universitas indonesia penanganan krisis isu...

25
UNIVERSITAS INDONESIA PENANGANAN KRISIS ISU MINYAK BABI PADA PT. SINAR SOLARIA MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Yasmin Fauzie Aldjufri 1206273283 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PEMINATANAN HUBUNGAN MASYARAKAT DEPOK 2015 Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

Upload: nguyennga

Post on 11-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS INDONESIA

PENANGANAN KRISIS ISU MINYAK BABI PADA PT. SINAR SOLARIA

MAKALAH NON SEMINAR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Yasmin Fauzie Aldjufri

1206273283

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

PEMINATANAN HUBUNGAN MASYARAKAT

DEPOK

2015

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

1

ABSTRAK

Krisis adalah suatu hal yang lumrah dialami oleh suatu perusahaan. Krisis dapat membuat citra

positif serta reputasi suatu perusahaan menurun. Sebagai humas harus dapat menangani krisis

jika hal tersebut melanda perusahaan. Di dalam jurnal ini akan dibahas mengenai krisis isu

minyak babi yang melanda perusahaan PT. Sinar Solaria berdasarkan tahapan manajemen krisis

menurut Steven Fink, serta strategi penanganan krisis menurut Iriantara yang diterapkan oleh PT.

Sinar Solaria dalam menangani krisis yang melanda, serta bagaimana tindakan humas dalam

mengembalikan citra positif dan reputasi baik dari perusahaan. PT. Sinar Solaria dalam

menangani krisis sudah menerapkan anatomi empat tahapan yang dikemukakan oleh Steven Fink

dan menerapkan strategi penanganan krisis menurut Iriantara dengan baik. Hal tersebut

berdampak positif bagi perusahaan PT. Sinar Solaria karena humasnya mempublikasikan mulai

masalah dan proses penanganannya. Tindakan humas tersebut membuat PT. Sinar Solaria

bangkit dari krisis yang melanda.

Kata kunci : Krisis Isu Minyak Babi, Tahap Manajemen Krisis, Strategi Penanganan Krisis,

Solaria

ABSTRACT

Crisis is a common thing when it comes to a company. Crisis able to turn down company‟s

positive image and reputation. As the PR should be able to handle the crisis that strike the

company. This journal will examine the crisis of pig oil issue that happened in PT. Sinar Solaria

based on Crisis Stage Management from Steven Fink and crisis handling refers to Iriantara which

PT. Sinar Solaria had putted into practice. Moreover, actions from the public realtions side to

recover the company‟s image and reputation will be explained in this journal too. PT. Sinar

Solaria in dealing with the crisis is to apply the anatomy of four phases proposed by Steven Fink

and implement crisis management strategies according Iriantara well. It had a positive impact

for PT. Sinar Solaria because the PR publish the problem and the process to handle the problem.

The PR actions makes PT. Sinar Solaria survive from the crisis.

Keywords: Crisis of Pig Oil Issue, Crisis Management Stage, Crisis Handling Strategy, Solaria

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Komunikasi merupakan bentuk interaksi antara satu individu dengan individu

lainnya. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting tidak hanya untuk menyampaikan

pesan yang ingin kita sampaikan, tetapi juga untuk menjalin hubungan antar manusia.

Menurut Keith Davis (2010) dalam bukunya yang berjudul Human Relation At Work

menjelaskan: “Communication in the process of passing information and understanding

from one person to another” yaitu “Komunikasi merupakan proses penyampaian dan

pemahaman dari seseorang kepada orang lain”. Jika melihat masalah-masalah yang

terdapat di perusahaan Indonesia masih banyak kasus-kasus penting yang hanya bisa

ditangani jika Public Relation dari perusahaan tersebut angkat bicara atau

mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang masalah yang sedang dihadapi. Menurut

Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (2002),

Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat

dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-

konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanakan program yang

terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi

maupun kepentingan publik atau umum. Dalam menangani suatu masalah peranan PR lah

yang paling penting, maka dari itu suatu perusahaan atau organisasi harus memiliki tim

PR.

