upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi …/upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa...

104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (PKP) PADA SISWA KELAS V SDN 06 NGRINGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: BURHANUDDIN K7108105 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: dangliem

Post on 04-Apr-2019

241 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN

KETERAMPILAN PROSES (PKP) PADA SISWA KELAS V

SDN 06 NGRINGO TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

BURHANUDDIN

K7108105

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Burhanuddin

NIM : K7108105

Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA PENINGKATAN

KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA

MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (PKP) PADA

SISWA KELAS V SDN 06 NGRINGO TAHUN AJARAN 2011/2012” ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi

yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Burhanuddin

Page 3: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN

KETERAMPILAN PROSES (PKP) PADA SISWA KELAS V SDN 06

NGRINGO TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

BURHANUDDIN

K7108105

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Burhanuddin. UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI

SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

(PKP) PADA SISWA KELAS V SDN 06 NGRINGO TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas

V SDN 06 Ngringo Tahun Ajaran 2011/2012.

Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

peningkatan keaktifan belajar IPA, sedangkan variabel tidakan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdiri dari dua

siklus setiap siklus mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi atau pengamatan kemudian refleksi dan masing – masing siklusnya ada

dua kali pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis

interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data,

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo. Pada siklus I, ada

peningkatan keaktifan belajar dari 37.84% menjadi 56.76%. Siklus II ada

peningkatan keaktifan belajar yaitu 56.76% menjadi 77.78%.

Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pendekatan

keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran

IPA tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo tahun ajaran

2011/2012.

Kata kunci: keterampilan proses, keaktifan belajar

Page 5: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Burhanuddin. IMPROVING LEARNING ACTIVITY ON SCIENCE IN

THE TOPICS OF LIGHT CHARACTERS THROUGH PROCESS SKILLS

APPROACH IN THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

STUDENTS OF SD NGRINGO 6 ON THE ACADEMIC YEAR OF

2011/2012. Script, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty. Sebelas

Maret University. July 2012.

The purpose of this research is to know the improvement learning activity on

science in the topics of light characters through process skilss approach in the

fifth grade of elementary school students of SD Ngringo 6 on the academic year

of 2011/2012.

Variable that become target this research is to improve learning activity in

science. While used action variable that used in this research is learning with

process skills approach.

The method used in the research is qualitative research in the form of classroom

action research (CAR). The research procedures consist of two cycles having four

steps, planning, treatment, observation, and then reflection, and each cycle

involves two meetings. The techniques of analyzing data are interactive analysis

consisting of three components, they are data reduction, data display, and

conclusion. The techniques of collecting data are interview, observation, and

documentation. The techniques of analyzing data are interactive analysis

consisting of three components, they are data reduction, data display, and

conclusion.

Based on the research result, it can be concluded that applying process skills can

improve learning activity on science in the topics of light characters in the fifth

grade of elementary school students of SD Ngringo 6. In the first cycle indicates

the improvement of learning activity of 37.84% becomes 56.76%. In second cycle

indicates the improvement of learning activity of 56.76% becomes 77.78%.

Therefore, a recommendation can be addresed that process skills approach can

improve learning activity on science learning in the topics of light characters in

the fifth grade of elementary school students of SD Ngringo 6 on the academic

year of 2011/2012.

Key word: process skills, learning activity

Page 6: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

”Gantungkan semua harapan kepada Tuhan”

(Penulis)

”Harapan akan menjadi kenyatan jika disertai dengan ketekunan”

(Penulis)

”Besar kecilnya suatu masalah tergantung bagaimana kita menyikapinya”

(Penulis)

”Tidak ada usaha yang sia-sia, tidak ada ilmu yang tidak berguna”

(Penulis)

”Seiring dengan meningkatnya kemampuan diri, maka meningkat pula tanggung

jawab yang diembannya”

(Penulis)

Page 7: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku (Mustari dan Munjiati) tersayang

yang selalu memberi dukungan, semangat, bantuan, serta doa

yang tiada henti demi lancarnya tugas skripsi ini.

Kakakku (Nurun Na’imah) tersayang yang selalu

memberi semangat dan doa.

Yang terkasih, yang selalu memberikan semangat dan doa.

Keluarga Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,

almamaterku tercinta tempat kutimba ilmu untuk menjadi

pengabdi bangsa Indonesia.

Page 8: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat, rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya melalui

Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas V SDN 06 Ngringo Tahun

Ajaran 2011/2012”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah bayak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dra. Jenny I.S. Poerwanti, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang

sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Karsono S.Sn, M.Sn selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SDN 06 Ngrongo.

8. Guru kelas V SDN 06 Ngringo yang telah membantu pelaksanaan penelitian

di kelas tersebut.

9. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 06 Ngringo yang banyak memberikan bantuan

dan dorongan.

10. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan

kerjasamannya.

Page 9: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan dan

kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi para

pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Burhanuddin

Page 10: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 10

A. Landasan Teori ........................................................................ 10

1. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)............... 10

a. Pengertian Pendekatan ................................................. 10

b. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses ................... 11

c. Jenis-Jenis Keterampilan Proses .................................. 13

d. Kelebihan dan Kekurangan PKP ................................. 17

Page 11: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Pelaksanaan PKP untuk Mengaktifkan Siswa dalam

belajar .......................................................................... 19

f. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan

menggunakan PKP ....................................................... 21

2. Hakikat Keaktifan Belajar IPA materi sifat-sifat cahaya .. 22

a. Pengertian Keaktifan Belajar ....................................... 22

b. Jenis-Jenis Keaktifan Belajar ....................................... 23

c. Pengertian IPA ............................................................. 25

d. Hakikat Pembelajaran IPA SD ..................................... 26

e. Manfaat IPA.................................................................. 29

f. Ruang Lingkup IPA ...................................................... 30

g. Sifat-Sifat Cahaya ......................................................... 30

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 32

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 34

D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 38

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 39

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................... 40

D. Sumber Data ............................................................................ 40

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 41

F. Validtas Data .......................................................................... 43

G. Teknik Analisis Data .............................................................. 44

H. Indikator Kinerja ..................................................................... 46

I. Prosedur Penelitian ................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 54

A. Deskripsi Pra Tindakan ........................................................... 54

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 54

2. Deskripsi Pra Tindakan .............................................................................. 55

Page 12: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Deskripsi hasil Tindakan Tiap Siklus ..................................... 58

1. Siklus I .............................................................................. 58

2. Siklus II ............................................................................. 71

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ............................ 82

D. Pembahasan .............................................................................. 84

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 88

A. Simpulan ....................................................................... 88

B. Implikasi ....................................................................... 88

C. Saran ....................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93

LAMPIRAN ................................................................................................... 95

Page 13: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

3.1 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 39

4.1 Distribusi Skor Keaktifan Belajar Siswa pada Pra Siklus ............................ 57

4.2 Distribusi Skor Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus I ....................................... 68

4.3 Distribusi Skor Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus II ..................................... 79

4.4 Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa ........................................................ 82

Page 14: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1 Alur Kerangka Berpikir............................................................................... 36

3.1 Skema Proses PTK Jean McNiff (1992: 23) ............................................... 40

3.2 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman (1992: 20) ....................... 46

4.1 Grafik Skor Keaktifan Belajar Pra Siklus ................................................... 57

4.2 Kegiatan Apersepsi ..................................................................................... 61

4.3 Kegiatan Diskusi dan Eksperimen .............................................................. 62

4.4 Presentasi Hasil Diskusi .............................................................................. 62

4.5 Guru Membimbing Siswa dan Evaluasi ...................................................... 63

4.6 Demonstrasi dan Diskusi Sifat-sifat Cahaya ............................................... 65

4.7 Presentasi dan Demonstrasi Hasil Percobaan ............................................. 65

4.8 Observasi oleh Guru Kelas ......................................................................... 67

4.9 Grafik Keaktifan Belajar pada Siklus I ....................................................... 69

4.10 Diskusi Cahaya Menembus Benda Bening ................................................. 74

4.11 Presentasi dan Demonstrasi......................................................................... 74

4.12 Siswa Membuat Periskop ............................................................................ 76

4.13 Siswa Menunjukkan Hasil Karya ................................................................ 76

4.14 Hasil Karya Siswa ....................................................................................... 77

4.15 Grafik Keaktifan Belajar pada Siklus II ...................................................... 80

4.16 Grafik Perbandingan Keaktifan dan Prestasi Belajar .................................. 83

Page 15: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Lembar Wawancara Keaktifan Belajar Siswa ............................................. 96

2. Skor Keaktifan Belajar pada Pra Siklus ....................................................... 99

3. Skor Tertinggi pada Pra Siklus .................................................................... 102

4. Skor Terendah pada Pra Siklus .................................................................... 103

5. Pedoman Penskoran Keaktifan Belajar ........................................................ 104

6. Nilai Ulangan Pra Siklus .............................................................................. 110

7. Silabus Pembelajaran ................................................................................... 112

8. Bahan Ajar IPA ............................................................................................ 114

9. RPP Siklus I Pertemuan 1 .......................................................................... 121

10. RPP Siklus I Pertemuan 2 .......................................................................... 134

11. Skor Keaktifan Belajar Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 144

12. Skor Tertinggi pada Siklus I Pertemuan 1 ................................................. 147

13. Skor Terendah pada Siklus I Pertemuan 1 ................................................. 148

14. Skor Keaktifan Belajar Siklus I Pertemuan 2 ............................................ 149

15. Skor Tertinggi pada Siklus I Pertemuan 2 ................................................. 152

16. Skor Terendah pada Siklus I Pertemuan 2 ................................................. 153

17. Rekapitulasi Skor Keaktifan Belajar Siklus I............................................. 154

18. Nilai Ulangan Siklus I ................................................................................ 156

19. Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ........................................... 158

20. Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ........................................... 161

21. Rekapitulasi Skor Kinerja Guru Siklus I ................................................ 164

22. Pedoman Penilaian Kinerja Guru ............................................................... 166

23. RPP Siklus II Pertemuan 1 ......................................................................... 172

24. RPP Siklus II Pertemuan 2 ......................................................................... 185

25. Skor Keaktifan Belajar Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 195

26. Skor Tertinggi pada Siklus II Pertemuan 1 ................................................ 198

27. Skor Terendah pada Siklus II Pertemuan 1 ................................................ 199

28. Skor Keaktifan Belajar Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 200

Page 16: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29. Skor Tertinggi pada Siklus II Pertemuan 2 ................................................ 203

30. Skor Terendah pada Siklus II Pertemuan 2 ................................................ 204

31. Rekapitulasi Skor Keaktifan Belajar Siklus II ........................................... 205

32. Nilai Ulangan Siklus II .............................................................................. 207

33. Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 .......................................... 209

34. Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 .......................................... 212

35. Rekapitulasi Skor Kinerja Guru Siklus II .................................................. 215

36. Lembar Wawancara Keaktifan Belajar Siswa............................................ 217

37. Foto Pelaksanaan Tindakan ........................................................................ 219

Page 17: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang terjadi antara guru

dan siswa guna mencapai tujuan tertentu. Kegiatan pembelajaran tidak bisa

dilepaskan dari unsur interaksi, sebab interaksi adalah bagian penting dari

pembelajaran. Bukanlah disebut pembelajaran jika di dalamnya tidak ada unsur

interaksi. Interaksi tersebut menuntut adanya perubahan sikap, yaitu perubahan

sikap atau tingkah laku peserta didik menuju ke arah yang lebih baik.

Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran bersifat edukatif, yaitu bersifat

mendidik. Interaksi edukatif yang dirancang oleh guru harus menumbuhkan

keaktifan dan kreativitas peserta didik secara optimal. Guru tidak harus terlena

dengan menerapkan gaya mengajar konvensional, yaitu gaya mengajar di mana

guru sebagai sumber belajar atau pembelajaran yang berpusat pada guru,

sedangkan peserta didik pasif selama pembelajaran berlangsung. Gaya mengajar

seperti itu sudah tidak sesuai dengan konsep pendidikan modern. Pendidikan

modern menghendaki keaktifan peserta didik dalam interaksi pembelajaran. Hal

ini sesuai dengan definisi belajar yang dikemukakan para ahli seperti Eggen dan

Kauchak (Soli Abimanyu, 2008: 19) serta Morgan dkk (Bimo Walgito, 2004:

167). Kedua ahli tersebut mengungkapkan bahwa pengalaman dan latihan yang

dilakukan atau dialami oleh peserta didik mempunyai peran yang strategis dalam

pemerolehan pengetahuan.

Penerapan pembelajaran aktif erat kaitannya dengan pendekatan

keterampilan proses. Pendekatan ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan

pembimbing, sedangkan peserta didik mengambil peranan yang lebih aktif dan

kreatif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan keaktifan dan

kreatifitas peserta didik akan menjadikan materi atau konsep-konsep yang

diajarkan guru lebih bermakna. Keaktifan dan kreativitas peserta didik menduduki

posisi yang strategis dalam pendekatan keterampilan proses, begitu juga dalam

interaksi edukatif.

Page 18: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi yang tidak pernah bebas dari

masalah. Perencanaan yang dianggap selesai dengan baik, ternyata dalam

pelaksanaannya terkadang ditemui masalah yang tak terduga sebelumnya. Di sisi

lain, permasalahan juga muncul pada peserta didik. Peserta didik didik kurang

mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan

maupun sikap dan nilai ke dalam situasi yang nyata dan berlainan. Kebanyakan

peserta didik hanya menerima informasi dan kurang dapat memahami

hubungannya dengan dunia lingkungannya.

Permasalahan peserta didik yang hanya menerima informasi dan kurang

dapat memahami hubungannya dengan lingkungan bisa disebabkan oleh beberapa

hal, salah satunya disebabkan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam bentuk

penjelasan kurang atau bahkan tidak dikaitkan dengan situasi lingkungan nyata.

Sebanyak apa pun bahan yang diberikan kepada peserta didik, maka peserta didik

akan kurang mampu menerapkan perolehannya itu, bila guru menjelaskan bahan

pelajaran tidak dikaitkan dengan situasi nyata yang sedang dihadapi dan dirasakan

oleh peserta didik.

Secara garis besar, berbagai permasalahan tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, antara lain: (1) Keterbatasan alat peraga sifat-sifat cahaya.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan kenyataan bahwa jumlah alat peraga yang

tersedia sejumlah dua set, sedangkan alat peraga yang dibutuhkan untuk

menunjang pembelajaran dalam kelas adalah + 6 set. Guru memang sudah

berusaha memecahkan masalah ini dengan menerapkan metode demonstrasi,

yaitu guru memperagakan sifat-sifat cahaya sedangkan peserta didik

memperhatikan. Usaha ini kurang efektif untuk meningkatkan keaktifan dan

pengetahuan peserta didik, sebab peserta didik tidak mengalami atau

memperagakan sendiri percobaan sifat-sifat cahaya. (2) Metode yang digunakan

masih terbatas, guru memang sudah menggunakan metode tanya jawab untuk

meningkatkan keaktifan peserta didik, namun caranya yang kurang tepat, guru

tidak memusatkan pertanyaan pada seorang peserta didik akan tetapi pertanyaan

ditujukan pada satu kelas, sehingga ada beberapa peserta didik yang hanya diam

saja mendengar pertanyaan guru. (3) Pola interaksi edukatif bersifat satu arah,

Page 19: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yaitu guru ke siswa. Pola interaksi ini lebih terpusat pada guru, sehingga peserta

didik cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata

pelajaran yang dapat didesain menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student centered), karena IPA erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa alam

yang ada di lingkungan peserta didik. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat

dipraktikkan atau didemonstrasikan dalam proses pembelajaran sehingga peserta

didik lebih aktif memberikan kontribusi atau sumbangsih kaitannya dengan proses

belajar mengajar. Selain itu peserta didik menjadi lebih mengerti dan memahami

konsep-konsep IPA yang diajarkan oleh guru, salah satunya adalah konsep sifat-

sifat cahaya.

Cahaya memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Benda-

benda yang ada di sekitar bisa terlihat karena adanya cahaya yang mengenai

benda tersebut. Cahaya yang mengenai suatu benda akan dipantulkan oleh benda

tersebut menuju mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari

sumber cahaya, baik sumber cahaya alami maupun sumber cahaya buatan. Oleh

sebab itu, begitu pentingnya cahaya bagi kehidupan maka sifat-sifat cahaya harus

diajarkan kepada peserta didik dengan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini

dimaksudkan agar peserta didik mampu menguasai sifat-sifat cahaya serta mampu

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep sifat-sifat cahaya dapat disampaikan atau diajarkan dengan

pendekatan yang menuntut keaktifan peserta didik, baik keaktifan kognitif,

afektif, maupun psikomotorik. Misalnya melalui praktik sifat cahaya yang dapat

dipantulkan, peserta didik dirangsang untuk menghubungkan pengetahuan awal

yang sudah dimiliki dengan melakukan praktik atau percobaan. Hal ini

memadukan antara keaktifan kognitif yaitu pengetahuan tentang sifat cahaya dan

psikomotorik yaitu melakukan percobaan untuk menguji sifat cahaya. Kedua

keaktifan tersebut jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan muncul

aspek afektif, misalnya pemanfaatan sifat-sifat cahaya untuk membuat periskop

sederhana.

Page 20: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya memang dapat didesain

dengan kegiatan yang berpusat pada peserta didik, namun pada umumnya

pembelajaran IPA cenderung berpusat pada guru, sedangkan peserta didik hanya

terfokus menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, pola

interaksi edukatif bersifat searah yaitu dari guru ke peserta didik, sedangkan

peserta didik tidak memberikan tanggapan kepada guru atau ke sesama peserta

didik. Peserta didik dalam interaksi edukatif ini sebagai objek belajar, bukan

subjek belajar.

Pola interaksi edukatif yang menjadikan perserta didik sebagai objek

belajar salah satunya seperti yang terjadi di SD Negeri 06 Ngringo. Berdasarkan

hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V, di SD tersebut terdapat

permasalahan keaktifan belajar siswa, khususnya keaktifan belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya. Permasalahan keaktifan belajar tersebut meliputi interaksi siswa

dengan bahan ajar serta interaksi siswa dengan siswa atau interaksi kelompok

dengan kelompok.

