laporan pembuatan nitrobenzen ajeng

21
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PEMBUATAN NITROBENZEN Fatkhiatul Azminah KA02 1513044 POLITEKNIK STMI JAKARTA Jl. Letjen Suprapto 26 Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih. Jakarta Pusat, DKI Jakarta

Upload: fatkhiatul-azminah

Post on 16-Sep-2015

276 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Nitrobenzene merupakan turunan dari benzene yang berbentuk zat cair yang menyerupai minyak berwarna kuning, bersifat toksik, berbau khas, molekul lingkar benzene, yang satu atom hydrogen telah digantikan dengan gugus nitro. Digunakan pada pembuatan beberapa jenis sabun dan minyak wangi, serta juga pada pembuatan aniline. Nitrobenzen Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzene Formula sederhananya C6H5NO2.

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ORGANIK

    PEMBUATAN NITROBENZEN

    Fatkhiatul Azminah

    KA02

    1513044

    POLITEKNIK STMI JAKARTA

    Jl. Letjen Suprapto 26 Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih. Jakarta Pusat, DKI Jakarta

  • I. JUDUL PERCOBAAN : PEMBUATAN NITROBENZEN

    II. PRINSIP PERCOBAAN

    Nitrasi adalah suatu reaksi subtitusi gugus nitro (NO2) kedalam molekul senyawa

    benzene.

    III. TUJUAN PERCOBAAN

    Untuk mengetahui cara pembuatan Nitrobenzen dari benzen dan asam nitrat

    dengan katalis H2SO4

    Untuk memurnikan Nitrobenzen dengan distilasi

    Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari nitrobenzen

    Untuk mengetahui refraksi dari nitrobenzen praktis

    IV. REAKSI

    C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O

    V. TEORI PERCOBAAN

    Senyawa-senyawa mononitro terdapat jika asam nitrat pekat berlebihan atau

    suatu campuran asam nitrat pekat dengan asam sulfat pekat bereaksi dengan benzen

    atau homolog-homolognya.

    Pada nitrasi ini terbentuk air sehingga asam nitratnya menjadi encer. Jika hanya

    digunakan asam nitrat maka harus dipakai asam nitrat berlebih, karena kadar air yang

    terbentuk akan membuat asam nitrat tidak dapat mengadakan nitrasi. Jika

    menggunakan asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat maka cukup jika diambil suatu

    jumlah asam nitrat yang lebih sedikit daripada yang dibutuhkan menurut teori.

    Nitrasi hidrokarbon aromatic merupakan suatu reaksi eksoterm yang tidak dapat

    berbalik, jika nitrobenzen dipanaskan dengan air 200C maka nitrobenzen tak berubah.

    Sifat dalam senyawa-senyawa nitro aromatis tidak ada atom hydrogen yang dapat

    diganti dengan logam pada senyawa-senyawa nitro alifatik primer dan sekunder karena

    disini gugus nitro terikat secara tersier artinya bahwa pada atom karbon yang mengikat

    gugus nitro tidak ada hydrogen.

    BAHAN BAKU UTAMA

  • Benzena

    Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol, adalah

    senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta

    mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk

    cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzena

    merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.

    Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu

    bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri.

    Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran

    penting pada bensin. Benzena juga bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik,

    bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam

    minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam

    minyak bumi. Karena bersifat karsinogenik, maka pemakaiannya selain bidang non-

    industri menjadi sangat terbatas.

    Benzena pada umumnya digunakan sebagai bahan dasar dari senyawa kimia

    lainnya. Sekitar 80% benzena dikonsumsi dalam 3 senyawa kimia utama yaitu

    etilbenzena, kumena, dan sikloheksana, Senyawa turunan yang paling terkenal adalah

    etilbenzena, karena merupakan bahan baku stirena, yang nantinya diproduksinya

    mnejadi plastik dan polimer lainnya. Kumena digunakan sebagai bahan baku resin dan

    perekat. Sikloheksana digunakan dalam pembuatan nilon. Sejumlah benzena lain dalam

    jumlah sedikit juga digunakan pada pembuatan karet, pelumas, pewarna, obat, deterjen,

    bahan peledak, dan pestisida.