Salah satu contoh masalah yang ditangani oleh tim PR adalah tentang isu negatif

yang melanda perusahaan atau organisasi tersebut yang dapat membuat posisi perusahaan

atau organisasi mengalami krisis. Definisi isu sendiri menurut Heath & Nelson (1986)

mendefinisikan “issue” sebagai „suatu pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang

dapat diperdebatkan‟ („a contestable question of fact, value or policy‟). Kedatangan isu

negatif bagi perusahaan atau organisasi akan membawa organisasi atau perusahaan

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

3

tersebut ke dalam krisis jika isu yang melanda perusahaan atau organisasi tersebut tidak

dapat terjawab ataupun selesai. Selain itu, menurut Laurence Barton (1993:2), sebuah

krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang secara potensial berdampak negatif

terhadap baik perusahaan maupun publik. Peristiwa ini mungkin secara cukup berarti

merusak organisasi, karyawan, produk dan jasa yang dihasilkan organisasi, kondisi

keuangan dan reputasi perusahaan. Sehingga jika suatu perusahaan atau organisasi

tertentu mengalami krisis maka PR dari perusahaan atau organisasi tersebut harus segera

menanganinya agar arus perusahaan berjalan kembali lancar serta kondusif kembali.

Masih sangat banyak perusahaan yang dilanda krisis, beberapa contohnya adalah

PT. Walls Indonesia terutama pada produk es krim Magnum yang diisukan terdapat

minyak babi disetiap kemasan dari es krimnya (Fandi, 2011), selain itu ada PT. Toyota

yang juga dilanda krisis karena mobil Prius produksinya dianggap produk gagal dan

akhirnya ditarik kembali dari pasaran (Malik, 2013), dan yang menghebohkan di

Indonesia adalah isu bahwa PT. Sinar Solaria di beberapa sajian makanan dari

restorannya mengandung minyak babi. Di dalam jurnal ini akan dibahas lebih lanjut

mengenai kasus isu minyak babi pada restoran Solaria yang muncul pada 15 Agustus

2013 sehingga membuat PT. Sinar Solaria mengalami fase krisis (Armandhanu dan

Darmawan, 2013). PT Sinar Solaria membawahi restoran Solaria saat itu sedang dilanda

krisis akibat restoran tersebut belum memiliki sertifikasi halal dari MUI dan restoran

solaria juga dilanda isu minyak babi yang digunakan dalam racikan bumbu masakannya.

Majelis Ulama Indonesia melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan

Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menyatakan, restoran Solaria belum

mengantongi sertifikat halal (Purwanto, 2013). Pernyataan yang dinyatakan oleh MUI

membuat publik kaget akan hal tersebut karena yang didiketahui juga bahwa restoran

terutama di Indonesia sangat mengutamakan sertifikasi halal karena mayoritas penduduk

Indonesia sendiri adalah beragama muslim. Untuk menangani krisis yang melanda PT

Sinar Solaria maka dibutuhkan strategi penanganan krisis yang dilakukan oleh PR.

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

4

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 MANAJEMEN KRISIS

Pada hakekatnya praktik PR adalah kegiatan mengantisipasi, berusaha melihat

kejadian apa yang akan terjadi di masa mendatang. Juga untuk melihat kecenderungan

dan isu yang bisa berkembang sehingga merusak hubungan yang penting. Krisis

menciptakan perusahaan dalam posisi menjadi perhatian masyarakat sehingga

mempertanyakan kompetensi manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus

berkomunikasi dengan cepat, akurat dan terampil dengan beberapa kelompok penting

seperti karyawan, media dan pemegang saham. Definisi lain tentang krisis juga

dikemukakan oleh Robert P. Powell dalam bukunya Crisis A Leadership

Opportunity (2005) yang menyatakan bahwa: “krisis adalah kejadian yang tidak

diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang

mendorong organisasi kepada suatu kekacauan (chaos) dan dapat menghancurkan

organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata. Sementara Steven Fink dalam

Crisis Management Planning for The Inevitable, mendefinisikan krisis sebagai

berikut: " Krisis adalah keadaan yang tidak stabil dimana perubahan yang cukup

signifikan mengancam, baik perubahan yang tidak diharapkan ataupun perubahan yang

diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik. Ini biasanya merupakan proposisi 50-

50, namun anda dapat meningkatkan peluangnya". Maka dapat ditarik benang merah

bahwa krisis adalah suatu kejadian yang berdampak buruk yang dapat mengacaukan

stabilitas perusahaan atau organisasi.

2.2 TAHAPAN KRISIS

Dalam menangani krisis, suatu perusahaan atau organisasi membutuhkan strategi-

strategi yang ampuh. Krisis yang melanda suatu perusahaan juga datang secara bertahap.

