upaya meningkatkan hasil belajar bahasa...
TRANSCRIPT
6
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1Kajian Teori2.1.1 Hasil Belajar
Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana
penguasaan konsep siswa.Hasil belajar juga dapat digunakan untuk melihat apakah
seseorang telah melakukan proses yang efektif dan efisien, sehingga dapat
ditunjukkan sampai sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dikuasai.
Dapat dikatakan bahwa hasil belajar ditentukan oleh proses pembelajaran.
MenurutGagne, Briggs dan Wagerdalam Winataputra (2007:119) mengatakan
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa.
Hamalik (2008:57) menyebutkan pembelajaranadalah suatukombinasi yang
tersusun meliputiunsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.Unsur-unsur
yang terlibat dalam pembelajaranterdiri dari: (1) manusia yang terlibat antara lain
guru, peserta didik dan tenaga kependidikan lainnya seperti petugas laboratorium,
pustakawan, (2) material seperti : buku, alat peraga, media pembelajaran, (3) fasilitas
dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang menunjang langsung proses
pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan, fasilitas laboratorium, (4) prosedur
meliputi : metode, pendekatan, strategi dan sebagainya mulai dari perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Belajar menurut Bell-Gredler (1986:1) adalah proses yang dilakukan oleh
manusia untuk mendapatkan aneka ragamcompetencies, skills,dan attitudes.
Kemampuan (competencies), ketrampilan (skills) dan sikap (attitudes) diperoleh
secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui
rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
7
Menurut Nana Sudjana (1992:3), penilaian adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil–hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa yang berupa
perubahan tingkah laku baik bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Domain
kognitif berupa kemampuan intelektual yang terdiri atas enam bagian yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.Domain
afektif meliputi sikap, minat, emosi, nilai hidup, dan apresiasi siswa. Domain afektif ini
meliputi lima komponen yaitu penerimaan, penanggapan,valuing, pengorganisasian,
dan karakteristik nilai. Domain psikomotor berhubungan dengan reaksi fisis seperti
yang ditampilkan pada waktu melakukan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot.
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
beruparanah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorsebagaiperubahan tingkah laku,
yang menunjukkan kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung serta
menunjukkan kesuksesan dari proses belajar mengajar.
2.1.2 PembelajaranBahasa Indonesia2.1.2.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Sekolah
Dasar, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosionalpeserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesiadengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
8
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan
dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional,
nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
diharapkan:
a. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil
karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
b. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa
peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber
belajar;
c. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
d. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
e. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia;
f. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.
2.1.2.2 TujuanPelajaran Bahasa IndonesiaMata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis
9
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusiaIndonesia(Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
2.1.2.3 Fungsi pelajaran Bahasa IndonesiaMata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang
diajarkan di sekolah dasar.Fungsi pelajaran Bahasa Indonesiadi sekolahdasar
sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum 2004 adalah sebagai berikut:
a. Sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.
b. Sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia
dalam rangka pelestarian serta pengembangan budaya.
c. Sebagai saranapeningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia
untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
d. Sebagai sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk
berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah.
e. Sebagai sarana pengembangan penalaran. (J.D Parera.1999:7).
Pada umumnya fungsi-fungsi tersebut mempunyai tujuan tertentu.Fungsi
yang pertama sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, bahwa
Bahasa Indonesia harus menjadi sarana yang dapat mempersatukan bangsa
Indonesia yang terdiri atas beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing
mempunyai bahasa etnismenjadi satu bangsa yang homogen, yang merasa benar-
10
benar sebagai satu bangsa. Sedangkan tujuan dari fungsi yang lainnya adalah bahwa
bahasa sebagai sarana untukmeningkatkan pengetahuan karena dengan
penguasaan atas bahasa itu dengan baik siswa dapat belajar menambah
pengetahuannya dari buku-buku yang dibacanya. Disamping itu,keterampilan
berbahasa dapat membantu siswa untuk meraih serta mengembangkan ilmu,
menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk keperluan yang
menyangkut berbagai masalah.
Bahasa dan berpikir merupakan dua kata yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Dalam berpikir orang menggunakan bahasa, tetapi pikiran seseorang baru berarti
apabila diungkapkan dan dapat ditangkap oleh orang lain. Bahasa harus dapat
digunakan sesuai dengan penalaran sehingga apa yang diungkapkan dengan bahasa
itu dapat diterima orang lain karena kelogisannya. Berbahasa dengan nalar yang baik
perlu dilatih dan tidak datang begitu saja.
