artikel ilmiah tugas ajeng

22
KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN THE CHARACTERISTIC OF CARCINOMA CERVIX UTERI’S PASIEN IN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah Ajeng Rizki Fauzi 25010110120034

Upload: ajeng-rizki-fauzi

Post on 30-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

THE CHARACTERISTIC OF CARCINOMA CERVIX UTERI’S

PASIEN IN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Ajeng Rizki Fauzi

25010110120034

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

TAHUN 2013

Page 2: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN (THE CHARACTERISTIC OF CARCINOMA

CERVIX UTERI’S PASIEN IN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN)

Ajeng Rizki Fauzi

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker Leher Rahim merupakan salah satu penyakit ganas

yang menyerang wanita. Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP HAM

Medan tahun 2008, ditemukan 49 kasus (11,4%) meninggal dari 492 kasus rawat

inap selama 2003-2007. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik

penderita kanker leher rahim rawat inap di RSUP HAM Medan tahun 2003-2007.

Metode : Penelitian bersifat deskriptif, dengan desain case series dari bulan Juli

sampai Desember 2008. Pemilihan sampel secara proporsional random sampling

dengan jumlah sampel 220 data. Teknik analisis data dengan analisis statistik Chi

Square dan Anova.

Hasil : Analisis chi square menunjukkan ada perbedaan antara proporsi umur

(p=0,019) dan keluhan utama(p=0,000) berdasar stadium klinis kanker. Tidak ada

perbedaan antara proporsi pendidikan, pekerjaan, umur penderita pertama kali

kawin, riwayat penggunaan kontrasepsi IUD dan hormonal, lama perawatan rata-

rata dan stadium klinis kanker.

Simpulan : Penelitian ini didapat bahwa karakteristik penderita kanker leher

rahim di RSUP HAM adalah yang usianya > 40 tahun, mengalami perdarahan

pervaginam dan paritasnya multipara. Diharapkan petugas kesehatan lebih aktif

memberikan informasi tentang kanker leher rahim, termasuk upaya deteksi dini

(pap smear) kepada para wanita agar lebih memperhatikan tanda dan gejala,

karakteristik serta faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker leher

rahim.

Kata Kunci : Karakteristik, Kanker leher rahim, RSUP H. Adam Malik Medan

Page 3: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

PENDAHULUAN

Perubahan pola perilaku dan

gaya hidup masyarakat dan

perubahan lingkungan memberikan

pengaruh terhadap perubahan pola

penyakit di masyarakat, salah

satunya dengan meningkatnya

penyakit tidak menular.1(2) Salah

satunya adalah penyakit kanker yang

masih menjadi salah satu penyakit

mematikan di dunia dengan jumlah

penderita yang meningkat dari tahun

ke tahun.2(1)

Di Indonesia proporsi kanker

sebagai penyebab utama kematian

meningkat pada tahun 1980 hingga

1992 dari 3,4% menjadi 5%.3(5)

Jumlah penderita kanker yang

dirawat inap di RSUD Dr. Soetomo

Surabaya meningkat sebanyak 3,25%

tiap 5 tahun sejak tahun 1975 hingga

1994.4(6)

Kanker leher rahim

menempati urutan pertama sebagai

penyakit kanker terbanyak yang

terjadi pada wanita di Indonesia.5(7)

Data dari Ikatan Patologi Indonesia

(1998) menyebutkan bahwa angka

penderita kanker serviks mencapai

17,2% dari seluruh kasus kanker di

Indonesia dan tertinggi di antara

berbagai jenis kanker yang ada.6(11)