    Sifat Fisik

    a. Benzena merupakan senyawa yang tidak berwarna. b. Berbau harum. c. Benzena berwujud cair pada suhu ruang (270C). d. Titik didih benzena : 80,10C e. Titik leleh benzena : -5,50C f. Benzena tidak dapat larut air tetapi larut dalam pelarut nonpolar g. Berat jenis 0,87 g/mL h. Berat molekul 78,1 g/mol.

    Sifat Kimia

    a. Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar b. Benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripadaadisi c. Larut dalam eter, etanol, dan pelarut organik lainnya. d. Tahan terhadap oksidasi, pada oksidasi sempurna terbentuk CO2 dan H2O.

  • BAHAN TAMBAHAN

    Asam sulfat

    Asam sulfat merupakan bahan kimia yang banyak digunakan sebagai bahan

    baku dan bahan penolong dalam berbagai industri. Bahan baku utama pembuatan asam

    sulfat adalah sulfur atau belerang, yang berwarna kuning dan biasanya ditambang dari

    pegunungan.

    Bahan-bahan baku yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan

    fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi. Bahan baku ini kemudian diberi

    93% asam suflat untuk menghasilkan kalsium sulfat, hydrogen fluorida (HF), dan asam

    fosfat. HF dipisahan sebagai asam fluorida. Proses keseluruhannya dapat ditulis:

    Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O 5 CaSO42 H2O + HF + 3 H3PO4.

    Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industry besi dan baja

    untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industry

    otomotifl. Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi

    asam bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam bekas

    dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, atau pun sumber bahan bakar

    lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur

    trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat asam sulfat yang "baru".

    Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industry kimia. Sebagai

    contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk

    mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat

    nilon. Juga digunakan untuk membuatasam klorida dari garam melalui proses

    Mannheim. Selain itu H2SO4 jugadigunakan dalam pengilangan minyak bumi,

    contohnya sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang

    menghasilkan isooktana.

    Sifat Fisika :

    1. Rumus molekul H2SO4

    2. Massa Molar 98,08 gr/mol

    3. Penampilan Cairan bening, tak berwarna, berbau belerang

    4. Densitas 1,84 gr/mol

    5. Keasaman (pH) -3

    6. Viskositas 26,7 cPa (20 C)

    7. Korosif dan higroskopis

  • Sifat Kimia :

    1. H2SO4 encer, tidak bereaksi dengan Hg, Bi, Cu, dan logam mulia.

    H2SO4(encer) + Fe FeSO4 + H2

    2. H2S04 bersifat pekat, dalam keadaan panas akan mengoksidasi logam- logam

    sedang asam sulfat direduksi dengan SO2 - 2H2SO4 + Cu CuSO4 + SO2

    +2H2O

    Kegunaan Asam Sulfat

    1. Bahan pembuat pupuk Ammonium Sulfat dan Asam Posfat

    2. Memurnikan minyak tanah

    3. Industri obat

    4. Menghilangkan karat besi sebelum baja dilapisi seng

    5. Untuk air aki/accu 6. Pada industri organik: insektisida, selofan, zat warna

    Asam Nitrat

    Asam nitrat ( HNO3 ) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan

    merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat

    dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86 % disebut sebagai asam nitrat berasap, dan

    dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat

    berasap merah. Asam nitrat pertama kali disintesis sekitar 800 M oleh alkimiawan Jabir

    ibnu Hayyan yang juga menemukan distilasi modern dan proses kimiawi dasar lainnya

    yang masih digunakan sekarang ini.

