upaya meningkatkan prestasi belajar · web viewpada siswa kelas ix a smp negeri kudu melalui metode...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA QS. AL INSYIROH PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI KUDU
MELALUI METODE TUTOR SEBAYA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( P T K )
OLEHMOH. MUDZAKKIR, S.Ag
NIP. 19740729 200801 1 004
DINAS PENDIDIKANSMP NEGERI KUDU JOMBANG
2011/2012
1
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Peningkatan Kemampuan Membaca QS. Al Insyiroh Pada
Siswa Kelas IX A SMP NEGERI KUDU Melalui Metode Tutor
Sebaya
Identitas Peneliti :
Nama : MOH. MUDZAKKIR,S.Ag
NIP : 19740729 200801 1 004
Gol/Ruang : Guru Madya / III b
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SMP NEGERI KUDU JOMBANG
3. Lokasi Penelitian : SMP NEGERI KUDU
4. Lama Penelitian : 2 Minggu
5. Biaya Penelitian : RP 100.000
Petugas Pustaka
SUPRIANTO, S.PdNIP 19610821 200604 1 005
Peneliti
MOH. MUDZAKKIR, S.ag NIP 19740729 2001 1 004
Mengetahui, Kepala SMP NEGERI KUDU JOMBANG
Drs. M U H L A S NIP. 19620927 198803 1 004
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca QS. Al Insyiroh Pada
Siswa Kelas IX A SMP NEGERI KUDU Melalui Metode Tutor Sebaya, penelitian ini
kami susun untuk bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai
perbandingan bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam
rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada:
1. Yth. Kepala SMP NEGERI KUDU JOMBANG
2. Yth. Rekan-rekan MGMP PAI KAB. JOMBANGA
3. Yth. Rekan rekan Guru SMP NEGERI KUDU JOMBANG
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
3
ABSTRAKSI
Peningkatan Kemampuan Membaca QS. Al Insyiroh Pada Siswa Kelas IX A SMP NEGERI KUDU Melalui Metode Tutor Sebaya
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka
melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan
itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode
mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu
setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih
dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara
memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan
menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam dalam penelitian tindakan ini adalah: (a)
bagaimana penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) khususnya pada materi QS. Al Insyiroh ? (b) Bagaimanakah hasil metode
tutor sebaya terhadap peningkatan kemampuan memabaca QS. Al Insyiroh ?
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang: (a) gambaran obyektif dari penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya pada materi QS. Al Insyiroh ? (b) hasil
metode tutor sebaya terhadap peningkatan kemampuan memabaca QS. Al Insyiroh ?
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua
putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP
NEGERI KUDU JOMBANG. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (77,8 %), siklus II (88,9 %)
Simpulan dari penelitian ini adalah metode tutor sebaya dapat berpengaruh
positif terhadap Kemampuan Membaca QS. Al Insyiroh Siswa IX A SMP NEGERI
4
KUDU JOMBANG , serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu
alternative pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
5
DAFTAR ISI
Daftar Isi Hal
HalamanJudul ………………….............................................................…………….
Lembar Pengesahan…………..…….....................................................…………….
Kata Pengantar …………….….............................................................…………….
Abstraksi …………….….......................................................................…………….
Daftar Isi …………..…….......................................................................…………….
Daftar Lampiran ……………………………………………………………………….…
3
4
5
7
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
PENDAHULUAN
Kontek Penelitian………………............................................................….
1.2 Focus Masalah ……………….........................................................….
1.3 Tujuan Penelitian …………….........................................................….
1.4 Manfaat Penelitian …………...........................................................….
1.5 Definisi Operasional Variabel…………………………………………..
2.1Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca ……………………….….…
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Motivasi Belajar …………………………………………………….…..…
2.3 Motivasi Belajar Membaca…………………………………….……..…..
2.4 MetodeTutor Sebaya…………………………………………….…..….
METODEPENELITIAN ………………...................................................….
3.1 Tempat,Waktu,danSubyekPenelitian……….……...........................….
3.2 Rancangan Penelitian …………..……………………………………….
3.3 Alat Pengumpu lData …………..……………………………..………..
3.4 Analisis Data …..…………………………………………………………
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN………….…………………………
4.1 Hubungan Pembelajaran Mode Ceramah Dengan metode Tutor
Sebaya …………….……………………………………………..
