universitas indonesia analisis alokasi joint …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-s-pdf-deden...

132
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN NIKEL DALAM MENGHITUNG KEMBALI PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN (STUDI KASUS PT. ANTAM (PERSERO) TBK) SKRIPSI DEDEN SAFRUDIN 0806377223 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI FISKAL PROGRAM SARJANA EKSTENSI Depok Juni 2012 Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Upload: nguyendiep

Post on 24-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN PENAMBANGAN DAN

PENGOLAHAN NIKEL DALAM MENGHITUNG KEMBALI

PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN

(STUDI KASUS PT. ANTAM (PERSERO) TBK)

SKRIPSI

DEDEN SAFRUDIN

0806377223

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI FISKAL

PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Depok

Juni 2012

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

  

i  

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN PENAMBANGAN DAN

PENGOLAHAN NIKEL DALAM MENGHITUNG KEMBALI

PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN

(STUDI KASUS PT. ANTAM (PERSERO) TBK)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

DEDEN SAFRUDIN

0806377223

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI FISKAL

PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Depok

Juni 2012

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

HALAMAN PERNY ATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Deden Safrudin

NPM : 0806377223

Tanda Tangan

Tanggal 25 Juni 2012

11

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

HALAMA PE GE AHA

Skripsi ini diajukan oleh:amaPM

Program StudiJudul Skripsi

: Deden Safrudin: 0806377223: Ilmu dmini tra i Fi kal: Analisis Alokasi Joint Cost Kegiatan Penambangan

Dan Pengolahan ikel Dalam MenghitungKembali Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan(Studi Kasus PT A TAM (Pcrsero) Tbk.)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan ditcrimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana IImu Administrasi pad a Program Studi IImu Administrasi Fiskal,Fakultas IImu Sosial dan IImu Politik, Universitas Indonesia

DEWAN PE GUJI

Ketua Sidang : Dr. ing Rahayu. M.Si )

Sekretaris idang: Milia Sepliana ctyowati, S. as, M.Ak

Penguji Ahli : Ruston Tambunan Ak., M.Si., M.lnt.Tax

Pembimbing : DR. Tafsir urchamid, M.Si )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 25 Juni 2012

111

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana khususnya Program Studi Administrasi Fiskal pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik. Penulis menyadari bahwa dalam upaya menyelesaikan skripsi

ini, banyak pihak yang ikut membantu. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Asrori, M.A., FLMI selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi Departemen

Ilmu Administrasi;

2. Dra. Afiati Indri Wardhani, M.Si. selaku Sekretaris Program Sarjana Ekstensi

Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI;

3. Dr. Ning Rahayu, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal

Departemen Ilmu Administrasi dan sekaligus juga selaku Ketua Sidang atas

masukan dan pendapat yang bermanfaat bagi skripsi ini;

4. DR. Tafsir Nurchamid, M.Si selaku pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat berdiskusi dan telah bermurah hati

memberikan bimbingan yang menyeluruh kepada penulis;

5. Ruston Tambunan Ak., M.Si., M.Int.Tax. selaku Penguji Ahli atas masukan

dan pendapat yang bermanfaat bagi skripsi ini;

6. Milla Sepliana Setyowati, S.Sos, M.Ak, selaku sekretaris sidang atas masukan

dan pendapat yang bermanfaat bagi skripsi ini;

7. Tunas Hariyulianto, SE. MSi selaku pihak akademisi yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan pendapat terkait pembahasan skripsi ini;

8. Arif Santosa dari Kantor Pelayanan Pajak PMA 3 dan Bapak Rochmat

Chosnudin dari Kantor Pelayanan Pajak BUMN selaku praktisi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan pendapat terkait pembahasan

skripsi ini;

9. Bapak Tuhiyat, Bapak Darnoto, Bapak Slamet Ngadiyono, Ibu Gita Avrilandy

dan seluruh pihak Satuan Kerja Tax & Insurance PT ANTAM (Persero) yang

telah memberikan informasi, data dan pendapatnya terkait dengan pembahasan

skripsi ini;

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

v

10. Orang Tua ku tercinta Alm. Sarkosih Sahudi dan Almh. Dedeh Darsih yang

telah mencurahkan kasih sayangnya serta memberikan motivasi terbesar

dalam hidup;

11. Teman tercinta yang memberikan support terbesar, Putri Fajar, yang selama

ini telah memberikan doa, semangat, dukungan dan perhatian yang tiada henti

bagi penulis.

12. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Tety H. Purba, Fajar dan Dani Kiting

yang telah memberikan semangat bagi penulis.

13. Teman-teman seperjuangan: Hendra Damanik, Taslim, Tinton, Ferry, Erwin,

Edo, Aryo, Dani Dono, Ato, Tika, Ayu, Ocha, Lois, Zaki, Adit, Pupu Aruni,

Firly yang selama ini memberi semangat, semua teman-teman ekstensi fiskal

2008 dan , Indra Gunawan, Eko Prihayanto, Bayu Wibianto, Itok Suminto

sahabat yang telah memberikan semangat untuk terus menyelesaikan Skripsi..

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan. Terima Kasih.