Menurut Departemen

Kesehatan tahun 1988-1994, proporsi

penderita kanker leher rahim

menurut daerah di Indonesia antara

lain Medan sebanyak 262 kasus

(1,01%), Padang sebanyak 260 kasus

(1,00%), Palembang sebanyak 533

kasus (1,96%), Bandung 2.161 kasus

(8,31%), Semarang sebanyak 2.347

kasus (9,02%), Yogyakarta sebanyak

1.205 kasus (4,63%), Surakarta

sebanyak 1.502 kasus (%,77%),

Surabaya sebanyak 9.763 kasus

(37,53%), Malang sebanyak 869

kasus (3,44%), Denpasar sebanyak

769 kasus (2,96%), Makassar

sebanyak 638 kasus (2,45%),

Manado sebanyak 297 kasus (1,14%)

dan Jakarta sebanyak 5.411 kasus

(20,80%).7(12)

Proporsi kanker leher rahim

dari semua jenis kanker di beberapa

bagian patologi anatomi tahun 2000,

seperti Surabaya ditemukan sebesar

24,3%, Yogyakarta sebesar 25,7%,

Bandung sebesar 25,1%, Surakarta

sebesar 28,2% dan Medan sebesar

16,9%.6(11)

Page 4: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

Studi pendahuluan yang

dilakukan di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2008 ditemukan bahwa

tahun 2003-2007 jumlah kasus baru

kanker leher rahim sebanyak 319

kasus baru dan dari 492 kasus rawat

inap 49 kasus (11,4%) berakhir

dengan kematian.8(14)

Tingginya morbiditas dan

mortalitas penyakit kanker leher

rahim ini disebabkan karena

diagnosis yang sering terlambat

dibuat. Keterlambatan ini terjadi

karena ketidaktahuan, ketakutan

untuk berobat, kurangnya biaya,

sarana dan prasarana yang

mendukung pemeriksaan penyakit

ini.9(17)

Keterlambatan diagnosis ini

akan berkaitan dengan rendahnya

keberhasilan pengobatan, karena

pengobatan pada stadium lanjut

memerlukan biaya yang besar,

sedangkan penderita kanker leher

rahim lebih banyak diderita oleh

masyarakat dengan sosial ekonomi

rendah. Di samping itu, pengobatan

pada stadium lanjut memberikan

hasil yang tidak memuaskan dengan

angka ketahanan hidup yang rendah

yaitu 8%-31%.9(17)

Berdasarkan uraian tersebut

maka diperlukan penelitian yang

mendalam mengenai karakteristik

penderita kanker leher rahim yang

dirawat inap di RSUP H. Adam

Malik Medan tahun 2003-2007.

METODE

Rancangan penelitian ini

menggunakan metode analitik

observasional dengan pendekatan

case series. Data yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan data

sekunder berupa catatan medik yang

diambil sejak tahun 2003-2007 yang

kemudian dicatat dan ditabulasikan

sesuai dengan variabel yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Populasi dalam penelitian ini

adalah data semua penderita kanker

leher rahim yang dirawat inap di

RSUP H. Adam Malik Medan pada

tahun 2003 sampai 2007 yaitu

sebanyak 492 penderita. Sampel

penelitian adalah data penderita

kanker leher rahim yang dirawat inap

di RSUP H. Adam Malik Medan

tahun 2003-2007 dengan jumlah

sampel yang didapat dari rumus

adalah sebanyak 220 data penderita.

Teknik pengambilan sampel

dari tiap tahunnya dilakukan secara

Page 5: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

acak sederhana (simple random

sampling) proporsional dengan cara

jumlah data penderita kanker leher

rahim dibagi dengan jumlah sampel

penelitian lalu dikalikan dengan

jumlah penderita kanker leher rahim

pada tahun bersangkutan.

Pengolahan data

menggunakan program komputer dan

dianalisis dengan statistik deskriptif

yang dilanjutkan dengan analisis

statistik chi-square dan Anova. Hasil

analisis disajikan dalam bentuk

narasi, tabel, grafik garis, diagram

pie dan diagram bar.

HASIL

Selama penelitian

berlangsung, jumlah sampel pasien

rawat inap penderita kanker leher

rahim adalah sebanyak 220 sampel.

