artikel ilmiah pedestrian
TRANSCRIPT
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 1/12
ANALISIS ALTERNATIF PENGALIHAN LALU LINTAS
DENGAN KONSEP PEDESTRIAN STREET PADA
KAWASAN PERDAGANGAN SOMBA OPU
KOTA MAKASSAR
Muh. Afiat Mulwan
Mahasiswa Program Magister Program Studi Teknik Transportasi
PPs UNHAS Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar - 90245
Telp./Fax : (0411) 585761
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menggali potensi dan peluang pedestrianisasi kawasan dengan menemukan konsep
alternatif pengalihan lalu lintas dan parkir dengan konsep pedestrian street pada Kawasan Perdagangan
Somba Opu. Jenis penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental, bersifat deskriptif dan kuantitatif
dengan metode pengamatan lapangan dan studi pustaka. Penentuan alternatif pengalihan lalu lintas
berdasarkan analisis volume lalu lintas, kapasitas dan derajat kejenuhan. Berdasarkan analisis volume lalu
lintas derajat kejenuhan pada ruas jalan Somba Opu telah melampaui derajat kejenuhan, maka ruas Jalan
Somba Opu dapat diusulkan menjadi kawasan Pedestrian Street . Untuk mendukung kawasan Pedestrian
Street dibutuhkan pengalihan lalu lintas pada rute alternatif dan rute pendukung. Untuk menghindari
kemacetan, maka pengalihan lalu lintas pada rute alternatif tetap mengijinkan akses pada jalan memotong
dan pada rute pendukung pengalihan yang diijinkan sebesar 30% dari volume lalu lintas ruas jalan Somba
Opu.
Kata kunci : pedestrian street,volume lalu lintas, kapasitas, derajat kejenuhan.
Abstract
This study aims to explore the potential and opportunities pedestrianisasi area by finding an alternativeconcept of diversion of traffic and parking with the concept of the pedestrian street at Somba Opu Trade
Area. This type of research is non-experimental, descriptive and quantitative methods of field observation
and literature study. Determination of alternative diversion of traffic based on analysis of traffic volume,
capacity and degree of saturation. Based on the analysis of the degree of saturation of traffic volume on roads
Somba Opu has exceeded the degree of saturation, then the segment Jalan Somba Opu can be proposed to be
the area Pedestrian Street. To support the region needed diversion Street Pedestrian traffic on alternative
routes and route support. To avoid congestion, the diversion of traffic on alternative routes still allow access
to the road cut and in supporting the transfer of the permitted route of 30% of road traffic volume Somba
Opu.
Keyword : pedestrian street,traffic volume, capacity, degree of saturation
PENDAHULUANPermasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir,
angkutan umum, pencemaran dan masalah ketertiban lalulintas (Munawar, 2004).
Penyumbang utama pencemaran udara di daerah perkotaan bersumber dari sektor
transportasi, dengan lebih dari 70% pencemaran udara di kota-kota besar berasal dari
kendaraan bermotor (WHO,1997).
Tingkat pencemaran kendaraan bermotor paling tinggi pada umumnya terjadi
dikawasan urban, Kawasan Perdagangan Somba Opu Makassar salah satunya. Kawasan
perdagangan ini terletak pada daerah urban merupakan salah satu kawasan dengan tingkat
aktifitas masyarakat penduduk yang cukup tinggi. Dimana pada kawasan ini merupakan
salah satu icon kota dengan karakteristik kawasan sebagai pusat penjualan emas,pusat
1
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 2/12
penjualan kerajinan tangan,pusat penjualan alat olahraga & music, serta penjualan oleh-
oleh khas Makassar, yang mengakibatkan kawasan ini memiliki tarikan yang cukup besar.
Kondisi kawasan perdagangan Somba Opu yang ada saat ini tidak dapat
mencerminkan perwujudan pelayanan masyarakat yang berkualitas. Tarikan lalu lintas
yang tinggi tidak didukung dengan sarana-prasarana jalan yang optimal. Penggunaanseparuh badan jalan sebagai lahan parkir mengakibatkan turunnya kapasitas jalan,
tingginya aktifitas pejalan kaki yang masuk pada badan jalan karena trotoar digunakan
sebagai lahan parkir sepeda motor dan pedagang emas kaki lima menimbulkan kemacetan.