    Asam nitrat adalah larutan asam kuat yang mempunyai nilai pKa sebesar - 2. Di

    dalam air, asam ini terdisosiasi menjadi ion - ionnya, yaitu ion nitrat NO3 dan ion

    hidronium ( H3O+ ). Garam dari asam nitrat disebut sebagai garam nitrat. Dalam

    temperatur ruangan, asam nitrat berbentuk uap berwarna merah atau kuning.

    Asam nitrat murni ( 100 % ) merupakan cairan tak berwarna dengan berat jenis

    1.522 kg / m. Ia membeku pada suhu - 42 C, membentuk kristal - kristal putih, dan

    mendidih pada 83 C. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi

    sebagian dengan pembentukan nitrogen dioksida sesudah reaksi yang berarti bahwa

    asam nitrat anhidrat sebaiknya disimpan di bawah 0 C untuk menghindari penguraian.

    Sifat Fisika

    1. Wujud zat : cairan, jernih - kuning

    2. Titik leleh : - 42o c - Titik didih : 86o c - pH (200 C) :

  • 3. Densitas uap relatif : 2, 04

    4. BM : 63,0129 g/mol

    5. Tekanan Uap (200 C) : 56 hPa

    6. Kelarutan dalam air (200 C) : dapat larut ( pembentukan panas)

    Sifat Kimia

    1. Pada suhu biasa akan terurai oleh cahaya / sinar : 4HNO3 2H2O + 4NO2 +

    O2

    2. Dapat bereaksi dengan amoniak membentuk garam amonium nitrat: HNO3 +

    NH4OH NH4NO3 + H2O

    3. Dapat bereaksi dengan unsur unsur logam serta dapat melarutkan semua

    logam kecuali emas (Au) dan platina (Pt). Reaksi oksidasi utamanya terjadi

    dengan asam pekat, memfavoritkan pembentukan nitrogen dioksida (NO2). Cu

    + 4H+ + 2NO3 - Cu+2 + 2NO2 + 2H2O

    PRODUK

    Nitrobenzene merupakan turunan dari benzene yang berbentuk zat cair yang

    menyerupai minyak berwarna kuning, bersifat toksik, berbau khas, molekul lingkar

    benzene, yang satu atom hydrogen telah digantikan dengan gugus nitro. Digunakan

    pada pembuatan beberapa jenis sabun dan minyak wangi, serta juga pada pembuatan

    aniline. Nitrobenzen Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzene Formula

    sederhananya C6H5NO2.

    Nitrobenzene termasuk dalam golongan benzene, dengan beberapa sifat benzene

    yaitu seperti yang kita ketahui meskipun benzene tampak sebagai suatu senyawa yang

    sangat jenuh, namun tidak mempunyai sifat adisi yang kuat, dimana hydrogen dapat

    diadisi hanya jika ada katalis yang tepat, seperti Ni atau Pt halus, benzene dapat juga

    mengadisi klorin atau bromine jika terkena sinar matahari, sehingga terbentuk

    heksaklorosikloheksana atau heksa-bromosikloheksana. Sifat selanjutnya yaitu klorine

    dan bromine dapat juga mensubtitusi atom-atom hydrogen dari benzene asal ada katalis

    yang tertentu.

    Sifat-sifat fisika nitrobenzen :

    1. Zat cair berwarna kuning.

    2. Titik didih 210,8oC.

    3. Titik cair 5,7oC.

    4. Indeks bias 1,5530.

  • 5. Berat jenis 1,2037 g/mL.