4.3 Pembahasan ……………...……………………………………………….
8
8
8
9
9
10
12
13
13
15
18
18
19
22
23
24
24
27
30
6
BAB 5 SIMPULANDANSARAN ………….…………………………………………..
5.1 Simpulan …………..……………………………………………………..
5.2 Saran ………..……………………………………………………………
DAFTARPUSTAKA……………..…………………………………………….
31
31
31
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Nilai Formatif Pada Siklus I ...............................................
Lampiran 1 Nilai Formatif Pada Siklus II ..............................................
8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Kontek Penelitian
Salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Isalam adalah membentuk
karakter siswa yang beriman dan berakhlaq yang mampu mengamalkan nilai-nilai
Islami dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan jangka panjangnya adalah membentuk
karakter siswa yang mampu meneladani ajaran Islam dan mengamalkan di
lingkungan masing-masing. Proses pembelajaran di sekolah harapannya mampu
ditransformasikan dalam kehidupan masing-masing siswa, karena dalam
perkembangannya kita dihadapkan pada suatu masa dimana kita dan siswa
berhadapan langsung dengan perubahan prilaku siswa dalam mengamalkan ajaran
agama Islam.
Yang menjadi tantangan besar bagi guru adalah bagimana siswa mampu
menerjemahkan ajaran Islam dalam kehidupan, misalkan bagiamana seorang siswa
mampu membaca Al Qur’ana dengan baik dan fasih sesuai dengan kaidah ilmu
Tajwid. Kendala yang dihadapi biasanya antara lain, kecenderungan siswa sudah
tidak mau lagi belajar membaca Al Qur’an selepas dia lulus SD/MI, ketika proses
pembelajaran di SMP siswa akan dihadapkan pada materi-materi yang
berhubungan dengan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits, pada fase ini guru mengalamii
kesulitan dalam memberikan pembelajaran, itu akan nampak ketika siswa tidak
bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan bahkan juga ada yang tidak bisa
membaca sama sekali. QS. Al Insyiroh menjadi salah satu kompetensi dasar dalam
pembejaran Pendidikan Agama Islam kelas IX, dimana salah satu bentuk
penilaiannya melalui membaca, dan tingkat keberhasilan pembelajaran dikatakan
berhasil ketika hasil penilaian sesuai dengan indikatornya yaitu mampu membaca
Qs. Al Insyirah dengan baik dan fasih.
Dalam perkembangannya prilaku siswa yang kurang lagi memperdulikan
pelajaran membaca Al Qur’an karena dipengarui oleh dua factor yang dominan
yaitu antara lain : Factor internal (1) kurang mampunya siswa dalam memmbaca Al
9
Qur’an, (2) tidak adanya doronngan dalam diri siswa untuk belajar membaca Al
Qur’an, (3) tidak ada dorongan dari keluarga untuk belajar membaca Al Qur’an, (4)
tidak adanya figure dalam diri siswa yan patut dicontoh misalkan dalam keluarga
tidak ada satupun yang dapat membaca A Qur’an. Factor eksternal (1) siswa
bergaul dengan teman atau yang lainnya yang sama-sama kurang bisa membaca Al
Qur’an, (2) lingkungan tidak mendukung misalkan tidak ada budaya membaca Al
Qur’an, (3) derasnya arus informasi yang mejadikan tontonan menjadi tuntunan
sedang tuntunan hanya dijadikan tontonan, (4) hilangya budaya mengaji pada guru
ngaji di musholla, (5) orang tua lebih mendorong anak untuk belajar hal-hal yang
bersifat duniawi misalkan kursus, prifat hanya untuk pelajaran eksak saja
Berbagai cara penulis lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran All
Qur’an, namun kendala baik ketika dalam proses pembelajaran maupun dalam
penilaian unjuk kerja siswa, masalah yang dihadapi adalah karena siswa tidak bisa
membaca dengan baik. Disini kemuadian penulis berusaha untuk merubah skema
pembelajaran agar lebih menarik, bukan berarti pambelajaran yang dilaksanakan
setiap pertemuan tidak menarik tetapi penulis berusaha untuk lebih menarik dari
pada pembelajaran sebelumnya, salah satunya dengan melibatkan siswa itu sendiri
sebagai mentor atau tutor pada siswa yang lain. Dan hasilnya cukup berhasil
dibanding menggunakan metode yang umum dipakai, dan kecenderungan siswa
ternyata lebih terbuka dengan temannya sendiri dari pada berhadapan langsung
dengan guru pembimbing. Siswa yang ditujuk sebagai mentor bukanlah siswa
sembarangan, tetapi siswa yang memiliki kelebihan dibidangnya serta
ketuntasannya melebihi rata-rata temannya. Salah satu kelas yang kemudian
penulis angkat dalam penelitian ini adalah kelas IX A. pada kelas ini juga mengalami
masalah yang sama yaitu kesulitan memahami bacaan Al Qur’an melalui membaca.
