universitas indonesia analisis kelayakan investasi...

69
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI KECIL BAHAN BANGUNAN GEOPOLIMER UNTUK PEMBERDAYAAN SUKU KAMORO DI PAPUA SKRIPSI AJENG YUNIA KARTIKA 0706200876 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPOK DESEMBER 2009 Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI KECIL BAHAN BANGUNAN GEOPOLIMER UNTUK

PEMBERDAYAAN SUKU KAMORO DI PAPUA

SKRIPSI

AJENG YUNIA KARTIKA 0706200876

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

DEPOK DESEMBER 2009

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI KECIL BAHAN BANGUNAN GEOPOLIMER UNTUK

PEMBERDAYAAN SUKU KAMORO DI PAPUA

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

AJENG YUNIA KARTIKA 0706200876

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI JAKARTA

DESEMBER 2009

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Ajeng Yunia Kartika

NPM : 0706200876

Tanda Tangan :

Tanggal : Desember 2009

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

“Analisis Kelayakan Investasi Industri Kecil Bahan Bangunan Geopolimer

Untuk Pemberdayaan Suku Kamoro Di Papua”

Dibuat untuk melengkapi sebagian salah persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada

Program Teknik Industri Program Pendidikan Sarjana Fakultas Teknik

Universitas Indonesia, dan disetujui untuk diajukan dalam sidang ujian skripsi.

Depok, 30 Desember 2009

Pembimbing Skripsi

Ir. Fauzia Dianawati, M.Si

19690123 199403 2 002

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Teknik Jurusan Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari

masa perkuliahan sampai pada masa penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karen itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Fauzia Dianawati, M.Si , selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

memberikan kepercayaan, semangat, bimbingan, dan bantuan yang luar biasa.

2. Bapak Yuri, Bapak Yadrifil, Bapak Ahmad dan Bapak Rahmat atas semua

masukan dan kritiknya selama masa seminar.

3. Segenap jajaran Dosen Departemen Teknik Industri yang telah memberikan

ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

4. Bagian Administrasi Departemen Teknik Industri (Mbak Fat dan Mas Dody)

yang selalu siap sedia membantu penulis dalam segala urusan.

5. Kedua orang tua dan saudara-saudara yang tercinta dan selalu mencintaiku,

yang selalu memberikan doa dan dukungannya yang tulus tanpa

mengharapkan balasan apapun.

6. Teman seperjuangan ”Bu Ana Team”: Khusnul, Ulya, Sugeng atas segala

bantuan, masukan, dan dorongan semangatnya. Khususnya untuk Fahrizal

yang selalu ada membantu dan mendukung.

7. Teman-teman TI ekstensi salemba angkatan 2007 yang selalu memberikan

keceriaan dan persahabatan yang indah selama masa perkuliahan.

8. Al, Izal, dan Rano yang selalu siap sedia di saat-saat terakhir.

9. Untuk Mas Dian yang selalu ada membantu dan memberikan semangat pada

penulis hingga akhirnya semua ini dapat terwujud.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

vi

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu ke depannya.

Depok, 30 Desember 2009

Penulis

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Ajeng Yunia Kartika

NPM : 0706201222

Program Studi : Teknik Industri

Departemen : Teknik Industri

Fakultas : Teknik

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Kelayakan Investasi Industri Kecil Bahan Bangunan Geopolimer

Untuk Pemberdayaan Suku Kamoro Di Papua”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-

kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilih Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada tanggal : 30 Desember 2009

Yang menyatakan

(Ajeng Yunia Kartika)

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

ix

ABSTRACT

Name : Ajeng Yunia Kartika Study Program : Industrial Engineering Title : Investment Feasibility Analysis

For Small Industry of Geopolymer Based Building For Empowerment of Komoro Tribe in Papua

Socio-economic changes which caused by activities of Freeport does not provide the impact and social implications for the life of Kamoro tribe. For that reason, it is necessary to analyze the feasibility of small industrial of Geopolymer Based Building for the enpowerment of Kamoro tribe. Feasibility aspects that will be analize on this research are market aspect, technical aspect and financial aspect. This research output is a recommendation that states that the building materials industry investment is feasible to implement as empowerment Kamoro tribe in Papua. Keywords: Investment Feasibility Analysis, Empowerment, Market aspect, Technical Aspect, Financial Aspect, Kamoro Tribe, Small Industri, Geopolymer.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

viii

ABSTRAK Nama : Ajeng Yunia Kartika Program Studi : Teknik Industri Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Investasi

Industri Kecil Bahan Bangunan Geopolimer Untuk Pemberdayaan Suku Kamoro Di Papua

Perubahan sosial ekonomi yang disebabkan oleh kegiatan PT. Freeport Indonesia tidak memberi banyak dampak dan implikasi sosial bagi kehidupan Suku Kamoro. Untuk itu perlu untuk menganalisis kelayakan investasi industri kecil bahan bangunan geopolimer untuk pemberdayaan Suku Kamoro. Aspek kelayakan yang dibahas pada penelitian ini adalah Aspek Pasar, Aspek Teknis dan Aspek Keuangan.Penelitian ini menghasilkan sebuah rekomendasi yang menyatakan bahwa Investasi Industri Bahan Bangunan ini layak untuk diterapkan sebagai pemberdayaan Suku Kamoro di Papua Kata kunci: Analisis Kelayakan Investasi, Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Keuangan, Suk Kamoro, Industri Kecil, Geopolimer.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

1. PENDAHULUAN . ..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Diagram Keterkaitan Masalah ...................................................................... 3

1.3 Perumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................... 4

1.6 Metodologi Penelitian .................................................................................. 4

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................... 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 6

2.1 Analisis Kelayakan Invetasi .......................................................................... 6

2.2 Aspek Pasar Dan Pemasaran ........................................................................ 7

2.2.1 Analisa SWOT .................................................................................... 8

2.1.2 Marketing Mix ..................................................................................... 9

2.1.3 Segmentasi Target dan Posisi Pemasaran ......................................... 12

2.3 Aspek Teknis dan Teknologi ....................................................................... 12

2.3.1 Produk ............................................................................................... 13

2.3.2 Rencana Produksi .............................................................................. 13

2.3.3 Teknologi .......................................................................................... 14

2.3.4 Lokasi ................................................................................................ 14

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

xi

2.4 Aspek Ekonomis dan Keuangan .................................................................. 14

2.4.1 Pembiayaan Usaha ........................................................................... 15

2.4.2 Sumber Pembiayaan .......................................................................... 15

2.4.3 Evaluasi Keuangan ............................................................................ 15

3. PENGUMPULAN DATA ................................................................................ 21

3.1 Suku Kamoro .............................................................................................. .21

3.1.1 Populasi ............................................................................................. 21

3.1.2 Pola Hidup ......................................................................................... 21

3.1.3 Usia Produktif ................................................................................... 22

3.2 Limbah Abu Terbang .................................................................................. 23

3.3 Limbah Pasir Tailing ................................................................................... 24

3.4 Rencana Pembangunan Perumahan di Papua .............................................. 26

3.5 Analisa Pasar Dan Pemasaran ..................................................................... 27

3.5.1 Pasar .................................................................................................. 27

3.5.2 Persaingan ......................................................................................... 28

3.5.3 Pemasaran .......................................................................................... 29

3.5.3.1 Produk Berkualitas ................................................................ 29

3.5.3.2 Pengendalian Mutu ............................................................... 29

3.5.3.3 Penentuan Harga ................................................................... 30

3.5.3.4 Promosi ................................................................................. 32

3.6 Aspek Teknis ............................................................................................... 32

3.6.1 Proses Produksi ................................................................................. 32

3.6.2 Rancang Line Balancing ................................................................... 37

3.6.3 Alokasi Tenaga Kerja ........................................................................ 38

3.6.4 Kapasitas Produksi ............................................................................ 38

3.6.5 Teknologi yang digunakan ................................................................ 39

3.6.6 Kebutuhan Bahan Baku ..................................................................... 40

3.6.7 Lokasi Projek ..................................................................................... 45

3.7 Aspek Keuangan .......................................................................................... 45

3.7.1 Permodalan Usaha ............................................................................. 45

3.7.1.1Kebutuhan dana Modal Tetap ................................................ 46

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

xii

3.7.1.2 Kebutuhan Dana Modal Kerja .............................................. 46

3.7.2 Sumber Permodalan .......................................................................... 46

4. ANALISA DATA ............................................................................................. 48

4.1 Analisa Suku Kamoro ................................................................................. 48

4.2 Analisa CSR PT. Freeport Indonesia .......................................................... 49

4.3 Analisa Aspek Pemasaran ........................................................................... 49

4.3.1 Analisa SWOT .................................................................................. 49

4.3.2 Marketing Mix ................................................................................... 51

4.4 Analisa Kelayakan Aspek Teknis ................................................................ 52

4.5 Analisa Kelayakan Aspek Keuangan .......................................................... 53

5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 54

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 54

5.2 Saran ............................................................................................................ 54

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rencana Pembangunan Perumahan ...................................................... 26

Tabel 3.2. Perhitungan Kebutuhan Batako ............................................................ 27

Tabel 3.3. Penentuan Harga ................................................................................... 31

Tabel 3.4. Waktu Standar Teoritis Tiap Elemen Kerja .......................................... 36

Tabel 3.5. Waktu Standar Real Tiap Elemen Kerja ............................................... 36

Tabel 3.6. Proses Pembuatan Cetakan dengan 3 orang .......................................... 37

Tabel 3.7. Kebutuhan Dana Modal Tetap .............................................................. 46

Tabel 3.8. Kebutuhan Modal Kerja ........................................................................ 46

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Jumlah Suku Kamoro Menurut Jenis Kelamin ................................. 22

Gambar 3.2. Komposisi Penduduk ........................................................................ 23

Gambar 3.3. Limbah Pasir Tailing ......................................................................... 26

Gambar 3.4. Batako................................................................................................ 29

Gambar 3.5. Uji Jatuh ............................................................................................ 30

Gambar 3.6. Pengadukan Semen Dengan Pasir ..................................................... 33

Gambar 3.7. Pengadukan Semen Dengan Air ........................................................ 34

Gambar 3.8. Penyiraman Dengan Sedikit Air ........................................................ 34

Gambar 3.9. Mencetak Batako ............................................................................... 34

Gambar 3.10. Produk Jadi ...................................................................................... 35

Gambar 3.11 Diagram Precedence Elemen Kerja Pembuatan Batako .................. 37

Gambar 3.12. Perkiraan Kasar Stasiun Kerja ......................................................... 38

Gambar 3.13. Daftar Peralatan ............................................................................... 39

Gambar 3.14. Penyimpanan Semen ....................................................................... 41

Gambar 3.15. Penyimpanan pasir .......................................................................... 42

Gambar 3.16. Uji Pasir Dengan Menggunakan Tangan ........................................ 43

Gambar 3.17. Uji Pasir Dengan Menggunakan Botol ........................................... 43

Gambar 3.18. Uji Pasir Dengan Menggunakan Kain ............................................. 44

Gambar 3.19. Peta Lokasi ...................................................................................... 45

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

1     Universitas Indonesia 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang

begitu cepat didalam hidup, yang menuntut masyarakat untuk lebih cepat

beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan

cepat dan memusatkan perhatiannya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan manusia

pada taraf peradaban yang lebih tinggi. Kemajuan peradaban dan langkah

pembangunan merupakan dua hal yang umumnya berjalan secara beriringan.

Melalui berbagai aktifitas pembangunan itu manusia meningkatkan kualitas

kehidupan, mengkonstruksi tata-nilai kehidupan dan akhirnya membentuk sebuah

peradaban masyarakat modern.

Di Papua tepatnya Kabupaten Mimika terdapat sebuah suku yang bernama

Suku Kamoro. Wilayah tinggal Suku Kamoro memanjang dari Teluk Etna di barat

laut ke sungai Otokua di tenggara dan Pegunungan Cartenz di utara. Populasi

suku ini sekitar 15.000 jiwa yang terbagi dalam beberapa desa dan pemukiman

transmigrasi Timika, kota kecil terdekat dengan daerah penambangan PT.

Freeport Indonesia. Daerah penambangan tembaga di Grasberg merupakan salah

satu deposit tembaga terkaya di dunia. Kegiatan PT. Freeport Indonesia tentunya

membawa banyak perubahan ekonomi serta menyebabkan migrasi pendatang

untuk bekerja. Meskipun demikian, perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan

oleh kegiatan PT. Freeport Indonesia pada kenyataannya tidak memberi banyak

dampak dan implikasi sosial yang baik bagi kehidupan suku Kamoro yang secara

tradisional hidup dari memancing dan menebang sagu di hutan dan berburu.