Menurut Steven Fink (Kasali, 1994), seorang konsultan krisis dari Amerika

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

5

mengembangkan konsep anatomi krisis yang dibagi atas empat tahap. Tahap-tahap

tersebut saling berhubungan dan membentuk siklus. Lamanya masing-masing tahap

tersebut tergantung pada sejumlah variabel. Terkadang keempat tahap berlangsung

singkat, tetapi ada kalanya membutuhkan waktu berbulan-bulan. Menurut Steven Fink

(Kasali, 1994: 227-230), anatomi krisis itu berdasarkan tahapan-tahapan. Ada empat

tahapan krisis sebagai berikut :

1. Tahap Prodromal

Krisis pada tahap ini sering dilupakan orang karena perusahaan masih bergerak

dengan lincah. Padahal, pada tahap ini bukan pada tahap krisis sudah kronis (meledak),

melainkan krisis sudah mulai muncul. Tahap prodromal sering disebut juga warning

stage, karena ia memberi tanda bahaya mengenai masalah yang harus segera diatasi.

2. Tahap Akut

Tahap akut merupakan pola krisis dimana persoalan mulai muncul ke permukaan.

Tahap ini terjadi biasanya karena kelengahan manajemen untuk menanggapi tahap

prodromal. Tidak jarang, pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda memanfaatkan

krisis ini secara maksimal. Tahapan ini terjadi ketika krisis telah muncul ke permukaan

atau ke publik sehingga para konsumen telah mengetahui krisis yang terjadi pada produk

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

6

tersebut. Pada tahap ini krisis sudah kelihatan dan orang menyadari krisis sudah terjadi.

Salah satu kesulitan besar dalam menghadapi krisis pada tahap akut ini adalah intensitas

dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai pihak menyertai tahap ini. Kecepatan

ditentukan oleh jenis krisis yang menimpa perusahaan, sedangkan intensitasnya

ditentukan oleh kompleksnya permasalahan. Tahap akut merupakan antara krisis

berikutnya, yakni tahap kronis.

3. Tahap Kronis

Pada tahap ini krisis telah berlalu dan yang tinggal hanyalah puing-puing masalah

akibat krisis. Korban juga sudah banyak yang berjatuhan akibat krisis ini. Jadi tahap ini

lebih menyoal bagaimana membersihkan kerusakan-kerusakan akibat krisis. Ini

merupakan tahap untuk melakukan pemulihan dan analisa diri. Ada langkah-langkah

yang dilakukan, seperti pergantian manajemen, perusahaan struktur perusahaan atau

perubahan nama perusahaan. Tahap kronis adalah tahap terenyuh. Kadang-kadang

dengan bantuan seorang krisis manager yang handal, perusahaan akan memasuki keadaan

yang lebih baik, sehingga pujian-pujian berdatangan dan penyembuhan (resolusi) mulai

berlangsung.

4. Tahap Resolusi (penyembuhan)

Tahap penyembuhan atau tahap resolusi, manajemen harus memulihkan kekuatan

agar kembali seperti sediakala hingga dapat melanjutkan aktivitas sebelumnya dengan

normal kembali. Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan tahap terakhir

dari 4 tahap krisis. Meski bencana besar dianggap sudah berlalu, kkrisis manager tetap

perlu berhati-hati, karena riset dalam kasus-kasus krisis menunjukan bahwa krisis tidak

akan berhenti begitu saja pada tahap ini. Krisis umumnya berbentuk siklus yang akan

membawa kembali keadaan semula (tahap prodromal). Bila pasien yang sedang dalam

proses penyembuhan (tahap resolusi) tidak dapat menahan diri, dan bila

penyembuhannya tidak tuntas benar, ia akan kembali lagi ke tahap prodromal.

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

7

2.3 STRATEGI PENANGANAN KRISIS

Dalam menangani krisis perlu diambil langkah–langkah yang tepat agar

penanganan dapat berjalan secara baik dan kondisi perusahaan atau organisasi dapat

berjalan kondusif kembali. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam

mengelola krisis, menurut Iriantara (2004: 124):

1. Identifikasi krisis

Dalam mengidentifikasi krisis, praktisi public relations melakukan penelitian,

yang penelitiannya bisa saja bersifat informal dan kilat, bila krisisnya terjadi sedemikian

cepat. Katakanlah di sini praktisi public relations mendiagnosis krisis tersebut. Diagnosis

itu merupakan langkah awal yang penting untuk mendapatkan data dan informasi yang

akan digunakan untuk melakukan tindakan.