Ketuntasan dalam pembelajaran kurang dari 80 %, sehingga pada KD ini tidak
tuntas, sehingga indicator mampu membaca dengan baik dan fasih harus diulang.
Penulis ingin mengetahui kendala apa yang menyebabkan KD ini tidak tuntas dan
memecahkan masalah yang dihadapi siswa. Dari Kontek Penelitian tersebut, maka
10
penulis mengambil judul : “Peningkatan Kemampuan Membaca QS. Al Insyiroh
Pada Siswa Kelas IX A SMP NEGERI KUDU Melalui Metode Tutor Sebaya”.
1.2 Fokus Masalah
Merujuk pada kontek penelitian di atas, permasalahan yang muncul dapat
difokuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode tutor sebaya terhadap KD QS. Al Insyiroh pada
siswa Kelas IX A SMP NEGERI KUDU JOMBANG ?
2. Bagaimanakah hasil yang diperoleh siswa kelas IX A SMP NEGERI KUDU pada
KD QS. Al Insyiroh dengan diterapkannya metode tutor sebaya ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan
penelitian ini antara lain :
1. Memperoleh diskripsi obyektif tentang penerapan metode tutor sebaya terhadap
KD QS. Al Insyiroh pada siswa Kelas IX A SMP NEGERI KUDU JOMBANG
2. Memperoleh diskripsi obyektif tentang hasil yang diperoleh siswa kelas IX A
SMP NEGERI KUDU pada KD QS. Al Insyiroh dengan diterapkannya metode
tutor sebaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi Siswa :
a. Proses pembelajaran lebih aktif, karena siswa ikut berperan dalam proses
pembelajaran
b. Siswa lebih termotifasi untuk lebih giat belajar, karena reword yang diberikan
guru yaitu menjadi tutor bagi temannya.
c. Lebih focus pada materi pembelajaran, yaitu membaca
d. Siswa lebih percaya diri karena diberikan peran dalam penyelnggaran
pembelajaran
Bagi Guru :
a. Proses pembelajaran lebih menarik minat siswa karena guru fariatif dalam
penggunaan metode
11
b. Guru dapat lebih focus dalam mengamati perkembangan belajar siswa
c. Tidak lagi dominan sebagi sumber belajar, sebaliknya guru menempatkan dirinya
sebagi fasilitator
d. Dapat menghemat energy untuk proses pembelajaran berikutnya
1.5 Penegasan Istilah
a. Peningkatan : suatu hasil usaha yang lebih baik dari sebelumnya
b. Kemampuan Membaca : kelebihan membaca bacaan tertentu yang dimiliki oleh
siswa
c. QS. Al Insyroh : surat ke 94 dalam susunan surat Al Qur’an tergolong surat
Makkiyah
d. Metode tutor sebaya adalah : adalah cara penyampaian bahan pelajaran
dengan menggunakan siswa yang memiliki kemampuan tertentu kepada siswa
yang kurang mampu dalam memahami bahan ajar yang sama
1.6 Asumsi
Karena keterbatasan waktu, maka peneliti berasumsi bahwa :
1. Metode Tutor Sebaya dominan diterapkan pada pembelajaran KD QS. Al Insyiroh
pada siswa kelas IX A SMP NEGERI KUDU JOMBANG
2. Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas
IX A SMP NEGERI KUDU terutama pada KD QS. Al Insyroh
12
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca
1. Pengertian Membaca
Pengertian membaca sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang
dimaksud membaca yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta
fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya melalui aktifitas
membaca. Jadi membaca merupakan hal yang pokok. Membaca merupakan
suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, dari ketidakfahaman
menjadi suatu kefahaman. Untuk dapat disebut dapat membaca maka perubahan
harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama
waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu
hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhasi-
hari , berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar membaca
merupakan suatu proses yanbg tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi
dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar membaca. Jadi yang
dimaksud dengan meambaca bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya
terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam penguasaan memperoleh
hubungan-hubungan baru.