Disekitar Timika, terdapat sebuah PLTU yang berkapasitas 100 MW guna

memasok kebutuhan listrik operasi penambangan. Abu terbang yang merupakan

sisa pembakaran batubara di PLTU dapat digunakan sebagai bahan baku

pembuatan semen geopolimer atau bahan bangunan lain. Pembuatan bahan

bangunan dengan teknologi geopolimerisasi tidak membutuhkan investasi padat

modal dan teknologi tinggi dan proses pembuatannya pun sederhana dan tidak

memerlukan keterampilan khusus.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

2  

Universitas Indonesia

Hal ini membuka kesempatan untuk memanfaatkan abu terbang dari PLTU

dengan memberdayakan masyarakat dari Suku Kamoro dalam tahap perencanaan

dan operasionalisasi pabrik dengan harapan akan membawa dampak perubahan

yang positif bagi kelangsungan hidup Suku Kamoro kedepannya.

Untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam

melaksanakan suatu kegiatan usaha diperlukan analisis mengenai kelayakan

sebuah investasi. Hasil analisis ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan sebuah keputusan mengenai layak atau tidaknya investasi

tersebut. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari investasi

yang akan dilaksanakan dapat memberikan maanfaat dalam arti keuangan maupun

keuntungan sosial. Dengan adanya analisis kelayakan investasi ini diharapkan

resiko kegagalan dapat dihindari.

Adapun analisis kelayakan investasi ini mencakup pada beberapa aspek

yaitu :

• Aspek pemasaran, untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan

investasi ditinjau dari segi pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan

atau tidak. Atau dengan kata lain seberapa besar potensi pasar yang ada untuk

produk yang ditawarkan dan persaingan dengan produk yang sejenis.

• Aspek keuangan, untuk menilai biaya-biaya apa saja yang diperlukan untuk

kegiatan usaha tersebut dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan

tersebut. Kemudian juga menelaah seberapa besar pendapatan yang akan

diterima jika investasi tadi dijalankan.

• Aspek teknik dan operasional, analisis mengenai lokasi usaha, penentuan

kapasitas dan proses produksi, pemilihan teknologi yang tepat guna,

banyaknya tenaga kerja yang diperlukan dan kemampuan yang dimilikinya,

ketersediaan bahan baku dan kemudahan untuk mendapatkannya,n serta

perluasan usaha selanjutnya. Penelitian mengenai lokasi meliputi berbagai

pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, dekat dengan bahan baku,

dengan sumber tenaga kerja, kelengkapan sarana dan prasana yang memadai

untuk kegiatan usaha tersebut, dengan pusat pemerintahan, lembaga keuangan,

pelabuhan, rencana masa depan dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

3  

Universitas Indonesia

1.2 Digaram Keterkaitan Masalah

Bagian sebelumnya telah memberikan latar belakang dari penelitian ini.

Untuk dapat memberikan gambaran sistemik yang lebih menyeluruh, maka

disusun suatu diagram keterkaitan permasalahan seperti pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Diagram Keterkaitan Masalah

Diagram tersebut akan membawa kepada bagian berikutnya, yakni

perumusan permasalahan.

1.3 Perumusan Masalah

Perubahan sosial ekonomi yang disebabkan oleh kegiatan PT. Freeport

Indonesia pada kenyataannya tidak memberi banyak dampak dan implikasi sosial

bagi kehidupan Suku Kamoro. Kondisi ini bertolak belakang dengan kenyataan

bahwa begitu banyak potensi sumber daya tersedia yang bisa dimanfaatkan oleh

masyarakat. Pemberdayaan dan penyadaran akan potensi yang bisa diambil Suku

Kamoro untuk meningkatkan taraf hidupnya perlulah dikembangkan. Untuk itu

perlu untuk menganalisis kelayakan investasi industri kecil bahan bangunan

geopolimer untuk pemberdayaan Suku Kamoro.

Penambangan PT. Freeport Indonesia

PLTU menghasilkan limbah yang bisa

dimanfaatkan

Ketersediaan SDM yang melimpah

Masyarakat suku Kamoro yang masih

nomaden

Volume kebutuhan bahan bangunan tinggi

Keterbelakangan kehidupan suku Kamoro

Pembangunan yang berkelanjutan

Harga bahan bangunan mahal

Peluang investasi

Analisis kelayakan investasi bahan bangunan geopolimer

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

4  

Universitas Indonesia

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan suatu

investasi industri kecil bahan bangunan geopolimer untuk pemberdayaan

masyarakat Suku Kamoro di Papua.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir adalah analisis kelayakan

investasi industri kecil yang berfokus pada aspek pemasaran, aspek keuangan,

aspek teknik dan operasional. Penelitian yang akan dilakukan hanya sampai tahap

skala projek dan target pasar yang ingin dibidik adalah penduduk sekitar Timika –

Papua.

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk mencapai tujuan diatas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi masalah secara umum.

2. Mengumpulkan dan mendalami teori yang berhubungan dengan permasalahan

yang telah dipilih.

3. Menentukan tujuan penelitian berdasarkan hasil identifikasi masalah yang

berguna untuk menentukan arah dan hasil yang ingin dicapai melalui

penelitian ini.

4. Menentukan ruang lingkup penelitian dengan memperhatikan berbagai

kendala sehingga penelitian lebih terarah, terfokus dan berjalan sesuai dengan

rencana yang dibuat sehingga pada akhirnya dapat memberikan hasil yang

maksimal sesuai dengan tujuan penelitian.

5. Menentukan aspek dan mengumpulkan data yang diperlukan, mencakup data

aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis dan operasional.

6. Melakukan pengolahan dan berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan

sebelumnya. Sama dengan pada tahap pengumpulan, pengolahan data juga

dikelompokkan menjadi tiga aspek yaitu aspek pemasaran, aspek keuangan,

aspek teknis dan operasional.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

5  

Universitas Indonesia

7. Menganalisis hasil pengolahan data yang dilakukan. Tahap analisis juga

dibagi menjadi analisis pemasaran, analisis keuangan, analisis teknis dan

operasional.

8. Membuat kesimpulan dari hasil analisis.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi dalam enam bab,

masing-masing bab dapat diuraikan sebagai berikut :

• Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, diagram yang

menggambarkan keterkaitan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan agar studi

yang dilakukan lebih terarah.

• Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi pemaparan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan, sebagai dasar pemikiran dari penelitian ini.

• Bab III : Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab ini berisi tentang data yang diperoleh dan diperlukan dalam penelitian

untuk selanjutnya diolah dan diguakan untuk tahapan berikutnya.

• Bab IV : Analisis kelayakan investasi industri

Bab ini, akan dilakukan pengolahan data yang telah didapatkan dalam

penelitian dan juga analisisnya.

• Bab V : Kesimpulan

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan-kesimpulan dan saran

yang didapat berdasarkan hasil analisis untuk menjawab permasalahan.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

6 Universitas Indonesia

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Analis Kelayakan Investasi

Investasi merupakan usaha menanamkan faktor-faktor produksi yang

langka dalan suatu proyek tertentu. Tujuan utama dari investasi ini adalah

memperoleh berbagai manfaat yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat tadi

dapat berupa imbalan keuangan, misalnya laba, manfaat non-keuangan atau

kombinasi dari keduanya (Sutojo, 1996).

Untuk mengurangi kemungkinan kegagalan proyek yang akan

dilaksanakan, perlu dilakukan analisa kelayakan investasi. Yang dimaksud dengan

studi kelayakan adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek,

yang biasanya merupakan proyek investasi yang akan dilaksanakan. Definisi lain

dari studi kelayakan adalah studi tehadap kelayakan dari suatu pendirian usaha

baru, modifikasi produk lama atau diversifikasi ke lini produk.

Studi kelayakan biasanya dilakukan sebelum investasi ditanankam. Studi

ini digunakan untuk kepentingan berbagai pihak, seperti para investor, pihak

kreditor, pihak manajemen perusahaan pihak pemerintah dan juga digunakan

untuk perencanaan pembangunan ekonomi. Studi kelayakan digunakan untuk

mencegah adanya investasi yang bersifat emosional atau yang hanya mengikuti

trend saja, yang berakibat investasi yang ditanamkan tidak menghasilkan

keuntungan atau dapat hilang begitu saja.

Untuk memulai suatu kegiatan dalam bidang dunia usaha, diperlukan suatu

penilaian sejauh mana kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat atau dapat

bermanfaat bila kegiatan tersebut diusahakan. Usaha penilaian tersebut dilakukan

sebelum kegiatan tersebut dikerjakan. Kegiatan untuk menilai sejauh mana

manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha, disebut dengan

studi kelayakan.

Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan pula bahwa sebelum adanya

langkah lebih lanjut untuk melaksanakan suatu kegiatan usaha diperlukan suatu

analisis penilaian yang dapat menunjukkan apakah kegiatan tersebut dapat

bermanfaat bila dikerjakan. Bermanfaat dalam hal ini tergantung pada jenis usaha

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

7  

Universitas Indonesia

yang akan dilaksanakan, bila usaha tersebut merupakan usaha yang lebih

menjurus pada social needs maka usaha tersebut diharapkan dapat bermanfaat ke

arah yang lebih umum atau manfaat sosial bila usaha tersebut lebih menjurus ke

arah bisnis individu maka usaha tersebut diharapkan bermanfaat ke arah yang

lebih individual atau manfaat individu.

Disamping itu, dapat diartikan bahwa studi kelayakan adalah suatu

penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu usaha untuk dilaksanakan dengan

berhasil. Selain tujuan-tujuan tersebut di atas, suatu studi kelayakan juga bertujuan

untuk :

• Menghindari terjadinya penanaman modal secara tidak tepat.

• Menentukan jenis usaha yang lebih dipilih dari beberapa alternatif usaha

lainnya.

• Mengetahui lebih awal secara perhitungan keuntungan yang akan didapat

dari investasi yang ditanam.

Menentukan prioritas-prioritas dari usaha yang akan dilaksanakan.

Evaluasi proyek dan rencana investasi akan memberikan gambaran seberapa jauh

rencana investasi pada suau proyek tertentu dapat dipertanggungjawabkan dari

berbagai macam segi.

Secara umum, studi kelayakan proyek akan mencakup aspek-aspek

berikut, yaitu :

• Aspek pasar dan pemasaran.

• Aspek teknis dan teknologi.

• Aspek keuangan dan ekonomi.

Pada skripsi ini, aspek manajemen operasional tidak dibahas, karena sudah

tercakup dalam analisa SWOT

.

2.2 Aspek Pasar Dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi

dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Sebelum melakukan studi kelayakan pada aspek-aspek lainnya, yang

pertama perlu diketahui adalah kelayakan pasar dan pemasaran dari proyek yang

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

8  

Universitas Indonesia

akan dilaksanakan. Karena, apabila tidak ada pasar yang dapat menyerap hasil

produksi proyek maka studi kelayakan yang dikerjakan tidak perlu dilanjutkan.

Dalam menganalisa kelayakan suatu investasi berdasarkan kelayakan

aspek pemasaran, ada beberapa metode yang digunakan, antara lain sebagai

berikut:

1. Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat).

2. Marketing mix.

3. Segmentasi pasar.

2.2.1 Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah suatu suatu teknik analisa yang memadukan antara

analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi suatu

perusahaan atau organisasi. Analisa internal meneliti sumber daya perusahaan itu

sendiri dan memberikan pernyataan tentang kekuatan (strenght) dan kelemahan

(weakness) perusahaan.

Sedangkan analisa eksternal yang dilakukan meneliti hal-hal di luar

perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha, seperti kondisi ekonomi

negara, trend yang berlaku di masyarakat, kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

Hasil analisa ini akan memberikan gambaran tentang kesempatan (opportunity)

yang dimiliki dan ancaman (threat) yang membahayakan perusahaan (Sutojo,

1996).

Analisa ini memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai kondisi

yang dihadapi sehingga perusahaan dapat menentukan strategi terbaik yang akan

dijalankan kedepannya.

a. Strengths atau kekuatan-kekuatan yang dimiliki adalah faktor internal yang

merupakan keunggulan sumber daya internal yang dimiliki perusahaan.

b. Weakness atau kelemahan-kelemahan yang dimiliki adalah faktor internal

yang merupakan kelemahan perusahaan karena keterbatasan sumber daya

tertentu

c. Opportunities atau peluang-peluang yang dapat menguntungkan adalah faktor

eksternal yang merupakan kesempatan yang dapat mendatangkan keuntungan

dan keunggulan bagi perusahaan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

9  

Universitas Indonesia

d. Threats atau ancaman-ancaman yang dapat melemahkan atau merugikan adalah

faktor eksternal yang merupakan ancaman yang dapat merugikan atau

menyulitkan perusahaan.

2.2.2 Marketing mix

Marketing mix atau bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat

faktor yang paling mempengaruhi pamasaran, yaitu

1. Produk (product), adalah hasil yang diperoleh dari proses produksi baik berupa

barang maupun jasa.

2. Pangsa (price), adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk

mendapatkan suatu barang atau jasa.