2.1.2.4 Ruang LingkupRuang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesiamenurut Permendiknas No.
22 Tahun 2006,mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
bersastra yang meliputi4aspekyaitu :
a. aspekmendengarkan,
b. aspekberbicara,
c. aspekmembaca, dan
d. aspekmenulis.
2.1.2.5 Peran Pembelajaran Bahasa IndonesiaBahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
menangani dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan
11
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, ketrampilan berbahasa dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Indonesia.Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi
peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan
global.
Dengan Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
diharapkan:
a. Peserta didikdapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil
karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.
b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa
peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber
belajar.
c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan sumber belajar.
d. Orang tua dan masyarakatdapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan dan kesastraan di sekolah.
e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia.
f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.
12
2.1.3. Hakekat MetodeCooperativeScript2.1.3.1 Pengertian MetodeCooperativeScript
Metode adalah cara yang digunakan dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Dalam suatu metode mengandung pengertian terlaksanakannya
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui
prosedur tertentu. Akhir-akhir ini keaktifan siswa dalam belajar mendapat perhatian
utama dibandingkan keaktifan guru yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing
siswa. Karena itu istilah metode yang penekanannya pada keaktifan guru selanjutnya
diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa
(Surakhmad, 1994 : 96).
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaranperlu direncanakan, dilaksanakan dinilai dan diawasi agar terlaksana
secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Salah satu metode yangmemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.adalahCooperative scriptatau skrip kooperatif. Cooperative
scriptadalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.Namun dalam
pembelajaran ini, metode skrip kooperatif, peneliti modifikasi sedikit untuk disesuaikan
dengan materi pembelajaran yaitu menyampaikan pesan singkat secara lisan. Metode
cooperativescriptsama halnya dengan metode lainnya yaitu memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dan kekurangan metode ini adalah :
13
a. Kelebihanmetodecooperativescriptadalah:1). Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
2). Setiap siswa mendapat peran.
3). Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
b. Kekuranganmetodecooperativescriptadalah:1). Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
2). Hanya dilakukan dua orang,tidak melibatkan seluruh kelas sehingga
koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut. (Arif, F.,.2010
http://ariffadholi.blogspot.com/2010/09/metode-kooperative script.html).
2.1.3.2 Penerapan MetodeCooperativedalam Pembelajaran Bahasa IndonesiaPenggunaanmetode cooperative scriptdalam pembelajaran Bahasa
Indonesiapadamateri menyampaikan pesan singkat yang dilisankandapat membuat
siswa aktif dan senang dalam mengikuti pelajaran karena tidak membosankan.
Mereka diberikan kebebasan melakukan percakapan secara berpasangan untuk
menyampaikan pesan secara lisan dan menerima yang didengar. Pembelajaran
seperti ini tentu menantangbagi siswa kelas IIyang cenderung aktif beraktifitas.
Langkah-langkahpembelajaran dalam menggunakan metodecooperative
scriptadalah sebagai berikut:
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikanteks pesan singkatyang ada gambar ilustrasikepadatiap
siswa untuk dibaca dandisampaikan secara lisan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagaipenyampai
pesandan siapa yang berperan sebagaipenerima pesan.
d. Penyampai pesanmenyampaikan pesan dengan bahasa yang komunikatif
(bahasa siswa sendiri). Sementarapenerima pesan mendengarkan.
e. Kedua siswa bertukar peran, semula sebagaipenyampai pesanditukar menjadi
penerima pesandan sebaliknya, sertamelakukan seperti di atas.
14
f. Guru menarik kesimpulantentang cara menyampaikan pesan dan menerima
pesan secara lisan.
