unud 441-399343039-identifikasi arah rembesan dan letak akumulasi lindi dengan metode geolistrik...

144
TESIS IDENTIFIKASI ARAH REMBESAN DAN LETAK AKUMULASI LINDI DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI TPA TEMESI KABUPATEN GIANYAR I KETUT PUTRA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012

Upload: achiii19

Post on 21-Jun-2015

2.240 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

TESIS

IDENTIFIKASI ARAH REMBESAN DAN LETAK

AKUMULASI LINDI DENGAN METODE

GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI

WENNER – SCHLUMBERGER DI TPA TEMESI

KABUPATEN GIANYAR

I KETUT PUTRA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Page 2: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

i

TESIS

IDENTIFIKASI ARAH REMBESAN DAN LETAK

AKUMULASI LINDI DENGAN METODE

GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI

WENNER – SCHLUMBERGER DI TPA TEMESI

KABUPATEN GIANYAR

I KETUT PUTRA

NIM 0991261001

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Page 3: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

ii

IDENTIFIKASI ARAH REMBESAN DAN LETAK

AKUMULASI LINDI DENGAN METODE

GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI

WENNER – SCHLUMBERGER DI TPA TEMESI

KABUPATEN GIANYAR

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I KETUT PUTRA

NIM 0991261001

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

Page 4: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

iii

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Lembar Persetujuan Pembimbing

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 25 JANUARI 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD Prof. Dr. Ir. I Putu Gede Ardhana, MAgrSc. SH

NIP: 195611021983031001 NIP:194911021976031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Direktur Program Pascasarjana

Program Pascasarjana Universitas Udayana

Universitas Udayana

Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp, S(K)

NIP: 195611021983031001 NIP: 195902151985102001

Page 5: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

iv

Lembar Penetapan Panitia Penguji

Tesis ini telah diuji pada

tanggal 17 Januari 2012

Panitia Penguji Tesis berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana No : 0163/un.14.4/hk/2012

Panitia Penguji Tesis adalah :

Ketua : Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD

Anggota :

1. Prof. Dr. Ir. I Putu Gede Ardhana, MAgrSc, SH

2. Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS

3. Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Sudana, M.Rur.Sc

Page 6: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : I Ketut Putra

NIM : 0991261001

PROGRAM STUDI : Program Magister Ilmu Lingkungan

JUDUL TESIS : Identifikasi Arah Rembesan dan Letak Akumulasi

Lindi dengan Metode Geolistrik Resistivitas

Konfigurasi Wenner-Schlumberger di TPA Temesi

Kabupaten Gianyar

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila

dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun

2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 25 Januari 2012

Hormat Saya,

I Ketut Putra

NIM 0991261001

Page 7: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

atas Anugrah dan RahkmatNYA-lah penulis dapat menyelesaikan tesis dalam

rangka menyelesaikan studi di Program Studi Magister Lingkungan Universitas

Udayana .

Dalam menyusun tesis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran dan

bantuan yang tak terhingga harganya dari berbagai pihak, sehingga pada

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD selaku

Pembimbing I yang dengan ketelitian dan kesabaran serta penuh

keiklasan telah membimbing, mengarahkan dan memberikan

semangat dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Putu Gede Ardhana, MAgrSc. SH. selaku

Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan motivasi

dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS selaku anggota tim

penguji yang banyak memberikan masukkan dan saran dari segi

penulisan dan isi demi kesempurnaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ida Bagus Sudana, M.Rur.Sc selaku anggota tim

penguji yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran memerikan

revisi baik dari segi penulisan dan isi dari tesis ini.

5. Bapak Dr. Arianto (Alm) yang telah memberikan ide awal dan

pengarahan dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD (KHOM) selaku Rektor

Universitas Udayana yang telah memberikkan kesempatan dan

fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan Program

Magister Pascasarjana di Universitas Udayana.

Page 8: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

vii

7. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar yang

telah memberikan ijin dan sarana selama penulis melakukan

penelitian.

8. Seluruh staff di lingkungan Program Studi Ilmu Lingkungan

Universitas Udayana yang telah banyak membantu dari segi

administrasi hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada

waktunya.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis sangat mengharapkan masukan dan

kritikan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Denpasar, 25 Januari 2012

Page 9: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

viii

ABSTRACT

Garbage Dump (GD) of Temesi which is located at Temesi village within 6.5

km south east of Gianyar city, which is geographically located at a point 338 0

south latitude and 0115 east longitude with an altitude ± 191 - ± 196 meters

above sea level. The area of GD of Temesi is about 4 ha. GD of Temesi

Gianyar has been collecting garbage about 198.52 2m /day. GD of Temesi

operates with open dumping technique, so that the leachate produced from

garbage pollutes the enviorment and shallows ground water around the GD.

This study was conducted to identity the direction of seepage and location of

accumulation point of leachate at GD of Temesi Gainyar.

This study was conducted by measuring soil layer values at GD of

Temesi Gianyar, and eight tracks measurement was taken. The method used in

this study was using the geoelectric resistivity with Wenner configuration and

Schlumberger configuration. The eight tracks were taken as representative of

the overall soil layer condition in GD of Temesi Gianyar.

The result of study showed that tracks st1 to th7 , indicated leachate seep

in each track, however, in th8 track leachate was not identified ( th8 tracks is

located far from the GD and it’s contours are higher than the tracks of

garbage). Value of leachate resistivity ranged from 3.98 – 8.91 Ωm with a

depth ranging from 1.55 – 6.91 meters. Most of leachate spreaded out to

southward of GD as far as more than 400 meters. Accumulation of leachate

was widely available at a distance of 20, 50, and 400 meters toward the south

part of the GD of Temesi. The main factor is the south part of the GD has a

lower contour. Another factor affecting the leachate seeped into the south part

is the present of some field irrigation water from north to south across the

garbage stacks.

Key words: Garbage Dump of Temesi, Garbage Leachate Water,Resistivity

Geoelectric,Wenner Configuration, Schlumberger Configuration.

Page 10: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

ix

ABSTRAK

Sistem pemrosesan akhir di TPA Temesi Gianyar masih menerapkan sistem

open dumping, sehingga lindi dari tumpukan sampah berpotensi mencemari

lingkungan dan sumber air tanah dangkal di sekitar areal TPA. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui arah rembesan dan letak titik akumulasi lindi di

TPA Temesi Gianyar.

Penelitian dilakukan dengan mengukur nilai resistivitas lapisan tanah di TPA

Temesi Gianyar melalui lintasan yang sudah ditentukan yaitu sebanyak delapan

lintasan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Geolistrik

Resistivitas dengan konfigurasi Wenner - Schlumberger. Kedelapan lintasan

tersebut diharapkan dapat mewakili secara keseluruhan kondisi lapisan tanah di

TPA Temesi Gianyar.

Hasil penelitian menunjukkan Lindi yang terbentuk dan berada di sebelah

barat timbunan sampah (L4) dan lindi yang berada sebelah selatan dekat

dengan timbunan sampah (L2) merembes ke arah barat yang kondisi kontur

tanahnya miring ke sungai/kali. Sedangkan untuk lindi yang berada di sebelah

selatan TPA sesuai dengan pengukuran yang telah dilakukan (L1, L3, L6, L7)

lindi cenderung merembes ke arah selatan, dimana di sebelah selatan dari

timbunan sampah tersebut mempunyai kontur tanah yang miring ke arah

selatan. Titik- titik akumulasi lindi berada di sebelah barat TPA yaitu pada

koordinat : 8033’076” LS - 115

021’016” BT di kedalaman 1,55 - 5,40m dan pada

koordinat 8033’689” LS - 115

020’363” BT di kedalaman 2,70 - 4,37m. Sedangkan di

sebelah selatan TPA lindi terakumulasi pada koordinat : 8033’746” LS - 115

021’013”

BT di kedalaman 4,00 - 7,50m dan pada koordinat 8033’719” LS - 115

021’018” BT di

kedalaman 2,00 - 4,50m serta pada koordinat 8033’641” - LS 115

020’977” BT di

kedalaman 2,00 - 5,37m. Di sebelah tenggara juga terdapat akumulasi lindi yang

terletak pada koordinat8033’756” LS - 115

021’015” BT di kedalaman 5,37 - 6,9m.

Kata Kunci : TPA Sampah, Air Lindi Sampah, Geolistrik Resistivitas,

Konfigurasi Wenner, Konfigurasi Schlumberger

Page 11: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

x

RINGKASAN

TPA Temesi Gianyar pada awalnya dirancang sebagai Tempat Pemrosesan

Akhir Sampah yang menerapkan Sistem Sanitary Landfill, namun pada

kenyataannya menerapkan Sistem open dumping. Hal ini tentunya

mengakibatkan adanya lindi merembes ke luar areal TPA dan mencemari

sumber air tanah dangkal di sekitar TPA. Penelitian dilakukan untuk

mengetahui arah rembesan dan letak akumulasi lindi di sekitar TPA. Metode

yang dipakai pada penelitian ini adalah metode Geolistrik Resistivitas

konfigurasi Wenner-Schlumberger yaitu pemanfaatan variasi nilai resistivitas

akibat arus listrik yang diinjeksikan ke dalam bumi.

Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juni sampai Nopember 2011 di TPA

Temesi Kabupaten Gianyar. Pengukuran dilakukan dengan mengambil delapan

lintasan pengukuran dan diharapkan dapat mewakili secara keseluruhan kondisi

lapisan tanah di sekitar TPA.

Dari hasil pengukuran pada beberapa lintasan kemudian setelah dipadukan

dengan kondisi/kontur tanah di sekitar TPA, dapat disimpulkan bahwa : Lindi

yang terbentuk dan berada di sebelah barat timbunan sampah (L4) dan lindi

yang berada sebelah selatan dekat dengan timbunan sampah (L2) merembes ke

arah barat yang kondisi kontur tanahnya miring ke sungai/kali. Sedangkan

untuk lindi yang berada di sebelah selatan TPA sesuai dengan pengukuran

yang telah dilakukan (L1, L3, L6, L7) lindi cenderung merembes ke arah

selatan, dimana di sebelah selatan dari timbunan sampah tersebut mempunyai

kontur tanah yang miring ke arah selatan.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan titik- titik akumulasi lindi

berada di sebelah barat TPA yaitu pada koordinat : 8033’076” LS - 115

021’016”

BT di kedalaman 1,55 - 5,40m dan pada koordinat 8033’689” LS - 115

020’363” BT

di kedalaman 2,70 - 4,37m. Sedangkan di sebelah selatan TPA lindi terakumulasi pada

koordinat : 8033’746” LS - 115

021’013” BT di kedalaman 4,00 - 7,50m dan pada

koordinat 8033’719” LS - 115

021’018” BT di kedalaman 2,00 - 4,50m serta pada

Page 12: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xi

koordinat 8033’641” - LS 115

020’977” BT di kedalaman 2,00 - 5,37m. Di sebelah

tenggara juga terdapat akumulasi lindi yang terletak pada koordinat8033’756” LS -

115021’015” BT di kedalaman 5,37 - 6,9m.

Rembesan lindi yang sudah mencapai lebih dari 400 m dari pusat timbunan

sampah menunjukkan betapa cepatnya lindi tersebut mencemari lingkungan

TPA kalau dilihat dari awal berdirinya TPA yaitu Tahun 2004. Bisa

dibayangkan kalau Pemerintah dan Instansi terkait tidak tanggap atas dampak

yang telah ditimbulkan oleh adanya TPA yang masih menerapkan sistem open

dumping, maka sudah barang tentu akan berdampak negatif terhadap

lingkungan baik terhadap sifat fisik-kimia-biologis maupun berdampak pada

kesehatan masyarakat khususnya yang bermukim di sekitar TPA.

Page 13: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xii

DAFTAR ISI

Lembar Sampul Dalam ........................................................................ i

Lembar Prasyarat Gelar Magister ...................................................... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ....................................................... iii

Lembar Penetapan Panitia Penguji ...................................................... iv

Surat Pernyataan Bebas Plagiat ........................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................. ix

RINGKASAN ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5

2.1 Sampah .................................................................................. 5

2.2 Pengaruh sampah terhadap lingkungan ................................. 6

2.2.1 Pengaruh positif .......................................................... 6

2.2.2 Pengaruh Negatif ........................................................ 7

2.3 Sistem Pemrosesan Akhir Sampah ....................................... 9

2.4 Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Gianyar................. 13

2.5 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 15

Page 14: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xiii

2.6 Pengaruh TPA terhadap Lingkungan .................................... 17

2.7 Pencemaran Lingkungan ....................................................... 21

2.8 Pencemaran Air ................................................................... 21

2.9 Pengaruh Air Lindi terhadap Kualitas Air Tanah ............... 23

2.10 Mekanisme Masuknya Air Lindi ke Air Tanah .................. 25

2.11 Metode Geolistrik Resistivitas ............................................ 27

2.11.1 Konfigurasi Wenner ................................................. 29

2.11.2 Konfigurasi Schlumberger ........................................ 31

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ............................... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................... 38

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 38

4.1.1 Lokasi penelitian........................................................ 38

4.1.2 Waktu penelitian ........................................................ 39

4.2 Alat dan Bahan Penelitian .................................................... 39

4.2.1 Alat ............................................................................ 39

4.2.2 Bahan .......................................................................... 40

4.3 Jenis Data ............................................................................. 40

4.4 Penentuan Lokasi Pengukuran ............................................. 40

4.5 Metode Pengukuran ............................................................. 42

4.6 Pengumpulan Data ............................................................... 42

4.7 Pengolahan dan Analisa Data............................................... 44

4.7.1 Pengolahan Data dengan Metode Wenner ................. 44

4.7.2 Pengolahan Data dengan Metode Schlumberger ....... 48

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................. 52

5.1 Peta Kontur TPA Temesi Kabupaten Gianyar ..................... 52

5.2. Data Hasil Pengukuran ......................................................... 53

5.2.1 Data Hasil Pengukuran dengan Metode Wenner ...... 53

Page 15: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xiv

5.2.2 Data Hasil Pengukuran dengan Metode

Schlumberger ............................................................ 54

5.3 Hasil Interpretasi Data dengan Software Res2dinv .......................... 54

5.3.1 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 1 ..................................................... 54

5.3.2 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 2 ............................................. 55

5.3.3 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 3 ............................................. 56

5.3.4 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 4 ............................................. 58

5.3.5 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 5 ............................................. 59

5.3.6 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 6 ............................................. 60

5.3.7 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 7 ............................................. 61

5.3.8 Hasil interpretasi data dengan Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 8 ............................................. 62

BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................... 63

6.1 Anaslisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger ........................................................................ 63

6.1.1 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 1. ................................. 63

6.1.2 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 2. ................................. 64

6.1.3 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 3. ................................. 64

6.1.4 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 4. ................................. 65

6.1.5 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 5. ................................. 66

Page 16: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xv

6.1.6 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 6. ................................. 66

6.1.7 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 7. ................................. 67

6.1.8 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner-

Schlumberger pada Lintasan 8. ................................. 67

6.2 Arah Rembesan dan Letak Akumulasi Lindi di TPA

Temesi Kabupaten Gianyar .............................................................. 68

6.3 Pengaruh Air Lindi terhadap Lingkungan ....................................... 70

BAB VII SIMPULAN- SARAN ............................................................ 73

7.1 Simpulan .............................................................................. 73

7.2 Saran ..................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 75

LAMPIRAN

Page 17: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel ..............................................................................................

Halaman

2.1. Jumlah timbunan sampah di Kabupaten Gianyar Tahun 2010 ....... 14

2.2. Komposisi Lindi dari TPA Secara Umum………………………... 24

2.3. Variasi Kualitas Lindi di beberapa TPA di Indonesia ..................... 24

4.1. Tabel data hasil pengukuran konfigurasi Wenner ............................ 43

4.2. Tabel data hasil pengukuran konfigurasi Schlumberger .................. 43

6.1. Arah rembesan dan rentang akumulasi lindi dari semua lintasan

pengukuran konfigurasi Wenner-Schlumberger .............................. 70

Page 18: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar ..............................................................................................

Halaman

2.1. Peta Geologi Pulau Bali .................................................................... 16

2.2. Skema proses terjadinya lindi ........................................................... 26

2.3. Elektroda arus- potensial pada konfigurasi Wenner.......................... 29

2.4. Elektroda arus- potensial Schlumberger homogen isotropis

dengan tahanan jenis (ρ) (Reynolds, 1997 dalam Bahri, 2005) ........ 31

3.1. Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian....................................... 37

4.1. Peta wilayah Desa Temesi Gianyar................................................... 38

4.2. Denah penentuan lintasan pengukuran dalam pengambilan data ..... 41

4.3. Format data yang ditulis pada program Notepad .............................. 45

4.4. Tampilan awal program Res2dinv ..................................................... 47

4.5. Hasil interpretasi software Res2dinv pada Lintasan 1 dengan

Konfigurasi Wenner .......................................................................... 47

4.6. Format data yang ditulis pada program Notepad .............................. 49

4.7. Hasil interpretasi software Res2dinv pada Lintasan 1 dengan

Konfigurasi Schlumberger ................................................................ 50

4.8. Diagram alir pengolahan data hasil penelitian .................................. 51

5.1. Peta kontur TPA Temesi Gianyar ..................................................... 52

5.2. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 1 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 1

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 55

5.3. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 2 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 2

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 56

5.4. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 3 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 3

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 57

5.5. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 4 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 4

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 58

5.6. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 5 dengan konfigurasi

Page 19: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xviii

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 5

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 59

5.7. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 6 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 6

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 60

5.8. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 7 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 7

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 61

5.9. (a) Hasil interpretasi pada lintasan 8 dengan konfigurasi

Wenner- (b) Hasil interpretasi pada lintasan 8

dengan konfigurasi Schlumberger................................................... 62

6.1. Arah rembesan- titik akumulasi lindi di TPA

Temesi Gianyar ................................................................................. 68

Page 20: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xix

DAFTAR SINGKATAN

BOD : Biochemical Oxygen Demand

B3 : Bahan Berbahaya- Beracun

COD : Chemical Oxygen Demand

DHL : Daya Hantar Listrik

DKP : Dinas Kebersihan- Pertamanan

DP : Datum Point

FTSL : Fakultas Teknik Sipil- Lingkungan

GPS : General Positioning System

KLH : Kementrian Lingkungan Hidup

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

NAB : Nilai Ambang Batas

SNI : Standar Nasional Indonesia

TPA : Tempat Pemrosesan Akhir

TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

VES : Vertical Electric Sounding

LONG : Longitude

LAT : Latitude

H : High

Page 21: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data GPS untuk menentukan peta Kontur TPA Temesi Gianyar ....... 79

2. Tabulasi Data Hasil Pengukuran dengan Konfigurasi Wenner ........... 84

3. Tabulasi Data Hasil Pengukuran dengan Konfigurasi Schlumberger . 94

4. Pengolahan data penelitian dengan Konfigurasi Wenner

ke dalam program notepad ................................................................. 118

5. Pengolahan data penelitian dengan Konfigurasi Schlumberger

ke dalam program notepad .................................................................. 122

Page 22: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa

yang dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukan sebagai barang

buangan, yaitu sampah dan limbah (Widyatmoko dan Sintorini, 2002). Sampah

adalah buangan berupa padat merupakan polutan umum yang dapat

menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis

penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran

air dan berbagai akibat negatif lainnya (Bahar, 1985).

Di negara berkembang, sampah umumnya ditampung pada lokasi

pembuangan dengan menggunakan sistem sanitary landfill (Johanis, 2002).

Sanitary landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan

lahan cekungan dengan syarat tertentu yaitu jenis dan porositas tanah, dimana

pada dasar cekungan dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindi pada

tanah serta dilengkapi dengan saluran lindi. TPA-TPA yang ada di Indonesia

belum sepenuhnya menerapkan sistem sanitary landfill dan kebanyakan masih

menerapkan sistem open dumping, yaitu sampah ditumpuk menggunung tanpa

ada lapisan geotekstil dan saluran lindi. Akibatnya adalah terjadi pencemaran

air tanah dan udara di sekitar TPA (Widyatmoko dan Sintorini, 2002).

Page 23: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

2

Depkes (1987) dalam Guntar (1999), menyatakan bahwa keberadaan

suatu TPA sebagai suatu wadah pembuangan sampah diharapkan mampu

menjadi suatu sarana pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan.

Suatu program pengelolaan sampah belum dapat dikatakan berhasil tanpa

menyelesaikan permasalahan hingga ke tahap pemrosesan akhir dengan baik.

Tahapan ini merupakan hal yang terpenting dalam pengelolaan sampah dalam

hubungannya dengan masalah pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu,

keberhasilan suatu program pengelolaan sampah sangat ditentukan oleh

pengelolaan sampah di TPA.

Slamet (1994) dalam Arbain (2008), menyebutkan bahwa pengelolaan

sampah belum dapat disebut berhasil secara keseluruhan dengan baik, tanpa

menyelesaikan persoalannya atau mengatasi permasalahan sampah hingga ke

tahap pembuangan akhir dengan baik. Upaya pengelolaan sampah baik skala

besar maupun skala kecil, harus mencapai tujuan pengelolaan sampah yang

ramah lingkungan.

Pembangunan TPA seharusnya mempertimbangkan aspek kondisi fisik

TPA, jenis dan karakteristik sampah, kemampuan pendanaan, dan prasarana

pendukungnya (Notoatmodjo, 1997). Tanpa mempertimbangkan aspek-aspek

tersebut akan menimbulkan pencemaran lingkungan di sekitarnya, seperti

terbentuknya rembesan lindi yang dapat mencemari air permukaan dan

pencemaran tanah serta pencemaran air bawah tanah. Indikasi tersebut lebih

dipertegas dari penelitian terdahulu yang dilakukan di TPA Tamangapa

Makasar (Arifin, 2001), yang menyimpulkan bahwa rembesan lindi yang

Page 24: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

3

keluar dari timbunan sampah membentuk alur yang mencemari air bawah tanah

di sekitar TPA.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Temesi di Kabupaten Gianyar

merupakan salah satu contoh TPA yang menerapkan sistem Open Dumping.

Layanan TPA ini mencakup seluruh sampah yang ada di dalam kota dan

sekitarnya. Sampah yang dibuang di tempat ini kebanyakan adalah sampah

organik yang berasal dari pasar-pasar dan sampah rumah tangga. Hal ini

menyebabkan sampah lebih cepat membusuk dan menghasilkan polutan yang

dapat mencemari air tanah. Air yang ada pada sampah hasil dari proses

pembusukan umumnya mengandung bahan kimia, bakteri dan kotoran lainnya

yang dapat merembes masuk ke dalam tanah dan akhirnya akan mencemari air

bawah tanah. Mengingat sebagian masyarakat di sekitar TPA Temesi

Kabupaten Gianyar masih memanfaatkan air sungai untuk mandi dan sumur

gali untuk keperluan sehari-hari, maka kiranya sangat perlu dilakukan suatu

kajian atau penelitian lebih lanjut mengenai arah sebaran dan letak akumulasi

lindi di sekitar TPA Temesi Gianyar.

1.2 Rumusan Masalah

Metode Geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode

geofisika yang memanfaatkan variasi resistivitas, dapat digunakan untuk

mendeteksi polutan cair dalam tanah yang sering diasosiasikan sebagai

fluida konduktif. Di sekitar TPA Temesi Kabupaten Gianyar diduga

terdapat akumulasi rembesan lindi (leachate) yang dapat mencemari air

Page 25: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

4

tanah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kemananakah arah rembesan lindi di sekitar TPA Temesi

Kabupaten Gianyar ?