3. Tempat (place), adalah adalah dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk

pertimbangan lokasi dan lahan usaha.

4. Promosi (promotion), adalah sarana promosi yang digunakan untuk

menginformasikan, menarik dan mempengaruhi calon konsumennya.

Keempat faktor ini sering disebut sebagai 4P dalam marketing mix.

Perusahaan harus mampu mengontrol keempat faktor tersebut agar dapat berhasil

dalam usahanya. Jika faktor-faktor tersebut berhasil diwujudkan dengan baik,

maka kemungkinan untuk berhasilnya proses pemasaran sangatlah besar.

Perhatian kepada keempat faktor ini harus dilihat sebagai sebuah integrasi, tidak

bisa bersifat parsial.

Sebuah pasar terdiri dari konsumen potensial dengan kebutuhan atau

keinginan tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual

beli guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut (Kotler, 1992).

Setiap pasar bisa dibagi menjadi kelompok-kelompok calon konsumen

yang punya ciri khas yang sama. Kelompok-kelompok ini disebut segmen pasar.

Keuntungan bagi pemasar adalah setiap segmen mempunyai keragaman yang

lebih sedikit dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.

Ada tiga variabel pembagian pasar yang luas, yaitu:

• Berdasarkan geografis.

• Berdasarkan konsumen.

• Berdasarkan produk yang dijual.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

10  

Universitas Indonesia

Setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan

pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Pemasaran merupakan

bagian yang sangat vital bagi sebuah perusahaan karena bagian ini dapat

dikatakan merupakan ujung tombak perusahaan. Pemasaran memiliki definisi

yang sangat luas dan beragam cakupannya.

Pemasaran didefinisikan suatu proses sosial dan manajerial dengan mana

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak

lain.

Dalam analisis kelayakan usaha, aspek pemasaran juga merupakan salah

satu aspek yang terpenting. Rencana pendirian dan pengembangan usaha dimulai

dengan adanya suatu cita-cita atau sasaran yang dapat dirumuskan menjadi visi,

misi dan tujuan perusahaan. Langkah selanjutnya adalah melakukan riset

pemasaran dan analisis pasar, menyusun strategi pemasaran dan program

pemasaran dan kemudian mengimplementasikannya

Pemasaran produk yang baik harus memperhatikan calon konsumen yang

akan membeli produk tersebut. Faktor-faktor ini terdiri dari:

• Kebutuhan konsumen.

• Keuntungan bagi konsumen.

• Persaingan yang dihadapi.

Strategi pemasaran adalah sebuah rencana dengan menggunakan berbagai

alat pemasaran untuk mencapai tujuan dalam situasi pemasaran, yaitu komitmen

mengenai arah perusahaan di masa datang (E Davies dan BJ Davies, 1993).

Strategi pemasaran terdiri dari:

• Keunggulan produk, produk tersebut memiliki kelebihan dibandingkan

produk lain yang sejenis. Desain dan mutu yang lebih baik, harga lebih

rendah, biaya lebih unggul karena bahan baku dan tenaga kerja lebih

murah dan lain sebagainya.

• Pengendalian mutu produk, dimana produk yang akan ditawarkan kepada

calon konsumen harus sudah melewati beberapa tahapan uji produk.

Spesifikasi produk digunakan sebagai standar kualitas. Spesifikasi ini

meliputi bahan baku yang digunakan harus menggunakan bahan baku

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

11  

Universitas Indonesia

dengan kualitas yang baik, proses pembuatan yang tidak menerima dan

melanjutkan barang cacat dan hanya memproses barang dengan kualitas

yang baik, ukuran (size), warna, tekstur, model (bentuk), dan sebagainya.

• Penentuan harga yang rasional sangat penting untuk diperhatikan,

mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk

yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal

terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk

tersebut di pasar. Untuk itu penentuan harga sangatlah penting untuk

dilakukan dengan cermat.

Penentuan harga berdasarkan biaya, yaitu:

a. Cost plus pricing

Metode penentuan cost plus pricing menggunakan rumus :

........................................................ 2.1.

dimana:

VC : Variabel cost (biaya variabel)

FC : Fixed cost (biaya tetap)

TS : Total sales (total penjualan)

b. Cost plus pricing dengan mark up

............... 2.2.

• Promosi, kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan

ketiga kegiatan diatas. Tanpa promosi yang baik dan menarik jangan

diharapkan pelanggan dapat mengenal produk yang ditawarkan. Promosi

merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan

konsumennya. Salah satu tujuan promosi adalah menginformasikan segala

jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang

baru untuk membeli produk yang ditawarkan

.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

12  

Universitas Indonesia

Keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan

1) Periklanan (advertising)

2) Promosi penjualan (sales promotion)

3) Publisitas (publicity)

4) Penjualan pribadi (personal selling)

2.2.3 Segmentasi target dan posisi pemasaran.

Penting untuk mengetahui pasar dari produk yang akan ditawarkan.

Karena sifat pasar yang heterogen, maka sebaiknya terlebih dahulu

melakukan segmentasi pasar sehingga pasar yang beragam tersebut dapat

dipilah-pilah menjadi beberapa bagian yang homogen.

Setelah pasar terbagi kedalam segmen-segmen yang homogen, dapat

ditentukan target pasar yang ingin dituju. Setelah memiliki sasaran yang terarah,

hendaknya perusahaan menempatkan dirinya pada sebuah posisi yang unik, yang

mampu membedakannya dari perusahaan-perusahaan pesaing.

2.3 Aspek Teknis Dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi menyelidiki hal-hal teknis yang berhubungan

dengan usaha dan teknologi yang akan digunakan nantinya.

Faktor-faktor yang ditinjau dalam aspek teknis dan teknologi ini, adalah:

• Jenis produk yang dihasilkan, menentukan spesifikasi yang meliputi bahan

baku yang digunakan, proses pembuatan, ukuran (size), warna, tekstur,

model (bentuk), dan sebagainya. Produk yang dihasilkan harus dapat

memberikan kenyamanan bagi konsumen.

• Proses produksi, pembuatan suatu produk dari bahan mentah hingga

menjadi barang jadi.

• Tenaga kerja, ketersediaan tenaga kerja dan kemampuan pengetahuan

yang dimiliki untuk dapat menunjang kegiatan usaha.

• Kapasitas produksi, jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk

mencapai keuntungan yang optimal. Hal yang menjadi pertimbangan

antara lain, batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin yang dibatasi

oleh kapasitas teknis atau kapasitas ekonomis, jumlah dan kemampuan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

13  

Universitas Indonesia

tenaga kerja untuk dapat memenuhi rencana produksi yang telah

ditentukan, kemampuan finansial dan manajemen.

• Teknologi yang digunakan, adalah cara/teknik proses produksi dengan alat

produksi serta bahan baku dan penolong untuk menghasilkan suatu

produk. Teknologi yang digunakan tidak harus modern akan tetapi

teknologi yang digunakan harus tepat.

• Bahan baku, kebutuhan akan bahan baku yang ditunjang dengan

ketersediaan yang cukup dan kemudahan untuk mendapatkannya. Karena

bahan baku merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu kegiatan

usaha.

• Lokasi proyek, penentuan lokasi dan dan distribusi beserta sarana dan

prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar

konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta

mendistribusikan produk tersebut. Dekat dengan bahan baku dan sumber

tenaga kerja. harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada

seluruh konsumennya. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup

memadai hingga

2.3.1 Produk

Menurut Ulrich dan Eppinger, produk adalah sesuatu yang dijual

perusahaan kepada konsumennya. Sedangkan menurut Kotler (1992), produk

adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan

suatu kebutuhan atau keinginan. Istilah produk biasanya digunakan bagi produk

berwujud, sedangkan produk yang tidak dapat dilihat wujudnya, tetapi dapat

dirasakan disebut dengan jasa. Produk yang berhasil adalah produk yang dapat

memenuhi keinginan konsumen dan keuntungan yang layak bagi perusahaan.

2.3.2 Rencana Produksi

Rencana produksi adalah perencanaan jumlah dan jenis produk yang akan

dihasilkan atau diproduksi oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Faktor-

faktornya yang memperngaruhi rencana produksi adalah:

• Pangsa pasar.

• Kapasitas produksi.

• Kemampuan finansial dan manajemen.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

14  

Universitas Indonesia

2.3.3 Teknologi

Pemilihan teknologi (peralatan dan metode kerja) yang dipergunakan

dalam melakukan suatu kegiatan usaha harus dapat memenuhi kriteria yang

ditentukan oleh perusahaan. Kriteria yang harus menjadi bahan pertimbangan

antara lain:

• Ketepatan jenis teknologi yang digunakan.

• Keberhasilan penggunaan teknologi tersebut di tempat lain yang sejenis.

• Kemampuan pengetahuan tenaga kerja.

• Kemungkinan penggunaan teknologi baru yang lebih maju.

2.3.4 Lokasi

Penentuan lokasi usaha yang digunakan untuk menjalankan suatu usaha

telah melalui pertimbangan-pertimbangan yang matang. Variabel-variabel yang

perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

variabel primer (utama) dan variabel sekunder (bukan utama) (Husnan dan

Suwarsono, 1994).

Variabel primer diantaranya adalah sebagai berikut :

• Ketersediaan bahan mentah.

• Jarak lokasi usaha.

• Ketersediaan listrik dan air.

• Transportasi.

Sedangkan untuk variabel sekunder diantaranya adalah sebagai berikut :

• Hukum dan peraturan yang berlaku.

• Sikap dan kondisi masyarakat sekitar.

• Rencana masa depan perusahaan.

2.4 Aspek Ekonomis Dan Keuangan

Aspek ini memperhitungkan berapa jumlah biaya yang dibutuhkan untuk

membangun dan kemudian mengoperasikan suatu kegiatan usaha yang akan

direalisasikan. Biaya ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu modal tetap

dan modal kerja. Selain itu, perlu dipelajari juga sumber dana yang dibutuhkan

dan struktur permodalan kegiatan usaha yang akan dijalankan. Hal penting yang

tidak boleh dilupakan adalah penelitian mengenai kemampuan kegiatan suatu

usaha untuk menghasilkan keuntungan, kesehatan keuangan usaha secara ekonomi

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

15  

Universitas Indonesia

dan kemampuannya memenuhi kewajiban terhadap pihak ketiga apabila ada dan

tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

2.4.1 Pembiayaan Usaha

Dana modal tetap dipergunakan antara lain untuk membiayai kegiatan pra-

investasi, pengadaan peralatan dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan

pembangunan usaha. Jenis modal tetap yang diperlukan adalah:

• Penyediaan tanah atau lokasi untuk membangun usaha.

• Gedung dan bangunan lain.

• Peralatan.

Modal kerja adalah dana yang diperlukan untuk operasi perusahaan

berdasarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan

dan rencana-rencana yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan. Modal kerja

keseluruhan (gross working capital) adalah modal kerja yang digunakan sebagai

dana yang terikat pada harta lancar yang terdapat pada neraca. Modal kerja ini (net

working capital) merupakan selisih antara harta lancar dengan kewajiban segera.

2.4.2 Sumber pembiayaan

Sumber pembiayaan suatu usaha dapat terdiri dari modal sendiri,

penyertaan modal pihak lain, pasar saham, pinjaman dari lembaga keuangan, dan

sebagainya. Oleh karena itu, perlu diteliti lebih detail seberapa jauh sumber-

sumber dana tersebut dapat diperoleh, bagaimana manfaatnya kepada proyek, dan

bilamana akan digabungkan bagaimana pula keseimbangan yang paling serasi

untuk dapat merealisasikan dan mencapai tujuan dari proyek tersebut..

2.4.3 Evaluasi keuangan

Dari segi keuangan, perusahaan dikatakan sehat jika dapat memenuhi

kewajiban finansial ke dalam dan ke luar serta dapat mendatangkan keuntungan

yang layak bagi perusahaan. Kewajiban finasial ke dalam terdiri dari berbagai

macam beban pembiayaan operasi seperti pembelian bahan baku, bahan

pembantu, pembayaran gaji, biaya listrik dan air, dan lain-lain. Sedangkan

kewajiban ke luar terdiri dari pembayaran kembali pinjaman beserta bunganya

kepada pihak luar bila ada.

Untuk dapat mengevaluasi kesehatan perusahaan secara keuangan perlu

adanya suatu laporan keuangan dan teknik-teknik penelitian kesehatan keuangan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

16  

Universitas Indonesia

perusahaan. Berbagai laporan keuangan dan teknik analisa yang digunakan,

adalah:

1. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi (HPP) adalah biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu. Komponen yang membentuk HPP adalah

biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead usaha/pabrik.