2. Analisis krisis

Data dan informasi yang dikumpulkan tersebut untuk selanjutnya diurai, baik

bagian per bagian, artinya melakukan analisis parsial atau analisis menyeluruh. Analisis

ini dilakukan sebagai dasar untuk menentukan pengambilan tindakan yang tepat.

3. Isolasi krisis

Krisis adalah penyakit. Kadang bisa juga berarti lebih dari sekadar penyakit biasa,

ia adalah penyakit menular. Untuk mencegah krisis menyebar luas ia harus diisolasi,

dikarantinakan sebelum tindakan serius dilakukan.

4. Pilihan Strategi

Sebelum langkah berkomunikasi dilakukan, setelah melakukan analisis dan

mengisolasi krisis, penting untuk menentukan strategi mana yang akan dipergunakan.

Strategi generik dalam menangani krisis ini ada tiga bentuk, menurut Iriantara (2004:

124):

Strategi Defensif, langkah-langkah yang diambil untuk strategi ini adalah :

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

8

Mengulur waktu

Tidak melakukan apa-apa

Membentengi diri sekuat-kuatnya

Strategi Adaptif langkah yang diambil untuk strategi ini mencakup hal-hal yang lebih

luas, yakni :

Mengubah kebijakan

Memodifikasi operasional

Kompromi

Meluruskan citra

Strategi Dinamis langkah yang diambil untuk strategi ini bersifat makro dan dapat

mengubah karakter organisasi. Pilihan dalam strategi ini mencakup :

Merger dan akuisisi

Investasi baru

Menjual saham

Meluncurkan produk baru/menarik peredaran produk lama

Menggandeng kekuasaan

Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian

5. Program Pengendalian

Program pengendalian adalah langkah penerapan yang dilakukan menuju strategi

generik yang dirumuskan. Umumnya strategi generik dapat dirumuskan jauh-jauh hari

sebelum krisis timbul, yakni sebagai pedoman agar para eksekutif bisa mengambil

langkah yang pasti. Berbeda dari strategi generik, program pengendalian biasanya

disusun di lapangan ketika krisis muncul.

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

9

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KRONOLOGIS KRISIS PT. SINAR SOLARIA

PT Sinar Solaria membawahi restoran Solaria saat itu sedang dilanda krisis akibat

restoran tersebut belum memiliki sertifikasi halal dari MUI dan restoran solaria juga

dilanda isu minyak babi yang digunakan dalam racikan bumbu masakannya. Majelis

Ulama Indonesia melalui Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika

Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menyatakan, restoran Solaria belum

mengantongi sertifikat halal (Purwanto, 2013).

Isu penggunaan minyak babi dalam bumbu masak restoran solaria membuat

heboh publik. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya berita yang tersebar luas di

media. Klarifikasi mengenai kasus minyak babi di Solaria dilakukan oleh pihak pengelola

PT. Solaria yakni Dedy Nugrahadi, Manager Operasional PT. Solaria. Dedy Nugrahadi

(Armandhanu dan Darmawan, 2013) menjelaskan bahwa kasus ini bermula ketika ada

salah satu produk franchise penyedia minyak menawarkan ke Solaria untuk bergabung,

tapi Solaria menolak karena Solaria sudah memakai minyak yang berlabel halal, selain

itu juga Solaria tidak mencari mitra klarifikasi yang dilakukan oleh pihak manajemen PT.

Solaria tersebut belum mampu meredam isu yang berkembang sehingga menyebabkan

penurunan penjualan dan pengunjung di restoran Solaria.

Pasca ramai diberitakan bahwa Restoran Solaria belum mengantongi sertifikat

halal, jumlah pengunjung restoran tersebut mulai berkurang. Namun, pihak pengelola

enggan menyebutkan berapa besar penurunan jumlah pengunjung. Dedy Nugrahadi

(Purnama, 2013) menjelaskan pengunjung restoran mengalami penurunan akan tetapi

belum diketahui jumlah pasti berapa jumlah jumlah penurunan pengujung. Penurunan

pengunjung menyebabkan PT. Sinar Solaria mengalami krisis yang cukup mengejutkan.

