuk menggali data

dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta

rekaman gambar. Observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Menurut Spardley dalam Sutopo (2002) “Observasi dapat dibagi

menjadi observasi tak berperan dan observasi berperan yang terdiri dari

berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh”(hlm.65). Agar lebih

terperinci, maka akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Observasi tak berperan

Dalam observasi ini, peran peneliti tidak diketahui oleh subyek yang

diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengaan jarak jauh untuk mengamati

perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan

memilih tempat khusus yang berada di lokasi tetapi di luar perhatian

kelompok yang diamati.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

51

b. Observasi berperan

Dalam observasi ini, peneliti mendatangi lokasi yang digunakan sebagai

obyek penelitian sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati.

1) Observasi berperan pasif

Observasi ini dalam penelitian kualitatif juga disebut dengan observasi

langsung. Observasi ini akan dilaksanakan secara formal maupun

informal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi

di tempat penelitian.

2) Observasi berperan aktif

Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam

situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya

berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan

kelengkapan data tetapi juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang

dipelajari demi kemantapan data.

3) Observasi berperan penuh

Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar

terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tidak

bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati tetapi bisa

berbuat sesuatu dan berbicara.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung atau

observasi berperan pasif dengan mendatangi lokasi yang menjadi obyek

penelitian yaitu di sekretariat PERSIS, balai PERSIS, stadion, dan mess atlet

untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi yang ada sehingga

mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi

yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Dokumen sangat berguna untuk

memahami aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia tertentu, yang

faktanya tersimpan di dalam berbagai dokumen tersebut. Dokumen digunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

52

peneliti sebagai salah satu sumber data karena dokumen sebagai data dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan suatu

keadaan. Sebagaimana dinyatakan oleh ahli: “ pada intinya metode dokumenter

adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.” (Burhan

Bungin, 2008: 121).

Menurut Yin dalam H.B Sutopo (2002) analisis dokumen disebut

sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi

penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang

tersirat.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah menganalisis

dokumen dan arsip tentang klub sepak bola PERS Solo, dengan cara

mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tersurat

dalam setiap dokumen serta arsip yang menjadi sumber data. Informasi dari

metode ini dapat ditemui buku, dokumen pemerintah maupun swasta, dan data-

data dari arsip tertulis yang relevan dengan klub sepak bola PERSIS Solo.

F. Validitas Data

Setelah data terkumpul dan tercatat, peneliti harus menguji kebenaran

dari setiap data yang didapat, yang biasa disebut dengan validitas data. Validitas

data digunakan sebagai dasar analisis data sebagai hasil penelitian. Untuk

melakukan validitas data, peneliti harus mempunyai cara-cara yang tepat. Salah

satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan teknik trianggulasi. Seorang ahli

menyatakan bahwa Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2000). Dari pendapat

tersebut, dapat dikatakan, untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan

dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka data tersebut haruslah dibandingkan

satu dengan lainnya, sehingga diperoleh kesamaan.

Terdapat empat macam teknik trianggulasi, yaitu : 1. Trianggulasi data

(data triangulation), 2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation), 3.

Trianggulasi metodologis (methodological triangulation), 4. Trianggulasi teoritis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

53

(theoretical triangulation) (Patton dalam HB. Sutopo, 2002). Keempat macam

teknik dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Trianggulasi data, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk

mengumpulkan data yang sama

2. Trianggulasi peneliti, yakni pengumpulan data yang semacam, dilakukan oleh

beberapa peneliti

3. Trianggulasi metode, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

metode yang berbeda atau dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda

4. Trianggulasi teori, yaitu melaksanakan penelitian tentang topik yang sama dan

datanya dianalisis dengan menggunkan beberapa perspektif teoritis yang

berbeda.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik trianggulasi, yaitu

trianggulasi data dan trianggulasi metode. Ttrianggulasi data atau sumber

merupakan penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh,

mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang

yang berebeda. Artinya, data yang sama atau sejenis, secara kelompok berasal dari

sumber sejenis atau pun berbeda jenis. Menggunakan trianggulasi data

dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai

sumber, baik dari pengurus dan manajemen, kemudian informasi dari narasumber

yang lain, sehingga data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya.

Dan trianggulasi yang kedua adalah trianggulasi metode. Trianggulasi

metodologis adalah penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau

program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar pertanyaan terstruktur

dan dokumen. Menggunakan tringgulasi metode, karena dalam penelitian ini

pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode yang berbeda-beda, yaitu

dengan menggunakan metode wawancara, observasi, maupun metode analisis

dokumen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

54

G. Analisis Data

Menurut Moleong (2001) analisis data adalah proses pengorganisasian

dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh

data yang didapat.

Analisis data memuat empat komponen, yaitu : “Pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data atau display, penarikan kesimpulan atau conclution

drawing.” (Miles dan Huberman, 1992). Keempat tahapan akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber antara

lain informan, dokumen, peristiwa dan buku-buku yang relevan. Teknik yang

dianggap relevan untuk penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara

mendalam dan analisis dokumen.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data dari fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus

sepanjang penelitian sampai laporan akhir untuk mempertegas, mempermudah

dan membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, serta mengatur data

sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

3. Penyajian data atau display

Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan peneliti dapat dilakukan dengan melihat penyajian data, dapat

dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan

sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman penyajian

data yang dapat meliputi berbagai matriks, gambar, skema dan tabel.

Semuanya dirancang guna merakit informasi secara teratur agar mudah dilihat

dan dimengerti dalam bentuk yang kompak.

4. Penarikan kesimpulan atau conclution drawing

Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan dari apa yang telah diteliti dari

awal hingga akhir. Penarikan kesimpulan hanyalah merupakan sebagian dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

55

satu kegiatan dari kofigurasi yang utuh. Kesimpulan akhir ditentukan sampai

proses pengumpulan data berakhir. Dalam melakukan penarikan kesimpulan

peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir penelitian menemukan data

yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan untuk mengadakan

penyimpulan ulang.

Adapun model teknik analisanya dapat digambarkan dalam bentuk

skema sebagai berikut :

Gambar 4. Teknik Analisa Data

Keterangan :

Peneliti melakukan pengumpulan data-data yang dianggap membantu

dalam membantu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

Kemudian data-data tersebut direduksi dengan melakukan proses seleksi,

pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote (catatan

lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang penelitian sampai laporan

akhir untuk mempertegas, mempermudah dan membuat fokus, membuang hal

yang tidak penting, serta mengatur data sehingga kesimpulan akhir dapat

dilakukan. Lalu setelah reduksi data peneliti menyajikan data yaitu merakit

informasi secara teratur agar mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang

kompak. Setelah data tersajikan, maka penulis menarik kesimpulan dari data-

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Kesimpulan/ Penarikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

56

data yang diperoleh dari awal higga akhir pencarian. Dalam melakukan

penarikan kesimpulan peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir

penelitian menemukan data yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan

untuk mengadakan penyimpulan ulang.