Biaya bahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang

tersebut, terdiri dari biaya pembelian,biaya transportasi dan seluruh biaya yang

dikeluarkan hingga bahan tersebut dapat digunakan. Biaya tenaga kerja langsung

adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah setiap pekerja yang terlibat

dalam proses produksi secara langsung. Sedangkan biaya umum pabrik adalah

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari,

baik menghasilkan produk atau tidak. Biaya umum pabrik terdiri dari biaya tenaga

kerja tidak langsung, biaya listrik, telepon, air, biaya bangunan, depresiasi, dan

sebagainya.

2. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 1993)

Dari proyeksi neraca akan tergambar berapa harta perusahaan, baik harta

lancar, harta tetap, atau harta lainnya. Kemudian juga akan tergambar kewajiban

baik jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang dimiliki dari

periode ke periode.

Aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi

juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deferred

charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan

datang, seta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya, hak

paten , hak penerbitan, dan sebagainya.

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain

yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal

perusahaan yang berasal dari kreditor yang nantinya harus dikembalikan kepada

pihak yang memberinya.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

17  

Universitas Indonesia

Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang

ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau

kelebihan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-

hutangnya.

3. Laporan Laba Rugi

Laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang

penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode

tertentu.

Secara umum, laporan rugi laba terdiri dari

• Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan pelayanan) diikuti

dengan harga pokok dari barang/pelayanan yang dijual sehingga diperoleh kaba

kotor.

• Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya

penjualan dan biaya umum/administrasi (operating expenses).

• Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi

perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar pokok usaha

perusahaan (non operating/financial income and expenses).

• Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary

gain or loss) sehingga diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

4. Periode Pengembalian (Pay Back Period)

Payback period, adalah waktu yang dibutuhkan oleh laba atau keuntungan

lainnya untuk menyamai biaya investasi yang telah dikeluarkan. Semakin cepat

modal dapat diperoleh berarti semakin kecil resiko yang dihadapi (Newnan, 1990)

Hal-hal yang harus diingat dalam menghitung payback period adalah:

• Perhitungan yang dibuat adalah perkiraan analisa ekonomi, dan bukan suatu

kepastian.

• Semua biaya, keuntungan, investasi, dan sebagainya dihitung tanpa

memandang perbedaan waku.

• Konsekuensi ekonomi di luar payback period diabaikan sama sekali.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

18  

Universitas Indonesia

• Sebagai suatu perhitungan perkiraan, belum tentu memberikan jawaban yang

benar, jadi jawaban yang diperoleh dapat berbeda dengan hasil perhitungan

teknik analisa lainnya.

5. MARR (Minimun Attarctive Rate of Return)

Minimum attractive rate of return (MARR) atau tingkat pengembalian

minimal yang menarik adalah tingkat bunga minimal yang dibebankan kepada

investasi yang dilakukan (Newnan,1990).

Untuk mempermudah, MARR biasanya disamakan dengan tingkat suku

bunga deposito yang paling menguntungkan di negara tersebut. Suatu usaha yang

memberikan rate of return lebih kecil dari MARR, memiliki peluang kecil untuk

mendapat penanam modal.

6. NPV (Net Present Value)

Perhitungan dengan menggunakan Net Present Value didasari oleh

pemahaman bahwa nilai uang yang diterima tidak akan sama dengan uang yang

akan kita terima di masa datang, walaupun dengan nilai nominal yang sama.

Karena uang yang diterima sekarang dapat langsung digunakan kembali untuk

keperluan lainnya atau diinvestasikan kembali.

Present Value (PV) adalah perhitungan nilai sekarang dari cash flow di

masa datang. Cash flow adalah suatu realisasi atau taksiran dari pemasukan uang

(inflow) atau pengeluaran uang (out flow) yang terjadi pada suatu usaha dalam

jangka waktu tertentu. Net Present Value (NPV) adalah akumulasi dari present

value setiap periode yang ada selama umur ekonomis suatu usaha.

Suatu usaha atau proyek akan dipertimbangkan untuk diteruskan apabila

memiliki NPV positif atau NPV > 0.

PV dihitung dengan rumus:

......................................................................................................2.3.

dimana:

PV : present value yang ingin diketahui

c : cash flow periode tersebut

r : tingkat suku bunga atau pengembalian modal yang diinginkan

t : periode waktu yang dicari, dihitung dari saat perhitungan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

19  

Universitas Indonesia

7. ROI (Return of Investment)

ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan

keseluruhan dana yang ditanamkan di dalamnya.

Besar ROI dipengaruhi oleh:

• Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi (turn over dari

operating assets)

• Margin keuntungan (profit margin), yaitu besarnya keuntungan operasi yang

dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini

mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan

dengan besarnya penjualannya.

Besarnya ROI dapat diketahui dengan rumus :

..........................................2.4.

Atau

..........................................................2.5.

Kegunaan analisa ROI

• Kegunaannya yang prinsipil adalah sifatnya yang menyeluruh. Apabila suatu

perusahaan telah menjalankan akuntansi dengan baik maka manajemen dapat

mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan

efisiensi bagian penjualan.

• Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh

ratio industri sejenis, maka perusahaan dapat membandingkan efektifitas

perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan lain.

• Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-

masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

• ROI juga berguna untuk kerperluan perencanaan, seperti pada saat melakukan

ekspansi.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

20  

Universitas Indonesia

Kelemahan ROI:

• Kesukarannya untuk membandingkan rate of return untuk perusahaan yang

sejenis, apabila perusahaan itu menggunakan sistem akuntansi yang berbeda,

baik dalam penilaian persediaan, metode depresiasi, dan sebagainya.

• Fluktuasi nilai uang membuat harga suatu alat produksi akan berubah-ubah

sehingga akan mempengaruhi investment turn over dan profit margin.

• Kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan analisa ROI tanpa dibantu

dengan analisa lainnya akan menyesatkan.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

21 Universitas Indonesia  

BAB III

PENGUMPULAN DATA 3.1. Suku Kamoro

3.1.1. Populasi

Suku komoro tingggal di Kabupaten Mimika yang wilayahnya

memanjang dari teluk Etna di barat laut ke sungai Otokua di tenggara dan

pegunungan Cartenz di utara. Populasi suku ini sekitar 15.000 jiwa yang terbagi

dalam beberapa desa dan pemukiman transmigrasi di Timika, kota kecil terdekat

dengan daerah penambangan PT. Freeport Indonesia.

3.1.2. Pola hidup

Secara tradisional, suku Kamoro tinggal setengah mengembara dari waktu

ke waktu berulang secara rotasi. Di satu musim mereka tinggal di dekat hutan

sagu dan kebun pisang, di musin lainnya hidup di muara sungai atau tepi pantai

untuk mencari ikan. Pada waktu luang, anggota masyarakat laki-laki berburu ke

hutan. Gaya hidup seperti ini sesuai dengan sistem ekonomi dan sosial serta

keyakinan mereka. Usaha pemerintah Belanda di tahun 1920-an untuk

memukimkan mereka dalam satu desa serta masuknya agama Katolik telah

menyebabkan kebudayaan suku Kamoro mengalami disorganisasi. Usaha

pemerintah Indonesia untuk mengubah mereka menjadi petani gagal. Orang

komoro kini banyak tinggal di kota Timika, sebagian besar penduduk Kamoro

menganggur. Suku Kamoro tidak dapat berdagang (membuka warung) karena

kerabat-kerabat mereka seringkali membeli dengan cara berhutang dan tidak

pernah dilunasi. Kebiasaan untuk hutang biasanya menyebabkan mereka tidak

mendapatkan keuntungan, atau bahkan seringkali bermuara pada konflik antar

tetangga.

Suku Kamoro selain terkenal akan ukiran, nyanyian, topeng-topeng roh

dan tariannya juga terkenal pandai berburu. Berburu untuk mendapatkan

makanan. Tugas utama kaum wanita adalah menjamin agar ada cukup bahan

makanan untuk tiap kali bersantap. Di samping makanan pokok sagu, tiap hari

mereka mengayuh perahu lesung untuk mencari kayu bakar, udang dan moluska.

Sejumlah besar gastropoda juga dikumpulkan untuk dimakan. Ada cukup banyak

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

22  

Universitas Indonesia

jenis krustasea (binatang berkulit keras) yang ditangkap, namun yang terutama

adalah kepiting bakau untuk dikonsumsi di rumah serta untuk dijual.

Kondisi perubahan kebudayaan nomaden (setengah mengembara)

menjadi bermukim tetap telah banyak memberikan masalah-masalah bagi

masyarakat suku Kamoro. Aktifitas pembuangan tailing yang selama ini dibuang

ke sungai mengakibatkan terjadi pendangkalan sungai-sungai di areal

permukiman mereka yang akhirnya menggangu aktifitas kehidupan sehari-

harinya. Tumpahan tailing yang berlebihan jatuh ke Wilayah Suku Kamoro, pasir

Tailing tersebut sudah menjadi mimpi buruk dan makin menambah

ketidakberdayaan Suku Kamoro. Sungai dangkal dan tercemar. Sagu kering dan

tak ada lagi perahu. Konsekuensi dari perubahan sosial ekonomi juga semakin

mempersulit mereka karena mereka belum siap menghadapi berbagai bentuk-

bentuk kebudayaan baru yang dibawa oleh pendatang. Kondisi ini bertolak

belakang dengan kenyataan bahwa begitu banyak potensi sumber daya tersedia

yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

3.1.3. Usia Produktif

Berdasarkan data statistik Pemda Papua tahun 2008, jumlah suku Kamoro

13903 jiwa dengan perbandingan laki-laki dan wanita seperti terlihat pada grafik

di bawah.

Gambar 3.1 Jumlah Penduduk Suku Kamoro menurut jenis kelamin

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

23  

Universitas Indonesia

Penduduk yang berusia dibawah 15 tahun berkisar 629 laki-laki dan 598

wanita. Masyarakat suku Kamoro yang tergolong usia belajar (15~18 tahun)

berkisar 30%. Sehingga komposisi masyarakat suku Kamoro berdasarkan usia

seperti terlihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 3.2 Komposisi Penduduk Suku Kamoro berdasarkan Usia

Jadi usia kerja (15~18 tahun) penduduk suku Kamoro berjumlah 4170

jiwa yang terdiri dari 2300 jiwa laki-laki dan 1870 jiwa wanita.

3.2. Limbah Abu terbang (Fly Ash)

Disekitar Timika, terdapat sebuah PLTU Puncak Jaya Power (PJP) yang

beroperasi untuk memasok kebutuhan listrik operasi penambangan dan

menghasilkan sekitar 40 ribu ton limbah abu terbang (fly ash) per tahunnya.

Berbeda dengan abu terbang yang diperoleh dari PLTU di Pulau Jawa, abu

terbang yang dihasilkan oleh PLTU Puncak Jaya banyak mengandung senyawa

kalsium hingga 40% dikarenakan proses yang dilakukan untuk mengurangi kadar

zat beracun dalam emisi gas buangnya. Tingginya kadar senyawa kalsium pada

abu terbang ini menyebabkan kekuatan mekanis yang lebih rendah pada produk

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

24  

Universitas Indonesia

geopolimer tetapi masih memenuhi persyaratan standar sebagai bahan bangunan

non-struktur. Abu terbang yang merupakan sisa pembakaran batubara di PLTU

dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen geopolimer atau bahan

bangunan lain. Pemakaian semen geopolimer dimaksudkan sebagai alternatif

semen portland yang tinggi harganya di daerah terpencil seperti Papua. Selain

dapat digunakan sebagai bahan pengikat alternatif juga dapat digunakan sebagai

bahan pengisi (filler). Sebagai bahan pengikat, keberadaan abu terbang dapat

meningkatkan daya tekan semen sedangkan sebagai bahan pengisi abu terbang

dapat mengurangi serapan air pada semen. Pembuatan bahan bangunan dengan

teknologi geopolimerisasi tidak membutuhkan investasi padat modal dan

teknologi tinggi dan proses pembuatannya pun sederhana dan tidak memerlukan

keterampilan khusus.

3.3. Limbah Pasir tailing

Tailing adalah sisa batu alam yang digiling halus hasil pengolahan bijih

mineral. Limbah tailing adalah produk samping, reagen sisa, serta hasil

pengolahan pertambangan yang tidak diperlukan.

Limbah tailing berasal dari batu-batuan dalam tanah yang telah

dihancurkan hingga menyerupai bubur kental oleh pabrik pemisah mineral dari

bebatuan. Proses itu dikenal dengan sebutan proses penggerusan. Batuan yang

mengandung mineral seperti emas, perak, tembaga dan lainnya, diangkut dari

lokasi galian menuju tempat pengolahan yang disebut Processing Plant. Ditempat

itu proses penggerusan dilakukan. Setelah bebatuan hancur menyerupai bubur

biasanya dimasukan bahan kimia tertentu seperti sianida atau mercury, agar

mineral yang dicari mudah terpisah.

Tahapan selanjutnya adalah menggali batuan yang mengandung mineral

tertentu, untuk selanjutnya dibawa ke processing plant dan diolah. Pada saat

pemrosesan inilah tailing dihasilkan.