    6. Berat molekul 123 g/mol.

    Sifat-sifat kimia nitrobenzen :

    1. Nonpolar.

    2. Tidak larut dalam air.

    3. Mudah menguap dan terbakar.

    4. Larut dalam eter.

    5. Bersifat karsinogen terutama dalam keadaan uap.

    6. Jika direduksi membentuk anilin.

    7. Tidak dapat dioksidasi dalam larutan KMnO4 seperti alkena.

    8. Tidak dapat diadisi oleh Br2, H2O dan KMnO4 bisa terjadi bila ada UV.

    9. Mengalami reasi alkilasi dengan katalisator AlCl3.

    Kegunaan Nitrobenzen antara lain:

    1. Untuk pembuatan aniline

    2. Untuk membuat parfum dalam sabun

    3. Semir sepatu

    4. Campuran Pyroclin

  • DIAGRAM ALIR

    METODE PEMBUATAN

    Mekanisme untuk nitrasi bezen melibatkan reaksi substitusi elektrofilik antara asam

    nitrat dan benzena.

    a. Pembentukan elektrofil

    Tuangkan 30 cc HNO3 dan

    42 cc H2SO4 ke dalam labu

    500 ml

    Campuran didinginkan di

    dalam air dingin

    Masukkan 37cc benzen

    sambil terus diaduk

    Campuran dipanaskan di

    water bath selama 30

    menit sambil dikocok,

    jaga suhu agar tidak

    melebihi 60 C

    Didinginkan lalu

    tambahkan air sebanyak

    1500cc, kocok sampai

    terbentuk 2 lapisan

    Pisahkan lapisan dengan

    corong pemisah

    Hitung rendemen teoritis

    dari hasil yang didapat

    Hentikan destilasi ketika

    zat yang didistilasi sudah

    berwarna coklat tua

    Mula- mula destilat

    berupa benzen, air dan

    nitrobenzen pada suhu

    205 C 207 C

    Nitrobenzen dipisahkan

    dengan CaCl2 lalu

    didistilasi

    Nitrobenzen masih keruh,

    masukkan CaCl2 exacitus

    secukupnya kocok sampai

    menjadi jernih

    Lapisan yang seperti

    minyak adalah

    nitrobenzen, masukkan

    ke labu kering

  • Untuk mensubstitusikan gugus NO2 ke dalam cincin benzen, elektrofil haruslah

    NO2+. NO2

    + disebut sebaga ion nitronium atau kation nitryl, dibentuk dari reaksi

    antara asam nitrat dan asam sulfat.

    Ion hiydrogensulfat, HSO4+, akan terlibat dalam mekanisme sedangkan ion

    hydronium, H3O+, tidak terlibat.

    b. Mekanisme substitusi elektrofilik

    Tahap 1 :

    Ion NO2+ mendekati elektron-elektron delokalisasi pada benzen, elektron-elektron

    tersebut sangat tertarik pada muatan positive.

    Dua elektron dari sistem delokalisasi digunakan untuk membentuk ikatan baru

    dengan ion NO2+. Karena kedua elektron bukanlah bagian dari sistem delokalisasi

    lagi, delokalisasi rusak sebagian, dan dalam cinicin terbentuk muatan positive.

    Hidrogen yang terlihat pada cincin bukanlah hal yang baru dan memang terikat dengan

    atom karbon C. Kita perlu menujukkannya karena hidrogen tersebut perlu dihilangkan

    pada tahap kedua.

    Tahap 2 :

    Tahap kedua melibatkan ion hidrogensulfat, HSO4+, yang diproduksi bersamaan

    dengan ion NO2+.

  • Ion hidrogensulfat, HSO4+, mengikat hidrogen dalam cincin untuk membentuk

    asam sulfat, dengan kata lain katalis telah beregenerasi. Elektron yang tadi bergabung

    dalam cincin, sekarang berguna untuk membentuk ulang sistem delokalisasi.

    Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan

    titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.

    Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan

    dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas

    dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat

    pendingin. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki

    titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu

    pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding

    (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini

    berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-

    senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.

    Macam-Macam Destilasi :

    1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

    2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih

    baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan

    titik didih yang berdekatan.

    3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan

    senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan

    menggunakan tekanan tinggi.

    4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu

    atau batu bata.

    5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih

    rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam

    prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu

    tinggi.

  • Kelebihan Destilasi :

    1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi. 2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni

    Kekurangan Destilasi :

    1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar. 2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal

    VI. ALAT DAN BAHAN

    A. ALAT:

    1. Labu 500 ml

    2. Water batch

    3. Corong pemisah

    4. Styg buis

    5. Erlenmeyer

    6. Termometer

    7. Labu destilasi

    B. BAHAN:

    1. Benzen

    2. HNO3

    3. H2SO4

    4. CaCl3

    5. Air dingin

    VII. PROSEDUR KERJA

    1. Dalam sebuah labu volume 500 cc dituangkan asam nitrat 37cc dan perlahan-lahan

    sambil diaduk dan dialirkan asam sulfat pekat 42cc (campuran ini menjadi panas

    dan didinginkan dalam air dingin)

    2. Setelah campuran dingin dialirkan 30 cc benzen sedikit-sedikit sambil diaduk

    3. Pada waktu diteteskan benzen akan terlihat timbulnya warna coklat yang kemudian

    hialang

    4. Temperatur harus selalu dilihat jika lebih tinggi dari 60C maka harus didinginkan

    dengan air dingin sebelum ditambahkan benzen

  • 5. Untuk menyempurnakan jalannya reaksi labu dipanaskan di water bath kira-kira 30

    menit dan labu harus ditutup dengap gabus yang ditusuk dengan sebuah pipa kaca

    vertikal (styg buis) sebagai penghubung dengan udara luar

    6. Selama pemanasan ini harus sering dikocok agar bercampur dengan baik

    7. Setelah itu labu dibiarkan dingin dan tuangkan ke dalam air dingin sebanyak 1500

    cc, dikocok-kocok dan akan terjadi cairan seperti minyak di dalam air

    8. Kedua lapisan itu dipisahkan di dalam corong pemisah

    9. Cairan yang seperti minyak tersebut adalah nitrobenzen dan kemudian dituangkan

    ke dalam labu kering

    10. Nitrobenzen tersebut masih keruh karena mengandung air, untuk itu ditambahkan

    CaCl2 exacitus sambil dikocok-kocok

    11. Kemudian pisahkan nitrobenzen tersebut dari CaCl2 exacitus dan didistilasi

    12. Mula-mula akan keluar sebagai distilat adalah benzen, air, dan nitrobenzen pada

    suhu 205C-207C

    13. Destilasi dihentikan bila cairan yang didistilasi telah berwarna coklat tua, sebab

    mungkin ada senyawa-senyawa dinitro yang pada pemanasan kuat dapat

    menimbulkan ledakan

    14. Hitung rendemen teoritis dari hasil yang didapat

    VIII. GAMBAR RANGKAIAN ALAT

    Gambar : Pembuatan Nitrobenzene

    Keterangan Gambar :

    1. Labu destilasi 5. Asam Sulfat (H2SO4)

    2. Termometer 6. Statif

    3. Klem 7. Pipa kaca

  • 4. Es

    Gambar: Distilasi Akhir

    1. Statip 7. Bunsen

    2. Klem 8. Condenser

    3. Tutup gabus 9. Erlenmeyer

    4. Labu didih 10. Lab. Jack

    5. Kasa 11. Kaki tiga

    IX. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

    HNO3 (Mr= 63 gr/mol)

    Volume = 37cc

    Bj() = 1,5gr/ml

    m = . v

    = 1,5 gr/ml 37 ml

    = 55,5 gr

    =

    =

    55,5

    63 /= 0,881

    C6H6 (Mr= 78 gr/mol)

    Volume = 30 cc

    Bj() = 0,89 gr/ml

    m = . v

    = 0,89 gr/ml 30 ml

    = 26,7 gr

  • =

    =

    26,7

    78 /= 0,342

    C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O

    Mula-mula : 0,342 0,881 - -

    Beraeaksi : 0,342 0,342 0,342 0,342

    Setimbang : 0 0,539 0,342 0,342

    Secara teoritis

    C6H5NO2 = mol Mr = 0,342 mol 123 gr/mol = 42,066 gr

    Secara praktis

    Massa erlemeyer kosong = 105,118 gr

    Massaa erlenmeyer +Nitrobenzen = 113,76 gr

    Massa Nitrobenzen = Erlenmeyer isi Erlenmeyer kosong

    = 113,76 gr 105,118

    = 8,642 gr

    Volume Nitrobenzen = 10 ml

    Bj = 8,642 gr 10 ml = 0,8642 gr/mol

    % =

    100% =

    8,642

    42,066 100% = 20,54%

    X. PEMBAHASAN

    Pada saat mereaksikan benzene pada campuran HNO3 dengan H2SO4, sambil

    digoyang agar campuran homogen dan dilakukan dalam ember berisi air agar

    suhu tetap terjaga dan tidak terjadi penguapan.

    HNO3 yang dicampurkan dengan H2SO4 bertujuan untuk membentuk elektrofilik

    NO3 + .

    Pencampuran dilakukan sambil didinginkan di dalam air. Campuran digoyangkan

    sempurna agar campuran tercampur tercampur rata dan terbentuk produk secara

  • maksimal. Campuran kemudian dipanaskan di atas pemanas air untuk

    menyempurnakan reaksi. Sambil tetap digoyang dan disambungkan dengan

    pendingin refluks.

    Temperatur di set pada suhu 60C karena jika suhu terlalu tinggi kemungkinan

    NO2+ tersubstitusi ke cincin bertambah sehingga kemungkinan dapat terbentuk

    dinitrobenzene atau trinitrobenzene. Sebaliknya jika suhu terlalu kecil

    kemungkinan campuran tidak akan bereaksi sempurna sehingga hasil yang

    diperoleh tidak maksimal.

    Kemudian campuran dimasukkan ke dalam corong pemisah yang telah berisi air

    sebanyak 500 cc. Penambahan air berfungsi untuk mengikat pengotor yang

    mungkin masih terikat dalam pereaksi atau pelarut. Larutan dikocok dengan

    sempurna dan hati- hati sambil sekali tutupnya dibuka agar uapnya hilang.

    Campuran kemudian didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan.

    Lakukan hal yang sama sebanyak tiga kali sehingga jumlah volume air sebesar

    1500 cc.

    Perbedaan lapisan yang terbentuk antara nitrobenzene dan asam, diakibatkan

    karena perbedaan berat jenisnya. Berat jenis asam lebih besar dari pada berat

    jenis benzene.

    Kemudian Nitrobenzene ditambahkan CaCl2 untuk menghilangkan air yang masih

    terkandung dalam Nitrobenzene, sehingga menghasilkan Nitrobenzen murni.

    Lalu di destilasi dengan heater. Destilasi ini merupakan destilasi sederhana karena

    perbedaan titik didih komponen-komponennya berbeda jauh yaitu antara air 100

    C dengan Nitrobenzene (205C-210C) . Destilasi menggunakan udara sebagai

    pendingin karena titik didih Nitrobenzene tinggi.

    XI. KESIMPULAN

    Reaksi membutuhkan katalis untuk mengubah elektrofil lemah menjadi

    elektrofil kuat sehingga reaksi menjadi maksimal. % rendemen yang di peroleh 20,54

    %

    XII. TUGAS

    1. Analisis kesalahan

    Styg buis yang dipakai terlalu panjang, sehingga termometer menjangkau

    campuran. Mengakibatkan sulit untuk mengontrol suhu saat pemanasan di

    water bath.

  • Suhu yang tidak terkontrol dengan baik saat pemanasan, sehingga suhu kurang

    dari 60C yang mengakibatkan produksi nitrobenzen kurang atau suhu

    berlebih sehingga timbul dinitro.

    Pengadukan yang kurang merata pada saat pencampuran bahan dan saat

    pemansan di water bath

    Pengocokan yang tidak benar saat pencampuran dengan air

    Kemunkunan saat pemisahan lapisan minyak dan air, ada minyak yang

    terbuang

    2. Mekanisme pengikatan katalis

    Fungsi asam sulfat adalah untuk menghasilkan kation nitril, NO2+ dari asam nitrat.

    Persamaannya:

    Ion OH- pada HNO3 mengikat ion H+ pada H2SO4 sehingga menghasilkan HSO4

    + ,

    NO2+ , dan H3O

    +.

    3. Katalis lain yang digunakan selain asam sulfat Selain asam sulfat katalis yang digunakan adalah silika gel dan fosfat. Kedua katalis

    ini digunakan pada ntrasi benzen pada fasa gas dan untuk reaksi selektivitas tinggi

    dalam mencegah pembentukan produk samping.

    Asam sulfat digunakan pada nitrasi benzen pada fasa cair.

    4. Jenis-jenis katalis dan aplikasinya Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan menjadi katalis homogen

    dan katalis heterogen.

    a. Katalis Homogen

    Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen

    dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.

    Contoh Katalis Homogen :

    a. Katalis dan pereaksi berwujud gas

    NO(g)

    2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

    b. Katalis dan pereaksi berwujud cair

    H+(aq)

    C12H22O11(aq) + H2O(l) C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)

  • glukosa fruktosa

    b. Katalis Heterogen

    Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara

    homogen dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda.

    Contoh Katalis Heterogen :

    Katalis berwujud padat, sedang pereaksi berwujud gas.

    Ni(s)

    C2H4(g) + H2(g) C2H6(g)

    Autokatalis

    Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.

    Contoh Autokatalis :

    CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air

    merupakan autokatalis reaksi tersebut.

    CH3COOCH3(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)

    Dengan terbentuknya CH3COOH, reaksi menjadi bertambah cepat.

    Biokatalis

    Biokatalis adalah katalis yang bekerja pada proses metabolisme, yaitu enzim.

    Contoh Biokatalis :

    Enzim hidrolase mempercepat pemecahan bahan makanan melalui

    reaksi hidrolisis.

    5. Jenis-jenis pelarut

    1. Pelarut aprotik

    Pelarut ini tidak menerima maupun memberi proton dan dalam keadaan ini

    bersifat netral, tidak bereaksi, tetapan dielektriknya rendah, tidak terurai menjadi

    ion-ion dalam sistem pelarut, hingga ia tidak bereaksi baik dengan asam maupun

    basa. Pelarut Contohnya, kloroform, toluen, CCl4, hidrokarbon. Pelarut aprotik

    berguna unutuk mempelajari reaksi asam dan basa yang bebas dari pengaruh

    pelarut.

    2. Pelarut protofilik

  • Pelarut yang bersifat dapat menerima proton dari zat terlarut, disebut juga

    pelarut basa , dengan reaksi sebagai berikut:

    HB + pelarut pelarut H+ + B-

    Contohnya : NH4OH, amine, ketone, aseton, dan eter.

    Asam lemah bila dilarutkan dalam pelarut protofilik maka keasamannya

    akan meningkat yang disebut efek levelling

    3. Pelarut protogenik

    Pelarut yang bersifat memberi proton (donor proton). Jika basa lemah

    dilarutkan dalam pelarit protogenik maka kebasaannya akan menningkat.

    Contohnya : HF, Asam Sulfat, asam acetat, asam format, dan HCl.

    4. Pelarut amfiprotik

    Pelarut ini bekerja sebagai penerima proton, dan pemberi proton. Contoh

    untuk pelarut ini adalah golongan alkohol, air, asam acetat glasial.

    Asam acetat bisa bersifat asam dengan reaksi :

    CH3COOH CH3COO- + H+

    Tetapi bila asam asetat dilarutkan dalam asam yang lebih kuat misalnya

    HCLO4, asam asetat bersifat basa dengan reaksi :

    CH3COOH + HCLO4 CH3COOH2+ + CLO4-

    Ion CH3COOH2+ dapat bereaksi dengan basa dengan cara memberikan

    proton. Maka zat yang bersifat basa lemah akan berubah sifatnya menjadi basa yang

    lebih kuat, sehingga titrasi antara basa lemah oleh HCLO4 dapat dilangsungkan bila

    zat tersebut dilarutkan dalam asam asetat glasial.