Tingginya hambatan dan menurunnya kapasitas jalan mengakibatkan terjadinya tundaan
perjalanan yang berujung kepada kemacetan. Kemacetan ini yang menjadi ancaman
peningkatan kerusakan lingkungan pada kawasan ini.
Kawasan Perdagangan Somba Opu Makassar merupakan salah satu kawasan ruang
publik sekaligus kawasan perdagangan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini
dikaitkan dengan keberadaan Benteng Rotterdam dan Kawasan Pantai Losari pada sisi
utara dan selatan kawasan. Berbagai keistimewaan yang dimiliki Kawasan PerdaganganSomba Opu Makassar tersebut mestinya dikembangkan sehingga dapat menjadi identitas
Kota Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi dan peluang pengembangan
kawasan menjadi sebuah kawasan pedestrian dalam upaya pembentukan lingkungan
perkotaan yang ramah bagi pejalan kaki, mempertahankan fungsi pusat kota sebagai pusat
kegiatan dan pelayanan kota yang menarik. Hasilnya diharapkan dapat merumuskan
arahan alternatif pengalihan lalu lintas yang disusun melalui metode kualitatif dan
kuantitatif sehingga menghasilkan output yang diharapkan dapat memaksimalkan potensi
wisata yang ada di kawasan tersebut dan menciptakan ruang public yang teratur dan aman.
TINJAUAN PUSTAKAPerencanaan kawasan perdagangan menjadi kawasan pedestrian street dalam
pembahasan ini dilakukan melalui tinjauan manajemen pengalihan arus lalu lintas
Manajemen Lalu Lintas
Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan
melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman, pengalihan arus
lalu lintas, pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem
pergerakan (Dirjen Hubdat,1999).
Salah satu tujuan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah meningkatkan efisiensi
pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesbilitas yang tinggi sertamelindungi dan memperbaiki kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada.
Sasaran manajemen lalu lintas adalah mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan
menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan. Melakukan
optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan kontrol terhadap aktivitas-
aktivitas yang tidak sesuai dengan fungsi sebuah jalan. Manajemen lalu lintas dalam upaya
penataan lalu lintas pada sebuah kawasan atau ruas jalan dilakukan dengan harapan
tercipta suatu kondisi pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas sehingga dapat
meminimalisir potensi kemacetan dalam upaya perbaikan kondisi lingkungan dimana arus
lalu lintas tersebut berada.
2
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 3/12
Penentuan Rute
Proses pemilihan rute merupakan perkiraan asumsi pengguna jalan mengenai pilihan
rute terbaik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan rute pada saat kita
melakukan perjalanan. Beberapa diantaranya adalah waktu tempuh, jarak, biaya,
kemacetan, antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya, pemandangan,
kelengkapan rambu dan marka jalan. Salah satu pendekatan yang paling sering digunakan
adalah pertimbangan dua faktor utama dalam pemilihan rute, yaitu biaya pergerakan dan
nilai waktu-biaya pergerakan dianggap proporsional dengan jarak tempuh.
Skenario pemilihan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor
pertimbangan yang didasari pengamatan bahwa tidak setiap pengendara dari zona asal
yang menuju ke zona tujuan akan memilih rute yang persis sama, khususnya di daerah
perkotaan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan informasi mengenai kondisi lalu
lintas pada saat ini dan faktor lain berupa peningkatan biaya karena kemacetan pada suatu
ruas jalan yang menyebabkan kinerja beberapa rute lain menjadi lebih tinggi sehingga
meningkatkan peluang untuk memilih rute tersebut. Beberapa faktor yang mungkindipertimbangkan pengendara dalam memilih rute adalah waktu tempuh, jarak, jumlah
persimpangan yang akan dilalui, keselamatan dan kondisi permukaan jalan.
Derajat Kejenuhan
Permasalahan yang timbul ketika pedestrian street direncanakan adalah apakah ruas-
ruas jalan di sekitarnya mampu menampung tambahan volume lalu lintas akibat ditutupnya
sebuah jalan bagi kendaraan. Indikator yang dapat menentukan hal tersebut adalah derajat
kejenuhan suatu jalan.
Derajat kejenuhan (DS) untuk ruas jalan didefinisikan sebagai rasio volume lalu
lintas terhadap kapasitas ruas jalan. Derajat Kejenuhan dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut:DS= Q/C……(1) keterangan : DS = Derajat kejenuhan.