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan yang

dilanjutkan dengan pengumpulan data. Tahap persiapan akan didapat kerangka

berfikir yang akan digunakan dasar dalam penulisan proposal. Setelah itu

dilanjutkan dengan pengumpulan data-data yang dianggap relevan dengan

penelitian, kemudian dianalisis dan apabila dirasa data yang diperlukan belum

mencukupi akan dilakukan studi kasus kembali. Setelah dianalisis, data-data yang

terkumpul diverifikasi sehingga menghasilkan simpulan akhir yang dilanjutkan

dengan penyusunan laporan penelitian.

Bagan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Prosedur Penelitian

Penulisan Proposal

Persiapan pelaksanaan penelitian

Pengumpulan data

Dan Analisis Awal

Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Penulisan Laporan

Perbanyak laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

57

Dari skema diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Penulisan proposal dan persiapan pelaksanaan penelitian

Prosedur penelitian yang paling awal dilakukan adalah penulisan proposal.

Pada tahap ini berisi garis-garis besar penelitian yang akan dilaksanakan yang

meliputi perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, dan pemilihan

lokasi penelitian. Langkah selanjutnya mengadakan persiapan pelaksanaan,

yaitu mengurus perizinan skripsi. Perizinan yang dimaksud adalah perizinan

mengadakan penelitian ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang

diperlukan.

2. Pengumpulan data dan analisis data awal

Pengumpulan data dilakukan di lapangan penelitian termasuk di dalamnya

mengadakan wawancara dengan para informan dan mengadakan pengamatan

terhadap obyek penelitian. Selain itu juga diadakan studi pustaka terhadap

sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik dalam penelitian

sebagai data. Data yang terkumpul kemudian di klasifikasikan, dianalisis, dan

diinterprestasikan serta menjawab perumusan masalah data yang sudah

terjaring diadakan analisis awal.

3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, peneliti menganalisis lagi data yang telah didapat dengan teliti,

jika kurang sesuai diadakan perbaikan, kemudian data tersebut dikelompokkan

sesuai dengan masalah penelitian. Data yang sudah disusun rapi yang

merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiata selanjutnya diadakan

analisis akhir dengan mengorganisirkan dan mengurutkan data dalam pola dan

uraian dasar, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

4. Penulisan laporan dan memperbanyak laporan

Data-data yang sudah dikumpulkan disusun dengan rapi berdasarkan pada

pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat sebuah laporan penelitian

sebagai bentuk karya ilmiah. Agar dapat dibaca oleh masyarakat umum yang

ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan, maka di perbanyaklah hasil

laporan ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian yaitu “Studi Kasus

Klub Sepak Bola PERSIS Solo Tahun 2006-2011”, PERSIS Solo yang saya teliti

adalah PERSIS Solo yang profesional berlaga di PT. Liga Indonesia. Data-data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi sejarah klub sepak bola PERSIS

Solo, keadaan organisasi dan manajemen, pelatih, program latihan dan atlet,

sarana dan prasarana, anggaran dana dan prestasi yang dicapai oleh klub sepak

bola PERSIS Solo. Adapun deskripsi data masing-masing permasalahan tersebut

sebagai berikut:

1. Sejarah Klub Sepak Bola PERSIS Solo

PERSIS Solo merupakan suatu klub besar di Surakarta dan menjadi

kebanggaan warga Surakarta. Berikut ini merupakan sejarah berdirinya

PERSIS Solo :

Setelah banyak perkumpulan sepak bola yang berdiri waktu itu sudah

mulai terasa perlunya ada ikatan satu sama lain. Maka pada tahun 1923

didirikanlah VORSTENLANDCHE VOETBAL BOND (VVB) yaitu

Perserikatan perkumpulan sepak bola. Mirip PSSI sekarang. VVB pada awal

pendiriannya diprakarsai oleh Reksodiprodjo, Sutarman dari ROMEO,

Sastrosaksono dari MARS. Hadir pula dalam rapat pembentukan VVB itu

wakil dari Ps Romeo, De Leeuw, Mars, Legioen, KRAS dan MAT.

Pengurus pertama dari ikatan itu ialah : Reksodiprodjo, Sastrosaksono,

Sumohartono, Kartosumanto, Sutidjo, Sastrokaryono, Djoemadi, Reksodikoro,

Isman Mursidi, Jusup dan Abdullah. Semakin maju dunia sepak bola itu

dengan adanya perserikatan VVB. Sehingga Ps De Leeuw dan Mars sering

diundang untuk bertanding dalam permainan sepak bola di Surabaya.

Keduanya amat terkenal waktu itu karena jarang mengalami kekalahan. Entah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

59

karena tingkat permainannya sudah tinggi ataukah pemain kesebelasan lawan

yang kurang mampu mengimbangi permainan kedua kesebelasan dari Sala itu.

Pada tahun 1924 di Sala diselenggarakan pasar malam besar-besaran.

Hasilnya untuk memajukan dunia pendidikan rakyat. Guna memeriahkannya

maka diselenggarakan pertandingan sepak bola. Tugas VVB lah untuk

menyelenggarakan pertandingan sepak bola itu melawan kesebelasan sepak

bola dari luar kota Sala, yaitu Tjahja Kwitang, Solitude dan lain-lain. Ternyata

hasil dari penyelenggaraan pasar malam waktu itu mencapai 50.000 gulden.

Sedangkan dari penyelenggaraan pertandingan sepak bola mencapai hasil

32.000 gulden.

Tahun itu juga atas inisiatip dari Dr. Widiodiningrat dan Djaksadipura

( Wongsonagoro ) VVB diminta untuk mendirikan perkumpulan sepak bola

seluruh jawa dengan diberi nama Javasche Voetbal Bond. Usul itu diterima

VVB dan dibentuklah pengurus JVB itu yang terdiri dari Widiodingrat,

Djaksanagoro (wongsonagoro), Mr. Jendral Mayor Suhardjo, Imam Mursidi,

Reksodipuro dan Sastrosaksono. Tetapi usaha tersebut kandas ditengah jalan

karena diluar kota Sala belum ada bond-bond sepak bola.

Pada waktu 1924 almarhum Boedi Oetomo (nama orang) memberi

hadiah kepada VVB sebuah piala dan medali bergilir untuk kesebelasan sepak

bola anggota VVB yang menjuarai pertandingan kompetisi. Lalu VVB

menyelenggarakan kompetisi itu yang diikuti oleh semua anggota VVB.