Mineral yang berhasil diperoleh biasanya berkisar antara 2% sampai 5%

dari total bebatauan yang dihancurkan. Sisanya sekitar 95% sampai 98% menjadi

tailing yang dibuang ketempat pembuangan. Sebagian logam-logam yang berada

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

25  

Universitas Indonesia

dalam tailing adalah logam berat yang masuk dalam kategori limbah bahan

berbahaya dan beracun (B3).

Tailing hasil penambangan emas biasanya mengandung mineral inert

(tidak aktif). Mineral tersebut antara lain: kwarsa, kalsit dan berbagai jenis

aluminosilikat. Tailing hasil penambangan emas mengandung salah satu atau

lebih bahan berbahaya beracun seperti Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (Pb),

Mercury (Hg), Sianida (CN) dan lainnya.

Sebagai limbah sisa batuan dalam tanah, tailing pasti memiliki kandungan

logam lain ketika dibuang. Logam-logam yang berada dalam tailing sebagian

adalah logam berat yang masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan

beracun (B3). Pada awalnya logam itu tidak berbahaya jika terpendam dalam

perut bumi. Tapi ketika ada kegiatan tambang, logam-logam itu ikut terangkat

bersama batu-batuan yang digali, termasuk batuan yang digerus dalam processing

plant. Logam-logam itu berubah menjadi ancaman ketika terurai di alam bersama

tailing yang dibuang.

Tailing dalam pertambangan selalu menjadi masalah yang sangat serius.

Dan menjadi salah satu masalah yang paling serius yang dihadapi oleh PT.

Freeport Indonesia. Karena hingga saat ini belum ada pengelolaan limbah yang

layak dan tailing masih dibuang ke sungai. Akibat buangan tailing yang melebihi

daya dukung lingkungan yang jelas, alam pun mengalami perubahan. Tumpahan

tailing yang berlebihan ke sungai jatuh ke wilayah Suku Kamoro telah

menyebabkan sungai menjadi dangkal dan tercemar dan juga sangat berbahaya

bagi kelangsungan hidup. Persoalan kerusakan dan pencemaran lingkungan

bukanlah keinginan PT. Freeport Indonesia namun bukan pula berkah bagi

masyarakat sekitar. Akan tetapi pasir tailing yang dihasilkan dari produksi

pertambangan di wilayah Mimika dapat digunakan sebagai filler (pengisi) untuk

pembuatan beton. Produksi tailing yang mencapai 250 ribu ton per harinya yang

dibuang ke sungai. dapat digunakan sebagai modal pembangunan yang luar biasa

dan dapat membantu mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat tailing

dengan mendaur ulang limbah pasir tailing.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

26  

Universitas Indonesia

Gambar 3.3. Limbah pasir tailing

3.4. Rencana Pembangunan Perumahan Di Papua

Dari data rencana pembangunan di Papua tahun 2009 akan dibangun

beberapa tipe perumahan. Dari seluruh jumlah populasi Suku Kamoro, 80% atau

sekitar 1900 kepala keluarga masih tinggal dengan perumahan seadanya. Ini

sangat di pengaruhi oleh pola hidup mereka yg semi nomaden dan keterbatasan

ekonomi. Sebagai bagian dari kegiatan CSR PT. Freepor Indonesia, rencana awal

PT.Freeport Indonesia akan membangun 200 rumah sehat dan layak huni bagi

Suku Kamoro seperti terlihat pada tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.1. Rencana Pembangunan Perumahan di Papua tahun 2009

Rencana

Pembangunan Jenis Perumahan Luas (M2) Unit

Pemda PAPUA Perumahan sehat 45 15

Perumahan masyarakat (Pemukiman) 45 337

Rumah sangat sederhana (RSS) 21 35

Asrama pelajar 100 4

PT. Freeport Perumahan Suku Kamoro 45 200

Untuk tiap 1m2 luas bangunan kira-kira membutuhkan 15 buah batako.

Lalu setelah jumlah kebutuhan tiap unitnya diperoleh maka dapat kita kalikan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

27  

Universitas Indonesia

dengan jumlah unit yang akan di bangun. Jadi akan diperoleh jumlah kebutuhan

dalam satu tahun. Untuk kebutuhan batako per bulannya dibagi dengan 12 bulan

sehingga diperoleh jumlah batako perbulannya seperti yang terlihat pada tabel

3.2.

Tabel 3.2. Tabel Rencana Pembangunan dan Perhitungan Kebutuhan Batako

Rencana

Pembangunan Jenis Perumahan

Luas

(M2) Unit

Kebutuhan

Batako per

unit

Jumlah Batako

Pemda

PAPUA Perumahan sehat 45 15 675 10125

Perumahan masyarakat

(Pemukiman) 45 337 675 227475

Rumah sangat sederhana

(RSS) 21 35 315 11025

Asrama pelajar 100 4 1500 6000

PT. Freeport Perumahan Suku Kamoro 45 200 675 135000

TOTAL KEBUTUHAN BATAKO TAHUN 2009 389625

TOTAL KEBUTUHAN BATAKO PER BULAN TAHUN 2009 32468,75~32469

Berdasarkan tabel tersebut, rata-rata kebutuhan batako untuk

pembangunan perumahan di Papua berdasarkan data tahun 2009 dan rencana

pembangunan perumahan bagi masyarakat suku Kamoro oleh PT. Freeport

adalah 32469 buah batako tiap bulannya.

3.5 Analisa Pasar Dan Pemasaran

3.5.1 Pasar

Target pasar yang akan dipilih adalah :

1. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan perumahan bagi suku Kamoro oleh

PT. Freeport Indonesia sebagai bagian dari kegiatan CSR.

2. Rencana pembangunan berkesinambungan yang ditetapkan oleh Pemerintah

Daerah Papua.

3. Pembangunan perumahan oleh masyarakat umum di daerah Papua (hal ini

akan bergantung pada perkembangan Pabrik Batako yang akan di bangun).

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

28  

Universitas Indonesia

3.5.2 Persaingan

• Batako dengan semen portland

Produksi semen portland menghasilkan hasil buangan yang tidak sedikit.

Hasil buangan ini berupa CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca (green

house effect ) dan peningkatan suhu bumi.

Semen portland konvensional ini dibuat dengan menghaluskan kalsium

silikat yang bersifat hidrolis dan dicampur dengan bahan gips. Pembakaran pada

tungku (klin) dapat mencapai 6000°C dan menghasilkan CO2 sebagai hasil

samping pembakaran. Satu ton semen yang diproduksi akan melepaskan CO2

satu ton ke udara.

Semen portland sendiri memiliki harga yang sangat tinggi untuk daerah

terpencil seperti papua.

• Perbandingan batako dan bata merah

1. Bata merah lebih kuat dibandingkan batako, karena dimensi batako lebih besar

daripada bata merah,dan karena ada rongga di dalam batako sehingga nilai

kedap suara batako rendah, kecuali rongga tersebut diisi semen.

2. Batako memiliki berat yang lebih ringan 1/3 dibandingkan dengan bata merah

untuk jumlah yang sama.

3. Batako lebih hemat biaya daripada bata merah dari segi waktu pemasangan,

jumlah adukan yang dipakai, serta harga per m2.

4. Bila diekspose/tidak diplester, batako memberikan texture dinding yang lebih

rapi dibanding bata merah. Meskipun begitu jika memang sengaja diekspose,

bata merah bisa memberikan hasil yang lebih artistik natural karena warna

merah tanahnya, sementara batako ekspose memberi kesan struktural beton

karena warna abu-abunya. Bata merah yang diekspose membutuhkan

ketelitian dalam pemasangannya, karena itu menjadi rumit dan lama.

5. Dinding yang dibuat dari batako mempunyai keunggulan dalam hal meredam

panas dan suara.

6. Semakin banyak produksi beton semakin ramah lingkungan dari pada

produksi bata tanah liat karena tidak harus dibakar.

7. Pandangan masyarakat akan batako adalah bahan bangunan kelas dua

terkadang membuat nilai jual kembali rumah menjadi jatuh.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

29  

Universitas Indonesia

3.5.3 Pemasaran

3.5.3.1 Produk yang berkualitas

Bahan baku dari semen geopolimer yang material dasar menggunakan

abu terbang (fly ash) dan dapat juga digunakan bersama dengan pasir tailing.

Dimensi Batako 30cm x 15cm x 15cm. Batako ini dipergunakan untuk

membangun dinding rumah.

Komposisi bahan baku :

1. Kapur 40%

2. Abu terbang (fly ash) 10%

3. Pasir Tailing 40%

4. Semen 10%

Gambar 3.4. Batako

3.5.3.2 Pengendalian mutu

a. Mutu produk semen

Kebutuhan mutu dasar batako adalah kekuatan, keseragaman ukuran dan

derajat ketahanan air tertentu. Suatu batako yang baik dibuat dan disimpan

ditempat yang teduh, perbandingan adukan yang sesuai, mengadung bahan baku

yang bersih dan ditangani dengan hati-hati hingga pemakaian untuk pekerjaan

pondasi dan pemasangan

b. Pengujian batako

Batako haruslah berkualitas baik dan tanpa ada bagian yang retak, hal ini

akan terlihat jika untuk digunakan pada dinding. Batako yang kurang baik

biasanya dibuat dengan mutu semen yang jelek dan pasir yang kotor. Batako

yang kurang baik terdapat retak, mudah patah, mudah tergores dan permukaan

berpasir. Batako yang tidak keras dan tidak mempunyai daya tahan dan tidak

mampu menahan beban yang berat.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

30  

Universitas Indonesia

• Struktur,

Batako ketika patah seharusnya mempunyai struktur yang homogen, padat

dan bebas dari lubang, retak, celah, gelembung udara, gumpalan pasir dan

partikel kapur dan lain-lain. Batako dapat saja terdapat kerikil kecil, tetapi

harus merata keseluruh batako, tidak hanya terletak pada satu bagian

batako.

• Bentuk dan ukuran

Batako seharusnya berbentuk persegi panjang dengan pinggiran yang lurus

dan tajam. Semua batako mempunyai ukuran yang sama dan tidak rusak

dibagian sudut atau tepinya. Hal ini penting sebagai standar untuk menjaga

mutu produk.

• Uji jatuh

Batako yang baik seharusnya tidak patah ketika dijatuhkan pada tanah yang

keras dari ketinggian sekitar 1 meter.

Gambar 3.5. Uji jatuh

• Uji Gores

Batako yang baik memiliki permukaan yang keras sehingga kuku tidak

dapat menggoresnya.

3.5.3.3 Penentuan harga

Dalam menentukan harga batako kali ini, perusahaan tidak bertujuan

untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya. Akan tetapi lebih

berorientasi pada aspek pemberdayaan masyarakat Suku Kamoro. Oleh karena

itu, pengambilan keuntungannya pun tidaklah besar karena yang terpenting

adalah biaya operasionalnya tidaklah merugi.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

31  

Universitas Indonesia

Biaya operasional Pabrik Batako tidak semua dihitung secara mandiri

karena Pabrik Batako ini tidak berdiri sendiri. PT Freeport Indonesia ikut

berperan aktif pada keberlangsungan Pabrik Batako sebagai bagian dari kegiatan

CSR PT. Freeport Indonesia.

Dalam hal penyediaan bahan baku, abu terbang dan pasir tailing akan

disediakan oleh PT. Freeport Indonesia karena bahan baku abu terbang dan pasir

tailing merupakan limbah hasil dari PT. Freeport Indonesia.

Tabel 3.3. Penentuan harga

BIAYA BAHAN BAKUKeterangan 0,42 kg % harga /kg cost

semen  7250 kg 0,1 780Rp      5.655.000Rp    fly ash 7250 kg 0,1 ‐Rp           ‐Rp                     pasir tailing 29000 kg 0,4 ‐Rp           ‐Rp                     kapur 29000 kg 0,4 400Rp      11.600.000Rp  total batako 17400 pcstotal biaya bahan baku 17.255.000Rp     biaya bahan baku per batako 992Rp                    gaji tenaga kerja batako 1.000Rp                total biaya per batako 1.992Rp                harga jual 2.000Rp                keuntungan / batako 8Rp                        

Dikarenakan produksi hanya dilakukan siang hari dan proses produksi

yang sederhana maka tidak memerlukan adanya listrik. Sumber daya air yang

melimpah menjadikannya bisa didapat dengan gratis dan sarana dan prasarana

untuk aliran air akan disediakan oleh PT. Freeport Indonesia.

Pembayaran upah untuk setiap pekerja pada usaha batako ini dihitung

berdasarkan jumlah batako yang dihasilkan setiap harinya yaitu Rp. 1000,- untuk

setiap batako. Penentuan besarnya upah yang diterima untuk setiap orang tersebut

didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan pada beberapa pabrik Batako

yang telah ada sebelumnya, UMR di Papua tahun 2009 sebesar Rp. 1.100.000,-

per bulan dan harga rata-rata batako yang beredar di Papua sebesar Rp. 2.000,-.