Q = Arus total (smp/jam).
C = Kapasitas (smp/jam)
Dimana untuk menghitung kapasitas digunakan persamaan sebagai berikut :
C = Co×FCw×FCsp×FCsf×FCcs ...(2) keterangan : C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar (smp/jam).
FCw = Faktor peny. lebar lajur.
FCsp = Faktor penyesuaian arah.
FCsf = Faktor hambatan samping.
FCcs = Faktor ukuran kota.Pedestrian
Pedestrian street adalah suatu area yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, diciptakan
untuk memfasilitasi kegiatan berjalan kaki, dan kendaraan bermotor mempunyai akses
yang terbatas. Secara umum fungsi pedestrian street dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu full-pedestrian street, transit pedestrian street, dan semipedestrian street.
Full-Pedestrian Street
Konsep full-pedestrian street diciptakan dengan cara menutup ruas jalan yang
semula digunakan oleh lalu lintas kendaraan bermotor. Dalam area ini, pejalan kaki
diprioritaskan lebih tinggi dibanding kendaraan bermotor. Area ini dinyatakan sebagai area
bebas kendaraan bermotor kecuali untuk tujuan-tujuan darurat. Lalu lintas pada jalan
3
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 4/12
memotong kemungkinan masih diperbolehkan apabila ruas jalan yang dipergunakan untuk
pedestrian cukup panjang.
Transit-Pedestrian Street
Pembangunan transit-pedestrian street dilakukan melalui cara membebaskan areadari semua kendaraan kecuali untuk kendaraan angkutan umum seperti bus atau tram, dan
kendaraan untuk kepentingan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran, dan mobil
polisi.
Semi-Pedestrian Street
Konsep semi-pedestrian street, volume lalu lintas kendaraan diupayakan berkurang,
dan permukaan jalur kendaraan disamakan dengan jalur pejalan kaki. Lalu lintas
kendaraan harus berbagi ruang dengan pejalan kaki dan harus mengutamakan kepentingan
pejalan kaki.
HASIL DAN PEMBAHASANKondisi Eksisting Kawasan Perencanaan
Kawasan Perdagangan Somba Opu Kota Makassar termasuk kedalam Kecamatan
Ujung Pandang dengan posisi 5º8’15” Lintang Selatan dan 119º24’27” Bujur Timur.
Kecamatan Ujung Pandang terbagi kedalam 10 wilayah kelurahan, kawasan perencanaan
sendiri tepat berada pada dua kelurahan, yaitu Kelurahan Bulogading dan Sawerigading.
Berdasarkan potensi lokasi, Kawasan Perdagangan Somba Opu Kota Makassar memiliki
nilai strategis dan ekonomis yang sangat besar disebabkan perkembangan lokasi disekitar
kawasan perdagangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Penduduk Kota Makassar tahun 2009 tercatat sebanyak 1.272.349 jiwa yang terdiri
dari 610.270 laki-laki dan 662.079 perempuan, dengan pertumbuhan penduduk sebesar
1,63%. Jumlah penduduk di Kawasan Perdagangan Somba Opu Kota Makassar yaitu pada
Kecamatan Ujung Pandang dan berjumlah 29.064 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 7.177 KK.
