ajeng pramesti jadi

62
PREVALENSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009 Laporan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter Oleh Nama : Ajeng Pramesti NIM : 105103003388 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Upload: ermanto-dphytoxz

Post on 21-Jan-2016

92 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AJENG PRAMESTI JADI

PREVALENSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

Laporan Penelitian

Sebagai Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter

Oleh Nama : Ajeng Pramesti NIM : 105103003388

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M

Page 2: AJENG PRAMESTI JADI

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 November 2009

Ajeng Pramesti

Page 3: AJENG PRAMESTI JADI

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PR EV A L EN S I P EN GG U N A AN KO N TR AS E PS I P AD A PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS CIPUTAT

TAHUN 2009

Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Oleh

Ajeng Pramesti NIM : 105103003388

Pembimbing

Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009 M

Page 4: AJENG PRAMESTI JADI

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan penelitian berjudul PREVALENSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009 yang diajukan oleh Ajeng Pramesti (NIM: 105103003388), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 11 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 11 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

Dr. Riva Auda, SpA, M.Kes

Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed

Dr. Erfira, SpM

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, SpAnd DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

Page 5: AJENG PRAMESTI JADI

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai syarat untuk

melanjutkan koas. Shalawat dan salam semoga selalu tervurah kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari

masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya yang selalu memotivasi baik moril maupun materil

yang terhadap anaknya tetap berjuang dalam pendidikan meraih sukses.

2. Prof. Dr.dr.Hc.M.K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan fakultas kedokteran dan

ilmu kesehatan yang selalu berusaha dan memberkan yang terbaik kepada

mahasiswa PSPD khususnya angkatan pertama.

3. Rr. Ayu Fitri Hapsari, Biomed. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran uantuk membimbing, mengarahkan,

dan memberikan dorongan moril kepada saya dalam penyusunan skripsi ini

di tengah kesibukan beliau.

4. Untuk semua dosen-dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan

memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani

masa pendidikan di DKIK UIN syarif hidayatullah jakarta, rasa hormat saya

atas segala yang telah mereka berkan.

5. Teman-teman seangkatan saya, yang selalu berjuang bersama untuk lulus dan

menikmati pahit serta manisnya belajar di kedokteran. Kita tahu bagaimana

suka dukanya menjadi angkatan pertama. Mudah-mudahan kita semua bisa

menjadi dokter muslim yang amanah. Aminn….

6. Teman-teman sekelompok saya di stase kecil dan stase integrasi. Walaupun

untuk kata sepakat harus rebut dulu. Tapi itu art and science. I love u all…..

Page 6: AJENG PRAMESTI JADI

vi

7. Teman-teman “BFC” yang selalu memberikan semangat. Salam “ngok-

ngok”. Hehehe ..

8. Mas nanda yang selalu memberkan motivasi dan telah membantu untuk

menyelesaikan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan

selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 11 November 2009

Ajeng Pramesti

Page 7: AJENG PRAMESTI JADI

vii

ABSTRAK

Ajeng Pramesti. Pendidikan Dokter. Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) pada tahun 2007 di Indonesia sebesar 65,9%. Dengan makin banyak pasangan usia subr (PUS) menggunakan kontrasepsi maka diharapkan TFR (Total fertility rate) akan turun dan pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. Data susenas, BPS, menunjukkan bahwa persentase terbanyak alat kontrasepsi yang dipakai di Indonesia tahun 2007 adalah suntik KB sebesar 34%. Kemudian diikuti oleh pil KB yaitu sebesar 18%, IUD sebesar 4%, susuk KB sebesar 6%, MOW (metode operasi wanita) sebesar 2,1% dan kondom serta cara lain berkisar antara 0,5 – 1% tiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subut di Puskesmas Ciputat tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan menelaah data sekunder dari catatan medic di Puskesmas Ciputat mulai tanggal 1 januari - 31 septemper 2009. Dari data sekunder didapatkan 1066 peserta KB yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi, 38% adalah akseptor KB baru dan 62% adalah akseptot KB aktif. Presentase alat kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah IUD 1,8%, KB suntik 95,1%, pil KB 3%, dan kondom 0,1%. Dari penelitian ini didapatkan bahwa metode alat kontrasepsi yang terbanyak adalah KB suntik 95,1%. Kemudian diikuti oleh pil KB sebesar 3%, IUD 1,8% dan konsom 0,1%. Kata kunci : Kontrasepsi, Angka Pemakaian Kontrasepsi, Pasangan Usia Subur

Page 8: AJENG PRAMESTI JADI

viii

ABSTRACT

Ajeng Pramesti. Medical Education. Contraceptive Prevalence Rate in Fertilized Couple at Ciputat Health Care Center 2009 Report of national social economi survey 2007 showed contraceptive prevalence rate (CPR) in Indonesia 65,9%, increase contraception use among husband/ wife from fertilized couple may decrease total fertility rate (TFR) and control population growth.report of national social economic survey showed percentage contraceprive in Indonesia 2007 is injection 45%, pil 18%, IUD 4%, Implant 6%, tubektomy 2,1%, condom an others 0,5-1% every year. The purpose of this research is to the prevalence of fertilizes couple who used contraception in ciputat public helath centre. This study was using ciputat beginning January until September 2009. Design of this study is cross sectional. The location of this study was done in Puskesmas Ciputat with population of hausband/ wife from fertilizes couple who using contraceptive. From secondary record, we have 1066 sample, 38% is new family planning participant and 62% is active family 1,8&, injection 95,1%, pil 3%, and condom 0,1% from this study, we know that many participant in ciputat use injection then pil, IUD, and condom. Keyword : Contraception, Contraceptive, Prevalence Rate, Fertilized Couple.

Page 9: AJENG PRAMESTI JADI

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………………..

LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..

ABSTRAK/ ABSTRACK ……………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ……………………………………………………………….

1.2 Perumusan masalah ………………………………………………………………

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………..

1.3.1 Tujuan umum ………………………………………………………….

1.3.2 Tujuan khusus ………………………………………………………………

1.4 Manfaat penelitian ………………………………………………………………

1.4.1 Bagi peneliti ………………………………………………………………

1.4.2 Bagi masyarakat ………………………………………………………

1.4.3 Bagi institusi …………………………..………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan kepustakaan ………………..………………………………………

2.1.1 Keluarga berencana ………………………………………………………

2.1.2 Kontrasepsi …………………………..…..……………………………

2.1.2.1 Pengertian…………………….………………………………..

2.1.2.2 Cara kerja…………………..…………………………………..

2.1.2.3 Metode kontrasepsi……………….……………………………

2.1.2.3.1 Metode Efektif…………………………………….…

2.1.2.3.2 Metode Sederhana……………………………………

2.1.2.3.2.1 Dengan alat/obat…………………………

ii

iii

iv

v

vii

ix

xi

xiii

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

5

5

5

6

6

10

10

Page 10: AJENG PRAMESTI JADI

x

2.1.2.3.2.2 Tanpa alat/ obat……………………………

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi ………………

2.1.4 Akseptor KB……………………………………………………………

2.1.5 Puskesmas …………………………………………………………………

2.2 Kerangka konsep ………….....…………….…………………………………

2.3 Batasan Operasional……………………….………………………………….

2.3.1 Definisi Operasional…………..……………………………………….

2.3.2 Data yang Dikumpulkan…………………..…………………………...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian ………………………………………………………………

3.2 Tempat dan waktu penelitian …………………………………………………

3.3 Populasi dan sampel …………………………….……………………………

3.3.1 Populasi …………………………………………………………………

3.3.2 Sampel ……………………………………………………………………

3.4 Kriteria Penelitian…………………………………………………………………

3.4.1 Kriteria inklusi………………………….………………………………

3.4.2 Kriteria eksklusi……………………………………………………………

3.5 Cara kerja …………………………………………………………………………

3.5.1 Pengumpulan data………….………………………………………….

3.5.2 Pengolahan data…..……………………………………………………

3.5.3 Penyajian data ……………………………………………………………

3.5.4 Analisa data ……………………………………………………………

3.5.5 Interprestasi data ……………………………………………………………

3.5.6 Pelaporan hasil penelitian …………………………………………………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian …………………………………………………………………

4.1.1 Situasi keadaan umum daerah penelitian ………………………………

4.1.1.1 Gambaran Umum……………………………………………....

4.1.1.2 Kependudukan………………………………..……………….

11

11

14

14

16

16

16

16

18

18

18

18

18

18

18

18

19

19

19

19

19

19

19

20

21

21

21

Page 11: AJENG PRAMESTI JADI

xi

4.1.1.3 Sosial Ekonomi…………………………………………………

4.1.1.4 Ketenagaan…………………………………………………….

4.1.2 Gambaran Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Ciputat………………

4.1.2.1 Akseptor KB………………………………………………….

4.1.2.2 Umur peserta KB……………………………………………..

4.1.2.3 Cara Pembiayaan……………………………………………..

4.1.2.4 Paritas…………………………………………………….…...

4.1.2.5 Metode Kontrasepsi…………………………………….….….

4.1.2.6 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Akseptor KB Baru

dan Lama………………….......................................................