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

10

3.2 PENANGANAN KRISIS ISU MINYAK BABI PADA PT. SOLARIA

Jika dilihat melalui empat anatomi tahapan krisis menurut Steven Fink (Kasali,

1994: 227-230) restoran solaria melewati empat anatomi tahapan krisis. Pada tahap

pertama yaitu tahap prodromal, dalam tahap ini restoran Solaria belum angkat bicara soal

sertifikasi halal dan isu penggunaan minyak babi di dalam bumbu makanannya. Tahap

prodomal merupakan tahap awal memasuki krisis dimana suatu perusahaan tersebut

sudah menyadari akan munculnya krisis namun belum mencapai titik akut atau belum

tersebar luas hingga ke khalayak banyak. Pada tahap ini perusahaan masih dapat berjalan

kondusif seperti biasanya begitu pula restoran solaria ketika mencapai tahap ini mereka

masih berjalan seperti biasanya namun pada tahap ini PR dari restoran tersebut harus

menjadikan sebagai warning stage atau peringatan untuk restoran solaria agar bersiap

dengan masalah yang melanda perusahaan dan bersiap menyiapkan strategi untuk

mengatasi hal tersebut. Pada tahap ini PR Solaria menyiapkan startegi untuk

mengklarifikasi krisis isu minyak babi dan sertifikasi halal.

Majelis Ulama Indonesia mengumumkan ke publik bahwa restoran Solaria belum

mengantongi sertifikat halal pada 1 Agustus 2013 (Purwanto, 2013). Sedangkan Solaria

baru melakukan klarifikasi pada tanggal 15 Agustus 2013 berdasarkan wawancara yang

dilakukan oleh Purnama (2013), wawancara Purnama tersebut dilakukan pada tanggal 15

Agustus 2015. Hal ini membuktikan bahwa pada awal Agustus 2013, restoran Solaria

masuk pada tahap prodomal dikarenakan belum melakukan klarifikasi terkait

permasalahan yang menimpa restoran Solaria. Restoran Solaria dalam jangka waktu

tersebut masih melakukan kegiatannya seperti biasa dan menyiapkan menyiapkan startegi

untuk mengklarifikasi krisis isu minyak babi dan sertifikasi halal.

Tahap selanjutnya adalah merupakan tahap yang lebih serius lagi yaitu memasuki

tahap akut yang dimana persoalan mulai muncul ke permukaan. Persoalan yang muncul

dalam kasus Solaria adalah persoalan Solaria yang tidak memiliki seritifikasi halal dan

isu penggunaan minyak babi. Majelis Ulama Indonesia melalui Lembaga Pengkajian

Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

menyatakan, restoran Solaria belum mengantongi sertifikat halal (Purwanto, 2013).

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

11

Isu mengenai penggunaan angciu dan minyak babi di restoran Solaria ternyata

masih merebak meskipun sudah dibantah oleh manajemen Solaria, kabar fiktif itu terus

bergulir di media sosial (Aisha, 2013). Akibat dari merebaknya berita tidak halalnya

restoran solaria di media sosial hingga di khalayak luas pada akhirnya konsumen dari

restoran solaria memilih untuk tidak makan di restoran tersebut sehingga membuat

penghasilan dari restoran menurun drastis dan restoran mengalami krisis yang akut atau

parah dan jika tidak ditangani dengan benar dapat membuat restoran gulung tikar.

Namun, pada tahap ini pihak restoran solaria mengambil tindakan dengan angkat bicara.

Kabar Isu Minyak Babi yang Berkembang di Media Sosial Twitter

Tahap ini terjadi biasanya karena kelengahan manajemen untuk menanggapi

tahap prodromal. Pada kasus restoran solaria d pihak dari solaria yang sedikit lamban

menangani masalah pada tahap prodromal yaitu pihak restoran tidak segera membuat

klarifikasi bahwa telah membuat sertifikasi halal dari MUI sejak 2 Agustus yang pada

akhirnya membuat isu bahwa restoran solaria tidak halal menyebar hingga ke masyarakat

luas. Solaria baru melakukan klarifikasi telah membuat sertifikasi halal dari MUI pada

tanggal 15 Agustus. Bukti Solari baru melakukan klarifikasi pada tanggal 15 Agustus

yakni berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Purnama (2013). Purnama (2013)

melakukan wawanara Dedy Nugrahadi, Manajer Operasional PT. Solaria pada tanggal 15

Agustus 2015. Dalam wawancara tersebut Dedy Nugrahadi, menjelaskan bahwa sejak 2

Agustus Solaria sedang mengurus sertifikasi halal MUI dan Dedy membantah terkait isu

penggunaan minyak babi dalam proses memasak. Tahapan ini juga terjadi ketika krisis

telah muncul ke permukaan atau ke publik sehingga para konsumen telah mengetahui

krisis yang terjadi pada produk tersebut. Pada tahap ini krisis sudah kelihatan dan orang

menyadari krisis sudah terjadi.