Penggunaan lahan dan bangunan di kawasan perencanaan didominasi oleh
penggunaan jasa perdagangan dan perumahan. Jenis penggunaan perumahan berupa rumah
deret, sedangkan jenis perdagangan dan jasa berupa perdagangan campuran. Penggunaan
lahan dan bangunan untuk perdagangan dan jasa terutama berkembang mengikuti jaringan
jalan.Varietas jenis dagangan pada kawasan perencanaan diuraikan tabel berikut :
Tabel 1. Varietas jenis dagangan kawasan perencanaan
No. Jenis toko Jumlah % No. Jenis toko Jumlah %
1 Toko Mas 86 53.09% 9 Rumah Makan 3 1.85%
2 Toko Souvenir 18 11.11% 10 Optik 3 1.85%
3 Toko Sport & Musik 17 10.49% 11 Salon 2 1.23%
4 Toko Arloji 8 4.94% 12 Toko Jamu 2 1.23%
5 Toko Campuran 6 3.70% 13 Counter HP 2 1.23%
6 Toko karpet/aneka plastik 4 2.47% 14 Butik/ Pakaian 2 1.23%
7 Toko keramik/guci/barang antik 4 2.47% 15 Fotokopi 1 0.62%
8 Toko Sutra khas sulsel 4 2.47% Total 162 100%
Sumber : Data Primer
Secara fisik kondisi jalan tergolong baik, status jalan sebagai kolektor sekunder dengan lebar jalan 6.2 m dan panjang efektif kawasan perdagangan kurang lebih 677 m
menjadi salah satu jaringan penghubung Kecamatan Mariso dan Kecamatan Wajo. Jalan
4
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 5/12
ini juga menjadi akses menuju kawasan Pantai Losari Makassar. Sistem jaringan jalan
dengan pola grid, kondisi prasana jalan di kawasan perencanaan telah cukup memadai,
namun seiring meningkatnya aktivitas ekonomi kondisi prasarana jaringan jalan di
Kawasan perencanaan sudah tidak mencukupi volume daya tampung kendaraan, terlebih
separuh badan jalan digunakan sebagai lokasi parkir pemilik toko dan pengunjung.Kondisi jalur pejalan kaki pada kawasan masih baik, trotoar berada pada pelataran toko
dengan kondisi pelindung dari atap overstek toko. Trotoar kurang berfungsi optimal karena
digunakan sebagai parkir motor dan tempat berdagang pedagang emas kaki lima.
Sistem Pergerakan
Pola pergerakan yang terjadi di kawasan perencanaan adalah pergerakan internal dan
eksternal wilayah dan dari/ keluar wilayah. Pola pergerakan dari luar kawasan perencanaan
yaitu pergerakan masuk kawasan perencanaan dari kecamatan lain, dari Propinsi lain
bahkan Internasional, hal ini disebabkan karena kawasan perencanaan merupakan salah
satu pusat penjualan souvenir khas Makassar. Pergerakan di Kawasan Perencanaan
cenderung dipengaruhi oleh aktivitas kawasan, dimana kawasan perencanaan merupakan pusat perdagangan dan pariwisata. Selain itu pergerakan pada ruas Jalan somba Opu
didominasi juga oleh kendaraan melintas menuju kawasan Anjungan Pantai Losari dan
kawasan lainnya pada bagian selatan kota. Tingginya pergerakan melalui kawasan
perencanaan tersebut, pola jaringan jalan yang ada sudah tidak memadai menampung
volume kendaraan untuk setiap bagian wilayah ini sehingga penyebaran arus lalu lintas
yang merata pada berbagai ruas jalan tidak tercapai. Hal ini berdampak kepada
penumpukan kendaraan pada beberapa ruas jalan Somba Opu
Terkait pergerakan arus lalu lintas yang melalui kawasan perencanaan, dapat
diidentifikasikan arus kendaraan bersumber dari tiga arah ditampilkan tabel berikut:
Tabel 2. Sistem pergerakan menuju kawasan perencanaanSumber
PergerakanRute Pergerakan
Arus
Kendaraan 1
Kendaraan yang berasal dari arah jalan
Pasar Ikan melalui Ruas Jalan Patimura,
ataupun berasal dari arah jalan Pasar
Ikan masuk kawasan melalui jalan
memotong.
Arus
Kendaraan 2
Kendaraan yang berasal dari arah jalan
Ujung Pandang menuju ruas Jalan
Pattimura dan kemudian masuk ke
kawasan perencanaan.
Arus
Kendaraan 2
Kendaraan yang berasal dari arah jalan
Sultan Hasanuddin menuju ruas jalan
Pattimura, ataupun berasal dari arah
jalan Sultan Hasanuddin masuk kawasan
melalui jalan memotong.
Sumber : Analisis data
Skenario Pemilihan Rute Pengalihan
Berdasarkan identifikasi sumber pergerakan kendaraan yang melalui ruas jalan
Somba Opu serta pertimbangan faktor-faktor pemilihan rute, maka dapat dirumuskan tiga
rute yang memungkinkan untuk mendukung pengalihan arus lalu lintas pada kawasan
perdagangan Somba Opu sebagai berikut,
5
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 6/12
Tabel 3. Perencanaan rute alternatif dan pendukung pengalihan lalu lintas
Sumber
PergerakanRute Pergerakan
Rute
Alternatif
Jalan Pattimura – Jalan Samiun – Jalan
Bau Massepe – Jalan A. Makkasau –
Jalan Ranggong Dg. Romo – Jalan Dg.