2. Dimanakah letak akumulasi lindi yang dihasilkan dari pembusukan

sampah TPA Temesi Kabupaten Gianyar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui arah rembesan lindi di sekitar TPA Temesi

Kabupaten Gianyar.

2. Mengidentifikasi letak akumulasi lindi yang dihasilkan dari

pembusukan sampah TPA Temesi Kabupaten Gianyar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, hasil dari penelitian ini

diharapkan:

1. Dapat memberikan gambaran aplikasi geofisika dalam bidang

lingkungan terutama untuk menggambarkan arah sebaran dan letak

akumulasi lindi.

2. Bermanfaat sebagai peringatan awal dalam upaya memantau

pencemaran air tanah dangkal dan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengelolaan dan evaluasi TPA.

Page 26: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah

Pengertian sampah dikemukakan oleh Azwar (1990), yang menyatakan

bahwa sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak terpakai, tidak

disenangi atau sesuatu yang dibuang, umumnya berasal dari kegiatan manusia

dan bersifat padat. Definisi lain yang dikemukakan Kodoatie (2003),

menyebutkan bahwa sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat,

setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau

siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Demikian pula

menurut Mustofa (2005), menyatakan sampah adalah bahan yang tidak

mempunyai nilai atau tidak berharga dalam pembikinan atau pemakaian,

barang rusak atau bercacat dalam pembikinan atau materi berkelebihan.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor T-13-1990, yang

dimaksud dengan sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat

organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola

agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi bangunan.

Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota dan tidak termasuk

sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Berdasarkan definisi dan pengertian tentang sampah seperti yang

dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan sampah

adalah benda atau sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai atau sesuatu yang

Page 27: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

6

harus dibuang, dan umumnya bersifat padat yang dapat mencemari lingkungan

dan tidak/belum bersifat ekonomis, yang berasal dari kegiatan yang dilakukan

oleh manusia atau proses alam baik yang bersifat zat organik dan zat anorganik

(tidak termasuk limbah berbahaya dan beracun) yang dianggap tidak berguna

lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan.

2.2 Pengaruh Sampah terhadap Lingkungan

Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi

masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri, baik berpengaruh positif

maupun negatif.

2.2.1 Pengaruh Positif

Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif

terhadap masyarakat maupun lingkungannya, seperti : 1) sampah dapat

dimanfaatkan untuk menimbun lahan seperti rawa-rawa dan dataran rendah, 2)

sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, 3) sampah dapat diberikan untuk

makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan

lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak,

4) pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk

berkembangbiak serangga dan binatang pengerat, 5) menurunkan insidensi

kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah, 6) keadaan

estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat, 7)

keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuaan budaya masyarakat,

Page 28: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

7

8) keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan

suatu negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain (Chandra,

2007).

2.2.2 Pengaruh Negatif

Menurut Depkes (1997) dalam Guntar (1999), menyebutkan bahwa

sampah yang tidak dikelola dengan baik, maka akan mengganggu kelestarian

lingkungan hidup baik terhadap komponen abiotik, komponen biotik maupun

komponen sosial budaya masyarakat.

Bahar (1985), mengatakan sampah adalah buangan berupa bahan padat

merupakan polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika

lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunnya nilai sumber daya,

menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif

lainnya.

Menurut Chandra (2007) dalam Arbain (2008), menyatakan bahwa

pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif

bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan

budaya masyarakat sebagai berikut:

a. Pengaruh terhadap kesehatan, antara lain : 1) pengelolaan sampah yang

kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan

vektor penyakit, 2) insidensi penyakit demam berdarah (dengue fever) akan

meningkat karena vektor penyakit akan hidup dan berkembangbiak dalam

sampah kaleng atau ban bekas yang berisi air hujan, 3) terjadinya kecelakaan

Page 29: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

8

akibat pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, misalnya luka akibat

benda tajam seperti pecahan kaca, potongan besi dan lain-lain, 4) gangguan

psikologis, misalnya sesak nafas, insomnia, stress dan lain-lain.

b. Pengaruh terhadap lingkungan, antara lain : 1) estetika lingkungan

menjadi kurang sedap dipandang mata, 2) proses pembusukan sampah oleh

mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau

busuk, 3) pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan

bahaya kebakaran yang lebih luas, 4) pembuangan sampah ke dalam saluran

pembuangan air akan menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air

menjadi dangkal, 5) apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk

dapat menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air

permukaan atau sumur dangkal, 6) air banjir dapat mengakibatkan kerusakan

pada fasilitas masyarakat, seperti jalan, jembatan dan saluran air.

c. Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat, antara lain:

1) pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya

masyarakat setempat, 2) keadaan lingkungan kurang baik dan jorok, akan

menurunkan daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah tersebut,

3) dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat dan

pihak pengelola karena bau busuk yang sangat mengganggu (misalnya kasus

TPA Bantargebang, Bekasi), 4) angka kesakitan meningkat dan mengurangi

hari kerja sehingga produktivitas masyarakat menurun, 5) kegiatan perbaikan

lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dana untuk

sektor lain akan berkurang, 6) menurunnya pemasukan daerah (devisa) akibat

Page 30: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

9

penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung sehingga akan berdampak pada

penurunan penghasilan masyarakat setempat, 7) penurunan mutu dan sumber

daya alam sehingga mutu produksi menurun dan tidak memiliki nilai

ekonomis, 8) penumpukan sampah dipinggir jalan menyebabkan kemacetan

lalu lintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.

Berdasarkan pendapat tentang pengaruh negatif sampah tersebut di atas

dapat dikatakan bahwa pengelolaan sampah yang kurang baik dapat

memberikan pengaruh negatif yaitu menimbulkan dampak pencemaran

terhadap lingkungan, terutama apabila keberadaannya dekat dengan

pemukiman penduduk. Komponen-komponen yang dapat dipengaruhi akibat

pencemaran sampah adalah semua komponen lingkungan (abiotic, biotic dan

cultural).

Bila ditinjau dari komponen abiotik, sampah dapat menimbulkan

pencemaran terhadap udara, air dan tanah. Dari segi komponen biotik, sampah

dapat menjadi sarang berbagai vektor penyakit yang mengancam kesehatan

manusia. Apabila ditinjau dari segi sosial budaya, sampah dapat mengganggu

kebersihan dan keindahan lingkungan. Sampah yang menumpuk dan dibiarkan

pada tempat terbuka (open dumping), menyebabkan rendahnya nilai estetika di

sekitar tempat tersebut.

2.3 Sistem Pemrosesan Akhir Sampah

Menurut Azwar (1990), pengolahan sampah adalah perlakuan terhadap

sampah yang bertujuan memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah

Page 31: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

10

yang berkaitan dengan lingkungan. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu

pengolahan sampah dianggap baik jika sampah yang diolah tidak menjadi

tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta tidak menjadi perantara

penyebarluasan suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak

mencemari udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak

menimbulkan kebakaran.

Menurut Sidik dkk. (1985) dalam Feranie (2008), pengolahan sampah

adalah metode pemrosesan akhir yang dilakukan dengan teknik penimbunan

sampah. Tujuan utama penimbunan akhir adalah menyimpan sampah padat

dengan cara-cara yang tepat dan menjamin keamanan lingkungan,

menstabilkan sampah (mengkonversi menjadi tanah), dan merubahnya kedalam

siklus metabolisme alam. Lokasi penimbunan harus memenuhi kriteria sebagai

berikut: 1) ekonomis dan dapat menampung sampah yang ditargetkan, 2)

mudah dicapai oleh kendaraan-kendaraan pengangkut sampah, 3) aman

terhadap lingkungan di sekitarnya.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan kegiatan akhir dalam

mengelola sampah. Tempat pemrosesan akhir ini harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut : 1) tercakup dalam tata ruang kota, 2) jenis tanah harus kedap

air, 3) tanah yang tidak produktif untuk pertanian, 4) dapat digunakan minimal

5-10 tahun, 5) bukan daerah yang potensial untuk mencemari sumber air, 6)

jarak dari daerah pusat pelayanan kurang lebih 10 km, 7) merupakan daerah

bebas banjir (KLH, 2004).

Page 32: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

11

Supanca (2003), menyatakan ada tiga (3) sistem pemrosesan akhir

sampah antara lain :

1. Sistem Open Dumping merupakan sistem yang tertua yang dikenal manusia

dalam pemrosesan sampah. Sampah hanya dibuang atau ditimbun di suatu

tempat tanpa ada perlakukan khusus sehingga dapat menimbulkan gangguan

terhadap lingkungan. Pada saat sekarang sebenarnya metode ini tidak

direkomendasikan lagi di Indonesia, karena tingkat dan beban pencemaran

terahadap lingkungan sekitar yang dihasilkan sangat tinggi. Demikian juga

halnya dengan TPA Temesi Gianyar yang pada awalnya dirancang dengan

metode Sanitary Landfill tetapi pada kenyataannya metode yang diterapkan

adalah metode Open Dumping. Metode Open Dumping akan menyebabkan : 1)

terjadi pencemaran udara berupa gas, bau dan debu, 2) terjadi pencemaran

terhadap air tanah dengan terbentunya air lindi (leachate), 3) resiko kebakaran

cukup besar, 4) mudah terjadi kabut yang ditimbulkan oleh asap, 5) mendorong

tumbuhnya sarang-sarang vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk dan lain-lain),

6) mengurangi estetika lingkungan, 7) lahan tidak dapat digunakan kembali

untuk waktu yang cukup lama.

2. Sistem Control Landfill (urug terkendali) adalah sampah dihamparkan pada

lokasi cekungan dan permukaannya diratakan serta ditutupi tanah pada

ketebalan tertentu yang dilakukan secara periodik.

3. Sistem Sanitary Landfill adalah penutupan sampah dengan lapisan tanah

yang dilakukan sedemikian rupa sesuai petunjuk yang ditetapkan, sehingga

tidak lagi terlihat sampah yang terbuka. Metode ini harus memenuhi teknik

Page 33: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

12

perancangan yang berwawasan lingkungan meliputi : 1) pembentukan dasar

TPA Sampah. Lapisan dasar TPA Sampah harus kedap air sehingga air lindi

terhambat meresap ke dalam tanah dan tidak mencemari air tanah, dapat

dilakukan dengan cara melapisi dasar TPA sampah dengan tanah lempung

yang dipadatkan atau menggunakan geomembran, 2) saluran dan pengolahan

air lindi yang dihasilkan oleh dekomposisi sampah harus diolah sebelum

dibuang ke lingkungan karena memiliki Biochemical Oxygen Demand (BOD)

dan parameter-parameter lainnya, 3) ventilasi gas. Ventilasi gas dibangun atau

dipersiapkan sebelum area TPA sampah digunakan untuk penimbunan sampah,

tujuannya adalah untuk memudahkan pelepasan gas-gas (COx, Metan dan

lainnya) ke udara bebas dan untuk mencegah terbakarnya sampah akibat panas

dan gas yang dihasilkan dari penguraian sampah oleh mikroorganisme, 4)

tanah penutup dibutuhkan untuk mencegah sampah berserakan, bahaya

kebakaran, timbulnya lalat, perkembangbiakan lalat atau binatang pengerat dan

mengurangi timbulnya air lindi, 5) daerah penyanggah atau zona penyanggah

berfungsi untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan

pemrosesan akhir sampah terhadap lingkungan sekitarnya, 6) sumur

monitoring berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran air

lindi terhadap air tanah di sekitar TPA sampah.

Ditjen Ciptakarya (1997), menyebutkan bahwa tempat pemrosesan

akhir sampah yang pernah atau masih dipergunakan di Indonesia adalah

metode open dumping, control landfill dan Sanitary Landfill. Lebih lanjut

dikatakan bahwa dalam perencanaannya, perhitungan lahan untuk TPA

Page 34: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

13

Sanitary Landfill mencakup perhitungan produksi sampah dan kapasitas TPA.

Produksi sampah ditentukan oleh jumlah penduduk dan laju pertambahannya.

Kapasitas tampung TPA sampah tergantung pada luas lokasi, ketebalan lapisan

sampah dan tanah penutup yang direncanakan, laju pertambahan jumlah

sampah, dan faktor pemadatan sampah.

Menurut KLH (2004), kondisi TPA sampah di kota-kota di Indonesia

menunjukkan kondisi fisik rata-rata kurang baik, terkait dengan sarana dan

prasarana yang ada di TPA sampah, antara lain: sistem drainase, pengolahan

lindi, penanganan gas, pengaturan lahan, sumur monitoring dan penutupan

lahan karena timbunan sampah yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak

sebanding dengan kapasitas dan kualitas TPA sampah yang ada.

2.4 Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Gianyar

Pengelolaan sampah di kota Gianyar saat ini dilakukan oleh DKP

(Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Ginyar) yang melayani sekitar

54.116 jiwa penduduk. Dengan asumsi per orang menghasilkan 0,0045 m3/hari,

maka diperkirakan jumlah timbunan sampah rata-rata penduduk Kabupaten

Gianyar adalah sekitar 198,52 m3/hari. Komposisi timbunan sampah di

Kabupaten Gianyar telah diidentifikasi bersumber dari : 1) sampah rumah

tangga, 2) sampah hasil sapuan jalan, 3) sampah pasar, 4) sampah dari aktivitas

perkantoran dan lain-lain (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar,

2010). Berdasarkan hasil pencatatan harian pada Dinas Kebersihan dan

Page 35: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

14

Pertamanan Kabupaten Gianyar, volume timbunan sampah pada Tahun 2010 di

Kabupaten Gianyar disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah timbunan sampah di Kabupaten Gianyar Tahun 2010

No. Bulan Volume Sampah (m3/hr)

1 Januari 174.38

2 Pebruari 170.45

3 Maret 193.20

4 April 196.89

5 Mei 168.25

6 Juni 175.35

7 Juli 167.24

8 Agustus 172.71

9 September 178.23

10 Oktober 173.43

11 November 172.23

12 Desember 170.66

Sumber: DKP Kabupaten Gianyar, (2010)

Teknik operasional pengelolaan persampahan dimulai dari pewadahan

atau penyimpanan di tempat sumber sampah, pengumpulan dan pengangkutan

ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Jenis pewadahan yang digunakan untuk

penampungan sementara meliputi berbagai jenis, baik yang disediakan secara

swadaya oleh masyarakat, maupun bantuan pewadahan yang disediakan oleh

Pemerintah. Jenis pewadahan yang digunakan adalah meliputi : i) Kantong

plastik, ii) Drum plastik atau drum logam, iii) Bak dari kayu, iv) Keranjang, v)

Bak Pasang Bata/batako permanen, vi) Steel Container dan lain-lain.

Cara pengumpulan dan pengangkutan dilakukan dengan peralatan yang

tersedia seperti: 1) gerobak dilakukan pada daerah yang tidak bisa dilalui oleh

kendaran dump truck seperti: permukiman, pasar, tempat-tempat umum,

pertokoan dan jalan-jalan protokol yang selanjutnya dibuang ke tempat

Page 36: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

15

pemrosesan sementara (Transfer Depo), kemudian dari Depo ini sampah

diangkut dengan kendaraan lalu dibuang ke TPA Temesi, 2) strategi lain yang

dilakukan oleh DKP adalah pengumpulan dan pengangkutan langsung dengan

kendaraan dump truck pada rute-rute yang dapat dilalui oleh kendaraan tersebut

dan selanjutnya dibuang ke TPA Temesi (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Gianyar, 2009-2010).

2.5 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Untuk gambaran umum lokasi penelitian di Tempat Pemrosesan Akhir

Sampah Temesi Gianyar terletak di Desa Temesi berjarak 6,5 Km arah

tenggara kota Gianyar, yang secara geografis terletak pada titik 8o33

’70”

Lintang Selatan dan 115o20’40” Bujur Timur dengan ketinggian ± 68 m hingga

± 85 m di atas permukaan laut. Luas TPA Temesi Gianyar mencapai 4 hektar,

dengan batas-batas: Sebelah utara: sawah; Sebelah timur: Sawah dan

pemukiman penduduk; Sebelah selatan: sawah; dan Sebelah barat: Sawah.

Di lokasi TPA Temesi terdapat incinerator dan tungku pembakaran

sampah, namun fasilitas tersebut sudah tidak difungsikan lagi oleh DKP. Kini

di TPA Temesi telah beroperasi usaha pemilahan sampah yang diresmikan

Pemerintah Daerah pada Tahun 2004. Pengadaan pemilahan sampah tersebut

dibiayai oleh LSM Rotary Club International – Bali Focus – Borda yang

bekerjasama dengan Desa Adat setempat yang dibentuk melalui kelembagaan

pengelola (Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar, 2009-2010).

Page 37: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

16

Gambar 2.1

Peta Geologi Pulau Bali

(Sumber : http://mbojo.wordpress.com/2007/09/28/peta-jenis-tanah-bali/)

Page 38: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

17

Ditinjau dari jenis batuan, sebagian besar batuan di daerah Desa Temesi

Kabupaten Gianyar terdiri dari batuan jenis regosol. Pada Gambar 2.1 terlihat

peta geologi yang menunjukkan jenis batuan di pulau Bali. Tanah regosol

dicirikan dengan tekstur kasar dengan pH 6-7. Jenis tanah regosol belum jelas

membentuk diferensiasi horisontal.

Tanah regosol umumnya berasal dari endapan abu vulkanik. Ketika

sebuah gunung api meletus, dikeluarkan berbagai material dari dalam perut

bumi. Material ini kaya akan zat hara yang penting untuk kesuburan tanah. Itu

Sebabnya tanah regosol terdapat hanya di daerah yang memiliki aktivitas

gunung api.

Warna bervariasi dari merah kuning, coklat kemerahan, coklat dan

coklat kekuningan. Itu karena bergantung pada material dominan yang

dikandungnya. Tanah regosol dimanfaatkan untuk pertanian, khususnya

tanaman padi, tebu, tembakau, kelapa, tembakau, sayuran dan palawija.

(http://mbojo.wordpress.com/2007/09/28/peta-jenis-tanah-bali/)

2.6 Pengaruh TPA terhadap Lingkungan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Temesi Gianyar pada awalnya

dirancang dengan metode Sanitary Landfill, namun pada pelaksanaan

operasionalnya menerapkan metode Open Dumping. Metode Open Dumping

yang merupakan sistem pemrosesan yang sederhana dan mudah dilakukan

tetapi akibatnya tikus, lipas, lalat, nyamuk, dan bakteri tumbuh dengan subur

pada timbunan sampah. Penanganan TPA yang tidak bijaksana tersebut

Page 39: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

18

menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan karena bau yang tidak sedap

mengundang banyak lalat yang dapat menyebabkan berbagai penyakit menular

(Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar, 2009-2010).

Armen (1987) dalam Tanauma (2000), menyebutkan bahwa metode

Open Dumping dapat menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap

lingkungan hidup di sekitar lokasi TPA yaitu menimbulkan dampak

pencemaran air, tanah, udara, dan bau yang tidak sedap serta gangguan lalat

yang sangat banyak sampai ke rumah-rumah penduduk. Salah satu faktor

menurunnya kualitas air tanah dangkal pada pemukiman penduduk di sekitar

lokasi TPA disebabkan terkontaminasinya air tanah yang bersumber dari

penimbunan sampah yang tidak sesuai dengan prosedur pemrosesan sampah

(metode Open Dumping). Bila sampah tersebut ditimbun pada suatu daerah

yang kondisi geologinya rawan, maka akan terjadi pencemaran air tanah

dangkal di daerah tersebut. Kondisi geologi disebut rawan jika batuan dasar

tempat menimbun sampah bersifat porus atau banyak mengandung retakan.

Keadaan seperti itu akan memudahkan meresapnya air lindi, selanjutnya akan

mencapai muka air tanah dangkal, sehingga air tanah dangkal menjadi

terkontaminasi.

Chandra (2007), menyatakan bahwa sistem pemrosesan akhir sampah di

beberapa kota di Indonesia masih melakukan secara Open Dumping tanpa ada

pengelolaan lebih lanjut. Sistem pemrosesan semacam itu selain memerlukan

lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanah dan

Page 40: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

19

air serta dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agen dan vektor penyakit

menular.

KLH (2004), menyatakan bahwa semakin meningkatnya jumlah kasus

penyakit yang ditularkan oleh tikus (leptospirosis) akibat penimbunan sampah,

selain itu polusi udara dari pembakaran sampah, bau dari sampah yang

membusuk, merembesnya air lindi dari TPA ke sumber air penduduk (air

tanah) dan pencemaran air sungai.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan dampak

atau pengaruh TPA terhadap lingkungan diantaranya: Penelitian Sudarningsih

(1996), menunjukkan bahwa tingginya kadar Cadmium (Cd) dan Sulfida (S)

telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB), kandungan zat-zat seperti bahan

berbahaya dan beracun (B3), BOD, COD, NO3 dalam air tanah telah melampaui

baku mutu serta air sumur yang berbau agak amis karena tercemar oleh air

lindi sampah (leachate).

Sundra dkk. (1997), juga melakukan penelitian tentang pengaruh

pengelolaan sampah terhadap kualitas air sumur gali di sekitar tempat

pemrosesan akhir sampah Suwung, Denpasar, Bali. Penelitian tersebut

mengenai pengaruh TPA Suwung Denpasar terhadap kualitas air sumur

penduduk sekitarnya. Metode yang digunakan adalah pengambilan contoh air

sumur penduduk selanjutnya dianalisis sifat fisik, kimia, dan biologinya.

Disamping itu dilakukan pula pengambilan data sosial ekonomi masyarakat

yang tinggal di sekitar TPA untuk mengetahui karakteristik pengaruh

pengelolaan sampah terhadap kualitas air sumur gali.

Page 41: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

20

Rudianto (2003), melakukan penelitian tentang perbedaan jarak

perumahan ke TPA sampah Open Dumping dengan indikator tingkat kepadatan

lalat dan kejadian diare di Kabupaten Kenep Kecamatan Beji Kabupaten

Pasuruhan. Kesimpulan yang mereka dapatkan setelah melakukan penelitian

adalah terdapat perbedaan tingkat kepadatan lalat dari beberapa area yang

diteliti. Semakin dekat letak perumahan dengan TPA maka semakin tinggi

tingkat kepadatan lalatnya. Arbain (2008), meneliti pengaruh air lindi tempat

pemrosesan sampah Suwung terhadap kualitas air tanah dangkal di sekitar

kelurahan Pedungan Kota Denpasar. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa

parameter kualitas air lindi sampah (leachate) dari TPA Sampah Suwung

konsentrasinya telah melampaui ambang batas baku mutu air. Air lindi sampah

(leachate) dari TPA Sampah Suwung berpengaruh terhadap kualitas air tanah

dangkal.

Feranie, dkk. (2008), melakukan penelitian mengenai zona migrasi

pencemaran air di sekitar TPA Babakan Ciparay Kabupaten Bandung dengan

menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Pada penelitian ini disimpulkan

bahwa aliran atau rembesan lindi mengarah ke daerah pemukiman penduduk

yang tinggal di sekitar TPA Babakan Ciparay Bandung. Wijaya (2009),

melakukan penelitian pencemaran air tanah di wilayah Ngringo Jaten

Karanganyar dengan metode geolistrik. Pada penelitian ini dilakukan survei

geolistrik resistivitas sounding dengan konfigurasi Schlumberger sebanyak 4

titik. Hasil penelitian yaitu persebaran pencemaran air tanah di Desa Ngringo

Page 42: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

21

tidak merata. Pencemaran diidentifikasi pada kedalaman 13,6 - 23,6 meter

dengan arah aliran dari utara ke selatan dengan daerah persebaran di selatan.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti yang disebut di

atas semuanya menyimpulkan bahwa selama ini pengelolaan sampah

khususnya yang dilakukan di TPA sebagian besar masih berdampak negatif

terhadap lingkungan, baik terhadap lingkungan fisik, kimia maupun biologis.