Karakteristik penderita kanker leher

rahim dilihat dari sosiodemografinya

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1 Distribusi Proporsi

Penderita Kanker Leher Rahim

Berdasarkan Sosiodemogrsfi di

RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2003-2007

No Sosiodemografi Jumlah

f %

1 Umur

< 40 Tahun

> 40 Tahun

51

169

23,2

76,8

Jumlah 220 100

2 Suku

Batak

Jawa

Melayu

Aceh

Tionghoa

109

78

14

14

5

49,5

35,5

6,4

6,4

2,2

Jumlah 220 100

3 Pendidikan

Tidak sekolah/Tidak

tamat SD

Pendidikan Dasar

Pendidikan

Menengah

Pendidikan Tinggi

40

111

59

10

18,2

50,5

26,8

4,5

Jumlah 220 100

5 Pekerjaan

IRT

PNS/Polri/TNI

Wiraswasta

172

23

25

78,2

10,4

11,4

Jumlah 220 100

6 Status Perkawinan

Kawin

Janda 162

58

73,6

26,4

Jumlah 220 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui

bahwa proporsi penderita kanker

leher rahim tertinggi terdapat pada

Page 6: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

kelompok umur > 40 tahun yaitu

sebesar 76,8%. Umur rata-rata

penderita kanker leher rahim yang

dirawat inap adalah 47 tahun dengan

umur terendah 26 tahun dan umur

tertinggi adalah 80 tahun.

Proporsi suku terbesar adalah

suku Batak yaitu sebesar 49,5%,

proporsi agama terbesar adalah

agama islam sebesar 61,8%, proporsi

pendidikan terbesar adalah

pendidikan dasar sebesar 50,5%,

pekerjaan terbesar adalah Ibu Rumah

Tangga (IRT) sebesar 78,2%.

Sebagian besar penderita berstatus

kawin dengan proporsi sebesar

73,6% sedangkan para penderita

sebagian besar berasal dari luar

Medan dengan proporsi sebesar

67,3%.

Beberapa variabel yang

dimungkinkan sebagai karakteristik

penderita kanker leher rahim diteliti

dan dianalisis dalam penelitian ini.

Keluhan yang sering diderita oleh

penderita kanker leher rahim antara

tahun 2003-2007 antara lain dapat

dilihat di tabel berikut :

Tabel 2 Distribusi Keluhan

Penderita Kanker Leher Rahim

yang Dirawat Inap di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2003-

2007

No Keluhan

Penderita

f n %

1 Perdarahan

Pervaginam

177 220 80,45

2 Keputihan 123 220 55,90

3 Perdarahan

Setelah

Senggama

56 220 25,45

Berdasarkan tabel di atas,

dapat diketahui bahwa keluhan

terbesar yang dialami oleh penderita

kanker leher rahim adalah

perdarahan pervaginam yaitu dengan

proporsi sebesar 80,45%. Keluhan

tersebut di atas juga merupakan

keluhan utama yang dialami oleh

penderita yang berobat.

Tabel 3 Analisis Bivariat Distribusi

Proporsi Umur Berdasarkan

Stadium Klinis Kanker Penderita

Kanker Leher Rahim Yang

Dirawat Inap di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2003-2007

Page 7: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

Stadiu

m

Klinis

Umur Jumlah

< 40

Tahun

> 40

Tahun

f % f % f %

Ringan 19 35,

2

35 64,

8

54 100

Sedang 18 24,

7

55 75,

3

73 100

Berat 14 15,

1

79 84,

9

93 100

χ2 = 7,909 df = 2 p = 0,019

Berdasarkan tabel di atas,

dapat diketahui bahwa dari 220

penderita kanker dengan stadium

klinis baik ringan, sedang maupun

berat proporsi penderita dengan umur

> 40 lebih besar dari pada proporsi

penderita yang berusia < 40 tahun.

Hasil uji Chi Square

ditemukan nilai p < 0,05 yang artinya

ada perbedaan yang bermakna antara

umur berdasarkan stadium klinis

kanker pada penderita kanker leher

rahim di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2003-2007 yaitu pada

penderita kelompok umur < 40 tahun

lebih banyak ditemukan kasus kanker

leher rahim stadium ringan,

sedangkan pada kelompok umur > 40

tahun ditemukan kasus terbanyak

pada stadium berat.