Depok, 25 Juni 2012

Penulis

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

HALAMA PERNY ATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASITUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Deden SafrudinNPM : 0806377223Program Studi : Ilmu Admnisitrasi FiskalDepartemen : Ilmu AdministrasiFakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikJenis karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN PE AMBANGA DAPENGOLAHA IKEL DALAM ME GHITUNG KEMBALI PAJAKMASUKA YANG DAPAT DIKREDITKAN (STUDI KASUS PT. ANTAM(PERSERO) TBK.)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas RoyaltiNonEksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedialformat-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, danmempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamturnkan nama sayasebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat diPada tanggal

: Depok: 25 Juni 2012

Yang menyatakan,

( Deden Safrudin )

VI

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

vii

ABSTRAK

Nama : Deden Safrudin

Program Studi : Ilmu Admnisitrasi Fiskal

Judul Skripsi : Analisis Alokasi Joint Cost Kegiatan Penambangan Dan Pengolahan Nikel Dalam Menghitung Kembali Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan (Studi Kasus PT ANTAM (Persero) Tbk.)

Penelitian ini membahas mengenai mekanisme perhitungan Pajak Masukan atas perolehan barang dan jasa yang terkait penambangan dan pengolahan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan, studi lapangan, dan wawancara mendalam dengan pihak terkait. Hasil dari penelitian ini adalah: feronikel merupakan bijih nikel yang diproses lebih lanjut. Penjualan atas bijih nikel yang telah diolah menjadi feronikel merupakan objek yang terutang PPN sedangkan untuk bijih nikel yang langsung di jual ke luar negeri merupakan objek yang dikecualikan dari pengenaan PPN. Biaya penambangan dan pengangkutan atas bijih nikel yang dijual tersebut adakalanya menyatu dengan bijih nikel yang akan diolah di dalam pabrik pengolahan sehingga menimbulkan kesulitan dalam menghitung berapa besaran Pajak Masukan dapat dikreditkan. Kendala yang timbul adalah kendala internal, yaitu: staf yang khusus menangani pajak hanya terdapat di kantor pusat, sedangkan transaksi yang berkaitan langsung dengan pertambangan lebih banyak dilakukan di Unit Bisnis pertambangan, dan kesulitan dalam pengadministrasian PPN atas joint cost untuk menghasilkan bijih nikel dan feronikel. Upaya yang dilakukan oleh PT ANTAM (Persero) Tbk dalam mengatasi kendala dalam rangka memaksimalkan pengkreditan Pajak Masukan adalah dengan mengupayakan penambahan personil di Satuan Kerja Pajak dan memberikan sosialisasi perpajakan khususnya PPN atas Jasa Penambangan dan Pengangkutan, ke Unit Bisnis Pertambangan sehingga pada saat pengadministrasian dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan antara Pajak Masukannya dapat dikreditkan dan yang tidak. Kata Kunci : PPN, Pertambangan Nikel dan Pengolahan Feronikel

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

viii

ABSTRACT

Name : Deden Safrudin

Study Program : Fiscal Administration

Title : Analysis of Joint Cost Allocations Nickel Mining and Processing Activities On Calculating the Input Tax Return Can Be Credited (Case PT Antam (Persero) Tbk.)

This study discusses the calculation mechanism of Input Tax on the acquisition of goods and services related to mining and processing, and constraints that companies face in implementing the VAT liability of Nickel mining activities for companies that conduct mining and processing. This study used a qualitative approach to data collection techniques through library research, field studies, and in-depth interviews with relevant parties. The results of this study are: ferronickel, nickel ore that is processed further. Sales of nickel ore that has been processed into nickel is the object while the VAT payable for the direct nickel ore sold to a foreign object is excluded from the imposition of VAT. The cost of mining and transporting the ore is sometimes sold together with nickel ore to be processed at the processing plant, giving rise to difficulties in calculating how much the amount of input tax may be credited. Constraints is arising from the internal, that is: a special staff to handle the tax only in the head office, while transactions that are directly related to mining is mostly done in the mining business unit, and difficulties in the administration of VAT on joint cost to produce nickel ore and ferronickel. Efforts made by PT Antam (Persero) Tbk to overcome obstacles in order to maximize input tax crediting is to seek the addition of personnel in the Tax Task Force and provide socialization in particular VAT taxation on Mining Services and Transportation, to the Mining Business Unit so that when the administration can be identified and classified between Input Tax can be credited and which not. Keyword: VAT, Nickel Mining and Ferronickel Processing

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan ................................................ 1 1.2 Permasalahan Pokok .............................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 6 1.4 Signifikasi Penelitian ............................................................. 7 1.5 Sistematika Penulisan ............................................................ 7

BAB II TINJAUAN DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................... 10 2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 14

2.2.1 Konsep Pertambangan ................................................... 14 2.2.1.1 Karakteristik Pertambanga ............................... 15 2.2.1.2 Pengusahaan Pertambangan ............................. 17 2.2.1.3 Kebijakan Pajak di Sektor Pertambangan ........ 19 2.2.1.4 Instrumen Fiskal Untuk Sumber Daya Mineral,

Minyak dan Gas ................................................ 20 2.2.2 Konsep Pajak Pertambahan Nilai .................................. 21

2.2.2.1 Legal Character Pajak Pertambahan Nilai ....... 27 2.2.2.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai ........................ 30 2.2.2.3 Metode Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai . 31 2.2.2.4 Fasilitas Pajak ................................................... 31

2.2.3 Konsep Pengalokasian Produk Bersama (Joint Cost) ... 34 2.2.4 Konsep Implementasi .................................................... 37

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian. .................................................................. 41 3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................ 41

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

x

3.3 Jenis Penelitian ....................................................................... 42 3.3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan ............................ 42 3.3.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat .......................... 43 3.3.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu ............... 43 3.3.4 Jenis Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan

Data ............................................................................... 43 3.4 Teknik Analisa Data ............................................................... 45 3.5 Narasumber/Informan ............................................................ 46 3.6 Site Penelitian ......................................................................... 47 3.7 Batasan Penelitian .................................................................. 48