4.1.2.7 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok

Umur……………………………….........................................

4.1.2.8 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok

Paritas………………………………………………………...

4.1.2.9 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Cara Pembayaran..

4.2 Pembahasan ……………………………………………………………………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………

5.2 Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………...

21

21

22

22

23

23

23

24

25

25

26

26

27

30

31

32

35

Page 12: AJENG PRAMESTI JADI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun

2008……………………………………....................................

20 Tabel 4.2. Perkembangan tahap keluarga dan KK miskin…….................. 20 Tabel 4.3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dan JPKM

Puskesmas Ciputat Tahun 2009.................................................

20 Tabel 4.4. Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Jenis

Kontrasepsi di Kecamatan Ciputat Tahun 2009……….............

21 Tabel 4.5. Jumlah PUS di Kelurahan Ciputat dan Cipayung tahun 2008

dan 2009.....................................................................................

22 Tabel 4.6. Gambaran Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Akseptor

KB Baru dan KB Lama di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 .....

22 Tabel 4.7. Karakteristik Peseta KB Menurut Kelompok Umur Dibawah

20 tahun, 20-35 tahun, dan diatas 35 tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009……………………………........................

23 Tabel 4.8. Karakteristik Peseta KB Menurut Cara Pembiayaan Yaitu

Dana Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.................................................

23 Tabel 4.9. Karakteristik Peseta KB Menurut Jumlah Anak (Paritas) di

Puskesmas Ciputat Tahun 2009.................................................

24 Tabel 4.10. Karakteristik Peseta KB Menurut Kelompok Jumlah Anak

(Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009..............................

24 Tabel 4.11. Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur

(PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009……..........................

24 Tabel 4.12. Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Akseptor KB Baru dan KB

Aktif di Puskesmas Ciputat Tahun 2009....................................

25 Tabel 4.13. Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Berdasarkan Kelompok umur kurang dari 20 tahun, umur 20 sampai 35 tahun, dan umur diatas 35 tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009....................................................................

25 Tabel 4.14. Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Berdasarkan Kelompok paritas kurang dari 2 anak, 2 anak dan lebih dari 2 anak di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.................

26 Tabel 4.15. Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Berdasarkan Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, Askes di Puskesmas Ciputat tahun 2009............................................................................................

27

Page 13: AJENG PRAMESTI JADI

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian............................................................................ 35 Lampiran 2 Output hasil olah data SPSS............................................................... 37 Lampiran 3 Riwayat Penulis …….......................................................................... 48

Page 14: AJENG PRAMESTI JADI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengendalian pertumbuhan dan jumlah penduduk, memiliki ketertiban

terhadap peningkatan sumber daya manusia dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

tidak akan berjalan jika tidak didukung sumber daya manusia yang memadai.

Sebaliknya pembangunan kualitas sumber daya manusia juga tidak akan tercapai

tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan kualitas sumber daya manusia sulit terlaksana jika jumlah

penduduk tidak terkendali (Kesehatan Reproduksi, 2009). Dari sensus penduduk

yang dilakukan, didapatkan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia pada

tahun 2006 sebesar 1,39% dengan jumlah penduduk 255,5 juta (BKKBN, 2008).

Sedangkan berdasarkan hasil analisis data tahun 2004 laju pertumbuhan di

Kabupaten Tangerang sebesar 3,38% pertahun dalam kurun waktu tahun 2001-

2004, hal ini tergolong laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dibandingkan

dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Negara Indonesia yang hanya

sebesar 2,5% pertahun. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang tinggi terdapat

di Kecamatan Ciputat, Pamulang, Pondok Aren, Pasar Kamis, Curug, Cikupa, dan

Serpong (Profil Kabupaten Tangerang, 2009).

Angka pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/ CPR) pada

tahun 2007 di Indonesia sebesar 65,9% (Kasmiyati, 2008). Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) merupakan angka yang menunjukkan banyaknya PUS

(Pasangan Usia Subur) yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan

dibandingkan dengan seluruh PUS (Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi,

2009). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang isterinya

berusia 15-49 tahun. Dengan makin banyak Pasangan Usia Subur (PUS)

mengikuti program KB (Keluarga Berencana) secara aktif maka diharapkan TFR

(Total Fertility Rate) akan turun. Oleh karena pemerintah melalui berbagai

kegiatan KB berupaya agar peserta KB meningkat sehingga TFR bisa turun (Data

Statistik Indonesia, 2009). Secara statistic, angka TFR pada periode 2007 sebesar

Page 15: AJENG PRAMESTI JADI

2

2,6 artinya potensi rata-rata kelahiran oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak

(BKKBN, 2008).

Data Susenas, BPS, menunjukkan bahwa persentase terbanyak alat

kontrasepsi yang dipakai di Indonesia tahun 2007 adalah suntik KB sebesar 34%.

Kemudian diikuti oleh pil KB yaitu sebesar 18% dan kondom serta cara lain

berkisar antara 0,5-1% tiap tahunnya (Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi,

2007). Jumlah peserta KB di Kecamatan Ciputat pada tahun 2007 yaitu IUD

(Intra Uterine Device) sebanyak 316 orang, MOW (Metode Operasi Wanita) 16

orang, implan 10 orang, suntik 1.114 orang, pil KB 254 orang, dan kondom 27

orang (BKKBN, 2009).

Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan Keluarga Berencana

dari pemerintah. Walaupun sudah terjadi pergeseran dari tempat pelayanan

pemerintah ke swasta, namun akhir-akhir ini tempat pelayanan pemerintah mulai

banyak dikunjungi peserta KB lagi. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya

kemampuan masyarakat untuk ber-KB dengan biayai sendiri (Puslitbang KB dan

Kesehatan Reproduksi, 2007). Peserta KB yang datang ke tempat pelayanan KB

pemerintah pada 2007 sebesar 44,7% (Sosial Kota Tangerang Selatan, 2009).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah

yang dapat diketahui :

Bagaimana gambaran penggunaan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat pada

tahun 2009.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di

Puskesmas Ciputat.

1.3.2. Tujuan Khusus

Memperoleh data jumlah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi

di Puskesmas Ciputat tahun 2009

Page 16: AJENG PRAMESTI JADI

3

Mengetahui jumlah peserta KB di Puskesmas Ciputat tahun 2009 berdasarkan

umur, paritas dan faktor ekonomi

Memperoleh data sebaran alat kontrasepsi yang digunakan pasangan usia

subur berdasarkan umur, paritas, dan faktor ekonomi di Puskesmas Ciputat

tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian

Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat

Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam bidang penelitian

Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama menjalani pendidikan di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

1.4.2. Bagi Masyarakat

Untuk evaluasi pelaksanaan program maupun perencanaan program di tingkat

puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan penyuluhan untuk meningkatkan

penggunaan kontrasepsi di masyarakat

1.4.3. Bagi Institusi

Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan staf pengajar

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

penggunaan kontrasepsi di masyarakat.

Page 17: AJENG PRAMESTI JADI

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Kepustakaan

2.1.1. Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga

kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran

diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah

mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga

dengan sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS). Kegiatan KB tidak hanya berupa perpanjang dan mengatur kehamilan,

tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan

keluarga secara menyeluruh.

Menurut Undang-Undang no. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, maka pengertian KB

didefinisikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, pembinaan

ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Dengan tujuan KB jangka panjang

adalah mewujudkan keluarga berkualitas pada tahun 2015 (Depkes RI,1991;

BKKBN, 2005; Irwati, 2002).

Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan

meningkatkan kesehatan ibu sehingga didalam keluarganya akan berkembang

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program ini

adalah pasangan usia subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survey PUS yang

dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh

Petugas Lapangan KB (PLKB).

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional) 2004-2009 yang meliputi :

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14% per

tahun.

Page 18: AJENG PRAMESTI JADI

5

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan

kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need)

menjadi 6%.

4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%.