Tompo – Jalan Mochtar Luthfi
Rute
Pendukung 1
Jalan Riburane – Jalan Ahmad Yani –
Jalan Jendral Sudirman – Jalan H. Bau
Rute
Pendukung 2
Jalan Riburane – Jalan Kajaolalido –
Jalan Botoloempangan – Jalan Arif Rate
– Jalan Haji Bau
Sumber : Analisis Data
Rute alternatif yang dirumuskan merupakan ruas jalan pada sekitar kawasan
perdagangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan melayani pergerakan kendaraan
rute yang sama dengan pelayanan rute ruas jalan Somba Opu selama ini. Untuk
pengendara dari arah jalan Ujung Pandang yang selama ini menggunakan ruas jalan
Somba Opu dapat dialihkan melalui rute pendukung. Ketiga rute ini dapat memberikan
pelayanan yang sama dengan pelayanan rute ruas jalan Somba Opu selama ini. Profil
geometrik pada masing-masing ruas jalan untuk ruas Jalan Somba Opu rute alternatif dan
rute pendukung ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4. Profil Jalan Somba Opu, rute alternatif dan rute pendukungProfil Jalan
Nama Jalan
Panjang (M) Lebar (M)
JalanDrainase Bahu Rumija
(M2)
Drainase BahuAspal
Ki/Ka Ki/Ka Ki/Ka Ki/Ka
Somba Opu 850.0 850.0 - 6.50 0.30 - 6.2
Samiun 220.0 220.0 220.0 7.90 0.50 1.40 6.0
Bau Massepe 403.4 377.0 377.0 7.30 0.80 1.00 5.5
Andi Makkasau 182.0 181.0 181.0 6.50 0.50 1.00 5.0
Ranggong Dg. Romo 334.0 334.0 334.0 6.60 0.80 1.00 4.8
Daeng Tompo 398.0 398.0 398.0 6.80 1.00 1.80 4.0
Mochtar Lutfi 364.6 - 364.0 7.70 0.80 1.70 5.2
Riburane 231,5 231,5 231,5 27,0 1,0 1,5 19,0
Ahmad Yani 690,3 690,3 690,3 24,5 1,0 1,5 17,0Jend.Sudirman 1.339,2 1.339,2 1.339,2 35,0 1,5 4,0 18,0
Haji Bau 635,0 635,0 - 21,0 5,0 - 10,0
Kajaolalido 400,6 400,6 400,6 19,3 2,0 2,0 10,0
Botolempangan 884,3 884,3 - 15,0 2,0 - 8,0
Arif Rate 321,2 - - 26,8 0,7 - 21,3
Sumber : Observasi lapangan
Analisis karakter Lalu Lintas
Data lalu lintas yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai arus dan
komposisi lalu lintas untuk setiap jalan pada masing-masing rute. Data arus lalu lintas
merupakan data primer yang diadapatkan secara langsung melalui survei lapangan,
Untuk rute alternatif, pengamatan volume lalu lintas dilakukan selama 3 hari, yaitu hariSabtu, Minggu, dan Senin, tanggal 6 - 8 September 2010. Pengambilan waktu pengamatan
6
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 7/12
disesuaikan dengan kesibukan yang terjadi di jalan Somba Opu, yaitu hari Senin dan Sabtu
untuk mewakili hari sibuk dan Minggu untuk mewakili hari libur. Pengamatan dilakukan
pada pukul 07.00 sampai 22.00. Untuk rute pendukung pengamatan volume lalu lintas
dilakukan pada hari sibuk, yakni hari senin dan dilakukan pada jam sibuk di pagi, siang
dan sore hari.Berdasarkan observasi terkait geometrik jalan dan berdasarkan metode MKJI
menggunakan persamaan (2) diperoleh kapasitas pada masing-masing ruas jalan untuk