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

12

Pada tahap kedua ini, tugas PR harus berusaha mempertahankan perusahaan agar

tidak gulung tikar atau bangkrut. PR juga harus berusaha memperbaiki kembali citra dan

reputasi baik dari perusahaan, sehingga PR dari restoran solaria angkat bicara tentang

kasus yang sedang menimpa perusahannya. Dalam hal ini PR dari restoran Solaria juga

sudah melakukannya.

Armandhanu dan Darmawan (2013) dalam wawancaranya dengan Dedy

Nugrahadi selaku Manajer Operasional PT. Solaria, menjelaskan bahwa Dedy

memperlihatkan seluruh sertifikat halal dari bahan mentah makanan dan minuman yang

disajikan restorannya serta menjelaska Solaria telah berkonsultasi dengan MUI. Dedy

Nugrahadi (Armandhanu dan Darmawan, 2013) menjelaskan MUI pun telah melakukan

pengecekan dan hasilnya negatif, tidak ada bahan makanan di restoran itu yang

mengandung bahan yang diharamkan.

Tahap ketiga adalah tahap kronis. Pada tahap ini, krisis telah berlalu dan yang

tinggal hanyalah puing-puing masalah akibat krisis. Jadi tahap ini lebih mempersoalkan

tentang bagaimana membersihkan kerusakan-kerusakan akibat krisis. Ini merupakan

tahap untuk melakukan pemulihan dan analisa diri. Dalam hal ini PR dari pihak solaria

mengambil tindakan dengan menyatakan kepada pers bahwa memang tidak ada minyak

babi yang dipakai dalam bahan makanan restoran Solaria.

Deddy Nugrahadi, Operational Manager Solaria (Aisha, 2013) menegaskan

bahwa restoran Solaria kini sudah menjalani proses audit untuk mendapatkan label halal

dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Deddy (Aisha, 2013) menegaskan bahwa semua

bahan dasar yang digunakan oleh Solaria sudah dipastikan halal. Pemeriksaan pada

restoran, suplier, hingga karyawan, sama sekali tidak menemukan hal-hal yang

mencurigakan. Deddy (Aisha, 2013) menjelaskan, dari sekian banyak pemeriksaan yang

telah dilakukan oleh pihak MUI, sama sekali tidak ditemukan zat-zat yang diisukan

(mengandung angciu dan minyak babi) dalam makanan Solaria. Jika melihat pernyataan

yang dinyatakan oleh pihak restoran solaria dapat dilihat bahwa pihak solaria sudah mulai

melewati masa krisisnya. Pihak solaria sudah memberikan bukti–bukti tentang

restorannya yang sebenarnya halal. Bukti – bukti tersebut digunakan oleh pihak solaria

untuk mendapat kepercayaan kembali dari masyarakat dan pernyataan tersebut juga

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

13

ditujukan agar citra restoran solaria dapat membaik kembali. Setelah memberikan bukti–

bukti pihak solaria juga memasuki tahap terakhir yaitu tahap penyembuhan atau resolusi.

penyembuhan atau tahap resolusi. Tahap ini manajemen harus memulihkan

kekuatan agar kembali seperti sediakala hingga dapat melanjutkan aktivitas sebelumnya

dengan normal kembali. Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan tahap

terakhir dari 4 tahap krisis. Meski bencana besar dianggap sudah berlalu, krisis manager

tetap perlu berhati-hati, karena riset dalam kasus-kasus krisis menunjukan bahwa krisis

tidak akan berhenti begitu saja pada tahap ini. Menurut Steven Fink (Kasali, 1994: 227-

230), Krisis umumnya berbentuk siklus yang akan membawa kembali keadaan semula

(tahap prodromal). Bila pasien yang sedang dalam proses penyembuhan (tahap resolusi)

tidak dapat menahan diri, dan bila penyembuhannya tidak tuntas benar, ia akan kembali

lagi ke tahap prodromal. Dalam mengembalikan kembali reputasi baik dan citra positif

dari restoran solaria, pada tahap pemulihan ini restoran solaria mengangkat namanya

kembali dengan cara mempublikasikan bahwa restoran solaria sudah mendapat sertifikasi

halal dan restoran solaria juga memberikan harapannya agar konsumen dapat

mempercayai kembali pada saat publikasi sertifikat halal MUI.