5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan

efisien.

6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21

tahun.

7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.

8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif

dalam usaha ekonomi produktif.

9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

program KB nasional (Kesehatan Reproduksi, 2009)

2.1.2. Kontrasepsi

2.1.2.1. Pengertian

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “mencegah” atau “melawan”

dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma

yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/

mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang

matang dengan sperma (Winknjosastro, 1999; Irwati, 2002). Kontrasepsi adalah

suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap

(Winknjosastro, 1999).

2.1.2.2. Cara Kerja

Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sebagai

berikut :

Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi

Melumpuhkan sperma

Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma

Page 19: AJENG PRAMESTI JADI

6

2.1.2.3. Metode Kontrasepsi

2.1.2.3.1. Metode Efektif

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD (Intra-Uterine Device)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau spiral adalah alat yang

dibuat dari plastik halus berukuran kecil. Ada yang berbentuk spiral saja, bentuk T

dan seperti kipas yang bagian batangnya dililiti tembaga, dan yang tersedia adalah

Lippes Loop type B, C, dan D, Copper T 200 B, Multiload Cu 250. Dalam tahap

uji klinik adalah Copper T380 A dan Multiload Cu 375.

a) Efektifitas

(1) IUD bentuk T : 99%

(2) IUD progesterone : 97%

b) Keuntungan

(1) Membutuhkan sedikit perhatian (hanya pemeriksaan benang setiap bulan)

(2) Kesuburan anda segera kembali setelah melepas IUD

(3) Tidak mengganggu aktifitas seksual dan aman digunakan selama

menyusui

(4) IUD bentuk T hanya perlu diganti dalam waktu 10 tahun, IUD

progesterone sebaiknya diganti setahun sekali.

c) Kelemahan

(1) Tidak dianjutkan bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau masih

mengharapkan anak, wanita yang sering berganti pasangan, pernah

menderita radang panggul, atau kehamilan tuba.

(2) Dapat keluar dengan sendirinya

d) Efek samping

Kram, sakit punggung, timbul bercak darah, menstruasi berat,

meningkatnya resiko radang panggul, kehamilan tuba, dan menjadi tidak

subur.

e) Cara penggunaan

Alat ini harus dimasukkan oleh dokter. Biasanya pada saat menstruasi.

Benang IUD harus diperiksa setiap kali menstruasi selesai.

Page 20: AJENG PRAMESTI JADI

7

Susuk KB/ Implan

Alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam

kapsul silastic silicone (polydimethysiloxane) dan disusukkan dibawah kulit.

Jumlah kapsul yang disusukan dibawah kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan

masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap

hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi

melalui dinding kapsul. Implan efektif digunakan selama 3 tahun.

a) Efektifitas : 99%

b) Keuntungan

(1) Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali

segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 2

jam setelah pemasangan

(2) Melindungi wanita dari kanker rahim

(3) Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui

(4) Tidak menganggu aktivitas seksual

c) Kelemahan

(1) Tidak dianjurkan untuk: penderita penyakit hati, kanker payudara,

perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah

tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi

tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung.

(2) Beberapa jenis susuk yang tampak dari luar atau terasa bila diraba

d) Efek samping

Perdarahan siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah

seksual turun, jerawat dan depresi.

Kontrasepsi Mantap/ Sterilisasi (Metode Operasi Wanita/ Tubektomi dan

Metode Operasi Pria/ Vasektomi)

Pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung terlur pada wanita

(tubektomi/metode operasi wanita) atau testis pada pria (vasektomi/ metode

operasi pria). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekologi (dokter

kandungan).

Page 21: AJENG PRAMESTI JADI

8

Pil KB

Kontrasepsi oral (pil) adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk

tablet, mengandung hormone estrogen dan progesteron yang digunakan untuk

mencegah kehamilan. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :

1) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progesteron sintetik yang

diminum 3 kali seminggu.

2) Pil sekuensial, pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan

hormon yang dikeluarkan ovarium pada setiap siklus. Maka berdasarkan

urutan hormone tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama

diikuti oleh kombinasi progesteron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir.

3) Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progesteron dalam

dosis mini (kurang dari 0.5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk

pada saat haid.

4) Morning after pill, merupakan pil hormone yang mengandung estrogen dosis

tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus

pemerkosaan. Pil ini digunakan paling lama 72 jam setelah terjadi hubungan

seksual tanpa kontrasepsi atau metode kontrasepsi yang digunakan gagal,

misalnya terjadi kebocoran kondom.

a) Efektifitas

99 % untuk pil kombinasi dan 86 % untuk mini pil.

b) Keuntungan

(1) Mengurangi resiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul.

(2) Mengurangi resiko pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista

ovarium, dan nyeri payudara.

(3) Siklus menstruasi lebih teratur.

(4) Tidak mengganggu aktifitas seksual.

(5) Mini pil dapat dikombinasi saat menyusui.

c) Kelemahan

Tidak dianjurkan untuk wanita yang pernah menderita kanker payudara atau

mempunyai resiko penggumpalan darah, penyakit hati, ginjal, perdarahan

uterus tanpa sebab, wanita perokok di atas 35 tahun, dan yang sedang dalam

pengobatan tertentu, penderita tekanan darah tinggi, diabetes, migrain, depresi.

Page 22: AJENG PRAMESTI JADI

9

d) Efek samping

(1) Jarang : gumpalan darah, penyakit hati, tekanan darah tinggi, penyakit

kandung empedu, dan migrain.

(2) Sering : mual, nyeri payudara, perdarahan pada pertengahan siklus

menstruasi dalam beberapa bulan pertama, berat badan naik, nafsu makan

meningkat, depresi, sakit kepala dan gangguan kulit.

e) Cara penggunaan

1 tablet setiap hari selama 21 hari, jangan diminum waktu menstruasi selama 7

hari.

Suntikan KB

Obat suntik yang berisi progestin, digunakan untuk kontrasepsi wanita

yang disediakan adalah Depo Provera 150 mg, Noristerat 200 mg dan

Depoprogestin 150 mg.

a) Efektifitas : 99%

b) Keuntungan

(1) Disuntik setiap tiga bulan sekali.

(2) Efektif, tahan lama, melindungi terhadap kanker rahim.

(3) Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui.

(4) Mengurangi kram saat menyusui.

(5) Tidak mengganggu aktifitas seksual.

(6) Dapat dipakai segala umur pada masa produksi.

(7) Dapat dipakai segera setelah keguguran.

(8) Membantu mencegah kanker rahim.

c) Kelemahan

(1) Kesuburan akan kembali setelah 6-24 bulan suntikan terakhir.

(2) Tidak boleh digunakan oleh wanita yang pernah mengalami pembekuan

darah, kanker payudara, gangguan hati, perdarahan uterus, wanita dengan

riwayat keluarga kanker payudara, hasil mamografi abnormal, siklus

menstruasi tidak teratur, tekanan darah tinggi, migrain, asma, epilepsi,

diabetes dan depresi.

Page 23: AJENG PRAMESTI JADI

10

d) Efek samping

Siklus menstruasi tidak teratur, gairah seksual menurun, berat badan

naik, sakit kepala, depresi, kandungan mineral tulang berkurang.

e) Cara penggunakan

Penyuntikan setiap 3 bulan oleh dokter. Jika menginginkan hamil

dalam waktu 1-2 tahun, jangan menggunakan metode ini.

2.1.2.3.2. Metode Sederhana

2.1.2.3.2.1. Dengan Alat/ Obat

Kondom

Salah satu alat kontrasepsi terbuat dari karet/ lateks, berbentuk tabung

tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi

kantung untuk menampung sperma.

a) Efektivitas

Dalam teori : 98 %

Dalam praktek : 85 %

b) Keuntungan

(1) Dapat mencegah penyakit kelamin.

(2) Murah, mudah di dapat.

(3) Mudah dipakai sendiri.

c) Efek samping

Alergi terhadap karet (Winknjosastro, 1999; Pribadi, 2008).

Diafragma

Kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastik pada

pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak berkarat, ada pula

yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti

per.

Obat Spermatisida

Kontrasepsi yang terdiri atas 2 komponen, yaitu zat kimiawi yang mampu

mematikan spermatozoon, dan vehikulum yang nonaktif dan yang diperlukan

Page 24: AJENG PRAMESTI JADI

11

untuk membuat tablet atau cream/ jelly. Bentuk obat-obat spermatisida yaitu

suppositorium, jelly/ cream, tablet busa, dan C-film.