2.7 Pencemaran Lingkungan

Odum (1996), mengatakan bahwa pencemaran adalah suatu perubahan

fisik, biologis, kimia yang tidak dikehendaki pada perairan, udara, tanah

sehingga membahayakan kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya,

proses produksi, lingkungan hidup dan tatanan budaya.

Dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup disebutkan bahwa pencemaran lingkungan adalah masuknya

atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke

dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku

mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pencemaran lingkungan hidup

dapat berupa pencemaran udara, pencemaran tanah, dan pencemaran air.

Berikut ini akan diuraikan tentang pencemaran air saja.

2.8 Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber daya alam terbaharui (renewabel)

yang utama bagi kelangsungan hidup manusia, bahkan semua organisme hidup

Page 43: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

22

akan mati jika tidak tersedia cukup air di dalam melakukan proses

pertumbuhan dan perkembangan. Peranan yang sangat penting tersebut

disebabkan sifat-sifat air diantaranya sebagai pelarut berbagai senyawa kimia,

membantu proses metabolisme organisme hidup baik makroorganisme maupun

mikroorganisme.

Pada dasarnya pencemaran air dapat dibedakan menjadi dua sumber

sampah yaitu sampah degradable dan nondegradable. Sampah degradable

yaitu sampah yang dapat terdekomposisi atau dapat dihilangkan dari perairan

dengan proses biologis alamiah, seperti sampah domestik, dan sampah

makanan. Sedangkan sampah nondegradable adalah sampah yang tidak dapat

dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah, seperti sampah

radiologi, senyawa organik (Slamet, 1994).

Wardhana (2001), menyatakan bahwa air merupakan sumber daya alam

yang diperlukan untuk hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup.

Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

dengan baik oleh manusia dan mahluk hidup lainnya.

Menurut KLH (2004), secara umum hampir sebagai besar kualitas air

telah tercemar sampah industri maupun sampah domestik, karena semakin

berkembangnya industri dan jumlah penduduk maka semakin meningkatnya

jumlah sampah yang dihasilkan, akibatnya semakin tinggi tingkat pencemaran.

Pencemaran air tanah adalah berubahnya tatanan air di bawah permukaan tanah

oleh kegiatan manusia atau proses alam, yang mengakibatkan kualitas air tanah

turun sampai ke tingkat tertentu sehingga tidak sesuai dengan pemanfaatannya.

Page 44: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

23

Widyatmiko, dkk. (2004) dalam Armadi (2005), menyatakan bahwa air

sumur gali merupakan salah satu bentuk air tanah. Kualitas air sumur gali

sangat dipengaruhi oleh kualitas air permukaan melalui proses infiltrasi,

dispersi dan perkolasi air permukaan yang mengandung bahan-bahan pencemar

akan masuk ke dalam air tanah. Apabila air permukaan tercemar dan didukung

oleh jenis tanah yang porous maka air tanah dangkal di wilayah tersebut akan

mudah mengalami pencemaran.

2.9 Pengaruh Air Lindi terhadap Kualitas Air Tanah.

Keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA) memiliki fungsi

yang sangat penting, yaitu sebagai pengolahan akhir sampah baik yang akan

didaur ulang sebagai kompos ataupun hanya ditimbun setelah disortir oleh

pemulung. Jumlah sampah di TPA yang sangat besar akan menyebabkan

proses dekomposisi alamiah berlangsung secara besar-besaran pula. Proses

dekomposisi tersebut akan mengubah sampah menjadi pupuk organik dan

menimbulkan hasil samping yaitu air lindi (leachate). Penumpukan sampah

selain mengganggu estetika, sanitasi, kelestarian lingkungan juga

mengakibatkan pencemaran air, tanah, dan udara.

Lindi dapat didefinisikan sebagai cairan yang timbul dari hasil

dekomposisi biologis sampah yang telah membusuk yang mengalami pelarutan

akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah. Air lindi akibat

proses degradasi sampah dari TPA merupakan sumber yang mempengaruhi

perubahan sifat fisik, kimia maupun biologi (Husin dan Kustaman, 1992).

Page 45: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

24

Air lindi disebabkan oleh terjadinya presipitasi cairan ke TPA, baik dari

resapan air hujan maupun kandungan air pada sampah itu sendiri. Lindi bersifat

toksik karena adanya zat pengotor dalam timbunan yang mungkin berasal dari

buangan limbah industri, debu, lumpur hasil pengolahan limbah, limbah rumah

tangga yang berbahaya, atau dari dekomposisi yang normal terjadi pada

sampah.

Tabel 2.2 Komposisi lindi dari TPA secara umum

Parameter Kisaran

pH 6,2 – 7,4

COD 66 – 11.600 mg/l

BOD < 2 – 8.000 mg/l

Sulfat 56 – 456 mg/l

Cadium (Cd) < 0,005 – 0,01 mg/l

Plumbum (Pb) < 0,05 – 0,22 mg/l

Chromim (Cr) < 0,05 – 0,14 mg/l

Sumber: Diklat Landfilling Limbah-FTSL ITB (2008).

Kualitas lindi akan tergantung dari beberapa hal, seperti variasi dan

proporsi komponen sampah yang ditimbun, curah hujan dan musim, umur

timbunan, pola operasional, waktu dilakukannya sampling. Gambaran variasi

kualitas lindi dari beberapa TPA di Indonesia ditampilkan dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Variasi kualitas lindi dari beberapa TPA di Indonesia.

Kota pH COD N-NH4 N-NO2 DHL

Bogor 7,5 28723 770 0 40480

Cirebon 7 3648 395 0,225 10239

Jakarta 7 413 240 0,075 3823

Bandung 6 58661 1356 6,1 26918

Solo 6 6166 162 0,225 3540 Sumber: Diklat Landfilling Limbah-FTSL ITB (2008).

Fachruddin (1989) dalam Tanauma (2000), menyatakan bahwa air lindi

dicirikan oleh komponen fisika dan kimia berkadar tinggi dan mengandung

Page 46: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

25

logam berat berbahaya. Air tanah terkontaminasi air lindi sejauh 174 meter dari

pusat penimbunan sampah.

Menurut Slamet (1994), air lindi (leachate) adalah cairan yang

mengandung zat padat tersuspensi yang sangat halus dari hasil penguraian

mikroba, biasanya terdiri atas Ca, Mg, Na, K, Fe, Klorida, Sulfat, Fosfat, Zn,

Ni, CO2, H2O, N2, NH3, H2S, Asam organik dan H2, tergantung dari kualitas

sampah, maka di dalam leachate biasanya pula terdapat mikroba pathogen,

logam berat dan zat lainnya yang berbahaya.

Berdasarkan hasil penelitian Tanauma di TPA Sampah Yogyakarta

(2000), air lindi sampah mengandung senyawa-senyawa kimia anorganik

antara lain: nitrit, nitrat, ammonia, kalsium, kalium, magnesium, kesadahan,

klorida, sulfat, BOD, COD, pH dan mikrobiologi (total koliform) yang

konsentrasinya sangat tinggi .

2.10 Mekanisme Masuknya Air Lindi ke Air Tanah

Menurut Jagloo (2002), air tanah tidaklah statis melainkan bergerak

karena adanya perbedaan gradien hidrolika. Aliran ini menyebabkan air tanah

yang terkontaminasi bergerak mengikuti sistem alirannya sehingga mencapai

air tanah. Air lindi akan semakin cepat mencapai air tanah terlebih lagi

didukung oleh kondisi tanah yang bersifat porous dan permeable, seperti pasir,

kerikil dan batu pasir. Bahan-bahan tersebut mempunyai meabilitas tinggi

sehingga air lindi dapat dengan mudah bergerak dan menyebar. Komposisi air

Page 47: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

26

lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah

curah hujan di TPA, dan kondisi spesifik tempat.

Gambar 2.2

Skema Proses Terjadinya Lindi (Hendrajaya, 1990)

Menurut Todd (1980) dalam Tanauma (2000), air lindi dicirikan bahwa

pada daerah yang bercurah hujan tinggi, air lindi menjadi lebih mudah

terbentuk dan jumlahnya akan lebih banyak. Mekanisme masuknya air lindi ke

lapisan air tanah, terutama air tanah dangkal (sumur) melalui proses sebagai

berikut : 1) Air lindi ditemukan pada lapisan tanah yang digunakan sebagai

Open Dumping, yaitu kira-kira berjarak 2 meter di bawah permukaan tanah, 2)

Secara khusus, bila air lindi masuk dengan cara infiltrasi di tanah, segera

permukaan tanah dijenuhi air, 3) Akibat adanya faktor seperti air hujan,

mempercepat air lindi masuk ke lapisan tanah yaitu zona aerasi yang

mempunyai kedalaman 10 meter di bawah permukaan tanah, 4) Akibat

banyaknya air lindi yang terbentuk menyebabkan air lindi masuk ke lapisan air

Page 48: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

27

tanah dangkal atau lapisan air tanah jenuh, 5) Pada lapisan tanah jenuh

tersebut, air yang terkumpul bercampur dengan air lindi dimana air tanah

dangkal ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur

dangkal.

Apparao (1997), menyatakan bahwa potensial gravitasi sangat penting

dalam tanah-tanah yang jenuh air. Potensial gravitasi merupakan gaya utama

yang mengakibatkan terjadinya aliran. Hal ini diperhitungkan terutama untuk

gerakan air lindi yang menembus tanah yang pada umumnya bergerak dari

elevasi tinggi ke elevasi rendah.

2.11 Metode Geolistrik Resistivitas

Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari

sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya. Pendeteksian

meliputi pengukuran medan potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi.

Menurut Hendrajaya dan Idam (1990), metode geolistrik resistivitas

merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas (tahanan jenis)

listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Pada metode ini arus listrik

diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus dan dilakukan

pengukuran beda potensial melalui dua buah elektroda potensial. Dari hasil

pengukuran arus dan beda potensial listrik akan dapat dihitung variasi harga

resistivitas pada lapisan permukaan bumi di bawah titik ukur (Sounding point).

Pada metode geolistrik dikenal banyak konfigurasi elektroda, diantaranya yang

Page 49: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

28

sering digunakan adalah : konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger,

konfigurasi Dipol-dipol dan lain-lain.

Menurut Telford, dkk. (1988), terkait dengan sifat resistivitas listrik,

lapisan akuifer merupakan lapisan batuan yang memiliki rentang nilai tahanan

jenis 1-108

Ωm. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain: komposisi litologi,

kondisi batuan, komposisi mineral yang dikandung, kandungan benda cair. Air

alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-

garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah.

Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan

pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat.

Menurut Reynolds (1997), konduktivitas atau lebih dikenal dengan

sebutan Daya Hantar Listrik (DHL) adalah suatu besaran yang menunjukkan

banyaknya ion-ion terlarut dalam air yang dapat menghantarkan arus listrik

sebesar 1µvolt pada bidang lapisan metal seluas 1 cm2

. Sifat ini dipengaruhi

oleh jumlah kandungan yang disebut sebagai ion bebas. Metode geolistrik

resistivitas didasarkan pada anggapan bahwa bumi mempunyai sifat homogen

isotropis. Pada kenyataannya bumi terdiri dari lapisan-lapisan bebatuan dengan

nilai resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur

dipengaruhi oleh lapisan-lapisan tersebut dan menyebabkan nilai tahanan jenis

yang terukur tergantung pada jarak elektroda. Nilai tahanan jenis yang terukur

bukanlah tahanan jenis yang sebenarnya melainkan tahanan jenis semu (ρa).

Page 50: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

29

Nilai tahanan jenis dari bahan atau material berbanding terbalik dengan daya

hantar listrik (conductivity).

𝑅 =𝑉

𝐼 …………………………………….(2.1)

dimana ;

R = tahanan (resistance) dalam ohm

V = beda potensial listrik dalam volt

I = arus listrik yang mengalir dalam ampere.

2.11.1 Konfigurasi Wenner

Metode ini diperkenalkan oleh Wenner (1915). Konfigurasi Wenner

merupakan salah satu konfigurasi yang sering digunakan dalam eksplorasi

geolistrik dengan susunan jarak spasi sama panjang (r1 = r4 = a dan

r2 = r3 = 2a). Jarak antara elektroda arus (C1 dan C2) adalah tiga kali jarak

elektroda potensial, jarak potensial dengan titik souding-nya adalah 2/a ,

maka jarak masing-masing elektroda arus dengan titik sounding-nya adalah

2/3a .

r2 r1

VES B M N

I

V

A

a

<

"

a a

C1

P1 P2

C2

r3 r4

Page 51: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

30

Gambar 2.3

Elektroda arus dan potensial pada konfigurasi Wenner

Target kedalaman yang mampu dicapai pada metode ini adalah 2/a . Pada

konfigurasi Wenner jarak antara elektroda arus dan elektroda potensial adalah

sama (AM = NB = a dan jarak AN = MB = 2a) seperti yang terlihat pada

Gambar 2.3.

Suyarto, dkk. (2003), menjelaskan bahwa pengukuran resistivitas secara

umum dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan

menggunakan dua elektroda arus (C1 dan C2), dan pengukuran beda potensial

dengan menggunakan dua elektroda tegangan (P1 dan P2). Dari data harga arus

(I) dan beda potensial (V), dapat dihitung nilai resistivitas semu (ρa) seperti

pada persamaan 2.2.

𝜌𝑎 = 𝑘ΔV

𝐼 …….……………...……..(2.2)

k adalah faktor geometri yang bergantung pada penempatan elektroda di

permukaan yang besarnya :

𝑘𝑤 =2π

1

AM−

1

BM −

1

AN−

1

BN ………….………….….……..(2.3)

dengan AM = MN = NB = a

Sehingga faktor geometri untuk konfigurasi Wenner adalah:

𝑘𝑤 = 2𝜋𝑎

dan 𝜌𝑤 = 𝑘𝑤𝑅.............................................(2.4)

dengan R adalah besar nilai hambatan yang terukur.

Page 52: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

31

2.11.2 Konfigurasi Schlumberger

Menurut Todd (1959) dalam Broto (2008), pengaturan letak elektroda-

elektroda atau disebut dengan konfigurasi elektroda dapat bermacam-macam

variasi, salah satunya adalah konfigurasi elektrode Schlumberger. Prinsip

konfigurasi Schlumberger jarak elektroda potensial MN dibuat tetap sedangkan

jarak AB yang diubah-ubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur,

maka ketika jarak AB dirubah pada jarak yang relatif lebih besar maka jarak

MN hendaknya dirubah pula. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar

dari 1/5 jarak AB seperti Gambar 2.4.

Gambar 2.4

Elektroda arus dan potensial konfigurasi Schlumberger homogen isotropis

dengan tahanan jenis (ρ) (Reynolds, 1997 dalamBahri, 2005).

Sama seperti persamaan (2.4), untuk konfigurasi Schlumberger dapat

dihitung nilai resistivitas semu (ρScl) seperti pada persamaan 2.5.

𝜌𝑆𝑐𝑙 = 𝑘ΔV

𝐼 …….…………...………..(2.5)

VES

C1 C2

V2 V1

B M N

I

V A

n

a

<

"

a n

a

<

"

Page 53: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

32

k adalah faktor geometri yang tergantung penempatan elektroda di permukaan

yang besarnya :

𝑘𝑆𝑐𝑙 =2π

1

AM−

1

BM −

1

AN−

1

BN …….………..(2.6)

Metode geolistrik terbukti merupakan metode sederhana yang terkenal

dalam pendeteksian kualitas air tanah. Metode ini dapat memecahkan banyak

masalah tentang pendeteksian air tanah dan berbagai kondisi dalam tanah

(Kalinski, dkk., 1993 dalam Lanskaripour, 2003). Beberapa penelitian terkait

dengan pendeteksian kondisi dalam tanah diantaranya: 1) pemetaan

pencemaran air tanah oleh minyak tanah pada suatu area di Utah AS dengan

menggunakan konfigurasi elektroda Wenner (Bahri, 2005), 2) pendeteksian

aliran air tanah yang mengandung polutan pada daratan Seri Petaling Malaysia

(Muktar, dkk., 2002), 3) pendeteksian kualitas air tanah di daerah Korin,

bagian tenggara Iran dengan menggunakan metode geolistrik Vertical Electric

Sounding (VES) (Lanshkaripour, 2003).

Beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan di beberapa wilayah di

Indonesia, menunjukan bahwa metode geolistrik bisa memetakan pencemaran

air tanah diantaranya:

Grandis dan Yudistira (2002), melakukan penelitian di bekas TPA Pasir

Impun Bandung dan berhasil memperkirakan penyebaran kontaminan cair

dalam tanah yang diasosiasikan sebagai fluida konduktif dengan anomali

konduktif (resistivitas kurang dari 10 Ωm) menunjukkan akumulasi rembesan

lindi yang dapat mencemari air tanah di sekitar daerah tersebut.

Page 54: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

33

Penelitian yang dilakukan oleh Johanis (2002), yang menggunakan

metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan

mengambil tiga lintasan sebagai titik-titik pengukuran, yaitu lintasan A terletak

pada timbunan sampah, lintasan B berada antara timbunan sampah dan tanah,

lintasan C berada di luar timbunan sampah. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat resistivitas rendah pada ketiga lintasan tersebut yang diduga

merupakan daerah yang tercemar polutan cair yang dihasilkan oleh

pembusukan sampah.

Ngadimin dan Handayani (2000), melakukan penelitian monitoring

rembesan limbah model fisik di laboratorium dan berhasil memperkirakan

penyebaran kontaminan cair dalam tanah yang diasosiasikan sebagai fluida

konduktif dengan anomali konduktif (resistivitas kurang dari 10 Ωm)

menunjukkan akumulasi rembesan limbah yang dapat mencemari air tanah.

Page 55: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

34

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Baik di negara maju maupun di negara berkembang, sampah menjadi

suatu permasalahan yang tidak ada habis-habisnya. Aktivitas manusia dalam

memenuhi kebutuhannya melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan

produk yang dapat dimanfaatkan dan sekaligus akan selalu meninggalkan sisa

yang dianggap sudah tidak berguna lagi yaitu sampah dan limbah. Sampah

merupakan polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, air dan tanah

serta menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai

jenis penyakit. Sampah merupakan masalah bagi semua orang, sehingga

manusia menyingkirkan sampah sejauh mungkin dari aktivitas manusia dan

jauh dari pemukiman yaitu yang disebut dengan Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA).

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Temesi Gianyar merupakan salah satu

contoh TPA yang menerapkan sistem Open Dumping, walaupun pada awalnya

TPA ini dirancang dengan metode Sanitary Landfill. TPA Temesi yang

berlokasi di Desa Temesi Kabupaten Gianyar merupakan satu-satunya TPA

yang berada di Kabupaten ini. Layanan TPA Temesi mencakup seluruh

sampah yang ada di dalam kota dan sekitarnya. Sampah yang dibuang di

tempat ini kebanyakan adalah sampah organik yang berasal dari pasar-pasar

dan rumah tangga. Hal ini menyebabkan sampah jenis ini lebih cepat

membusuk dan menghasilkan polutan yang dapat mencemari air tanah. Sampah

Page 56: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

35

yang dibuang pada lokasi TPA akan mengalami pembusukan terutama pada

sampah basah yang umumnya terdiri dari sampah organik, apalagi negara

Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai iklim panas dan

kelembaban tinggi. Hal ini merupakan faktor yang mempercepat terjadinya

reaksi kimia, sehingga sampah lebih cepat membusuk. Air hasil pembusukan

sampah disebut lindi (leachate). Air lindi tersusun atas zat- zat kimia, baik

organik maupun anorganik dan sejumlah bakteri pathogen dan parasitik,

sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika ada air hujan yang melewati

timbunan sampah maka akan mempercepat proses masuknya lindi ke dalam

tanah, sehingga hal ini dapat menimbulkan pencemaran air tanah. Lindi atau

polutan sampah diketahui mempunyai konduktivitas yang berbeda dengan air

tanah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya

misalnya penelitian yang dilakukan oleh Hendrajaya dan Idam (1990), Telford,

dkk. (1988) dan lain-lain menunjukkan bahwa polutan ini mempunyai

konduktivitas yang lebih tinggi dari pada air tanah. Dengan demikian nilai

resistivitas polutan ini lebih rendah dari pada air tanah. Berdasarkan sifat inilah

bisa dilakukan penelitian untuk mengetahui letak akumulasi rembesan polutan

cair di sekitar TPA Temesi Gianyar dengan memanfaatkan perbedaan

resistivitas tersebut.

Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode geolistrik

resistivitas konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Dengan

menggunakan metode ini diperoleh suatu nilai variasi resistivitas bawah

permukaan, sehingga dengan memanfaatkan variasi nilai resistivitas bawah

Page 57: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

36

permukaan tersebut, dapat diketahui adanya anomali bawah permukaan tanah

yang diteliti. Anomali yang diharapkan pada penelitian ini adalah nilai

resistivitas rendah yang menunjukkan keberadaan polutan sampah yang

diasumsikan sebagai fluida konduktif.

Obyek dari penelitian ini adalah polutan sampah atau lindi yang berasal

dari pembusukan sampah. Lindi ini berada di bawah permukaan tanah dan

dapat terdeteksi dari nilai resistivitasnya. Seperti penelitian yang dilakukan

sebelumnya, nilai resistivitas dari polutan sampah yang berasal dari

pembusukan sampah adalah berkisar di bawah 10 Ohm (Grandis dan

Yudistira, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Tim Asisten Geofisika ITS

(2004), di daerah Keputih Sukolilo, telah berhasil mendeteksi adanya anomali

konduktif berkisar antara 0.28-3.45 Ωm yang dicitrakan dengan warna biru dan

biru muda dengan resistivitas rendah yang menunjukkan keberadaan cairan

konduktif yang dalam hal ini adalah rembesan polutan sampah hasil dari

pembusukan sampah.

Letak akumulasi rembesan lindi akan dijawab secara kuantitatif,

berdasarkan angka dari hasil pengukuran dan perhitungan yaitu nilai

resistivitas (Ωm) dan kedalaman dari permukaan tanah yang diukur (m).

Sedangkan arah rembesan air lindi ini akan dijawab secara kualitatif, dalam hal

ini akan diuraikan lindi yang merembes pada masing-masing lintasan yang

diambil. Dari lintasan yang diambil ini, diharapkan dapat mewakili seluruh

daerah lokasi penelitian. Alur atau konsep penelitian ditunjukkan oleh Gambar

3.1.

Page 58: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

37

TPA Sampah Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

Masyarakat

Pengelolaan Sampah dengan Metode Open Dumping

Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Udara Pencemaran Air Pencemaran Tanah

Pencemaran

Air Tanah oleh Lindi Sampah

Parameter Kimia

Analisa Rembesan Lindi dengan

Metode Geolistrik Resistivitas

Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1

Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Pengelolaan TPA

: Tindakan yang dilakukan dalam penelitian

: Tidak dilakukan tindakan penelitian

: Pengaruh TPA terhadap Lingkungan

Parameter Fisika Parameter Biologi

Page 59: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilakukan di TPA Temesi Desa Temesi Kabupaten

Gianyar. Secara geografis Desa Temesi terletak di arah tenggara kota Gianyar

yaitu terletak pada koordinat 8o33

’70” Lintang Selatan dan 115

o20

’40” Bujur

Timur dengan ketinggian ± 68 m hingga ± 85 m di atas permukaan laut,

seperti yang nampak pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Peta wilayah Desa Temesi Kabupaten Gianyar.

