memahami kaidah kebahasaan teks pantun

13
MEMAHAMI KAIDAH KEBAHASAAN TEKS PANTUN Kelompok 1

Upload: mayunda

Post on 13-Apr-2017

766 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

MEMAHAMI KAIDAH KEBAHASAAN TEKS PANTUN

Kelompok 1

Page 2: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Nama Anggota Kelompok 11. Adhit Hari Sandhi2. Dewanata Sri Budiarto3. Mita Ayu Wulandari4. Putri Anggraeni

Page 3: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Pengertian Teks PantunPantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua disebut sampiran. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi. Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya) dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Dua baris terakhir merupakan isi yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Page 4: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Kaidah Teks Pantun

1. Pantun isinya berupa nasihat, sindiran, curahan hati, perumpamaan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain.

2. Pantun fungsinya antara lain untuk pendidikan, penghargaan atau terimakasih, kecerdasan berbahasa, kasih sayang, cinta, dan lain-lain.

3. Pantun bahasanya halus, tidak langsung pada isi, menggunakan pengantar yang berupa sampiran.

Page 5: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Kaidah Kebahasaan Teks Pantun

Sebuah pantun menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan makna yang ingin disampaikan. Struktur kebahasaan pada sebuah pantun sering juga disebut dengan struktur fisik. Struktur fisik tersebut mencakup diksi, bahasa kiasan, imaji dan bunyi yang terdiri atas rima dan irama.

Page 6: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

DiksiDiksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras

dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

Page 7: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Akan tetapi, diksi yang digunakan berbeda dengan pantun yang lahir pada zaman modern. Kata yang digunakan seringkali

dihubungkan dengan berbagai sarana dan prasarana mutakhir. Berikut salah satu contohnya:

Jalan-jalan ke pasar unik,

Membeli baju dan handphone baru.Siapa gerangan wanita cantik,Yang tersenyum di hadapanku.

Page 8: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Bahasa KiasanBahasa Kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk

menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa kiasan di sini bisa berupa peribahasa atau

ungkapan tertentu dalam menyampaikan maksud berpantun.

Page 9: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

ImajiImaji atau citraan yang dihasilkan dari diksi dan bahasa kiasan dalam

pembuatan teks pantun. Pengimajian akan menghasilkan gambaran yang diciptakan secara tidak langsung oleh pelantun pantun. Oleh sebab itu, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil). Salah satu contohnya:

Kalau pedada tidak berdaunTandanya ulat memakan akarKalau tak ada tukang pantunDuduk musyawarah terasa hambar

Imaji yang dilukiskan pada pantun tersebut adalah imaji visual (melihat) dan imaji taktil (merasakan). Imaji visual dapat dilihat pada baris pertama /Kalau pedada tidak berdaun//Tandanya ulat memakan akar/, seolah-olah pendengar melihat ulat memakan akar karena sudak tidak ada daun yang bisa dimakan pada tumbuhan pedada. Sementara itu, imaji taktil tergambar pada bagian isi /Kalau tak ada tukang pantun//Duduk musyawarah terasa hambar/. Hal ini membuat pendengar seolah-olah merasakan kehambaran dalam musyawarah tersebut karena tidak ada tukang pantun yang berpantun.

Page 10: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Bunyi (Rima dan Irama)Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun, sedangkan

irama adalah turun naiknya suara secara teratur. Selain untuk memperindah bunyi pantun, bebunyian diciptakan juga agar penutur (pelantun) dan

pendengar lebih mudah mengingat serta mengaplikasikan pesan mloral dan spiritual yang terdapat dalam teks pantun jenis apapun.

Page 11: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

Pemilihan dan susunan katanya ditempatkan sedemikian rupa, sehingga kata dalam pantun tidak dapat dipertukarkan letaknya atau diganti dengan kata lain yang memiliki makna yang sama. Selanjutnya adalah menyusun larik-

larik yang sengaja diacak dan menentukan sampiran dan juga isi.

Page 12: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun

KESIMPULAN

• Pantun merupakan bentuk puisi lama yang digunakan sebagai media

berkomunikasi dan memiliki peranan penting dalam menyampaikan nilai luhur agama, budaya, dan norma yang dianut masyarakat.

• Secara ideal, teks pantun bersifat mengingatkan, memberi pelajaran, dan memberi nasihat.

• Kaidah kebahasaan mencakup struktur fisiknya. Yakni: diksi, bahasa kiasan, imaji,dan bunyi yang terdiri atas rima dan irama.

Page 13: Memahami kaidah kebahasaan teks pantun