2.1.2.3.2.2. Tanpa Alat/ Obat

Sanggama Terputus

Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria dapat menarik penisnya

dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, ketika sperma keluar pada saat orgasme.

Metode yang disebut senggama terputus ini kurang efektif karena sel sperma

dapat keluar sebelum terjadi orgasme. Selain itu, metode ini juga membutuhkan

kontrol diri yang tinggi dari pria dan ketepatan waktu.

Pantang Berkala

Kontrasepsi dengan cara tidak melakukan senggama pada masa subur,

perlu kedisplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel

telur (ovum) mampu bertahan hidup samapai dengan 48 jam setelah ejakulasi

(Winknjosastro, 1999).

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi

Ekonomi

Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang bisa menghasilkan uang. Ekonomi

juga cakupan urusan keuangan rumah tangga.

Tingkat ekonomi mempengaruhi pemakaian jenis alat kontrasepsi. Hal ini

disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan

akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan

pemakaian barang-barang serta kekayaan, pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan

sebagainya yang berharga.

Pemerintah memberkan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan sehingga masyarakat dengan status ekonomi yang rendah

dapat menggunakan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Pemerintah juga

memberikan kemudahan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja melalui Jamsostek

ataupun Askes sehingga pada saat keadaan berkurangnya atau terputusnya

Page 25: AJENG PRAMESTI JADI

12

penghasilan tenaga kerja dan membutuhkan perawatan medis, tenaga kerja dapat

memperoleh pelayanan kesehatan.

Usia

Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Pola penggunaan

kontrasepsi haruslah sesuai dengan tahapan usia agar dapat mewujudkan

pelayanan yang aman dan bermutu. Pola dasar penggunaan kontrasepsi menurut

dr. Hanafi Hartanto adalah sebagai berikut :

a. Fase menunda/ mencegah kehamilan

1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai

anak dulu karena berbagai alasan

2) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda

3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda

masih tinggi frekuensi bersenggama, sehingga akan memiliki kegagalan

tinggi

4) Penggunaan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini

dapat dianjutkan terlebih bagi calon peserta dengan kontraindikasi pil oral

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini adalah:

1) Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin

hampir 100% karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak

2) Efektifitas yang tinggi karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya

kehamilan dengan resiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan

program

b. Fase menjarangkan kehamilan

1) Umur diantara 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan

melahirkan

2) Segera setelah anak pertama lahir maka dianjurkan untuk memakai IUD

sebagai pilihan utama

3) Kegagalan yang menyebabkan kelahiran cukup tinggi namun disini kurang

berbahaya karena yang bersangkutan berada pada sisa melahirkan yang

baik

4) Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program

Page 26: AJENG PRAMESTI JADI

13

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini adalah:

1) Efektifitas cukup tinggi

2) Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan

mempunyai anak lagi

3) Dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan yang

direncanakan

4) Tidak menghambat ASI karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi

sampai umur 2 tahun akan mempunyai angka kesakitan dan kematian anak

c. Fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan

Alasan mengakhiri kesuburan :

1) Ibu-ibu diatas usia 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak

mempunyai anak lagi karena alasan medis dan alasan lainnya

2) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap

3) Pil oral kurang dianjurkan karena usia itu yang relatif tua dan mempunyai

kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini adalah:

1) Efektifitas sangat tinggi, kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan

dengan resiko tinggi ibu dan anak

2) Dapat dipakai untuk jangka panjang

3) Tidak menambah kelainan yang ada (Hartanto, 1996)

Paritas

Paritas adalah jumlah bayi hidup yang pernah dilahirkan. Program KB

harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan

membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah

satu pernyataan dalam NKKBS adalah pernyataan tentang jumlah anak yang

sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup. Laki-laki atau perempuan sama saja.

Keluarga kecil dengan dua anak akan memberi dampak positif terhadap masalah

kependudukan, perhatian orang tua terhadap anak, sosial ekonomi keluarga dan

lain sebainya (Siregar, 2003).

Page 27: AJENG PRAMESTI JADI

14

2.1.4. Akseptor KB

Akseptor KB (peserta Keluarga Berencana/ family planning participant)

ialah PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi

untuk pencegahan kehamilan (BKKBN, 2007; Data Statistik Indonesia, 2008).

Macam-macam akseptor KB yaitu :

Akseptor KB baru

Akseptor KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali

menggunakan salah satu cara/ alat konrasepsi dan/ atau pasangan usia subur yang

menggunakan kembali salah satu cara/ alat kontrasepsi setelah mereka berakhir

masa kehamilannya (baik kehamilan yang berakhir dengan keguguran, lahir mati

ataupun lahir hidup).

Akseptor KB aktif

Akseptor KB aktif lama adalah akseptor yang pada saat ini memakai

kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan

(Diskes Jawa Barat, 2009).

2.1.5. Puskesmas

Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan yang memerkan

pelayanan promotif, pereventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,

menyeluruh dan mudah dijangkau dalam suatu wilayah kerja Kecamatan/

sebagian di Kotamadya/ Kabupaten.

Kegiatan Pokok Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,

maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan

berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

2. Keluarga berencana (KB)

3. Usaha peningkatan gizi

4. Kesehatan lingkungan

Page 28: AJENG PRAMESTI JADI

15

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

7. Penyuluhan kesehatan masyarakat

8. Kesehatan sekolah

9. Kesehatan olah raga

10. Perawatan kesehatan masyarakat

11. Kesehatan kerja

12. Kesehatan gigi dan mulut

13. Kesehatan jiwa

14. Kesehatan mata

15. Labolatoriun sederhana

16. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi kesehatan

17. Kesehatan usia lanjut

18. Pembinaaan pengobatan tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga

sebagai satuan masyarakat terkecil. Puskesmas ditujukan untuk kepentingan

kesehatan keluarga sebagian dari masyarakat wilayah kerjanya.

Fungsi Puskesmas

1. Sebagian pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat kerjanya (faktor-faktor yang mempengaruhi keengganan

akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas)

(Depkes. RI. 1992).

Page 29: AJENG PRAMESTI JADI

16

2.2. Kerangka Konsep

2.3. Batasan Operasional

2.3.1. Definisi Operasional

Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat

sementara ataupun menetap.

2.3.2. Data yang Dikumpulkan

a. Nama pasangan usia subur

Nama pasangan usia subur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria

ekslusi

b. Jenis akseptor KB

Akseptor akseptor KB adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan

salah satu metode atau alat kontrasepsi. Akseptor KB terbagi dua yaitu

akseptor KB lama dan akseptor KB aktif.

c. Usia akseptor

Usia akseptor dikelompokan menjadi usia ± 20 tahun, usia antara 20-30 tahun

dan usia lebih dari 30 tahun.

Usia akseptor

Paritas

Ekonomi

Penggunaan

Kontrasepsi

Prevalensi

Page 30: AJENG PRAMESTI JADI

17

d. Paritas

Paritas dikelompokan menjadi paritas 0-1, paritas 2, dan paritas lebih dari 2.

e. Ekonomi

Status ekonomi pada penelitian ini dilihat dari cara pembiayaan pelayanan

para peserta KB yaitu dana pribadi, pembiayaan melalui Jamkesmas,

Jamsostek, dan Askes.

Page 31: AJENG PRAMESTI JADI

18

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan

menelaah data sekunder dari catatan medis di Puskesmas Ciputat mulai tanggal 1

Januari-31 September 2009.

3.2. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ciputat pada bulan Oktober

2009.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data yang diperoleh dari catatan

medis pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat

pada bulan Januari hingga September 2009.

3.3.2. Sampel dan Cara Pengambilan

Sampel yang digunakan adalah semua data yang diperoleh dari catatan

medis pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat

pada bulan Januari hingga September 2009.

3.4. Kriteria Penelitian

3.4.1. Kriteria Inklusi

Pasangan usia subur yang sedang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas

Ciputat dari bulan Januari hingga September 2009.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

Data pasangan usia subur yang tidak tercatat lengkap di Puskesmas Ciputat.

Page 32: AJENG PRAMESTI JADI

19

3.5. Cara Kerja

3.5.1. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti datang ke Puskesmas Ciputat yang merupakan

tempat pengambilan sampel penelitian. Peneliti mulai dengan menelah data

sekunder pada catatan medis mulai tanggal 1 Januari hingga 31 September 2009.