Page 60: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

39

4.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yang dimulai bulan Juli

sampai dengan bulan Nopember 2011 dengan tahapan sebagai berikut:

- Bulan I : Dilakukan survei ke TPA Temesi Kabupaten Gianyar untuk

persiapan penelitian.

- Bulan II : Dilakukan pengambilan, pengolahan dan analisis data yang

diperoleh dari penelitian di TPA Temesi Kabupaten Gianyar.

- Bulan III - V : Penyelesaian Tesis.

4.2. Alat dan Bahan Penelitian

4.2.1 Alat

Peralatan yang diperlukan dalam pengambilan data penelitian adalah:

Peta daerah penelitian

Peta kontur TPA Temesi Gianyar

Empat (4) buah batang besi sebagai elektroda

Kabel sebagai penghubung elektroda dan alat resistivitymeter

Resistivitymeter

Radio komunikasi

Laptop/komputer

Software Res2Dinv

Meteran

Palu

Page 61: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

40

Alat tulis

Kompas

Tali

Tongkat

GPS

4.2.2 Bahan

Obyek dari penelitian ini adalah polutan sampah atau lindi yang berasal

dari pembusukan sampah di sekitar TPA Temesi Gianyar. Lindi ini berada di

bawah permukaan tanah dan dapat terdeteksi dari nilai resistivitasnya.

4.3 Jenis Data

Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui suatu pengukuran langsung di sekitar TPA Temesi

Gianyar. Pengukuran tersebut berupa pengukuran arus listrik (I) yang

diijeksikan ke dalam bumi dan tegangan (V) yang timbul akibat beda potensial

yang terjadi pada titik-titik pengukuran di sekitar TPA Temesi Gianyar. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data pengukuran. Data

sekunder diperoleh dari instansi/lembaga terkait serta literatur atau hasil-hasil

penelitian sebelumnya.

4.4 Penentuan Lintasan Pengukuran

Letak lintasan berada di sekitar TPA dan di dekat pemukiman

pemulung yang berada tidak jauh dari TPA. Penentuan lintasan tersebut

Page 62: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

41

ditentukan dan didasari atas pertimbangan: 1) lintasan pengukuran haruslah

pada tanah yang tidak tergenang air karena dalam pengukuran diinjeksikan arus

sebesar 200 mA dengan tegangan 500 V ke dalam tanah, 2) memprediksi atau

memperkirakan dimana terdapat akumulasi lindi berdasarkan kondisi tanah.

L2 L3

L4

L5

L6

L7

L8

L1 L2 L3

L4

L5

L6

L7

L8

L1

TPA

U

Gambar 4.2

Denah penentuan lintasan pengukuran dalam pengambilan data

Keterangan:

1) L1 = lintasan 1 berwarna kuning dengan panjang 36 m,

2) L2 = lintasan 2 berwarna biru tua dengan pangjang 50 m,

3) L3 = lintasan 3 berwarna biru muda dengan panjang 40 m,

4) L4 = lintasan 4 berwarna ungu dengan panjang 30 m,

5) L5 = lintasan 5 berwarna putih dengan panjang 30 m,

6) L6 = lintasan 6 berwarna merah dengan panjang 30 m.

7) L7 = lintasan 7 berwarna hijau dengan panjang 40 m,

8) L8 = lintasan 8 berwarna hitam dengan panjang 30 m.

Pada prinsipnya semakin panjang lintasan yang dibuat maka semakin

dalam objek yang dapat terindentifikasi di bawah permukaan tanah. Panjang

lintasan yang berbeda-beda tersebut bukanlah merupakan hal yang harus

Page 63: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

42

ditentukan melainkan panjang lintasan itu dibuat karena pada lintasan itu sudah

maksimal untuk di masing-masing tempat.

4.5 Metode Pengukuran

Metode pengukuran yang dilakukan dalam pengukuran resistivitas lindi

adalah dengan dua cara, yaitu : 1) dengan metode geolistrik konfigurasi

Wenner dan 2) metode geolistrik konfigurasi Schlumberger. Pada konfigurasi

Wenner spasi/jarak semua elektroda dibuat sama sedangkan pada konfigurasi

Schlumberger spasi antara dua elektroda potensial dibuat sama akan tetapi

dua elektroda arus jaraknya diubah-ubah (diperbesar). Tahap-tahap

pengambilan data pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut : 1)

menancapkan elektroda pada permukaan tanah dengan spasi yang telah

ditentukan sesuai dengan konfigurasinya, 2) kabel dibentangkan sebagai

penghatar arus dan potensial yang menghubungkan antar elektroda dengan alat

resistivitymeter. 3) setelah keempat elektroda terhubung dengan

resistivitymeter, maka pengukuran sudah siap dilakukan. 4) mencatat arus

listrik dan tegangan yang timbul setelah arus diinjeksikan ke dalam tanah.

4.6 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data yang dimaksud adalah pengumpulan data

primer yang didapat melalui suatu pengukuran. Besaran pengukuran yang

diukur adalah tegangan (V) dan arus (I). Data-data hasil pengukuran tersebut

Page 64: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

43

kemudian ditabulasikan ke dalam bentuk tabel seperti yang tertera pada Tabel

4.1 dan Tabel 4.2.

Tabel 4.1 Tabel data hasil pengukuran konfigurasi Wenner

No n AB/2

(m)

MN/2

(m)

Tegangan V

(mV)

Arus I

(mA)

Dp

(m)

Faktor

Geometri k (m)

Resistivitas

𝝆 (Ωm)

1 1 3 1 3

2 1 3 1 5

3 1 3 1 7

4 1 3 1 9

5 1 3 1 11

6 1 3 1 13

7 1 3 1 15

8 1 3 1 17

dst - - - -

35 5 15 5 15

Keterangan:

n : variabel yang menunjukkan jarak spasi elektroda

AB : Jarak/ spasi elektroda arus

MN : Jarak/spasi elektroda potensial

Tabel 4.2 Tabel data hasil pengukuran konfigurasi Schlumberger

No n AB/2

(m)

MN/2

(m)

Tegangan V

(mV)

Arus I

(mA)

Dp

(m)

Faktor Geometri

k (m)

Resistivitas.

𝝆 (Ωm)

1 1 3 1 3

2 1 3 1 5

3 1 3 1 7

4 1 3 1 9

5 1 3 1 11

6 1 3 1 13

7 1 3 1 15

8 1 3 1 17

9 1 3 1 19

10 1 3 1 21

dst - - - -

49 7 15 1 15

Keterangan:

n : variabel yang menunjukkan jarak spasi elektroda

AB : Jarak elektroda arus

MN : Jarak elektroda potensial

Page 65: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

44

4.7 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian pada seperti pada Tabel 4.1

selanjutnya dimasukkan ke dalam program notepad kemudian disimpan dalam

format file *.dat.

4.7.1 Pengolahan Data dengan Metode Wenner

Data hasil penelitian dengan konfigurasi Wenner seperti pada Tabel 4.1

selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data resistivitas semu ( s ) hasil perhitungan, data datum point (dp),

dan spasi elektroda (a) dimasukkan ke program notepad dalam bentuk

file text dimana program notepad berfungsi untuk merekap data (datum

point, spasi elektroda dan resistivitas) dan disimpan dalam format file

*.dat (data yang compatible dengan software res2dinv) seperti yang

ditampilkan pada Gambar 4.3.

Penjelasan dari masing-masing baris (line) adalah sebagai berikut :

a. Line 1 adalah Nama Survey.

b. Line 2 adalah spasi terkecil yang digunakan

c. Line 3 adalah Jenis susunan konfigurasi yang digunakan ( Wenner

=1).

d. Line 4 adalah jumlah total data pengukuran (datum points)

e. Line 5 adalah tipe dari lokasi untuk datum point. Ketik angka 1

karena datum point diketahui.

f. Line 6 Ketik 0 untuk data resistivitas.

Page 66: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

45

Gambar 4.3

Format data yang ditulis pada program notepad.

Page 67: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

46

g. Line 7 adalah memasukan data pengukuran dan perhitungan yaitu jarak

elektroda arus (jarak antara titik pusat dengan elektroda arus), Jarak

antara dua elektoda potensial, Lintasan pengukuran (n=1, n=2, n=3 dan

n=4) dan Nilai resistivitas semu yang diperoleh dari perhitungan (ditulis

berurutan).

h. Line 8 ketik 0 yang terdiri dari 4 line.

Setelah semua data dimasukkan, selanjutnya disimpan dalam format

file *.dat. Data notepad untuk lintasan 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dengan konfigurasi

Wenner terlampir pada Lampiran 4.

2. Data yang sudah disimpan dalam bentuk file *.dat sesuai format data

Res2dinv, selanjutnya dilakukan inversi untuk menampilkan gambar

sebaran bawah permukaan daerah penelitian, langkah-langkahnya sebagai

berikut:

a. Jalankan program Res2dinv, maka akan muncul tampilan seperti pada

Gambar 4.4.

b. kemudian klik file Read data file.

c. Kemudian melakukan inversi dengan metode least-square dengan cara

klik Inversion Least-squares inversion, maka akan muncul tampilan

hasil inversi software Res2dinv seperti pada Gambar 4.5.

Page 68: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

47

Gambar 4.4

Tampilan awal program Res2dinv

Gambar 4.5

Hasil interpretasi software Res2dinv pada lintasan 1 dengan

konvigurasi Wenner

Page 69: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

48

Hasil interpretasi dari software Res2dinv di atas memberikan informasi

mengenai keberadaan lindi di bawah permukaan tanah. Pengolahan data pada

lintasan 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dilakukan sama seperti pengolahan data pada

lintasan 1.

4.7.2 Pengolahan Data dengan Metode Schlumberger

Data hasil penelitian dengan konfigurasi Schlumberger seperti pada

Tabel 4.2 selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data resistivitas semu ( s ) hasil perhitungan, data datum point (dp),

dan spasi elektroda potensial (MN) dan nilai n (n= 1, 2, 3, . .)

dimasukkan ke program notepad dalam bentuk file text seperti yang

ditampilkan pada Gambar 4.6.

Penjelasan dari masing-masing baris (line) adalah sebagai berikut :

a. Line 1 adalah Nama Survey.

b. Line 2 adalah spasi terkecil yang digunakan

c. Line 3 adalah Jenis susunan konfigurasi yang digunakan

(Schlumberger = 7 ).

d. Line 4 adalah jumlah total data pengukuran (datum points)

e. Line 5 adalah tipe dari lokasi untuk datum point. Ketik 1 karena

datum point diketahui.

f. Line 6 ketik 0 untuk data resistivitas

Page 70: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

49

Gambar 4.6

Format data yang ditulis pada program notepad.

g. Line 7 adalah memasukan data pengukuran dan perhitungan yaitu

jarak dp (datum points), Jarak antara dua elektoda potensial,

Lintasan pengukuran (n=1, n=2, n=3 dan n=4) dan Nilai resistivitas

semu yang diperoleh dari perhitungan (ditulis berurutan).

Page 71: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

50

h. Line 8 ketik 0 yang terdiri dari 4 line.

Setelah semua data dimasukkan, selanjutnya disimpan dalam format

file *.dat. Data notepad untuk lintasan 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 dengan konfigurasi

Schlumberger terlampir pada Lampiran 5.

2. Data yang sudah disimpan dalam bentuk file *.dat sesuai format data

Res2dinv, selanjutnya dilakukan inversi untuk menampilkan gambar

sebaran bawah permukaan daerah penelitian, langkah-langkahnya sebagai

berikut:

a. Jalankan program Res2dinv, maka akan muncul tampilan seperti pada

Gambar 4.4.

b. kemudian buka file Read data file.

c. Kemudian melakukan inversi dengan metode least-square dengan cara

klik Inversion Least-squares inversion, maka akan muncul tampilan

hasil inversi software Res2dinv seperti pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7

Hasil interpretasi Software Res2dinv pada lintasan 1 dengan

konfigurasi Schlumberger

Page 72: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

51

Hasil interpretasi dari Software Res2dinv ini menunjukan keberadaan

lindi di bawah permukaan tanah. Pengolahan data pada lintasan 2, 3, 4, 5, 6, 7,

dan 8 dilakukan sama seperti pengolahan data pada lintasan 1.

Adapun alur dari pengolahan data hasil penelitian tersebut di atas adalah

seperti Gambar 4.8.

Gambar 4.8

Diagram alir pengolahan data hasil penelitian

Data Konfigurasi Schlumberger

Kesimpulan

Data Hasil Pengukuran

Data Konfigurasi Wenner

Dengan Software Res2Dinv

Interpretasi Data Interpretasi Data

Analisis arah rembesan

dan letak akumulasi lindi

Page 73: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

52

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Peta Kontur TPA Temesi Kabupaten Gianyar

Setelah dilakukan pengukuran dengan GPS map 60 CS pada tanggal 12

Juli 2011, didapatkan data GPS untuk menentukan Peta Kontur TPA Temesi

Gianyar. Data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Secara geografis posisi

TPA Temesi terletak di arah tenggara kota Gianyar yaitu terletak pada

koordinat 8o33

’70” LS dan 115

o20

’40” BT dengan ketinggian ±68 m hingga

±85 m di atas permukaan laut. Peta Kontur TPA Temesi Gianyar disajikan

dalam bentuk Gambar 5.1.

U

A

B

C D

Gambar 5.1

Peta kontur TPA Temesi Gianyar

Keterangan :

A : Dataran tinggi

B : Dataran yang sangat rendah

C : Tempat Pengomposan

D : Areal tempat penimbunan sampah

: Jalan

Page 74: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

53

Dari Gambar 5.1 di atas, warna merah muda menunjukkan daerah yang

mempunyai dataran rendah. Warna kuning menunjukkan dataran yang

semakin tinggi. Titik A merupakan daerah yang datarannya paling tinggi

dibandingkan dengan dataran disekitarnya. Titik B terlihat mempunyai dataran

yang sangat rendah, ini merupakan lembah yang dengan genangan air. Daerah

di titik C merupakan tempat pengolahan kompos. Pada daerah di titik D

merupakan areal penimbunan sampah secara open dumping (tempat

penumpukan sampah utama). Garis abu-abu merupakan jalan yang digunakan

sebagai lalu lintas oleh kendaraan untuk membuang sampah yang berasal dari

kota Gianyar. Daerah disebelah Selatan titik D sampai di titik B merupakan

tebing yang cukup curam akibat penumpukan sampah yang menyerupai bukit.

5.2. Data Hasil Pengukuran

Di bawah ini ditampilkan hasil pengambilan data dengan metode

Wenner dan Schlumberger.

5.2.1 Data Hasil Pengukuran dengan Konfigurasi Wenner

Data hasil pengukuran dilapangan untuk lintasan 1konfigurasi Wenner

dapat dilihat pada Tabel 5.1 lampiran 2 yaitu: spasi elektroda potensial (MN),

spasi elektroda arus (AB), nilai beda potensial (V) dan nilai kuat arus (I).

Untuk mendapatkan nilai faktor geometri (k) dan nilai resistivitas semu ( s )

dapat dihitung dengan persamaan 2.3 dan persamaan 2.4.

Page 75: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

54

5.2.2 Data Hasil Pengukuran dengan Konfigurasi Schlumberger

Data hasil pengukuran dilapangan untuk lintasan 1konfigurasi

Schlumberger dapat dilihat pada Tabel 5.9 lampiran 3 yaitu : spasi elektroda

potensial (MN), spasi elektroda arus (AB), nilai beda potensial (V) dan nilai

kuat arus (I). Untuk mendapatkan nilai faktor geometri (k) dan nilai resistivitas

semu ( s ) dapat dihitung dengan persamaan 2.5 dan persamaan 2.6.

5.3. Hasil Interpretasi Data dengan Software Res2dinv

Di bawah ini ditampilkan analisa hasil interpretasi data dengan

Software Res2dinv dari konfigurasi Wenner dan Schlumberger.

5.3.1 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 1

Dari Gambar 5.2 (a) dan (b) hasil inversi Wenner dan Schlumberger

pada lintasan 1 berada pada koordinat 8033’076” LS dan 115

021’016” BT.

Terlihat bahwa dari kedua gambar menunjukkan keberadaan lindi berada di

kedalaman 1,55 m - 5,40 m. Lindi tersebar pada titik 10 m – 32 m dengan

nilai resistivitas terkecil 4,14 Ωm sedangkan nilai resistivitas yang terbesar

adalah 8,91 Ωm.

Page 76: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

55

(a)

(b)

Gambar 5.2

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 1 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 1 dengan konfigurasi Schlumberger.

5.3.2 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 2

Lintasan 2 ini terletak pada koordinat 8033’746” LS dan 115

021’013”

BT. Pada Gambar 5.3 ditunjukkan lindi terdapat pada dua daerah akumulasi.

Daerah pertama lindi berada pada titik-titik 13 m – 23 m di kedalaman 3 m –

Page 77: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

56

8,4 m dan daerah kedua berada pada titik 30 m – 40 m di kedalaman 4 m – 8

m. Nilai resistivitas yang terukur adalah sebesar 1,84 – 7,36 Ωm.

(a)

(b)

Gambar 5.3

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 2 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 2 dengan konfigurasi Schlumberger.

5.3.3 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 3

Hasil Interpretasi pada lintasan 3 dengan konfigurasi Wenner -

Schlumberger yang ditampilkan pada Gambar 5.4 terletak pada koordinat

Page 78: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

57

8033’719” LS dan 115

021’018” BT. Dari Gambar 5.4 (a) dan (b)

menunjukkan bahwa lindi berada pada dua tempat yang berbeda dimana

daerah yang pertama menunjukkan lindi terdapat di kedalaman 2 m - 3,5 m

pada titik 6,5 m - 9 m. Daerah yang kedua lindi terdapat di kedalaman 2,70 m

- 3,5m dan pada titik 23 m – 33 m dengan nilai resistivitas sebesar 3,22 –

9,87 Ωm.

(a)

(b)

Gambar 5.4

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 3 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 3 dengan konfigurasi Schlumberger.

Page 79: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

58

5.3.4 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 4

Gambar 5.5 (a) dan (b) adalah lintasan yang terletak pada koordinat

8033’689” LS dan 115

020’363” BT, menunjukkan bahwa lindi berada di

kedalaman 2,4 m - 4,37 m di bawah permukaan tanah pada bentangan titik –

titik 6,5 m – 11 m dengan nilai resistivitas sebasar 4,96 – 9,80 Ωm.

(a)

(b)

Gambar 5.5

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 4 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 4 dengan konfigurasi Schlumberger.

Page 80: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

59

5.3.5 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 5

Lintasan 5 terletak pada koordinat 8033’789” LS dan 115

020’983” BT.

Gambar 5.6 seperti yang tergambar di bawah ini menunjukkan keberadaan

lindi terletak di kedalaman 1,60 m - 4,50 m pada titik-titk 5,5 m-14,5 m dengan

nilai resistivitas sebesar 5,78 – 9,67 Ωm yang ditunjukkan oleh warna biru dan

biru muda.

(a)

(b)

Gambar 5.6

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 5 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 5 dengan konfigurasi Schlumberger.

Page 81: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

60

5.3.6 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 6

Lintasan 6 berada pada koordinat 8033’641” LS dan 115

020’977” BT.

Dari Gambar 5.7 (a) dan (b) tersebut menunjukkan bahwa lindi tersebar dari

titik 5 m – 19 m di kedalaman 2,80 m – 5,37 m dengan nilai resistivitas sebesar

6,39 – 9,34 Ωm.

(a)

(b)

Gambar 5.7

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 6 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 6 dengan konfigurasi Schlumberger.

Page 82: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

61

5.3.7 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 7

Lintasan 7 merupakan lintasan yang sangat jauh dari TPA dan tanahnya

sangat kering yaitu terletak pada koordinat 8033’756” LS dan 115

021’015” BT.

Dari Gambar 5.8 tersebut dapat dilihat bahwa lindi berada pada titik 20 m – 25

m di kedalaman 4,63 m – 7,84 m dengan resistivitas sebesar 4,63 – 7,48 Ωm.

(a)

(b)

Gambar 5.8

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 7 dengan konfigurasi Wenner dan (b) Hasil

interpretasi pada lintasan 7 dengan konfigurasi Schlumberger.

Page 83: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

62

5.3.8 Hasil Interpretasi Data dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 8

Lintasan 8 terletak pada koordinat 8033’350” LS dan 115

021’000” BT

di sebelah Utara jauh dari TPA. Pada lintasan 8 tidak teridentifikasi adanya

lindi. Resistivitas terendah sebesar 12,9 Ωm seperti yang pada Gambar 5.9.

(a)

(b)

Gambar 5.9

(a) Hasil interpretasi pada lintasan 8 dengan konfigurasi Wenner dan

(b) Hasil interpretasi pada lintasan 8 dengan konfigurasi Schlumberger.

Page 84: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

63

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Di bawah ini akan dianalisa masing-masing lintasan hasil interpretasi

dengan konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger.

6.1.1 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 1

Dari Gambar 5.1 (a,b) yang merupakan hasil interpretasi Wenner -

Schlumberger pada lintasan 1. Dari gambar tersebut terlihat bahwa kedua

gambar menunjukkan keberadaan lindi berada pada kedalaman 1,55 m - 5,40

m dan terakumulasi pada titik 10 m - 32 m. Ada sedikit perbedaan antara

hasil pengukuran dengan konfigurasi Wenner dan Schlumberger, yaitu

terletak pada skala nilai resistivitas. Namun perbedaan skala nilai resistivitas

pada konfigurasi Wenner dan Schlumberger tidak besar, karena kedua

metode ini masih menunjukkan hasil yang mengindikasikan keberadaan lindi

yaitu dengan nilai resistivitas di bawah 10 Ωm. Kalau diperhatikan

kedalaman masing-masing akumulasi lindi, semakin ke kiri akumulasi lindi

terlihat semakin dalam. Hal ini menunjukkan bahwa lindi tersebut merembes

atau mengalir dari arah timur ke arah barat mengikuti gaya gravitasi, dimana

di arah barat dari TPA ketinggian tanah cenderung lebih rendah dan bahkan

sangat curam, hal ini dapat dilihat dari peta kontur TPA Temesi.

Page 85: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

64

6.1.2 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 2

Lintasan 2 sesuai dengan Gambar 5.2 (a,b) terdapat sedikit perbedaan

antara hasil tampilan inversi Res2dinv dengan konfigurasi Wenner dan

konfigurasi Schlumberger. Perbedaan terdapat pada besarnya konsentrasi lindi

yang berada di bawah lapisan tanah, dimana dengan metode Wenner

menunjukkan konsentrasi lindi relatif lebih sedikit akan tetapi lebih menyebar.

Daerah pertama lindi berada titik-titik 13 m – 23 m di kedalaman 3 m – 8,4 m

dan daerah kedua berada pada titik 30 m – 40 m di kedalaman 4 m – 8 m. Nilai

resistivitas yang terukur adalah sebesar 1,84 – 7,36 Ωm.

Kedalaman masing-masing akumulasi lindi semakin ke kanan akumulasi

lindi terlihat semakin dalam. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kenyataan

yang ada di lapangan lindi tersebut merembes atau mengalir dari arah utara ke

arah selatan dimana di arah selatan dari TPA kontur tanah sangat curam.

Merembesnya lindi ke dataran yang lebih rendah diakibatkan oleh adanya gaya

gravitasi dimana cairan akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.