Permasalahan interaksi siswa dengan bahan ajar terlihat jelas. Hal ini

disebabkan oleh metode yang digunakan oleh guru, yaitu metode ceramah dan

demonstrasi. Metode ceramah menyebabkan siswa menjadi pasif dan hanya

memperhatikan materi yang disampaikan guru. Siswa tidak dilibatkan dalam

penggunaan bahan ajar atau alat peraga sifat-sifat cahaya. Sementara itu, metode

demonstrasi yang digunakan oleh guru belum tepat, sebab siswa juga tidak

dilibatkan selama pelaksanaan metode demonstrasi.

Permasalahan keaktifan yang selanjutnya adalah interaksi antara siswa

dengan siswa atau kelompok dengan kelompok. Selama pembelajaran

berlangsung, interaksi antar siswa belum terlihat. Hal ini disebabkan pola interaksi

yang digunakan oleh guru yang belum tepat. Pola interaksi yang digunakan

bersifat ekspositori, yaitu guru menduduki peranan utama selama pembelajaran

berlangsung. Seharusnya pembelajaran sifat-sifat cahaya dapat merangsang

interaksi antar siswa, jika guru mampu menjadi perantara yang menghubungkan

siswa dengan siswa. Interaksi antar siswa dengan siswa atau kelompok dengan

Page 21: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok bisa berupa tanya jawab, diskusi, atau interaksi dalam melakukan

percobaan sifat-sifat cahaya.

Persoalan interaksi tersebut ternyata berimbas pada keaktifan dan hasil

belajar IPA materi sifat-sifat cahaya. Berdasarkan hasil observasi (lampiran 2

halaman 99-101 ) yang disusun dalam bentuk lembar pengamatan dan daftar skala

keaktifan belajar, data menunjukkan dari 37 siswa kelas V SDN 06 Ngringo, rata-

rata keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada pra siklus hanya

mencapai 37.84%. Siswa yang kurang aktif sebanyak 23 anak atau sekitar

52.34%. Siswa yang cukup aktif sebanyak 11 anak, atau sekitar 35.00%. Siswa

yang aktif sebanyak 3 anak, atau sekitar 12.66%. Sementara itu, belum ada siswa

yang tergolong sangat aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Keaktifan belajar siswa yang menonjol adalah keberanian siswa dalam

menjawab atau mengajukan pertanyaan. Keberanian mengajukan pendapat dan

pertanyaan didominasi oleh sebagian kecil siswa yaitu antara 3-5 anak. Begitu

juga ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan, hanya 8-10 anak

saja yang mau dan mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Keaktifan siswa dalam kegiatan dan tugas-tugas kelompok juga masih

kurang. Kegiatan dan tugas-tugas kelompok cenderung diselesaikan oleh salah

seorang siswa, biasanya siswa tersebut mempunyai catatan prestasi yang lebih

baik dibandingkan dengan anggota kelompok yang lain. Sementara itu, anggota

kelompok yang memiliki prestasi rendah cenderung pasif dalam menyelesaikan

tugas-tugas kelompok.

Mengingat masih rendahnya keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo, peneliti mempunyai terobosan dalam

mendesain kegiatan belajar mengajar. Peneliti berinovasi untuk mendesain

pembelajaran yang lebih menekankan keaktifan peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan, sehingga peserta didik dapat mengalami sendiri konsep yang sedang

dipelajari dan belajar dari pengalamannya. Terobosan tersebut adalah peningkatan

keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan

proses (PKP) pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo tahun ajaran 2011/2012.

Page 22: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soli Abimanyu, dkk. (2008: 5) mengungkapkan bahwa pendekatan

keterampilan proses adalah pendekatan yang menekankan pada keterampilan

memproses informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang dikembangkan

sebagai konsep terlaksana untuk menerapkan pendekatan yang berpusat pada

keaktifan siswa. Pendekatan keterampilan proses memadukan antara aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Ketiga aspek tersebut menjadi

sasaran utama dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan

sebelum pelaksanaan pembelajaran.

Pendekatan keterampilan proses memiliki kelebihan yang bermanfaat

untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, antara lain: pertama, merangsang

rasa ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa. Kedua, siswa akan aktif

dalam pembelajaran dan mengalami sendiri proses mendapatkan konsep. Ketiga,

siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Keempat, melatih siswa untuk

menerapkan konsep yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Kelima,

memadukan antara keterampilan intelektual, mental, dan fisik peserta didik.

Melihat begitu banyak kelebihan dan manfaat pendekatan keterampilan

proses, penerapan pendekatan ini dimaksudkan agar siswa menjadi lebih aktif

dalam proses belajar mengajar, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan

motivator. Berdasarkan berbagai masalah dan pertimbangan solusi di atas,

penelitian tindakan kelas ini dirumuskan dalam “Upaya Peningkatan Keaktifan

Belajar IPA materi Sifat-Sifat Cahaya melalui Pendekatan Keterampilan Proses

(PKP) pada Siswa Kelas V SDN 06 Ngringo tahun ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Keaktifan dan prestasi belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas

V SDN 06 Ngringo rendah.

2. Guru belum memadukan metode pembelajaran yang konvensional dengan

metode inovatif dalam pembelajaran.

Page 23: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pembelajaran masih berpusat pada guru, yaitu guru masih sebagai pusat

informasi (teacher center).

4. Terbatasnya alat peraga sifat-sifat cahaya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tindakan kelas ini lebih terarah dan tepat pada sasaran,

maka peneliti membatasi masalah berikut:

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 06 Ngringo.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah perilaku atau keaktifan siswa selama

mengikuti pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses (PKP).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

Apakah melalui pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan

keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06

Ngringo Tahun Ajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini penulis laksanakan dengan tujuan untuk

meningkatkan keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V

SDN 06 Ngringo Tahun Ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut di atas, maka

manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Page 24: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Memberi sumbangan teori melalui temuan penelitian untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan dalam ilmu pendidikan khususnya mengenai

pendekatan pembelajaran.

b. Sebagai dasar teori bagi pengembangan penelitian yang relevan lebih

lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya keaktifan belajar siswa mengenai materi sifat-sifat

cahaya.

2) Agar dapat mengenal sifat-sifat cahaya serta pengalaman

mendemonstrasikan secara benar sehingga dapat terhindar dari

kesalahan konsep.

3) Dengan penerimaan konsep yang benar siswa mampu menerapkan dan

memanfaatkan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi Guru

1) Guru memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan

penelitian tindakan kelas yang digunakan.

2) Guru akan lebih peka terhadap setiap kesulitan belajar siswa dan

segera berinisiatif untuk membantu memecahkannya.

3) Meningkatkan kreativitas guru dalam menemukan strategi

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswanya.

c. Bagi Sekolah/Instansi Pendidikan

1) Sebagai sumbangan peningkatan motivasi guru dalam memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dalam rangka menciptakan

pembelajaran yang relevan dengan dunia nyata.

2) Bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini dapat membantu

peningkatkan mutu pembelajarannya sehingga secara keseluruhan

keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat.

3) Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk

melaksanakan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang sama.

Page 25: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)

a. Pengertian Pendekatan

Menurut Sri Anitah (2009: 45), pendekatan diartikan sebagai

suatu cara pandang terhadap sesuatu. Dalam konteks pembelajaran,

pendekatan menurut Soli Abimanyu (2008: 6) diartikan sebagai cara

umum dalam memandang permasalahan dan atau objek kajian. Pendapat

ini dapat diibaratkan sebagai seseorang yang menggunakan kacamata

dengan warna tertentu di dalam memandang alam. Kacamata hijau akan

menyebabkan dunia kelihatan kehijau-hijauan, kacamata berwarna coklat

akan membuat dunia nampak kecoklat-coklatan, dan seterusnya.

Menurut Sagala (Ruminiati, 2007: 15), pendekatan pembelajaran

dapat diartikan sebagai aktivitas pembelajaran yang dipilih oleh guru dan

sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Hal yang perlu dipertimbangkan

sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran adalah kondisi peserta

didik secara keseluruhan, sebab peserta didiklah yang paling dominan

dalam menentukan kualitas pembelajaran. Ruminiati menjelaskan bahwa

model pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempunyai andil cukup besar dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang

sudah ditentukan. Dalam memilih model pendekatan, guru harus

mempertimbangkan beberapa faktor yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lainnya.

Berdasarkan beberapa pengertian pendekatan pembelajaran

tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan

seperangkat cara kerja yang dapat diterapkan untuk mempermudah dalam

mendesain pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif

menyelesaikan tugas-tugas belajar. Kemampuan peserta didik untuk

menyelesaikan tugas-tugas tersebut diharapkan mampu mempengaruhi

Page 26: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil belajar menjadi lebih optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang sudah ditentukan.

b. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses

Soli Abimanyu dkk. (2008: 5) menjelaskan bahwa pendekatan

keterampilan proses (PKP) adalah pendekatan pembelajaran yang

mengutamakan penerapan berbagai keterampilan memproses perolehan

dalam pembelajaran. Penerapan PKP dalam pembelajaran memberikan

penekanan agar dalam pembelajaran peserta didik dilatih keterampilan-

keterampilan mendasar. Berbagai keterampilan tersebut biasa digunakan

para ilmuan dalam menghasilkan penemuan besar dalam ilmu

pengetahuan, seperti: mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi,

dan lain-lain.

Ruminiati (2007: 12) mengungkapkan bahwa dalam pendekatan

keterampilan proses, guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang

bervariasi, yaitu variasi dalam menentukan model, metode, dan media

yang akan digunakan. Variasi semacam ini akan menjadikan peserta didik

terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman.

Hendro Darmodjo, Jenny R.E. Kaligis (1993: 38) mengatakan

bahwa pendekatan keterampilan proses senada dengan pendekatan inkuiri,

karena memiliki ciri-ciri yang sama, di antaranya adalah mendambakan

aktivitas peserta didik untuk memperoleh berbagai informasi dari berbagai

sumber. Selain itu, guru tidak dominan dalam proses pembelajaran

melainkan bertindak selaku organisator dan fasilitator.

Menurut Conny S. dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.

Kaligis (1993: 39), ada empat alasan mengapa kita harus menerapkan

pendekatan keterampilan proses, antara lain: Pertama, perkembangan ilmu

pengetahuan semakin cepat sehingga tak mungkin guru menjelaskan

semua fakta atau konsep kepada peserta didik. Kedua, pembelajaran

melalui keterampilan proses akan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan,

Page 27: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan atau mendengarkan sejarah ilmu pengetahuan, akan tetapi peserta

didik mengalami sendiri apa yang sedang dipelajarinya. Ketiga, mengingat

ilmu pengetahuan yang bersifat relatif, peserta didik tidak perlu menunggu

suatu ilmu pengetahuan itu diperbaharui orang lain, karena dengan

keterampilan proses yang sudah diperoleh, peserta didik mampu

melakukannya sendiri. Keempat, pengembangan konsep tidak boleh lepas

dari pengembangan nilai-nilai dan sikap pada diri peserta didik.

Mengenai pendekatan keterampilan proses, Michael J. Padilla

(1990) berpendapat bahwa:

The scientific method, scientific thinking and critical thinking

have been terms used at various times to describe these science

skills. Today the term "science process skills" is commonly used.

Popularized by the curriculum project, Science - A Process

Approach (SAPA), these skills are defined as a set of broadly

transferable abilities, appropriate to many science disciplines and

reflective of the behavior of scientists. SAPA grouped process

skills into two types-basic and integrated. The basic (simpler)

process skills provide a foundation for learning the integrated

(more complex) skills.

Pernyataan Padilla (1990) dapat diartikan bahwa metode ilmiah,

pemikiran ilmiah, dan pemikiran kritis merupakan istilah-istilah

yang telah lama digunakan untuk mendeskripsikan keterampilan-

keterampilan ini. Kini, istilah pengetahuan/pemahaman

keterampilan proses telah banyak digunakan. Dipopulerkan oleh

proyek kurikulum SAPA (kurikulum berbasis pendekatan proses),

keterampilan-keterampilan ini didefinisikan sebagai seperangkat

kemampuan yang dapat dipindahkan/diwariskan (ditularkan),

berkaitan dengan banyak disiplin ilmu dan mencerminkan

perilaku-perilaku ilmuwan. SAPA mengelompokkan

keterampilan proses ke dalam dua tipe dasar dan saling berkaitan

dan menyatu. Keterampilan yang paling dasar dan sederhana

memberi pondasi pada keterampilan belajar yang menyatu.

Berdasarkan uraian Padilla di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode ilmiah, pemikiran ilmiah, dan pemikiran kritis merupakan

bagian dari keterampilan proses. Berbagai jenis keterampilan yang

terkandung dalam keterampilan proses dapat ditularkan/diwariskan. Jika

Page 28: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikaitkan dengan pelaksanaan pembelajaran di SD, keterampilan proses

dapat diajarkan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat

menerapkan berbagai disiplin ilmu. Selain itu, peserta didik terbiasa

melakukan berbagai kepribadian para ilmuwan yang terkandung dalam

pelaksanaan pendekatan keterampilan proses.

Keterampilan yang paling dasar dan sederhana memberi pondasi

pada keterampilan belajar yang menyatu. Apabila di tingkat sekolah dasar,

peserta didik dilatih berbagai keterampilan proses yang sederhana, maka

keterampilan tersebut dapat dikembangkan menjadi keterampilan yang

lebih lengkap di jenjang pendidikan selanjutnya. Tidak hanya di jenjang

pendidikan saja, akan tetapi keterampilan tersebut dapat diterapkan oleh

peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya.

c. Jenis-Jenis Keterampilan Proses

Terdapat berbagai jenis keterampilan yang perlu diterapkan dalam

pembelajaran, sehingga keterampilan tersebut menjadi ciri khas penerapan

pendekatan keterampilan proses. Conny Semiawan, dkk, Moedjiono dan

Moh. Dimyati dalam Soli Abimanyu dkk. (2008: 10), Michael J. Padilla

(1990: 9004), Mary L. Ango dalam International Journal of Educology

2002, Vol 16, No. 1 dan Hendro Darmodjo, Jenny R.E. Kaligis (1993: 51)

menjelaskan berbagai jenis keterampilan proses, di antaranya adalah

observasi atau pengamatan, penghitungan, pengukuran, klasifikasi,

pengenalan ruang dan waktu, hipotesis, perencanaan penelitian,

pengendalian variabel, interpretasi, inferensi, peramalan, aplikasi, serta

komunikasi.

Abimanyu (2008: 10) dan L. Ango (2002: 17) menjelaskan bahwa

observasi sebagai keterampilan ilmiah yang mendasar dan pertama

menggunakan proses keterampilan ilmu pengetahuan. Mengobservasi atau

mengamati adalah penggunaan semua alat indra dengan seksama untuk

memilah-milahkan sesuatu yang penting dari yang kurang/tidak penting.

Padilla (1990: 9004) juga menyebutkan bahwa observasi sebagai

Page 29: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penggunaan alat indra guna mengumpulkan informasi tentang suatu objek

atau peristiwa. Sementara itu, Darmodjo (1993: 51) menjelaskan bahwa

dalam observasi mengandung unsur membedakan, menghitung, dan

mengukur.

Abimanyu (2008: 11) menempatkan penghitungan dan

pengukuran ke dalam keterampilan yang mandiri. Hasil penghitungan itu

dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik, dan atau histogram. Tingkat

kesulitan penghitungan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

dan kemampuan peserta didik. Sementara itu, L. Ango (2002: 20)

mengartikan pengukuran sebagai kegiatan yang didasarkan pada

perbandingan, seperti membandingkan panjang, luas, volume dari benda,

membandingkan kecepatan, suhu, dan sebagainya.

Klasifikasi menurut Darmodjo (1993: 51) diartikan sebagai

penggolongan disertai pengurutan. Padilla (1990: 9004) mengungkapkan

bahwa klasifikasi diartikan sebagai pengelompokan objek atau peristiwa.

Selain itu, L. Ango (2002: 18) mengutip pernyataan dari Ndu (1988: 7)

yang menyatakan bahwa klasifikasi adalah proses pemilahan,

pengelompokkan, dan pengaturan berdasarkan persamaan dan perbedaan.

Lebih lanjut, Abimanyu (2008: 11) mengatakan bahwa sejumlah besar

objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar, lebih

mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara menentukan berbagai jenis

golongan. Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan

hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan

berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan

berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga

didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang

dimaksud.

Jenis keterampilan proses yang selanjutnya adalah pengenalan

ruang dan waktu. Pengenalan ruang dan waktu serta hubungannya

keduanya dapat diartikan sebagai keterampilan yang berkaitan dengan

Page 30: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengenalan bentuk-bentuk bangun ruang, pengenalan arah, pengenalan

waktu, serta hubungan yang satu dengan lainnya (Abimanyu, 2008: 12).

Jenis berikutnya adalah hipotesis. Hipotesis menurut Abimanyu

(2008: 12) disebut sebagai suatu perkiraan ilmiah tentang pemecahan suatu

masalah, penjelasan suatu keadaan yang selanjutnya diuji kebenarannya

dengan penelitian atau eksperimen. Sementara itu, Darmodjo (1993: 51)

menekankan pada cara berpikir deduktif yang dilandasi konsep-konsep

serta teori-teori yang berkaitan.

Jenis keterampilan proses yang lain adalah eksperimen.

Eksperimen dapat dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari,

tetapi kebanyakan melakukannya secara trial and error saja, demikian

pula dengan anak (Abimanyu, 2008: 13). Dengan demikian, sebelum

melaksanakan penelitian harus ditentukan hal-hal yang perlu dipersiapkan

guna mendukung jalannya penelitian. Lebih jelas lagi, Darmodjo (1993:

51) meyebutkan bahwa perencanaan penelitian meliputi penetapan

masalah, membuat hipotesis, dan menguji hipotesis.