BAB IV GAMBARAN UMUM PT ANTAM (Persero) Tbk

4.1 Sejarah Singkat PT. ANTAM (Persero) Tbk ......................... 49 4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan. ........................................ 51 4.3 Strategi Perusahaan ................................................................ 52 4.4 Struktur Organisasi ................................................................. 55

BAB V ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN

PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN NIKEL DALAM MENGHITUNG KEMBALI PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN 5.1 Alokasi Joint Cost Kegiatan Penambangan dan Pengolahan

Nikel dalam Menghitung Kembali Pajak Masukan yang dapat Dikreditkan ................................................................... 58 5.1.1 Proses Penambangan ..................................................... 60 5.1.2 Proses Pengolahan ......................................................... 67

5.2 Mekanisme Perhitungan Pajak Masukan Terhadap Barang Hasil Pertambangan dan Hasil Pengolahan ............................ 77

5.3 Kendala Yang Dihadapi Perusahaan Dalam Melaksanakan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai ...................................... 84 5.3.1 Sumber Daya Manusia .................................................. 84 5.3.2 Kendala Dalam Pengadministrasian PPN

Penambangan dan Pengolahan atas Joint Cost Pertambangan ................................................................ 86 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan. ............................................................................... 88 6.2 Saran ....................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

xi

DAFTAR TABEL

Hal.Tabel 1.1 Pendapatan Negara dan Hibah, 2006 - 2012................................ 3 Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Penelitian.................................................. 12 Tabel 5.1 Laporan Produksi dan Penjualan.................................................. 81

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal.Gambar 4.1 Struktur Organisasi...................................................................... 55 Gambar 5.1 Proses Pemuatan Bijih Nikel....................................................... 61 Gambar 5.2 Proses Penambangan Nikel PT Antam........................................ 62 Gambar 5.3 Pabrik Pengolahan Ferronickel PT Antam.................................. 68 Gambar 5.4

Diagram Proses Pengolahan Bijih Nikel..................................... 70

Gambar 5.5

Ingot............................................................................................. 72

Gambar 5.6

Shot.............................................................................................. 72

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Transkrip Wawancara Lampiran 2 Persetujuan Pemusatan Tempat Terhutang Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Lampiran 3 Pemusatan Tempat Terhutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Lampiran 4 Surat Izin Melakukan Riset Lampiran 5 SPT PPN Masa Desember 2010 Lampiran 6 SPT PPN Masa Maret 2011

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Industri pertambangan mineral saat ini banyak menjadi perhatian bagi

pemerintah, terlebih lagi dengan adanya peningkatan harga jual. Konsumsi

bahan tambang mineral dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga

lahan yang terganggu akibat kegiatan pertambangan menjadi bertambah.

Dalam dunia pertambangan, Indonesia memang dikenal sebagai

negara yang kaya dengan kandungan mineral yang siap diangkat kapan saja.

Meskipun Indonesia menempati posisi produsen terbesar kedua untuk

komoditas timah, posisi terbesar keempat untuk komoditas tembaga, posisi

kelima untuk komoditas nikel, posisi terbesar ketujuh untuk komoditas emas,

dan posisi kedelapan untuk komoditas batubara, tetap saja terbelit beban

utang yang tidak sedikit dan rasio orang miskinnya pun mencapai 17 juta

jiwa. Kekayaan tambang Indonesia yang sudah dikeruk puluhan tahun

ternyata hanya menghasilkan 11 persen dari pendapatan ekspor dan

menyumbang 2,5 dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) (Peta Sektor

Pertambangan : jurnal-ekonomi.org, Desember 2006).

Terbitnya Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara merupakan upaya pemerintah dalam mengawasi dan

menjaga kekayaan sumber daya alam dari praktik pertambangan yang tidak

bertanggungjawab sehingga diharapkan tidak terjadi kerusakan alam yang

menyebabkan terganggunya ekosistem dan juga mencegah keuntungan besar

yang seharusnya bisa diperoleh negara mengalir begitu saja, yang pada

akhirnya negara lain yang menikmati keuntungan besar dari mengolah bahan

tambang tersebut menjadi produk jadi.

Sebelum terbitnya undang-undang tersebut, pengusaha pertambangan

diperbolehkan menjual hasil pertambangannya langsung kepada pembeli di

luar negeri tanpa melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu sehingga

kurang memberikan nilai tambah kepada hasil tambang tersebut. Hal itu

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

menyebabkan sangat kecilnya penerimaan pemerintah dari sektor

pertambangan.

Setelah terbit undang-undang tentang pertambangan mineral dan

batubara, mewajibkan pengusaha pertambangan melakukan pengolahan hasil

tambangnya di dalam negeri dan melarang penjualan langsung ke luar negeri

dalam bentuk hasil tambang langsung. Pemerintah mengharapkan dengan

diolah terlebih dahulu di dalam negeri maka menghasilkan nilai tambah yang

cukup tinggi dan sekaligus bisa mendorong peningkatan ekonomi dalam

negeri dengan terciptanya lapangan kerja yang luas melalui pembangunan

pabrik pengolahan disekitar lokasi pertambangan.