6.1.3 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 3

Hasil interpretasi pada lintasan 3 dengan konfigurasi Wenner dan

Schlumberger yang ditampilkan pada Gambar 5.3 (a,b) nampak relatif

sama. Hasil interpretasi tersebut menunjukkan bahwa lindi berada pada dua

tempat yang berbeda. Dimana daerah yang pertama menunjukkan lindi

Page 86: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

65

terdapat di kedalaman 2 m - 3,5 m pada titik 6,5 m - 9 m. Daerah yang kedua

lindi terdapat di kedalaman 2,70 m - 3,5 m dan pada titik 23 m – 33 m

dengan nilai resistivitas sebesar 3,22 – 9,87 Ωm.

Terpisahnya akumulasi lindi tersebut mungkin disebabkan oleh adanya

material yang keras di dalam tanah misalnya batu atau material lainnya.

Kedalaman masing-masing akumulasi lindi semakin ke kanan akumulasi

lindi terlihat semakin dalam. Hal ini menunjukkan bahwa lindi tersebut

merembes atau mengalir ke arah selatan dimana di arah selatan dari TPA

kontur tanah lebih rendah. Disamping itu juga merembesnya lindi

diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi.

6.1.4 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 4

Gambar 5.4 (a,b) menunjukkan hasil interpretasi yang hampir sama

meskipun dengan konfigurasi yang berbeda yaitu dengan konfigurasi Wenner

dan Schlumberger. Ditinjau dari kedua gambar tersebut dapat dilihat kemiripan

gambar yang ditampilkan dimana tampak pada kedua gambar menunjukkan

bahwa lindi berada di kedalaman menunjukkan bahwa lindi berada di

kedalaman 2,4 m - 4,37 m di bawah permukaan tanah pada bentangan titik –

titik 6,5 m – 11 m dengan nilai resistivitas sebasar 4,96 – 9,80 Ωm.

Kedalaman akumulasi lindi semakin ke kiri lindi terlihat semakin dalam

hal ini menunjukkan bahwa lindi tersebut merembes atau mengalir dari arah

Page 87: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

66

timur ke arah barat dimana di arah barat dari TPA kontur tanah sangat curam.

Disamping itu juga merembesnya lindi diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi.

6.1.5 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 5

Untuk Lintasan 5, hasil interpretasi software Res2dinv ditunjukkan pada

Gambar 5.5 (a,b). Dilihat secara umum tampilan kedua gambar di atas hampir

sama. Hasil interpretasi Res2dinv dengan konfigurasi Wenner dan

Schlumberger menunjukkan keberadaan lindi terletak di kedalaman 1,60 m -

4,50 m pada jarak 5,5 m - 14,5 m. Kalau diperhatikan letak ketinggian lintasan

pengukuran menunjukkan bahwa lindi tersebut merembes atau mengalir dari

arah selatan ke arah utara, dimana di daerah utara dari lintasan ini ketinggian

tempatnya cenderung miring ke arah utara.

6.1.6 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 6

Dari Gambar 5.6 (a,b) tersebut menunjukan bahwa lindi tersebar dari

titik 5 m – 19 m dengan kedalaman 2,80 m – 5,37 m. Semakin ke kiri

akumulasi lindi terlihat semakin dalam. Hal ini menunjukkan bahwa lindi

tersebut merembes atau mengalir dari arah utara ke arah selatan dimana di

arah selatan dari TPA kontur tanah sangat rendah. Disamping itu juga

merembesnya lindi diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi.

Page 88: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

67

6.1.7 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 7

Lintasan 7 merupakan lintasan yang sangat jauh sekitar 400 m ke arah

Selatan dari TPA dan tanahnya sangat kering. Dari Gambar 5.7 (a,b) tersebut

dapat dilihat bahwa keberadaan lindi relatif kecil dibandingkan dengan pada

lintasan yang lainnya dan berada jauh di dalam permukaan tanah. Lindi

terakumulasi pada titik 20 m – 25 m di kedalaman 4,6 m – 7,84 m. Secara

umum hasil dari kedua interpretasi ini relatif sama meskipun dengan

konfigurasi yang berbeda. Lindi tersebut merembes atau mengalir ke arah

selatan dimana di arah tenggara dari TPA kontur tanah lebih rendah rendah.

Disamping itu juga merembesnya lindi kea rah tenggara diakibatkan oleh

adanya gaya gravitasi dimana air/lindi akan selalu mengalir ke tempat yang

lebih rendah.

6.1.8 Analisa Hasil Penelitian Konfigurasi Wenner - Schlumberger

Lintasan 8

Lintasan 8 yang ditunjukkan oleh Gambar 5.8 (a,b) terletak jauh di

utara dan letaknya lebih tinggi dari TPA. Sampai pada saat dilakukan

pengukuran belum terdeteksi adanya pencemaran bawah permukaan oleh lindi.

Secara umum kedua hasil interpretasi tersebut sudah hampir sama dan

menunjukkan hasil bahwa tidak adanya lindi yang teridentifikasi. Terlihat dari

kedua gambar menunjukkan bahwa pada lintasan tersebut lapisan di bawah

permukaan tanah memiliki nilai resistivitas di atas 10 Ωm.

Page 89: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

68

6.2 Arah Rembesan dan Letak Akumulasi Lindi di TPA Temesi

Kabupaten Gianyar

Setelah dibahas arah rembesan dan letak akumulasi lindi secara khusus

pada setiap lintasan dari masing-masing konfigurasi (Wenner dan

Schlumberger), selanjutnya akan dibahas mengenai arah rembesan dan

akumulasi lindi secara umum atau menyeluruh pada TPA Temesi Gianyar.

Pada Gambar 6.1 ditampilkan arah rembesan dan letak titik-titik akumulasi

lindi di TPA Temesi Kabupaten Gianyar.

L2L3

L4

L5

L6

L7

L8

L1

L2 L3

L4

L5

L6

L7

L8

L1

TPA

U

Gambar 6.1

Arah rembesan lindi di TPA Temesi Gianyar.

Keterangan: = arah rembesan lindi dan =

akumulasi lindi

Page 90: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

69

Dari Gambar 6.1 dijelaskan bahwa tanda panah yang berwarna merah

menunjukkan arah rembesan lindi di TPA Temesi Gianyar, dimana untuk

lintasan L2, L3, L6 lindi tersebut merembes atau mengalir ke arah selatan

TPA. Faktor yang mempengaruhi lindi merembes ke arah selatan diakibatkan

areal atau dataran di selatan dari tumpukan sampah konturnya lebih rendah

dibandingkan dengan tempat tumpukan sampah. Karena lindi merupakan

cairan atau fluida maka lindi tersebut akan cenderung mengalir dari daerah

yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah (pengaruh gravitasi). Faktor lain

yang mempengaruhi lindi cenderung mengalir ke arah selatan TPA adalah

terdapat air yang berasal dari irigasi sawah yang sebagian melalui tumpukan

sampah, hal ini memicu pergerakan lindi lebih cepat menyebar dan masuk ke

bawah lapisan tanah dan terakumulasi di beberapa tempat seperti yang tampak

pada Gambar 6.1. Terbukti dengan pengukuran pada lintasan 7 (yang jaraknya

lebih dari 400 m di selatan TPA) masih teridentifikasi adanya lindi yang

merembes di bawah permukaan tanah. Pada lintasan ( L1, L4) rembesan lindi

mengalir mengarah ke arah barat dimana di sebelah barat dari tempat

penumpukan sampah kontur tanahnya miring dan bahkan curam. Sedangkan

untuk lintasan (L7) lindi akan merembes ke arah tenggara yang kontur

tanahnya lebih rendah disamping faktor adanya dorongan dari air kali .

Berikut ditampilkan tabel mengenai arah rembesan dan rentang

akumulasi lindi dari semua lintasan pengukuran seperti terlihat pada Tabel 6.1.

Page 91: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

70

Tabel 6.1 Arah rembesan dan rentang akumulasi lindi dari semua lintasan

pengukuran pada konfigurasi Wenner - Schlumberger.

Lintasan

(Panjang)

Arah

Rembesan

Rentang

Akumulasi(m)

Kedalaman

Rembeasan (m)

Koordinat Resistivitas

ρ (Ωm)

1

(36m)

ke Barat 22 1,55 - 5,40 8033’076” LS

115021’016”

BT

4,14 - 8,91

2

(40m)

ke Selatan 27 4,00 - 7,50 8033’746” LS

115021’013”

BT

1,84 - 7,36

3

(40m)

ke Selatan 26,5 2,00 - 4,50 8033’719” LS

115021’018”

BT

3,22 –

9,87

4

(30m)

ke Barat 4,5 2,70 - 4,37 8033’689” LS

115020’363”

BT

4,96 - 9,80

5

(30m)

ke Utara 9 1,60 - 4,50 8033’789” LS

115020’983”

BT

5,78 –

9,76

6

(30m)

ke Selatan 14 2,00 - 5,37 8033’641” LS

115020’977”

BT

6,39 - 9,34

7

(30m)

ke

Tenggara

5 5,37 - 6,91 8033’756” LS

115021’015”

BT

4,63 - 7,84

8

(30m)

- - - 8033’756” LS

115021’015”

BT

12,9

6.3 Pengaruh Air Lindi terhadap Lingkungan

Rembesan lindi yang sudah mencapai lebih dari 400 m dari pusat

timbunan sampah menunjukkan betapa cepatnya lindi tersebut mencemari

lingkungan TPA kalau dilihat dari awal berdirinya TPA yaitu Tahun 2004. Bisa

dibayangkan kalau Pemerintah dan Instansi terkait tidak tanggap atas dampak

yang telah ditimbulkan oleh adanya TPA yang masih menerapkan sistem open

Page 92: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

71

dumping, maka sudah barang tentu akan berdampak negatif terhadap

lingkungan baik terhadap sifat fisik-kimia-biologis maupun berdampak pada

kesehatan masyarakat khususnya yang bermukim di sekitar TPA. Pengaruh

pencemaran lindi terhadap lingkungan disekitar TPA antara lain dapat

berpengaruh pada perubahan sifat fisik air, suhu air, rasa, bau dan kekeruhan.

Suhu limbah yang berasal dari lindi umumnya lebih tinggi dibandingkan

dengan air yang tidak tercemar lindi. Hal ini dapat mempercepat reaksi kimia

dalam air, mengurangi kelarutan oksigen dalam air, mempercepat pengaruh

rasa dan bau.

Terkontaminasinya sumber air tanah dangkal oleh zat-zat kimia yang

terkandung dalam lindi seperti misalnya nitrit, nitrat, ammonia, kalsium,

kalium, magnesium, kesadahan, klorida, sulfat, BOD, COD, pH yang

konsentrasinya sangat tinggi akan menyebabkan terganggunya kehidupan

hewan dan binatang lainnya yang hidup di sawah disekitar TPA. Disamping itu

pula tercemarnya air bawah permukaan yang diakibatkan oleh lindi berengaruh

terhadap kesehatan penduduk terutama bagi penduduk yang bermukim di

sekitar TPA. Lindi yang semakin lama semakin banyak volumenya akan

merembes masuk ke dalam tanah yang nantinya akan menyebabkan

terkontaminasinya air bawah permukaan yang pada akhirnya akan

menyebabkan tercemarnya sumur-sumur dangkal yang dimaanfaatkan oleh

penduduk sebagai sumber air minum .

Di sebelah barat tidak jauh tempat tumpukan sampah terdapat

kali/sungai yang juga harus diwaspadai dari pencemaran oleh lindi. Sungai

Page 93: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

72

tersebut mengalir dan masih dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk

keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Jika sungai ini tercemar oleh

adanya rembesan lindi maka akan berdampak negatif bagi penduduk yang

yang masih memanfaatkan air sungai tersebut, baik penduduk yang berada di

sekitar TPA maupun penduduk yang berada di hilir disepanjang sungai.

Adanya rembesan lindi yang telah mencemari lingkungan disekitar TPA

Temesi Kabupaten Gianyar berarti melanggar pasal 29 ayat 1 point f Undang-

Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pelarangan pembuangan sampah dengan

sistem open dumping. Disamping itu juga telah melanggar Undang-Undang

No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Untuk meminimalisir pencemaran lindi terhadap lingkungan

disekitarnya diharapkan Pemerintah dan Instansi sudah seharusnya

memberikan perhatian yang lebih dan melakukan langkah-langkah terpadu

untuk pengurangan pencemaran yang diakibatkan oleh sampah dengan

menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle ( 3 R ). Upaya peran serta masyarakat

dalam reduksi sampah disumber sampah masih belum terlihat, sedangkan

kegiatan reduksi yang dilakukan pemulung di TPA masih sangat kecil. Masih

dibutuhkan reduksi sampah di TPA guna mengurangi sampah yang akan

dibuang ke TPA, sehingga perlunya pengadaan dan penerapan Tempat

Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA Temesi Kabupaten Gianyar.

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA, dimana konsep TPST ini

bertitik tolak pada aktifitas pengelolaan sampah yang untuk tujuan

Page 94: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

73

pemanfaatan kembali guna mereduksi sampah menjadi produk yang dapat

dimanfaatkan kembali.

Page 95: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

74

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Dari hasil pengukuran pada beberapa lintasan kemudian setelah

dipadukan dengan kondisi/kontur tanah di sekitar TPA, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Lindi yang terbentuk dan berada di sebelah barat timbunan sampah

(L4) dan lindi yang berada sebelah selatan dekat dengan timbunan

sampah (L2) merembes ke arah barat yang kondisi kontur tanahnya

miring ke sungai/kali. Sedangkan untuk lindi yang berada di sebelah

selatan TPA sesuai dengan pengukuran yang telah dilakukan (L1, L3,

L6, L7) lindi cenderung merembes ke arah selatan, dimana di sebelah

selatan dari timbunan sampah tersebut mempunyai kontur tanah yang

miring ke arah selatan.

2. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan titik- titik akumulasi

lindi berada di sebelah barat TPA yaitu pada koordinat : 8033’076” LS -

115021’016” BT di kedalaman 1,55 - 5,40m dan pada koordinat 8

033’689”

LS - 115020’363” BT di kedalaman 2,70 - 4,37m. Sedangkan di sebelah

selatan TPA lindi terakumulasi pada koordinat : 8033’746” LS - 115

021’013”

BT di kedalaman 4,00 - 7,50m dan pada koordinat 8033’719” LS -

115021’018” BT di kedalaman 2,00 - 4,50m serta pada koordinat 8

033’641” -

LS 115020’977” BT di kedalaman 2,00 - 5,37m. Di sebelah tenggara juga

Page 96: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

75

terdapat akumulasi lindi yang terletak pada koordinat8033’756” LS -

115021’015” BT di kedalaman 5,37 - 6,9m.

7.2 Saran

1. Untuk menghindari dampak negatif yang lebih luas dari rembesan lindi

terhadap lingkungan di sekitar TPA Temesi Gianyar, sebaiknya seluruh

instansi dan pihak terkait yang berwenang dan bertanggungjawab

terhadap pengelolaan TPA Temesi Gianyar melakukan kajian lebih

dalam dan perubahan sistem pengolahan sampah (dari sistem open

dumping beralih ke sistem sanitary landfill atau sistem control landfill).

2. Untuk masyarakat yang bermukim di sekitar areal TPA Temesi

Gianyar, terutama di areal yang teridentifikasi adanya lindi, agar tidak

menggunakan sumber air tanah dangkal di sekitar TPA sebagai

konsumsi air sehari-hari.

3. Diharapkan pada peneliti yang lain untuk meneliti lebih lanjut unsur-

unsur, zat, atau senyawa yang terkandung dalam lindi di TPA Temesi

Gianyar, ditinjau dari sifat kimia dan biologi dari lindi tersebut.

Page 97: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

76

DAFTAR PUSTAKA

Apparao, A. 1997. Development in Geoelectrical Methods. National

Geophysics Reasearce Institude Hyderabad. India.

Arbain, N.K.M., Sudana I B. 2008. Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan

Akhir Sampah Suwung Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di

Sekitarnya Di Kelurahan Pedungan Kota Denpasar. Echotropic.

Vol. 3, No.2. 55-60.

Arifin, F. 2001. Tinjauan Geohidrologi Sebagai Salah Satu Pertimbangan

Dalam Pemilihan Lokasi TPA Sampah (Studi Kasus TPA Sampah

Tamangapa Makassar). Prorgam Pascasarjana Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Armadi, N. M., 2003. Kajian Daerah Intrusi Air Laut Pada Kawasan

Pariwisata Sanur Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.

Tesis. Program Pascasarjana UNUD. Denpasar.

Azhar dan Handayani, G. 2004. Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi

Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara, Jurusan

Geofísika Terapan ITB, Bandung.

Azwar, A., 1990,. Pengantar Ilmu Lingkungan, Jakarta, Mutiara Sumber

Widya.

Bahar, Y. H. 1985. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. PT.

Wacana Utama bekerjasama dengan Pemda DKI. Jakarta.

Bahri, 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Lingkungan dengan topik

Metoda Geolistrik Resistivitas, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam ITS, Surabaya.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar, 2009-2010. Daftar Isian

Adipura.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Bali, 2007.

Peta Jenis Batuan di Pulau Bali.

http://mbojo.wordpress.com/2007/09/28/peta-jenis-tanah-bali/

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Page 98: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

77

Depkes RI. 1992. Pemberantasan Lalat. Jakarta : Ditjen PPM dan PLP.

Ditjen Cipta Karya. 1997. Sampah dan Pengelolaannya. Departemen

Pekerjaan Umum Jakarta.

Feranie, S., Iryanti M., Utari, S, dan Ardi, N.D., 2008. Zona Migrasi

Pencemaran Air di Sekitar TPA Babakan Ciparay Kabupaten

Bandung dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis.

Grandis, H dan Yudistira, T. 2002. Pencitraan Konduktivitas Bawah

Permukaan dan Aplikasinya untuk Identifikasi Penyebaran

Kontaminan.

http://www.dikti.org/p3m/abstrakHB/AbstrakHB02.pdf

Grandis, H. dan Yudistira,T. 2000. Studi Pendahuluan Identifikasi Penyebaran

Polutan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geolistrik.

Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Jakarta.

Guntar, M. S., 1999. Optimasi Pembangunan Akhir Sampah Lahan Urug

Saniter Melalui Usaha Pengomposan dan Pemulungan (studi kasus

TPA Sampah Kodya Jambi), Tesis. Program Pascasarjana UGM.

Yogyakarta.

Health Research Board, 2003. Health Environmental Effects of Land filling

and Incineration of Waste, A Literature Review. Healt Research

Board. Dublin.

Hendrajaya, L dan Idam, A. 1990. Geolistrik Tahanan Jenis. Laboratorium

Fisika Bumi Jurusan Fisika FMIPA ITB. Bandung

http://unalea.blogspot.com/2009/03/mekanisme-masuknya-air-

lindi-ke-air.html

Enri Damanhuri. 2008. Diklat Landfilling Limbah-FTSL.ITB.

http://www.itb.ac.id/wordpress/wp-content/Bag7P-

PenangananLindi.pdf.

Jagloo, K. 2002. Groundwater Risk Analysis in the Vicinity of A Landfill, A

case Study in Mauritius, Department of Land Water Resources

Engineering Royal Institute of Technology. Stockholm.

Johanis, S. B. 2002. Aplikasi Metoda Geolistrik dalam Pemantauan

Pencemaran Lingkungan (Studi Kasus:Pasir Impun Bandung).

http://gf.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbgf-gdl-s2-2002-semueljoha-

15&node=1607&start=6.

Page 99: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

78

KLH.2004. Peraturan Perundangan-undangan. Jilid 2. Jakarta.

Kodoatie, R. J., 2003, Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Yogyakarta,

Pustaka Pelajar.

Lanshkaripour, G. R. 2003. An Investigation of Groundwater Condition By

Geoelectrical Resistivity Method: A Case Study in Korin Akuifer,

Southest Iran. Journal of Spartial Hydrology 3 (1).

Muktar, A. L., Sulaiman,W. N., Ibrahim, S., Latif, A. P. dan Hanafi, M. M.

2000. Detection of Groundwater Pollution Using Resistivity

Imaging at Seri Petaling Landfill, Malaysia. Journal of

Environmental Hidroloy 8.

Mustofa,H.A. 2000. Kamus Lingkungan. Rineka Cipta, Solo.

Ngadimin, Handayani G., 2000, Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat

Monitoring Rembesan Limbah, Journal of Mathematical Science.

Vol.2 No. 06.

Ngadimin. 2001. Aplikasi Metode Geolistrik Untuk Alat Monitoring

Rembesan Limbah (Penelitian Model Fisik di

Laboratorium),vol:6,edisi:1,halaman:43-53.

Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta.

Reynolds, J. M. 1997. An Introduction to Aplied and Environmental

Geophysicsi. John Wiley and Sons Ltd. Baffins, Chichester, West

Susex PO19 IUD. England.

Rudianto,H. dan Azizah. R 2005. Studi Tentang Perbedaan Jarak Perumahan

ke TPA Sampah Open Dumping Dengan Indikator Tingkat

Kepadatan Lalat dan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan

Lingkungan, Vol.1, No.2, Januari 2005

Slamet, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Sundra, I K. 1997. Pengaruh TPA Sampah Terhadap Kualitas Air Sumur di

Wilayah Suwung.Denpasar.

Page 100: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

79

Supanca, W.W. 2003. Dasar-dasar Pemantauan, Pengawasan dan Teknik

Penilaian Pencemaran Limbah Padat. Short Course on

Enviromental Pollution Control and Management. 25 Agustus – 19

September 2003. Denpasar.

Tanauma, A. 2000. Pengaruh Pembuangan Akhir Sampah Terhadap Mutu Air

Tanah di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul.

Tesis. Pascasarjana UGM. Yogyakarta.

Telford, W. M., Geldart, L. P., Sherif, R.E dan Keys, D. D. 1988. Applied

Geophysics First Edition. Cambridge University Press.

Cambridge.New York.

Todd, D.K. 1980. Groundwater Technology. Associate Professor of Civil

Engineering California University. Jihn Wiley and Son. New York.

Wardana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi

Offset. Yogyakarta.

Widyatmoko, H dan Sintorini. 2002. Menghindari, Mengolah dan

Menyingkirkan Sampah. PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional.

Jakarta.