2. Pengertian Hasil Membaca
Hasil membaca adalah meningkatnya perolehan pemahaman yang lebih
banyak dari sebelunya yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa hasil
membaca merupakan prestasi yang telah dicapai oleh seseorang setelah
melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.
3. Pedoman Cara Belajar membaca
Untuk memperoleh prestasi/hasl belajar yang baik dilakukan dengan baik dan
pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-
sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang
siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang lain. Hal ini
13
disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan,
kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh Karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan
oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi factor yang paling
menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat
mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar
yang baik.
2.2 Metode Tutor Sebaya
Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa
“pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar
siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Sisi lain yang menjadikan AL
QUR’AN dianggap siswa pelajaran yang agak sulit adalah bahasa yang digunakan
oleh guru dan kemampuan dasar mereka dalam Pendidikan Agma Islam. Dalam hal
tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa
guru. Siswa juga lebih enak dan tidak canggung dalam bertanya tentang hal yang
tidak/belum dipahaminya pada teman sendiri. Itulah sebabnya pembelajaran tutor
sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran AL QUR’AN di kelas XA materi QS.
Al Insyirah
Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode
belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh
karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi
pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada
teman-temannya.”
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa
“Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar
dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga
berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilankarena dia
bergaul dengan teman lainnya.” Pada standar kompetensi membaca dengan benar
dan fashih pada kelas IX A SMP NEGERI KUDU peserta didik dibawa pada model
14
pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok-kelompok belajar / kelompok
bimbingan. Setiap kelompok terdiri atas 3 sampai dengan 5 peserta didik dengan 1
(satu) orang pembimbing / mentor.
Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara
mandiri.
2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa-
siswa pandai
3. disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau disebut
“mentor”.
Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi
dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan
sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
6. Untuk memotivasi siswa yang bertindak selaku mentor, maka saat ulangan
praktik mereka para mentor tidak ikut ulangan, tapi hanya memantau/mengamati.
Nilai mereka para mentor diambil dari nilai teman yang dibimbingnya. Contoh jika
ada 4 siswa yang dibimbing, lalu keempatnya mendapat nilai di atas KKM, maka
mentor mendapat nilai sesuai dengan nilai tertinggi dari 4 siswa yang
dibimbingnya. Namun jika ada 1 siswa/temannya yang mendapat nilai di bawah
KKM, maka mentor tersebut mendapat nilai sama dengan temannya yang nilai
terendah tadi (di bawah KKM).
Dengan demikian siswa yang bertindak sebagai mentor akan berusah
semaksimal mungkin membimbing temannya agar bisa / menguasai materi yang
15
diberikan oleh guru. Sebab jika tidak ia akan mendapat nilai terendah / di bawah
KKM, jika ada teman yang dibimbingnya mendapatkan nilai terendah.
Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang
diharapkan, Miler (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan saran penggunaan tutor
sebaya sebagai berikut :
1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran
matematika dapat mudah dipahami.
3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.
4. Gunakan cara yang praktis.
5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru.
6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor.
7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.
8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor
sebaya.
9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.
16
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu:
(1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3)
penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial
eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam Sukidin,
dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau
pada tekanannya, (2) tingkat Kontekstual Model Gabungan Ceramah dan Kerja
Kelompok antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan
dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan
utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran
di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini
peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.
Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah
berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan
atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika
sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
3.1 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
17
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di
SMP NEGERI KUKDU JOMBANG Tahun pelajaran 2011/2012
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari
semester genap 2011/2012
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IX A mata pelajaran
Pendidikan Agam Islam pada KD. QS. Al Insyiroh.
3.2 Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal
yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat
dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi siswa
sebagai sumber belajar (Tutor) bagi siswa yang lain. Penelitian tindakan adalah satu
strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk
proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar
nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik interviw maupun pengamatan yang dilakukan tidak
boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis interviw yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan
tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
18
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap
penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan
sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya
adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas
dapat dilihat pada gambar berikut.