Sejak tahun 2004, produksi dan ekspor logam mengalami

peningkatan. Produsen logam dan investor banyak menarik keuntungan

dengan menghasilkan hampir dua kali dari tahun 2004. Dengan membaiknya

pasokan bahan baku logam dan pertumbuhan ekonomi dunia, khususnya

negara berkembang di Asia sebagai pasar utama produk-produk logam,

terutama di sektor konstruksi, elektronik, makanan, dan sebagainya, prospek

permintaan logam dunia akan terus membaik walaupun kenaikannya akan

lambat. Akan tetapi jika dilihat dari sisi penerimaan negara, sektor

pertambangan Indonesia ternyata belum memberikan kontribusi yang besar

dari total pendapatan. Pada 2008, saat komoditas pertambangan sedang

tinggi, sektor pertambangan mineral - batubara dari pajak dan non-pajak

hanya memberikan sumbangan sebesar Rp 42,12 triliun atas sekitar 4,4% saja

dari total penerimaan (Siaran Pers : www.esdm.go.id, 30 Desember 2008) .

Jika dilihat dari perkembangan ekonomi sampai dengan tahun 2012,

berdasarkan Data Pokok APBN 2006 – 2012 Kementerian Keuangan

Republik Indonesia, cenderung mengalami peningkatan yang cukup

signifikan baik dari sisi Penerimaan Pajak maupun dari sisi Penerimaan

Negara Bukan Pajak. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui tabel berikut

ini:

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

Tabel 1.1 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH, 2006 - 2012

(milliar rupiah)

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

LKPP LKPP LKPP LKPP LKPP APBN-P RAPBN

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI

636.153,1

706.108,4

979.305,4

847.096,6

992.248,5

1.165.252,5

1.292.052,6

1. Penerimaan Perpajakan

409.203,0

490.988,6

658.700,8

619.922,3

723.306,7

878.685,2

1.019.332,4

a. Pajak Dalam Negeri

395.971,5

470.051,8

622.358,7

601.251,8

694.392,1

831.745,3

976.898,8

i. Pajak Penghasilan

208.833,1

238.430,9

327.497,7

317.615,0

357.045,5

431.977,0

512.834,5

1. PPh. Migas

43.187,9

44.000,5

77.018,9

50.043,7

58.872,7

65.230,7

58.665,8

2. PPh Nonmigas

165.645,2

194.430,4

250.478,8

267.571,3

298.172,8

366.746,3

454.168,7

ii. Pajak Pertambahan Nilai

123.035,9

154.526,8

209.647,4

193.067,5

230.604,9

298.441,4

350.342,2

iii. Pajak Bumi dan Bangunan

20.858,5

23.723,5

25.354,3

24.270,2

28.580,6

29.057,8

35.646,9

iv. BPHTB

3.184,5

5.953,4

5.573,1

6.464,5

8.026,4

-

-

v. Cukai

37.772,1

44.679,5

51.251,8

56.718,5

66.165,9

68.075,3

72.443,1

vi. Pajak Lainnya

2.287,4

2.737,7

3.034,4

3.116,0

3.968,8

4.193,8

5.632,0

b. Pajak Perdagangan Internasional

13.231,5

20.936,8

36.342,1

18.670,5

28.914,5

46.939,9

42.433,6

i. Bea Masuk

12.140,4

16.699,4

22.763,8

18.105,5

20.016,8

21.500,8

23.534,6

ii. Bea Keluar

1.091,1

4.237,4

13.578,3

565,0

8.897,7

25.439,1

18.899,0

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

226.950,1

215.119,8

320.604,6

227.174,3

268.941,9

286.567,2

272.720,2

a. Penerimaan SDA

167.473,8

132.892,7

224.462,9

138.959,2

168.825,4

191.976,0

172.870,8

i. Migas

158.086,1

124.783,7

211.616,9

125.752,0

152.733,2

173.167,3

156.010,0

1. Minyak Bumi

125.145,4

93.604,5

169.022,2

90.056,0

111.814,9

123.051,0

112.449,0

2. Gas Alam

32.940,7

31.179,2

42.594,7

35.696,0

40.918,3

50.116,2

43.561,0

ii. Non Migas

9.387,7

8.109,0

12.846,0

13.207,2

16.092,3

18.808,7

16.860,8

1. Pertambangan Umum

6.781,4

5.877,9

9.511,3

10.369,4

12.646,8

15.394,5

13.773,2

2. Kehutanan

2.409,5

2.114,8

2.315,5

2.345,4

3.009,7

2.908,1

2.754,5

3. Perikanan

196,9

116,3

77,8

92,0

92,0

150,0

100,0

4. Pertambangan Panas Bumi

-

-

941,4

400,4

343,8

356,1

233,1

b. Bagian Laba BUMN

21.450,6

23.222,5

29.088,4

26.049,5

30.096,9

28.835,8

27.590,0

c. PNBP Lainnya

38.025,7

56.873,4

63.319,0

53.796,1

59.428,6

50.339,4

54.398,3

d. Pendapatan BLU

-

2.131,2

3.734,3

8.369,5

10.590,8

15.416,0

17.861,1

II. Hibah

1.834,1

1.697,8

2.304,0

1.666,6

3.023,0

4.662,1

825,1

Pendapatan Negara dan Hibah

637.987,2

707.806,2

981.609,4

848.763,2

995.271,5

1.169.914,6

1.292.877,7 Sumber : Data Pokok APBN 2006-2012

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, sektor pajak memberikan kontribusi

sebesar Rp 723.306,7 milliar atau sekitar 73 persen dari penerimaan dalam

negeri pada tahun 2010, sedangkan dari Pajak Pertambahan Nilai, pada tahun

yang sama memberikan kontribusi sebesar Rp 230.604,9 milliar atau sekitar

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

32 persen dari total penerimaan pajak (tabel 1.1). Peningkatan penerimaan

PPN dari tahun ke tahun sejak 2006 sampai dengan tahun 2010 rata-rata

mengalami peningkatan sebesar 1,025 persen.