Page 101: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

80

Lampiran 1. Data GPS untuk menentukan peta Kontur TPA Temesi Gianyar

LONG LAT H

115.3507833 -8.5617 82.9056

115.3510167 -8.561666667 82.9056

115.351 -8.561483333 82.9056

115.3508333 -8.561466667 82.296

115.3505333 -8.561483333 82.9056

115.3503833 -8.5615 82.6008

115.3503833 -8.561216667 82.9056

115.3504167 -8.56095 84.1248

115.3503167 -8.560733333 84.1248

115.3505167 -8.5607 83.5152

115.3506167 -8.56045 83.2104

115.3507167 -8.5604 82.6008

115.3509 -8.560166667 80.772

115.3507667 -8.560166667 81.3816

115.3507833 -8.5598 80.772

115.351 -8.559766667 79.248

115.3507 -8.559816667 82.6008

115.3505667 -8.559816667 82.9056

115.3504 -8.55985 83.2104

115.35 -8.559966667 84.1248

115.3499333 -8.559833333 85.0392

Page 102: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

81

LONG LAT H

115.3497 -8.55985 84.4296

115.3495333 -8.5599 83.82

115.3494 -8.559933333 83.2104

115.3492333 -8.559983333 80.772

115.3491667 -8.56 79.5528

115.3492667 -8.56015 78.9432

115.3491833 -8.560316667 78.9432

115.3490833 -8.56035 77.4192

115.3490333 -8.5605 77.4192

115.3490833 -8.560683333 79.248

115.349 -8.5609 77.1144

115.3491167 -8.560933333 79.248

115.3493 -8.56085 81.6864

115.3493333 -8.560516667 81.0768

115.34955 -8.560483333 83.2104

115.3496667 -8.560516667 82.9056

115.3497 -8.5608 82.9056

115.3495167 -8.5609 81.6864

115.3495167 -8.561133333 81.6864

115.3492167 -8.561233333 80.772

115.3495167 -8.56155 81.6864

115.3495333 -8.561566667 81.6864

115.3493167 -8.5615 79.5528

Page 103: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

82

LONG LAT H

115.3496 -8.561883333 82.296

115.3494 -8.562083333 78.3336

115.3492333 -8.562066667 76.2

115.34915 -8.562366667 76.8096

115.3490333 -8.562383333 74.9808

115.349 -8.5626 73.7616

115.3490833 -8.562783333 77.4192

115.3491667 -8.56275 77.4192

115.34925 -8.562783333 77.724

115.34945 -8.562966667 78.6384

115.34945 -8.5632 78.0288

115.34925 -8.563216667 77.4192

115.3491167 -8.563366667 75.8952

115.3488667 -8.563316667 74.9808

115.34955 -8.56345 76.2

115.3495333 -8.563233333 76.2

115.3496167 -8.56295 76.2

115.3496333 -8.5627 78.0288

115.3496833 -8.56285 73.7616

115.3497 -8.563066667 71.628

115.3497833 -8.5631 69.7992

115.34985 -8.562933333 69.1896

115.34995 -8.562916667 68.2752

Page 104: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

83

LONG LAT H

115.3500167 -8.56285 68.8848

115.3500167 -8.56285 69.1896

115.3499167 -8.563016667 69.7992

115.3498333 -8.56315 68.58

115.3498667 -8.563316667 68.58

115.3499 -8.563216667 68.2752

115.35 -8.56305 68.8848

115.35005 -8.563033333 71.628

115.3499833 -8.563216667 71.9328

115.3500333 -8.563283333 71.0184

115.3500833 -8.563066667 74.0664

115.3501333 -8.563166667 74.3712

115.35005 -8.56335 74.0664

115.3504833 -8.563 74.9808

115.3508333 -8.562916667 72.8472

115.3507167 -8.562683333 73.7616

115.3502167 -8.5624 77.724

115.3501667 -8.562566667 77.1144

115.35005 -8.562516667 77.724

115.35005 -8.562433333 78.3336

115.34995 -8.5625 77.4192

115.34995 -8.562633333 76.2

115.3498833 -8.562433333 77.724

Page 105: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

84

LONG LAT H

115.35005 -8.562366667 77.724

115.3501333 -8.562116667 77.724

115.3501333 -8.561883333 78.3336

115.3500667 -8.56165 78.6384

115.3500667 -8.56165 78.3336

115.3503333 -8.5617 77.4192

115.3506167 -8.561733333 76.5048

115.3503667 -8.562 77.1144

115.35075 -8.562116667 76.2

115.351 -8.562116667 74.676

115.351 -8.562266667 74.9808

115.3509667 -8.562433333 74.676

115.3507667 -8.562466667 74.676

115.35095 -8.56265 74.3712

115.3506 -8.562433333 75.5904

115.3503667 -8.5613 76.8096

115.3502 -8.5606 79.5528

115.3499667 -8.560233333 80.772

Page 106: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

85

Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Pengukuran dengan Metode Wenner

Tabel. 5.1 Data hasil pengukuran pada lintasan 1 (36 m) dengan konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k (m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 621 578 12.56 3 2 13.49439

2 1 1 3 579 561 12.56 5 2 12.96299

3 1 1 3 572.25 555 12.56 7 2 12.95038

4 1 1 3 429.9 435 12.56 9 2 12.41274

5 1 1 3 593.55 551 12.56 11 2 13.52992

6 1 1 3 524.7 543 12.56 13 2 12.13671

7 1 1 3 411 465 12.56 15 2 11.10142

8 1 1 3 529.5 556 12.56 17 2 11.96137

9 1 1 3 407.25 550 12.56 19 2 9.300109

10 1 1 3 583.2 553 12.56 21 2 13.24592

11 1 1 3 538.65 549 12.56 23 2 12.32321

12 1 1 3 358.5 375 12.56 25 2 12.00736

13 1 1 3 597.45 485 12.56 27 2 15.47211

14 1 1 3 485.25 560 12.56 29 2 10.88346

15 1 1 3 305.85 267 12.56 31 2 14.38755

16 1 1 3 648 563 12.56 33 2 14.45627

17 2 2 6 193.05 399 25.12 6 4 12.15392

18 2 2 6 327.15 558 25.12 8 4 14.72761

19 2 2 6 284.55 557 25.12 10 4 12.83285

20 2 2 6 236.55 540 25.12 12 4 11.00396

21 2 2 6 231.15 550 25.12 14 4 10.55725

22 2 2 6 223.2 531 25.12 16 4 10.55892

23 2 2 6 112.05 323 25.12 18 4 8.714229

24 2 2 6 119.4 325 25.12 20 4 9.228702

25 2 2 6 214.35 533 25.12 22 4 10.1022

26 2 2 6 132.3 385 25.12 24 4 8.632145

27 2 2 6 184.65 557 25.12 26 4 8.327483

28 2 2 6 146.85 545 25.12 28 4 6.768572

29 2 2 6 209.1 531 25.12 30 4 9.891887

30 2 2 6 198.45 500 25.12 32 4 9.970128

31 3 3 9 199.35 562 37.68 9 6 13.36567

32 3 3 9 206.25 556 37.68 11 6 13.97752

33 3 3 9 164.4 550 37.68 13 6 11.26289

Page 107: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

86

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k (m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

34 3 3 9 133.35 554 37.68 15 6 9.069726

35 3 3 9 132.6 524 37.68 17 6 9.535053

36 3 3 9 91.95 389 37.68 19 6 8.906622

37 3 3 9 87.45 399 37.68 21 6 8.258436

38 3 3 9 126.75 532 37.68 23 6 8.977331

39 3 3 9 110.4 335 37.68 25 6 12.41753

40 4 4 12 128.25 492 50.24 12 8 13.0961

41 4 4 12 135.3 526 50.24 14 8 12.92295

42 4 4 12 75.15 389 50.24 16 8 9.705748

43 4 4 12 104.85 536 50.24 18 8 9.827731

44 4 4 12 95.85 532 50.24 20 8 9.051699

45 4 4 12 77.55 433 50.24 22 8 8.997949

46 5 5 15 89.4 538 62.8 15 10 10.43554

47 5 5 15 99 529 62.8 17 10 11.75274

48 5 5 15 88.8 551 62.8 19 10 10.12094

49 5 5 15 828 530 62.8 21 10 98.11019

50 6 6 18 79.05 557 75.36 18 12 10.69517

Tabel 5.2 Data Hasil Pengamatan Lintasan 2 (40m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 1180 801 12.56 3 2 18.5029

2 1 1 3 987.5 771 12.56 5 2 16.0869

3 1 1 3 783.5 645 12.56 7 2 15.257

4 1 1 3 852.5 679 12.56 9 2 15.7694

5 1 1 3 701 631 12.56 11 2 13.9533

6 1 1 3 685 674 12.56 13 2 12.765

7 1 1 3 612.25 554 12.56 15 2 13.8806

8 1 1 3 538 479 12.56 17 2 14.1071

9 1 1 3 470.5 551 12.56 19 2 10.725

10 1 1 3 462.5 422 12.56 21 2 13.7654

11 1 1 3 397.5 447 12.56 23 2 11.1691

12 1 1 3 416 441 12.56 25 2 11.848

13 1 1 3 373 389 12.56 27 2 12.0434

14 1 1 3 388.25 407 12.56 29 2 11.9814

Page 108: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

87

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k (m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

15 1 1 3 319.25 351 12.56 31 2 11.4239

16 1 1 3 495.5 440 12.56 33 2 14.1443

17 1 1 3 422.5 355 12.56 35 2 14.9482

18 1 1 3 452.75 317 12.56 37 2 17.9386

19 1 1 3 405.5 335 12.56 39 2 15.2032

20 1 1 3 408.25 265 12.56 41 2 19.3495

21 1 1 3 545.75 305 12.56 43 2 22.4742

22 1 1 3 347 276 12.56 45 2 15.791

23 1 1 3 436.5 222 12.56 47 2 24.6957

24 2 2 6 206.25 326 25.12 6 4 15.8926

25 2 2 6 157.75 267 25.12 8 4 14.8415

26 2 2 6 129 247 25.12 10 4 13.1194

27 2 2 6 89.75 207 25.12 12 4 10.8914

28 2 2 6 107.5 202 25.12 14 4 13.3683

29 2 2 6 87.5 174 25.12 16 4 12.6322

30 2 2 6 71 161 25.12 18 4 11.0778

31 2 2 6 73 156 25.12 20 4 11.7549

32 2 2 6 65 150 25.12 22 4 10.8853

33 2 2 6 76.25 158 25.12 24 4 12.1228

34 2 2 6 66.75 141 25.12 26 4 11.8919

35 2 2 6 58 134 25.12 28 4 10.8728

36 2 2 6 54.75 129 25.12 30 4 10.6614

37 2 2 6 48 121 25.12 32 4 9.96496

38 2 2 6 46.5 121 25.12 34 4 9.65355

39 2 2 6 58 119 25.12 36 4 12.2434

40 2 2 6 52 110 25.12 38 4 11.8749

41 2 2 6 54.5 108 25.12 40 4 12.6763

42 2 2 6 57.75 117 25.12 42 4 12.399

43 2 2 6 65 115 25.12 44 4 14.1983

44 3 3 9 81 182 37.68 9 6 16.7697

45 3 3 9 58 143 37.68 11 6 15.2828

46 3 3 9 51.25 130 37.68 13 6 14.8546

47 3 3 9 40 120 37.68 15 6 12.56

48 3 3 9 37 115 37.68 17 6 12.1231

49 3 3 9 31 117 37.68 19 6 9.98359

50 3 3 9 18 111 37.68 21 6 6.11027

51 3 3 9 35 109 37.68 23 6 12.0991

Page 109: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

88

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k (m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

52 3 3 9 30.25 105 37.68 25 6 10.8554

53 3 3 9 36.5 105 37.68 27 6 13.0983

54 3 3 9 33.5 102 37.68 29 6 12.3753

55 3 3 9 24.25 103 37.68 31 6 8.87126

56 3 3 9 32.5 98 37.68 33 6 12.4959

57 3 3 9 29.25 92 37.68 35 6 11.9798

58 3 3 9 31.75 93 37.68 37 6 12.8639

59 3 3 9 37.5 97 37.68 39 6 14.567

60 3 3 9 33.5 96 37.68 41 6 13.1488

61 4 4 12 32.75 121 50.24 12 8 13.598

62 4 4 12 25.5 106 50.24 14 8 12.086

63 4 4 12 27.5 103 50.24 16 8 13.4136

64 4 4 12 30.25 102 50.24 18 8 14.8996

65 4 4 12 26.75 98 50.24 20 8 13.7135

66 4 4 12 195 101 50.24 22 8 96.998

67 4 4 12 27.25 97 50.24 24 8 14.1138

68 4 4 12 20.5 97 50.24 26 8 10.6177

69 4 4 12 23 96 50.24 28 8 12.0367

70 4 4 12 22.5 90 50.24 30 8 12.56

71 4 4 12 26 87 50.24 32 8 15.0143

72 4 4 12 17.75 85 50.24 34 8 10.4913

73 4 4 12 19.25 92 50.24 36 8 10.5122

74 4 4 12 26.5 85 50.24 38 8 15.6631

75 5 5 15 24.25 108 62.8 15 10 14.1009

76 5 5 15 22.5 95 62.8 17 10 14.8737

77 5 5 15 19 89 62.8 19 10 13.4067

78 5 5 15 23.5 90 62.8 21 10 16.3978

79 5 5 15 19.25 83 62.8 23 10 14.5651

80 5 5 15 15 86 62.8 25 10 10.9535

81 5 5 15 224.75 613 62.8 27 10 23.025

82 5 5 15 202 515 62.8 29 10 24.6322

83 5 5 15 193.25 746 62.8 31 10 16.2682

84 5 5 15 202.5 703 62.8 33 10 18.0896

85 5 5 15 207.25 710 62.8 35 10 18.3314

86 6 6 18 195.25 732 75.36 18 12 20.1011

87 6 6 18 180 742 75.36 20 12 18.2814

88 6 6 18 164.75 712 75.36 22 12 17.4376

Page 110: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

89

89 6 6 18 142.25 630 75.36 24 12 17.0158

90 6 6 18 131 600 75.36 26 12 16.4536

91 6 6 18 127 576 75.36 28 12 16.6158

92 6 6 18 120.25 567 75.36 30 12 15.9824

93 6 6 18 128.25 546 75.36 32 12 17.7013

94 7 7 21 137 523 87.92 21 14 23.0307

95 7 7 21 107 542 87.92 23 14 17.3569

96 7 7 21 91.25 462 87.92 25 14 17.3652

97 7 7 21 83 415 87.92 27 14 17.584

98 7 7 21 86 395 87.92 29 14 19.1421

99 8 8 24 75.75 441 100.48 24 16 17.2593

100 8 8 24 78.75 385 100.48 26 16 20.5527

Tabel 5.3 Data Hasil Pengamatan Lintasan 3 (40m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 764.2 520 12.56 3 2 18.4585

2 1 1 3 768.5 496 12.56 5 2 19.4592

3 1 1 3 691.4 511 12.56 7 2 16.9933

4 1 1 3 687.3 483 12.56 9 2 17.872

5 1 1 3 789.1 503 12.56 11 2 19.705

6 1 1 3 751.8 522 12.56 13 2 18.0893

7 1 1 3 799.2 505 12.56 15 2 19.8782

8 1 1 3 830.4 546 12.56 17 2 19.1026

9 1 1 3 776.3 526 12.56 19 2 18.5361

10 1 1 3 717.1 529 12.56 21 2 17.0265

11 1 1 3 805.0 540 12.56 23 2 18.723

12 1 1 3 662.2 480 12.56 25 2 17.328

13 1 1 3 779.4 511 12.56 27 2 19.1577

14 1 1 3 763.6 498 12.56 29 2 19.2599

15 1 1 3 676.8 468 12.56 31 2 18.1632

16 1 1 3 770.9 489 12.56 33 2 19.8015

17 1 1 3 663.5 483 12.56 35 2 17.2526

18 1 1 3 755.2 495 12.56 37 2 19.1631

19 2 2 6 149.8 504 25.12 6 4 7.46438

20 2 2 6 129.2 510 25.12 8 4 6.36248

21 2 2 6 161.2 516 25.12 10 4 7.84688

Page 111: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

90

22 2 2 6 345.5 509 25.12 12 4 17.051

23 2 2 6 318.1 504 25.12 14 4 15.8545

24 2 2 6 139.8 521 25.12 16 4 6.74024

25 2 2 6 81.1 385 25.12 18 4 5.28829

26 2 2 6 371.5 515 25.12 20 4 18.1207

27 2 2 6 84.9 469 25.12 22 4 4.54492

28 2 2 6 59.3 469 25.12 24 4 3.17475

29 2 2 6 89.2 514 25.12 26 4 4.35919

30 2 2 6 107.3 486 25.12 28 4 5.54782

31 2 2 6 83.9 489 25.12 30 4 4.30832

32 2 2 6 57.5 450 25.12 32 4 3.20921

33 3 3 9 292.6 536 37.68 9 6 20.5693

34 3 3 9 275.4 521 37.68 11 6 19.9176

35 3 3 9 281.3 514 37.68 13 6 20.6214

36 3 3 9 268.7 493 37.68 15 6 20.5367

37 3 3 9 266.7 489 37.68 17 6 20.5506

38 3 3 9 258.7 464 37.68 19 6 21.0082

39 3 3 9 261.4 479 37.68 21 6 20.5627

40 3 3 9 283 506 37.68 23 6 21.074

41 3 3 9 274.8 504 37.68 25 6 20.5446

42 3 3 9 288.8 496 37.68 27 6 21.9395

43 3 3 9 286.1 505 37.68 29 6 21.347

44 3 3 9 293.5 493 37.68 31 6 22.4322

45 4 4 12 246.8 520 50.24 12 8 23.8447

46 4 4 12 246 498 50.24 14 8 24.8173

47 4 4 12 222.3 463 50.24 16 8 24.1217

48 4 4 12 239.2 496 50.24 18 8 24.2286

49 4 4 12 230.7 466 50.24 20 8 24.872

50 4 4 12 242 520 50.24 22 8 23.3809

51 4 4 12 234.6 460 50.24 24 8 25.6224

52 4 4 12 251.9 493 50.24 26 8 25.6703

53 4 4 12 258.9 494 50.24 28 8 26.3302

54 5 5 15 231.3 516 62.8 15 10 28.1505

55 5 5 15 215.2 483 62.8 17 10 27.9805

56 5 5 15 221.3 493 62.8 19 10 28.1899

57 5 5 15 224.9 471 62.8 21 10 29.9867

58 5 5 15 212.4 461 62.8 23 10 28.9343

59 5 5 15 231 489 62.8 25 10 29.6663

Page 112: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

91

60 6 6 18 210 500 75.36 18 12 31.6512

61 6 6 18 206.5 469 75.36 20 12 33.1809

62 6 6 18 213.7 485 75.36 22 12 33.205

Tabel 5.4 Data Hasil Pengamatan Lintasan 4 (30m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 190.1 979 12.56 3 2 2.43887

2 1 1 3 300.6 763 12.56 5 2 4.94828

3 1 1 3 169.1 680 12.56 7 2 3.12338

4 1 1 3 408 863 12.56 9 2 5.93798

5 1 1 3 181.8 397 12.56 11 2 5.75166

6 1 1 3 448 697 12.56 13 2 8.073

7 1 1 3 291.7 482 12.56 15 2 7.60115

8 1 1 3 249.9 689 12.56 17 2 4.55551

9 1 1 3 237.6 543 12.56 19 2 5.49587

10 1 1 3 210.1 544 12.56 21 2 4.85084

11 1 1 3 196.7 227 12.56 23 2 10.8835

12 1 1 3 28.6 275 12.56 25 2 1.30624

13 1 1 3 147.7 618 12.56 27 2 3.0018

14 2 2 6 394.8 901 25.12 6 4 11.0071

15 2 2 6 550 546 25.12 8 4 25.304

16 2 2 6 729 634 25.12 10 4 28.884

17 2 2 6 784 774 25.12 12 4 25.4445

18 2 2 6 422 333 25.12 14 4 31.8338

19 2 2 6 486 457 25.12 16 4 26.714

20 2 2 6 552 560 25.12 18 4 24.7611

21 2 2 6 542 482 25.12 20 4 28.247

22 2 2 6 592 531 25.12 22 4 28.0057

23 2 2 6 827 823 25.12 24 4 25.2421

24 3 3 9 322.5 839 37.68 9 6 14.4837

25 3 3 9 270.7 438 37.68 11 6 23.2876

26 3 3 9 219 354 37.68 13 6 23.3105

27 3 3 9 248.1 499 37.68 15 6 18.7343

28 3 3 9 197.9 501 37.68 17 6 14.884

29 3 3 9 272.9 611 37.68 19 6 16.8296

30 3 3 9 296 688 37.68 21 6 16.2112

Page 113: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

92

31 4 4 12 209.7 558 50.24 12 8 18.8805

32 4 4 12 179.5 521 50.24 14 8 17.3092

33 4 4 12 179.8 563 50.24 16 8 16.0447

34 4 4 12 204.6 668 50.24 18 8 15.3879

35 5 5 15 106 357 62.8 15 10 18.6465

Tabel 5.5 Data Hasil Pengamatan Lintasan 5 (30m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 1026.4 562 12.56 3 2 22.93808

2 1 1 3 918.5 522 12.56 5 2 22.1

3 1 1 3 900.9 478 12.56 7 2 23.6728

4 1 1 3 647.0 416 12.56 9 2 19.53365

5 1 1 3 788.4 404 12.56 11 2 24.50941

6 1 1 3 778.9 394 12.56 13 2 24.83046

7 1 1 3 604.1 353 12.56 15 2 21.49377

8 1 1 3 628.4 332 12.56 17 2 23.7741

9 1 1 3 521.6 324 12.56 19 2 20.22099

10 1 1 3 616.9 310 12.56 21 2 24.99613

11 1 1 3 573.2 298 12.56 23 2 24.15973

12 1 1 3 483.0 284 12.56 25 2 21.36268

13 1 1 3 502.4 280 12.56 27 2 22.535

14 2 2 6 287.5 332 25.12 6 4 21.75337

15 2 2 6 67.9 318 25.12 8 4 5.367296

16 2 2 6 90.4 308 25.12 10 4 7.371818

17 2 2 6 80.3 290 25.12 12 4 6.957793

18 2 2 6 199.1 280 25.12 14 4 17.85843

19 2 2 6 233.3 276 25.12 16 4 21.2358

20 2 2 6 209.0 228 25.12 18 4 23.02526

21 2 2 6 231.4 242 25.12 20 4 24.01934

22 2 2 6 229.3 237 25.12 22 4 24.30008

23 2 2 6 217.3 237 25.12 24 4 23.02819

24 3 3 9 161.2 263 37.68 9 6 23.09658

25 3 3 9 164.8 257 37.68 11 6 24.16444

26 3 3 9 165.1 251 37.68 13 6 24.78

27 3 3 9 135.0 223 37.68 15 6 22.80601

28 3 3 9 141.7 235 37.68 17 6 22.72094

Page 114: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

93

29 3 3 9 144.2 227 37.68 19 6 23.93991

30 3 3 9 144.2 230 37.68 21 6 23.62991

31 4 4 12 93.9 220 50.24 12 8 21.44145

32 4 4 12 94.6 235 50.24 14 8 20.22477

33 4 4 12 99.6 223 50.24 16 8 22.42951

34 4 4 12 104.2 215 50.24 18 8 24.34763

35 5 5 15 80.0 214 62.8 15 10 23.48364

Tabel 5.6 Data Hasil Pengamatan Lintasan 6 (30m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 611.4 558 12.56 3 2 13.762847

2 1 1 3 604.9 573 12.56 5 2 13.26

3 1 1 3 641.2 567 12.56 7 2 14.203682

4 1 1 3 392.3 565 12.56 9 2 8.7201923

5 1 1 3 667.4 570 12.56 11 2 14.705644

6 1 1 3 680.9 574 12.56 13 2 14.898274

7 1 1 3 590.4 575 12.56 15 2 12.896261

8 1 1 3 651.9 574 12.56 17 2 14.264458

9 1 1 3 556.4 576 12.56 19 2 12.132593

10 1 1 3 672.3 563 12.56 21 2 14.997677

11 1 1 3 647.5 561 12.56 23 2 14.495839

12 1 1 3 585.8 574 12.56 25 2 12.817606

13 1 1 3 606.1 563 12.56 27 2 13.521

14 2 2 6 163.4 582 25.12 6 4 7.0520241

15 2 2 6 175.2 570 25.12 8 4 7.7203774

16 2 2 6 201.1 566 25.12 10 4 8.9230909

17 2 2 6 161.1 564 25.12 12 4 7.1746759

18 2 2 6 173.2 564 25.12 14 4 7.7150571

19 2 2 6 294.7 581 25.12 16 4 12.741478

20 2 2 6 176.7 568 25.12 18 4 7.8151579

21 2 2 6 259.4 571 25.12 20 4 11.411603

22 2 2 6 263.7 572 25.12 22 4 11.580051

23 2 2 6 281.4 574 25.12 24 4 12.316911

24 3 3 9 212.6 578 37.68 9 6 13.857947

25 3 3 9 220.1 572 37.68 11 6 14.498661

26 3 3 9 222.5 564 37.68 13 6 14.868

Page 115: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

94

27 3 3 9 199.7 550 37.68 15 6 13.683605

28 3 3 9 201.9 558 37.68 17 6 13.632562

29 3 3 9 218.8 574 37.68 19 6 14.363947

30 3 3 9 217.1 577 37.68 21 6 14.177948

31 4 4 12 144.7 565 50.24 12 8 12.864873

32 4 4 12 138.6 574 50.24 14 8 12.13486

33 4 4 12 150.8 563 50.24 16 8 13.457704

34 4 4 12 163.1 561 50.24 18 8 14.608577

35 5 5 15 129.5 577 62.8 15 10 14.090187

Tabel 5.7 Data Hasil Pengamatan Lintasan 7 (40m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 1044.0 490 12.56 3 2 26.76049