Pemberian harga jual batako dari pabrik ini dengan pertimbangan bahwa

jika harga jual batako yang ditawarkan melebihi dari

harga rata-rata batako yang beredar dipasaran, dikhawatirkan produk batako hasil

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

32  

Universitas Indonesia

buatan Suku Kamoro ini tidak akan terjual karena tidak dapat bersaing secara

harga dengan pabrik batako yang lain, sehingga pemberdayaan masyarakat suku

Kamoro tidak dapat dilakukan.

3.5.3.4 Promosi

Semua Promosi yang dilakukan untuk produk batako, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab PT. Freeport Indonesia sebagai bagian dari kegiatan

CSR PT. Freeport Indonesia. Dan tidak tertutup kemungkinan PT. Freeport

Indonesia akan bekerjasama dengan Pemerintah Papua khususnya Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan promosi dengan cara

memperkenalkan batako hasil Suku Kamoro ini sebagai bagian dari produk

unggulan daerah.

3.6 Aspek Teknis

3.6.1 Proses produksi

a. Persiapan

1. Siapkan perkakas, peralatan dan bahan.

2. Ayak pasir, langkah pertama dengan ayakan pasir 1 cm2 untuk memisahkan

batu-batu yang besar. Langkah kedua dengan ayakan yang lebih kecil (mis.

4,5mm2) untuk mendapatkan pasir halus. Pasir harus bersih dari kotoran,

sampah dan lumpur. Hal ini penting karena pasir yang terkontaminasi (mis.

akar, dedaunan, plastik, serbuk gergaji, kotoran, binatang dan manusia, dll)

tidak akan mengikat dengan semen, sehingga beton tidak kuat. Pasir dengan

persentase tanah liat dan endapan juga akan melemahkan beton, karena tanah

liat dangan endapan mengandung terlalu banyak rongga-rongga kecil yang

harus ditutup dengan semen agar mengikat dengan baik, dengan demikian

beton menjadi tidak kuat.

3. Selalu menggunakan semen baru dan tidak bergumpal untuk beton. Hal ini

dikarenakan semen yang telah lama kehilangan sifat-sifat kekuatannya. Mis.

semen yang telah disimpan sekitar 6 bulan akan berkurang kekuatannya

sekitar 30% dibandingkan semen baru. Untuk pekerjaan beton yang baik,

kekuatan sangat penting karena berpengaruh terhadap mutu bangunan secara

keseluruhan.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

33  

Universitas Indonesia

b. Mengaduk beton dengan tangan

1. Pencampuran dilakukan ditempat yang kedap air untuk mencegah air semen

merembes keluar dan harus terlindungi dari angin hujan sinar matahari. Hal ini

dikarenakan angin dan sinar matahari menguapkan air dari beton dan

mempercepat proses pembekuan sebelum digunakan. Ini membuat beton tidak

berguna untuk apapun. Hujan akan menambah air dan menyebabkan beton

menjadi sangat basah, yang menghasilkan kekuatan akhir yang lemah. Anjing

dan kucing menyebabkan kontaminasi bahan baku beton sehingga

perlindungan dengan benar diperlukan.

2. Taburkan sejumlah pasir yang telah di ayak di kotak adukan dan pastikan

kotak adukannya yang kedap air.

3. Tuang semen di atas pasir dan aduk keduanya secara bersama-sama sampai

warna keduanya tercampur, jika sudah tercampur sempurna, akan kelihatan

warna abu-abu. Sangat penting mengaduk bahan-bahan kering (pasir dan

semen) bersama-sama sebelum ditambahkan air. Hal ini dikarenakan partikel

pasir yang basah cenderung untuk lengket bersama-sama dan mencegah semen

menutupinya. Hal ini menghasilkan adukan yang tidak rata yang menurunkan

mutu beton. Karena setiap partikel pasir idealnya ditutup secara penuh dengan

semen. Selanjutnya, penambahan air bersama-sama dengan pasir dan semen

sekaligus membuat pengadukan beton menjadi sangat sulit untuk pekerja.

Gambar 3.6. Pengadukan semen dengan pasir

4. Bentuk adukan menjadi gundukan, dan buat lubang seperti cekungan di

tengah;

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

34  

Universitas Indonesia

Gambar 3.7. Pengadukan semen dengan air

5. Siram dengan sedikit air secara perlahan dan aduk sampai terbentuk pasta

yang merata dan warna abu-abu akan kelihatan.

Gambar 3.8. Penyiraman dengan sedikit air

6. Periksa adukan : ambil segenggam penuh adukan dan bentuk seperti bola

kecil. Jika bola tersebut tidak retak, dan tangan sedikit basah, adukan siap

untuk dicetak

c. Mencetak beton

1. Pastikan cetakan dipancang dengan kokoh pada posisinya, dibersihkan dan

dikeringkan dengan air yang ada.

2. Beton dicetak ditanah yang rata, bersih dan mudah menguap tetapi tanpa

adanya air ketika beton dicetak.

3. Masukkan adukan beton ke dalam peralatan ukur (mis. Ember dengan garis

untuk pengukuran).

4. Tuang adukan beton dalam jumlah yang tepat ke sudut dan sepanjang

pinggiran cetakan dengan menggunakan sekop atau sendok semen. (jumlah

adukan semen yang sama akan memperoleh batako yang sama, baik

ketebalan, kekuatan, maupun kualitasnya);

Gambar 3.9. Mencetak batako

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

35  

Universitas Indonesia

5. Letakkan alat tekan cetakan di atas bagian bawah cetakan;

6. Tekan alat tekan tersebut lurus ke bawah hingga “bagian kakinya”

menyentuh lantai pada ke dua sisi;

7. Injak dengan kaki ke atas “kaki” alat tekan cetakan, tekan cetakan, ambil

pegangan bagian bawah cetakan, dan secara perlahan angkat bagian atas

cetakan;

8. Perlahan-lahan letakkan bagian bawah cetakan ke tanah;

9. Keluarkan peralatan tekan dari bagian bawah cetakan dan pisahkan ke

samping;

10. Perlahan-lahan angkat bagian bawah cetakan ke atas, dan tempatkan di

samping batako yang baru jadi.

11. Biarkan batako yang baru jadi hingga kering.

12. Setelah kering, batako dapat disusun bertumpuk.

13. Bersihkan cetakan dari sisa adukan dan debu.

Gambar 3.10. Produk jadi

d. Pembersihan

1. Pada setiap akhir kerja harus membersihkan semua peralatan dan perkakas

dengan mencuci.

2. Setelah selesai membersihkan peralatan dan perkakas, simpan cetakan

batako dan juga peralatan dan bahan di tempat yang aman dan kering.

Dari urutan kerja diatas, proses pembuatan batako terbagi menjadi empat

elemen kerja yang terdiri dari :

1) Membuat adonan cetakan

2) Menyiapkan alat cetak

3) Membuat cetakan

4) Mengeluarkan hasil cetakan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

36  

Universitas Indonesia

Dari pengolahan data diperoleh waktu standar teoritis tiap-tiap elemen

kerja yang dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Waktu Standar Teoritis Tiap-Tiap Elemen Kerja

Elemen

Kerja Keterangan Operasi

Waktu Standar

Teoritis (det)

1 Membuat adonan cetakan 49,15

2 Menyiapkan alat cetak 34,98

3 Membuat cetakan 244,01

4 Mengeluarkan hasil cetakan 74,46

TOTAL 402,61

Jadi total waktu standar teoritis untuk pembuatan 1 buah batako dengan 4

elemen kerja adalah 402,61 detik.

Untuk mendapatkan waktu yang lebih akurat (waktu standar real), maka

perlu dipertimbangkan faktor efisiensi tenaga kerja dan bahan baku. Efisiensi ini

dihitung berdasarkan pengamatan tiap-tiap elemen kerja yang ada. Dan untuk

mendapatkan waktu standar real maka waktu standar teoritis dibagi dengan

efisiensinya. Standar real untuk tiap-tiap elemen kerja dapat diihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Waktu Standar Real Tiap-Tiap Elemen Kerja

Elemen

Kerja Keterangan Operasi

Waktu

Standar

Teoritis (det)

Effisiens

i (%)

Waktu

Standar

Real (det)

1 Membuat adonan cetakan 49,15 98% 50,16

2 Menyiapkan alat cetak 34,98 95% 36,83

3 Membuat cetakan 244,01 98% 248,99

4 Mengeluarkan hasil cetakan 74,46 98% 75,98

TOTAL 402,61 411,96

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

37  

Universitas Indonesia

Jadi total waktu standar real untuk pembuatan satu buah batako adalah

411,96 detik.

3.6.2 Rancang line Balancing

Dari tabel 3.4 dapat diketahui elemen kerja dan waktu yang diperlukan

masing-masing elemen kerja. Sehingga dapat dibuat precedence diagram yang

menggambarkan hubungan antar elemen kerja seperti dibawah ini.

Gambar 3.11. Diagram Precedence Elemen Kerja Pembuatan Batako

Dari precedence diagram diatas, elemen kerja dapat dikelompokkan

menjadi tiga stasiun kerja, yaitu:

• Persiapan

• Proses

• Penyelesaian

Tabel 3.6. Proses Pembuatan Cetakan dengan Tiga Orang

Stasiun Kerja

Elemen Kerja

Waktu Standar

Real (det)

Waktu Standar

Kum (det)

Paralel Pekerjaan

Waktu Standar

Baru (det)

Waktu StandarKum Baru (det)

Cycle T ime (det)

Slack T ime (det)

η (%)

Membuat adonan cetakan

50,16 50,16 1 50,16

Menyiap kan alatcetak

36,83 86,98 1 36,83 86,98 86,98 0

ProsessMembuat cetakan 248,99 248,99 3 83 83 86,98 3,99

Penyelesai an

Mengeluar kan hasilcetakan

75,98 75,98 1 75,98 75,98 86,98 11

411,96 245,96

94,26%

TOTAL

Persiapan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

38  

Universitas Indonesia

Lalu dihitung cycle time dari lini produksi yang ada. Untuk menentukan

cycle time dicari waktu terlama agar target produksi dapat terpenuhi. Diperoleh

248,99 detik, yaitu pada tahapan pembuatan adonan cetakan, dengan efisiensinya

94,26%.

3.6.3 Alokasi tenaga kerja

Untuk memperjelas lini produksi yang telah dirancang berikut ini adalah

gambaran kasar stasiun-stasiun kerja dari lini produksi .

Gambar 3.12. Perkiraan Kasar Stasiun Kerja

Untuk stasiun satu diisi oleh satu orang operator. Sedangkan untuk

menghindari penumpukkan adonan cetakan maka pada stasiun dua diisi oleh tga

orang pekerja. Ini sesuai dengan rancangan dan perhitungan line balancing yang

telah dilakukan. Sedangkan stasiun tiga diisi oleh satu operator. Jadi jumlah

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk satu lini produksi adalah lima orang.

3.6.4 Kapasitas produksi

Masyarakat suku Kamoro memulai aktivitas yang umumnya bertani

sekitar pukul 08.00 pagi. Sekitar pukul 12.00 siang mereka beristirahat di tempat

mereka bertani, lalu melanjutkan kembali pekerjaan mereka sekitar pukul 01.00

siang. Pukul 04.00 sore mereka selesai bekerja, sebelum pulang mereka terlebih

dahulu mencari pakan untuk ternak atau peliharaan mereka yang biasanya babi.

Jadi jam kerja mereka dari pukul 8 pagi sampai 4 sore berkisar 6 sampai 7 jam

per hari.

Kapasitas yang akan dihitung adalah kapasitas produksi per hari. Untuk

penelitian ini penulis mengambil waktu bekerja 6 jam.

Jadi waktu yang tersedia adalah : 6x3600 = 21600 detik.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

39  

Universitas Indonesia

Sedangkan waktu standar pembuatan batako dengan menjumlahkan

waktu standar tiap-tiap elemen kerja setelah dilakukan penyeimbangan lini

produksi adalah 245,96 detik. Sehingga kapasitas produksi tiap hari adalah

Jadi dari 100 orang yang rencananya akan di berdayakan di awal produksi

akan terbagi menjadi 20 lini produksi karena tiap lini terdiri dari lima orang.

Sehingga kapasitas pabrik tiap hari nya menjadi 20x87x1batako = 1740 buah

batako.

3.6.5 Teknologi yang digunakan

Dikarenakan proses pengerjaan yang mudah, maka teknologi yang

dipergunakan pun sangat sederhana. Peralatan-peralatan ini harus secara teratur

dirawat, dibersihkan dan ditempatkan di tempat yang kering agar peralatan

tersebut menjadi tahan lebih lama dan juga lebih nyaman untuk digunakan. Di

bawah ini adalah daftar peralatan / perkakas untuk pembuatan batako.

1. Ayakan pasir

2. Cetakan batako

3. Kotak adukan

4. Sendok tembok

5. Sekop

6. Ember

7. Plastik (untuk melindungi batako dari kelembaban)

8. Roda pengangkut

Gambar 3.13. Daftar peralatan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

40  

Universitas Indonesia

3.6.6 Kebutuhan bahan baku

Bahan baku terdiri dari :

1. Semen geopolimer

Semen geopolimer adalah semen yang disintesa dari senyawa alumina dan

silika yang reaktif, yang diperoleh dari limbah pembangkit batu bara yang berupa

abu terbang ( fly ash ). Untuk mengubah sifatnya menjadi semen, senyawa

tersebut diaktivasi dengan menggunakan reaksi aktivator dan air. Semen

geopolimer dapat digunakan bersama dengan limbah pertambangan yang berupa

pasir tailing untuk pembuatan beton. Beton yang dihasilkan dari semen

geopolimer mempunyai kualitas yang setara dengan beton yang dihasilkan dari

semen portland konvensional. Bahkan pada kondisi tertentu semen geopolimer

lebih unggul daripada semen portland konvensional, dan memiliki waktu

pengerasan yang lebih cepat dari semen portland konvensional.

Puncak Jaya Power (PJP) yang beroperasi di wilayah Mimika

menghasilkan sekitar 40 ribu ton limbah fly ash setiap tahun. Limbah tersebut

berpotensi untuk dapat digunakan sebagai bahan baku semen geopolimer sebagai

pengganti semen portland.

• Penyimpanan semen

Semen dapat disimpan dalam kantong, aman untuk beberapa bulan jika

disimpan ditempat yang kering. Kantong kertas lebih baik sebagai tempat

penyimpanan dari pada kantong dari rami dalam hal menjaga kualitas akibat

kelembaban. Selama musim hujan, penyimpanan semen berperan sangat penting

karena kelembaban yang tinggi mempercepat rusaknya semen.

Kantong semen sebaiknya disimpan ditempat rata yang agak tinggi

(seperti palet kayu) sekitar 15-20cm dari dinding. Tumpukan semen tidak boleh

lebih dari 10 tumpuk. Kantong semen sebaiknya ditempatkan berdekatan untuk

mengurangi sirkulasi udara. Kantong semen sebaiknya jangan dibuka sebelum

digunakan.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

41  

Universitas Indonesia

Gambar 3.14. Penyimpanan semen

• Penggunaan semen baru

Semen yang disimpan lebih dari enam bulan sebaiknya tidak digunakan

untuk pekerjaan pondasi. Hal ini dikarenakan dapat mengurangi kekuatan dari

semen tersebut.

Pengurangan kekuatan rata-rata 1 : 2 : 4 sebagai akibat dari lamanya

penyimpanan adalah sebagai berikut

i) kekuatan semen baru, 100%

ii) semen setelah 3 bulan, kekuatan berkurang 20%

iii) semen setelah 6 bulan, kekuatan berkurang 30%

iv) semen setelah 12 bulan, kekuatan berkurang 40%

v) semen setelah 24 bulan, kekuatan berkurang 50%

• Pengujian mutu semen

Tanda-tanda semen yang rusak dilihat dari adanya gumpalan besar semen.

Gumpalan semen sebaiknya tidak digunakan, walaupun jika diayak. Barunya

semen dapat diuji sebagai berikut:

i) uji gumpalan

periksa semen dari gumpalan kecil dan besar, pisahkan.

ii) uji gesek

ketika semen digesek anatar jari dan kuku seperti terasa butiran halus seperti

tepung.

iii) uji pengaturan

jika tidak yakin dengan mutu semen dapat dilakukan dengan uji pengaturan

sederhana. Membuat pasta yang kental dari semen murni dan air dan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

42  

Universitas Indonesia

membentuk lapisan dengan diameter kira-kira 75 mm dengan ketebalan 12

hinga 15 mm. Lapisan harus mulai diatur kira-kira 30 sampai 60 menit.

Dalam 18 hingga 24 jam lapisan harus sudah keras sehingga permukaannya

tidak tergores dengan kuku dan jempol.

2. Pasir Tailing

Tailing adalah sisa batu alam yang digiling halus hasil pengolahan bijih

mineral. Limbah tailing adalah produk samping, reagen sisa, serta hasil

pengolahan pertambangan yang tidak diperlukan. Tailing hasil penambangan

emas biasanya mengandung mineral inert (tidak aktif). Mineral tersebut antara

lain: kwarsa, kalsit dan berbagai jenis aluminosilikat.

Pasir tailing yang dihasilkan di area pertambangan di Mimika yang cukup

melimpah ( mencapai 250 ribu ton setiap hari ) dapat digunakan sebagai pengisi

pembuatan beton.

• Mutu pasir

Mutu beton secara langsung berhubungan dengan karakteristik dan

kondisi pasir. Pasir harus bersih dari tanah liat tanaman dan bahan organik

lainnya. Karena pasir yang tercampur dengan tanah liat akan memperlambat

proses pengaturan pembekuan dan menurunkan kekuatan beton. Dengan

demikian tanah liat dan kotoran tidak boleh melebihi 10% jika tidak pasir harus

dicuci.

• Penyimpanan pasir

Pasir sebaiknya disimpan ditempat yang teduh. Pasir sebaiknya

terlindungi, seperti dari kotoran binatang, limbah pertanian, anak-anak, pohon

dan lain-lain jika memungkinkan.

Gambar 3.15. Penyimpanan pasir

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

43  

Universitas Indonesia

• Pengujian mutu pasir

Ada dua cara menguji mutu pasir yaitu:

1) Uji visual / uji penglihatan

Periksa pasir dari kotoran seperti bahan organik (lumpur, dedaunan, akar-akaran

dan lain-lain)

2) Uji kandungan pasir dan kotoran

Uji kandungan pasir dan kotoran dapat dilakukan dengan tiga cara:

i) Test tangan

Contoh pasir digosokkan diantara dua telapak tangan, pasir yang bersih

hanya akan meninggalkan sedikit bekas. Jika tangan tetap kotor itu

menunjukkan adanya terlalu banyak tanah.

Gambar 3.16. Uji dengan menggunakan tangan

ii) Test botol

Ambil sebuah botol dan sisi dengan pasir hingga setengah penuh. Isi

dengan air bersih hingga ¾ penuh. Kocok dan biarkan hingga satu jam.

Pasir yang bersih akan langsung mengendap, kotoran dan tanah liat secara

perlahan-lahan akan turun di atas pasir. Ketebalan tanah liat dan kotoran

tidak boleh melebihi 1/10 atau 10% dari pasir dibawahnya. Pengujian ini

juga disebut Decantation test, pengujian ini tidak dapat diterapkan pada

pasir dari batu yang belum pecah.

Gambar 3.17. Uji dengan menggunakan botol

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

44  

Universitas Indonesia

iii) Test pakaian

Hamparkan pasir pada permukaan kain yang bersih. Gosok dengan kain

putih diatas pasir. Jika kain sangat kotor, pasir sebaiknya tidak digunakan

untuk membuat beton karena hal ini dapat berdampak pada mutu dari

batako yang akan dihasilkan.

Gambar 3.18. Uji dengan menggunakan kain

3. Air

Tidak hanya mutu tapi sama jumlah air sama pentingnya untuk menghasilkan

produk beton yang baik

• Jenis dan mutu

Hampir semua air alami dapat diminum tidak mempunyai rasa dan bau

dapat digunakan sebagai air adukan untuk membuat produk beton.

• Air laut

Air laut sebaiknya tidak digunakan sebagai air adukan beton

• Mengumpulkan air hujan dari atap

Air hujan yang dikumpulkan dari atap dapat dipergunakan untuk adukan

beton.

• Minyak/oli

Berbagai jenis minyak biasanya ada dalam adukan air dan segala jenis

minyak tidak dapat digunakan untuk adukan beton.

• Penyimpanan air

Air sebaiknya disimpan di tempat yang tidak terkontaminasi jika

memungkinkan.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

45  

Universitas Indonesia

3.6.7 Lokasi proyek

Gambar 3.19.. Peta Lokasi

Lokasi Pabrik Batako terletak di daerah Amapare, dekat dengan lokasi

PLTU puncak Jaya. Lokasi ini dipilih karena:

• Dekat dengan bahan baku sehingga memudahkan tenaga kerja untuk

memperoleh bahan baku yang diperlukan.

• Dekat dengan pemukiman Suku Kamoro sebagai tenaga kerja dari pabrik

Batako.

• Dekat dengan Lokasi Pemukiman Karyawan PT. Freeport Indonesia.

• Dekat dengan sungai sebagai sumber air.

• Dekat dengan lokasi PT. Freeport Indonesia

• Dekat dengan pelabuhan Amapare sehingga sangat memungkinkan

dilakukannya perluasan usaha pabrik batako.

3.7 Aspek Keuangan

3.7.1 Permodalan usaha

Untuk pendirian Pabrik batako skala projek membutuhkan dana sebesar

Rp24.408.000,- yang terdiri dari :

a. Dana modal tetap sebesar Rp. 4.563.000,-

b. Dana modal kerja awal sebesar Rp. 19.845.000,-

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

46  

Universitas Indonesia

3.7.1.1 Kebutuhan dana modal tetap

Perhitungan kebutuhan dan modal tetap sebesar Rp. 4.563.000,- yang

dibutuhkan dalam pendirian pabrik batako. Sebagaimana ditunjukkan dalam tabel

3.7.

Tabel 3.7. Kebutuhan Dana Modal Tetap

No Keterangan Jumlah Satuan Harga Total1 Cetakan batako 60 Buah 50.000,00Rp         3.000.000,00Rp         2 Ayakan pasir 4 Buah 20.000,00Rp         80.000,00Rp               3 Kotak adukan 4 Buah 15.000,00Rp         60.000,00Rp               4 Sekop 4 Buah 11.000,00Rp         44.000,00Rp               5 Cangkul 20 Buah 15.000,00Rp         300.000,00Rp             6 ember  25 Buah 5.000,00Rp            125.000,00Rp             7 Plastik 2 Ball 27.000,00Rp         54.000,00Rp               8 Dolly 10 unit 90.000,00Rp         900.000,00Rp             

4.563.000,00Rp         Total Kebutuhan Dana Modal Tetap

3.7.1.2 kebutuhan dana modal kerja

Dana modal kerja sebesar Rp.35.505.000,- dipergunakan untuk membeli

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung selama 10 hari.

Tabel 3.8. Kebutuhan Modal Kerja

Harga Satuan Sub totalBahan baku `

semen  7250 kg 780Rp                 5.655.000Rp         fly ash 7250 kg ‐Rp                      ‐Rp                           pasir tailing 29000 kg ‐Rp                      ‐Rp                           kapur 29000 kg 400Rp                 11.600.000Rp       

Tenaga kerjalangsung 17400 batako 1.000Rp             17.400.000Rp       tidak langsung 5 MP 170.000Rp         850.000Rp             

35.505.000Rp       

Keterangan Jumlah

Kebutuhan Modal Kerja Selama 10 hari

3.7.2 Sumber permodalan

Dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha pendirian Pabrik Batako

tersebut secara keseluruhan berasal dari dana PT. Freeport sebagai bagian dari

program CSR yang dilakukannya. Oleh karena itu, kewajiban pengembalian

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

47  

Universitas Indonesia

modal oleh pabrik batako kepada PT. Freeport ditiadakan sehingga pendirian

pabrik batako tersebut tidak berorientasi pada pencarian keuntungan, akan tetapi

lebih pada pemberdayaan masyarakat suku .

Untuk selanjutnya, apabila pabrik batako tersebut berkembang ke arah

yang lebih baik, tidak menutup kemungkinan untuk menjadikannya sebagai usaha

permanen yang berorientasi terhadap keuntungan dengan modal yang bersumber

dari investor baru.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

48     Universitas Indonesia 

BAB IV

ANALISA DATA

Pada Bab ini akan dibahas mengenai analisis kelayakan investasi industri

bahan bangunan geopolimer untuk pemberdayaan Suka Kamoro di papua seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya. Pembahasan ini akan meliputi mengenai Suku

Kamoro, aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan.Malalui analisa ini

akan dilihat apakah perencanaan investasi ini adalah sebuah perencanaan yang

layak atau tidak layak untuk dilakukan.

4.1. Analisa Suku Kamoro

Suku Kamoro yang tidak terdidik memungkinkan untuk dapat membuat

batako. Karena proses pembuatan batako cukup sederhana dan menggunakan

peralatan yang sederhana pula.

Perberdayaan Suku Kamoro menjadi bagian dari kegiatan CSR yang akan

dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup dan

menyejahterakan serta menambah keahlian dari masyarakat suku Kamoro yang

terbelakang.

Kegiatan ini diharapkan dapat menimbulkan sinergi yang saling

menguntungkan baik untuk suku Kamoro dan PT. Freeport Indonesia. Untuk

pihak Suku Kamoro hal ini dapat memberikan sebuah kesempatan untuk dapat

meningkatkan keahlian Suku Kamoro yang tentunya secara tidak langsung akan

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suku Kamoro.

Di lain pihak,bagi PT. Freepot Indonesia hal ini bisa menjadi sebuah solusi

terhadap permasalahan yang mereka hadapi akibat limbah yang dihasilkan dari

penambangan yang mereka lakukan. Untuk itu PT. Freeport Indonesia akan

berperan serta aktif dalam keberlangsungan operasional dari Pabrik Batako.

Masyarakat suku Kamoro yang akan diberdayakan sebagai tenaga kerja

adalah laki-laki yang berusia diatas 18 tahun. Karena usia 18 tahun kebawah

adalah usia sekolah sebaiknya tidak bekerja. Untuk awal produksi rencananya

akan diberdayakan 100 orang dulu dari 2300 jiwa laki-laki penduduk suku

Kamoro.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

49  

Universitas Indonesia

4.2. Analisa CSR PT. Freeport Indonesia

Program CSR yang dilakukan PT. Freeport ini diharapkan dapat

membantu menciptakan kehidupan masyarakat suku Kamoro yang lebih

sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat

sinergi dari semua pihak yang terus menerus membangun. Program CSR yang

berkelanjutan akan memberikan manfaat yang lebih besar baik bagi suku

Kamoro maupun PT. Freeport Indonesia..

Untuk pendirian pabrik dalam rangka pemberdayaan masyarakat suku

Kamoro meliputi :

• penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.

• jaminan ketersediaan bahan baku.

• transportasi dan distribusi produk batako.

• promosi produk batako.

• Modal awal dan biaya operasional pabrik batako.

• Peran aktif dalam keberlangsungan operasional pabrik batako dan

pengawasannya.

4.3. Analisa Kelayakan Aspek Pemasaran

Dalam analisis mengenai aspek pemasaran ini, pembahasan akan

dilakukan dengan menggunakan SWOT dan marketing mix. Analisis SWOT

membahas mengenai kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) yang

dimiliki perusahaan serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang

mempengaruhi Pabrik Batako. Sedangkan analisis marketing mix membahas

mengenai faktor produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi

(promotion).

Melalui analisis SWOT, dapat diidentifikasi berbagai faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhinya sehingga perusahaan memiliki gambaran

mengenai kondisi yang sedang dihadapi.

4.3.1 Analisa SWOT

Melalui analisa SWOT , perusahaan dapat mengidentifikasikan berbagai

faktor internal dan ekternal yang mempengaruhinya sehingga perusahaan

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

50  

Universitas Indonesia

memiliki gambaran mengenai kondisi yang sedang dihadapi. Analisis SWOT

untuk Kelayakan Investasi pendirian pabrik batako adalah sebagai berikut:

a. Strengths atau kekuatan-kekuatan yang dimiliki adalah :

• Harga produk lebih murah dibandingkan produk yang lain.

• Kualitas produk yang lebih unggul dengan menggunakan bahan baku yang

berkualitas.

• Biaya produksi tidak tinggi karena menggunakan sumber daya manusia

lokal sebagai wujud pemberdayaan masyarakat suku Kamoro.

• Berperan aktif dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dengan

memanfaatkan sisa pembakaran batu bara dan limbah pasir tailing.

• Ikut menyelamatkan Lingkungan hidup akibat pencemaran lingkungan yang

disebabkan oleh pembuangan pasir tailing.

b. Weakness atau kelemahan-kelemahan yang dimiliki adalah :

• Sarana dan prasarana yang belum memadai.

• Teknologi yang digunakan masih sederhana sehingga kapasitas produksinya

terbatas.

• Tingkat pendidikan Suku Kamoro yang rendah menyebabkan Pabrik

tersebut belum bisa mandiri sehingga harus mendapatkan perhatian dan

keterlibatan yang cukup besar dari Management PT. Freeport Indonesia

untuk mengawasi dan menjamin kelangsungan operasional Pabrik Batako.

• Kondisi alam yang sulit

c. Opportunities atau peluang-peluang yang dapat menguntungkan adalah :

• Biaya tenaga kerja yang murah.

• Bahan baku yang mudah di dapat.

• Proses pembuatan produk yang sederhana dan tidak membutuhkan

keterampilan khusus.

• Dukungan oleh PT. Freeport sebagai bagian dari program CSR yang

dilakukan.

• Peran aktif pemerintah dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidup suku

Kamoro.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

51  

Universitas Indonesia

d. Threats atau ancaman-ancaman yang dapat melemahkan atau merugikan

adalah :

• Budaya atau pola hidup dari Suku Kamoro.

• Adanya gerakan pemberontakan dari OPM sehingga keamanan kurang

terjamin.

4.3.2 Analisa marketing mix

Perusahaan harus mampu mengontrol faktor-faktor yang ada di dalam

marketing mix atau bauran pemasaran. Dengan demikian, maka kemungkinan

untuk menghasilkan proses pemasaran yang berhasil sangat besar. Analisis

marketing mix untuk kelayakan investasi pendirian pabrik batako adalah sebagai

berikut:

a. Produk (product)

Produk yang dihasilkan oleh Suku Kamoro ini berupa batako yang terbuat

dari bahan baku yang diperoleh dengan memanfaatkan limbah dari PLTU

Puncak Jaya berupa abu terbang (fly ash) dan limbah PT. Freeport berupa pasir

tailing.

Batako yang diproduksi oleh suku Kamoro adalah batako berlubang.

Batako ini memiliki sifat-sifat panas dan ketebalan total yang lebih baik dari pada

batako padat.

Dinding yang dibuat dari batako mempunyai keunggulan dalam hal

meredam panas dan suara. Dari sisi lain, sekarang ini fungsi rumah tidak lagi

hanya sekedar melindungi dari hujan dan panas, melainkan sebagai tempat yang

bersih, sehat dan indah.

Melihat pada analisis dari segi produknya, investasi ini dapat dikatakan

layak.

b. Harga (price)

Harga jual yang akan ditetapkan tergolong cukup rendah. jika

dibandingkan dengan harga produk pesaingnya. Hal ini disebabkan orientasi

pendirian pabrik batako ini bukan pada keuntungan akan tetapi lebih berorientasi

pada pemberdayaan masyarakat suku Kamoro.

Melihat pada analisis dari segi harganya, maka investasi ini dapat

dikatakan layak.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

52  

Universitas Indonesia

c. Tempat (place)

Lokasi yang dipilih untuk mendirikan pabrik batako adalah di daerah

Amapare yang memiliki letak yang cukup strategis ditinjau dari jarak Pabrik

Batako dengan sumber bahan baku, pemukiman suku Kamoro dan pemukiman

karyawan PT Freeport. Hal ini juga didukung adanya pelabuhan Amapare yang

merupakan potensi untuk pengembangan pabrik batako berikutnya.

Melihat pada analisis dari segi tempat, maka investasi ini dapat dikatakan

layak.

d. Promosi (promotion)

Target penjualan batako adalah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan

yang dilakukan oleh Pemerintah Papua dan PT. Freeport Indonesia maka promosi

yang akan dilakukan, akan di bantu oleh PT. Freeport Indonesia sebagai bagian

dari program kegiatan CSR dan bekerjasama dengan Pemerintah Papua sebagai

bagian dari program pengembangan masyarakat dalam dinas perindustrian.

Melihat pada analisis dari segi promosi, maka investasi ini dapat dikatakan layak.

4.4. Analisa Kelayakan Aspek Teknis

Batako yang dihasilkan adalah batako berlubang yang diproduksi dengan

menggunakan tangan dan peralatan sederhana. Proses pembuatannya pun

tergolong mudah tanpa memerlukan keterampilan khusus, sehingga masyarakat

Suku Kamoro akan mampu membuat batako tersebut.

Dikarenakan tujuan dari pendirian Pabrik Batako adalah untuk

permberdayaan Suku Kamoro yang merupakan bagian dari kegiatan CSR PT.

Freeport Indonesia, untuk itu sarana dan prasarana pendirian dan operasional

Pabrik Batako akan di fasilitasi oleh PT. Freeport Indonesia .

Jika kita melihat estimasi kebutuhan batako yang disebutkan sebelumnya

pada bab III tabel 3.2. maka kapasitas produksi per hari skala proyek dari pabrik

batako tersebut adalah 1740 buah. Untuk itu Pabrik batako tidak memiliki

kesulitan dalam memenuhi tingkat permintaan tersebut.

Dalam hal pemilihan lokasi untuk pendirian pabrik batako, lokasi yang

dipilih adalah daerah Amapare. Seperti yang telah disebutkan pada analisis

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

53  

Universitas Indonesia

sebelumnya, Amapere merupakan sebuah lokasi yang strategis karena terletak

dekat dengan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar dan pelabuhan.

Dengan demikian, setelah melihat berbagai analisis di atas, dapat

dikatakan bahwa dilihat dari aspek teknis, investasi ini dikatakan layak.

4.5. Analisa Kelayakan Aspek Keuangan

Dari proses analisis kelayakan keuangan yang dilakukan, evaluasi

keuangan dari pendirian pabrik batako ini tidak dapat dilakukan. Hal ini

disebabkan karena proses pendirian usaha ini masih dalam skala projek. Meskipun

demikian, ditinjau dari biaya produksi sebesar Rp. 1.991,7 dibandingkan dengan

harga jual yang ditawarkan sebesar Rp. 2000,- menunjukkan adanya perolehan

keuntungan sebesar Rp. 8,3 untuk setiap batako yang terjual. Hal ini menunjukkan

adanya peluang usaha yang dapat dikembangkan sehingga tidak menutup

kemungkinkan untuk menjadikannya sebuah usaha yang permanen.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

54     Universitas Indonesia 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, dan dengan berdasarkan pada

hasil pengolahan data dan analisis, maka didapat kesimpulan mengenai kelayakan

investasi industri kecil bahan bangunan geopolimer untuk pemberdayaan Suku

Kamoro di Papua sebagai bagian dari kegiatan CSR PT. Freeport Indonesia.

Kegiatan CSR ini dapat dikatakan layak karena dalam proses pembuatan

usaha batako tersebut, menggunakan sumber daya manusia yang berasal dari suku

Kamoro yang tinggal di sekitar PT. Freeport Indonesia. Selain itu, proses

pembuatan batako yang sederhana sangat dimungkinkan untuk dilakukan oleh

penduduk suku Kamoro yang pada dasarnya merupakan tenaga kerja tidak

terdidik. Hal lain yang mendukung kelayakan kegiatan CSR tersebut adalah upaya

untuk penyelamatan lingkungan akibat limbah yang dihasilkan oleh penambangan

yang dilakukan oleh PT. Freeport, dengan cara mengelola limbah tersebut menjadi

bahan dasar pembuatan batako yang nantinya dapat meningkatkan keterampilan

dan taraf hidup suku Kamoro.

Dalam proses kedepannya, kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT.

Freeport akan terus memberikan bantuan dana untuk biaya operasional pabrik

batako. Untuk itu PT. Freeport akan berperan aktif mengelola dan mengawasi

kegiatan pabrik batako tersebut.

5.2 Saran

1. Usaha ini dapat berkembang dengan baik apabila ditangani secara benar.

2. Kemudahan untuk mendapatkan dana yang diperoleh dari PT. Freeport

Indonesia sehingga untuk perkembangannya dapat dimungkinkan.

3. Pembelajaran keterampilan manajemen akan membantu kemandirian

usaha ini.

4. Perlunya perhitungan baik secara keuangan hingga manajerial, hingga

kapan PT. Freeport Indonesia harus memberikan bantuannya pada usaha

ini.

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20250203-S51847-Ajeng Yunia... · 3.6.1 Proses Produksi ... kota kecil terdekat dengan

54 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

David Pickell. Betwee the Tides. Periplus, Inc.: New York, 2002.

Ahmad Subagyo, Studi Kelayakan. Gramedia.: Jakarta, 2008.

Dermawan Wibisono. Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan akademisi, Erlangga,

Jakarta, Hal 63, 2007.

Davies E dan Davies BJ, Succesfull Marketing in a Week, PT. Kesain Blanc Indah.

Corp.: Jakarta,1996.

Philip Kotler, Marketing Management Analysis, Planning, and Control 5th Edition,

Erlangga.: Jakarta, 1992.

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty.: Yogyakarta, 1993.

Donald G Newnan, Engineering Economic Analysis 3th Edition, Bina Rupa

Akasara.: Jakarta, 1990.

www.papua.go.id

www.tambangpapua.blogspot.com

http://antoneka.wordpress.com/page/2/

www.papuapos.com

www.lib.eng.ui.ac.id

Analisis kelayakan..., Ajeng Yunia Kartika, FT UI, 2009