Dengan pemberlakuan undang-undang tentang pertambangan mineral

dan batubara yang mewajibkan mulai tahun 2014 berlaku efektif larangan

penjualan barang hasil tambang langsung ke luar negeri dapat meningkatkan

penerimaan negara secara signifikan baik dari sektor Penerimaan Pajak

maupun sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Bagi perusahaan pertambangan, dengan terbitnya Undang-Undang

No.4 Tahun 2009 ternyata memiliki dampak terhadap perpajakan karena

terjadi perubahan bisnis inti perusahaan dari hanya melakukan penambangan

menjadi pengusaha yang sekaligus melakukan pengolahan hasil tambang.

Untuk perusahaan yang memiliki kapasitas pengolahan yang sedang, maka

akan menjual hasil produksi tambangnya kepada perusahaan yang memiliki

pengolahan dengan skala besar.

Dari sektor pertambangan, tidak semua penyerahan ataupun perolehan

barang tambang terhutang PPN. Objek yang dikecualikan dari pengenaan

PPN terdapat dalam pasal 4A UU PPN. Mengenai barang tambang yang

diambil langsung dari alam itu sendiri, diatur dalam Pasal 4A ayat (2) huruf a

UU PPN. Definisi dalam Undang-Undang PPN menyebutkan jenis barang

yang tidak dikenakan PPN salah satunya adalah barang hasil pertambangan

atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya. Ketentuan

“diambil langsung dari sumbernya” ketika diimplementasikan di lapangan

untuk menentukan batasan terutang dan tidak terutang PPN menimbulkan

dispute.

PT. Antam (Persero) Tbk, merupakan Badan Usaha Milik Negara

yang bergerak dalam bidang pertambangan nikel, melakukan kegiatan

penambangan dengan menjual langsung hasil produknya ke luar negeri

(ekspor) dan juga sebagian produknya diolah terlebih dahulu di pabrik

pengolahan untuk dijadikan ferronikel.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

Jika dihubungakan antara UU PPN tersebut dengan kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan, maka terdapat dua macam perlakuan terhadap

Pajak Pertambahan Nilai sebagai Pajak Masukan yang harus dilaporkan di

dalam SPT PPN. Kesalahan dalam memperlakukan Pajak Masukan dapat

mengakibatkan kurang bayar jika dilakukan pemeriksanaan pajak oleh fiskus

sehingga perusahaan menghadapi sanksi denda atas kekurangan pembayaran

tersebut. Terlebih lagi bahwa seluruh hasil penjualan di ekspor ke luar negeri

sehingga perusahaan selalu dalam kondisi kelebihan pembayaran PPN

sehingga harus di restitusi dan harus melalui proses pemeriksaan terlebih

dahulu.

1.2. Permasalahan Pokok

Saat ini industri pertambangan di Indonesia merupakan industri yang

menarik karena pertumbuhannya sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir,

seperti terlihat dari perkembangan perusahaan pertambangan batu bara,

emas, ferronikel. Indonesia merupakan penghasil tembaga terbesar ke empat

di dunia, dan juga penghasil timah serta nikel terbesar kedua di dunia.

Berdasarkan angka yang di sajikan dalam Berita Resmi Statistik

No.12/02/Th.XIII tanggal 10 Februari 2010 disampaikan bahwa laju

pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian mencapai 4,4

persen. Mulai tahun 2010, nilai industri pertambangan mencapai lebih dari

73 miliar dollar AS, yang menyumbang sekitar 11 persen terhadap produk

domestik bruto Indonesia (www.waspada.co.id, 15 June 2011 08:19) .

Pertambangan Nikel oleh PT. Antam (Persero) Tbk mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun oleh karena permintaan pasokan dari luar

negeri baik dalam bentuk nikel ore maupun dalam bentuk ferronikel. Dengan

meningkatnya jumlah produksi berarti pula meningkatnya konsumsi bahan

baku dan biaya operasional dalam menghasilkan produknya.

Untuk memperoleh bahan baku dan juga biaya-biaya operasional

yang dikeluarkan tersebut tentunya terdapat Pajak Pertambahan Nilai yang

harus dibayar dan kemudian akan dijadikan sebagai Pajak Masukan. Oleh

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

karena produk yang dihasilkan tidak seluruhnya dalam bentuk barang hasil

tambang yang diambil langsung dari sumbernya akan tetapi barang hasil

tambang tersebut sebagian diolah di pabrik pengolahan sehingga memiliki

nilai tambah, maka perlakuan Pajak Masukan tersebut menimbulkan dispute

dalam menentukan batasan dapat dikreditkan atau tidak karena atas hasil

penjualan produk ferronikel yang seluruhnya di ekspor terutang PPN 0 (nol)

persen, sehingga akan terjadi kelebihan pembayaran PPN dalam pelaporan

SPT.

Berdasarkan hal di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian

atas permasalahan pokok yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perlakuan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap

kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang melakukan

penambangan dan pengolahan di PT. ANTAM (persero) Tbk.?

2. Bagaimana mekanisme perhitungan Pajak Masukan atas perolehan

barang dan jasa yang terkait penambangan dan pengolahan di PT.

ANTAM (persero) Tbk.?

3. Apa kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam melaksanakan

kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan

Nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan di

PT. ANTAM (persero) Tbk.?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka

penulis merumuskan tujuan penelitian, yaitu:

1. Untuk menganalisis sejauh mana perlakuan Pajak Pertambahan

Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang

melakukan penambangan dan pengolahan.