Kecuali kesebelasan sepak bola Legioen yang tidak bisa ikut karena terikat

oleh disiplin militer. Untuk menyelenggarakan kompetisi itu maka dibentuk

sebuah panitia kompetisi yang terdiri dari: Reksodiprodjo, Nitirasiko,

Wirjosaputro, Tjondrodiprodjo dan Martowijono. Dilengkapi dengan komisi

protes dan wasit. Hasil pertandingan kompetisi sepak bola yang pertama itu

ialah juara 1 diraih oleh Ps Mars dan juara ke II Ps Romeo. Dan lima tahun

kemudian terbentuklah persatuan sepak bola Hisbul Wathon ( HW). Cita-cita

untuk membentuk javasche Voetbal Bond bagi VVB tak pernah mati. Cita-cita

yang mempunyai dasar perjuangan nasional itu kemudian memperoleh

sambutan dari kalangan pembina sepak bola dari yogyakarta. Perwujudan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

60

Javasche Voetbal bond itu terealisir pada tanggal 19 April 1930. Suatu

pertemuan yang diselenggarakan oleh VVB hari itu membentuk JVB dihadiri

oleh utusan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Magelang, Surakarta, Madiun,

Kediri dan Surabaya. Akhirnya terbentuklah sebuah persatuan sepak bola

nasional. Nama dari persatuan itu diusulkan oleh utusan dari Surakarta yaitu

PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA yang lahir tanggal 19

April 1930 di Surakarta.

Ada perasaan di kalangan pengurus VVB bahwa nama itu sudah tidak

sesuai lagi. Hal itu mengingat perkembangan politik perjuangan bangsa

indonesia waktu itu untuk meraih kemerdekaan negara dan bangsa indonesia.

Lalu diselenggarakan rapat di Sala. Hasilnya VVB diganti namanya menjadi

Persatuan sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). Nama itu dari usulannya

Soemokartiko. Dibentuklah pengurus PERSIS. Yang tampil sebagai ketua

adalah Dr. Suratman Erwin. PERSIS waktu itu mampu meraih banyak

kemajuan. PERSIS lahir tahun 1933. Hingga sekarang usianya sudah setengah

abad (Arsip Data PERSIS Solo).

2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub sepak bola PERSIS Solo

a. Organisasi

Kegiatan olahraga agar dapat mencapai tujuan misi yang hendak

dicapai suatu klub olahraga diperlukan sebuah manajemen dan organisasi

yang baik. Dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-

syarat sebagai organisasi olahraga, sehingga dengan hal tersebut dapat

mewujudkan suatu olahraga yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar.

Dalam suatu organisasi juga harus memperhatikan prinsisp-prinsip dalam

sebuah organisasi.

Unsur-unsur organisasi dalam Klub sepak bola PERSIS Solo :

1) Pengurus

Secara keorganisasian PERSIS Solo terorganisasi dengan baik

karena sudah sesuai dengan unsur-unsur organisasi. Unsur-unsur

organisasi tersebut mempunyai tugas menurut jabatannya masing-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

61

masing. Pengurus menjadi unsur yang paling penting dalam sebuah

organisasi sepak bola. Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus sebagai

unsur penting organisasi dalam PERSIS Solo bertujuan untuk

menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi

sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Pengurus

ditempatkan dalam sebuat struktur organisasi dengan disesuaikan dengan

bidang dan kemampuan masing-masing. Susunan pengurus hendaknya

menyesuaikan kebuatuhan pada suatu organisasi. PERSIS Solo

membutuhkan pengaturan pengorganisasian secara profesional,

berkualitas dan berdaya guna maka diperlukan kepengurusan yang solid

seperti : 1) Dewan Penasehat; 2) Kepengurusan; 3) Pengurus Harian; dan

4) pengurus pleno yang terdiri dari pengurus harian ditambah dengan

kepengurusan dibawahnya seperti bagian-bagian. Adapun wujud struktur

organisasi dalam PERSIS Solo menurut Surat Keputusan Nomor : 001 /

FMR-MUSCAB PERSIS – Solo/ KPTS/I/ 2007 adalah sebagai berikut:

Susunan pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari tahun 2006 – 2011

1. Pelindung : MUSPIDA KOTA SURAKARTA

2. Penasihat : 1. KRH. Suhadi Darmodipura

2. KH. Ali Pono

3. Drs. Suwarno, AT

4. Bambang Slameto, S.Sos.

5. Hong Widodo

6. Sy. Halim Perdana

A. PENGURUS HARIAN

Ketua Umum : FX. Hadi Rudyatmo

Ketua Harian : Drs. Yosca Herman Soedrajad

Ketua Bidang Organisasi dan anggota : AW. Budi Raharjo

Ketua Bidang Pembinaan : H. Abimanyu

Ketua Bidang Usaha dan Promosi : Budi Suharto, SH.M.Si

Sekertaris : Ir. Ruhban Ruzziyatno, MT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

62

Wakil Sekertaris : Drs. Danang Prabowo

Bendahara : Sumartono Hadinoto

Wakil Bendahara : S. Haryadi

B. BAGIAN – BAGIAN

Bagian Organisasi dan Anggota : 1. Darmadi

2. Sapto JP. S.Pd

Bagian Pembinaan (koordinator) : Drs. Waluyo, M.Or

─ Persis Senior : Sukisno

─ Persis Yunior : H. Abdul Hamid Jamado

─ SSB : Drs. Agus Pratikno

─ Sepak Bola Wanita/Futsal : Fadillah Umar, S.Pd. M.Or

─ Komisi Litbang : 1. Prof. Drs. Mulyono B

2. Dr.dr. Muchsin Douwes. MARS

─ Komisi Pelatih : FC. Suharto

─ Komisi Disiplin : 1. Ari Sumarwono

2. Rosyid Tohir

─ Komisi Keamanan : 1. Sutrisna

2. Dwi Nugroho

3. Didik Budi Raharjo

Bagian Wasit dan Kompetisi

─ Komisi wasit : Djonet Dwiarso, SE

─ Komisi Kompetisi : 1. Drs. Mahendra Wiseno

2. Chaidir Ramli

Bagian Status/Alih Status Dan Transfer Pemain : Abraham EWT

Bagian Medis : 1. dr. Willy Handoko

2. dr. Muh Eko Irawanto

3. dr. Hat Sukarmadani

Bagian Marketing dan Media

─ Komisi Marketing / Usaha : 1. Ir. H. Sudjadi

2. Drs. Anung Indro S, MM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

63

3. H. Sharif Lembah

4. Sri Mulyani

5. Sudiyanto

6. Drs. Agus Pramono

─ Komisi Media : 1. Mayor Haristanto

2. Dra. Ninik Widaningsih

3. Joao Widodo, S.Sos

Bagian Umum ( Koordinator ) :TotokSupriyanto,S.Sos.MM.

─ Komisi Perlengkapan : 1. Irianto

2. Suhabso

─ Komisi Lapangan : 1. Drs. Paulus Haryoto

2. Herry Isrianto

─ Komisi Transportasi : 1. Joko Suprapto

2. Sarjono

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) : 1.

2. Sukirno ( Sekertaris )

3.YaniMardiyanto(Anggota)

Sumber : Arsip Data PERSIS Solo

Sejak tersusunnya pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari

tahun 2006 – 2011 tidak banyak mengalami perubahan dalam struktur

organisasinya. Berdasarkan struktur organisasi PERSIS Solo maka dapat

dilihat bahwa organisasinya tersusun rapi dan dikelola secara profesional.

Karena adanya kepengurusan yang dikelola secara profesional maka

dalam proses perkembangannya tidak banyak mengalami kendala dalam

organisasinya.