g. Guru menutup pembelajaran.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang RelevanAda beberapa penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan
menggunakan metodecooperative scriptuntuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Penulis uraikan beberapa penelitian yang menggunakancooperative scriptdan
hasilnya, antara lain sebagai berikut :
a. SkripsiRila Sidika Shofiana, yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative ScriptUntuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-
1 SMA Negeri 8 Malang Tahun Ajaran 2008/2009.Jenis Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas. Setiap siklus meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa X-1 SMA
Negeri 8 Malang, semester genap 2008/2009 yang berjumlah 41 siswa dengan
materi Animalia" Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2009"
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi motivasi,
lembar observasi keterlaksanaan tindakan guru, tes akhir siklus, angket siswa,
wawancara dan catatan lapangan" Analisis data dilakukan dengan deskriptif
kualitatif dan teknik persentase"Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaranCooperative Script
dapatmeningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri 8
Malang. Motivasi belajar klasikal mengalami peningkatan dari 60% (tingkat
keberhasilan baik) pada siklus I menjadi 76,31 (tingkat keberhasilan sangat baik)
pada siklus II, dengan perincian sebagai berikut: aspek minat mengalami
peningkatan sebesar 10,98%, keaktifan sebesar 12,19%, usaha sebesar 12,20%,
konsentrasi sebesar 24,82% dan efisiensi kerja sebesar 25,61%. Keberhasilan
belajar klasikal dari siklus Isebesar 68,29% meningkat menjadi 80,49% pada
siklus II. Berdasarkan jawaban angket siswa diketahui bahwa model pembelajaran
15
Cooperative Scriptdapat membangkitkan minat, keaktifan, usaha, konsentrasi
dan efisiensi kerja siswa dalam belajar biologi di kelas. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Cooperative Scriptdapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-1
SMA Negeri 8 Malang (http://library.um.ac.id/freecontents/download/pub/
pub.php/38810.pdf).
b. Skripsi Mitasari, yang berjudul Model PembelajaranCooperative ScriptUntuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Geografi Materi Pedosfer Siswa
Kelas X-B SMA Islam Hasanudin Kesamben Kabupaten Blitar Tahun2011.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas
X-B semester genap tahun ajaran 2010/2011 SMA Islam Hasanudin Kesamben
Kabupaten Blitar yang berjumlah 21 siswa terdiri 7 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa diukur berdasarkan selisih tes pada siklus I dengan tes pada
siklus II. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kerja siswa, soal tes, lembar
observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XB SMA Islam Hasanudin Kesamben
Kabupaten Blitar ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata kelas dari rata-rata
awal dengan nilai 66,23 menjadi 72,52. Dengan ketuntasan klasikalnya pada
siklus I sebesar 66%. Jumlah ini telahmengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan data awal yaitu 43%, hal itu berarti ketuntasan klasikal telah meningkat
sebesar 23%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 78,23.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari rata-ratanilai tes sebesar
72,52 pada siklus I dan meningkat menjadi 78,23 pada siklus II. Pada siklus II
ketuntasan klasikalnya juga mengalami peningkatan dari 66% menjadi 90%. Hal
ini berarti terjadi kenaikan ketuntasan klasikal sebesar 24%. Peningkatan hasil
belajar siswa dapat diketahui dari rata-rata nilai tes sebesar 72,52 pada siklus I
16
dan meningkat menjadi 78,23 pada siklus II, sedangkan ketuntasan belajar siswa
mengalami penigkatan pada siklus I sebesar 66% kemudian meningkat lagi
menjadi 90% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan: (1) Bagi guru
geografi agar menggunakan modelCooperative Scriptuntuk meningkatkan hasil
belajar siswa. (2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
sejenis dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran kooperatif model
Cooperative Scriptdengan subjek penelitian yang berbeda(http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/11861).
c. Skripsi Fitri Ariyanti, yang berjudul PembelajaranCooperative Scriptuntuk
meningkatkanHasil Belajar PKn Materi Berorganisasi Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 02 Kayuapak Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo
Tahun Ajaran 2010/2011.Dari hasil penelitian Ariyanti diperolehdata nilai hasil
belajar PKn sebagai berikut : data ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah
60% dan meningkat pada siklus II sebesar 100%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatanhasilbelajar siswa pada setiap siklusnya, dan optimal pada siklus II
dengan hasil 100% siswa dapat memenuhi nilai KKM 70. Sehinggadapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metodeCooperative Scriptdapat
meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 02 Kayuapak kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011
(http://etd.eprints.ums.ac.id/11884/).