Tabel 4 Analisis Bivariat Distribusi

Proporsi Keluhan Utama

Berdasarkan Stadium Klinis

Kanker Penderita Kanker Leher

Rahim Yang Dirawat Inap di

RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2003-2007

Sta

diu

m

Kli

nis

Keluhan Utama

Jumla

h

Perd

arah

an

Setel

ah

Seng

gama

Perd

arah

an

Setel

ah

Seng

gama

+

Kepu

tihan

PV PV+

Keputi

han

PV+

Perd

arah

an

Setel

ah

Seng

gama

+

Kepu

tihan

f % f % f % f % f % f %

Rin

gan

8 14

,8

2

0

37

,0

1

6

29

,6

8 14

,8

2 3

,

7

54 10

0

Sed

ang

4 5,

5

9 12

,3

3

2

43

,8

21 28

,8

7 9

,

6

73 10

0

Ber

at

1 1,

1

1 1,

1

3

6

38

,7

38 40

,9

17 1

8

,

3

93 10

0

χ2 = 59,450 df = 8 p = 0,000

Page 8: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

Berdasarkan tabel di atas

dapat diketahui bahwa dari 54

penderita kanker leher rahim satdium

klinis ringan, proporsi penderita

terbanyak adalah penderita dengan

keluhan perdarahan setelah

senggama + keputihan yaitu sebesar

37,0%. Pada stadium sedang, dari 73

penderita proporsi terbanyak pada

penderita dengan keluhan PV yaitu

sebesar 43,8%. Dari 93 penderita

pada stadium klinis berat, proporsi

terbesar pada penderita dengan

keluhan PV + Keputihan yaitu

sebesar 40,9%.

Hasil uji Chi Square

ditemukan bahwa p < 0,05 yang

artinya ada perbedaan yang

bermakna antara keluhan utama

berdasarkan stadium klinis kanker

pada penderita kanker leher rahim di

RSUP H. Adam Malik Medan tahun

2003-2007, di mana penderita

terbanyak pada stadium klinis ringan

adalah dengan keluhan perdarahan

setelah senggama+keputihan, pada

stadium klinis sedang lebih banyak

ditemukan dengan keluhan

pervaginam, sedangkan pada stadium

klinis berat lebih banyak ditemukan

keluhan perdarahan pervaginam +

keputihan.

Tabel 5 Analisis Bivariat Distribusi

Proporsi Paritas Berdasarkan

Stadium Klinis Kanker Penderita

Kanker Leher Rahim Yang

Dirawat Inap di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2003-2007

Stad

ium

Klini

s

Paritas

JumlahNulli

para

Primip

ara

Multipa

ra

Grand

e

Multip

ara

f % f % f % f % f %

Ring

an

2 3

,

7

5 9,

3

2

5

46,

3

22 40

,7

54 10

0

Seda

ng

1 1

,

4

4 5,

5

3

9

53,

4

29 39

,7

73 10

0

Bera

t

1 1

,

1

7 7,

5

4

9

53,

7

36 38

,7

93 10

0

Berdasarkan tabel di atas,

diketahui bahwa dari 54 penderita

kanker leher rahim stadium ringan,

terdapat proporsi terbesar pada

penderita dengan paritas multipara

sebesar 46,3%. Proporsi paritas

Page 9: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

terbesar pada penderita stadium

sedang adalah penderita dengan

paritas multipara sebanyak 53,4%

dan proporsi terbesar pada stadium

berat juga dialami oleh penderita

paritas multipara yaitu 53,7%.

Hasil uji Chi Square tidak

dilakukan karena jumlah sel tabel

yang nilainya kurang dari 5 lebih dari

25% (33,3%) sehingga tidak dapat

diketahui apakah ada perbedaan yang

bermakna antara proporsi paritas

penderita dengan stadium klinis

kanker.