Djumena (2013) menjelaskan bahwa restoran Solaria akhirnya mengantongi

sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini ditandai dengan

diserahkannya sertifikat halal tersebut dari MUI kepada Solaria, Selasa (3/12/2013) di

kantor MUI, Jakarta. Dedy Nugrahadi (Djumena, 2013) menjelaskan dengan diterimanya

sertifikat halal dari MUI ini, Solari memastikan bahwa semua menu makanan dan

minuman yang disajikan oleh Solaria terjamin halal karena semua bahan baku masakan

yang kami gunakan pun sudah bersertifikat halal dari MUI. Dedy Nugrahadi (Djumena,

2013) juga menjelaskan dengan dikeluarkannya sertifikat halal MUI ini, diharapkan

kepercayaan masyarakat terhadap Solaria semakin meningkat.

Dalam melakukan strategi penanganan krisis PT. Sinar Solaria juga menggunakan

langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengelola krisis, menurut Iriantara (2004:

124): yang pertama yaitu iidentifikasi krisis. Dalam mengidentifikasi krisis, PR solaria

sudah cukup baik, bisa dilihat pada berita–berita yang disiarkan di berbagai macam

media tentang isu restoran solaria yang tidak halal, PR dari restoran tersebut sudah cukup

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

14

menguasai krisis apa yang sedang dihadapi oleh perusahaannya maka dapat disimpulkan

bahwa PR dari solaria sudah mengidentifikasi terlebih dahulu sebelum bertindak lebih

jauh lagi. Langkah-Langkah kedua adalah aanalisis krisis dari identifikasi kasus atau

krisis yang menimpa restoran solaria.P. Pada tahap kedua PR sudah mulai menganalisis

informasi yang didapatnya ketika sedang mengidentifikasi untuk membuat keputusan

agar dapat bertindak lebih jauh lagi. Jadi dalam tahap ini PR solaria sudah mulai

menyusun rencana untuk menangani krisis.

Pada tahap ketiga yaitu isolasi krisis, isolasi krisis ini dimaksudkan perusahaan

untuk menjaga agar isu tidak menyebar. Selanjutnya, adalah tahap pemilihan strategi.

Sebelum langkah berkomunikasi dilakukan, setelah melakukan analisis dan mengisolasi

krisis, penting untuk menentukan strategi mana yang akan dipergunakan. Strategi generik

dalam menangani krisis ini ada tiga bentuk yaitu strategi defensif, strategi adaptif, dan

strategi dinamis. Dalam kasus krisis PT. Sinar Solaria ini jika dianalisis lebih lanjut lagi

restoran solaria menggunakan strategi adaptif.Pada strategi ini, Pada strategi ini, PR dari

perusahaan mereka meluruskan citra positif dari restoran solaria dengan cara angkat

bicara terhadap pers dan melakukan tindakan secara segera agar dapat sertifikasi halal

dari MUI.

3.3 BEBERAPA BUKTI RESTORAN SOLARIA SUDAH HALAL

Pemberian sertifikat Halal MUI kepada Restoran Solaria

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

15

Bukti Restoran Solaria Halal pada 3 Store berbeda di Margo City Mall

Bukti Restoran Solaria Halal pada Store Ancol Mall

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

16

Bukti Restoran Solaria Halal pada Store Plaza Kalibata Mall

Bukti Restoran Solaria Halal pada Store Bandara Terminal 2

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

17

BAB IV

SARAN DAN KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Jika di lihat, PT. Sinar Solaria dalam menangani krisis sudah menerapkan anatomi

empat tahapan yang dikemukakan oleh Steven Fink. Selain itu, PT. Sinar Solaria juga

menerapkan strategi penanganan krisis menurut Iriantara dengan baik. Hal tersebut

berdampak positif bagi perusahaan PT. Sinar Solaria karena dengan usaha PR dari PT.