2 1 1 3 1055.3 448 12.56 5 2 29.584688

3 1 1 3 1041.2 397 12.56 7 2 32.940907

4 1 1 3 911.3 363 12.56 9 2 31.529752

5 1 1 3 637.9 322 12.56 11 2 24.881087

6 1 1 3 553.7 280 12.56 13 2 24.838521

7 1 1 3 498.2 266 12.56 15 2 23.521669

8 1 1 3 445.7 255 12.56 17 2 21.954141

9 1 1 3 411.7 221 12.56 19 2 23.400244

10 1 1 3 443.8 215 12.56 21 2 25.927367

11 1 1 3 372.9 195 12.56 23 2 24.021138

12 1 1 3 353.4 172 12.56 25 2 25.808128

13 1 1 3 418.6 187 12.56 27 2 28.117059

14 1 1 3 442.5 188 12.56 29 2 29.56366

15 1 1 3 375.5 182 12.56 31 2 25.915352

16 1 1 3 379.8 176 12.56 33 2 27.103909

17 1 1 3 387.0 165 12.56 35 2 29.458909

18 1 1 3 315.9 151 12.56 37 2 26.276185

19 2 2 6 185.9 214 25.12 6 4 21.815664

20 2 2 6 171.5 196 25.12 8 4 21.973592

21 2 2 6 221.9 182 25.12 10 4 30.620176

Page 116: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

95

22 2 2 6 178.0 165 25.12 12 4 27.095345

23 2 2 6 156.6 157 25.12 14 4 25.056

24 2 2 6 161.3 156 25.12 16 4 25.977462

25 2 2 6 211.7 137 25.12 18 4 38.821401

26 2 2 6 115.9 126 25.12 20 4 23.101429

27 2 2 6 126.9 142 25.12 22 4 22.448789

28 2 2 6 104.4 126 25.12 24 4 20.813714

29 2 2 6 83.3 123 25.12 26 4 17.001951

30 2 2 6 115.4 120 25.12 28 4 24.1623

31 2 2 6 124.0 122 25.12 30 4 25.526656

32 2 2 6 90.5 103 25.12 32 4 22.059262

33 3 3 9 111.6 228 37.68 9 6 18.443368

34 3 3 9 112.1 172 37.68 11 6 24.546767

35 3 3 9 99.7 140 37.68 13 6 26.826814

36 3 3 9 94.7 131 37.68 15 6 27.246092

37 3 3 9 64.4 120 37.68 17 6 20.2059

38 3 3 9 76.5 114 37.68 19 6 25.285263

39 3 3 9 77.9 119 37.68 21 6 24.650319

40 3 3 9 67.0 111 37.68 23 6 22.760757

41 3 3 9 33.0 105 37.68 25 6 11.831657

42 3 3 9 28.0 103 37.68 27 6 10.233087

43 3 3 9 26.9 102 37.68 29 6 9.945

44 3 3 9 64.6 108 37.68 31 6 22.5295

45 4 4 12 93.8 161 50.24 12 8 29.278062

46 4 4 12 78.8 141 50.24 14 8 28.059574

47 4 4 12 79.7 128 50.24 16 8 31.262625

48 4 4 12 71.3 110 50.24 18 8 32.576073

49 4 4 12 77.0 153 50.24 20 8 25.267765

50 4 4 12 71.1 142 50.24 22 8 25.15538

51 4 4 12 18.5 131 50.24 24 8 7.1104122

52 4 4 12 21.9 129 50.24 26 8 8.5229302

53 4 4 12 27.8 133 50.24 28 8 10.512677

54 5 5 15 90.5 166 62.8 15 10 34.218434

55 5 5 15 74.0 141 62.8 17 10 32.97

56 5 5 15 70.4 126 62.8 19 10 35.100714

57 5 5 15 67.1 132 62.8 21 10 31.899545

58 5 5 15 59.6 117 62.8 23 10 32.003846

59 5 5 15 45.5 116 62.8 25 10 24.60569

Page 117: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

96

60 6 6 18 14.0 127 75.36 18 12 8.2865197

61 6 6 18 13.7 115 75.36 20 12 8.9762087

62 6 6 18 14.6 114 75.36 22 12 9.6271579

Tabel 5.8 Data Hasil Pengamatan Lintasan 8 (30m) dengan Konfigurasi

Wenner

No. n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp a (m) Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 379.1 548 12.56 3 2 8.689708

2 1 1 3 498.8 544 12.56 5 2 11.51551

3 1 1 3 1697.5 542 12.56 7 2 39.3369

4 1 1 3 1785.0 536 12.56 9 2 41.82761

5 1 1 3 1624.0 543 12.56 11 2 37.56435

6 1 1 3 1743.6 538 12.56 13 2 40.70513

7 1 1 3 1655.5 541 12.56 15 2 38.43453

8 1 1 3 1906.6 537 12.56 17 2 44.59482

9 1 1 3 1799.0 540 12.56 19 2 41.84341

10 1 1 3 1683.5 540 12.56 21 2 39.15748

11 1 1 3 1825.6 535 12.56 23 2 42.85858

12 1 1 3 1653.0 532 12.56 25 2 39.02579

13 1 1 3 1806.0 540 12.56 27 2 42.00622

14 2 2 6 1104.3 539 25.12 6 4 51.46338

15 2 2 6 1123.2 546 25.12 8 4 51.67313

16 2 2 6 302.5 545 25.12 10 4 13.94482

17 2 2 6 223.9 541 25.12 12 4 10.39447

18 2 2 6 204.8 541 25.12 14 4 9.510943

19 2 2 6 158.3 541 25.12 16 4 7.349508

20 2 2 6 387.9 540 25.12 18 4 18.04507

21 2 2 6 927.9 530 25.12 20 4 43.97722

22 2 2 6 1017.5 532 25.12 22 4 48.04558

23 2 2 6 961.6 538 25.12 24 4 44.89941

24 3 3 9 669.8 542 37.68 9 6 46.56643

25 3 3 9 653.3 541 37.68 11 6 45.50067

26 3 3 9 669.4 541 37.68 13 6 46.62202

Page 118: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

97

27 3 3 9 761.4 540 37.68 15 6 53.12907

28 3 3 9 754.6 535 37.68 17 6 53.14824

29 3 3 9 716.7 536 37.68 19 6 50.38375

30 3 3 9 207.9 538 37.68 21 6 14.56224

31 4 4 12 196.8 537 50.24 12 8 18.40747

32 4 4 12 1128.6 539 50.24 14 8 105.2009

33 4 4 12 1126.8 538 50.24 16 8 105.2239

34 4 4 12 105.6 541 50.24 18 8 9.804606

35 5 5 15 77.0 543 62.8 15 10 8.901731

Page 119: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

98

Lampiran 3. Tabulasi Data Hasil Pengukuran dengan Metode Schlumberger

Tabel 5.9 Data pengukuran pada lintasan 1 (36 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) Dp Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 1656.0 578 12.56 3 35.9850519

2 1 1 3 1544.0 561 12.56 5 34.5679857

3 1 1 3 1526.0 555 12.56 7 34.5343423

4 1 1 3 1146.4 435 12.56 9 33.1006529

5 1 1 3 1582.8 551 12.56 11 36.0797967

6 1 1 3 1399.2 543 12.56 13 32.3645525

7 1 1 3 1096.0 465 12.56 15 29.6037849

8 1 1 3 880.8 556 12.56 17 19.8972086

9 1 1 3 560.5 550 12.56 19 12.7997818

10 1 1 3 850.7 553 12.56 21 19.3215045

11 1 1 3 1436.4 549 12.56 23 32.8619016

12 1 1 3 956.0 375 12.56 25 32.0196267

13 1 1 3 1593.2 485 12.56 27 41.2589526

14 1 1 3 1294.0 560 12.56 29 29.0225714

15 1 1 3 815.6 267 12.56 31 38.3668015

16 1 1 3 1728.0 563 12.56 33 38.5500533

17 2 1 5 452.8 543 37.68 5 31.4208177

18 2 1 5 372.4 415 37.68 7 33.8121253

19 2 1 5 284.8 551 37.68 9 19.4759782

20 2 1 5 212.4 536 37.68 11 14.931403

21 2 1 5 280.4 537 37.68 13 19.6749944

22 2 1 5 224.3 539 37.68 15 15.6801929

23 2 1 5 57.0 251 37.68 17 8.55681275

24 2 1 5 165.8 549 37.68 19 11.3794973

25 2 1 5 200.3 523 37.68 21 14.4307916

26 2 1 5 198.4 362 37.68 23 20.6511381

27 2 1 5 257.9 521 37.68 25 18.6519616

28 2 1 5 189.3 531 37.68 27 13.4328136

29 2 1 5 193.4 519 37.68 29 14.0410636

30 2 1 5 155.5 530 37.68 31 11.0551698

Page 120: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

99

31 3 1 7 162.3 551 75.36 7 22.1976915

32 3 1 7 97.2 554 75.36 9 13.2220072

33 3 1 7 146.2 549 75.36 11 20.0685464

34 3 1 7 186.0 547 75.36 13 25.6251554

35 3 1 7 121.9 540 75.36 15 17.0118222

36 3 1 7 58.7 543 75.36 17 8.14665193

37 3 1 7 43.9 400 75.36 19 8.27076

38 3 1 7 72.2 393 75.36 21 13.8447634

39 3 1 7 134.4 522 75.36 23 19.4030345

40 3 1 7 110.1 525 75.36 25 15.8040686

41 3 1 7 143.6 533 75.36 27 20.3033696

42 3 1 7 33.2 520 75.36 29 4.81144615

43 4 1 9 78.4 545 125.6 9 18.0679633

44 4 1 9 53.9 549 125.6 11 12.3312204

45 4 1 9 100.7 544 125.6 13 23.2498529

46 4 1 9 69.6 540 125.6 15 16.1884444

47 4 1 9 40.7 522 125.6 17 9.79295019

48 4 1 9 42.9 388 125.6 19 13.8872165

49 4 1 9 23.6 217 125.6 21 13.6597235

50 4 1 9 75.2 520 125.6 23 18.1636923

51 4 1 9 82.8 534 125.6 25 19.4750562

52 4 1 9 63.6 522 125.6 27 15.3029885

53 5 1 11 49.1 540 188.4 11 17.1304444

54 5 1 11 79.6 543 188.4 13 27.6181215

55 5 1 11 38.3 535 188.4 15 13.4873271

56 5 1 11 18.5 399 188.4 17 8.73533835

57 5 1 11 57.2 523 188.4 19 20.6051243

58 5 1 11 81.2 524 188.4 21 29.1948092

59 5 1 11 33.6 437 188.4 23 14.4856751

60 5 1 11 66.4 521 188.4 25 24.0110557

61 6 1 13 25.5 539 263.76 13 12.4784416

62 6 1 13 21.0 393 263.76 15 14.0940458

63 6 1 13 21.0 519 263.76 17 10.6723699

64 6 1 13 24.0 518 263.76 19 12.2205405

65 6 1 13 31.2 533 263.76 21 15.4396098

Page 121: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

100

66 6 1 13 33.6 522 263.76 23 16.9776552

67 7 1 15 44.4 527 351.68 15 29.6292068

68 7 1 15 19.4 515 351.68 17 13.2477515

69 7 1 15 13.1 543 351.68 19 8.48436096

70 7 1 15 23.9 521 351.68 21 16.1327294

71 8 1 17 9.2 528 452.16 17 7.87854545

72 8 1 17 6.6 528 452.16 19 5.652

Tabel 5.10 Data hasil pengamatan lintasan 2 (50 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) Dp Resistivitas ρ(Ohm)m

1 1 1 3 2360 801 12.56 3 37.0057428

2 1 1 3 1975 771 12.56 5 32.1738003

3 1 1 3 1567 645 12.56 7 30.5139845

4 1 1 3 1705 679 12.56 9 31.5387334

5 1 1 3 1402 631 12.56 11 27.9066878

6 1 1 3 1370 674 12.56 13 25.5299703

7 1 1 3 1224.5 554 12.56 15 27.7612274

8 1 1 3 1076 479 12.56 17 28.2141127

9 1 1 3 941 551 12.56 19 21.4500181

10 1 1 3 925 422 12.56 21 27.5308057

11 1 1 3 795 447 12.56 23 22.338255

12 1 1 3 832 441 12.56 25 23.6959637

13 1 1 3 746 389 12.56 27 24.0867866

14 1 1 3 776.5 407 12.56 29 23.9627518

15 1 1 3 638.5 351 12.56 31 22.8477493

16 1 1 3 991 440 12.56 33 28.2885455

17 1 1 3 845 355 12.56 35 29.896338

18 1 1 3 905.5 317 12.56 37 35.877224

19 1 1 3 811 335 12.56 39 30.4064478

20 1 1 3 816.5 265 12.56 41 38.6990189

21 1 1 3 1091.5 305 12.56 43 44.9483279

22 1 1 3 694 276 12.56 45 31.582029

23 1 1 3 873 222 12.56 47 49.3913514

Page 122: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

101

24 2 1 5 923.5 442 37.68 5 78.7273303

25 2 1 5 779 403 37.68 7 72.8355335

26 2 1 5 837.5 533 37.68 9 59.206379

27 2 1 5 765 648 37.68 11 44.4833333

28 2 1 5 860.5 703 37.68 13 46.1218208

29 2 1 5 770.5 706 37.68 15 41.1224363

30 2 1 5 564 678 37.68 17 31.3444248

31 2 1 5 670.5 515 37.68 19 49.057165

32 2 1 5 676 886 37.68 21 28.7490745

33 2 1 5 611 856 37.68 23 26.8954206

34 2 1 5 695.5 871 37.68 25 30.0877612

35 2 1 5 650 445 37.68 27 55.0382022

36 2 1 5 629.5 460 37.68 29 51.5642609

37 2 1 5 628.5 659 37.68 31 35.936085

38 2 1 5 656.5 921 37.68 33 26.8587622

39 2 1 5 794 901 37.68 35 33.2052386

40 2 1 5 620.5 887 37.68 37 26.3590079

41 2 1 5 699 873 37.68 39 30.1698969

42 2 1 5 770.5 760 37.68 41 38.2005789

43 2 1 5 625.5 775 37.68 43 30.4114065

44 2 1 5 625.5 774 37.68 45 30.4506977

45 3 1 7 384 904 75.36 7 32.0113274

46 3 1 7 326.5 846 75.36 9 29.0839716

47 3 1 7 297 785 75.36 11 28.512

48 3 1 7 289.5 818 75.36 13 26.6708068

49 3 1 7 270.5 791 75.36 15 25.771024

50 3 1 7 187 719 75.36 17 19.5998887

51 3 1 7 205 725 75.36 19 21.3086897

52 3 1 7 200 722 75.36 21 20.8753463

53 3 1 7 209.5 703 75.36 23 22.4579232

54 3 1 7 209 647 75.36 25 24.343493

55 3 1 7 193 621 75.36 27 23.4210628

56 3 1 7 185 627 75.36 29 22.2354067

57 3 1 7 168.5 623 75.36 31 20.3822793

58 3 1 7 183.5 610 75.36 33 22.6697705

Page 123: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

102

59 3 1 7 207.5 566 75.36 35 27.6275618

60 3 1 7 183 518 75.36 37 26.6233205

61 3 1 7 189 540 75.36 39 26.376

62 3 1 7 215.5 530 75.36 41 30.6416604

63 3 7 7 211 520 75.36 43 30.5787692

64 4 1 9 160.5 704 125.6 9 28.6346591

65 4 1 9 137 642 125.6 11 26.8024922

66 4 1 9 131 611 125.6 13 26.9289689

67 4 1 9 125 573 125.6 15 27.399651

68 4 1 9 73.5 547 125.6 17 16.8767824

69 4 1 9 91 522 125.6 19 21.8957854

70 4 1 9 97.5 499 125.6 21 24.5410822

71 4 1 9 85.5 484 125.6 23 22.1876033

72 4 1 9 95 474 125.6 25 25.1729958

73 4 1 9 85 443 125.6 27 24.0993228

74 4 1 9 74 416 125.6 29 22.3423077

75 4 1 9 60 426 125.6 31 17.6901408

76 4 1 9 77.5 435 125.6 33 22.3770115

77 4 1 9 119 450 125.6 35 33.2142222

78 4 1 9 103.5 527 125.6 37 24.6671727

79 4 1 9 117.5 483 125.6 39 30.5548654

80 4 1 9 117 484 125.6 41 30.3619835

81 5 1 11 104.5 579 188.4 11 34.0031088

82 5 1 11 87 544 188.4 13 30.1301471

83 5 1 11 73.5 520 188.4 15 26.6296154

84 5 1 11 55 501 188.4 17 20.6826347

85 5 1 11 66 489 188.4 19 25.4282209

86 5 1 11 53 445 188.4 21 22.4386517

87 5 1 11 62 427 188.4 23 27.3555035

88 5 1 11 62.5 444 188.4 25 26.5202703

89 5 1 11 50 423 188.4 27 22.2695035

90 5 1 11 49.5 408 188.4 29 22.8573529

91 5 1 11 38 400 188.4 31 17.898

92 5 1 11 48.5 391 188.4 33 23.3693095

93 5 1 11 57 367 188.4 35 29.2610354

Page 124: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

103

94 5 1 11 50 372 188.4 37 25.3225806

95 5 1 11 51 373 188.4 39 25.7597855

96 6 1 13 37 365 263.76 13 26.7373151

97 6 1 13 31 356 263.76 15 22.9678652

98 6 1 13 20 318 263.76 17 16.5886792

99 6 1 13 29.5 309 263.76 19 25.1809709

100 6 1 13 22.5 298 263.76 21 19.9147651

101 6 1 13 16.5 273 263.76 23 15.9415385

102 6 1 13 21 241 263.76 25 22.9832365

103 6 1 13 68.5 223 263.76 27 81.0204484

104 6 1 13 20 203 263.76 29 25.9862069

105 6 1 13 15.5 234 263.76 31 17.4712821

106 6 1 13 15 225 263.76 33 17.584

107 6 1 13 20 221 263.76 35 23.8696833

108 6 1 13 25 225 236.76 37 26.3066667

109 7 1 15 31 517 351.68 15 21.0871954

110 7 1 15 37 462 351.68 17 28.1648485

111 7 1 15 32.5 444 351.68 19 25.7423423

112 7 1 15 32 420 351.68 21 26.7946667

113 7 1 15 25.5 397 351.68 23 22.5890176

114 7 1 15 36.5 372 351.68 25 34.5062366

115 7 1 15 23.5 348 351.68 27 23.7485057

116 7 1 15 12 341 351.68 29 12.3758358

117 7 1 15 21 339 351.68 31 21.7854867

118 7 1 15 32 337 351.68 33 33.3939466

119 7 1 15 32.5 338 351.68 35 33.8153846

120 8 1 17 29 395 452.16 17 33.196557

121 8 1 17 15.5 331 452.16 19 21.1736556

122 8 1 17 19.5 321 452.16 21 27.4676636

123 8 1 17 16.5 309 452.16 23 24.144466

124 8 1 17 16.5 289 452.16 25 25.8153633

125 8 1 17 22.5 292 452.16 27 34.8410959

126 8 1 17 16.5 281 452.16 29 26.5503203

127 8 1 17 24 317 452.16 31 34.2329338

128 8 1 17 22.5 319 252.16 33 17.7855799

129 9 1 19 18.5 351 565.2 19 29.7897436

Page 125: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

104

130 9 1 19 11.5 321 565.2 21 20.2485981

131 9 1 19 14.5 297 565.2 23 27.5939394

132 9 1 19 18 278 565.2 25 36.5956835

133 9 1 19 17.5 268 565.2 27 36.9067164

134 9 1 19 7.5 249 565.2 29 17.0240964

135 9 1 19 7 250 565.2 31 15.8256

136 10 1 21 6 304 690.8 21 13.6342105

137 10 1 21 10 267 690.8 23 25.8726592

138 10 1 21 20.5 295 690.8 25 48.0047458

139 10 1 21 17 275 690.8 27 42.704

140 10 1 21 17.5 277 680 29 42.9602888

141 11 1 23 38.5 291 828.96 23 109.673402

142 11 1 23 11.5 23 828.96 25 414.48

143 11 1 23 12.5 30 828.96 27 345.4

144 11 1 23 15 30.5 828.96 29 407.685246

145 12 1 25 20 25.5 979.68 25 768.376471

Tabel 5.11 Data hasil pengamatan lintasan 3 (40 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp Resistivitas ρ(Ohm) m