d. Skripsi Dwi Utami. Ningsih, pada tahun 2009 dengan judul Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Siswa melalui StrategiCooperative ScriptdanWord Square
Materi Sistem Saraf Manusia di SMA Ibu Kartini Semarang.Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus, masing-masing siklus terdiri
dari: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA 1 SMA Ibu Kartini Semarang yang berjumlah 25 siswa. Faktor
yang diteliti adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, serta kinerja guru
selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategicooperative scriptdan
word square. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
17
aktivitas siswa, observasi kinerja guru dan test tertulis. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persentase tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran
meningkat.Peningkatan ini ditandai dengan jumlah siswa yang tingkat
keaktifannya meningkat dari 48% pada siklus I, 72% pada siklus II, dan 100%
pada siklus III. Ketuntasan belajar klasikal dari 64% pada siklus I, 84% pada siklus
II dan 96% pada siklus III, serta meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dari
60,26 pada siklus I, pada siklus II 70,6, dan pada siklus III 80,2. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa melalui strategicooperative scriptdanword squaredapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi sistem saraf pada kelas XI
IPA I di SMA Ibu Kartini Semarang. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan strategicooperative scriptdanword square
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem saraf
manusia di kelas XI IPA I SMA Ibu Kartini Semarang. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh, maka strategicooperative scriptdanword squaredapat digunakan
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembalajaran
(http://lib.unnes.ac.id/4293/).
2.3 Kerangka BerpikirPembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II menggunakan pendekatan tematik.
Model pendekatantematikmerupakan hubungan antar tema-tema dalam satu mata
pelajaran (connected), keterhubungan antara mata pelajaran satu dengan lainnya
(integrated) dan webbed. Pembelajaran terpadu seperti ini bermanfaat untuk
menambah wawasan guru dan siswa bisa menerima materi secara utuh.
Bahasa Indonesia akan menjadi mata pelajaran yang sangat membosankan
apabila proses pembelajarannya hanya dilakukan dalam satu arah atau monolog.
Oleh karena itu, kreatifitas guru sangat dituntut untuk melakukan inovasi
pembelajaran yang lebih menarik dan lebih banyak melibatkan siswa (student
oriented) dalam pembelajarannya.Paradigma gurusebagai sumber pengetahuan
18
(centre of knowledge) yang menganggap guru tahu segalanya sudah tidak pas untuk
era sekarang. Oleh karena itu, pembelajaran dengan metode ceramah saja bukan lagi
menjadi cara terbaik karena akan membuat siswa menjadi bosan dan tidak berminat
terhadap proses pembelajaran.
Pengajaran hanya akanrelevanjika dihubungkan dengan konteks sosial
dimana anak didik itu berada. Siswaaktif dalamkontekssosialyang relevan
merupakan kata kunci sebagai bekal anak didik dalam menghadapi“rapidpervasive
change”atau perubahan yang merembes dan meluber amat cepat dan “increasing
interconnectedness” atau meningkatnya saling keterkaitan antar lembaga, individu,
masyarakat, dan bahkan antar negara.
Pada tahap awal sebelum guru menggunakan metode pembelajaran
Cooperative scriptdan penerapan model pembelajaran ceramahhasil belajar
menyampaikan pesan singkat secara lisan di SD Negeri Sirahan 01 kelas II sangat
rendah. Guru berupaya melakukan inovasi pembelajaran, yaitu mengemas
pembelajarannya denganmenggunakan metodecooperative scriptdengan bantuan
gambar ilustrasi. Penelitian ini akan membuktikan adanya peningkatan hasil belajar
dengan menggunakan metodeCooperativeScriptdi SD Negeri Sirahan 01 kelas II.
Untuk memberikan penjelasan dapat digambarkan dalam kerangka berpikir
sebagai berikut :
a. Pada kondisi awal, guru melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah.
Guru belum menggunakan metodeCooperative Script. Hasil belajar siswa masih
rendah dan siswa yang tuntas di bawah 50%.
b. Setelah dilakukan tindakan penelitian kelas dalam tiga siklus dengan
menggunakan metodeCooperative Scriptdiharapkan dapat meningkatkan hasil
belajarBahasa Indonesiadalammemahami pesan pendek dan dongeng yang
dilisankan.
19
2.4 Hipotesis TindakanHipotesis adalahpernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kebenarannya (Sutrisno Hadi, 1975:257). Dengan demikian hipotesis
adalah praduga sementara yang akan dibuktikan setelah ada bukti atau data yang
membenarkannya.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukanhipotesis
sebagai berikut :
a. Hasil belajar Bahasa Indonesia tentangmemahamipesan pendek dan dongeng
yang dilisankan dapat ditingkatkandengan penerapan metodecooperative script.
b. Penerapanmetodecooperative scriptdalam pembelajaran Bahasa Indonesiadi
SD Sirahan 01 Cluwak kelas IImampumeningkatkan hasil belajar.