    6. Syarat syarat pelarut yang baik

    1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi

    2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.

    3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat.

    4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari reaksi.

    Kriteria kedua adalah dengan menggunakan prinsip like dissolves like, dimana

    reaktan yang nonpolar akan larut dalam pelarut nonpolar sedangkan reaktan yang polar

    akan larut pada pelarut polar. Dalam hal ini juga terdapat tiga ukuran yang dapat

    menunjukkan kepolaran dari suatu pelarut yaitu :

    a. momen dipol

    b. konstanta dielektrik

    c. kelarutannya dengan air

  • 7. Jenis-jenis alat penukar panas

    Chiller

    Kondensor

    Evaporator

    Boiler

    Reboiler

    Heater

    Heat Exchanger

    8. Fungsi penambahan air sebanyak 1500cc

    Penambahan air sebanyak 1500cc berfungsi untuk mengikat pengotor yang

    mungkin masih terikat dari pereaksi atau pelarut.

    9. Metode pengikatan nitrasi

    Mekanisme untuk nitrasi bezen melibatkan reaksi substitusi elektrofilik antara asam

    nitrat dan benzena.

    c. Pembentukan elektrofil

    Untuk mensubstitusikan gugus NO2 ke dalam cincin benzen, elektrofil

    haruslah NO2+. NO2

    + disebut sebaga ion nitronium atau kation nitryl, dibentuk

    dari reaksi antara asam nitrat dan asam sulfat.

    Ion hiydrogensulfat, HSO4+, akan terlibat dalam mekanisme sedangkan ion

    hydronium, H3O+, tidak terlibat.

    d. Mekanisme substitusi elektrofilik

    Tahap 1 :

    Ion NO2+ mendekati elektron-elektron delokalisasi pada benzen, elektron-

    elektron tersebut sangat tertarik pada muatan positive.

    Dua elektron dari sistem delokalisasi digunakan untuk membentuk ikatan baru

    dengan ion NO2+. Karena kedua elektron bukanlah bagian dari sistem

    delokalisasi lagi, delokalisasi rusak sebagian, dan dalam cinicin terbentuk

    muatan positive.

  • Hidrogen yang terlihat pada cincin bukanlah hal yang baru dan memang terikat

    dengan atom karbon C. Kita perlu menujukkannya karena hidrogen tersebut

    perlu dihilangkan pada tahap kedua.

    Tahap 2 :

    Tahap kedua melibatkan ion hidrogensulfat, HSO4+, yang diproduksi bersamaan

    dengan ion NO2+.

    Ion hidrogensulfat, HSO4+, mengikat hidrogen dalam cincin untuk membentuk

    asam sulfat, dengan kata lain katalis telah beregenerasi. Elektron yang tadi

    bergabung dalam cincin, sekarang berguna untuk membentuk ulang sistem

    delokalisasi.

    10. Jenis-jenis Destilasi

    a. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.

    b. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih

    baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan

    titik didih yang berdekatan.

    c. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan

    senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan

    menggunakan tekanan tinggi.

    d. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari

    kayu atau batu bata.

    e. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan

    permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi

    rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak

    perlu terlalu tinggi.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku penuntun praktikum Teknik Kimia III.Jakarta: Universitas Muhammadiyah

    Jakarta. 2015

    Makalah Kimia Asam Sulfat. Sumbawa: Universitas Teknik Sumbawa. 2013

    Fesenden.Kimia Organik Jilid I

    http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat

    http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat

    http://id.wikipedia.org/wiki/Benzena

    http://tekim-c.blogspot.com/2009/12/gaaaa.html

    http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/elsub/nitrationtt.html