3.5.2. Pengolahan Data

Verifikasi yaitu pengkajian ulang atau pengoreksian kembali data

sekunder. Coding yaitu mengklasifikasikan data sekunder dengan kode-kode

tertentu, selanjutnya keperluan ini dibuat lembar khusus untuk menstabulasikan

serta tranfering data untuk memudahkan proses data entry.

3.5.3. Penyajian Data

Data yang disajikan berbentuk narasi, tekstuler, grafikal dan tabel.

3.5.4. Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan program SPSS for windows versi 14. Data

yang telah diolahkan dianalisis secara deksriptif.

3.5.5. Interprestasi Data

Data diinterpretasikan secara deskriptif untuk melihat sebaran kontrasepsi

di Puskesmas Ciputat.

3.5.6. Pelaporan Hasil Penelitian

Data disusun dalam bentuk laporan penelitian selanjutnya dipresentasikan

diharapan staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Page 33: AJENG PRAMESTI JADI

20

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Situasi Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.1.1.1. Gambaran Umum

Puskesmas Ciputat merupakan salah satu dari 3 puskesmas yang ada di

wilayah Kecamatan Ciputat. Letaknya berbatasan dengan :

Sebelah utara : Wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah

Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Pamulang

Sebelah barat : wilayah kerja Puskesmas Pamulang

Sebelah timur : wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat terletak + 27 Km sebelah tenggara Kota Tangerang.

Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha dengan sebagian besar

berupa tanah darat/ kering (93,64%) sisanya adalah tanah rawa/ danau.

4.1.1.2. Kependudukan

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2008

No Desa Luas wilayah (Km2)

Jumlah penduduk

Jumlah KK

Jumlah rumah RW RT

1 Ciputat 18.334 16.404 4.770 3.604 15 38 2 Cipayung 24.509 17.973 4.656 3.213 9 50 3 Puskesmas 42.843 34.377 9.426 6.817 24 88

4.1.1.3. Sosial Ekonomi

Tabel 4.2 Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin No Tahun Jumlah jiwa Jumlah jiwa gakin 1 2007 45102 4931 2 2008 34377 4817

Tabel 4.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dan JPKM

Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Penduduk miskin Kelurahan Jumlah yang ada Dicakup JPKM Mendapat YANKES

Ciputat 1.590 1.113 1.269 Cipayung 4.324 3.704 2.909

Jumlah 5.914 4.817 4.178

Page 34: AJENG PRAMESTI JADI

21

Tingkat pendidikan

SD/ MI : 7799 orang

SLTP/ Mts : 5436 orang

SLTA/ MA : 5567 orang

DIPLOMA : 3848 orang

UNIVERSITAS : 2951 orang

4.1.1.4. Ketenagaan

Dokter umum : PNS : 1 orang

PTT : 1 orang

Dokter gigi : PNS : 3 orang

Bidan : 6 orang

Perawat : 4 orang

Perawat gigi : 1 orang

Petuga sanitasi : -

Tenaga pelaksana gizi : 1 orang

Asisten apoteker : 1 orang

Analis labolatorium : -

Tenaga administrasi : 3 orang

Pekarya kesehatan : 1 orang

Tenaga honorer : 8 orang

Tabel 4.4 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis

Kontrasepsi di Kecamatan Ciputat Tahun 2009 No Jenis alkon KB baru KB aktif 1 2 3 4 5 6 7

Pil Suntik Implant IUD MOW/ MOP Kondom Obat vagina

76 (10,9%) 526 (75%) 10 (1,4%) 67 (9,6%) 4 (0,6%) 14 (2%)

-

1.798 (34,5%) 2.472 (47,4%)

73 (1,4%) 715 (13,7%)

99 (1,9%) 55 (1%)

- Jumlah 697 5.212

Page 35: AJENG PRAMESTI JADI

22

Tabel 4.5 Jumlah PUS di Kelurahan Ciputat dan Cipayung tahun 2008 dan

2009 Jumlah PUS Kelurahan 2008 2009

Ciputat 4.326 4.341 Cipayung 3.943 3.958

Jumlah 8.269 8.272

4.1.2. Gambaran Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Ciputat

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat pada bulan Oktober 2009,

dengan mengambil data sekunder di Puskesmas Ciputat dari bulan Januari hingga

September. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah PUS yang

menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat tahun 2009 dan jenis kontrasepsi

yang digunakan berdasarkan usia, paritas (jumlah anak), dan cara pembiayaan.

Sampel penelitian adalah semua data yang diperoleh dari catatan medis peserta

KB yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas Ciputat pada tahun 2009. Besar

sampel yang didapatkan sebanyak 1066 orang Pasangan Usia Subur (PUS) yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Pada penelitian ini, PUS dikelompokan berdasarkan kategori akseptor KB

yaitu akseptor KB lama dan KB aktif, kategori usia yaitu dibawah 20 tahun,

diantara 20 sampai 35 tahun, dan lebih dari 35 tahun, kategori paritas (jumlah

anak) yaitu memiliki anak kurang dari 2, memiliki 2 anak, memiliki lebih dari 2,

dan cara pembiayaan yaitu dana pribadi, menggunakan Jamkesmas, Jamsostek

dan Askes.

4.1.2.1. Akseptor KB

Akseptor KB dibagi menjadi akseptor KB baru dan akseptor KB lama.

Jenis akseptor KB yang paling banyak di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah

akseptor KB aktif.

Tabel 4.6 Gambaran Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Akseptor

KB Baru dan KB Lama di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Jenis akseptor Jumlah Persentase (%)

KB baru KB aktif

406 661

38 62

Total 106 100

Page 36: AJENG PRAMESTI JADI

23

4.1.2.2. Umur peserta KB

Umur peserta KB dikelompokan menjadi usia kurang dari 20 tahun

merupakan fase menunda kehamilan, usia antara 20-30 tahun merupakan fase

menjarangkan kehamilan dan usia lebih dari 30 tahun merupakan fase mengakhiri

kehamilan. Kelompok umur pasangan usia subur yang paling banyak

menggunakan kontrasepsi adalah umur diatas 30 tahun dan yang paling sedikit

adalah umur dibawah 20 tahun.

Tabel 4.7 Karakteristik Peseta KB Menurut Kelompok Umur Dibawah 20

Tahun, 20-35 Tahun, dan Diatas 35 Tahun di Puskesmas Ciputat

Tahun 2009 Kelompok umur Jumlah Persentase (%)

< 520 tahun 20-30 ahun

> 30 tahun

8 519 539

0,8 48,7 50,6

Total 106 100

4.1.2.3. Cara Pembiayaan

Cara pembiayaan yang dilakukan peserta KB yaitu dana pribadi,

menggunakan Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes. Cara pembiayaan yang paling

banyak dilakukan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

adalah cara pembiayaan dengan dana pribadi dan paling sedikit adalah cara

pembiayaan dengan menggunakan Jamsostek.

Tabel 4.8 Karakteristik Peseta KB Menurut Cara Pembiayaan Yaitu Dana

Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes di Puskesmas

Ciputat Tahun 2009 Cara pembiayaan Jumlah Persentase (%)

Dana pribadi Jamkesmas Jamsostek

Askes

872 172

6 16

81,8 16,1 0,6 1,5

Total 106 100

4.1.2.4. Paritas (Jumlah Anak)

Paritas (jumlah anak) pada peserta KB dibagi menjadi anak kurang dari 2,

anak 2, dan anak lbeih dari 2. Peserta KB di Puskesmas Ciputat tahun 2009 paling

banyak memiliki 2 orang anak.

Page 37: AJENG PRAMESTI JADI

24

Tabel 4.9 Karakteristik Peseta KB Menurut Jumlah Anak (Paritas) di

Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Paritas Jumlah Persentase (%)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 10

3 3607 395 224 91 31 6 5 2 2

0,3 28,8 37,1 21,0 8,5 2,9 0,6 0,5 0,5 0,5

Total 106 100

Tabel 4.10 Karakteristik Peserta KB Menurut Kelompok Jumlah Anak

(Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Kelompok paritas Jumlah Persentase (%)

< 2 2

> 2

310 395 361

29,1 37,1 33,9

Total 106 100

4.1.2.5. Metode Kontrasepsi

Metode kontrasepsi dibagi menjadi metode efektif jangka panjang yaitu

IUD (Intrauterine Device)/ AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), implant/ susuk

KB dan Metode Operasi Wanita (MOW) atau Metode Operasi Pria (MOP),

metode efektif yaitu pil KB dan KB suntik, dan metode sederhana yaitu kondom,

diafragma, dan obat spermatisid. Metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah

KB suntik, kemudian pil KB dan IUD. Sedangkan metode kontrasepsi yang paling

sedikit digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009

adalah kondom.