1 1 1 3 1280 520 12.56 3 30.91692308

2 1 1 3 1142 496 12.56 5 28.9183871

3 1 1 3 1220 511 12.56 7 29.98669276

4 1 1 3 990 483 12.56 9 25.74409938

5 1 1 3 1338 503 12.56 11 33.4100994

6 1 1 3 1088 522 12.56 13 26.17869732

7 1 1 3 1116 505 12.56 15 27.75635644

8 1 1 3 1400 546 12.56 17 32.20512821

9 1 1 3 1050 526 12.56 19 25.07224335

10 1 1 3 1350 529 12.56 21 32.05293006

11 1 1 3 1180 540 12.56 23 27.44592593

12 1 1 3 1248 480 12.56 25 32.656

13 1 1 3 1152 511 12.56 27 28.31530333

14 1 1 3 1448 498 12.56 29 36.51983936

15 1 1 3 1130 468 12.56 31 30.32649573

Page 126: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

105

16 1 1 3 1464 489 12.56 33 37.60294479

17 1 1 3 1250 483 12.56 35 32.50517598

18 1 1 3 1274 495 12.56 37 32.32614141

19 2 1 5 114.8 188 37.68 5 23.00885106

20 2 1 5 55.4 151 37.68 7 13.82431788

21 2 1 5 100 146 37.68 9 25.80821918

22 2 1 5 78 129 37.68 11 22.78325581

23 2 1 5 78.4 119 37.68 13 24.82447059

24 2 1 5 56.2 104 37.68 15 20.36169231

25 2 1 5 68 111 37.68 17 23.08324324

26 2 1 5 66.4 106 37.68 19 23.60332075

27 2 1 5 57.6 108 37.68 21 20.096

28 2 1 5 50.2 105 37.68 23 18.01462857

29 2 1 5 49.8 95 37.68 25 19.75225263

30 2 1 5 38 97 37.68 27 14.76123711

31 2 1 5 30.2 96 37.68 29 11.8535

32 2 1 5 46.6 82 37.68 31 21.41326829

33 2 1 5 49.6 92 37.68 33 20.31443478

34 2 1 5 72.4 106 37.68 35 25.73615094

35 3 1 7 27.4 155 75.36 7 13.32170323

36 3 1 7 44.8 134 75.36 9 25.19498507

37 3 1 7 46.8 125 75.36 11 28.214784

38 3 1 7 47.6 140 75.36 13 25.6224

39 3 1 7 31.2 128 75.36 15 18.369

40 3 1 7 33.6 112 75.36 17 22.608

41 3 1 7 36.8 114 75.36 19 24.32673684

42 3 1 7 27.8 104 75.36 21 20.14430769

43 3 1 7 30.4 96 75.36 23 23.864

44 3 1 7 21.8 88 75.36 25 18.66872727

45 3 1 7 13.2 86 75.36 27 11.56688372

46 3 1 7 23.6 82 75.36 29 21.68897561

47 3 1 7 27.4 94 75.36 31 21.9666383

48 3 1 7 28.8 110 75.36 33 19.73061818

49 4 1 9 30.6 133 125.6 9 28.89744361

50 4 1 9 23.8 120 125.6 11 24.91066667

Page 127: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

106

51 4 1 9 41.2 102 125.6 13 50.73254902

52 4 1 9 15.2 97 125.6 15 19.68164948

53 4 1 9 11.4 87 125.6 17 16.45793103

54 4 1 9 22.2 84 125.6 19 33.19428571

55 4 1 9 9.6 80 125.6 21 15.072

56 4 1 9 14.8 75 125.6 23 24.78506667

57 4 1 9 12.6 74 125.6 25 21.38594595

58 4 1 9 12.2 68 125.6 27 22.53411765

59 4 1 9 12.4 70 125.6 29 22.24914286

60 4 1 9 9 62 125.6 31 18.23225806

61 5 1 11 13.8 78 188.4 11 33.33230769

62 5 1 11 10 65 188.4 13 28.98461538

63 5 1 11 16.2 59 188.4 15 51.73016949

64 5 1 11 3.4 58 188.4 17 11.04413793

65 5 1 11 88.8 573 188.4 19 29.19706806

66 5 1 11 77.2 579 188.4 21 25.12

67 5 1 11 75 566 188.4 23 24.96466431

68 5 1 11 70.8 565 188.4 25 23.60835398

69 5 1 11 57.6 571 188.4 27 19.00497373

70 5 1 11 64.8 585 188.4 29 20.86892308

71 6 1 13 69 585 263.76 13 31.11015385

72 6 1 13 68.8 592 263.76 15 30.65318919

73 6 1 13 67.4 591 263.76 17 30.08024365

74 6 1 13 68.8 568 263.76 19 31.94839437

75 6 1 13 59.6 560 263.76 21 28.0716

76 6 1 13 61.6 563 263.76 23 28.85899822

77 6 1 13 67 567 263.76 25 31.16740741

78 6 1 13 62 570 263.76 27 28.68968421

79 7 1 15 57.4 606 351.68 15 33.31094389

80 7 1 15 56.2 577 351.68 17 34.2537539

81 7 1 15 57.2 571 351.68 19 35.22959019

82 7 1 15 51.2 572 351.68 21 31.47904895

83 7 1 15 45.6 566 351.68 23 28.33322968

84 7 1 15 37 577 351.68 25 22.55140381

85 8 1 17 45.6 580 452.16 17 35.54913103

Page 128: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

107

86 8 1 17 45 576 452.16 19 35.325

87 8 1 17 42.8 576 452.16 21 33.598

88 8 1 17 38.8 600 452.16 23 29.23968

89 9 1 19 37 581 565.2 19 35.99380379

90 9 1 19 24.8 602 565.2 21 23.28398671

Tabel 5.12 Data hasil pengamatan lintasan 4 (30 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp Resistivitas ρ(Ohm) m

1 1 1 3 1433.8 979 12.56 3 18.3948192

2 1 1 3 1090.6 763 12.56 5 17.95273394

3 1 1 3 883.1 680 12.56 7 16.31137647

4 1 1 3 1171.1 863 12.56 9 17.04405098

5 1 1 3 561.9 397 12.56 11 17.77698741

6 1 1 3 852.7 697 12.56 13 15.3657274

7 1 1 3 608 482 12.56 15 15.8433195

8 1 1 3 718.7 689 12.56 17 13.10141074

9 1 1 3 641.9 543 12.56 19 14.84763168

10 1 1 3 578.9 544 12.56 21 13.36577941

11 1 1 3 290.9 227 12.56 23 16.09561233

12 1 1 3 321.3 275 12.56 25 14.67464727

13 1 1 3 620 618 12.56 27 12.60064725

14 2 1 5 204.4 714 37.68 5 10.78682353

15 2 1 5 190.4 527 37.68 7 13.61341935

16 2 1 5 129.2 448 37.68 9 10.86664286

17 2 1 5 254 483 37.68 11 19.81515528

18 2 1 5 161.3 532 37.68 13 11.42440602

19 2 1 5 121.2 366 37.68 15 12.47763934

20 2 1 5 155 357 37.68 17 16.35966387

21 2 1 5 196.3 420 37.68 19 17.61091429

22 2 1 5 189.2 355 37.68 21 20.08184789

23 2 1 5 167.1 384 37.68 23 16.3966875

24 2 1 5 237 519 37.68 25 17.20647399

25 3 1 7 59 456 75.36 7 9.750526316

26 3 1 7 110 438 75.36 9 18.9260274

Page 129: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

108

27 3 1 7 80.3 437 75.36 11 13.84761556

28 3 1 7 84.2 366 75.36 13 17.33691803

29 3 1 7 72 329 75.36 15 16.49215805

30 3 1 7 68 312 75.36 17 16.42461538

31 3 1 7 77 371 75.36 19 15.64075472

32 3 1 7 58 379 75.36 21 11.53266491

33 3 1 7 65.2 341 75.36 23 14.4090088

34 4 1 9 54.7 443 125.6 9 15.50862302

35 4 1 9 29.6 278 125.6 11 13.37323741

36 4 1 9 40.4 282 125.6 13 17.99375887

37 4 1 9 43 327 125.6 15 16.51620795

38 4 1 9 33.5 303 125.6 17 13.88646865

39 4 1 9 29.3 345 125.6 19 10.66689855

40 4 1 9 45.1 390 125.6 21 14.52451282

41 5 1 11 21 226 188.4 11 17.50619469

42 5 1 11 30.4 302 188.4 13 18.96476821

43 5 1 11 25.2 316 188.4 15 15.0243038

44 5 1 11 25.1 336 188.4 17 14.07392857

45 5 1 11 22.4 376 188.4 19 11.22382979

46 6 1 13 26.5 358 263.76 13 19.52413408

47 6 1 13 20.6 337 263.76 15 16.12301484

48 6 1 13 22.1 379 263.76 17 15.38020053

49 7 1 15 17.6 381 351.68 15 16.2455853

Tabel 5.13 Data hasil pengamatan lintasan 5 (30m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp Resistivitas ρ(Ohm) m

1 1 1 3 1026.4 562 12.56 3 22.93876157

2 1 1 3 918.5 522 12.56 5 22.10030651

3 1 1 3 900.9 478 12.56 7 23.6721841

4 1 1 3 647.0 416 12.56 9 19.53442308

5 1 1 3 788.4 404 12.56 11 24.51065347

6 1 1 3 778.9 394 12.56 13 24.82990863

Page 130: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

109

7 1 1 3 604.1 353 12.56 15 21.49432295

8 1 1 3 628.4 332 12.56 17 23.77320482

9 1 1 3 521.6 324 12.56 19 20.22004938

10 1 1 3 616.9 310 12.56 21 24.9944

11 1 1 3 573.2 298 12.56 23 24.15903356

12 1 1 3 483.0 284 12.56 25 21.36084507

13 1 1 3 502.4 280 12.56 27 22.53622857

14 2 1 5 58.2 227 37.68 5 9.660687225

15 2 1 5 72.0 235 37.68 7 11.54451064

16 2 1 5 98.2 225 37.68 9 16.44522667

17 2 1 5 46.2 213 37.68 11 8.17284507

18 2 1 5 58.9 205 37.68 13 10.82610732

19 2 1 5 63.1 205 37.68 15 11.5980878

20 2 1 5 124.3 190 37.68 17 24.65065263

21 2 1 5 89.7 187 37.68 19 18.07431016

22 2 1 5 66.2 186 37.68 21 13.41083871

23 2 1 5 78.4 175 37.68 23 16.88064

24 2 1 5 69.7 173 37.68 25 15.18090173

25 3 1 7 23.2 196 75.36 7 8.920163265

26 3 1 7 30.5 184 75.36 9 12.49173913

27 3 1 7 52.6 178 75.36 11 22.26930337

28 3 1 7 56.0 176 75.36 13 23.97818182

29 3 1 7 33.1 172 75.36 15 14.5024186

30 3 1 7 41.4 171 75.36 17 18.24505263

31 3 1 7 35.8 166 75.36 19 16.25233735

32 3 1 7 44.0 161 75.36 21 20.5952795

33 3 1 7 58.7 172 75.36 23 25.7187907

34 4 1 9 31.3 169 125.6 9 23.26201183

35 4 1 9 24.3 166 125.6 11 18.3860241

36 4 1 9 25.1 154 125.6 13 20.47116883

37 4 1 9 23.6 151 125.6 15 19.63019868

38 4 1 9 25.8 146 125.6 17 22.19506849

39 4 1 9 31.0 156 125.6 19 24.95897436

40 4 1 9 21.2 158 125.6 21 16.85265823

41 5 1 11 10.9 146 188.4 11 14.06547945

42 5 1 11 18.1 144 188.4 13 23.68083333

43 5 1 11 16.5 141 188.4 15 22.04680851

44 5 1 11 18.0 139 188.4 17 24.3971223

45 5 1 11 15.6 142 188.4 19 20.69746479

Page 131: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

110

46 6 1 13 9.7 139 263.76 13 18.40627338

47 6 1 13 11.2 139 263.76 15 21.25260432

48 6 1 13 11.8 134 263.76 17 23.22662687

49 7 1 15 6.3 137 351.68 15 16.17214599

Tabel 5.14 Data hasil pengamatan lintasan 6 (30 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp Resistivitas ρ(Ohm) m

1 1 1 3 799.2 558 12.56 3 17.98916129

2 1 1 3 859.8 573 12.56 5 18.84657592

3 1 1 3 784.6 567 12.56 7 17.38020459

4 1 1 3 702.2 565 12.56 9 15.60996814

5 1 1 3 788.2 570 12.56 11 17.36805614

6 1 1 3 893.9 578 12.56 13 19.42453979

7 1 1 3 824.2 575 12.56 15 18.00339478

8 1 1 3 713.0 574 12.56 17 15.6015331

9 1 1 3 769.4 576 12.56 19 16.77719444

10 1 1 3 743.8 563 12.56 21 16.5934778

11 1 1 3 663.3 561 12.56 23 14.85035294

12 1 1 3 867.0 574 12.56 25 18.9712892

13 1 1 3 881.4 563 12.56 27 19.66320426

14 2 1 5 130.9 570 37.68 5 8.653178947

15 2 1 5 279.0 554 37.68 7 18.97602888

16 2 1 5 164.2 556 37.68 9 11.12779856

17 2 1 5 239.0 559 37.68 11 16.11005367

18 2 1 5 126.5 560 37.68 13 8.511642857

19 2 1 5 152.4 569 37.68 15 10.09214763

20 2 1 5 214.9 567 37.68 17 14.28118519

21 2 1 5 276.1 567 37.68 19 18.3482328

22 2 1 5 251.7 563 37.68 21 16.84557016

23 2 1 5 292.3 565 37.68 23 19.4935646

24 2 1 5 304.4 565 37.68 25 20.30051681

25 3 1 7 60.8 567 75.36 7 8.080931217

26 3 1 7 87.9 556 75.36 9 11.91392806

27 3 1 7 114.1 548 75.36 11 15.69083212

28 3 1 7 98.2 551 75.36 13 13.43076588

Page 132: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

111

29 3 1 7 133.2 561 75.36 15 17.89296257

30 3 1 7 88.2 560 75.36 17 11.8692

31 3 1 7 125.1 563 75.36 19 16.7451794

32 3 1 7 108.7 565 75.36 21 14.49846372

33 3 1 7 139.9 564 75.36 23 18.69302128

34 4 1 9 64.6 565 125.6 9 14.36063717

35 4 1 9 64.4 562 125.6 11 14.39259786

36 4 1 9 73.4 551 125.6 13 16.73147005

37 4 1 9 85.7 543 125.6 15 19.82305709

38 4 1 9 87.1 547 125.6 17 19.99956124

39 4 1 9 82.9 558 125.6 19 18.65992832

40 4 1 9 97.0 565 125.6 21 21.56318584

41 5 1 11 59.0 567 188.4 11 19.6042328

42 5 1 11 56.3 566 188.4 13 18.74014134

43 5 1 11 61.4 538 188.4 15 21.50141264

44 5 1 11 46.3 560 188.4 17 15.57664286

45 5 1 11 58.3 554 188.4 19 19.82620939

46 6 1 13 25.5 566 263.76 13 11.88318021

47 6 1 13 19.5 548 263.76 15 9.385620438

48 6 1 13 30.2 551 263.76 17 14.45653721

49 7 1 15 22.9 567 351.68 15 14.20365432

Tabel 5.15 Data hasil pengamatan lintasan 7 (40 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp Resistivitas ρ(Ohm) m

1 1 1 3 1856.0 490 12.56 3 47.57420408

2 1 1 3 1876.0 448 12.56 5 52.595

3 1 1 3 2230.3 397 12.56 7 70.56062469

4 1 1 3 1620.0 363 12.56 9 56.05289256

5 1 1 3 1134.0 322 12.56 11 44.23304348

6 1 1 3 984.4 280 12.56 13 44.15737143

7 1 1 3 885.6 266 12.56 15 41.81630075

8 1 1 3 1604.5 255 12.56 17 79.0294902

9 1 1 3 1365.4 221 12.56 19 77.59920362

10 1 1 3 1268.3 215 12.56 21 74.09231628

11 1 1 3 1159.8 195 12.56 23 74.70301538

12 1 1 3 957.0 172 12.56 25 69.88325581

Page 133: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

112

13 1 1 3 1101.5 187 12.56 27 73.9831016

14 1 1 3 1145.9 188 12.56 29 76.55587234

15 1 1 3 667.6 182 12.56 31 46.07173626

16 1 1 3 675.2 176 12.56 33 48.18472727

17 1 1 3 688.0 165 12.56 35 52.37139394

18 1 1 3 561.6 151 12.56 37 46.71321854

19 2 1 5 942.0 513 37.68 5 69.19017544

20 2 1 5 666.0 491 37.68 7 51.10973523

21 2 1 5 809.6 511 37.68 9 59.69809785

22 2 1 5 969.2 490 37.68 11 74.52950204

23 2 1 5 727.2 483 37.68 13 56.73063354

24 2 1 5 807.6 519 37.68 15 58.63269364

25 2 1 5 727.2 506 37.68 17 54.15196838

26 2 1 5 626.0 473 37.68 19 49.86824524

27 2 1 5 683.6 505 37.68 21 51.00603564

28 2 1 5 608.8 460 37.68 23 49.86866087

29 2 1 5 758.0 515 37.68 25 55.4591068

30 2 1 5 671.2 513 37.68 27 49.29983626

31 2 1 5 738.0 503 37.68 29 55.28397614

32 2 1 5 670.4 481 37.68 31 52.5169896

33 2 1 5 699.2 473 37.68 33 55.69948414

34 2 1 5 607.6 435 37.68 35 52.63073103

35 3 1 7 515.6 523 75.36 7 74.29372084

36 3 1 7 518.0 495 75.36 9 78.86157576

37 3 1 7 566.4 511 75.36 11 83.53014481

38 3 1 7 455.6 506 75.36 13 67.85378656

39 3 1 7 512.9 495 75.36 15 78.08513939

40 3 1 7 327.1 479 75.36 17 51.46191232

41 3 1 7 301.5 499 75.36 19 45.53314629

42 3 1 7 469.6 466 75.36 21 75.94218026

43 3 1 7 485.6 503 75.36 23 72.75311332

44 3 1 7 550.8 503 75.36 25 82.52144732

45 3 1 7 485.6 516 75.36 27 70.92018605

46 3 1 7 519.2 484 75.36 29 80.84072727

47 3 1 7 494.0 478 75.36 31 77.88251046

Page 134: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

113

48 3 1 7 538.0 478 75.36 33 84.81941423

49 4 1 9 314.0 523 125.6 9 75.40803059

50 4 1 9 394.4 511 125.6 11 96.94058708

51 4 1 9 268.8 499 125.6 13 67.65787575

52 4 1 9 337.6 488 125.6 15 86.8904918

53 4 1 9 187.8 478 125.6 17 49.34661088

54 4 1 9 288.4 457 125.6 19 79.26266958

55 4 1 9 183.8 473 125.6 21 48.80608879

56 4 1 9 317.2 494 125.6 23 80.64842105

57 4 1 9 110.5 497 125.6 25 27.92515091

58 4 1 9 137.2 493 125.6 27 34.95399594

59 4 1 9 114.2 498 125.6 29 28.802249

60 4 1 9 336.0 489 125.6 31 86.30184049

61 5 1 11 195.2 522 188.4 11 70.45149425

62 5 1 11 149.2 490 188.4 13 57.36587755

63 5 1 11 226.4 598 188.4 15 71.32735786

64 5 1 11 146.3 447 188.4 17 61.66201342

65 5 1 11 130.4 475 188.4 19 51.72075789

66 5 1 11 149.4 489 188.4 21 57.5602454

67 5 1 11 139.5 464 188.4 23 56.64181034

68 5 1 11 83.1 486 188.4 25 32.21407407

69 5 1 11 98.0 487 188.4 27 37.91211499

70 5 1 11 83.1 499 188.4 29 31.37482966

71 6 1 13 114.8 512 263.76 13 59.1399375

72 6 1 13 109.4 447 263.76 15 64.55334228

73 6 1 13 133.9 502 263.76 17 70.35351394

74 6 1 13 110.6 471 263.76 19 61.936

75 6 1 13 121.2 467 263.76 21 68.45334475

76 6 1 13 95.8 431 263.76 23 58.62693271

77 6 1 13 67.4 477 263.76 25 37.2692327

78 6 1 13 59.4 453 263.76 27 34.58574834

79 7 1 15 110.6 512 351.68 15 75.968375

80 7 1 15 107.4 480 351.68 17 78.6884

81 7 1 15 113.7 488 351.68 19 81.93855738

82 7 1 15 42.9 468 351.68 21 32.23733333

Page 135: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

114

83 7 1 15 45.6 450 351.68 23 35.63690667

84 7 1 15 47.5 485 351.68 25 34.4428866

85 8 1 17 98.1 505 452.16 17 87.83543762

86 8 1 17 71.9 471 452.16 19 69.024

87 8 1 17 52.4 475 452.16 21 49.88038737

88 8 1 17 49.8 469 452.16 23 48.01187207

89 9 1 19 31.6 497 568.8 19 36.16515091

90 9 1 19 30.1 476 568.8 21 35.96823529

Tabel 5.16 Data hasil pengamatan lintasan 8 (30 m) dengan konfigurasi

Schlumberger

No n MN/2 AB/2 V(mV) I(mA) k(m) dp Resistivitas ρ(Ohm) m

1 1 1 3 4509.0 548 12.56 3 103.3449635

2 1 1 3 1701.0 544 12.56 5 39.27308824

3 1 1 3 1665.0 542 12.56 7 38.58376384

4 1 1 3 4590.0 536 12.56 9 107.5567164

5 1 1 3 4176.0 543 12.56 11 96.59403315

6 1 1 3 4869.0 538 12.56 13 113.6703346

7 1 1 3 4257.0 541 12.56 15 98.8316451

8 1 1 3 4518.0 537 12.56 17 105.6724022

9 1 1 3 4626.0 540 12.56 19 107.5973333

10 1 1 3 4716.0 540 12.56 21 109.6906667

11 1 1 3 4311.0 535 12.56 23 101.2077757

12 1 1 3 5013.0 532 12.56 25 118.3520301

13 1 1 3 4644.0 540 12.56 27 108.016

14 2 1 5 1801.8 544 37.68 5 124.8011471

15 2 1 5 1772.1 353 37.68 7 189.1578697

16 2 1 5 1773.9 540 37.68 9 123.7788

17 2 1 5 1626.3 540 37.68 11 113.4796

18 2 1 5 1930.5 539 37.68 13 134.9559184

19 2 1 5 417.3 540 37.68 15 29.11826667

20 2 1 5 600.0 539 37.68 17 41.94434137

21 2 1 5 718.5 532 37.68 19 50.88924812

22 2 1 5 1809.9 533 37.68 21 127.9494034

23 2 1 5 1737.0 534 37.68 23 122.5658427

Page 136: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

115

24 2 1 5 2052.0 540 37.68 25 143.184

25 3 1 7 1099.8 537 75.36 7 154.340648

26 3 1 7 1069.2 542 75.36 9 148.6621993

27 3 1 7 981.9 537 75.36 11 137.7951285

28 3 1 7 271.2 537 75.36 13 38.05890503

29 3 1 7 224.4 536 75.36 15 31.54997015

30 3 1 7 358.5 535 75.36 17 50.49824299

31 3 1 7 281.7 537 75.36 19 39.53242458

32 3 1 7 1081.8 529 75.36 21 154.1104877

33 3 1 7 1036.8 539 75.36 23 144.9596438

34 4 1 9 762.3 540 125.6 9 177.3053333

35 4 1 9 866.7 533 125.6 11 204.2354972

36 4 1 9 828.0 536 125.6 13 194.0238806

37 4 1 9 868.5 536 125.6 15 203.5141791

38 4 1 9 191.7 529 125.6 17 45.51516068

39 4 1 9 164.1 528 125.6 19 39.03590909

40 4 1 9 734.4 531 125.6 21 173.7111864

41 5 1 11 591.3 531 188.4 11 209.7945763

42 5 1 11 613.8 530 188.4 13 218.1885283

43 5 1 11 102.9 531 188.4 15 36.50915254

44 5 1 11 133.8 532 188.4 17 47.38330827

45 5 1 11 651.6 533 188.4 19 230.321651

46 6 1 13 530.1 531 263.76 13 263.3129492

47 6 1 13 69.6 527 263.76 15 34.83433776

48 6 1 13 468.0 535 263.76 17 230.7283738

49 7 1 15 413.1 533 351.68 15 272.5684953

Page 137: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

116

Lampiran 4. Pengolahan Data Penelitian dengan Konfigurasi Wenner ke dalam

Program notepad

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 1 (Gambar a) dan Lintasan 2 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Wenner

Page 138: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

117

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 3 (Gambar a) dan Lintasan 4 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Wenner

Page 139: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

118

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 5 (Gambar a) dan Lintasan 6 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Wenner

Page 140: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

119

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 7 (Gambar a) dan Lintasan 8 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Wenner

Page 141: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

120

Lampiran 5. Pengolahan Data Penelitian dengan Konfigurasi Schlumberger ke

dalam Program notepad

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 1 (Gambar a) dan Lintasan 2 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Schlumberger

Page 142: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

121

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 3 (Gambar a) dan Lintasan 4 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Schlumberger

Page 143: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

122

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 5 (Gambar a) dan Lintasan 6 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Schlumberger

Page 144: Unud 441-399343039-identifikasi  arah  rembesan  dan letak akumulasi  lindi dengan metode geolistrik resistivitas ko

123

(a) (b)

Gambar : Data notepad untuk Lintasan 7 (Gambar a) dan Lintasan 8 (Gambar b)

dengan Konfigurasi Schlumberger