Tabel 6 Analisis Bivariat

Distribusi Proporsi Riwayat

Penggunaan Kontrasepsi

Hormonal dan IUD Berdasarkan

Stadium Klinis Kanker Penderita

Kanker Leher Rahim Yang

Dirawat Inap di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 2003-2007.

Stadiu

m

Klinis

Riwayat

Penggunaan

Kontrasepsi

Hormonal dan IUD

Jumlah

Pernah Tidak

Pernah

f % f % f %

Ringan 35 64,

8

19 35,

2

54 100

Sedang 36 49,

3

37 50,

7

73 100

Berat 53 57,

0

40 43,

0

93 100

χ2 = 3,058 df = 2 p = 0,217

Berdasarkan tabel di atas,

diketahui bahwa dari 54 penderita

kanker leher rahim stadium ringan

terdapat proporsi terbesar pada

penderita yang pernah menggunakan

kontrasepsi hormonal dan IUD

sebanyak 64,8%. Pada stadium

sedang terdapat proporsi sebesar

50,7% yang menyatakan tidak

pernah menggunakan kontrasepsi

hormonal dan IUD. Pada stadium

berat, proporsi terbesar adalah

penderita yang pernah menggunakan

kontrasepsi hormonal dan IUD

sebesar 57%.

Hasil uji Chi Square

ditemukan nilai p > 0,05 yang artinya

tidak ada perbedaan yang bermakna

antara riwayat penggunaan

Page 10: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

kontrasepsi hormonal dan IUD

berdasarkan stadium klinis kanker

pada penderita.

Tabel 7 Analisis Bivariat

Lama Perawatan Rata-rata

Berdasarkan Stadium Klinis

Kanker Penderita Kanker Leher

Rahim Yang Dirawat Inap di

RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2003-2007.

Stadium

Klinis

Lama Perawatan Rata-rata

n Mean

(x)

SD

Ringan 54 15,87 16,268

Sedang 73 20,96 23,640

Berat 93 20,14 21,327

F = 1,521 df = 2 p = 0,221

Berdasarkan tabel di atas,

diketahui bahwa lama perawatan

rata-rata 54 penderita kanker stadium

ringan adalah 15,87 hari (16 hari),

lama perawatan penderita dengan

stadium sedang adalah 20,96 hari (21

hari) dan lama perawatan pada

penderita stadium berat adalah 20,14

hari (21 hari).

Hasil uji Anova ditemukan

nilai p > 0,05 yang berarti bahwa

tidak ada perbedaan yang bermakna

antara lama perawatan rata-rata

berdasarkan stadium klinis kanker

pada penderita yang dirawat inap.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang telah

diperoleh, proporsi kelompok umur

penderita kanker leher rahim rawat

inap di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2003-2007 yang paling

besar adalah pada kelompok umur >

40 tahun (76,8%). Umur terendah

adalah umur 26 tahun (2 pemderita)

dan umur tertinggi adalah uur 80

tahun (1 penderita). Sedangkan umur

rata-rata penderita adalah 46,98 (47

tahun).

Hasil yang diperoleh ini tidak

jauh berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Irianti dengan

desain case series di Rumah Sakit

yang sama pada tahun 1998-2002

yang menunjukkan bahwa proporsi

umur penderita kanker serviks

terbanyak adalah pada kelompok

umur > 40 tahun (70,7%) dari 149

jumlah kasus.8 (14)

Banyaknya ditemukan

penderita yang berumur > 40 tahun

disebabkan terjadinya perubahan

derajat sel epitel displasia dan

karsinoma invasif yang memerlukan

Page 11: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

waktu yang relatif lama, dari

displasia menjadi karsinoma in-situ

diperlukan waktu sekitar 1-7 tahun

sedangkan dari karsinoma in-situ

menjadi karsinoma invasif

diperlukan waktu sekitar 3-20

tahun.10(23)

Cuppleson LW dan Brown B

(1975) menyebutkan bahwa NIS

akan berkembang sesuai dengan

pertambahan usia, sehingga NIS

pada usia lebih dari 50 tahun sudah

sedikit dan kanker infiltratif

meningkat.11(20)

Ditemukannya penderita yang

berusia 80 tahun menunjukkan

bahwa perhatian masyarakat pada

deteksi dini kanker masih rendah,

disamping itu insidensi yang tinggi

pada usia tua menandakan bahwa

kanker leher rahim biasanya baru

diketahui setelah mencapai stadium

yang lanjut, karena pada stadium

awal gejala yang timbul biasanya

belum spesifik.