ruas Jalan Somba Opu rute alternatif dan rute pendukung ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 5. Analisis kapasitas pada setiap ruas jalan
Ruas JalanCo
(Smp/jam)*FCw* FCsp* FCsf* FCcs*
C(Smp/jam)
Jln Somba Opu 1650 0,87 1 0,78 1 1119,7Jln Samiun 2900 0,87 1 0,94 1 2371,6
Jln Bau Massepe 2900 0,71 1 0,82 1 1700,3
Jln Andi Makkasau 2900 0,56 1 0,94 1 1526,6
Jln Ranggong Dg. Romo 2900 0,53 1 0,92 1 1434,3
Jln Daeng Tompo 2900 0,45 1 0,95 1 1234,2Jln Mochtar Lutfi 2900 0,62 1 0,95 1 1713,6
Jln Riburane 6600 1,08 1 1 1 7128
Jln Ahmad Yani 6600 1,08 1 0,9 1 6415,2
Jln Jendral Sudirman 4500 0,91 1 0,98 1 4013,1
Jln Kajaolalido 3300 1,08 1 0,98 1 3492,7
Jln Botolempangan 3300 1,08 1 0,82 1 2922,5
Jln Arif Rate 3300 1,08 1 0,82 1 2922,5
Jln Haji Bau 6000 0,91 1 0,92 1 5023,2
∗ Variabel MKJI 1997
Berdasarkan analisis kapasitas dan pengukuran volume lalu lintas setap ruas jalan
maka dengan menggunakan persamaan (1) dapat diketahui nilai derajat kejenuhan pada
setiap ruas jalan sebagai berikut:
Tabel 5. Analisis derajat kejenuhan setiap ruas jalan
No. Ruas Jalan C (Smp/jam) V max D
1 Somba Opu 1119,7 1313,78 1,17
2 Samiun 2371,6 460,08 0,19
3 Bau Massepe 1700,3 459,03 0,27
4 Andi Makkasau 1526,6 419,12 0,27
5 Ranggong Dg. Romo 1434,3 468,05 0,33
6 Daeng Tompo 1234,2 385,75 0,31
7 Mochtar Lutfi 1713,6 505,35 0,29
8 Riburane 7128 3088,6 0,43
9 Ahmad Yani 6415,2 5006,3 0,7810 Jendral Sudirman 4013,1 2729,48 0,68
11 Kajaolalido 3492,7 2386,55 0,68
12 Botolempangan 2922,5 2102,06 0,72
13 Arif Rate 2922,5 2110,32 0,72
14 Haji Bau 5023,2 2478,25 0,49
Sumber : Analisis data
Berdasarkan analisis diatas ditemukan bahwa Derajat Kejenuhan untuk ruas jalan
Somba Opu sebagai kawasan perencanaan menunjukkan angka 1,17 hal ini
mengindikasikan bahwa arus lalu lintas pada ruas jalan ini telah melampaui angka
kejenuhan. Untuk kondisi derajat kejenuhan pada rute alternatif menunjukkan berada pada
tingkat yang relatif aman. Derajat kejenuhan tertinggi terdapat pada ruas jalan Muchtar Luthfi sebesar 0,33. Hal ini disebabkan tingginya volume lalu lintas melalui ruas jalan ini
7
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 8/12
akibat ruas jalan sebagai salah satu linkage menuju kawasan anjungan serta tingginya
tingkat hambatan samping pada ruas jalan disebabkan hambatan samping parkir pada
kedua sisi badan jalan. Derajat Kejenuhan terendah terdapat pada ruas jalan Samiun
sebesar 0,19. Untuk kondisi derajat kejenuhan pada rute pendukung menunjukkan berada
pada tingkat yang mendekati kejenuhan. Derajat kejenuhan tertinggi terdapat pada ruas jalan Ahmad Yani dan Botolempangan sebesar 0,78 sementara Derajat Kejenuhan
terendah terdapat pada ruas jalan Riburane sebesar 0,43.