Salah satu jenis keterampilan proses yaitu pengendalian variabel.

Abimanyu (2008: 13) menyebutkan bahwa pengendalian variabel atau

faktor yang berpengaruh dalam penelitian atau eksperimen merupakan

salah satu keterampilan dasar yang dilakukan para ilmuan dalam

melaksanakan penelitian. Pengendalian variabel merupakan usaha untuk

mengisolasi variabel yang tidak diteliti, hal ini diharapkan terjadinya

perbedaan dengan variabel yang diteliti.

Keterampilan interpretasi data juga termasuk ke dalam jenis

keterampilan proses. Keterampilan interpretasi data menduduki posisi

yang penting dalam sebuah penelitian. Data yang telah dikumpulkan

dalam penelitian harus dapat diinterpretasi/ditafsirkan dengan cara-cara

sesuai dengan kaidah ilmiah. Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan

apa yang diharapkan dan lebih valid (Abimanyu, 2008: 14).

Mengenai inferensi, Padilla (1990: 9004) mengartikan inferensi

sebagai penyusunan berbagai pertanyaan sesuai dengan data atau informasi

Page 31: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang ingin diperoleh. Sementara itu, menurut Abimanyu (2008: 14),

melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai

suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa

berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. Keterampilan

terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses

dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi

variabel, tabulasi, grafik, deskripsi hubungan variabel, perolehan dan

proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen.

Abimanyu (2008: 15) juga mengklasifikasikan peramalan ke

dalam jenis keterampilan proses. Peramalan biasanya didasarkan pada

fakta atau data yang telah dikumpulkan melalui observasi, pengukuran,

dan eksperimen. Sementara itu, Padilla (1990: 9004) menyebutkan bahwa

peramalan merupakan perumusan atau perkiraan hasil yang akan diperoleh

didasarkan pada metode-metode ilmiah.

Darmodjo (1993: 51) dan Abimanyu (2008: 15) sependapat

kaitannya dengan aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai penggunaan konsep

atau hasil penelitian ke dalam kehidupan sehari-hari. Para ilmuan pada

umumnya mempunyai keterampilan untuk mengaplikasikan suatu konsep,

prinsip, dan atau teori untuk memecahkan suatu masalah serta menjelaskan

suatu peristiwa baru.

Jenis keterampilan proses yang terakhir adalah komunikasi.

Abimanyu (2008: 15) mengartikan komunikasi sebagai kemampuan untuk

menyampaikan informasi dari narasumber kepada orang lain. Manusia

mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan

dasar untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyampaikan sesuatu

secara lisan maupun tulisan termasuk komunikasi. Sementara itu, L. Ango

(2002: 17) mengungkapkan bahwa pemikiran, ide, temuan penelitian, dan

segala informasi penting perlu dikomunikasikan untuk kesadaran,

pembelajaran, pengajaran, dan keperluan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat

berbagai jenis keterampilan yang mempunyai kedudukan strategis dalam

Page 32: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendekatan keterampilan proses. Dengan menerapkan berbagai

keterampilan tersebut, diharapkan peserta didik dilatih untuk menerapkan

metode-metode ilmiah dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, siswa

diharapkan menjadi lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

d. Kelebihan dan Kekurangan PKP

Kelebihan PKP:

Menurut Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis (1993: 39),

Ruminiati (2007: 12) serta Soli Abimanyu (2008: 4), pendekatan

keterampilan proses mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan PKP yang

pertama, merangsang rasa ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah

peserta didik. Hal ini dimungkinkan karena peserta didik dilatih untuk

menguji suatu konsep atau teori secara mandiri. Pengujian suatu konsep

tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan ilmiah. Sehingga peserta didik

menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.

Kedua, Merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif

dalam mendapatkan fakta, konsep, dan prinsip atau teori. Selain itu,

pendekatan ini dapat melatih kreativitas peserta didik. Kreativitas peserta

didik terlatih ketika pelaksanaan prosedur-prosedur percobaan. Peserta

didik terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah

pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.

Ketiga, melatih peserta didik untuk berpikir lebih kritis. Peserta

didik dilatih untuk membandingkan berbagai hasil percobaan dan pendapat

dari temannya. Keempat, mengembangkan kepribadian peserta didik

secara holistik, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Kelima,

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menggunakan

metode ilmiah.

Page 33: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kekurangan PKP

Berdasarkan berbagai kelebihan dan jenis-jenis keterampilan

proses yang telah diungkapkan oleh Hendro Darmodjo & Jenny R.E.

Kaligis (1993: 39; 51), Ruminiati (2007: 12) serta Soli Abimanyu (2008:

4-10), peneliti mengidentifikasi adanya beberapa kelemahan dalam

pendekatan keterampilan proses. Adapun kelemahan-kelemahan

pendekatan keterampilan proses tersebut adalah menghabiskan banyak

waktu, sulit membagi perhatian, butuh perencanaan dengan teliti, serta

sulit membuat peserta didik turut aktif.

Kelemahan pendekatan keterampilan proses yang pertama adalah

menghabiskan banyak waktu. Pendekatan keterampilan proses dapat

menghabiskan banyak waktu, jika ketiga belas keterampilan tersebut

diterapkan secara terperinci dan menyeluruh. Untuk mengatasi banyaknya

waktu yang terbuang, berbagai jenis keterampilan tersebut diterapkan

secara sederhana. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

Kesulitan membagi perhatian merupakan salah satu kelemahan

pendekatan keterampilan proses. Jumlah peserta didik yang relatif banyak

akan menyulitkan guru dalam membagi perhatian. Hal ini akan terjadi jika

peserta didik melakukan berbagai keterampilan tersebut secara individu.

Dengan demikian, guru bisa mengatasi hal ini dengan membentuk

beberapa kelompok kecil. Cara ini dimaksudkan agar perhatian guru tidak

terpecah ke banyak arah, seperti ketika peserta didik belajar secara

individu.

Kelemahan yang selanjutnya, bahwa pendekatan keterampilan

proses memerlukan perencanaan dengan teliti seperti dalam pelaksanaan

penelitian. Hal ini disebabkan jenis-jenis keterampilan proses yang tidak

berbeda jauh dengan tahapan-tahapan dalam metode ilmiah. Dengan

demikian, sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus benar-benar

merencanakannya secara cermat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat

perkembangan peserta didik.

Page 34: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kelemahan pendekatan keterampilan proses yang terakhir adalah

sulit membuat peserta didik turut aktif. Sulit membuat peserta didik turut

aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran bisa

disebabkan oleh tingkat kemampuan masing-masing peserta didik. Peserta

didik yang memiliki tingkat kemampuan sedang/tinggi cenderung lebih

aktif dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki tingkat

kemampuan yang rendah.

Berdasarkan berbagai kelemahan yang telah diuraikan di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada pendekatan pembelajaran yang

sempurna. Dengan memahami kelemahan pendekatan keterampilan proses

tersebut, bukan berarti bahwa pendekatan tersebut tidak dapat diterapkan

untuk mengatasi berbagai permasalah pembelajaran. Akan tetapi, dengan

mengetahui/memahami kelemahan-kelemahan tersebut, kita dapat

menyusun strategi atau langkah awal untuk mengatasi atau meminimalisir

kelemahan-kelemahan tersebut muncul dalam kegiatan pembelajaran.

Sehingga, berbagai kelemahan tersebut dapat ditutupi dengan kelebihan-

kelebihan yang ada dalam pendekatan keterampilan proses.

e. Pelaksanaan PKP untuk Mengaktifkan Siswa dalam Belajar

Keterampilan proses memang mutlak diperlukan anak sebagai

bekal dalam kehidupannya pada masa yang akan datang . Sementara itu,

IPA dapat dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi

proses (Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis, 1993: 52). Pada

umumnya, pembelajaran IPA dipandang sebagai suatu produk dan bukan

sebagai proses. Hal ini berakibat pada kegiatan pembelajaran yang bersifat

memperoleh hasil belajar sebagai unsur pokok, sementara cara

memperoleh suatu hasil belajar cenderung diabaikan.

Pelaksanaan PKP pada tingkat sekolah dasar dapat melatih

peserta didik untuk mendapatkan ilmu atau memperoleh pengetahuan.

Selain itu, pendekatan keterampilan proses juga dapat meningkatkan

keaktifan peserta didik dalam belajar. Hal ini disebabkan karena

Page 35: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pendekatan keterampilan proses melibatkan peserta didik secara langsung

dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pendekatan keterampilan proses untuk mengaktifkan

peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama,

menghadapkan peserta didik dengan suatu permasalahan. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan atau pernyatan-

pernyataan yang menuntut untuk diadakan pengujian. Berbagai pertanyaan

dan pernyataan yang menuntut dilakukannya pengujian tersebut akan

menyebabkan peserta didik menjadi tertarik untuk menggali lebih dalam

lagi mengenai konsep yang akan dipelajari. Dengan demikian, peserta

didik akan terlibat secara aktif dalam memperoleh suatu pengetahuan.

Tahap yang kedua, peserta didik dilibatkan selama pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini dapat diartikan bahwa peserta didik ikut serta dalam

upaya mempelajari suatu konsep dengan cara mempraktikkan suatu

konsep yang sedang dipelajari. Selain itu, peserta didik juga terlibat dalam

mengggunakan alat peraga yang sudah disiapkan. Dengan demikian,

peserta didik akan terlibat secara aktif selama pembelajaran berlangsung.

Tahap yang ketiga, peserta didik dilatih untuk menerapkan

konsep yang sudah dipelajari. Konsep yang sudah dipelajari oleh peserta

didik kemudian dikembangkan dengan cara membuat suatu model atau

karya sesuai dengan konsep tersebut. Dengan demikian, peserta didik tidak

hanya dilatih untuk aktif dalam memperoleh suatu konsep saja, akan tetapi

peserta didik juga dilatih untuk aktif mengembangkan dan memanfaatkan

konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap yang keempat, peserta didik mengkomunikasikan konsep

atau pengetahuan yang sudah diperoleh. Sesudah melaksanakan percobaan

atau membuat suatu karya, peserta didik dituntut untuk aktif dalam

mengkomunikasikan pengetahuan atau hasil karyanya. Pengetahuan atau

hasil karya yang dikomunikasikan diharapkan mendapat respon atau

tanggapan dari peserta didik lainnya. Hal ini akan berdampak pada suasana

Page 36: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran yang terlihat lebih hidup, sebab adanya interaksi antar siswa

selama pembelajaran berlangsung.

Dengan menerapkan berbagai cara tersebut, pelaksanaan

pendekatan keterampilan proses diharapkan dapat mengaktifkan peserta

didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, peserta didik juga

diharapkan dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang

sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

f. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Menggunakan PKP

Menurut Soli Abimanyu dkk. (2008: 18), kegiatan-kegiatan yang

tergolong dalam langkah-langkah proses belajar mengajar atau bagian inti

yang bercirikan keterampilan proses, meliputi :

Langkah pertama yang dilakukan oleh guru beserta peserta didik

adalah mempersiapkan segala bahan dan peralatan yang akan digunakan

dalam percobaan sifat-sifat cahaya. Guru menjelaskan prosedur atau

langkah-langkah percobaan sifat-sifat cahaya, sehingga peserta didik tidak

mengalami kesulitan ketika melakukan percobaan. Langkah selanjutnya

adalah membimbing peserta didik melakukan percobaan sifat-sifat cahaya.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kinerja peserta didik selama kegiatan

berlangsung.

Langkah kedua, Peserta didik belajar dalam bentuk kelompok.

Setiap kelompok melakukan percobaan sifat-sifat cahaya. Selanjutnya

peserta didik melakukan diskusi, menafsirkan dan menjelaskan hasil

percobaan sifat-sifat cahaya yang sudah dilakukan. Hasil percobaan yang

diperoleh peserta didik kemudian dilaporkan dalam forum diskusi kelas.

Sementara itu, kelompok lain juga menanggapi apa yang sudah

disampaikan oleh kelompok yang maju.

Setelah forum diskusi selesai, peserta didik menyusun kesimpulan

dari keseluruhan percobaan sifat-sifat cahaya disertai bimbingan dari guru.

Selain itu, guru juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menanyakan materi yang belum dipahami. Langkah terakhir yang

Page 37: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan yaitu guru melakukan evaluasi untuk mengukur ketercapaian

tujuan pembelajaran materi sifat-sifat cahaya yang sudah ditetapkan.

2. Hakikat Keaktifan Belajar IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Soli Abimanyu (2008: 3) mengungkapkan bahwa keaktifan

belajar ialah setiap kegiatan yang mengandung unsur interaksi edukatif.

Menurut J.J. Hasibuan, Moedjiono (1986: 7), keaktifan belajar adalah

setiap bentuk keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran yang

melibatkan keaktifan mental dan keaktifan fisik.

Eggen dan Kauchak dalam Soli Abimanyu dkk. (2008: 19)

mengemukakan pendapat aliran behavioristik tentang belajar sebagai

perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi sebagai hasil dan

pengalaman. Menurut Eggen dan Kauchak seseorang dikatakan belajar

jika ia mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses

belajar yang diperoleh melalui pengalaman. Sejalan dengan Eggen dan

Kauchak, Morgan dkk dalam Bimo Walgito (2004: 167) memberikan

definisi mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively

permanent change in behavior which occurs as a result of practice or

experience”. Proses belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan

perilaku yang relatif bersifat permanen yang terjadi sebagai hasil dari

kegiatan praktik atau pengalaman.

Berdasarkan pengalaman, siswa akan dapat membentuk

pengertian dan pendapat, mengambil keputusan, bersikap tepat dan

memiliki ketrampilan belajar, bekerja dan sebagainya. Segi pengamatan,

diantara indera yang paling penting untuk memperoleh pengetahuan

adalah pendengaran dan penglihatan.

Syaiful Bahri Djamarah (2005: 79) mengungkapkan bahwa tidak

ada proses belajar tanpa disertai keaktifan peserta didik yang belajar.

Peserta didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakan adalah

kadar atau bobot keaktifan peserta didik dalam belajar. Ada keaktifan

Page 38: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Jika dibuat rentangan

sekala 0-10, maka keaktifan belajar ada dalam skala 1-10, tidak ada skala

nol, betapapun kecilnya keaktifan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keaktifan belajar merupakan setiap kegiatan peserta didik yang

mengandung unsur interaksi edukatif, yaitu hubungan timbal balik yang

menyebabkan adanya perubahan sikap atau perilaku ke arah yang lebih

baik. Keaktifan belajar meliputi keaktifan kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

b. Jenis-Jenis Keaktifan Belajar

Menurut J.J. Hasibuan, Moedjiono (1986: 7), keaktifan belajar

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu keaktifan mental dan keaktifan

fisik. Keaktifan mental melibatkan penggunaan pengetahuan dan

perkembangan kecerdasan anak. Selain itu, keaktifan mental juga

meliputi unsur emosional peserta didik antara lain berhubungan dengan

perasaan, penghargaan, nilai, sikap, dan motivasi. Sementara itu,

keaktifan fisik berhubungan dengan koordinasi antara setiap anggota

tubuh serta perkembangan motorik anak.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 84),

aktivitas belajar peserta didik meliputi meliputi bagaimana peserta didik

belajar secara individu, belajar dalam bentuk kelompok, partisipasi dalam

melaksanakan tugas belajarnya, keberanian peserta didik mengajukan

pendapat, aktivitas belajar analisis, sintesis, penilaian, serta kesimpulan,

hubungan sosial antar peserta didik, kemampuan memberikan komentar

atau tanggapan, kesempatan untuk menggunakan berbagai sumber

belajar, upaya untuk menilai hasil belajar, dan yang terakhir adalah upaya

peserta didik untuk bertanya kepada guru.

Menurut Sriyono, dkk. (1992 : 75) Keaktifan adalah pada saat

guru mengajar ia harus mengusahakan agar para siswa aktif, jasmani

Page 39: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi keaktifan

indera, keaktifan akal, keaktifan ingatan, keaktifan emosi.

Berkaitan dengan keaktifan indera, siswa harus dirangsang agar

dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. Selanjutnya,

keaktifan akal berhubungan akal anak-anak yang aktif untuk

memecahkan masalah. Keaktifan ingatan memiliki arti bahwa pada

waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang

disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak. Sementara itu,

keaktifan emosi dapat diartikan bahwa anak hendaklah senantiasa

mencintai pelajarannya.

Ada beberapa cara yang yang bisa dilakukan untuk

mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, misalnya dengan

meminta siswa menjawab pertanyaan atau meminta siswa membuat

pertanyaan dan menjawab sendiri tidak kecil artinya dalam interaksi

belajar mengajar. Selain itu dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa setiap kali mengajar lebih baik

daripada sekedar memberi pelajaran lisan saja. Sebab, hal tersebut akan

mendorong siswa memecahkan masalah dan mendorong guru lebih

kreatif dan berinisiatif (Sriyono, 1992: 77-78).

Berdasarkan berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

keaktifan belajar ada tiga aspek, antara lain: 1) Keaktifan kognitif, 2)

Keaktifan afektif, 3) Keaktifan psikomotorik. Keaktifan mental yang

telah dijelaskan oleh Hasibuan (1986: 7) dapat dimasukkan ke dalam

aspek kognitif dan afektif. Sementara itu, keaktifan fisik dapat

dimasukkan ke dalam aspek psikomotorik.

Sementara itu, keaktifan indera menurut Sriyono (1992: 75)

dapat dikategorikan ke dalam jenis keaktifan psikomotorik. Selanjutnya,

keaktifan ingatan dan keaktifan akal dapat di kategorikan ke dalam jenis

keaktifan kognitif. Sementara itu, keaktifan emosi dapat dikategorikan ke

dalam jenis keaktifan afektif.

Page 40: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai beberapa definisi yang

disampaikan oleh beberapa ahli. Hendro Darmodjo, Jenny R.E. Kaligis

(1993: 3) menjelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang pengetahuan yang

mempelajari tentang alam semesta dengan segala isinya. Tidak jauh

berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Hendro Darmodjo & Jenny

R.E. Kaligis, Sukardjo (2005: 1) mengatakan bahwa IPA adalah ilmu

yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana

merupakan suatu kumpulan pengetahuan yag tersusun secara sistematis

tentang gejala alam.