Jika dilihat dari umur dan

stadiumnya, Yatim, F(2005)

menyebutkan bahwa stadium Ib, Iia

dan Iib sering terjadi pada kelompok

umur 34-44 tahun, sedangkan

stadium IIIb terdapat pada kelompok

umur 45-54 tahun.7(12)

Pada uji Chi Square yang

dilakukan, ditemukan nilai p < 0,05

yang berarti ada perbedaan yang

bermakna antara proporsi umur

penderita berdasarkan stadium klinis

kanker serviks, yaitu pada umur > 40

tahun ditemukan stadium berat,

sedangkan umur < 40 tahun stadium

ringan. Hal ini menunjukkan

semakin tinggi umur, semakin lama

penderita mengidap penyakit tersebut

sehingga stadium klinis kankernya

semakin berat.

Pada analisa proporsi keluhan

utama penderita kanker serviks,

didapatkan hasil keluhan utama

adalah PV (Pervaginam) yaitu

sebesar 38,2%. Hasil penelitian ini

sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ginting, M.(2003)

dengan desain case series dan

dilakukan pada penderita kanker

serviks yang dirawat inap di RSU Dr.

Pirngadi Medan tahun 2000-2002

yang menyatakan proporsi keluhan

utama penderita terbesar pada

penderita kanker serviks adalah

pervaginam (80,90%).12(35)

Page 12: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

Hal ini terjadi karena

kebanyakan penderita baru dibawa

berobat ke Rumah Sakit setelah

terjadi pendarahan pervaginam baik

yang terjadi setelah bersenggama

maupun riwayat haid yang

berkepanjangan yang kadang disertai

dengan keputihan.

Hasil uji Chi Square

ditemukan nilai p < 0,05 yang berarti

ada perbedaan antara keluhan utama

penderita dan tingkat stadium klinis

keparahan kanker tersebut.

Perbedaan keluhan ini bila

dihubungkan dengan umur dan status

perkawinan penderita dapat diketahui

bahwa penderita kanker stadium

sedang dan berat kebanyakan

berumur > 40 tahun (76,8%) dan

status perkawinan janda (26,4%)

sehingga keluhan utama perdarahan

setelah senggama jarang ditemui.

Pada analisis paritas

penderita, proporsi terbesar penderita

kanker serviks yang dirawat inap di

RSUP H. Adam Malik Medan tahun

2003-2007 adalah multipara (riwayat

persalinan 2-5 kali) yaitu sebesar

51,4% sedangkan proporsi terkecil

adalah nullipara (tidak pernah

melahirkan) yaitu sebesar 1,8%.

Tambunan (1995) menyebutkan

bahwa kanker serviks paling banyak

dijumpai pada wanita yang sering

melahirkan, karena disebabkan

perlukaan dan trauma yang sering

terjadi saat proses persalinan.10(23)

Hasil proporsi antara jumlah paritas

dan stadium klinis yang dialami

penderita juga menunjukkan bahwa

proporsi paritas terbesar adalah

multipara.

Pada analisis riwayat

penggunaan kontrasepsi hormonal

dan IUD penderita kanker serviks

rawat inap di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2003-2007 didapat

proporsi terbesar adalah penderita

yang pernah menggunakan

kontrasepsi hormonal dan IUD

sebesar 56,4%. Hasil penelitian ini

berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Irianti (2003) yang menyatakan

bahwa proporsi terbesar adalah tidak

ada riwayat penggunaan kontrasepsi

yaitu sebesar 77,9%.