Dalam organisasi rapat yang diadakan hanya pada saat adanya

kompetisi internal, kompetisi liga remaja, kompetisi divisi utama dan

pembahasan hal-hal terkait dengan perkembangan sepakbola. Terkait

dengan waktu pada saat mengadakan rapat terkendala sinkronisasi waktu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

64

antara anggota satu dengan anggota lain sehingga sulit menentukan rapat

kerja. Realitas rencana kerja terkadang tidak dilaksanakan terkendala

biaya.

2) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PERSIS

Solo

Semakin banyak anggota dalam suatu organisasi akan banyak

permasalahan yang muncul. Perlu mempunyai peraturan yang harus

dipenuhi oleh anggotanya. Dalam PERSIS AD ART memuat ketentuan

dalam disiplin organisasi. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dipatuhi

oleh setiap anggota organisasi. AD ART PERSIS Solo juga dijadikan

sebagai landasan dalam Surat Keputusan, Rapat Kerja dll.

3) Rencana Kerja PERSIS Solo

Program Kerja PERSIS Periode tahun 2006-2011 merupakan

seluruh rangkaian kegiatan yang diselenggarakan PERSIS selama tahun

2006-2011, dalam rangka mencapai tujuan yang diamksud dengan AD

ART yang melibatkan seluruh komponen organisasi yang berada

dibawahnya. Pada hakikatnya program kerja merupakan program

pembinaan persepakbolaan yang berkesinambungan untuk meningkatkan

kinerja seluruh unsur pembinan dan prestasi PERSIS. Tentu saja dalam

menjalankan pembinaan agar mencapai prestasi perlu memperhatikan

hal-hal berikut :

a) Memperjuangkan bersama secara nyata profesionalisme semua pelaku

sepak bola daerah dari PERSIS hingga klub-klub lain.

b) Memperkuat etika berorganisasi yang ditandai tegaknya peraturan

persepakbolaan yang bersifat universal.

c) Menjunjung tinggi azas Fair Play dan sportivitas dalam permainan

sepak bola.

d) Memberantas berbagai bentuk suap, mafia wasit dan pengaturan skor

pertandingan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

65

e) Memerangi narkoba sebagai musuh bangsa dan wabah berbahaya bagi

persepakbolaan (Arsip Data PERSIS Solo)

Berikut ini merupakan program kerja tahun 2006-2011 PERSIS :

A. Bidang Pembinaan

1. Bagian Wasit dan Kompetisi

Bidang pembinaan akan merumuskan kebijakan mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan kompetisi antar klub. Pembinaan

perwasitan akan menjadi prioritas untuk pengembangan, mengingat

peran wasit sangat penting dalam kemajuan persepakbolaan. Jumlah

wasit yang ada dan aktif diseluruh wilayah diinventarisasi, termasuk

dengan jenjang, syarat yang harus dipenuhi serta kualitas yang dimiliki.

Kursus-kursus wasit akan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan

tingkatannya. Begitu juga dengan penataran wasit pada jenjang lanjutan

diprioritaskan bagi pembukaan kesempatan.

Bidang Sumber daya menetapkan program yang dijadikan landasan

yang sesuai dengan arahan PSSI, yaitu:

a) Menyusun standart peraturan tentang perwasitan sekaligus

sosialisasinya.

b) Menindaklanjuti kasus-kasus perwasitan dengan koordinasi dengan

bidang terkait.

c) Menyusun konsep baku tentang peremajaan sistem promosi wasit.

2. Bagian Pembinaan Usia Muda

Menindaklanjuti kehendak untu menyiapkan generasi pemain dan tim

yang tangguh, pembinaan usia dini akan menjadi prioritas perhatian

utama dalam kepengurusan. Bidang pembinaan akan mendorong

berbagai pihak antara lain institusi pendidikan, SSB atau diklat agar turut

menggelar turnamen sepak bola yang dapat melibatkan anak-anak dan

remaja. Program yang ditetapkan antara lain :

a) Merencanakan dan melaksanakan kompetisi

b) Merencanakan format, group dan jadwal kompetisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

66

c) Menyiapkan petugas untuk suatu kompetisi

d) Pengajukan konsep peraturan pertandingan

e) Melakukan evaluasi atas semua kegiatan kompetisi

B. Bidang Organisasi dan Keanggotaan

Beberapa agenda rutin bidang Organisasi adalah :

a) Fasilitator Muscab

b) Pengukuhan Pengurus Cabang PERSIS dan Klub Anggota Persis

c) Pembinaan dan pelayanan informasi kepada anggota

d) Menyusun PO sesuai dengan kebutuhan organisasi

Yang perlu diperhatikan oleh bidang organisasi adalah masalah

status, alih status dan transfer pemain. Banyaknya kasus pemain yang

timbul dalam pelaksanaan kompetisi baik yang diakibatkan pemain telah

dibentuk bagian status, alih status dan transfer pemain diproyeksikan untuk

lebih fokus dalam mengevaluasi, investigasi dan mengurus permasalahan-

permasalahan status, alih status dan transfer pemain pada kompetisi

PERSIS. Kemudian memprogramkan diantaranya merekomendasikan

kepada pengurus atas interprestasi permasalahan pemain dan mengusulkan

pengesahan pemain yang diturunkan pada kompetisi.

C. Bidang Usaha dan Promosi

Memperhatikan perkembangan sepak bola pada saat ini yang

semakin pessat membawa dampak bertambahnya program-program PERSIS

yang membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Kebutuhan biaya yang

besar ini menuntut kerja keras dan cepat dari bidang Usaha dan Promosi.

Bidang ini mengupayakan akses ke dunia usaha secara taktis dengan

penggunaan media guna mengakrabkan persepakbolaan dengan publiknya.

Beberapa kegiatan penyebaran informasi yang tersusun

ditingkatkan diantaranya kerja sama dengan harian surat kabar dan stasiun

TV sebagai media untuk meningkatkan minat dunia usaha untuk ikut

memsponsori persepakbolaan terutama PERSIS.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

67

b. Manajemen PERSIS Solo

Manajemen PERSIS Solo yang berisikan suatu perencanaan dan

pengaturan klub yaitu mengendalikan, mengorganisasi, mengkoordinasi,

memerintah, dan merencanakan kegiatan yang ada maupun yang akan

diselenggarakan. Manajement dibuat oleh pengurus pada setiap

turnamentnya. Masa tugas manajement PERSIS Solo ditetapkan untuk satu

musim kompetisi dan secara periodik akan dilakukan penilaian oleh

pengurus harian PERSIS. Kegiatan yang dilakukan oleh manajement klub

sepak bola PERSIS Solo meliputi beberapa bagian antara lain :

1) Perencanaan (planning)

Setelah tim manajemen dibentuk oleh pengurus. Manajemen membuat

sebuah rencana kerja atau perencanaan untuk pelatih dan altetnya dalam

kompetisi sepak bola yang akan diikuti.

2) Pengorganisasian (Organization)

Manajemen membentuk sebuah tim kepelatihan dan merekrut pemain.

Tim kepelatihan terdiri dari pelatih kepala, asisten pelatih teknik, asisten

pelatih fisik, asisten pelatih kiper, dan bagian medis dan massase.