2. Untuk menganalisis mekanisme perhitungan Pajak Masukan atas

perolehan barang dan jasa yang terkait penambangan dan

pengolahan.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

3. Untuk menganalisis kendala yang dihadapi perusahaan dalam

melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap

kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang melakukan

penambangan dan pengolahan.

1.4. Signifikansi Penelitian

1.4.1 Signifikansi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

dapat menguasai analisis melengkapi tentang implementasi

kewajiban Pajakan Pertambahan Nilai terhadap kegiatan

pertambangan nikel bagi perusahana yang melakukan penambangan

dan pengolahan. Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi

tambahan kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang

sejenis.

1.4.2 Signifikansi Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan usaha pertambangan

mineral mengenai apa saja kewajiban perpajakan yang timbul sebagai

konsekuensi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan di sektor

pertambangan mineral dan diharapkan dapat memberi masukkan

kepada perusahaan mengenai permasalahan yang diteliti.

1.5. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari 6 bab yang masing-masing terbagi menjadi beberapa sub-bab, agar

dapat mencapai suatu pembahasan atas permasalahan pokok yang lebih

mendalam, dan garis besar penulisan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini merupakan pendahuluan dari penulisan skripsi. Di

dalam pendahuluan dijelaskan tentang latar belakang

permasalahan, permasalahan pokok, tujuan penelitian, metode

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan berbagai landasan teori-teori yang

akan digunakan sebagai acuan dalam menganalisis penelitian ini,

yang antara lain mengenai teori dan konsep yang berkaitan dengan

Pajak Pertambahan Nilai pada perusahaan pertambangan Nikel.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan metode penelitian yang dipilih oleh

penulis, yang terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian

berdasarkan tujuan, manfaat, dimensi waktu penelitian serta

teknik pengumpulan data, analisis data yang digunakan,

narasumber, proses penelitian, penelitian lapangan, serta batasan

penelitian.

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. ANTAM (Persero) Tbk.

Dalam bab ini berisi mengenai gambaran umum dari objek

penelitian. dibahas dalam bab ini akan dibahas visi, misi, kegiatan

dan struktur organisasi di PT. Antam (Persero) Tbk.

BAB V ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN

PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN NIKEL DALAM

MENGHITUNG KEMBALI PAJAK MASUKAN YANG

DAPAT DIKREDITKAN

Pada bab ini akan membahas mengenai perlakuan Pajak

Pertambahan Nilai pada perusahaan pertambangan Nikel yang

melakukan penambangan dan juga melakukan pengolahan,

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

 

    Universitas Indonesia

mekanisme perhitungan Pajak Masukan atas perolehan barang dan

jasa yang terkait penambangan dan pengolahan serta kendala yang

dihadapi perusahaan dalam melaksanakan kewajiban Pajak

Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi

perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan.

Dengan demikian akan diperoleh suatu hasil analisa yang akan

dipergunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan dan saran.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini merupakan penutup laporan penelitian. Dalam hal

ini, peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan dari analisa yang

telah dilakukan dan juga mengemukakan saran untuk mengatasi

permasalahan pokok tersebut yang ada di dalam penelitian.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

10 

 

    Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN DAN KERANGKA TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti melakukan tinjauan pustaka

dari hasil penelitian yang terdahulu yang secara garis besar memiliki karakteristik

yang sama. Tinjauan pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai topik yang yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti melihat

hasil penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang pertama berupa skripsi yang

dilakukan oleh Hannaria Manalu, mahasiswa Administrasi Fiskal ekstensi FISIP

UI tahun 2000, berjudul “Analisis Perlakuan Perpajakan Terhadap Kontrak Karya

Generasi VI Pertambangan Umum Khusus Pada Pengalihan Pengeluaran Sebelum

Kontrak Karya Berdiri (pre-cow expenditures)”. Skripsi ini bertujun untuk melihat

prosedur yang tepat dan keterangan yang lebih rinci atas ketentuan tersebut dan

menjamin ketentuan tersebut pasti.  Penelitian ini bersifat deskriptif dengan

metode kualitatif dimana teknik pengumpulan datanya berupa studi lapangan

(field research), melalui wawancara (in-depth interview) dan studi kepustakaan

(library research). Dari hasil pengumpulan dan analisa data diperoleh bahwa

pengeluaran sebelum perusahaan didirikan yang telah dikeluarkan oleh para

pemegang saham dan langsung berhubungan dengan proyek Kontrak Karya tidak

terkena pajak sepanjang belum dibiayakan oleh perusahaan yang mengeluarkan

biaya.

Pada Penelitian yang kedua berupa skripsi yang dilakukan oleh Agnes

Budi Utami, mahasiswa Administrasi Fiskal ekstensi FISIP UI tahun 2006,

berjudul “Analisis Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Batubara (Studi Kasus

pada Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara)”.  Skripsi ini

bertujun untuk mengetahui implikasi bagi kontraktor tambang batubara atas

ketentuan dalam PP No. 144/2000.  Penelitian ini bersifat deskriptif dengan

metode kualitatif dimana teknik pengumpulan datanya berupa studi lapangan

(field research), melalui wawancara (in-depth interview) dan studi kepustakaan

(library research). Dari hasil pengumpulan dan analisa data diperoleh bahwa

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

11 

 

    Universitas Indonesia

ketentuan mengenai batubara bukan Barang Kena Pajak (BKP) tidak sesuai

dengan konsep Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena proses batubara termasuk

dalam kegiatan menghasilkan barang.

Pada Penelitian yang ketiga berupa skripsi yang dilakukan oleh

Sudarmono, mahasiswa Administrasi Fiskal ekstensi FISIP UI tahun 2008,

berjudul “Analisis Tax Reliefs atas Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

pada Perusahaan Kontraktor Pertambangan Batubara (Studi Kasus Pada PT.