Nash dalam Hendro Darmodjo, Jenny R.E. Kaligis (1993: 3)

mengatakan bahwa Science is away of looking at the world. Ia

menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia itu bersifat analitis,

lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan

fenomena yang lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu

perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.

Sementara itu, Einstein dalam Hendro Darmodjo, Jenny R.E.

Kaligis (1993: 3) mengatakan bahwa Science is the attempt to make

chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically

uniform system of though. Menurut Einstein, IPA merupakan suatu

bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem

pola pikir yang logis. “A logically uniform system of though”

mempunyai arti pola berpikir ilmiah. IPA tidak hanya dapat dipandang

sebagai kumpulan pengetahuan tetapi juga dapat dipandang sebagai suatu

metode.

Carin dan Sund dalam Hendro Darmodjo, Jenny R.E. Kaligis

(1993: 4) mengatakan bahwa Science is the system of knowing about the

universe through data collected by observation and experimentation. As

data are collected, theories are advanced to explain an account for what

has been observed. Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Carin dan

Page 41: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sund, IPA dapat diartikan sebagai suatu system of knowing atau sistem

pengetahuan tentang alam.

d. Hakikat Pembelajaran IPA SD

Menurut Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis (1993: 17),

anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami

pertumbuhan, baik pertumbuhan intelektual, pertumbuhan emosional,

maupun pertumbuhan fisik. Darmodjo (1993: 22) menjelaskan bahwa

penerapan Teori Piaget sangat cocok dalam pengajaran IPA. Penerapan

teori tersebut meliputi belajar melalui perbuatan, variasi kegiatan belajar

mengajar, mengenal tingkat perkembangan peserta didik, menerapkan

latihan yang berulang.

Belajar melalui perbuatan disebabkan oleh perkembangan

intelektual dan perkembangan emosional anak yang dipengaruhi

langsung oleh keterlibatan fisik dan mental terhadap lingkungannya.

Oleh karena itu, guru disarankan untuk mengupayakan pengajaran IPA

melalui aktivitas konkrit untuk semua tingkat SD.

Perlunya variasi kegiatan dalam proses belajar mengajar didasari

oleh adanya variasi kecepatan perkembangan intelektual atau emosional

yang menimbulkan perbedaan individu. Pembelajaran akan lebih efektif

apabila kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektual peserta didik. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat

menyajikan berbagai variasi kegiatan dengan maksud agar dapat diikuti

dengan baik oleh setiap peserta didik dari berbagai tahap perkembangan.

Selanjutnya, guru perlu mengenal tingkat perkembangan peserta

didiknya, dengan alasan bahwa adanya perbedaan individual. Perbedaan

individual tersebut perlu dipantau terus menerus. Hal ini bertujuan agar

guru tidak hanya mengenal tingkat perkembangan intelektual secara

kelompok/kelas, akan tetapi sejauh mungkin mengetahui status

perkembangan masing-masing peserta didik.

Page 42: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sementara itu, guru juga perlu mengadakan latihan yang

berulang-ulang. Materi atau konsep yang sudah dipelajari oleh peserta

didik diulangi secara teratur, hal ini dimaksudkan agar materi atau

konsep yang diajarkan oleh guru tertanam secara kuat dalam benak

peserta didik. Materi atau konsep yang diajarkan akan melekat dalam

benak peserta didik sebab adanya pengulangan-pengulangan yang

terstruktur.

Selanjutnya, Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis (1993: 21)

mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan yang menjadikan

lingkungan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam interaksi

belajar mengajar. Alasan tersebut di antaranya lingkungan sebagai

sasaran belajar, sebagai sumber belajar, dan sebagai sarana belajar

mengajar.

Lingkungan sebagai sasaran belajar dapat diartikan bahwa

segala sesuatu di sekitar anak merupakan objek untuk diajarkan kepada

anak, atau lingkungan merupakan sasaran belajar bagi anak SD.

Selanjutnya, lingkungan sebagai sumber belajar dapat diartikan bahwa

lingkungan merupakan sumber belajar yang tidak ada habisnya

memberikan pengetahuan kepada anak. Semakin kita gali, semakin

banyak yang kita dapatkan. Tidak hanya bagi IPA itu sendiri, tetapi juga

berupa sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan seperti IPS dan

matematika.

Alasan yang terakhir yaitu IPA sebagai sarana belajar. Setiap

proses pembelajaran memerlukan sarana belajar, seperti ruang kelas dan

kelengkapannya, laboratorium dengan segala peralatannya, gedung

sekolah, dan sebagainya. Lingkungan merupakan sarana belajar yang

baik, bahkan lingkungan alamiah menyediakan bahan-bahan yang tidak

perlu dibeli, misalnya udara, cahaya matahari, pepohonan, dan lain-lain.

Jadi, lingkungan merupakan sarana belajar yang ekonomis.

Berdasarkan ketiga alasan tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa lingkungan memiliki peranan yang sangat penting

Page 43: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bagi pendidikan anak usia sekolah dasar. Hal ini dikarenakan lingkungan

dapat digunakan sebagai sasaran belajar, sarana belajar, serta sumber

belajar.

Darmodjo (1993: 35) menjelaskan bahwa ada berbagai macam

jenis pendekatan yang digunakan dalam pembeajaran IPA di SD.

Pendekatan tersebut meliputi pendekatan ekspositori, pendekatan inkuiri,

dan pendekatan proses. Dalam pendekatan ekspositori, guru bertindak

selaku pelaksana proses belajar mengajar, sementara siswa menyiapkan

mental untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Umumnya yang

dilakukan guru adalah memberi ceramah, mendemonstrasikan sesuatu,

memperlihatkan film, video, slide, dan sebagainya. Pendekatan

ekspositori memiliki kelebihan yaitu materi pembelajaran dapat

diselesaikan dalam waktu singkat. Namun pendekatan ini juga memiliki

kelemahan, yaitu siswa yang cenderung pasif selama pembelajaran

berlangsung.

Pendekatan yang selanjutnya adalah pendekatan inkuiri.

Pendekatan inkuiri mendambakan keaktifan siswa untuk memperoleh dan

mengolah informasi sampai menemukan konsep-konsep IPA. Informasi

dapat diperoleh siswa melalui berbagai sumber misalnya dari hasil

observasi, eksperimen, narasumber di luar sekolah, alam sekitar, dan lain

sebagainya (Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis 1993: 36).

Pendekatan selanjutnya yang biasa digunakan dalam

pembelajaran IPA di SD adalah pendekatan proses. Pendekatan proses

tidak jauh berbeda dengan pendekatan inkuiri, hal ini dikarenakan

pendekatan tersebut memiliki ciri-ciri yang sama yaitu mendambakan

keaktifan siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber.

(Hendro Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis 1993: 38).

e. Manfaat IPA

IPA mempunyai manfaat sebagai pemupukan sikap. Menurut

Wynne Harlen (Hendro Darmodjo, Jenny R.E. Kaligis. 1993: 7),

Page 44: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

setidaknya ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan

pada anak usia sekolah dasar, antara lain adalah sikap ingin tahu, sikap

ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus

asa, sikap tidak berprasangka, sikap mawas diri, sikap bertanggung

jawab, sikap berpikir bebas, sikap kedisiplinan diri.

IPA erat kaitannya dengan metode-metode ilmiah. Dari berbagai

metode ilmiah yang diajarkan kepada peserta didik, IPA akan

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu siswa tercermin

pada sikap yang ingin selalu mendapatkan jawaban yang benar dari objek

atau peristiwa yang diamatinya. Dalam penelitian yang menggunakan

metode ilmiah, peserta didik dilatih untuk menguji suatu konsep atau

penemuan baru yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Selama penelitian, peserta didik dapat bekerjasama dengan

temannya, sehingga terjalin hubungan yang baik antar peserta didik.

Selain itu, peserta didik akan memperoleh sikap tidak mudah putus asa

dan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan. Hal ini dimungkinkan

karena dalam suatu percobaan seringkali bersifat trial and error. Dengan

percobaan yang berulang-ulang, peserta didik tidak hanya mengira-ngira

hasil percobaan secara asal-asalan, akan tetapi ia berusaha menguji

sesuatu yang sudah disangkakan dengan hasil percobaan.

Percobaan-percobaan IPA menuntut pertanggungjawaban dari

peneliti. Dengan penerapan IPA, peserta didik dilatih untuk bertanggung

jawab atas percobaan yang sudah dilakukan. Selain itu, IPA juga dapat

melatih peserta didik untuk bersikap objektif selama melakukan

percobaan.

f. Ruang Lingkup IPA

Menurut Permen nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006, ruang

lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

Page 45: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: cair, gas, padat,

dan gas.

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

g. Sifat-Sifat Cahaya

Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada

cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda

akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat

terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat

memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya

adalah matahari, lampu, senter, dan bintang.

Menurut Heri Sulistyanto (2008: 125), cahaya memiliki

beberapa sifat yaitu merambat lurus, menembus benda bening, dapat

dipantulkan, dan dapat dibiaskan. Sifat cahaya yang merambat lurus

dapat diperagakan dengan menggunakan senter yang disorotkan melewati

kardus yang sudah dilubangi kemudian diarahkan ke cermin. Cahaya

yang memantul dari cermin akan berwujud garis lurus.

Sifat cahaya yang menembus benda bening dapat diperagakan

dengan membandingkan mengarahkan sinar menuju benda bening dan

gelap. Benda bening yang digunakan adalah mika dan plastik, sementara

benda gelap yang digunakan adalah kardus, meja, dan buku tulis. Setelah

melakukan percobaan, peserta didik diminta untuk membandingkan

perbedaan antara sinar yang diarahkan menuju mika, plastik, kardus,

meja, dan buku tulis.

Sifat cahaya yang dapat dipantulkan bisa dipraktikkan dengan

mengarahkan sinar dari senter menuju cermin. Cahaya yang disorotkan

tersebut akan memantul dari cermin. Selain itu, peserta didik juga bisa

diajak keluar ruangan untuk mencoba mengarahkan cermin ke arah sinar

Page 46: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

matahari, kemudian peserta didik diminta untuk mengamati apa yang

terjadi.

Sedangkan sifat cahaya yang dapat dibiaskan bisa diperagakan

dengan menggunakan bahan pensil, air, serta gelas. Pensil dimasukkan ke

dalam gelas yang berisi air, maka pensil tersebut terlihat bengkok. Selain

itu, peserta didik juga bisa membandingkan antara uang logam yang

diletakkan dalam gelas kosong dengan uang logam dalam gelas yang

berisi air. Uang dalam gelas yang berisi air akan nampak lebih besar atau

dekat dibandingkan dengan uang logam yang diletakkan dalam gelas

kosong.

Sifat-sifat cahaya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

hari, misalkan untuk lampu sepeda motor, senter, lampu rumah, dan

masih banyak lagi. Prinsip sifat cahaya juga bisa diterapkan untuk

membuat periskop sederhana.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, di antaranya

adalah penelitian dari Siti Rusmiyati, Any Jamila Fatmasari, dan Lanjar Istika

Yunianti. Berbagai persamaan dan perbedaan muncul sebagai ciri khas antara

penelitian ini dengan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Siti Rusmiyati, Any

Jamila Fatmasari, dan Lanjar Istika Yunianti.

Siti Rusmiyati dalam skripsi yang berjudul “Peningkatkan kreativitas

dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses pada siswa

kelas V SDN Pesantren Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Hasil

penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan

kreativitas siswa dalam mempelajari sifat-sifat cahaya melalui penerapan

pendekatan keterampilan proses.

Penelitian yang sudah dilakukan oleh Siti Rusmiyati mempunyai

kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

Letak kesamaannya terdapat pada pendekatan yang digunakan, yaitu penggunaan

pendekatan keterampilan proses. Sementara itu, perbedaannya terletak pada

Page 47: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tingkat kreativitas dan keaktifan. Siti Rusmiyai lebih fokus untuk meningkatkan

kreativitas peserta didik, sedangkan peneliti lebih terfokus untuk meningkatkan

keaktifan peserta didik. Waktu penelitian yang diambil oleh Siti Rusmiyati pada

Tahun Pelajaran 2008/2009, berbeda dengan waktu yang dimbil oleh peneliti yaitu

Tahun Pelajaran 2011/2012.

Selain itu, ada perbedaan lain yang menjadi ciri khas penelitian yang

sudah dilakukan oleh Siti Rusmiyati dengan penelitian yang akan dilaksanakan

oleh peneliti. Tempat penelitian yang diambil oleh Siti Rusmiyati adalah di SDN

Pesantren Kabupaten Batang, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan

peneliti berada di SDN 06 Ngringo Kabupaten Karanganyar.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilaksanakan

oleh Any Jamila Fatmasari. Penelitian tersebut termuat dalam skripsi yang

berjudul “Meningkatkan Minat Belajar IPA Melalui Pendekatan Keterampilan

Proses Pada Siswa Kelas III SDN Jaten 4 Karanganyar Tahun Pelajaran

2009/2010”. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya peningkatan

motivasi serta keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan Alam.

Penelitian yang dilakukan oleh Any Jamila Fatmasari memiliki kesamaan

dalam pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan keterampilan proses.

Sementara itu, ada perbedaan yang menonjol yaitu antara minat belajar yang

diambil oleh Any Jamila Fatmasari dengan keaktifan belajar yang diambil oleh

peneliti. Minat belajar peserta didik berhubungan dengan motivasi, keinginan atau

kehendak yang mendasari peserta didik untuk ikut serta dalam kegiatan

pembelajaran. Sementara itu, keaktifan belajar berkaitan dengan keikutsertaan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, baik dari segi kognitif, afektif,

maupun psikomotorik peserta didik. Dengan kata lain, minat belajar menjadi dasar

yang sangat penting untuk mewujudkan keaktifan belajar peserta didik.

Selain perbedaan di atas, ada perbedaan lain yang terletak pada kelas

yang diteliti dan waktu penelitian. Any Jamila Fatmasari melaksanakan

penelitiannya di kelas III SDN Jaten 4 Karanganyar, sedangkan peneliti

mengambil kelas V SDN 06 Ngringo Kabupaten Karanganyar. Waktu penelitian

Page 48: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang diambil oleh Any Jamila Fatmasari pada Tahun Pelajaran 2009/2010,

berbeda dengan waktu yang dimbil oleh peneliti yaitu Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian relevan yang terakhir adalah penelitian dari Lanjar Istika

Yunianti dalam skripsi yang berjudul “Penerapan pendekatan keterampilan proses

dalam mencapai ketuntasan belajar konsep energi gerak pada siswa kelas III SD

Negeri III Sendang, Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian

tindakan kelas ini menunjukkan adanya pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa

kelas III SD Negeri III Sendang Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui

penerapan pendekatan keterampilan proses.

Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang sudah

dilakukan Lanjar Istika Yunianti dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti. Persamaan tersebut terletak pada penggunaan pendekatan keterampilan

proses. Selain itu, Mata pelajaran yang diambil oleh Lanjar Istika Yunianti dan

peneliti juga sama, yaitu IPA.

Selain itu, ada beberapa perbedaan yang menonjol, yaitu antara

ketuntasan belajar yang diambil oleh Lanjar Istika Yunianti dengan keaktifan

belajar yang diambil oleh peneliti. Ketuntasan belajar cenderung menekankan

penguasaan materi secara penuh yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Penguasaan penuh ini dapat dicapai apabila siswa mampu menguasai materi

tertentu secara menyeluruh yang dibuktikan dengan hasil belajar yang baik pada

materi tersebut. Sementara itu, keaktifan belajar berkaitan dengan keikutsertaan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, baik dari segi kognitif, afektif,

maupun psikomotorik peserta didik.

Perbedaan juga terletak pada tempat dan waktu penelitian. Tempat

pelaksanaan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Lanjar Istika Yunianti

bertempat di SD Negeri III Sendang Wonogiri, sedangkan waktu penelitian

dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011. Sementara itu, peneliti akan

melaksanakan penelitian di SDN 06 Ngringo Jaten Karanganyar pada tahun ajaran

2011/2012. Perbedaan yang terakhir, Lanjar Istika Yunianti melaksanakan

penelitian di kelas III SD, sedangkan peneliti akan melaksanakan penelitian pada

siswa kelas V SD.

Page 49: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal pembelajaran sebelum dilaksanakan pendekatan

keterampilan proses, pembelajaran lebih berpusat pada guru sehingga peserta

didik menjadi pasif atau kurang aktif. Pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya

memang dapat didesain dengan kegiatan yang berpusat pada peserta didik, namun

kenyataan yang terjadi dalam pembelajaran IPA di SDN 06 Ngringo Kabupaten

Karanganyar cenderung berpusat pada guru. Sementara itu, peserta didik hanya

terfokus menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, pola

interaksi edukatif bersifat searah yaitu dari guru ke peserta didik, sedangkan

peserta didik tidak memberikan tanggapan kepada guru atau ke sesama peserta

didik. Peserta didik dalam interaksi edukatif ini sebagai objek belajar, bukan

subjek belajar.

Berbagai persoalan tersebut ternyata berimbas pada keaktifan dan hasil

belajar IPA siswa. Data menunjukkan dari 37 siswa kelas V SDN 06 Ngringo,

rata-rata keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya hanya mencapai +37.84%.

Siswa yang kurang aktif sebanyak 23 anak atau sekitar 52.34%. Siswa yang cukup

aktif sebanyak 11 anak, atau sekitar 35.00%. Siwa yang aktif sebanyak 3 anak,

atau sekitar 12.66%. Sementara itu, belum ada siswa yang tergolong sangat aktif

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Keaktifan belajar siswa yang menonjol adalah keberanian siswa dalam

menjawab atau mengajukan pertanyaan. Keberanian mengajukan pendapat dan

pertanyaan didominasi oleh sebagian kecil siswa yaitu antara 3-5 anak. Begitu

juga ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan, hanya 8-10 anak

saja yang mau dan mampu menjawab pertanyaan tersebut.

Dari kondisi awal di atas, peneliti melakukan tindakan dengan

menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA materi

sifat-sifat cahaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Penerapan PKP

dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain: 1)

Guru menjelaskan prosedur atau langkah-langkah percobaan sifat-sifat cahaya.

Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan ketika

Page 50: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melakukan percobaan, 2) Peserta didik melakukan percobaan sifat-sifat cahaya

disertai bimbingan dari guru, 3) Setiap kelompok melakukan diskusi, menafsirkan

dan menjelaskan hasil percobaan sifat-sifat cahaya yang sudah dilakukan, 4)

Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi berdasarkan percobaan yang dilakukan,

sementara itu kelompok lain juga menanggapi apa yang sudah disampaikan oleh

kelompok yang maju, 5) Peserta didik menyusun kesimpulan dari keseluruhan

percobaan sifat-sifat cahaya disertai bimbingan dari guru, 6) Guru melakukan

evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran materi sifat-sifat

cahaya yang sudah ditetapkan.

Penerapan pendekatan keterampilan proses diambil dengan alasan

bahwa pendekatan keterampilan proses memiliki kelebihan yang bermanfaat

untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik, antara lain merangsang rasa

ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah peserta didik, peserta didik akan

lebih aktif dalam pembelajaran, terlibat langsung dengan objek nyata, melatih

menerapkan konsep yang sudah diperoleh, memadukan antara keterampilan

intelektual, mental, dan fisik peserta didik.

Berdasarkan berbagai uraian di atas, penelitian ini dilaksanakan dalam

dua siklus pada proses tindakan. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan.

Setelah tindakan dilaksanakan, kondisi akhir yang didapatkan adalah keaktifan

belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya

meningkat.

Adapun kerangka berpikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 51: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat ditarik hipotesis tindakan

sebagai berikut:

“Melalui pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan

belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V semester II SDN 06

Ngringo tahun ajaran 2011/2012”.

Tindakan

Siswa: Keaktifan belajar

IPA Rendah

Siklus I:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi/observasi

4. Refleksi

Siklus II:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi/observasi

4. Refleksi

Guru:

Pembelajaran

Konvensional

Menggunakan

pendekatan

keterampilan proses

pada materi sifat-

sifat cahaya.

Keaktifan belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya dapat

meningkat

KONDISI

AWAL

KONDISI

AKHIR

Page 52: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian tindakan kelas ini adalah di Sekolah Dasar Negeri

06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Alasan pemilihan

tempat ini adalah sebagai berikut:

a. SDN 06 Ngringo adalah sekolah tempat peneliti pernah melakukan Praktik

Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga peneliti lebih mengetahui iklim

pembelajaran di sekolah tersebut.

b. Iklim pembelajaran yang sudah dipahami oleh peneliti akan memperlancar

dalam menyusun langkah-langkah atau strategi penelitian sesuai dengan

judul yang diambil.

c. Peneliti memilih SDN 06 Ngringo khususnya kelas V sebagai tempat

penelitian, dengan alasan bahwa di SD tersebut masih mengalami

permasalahan di dalam proses pembelajarannya. Permasalahan tersebut

berkaitan dengan tingkat keaktifan peserta didik yang masih rendah, yaitu

sekitar 43% peserta didik yang aktif selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hal ini berimbas pada tingkat prestasi belajar peserta didik

yang masih rendah pula.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai dari penyusunan proposal penelitian hingga

penyusunan laporan dalam bentuk skripsi adalah selama lima bulan.

Penyusunan proposal dimulai pada bulan Februari, hingga penyusunan laporan

penelitian dalam bentuk skripsi yang selesai pada bulan Juli. Adapun rincian

jadwal penelitian adalah seperti pada tabel 3.1 berikut:

Page 53: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

N

o Kagiatan

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Analisis

pembelajara

n pra siklus

2 Penyusunan

proposal

3 Pelaksanaan

siklus I

4 Analisis

pelaksanaan

siklus I

5 Pelaksanaan

siklus II

6 Analisis

pelaksanaan

siklus II

7 Penyusunan

skripsi

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Siswa Kelas V Sekolah

Dasar Negeri 06 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran

2011/2012 yang terdiri dari 37 siswa, dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 20

siswa perempuan.

Page 54: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan

bentuk metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif

kualitatif dimaksudkan untuk menuturkan, menafsirkan, serta

menggambarkan situasi dan kondisi yang terjadi selama kegiatan penelitian

berlangsung. Masalah yang menjadi objek penelitian pada umumnya belum

jelas, kompleks, dan dinamis sehingga data yang dipergunakan adalah data

yang diperoleh dan dikumpulkan langsung tercatat dari kegiatan lapangan.

2. Strategi Penelitian

Strategi yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini adalah

strategi tindakan kelas model siklus. Setiap siklus ditempuh melalui empat

fase seperti yang disampaikan Jean McNiff (1992: 23) berikut ini:

Gambar 3.1 Skema Proses PTK Jean McNiff (1992: 23)

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif. Informasi data

ini akan digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan

dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:

plan

act

Observe

reflect

plan

act

Observe

reflect

Page 55: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Sumber data primer.

Sumber data ini berasal dari wawancara dengan guru.

2. Sumber data skunder

Sumber data ini berasal dari LKS, dokumentasi, serta hasil observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai bentuk Penelitian Tindakan Kelas dan jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak

pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar

lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan

pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-

langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan

pembahasan balikan.

Perencanaan observasi dilakukan dengan menyiapkan lembar

pengamatan beserta skala penskoran keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya. Lembar pengamatan tersebut berisi tentang berbagai keaktifan yang

akan diukur, keaktifan tersebut meliputi keaktifan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Selain itu, teknik observasi juga digunakan untuk mengetahui

kinerja guru selama pembelajaran, yaitu dengan lembar pengamatan kinerja

guru.

Selanjutnya, pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru kelas V.

Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan dan

pedoman penskoran. Guru melakukan observasi selama pembelajaran sifat-

sifat cahaya berlangsung. Posisi observer berada di meja komputer yang

terletak di depan kelas sebelah utara.

Sementara itu, pembahasan balikan dilakukan oleh observer untuk

mengetahui data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi. Hal ini dilakukan

Page 56: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk mengukur tingkat keaktifan belajar siswa, sehingga dapat disusun

rencana observasi berikutnya.

2. Dokumen

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber

data karena dokumen bisa dimanfaatan untuk menguji, menafsirkan, bahkan

untuk meramalkan. Dokumen yang dikaji adalah arsip atau dokumen yang

ada. Dokumen tersebut antara lain kurikulum (silabus), Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), foto-foto selama proses pembelajaran berlangsung. Hal

ini untuk mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik.

Silabus digunakan peneliti sebagai acuan untuk menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) sifat-sifat cahaya. Sementara RPP

digunakan untuk membuat skenario pembelajaran sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan, yaitu dengan menerapkan peendekatan keterampilan

proses.

Foto dan video tentang pelaksanaan pembelajaran juga sangat

penting untuk membandingkan dengan hasil observasi yang telah dilakukan.

Dalam pengambilan gambar, peneliti mengikutsertakan dua orang rekan yang

bertugas untuk mengambil gambar. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan video dimulai pada saat kegiatan apersepsi hingga kegiatan

evaluasi. Video dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan guru dalam

mengobservasi setiap kegiatan peserta didik selama pembelajaran

berlangsung. Dengan menggunakan video, guru dapat mengamati keaktifan

peserta didik yang mungkin terlewatkan saat pembelajaran berlangsung.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud untuk menggali

informasi oleh pewawancara dari terwawancara (Lexy J. Moleong. 2007:

186). Dalam penelitian ini, peneliti selaku pewawancara menggali informasi

yang bersumber dari guru kelas V yang berperan sebagai terwawancara atau

narasumber.

Page 57: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Wawancara yang pertama kali dilakukan peneliti bersifat tidak

terstruktur, yaitu belum ditentukan waktu dan instrumen wawancara. Teknik

ini dagunakan untuk mengetahui gambaran awal tentang keadaan kelas.

Wawancara berikutnya bersifat terstruktur, yaitu waktu dan instrumen

wawancara sudah dipersiapkan sebelumnya. Teknik ini digunakan untuk

menggali informasi yang lebih dalam mengenai keaktifan belajar siswa pada

materi sifat-sifat cahaya.

F. Validitas Data

Di dalam penelitian digunakan prosedur uji validitas data, maksudnya

adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang

sebenarnya diukur atau diteliti. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan

data digunakan triangulasi data dan triangulasi metode.

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Data penelitian

keaktifan belajar siswa yang bersumber dari guru dibandingkan dengan data

yang bersumber dari dokumentasi (foto dan video). Hal ini dilakukan guna

mendapatkan data yang kuat dan sahih.

2. Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Data keaktifan

belajar siswa yang diperoleh melalui metode observasi, dokumentasi, dan

wawancara dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya,

data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data tersebut dapat

ditarik kesimpulan menjadi data yang lebih kuat validitasnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif Miles dan Huberman (1992: 20) yang mempunyai tiga model

kegiatan, yaitu: (1) reduksi data; (2) penyajian data; (3) penarikan kesimpulan

Page 58: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau verifikasi yang membentuk proses atau siklus bersama secara berkaitan.

Adapun langkah-langkah analisis data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini

dilakukan selama proses penelitian berlangsung. Data yang dikumpulkan lalu

dipilih dan disederhanakan, mana yang penting diambil dan yang tidak

diperlukan dihilangkan (Miles dan Huberman, 1992: 16).

Data yang direduksi pada penelitian ini meliputi data hasil

wawancara, observasi serta dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil

wawancara dipilih atau diseleksi sesuai dengan informasi yang diperoleh,

yaitu keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN

06 Ngringo. Sementara itu, data yang tidak sesuai dengan informasi yang

dibutuhkan kemudian dipisahkan.

Data yang direduksi selanjutnya adalah hasil observasi. Hasil

observasi dipilah-pilah sesuai dengan kriteria keaktifan yang diinginkan. Data

yang mendukung tentang meningkatnya keaktifan belajar kemudian diambil

sebagai bukti yang menguatkan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat

meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

Tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara dan hasil observasi,

hasil dari dokumentasi pun di reduksi. Data atau informasi yang berupa

gambar atau video dipilih sesuai dengan bukti yang dibutuhkan untuk

mendukung atau menguatkan peningkatan keaktifan belajar siswa pada materi

sifat-sifat cahaya.

2. Penyajian Data

Penyajian data atau pembuatan display data yaitu dengan menyusun

data-data yang diperoleh pada saat reduksi data. Dari sajian data tersebut kita

dapat menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data ini berupa

Page 59: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nilai-nilai pada saat evaluasi maupun observasi (Miles dan Huberman, 1992:

17).

Penyajian data dalam penelitian ini disampaikan dalam bentuk

uraian yang berkaitan tentang keaktifan belajar siswa. Data dalam bentuk

uraian ini bersumber dari hasil wawancara, penafsiran skor keaktifan belajar,

serta penafsiran gambar. Data yang berupa angka diperoleh dari hasil

observasi yang sudah ditentukan skala penskorannya. Angka-angka tersebut

disusun dalam bentuk tabel selanjutnya disusun dalam bentuk grafik. Gambar

atau video disajikan dengan tujuan untuk memperkuat data yang sudah

diperoleh berkaitan dengan keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya

pada siswa kelas V.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan akhir atau verifikasi sebagai temuan

penelitian. Dari sajian-sajian data selanjutnya peneliti dapat menarik

kesimpulan-kesimpulan selama penelitian (Miles dan Huberman, 1992: 19).

Berbagai data yang sudah disajikan kemudian dibandingkan antara yang satu

dengan yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data

tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Jika ketiga data yang

diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi mempunyai hasil

sama, berarti data tersebut valid atau reliabel. Namun jika antara data yang

diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi tidak sama, berarti

data tersebut tidak kuat.

Berdasarkan pada data yang diperoleh melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi, ternyata hasilnya sama. Dengan demikian dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dapat

meningkatkan keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas

V SDN 06 Ngringo.

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat seperti

pada gambar berikut:

Page 60: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.2 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman (1992: 20)

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan

belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo tahun

ajaran 2011/2012. Adapun target keaktifan belajar pada siklus I sebesar > 70%

dari rata-rata skor keaktifan belajar. Kemudian pada siklus II indikator kinerjanya

sebesar >75% dari 37 siswa kelas V SDN 06 Ngringo .

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah

didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan

yang menyebabkan rendahnya keaktifan belajar pada mata pelajaran IPA siswa

kelas V SDN 06 Ngringo, dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan observasi dan temuan-temuan di kelas, maka peneliti

mengambil langkah yang paling tepat untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya adalah dengan penanaman konsep melalui pengalaman

Pengumpulan

data

Reduksi

data

Kesimpulan-kesimpulan:

Penarikan/verifikasi

Penyajian data

Page 61: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasai oleh

peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tindakan yang paling tepat

adalah dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam menyampaikan

konsep sifat-sifat cahaya pada pembelajaran IPA.

Berdasarkan uraian di atas, maka prosedur pelaksanaan penelitian

tindakan kelas ini mencakup: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam

setiap siklus. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan

dalam uraian sebagai berikut:

1. SIKLUS I

a. Tahap Perencanaan

1) Mempersiapkan sarana dokumentasi, lembar pengamatan siswa, dan

lembar pengamatan guru.

2) Menghubungi guru kelas V SDN 06 Ngringo dan dua orang rekan

untuk menjadi observer dan pengambil gambar pelaksanaan

pembelajaran.

3) Menentukan waktu dan sudut pengambilan gambar.

4) Merencanakan skenario pembelajaran dengan cara membuat rencana

pembelajaran (RPP).

5) Merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Mengkondisikan kelas.

2) Membuka kegiatan pembelajaran.

3) Memberikan apersepsi tentang sifat-sifat cahaya.

4) Guru melakukan tanya jawab tentang sifat-sifat cahaya.

5) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses melalui metode demonstrasi, diskusi, serta kerja

kelompok.

6) Guru mempersiapkan segala bahan dan peralatan yang akan

digunakan dalam percobaan sifat-sifat cahaya.

7) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.

Page 62: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8) Guru membagikan alat peraga.

9) Peserta didik melakukan percobaan sifat-sifat cahaya disertai

bimbingan dari guru.

10) Setiap kelompok melakukan diskusi, menafsirkan, dan menjelaskan

hasil percobaan sifat-sifat cahaya yang sudah dilakukan.

11) Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi berdasarkan percobaan

yang dilakukan.

12) Peserta didik menyusun kesimpulan dari keseluruhan percobaan

sifat-sifat cahaya disertai bimbingan dari guru.

13) Guru melakukan evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran materi sifat-sifat cahaya yang sudah ditetapkan.

14) Membantu peserta didik jika menemui kesulitan dalam memahami

konsep sifat-sifat cahaya. Guru membantu memecahkan masalah

yang dihadapi peserta didik.

c. Tahap Observasi

1) Observasi proses pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran

berlangsung dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh motivasi dan

keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Meskipun

demikian, masih ada beberapa siswa yang belum turut aktif selama

pembelajaran sifat-sifat cahaya berjalan. Hal ini disebabkan karena

siswa belum terbiasa menerapkan pendekatan yang digunakan oleh

guru. Siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran yang

dilakukan guru kemudian diberi bimbingan agar dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik.

Selain itu, observasi juga dilakukan terhadap peneliti.

Berdasarkan hasil observasi (lampiran 21 halaman 164), diperoleh

hasil bahwa kinerja peneliti tergolong baik, yaitu memperoleh skor

3.1. Akan tetapi, masih ada kekurangan dalam menyusun

pembelajaran yang bersifat kontekstual.

2) Observasi penerapan PKP

Page 63: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penerapan PKP sudah berjalan dengan baik, akan tetapi ada

beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut di antaranya kemampuan

menyusun hipotesis. Masih banyak siswa yang belum mengetahui

arti dari hipotesis, sehingga menyebabkan siswa mengalami

kesulitan dalam menysun hipotesis. Hal ini kemudian diatasi oleh

guru dengan membahas tentang tata cara menyusun hipotesis yang

baik dan benar.

Kekurangan yang selanjutnya adalah kemampuan

mengkomunikasikan hasil penelitian. Masing-masing kelompok

hanya mewakilkan salah seorang anggotanya untuk

mempresentasikan atau mengkomunikasikan hasil percobaannya.

Hal ini mengakibatkan anggota kelompok yang lain cenderung pasif.

Kekurangan ini kemudian diatasi pada pertemuan ke-2. Pada

pertemuan ke-2, setiap anggota kelompok mempresentasikan dan

mengkomunikasikan hasil percobaannya di depan kelas.

d. Tahap refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi (lampiran 17

halaman 154 dan lampiran 18 halaman 156), dapat diketahui bahwa rata-

rata skor keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siklus I

sebesar 56.76% mengalami peningkatan dari pra siklus sebesar 37.84%.

Keaktifan belajar siswa yang masih rendah terlihat pada aspek

keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah serta keberanian

menyampaikan gagasan. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa

belajar dalam bentuk kelompok, sehingga siswa masih canggung

berinteraksi antar anggota kelompok.

Sementara itu, berdasarkan hasil observasi kinerja guru

(lampiran 21 halaman 164) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran masih terdapat kelemahan dalam mengaitkan materi sifat-

sifat cahaya dengan pengetahuan lain. Hal ini disebabkan peneliti

berusaha lebih fokus pada pembahasan sifat-sifat cahaya. Namun pada

pertemuan kedua, peneliti sebagai pengajar sudah memperbaiki

Page 64: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kekurangan tersebut dengan cara menghubungkan materi sifat-sifat

cahaya dengan pengetahuan lain.

Meskipun prestasi belajar siswa sudah baik, akan tetapi dalam

penelitian ini lebih fokus membahas tentang keaktifan belajar siswa.