19
Gambar 3.1 Alur PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau
dampak dari diterapkannya pengajaran kontekstual model pengajaran berbasis
masalah.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya,
dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)
dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di
akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai
dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
3.3 Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah
suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto,
Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Di samping itu
untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat
dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana standar kompetensi
yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga
20
digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat
untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar.
3.4 Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka
digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data
kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut.
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing
siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat
dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara
individual jika mendapatkan nilai minimal 73, sedangkan secara klasikal
dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 70 %.
3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
21
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hubungan Pembelajaran melalui metode Tutor sebaya dengan Ketuntasan
Membaca
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 70 sama dengan 85%, sedangkan seorang
siswa dinyatakan tidak tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan
tertentu jika mendapat nilai minimal 70 kurang dari 85 %
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan
model pembelajaran Kontektual Ceramah dan unjuk kerja, dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada minggu pertama pebruari 2012 di Kelas IX A jumlah siswa 36 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus INo Uraian Hasil Siklus I123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
76,4728
77,8 %
22
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran model Ceramah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 76,47 dan ketuntasan belajar mencapai 77,8% atau ada 28 siswa dari
36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai 73 hanya sebesar 77,8 % lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena
siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya .
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
d. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
4) Guru dapat mengefektifkan siswa yang tuntas (memeiliki kemampuan
lebih) untuk menjadi tutor bagi teman-temannya yang lain.
23
Berikut ini RPP yang dipakai pada siklus I :
No Kegiatan Waktu Metode1. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.b. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.c. Guru mengadakan pre test.
10 menit - Ceramah
2. Kegiatan Inti a. Guru membaca dengan ditirukan oleh
siswa bersama-samab. Guru mendengarkan bacaan siswa
secara bergiliran dan membetulkan bacaan yang salah
c. Guru memberikan penilaian terhadap bacaan siswa
60 menit - Pemodelan/demo
Kegiatan Akhira. Guru menyempurnakan bacaan siswa dan
mengartikan Q.S Al Insyirah secara harfiyah.
b. Guru mengadakan Post testc. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk menulis Q.S Al Insyirah beserta artinya.
10 menit - Ceramah
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran ke-2, soal tes formatif ke-2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada minggu kedua Februari 2012 di Kelas IX A dengan jumlah siswa 36
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan
revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak
terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
24
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif
II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar
78,6630
88,9
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
78,9 dan ketuntasan belajar mencapai 88,9 % atau ada 32 siswa dari 36
siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah
guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan
tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk
belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan
dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran model tutor sebaya .
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut.
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
4) Ternyata siswa yang tidak tuntas dapat lebih terbuka kepada teman
sebayanya.
d. Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada
siklus II antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih
termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
25
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-
soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar
mengajar.
Guru lebih banyak menambah peran siswa dalam setiap menyelesaikan
pekerjaan yang berhubungan dengan latihan /driil pada siswa yang tidak tuntas
dalam
Berikut ini RPP yang dipakai pada siklus II/perubahan dalam pembelajaran.
No Kegiatan Waktu Metode
1. Kegiatan Awal a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.c. Guru membagi kelompok kerjad. Guru mengadakan pre test.
Kegiatan Awal Revisia. Guru mengajak untuk tadarus bersama.b. Guru memotifasi siswa yang kurang lancar
membaca Al Qur’an untuk terus belajarc. Guru mengepresiasi siswa yang lancar bacaan Al
Qur’an dengan menjadikannnya sebagi mentor pada temannya
d. Guru membagi ssiswa menjadi bebera kelompok
10 menit - Ceram
ah
2. Kegiatan Inti a. Siswa membaca lafadz Q.S Al Insyirah dengan
tartil secara bergiliran b. Guru menyimak bacaan siswa dan memberikan koreksi atas bacaan siswac. Guru memberi penilaian selama proses
pembelajaran berlangsungKegiatan Inti Revisia. Siswa membaca Q.S Al Insyirah dengan tartil
secara bergiliran dengan didampingi tutor temannya sendiri
b. Siswa secara bergantian dalam kelompok saling menyimak dan mengevaluasi bacaan temannya
60 menit - Drill
-Tutor sebaya
26
c. Mentor/tutor menyimak bacaan siswa dan memberikan koreksi atas bacaan siswa
d. Guiru memberi penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Kegiatan Akhira. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan arti Q.S
Al Insyirah.b. Guru mengadakan Post testc. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menulis Q.S Al Insyirah beserta artinya dan menghafal Q.S Al Insyirah
Kegiatan Akhir Revisia. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan arti Q.S
Al Insyirah.b. Guru memotifasi siswa agar lebih giat membaca Al
Qur’anc. Guru mengadakan memberikan reword kepada
mentor/tutord. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menulis Q.S Al Insyirah beserta artinya dan menghafal Q.S Al Insyirah.