XYZ)”.  Skripsi ini bertujun untuk mengetahui dan menjelaskan dampak

pemberian tax reliefs atas CSR terhadap laba kena pajak bagi perusahaan yang

bergerak di sektor pertambangan (PT. XYZ).  Penelitian ini bersifat deskriptif

dengan metode kualitatif dimana teknik pengumpulan datanya berupa studi

lapangan (field research), melalui wawancara (in-depth interview) dan studi

kepustakaan (library research). Dari hasil pengumpulan dan analisa data

diperoleh bahwa Perlakuan perpajakan sebagai deductible expense atas aktivitas

CSR yang dilakukan oleh PT. XYZ akan berdampak terhadap penurunan Pajak

Penghasilan yang terutang di akhir periode fiskal, maka PT XYZ dapat melakukan

tax saving.

Pada Penelitian yang keempat berupa skripsi yang dilakukan oleh Yerni

Yanuarti, mahasiswa Administrasi Fiskal ekstensi FISIP UI tahun 2002, berjudul

“Analisis Perlakuan PPN Terhadap Perusahaan Kontrak Karya Pertambangan

Umum di Indonesia Dengan Berlakunya UU PPN Tahun 2000”.  Skripsi ini

bertujun untuk mendeskripsikan dan menganalisa perlakuan PPN dalam Kontrak

Karya Pertambangan Umum, analisa kesesuaian dan pengaruh diundangkannya

UU PPN Tahun 2000. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kualitatif

dimana teknik pengumpulan datanya berupa studi lapangan (field research),

melalui wawancara (in-depth interview) dan studi kepustakaan (library research).

Dari hasil pengumpulan dan analisa data diperoleh bahwa:  

1. Kontrak Karya yang kewajiban PPN-nya mengacu pada ketentuan UU

PPN yang berlaku umum/berlaku dari waktu ke waktu (prevailing law);

2. Kontrak Karya yang kewajiban PPN-nya mengacu pada ketentuan UU

PPN yang berlaku pada saat kontrak ditandatangani (nailed down).

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

12 

 

    Universitas Indonesia

Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian-

penelitian sebelumnya adalah seperti tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Matriks Perbandingan Penelitian Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Pendekatan Penelitian Hasil Penelitian

Hannaria

Manalu

(2000)

Analisis Perlakuan

Perpajakan

Terhadap Kontrak

Karya Generasi VI

Pertambangan

Umum Khusus Pada

Pengalihan

Pengeluaran

Sebelum Kontrak

Karya Berdiri (pre-

cow expenditures).

Tujuan penelitian adalah

untuk melihat prosedur

yang tepat dan keterangan

yang lebih rinci atas

ketentuan tersebut dan

menjamin ketentuan

tersebut pasti.

Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan

kualitatif melalui

wawancara dan studi

literatur.

Pengeluaran sebelum

perusahaan didirikan

yang telah dikeluarkan

oleh para pemegang

saham dan langsung

berhubungan dengan

proyek Kontrak Karya

tidak terkena pajak

sepanjang belum

dibiayakan oleh

perusahaan yang

mengeluarkan biaya.

Agnes Budi

Utami

(2006)

Analisis Perlakuan

Pajak Pertambahan

Nilai Batubara

(Studi Kasus pada

Perjanjian Karya

Pengusahaan

Pertambangan

Batubara)

Tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui implikasi

bagi kontraktor tambang

batubara atas ketentuan

dalam PP No. 144/2000

Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan

kualitatif melalui

wawancara dan studi

literatur.

Ketentuan mengenai

batubara bukan Barang

Kena Pajak (BKP) tidak

sesuai dengan konsep

Pajak Pertambahan

Nilai (PPN) karena

proses batubara

termasuk dalam

kegiatan menghasilkan

barang.

Sudarmono

(2008)

Analisis Tax Reliefs

atas Kewajiban

Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

pada Perusahaan

Kontraktor

Pertambangan

Batubara (Studi

Kasus Pada PT.

XYZ)

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan

menjelaskan dampak

pemberian tax reliefs atas

CSR terhadap laba kena

pajak bagi perusahaan yang

bergerak di sektor

pertambangan (PT. XYZ)

Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan

kualitatif melalui studi

literatur, studi lapangan

dan wawancara.

Perlakuan perpajakan

sebagai deductible

expense atas aktivitas

CSR yang dilakukan

oleh PT. XYZ akan

berdampak terhadap

penurunan Pajak

Penghasilan yang

terutang di akhir

periode fiskal, maka PT

XYZ dapat melakukan

tax saving.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

13 

 

    Universitas Indonesia

Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Pendekatan Penelitian Hasil Penelitian

Yerni

Yanuarti

(2002)

Analisis Perlakuan

PPN Terhadap

Perusahaan Kontrak

Karya

Pertambangan

Umum di Indonesia

Dengan Berlakunya

UU PPN Tahun

2000

Tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan dan

menganalisa perlakuan PPN

dalam Kontrak Karya

Pertambangan Umum,

analisa kesesuaian dan

pengaruh diundangkannya

UU PPN Tahun 2000.

Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan

kualitatif melalui studi

literatur, studi lapangan

dan wawancara.