Hidayanti (2001)

menyebutkan bahwa pemakaian

kontrasepsi oral lebih dari 4-5 tahun

dapat meningkatkan risiko terjadinya

kanker leher rahim sebanyak 1,5-2,5

Page 13: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

kali. Beberapa penelitian juga

menunjukkan bahwa kontrasepsi oral

menyebabkan wanita sensitif

terhadap HPV yang dapat memicu

peradangan pada genitalia sehingga

berisiko untuk terjadinya

kanker.13(24)

SIMPULAN

1. Trend (kecenderungan)

frekwensi penderita kanker

serviks yang dirawat inap di

RSUP H. Adam Malik menurut

data 2003-2007 meningkat.

2. Proporsi terbesar karakteristik

menurut umur adalah kelompok

umur > 40 tahun.

3. Berdasarkan riwayat penderita,

keluhan utama yang dijumpai

adalah pervaginam, berdasarkan

penggunaan kontrasepsi,

proporsi terbesar adalah pernah

menggunakan kontrasepsi

hormonal dan IUD.

4. Berdasarkan paritas, proporsi

terbesar adalah multipara, dan

berdasarkan lama perawatan

rata-rata adalah 20,14 hari.

5. Ada perbedaan bermakna

proporsi umur penderita

berdasar stadium klinis kanker

(p=0,012), proporsi keluhan

utama berdasar stadium klinis

kanker (p=0,000).

SARAN

1. Diharapkan Rumah Sakit dan

Unit Pelayanan Kesehatan lebih

aktif dalam memberikan

informasi mengenai kanker leher

rahim, termasuk upaya deteksi

dini melalui pap smear.

2. Para wanita hendaknya lebih

memperhatikan gejala serta

faktor risiko yang dapat

menyebabkan terjadinya kanker

leher rahim dan segera

memeriksakan diri bila timbul

kelainan yang dialami pada alat

reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2007. Profil

Kesehatan Indonesia 2005.

Jakarta.

2. Noor, NN. 2006. Pengantar

Epidemiologi Penyakit Menular.

Rhineka Cipta, Jakarta.

3. Badan Penelitian dan

Pengembangan Depkes RI.

1993. Survei Kesehatan Rumah

Tangga 1992. Jakarta.

4. Sukardja, IGD. 2000. Onkologi

Klinik, Edisi 2. Airlangga

University Press, Surabaya.

Page 14: Artikel Ilmiah Tugas Ajeng

5. Kasdu, D. 2005. Solusi

Problema Wanita Dewasa, Edisi

I, Cetakan I. Puspa Swara,

Jakarta.

6. Sahil M. Fauzie. 2002. Seminar

Sehari Deteksi Dini dan

Penanggulangan Kanker Leher

Rahim dan Payudara. Medan 17

April 2002.

7. Yatim, F. 2005. Penyakit

Kandungan. Pustaka Populer

Obor, Jakarta.

8. Irianti, Evi. 2003. Karakteristik

Penderita Kanker Serviks Uteri

Rawat Inap di RSUP H. Adam

Malik Medan Tahun 1998-2002.

Skripsi Universitas Sumatera

Utara, Medan.

9. Nelwati, dkk. 2000. Fraksi

Pertumbuhan Tumor yang

Dinyatakan dengan Indeks Ki-67

Sebagai Faktor Prediksi

Respons Radiasi pada

Karsinoma Sel Skuamosa

Serviks Stadium Lanjut Lokal.

Majalah Obstetri dan Ginekologi

Indonesia No.2, Jakarta.

10. Tambunan, G W. 1995.

Diagnosa dan Tatalaksana

Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak

di Indonesia, Cetakan 2. EGC,

Jakarta.

11. Harahap, RE. 1984. Kanker

Ginekologik. Gramedia, Jakarta.

12. Ginting M. 2003. Karakteristik

Penderita Kanker Serviks Rawat

Inap di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2000-2002.

Skrispi FKM USU, Medan.

13. Hidayanti, WB. 2001. Kanker

Serviks Displasia dapat

Disembuhkan. Medika Tahun

XXVII, Jakarta.