Sinar Solaria mempublikasikan masalah hingga penanganannya, membuat PT. Sinar

Solaria bangkit dari krisis yang melanda. Namun, perlu di perhatikan oleh PR dari PT.

Sinar Solaria dalam melakukan strategi penanganan krisis harus dilakukan dengan cepat

sehingga krisis tidak merebak ke masyarakat. Secara keseluruhan PT. Sinar Solaria telah

berhasil melewati fase–fase krisis yang melanda perusahan tersebut dan dapat

melewatinya dengan baik.

4.2 SARAN

Dalam menangani krisis seorang praktisi Public Relation harus memiliki skill

yang baik agar perusahaan dapat tetap bertahan walaupun dilanda krisis yang hebat.

Dalam hal ini, PT. Sinar Solaria sudah cukup baik dalam menangani krisis yang melanda

perusahannya. Namun, yang perlu diperhatikan lagi adalah PT. Sinar Solaria harus lebih

cepat dan tanggap dalam menangani masalah sehingga di masa yang akan datang PT.

Sinar Solaria dapat meminimalisir terjadinya krisis. Praktisi PR dari perusahaan tersebut

juga harus selalu siap jika krisis melanda karena datangnya krisis terhadap suatu

perusahaan tidak dapat di duga dan siklus krisis dapat berulang terus menerus.

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

18

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Barton,L. (1993). Crisis in Organizing Managing and Communicating In The Heat Of Chaos.

South Western: Publishing Co.USA.

Davis,K. (2000). Human Relations At Work. New York: McGraw-Hill.

Fink,S. (1986). Crisis Management Planning For The Inevitable. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Utama.

Heath,R.L., & Nelson, R.A.( 1986). Issue Management. Newbury Park,CA: Sage.

Iriantara,Y. (2004). Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kasali,R. (1994). Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta:

PT.Pustaka Utama Grafisi.

Ruslan,R. (2002). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada.

INTERNET

Aisha. (2013, 28 Agustus). Label Halal Restoran Solaria Masih Dikaji MUI. Diakses pada tanggal 12

desember 2015 pada pukul 01.22 dari

http://nasional.tempo.co/read/news/2013/08/28/173508218/label-halal-restoran-solaria

masih-dikaji-mui

Armandhanu, Denny dan Zahrul Darmawan. (2013, 15 Agustus). Bagaimana Isu Minyak Babi

Menghantam Restoran Solaria. Diakses pada tanggal 11 desember 2015 pada pukul 18.47

dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/436708-bagaimana-isu-minyak-babi-

menghantam-restoran-solaria

Djumena, Erlangga. (2013, 4 Desember). Solaria Akhirnya Kantongi Sertifikat Halal MUI.

Diakses pada tanggal 12 desember 2015 pada pukul 02.38 dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/04/0908142/Solaria.Akhirnya.Kantongi.

Sertifikat.Halal.MUI

Fandi. (2011, 02 April). MUI Tidak Benar Es Krim Magnum Mengandung Enzim Babi. Diakses pada

tanggal 10 januari 2016 pada pukul 21.35 dari http://www.kompasiana.com/afsee/mui-

tidak-benar-es-krim-magnum-mengandung-enzim-babi_5500a3c2a33311e77251180b

Malik. (2014, 12 Februari). Toyota Tarik 19 Juta Unit Prius Di Seluruh Dunia. Diakses pada tanggal 10

januari 2016 pada pukul 22.36 dari

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016

19

http://otomotif.tempo.co/read/news/2014/02/12/124553552/toyota-tarik-1-9-juta-unit-

prius-di-seluruh-dunia

Purnama, R. Ratna. (2013, 15 Agustus).Tak Bersertifikat Halal Pengunjung Solaria Menurun.

Diakses pada tanggal 11 desember 2015 pada pukul 20.39 dari

http://ekbis.sindonews.com/read/771602/34/tak-bersertifikat-halal-pengunjung-solaria-

menurun-1376552243

Purwanto, Didik. (2013, 1 Agustus). MUI : Solaria Belum Mempunyai Sertifikat Halal. Diakses

pada tanggal 11 desember 2015 pukul 17.33 dari

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/08/01/1759509/MUI.Solaria.Belum.Memp

unyai.Sertifikat.Halal

Penanganan krisis…, Yasmin Fauzie Aldjufri, FISIP UI, 2016