3) Pengarahan (Direction)

Setelah membentuk tim kepelatihan dan merekrut pemain atau atlet,

manajemen memberikan pengarah tentang rencana kerja yang telah

dibuat oleh tim manajemen, dan memberikan target prestasi yang harus

dicapai oleh PERSIS Solo.

4) Pengawasan (Controlling)

Tim manajemen melakukan pengawasan terhadap kinerja pelatih dan

pemain atau atlet.

5) Komunikasi (Communication)

Melakukan komunikasi terhadap tim kepelatihan dan atlet maupun

kepada organisasi. Komunikasi dibutuhkan agar terjalin sebuah kesatuan

kerjasama yang terjaga.

Menurut Bapak Sapto J.P (wawancara, 11 Mei 2012) wujud

pembinaan yang dilakukan oleh manajemen antara lain memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

68

fasilitas-fasilitas untuk latihan rutin termasuk stadion, fasilitas makan

(cathering), medik kesehatan, armada transportasi apabila pertandingan

dilakukan diluar kota solo.

Secara singkat alur yang dilakukan oleh Manajemen dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

membentuk membentuk

mempertanggungjawabkan mempertanggungjawabkan

Gambar 6 . Alur kerja manajemen

Keterangan :

Berdasarkan gambar diatas alurnya bermula pada saat pengurus membentuk

manajemen kemudian manajemen membentuk tim kepelatihan dan merekrut

pemain atau atlet. Manajemen memberikan pengarahan, controlling dan evaluasi

terhadap tim kepelatihan yang telah dibentuk. Pada akhir turnamaen tim

kepelatihan dan atlet mempertanggung jawabkan kepada manajemen. Manajemen

mempertanggungjwabkan kinerjanya kepada pengurus.

3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo

a. Pelatih PERSIS Solo

Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi di PERSIS Solo peran

pelatih sangat dirasakan bagi para pemain. Selama ini apa yang disampaikan

pelatih bagi para atlet dianggap sudah sesuai dengan kemampuan mereka.

Dan dalam pembinaan peran pelatih selalu berupaya agar pemainnya

Pengurus Manajemen Tim kepelatihan & rekrut pemain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

69

mampu bermain dengan baik, karena dengan penampilan bermain yang baik

maka akan menghasilkan prestasi tersendiri.

Pelatih dan pemain adalah unsur yang utama dalam pembinaan

olahraga. Dalam pembinaan olahraga prestasi, maka perlu dibuat

inventarisasi pelatih maupun pemain. Seorang pelatih diharapkan dapat

berperan dalam berbagai kedisiplinan seperti petugas bimbingan dan

penyuluhan, psikologi, pemimpi, guru, ahli strategi, bahkan pelatih

diharapkan mampu berperan sebagai ayah atau teman akrab sebagai

pelindung terhadap atlet. Pelatih PERSIS Solo yang sekarang ini merupakan

mantan pemain PERSIS Solo pada zaman dulunya. Menurut pelatih PERSIS

Solo, Agung Setyo Budi “....hubungan antara pelatih dan pemain saat

dilapangan anggap saya sebagai pelatih kalau di luar anggap saya teman,

untuk sharing atau apapun supaya lebih dekat..” (wawancara, 18 Mei 2012).

Tabel 2. Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011

No Nama Pelatih Tahun Lisensi Klub asal / sebelum

1 Hanafi 2006-2007 A PERSIBO

(BOJONEGORO)

2 Suharno 2007-2008 B AREMA

(MALANG)

3 Eduaad Tjong 2008-2009 B PERSEDEN

(DENPASAR)

4 Isman Jasulmai/Abdul

H.D

2009-2010 B / B PERSEMAN

(MANUKWARI)

5 Inyong

Lulumbulan/Sukisno

2010-2011 B / C PSS

(SLEMAN)

6 Didik Listiyantoro /

Agung Setyo Budi

2011-2012 B / C PERSEWON

(WONDAMA)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

70

Pelatih menerapkan program latihan yang diterapkan kepada

atletnya setiap kali kegiatan latihan rutin dilaksankan. Pelatih memberikan

pengarahan kepada atlet dalam kegiatan latihan untuk diterapkan di

pertandingan. Pelatih mengajarkan teknik-teknik menyerang, bertahan dan

lain-lain. Selain itu pelatih memberikan pengarahan agar para atletnya bisa

menjaga kondisi dan stamina tubuh terutama dalam menghadapi

pertandingan. Memberikan motivasi agar giat berlatih dan berharap agar

atlet dapat fokus dan melupakan permasalahan diluar pertandingan yaitu

masalah non teknis. Menerapkan kedisiplinan dalam berlatih terhadap

atletnya. Kemudian pelatih memberikan evaluasi setelah melaksanakan

pertandingan, menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan atlet dan

memperbaiki pada latihan dan kompetisi pertandingan selanjutnya

(Wawancara, Bapak Agung Setyobudi, 18 Mei 2012).

b. Program Latihan

Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa

faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Untuk menghasilkan program

latihan yang baik, harus mempunyai tahapan-tahapan program latihan yang

terbagi atas : 1) program latihan jangka panjang, 2) program latihan jangka

menengah, 3) program latihan jangka pendek. Peranan seorang pelatih juga

mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan. Tujuan

pokok dari program latihan adalah untuk menentukan kemampuan atlet dan

mencapai prestasi yang maksimal.

Program latihan yang dilakukan Klub sepak bola Persis Solo

adalah sebagai berikut:

1) Latihan Fisik

2) Latihan Teknik

3) Latihan Taktik dan Strategi

4) Latihan Mental

5) Kematangan Juara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

71

Setiap mengikuti kompetisi khususnya kompetisi wajib PERSIS

Solo selalu menggunakan periodesasi latihan yang bertujuan untuk

mendapatkan penampilan terbaik pada saat berlangsung kompetisi.

c. Atlet / Pemain PERSIS Solo

Atlet atau pemain adalah subyek pembinaan yang utama di PERSIS

Solo. Dalam setiap kompetisi musimnya pemain PERSIS Solo memiliki

kualitas yang berbeda-beda, hal ini sangat berhubungan dengan adanya dana

yang dimilki oleh PERSIS Solo. Pada saat PERSIS Solo masing ditopang

oleh APBD Pemerintah Kota Surakarta PERSIS memiliki pemain yang

berkualitas dan mampu berprestasi. Tetapi setelah PERSIS Solo tidak

ditopang oleh dana APBD dan hanya diperoleh dari sponsor, hanya

mempunyai pemain yang mempunyai kualitas sedang (Wawancara, Bapak

Sapto Joko P, 11 Mei 2012).

Untuk dapat membawa PERSIS Solo berprestasi, para atlet atau

pemain berusaha berlatih sesuai dengan program latihan yang diterapkan

oleh pelatih. Menurut beberapa pemain PERSIS Solo yang dilakukan oleh

pemain dalam melaksanakaan program latihan dari pelatih adalah :

1) Selalu memiliki semangat yang tinggi dalam berlatih

2) Fokus terhadap perintah dan program latihan yang dibuat oleh pelatih

3) Selalu menjaga kondisi fisik

4) Apabila dirasa kurang atlet dapat menambah porsi latihan sendiri

dengan catatan tidak banyak atau mempengaruhi kondisi fisik pemain/

atlet sendiri.