Tabel 4.11 Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS)

di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Metode kontrasepsi Jumlah Persentase (%)

IUD KB suntik

Pil KB Kondom

19 1014 32 1

1,8 95,1 3,0 0,1

Total 106 100

Page 38: AJENG PRAMESTI JADI

25

4.1.2.6. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Akseptor KB Baru dan

Lama

Berdasarkan tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa peserta KB baru paling

banyak menggunakan KB suntik dan metode yang paling sedikit digunakan oleh

peserta KB baru adalah IUD. Pada peserta KB baru di Puskesmas Ciputat tahun

2009 tidak ada yang menggunakan kondom. Begitu pula pada peserta KB lama,

KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Namun

metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah kondom.

Tabel 4.12 Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Akseptor KB Baru dan KB

Aktif di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Akseptor Metode kontrasepsi KB baru KB aktif Total

IUD KB suntik

Pil KB Kondom

10 (2,5%) 381 (94,1%)

14 (3,5%) 0 (0%)

9 (1,4%) 633 (95,8%)

18 (2,7%) 1 (0,2%)

19 (1,8%) 1014 (95,1%)

32 (3%) 1 (0,1%)

Jumlah 405 (100%) 661 (100%) 1066 0%)

4.1.2.7. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok Umur

Peserta KB yang berumur dibawah 20 tahun di Puskesmas Ciputat tahun

2009 hanya menggunakan KB suntik. KB suntik merupakan metode kontrasepsi

yang paling banyak digunakan peserta KB di kelompok umur 20-30 tahun dan

lebih dari 30 tahun adalah KB suntik. Metode kontrasepsi yang paling sedikit

digunakan peserta KB umur 20-30 tahun adalah IUD dan tidak ada yang

menggunakan kondom. Sedangkan pada peserta KB umur diatas 30 tahun, metode

yang paling sedikit digunakan adalah kondom.

Tabel 4.13 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Berdasarkan Kelompok Umur Kurang Dari 20 Tahun, Umur 20

Sampai 35 Tahun, dan Umur Diatas 35 Tahun di Puskesmas

Ciputat Tahun 2009 Akseptor Metode

kontrasepsi < 20 tahun 20-30 tahun >30 tahun Total

IUD KB suntik

Pil KB Kondom

0 (0%) 8 (100%)

0 (0%) 0 (0%)

8 (1,5%) 497 (95,8%) 14 (2,7%)

0 (0%)

11 (2,0%) 509 (94,4%)

18 (3,3%) 1 (0,1%)

19 (1,8%) 1014 (95,1%)

32 (3%) 1 (0,1%)

Jumlah 405 (100%) 519 (100%) 304 (100%) 1066 0%)

Page 39: AJENG PRAMESTI JADI

26

4.1.2.8. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok Paritas

KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan

peserta KB baik yang memiliki anak kurang dari 2 maupun lebih atau sama

dengan 2. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peseta KB yang

memiki anak kurang dari 2 adalah IUD. Pada peserta KB yang memiliki anak

kurang dari 2 tidak ada yang menggunakan pil KB maupun kondom. Metode

kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB yang memiliki anak 2

adalah IUD dan pil KB. Pada peserta KB yang memiliki anak 2 tidak ada yang

menggunakan kondom. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta

KB yang memiliki anak lebih dari 2 adalah kondom.

Tabel 4.14 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Berdasarkan Kelompok Paritas Kurang Dari 2 Anak, 2 Anak

dan Lebih Dari 2 Anak di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Jumlah anak Metode

kontrasepsi < 2 anak 2 anak >2 anak Total

IUD KB suntik

Pil KB Kondom

2 (0,6%) 296 (95,5%)

0 (0%) 0 (0%)

8 (2%) 379 (95,9%)

8 (2%) 0 (0%)

9 (2,5%) 339 (93,9%)

12 (3,3%) 1 (0,3%)

19 (1,8%) 1014 (95,1%)

32 (3%) 1 (0,1%)

Jumlah 310 (100%) 395 (100%) 361 (100%) 1066 0%)

4.1.2.9. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Cara Pembayaran

KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan

peserta KB baik yang menggunakan dana pribadi, Jamkesmas, Jamsostek maupun

askes. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB yang

menggunakan dana pribadi dan Jamkesmas adalah IUD. Pada peserta KB yang

menggunakan dana pribadi, Jamsostek, dan Askes tidak ada yang menggunakan

metode kontrasepsi kondom. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan

peserta KB yang memiliki anak 2 adalah IUD dan Pil KB. Tidak ada yang

menggunakan IUD pada peserta KB yang menggunakan Jamkesmas maupun

Askes. Peserta KB yang menggunakan Askes paling sedikit menggunakan metode

kontrasepsi pil KB. Sedangkan pada peserta KB yang menggunakan Jamsostek

tidak ada yang menggunakan pil KB.

Page 40: AJENG PRAMESTI JADI

27

Tabel 4.15 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS)

Berdasarkan Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi,

Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes di Puskesmas Ciputat Tahun

2009. Jumlah Anak Metode

kontrasepsi Dana pribadi Jamkesmas Jamsostek Askes Total

IUD KB suntik

Pil KB Kondom

15 (1,7%) 838 (2,2%) 18 (2,1%)

0 (0%)

4 (2,3%) 155 (89,6%)

13 (7,5%) 1 (0,6%)

0 (0%) 6 (100%)

0 (0%) 0 (0%)

0 (0%) 15 (93,8%)

1 (6,3%) 0 (0%)

19 (1,8%) 1014 (95,11%)

32 (3%) 1 (0,1%)

Jumlah 871 (100%) 173 (100%) 32 (100%) 16 (100%) 1066 0%)

4.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian, dapat diketaui bahwa jumlah pasangan usia subur

yang ada di Kecamatan Ciputat sebanyak 8272 pasangan usia subur dan pasangan

usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat pada bulan

Januari hingga September pada tahun 2009 sebanyak 1066 orang. Dari penelitian

ini dapat diketahui presentase pasangan usia subur yang menggunakan pelayanan

kontrasepsi di Puskesmas Ciputat tahun 2009 yaitu sebesar 12,9%. Presentase ini

didapatkan dengan cara membagi jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di

Puskesmas dengan jumlah PUS yang ada di Kecamatan Ciputat, kemudian

dikalikan dengan konstanta k (100).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kelompok umur pasangan usia

subur yang paling banyak menggunakan kontrasepsi adalah umur diatas 30 tahun

dan yang paling sedikit adalah umur dibawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan pada

usia diatas 30 tahun merupakan masa wanita menikah usia subur untuk

menghentikan kehamilan. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kehamilan

adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Sedangkan sedikitnya jumlah

pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi pada usia dibawah 20 tahun

dapat dikarenakan sedikitnya jumlah wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun.

Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat paling banyak

menggunakan dana pribadi (81,8%) untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi.

Hal ini sebanding dengan presentase jumlah keluarga mampu di Kecamatan

Ciputat yaitu 86%. Presentase jumlah keluarga mampu didapatkan dari 100%

dikurangi presentasi jumlah keluarga miskin di Kecamatan Ciputat. Presentase

Page 41: AJENG PRAMESTI JADI

28

jumlah keluarga miskin didapatkan dari data jumlah keluarga miskin tahun 2008

yaitu sebanyak 4.817 jiwa dan jumlah keseluruhan keluarga sebanyak 34.377

maka didapatkan presentase jumlah keluarga miskin di Kecamatan Ciputat sekitar

14%. Presentase keluarga mampu hampir mendekati presentase sebaran

kontrasepsi menurut cara pembiayaan sehingga mungkin banyaknya pasangan

usia subur yang menggunakan dana pribadi akibat banyaknya keluarga mampu di

Kecamatan Ciputat. Namun hal ini harus dilakukan dengan penelitian lebih lanjut

mengenai hubungan status ekonomi dengan penggunaan kontrasepsi di Puskesmas

Ciputat.

Pada sebaran jumlah anak sebagian besar ibu akseptor KB memiliki anak

lebih dari dua orang degnan persentase 37,1%. Hal ini sesuai dengan data SDKI

2002-2003 dimana wanita yang memiliki jumlah anak lebih dari dua sebanyak

58,5% cenderung menggunakan alat kontrasepsi. Karena adanya faktor medis

yang dapat timbul pada ibu yang melahirkan banyak anak. Selain itu keluarga

memiliki anak 2 dapat memberkan dampak positif pada masalah perhatian orang

tua terhadp anak dan masalah sosial ekonomi keluarga.