10 menit Ceramah
4.2 Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model tutor
sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II)yaitu
masing-masing 77,8 % , 88,9 %.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menerapkan model pengajaran tutor sebaya dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa
pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran PAI pada pokok bahasan QS. Al Insyroh dengan model pengajaran
27
tutor sebaya yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pengajaran
konstekstual model pengajaran berbasis masalah dengan baik. Hal ini terlihat
dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan
mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit,
memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di
atas cukup besar.
28
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran model tutor sebaya memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar
siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (77,8%), siklus II (88,9 %).
2. Model pengajaran tutor sebaya dapat menjadikan siswa merasa dirinya
mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan,
ide dan pertanyaan.
3. Penerapan pembelajaran model tutor sebaya mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar PAI lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model pengajaran tutor sebaya memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik
yang benar-benar bisa diterapkan dengan tutor sebaya dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering
melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang
sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
29
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SMP NEGERI KUDU tahun pelajaran 2011/2012
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
31
Lampiran 1
Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
No. Urut
SiswaSkor
Keterangan No. Urut
SiswaSkor
Keterangan
T TT T TT
1 68 19 70
2 78 20 65
3 80 21 68
4 80 22 70
5 70 23 68
6 60 24 85
7 70 25 90
8 76 26 87
9 70 27 100
10 74 28 88
11 90 29 68
12 80 30 88
13 50 31 88
14 70 32 68
15 78 33 100
16 80 34 88
17 70 35 90
18 50 36 78
Jumlah 1294 15 4 Jumlah 1459 15 4
Keterangan:T : TuntasTT : Tidak tuntasJumlah Siswa yang tuntas : 28Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 8Skor Maksimal Ideal : 3600Skor Tercapai : 2753Rata-rata Skor Tercapai : 76,47Prosentase Ketuntasan : 77,8
32
Lampiran 2Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
No. Urut
SiswaSkor
Keterangan No. Urut
SiswaSkor
Keterangan
T TT
1 100 19 70
2 78 20 100
3 80 21 78
4 80 22 70
5 70 23 68
6 72 24 85
7 70 25 90
8 76 26 87
9 70 27 100
10 74 28 88
11 90 29 68
12 80 30 88
13 50 31 88
14 70 32 68
15 78 33 100
16 80 34 88
17 70 35 90
18 50 36 78
Jumlah 1338 16 3 Jumlah 1494 16 3
Keterangan:T : TuntasTT : Tidak tuntasJumlah Siswa yang tuntas : 30Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 6Skor Maksimal Ideal : 3600Skor Tercapai : 2832Rata-rata Skor Tercapai : 78,66Prosentase Ketuntasan : 88,9
33
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (8)
NAMA SEKOLAH : SMP Negeri KUDDUMATA PELAJARAN : Pendidikan Agama Islam
KELAS : 9 / Genap
A. Standar Kompetensi :8. Memahami Al Qur’an surat Al Insyiroh.
B. Kompetensi Dasar :8.1. Menampilkan bacaan Qs. Al Insyiroh dengan tartil dan benar8.2. Menyebutkan arti Qs. Al Insyiroh .8.3. Mempraktekan perilaku dalam bekerja selalu berserah diri kepada Allah
seperti dalam Qs. Al Insyiroh
C. Indikator :1. Membaca Qs. At Insyiroh dengan benar , Tartil dan lancar. 2. Menyalin, menghafal dan mengartikan Qs.At Insyiroh dengan baik dan
benar.3. Mengartikan Qs At Insyiroh setiap ayat dan setiap kalimat dengan benar.4. Bekerja keras, sungguh-sungguh dan disiplin sampai tuntas dengan ihlas di
bidang apapun, kemudian apabila telah selesai baru pindah untuk melakukan pekerjaan lain dengan sungguh-sungguh dan disiplin sampai tuntas dengan ihlas pula.