Program latihan merupakan faktor ekstern. Faktor ekstern dari

dalam diri pemain sangat diperlukan dan mempengaruhi performa bermain

dalam suatu pertandingan. Maka dari itu perlu memperhatikan beberapa hal

yang harus dilakukan oleh pemain atau atlet :

1) Menjaga stamina tubuh dengan istirahat yang cukup, makan yang

teratur dan sehat, mengonsumsi vitamin.

2) Fokus terhadap sepak bola

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

72

3) Giat berlatih

4) Disiplin

5) Dan berdo’a (Wawancara, Andri Siswanto, Nicolas Djone, Danur

Jenah Wibowo, 18 Mei 2012).

Dalam pelaksanaannya tentu saja akan terdapat beberapa kendala

yang dihadapi oleh pemain atau atlet, yaitu masalah teknis dan non teknis :

1) Kendala Teknis

Kendala masalah teknis yang banyak didapati oleh pemain antara lain

yaitu faktor fisik pemain yaitu pemain mempunyai fisik yang berbeda-

beda, pada suatu saat pemain berada pada kondisi badan yang kurang

fit, sehingga berpengaruh terhadap performa bermain atlet. Kesulitan

dalam teknik bermain sepak bola, tetapi hal itu dapat diminimalisir

karena dalam program latihan atlet selalu diminta untuk mengulang-

ulang teknik yang diperintah oleh pelatih sehingga perlahan-lahan

pemain dapat menghindari kesalahan-kesalahan.

2) Kendala Non Teknis

Kendala non teknis yang dialami oleh pemain pada khususnya dan

PERSIS Solo pada umumnya adalah soal gaji pemain. Kendala pada

hal tersebut juga akan berpengaruh pada psikologis pemain sehingga

kurang fokus dalam bertanding. Faktor lapangan yang kurang rata

untuk bertanding sedikit berpengaruh dengan masalah teknis dari

pemain itu sendiri (wawancara, Andri Siswanto, Nicholas Djone,

Danur Jenah Wibowo, 18 Mei 2012).

Pemain atau atlet PERSIS Solo terdiri dari pemain lokal dan

beberapa pemain dari luar. Transfer pemain asing didapatkan oleh PERSIS

dengan melalui Transfer Matching System yaitu sistem online dari FIFA.

Ketika pemain asingnya belum pernah main di Indonesia maka harus

mencari data-data pemain itu dimana dia dikompetisi terakhir kemudian

mengajukan permintaan melalui internet kepada yang bersangkutan bahwa

pemain tersebut diminati. Selama klub lama melepas tidak akan mendapat

kesulitan, tetapi ketika klub lama tidak melepas akan mengalami kesulitan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

73

untuk mendapatkan pemain yang diinginkan baik dari harganya, biaya

transfernya, ketika sudah masuk ke Indonesia pemain tersebut sudah resmi

karena melalui event dari FIFA dan harga pemain asing sekitar 240 juta

permusim, harga pemain lokal sekitar 65 juta permusim. Gaji pemain

diwujudkan selama pemain mengikuti kompetisi dengan gaji perbulan.

(wawancara, bapak Sapto J.P, 20 Mei 2012)

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola PERSIS Solo

Didalam berolahraga sarana dan prasarana juga sangat mendukung

agar prestasi yang maksimal, akan di pengaruhi adanya sarana dan prasarana

yang memadai dan sesuai dengan standar. Dengan sarana dan prasarana yang

baik. Akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program

latihan. Begitu pula bagi atlet akan bergairah dan bersemangat dalam

melakukan latihan. Sedangkan sarana dan prasarana yang dimiliki sudah

standar untuk dipergunakan bagi para pengurus, pelatih dan atlet.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh klub sepak bola PERSIS Solo

adalah sebagai berikut ini :

a. Stadion Sriwedari

Diperuntukan bagi kegiatan latihan rutin atlet PERSIS Solo dan

kompetisi-kompetisi lokal. Stadion Sriwedari merupakan stadion yang

diresmikan oleh Sri Sultan Paku Buwana X pada tahun 1933 dan

pengelolaannya diserahkan kepada PERSIS Solo. Stadion Sriwedari

mempunyai peranan penting dalam perkembangan sepak bola bagi

PERSIS Solo maupun PSSI.

b. Stadion Manahan

Stadion Manahan merupakan stadion yang sudah berlevel internasional.

Stadion Manahan biasa digunakan untuk event-event atau pertandingan

yang diadakan oleh PSSI dan diluar PSSI dan akan tetapi stadion

Manahan milik yayasan Gelora Manahan dan kalau pun

menggunakannya harus membayar sewa.

c. Mess Pemain

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

74

Mess Pemain berada di Jl. Kebangkitan Nasional No.5 Surakarta. Mess

ini terdiri dari beberapa kamar untuk atlet atau pemain PERSIS Solo.

d. Mess Pelatih

Mempunyai 1 kamar tidur untuk pelatih klub sepak bola PERSIS Solo, di

lengkapi ruang tamu.

e. Kantor Sekretariat

PERSIS Solo memiliki kantor sekretariat dua yaitu Balai PERSIS di Jl.

Gadjahmada no. 73 Surakarta dan Kompleks Stadion R. Maladi

Sriwedari, Jl. Bhayangkara No. 1 Solo. Merupakan kantor yang

digunakan untuk kegiatan administrasi dan kegiatan-kegiatan lainnya

yang berhubungan dengan keseluruhan aktivitas klub sepak bola PERSIS

Solo.

Kelancaran kegiatan di PERSIS Solo tidak terlepas dari sarana dan

prasarana yang memadai. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai,

maka kegiatan pembinaan dapat berjalan dengan baik. Namun sebaliknya,

sarana dan prasarana yang tidak memadai, maka kegiatan pembinanaan tidak

dapat berjalan lancar.

Sebenarnya, sarana dan prasarana PERSIS Solo beruntung bisa

menggunakan dua stadion yaitu stadion Sriwedari dan stadion Manahan. Dua-

duanya representatif, stadion Manahan sudah berlevel internasional sehingga

dapat digunakan semaksimal mungkin akan tetapi stadion Manahan milik

yayasan Gelora Manahan apabila Persis menggunakannya harus membayar

sewa, termasuk stadion Sriwedari yang sudah rutin untuk latihan, sedangkan

untuk stadion Manahan digunakan untuk event-event atau pertandingannya.

selain lapangan PERSIS memiliki mess pemain, mess pelatih, kantor

sekretariat. Sarana dan prasaranya sudah memadahi, dibandingkan dengan kota

yang lain Solo sudah memadahi mulai dari stadionnya, ruang ganti pemain dan

lain sebagainya sudah representatif untuk kota Surakarta (Wawancara Bapak

Sapto J.P, 11 Mei 2012).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

75

5. Anggaran Dana dan Sumber Dana PERSIS Solo

Dana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah

organisasi. Dapat dikatakan, organisasi dapat berjalan atau tidak dipengaruhi

oleh dana yang dimilikinya. Untuk menunjang kegiatan di klub sepak bola

PERSIS Solo tidak lepas dari dana yang memadai.