Analisis Pengalihan Lalu Lintas Rute Alternatif
Berdasarkan analisis sebelumnya, maka analisis pengalihan lalu lintas dilakukan
dengan mengetahui volume lalu lintas per satuan waktu pada ruas jalan Somba Opu dan
ruas jalan pada rute alternatif kemudian volume lalu lintas pada ruas jalan Somba Opu
diakumulasi dengan volume lalu lintas pada masing-masing ruas jalan. Perbandingan
volume lalu lintas kumulatif dengan kapasitas dasarakan memperlihatkan tingkat
kemacetan akibat pengalihan lalu lintas ditunjukkan pada gambar berikut:
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengalihan seluruh volume lalu
lintas akan menimbulkan peningkatan signifikan terhadap derajat kejenuhan pada setiap
8
Gambar 1 Grafik V-C-Ds Jalan samiun pasca pengalihan LL Gambar 2 Grafik V-C-Ds Jalan Bau Massepe pasca pengalihan LL
Gambar 3 Grafik V-C-Ds Jln A.Makkasau pasca pengalihan LL Gambar 4 Grafik V-C-Ds Jln Dg.Romo pasca pengalihan LL
Gambar 5 Grafik V-C-Ds Jln Dg.Tompo pasca pengalihan LL Gambar 6 Grafik V-C-Ds Jln Muchtar Luthfi pasca pengalihan LL
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 9/12
ruas jalan. Hal ini mengindikasikan pengalihan lalu lintas menimbulkan titik kemacetan
baru pada ruas jalan alternatif.
Analisis Pengalihan Lalu Lintas Rute Pendukung
Berdasarkan analisis sumber distribusi kendaraan yang melalui ruas jalan Somba opu
maka pengalihan volume lalu lintas yang berasal dari ruas jalan Ujung Pandang akan
melalui rute pendukung. Pengalihan sebagian volume lalu lintas pada rute ini akan
mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas pada rute alternatif. Analisis pengalihan pada rute
pendukung dimaksudkan untuk mengetahui skenario besaran distribusi pengalihan lalu
lintas dari ruas jalan Somba Opu menuju rute pendukung dari skala pengalihan 10%-
100%. Skenario pengalihan lalu lintas ditunjukkan gambar berikut:
9
Gambar 7 Grafik V-C-Ds Jln Riburane pasca pengalihan LL Gambar 8 Grafik V-C-Ds Jln A.Yani pasca pengalihan LL
Gambar 9 Grafik V-C-Ds Jln Sudirman pasca pengalihan LL Gambar 10 Grafik V-C-Ds Jln H.Bau pasca pengalihan LL
Gambar 11 Grafik V-C-Ds Jln Kajaolalido pasca pengalihan LL Gambar 12 Grafik V-C-Ds Jln Botolempangan pengalihan LL
Gambar 13 Grafik V-C-Ds Jln Arif Rate pengalihan LL
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 10/12
Berdasarkan analisis skenario pengalihan arus lalu lintas dari ruas jalan Somba Opu
menuju rute pendukung, maka skenario pengalihan lalu lintas yang dimungkinkan adalah
pengalihan lalu lintas sebesar 30%.
Konsep Alternatif Pengalihan Lalu Lintas
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa besaran volume lalu lintas yangmelalui kawasan perencanaan bersumber dari pergerakan lalu lintas arah ruas jalan Pasar
Ikan, Ujung Pandang dan jalan Sultan Hasanuddin. Tujuan pergerakan kendaraan yang
melintas pada ruas jalan Somba Opu bervariasi, ada yang merupakan kendaraan pemilik
toko dan masyarakat setempat, kendaraan pengunjung kawasan serta kendaraan
masyarakat yang sekedar melintas untuk menuju Kawasan Anjungan Pantai Losari atau
kawasan lainnya.
Analisis volume lalu lintas menunjukkan bahwa terdapat variasi periode puncak arus
lalu lintas pada ruas jalan Somba Opu dan ruas jalan alternatif disekitar kawasan. Dengan
mengetahui karakteristik jam puncak pada masing-masing ruas jalan maka dapat dilakukan
penanganan khusus melalui tambahan extra tenaga pengatur lalu lintas untuk mengantisipasi kemacetan pada periode-periode puncak tersebut.
Hasil analisis hambatan samping menunjukkan bahwa tingkat hambatan samping
pada kawasan perencanaan tergolong cukup tinggi. Hambatan samping banyak disebabkan
oleh manuver kendaraan masuk-keluar lokasi parkir, tundaan pada ruas jalan memotong
akibat konflik lalu lintas di persimpangan serta gangguan pejalan kaki serta kendaraan
tidak bermotor yang turut menggunakan badan jalan.