5. Berjiwa tawakal jika telah selesai melakukan pekerjaan sehingga apabila behasil tidak sombong dan jika gagal tidak putus asa.
D. Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 Jam Pelajaran)
E. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat 1. Membaca Qs. At Insyiroh dengan benar , Tartil dan lancar. 2. Menyalin, menghafal dan mengartikan Qs.At Insyiroh dengan baik dan benar.3. Mengartikan Qs At Insyiroh setiap ayat dan setiap kalimat dengan benar.4. Bekerja keras, sungguh-sungguh dan disiplin sampai tuntas dengan ihlas di
bidang apapun, kemudian apabila telah selesai baru pindah untuk melakukan pekerjaan lain dengan sungguh-sungguh dan disiplin sampai tuntas dengan ihlas pula.
5. Berjiwa tawakal jika telah selesai melakukan pekerjaan sehingga apabila behasil tidak sombong dan jika gagal tidak putus asa
F. Materi Pembelajaran : Al Qur’an Surat Al Insyiroh
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : No Kegiatan Waktu Metode1. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.c. Guru membagi kelompok kerja
d. Guru mengadakan pre test.Kegiatan Awal Revisi
a. Guru mengajak untuk tadarus bersama.b. Guru memotifasi siswa yang kurang lancar
membaca Al Qur’an untuk terus belajarc. Guru mengepresiasi siswa yang lancar
bacaan Al Qur’an dengan menjadikannnya sebagi mentor pada temannya
10 menit - Ceramah
34
d. Guru membagi ssiswa menjadi bebera kelompok
2. Kegiatan Inti a. Siswa membaca lafadz Q.S Al Insyirah
dengan tartil secara bergiliran b. Guru menyimak bacaan siswa dan
memberikan koreksi atas bacaan siswac. Guru memberi penilaian selama proses
pembelajaran berlangsungKegiatan Inti Revisi
a. Siswa membaca Q.S Al Insyirah dengan tartil secara bergiliran dengan didampingi tutor temannya sendiri
b. Siswa secara bergantian dalam kelompok saling menyimak dan mengevaluasi bacaan temannya
c. Mentor/tutor menyimak bacaan siswa dan memberikan koreksi atas bacaan siswa
d. Guru memberi penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.
60 menit - TS
3. Kegiatan Akhira. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan
artiQ.S Al Insyirah.b. Guru mengadakan Post testc. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk menulis Q.S Al Insyirah beserta artinya dan menghafal Q.S Al Insyirah
Kegiatan Akhir Revisia. Guru menyempurnakan bacaan lafadz dan
arti Q.S Al Insyirah.b. Guru memotifasi siswa agar lebih giat
membaca Al Qur’anc. Guru mengadakan memberikan reword
kepada mentor/tutord. Guru memberikan tugas kepada siswa
untuk menulis Q.S Al Insyirah beserta artinya dan menghafal Q.S Al Insyirah.
10 menit Ceramah
H.
I.
Sumber Belajar
Penilaian :Tehnik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
:
:
:
:
1. Buku Al Qur’an dan Juz Amma
2. Buku PAI kelas IX Cempaka Putih
3. Buku PAI kelas IX Tiga Serangkai
Tes lisan, Tertulis, Unjuk kerja
Jawaban singkat , Uraian , Uji Prosedur/Produk
No. Aspek yang dinilai Skala Skor1 2 3
1. Kelancaran membaca2. Tajwid3. Mahraj
J. Tugas1. Tulislah lafadz beserta artinya Q.S Al Insyirah !
35
2. Hafalkan di rumah lafadz Q.S Al Insyirah !
Skala sikap / perilaku yang mencerminkan Q.S Al Insyirah
No Sikap / PerilakuSkala Skor
1 2 31234
Mengerjakan tugas tepat pada waktunyaMembantu pekerjaan rumahTidak putus asa bila gagal dalam suatu pekerjaanTidak sombong apabila meraih keberhasilan
Jumlah
Pedoman Penilaian :
Selalu melaksanakan nilai = 3
Kadang – kadang melaksanakan nilai = 2
Tidak pernah melaksanakan nilai = 1
Mengetahui,Kepala SMP Negeri Kudu
Drs. MUHLASNIP. 19620927 198803 1004
Kudu, 2012Guru Mata Pelajaran
MOH. MUDZAKKIR, S.AgNIP. 19740729 200801 1 004
36