Pada tahun 2006-2007 sumber dana pembinaan masih ditopang dari

APBD Kota Surakarta melalui KONI, dana-dana digunakan untuk memotivasi

atlet. Setelah tahun 2009 keatas Untuk yang profesional / senior yang berlaga

di PT. Liga Indonesia sudah tidak menggunakan dana dari APBD, tetapi

menggunakan dana dari sponsor maupun investor. Sumber keuangan PERSIS

Solo diperoleh dari :

a. Iuran anggota atau pengurus dari cabang PSSI Surakarta / PERSIS Solo

b. Kerja sama dengan pihak swasta

c. Dewan penyantun, yayasan dsb.

d. Sponsor / Investor

Setiap jenjang memiliki jenjang sendiri, sesuai dengan kelompok

umur dalam PERSIS. Sehingga pengelolaan anggaran dilakukan oleh setiap

manajemen dan tidak bercampur. (wawancara, Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2012).

6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola PERSIS Solo

Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan

tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub dan pemain. Untuk mencapai

tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memerlukan waktu yang

lama, sumber dana yang besar dan sarana dan prasarana yang memadai.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam

olahraga antara lain pemain, pelatih, dan pengurus. Begitu juga dengan klub

sepak bola PERSIS Solo mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar

untuk meningkat prestasi sepak bola. Untuk mencapai tujuan yang maksimal,

para atlet dituntut untuk menguasai keterampilan bermain sepak bola secara

menyeluruh dan juga para pelatih berkompeten dan mempunyai bekal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

76

pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya. Setelah usaha

yang keras yang ditunjukan oleh para pelatih dan pemain

Tabel 3. Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011

No. Musim Kompetisi Prestasi

1. 2006-2007 Runner up dari Devisi I ke Devisi Utama

2. 2007-2008 Berada di papan tengah

3. 2008-2009 Berada di papan tengah

4. 2009-2010 Berada di papan bawah

5. 2010-2011 Berada di papan bawah

6. 2011-2012 (sekarang) Berada dipapan tengah

Pada umumnya faktor yang mempengaruhi prestasi PERSIS Solo

adalah masalah dana. Terbukti ketika PERSIS masih ditopang oleh dana APBD

Pemerintah Kota Surakarta PERSIS Solo pada musim 2007-2008, memiliki

pemain-pemain berkelas seperti Greek Mopolo. Biasanya pemain yang

memiliki kualitas yang baik akan memiliki nilai jual yang tingi. Tapi setelah

tidak ditopang dana APBD dan hanya dari dana sponsor prestasi PERSIS Solo

menurun. Tetapi pada musim 2011-2012 PERSIS memiliki pemain-pemain

asing yang berkualitas sehingga dapat mengangkat kembali prestasi dari

PERSIS Solo (Wawancara, Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2011).

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari data yang telah dikumpulkan dan disusun menurut jenisnya,

kemudian dilakukan pembahasan. Berikut ini merupakan hasil pembahasan

mengenai klub sepak bola PERSIS Solo, sebagai berikut :

1. Sejarah Klub Sepak Bola PERSIS Solo

PERSIS Solo yang berdiri 1923 merupakan persatuan sepak bola yang

pertama kali didirikan di Surakarta dengan nama VORSTENLANDCHE

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

77

VOETBAL BOND (VVB) yang kemudian diganti namanya menjadi Persatuan

sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). PERSIS Solo merupakan salah satu

perjalanan panjang dari sejarah persepakbolaan Indonesia. PERSIS Solo juga

turut andil dalam kemajuan Persepakbolaan di Indonesia.

2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub sepak bola PERSIS Solo

a. Organisasi

Dalam organisasi klub sepak bola PERSIS Solo sudah memiliki

unsur-unsur sebagai sebuah organisasi yang baik dan sehat, mulai dari

pengurus, AD ART, dan Rencana Kerja jangka pendek dan panjang yang

dimiliki oleh PERSIS Solo. Selain itu demi kelancaran organisasi dalam

PERSIS Solo telah dibentuk pengurus harian yang diharapkan dapat

bekerja sesuai dengan tugas masing-masing setiap harinya.

b. Manajemen

Manajemen PERSIS Solo dibentuk oleh pengurus dengan masa

kerja satu musim pertandingan. Manajemen PERSIS bertugas

memanajemen segala urusan yang berhubungan dengan tim kepelatihan

dan atlet atau pemain. PERSIS Solo sudah memiliki struktur manajemen

yang telah bekerja aktif dan sesuai dengan tugas manajemen itu sendiri.

3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo

a. Pelatih

Pelatih PERSIS Solo telah melakukan tugasnya sebagai pelatih

dengan baik. Pelatih tidak hanya sebagai pelatih teknik dalam sepak bola.

Tetapi juga menjadi teman atlet atau pemain PERSIS Solo. Pelatih

PERSIS Solo juga mengutamakan kedisiplinan terhadap atlet atau pemain.

Serta menjadi motivator atlet agar selalu giat berlatih, jaga kondisi dan

stamina tubuh serta dorongan agar terus berprestasi.

b. Program Latihan

Pelatih PERSIS Solo telah membuat program latihan yang

diterapkan kepada atletnya. Program latihan ini dibuat agar kegiatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

78

latihan dapat terstruktur sehingga memudahkan pelatih sendiri dan

atletnya. Pelaksanaan latihan PERSIS Solo juga telah disesuaikan dengan

program latihan yang dibuat oleh pelatih, atlet tinggal melaksanakan

dengan serius.

c. Atlet atau pemain

Pemain-pemain yang dimiliki oleh PERSIS Solo sudah termasuk

memiliki skill yang cukup baik. Dalam perkembangan PERSIS Solo

selama 5 tahun terakhir telah menciptakan beberapa prestasi meskipun

berbeda-beda disetiap musim pertandingannya, karena dipengaruhi tingkat

kualitas pemain dan dana. Pada saat sekarang ini PERSIS Solo memiliki

kualitas pemain yang baik, dari pemain lokal maupun pemain asing yang

diperoleh dengan system online dari FIFA.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola PERSIS Solo

Keadaan Sarana prasarana yang dimilki oleh PERSIS Solo sudah baik,

sarana prasarana yang dimiliki antara lain mess pemain dan pelatih yang baik.

Dua stadion yang bisa digunakan dan sudah berlevel internasional seperti

stadion Manahan. Sekertariat kepengurusan dan Balai PERSIS yang cukup

baik. Meskipun sedikit kendala pada lapangan di Stadion Sriwedari yang

berhubungan dengan kendala teknis saat latihan. Tetapi apabila ditinjau

kembali sarana dan prasarana yang selain itu sudah layak untuk pertandingan

dan pembinaan pemain.