Tingkat hambatan samping pada beberapa ruas jalan rute alternatif juga
menunjukkan gangguan lalu lintas yang tinggi. Bangkitan lalu lintas berupa kawasan
permukiman penduduk, serta tarikan lalu lintas berupa sekolah, gereja, salon, hotel dan
perkantoran menyebabkan banyaknya kendaraan yang parkir pada badan jalan. Ditambah
hambatan samping akibat kendaraan tidak bermotor mengingat ruas jalan ini merupakan jalan lokal tempat beroperasinya kendaraan becak. Tundaan di setiap jalan memotong juga
merupakan penyebab tingginya gangguan lalu lintas pada rute alternatif.
Berdasarkan analisis derajat kejenuhan diketahui bahwa derajat kejenuhan pada ruas
jalan Somba Opu sebesar 1,17. Hal ini menandakan kawasan ini rawan kemacetan, terlebih
waktu pengamatan merupakan kondisi arus lalu lintas normal tanpa adanya sebuah
pelaksanaan event di Kawasan Anjungan Pantai Losari. Pelaksanaan event di kawasan
anjungan akan menyebabkan lonjakan arus lalu lintas yang sangat besar sehingga
kemacetan pada ruas jalan ini akan sulit dihindarkan.
Derajat kejenuhan pada ruas jalan alternatif menunjukkan arus lalu lintas yang cukup
lancar, namun kondisi ruang jalan yang ada belum mampu menampung pengalihan
keseluruhan arus lalu lintas. Berdasarkan hasil analisis diatas maka pengalihan keseluruhanarus lalu lintas pada rute alternatif akan mengakibatkan kemacetan pada ruas jalan
10
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 11/12
alternatif pada waktu 16.00-17.00. Untuk meminimalisir kemacetan maka akses kendaraan
pada jalan memotong dapat diperkenankan sehingga terjadi distribusi beban lalu lintas di
setiap jalan memotong. Dengan distribusi pengaliran lalu lintas pada ruas jalan memotong
maka beban lalu lintas poada setiap ruas jalan alternatif dapat berkurang dan kemacetan
dapat terhindarkan.Berdasarkan arah pergerakan kendaraan yang melalui kawasan perencanaan, maka
sebagian arus lalu lintas yang berasal dari ruas jalan Ujung Pandang dapat dialihkan
melalui rute pendukung sehingga terjadi distribusi pengalihan arus lalu lintas pada rute
alternatif dan rute pendukung. Dengan distribusi pengalihan pada rute alternatif dan rute
pendukung maka kemacetan pada kedua rute akibat pengalihan beban lalu lintas dapat
diminimalisir.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis arus lalu lintas derajat kejenuhan pada ruas jalan Somba Opu
telah melampaui derajat kejenuhan, maka ruas Jalan Somba Opu dapat diusulkan menjadi
kawasan Pedestrian Street . Untuk mendukung kawasan Pedestrian Street dibutuhkan
pengalihan lalu lintas pada rute alternatif dan rute pendukung. Untuk menghindari
kemacetan, maka pengalihan lalu lintas pada rute alternatif tetap mengijinkan akses pada
jalan memotong dan pada rute pendukung pengalihan yang diijinkan sebesar 30% dari
volume lalu lintas ruas jalan Somba Opu.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen PU, 1997, Manual Kapasitas Jalan indonesia (MKJI) ,Dirjen Bina Marga,Jakarta.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1999. Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan Dan Pengoperasian Lalu Lintas Di Wilayah Perkotaan, Ditjenda,
Jakarta
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1999. Pedoman Pengumpulan data Lalu Lintas
Jalan. Ditjenda, JakartaKhisty,CJ. 2003. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2. Erlangga. 2003
11
Gambar 14 Konsep dan detail Kawasan
5/8/2018 Artikel Ilmiah Pedestrian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-ilmiah-pedestrian 12/12
Munawar, A. 2006. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Beta Offset, Jogyakarta.
Pemerintah Kota Makassar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2005. Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2006-2016, CV Nalarencana,
Makassar.
Priyanto,T(2004) Lingkungan Perkotaan Yang Ramah Bagi Pejalan Kaki, MakalahPengantar Pascasarjana S3,Institut Pertanian Bogor. http://rudyct.com/PPS702-
ipb/08234/totok_priyanto.pdf (Tidak dipublikasikan)
Tamin,O.2000. Perencanaan & Permodelan Transportasi. Penerbit ITB. Bandung
12