Prevalensi metode kontrasepsi yang digunakan Pasangan Usia Subur

(PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah IUD sebesar 1,8%, KB suntik

sebesar 95,2%, pil KB 3% adan kondom sebesar, 0,1%. Metode kontrasepsi yang

paling banyak digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun

2009 adalah KB suntik, sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit

digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah

kondom.

Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan pasangan usia subur

berdasarkan jumlah anak, usia maupun cara pembiayaan di Puskesmas Ciputat

tahun 2009 adalah KB suntik. Hal ini dapat dikarenakan KB suntik merupakan

alat kontrasepsi yang efektif, murah, tahan lama dan dapat digunakan di segala

usia reproduksi. Dan metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan pasangan

usia subur berdasarkan jumlah anak, usia maupun cara pembiayaan di Puskesmas

Ciputat tahun 2009 adalah kondom. Hal ini dapat dikarenakan kondom merupakan

alat kontrasepsi yang kurang efektif walaupun harganya murah dan mudah untuk

didapatkan.

Page 42: AJENG PRAMESTI JADI

29

Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa sebagian besar peserta KB

adalah wanita. Hal ini dapat dikarenakan sedikitnya jenis kontrasepsi untuk pria

atau masih kurang kepeduliannya pria dalam hal penggunaan kontrasepsi.

Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan wanita menikah usia

subur adalah IUD. Hal ini dikarenakan efek samping IUD yang sering

menyebabkan perdarahan lebih banyak dan rasa nyeri pada perut sehingga ibu

akseptor KB lebih memilih KB suntik atau pil KB.

Page 43: AJENG PRAMESTI JADI

30

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai prevalensi

penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Puskesmas Ciputat tahun

2009, penulis mengambil kesimpulan bahwa:

Jumlah penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Puskesmas

Ciputat tahun 2009 sebanyak 1066 pasang.

Peserta KB di Puskesmas Ciputat tahun 2009 paling banyak berumur di atas

30 tahun memiliki jumlah anak 2 dan menggunakan dana pribadi dalam

pembiayaa kontrasepsi.

Prevalensi metode kontrasepsi berdasarkan umur peserta KB yaitu di bawah

20 tahun yang menggunakan KB suntik (100%); 20-35 tahun yang

menggunakan IUD sebesar 1,6%, KB suntik sebesar 95,1% dan pil KB

sebesar 3,3%; dan diatas 35 tahun yang menggunakan IUD sebesar 2,3%, KB

suntik 95,1%, pil KB sebesar 2,3% dan kondom sebesar 0,3%.

Prevalenasi metode kontrasepsi berdasarkan jumlah anak yaitu anak kurang

dari 2 yang menggunakan IUD sebesar 0,6% dan KB suntik sebesar 95,5%;

jumlah anak 2 yang menggunakan IUD sebesar 2%, KB suntik sebesar 95,9%

dan pil KB sebesar 2%; dan anak lebih dari 2 yang menggunakan IUD sebesar

2,5%, KB suntik sebesar 93,9%, pil KB sebesar 3,3%, dan kondom sebesar

0,3%.

Prevalensi metode kontrasepsi berdasarkan cara pembiayaan yaitu dana

pribadi pada IUD sebesar 1,7%, KB suntik sebesar 96,2%, dan pil KB sebesar

2,1%; Jamkesmas pada IUD sebesar 2,3%, KB suntik sebesar 89,6%, pil KB

sebesar 7,5%, kondom sebesar 0,6%; Jamsostek pada KB suntik 100%; dan

Askes pada KB suntik sebesar 93,8% dan pil KB sebesar 6,3%.

Page 44: AJENG PRAMESTI JADI

31

5.2. Saran

Dengan adanya penelitian ini, diharapakan bagi pihak puskesmas dapat

meningkatkan penyuluhan tentang alat kontrasepsi dengan tujuan untuk dapat

lebih meningkatkan minat masyarakat tentang pemakaian kontrasepsi dan

mengerti mengenai pemilihan alat kontrasepsi

Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui alasan peserta KB dalam memilih

alat kontrasepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat

kontrasepsi

Page 45: AJENG PRAMESTI JADI

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Tekan kemiskinan, kendalikan tingkat kelahiran

http://www.kespro.info/?=node/80 diakses pada tanggal 26 oktober 2009.

2. KB_kesehatan reproduksi

http://www.bkkbn.go.od diaskes tanggal 14 agustus 2008.

3. Profil kabupaten tangerang

http://daerah1.a,pl.or.id/index.php?id=21&option=com content&task=view

diaskes tanggal 31 oktober 2009.

4. Kasmiyati, dra, Msc. Hasil sementara pemantauan pasangan usia subur

melalui mini survey Indonesia 2007. Puslitbang KB dan kesehatan

reproduksi.2008.

5. Puslitbang KB dan kesehatan reproduksi

http://akuinginhijau.org/2008/05/04pertumbuhan_penduduk/diaskes tanggal

14 september 2009.

6. Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi

www.datastatistik-indonesia.com/content/view/331/331/ diaskes pada tanggal

31 oktober 2009.

7. Keluarga berencana

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/330/330 diaskes pada

tanggal 28 oktober 2009.

8. Puslitbang KB dan kesehatan reproduksi. Pemantauan pasangan usia subur

melalui mini survey DKI jakarta 2007.

Bengkulu.bkkbn.go.id/download.php?type=p&prgid=62

9. Menggapai sasaran kependudukan dan KB rencana pembangunan jangka

menengah 200-2009

http://pustaka.bkkbn.go.id/index.php?option=com

content&task=view&id=108&temid=9 diaskes pada tanggal 14 oktober 2009.

10. Sosial kota tangerang selatan

http://tangerangselatankota.go.id/compilation social.php diaskes pada tanggal

26 oktober 2009.

Page 46: AJENG PRAMESTI JADI

33

11. Departemen kesehatan RI. Keluarga berencana. Dalam:pedoman kerja

puskesmas, jilid II. Jakarta 1991 hal 51-88.

12. BKKBN upaya peningkatan penggunaan AKDR, jakarta, 2005, hal 1-2

13. Irwati T, lolong D.B, isnawati, Hzartanto W. et al. survey demografi dan

kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta : BPS, BKKBN. SepKes, ORC.

Marco, 2003, hal : p2-3,43-5,64-5,67-71.

14. Prawirohardjo S. keluarga berencana dalam ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan

bina pustaka, 1999. 900-24.

15. Prawirohardjo S. kontrasepsi dalam ilmu kandungan. Jakarta : yayasan bina

pustaka, 1999-535-65.

16. Badan koordinasi keluarga berencana nasional. Perkembangan pencapaian

peserta KB baru menurut alat kontrasepsi

Disitasi dari : http://www.bkkbn.go.ig/ditfor/download/Data-

DESEMBER.2007/.Last Update : Desember 2007

17. Winknjosastro. H, Saifudin A.B, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Jakarta:

YBPSP,1999. Hal 915-21.

18. Winknjosastro. H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Jakarta:

YBPSP, 1999. Hal 543-51

19. Pribadi, Anggun. Skripsi profil penggunaan Kontrasepsi Pada Pasangan Usia

Subur (PUS) di Wilayah Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.

20. Hartanto, Hanafi. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: pustaka sinar

harapan.1996

21. Siregar, Fazidah, Dr. Pengaruh nilai dan jumlah pada keluarga terhadap

norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sumatera utara:

Fakultas kesehatan masyarakat universitas sumatera utara. 2003

22. BKKBN. Keluarga berencana.

Disitasi dari : http://www.bkkbn.go.id/hqweb/pria/artik. last update : Januari

2007.

23. Badan statistik Indonesia. Laju pertumbuhan penduduk per tahun menurut

provinsi.

Page 47: AJENG PRAMESTI JADI

34

Disitasi dari : http://www.datastatistik-indonesia.com/componetnt/option,com

tabel/task/ite,id,164/. Last update : mei 2008.