5. Anggaran dana dan Sumber Dana PERSIS Solo

Meskipun PERSIS Solo sudah tidak ditopang dengan dana APBD

Pemkot Surakarta dan hanya bertopang pada dana sponsor dan investor,

PERSIS Solo tetap bisa berjalan meskipun terdapat kendala pada masalah

pendanaan ini. Memang maslah dana merupakan masalah utama bagi

pengurus, atlet, pelatih yang berhubungan dengan masalah gaji. Tetapi telah

dilakukan usaha penggalian dana untuk menunjang kegiatan PERSIS Solo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

79

dengan memanfaatkan aset yang dimiliki PERSIS Solo, menggali partisipasi

masyarakat dan sumber dana yang lain.

6. Prestasi yang dicapai oleh klub sepak bola persis solo

Prestasi PERSIS Solo banyak dipengaruhi dengan adanya dana yang

dimiliki oleh PERSIS. Dikatakan demikian karena apabila PERSIS memiliki

cukup dana untuk membeli pemain yang berkualitas bagus, prestasi yang

dimiliki PERSIS Solo juga meningkat. Selain itu kualitas teknik bermain dan

semangat dari pemain juga memepengaruhi prestasi pemain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PERSIS Solo berdiri tahun 1923 dengan nama VORSTENLANDCHE

VOETBAL BOND (VVB). Atas usulan Soemokartiko kemudian diganti

dengan Persatuan Sepakbola Indonesia (PERSIS). PERSIS Solo merupakan

klub sepak bola pertama di Surakarta.

2. Keadaan organisasi dan manajemen PERSIS Solo sudah memiliki unsur-unsur

yang baik. Organisasi PERSIS telah memiliki unsur seperti pengurus, AD

ART, anggaran dana dan rencana kerja. Dari semua unsur sudah dilaksanakan

dengan baik dan pengurus telah melaksanakan tugas sesuai dengan bidang

masing dan melaksanakan rencana kerja masing-masing bidang. Begitu pula

dengan manajemen PERSIS yang dibentuk oleh pengurus, dapat melaksanakan

tugasnya dalam pembinaan pelatih dan pemain atau atlet. Akan tetapi dalam

realisasi rencana keja tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal karena

keterbatasan dana yang dimiliki oleh PERSIS Solo.

3. Pelatih yang dimiliki PERSIS Solo adalah seorang yang berkompeten dalam

bidang olahraga sepak bola. Akan tetapi sekarang pelatih disolo terkendala

lisensi dan lisensi yang diterapkan manual liga. Selain menjadi pelatih teknis

sepak bola, pelatih juga menjadi teman dari para atlet dan menjadi motivator.

Rencana kerja yang dibuat oleh pelatih dibuat secara terprogram dan

dilaksanakan setiap kali latihan. Untuk atlet atau pemain PERSIS Solo

berusaha selalu berlatih, dan tetap fokus, meskipun terdapat kendala-kendala

masalah teknis maupun non teknis. PERSIS Solo juga diperkuat dengan

pemain asing yang diperoleh melalui sistem online dari FIFA.

4. PERSIS Solo bisa menggunakan sarana dan prasarana yang cukup memadai

yaitu memiliki stadion Manahan yang berlevel interansional untuk

pertandingan tetapi stadion milik yayasan Gelora Manahan sehingga PERSIS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

81

harus membayar sewa, stadion Sriwedari untuk latihan dan pengelolaannya

diserahkan kepada PERSIS Solo, mess atlet dan pelatih, kantor sekretariat dan

balai PERSIS. Dari semua fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan dengan

semaksimal mungkin.

5. Pada tahun 2006-2008 PERSIS Solo yang berlaga di PT. Liga indonesia yang

profesional masih ditopang oleh dana APBD Pemkot Surakarta. Tetapi setelah

tahun 2009 ke atas sudah lepas dari dana APBD, sehingga sumber dana yang

diperoleh oleh PERSIS Solo dari sponsor, kerjasama dengan pihak swasta, dan

dari dewan penyantun yayasan,dsb.

6. Prestasi yang dimiliki PERSIS Solo setiap tahunnya berbeda-beda. Prestasi

PERSIS Solo dipengaruhi oleh pemain-pemain yang berkualitas yang sangat

berhubungan dengan adanya dana yang dimiliki PERSIS Solo. Apabila akan

mengambil pemain yang berkualitas tentunya akan mengeluarakan dana yang

lebih besar. Tetapi dengan adanya pemain yang berkualitas akan menciptakan

prestasi yang cukup baik.

B. IMPLIKASI

1. Teoritis

Melalui penelitian ini dapat membantu memperkenalkan PERSIS Solo

terhadap masyarakat dan memberikan sumbangan agar Pemkot Surakarta lebih

memperhatikan persepakbolaan terutama di wilayah Surakarta. Serta dapat

menjadi reverensi pemecahan penelitian atau masalah yang relevan terutama di

bidang sepak bola.

2. Praktis

Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang sepak

bola terutama yang berhubungan dengan PERSIS Solo. Tentang sejarah,

pelatih, program latihan, atlet, sarana dan prasarana, prestasi, organisasi dan

sumber dana PERSIS Solo. Sedangkan adanya kendala yang ada dalam

PERSIS Solo yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dijadikan prioritas

usulan terhadap pihak terakit agar lebih memperhatikan PERSIS Solo, agar

bisa lebih berprestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KASUS KLUB .../Studi... · Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan

82

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang “Studi Kasus

Klub Sepak Bola PERSIS Solo tahun 2006-2011”, penulis memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Organisasi dan Manajemen PERSIS Solo

Kepada organisasi diharapkan merealisasikan rencana kerja yang telah

disusun. Lebih aktif menginventarisasi permasalahan-permasalahan untuk

mengetahui kesulitan dan hambatan untuk menyiapkan pemecahan masalah

tersebut. Sedangkan kepada Manajemen PERSIS diharapkan lebih

profesional dalam melaksanakan tugas memanajemen tim kepelatihan dan

pembinaan terhadap atlet.

2. Pemerintah Kota Surakarta

Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta lebih memperhatikan persepak

bolaan di Surakarta khususnya PERSIS Solo. Meskipun sudah tidak

ditopang oleh dana APBD, Pemkot diharapkan masih memberikan

sumbangan terhadap PERSIS, agar PERSIS dapat lebih maju dan

berprestasi.

3. Pelatih PERSIS Solo

Pelatih diharapkan mempunyai strategi dan metode berlatih yang dapat

mudah diterima oleh atlet. Lebih giat memberikan motivasi dan menerapkan

kedisiplinan yang lebih kepada atlet. Serta merencanakan program latihan

dengan baik dan sesuai untuk atletnya.

4. Atlet atau pemain PERSIS Solo

Kepada atlet diharapkan mampu menciptakan prestasi yang baik dengan

cara giat berlatih, disiplin dan bersemangat. Selalu menjaga pola kehidupan

agar tidak terjerumus dalam minum-minuman keras dan narkotika. Karena

hal-hal tersebut merupakan musuh bagi seorang olahragawan. Dan tetap

fokus terhadap karir sepakbolanya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user