Dengan demikian dapat diambil keputusan untuk melaksanakan siklus II.

Hal ini disebabkan rata-rata skor keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya yang belum mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan,

yaitu rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar > 75%.

2. SIKLUS II

Prosedur pelaksanaan tindakan dalam siklus ini tidak jauh berbeda

dengan prosedur pada siklus I yaitu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Mempersiapkan sarana dokumentasi, lembar pengamatan siswa, dan

lembar pengamatan guru.

1) Menghubungi guru kelas V dan dua orang rekan untuk menjadi

observer dan pengambil gambar pelaksanaan pembelajaran.

2) Menentukan waktu dan sudut pengambilan gambar.

3) Merencanakan skenario pembelajaran dengan cara membuat rencana

pembelajaran (RPP).

4) Mempersiapkan materi sifat-sifat cahaya yang relevan dengan

pengetahuan lain.

5) Memperbaiki lembar kerja siswa dengan menambahkan pertanyaan

yang mempermudah siswa dalam menyusun hipotesis.

6) Merencanakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

interaksi antar siswa dalam kelompok serta interaksi kelompok

dengan kelompok.

b. Tindakan

1) Memberikan materi pembelajaran periskop sederhana. Menjelaskan

materi tentang periskop secara sederhana. Dengan menjelaskan

Page 65: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara sederhana, diharapkan siswa mempunyai gambaran tentang

konsep periskop.

2) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

keterampilan proses melalui metode demonstrasi, diskusi, serta kerja

kelompok.

3) Guru beserta peserta didik mempersiapkan segala bahan dan

peralatan yang akan digunakan dalam percobaan membuat periskop

sederhana.

4) Guru menjelaskan prosedur atau langkah-langkah percobaan

membuat periskop sederhana, sehingga peserta didik tidak

mengalami kesulitan ketika melakukan percobaan.

5) Peserta didik melakukan percobaan membuat periskop sederhana

disertai bimbingan dari guru.

6) Setiap kelompok bekerjasama untuk membuat periskop sederhana.

7) Setiap kelompok menunjukkan hasil karyanya.

8) Peserta didik menyusun kesimpulan dari keseluruhan percobaan

membuat periskop sederhana disertai bimbingan dari guru.

9) Guru melakukan evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran materi sifat-sifat cahaya tentang periskop sederhana

yang sudah ditetapkan.

10) Membantu peserta didik jika menemui kesulitan dalam memahami

konsep periskop sederhana. Guru membantu memecahkan masalah

yang dihadapi peserta didik.

11) Mengevaluasi penerapan PKP.

c. Observasi

1) Observasi proses pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, proses

pembelajaran berlangsung dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan

oleh interaksi antar kelompok selama pembelajaran berlangsung.

Jika pada siklus I, kelompok yang mempresentasikan atau

mengkomunikasikan hasil percobaannya tidak mendapat tanggapan

Page 66: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari kelompok lain, akan tetapi berbeda pada siklus II. Setiap

kelompok yang maju mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain.

Hal ini menjadikan suasana pembelajaran dalam kelas menjadi lebih

hidup.

2) Observasi penerapan PKP

Penerapan PKP pada siklus kedua lebih tersusun rapi.

Berbagai kekurangan yang ada pada siklus I sudah diatasi oleh guru.

Kesulitan siswa dalam menyusun hipotesis diatasi guru dengan

menyajikan pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja siswa. Hal

ini dilakukan guru untuk membimbing siswa dalam menyusun

hipotesis.

3) Observasi hasil penilaian.

Berdasarkan hasil observasi (lampiran 31 halaman 205),

rata-rata skor keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari

siklus I sebesar 56.76% meningkat pada siklus II menjadi sebesar

77.78%.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi (lampiran 31 halaman 205),

rata-rata skor keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari

siklus I sebesar 56.76% meningkat pada siklus II menjadi sebesar

77.78%. Dengan demikian, rata-rata skor keaktifan belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo sudah

mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan, yaitu < 75% dari

rata-rata keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa

kelas V SDN 06 Ngringo. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak

perlu dilaksanakan siklus III.

Meningkatnya keaktifan belajar siswa disebabkan oleh

beberapa faktor, di antaranya siswa mulai terbiasa belajar dalam

bentuk kelompok, sehingga interaksi siswa antar siswa dalam

kelompok lebih terlihat jelas. Selain itu, pada siklus ke-2,

pembelajaran difokuskan untuk pembuatan karya yang menerapkan

Page 67: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

prinsip sifat-sifat cahaya, sehingga siswa lebih tertarik untuk terlibat

secara aktif.

Sementara itu, berdasarkan hasil observasi (lampiran 35

halaman 215), kinerja guru mengalami peningkatan yaitu dari rata-

rata nilai siklus I sebesar 3.1 menjadi sebesar 3.63 pada siklus II.

Kemampuan guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II

mengalami peningkatan sebesar 0.53. Hal ini desebabkan guru sudah

menerapkan pembelajaran yang relevan dengan pengetahuan lain.

Page 68: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 06 Ngringo Jaten Karanganyar.

Sekolah ini beroperasi sejak tahun 1978. SDN 06 Ngringo berstatus negeri

dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu 101031311023. Secara

geografis SD Negeri 06 Ngringo terletak di jalan Dahlia I Perumnas Palur,

Kelurahan Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. SD Negeri 06

Ngringo berdiri di atas tanah seluas + 2.835 m2

dan memiliki beberapa

ruangan, di antaranya adalah 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 6 ruang

kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang komputer, musholla, 1 ruang agama

kristen, kantin, tempat parkir, serta kamar mandi guru dan siswa. SD Negeri

06 Ngringo dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang membawahi 13 guru,

1 pustakawan dan 1 penjaga sekolah.

Fasilitas yang terdapat di SDN 06 Ngringo ini cukup memadai.

Beragam jenis alat peraga untuk berbagai mata pelajaran yang tersedia cukup

lengkap. Alat peraga yang tersediapun dirawat dengan baik, dan diletakkan di

perpustakaan. Namun, ada beberapa alat peraga/ media yang masih belum

digunakan secara maksimal oleh para guru dalam proses pembelajaran.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan alat peraga/ media yang ada tidak

dipergunakan secara maksimal, salah satunya adalah faktor keterbatasan dari

guru dalam menggunakan/mengoperasikan alat peraga/media yang berbasis

teknologi informasi seperti LCD dan CD pembelajaran. Hal ini juga dialami

oleh guru kelas V SDN 06 Ngringo.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 06 Ngringo.

Secara umum, kondisi kelas cukup nyaman digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar. Pencahayaan dan sirkulasi udara cukup baik. Di dalam kelas pun

terdapat beberapa media yang ditempel pada papan khusus dan kondisinya

cukup terawat, begitu juga dengan media IPA. Media pembelajaran IPA yang

Page 69: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersedia jumlahnya masih terbatas, sehingga belum sepenuhnya menunjang

kegiatan belajar mengajar.

Keterbatasan media tersebut mengakibatkan siswa kurang aktif

dalam proses pembelajaran. Selain itu, sebagian besar siswa menganggap

pelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya sebagai suatu mata pelajaran yang

cukup sulit untuk didemonstrasikan. Hal ini berimbas pada rata-rata tingkat

keaktifan peserta didik yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,

diadakan penelitian di kelas V SD Negeri 06 Ngringo, yaitu dengan

menerapkan pendekatan yang dapat merangsang keaktifan belajar peserta

didik. Pendekatan yang dapat merangsang keaktifan peserta didik tersebut

adalah Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).

2. Deskripsi Pra Tindakan

Berdasarkan hasil wawancara (lampiran 1 halaman 96-97) dan

pengamatan awal (lampiran 2 halaman 98-101) yang dilakukan oleh peneliti

terhadap pembelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya pada hari

Selasa dan Rabu tanggal 17 dan 18 April 2012, diperoleh data yang

menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas V SD

Negeri 06 Ngringo masih belum memadukan berbagai metode dan media

pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain keterbatasan alat peraga sifat-sifat cahaya, pola interaksi dalam

kelas bersifat satu arah, serta pembelajaran belum disertai dengan

penggunaan media yang menarik. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan

cara demikian menyebabkan siswa menjadi pasif dan mengalami kejenuhan

dalam proses belajar mengajar. Kejenuhan tersebut menyebabkan keaktifan

belajar siswa rendah, sehingga berimbas pada prestasi belajarnya yang rendah

pula.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

guru, faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya keaktifan belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya adalah rasa takut dan malu dari siswa untuk

berpartisipasi selama kegiatan pembelajaran. Sebagian besar siswa malu

bahkan tidak berani mengungkapkan ide yang mereka miliki. Umumnya

Page 70: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mereka takut jika ide atau gagasan yang disampaikan salah. Hal inilah yang

menyebabkan siswa menjadi pasif selama pembelajaran berlangsung.

Faktor lain yang menyebabkan rendahnya keaktifan belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya adalah pendekatan dan media yang digunakan oleh

guru. Guru masih menerapkan pendekatan ekspositori, yaitu guru sebagai

pusat informasi. Selain itu, metode ceramah digunakan sebagai metode yang

dominan dalam pembelajaran, sehingga beberapa siswa terpaku kepada

materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Keterbatasan media juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap

tingkat keakifan siswa. Keterbatasan media tersebut menghambat siswa untuk

berinteraksi dengan bahan ajar yang sedang mereka pelajari. Hal ini yang

kemudian menyebabkan rendahnya keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo.

Keadaan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata keaktifan belajar

IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V yang hanya mencapai

37.84%. Pada kondisi awal atau pra siklus, skor keaktifan belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya tergolong rendah, sebab masih banyak skor siswa yang

belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan, yaitu 75%. Data

keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya dapat disusun dalam bentuk

tabel seperti pada tabel 4.1 berikut:

Page 71: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.1 Distribusi Skor Keaktifan Belajar Siswa pada Pra Siklus

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase (%)

1 1.2-1.4 11 1.3 14.3 22.34

2 1.5-1.7 12 1.6 19.2 30.00

3 1.8-2.0 6 1.9 11.4 17.81

4 2.1-2.3 5 2.2 11 17.19

5 2.4-2.6 1 2.5 2.5 3.91

6 2.7-2.9 2 2.8 5.6 8.75

Jumlah 37 12,3 64 100

Rata-rata skor keaktifan belajar = 64 : 37 = 1.72

Ketuntasan klasikal = (14 : 37) x 100% = 37.84%

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, maka dapat disajikan data dalam bentuk

grafik seperti gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Grafik Skor Keaktifan Belajar Pra Siklus

0

2

4

6

8

10

12

14

1.2-1.4 1.5-1.7 1.8-2.0 2.1-2.3 2.4-2.6 2.7-2.9

F

R

E

K

U

E

N

S

I

Skor Keaktifan Belajar

Page 72: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, data skor rata-rata kelas mengenai

keaktifan belajar pada pra siklus sebesar 1.73 atau sekitar 37.84%. Siswa yang

memperoleh skor antara 1.2-1.4 sebanyak 11 siswa atau 22.34%. Siswa yang

memperoleh skor antara 1.5-1.7 sebanyak 12 siswa atau 30.00%. Siswa yang

memperoleh skor antara 1.8-2.0 sebanyak 6 siswa atau 17.81%. Siswa yang

memperoleh skor antara 2.1-2.3 sebanyak 5 siswa atau 17.19%. Siswa yang

memperoleh skor antara 2.4-2.6 sebanyak 1 siswa atau 3.91%. Siswa yang

memperoleh skor antara 2.7-2.9 sebanyak 2 siswa atau 8.75% .

Berdasarkan data di atas, maka siswa yang tergolong kurang aktif

sebanyak 23 siswa atau sekitar 52.34%. Siswa yang cukup aktif sebanyak 11

siswa atau sekitar 35.00%. Sedangkan siswa yang aktif sebanyak 3 siswa atau

sekitar 12.66%. Sementara itu, belum ada siswa yang tergolong sangat aktif.

Dengan demikian, maka diperlukan sebuah terobosan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Salah satu solusi alternatif untuk mengatasinya yaitu

dengan menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Penerapan

pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar dapat

menciptakan suasana belajar yang merangsang serta meningkatkan keaktifan dan

kreativitas siswa.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdiri

dari 2 kali pertemuan dengan empat tahapan, yakni: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.

1. Siklus I

Tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.

Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang

dilaksanakan selama dua minggu yaitu pada hari Selasa, 24 April 2012 dan 1

Mei 2012 pukul 07.00 WIB.

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas

V SD Negeri 06 Ngringo untuk mendiskusikan rancangan tindakan yang

Page 73: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan

pada solusi permasalahan yang muncul, yakni penerapan Pendekatan

Keterampilan Proses (PKP) pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat

cahaya. Selanjutnya disepakati bahwa perencanaan tindakan pada sikus I

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 24 April

2012 dan 1 Mei 2012 pukul 07.00 WIB. Adapun deskripsi perencanaan

siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA

selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap

pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring,

materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah-

langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, serta

penilaian.

Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut mencakup

langkah-langkah pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan

menerapkan pendekatan keterampilan proses. RPP pada siklus I dibuat

sendiri oleh peneliti berdasarkan keadaan awal yang sudah diketahui.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah penyusunan kegiatan

pembelajaran dalam kelas serta mengatasi beberapa permasalahan

yang muncul pada pra siklus.

Permasalahan yang muncul pada pra siklus adalah masalah

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat

cahaya yang masih rendah. Dengan demikian peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses. Hal ini dikarenakan pendekatan keterampilan

proses dapat meningkatkan keaktifan siswa, baik keaktifan kognitif,

keaktifan afektif, maupun keaktifan psikomotorik.

Page 74: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas ditata seperti biasa, yaitu secara klasikal. Namun, pada

saat pembelajaran berlangsung, tempat duduk siswa disusun secara

berkelompok guna mendukung jalannya pembelajaran dengan

menggunakan keterampilan proses. Selain itu, penyusunan tempat

duduk secara berkelompok dapat mempermudah observer dalam

mengamati keaktifan belajar siswa.

b) Menyiapkan media pembelajaran berupa senter, lilin, mika, dan

kertas yang bertujuan untuk menunjang pembelajaran. Media

tersebut digunakan pada pertemuan ke-1. Sementara itu, media

senter, cermin, gelas, air, dan sedotan digunakan pada pertemuan

ke-2. Selain itu, disiapkan pula camera digital dan handycam yang

digunakan sebagai sarana dokumentasi proses pembelajaran IPA

materi sifat-sifat cahaya. Dokumentasi dengan menggunakan

camera digital dan handycam dibantu oleh 2 orang rekan peneliti.

3) Menyiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala

aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung.

Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap keaktifan

peserta didik dan penilaian kinerja guru (peneliti) oleh observer.

Observer pada tahap pelaksanaan tindakan adalah guru kelas V SDN

06 Ngringo, yaitu Bapak Iwan Isdinanto, S.Pd.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti menerapkan

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Peneliti bertindak sebagai

pengajar dan guru kelas V SD Negeri 06 Ngringo, sementara guru kelas

V bertindak sebagai observer atau pengamat.

1) Pertemuan Ke-1

Page 75: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 April 2012.

Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah materi

mengenai sifat-sifat cahaya yaitu sifat cahaya merambat lurus dan

menembus benda bening. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

mencangkup kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal dimulai dengan doa, menyanyikan lagu

nasional, presensi, pengkondisian siswa, apersepsi, dan penyampaian

tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan guru berupa

pertanyaan untuk menggali sejauh mana pengetahuan siswa mengenai

sifat-sifat cahaya, seperti macam-macam sifat cahaya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan apersepsi

tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Kegiatan Apersepsi

Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, diskusi, serta demonstrasi. Kegiatan inti

meliputi 3 tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Guru menghubungkan apersepsi yang diberikan pada kegiatan

awal dengan materi sifat-sifat cahaya. Selanjutnya, siswa

menyimak penjelasan tentang materi yang disampaikan oleh guru.

Page 76: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru mengadakan interaksi melalui tanya-jawab dengan siswa.

Selama tahap eksplorasi, guru mulai menerapkan Pendekatan

Keterampilan Proses (PKP). Guru menjelaskan bahwa siswa akan

belajar dalam bentuk kelompok untuk mendemonstrasikan atau

melakukan percobaan sifat-sifat cahaya. Selanjutnya, masing-

masing kelompok diminta untuk berdiskusi dan mengisi lembar

kerja siswa. Kegiatan percobaan dan diskusi dapat dilihat pada

gembar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Kegiatan Diskusi dan Eksperimen

b) Elaborasi

Selama tahap elaborasi, guru meminta masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Sementara itu,

kelompok lain menanggapi pendapat kelompok yang presentasi.

Kegiatan presentasi hasil percobaan dapat dilihat pada gambar 4.4

berikut:

Gambar 4.4 Presentasi Hasil Diskusi

Page 77: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Konfirmasi

Tahap konfirmasi terdiri dari beberapa kegiatan. Siswa disertai

bimbingan dari guru menyimpulkan hasil pembelajaran sifat-sifat

cahaya. Selain itu, Siswa mengerjakan soal evaluasi yang

diberikan oleh guru. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.5

berikut:

Gambar 4.5 Guru Membimbing Siswa dan Evaluasi

Kegiatan akhir ditandai dengan kegiatan tanya jawab mengenai

materi yang belum dipahami. Selain itu, guru juga menyampiakan

rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Ke-2

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Mei 2012.

Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah sifat cahaya

dapat dipantulkan dan cahaya dapat dibiaskan. Alat dan bahan yang

digunakan dalam percobaan ini adalah senter, cermin, gelas, air, dan

sedotan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal dimulai dengan doa, menyanyikan lagu

nasional, presensi, pengkondisian siswa, apersepsi, dan penyampaian

tujuan pembelajaran. Apersepsi yang diberikan guru berupa

pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai sifat-

Page 78: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sifat cahaya, terutama sifat cahaya dapat dipantulkan dan sifat cahaya

dapat dibiaskan.

Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, diskusi, serta demonstrasi. Kegiatan inti

meliputi 3 tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan metode

ceramah, tanya jawab, diskusi, serta demonstrasi. Kegiatan inti

meliputi 3 tahapan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

1) Eksplorasi

Guru menghubungkan apersepsi yang di berikan pada kegiatan

awal dengan materi sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat

dibiaskan. Selanjutnya, guru mengadakan interaksi melalui tanya-

jawab dengan siswa. Selama tahap eksplorasi, guru mulai

menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Guru

menjelaskan bahwa siswa akan belajar dalam bentuk kelompok

untuk mendemonstrasikan atau percobaan sifat-sifat cahaya dapat

dipantulkan dan dapat dibiaskan. Selanjutnya, masing-masing

kelompok diminta untuk berdiskusi dan mengisi lembar kerja

siswa. Kegiatan demonstrasi dan diskusi kelompok dapat dilihat

pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.6 Demonstrasi dan Diskusi Sifat-sifat Cahaya

Page 79: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Elaborasi

Selama tahap elaborasi, guru meminta masing-masing kelompok

mendemonstrasikan dan mempresentasikan hasil diskusi dan

demonstrasinya di depan. Sementara itu, kelompok lain

menanggapi pendapat kelompok yang presentasi. Ada perbedaan

antara pertemuan yang pertama dengan pertemuan kedua. Pada

pertemuan pertama, kelompok hanya diwakili oleh satu anak

untuk mengkomunikasikan hasil percobaannya. Sementara pada

pertemuan kedua, semua anggota kelompok maju untuk

mendemonstrasikan dan mengkomunikasikan hasil percobaannya.

Kegiatan mengkomunikasikan dan mendemonstrasikan hasil

percoban dapat dilihat seperti pada gambar 4.7 berikut:

Gambar 4.7 Presentasi dan Demonstrasi Hasil Percobaan

3) Konfirmasi

Tahap konfirmasi terdiri dari beberapa kegiatan. Siswa disertai

bimbingan dari guru menyimpulkan hasil pembelajaran sifat-sifat

cahaya. Selain itu, Siswa mengerjakan soal evaluasi yang

diberikan oleh guru.

Kegiatan akhir ditandai dengan kegiatan tanya jawab

mengenai materi yang belum dipahami. Selain itu, guru juga

menyampiakan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Page 80: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh guru kelas V SD

Negeri 06 Ngringo terhadap pengajar (peneliti). Observasi selama

pembelajaran materi sifat-sifat cahaya menggunakan lembar observasi,

sedangkan pendokumentasian pembelajaran dibantu oleh rekan peneliti.

Observasi yang dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri 06 Ngringo

meliputi observasi kinerja guru/pengajar, keaktifan belajar peserta didik

selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses (PKP).

Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui

kinerja guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan pendekatan keteramplan proses. Selain itu, hasil observasi

juga dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan guru atau pengajar dalam

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Sementara lembar observasi

keaktifan belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat

perkembangan keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa

kelas V SDN 06 Ngringo. Observasi yang dilakukan oleh guru kelas

dapat dilihat seperti pada gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Observasi oleh Guru Kelas

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama

pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung, diperoleh

Page 81: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gambaran tentang keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran yang

meliputi keaktifan kognitif, keaktifan afektif, dan keaktifan

psikomotorik. Keaktifan belajar dalam ranah kognitif meliputi

kemampuan berpendapat, kemampuan menanggapi pendapat,

keterlibatan dalam pemecahan masalah, kemampuan menyusun

kesimpulan, dan kemampuan menyusun hipotesis.

Selanjutnya, keaktifan belajar dalam ranah afektif meliputi

keberanian bertanya, keberanian menjawab pertanyaan, keberanian

menyampaikan gagasan, keberanian berkomunikasi, dan menghargai

pendapat siswa lain. Sementara itu, keaktifan ranah psikomotorik

meliputi keterlibatan siswa dalam eksperimen, keterlibatan siswa dalam

penggunaan media, keterlibatan siswa dalamdemonstrasi/simulasi,

interaksi siswa dalam kelompok, serta mencatat materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilaksanakan pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua, maka skor keaktifan belajar

IPA materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses

(PKP) pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo dapat disajikan dalam bentuk

tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Skor Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus I

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi

Persentase

(%)

1 0.9-1.3 4 1.1 4.4 5.45

2 1.4-1.7 0 1.55 0 0.00

3 1.8-2.1 12 1.95 23.4 28.98

4 2.2-2.5 14 2.35 32.9 40.74

5 2.6-2.9 5 2.75 13.75 17.03

6 3.0-3.3 2 3.15 6.3 7.80

Jumlah 37 12,85 80.75 100

Rata-rata skor keaktifan belajar = 80.75 : 37 = 2.18

Ketuntasan klasikal = (21 : 37) x 100% = 56.76%

Page 82: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data di atas, rata-rata keaktifan belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo hanya mencapai

56.76%. Siswa yang mendapat skor antara 0.9-1.3 4 siswa (5.45%).

Siswa yang mendapat skor antara 1.4-1.7 sebanyak 0 siswa (0.00%).

Siswa yang mendapat skor 1.8-2.1 sebanyak 12 siswa (28.98%). Siswa

yang mendapat skor 2.2-2.5 sebanyak 14 siswa (40.74%). Siswa yang

mendapat skor 2.6-2.9 sebanyak 5 siswa (17.03%). Siswa yang mendapat

skor 3.0-3.3 sebanyak 2 siswa (7.80%). Data tersebut menunjukkan

bahwa jumlah siswa yang kurang aktif sebanyak 4 siswa (5.45%), siswa

yang cukup aktif sebanyak 26 siswa (69.72%), sedangkan siswa yang

aktif sebanyak 7 siswa atau sekitar (24.83%)

Data yang ditunjukkan oleh tabel 4.2 tersebut mengisyaratkan

adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran

IPA materi sifat-sifat cahaya. Jika rata-rata keaktifan belajar siswa pada

pra siklus sebanyak 37.84%, maka pada siklus I menunjukkan

peningkatan keaktifan menjadi 56.76%.

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, maka dapat disajikan data dalam

bentuk grafik seperti gambar 4.9 berikut ini:

Page 83: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.9 Grafik Keaktifan Belajar pada Siklus I

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan pada pra siklus dan siklus I,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa

meningkat dari angka 37.84% menuju 56.76%. Meskipun rata-rata

keaktifan belajar siswa sudah meningkat menuju angka 56.76%, akan

tetapi hal ini belum mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan,

yaitu rata-rata keaktifan belajar siswa mencapai 75%.

Siswa yang tergolong kurang aktif pada pra siklus sebanyak 23

siswa, jumlahnya menurun pada siklus I yaitu sebanyak 4 siswa. Siswa

yang tergolong cukup aktif pada pra siklus sebanyak 11 siswa, jumlahnya

meningkat pada siklus I yaitu sebanyak 26 siswa. Siswa yang tergolong

aktif pada pra siklus sebanyak 3 siswa, jumlahnya meningkat sebanyak 7

siswa. Sementara itu, belum ada siswa yang mencapai kategori sangat

aktif.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0.9-1.3 1.4-1.7 1.8-2.1 2.2-2.5 2.6-2.9

F

R

E

K

U

E

N

S

I

Skor Keaktifan Belajar

Page 84: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selama pelaksanaan siklus I, terdapat beberapa kekurangan yang

harus diperbaiki. Kekurangan tersebut terlihat pada kemampuan

menyusun hipotesis siswa yang masih rendah. Kesulitan menyusun

hipotesis disebabkan siswa belum pernah diajarkan cara menyusun

hipotesis yang baik dan benar. Setelah mengetahui kelemahan siswa

dalam menyusun hipotesis, kemudian guru membimbing siswa tentang

cara menyusun hipotesis terlebih dahulu.

Kekurangan yang selanjutnya adalah keberanian bertanya.

Masih banyak siswa yang belum mampu dan tidak berani mengajukan

pertanyaan. Ketika sampai tahapan demonstrasi dan presentasi, hanya

sedikit siswa yang bertanya, sehingga unsur bertukar pendapat masih

kurang. Siswa hanya berani bertanya ketika dalam kegiatan kerja

kelompok saja.

Kekurangan yang terakhir adalah keberanian untuk

mengkomunikasikan hasil percobaan. Pada pertemuan pertama, hasil

percobaan dikomunikasikan oleh perwakilan kelompok di depan kelas,

sementara anggota yang lain masih tetap duduk. Namun hal ini mulai

diatasi pada pertemuan kedua, setiap anggota kelompok

mendemostrasikan dan mengkomunikasikan hasil percobaannya di depan

kelas.

Sementara itu, berdasarkan hasil observasi kinerja guru

(lampiran 21 halaman 164) pelaksanaan pembelajaran guru dalam siklus

I dilaksanakan sebanyak 2 kali, yakni pertemuan 1 dan pertemuan 2.

Terdapat peningkatan kinerja guru dari pertemuan 1 menuju pertemuan

2, yaitu sebesar 0.33. Skor kinerja guru pada siklus I diperoleh dari rata-

rata skor pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu sebesar 3.1. selain itu,

pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kelemahan dalam mengaitkan

materi sifat-sifat cahaya dengan pengetahuan lain. Hal ini disebabkan

peneliti berusaha lebih fokus pada pembahasan sifat-sifat cahaya. Namun

pada pertemuan kedua, peneliti sebagai pengajar sudah memperbaiki

Page 85: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kekurangan tersebut dengan cara menghubungkan materi sifat-sifat

cahaya dengan pengetahuan lain.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Selain itu,

rata-rata keaktifan belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yang

sudah ditetapkan. Dengan demikian, peneliti melaksanakan tindakan

selanjutnya yaitu pelaksanaan siklus II.

2. Siklus II

Tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)

yang dilaksanakan selama dua minggu yaitu pada hari Selasa, 15 Mei 2012

dan 22 Mei 2012.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I,

data menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Namun meningkatnya keaktifan

belajar siswa tersebut belum mencapai indikator kinerja yang sudah

ditetapkan. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh

guru dalam melaksanakan tindakan pada siklus II. Hal ini sebagai upaya

untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Perbaikan penerapan pendekatan keterampilan proses.

2) Perbaikan kinerja guru.

3) Perbaikan susunan lembar kerja siswa.

Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP yang disusun tidak jauh berbeda dengan RPP pada siklus

I. RPP pada siklus kedua disusun dan disesuaikan dengan berbagai

kekurangan yang muncul pada siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk

Page 86: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengatasi berbagai kekurangan tersebut, sehingga keaktifan belajar

siswa pada siklus II dapat meningkat sesuai dengan indikator kinerja

yang sudah ditetapkan.

b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II yaitu sama seperti yang digunakan pada

siklus I. Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan

pembelajaran adalah:

(1) Ruang kelas didesain seperti biasa, yaitu secara klasikal. Namun

ketika kegiatan inti belangsung, meja dan kursi siswa disusun

secara kelompok. Hal ini dimaksudkan agar guru lebih mudah

mengamati siswa dalam kelompok.

(2) Menyiapkan media pembelajaran berupa senter, lilin, mika, dan

kertas yang bertujuan untuk menunjang pembelajaran. Selain itu,

disiapkan pula camera digital dan handycam sebagai sarana

dokumentasi proses pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

c) Menyiapkan lembar pengamatan dan lembar penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk mengukur tingkat

keaktifan belajar siswa. Sementara lembar penilaian digunakan untuk

mengukur tingkat penguasaan materi sifat-sifat cahaya.

b. Tindakan

Selama pelaksanaan tindakan pada siklus II, peneliti bertindak

sebagai pengajar, sedangkan guru kelas V bertindak sebagai observer atau

pengamat jalannya pembelajaran.

1) Pertemuan Ke-1

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012. Materi yang

dipelajari pada pertemuan pertama adalah sifat cahaya merambat lurus

Page 87: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan menembus benda bening. Adapun langkah-langkah

pembelajarannya mencangkup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi doa, menyanyikan lagu

nasional, presensi, apersepsi, dan menyampiakan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah,

tanya jawab, diskusi, percobaan, dan demonstrasi. Kegiatan inti

meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Kegiatan eksplorasi terdiri dari beberapa tahapan, di antaranya

adalah guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, membagikan

alat peraga sifat-sifat cahaya kepada masing-masing kelompok,

serta membagi lembar kerja siswa. Siswa melakukan percobaan

sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening secara

berkelompok. Masing-masing kelompok membuat satu buah

pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya. Selanjutnya, guru

memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan. Kagiatan diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar

4.10 berikut:

Gambar 4.10 Diskusi Cahaya Menembus Benda Bening

Selama kegiatan elaborasi, masing-masing kelompok

mendemonstrasikan dan mempresentasikan hasil diskusi dan

percobaannya. Kelompok lain menanggapi pendapat atau

Page 88: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang presentasi.

Sementara itu, Guru memberikan bimbingan dalam jalannya

diskusi antar kelompok. Kegiatan presentasi dan demonstrasi pada

siklus II pertemuan 1 berjalan sangat baik. Hal ini dilihat dari pola

interaksi antara siswa dengan siswa serta kelompok dengan

kelompok. Kegiatan presentasi dan demonstrasi sifat cahaya

menembus benda bening dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut:

Gambar 4.11 Presentasi dan Demonstrasi

Selanjutnya dalam tahap konfirmasi, siswa disertai bimbingan dari

guru menyimpulkan hasil pembelajaran sifat-sifat cahaya.

Selanjutnya, siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh

guru.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir diisi tanya jawab dengan siswa tentang materi yang

belum dipahami. Selanjutnya, guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan Ke-2

Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Mei 2012.

Materi yang dipelajari pada pertemuan kedua adalah pemanfaatan

sifat-sifat cahaya untuk membuat suatu karya atau model, yaitu

Page 89: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

periskop sederhana. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

mencangkup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi doa, menyanyikan lagu

nasional, presensi, apersepsi tentang periskop sederhana, dan

menyampiakan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah,

tanya jawab, diskusi, dan kerja kelompok. Sementara itu,

pendekatan yang digunakan masih tetap sama, yaitu pendekatan

keterampilan proses. Kegiatan inti meliputi 3 tahapan yaitu

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Kegiatan eksplorasi terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan

pertama, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, membagikan

alat dan bahan untuk membuat periskop sederhana kepada masing-

masing kelompok, serta membagi lembar kerja siswa. Selanjutnya,

siswa membuat periskop sederhana. Tahapan yang terakhir adalah

guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan. Kegiatan kerja kelompok untuk membuat periskop

sederhana dapat dilihat seperti pada gambar 4.12 berikut:

Gambar 4.12 Siswa Membuat Periskop

Page 90: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan elaborasi terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama,

setiap kelompok menunjukkan atau mempresentasikan hasil

karyanya. Langkah selanjutnya, kelompok lain menanggapi.

Langkah terakhir, guru memberikan bimbingan dan pemantapan

materi. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut:

Gambar 4.13 Siswa Menunjukkan Hasil Karya

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa disertai bimbingan dari guru

menyimpulkan hasil pembelajaran sifat-sifat cahaya. Selanjutnya,

Siswa mengumpulkan hasil karyanya untuk dinilai. Semua hasil

karya siswa dapat dilihat seperti pada gambar 4.14 berikut ini:

Gambar 4.14 Hasil Karya Siswa

Page 91: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Kegiatan Akhir

Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang belum

dipahami. Guru mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar.

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan oleh guru kelas V SD

Negeri 06 Ngringo terhadap pengajar (peneliti). Pengamatan

dilaksanakan selama pembelajaran materi sifat-sifat cahaya berlangsung.

Kegiatan observasi tersebut menggunakan lembar observasi, sedangkan

kegiatan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran dibantu oleh rekan

peneliti. Observasi yang dilakukan oleh guru kelas V SD Negeri 06

Ngringo meliputi observasi guru/pengajar, keaktifan belajar siswa selama

pembelajaran berlangsung.

Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui

kinerja guru dalam mengajar. Selain itu, hasil observasi juga dapat

dijadikan sebagai dasar perbaikan guru atau pengajar dalam pelaksanaan

pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi

selama pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung,

diperoleh gambaran tentang keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran

dengan rincian sebagai berikut:

1) Keaktifan Kognitif

Keaktifan belajar dalam ranah kognitif meliputi: kemampuan

berpendapat, kemampuan menanggapi pendapat, keterlibatan dalam

pemecahan masalah, kemampuan menyusun kesimpulan, dan

kemampuan menyusun hipotesis.

2) Keaktifan Afektif

Keaktifan belajar dalam ranah afektif meliputi keberanian

bertanya, keberanian menjawab pertanyaan, keberanian

menyampaikan gagasan, keberanian berkomunikasi, dan menghargai

pendapat siswa lain.

3) Keaktifan Psikomotorik

Page 92: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keaktifan ranah psikomotorik meliputi keterlibatan siswa

dalam eksperimen, keterlibatan siswa dalam penggunaan media,

keterlibatan siswa dalamdemonstrasi/simulasi, interaksi siswa dalam

kelompok, serta mencatat materi pelajaran

Berdasarkan hasil observasi tindakan pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua siklus II, maka dapat disajikan data

dalam bentuk tabel seperti pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Skor Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus II

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi

Persentase

(%)

1 1.9-2.1 1 2 2 1.80

2 2.2-2.4 1 2.3 2.3 2.07

3 2.5-2.7 6 2.6 15.6 14.05

4 2.8-3.0 4 2.9 11.6 10.45

5 3.1-3.3 15 3.2 48 43.24

6 3.4-3.6 9 3.5 31.5 28.38

Jumlah 36 16.5 111 100

Rata-rata skor keaktifan belajar siswa = 111 : 36 = 3.08

Ketuntasan klasikal = (28 : 36) x 100% = 77,78%

Berdasarkan data di atas, rata-rata keaktifan belajar siswa

mencapai 3,08 atau sekitar 75%. Dengan catatan, ada 1 dari 37

responden yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jika

jumlah responden sebanyak 36, maka rata-rata keaktifan belajar siswa

sebanyak 77.78%. Siswa yang tergolong cukup aktif sebanyak 2 siswa

(3.87%). Kemudian, siswa yang tergolong aktif sebanyak 25 siswa

(67.74%). Sementara itu, siswa yang sangat aktif sebanyak 9 siswa

(28.38%).

Page 93: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data keaktifan belajar siswa di atas, maka dapat

disusun grafik seperti pada gambar 4.15 berikut:

Gambar 4.15 Grafik Keaktifan Belajar pada Siklus II

d. Refleksi

Berbagai data yang diperoleh melalui pengamatan atau

observasi dikumpulkan, kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil

pengamatan atau observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan

tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara menganalisis skor

keaktifan belajar siswa SD Negeri 06 Ngringo pada siklus II. Hasil

pelaksanaan pada siklus II kemudian dibandingkan dengan indikator

kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang sudah ditentukan

adalah 75%.

Rata-rata keaktifan belajar siswa mencapai 77.78% dari 36

responden yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sementara itu, ada

1 responden yang tidak mengikuti pembelajaran pada siklus II, baik pada

pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Jika responden yang tidak

mengikuti pembelajaran dimasukkan ke dalam data penelitian, maka rata-

rata keaktifan belajar siswa mencapai 75%.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1.9-2.1 2.2-2.4 2.5-2.7 2.8-3.0 3.1-3.3 3.4-3.6

F

R

E

K

U

E

N

S

I

Skor Keaktifan Belajar

Page 94: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sementara itu, kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan

kegiatan pelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan

kemampuan guru dalam pembelajaran antara lain menyampaikan

apersepsi, tujuan pembelajaran, dan orientasi, menunjukkan penguasaan

materi pembelajaran, mengaitkan materi dengan pengetahauan lain yang

relevan, menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki

belajardan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa,

melaksanakan pembelajaran secara runtut,melaksanakan pembelajaran

yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang efektif,

mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan menggunakan

berbagai metode, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa,

menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar, melakukan

penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan), menggunakan bahasa

lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar, melakukan refleksi

atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa.

Dari data hasil observasi kinerja guru menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II, yakni dari rata-rata nilai

siklus I sebesar 3.1 menjadi sebesar 3.63 pada siklus II. Kemampuan

guru dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan sebesar 0.53.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II, maka keaktifan belajar siswa

pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan

pendekatan keterampilan proses sudah berhasil. Hal ini dikarenakan

keaktifan belajar siswa telah memenuhi pencapaian indikator kinerja

yang telah ditentukan, yaitu 75%. Pencapaian indikator kinerja tersebut

membuat peneliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian ke siklus

berikutnya, karena hal tersebut sudah menunjukkan bahwa penerapan

pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan belajar

Page 95: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo tahun

ajaran 2011/2012.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Berdasarkan deskripsi penelitian di atas, berikut akan dikemukakan

temuan dan pembahasan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan

keterampilan proses (PKP) sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar

IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo. Berdasarkan

hasil pengamatan dan analisis data yang sudah dilakukan, dapat dilihat bahwa ada

peningkatan keaktifan belajar siswa, prestasi belajar siswa, serta kinerja guru

selama pelaksanaan penelitian. Hal ini ditunjukan seperti pada tabel 4.4 berikut

ini:

Tabel 4.4 Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa

Kategori Keaktifan Belajar Siswa

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

A - - 9 Sangat Aktif

B 3 7 25 Aktif

C 11 26 2 Cukup Aktif

D 23 4 - Kurang Aktif

Berdasarkan tabel perbandingan keaktifan belajar siswa, maka dapat

disusun dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.16 berikut:

Page 96: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Keaktifan dan Prestasi Belajar

Berdasarkan pada gambar 4.16, skor keaktifan belajar siswa pada pra

siklus sebesar 37,84% meningkat pada siklus I menjadi 56.76%, kemudian

meningkat lagi pada siklus II menjadi 77.78%.

Sementara itu, kemampuan guru atau pengajar dalam melakukan

kegiatan pelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan guru

dalam pembelajaran antara lain menyampaikan apersepsi, tujuan pembelajaran,

dan orientasi, menunjukkan penguasaan materi pembelajaran, mengaitkan materi

dengan pengetahauan lain yang relevan, menyampaikan materi dengan jelas,

sesuai dengan hierarki belajardan karakteristik siswa, melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa,

melaksanakan pembelajaran secara runtut,melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang efektif,

mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai

metode, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukkan

sikap terbuka terhadap respon siswa, menumbuhkan keceriaan dan antusisme

siswa dalam belajar, melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan), menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, benar, dan lancar,

melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Keaktifan Belajar

Per

sen

tase

%

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 97: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan perbandingan skor keaktifan siswa di

atas, maka dapat dideskripsikan tentang peningkatan keaktifan belajar IPA materi

sifat-sifat-cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (PKP) pada siswa kelas

V SDN 06 Ngringo. Skor rata-rata kelas mengenai keaktifan belajar pada pra

siklus sebesar 1.73 atau sekitar 37.84%. Siswa yang memperoleh skor antara 1.2-

1.4 sebanyak 11 siswa atau 22.34%. Siswa yang memperoleh skor antara 1.5-1.7

sebanyak 12 siswa atau 30.00%. Siswa yang memperoleh skor antara 1.8-2.0

sebanyak 6 siswa atau 17.81%. Siswa yang memperoleh skor antara 2.1-2.3

sebanyak 5 siswa atau 17.19%. Siswa yang memperoleh skor antara 2.4-2.6

sebanyak 1 siswa atau 3.91%. Siswa yang memperoleh skor antara 2.7-2.9

sebanyak 2 siswa atau 8.75% .

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi siklus I, skor rata-rata keaktifan

belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo siklus I

mencapai 56.76%, meningkat dari pra siklus yang berjumlah 37.84%. Siswa yang

mendapat skor antara 0.9-1.3 4 siswa (5.45%). Siswa yang mendapat skor antara

1.4-1.7 sebanyak 0 siswa (0.00%). Siswa yang mendapat skor 1.8-2.1 sebanyak 12

siswa (28.98%). Siswa yang mendapat skor 2.2-2.5 sebanyak 14 siswa (40.74%).

Siswa yang mendapat skor 2.6-2.9 sebanyak 5 siswa (17.03%). Siswa yang

mendapat skor 3.0-3.3 sebanyak 2 siswa (7.80%). Data tersebut menunjukkan

bahwa jumlah siswa yang kurang aktif sebanyak 4 siswa (5.45%), siswa yang

cukup aktif sebanyak 26 siswa (69.72%), sedangkan siswa yang aktif sebanyak 7

siswa atau sekitar (24.83%)

Sementara itu, berdasarkan hasil observasi skor rata-rata keaktifan belajar

siswa pada siklus II mencapai 3,08 atau sekitar 75%. Dengan catatan, ada 1 dari

37 responden yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jika jumlah

responden sebanyak 36, maka rata-rata keaktifan belajar siswa sebanyak 77.78%.

Siswa yang tergolong cukup aktif sebanyak 2 siswa (3.87%). Kemudian, siswa

yang tergolong aktif sebanyak 25 siswa (67.74%). Sementara itu, siswa yang

sangat aktif sebanyak 9 siswa (28.38%).

Page 98: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Meskipun data menunjukkan adanya peningkatan, baik peningkatan

keaktifan belajar maupun peningkatan prestasi belajar siswa, akan tetapi selama

pelaksanaan penelitian juga ditemui beberapa hambatan. Hambatan tersebut

berasal dari dalam kelas dan luar kelas. Hambatan dari dalam kelas berasal dari

siswa kelas V itu sendiri. Masih banyak siswa yang malu bahkan tidak berani

berinteraksi selama pembelajaran berlangsung, akan tetapi hal ini dapat diatasi

dengan pendekatan dan metode interaksi yang digunakan guru.

Selain hambatan dari dalam kelas, juga terdapat hambatan dari luar kelas.

Hambatan dari luar kelas berasal dari siswa kelas lain yang sedang mengikuti

pelajaran olah raga. Hal ini sedikit banyak mengganggu jalannya proses

pembelajaran, sebab suara siswa yang gaduh terdengar hingga ke dalam ruang

kelas V. Namun hambatan ini dapat diminimalisir dengan menutup rapat-rapat

ruang kelas V, sehingga suara dari luar ruangan sedikit berkurang.

Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas sebelum

pelaksanaan tindakan, keaktifan belajar siswa sebelum menggunakan pendekatan

keterampilan proses tergolong masih rendah. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat

peraga sifat-sifat cahaya, sehingga siswa tidak mengalami atau memperagakan

sendiri percobaan sifat-sifat cahaya. Metode yang digunakan guru juga masih

terbatas. Guru memang sudah menggunakan metode tanya jawab untuk

meningkatkan keaktifan peserta didik, namun caranya yang kurang tepat, guru

tidak memusatkan pertanyaan pada seorang peserta didik akan tetapi pertanyaan

ditujukan pada satu kelas, sehingga ada beberapa peserta didik yang hanya diam

saja mendengar pertanyaan guru. Selain itu, pola interaksi edukatif bersifat satu

arah, yaitu guru ke siswa. Pola interaksi ini lebih terpusat pada guru, sehingga

peserta didik cenderung pasif dalam proses belajar mengajar.

Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru

kelas sesudah pelaksanaan tindakan, penerapan pendekatan keterampilan proses

(PKP) pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dapat menungkatkan

keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran berlangsung.

Masing-masing siswa berinteraksi secara individu dan berkelompok. Selain itu,

setiap siswa juga aktif dalam melaksanakan percobaan sifat-sifat cahaya.

Page 99: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selama pelaksanaan siklus I, terdapat beberapa kekurangan yang harus

diperbaiki. Kekurangan tersebut terlihat pada kemampuan menyusun hipotesis

siswa yang masih rendah. Kesulitan menyusun hipotesis disebabkan siswa belum

pernah diajarkan cara menyusun hipotesis yang baik dan benar. Setelah

mengetahui kelemahan siswa dalam menyusun hipotesis, kemudian guru

membimbing siswa tentang cara menyusun hipotesis terlebih dahulu.

Kekurangan yang selanjutnya adalah keberanian bertanya. Masih banyak

siswa yang belum mampu dan tidak berani mengajukan pertanyaan. Ketika

sampai tahapan demonstrasi dan presentasi, hanya sedikit siswa yang bertanya,

sehingga unsur bertukar pendapat masih kurang. Siswa hanya berani bertanya

ketika dalam kegiatan kerja kelompok saja.

Kekurangan yang terakhir adalah keberanian untuk mengkomunikasikan

hasil percobaan. Pada pertemuan pertama, hasil percobaan dikomunikasikan oleh

perwakilan kelompok di depan kelas, sementara anggota yang lain masih tetap

duduk. Namun hal ini mulai diatasi pada pertemuan kedua, setiap anggota

kelompok mendemostrasikan dan mengkomunikasikan hasil percobaannya di

depan kelas.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II, kekurangan yang muncul pada siklus

I sudah diatasi. Menurut hasil observasi dan dokumentasi, proses pembelajaran

berlangsung dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh interaksi antar

kelompok selama pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus I, kelompok yang

mempresentasikan atau mengkomunikasikan hasil percobaannya tidak mendapat

tanggapan dari kelompok lain, akan tetapi berbeda pada siklus II. Setiap kelompok

yang maju mendapatkan pertanyaan dari kelompok lain. Hal ini menjadikan

suasana pembelajaran dalam kelas menjadi lebih hidup.

Selain itu, Penerapan PKP pada siklus kedua lebih tersusun rapi.

Berbagai kekurangan yang ada pada siklus I sudah diatasi oleh guru. Kesulitan

siswa dalam menyusun hipotesis diatasi guru dengan menyajikan pertanyaan yang

terdapat pada lembar kerja siswa. Hal ini dilakukan guru untuk membimbing

siswa dalam menyusun hipotesis.

Page 100: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka keaktifan belajar siswa pada

mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan pendekatan

keterampilan proses sudah berhasil. Hal ini dikarenakan keaktifan belajar siswa

telah memenuhi pencapaian indikator kinerja yang telah ditentukan, yaitu 75%.

Pencapaian indikator kinerja tersebut membuat peneliti tidak perlu lagi

melanjutkan penelitian ke siklus berikutnya, karena hal tersebut sudah

menunjukkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dapat

meningkatkan keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V

SDN 06 Ngringo tahun ajaran 2011/2012.

Page 101: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penerapan

pendekatan keterampilan proses (PKP) dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA

materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo. Peningkatan

tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata skor keaktifan belajar

siswa kelas V pada setiap siklusnya, yaitu pada tindakan pra siklus rata-rata skor

keaktifan belajar siswa hanya mencapai 37.84%, pada siklus I rata-rata skor

keaktifan belajar siswa mencapai 56.76%. selanjutnya, pada siklus II keaktifan

belajar IPA mencapai 77.78%.

Seiring dengan meningkatnya keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat

cahaya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses

memang cocok diterapkan untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA materi sifat-

sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06 Ngringo. Selain itu, pendekatan ini juga

bisa diterapkan pada mata pelajaran selain IPA di berbagai jenjang sekolah.

B. Implikasi

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Keaktifan

Belajar IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya melalui Pendekatan Keterampilan Proses

pada Siswa Kelas V SDN 06 Ngringo Tahun Ajaran 2011/2012” yang

dilaksanakan dalam dua siklus ternyata dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa.

Keaktifan belajar siswa menduduki posisi yang sangat penting dalam

kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta

didik akan menjadikan materi atau konsep-konsep yang diajarkan guru lebih

bermakna. Hal ini mengkin terjadi, sebab siswa mengalami sendiri materi atau

konsep yang diajarkan, sehingga materi atau konsep tersebut lebih merasuk ke

dalam benak siswa. Selain itu, penerapan pendekatan keterampilan proses dapat

melatih interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan kelompok, kelompok

Page 102: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan kelompok, siswa dengan guru, serta interaksi siswa dengan sumber atau

bahan ajar.

Mengingat pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan

keaktifan belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 06

Ngringo, maka diharapkan pendekatan ini juga dapat diterapkan pada mata

pelajaran lain. Hal-hal yang dapat diterapkan guru untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keaktifan belajar siswa sebagai implikasi dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat perkembangan siswa

Setiap siswa memiliki tingkat perkembangan yang berbeda, baik

perkembangan intelektual, emosional, maupun perkembangan fisik. Hal

inilah yang menjadi pertimbangan dalam penerapan pendekatan keterampilan

proses. Pendekatan keterampilan proses yang mengandung berbagai jenis

keterampilan harus diterapkan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Selanjutnya, penerapan pendekatan ini pada siswa SD dilaksanakan secara

sederhana agar mudah diikuti oleh setiap siswa.

2. Menumbuhkan minat siswa

Minat akan menumbuhkan motivasi pada diri siswa untuk ikut serta

dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin tinggi minat siswa, maka akan

semakin besar peran siswa tersebut untuk aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Minat siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan

pendekatan keterampilan proses dirangsang dengan pola kegiatan dan media

yang variatif. Pola kegiatan belajar mengajar lebih berpusat kepada siswa,

sementara guru berperan sebagai mediator dan motivator. Sementara media

yang digunaka berasal dari benda-benda nyata yang ada di lingkungan sekitar

siswa.

3. Melatih siswa tentang cara memperoleh pengetahuan

Pendekatan keterapilan proses memungkinkan peserta didik untuk

menguji suatu konsep atau teori secara mandiri. Pengujian suatu konsep

tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan ilmiah. Sehingga peserta didik

menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Selain itu, PKP dapat

Page 103: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam mendapatkan

fakta, konsep, dan prinsip atau teori.

4. Menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan

Konsep yang dipelajari melalui pengalaman belajar yang

menyenangkan akan menjadikan konsep tersebut melekat dalam benak siswa.

Selain itu, pengalaman yang menyenangkan juga harus dikaitkan dengan

lingkungan di sekitar siswa, sehingga siswa lebih mudah mempelajari konsep

yang akan disampaikan. Selain itu, siswa akan lebih mudah menerapkan dan

memanfaatkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka dapat

disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk terlibat lebih aktif, kreatif, dan meningkatkan

keberanian menyampaikan ide atau pendapat dalam proses pembelajaran untuk

menambah pengetahuan, pemahaman, dan peningkatan hasil belajar IPA materi

sifat-sifat cahaya. Selain itu, siswa diharapkan untuk dapat berinteraksi dengan

baik ketika melaksanakan tugas kelompok. Baik dalam memberikan

sumbangan ide maupun dalam menghargai pendapat anggota kelompok yang

lain.

2. Bagi Guru

a. Dalam penyampaian materi, terutama dalam pembelajaran IPA mengenai

sifat-sifat cahaya, guru hendaknya menggunakan pendekatan pembelajaran

yang sesuai, sehingga memberikan kemudahan kepada siswa untuk

memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu

memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi. Selain itu,

penggunaan berbagai media yang inovatif turut mendukung tingginya

tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

b. Guru hendaknya berusaha meningkatkan kompetensi profesionalmya dalam

merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan

Page 104: UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MATERI …/Upaya...upaya peningkatan keaktifan belajar ipa materi sifat-sifat cahaya melalui pendekatan keterampilan proses (pkp) pada siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyenangkan dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Hal ini

dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik.

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan memudahkan siswa

untuk memahami suatu konsep.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya selalu aktif mendorong atau memotivasi

guru-guru untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan

menyenangkan. Selain itu, kepala sekolah hendaknya mengupayakan kegiatan-

kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalisme guru, misalnya melalui

seminar atau pelatihan tentang kependidikan.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji tentang permasalahan keaktifan belajar

serta penerapan pendekatan keterampilan proses hendaknya meneliti lebih

lanjut tentang siswa yang belum atau kurang aktif selama pembelajaran IPA

materi sifat-sifat cahaya berlangsung.