24. Glossary kesehatan

http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?mod=publstilah&idx=&idMenu

Kiri=17&Title=&page=3 diakses tanggal 19 oktober 2009

25. Departemen kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas jilid 1. Jakarta;

Departemen kesehatan. 1992

Page 48: AJENG PRAMESTI JADI

35

Lampiran 1

DEPARTEMEN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Telp. (62-21)74716718 Fax : (62-21) 7404985

Jl. Kertamukti Pisangan Ciputat 15149 Jakarta Selatan Website : www.uinjkt.ac.id ; E-Mail :

[email protected]

Nomor : Un.01/F.10/KM.01.3/2064/2009

Lampiran : -

Hal : Surat Izin Penelitian

Kepada yang terhormat,

Kepala Puskesmas Ciputat Barat

Di

Tangerang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dekan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan (FKIK) UIN

Syarif Hidayatullah jakarta dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Ajeng Pramesti

NIM : 105103003488

Program Studi : Pendidikan Kedokteran

Semester : IX (Sembilan)

Adalah benar mahasiswa fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan

(FKIK) universitas islam negeri (UIN) syarif hidayatullah jakarta

semester gasal tahun akademik 2009/2010

Page 49: AJENG PRAMESTI JADI

36

Sehubungan dengan penelitian mahasiswa tersebut di atas

tentang “Prevalensi penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur

di puskesmas ciputat barat tahun 2009” maka diperlukan data untuk

penelitian tersebut.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

An. Dekan

Pembantu Dekan

Bidang Kemahasiawaan,

Dra. Farida Hamid, MPd

NIP.19631010 199103

2003

Tembusan:

Dekan (sebagai laporan)

Page 50: AJENG PRAMESTI JADI

37

Lampiran 2

Output SPSS

Gambaran Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Akseptor KB Baru dan KB Lama di

Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Akseptor

Frequency Percent Valid percent Cumulative percent

Valid KB baru KB aktif Total

405 661

1066

38.0 62.0

100.0

38.0 62.0

100.0

38.0 100.0

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Kelompok Umur Dibawah 20 Tahun, 20-30 Tahun, dan

Diatas 30 Tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Umur

Frequency Percent Valid percent Cumulative percent

Valid <20 20-30 >30 Total

8 519 539

1066

.8 48.7 50.6

100.0

.8 48.7 50.6

100.0

.8 49.4

100.0

Page 51: AJENG PRAMESTI JADI

38

Kelompok Umur

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi, Jamkesmas,

Jamsostek, dan Askes Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Cara Pembiayaan

Frequency Percent Valid percent

Cumulative percent

Valid sendiri Jamkesmas Jamsostek Askes Total

871 173

6 16

1066

81.7 16.2

.6 1.5

100.0

81.7 16.2

.6 1.5

100.0

81.7 97.9 98.5

100.0

Page 52: AJENG PRAMESTI JADI

39

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Jumlah anak (Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Jumlah anak

N Valid Missing Mean

Median Mode

Minimum Maximum

1066 0

2.25 2.00

2 0 10

Jumlah anak

Frequency Percent Valid percent Cumulative percent

Valid 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10

3 307 395 224 91 31 6 5 2 2

.3 28.8 37.1 21.0 8.5 2.9 .6 .5 .2 .2

.3 28.8 37.1 21.0 8.5 2.9 .6 .5 .2 .2

.3 29.1 66.1 89.1 95.7 98.6 99.2 99.6 99.8

100.0

Page 53: AJENG PRAMESTI JADI

40

Total 1066 100.0 100.0

Page 54: AJENG PRAMESTI JADI

41

Jumlah anak

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Jumlah anak (Paritas) kurang dari 2 anak, 2 anak dan

lebih dari 2 anak di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Jumlah anak

N Valid Missing Mean Median Mode

1066 0

2.05 2.00

2

Page 55: AJENG PRAMESTI JADI

42

Jumlah anak

Frequency Percent Valid percent Cumulative percent

Valid <2 2 >2 Total

310 395 361

1066

29.1 37.1 33.9

100.0

29.1 37.1 33.9

100.0

29.1 66.1

100.0

Jumlah anak

Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun

2009

Metode kontrasepsi

N Valid Missing Mean Median Mode

1066 0

5.94 6.00

6

Page 56: AJENG PRAMESTI JADI

43

Metode kontrasepsi

Frequency Percent Valid percent

Cumulative percent

Valid IUD Suntikan Pil kondom Total

19 1014

32 1

1066

1.8 95.1 3.0 .1

100.0

1.8 95.1 3.0 .1

100.0

1.8 96.9 99.9

100.0

Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Akseptor KB Baru dan KB Aktif di Puskesmas

Ciputat Tahun 2009

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Met_kon*akseptor 1066 100.0% 0 .0% 1066 100.0%

Page 57: AJENG PRAMESTI JADI

44

Met_kon*akseptor Crosstabulation

Akseptor KB baru KB aktif Total

Met_kon IUD Count % within akseptor Suntikan Count % within akseptor Pil Count % within akseptor Kondom Count % within akseptor Total Count % within akseptor

10 2.5%

381 94.1%

14 3.5%

0 .0% 405

100.0%

9 1.4%

633 95.8%

15 2.7%

1 .2% 661

100.0%

19 1.8% 1014

95.1% 32

3.0% 1

.1% 1066

100.0%

Metode kontrasepsi

Page 58: AJENG PRAMESTI JADI

45

Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok Umur

Kurang Dari 20 Tahun, Umur 20-30 Tahun, Dan Umur Diatas 30 Tahun Di Puskesmas

Ciputat Tahun 2009

Case processing summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Met_kon*klmpk umur 1066 100.0% 0 .0% 1066 100.0%

Met_kon*kelompok umur Crosstabulation

Akseptor <20 20-30 >30 Total

Met_kon IUD Count % within kelompok umur Suntikan Count % within kelompok umur Pil Count % within kelompok umur Kondom Count % within kelompok umur Total Count % within kelompok umur

0 .0%

8 100.0%

0 .0%

0 .0%

8 100.0%

8 1.5%

497 95.8%

14 2.7%

0 .0% 519

100.0%

11 2.0%

509 94.4%

18 3.3%

1 .2% 539

100.0%

19 1.8% 1014

95.1% 32

3.0% 1

.1% 1066

100.0%

Page 59: AJENG PRAMESTI JADI

46

Met_Kon

Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok Paritas

Kurang dari 2 Anak, 2 Anak dan Lebih dari 2 Anak Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Case processing summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Met_kon*jumlah anak 1066 100.0% 0 .0% 1066 100.0%

Page 60: AJENG PRAMESTI JADI

47

Met_kon* jumlah anak Crosstabulation

Akseptor <20 2 >2 Total

Met_kon IUD Count % within jumlah anak Suntikan Count % within jumlah anak Pil Count % within jumlah anak Kondom Count % within jumlah anak Total Count % within jumlah anak

2 .6% 296

95.5% 12

3.9% 0

.0% 310

100.0%

8 2.0%

379 95.9%

8 2.0%

0 .0% 395

100.0%

9 2.5%

339 93.9%

12 3.3%

1 .3% 361

100.0%

19 1.8% 1014

95.1% 32

3.0% 1

.1% 1066

100.0%

Metode kontrasepsi

Page 61: AJENG PRAMESTI JADI

48

Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan cara Pembiayaan

Yaitu Dana Individu, Jakmesmas, Jamsostek, Askes Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Case processing summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Met_kon*pembiayaan 1066 100.0% 0 .0% 1066 100.0%

Met_kon* pembiayaan Crosstabulation

Akseptor Sendiri jamkesmas Jamsostek Askes Total

Met_kon IUD Count % within pembiayaan Suntikan Count % within pembiayaan Pil Count % within pembiayaan Kondom Count % within pembiayaan Total Count % within pembiayaan

15 1.7%

838 96.2%

18 2.1%

0 .0% 871

100.0%

4 2.3%

155 98.6%

13 7.5%

1 .6% 173

100.0%

0 .0%

6 100.0%

0 .0%

0 .0%

6 100.0%

0 .0%

15 93.8%

1 6.3%

0 .0%

16 100.0%

19 1.8%

10147 95.1%

32 3.0%

1 .1%

1066 100.0%

Page 62: AJENG PRAMESTI JADI

49

Lampiran 3

RIWAYAT PENULIS

Data Diri

Nama : Ajeng Pramesti

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 1 Desember 1987

Alamat : Jl. Samsudin Noor B7 No. 2 Komp.AP II

Kelurahan Neglasari Kecamatan Batu Ceper

Tangerang 15121

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Riwayat Pendidikan

Tahun 1991 – 1993 : TK Bina harapan

Tahun 1993 – 1999 : SDN 13 tangerang

Tahun 1999 – 2002 : SLTPN 5 tangerang

Tahun 2002 – 2005 : SMAN 7 tangerang

Tahun 2005 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta