upaya peningkatan disiplin kerja guru pada madrasah …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 budi...

92
UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH WONOYOSO KEBUMEN TAHUN 2015 TESIS Diajukan Oleh : BUDI SANTOSA 131902385 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2015  STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

WONOYOSO KEBUMEN TAHUN 2015

TESIS

Diajukan Oleh :

BUDI SANTOSA

131902385

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2015 

 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

i  

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

WONOYOSO KEBUMEN TAHUN 2015

Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh :

BUDI SANTOSA 131902385

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA 2015 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

ii  

TESIS

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH

ALIYAH (MA) SALAFIYAH WONOYOSO KEBUMENTAHUN 2015

Diajukan Oleh :  

BUDI SANTOSA

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal : 18 Oktober 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Endy Gunanto, MM Drs. Muh. Subkhan, MM

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Magister

 Yogyakarta, Oktober 2015

Mengetahui,

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.,Ak

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

iii  

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Oktober 2015

BUDI SANTOSA

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

iv  

Persembahan :

Orangtuaku, Istri, dan anakku

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

v  

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan

anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis Magister

Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta dengan tepat waktu. Banyak pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu kelancaran

tesis ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.,Ak selaku Direktur Magister

Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta atas bimbingannya.

2. Dr. Endy Gunanto, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan

dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Drs. Muh. Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak/ Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam

penyelesaian tesis ini.

5. Bapak / Ibu Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha

Yogyakarta.

6. Bapak / Ibu guru MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

vi  

Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima

kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan

ini sangat saya harapkan.

Yogyakarta, Oktober 2015

BUDI SANTOSA

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

vii  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERNYATAAN ............................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

ABSTRAKSI ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................. 4

1.4. Tujuan penelitian ................................................................. 4

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia....................................... 6

2.2. Guru ...................................................................................... 10

2.3. Disiplin ................................................................................... 12

2.4. Disiplin kerja Guru ............................................................. 30

2.5. Penelitian Yang Relevan...................................................... 37

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

viii  

2.6. Kerangka Penelitian ............................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian .................................................................. 40

3.2. Definisi Operasional ............................................................... 40

3.3. Lokasi Penelitian .................................................................. 42

3.4. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 42

3.5. Metode Pengumpulan Data .................................................. 42

3.6. Instrumen Penelitian ............................................................. 43

3.7. Keabsahan Data ................................................................... 44

3.8. Teknik Analisis Data............................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen .................. 49

4.2. Hasil Penelitian.................................................................... 52

4.3. Pembahasan ......................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan............................................................................. 75

5.2. Saran.................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

ix  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Identifikasi Faktor Internal ............................................................ 31

Tabel 4.2. Identifikasi Faktor Eksternal ............................................................ 60

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

x  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...................................................................... 31

Gambar3.1. Triangulasi Teknik ...................................................................... 36

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

xi  

ABSTRAKSI

Disiplin mempunyai peranan yang sangat penting untuk pendidikan,

digunakan terutama untuk memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri serta mampu meraih prestasi kerja dalam melaksanakan pengajaran, baik secara perorangan maupun kelompok. Guru yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang guru yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen ditinjau dari segi pengawasan pemimpin kurang dan kurangnya pemberian sangsi yang tegas terhadap guru yang melanggar peraturan, sehingga membuat semua perihal indisipliner jadi merebak berkelanjutan, seperti ditemukan bahwa ketidak disiplinan dalam waktu, seperti keterlambatan dalam kehadiran dan meninggalkan sekolah sebelum waktu usai. Mereka terkadang meninggalkan sekolah bila jam belajar mengajar mereka telah usai yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang telah ditetapkan sekolah, seperti hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang setelah pelajaran selesai, tidak meninggalkan sekolah, tanpa izin kepala sekolah. Tidak hanya itu guru juga terkadang meminta bantuan kepada petugas tatausaha untuk memeriksa dan menilai setiap tugas, pekerjaan dan latihan yang diberikan kepada siswa yang seharusnya harus dilakukan guru bersangkutan, sehingga kurangnya efektifitas dalam pencapaian tujuan organisasi sekolah secara tepat.

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan disiplin guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada saat berlangsungnya penelitian melalui pengumpulan data yang kemudian diinterprestasikan satu sama lain sehingga diperoleh perumusan dan analisa terhadap masalah yang ada.

Hasilnya diketahui faktor yang menyebabkan kedisiplinan guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen masih rendah karena rendahnya kompensasi bagi guru wiyata bhakti, tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan, karena faktor kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat pada aturan dan masalah keluarga, kesehatan. Upaya untuk meningkatkan disiplin di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumenadalah meningkatkan kesadaran diri sehingga menjadi kebiasaan, kemudian di sekolah membuat tata tertib yang jelas, dilakukan rapat koordinasi, supervisi dan pembinaan berkelanjutan dan penilaian kinerja.

kata kunci : disiplin, kerja

 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan peningkatan mutu sumber daya manusia suatu

bangsa, maka pemerintah mengambil salah satu kebijakan yaitu meningkatkan

kualitas pendidikan. Kegiatan yang dapat mempengaruhi peningkatan mutu

pendidikan didalamnya termasuk pengembangan pelaksanaan proses belajar

mengajar. Untuk mengembangkan proses belajar mengajar maka pemerintah

berusaha meningkatkan mutu para guru, pengajar atau tenaga kependidikan

dengan menyekolahkan mereka kejenjang lebih tinggi. Kebijakan dan langkah

iangkah pemerintah tersebut diambil agar kualitas generasi penerus atau sumber

daya manusia meningkat sehingga menghasilkan manusia-manusia yang cerdas,

handal, demokratis dan berkemampuan tinggi untuk menghadapi tantangan atau

masalah yang lebih kompleks di era globalisasi.

Kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik didukung

dengan banyak faktor, yang salah satunya adalah disiplin kerja guru. Pada saat ini

sering dijumpai disiplin guru sering tidak maksimal dalam proses mengajar,

misalnya sering jam kosong atau tidak sesuai waktu yang ditentukan, perlunya

disiplin guru dalam hal mengajar sesuai dengan kewajibannya. Sastrohadiwiryo

(2003) menyatakan bahwa ”Disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang

berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

2

dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas

dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Disiplin mempunyai peranan yang sangat penting untuk pendidikan,

digunakan terutama untuk memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri serta

mampu meraih prestasi kerja dalam melaksanakan pengajaran, baik secara

perorangan maupun kelompok. Guru yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang

tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan.

Seorang guru yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-

hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Sastrohadiwiryo (2003)

mengatakan bahwa disiplin kerja ialah sebagai suatu sikap menghormati,

menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang

tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya. Memelihara kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit,

karena banyak indikator-indikator yang mempengaruhinya.

Fathoni (2006) menambahkan bahwa Indikator-indikator yang

mempengaruhi disiplin kerja yaitu : tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan,

balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan, peraturan

dan hubungan kemanusiaan. guru memegang peranan sangat penting dalam

pendidikan. Tanpa bantuan dan peran para guru, program kerja yang telah

ditetapkan tidak dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Karena guru

merupakan pelaku utama pada kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi di Madrasah Aliyah (MA) Salafiyah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

3

Wonoyoso Kebumen memahami pentingnya disiplin kerja yang baik namun

terkadang MA Salafiyah Wonosoyo Kebumen dihadapkan pada guru yang

melanggar peraturan, seperti ditemukan bahwa ketidakdisiplinan dalam waktu,

seperti keterlambatan dalam kehadiran dan meninggalkan sekolah sebelum waktu

usai. Mereka terkadang meninggalkan sekolah bila jam belajar mengajar mereka

telah usai yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang telah ditetapkan

sekolah, seperti hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang

setelah pelajaran selesai, tidak meninggalkan sekolah, tanpa izin kepala sekolah.

Tidak hanya itu guru juga sering meminta bantuan kepada petugas tata usaha

untuk memeriksa dan menilai setiap tugas, pekerjaan dan latihan yang diberikan

kepada siswa yang seharusnya harus dilakukan guru bersangkutan, sehingga

kurangnya efektifitas dalam pencapaian tujuan organisasi sekolah secara tepat.

MA Salafiyah Wonoyoso Kebumenini terus berupaya membenahi kinerja guru,

hal ini dikarenakan kalau masalah ketidakdisiplinan seperti yang telah diuraikan

diatas terus berlangsung, maka akan berakibat menurunnya mutu pendidikan di

MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen sehingga dapat berimbas pada prestasi siswa

dan image yang buruk bagi MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.

Berangkat dari pemikiran di atas dan betapa pentingnya peranan

kepemimpinan seseorang dalam keberhasilan suatu organisasi, maka dengan itu

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul "Upaya Peningkatan

Disiplin Kerja Guru Pada MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen".

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

4

1.2. RUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut

terkadang MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen dihadapkan pada guru yang

kedisiplinan rendah, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kedisiplinan

guru.

1.3. PERTANYAAN PENELITIAN

Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah bagaimana upaya untuk

meningkatkan disiplin guru tetap di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen?

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mengetahui upaya untuk

meningkatkan disiplin guru tetap di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :

1. Dari segi teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia

pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada.

b. Menambah literatur terutama mengenai meningkatkan kedisiplinan

guru.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

5

2. Dari segi praktis,

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi

khususnya upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan

kedisiplinan kerja guru di sekolah.

b. Menambah wawasan penulis mengenai masalah peningkatan

kedisiplinan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Manajemen merupakan proses untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen bisa sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis

juga sebagai suatu kreativitas pribadi yang disertai suatu keterampilan.

Menurut Samsudin (2006) Manajemen adalah suatu proses yang khas,

yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

daya lainnya”.

Dari definisi manajemen di atas maka dapat diketahui bahwa ada dua

istilah yang diberikan para ahli mengenai istilah manajemen yaitu sebagai seni

yang merupakan kreativitas pribadi yang disertai suatu keterampilan dan ada pula

yang memberikan definisi manajemen sebagai suatu ilmu yang merupakan

kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis. Maka suatu organisasi untuk

mencapai tujuannya tidak akan terlepas dari aktivitas manajemen. Manajemen

menginginkan tujuan organisasi tercapai dengan efisien dan efektif.

Adapun fungsi manajemen diantaranya :

1. Perencanaan (Planning) adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan

memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

7

2. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) adalah kegiatan

mengkoordinir sumber daya, tugas, dan otoritas diantara anggota

organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif.

3. Pengarahan (Leading) adalah membuat bagaimana orang-orang tersebut

bekerja untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

4. Pengendalian (Controlling) bertujuan untuk melihat apakah organisasi

berjalan sesuai rencana.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

dari manajemen umum yang meliputi segi-segi : perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi,

pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia

mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan, maka

pengalaman dan hasil penelitian bidang SDM dikumpulkan secara sistematis

selanjutnya disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Menurut Rivai

(2008) istilah manajemen mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang

bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia. Dengan

manajemen maka pemanfaatan sumber daya yang ada dapat lebih optimal guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

oleh manajemen semakin kompleks seiring dengan perkembangan teknologi di era

globalisasi ini. Pada masa kini persoalan manajemen tidak hanya terdapat pada

bahan mentah atau bahan baku akan tetapi juga menyangkut prilaku karyawan

atau sumber daya manusia. Seperti sumber daya lainnya, sumber daya manusia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

8

merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan

keluaran (output). Sumber daya manusia merupakan asset bagi perusahaan yang

apabila dimanage akan menghasilkan output kinerja bagi perusahaan yang

tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang

belum mempunyai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan

apabila dilatih, diberikan pengalaman dan diberikan motivasi untuk berkembang

maka akan menjadi asset yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.

Pengelolaan sumber daya manusia inilah yang disebut dengan manajemen sumber

daya manusia. Dengan kata lain manajemen sumber daya manusia adalah

mengembangkan pegawai dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran individu

maupun organisasi.

Sedarmayanti (2009) mengatakan bahwaManajemen Sumber Daya

Manusia (SDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau

sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring,

melatih, memberi penghargaan dan penilaian.Menjadi tugas utama manajemen

sumber daya manusia yaitu mengelola pegawai se-efisien dan se-efektif mungkin

agar diperoleh pegawai yang produktif dan dapat memberikan keuntungan yang

maksimal bagi perusahaan. Secara khusus Sedarmayanti (2009) mengungkapkan

bahwa manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk :

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan pegawai

cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi seperti yang

diperlukan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

9

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia

kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.

3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi

prosedur perekrutan dan seleksi yang teliti, sistem kompensasi dan insentif

yang tergantung pada kinerja, pengembangan manajemen serta aktifitas

pelatihan yang terkait “kebutuhan bisnis”.

4. Mengembangkan praktek manajemen dengan komitmen tinggi yang

menyadari bahwa karyawan adalah pihakterkait dalam organisasi yang

bernilai membantu dan membentuk pengembangan iklim kerjasama dan

kepercayaan bersama.

5. Menciptakan iklim, dimana hubungan yang produktif dan harmonis dapat

dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan karyawan.

6. Mengembangkan iklim lingkungan dimana kerjasama tim dan fleksibilitas

dapat berkembang.

7. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikankebutuhan

pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah,manajemen,

karyawan, pelanggan, pemasok dan masyarakat luas).

8. Memastikan bahwa orang dinilai atau dihargai berdasarkan apa yang

mereka lakukan dan mereka capai.

9. Mengelola karyawan yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu

dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi.

10. Memastikan bahwa kesamaan tersedia untuk semua.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

10

11. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang didasarkan

pada perhatian untuk karyawan, keadilan dan transportasi.

12. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental

karyawan.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas manajemen sumber daya

manusia harus malaksanakan beberapa kelompok aktivitas yang semuanya saling

berhubungan dan terkait, seperti yang terjadi dalam konteks organisasi meliputi :

perencanaan sumber daya manusia, kompensasi dan tunjangan kesehatan,

keselamatan dan keamanan, hubungan karyawan dan buruh. Namun di era

globalisasi dimana teknologi membuat dunia seolah tanpa batas maka lingkungan

eksternal menjadi bagian penting yang harus menjadi pertimbangan bagi semua

pimpinan dalam melaksanakan aktivitas sumber daya manusia diantaranya :

hukum,politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi. Hal ini dikarenakan

lingkungan eksternal seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi itu

sendiri.

2.2. GURU

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberi ilmu

pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orng

yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidfak mesti di lembaga

pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushalla di rumah,

dan sebaganiya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

11

Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang

membuat guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru.

Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar

menjadi orang yang berkepribadian mulia.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar

dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokan terdapat tiga jenis

tugas guru, yakni tugas dalam profesei tugas kemanusiaan, dan tugas dalam

bidang kemasyarakatan. Tugas guru dalam profesi meliputi mendidik, mengajar

dan melatih. Mendidik berarti meneruskan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnoplogi. Sedfangkan

melatih mengembangkan ketrampilan-keterampilan pada siswa.(Usman, 1995 : 6-

7)

Syaiful bahri Djamarah (2000: 31)mengatakan “ di bidang kemasyarakatan

merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini

mempunya tugas mendidik dan masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia

yang bermoral pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak

didik anak didik sama halnya guru mencerdaskan bangsa Indonesia”.

Keberhasilan melaksanakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) saat

tergantung pada guru. Mengapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak

dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum tanpa

didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis

yang tidak memiliki makna. Oleh karena itulah, guru memilki peran yang sangat

penting dalam proses implementasi kurikulum. (Wina Sanjaya, 2006:13)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

12

Dalam pengajaran guru pun memiliki peran, antara lain:

1. Organisasi kegiatan belajar mengajar

2. Sumber informasi (nara sumber) bagi siswa.

3. Motivasi bagi siswa umtuk belajar

4. Penyediaan materi dan kesempatan belajar bagi siswa

5. Pembimbing, kegiatan belajar bagi siswa.( Sabri, 2005 : 107)

2.3. DISIPLIN

2.3.1. Pengertian Disiplin

Menurut Simamora (2004) Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau

menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin

merupakan pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan

menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi.

Tindakan disipliner menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang gagal

memenuhi standar yang ditatapkan. Tindakan disipliner yang efektif terpusat pada

perilaku karyawan yang salah, bukan pada diri karyawan sebagai pribadi.

Disiplin menurut Siswanto (2005) adalah Suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak

untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya.

Rivai (2004) mengemukakan bahwa Disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

13

bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku.

Menurut Hasibuan (2007) berpendapat bahwa Kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu

organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi

perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci

keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Sinungan (2000) menjelaskan Disiplin kerja sebagai suatu sikap mental

yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau

masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap peraturan-

peraturan yang ditetapkan baik oleh pemerintah atau etik, norma, dan kaidah yang

berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Siagian (2005) juga berpendapat bahwa Pendisiplinan pegawai adalah

suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,

sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela

berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai yang lainnya

Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itu, ia harus

ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang

yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang

tinggi, sebaliknya orang yang gagal umumnya tidak disiplin.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

14

Makna disiplin secara istilah bedrasal dari istilah bahasa inggris yaitu:

“dicipline berarti: 1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan

diri, kendali diri ; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan

sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang

diberikan untuk melatih memperbaiki: 4). Kumpulan atau sistem peraturan-

peraturan bagi tingkah laku. (Tulus, 2004 : 43)

Dengan demikian maka disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan

dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan yang terjadi

dalam diri orang itu.

Menurut Wursanto (2003 :156) merumuskan “Disiplin merupakan suatu

bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak

memaksakan perasaan sehingga tidak emosional.”

Jadi, disiplin merupakan suatu proses latihan dan belajar untuk

meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berfikir dan bekerja yang aktif dan

kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dari orang-orang dalam suatu

organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga

menimbulkan keadaan tertib.

Demikian juga pendapat searah dilontarkan oleh Tabrani (2001: 54). Yang

menyatakan bahwa disiplim adalah:” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi

tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat

maupun ditempat kerja”.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

15

Sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

ياأيّھا الذين أَمنُوا أطيْعُوا هللا و أطيعوا الّرسول وأولي األمر منكم

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-

RasulNya, dan Ulil Amri di antara kamu…”(QS. An-Nissa:59).

Apa yang diterangkan dalam ayat tersebut diperjelas lagi dalam hadist

yang berbunyi:

Artinya: “ Dari ibnu Umar Ra dari Nabi SAW, berkata: Seorang muslim wajib

mendengarkan dan taat pada perintah yang disukainya maupun tidak, kecuali bila

ia diperintah mengerjakan kemasiatan maka ia wajib mendengar dan taat”.(HR.

Mutafaqa’laihi). (Imam Nawawi, 1999 : 611)

Berdasarkan pernyataan tersebut kiranya jelas bahwa disiplin adalah sutau

keadaan, dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya,

serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak

langsung, selama peraturan-peraturan itu tidak melanggar norma-norma agama.

Disiplin tidak dipandang sebagai paksaan semata, sekurang-kurangya karena dua

alasan. Pertama ia menetapkan memberi cara-cara respons yang pantas, tanpa

mana tatanan dan kehidupan yang terorganisasi tidak mungkin. Ia membebaskan

kita dari keharusan setiuap saat menyusun cara pemecahan. Kedua, ia memberi

jawaban kepada kabutuhan individu akan pengekangan, yang mungkin si individu

mencapai, secara berturut-turut, tujuan-tujuan tertentu. Tanpa pembatasan seperti

itu, ia tak bisa tidak akan menderita karena frustasi dan kecewa sebagai akibat dari

keinginan yang tidak ada batasnya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

16

Berkaitan dengan konsep di atas, Tulus Tu’u (2004 : 44) menguraikan

tentang konsep disiplin tersebut sebagai berikut:

1. Disiplin Otoritarian

Disiplin ini adalah pengendalian tingkah laku seseorang. Orang yang

berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan mentaati

peraturan yang telah disusun dan barlaku dan berlaku di tempat itu.

2. Disiplin Permissive

Dalam disiplin ini seseorang dibiarakan bertindak menurut keinginannya

dan dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai

dengan keputusan yang di ambilnya, serta barakibat pelanggaran norma

atau aturan yang berlaku dan tidak diberi sanksi.

Disiplin Demokratis

3. Disiplin demokratis ini berusaha mengembangkan disiplin yang muncul

atas kesadaran diri sehingga seseorang dapat memiliki disiplin diri yang

kuat dan mantap.

2.3.2. Maksud dan Sasaran Kedisiplinan

Handoko (2001) berpendapat bahwa Maksud pendisiplinan adalah untuk

memperbaiki kegiatan di waktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan di

masa lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif,

bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan

karyawan yang berbuat salah. Tindakan negatif ini biasanya mempunyai berbagai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

17

pengaruh sampingan yang merugikan seperti hubungan emosional terganggu,

absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan ketakutan pada penyelia.

Menurut Siswanto (2005), Maksud dan sasaran dari disiplin kerja adalah

terpenuhinya beberapa tujuan seperti :

1. Tujuan umum disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai

dengan motif perusahaan. yang bersangkutan, baik hari ini maupun hari esok.

2. Tujuan khusus disiplin kerja

a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan

ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang

berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, serta

melaksanakan perintah manajemen.

b. Dapat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya serta mampu meberikan

servis yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan

dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan

kepadanya.

c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan

jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.

d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang

berlaku pada perusahaan.

e. Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai

dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

18

2.3.3. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Siswanto (2005) berpendapat bahwa faktor-faktor dari disiplin

kerja itu ada 5 yaitu :

1. Frekuensi Kehadiran, salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat

kedisiplinan pegawai. Semakin tinggi frekuensi kehadirannya atau rendahnya

tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah memliki disiplin kerja yang

tinggi.

2. Tingkat Kewaspadaan, pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya

selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang

tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya.

3. Ketaatan Pada Standar Kerja, dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai

diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan

aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat

dihindari.

4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja, dimaksudkan demi kenyamanan dan

kelancaran dalam bekerja.

5. Etika Kerja, diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan

perkerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling menghargai antar

sesama pegawai.

Menurut Hasibuan (2007) pada dasarnya banyak indikator yang

mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang pegawai, di antaranya :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

19

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan

(pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh-

sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan,

karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta

sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik,

kedisiplinan bawahan pun akan baik. Jika teladan pimpinan kurang baik

(kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.

3. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan

karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan

terhadap perusahaan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik

terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Balas jasa

berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan.Artinya semakin

besar balas jasa, semakin baik kedisiplinan karyawan.Sebaliknya, apabila

balas jasa kecil, kedisiplinan karyawan menjadi rendah.Karyawan sulit untuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

20

berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi

dengan baik.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan

sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting, dan minta diperlakukan

sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan

dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang

terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam

memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.

Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar

kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam

mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.Dengan waskat berarti atasan

harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan

prestasi kerja bawahannya.Hal ini berarti atasan harus selau hadir di tempat

kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya

yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.Waskat efektif

merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan.Karyawan merasa

mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari

atasannya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

21

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut

melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan

akan berkurang.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak

untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi

hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas

menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan

diakui kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan demkian, pimpinan akan

memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.Hubungan-

hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari Direct

Single Relationship, Direct Group Relationship, dan Cross Relationship

hendaknya berjalan harmonis.Manajer harus berusaha menciptakan suasana

kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara vertikal maupun

horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya Human Relationship

yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.

Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

22

kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam

organisasi tersebut baik.

Faktor-faktor atau indikator yang mempengaruhi kedisiplinan menurut

Saydam (2005) sebagai berikut :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan/organisasi.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

4. Keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan.

5. Ada tidaknya pengawasan pemimpin.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.

7. Diciptakan kebiasan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Rivai (2008) menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki beberapa

komponen seperti :

1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur

kedisiplinan, dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah

terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.

2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak

akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja

yang ditetapkan oleh perusahaan.

3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung

jawab karyawan terhadap tugas yang diamanahkan kepadanya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

23

4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan

selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta

selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.

5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak

sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini

merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis

sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.

2.3.4. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja

Handoko (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua tipe kegiatan

pendisiplinan, yaitu :

1. Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para

karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah

untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para

karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa

oleh pihak manajemen.

2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran-

pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.Kegiatan korektif sering berupa suatu

bentuk hukuman dan disebut sebagai tindakan pendisiplinan (disciplinary

action). Sebagai contoh bisa berupa peringatan atau skorsing.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

24

Bentuk-bentuk kedisiplinan menurut Simamora (2004) ada 3 yaitu:

1. Disiplin Manajerial, segala sesuatu tergantung pada pemimpin mulai dari

awal hingga akhir.

2. Disiplin Tim, kesempurnaan kinerja bermuara dari ketergantungan satu sam

alin dan ketergantungan ini berkecambah dari suatu komitmen setiap anggota

terhadap seluruh organisasi.

3. Disiplin Diri, dimana pelaksana tunggal sepenuhnya tergantung pada

pelatihan, ketangkasan, dan kendali diri.

Sedangkan menurut Rivai (2008) adalah sebagai berikut :

1. Disiplin Retributif.

Yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.

2. Disiplin Korektif.

Yaitu berusaha membantu karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak

tepat.

3. Perspektif Hak-hak Individu.

Yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan

disipliner.

4. Perspektif Utilitarian.

Memiliki fokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-

konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

25

2.3.5. Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja

Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang

pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan

organisasi (Rivai, 2004), sedangkan sanksi pelanggaran kerja adalah hukuman

disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar

peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi.

Menurut Rivai (2004) ada beberapa tingkat dan jenis pelanggaran kerja

yang umumnya berlaku dalam suatu organisasi yaitu:

1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis: teguran lisan, teguran tertulis, dan

pernyataan tidak puas secara tertulis.

2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis: penundaan kenaikan gaji,

penurunan gaji, penundaan kenaikan pangkat.

3. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis: penurunan pangkat, pembebasan dari

jabatan, pemberhentian, pemecatan.

Dharma (2004) berpendapat bahwa sanksi pelanggaran kerja akibat

tindakan indisipliner dapat dilakukan dengan cara :

1. Pembicaraan informal

Dalam aturan pembicaraan informal dapat dilakukan terhadap karyawan yang

melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran itu dilakukan pertama kali. Jika

pelanggaran yang dilakukan karyawan hanyalah pelanggaran kecil, seperti

terlambat masuk kerja atau istirahat siang lebih lama dari yang ditentukan, atau

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

26

karyawan yang bersangkutan juga tidak memiliki catatan pelanggaran

peraturan sebelumnya, pembicaraan informal akan memecahkan masalah. Pada

saat pembicaraan usahakan menemukan penyebab pelanggaran, dengan

mempertimbangkan potensi karyawan yang bersangkutan dan catatan

kepegawaiannya.

2. Peringatan lisan

Peringatan lisan perlu dipandang sebagai dialog atau diskusi, bukan sebagai

ceramah atau kesempatan untuk “mengumpat karyawan”. Karyawan perlu

didorong untuk mengemukakan alasannya melakukan pelanggaran. Selama

berlangsungnya pembicaraan, sebagai seorang pimpinan perlu berusaha

memperoleh semua fakta yang relevan dan memintanya mengajukan

pandangan. Jika fakta telah diperoleh dan telah dinilai, maka perlu dilakukan

pengambilan keputusan terhadap karyawan bersangkutan.

3. Peringatan tertulis

Peringatan tertulis diberikan untuk karyawan yang telah melanggar peraturan

berulang-ulang. Tindakan ini biasanya didahului dengan pembicaraan terhadap

karyawan yang melakukan pelanggaran.

4. Pengrumahan sementara

Pengrumahan sementara adalah tindakan pendisiplinan yang dilakukan

terhadap karyawan yang telah berulang kali melakukan pelanggaran. Ini berarti

bahwa langkah pendisiplinan sebelumnya tidak berhasil mengubah

perilakunya. Pengrumahan sementara dapat dilakukan tanpa melalui tahapan

yang diuraikan sebelumnya jika pelanggaran yang dilakukan adalah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

27

pelanggaran yang cukup berat. Tindakan ini dapat dilakukan sebagai alternatif

dari tindakan pemecatan jika pimpinan perusahaan memandang bahwa karir

karyawan itu masih dapat diselamatkan.

5. Demosi

Demosi berarti penurunan pangkat atau upah yang diterima karyawan. Akibat

yang biasa timbul dari tindakan pendisiplinan ini adalah timbulnya perasaan

kecewa, malu, patah semangat, atau mungkin marah pada karyawan

bersangkutan. Oleh sebab itu, demosi tidak dipandang sebagai langkah yang

besar manfaatnya dalam pendisiplinan progresif di sejumlah perusahaan.

6. Pemecatan

Pemecatan merupakan langkah terakhir setelah langkah sebelumnya tidak

berjalan dengan baik. Tindakan ini hanya dilakukan untuk jenis pelanggaran

yang sangat serius atau pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak

dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya. Keputusan

pemecatan biasanya diambil oleh pimpinan pada tingkat yang lebih tinggi.

Pada dasarnya penerapan sanksi sebaiknya diatur dengan menampung

masukan dari pegawai dengan maksud keikutsertaan mereka dalam penyusunan

sanksi yang akan diberikan sedikit banyaknya akan mempengaruhi serta

mengurangi ketidakdisiplinan tersebut, selain itu pemberian sanksi disiplin harus

berorientasi pada pemberian latihan atau sifatnya pembinaan bukan bertujuan

untuk menghukum agar para pegawai tidak melakukan kesalahan yang sama

dimasa datang.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

28

Disamping itu untuk membina selanjutnya telah ditetapkan Peraturan

Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, disebutkan

ada tiga tingkatan dan jenis hukuman disiplin pada pegawai negeri sipil. Hukuman

disiplin terdiri dari :

(1) Hukuman disiplin ringan

(2) Hukuman disiplin sedang, dan

(3) Hukuman disiplin berat.

2.3.6. Indikator Kedisiplinan

Menurut Hasibuan (2007) Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi

kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya:

1. Tujuan Dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.

2. Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para

bawahannya.

3. Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

29

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego

dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta

diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

5. Kejujuran

Kejujuran merupakan kualitas manusiawi dengan cara mengomunikasikan

diri dan bertindak secara benar (truthfully). Karena itu, kejujuran

sesungguhnya berkaitan erat dengan nilai kebenaran, termasuk di

dalamnya kemampuan mendengarkan, sebagaimana kemampuan

berbicara, serta setiap perilaku yang bisa muncul dari tindakan manusia.

6. Waskat

Waskat ialah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/mengetahui

kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan,

meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan,

menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem

internal control yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat.

7. Sanksi Hukuman

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin

takut melanggar peraturan-eraturan perusahaan, sikap dan perilaku

indisipliner karyawan akan berkurang. Berat ringannya sanksi hukuman

yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan

karyawan. Sanksi hukuman harus dipertimbangkan secara logis, masuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

30

akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan.sanksi

hukuman seharusnya tidak terlalu ringan, namun juga tidak terlalu berat

agar dapat tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya.

8. Ketegasan

Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap

karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah

ditetapkan. Pemimpin yang demikian akan mudah untuk disegani dan

diakui kepemimpinannya oleh bawahan.

9. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus

berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta

mengikat, vertikal maupun horizontal di antara semua karyawannya.

Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan

dan suasana kerja yang nyaman.

2.4. DISIPLIN KERJA GURU

Disiplin merupakan fungsi operatif dari Manajemen Sumber Daya

Manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi

prestasi kerja yang dapat dicapainya.Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi

organisasi mencapai hasil yang optimal.Pada umumnya apabila orang memikirkan

tentang disiplin, yang terbayang adalah berupa hukuman berat, padahal hukuman

hanya sebagian dari seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin kerja yang baik

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

31

diharapkan akan terwujud lingkungan yang tertib, berdaya guna dan berhasil

guna melalui seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umumnya disiplin ini

dapat dilihat dari indikator seperti : guru datang ke tempat kerja tepat waktu ;

berpakaian rapih, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana

mestinya seorang pegawai; guru mempergunakan alat-alat dan perlengkapan

sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan

aturan yang ditetapkan lembaga. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau

para pegawainya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin ini tentunya

perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk

menciptakan kualitas kerja yang baik.

Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja, memang awalnya akan

dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus diberlakukan akan

menjadi kebiasaan, dan disiplin tidak akan menjadi beban berat bagi para

pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di lingkungan kerja, karena seperti telah

disinggung di atas bahwa disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi perlu adanya

pembinaan - pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini.

Kondisi disiplin kerja pegawai tidak langsung tercipta begitu saja,

melainkan harus ada kemauan dan usaha semua pihak terutama pihak pimpinan

untuk menumbuhkan disiplin kerja. Sehubungan dengan itu, bagaimana

mewujudkan disiplin kerja yang baik dalam organisasi.

Dalam memberikan kedisiplinan kepada bawahan seorang pemimpin

mempunyai gaya yang berbeda-beda tergantung kepada kemampuan dan

keilmuan yang dimiliki oleh pimpinan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 44: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

32

Selanjutnya Martoyo (2000) mengatakan bahwa Pimpinan dalam

pembinaan disiplin terhadap bawahan harus memperhatikan : pengawasan yang

berkelanjutan, mengetahui organisasi yang dipimpinnya, instruksi harus jelas dan

tegas tidak membingungkan bawahan. Menurut prosedur kerja yang sederhana

dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah.

Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama disiplin

diri (self-discipline) dalam kaitan ini pemimpin harus membantu pegawai

mengembangkan pola dan meningkatkan standar perilakunya, serta menggunakan

pelaksanaan aturan sebagai alat untuk mengakkan disiplin. Disiplin merupakan

sesuatu yang penting utuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan,

menanamkan kerjasama, serta menanamkan rasa hormat terhadap orang lain.

Fathoni (2006) mengartikan disiplin sebagai Kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang

berlaku.

Menurut Siagian dalam Sutrisno (2009), bentuk disiplin yang baik akan

tercermin pada suasana di lingkungan organisasi sekolah, yaitu:

1. Tingginya rasa kepedulian guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah.

2. Tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam mengajar.

3. Besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya.

4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solideritas yang tinggi di kalangan

guru.

5. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 45: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

33

Suatu asumsi bahwa pemimpin mempunyai pengaruh langsung pada sikap

kebiasaan yang dilakukan karyawan. Kebiasaan itu dampak dari keteladanan

yang dicontohkan oleh pimpinan.Oleh karena itu, jika mengharapkan karyawan

memiliki tingkat disiplin yang baik, maka pemimpin harus memberikan

kepemimpinan yang baik pula.

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2009), faktor yang mempengaruhi

disiplin guru adalah :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

2. Ada tidaknya keteladanan kepala sekolah.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

8. Pengembangan struktur organisasi yang sehat.

9. Adanya suatu program yang lengkap atau baik untuk memelihara

semangat dan disiplin guru.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya disiplin seperti yang

di kemukakan oleh IG Wursanto (2003, 151) yaitu, meliputi Faktor

Kpemimpinan, faktor Kebutuhan, Faktor Pengawasan. Dan disini akan

menjelaskan ketiga faktor diatas.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 46: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

34

1. Faktor Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau

mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dari tingkah laku orang lain.

2. Faktor Kebutuhan

Pegawai tidak hanya menuntut terpenuhinya kebutuhan ekonomis, tetapi

kebutuhan sosial dan psikologis perlu diperhatikan pula.

3. Faktor Pengawasan

Faktor pengawasan atau controlling sangat penting dalam usaha

mendapatkan disiplin kerja yang tinggi.

Untuk menegakkan disiplin kerja guru perlu dilaksanakan pengawasan yang

sifatnya membantu setiap personil agar selalu melaksanakan kegiatannya

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Sedangkan menurut Suroso (2001: 55) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi di siplin guru antara lain: moril semangat kerja pegawai,

klesejahteraan pegawai, dengan suasana kerja yang harmonis.

1. Moril atau semangat pegawai kerja

Seorang pegawai akan patuh terhadap disiplin kerja yang telah di sepakati

apabila moril atau semangat kerja mereka tinggi. Sebaliknya apabila seorang

pegawai mempunyai moril yang rendah maka ia akan berbuat tidak sesuai

dengan peraturan yang di sepakati.

2. Kesejahteraan Pegawai

Kesejahteraan adalah keinginan tetap setiap manusia, kesejahteraan selalu

dikaitkan dengan terpenuhinya segala kebutuhan. Untuk kesejahteraan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 47: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

35

pegwai wajib memberikan intensif finansial sebagai imbalan jasa yang telah

mereka berikan kepada perusahaan.

3. Suasana kerja yang harmonis

Suasana kerja yang harmonis ditandai dengan komunikasi yang lancar,

pentilasi yang cukup, letak peralatan yang teratur, yang dapat membantu

pegawai berbuat disiplin.

Berbeda dengan pendapat Tulus Tu’u (2004 : 44), mengemukakan bahwa ada

empat hal yang dapat mempengaruhi dan membentuk disiplin seseorang di

antaranya mengikuti dan menaati peraturan, kesadaran diri, alat pendidikan,

hukuman. Keempat faktor ini merupakan faktor dominan yang mempengaruhi

dan membentuk disiplin dengan alasan sebagai berikut:

1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap

penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran

diri menjadi motif yang sangat kuat terwujudnya disiplin.

2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktek atas

peratuiran-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Tekanan dari

luara dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan memaksa agar

disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga peraturan-peraturan

diikuti dan dipraktekkan.

3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang di tentukan atau

diajarkan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 48: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

36

Dengan ditandatanganinya Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama Nomor 1 Tahun 2013 tanggal 6 November 2013 tentang

Disiplin Kehadiran Guru di Lingkungan Madrasah untuk melengkapi peraturan

sebelumnya yaitu :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai

2. Peraturan Menteri Agama Nomor 28 Tahun 2013 tentang Disiplin

Kehadiran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Agama.

Maka secara otomatis mengikat kepada semua guru yang berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Madrasah. Adapun jam kerja per minggu

tetap 37,5 jam dengan ketentuan 6,25 jam/hari bagi yang melaksanakan 6 hari

kerja.

Menurut Ali Imron (1997 : 61) disiplin guru adalah:”suatu keadaan tertib

da teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada

pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah secara

keseluruhan”.

Sebagian besar guru di Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil. Oleh

karena mereka adalah Pegawai Negeri Sipil, maka ia wajib menjalankan disiplin

sebabagaimana peraturang perundang-undangan yang berlaku, salah satu

peraturan antara lain adalah peraturan pemerintah No 53 Tahun 2010, tentang

disiplin Pegawai Negeri Sipil antara lain:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 49: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

37

1. Peraturan Disiplin pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang

mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati

atau larangan dilanggar.

2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan

pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin

Pegawai Negeri sipil, baik yang dilakukan diu dalam maupun di luar jam

kerja.

3. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan krpada Pegawai

Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil.

4. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi

wewenang menjatuhkan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil.

2.5. PENELITIAN YANG RELEVAN

Kartika Sariani (2011) Dalam Penelitian Yang Berjudul Upaya

Meningkatkan Disiplin Kinerja Guru Dan Staf Tata Usaha Pada SMP Negeri 3

Mentaya, mengatakan bahwa seperti penggunaan seragam kerja, datang dan

pulang sesuai jam kerja, tetapi juga patuh dan taat terhadap sesuatu yang tidak

kasat mata tetapi melibatkan komitmen, baik dengan diri sendiri ataupun

komitmen dengan organisasi (kelompok kerja). Jika dikaitkan dengan tujuan

organisasi, maka disiplin kerja pada dasarnya merupakan upaya untuk

menyesuaikan diri dengan aturan organisasi sehingga tercapai tujuan

organisasi.Disiplin kerja merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi.

Jikalau sekarang upaya gerakan disiplin bagi pegawai negeri ditanggapi melalui

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 50: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

38

berbagai razia di tempat – tempat umum atau penggunaan seragam kerja maka

upaya peningkatan disiplin kerja masih sebatas pengertian disiplin sebagai patuh

dan taat kepada aturan dan jam kerja. Dengan kata lain, kualitas disiplinnya masih

dalam taraf kepatuhan, disiplin yang paling rendah. Upaya ini seharusnya

ditingkatkan kualitas disiplinnya dalam tingkat identifikasi. Implikasinya para

pemimpin diharapkan menjadi model peran dan pusat identifikasi bagi

karyawannya dalam melaksanakan disiplin kerja.

Silalahi (2012) dalam penelitian yang berjudul Upaya Peningkatan

Disiplin Guru Melalui Sistem Reward and Funishment Guna Menunjang

Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1 Cileles mengatakan

Peranan kepala sekolah dalam mengelola waktu dapat meningkatkan kinerja guru

dan pada akhirnya secara keseluruhan meningkatkan kinerja sekolah, Kesadaran

guru dalam disiplin waktu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terlihat pada

hasil penelitian siklus 1 s/d 2, kinerja guru dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan sangat signifikan, Kemampuan guru dalam mengelola waktu

berdampak pada suksesnya program-program sekolah seperti program tahunan,

program semester, dan rencana pengajaran, Tingkat kesadaran guru tentang

pentingnya disiplin waktu belajar pada siklus 1 masih lemah, namun setelah siklus

ke-2 semua guru yang menjadi sampel sudah memiliki kinerja dalan kategori baik.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 51: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

39

2.6. KERANGKA PENELITIAN

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

Disiplin kerja

Faktor-faktor Displin Kerja :

1. Frekuensi Kehadiran

2. Tingkat Kewaspadaan

3. Ketaatan Pada Standar Kerja

4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja

5. Etika Kerja 

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 52: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. DESAIN PENELITIAN

Sesuai dengan judul dari penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada saat

berlangsungnya penelitian melalui pengumpulan data yang kemudian

diinterprestasikan satu sama lain sehingga diperoleh perumusan dan analisa

terhadap masalah yang ada. (Sugiyono, 2008)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

deskriptif adalah suatu bentuk penuangan pikiran yang memaparkan,

menggambarkan dan melaporkan suatu keadaan atau objek dari apa yang diteliti

berdasarkan fakta-fakta dan keterangan yang diperoleh.

3.2. DEFINISI OPERASIONAL

1. Disiplin

Menurut Simamora (2004) Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi

atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin

merupakan pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan

menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi.

Tindakan disipliner menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang gagal

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 53: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

41

memenuhi standar yang ditatapkan. Tindakan disipliner yang efektif terpusat

pada perilaku karyawan yang salah, bukan pada diri karyawan sebagai pribadi.

2. Faktor-faktor Displin Kerja

Siswanto (2005) berpendapat bahwa faktor-faktor dari disiplin kerja itu ada 5

yaitu :

a. Frekuensi Kehadiran, salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat

kedisiplinan pegawai. Semakin tinggi frekuensi kehadirannya atau

rendahnya tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah memliki

disiplin kerja yang tinggi. Dalam frekuensi kehadiran yang dinilai adalah

guru datang tepat waktu, guru datang kemudian masuk kelas dan

melaksanakan KBM serta mengakhiri KBM tepat waktu.

b. Tingkat Kewaspadaan, pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya

selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan

yang tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya. Dalam tingkat

kewaspadaan yang dinilai adalah guru melaksanakan pekerjaan dengan

penuh perhitunngan, ketelitian, dan memiliki tingkat kewaspadaan yang

tinggi terhadap dirinya dan pekerjaannya.

c. Ketaatan Pada Standar Kerja, dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai

diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai

dengan aturan dan pedoman kerja misalnya Guru mentaati Program

Tahunan Sekolah, Guru mentaati Program Semester, Guru memiliki

silabus sesuai kurikulum, Guru memiliki RPP sesuai kurikulum dan Guru

memiliki jadwal tatap muka.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 54: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

42

d. Ketaatan Pada Peraturan Kerja, dimaksudkan demi kenyamanan dan

kelancaran dalam bekerja, misalnya Bekerja Sesuai dengan pedoman kerja,

Mentaati peraturan sekolah

e. Etika Kerja, diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan

perkerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling menghargai antar

sesama guru.

3.3. LOKASI PENELITIAN

Dalam penelitian ini dilakukan di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

pada bulan April sampai dengan Juni 2015.

3.4. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, yang menjadi subyek

penelitian adalah 1 orang kepala sekolah MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumensebagai key informan dan 6 orang guru MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumensebagai informan dalam wawancara.

Obyek penelitian adalah semua guru di kegiatan peningkatan disiplin guru

di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.

3.5. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan data-data yang akurat, teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 55: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

43

1. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu memanfaatkan perpustakaan

sebagai sarana dalam mengumpulkan data, dengan mempelajari buku-buku

sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (field work research) yaitu kegiatan penelitian yang penulis

lakukan dengan jalan berhadapan langsung dengan objek yang diteliti di

lapangan meliputi:

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung dilapangan

mengenai keadaan dan kondisi objek penelitian. Penelitian ini difokuskan

pada peningkatan disiplin guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.

b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden guna

mendapatkan keterangan secara langsung.

c. Dokumentasi yaitu pengambilan sebuah data melalui dokumen-

dokumen, foto-foto, arsip atau surat-surat yang diperlukan.

3.6. INSTRUMEN PENELITIAN

instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah

(Sugiyono 2008).

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut Pedoman wawancara mendalam berisi daftar pertanyaan struktur tertutup

terkait dengan pelaksanaan kegiatan peningkatan disiplin guru dan dokumen-

dokumen terkait pelaksanaan peningkatan disiplin guru.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 56: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

44

3.7. KEABSAHAN DATA

Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi.

Teknik triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan waktu (Satori et.al, 2010).

Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik yaitu

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Gambar 3.1

Triangulasi teknik pengumpulan data

3.8. TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2008) analisis data adalah "proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam

kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan, sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain".

Analisis data penelitian merupakan bagian penting dalam proses penelitian,

karena dengan analisis data yang ada akan terlihat manfaat penelitian terutama

dalam proses pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian. Analisis data

Dokumen

Observasi Wawancara

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 57: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

45

bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana

sehingga mudah dibaca dan dipahami dan kesimpulan dapat diambil secara tepat

dan sistematis.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis SWOT.

Menurut Jogiyanto (2005), Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor

secara sistematika untuk merumuskan strategi. Analisis berdasarkan pada logika

yang dapat mengoptimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities)

namun secara bersamaan dapat meminimalisir kelemahan (Weaknesses) dan

ancaman (Threats). Analisis SWOT mengenali kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki suatu organisasi yang dilakukan melalui pembahasan terhadap kondisi

dalam organisasi, serta analisis mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi

organisasi yang dilakukan melalui pembahasan terhadap kondisi pihak luar

organisasi.

Menurut David (2008), Semua organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada organisasi yang sama kuatnya

atau lemahnya dalam semua area bisnis.Kekuatan/kelemahan internal,

digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang

jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi

ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi

kelemahan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 58: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

46

Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David, 2008) yaitu :

a. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain

yang berhubungan dengan para pesaing organisasi dan kebutuhan pasar yang

dapat dilayani oleh organisasi yang diharapkan dapat dilayani.Kekuatan

adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi

organisasi di pasar.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja

organisasi. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya

keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat

meruoakan sumber dari kelemahan organisasi.

c. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan

organisasi.Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu

sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan

antara organisasi dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran

peluang bagi organisasi.

d. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan

organisasi.Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 59: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

47

yang diinginkan organisasi.Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru

atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan organisasi.

Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 60: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN

4.1. GAMBARAN MA SALAFIYAH WONOYOSO KEBUMEN

4.1.1. Profil MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen ini berlokasi MTs Salafiyah Masuk

Kabupaten Kebumen; berada di tengah kota Kebumen, yakni di kelurahan

Bumirejo, Kampung / Dusun Wonoyoso, Gang Walikonang III Depan Masjid

Jami’ Salafiyah Wonoyoso / Di Kompleks Salafiyah.

4.1.2. Pembangunan Berdirinya

Pesantren “Salafiyah “ ini dibangun kembali pada akhir bulan Syawal 1370 H

atau Agustus 1951, setelah mengalami beberapa kali fatroh atau facum, antara

lain :

1. Fatroh karena wafatnya pembangunan pertama ialah kyai Muhamad

Arfiyah bin Sunan Mursyid ( Bupati Panjer ) dalam masa berpuluh- puluh

tahun.

2. Fatroh karena wafatnya pembangunan kedua kyai Haji Isma’il.

3. Fatroh karena hal- hal sekitar clas- clas dengan Belanda, dimana para

santrinya pulang kedesa-desa untuk menggabungkan diri sebagai

gerilyawan- gerilyawan, antara lain: KH. Saefudin Zuhri, Brigjen Burhani

Cokro Handoko, Drs. Manan Rukyat (Dekan Fak. Usuludin), dan lain- lain.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 61: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

49

Setelah mengalami fatroh bertahun- tahun, maka pada tahun 1951 pesantren

“Salafiyah” dibangun kembali oleh Almarhum KH. Ahmad Nasichah yang

dibantu oleh menantunya KH. Fathurrohman serta pembantu- pembantu yang

lain. KH. Hasyim Abdillah, KH. Nurchamid, KH. Affandi , KH. Ali Siddiq, K.

Nasichin, K. Basiran, dan lain- lain.

Keserasian kerja dan kemauan yang keras dari kedua beliau dengan

pembantu-pembantunya, menjadikan besarnya kepercayaan masyarakat yang

dengan ikhlas memberikan dukungannya sehingga terbentuklah suatu pesantren

yang tergolong dimasa itu dan dalam jangka pendek dapat dibangun suatu gedung

madrasah bertingkat serta tanah- tanah waqaf secara gotong royong.

Santri- santri kemudian berdatangan dari luar daerah, diantaranya dari

Banyuwangi, Jember, serta daerah-daerah Jawa Timur lainnya dari Banjar,

Ciamis, Banten, dan daerah Jawa Barat lainnya, Sumatra, bahkan ada yang datang

dari Singapura. Dengan perkembangan yang begitu pesat dan baik, akhirnya

pemerintah memberikan subsidi dimasa itu dan guru- guru pemerintah untuk

Madrasah Salafiyah yang berjalan sampai kini.

Kemajuan- kemajuan disegala bidang ditingkatkan, demikian juga dalam

bidang olah raga terutama dalam bola kaki, sehingga mempunyai kesebelasan

yang tangguh dengan nama AL AS’AAD yang pernah meraih sebagai juara

kabupaten.Setelah kedua beliau wafat, kepemimpinan untuk sementara dipegang

oleh Bapak KH. Hasyim Abdillah dengan dibantu para penerusnya yaitu para

alumni atau santri dari Almarhumain, dan kemudian diserahkan kepada KH.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 62: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

50

Sulton (menantu KH. Achmad Nasichah).Dibawah asuhan Bapak KH.

Sulton perkembangan tampak mulai tambah maju setapak demi setapak.

Pengajian atau kuliah umum setiap hari selasa dan sabtu yang dulu dirintis

dan diasuh oleh Almarhum Bapak KH. Achmad Nasichah sendiri. Sekarang

tambah ramai yang diikuti oleh kyai- kyai dari desa- desa, dan kemadrasahan pun

berkembang terus dibawah pimpinan KH. Hasyim Abdillah dengan para

penerusnya.

Pepatah mengatakan : “patah tumbuh, hilang berganti”. (dokumen sejarah

salafiyah dari masa ke masa , masih akan ada pembaruan)

4.1.3. Visi Dan Misi

1. Visi:

Mewujudkan manusia bertakwa, cerdas, terampil dan berakhlakul karimah

2. Misi:

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan untuk menumbuhkembangkan

semangat meneladani dan mengamalkan ajaran Islam secara optimal.

b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap

siswa berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki serta

mampu mengamalkannya.

c. Melaksanakan pembelajaran efektif guna menumbuhkembangkan perilaku

Islami.

d. Melaksanakan dan mengamalkan ajaran Salafiyah Ahlussunnah Wal

Jama’ah ’ala madzahibil arba’ah.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 63: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

51

4.2. HASIL PENELITIAN

Budaya disiplin di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen nampak

dengan adanya berbagai aktivitas dan kegiatan yang dilakukan disekolah. Seluruh

warga sekolah nampak rapi dalam penampilannya, sesuai dengan yang berlaku

disekolah mengenai kesamaan seragam dan atribut. Selain penampilan,

perilaku disiplin pada aturan sekolah juga nampak adanya, hal ini nampak pada

kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah, terutama kegiatan keagamaan (sholat

berjam’ah dan istigosah), tidak ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan tersebut

kecuali wanita yang berhalangan. Budaya disiplin di MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen

Dalam meningkatkan disiplin kerja Guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

maka dilakukan wawancara kepada 1 orang Kepala Sekolah dan 6 orang guru.

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 21 Mei 2015 dan diperoleh hasil :

1. Sikap Disiplin Guru Di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

Sikap disiplin yang ditunjukkan guru di MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen menurut narasumber adalah sebagai berikut :

Kepala Sekolah : sikap disiplin yang ditunjukkan guru-guru disini antara lain : patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan, mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu lembaga tertentu, tidak membangkang pada peraturan berlaku. tidak membohong, tingkah laku yang menyenangkan, rutin dalam mengajar, tidak suka malas dalam mengajar, tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya, tepat waktu dalam belajar mengajar, tidak pernah keluar dalam belajar mengajar dan tidak pernah membolos dalam belajar mengajar

Guru 1 : jujur, bertanggung jawab, tidak telat, patuh pada

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 64: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

52

aturan, tidak malas, dan lainya Guru 2 : disiplin itu sregep, jujur, patuh pada aturan sekolah,

punya tanggung jawab, bisa jadi contoh buat murid, tidak memanfaatkan orang, tidak mbolosan, tidak curi-curi waktu

Guru 3 : disiplin ditunjukkan dengan besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan guru

Guru 4 : sikap disiplin memiliki rasa kepedulian yang tinggi guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah, tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam mengajar, meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Guru 5 : disiplin artinya punya rasa tanggung jawab, kepedulian, rajin, patuh, memiliki gairah kerja yang tinggi

Guru 6 : disiplin guru disini ditunjukkan dengan patuh pada peraturan bertanggung jawab dan penuh semangat

Guru 7 : tidak suka malas dalam mengajar, tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya, tepat waktu dalam belajar mengajar, tidak pernah keluar dalam belajar mengajar dan tidak pernah membolos dalam belajar mengajar

Guru 8 : disiplin artinya memiliki rasa kepedulian yang tinggi guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah, tingginya semangat, gairah kerja dan inisiatif para guru dalam mengajar, meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Guru 9 : disiplin artinya patuh kepada aturan yang berlalu, berkerja dengan penuh tanggung jawab dan menjaga etika

Guru 10 : disiplin artinya memiliki ditunjukkan dengan besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,

Guru 11 : Guru disini sudah berupaya disiplin sesuai tupoksinya Guru 12 : Sikap disiplin guru dilaksanakan dengan baik walau

terkadang masih ada satu dua guru yang kurang disiplin namun peraturan sudah dijalankan

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sikap disiplin yang

ditunjukkan guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen, yang merupakan

kekuatan atau hal positif yang dimiliki oleh guru di MA Salafiyah Wonoyoso

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 65: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

53

Kebumen, menurut narasumber adalah sikap disiplin yang ditunjukkan guru-

guru disini antara lain :

a. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan,

b. Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu

lembaga tertentu,

c. Tidak membangkang pada peraturan berlaku,

d. Tidak membohong,

e. Tingkah laku yang menyenangkan,

f. Rutin dalam mengajar,

g. Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya,

2. Sikap Tidak Disiplin Guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

Sikap tidak disiplin yang ditunjukkan guru di MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumenmenurut narasumber adalah sebagai berikut :

Kepala Sekolah : sikap tidak disiplin ditunjukkan dengan kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dan kurang kompak di kalangan guru

Guru 1 : sikap tidak displin kurang memiliki kepedulian, kurang semangat, dan kurang inisiatif atau terkesan males

Guru 2 : ya tidak semua tapi ada yang kurang sregep, kurang ada tanggung jawab, kurang bisa jadi contoh buat murid, sok mbolosan atau tidak curi-curi waktu untuk mengerjakan hal lain

Guru 3 : ada yang suka telat, atau malah kadang mbolos ngajar, terus membuat RPP yang baik tu angel pasti ada yang hanya copypaste dari internet, jadi kurang bertanggung jawab.

Guru 4 : pulang cepat atau belum selesai mengajar sudah keluar, kurang rasa tanggung jawab.

Guru 5 : males malesan kurang inisiatif, suka meninggalkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 66: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

54

pekerjaan atau kurang bertanggung jawab

Guru 6 : sikap yang tidak disiplin memang tidak semua guru hanya satu dua saja

Guru 7 : kurang inisiatif, suka melanggar aturan, kurang bertanggung jawab

Guru 8 : terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar, datang terlambat atau mbolos ngajar.

Guru 9 : Saya kira hanya beberapa orang saja yang kurang disiplin.

Guru 10 : yang sering tidak disiplin ya biasanya karena ada perubahan kurikulum sehingga masih susah memotivasi guru untuk membuat silabus, RPP dan program kerjanya padahal itu khan sangat penting bagi kelancaran penerapan kurikulum yang terbaru dan juga membuat anggaran operasional dalam BOS

Guru 11 : beberapa mm.. satu dua ada yang kurang sregep, kurang ada tanggung jawab, suka tidak curi-curi waktu untuk mengerjakan hal lain

Guru 12 : biasanya telat, terus membuat RPP hanya copypaste dari internet, jadi kurang bertanggung jawab.

Hasil wawancara diatas yang merupakan sikap tidak disiplin yang

ditunjukkan Guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen yang tentunya

merupakan kelemahan bagi guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen adalah:

a. Kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya,

b. Dan kurang kompak di kalangan guru,

c. Terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar,

d. Datang terlambat atau mbolos ngajar,

e. Kurang ada tanggung jawab,

f. Kurang bisa jadi contoh buat murid.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 67: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

55

3. Penyebab sikap kurang displin di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

Penyebab sikap kurang disiplin menurut guru di MA Salafiyah

Wonoyoso Kebumenkarena:

Kepala Sekolah :

karena rendahnya kompensasi bagi guru wiyata bhakti, tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan, karena faktor kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Guru 1 :

kurangnya supervisi akademik oleh kepala sekolah, kurang memelihara semangat dan disiplin guru.

Guru 2 :

pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakanbagi yang tidak taat pada aturan,

Guru 3 :

kurangnya perhatian kepada para karyawan terutama reward

Guru 4 :

sulit diajak sadar terus tidak ada reward dan punishment yang jelas

Guru 5 :

kesadaran dari dalam diri kurang, tanggung jawab juga kurang

Guru 6 : kurangnya perhatian kepada para karyawan terutama reward

Guru 7 : pekerjaan tidak selesai tepat waktu, suka pulang awal

Guru 8 : memiliki kebiasaan tidak displin , belum paham aturan dan kalau telat atau mbolos biasanya karena masalah keluarga.”

Guru 9 : gaji yang kecil, pekerjaan banyak, belum lagi jika ada masalah keluarga atau sakit

Guru 10 : biasanya karena aspek orangnya mungkin kebiasaan, belum ada kesadaran, masalah keluarga dan kurang bertanggung jawab

Guru 11 : kurangnya reward dan perhatian kepada para guru wiyata bhakti terkadang kurang

Guru 12 : mengajar sadar akan disiplin untuk satu dua orang agak sulit terus tidak ada reward dan punishment yang jelas

Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa faktor yang menjadi

penyebab kurang disiplinnya guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

adalah :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 68: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

56

a. Rendahnya kompensasi bagi guru wiyata bhakti,

b. Tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan,

c. Kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan,

d. Karena faktor kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin,

e. Pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat

pada aturan,

f. Masalah keluarga,

g. Kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai disiplin kerja guru MA

Salafiyah Wonoyoso Kebumen, maka dapat dilakukan penilaian SWOT

berdasarkan analisisi lingkungan internal seperti dibawah ini :

a. Kekuatan (Strength)

1) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan,

2) Taat beribadah

3) Tingkah laku yang menyenangkan,

4) Guru mengajar sesuai kurikulum yang berlaku

b. Kelemahan (Weakness)

1) Kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya

2) Terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar

3) Datang terlambat atau mbolos ngajar,

4) Faktor kebiasaan-kebiasaan yang kurang mendukung tegaknya disiplin,

5) Kurangnya kompensasi terutama bagi tenaga honorer

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 69: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

57

Langkah selanjutnya adalah identifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan

kelemahan, seperti tabel dibawah ini :

Tabel 4.1. Identifikasi Faktor Internal

Kekuatan Kelemahan 1. Guru patuh terhadap aturan

sekolah atau lembaga pendidikan 1. Kurangnya rasa tanggung jawab

guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya

2. Taat beribadah 2. Terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar

3. Tingkah laku yang menyenangkan,

3. Datang terlambat atau mbolos ngajar,

4. Guru mengajar sesuai kurikulum yang berlaku

4. Faktor kebiasaan-kebiasaan yang kurang mendukung tegaknya disiplin,

5. Kurangnya kompensasi terutama bagi tenaga honorer

Sumber : Data diolah

Dari tabel identifikasi tersebut, maka dapat jadikan pertimbangan dalam

dirumuskan upaya perbaikan disiplin kerja guru MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen yaitu dengan cara:

1) Mengadakan rapat koordinasi mingguan sebagai salah satu bentuk

supervisi dari Kepala sekolah dan pembinaan serta berdiskusi mengenai

peningkatan kompetensi guru dan kemajuan sekolah

2) Tindak lanjut dari penilaian kerja lebih ditingkatkan

3) Meningkatkan Etika dan Moral Guru dengan dukungan Pondok Pesantren

4) Meningkatkan kompetensi guru

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 70: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

58

4. Peluang Dan Ancaman Disiplin Kerja Guru MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen

Peluang dan Ancaman disiplin kerja guru MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen, menurut pendapat guru adalah :

Kepala Sekolah :

Sebenarnya peluang untuk menjadi disiplin tu banyak hal ini dikarenakan pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah secara kontinue, dukungan Pondok Pesantren, dan seringnya diadakan KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kedisplinan ini penting mengingat Ancaman (Threath) yang terjadi yaitu tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah serta belum maksimalnya keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para guru wiyata bhakti.

Guru 1 :

menurut saya peluang pola pembinaan dari dinas dan pondok yang kontinue baik dari segi moral maupun kompetensi. kalo ancamannya ya.. image masyarakat ya tidak enak to kalau guru kok tidak disiplin.

Guru 2 :

Peluang banyak dukungan baik pemerintah maupun yayasan untuk meningkatkan disiplin guru, ancamannya ya mengenai dukungan pemerintah terhadap kompensasi para guru wiyata bhakti.

Guru 3 :

peluang diadakan KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) supaya saling memotivasi untuk lebih baik lagi. Ancaman yang membuat kurang disiplin karena kendala kesejahteraan para guru wiyata bhakti yang masih kecil.

Guru 4 :

peluangnya sekolah bisa lebih maju dengan ditingkatkannya disipin guru sehingga image masyarakat positif kemudian menyekolahkan anak mereka disini

Guru 5 :

Peluangnya adanya pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah secara kontinue, dukungan Pondok Pesantren, sedang ancamannya image masyarakat menjadi buruk kalau guru tidak disiplin sehingga murid baru bisa berkurang

Guru 6 : peluang kalau ada sanki dan reward dari pemerintah yang jelas mengenai kedispinan.

Guru 7 : peluang menjadi sekolah maju dan agamis dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 71: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

59

dukungan guru Guru 8 : peluangnya dukungan dari sekolah, pemerintah,

dukungan Pondok Pesantren, cuma terkadang tindakan yang diambil untuk menegakkan disipilin sering dicampur dengan unsur tidak tega atau kasihan.

Guru 9 : peluangnya sebenarnya dengan adanya aturan yang beserta sanksi namun masih ada yang belum sesuai dan terkadang guru ada yang tidak mengindahkan.

Guru 10 : peluangnya pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah secara kontinue, ancamannya tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah

Guru 11 : peluangnya kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan MGMP sebagai ajang diskusi bagi guru, ancamannya kompensasi para guru wiyata bhakti kecil sehingga kurang memotivasi.

Guru 12 : peluangnya adalah pembinaan berkelanjutan dari berbagai pihak misal dinas pendidikan, kementrian agama mauoun aktif dalam KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). hal ini bisa untuk mengatasi ancaman (Threath) yang terjadi misalnya tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai disiplin kerja guru MA

Salafiyah Wonoyoso Kebumen, maka dapat dilakukan penilaian SWOT

berdasarkan analisisi lingkungan ekternal seperti dibawah ini :

a. Peluang (Opportunity)

1) Pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah

2) Supervisi dari pemerintah

3) Dukungan Pondok Pesantren

4) KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 72: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

60

b. Ancaman (Threath)

1) Tuntutan Image masyarakat terhadap kualitas sekolah

2) Belum maksimalnya keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para

guru wiyata bhakti

3) Pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat

pada aturan,

4) Peraturan dan instruksi kerja

Langkah selanjutnya adalah identifikasi faktor eksternal yaitu peluang dan

ancaman, seperti tabel dibawah ini :

Tabel 4.2. Identifikasi Faktor Eksternal

Peluang Ancaman 1) Pola pembinaan berkelanjutan

dari Kepala Sekolah 1) Tuntutan Image masyarakat

terhadap kualitas sekolah 2) Supervisi dari pemerintah 2) Belum maksimalnya

keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para guru wiyata bhakti

3) Dukungan Pondok Pesantren 3) Pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat pada aturan,

4) KKG (kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

4) Peraturan dan instruksi kerja yang terkadang berubah-ubah.

Sumber : Data diolah

Dari tabel identifikasi tersebut, maka dapat jadikan pertimbangan dalam

dirumuskan upaya perbaikan disiplin kerja guru MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen berdasarkan faktor eksternal yaitu dengan cara:

1) Meningkatkan supervisi dan pembinaan berkelanjutan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 73: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

61

2) Meningkatkan keikutsertaan dalam KKG dan MGMP sebagai ajang

silaturahmi, berbagi ilmu dan motivasi kerja

3) Dibentuk paguyuban orang tua siswa tiap kelas yang didukung oleh

Komite Sekolah

4) Mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian kepada guru Wiyata

Bhakti supaya dapat lebih termotivasi untuk lebih disiplin karena

kesejahteraanya meningkat.

Dari analisis SWOT yang telah dilakukan diatas, telah terlihat bagaimana

mengubah kelemahan dan ancaman tersebut menjadi peluang yang bagus yang

bisa direalisasikan. Hal diatas ternyata sejalan dengan pendapat narasumber

uUntuk merealisasikan upaya yang dilakukan untuk meningkatan disiplin kerja

guru Di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen, sebagai berikut :

Kepala Sekolah : pengawasan yang berkelanjutan, memberi instruksi harus jelas dan tegas tidak membingungkan bawahan, menurut prosedur kerja yang sederhana dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah, memberi contoh untuk datang tepat waktu dan pulang paling akhir

Guru 1 : meningkatkan kesadaran diri Guru 2 : meningkatkan kesadaran dulu dari dalam diri guru,

kalo sekolah lakukan antara lain menutup gerbang sekolah setelah jam 07.00, dimotivasi sama ibu kepala sekolah dalam rapat dan supervisi dan pembinaan berkelanjutan, trus penilaian kinerja

Guru 3 : pembinaan dari Kepala dan pengawas sekolah, membangun kesadaran dari dalam diri, penilaian SKP (Standar Kinerja Guru) yang baru ini membuat kami harus bekerja lebih Baik

Guru 4 : supervisi berkelanjutan dilaksanakan secara kontinue

Guru 5 : penegakan disiplin dengan melaksanakan aturan yang telah disepakati

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 74: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

62

Guru 6 : memperjelas prosedur kerja yang sederhana dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat menyibukkan anak buah, memberi contoh untuk datang tepat waktu dan pulang paling akhir

Guru 7 : mengadakan supervisi berkelanjutan, rapat rutin mingguan dan penilaian kinerja

Guru 8 : penegakan peraturan Guru 9 : melaksanakan koordinasi rutin, supervisi dan

membuat peraturan yang akan dijalankan oleh semua warga sekolah.

Guru 10 : meningkatkan kesadaran diri sehingga menjadi kebiasaan, kemudian di sekolah membuat tata tertib yang jelas, dilakukan rapat koordinasi siang sebelum pulang, penilaian kerja, kemudian rapat mingguan, supervisi dan pembinaan berkelanjutan sebagai sarana curhat masalah-masalah sekolah dan mencari solusi penyelesaiannya

Guru 11 : Kepala dan pengawas sekolah sudah melakukan pembinaan, membangun kesadaran dari dalam diri, penilaian SKP (Standar Kinerja Guru) yang baru ini membuat kami harus bekerja lebih Baik

Guru 12 : dilakukan pengarahan, pembinaan atau supervisi berkelanjutan dilaksanakan secara kontinue

Akhirnya dengan pertimbangan analisis SWOT dan hasil wawancara maka

dapat diambil kesimpulan mengenai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

disiplin kerja guru Di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen, dengan cara :

1) Meningkatkan supervisi dan pembinaan berkelanjutan

2) Meningkatkan keikutsertaan dalam KKG dan MGMP sebagai ajang

silaturahmi, berbagi ilmu dan motivasi kerja

3) Perbaikan Standar Kerja dan Peraturan Guru perlu diperbaharui sehingga

instruksi kerja menjadi lebih jelas.

4) Mengadakan rapat koordinasi mingguan sebagai salah satu bentuk

supervisi dari Kepala sekolah dan pembinaan serta berdiskusi mengenai

peningkatan kompetensi guru dan kemajuan sekolah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 75: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

63

5) Tindak lanjut dari penilaian kerja lebih ditingkatkan

6) Meningkatkan Etika dan Moral Guru dengan dukungan Pondok Pesantren

7) Meningkatkan kompetensi guru

8) Dibentuk paguyuban orang tua siswa tiap kelas yang didukung oleh

Komite Sekolah

9) Mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian kepada guru Wiyata

Bhakti supaya dapat lebih termotivasi untuk lebih disiplin karena

kesejahteraanya meningkat.

Hal diatas dapat dilakukan dengan didukung budaya disiplin, dimana

disiplin merupakan salah satu komitmen para guru di MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen yang menjadi kekuatan dalam melaksanakan tugas untuk mendidik

siswa. Komitmen yang bisa menjadi teladan nyata bagi siswa.

4.3. PEMBAHASAN

Menurut Bedjo Siswanto (2005) disiplin dinilai berdasarkan unsur disiplin

yaitu frekuensi kehadiran, tingkat kewaspadaan, ketaatan pada standar kerja,

ketaatan pada peraturan kerja, dan etika kerja. Sikap disiplin yang ditunjukkan

guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen, menurut narasumber adalah sikap

disiplin yang ditunjukkan guru-guru disini antara lain : patuh terhadap aturan

sekolah atau lembaga pendidikan, mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku

di sekolah atau satu lembaga tertentu, tidak membangkang pada peraturan

berlaku, tidak membohong, tingkah laku yang menyenangkan, rutin dalam

mengajar, tidak suka malas dalam mengajar, tidak menyuruh orang untuk bekerja

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 76: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

64

demi dirinya, tepat waktu dalam belajar mengajar, tidak pernah keluar dalam

belajar mengajar dan tidak pernah membolos dalam belajar mengajar

Kemudian sikap tidak disiplin yang ditunjukkan Guru di MA Salafiyah

Wonoyoso Kebumen adalah kurangnya rasa tanggung jawab guru untuk

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, dan kurang kompak di kalangan

guru, terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar, datang terlambat atau

mbolos ngajar,kurang ada tanggung jawab, kurang bisa jadi contoh buat murid.

Sementara itu faktor yang menjadi penyebab kurang disiplinnya guru di MA

Salafiyah Wonoyoso Kebumen adalah karena rendahnya kompensasi bagi guru

wiyata bhakti, tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan,

kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan, karena faktor

kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, pimpinan kurang berani

dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat pada aturan, masalah keluarga,

kesehatan.

Hal diatas memperlihatkan bahwa kedisiplinan merupakan nilai-nilai yang

menjadi bagian integral dari suatu profesi seseorang harus memiliki setiap orang

yang mempunyai pekerjaan.Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti

rajin, ulet, taat, patuh, sedangkan pengertian kedisiplinan secara luas adalah :

Sikap dan nilai-nilai yang harus ditanamkan dan dilakukan oleh setiap individu

yang mempunyai pekerjaan agar tujuan yang hendak dicapai dapat tercapai.

Dari pengertian kedisiplinan di atas apabila kita hubungkan dengan profesi

seorang guru di sekolah maka kedisiplinan guru di sekolah mengandung arti

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 77: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

65

bahwa sikap dan nilai-nilai di sekolah agar proses belajar mengajar dapat berjalan

lancar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Kemudian Berdasarkan Analisis SWOT MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen hal ini juga memotivasi untuk terus meningkatkan disiplin kerja guru di

MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen, dengan cara meningkatkan supervisi dan

pembinaan berkelanjutan, meningkatkan citra yang baik sebagai sekolah berbasis

Agama, meningkatkan keikutsertaan dalam KKG dan MGMP sebagai ajang

silaturahmi, berbagi ilmu dan motivasi kerja, Perbaikan Standar Kerja dan

Peraturan Guru perlu diperbaharui sehingga instruksi kerja menjadi lebih jelas,

mengadakan rapat koordinasi mingguan sebagai salah satu bentuk supervisi dari

Kepala sekolah dan pembinaan serta berdiskusi mengenai peningkatan

kompetensi guru dan kemajuan sekolah, tindak lanjut dari penilaian kerja lebih

ditingkatkan, meningkatkan Etika dan Moral Guru dengan dukungan Pondok

Pesantren, dibentuk paguyuban orang tua siswa tiap kelas yang didukung oleh

Komite Sekolah, mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian kepada

guru Wiyata Bhakti supaya dapat lebih termotivasi untuk lebih disiplin karena

kesejahteraanyya meningkat.

Ketidakdisiplinan Guru disebabkan karena adanya kendala untuk

meningkatkan disiplin di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumenantara lain aspek

manusia yang mungkin kebiasaan belum ada kesadaran untuk disiplin, belum

jelasnya aturan tetang kedisiplinan di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen dan

juga masalah keluarga.

Hal diatas menunjuukan bahwa, jika aspek kebiasaan ditanamkan dalam

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 78: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

66

seluruh warga sekolah, dan akhirnya bila hal itu telah biasa, niscaya kepribadian

orangpun akan tampak secara terang. Tentunya dalam hal ini kebiasaan yang

positif. Kebiasaan yang baiklah yang tentunya mesti terus dipupuk dan dibina

secara konsisten dan konsekuen di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen. Kebiasaan

dapat diperoleh dengan jalan peniruan dan pengulangan secara terus menerus,

semua latihan itu berlangsung secara disadari, lambat laun menjadi kurang

disadari untuk melanjutkan secara otomatis, sehingga mekanistis tidak disadari.

Kebiasaan bisa bersifat positif, misalnya rajin bekerja, cermat dan lain-lain.

Oleh karena itu, disiplin akan terlaksana dengan frekuensi yang relatif

stabil dan dapat dipertahankan. Dalam perwujudannya disiplin dapat berbentuk

ketaatan terhadap aturan yang berlaku. Disiplin dari orang yang optimal pada

setiap individu diharapkan mampu mengarahkan perilaku secara terkonsentrasi

pada masalah yang dihadapi. Dan Kesadaran melaksanakan aturan atau tata tertib,

misalnya tata tertib sekolah, diharapkan akan menumbuhkan perilaku disiplin

positif, sebab disiplin positif inilah yang nantinya menjadi pola perilaku yang

relatif menetap. Artinya, dengan adanya kesadaran dalam melakukan suatu

perbuatan tanpa paksaan atau hukuman atau perasaan takut akan ancaman,

menjadi dasar bagi terbentuknya kedisiplinan seseorang dalam kehidupannya.

Adapun indikator disiplin menurut Singgih ( 2011) adalah, tepat waktu,

tegas dan bertanggungjawab. Dari ciri-ciri tersebut, penulis akan menjelaskan

secara singkat, yaitu sebagai berikut:

a. Jujur

Jujur adalah tulus ikhlas dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, sesuai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 79: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

67

dengan peraturan yang berlaku, tidak pamrih dan sesuai dengan norma-norma

yang berlaku. Seorang yang jujur selalu menepati janji, tidak cepat mengubah

haluan, teliti dalam melaksanakan tugas, berani mengakui kesalahan dan

kekurangan sendiri dan selalu berusaha agar tindakannya tidak bertentangan

dengan perkataannya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa jujur adalah sifat

benar dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan dan

dapat menjaga kepercayaan orang lain yang dibebankan kepadanya.

Sifat jujur sudah seharusnya dimiliki oleh guru, dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari di sekolah, di rumah dan masyarakat. Selain itu sifat

jujur harus diterapkan dalam pembelajaran. Artinya, apa yang ia sampaikan

kepada siswa selalu ia amalkan dalam kehidupannya. Selain itu juga guru harus

jujur dalam menyampaikan ilmunya. Artinya, ia harus mengatakan yang benar

itu benar dan yang salah itu salah.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kejujuran bagi seorang guru

mutlak dibutuhkan, guru yang tidak jujur akan merugikan siswa dan lembaga

pendidikan tempat ia mengajar. Apabila sifat jujur sudah dimiliki oleh guru

berarti ia memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya

sebagai seorang pengajar dan pendidik.

b. Tepat Waktu

Tepat mengandung arti:

1) Betul, lurus, kebetulan benar;

2) Kena benar;

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 80: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

68

3) Tidak ada selisih sedikitpun;

4) Betul, cocok dan

5) Betul mengena.

Sedangkan waktu adalah saat tertentu untuk melakukan sesuatu. Dengan

demikian tepat waktu dalam mengajar berarti suatu aktivitas mengajar yang

dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau sesuai dengan

aturan.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu

berada di sekolah untuk setiap guru merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh hasil yang baik, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk siswa.

Sikap untuk selalu hadir setiap waktu ini adalah suatu tanda kedisiplinan untuk

guru dalam mengajar.

Disiplin waktu bagi guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat

berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar. Seorang guru harus menjadi

suri tauladan bagi setiap siswanya, maka dengan demikian setiap siswa akan

termotivasi untuk dapat belajar lebih giat lagi. Kalau setiap guru tidak disiplin

waktu dalam mengajar atau selalu terlambat, maka bagaimana guru itu dapat

menjadi suri tauladan bagi setiap siswanya.

Kalau guru sudah dapat disiplin dalam hal mengajar, maka siswanya akan

termotivasi dengan baik dan akhirnya prestasinyapun akan baik, tetapi

sebaliknya jika guru tidak disiplin waktu dalam mengajar mungkin siswanya

malas untuk mengikuti pelajaran, maka hasilnyapun akan jelek. Dengan

demikian seorang guru dituntut untuk disiplin dalam hal waktu mengajar agar

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 81: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

69

tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

c. Tegas

Tegas mengandung arti:

1) Jelas dan tenang benar, nyata

2) Tentu dan pasti (tidak ragu-ragu atau tidak samar-samar)

3) Jelas.

Setiap guru hendaknya memiliki sikap tegas, karena dengan memiliki

sikap ini setiap siswa akan patuh dan taat untuk dapat belajar dengan baik, guru

yang tegas akan mendorong siswa pada perbuatan yang baik dan menegur

siswa apabila melakukan hal-hal yang melanggar aturan.

d. Tanggung jawab

Seorang guru harus yakin bahwa pada haekekatnya mengajar atau

mendidik adalah amanat yang sangat suci dan mulia yang diberikan oleh

Tuhan. Dengan demikian seorang guru benar-benar menyadari dan

menjalankan amanat tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab.

Setelah timbulnya rasa tanggung jawab pada diri seorang guru, maka akan

tumbuh pula dalam diri seorang guru rasa disiplin akan haknya yaitu menjalankan

tugas. Adapun tugas dan tanggung jawab seorang guru adalah mengajar dan

mendidik, dengan demikian guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses

belajar mengajar. Apabila proses belajar mengajar dapat dicapai dengan baik,

maka guru dapat dikatakan bertanggung jawab.

Guru MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen sebagai tenaga profesional,

diharapkan disamping memahami hal-hal yang bersifat pilosifis, konseptual, dan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 82: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

70

tekhnis, juga harus memiliki kemampuan dasar yang dikenal dengan kemampuan

dasar profesional guru, yaitu:

1) Menguasai bahan,

2) Menguasai program belajar,

3) Mengelola kelas,

4) Menggunakan media/sumber,

5) Menguasai landasan-landasan pendidikan,

6) Mengelola interaksi belajar mengajar,

7) Menilai prestasi siswa untuk kependidikan dan pengajaran,

8) Menguasai fungsi dan program pelayanan dan bimbingan di sekolah,

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,

10) Memahami prinsip- prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian

pendidikan guna keperluan pengajaran.

Merencanakan Program Pengajaran Sebelum guru melaksanakan

pengajaran, terlebih dahulu haruslah dapat membuat rencana pengajaran.

Aktivitas membuat rencana pengajaran di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen ini

lazim disebut dengan merencanakan pengajaran. Dengan demikian, yang

dimaksud dengan merencanakan pengajaran adalah suatu aktivitas merumuskan

sesuatu terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan oleh guru

sebelum melaksanakan pengajaran. Apapun jenis rumusannya, yang jelas ia

akan dijadikan panduan oleh guru ketika telah benar-benar melaksanakan

pengajaran di kelas. Mengelola Proses Belajar Mengajar di MA Salafiyah

Wonoyoso Kebumen, hal-hal yang direncanakan pada perencanaan pengajaran

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 83: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

71

diwujudkan dalam bentuk tindakan pengajaran yang nyata. Kemampuan

mengelola proses belajar mengajar ini terdiri dari 7 indikator. Ketujuh indikator

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan menggunakan metode, media dan bahan latihan sesuai

dengan tujuan pengajaran.

2) Kemampuan berkomunikasi dengan siswa.

3) Kemampuan mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.

4) Kemampuan mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam

pengajaran.

5) Kemampuan mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan

relevansinya.

6) Kemampuan mengorganisasi waktu, ruang, bahan dan perlengkapan

pengajaran.

7) Kemampuan melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam proses

mengajar

Mengelola kelas pengelolaan kelas di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar

mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai kondisi optimal

sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.

Tujuan pengelolaan kelas di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen pada

hakekatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan

pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan

belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 84: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

72

Kegiatan dalam administrasi kesiswaan di MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen dapat dipilih menjadi tiga bagian besar, yaitu kegiatan penerimaan

siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa di sekolah.

1) Penerimaan Siswa Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan

kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi

persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.

2) Pembinaan Siswa Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah

pemberian layanan kepada siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di

dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas. Pembinaan kepada siswa

dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa sadar akan

tugas-tugas belajarnya.

3) Tamat Belajar Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua

mata pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan

memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar

dari kepala sekolah.

Melakukan penilaian hasil belajar siswa untuk mengukur dan

mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan melalui tes

prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar

dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berukut:

1) Tes Formatif Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa

pokok bahasan tertentu bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 85: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

73

2) Tes Subsumatif Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang

telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar

siswa

3) Tes Sumatif Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,

satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat

atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu.

Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru MA

Salafiyah Wonoyoso Kebumen adalah hasil akhir yang ditunjukan guru

menyangkut seluruh aktivitas dan tanggung jawabnya dalam menjalankan

tugasnya sebagai pengajar, pembimbing, dan pendidik bagi para siswa untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Membentuk disiplin pada guru di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

dapat ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu:

1) Conditional Approach (paksaan), yaitu menciptakan kondisi sehingga

orang mau tidak mau melaksanakan kegiatan yang diharapkan.

2) Cultural Approach (pendidikan), yaitu mempengaruhi seseorang dengan

gambaran-gambaran yang dapat memberikan harapan jika disiplin

dilakukan.

3) Habituation Approach (membiasakan), yaitu dengan cara membiasakan

diri, menimbulkan kesadaran akan makna, dan pentingnya disiplin bagi

kehidupan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 86: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

74

Banyak orang pintar mempunyai intelegensia tinggi mengalami kegagalan

dalam studi dan pekerjaannya karena kurang disiplin. Akan tetapi tidak sedikit

orang yang sukses dan berprestasi dalam studi dan pekerjaannya dengan

kemampuan yang pas-pasan tetapi mempunyai disiplin yang tinggi. Jadi, untuk

mencapai prestasi dan keberhasilan dalam pekerjaan sebagian besar ditentukan

oleh perilaku disiplin bukan kepintaran. Disiplin mempunyai dampak yang kuat

terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan

yang direncanakan. Semua kebijakan tidak akan mempunyai arti kalau tidak

didukung oleh disiplin para pelaksananya. Oleh karena itu sikap disiplin di MA

Salafiyah Wonoyoso Kebumen merupakan syarat yang tidak bisa ditawar lagi

bagi pegawai di lingkungan organisasi pemerintah, termasuk guru, bila dalam

melaksanakan tugasnya ingin mencapai daya guna dan hasil guna.

Oleh karena itu, maka dapat dipahami bahwa seorang guru hendaknya

menanamkan rasa tanggung jawab terhadap tugasnya yang dibebankan

kepadanya, yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan

dan mengembangkan nilai-nilai hidup, tugas mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sedangkan melatih adalah

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Sehingga tujuan

pendidikan dan pengajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Disamping itu,

tidak boleh dilupakan pula tugas-tugas dan pekerjaan lain yang memerlukan

tanggung jawabnya. Selain tugasnya sebagai guru di sekolah, gurupun merupakan

anggota masyarakat yang mempunyai tugas dan kewajiban lain.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 87: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Upaya untuk meningkatkan disiplin di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen

dirumuskan berdasarkan penilaian SWOT berdasarkan analisisi lingkungan

internal adalah Kekuatan (Strength) meliputi patuh terhadap aturan sekolah atau

lembaga pendidikan, mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah,

taat beribadah, tingkah laku yang menyenangkan, dan tidak suka malas dalam

mengajar, kemudian yang menjadi kelemahan (Weakness) adalah kurangnya rasa

tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,

terkadang ada yang keluar-keluar kalau mengajar, datang terlambat atau mbolos

ngajar, faktor kebiasaan-kebiasaan yang kurang mendukung tegaknya disiplin,

kurangnya kompensasi terutama bagi tenaga honorer, dan penilaian SWOT

berdasarkan analisisi lingkungan ekternal adalah Peluang (Opportunity), meliputi

pola pembinaan berkelanjutan dari Kepala Sekolah, supervisi dari pemerintah,

dukungan Pondok Pesantren dan dukungan dari kegiatan KKG (kelompok Kerja

Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Sedangkan yang menjadi

ancaman (Threath) adalah tuntutan image masyarakat terhadap kualitas sekolah,

belum maksimalnya keberpihakan pemerintah terhadap kesejahteraan para guru

wiyata bhakti pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak

taat pada aturan, peraturan dan instruksi kerja. Langkah selanjutnya juga

melakukan identifikasi peluang dan ancaman untuk merumuskan upaya perbaikan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 88: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

76

disiplin kerja guru MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen. Sehingga upaya untuk

meningkatkan disiplin di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen adalah

meningkatkan kesadaran diri sehingga menjadi kebiasaan, kemudian di sekolah

membuat tata tertib yang jelas, dilakukan rapat koordinasi, supervisi dan

pembinaan berkelanjutan dan penilaian kinerja. Jika aspek kebiasaan ditanamkan

dalam seluruh warga sekolah, dan akhirnya bila hal itu telah biasa, niscaya

kepribadian orangpun akan tampak secara terang. Tentunya dalam hal ini

kebiasaan yang positif. Kebiasaan yang baiklah yang tentunya mesti terus di

pupuk dan dibina secara konsisten dan konsekuen di MA Salafiyah Wonoyoso

Kebumen. Kebiasaan dapat diperoleh dengan jalan peniruan dan pengulangan

secara terus menerus, semua latihan itu berlangsung secara disadari, lambat laun

menjadi kurang disadari untuk melanjutkan secara otomatis, sehingga mekanistis

tidak disadari. Kebiasaan bisa bersifat positif, misalnya rajin bekerja, cermat dan

lain-lain.

5.2. SARAN

1. Sebaiknya seluruh warga sekolah dapat memiliki kesadaran dalam diri untuk

melakukan pembiasaan sikap disiplin.

2. Sebaiknya dibuat kebijakan dan aturan yang jelas dan disepakati bersama

mengenai kedisplinan di sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua warga

sekolah menjadi suatu pembiasaan yang baik.

3. Meningkatkan supervisi dan pembinaan berkelanjutan sehingga dapat sebagai

tempat untuk mendidkusikan masalah-masalah yang terutama berkaitan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 89: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

77

dengan kurikulum yang berlaku dan peningkatan kedisplinan sehingga dapat

meningkatkan mutu pendidikan di MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 90: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

78

DAFTAR PUSTAKA Ali Imron, 1997, Pembinaan Guru di Indonesia, Surabaya: Kartika David, Fred R., 2008, Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba

Empat, Jakarta Departemen Agama, Al Qur’an Dan Terjemahnya, (Surat An-Nissa yat:59). Dharma, Agus, 2005, Manajemen Supervisi, Jakarta: RajawaliPers Fathoni, Abdurrahmat 2006, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia,

Jakarta : PT RinekaCipta. Gouzali Saydam, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, jakarta : Djambatan Handoko, T, Hani, 2001, Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia (Edisi

2), BPFE Yogyakarta Hasibuan, Malayu.S.P, 2007,Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Bumi Aksara IG Wursanto, 2003, Dasar-Dasar Manajemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian Imam Nawawi, 1999, Terjemahan Riyadus Sholihin, Jilid I, Jakarta: Pustaka

Amani. Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif,

Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Kartika Sariani, 2011, Upaya Meningkatkan Disiplin Kinerja Guru Dan Staf Tata

Usaha Pada SMP Negeri 3 Mentaya Martoyo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi, Yogyakarta. Peraturan Pemerintah RI, 2005, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : CV Eko

Jaya. Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Rivai, Veithzal, 2008, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja

GrafindoPersada.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 91: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

79

Sabri, Ahmad, 2005, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.

Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka

Setia Siswanto Sastrohadiwiryo, Bejo, 2003, Manajemen Tenagakerja Indonesia

Pendekatan Administratif dan Operasional, Jakarta : PT.BumiAksara Satori Djam’an dan Aan Komariah, 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta. Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung:

CV Mandar Maju. Siagian, Sondang P, 2005, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta:

Rineka Jaya. Silalahi, 2012, Upaya Peningkatan Disiplin Guru Melalui Sistem Reward and

Punishment Guna Menunjang Efektivitas Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1 Cileles

Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 3), STIE

YKPN Yogyakarta Singgih D. Gunarsa, 2011, Psikologi Perkembangan, Jakarta : BPK Gunung

Mulia Sinungan,Muchdarsyah, 2000, Manajemen Dana Bank, Jakarta, Rineka Cipta Siswanto,Bedjo 2005, Manajemen Tenaga Kerja, Bandung: Sinar Baru. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suroso, 2001, peranan Kepala sekolah Terhadap disiplin Kerja guru, “Jakarta :

lembaga penelitian IKIP. Sutrisno,Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :Prenada Media

Group Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru Dan anak Didik Dalam Interaksi edukatif,

Jakarta: Rineka Cipta. Tabrani, A, Rusyan, 2001, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru

Sekolah Dasar, Inti Media Cipta Nusantara.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 92: UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH …eprint.stieww.ac.id/387/1/131902385 BUDI SANTOSA.pdf · UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH

80

Tulus Tu’u, 2004, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta T.Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Usman, Moh.Uzet, 1995, Menjadi Guru Profesional, Bandung:Remaja Rosdakarya.

Wina Sanjaya, 2006, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at