Terdapat 2 (dua)

kelompok perlakuan

PPN dalam Kontrak

Karya Pertambangan

Umum di Indonesia,

yaitu :

1. Kontrak Karya

yang kewajiban

PPN-nya mengacu

pada ketentuan UU

PPN yang berlaku

umum/berlaku dari

waktu ke waktu

(prevailing law)

2. Kontrak Karya

yang kewajiban

PPN-nya mengacu

pada ketentuan UU

PPN yang berlaku

pada saat kontrak

ditandatangani

(nailed down)

Penelitian

Sekarang

Analisis Alokasi

Joint Cost Kegiatan

Penambangan Dan

Pengolahan Nikel

Dalam Menghitung

Kembali Pajak

Masukan Yang

Dapat Dikreditkan .

(Studi Kasus PT.

Antam (Persero)

Tbk.

Tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis sejauh

mana penerapan kewajiban

Pajak Pertambahan Nilai

terhadap kegiatan

pertambangan Nikel bagi

perusahaan yang melakukan

penambangan dan

pengolahan, perlakuan

Pajak Masukan atas BKP

dan JKP dan . kendala yang

dihadapi perusahaan dalam

melaksanakan kewajiban

Pajak Pertambahan Nilai.

Penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan

kualitatif melalui

wawancara dan studi

literatur.

Terdapat 2 (dua)

kelompok barang dari

kegiatan penambangan

dan pengolahan nikel,

yaitu Non BKP dan

BKP.

Perlakuan atas Joint

Cost kegiatan

penambangan dan

pengolahan bijih nikel,

dilakukan secara

proporsional melalui

mekanisme

penghitungan kembali

Pajak Masukan yang

dapat dikreditkan.

Sumber : diolah peneliti

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

14 

 

    Universitas Indonesia

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dimana fokus

penelitian ini adalah bagaimana perlakuan PPN yang harus dilaksanakan oleh

perusahaan berdasarkan peraturan perpajakan sehingga dapat dijadikan acuan bagi

perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel yang melakukan

penambangan dan pengolahan. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini

adalah mengenai bagaimana implementasi Pajak Pertambahan Nilai terhadap

kegiatan perusahaan, perlakuan Pajak Masukan dan kendala yang dihadapi

perusahaan dalam melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai.

2.2. Kerangka Teori

Neuman mendefinisikan teori dalam ilmu sosial sebagai suatu sistem

gagasan dan abstraksi yang memadatkan serta mengorganisir seluruh pengetahuan

manusia tentang dunia sosial dimana hal ini nantinya akan memberikan

kemudahan bagi manusia dalam memahami dunia sosial (Neuman, 2003, hal 368).

Adapun teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain:

2.2.1. Konsep Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian

(mineral, batubara, panas bumi, migas). Mempertimbangkan kekayaan bahan

tambang di Indonesia seperti emas, perak, nikel, tembaga dan bahan tambang

lainnya, dan dengan upah tenaga kerja murah serta letak geografi yang dekat

dengan pasar, membuat pertambangan mineral di Indonesia sangat prospektif.

Perusahaan dalam industri pertambangan umum dapat berbentuk usaha

terpadu (integrate), dalam artian bahwa perusahaan tersebut memiliki usaha

eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi dan pengolahan sebagai satu

kesatuan usaha atau berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri

sendiri, (Muljono, 2007, hal, 11).

Dalam era desentralisasi saat ini maka kegiatan pertambangan tidak

terpisahkan lagi dengan pengambilan kebijakan di tingkat daerah sehingga

Pemerintah pusat hendaknya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

15 

 

    Universitas Indonesia

daerah untuk mengelola kegiatan pertambangan yang melibatkan sebanyak

mungkin peran serta masyarakat local. Apabila risikonya tidak besar serta

teknologinya dikuasai dan permasalahannya hanya modal, maka dana dapat

dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu:

1. sebagian pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah

memberikan keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat

digunakan untuk eksplorasi dan investasi pada sektor-sektor pertambangan

lainnya.

2. Membentuk Badan Usaha Milik Daerah yang bertugas mengelola kekayaan

mineral di daerah tersebut seoptimal mungkin dengan memperhatikan prinsip-

prinsip keberlanjutan. Ketiga, aspek lingkungan baik fisik maupun sosial harus

dipertimbangkan dalam setiap kontrak pertambangan dan pengusaha

pertambangan harus menyediakan biaya untuk mengatasi permasalahan

lingkungan tersebut.

Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks, suatu tindakan dikatakan

bermanfaat apabila golongan yang memperoleh manfaat dari usahanya dapat

memberi kompensasi bagi golongan yang menderita kerugian akibat usaha

tersebut sehingga posisi golongan kedua tersebut paling jelek sama seperti

sebelum adanya usaha tersebut dan golongan pertama masih untung. Golongan

kedua tersebut dapat berupa alam maupun masyarakat. Jadi, tidak adil bila ada

suatu usaha yang kemudian menyebabkan lingkungan menjadi lebih rusak atau

masyarakat menjadi lebih menderita dibandingkan keadaan sebelum adanya usaha

tersebut.

Peran pemerintah daerah akan menjadi lebih besar dalam penanganan

dampak lingkungan pertambangan ini, sehingga penguatan institusi di tataran

lokal akan menjadi semakin signifikan.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

16 

 

    Universitas Indonesia

2.2.1.1.Karakteristik Pertambangan

Sektor pertambangan, khususnya pertambangan umum, menjadi isu yang

menarik khususnya setelah Orde Baru mulai mengusahakan sektor ini secara

gencar. Pada awal Orde Baru, pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar

untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi tabungan pemerintah relatif kecil,

sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah mengundang

investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya di

Indonesia.

Adanya kegiatan pertambangan ini mendorong pemerintah untuk

mengaturnya dalam undang-undang (UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan

pertambangan, UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan

Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah memilih mengembangkan pola

Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi asing. Berdasarkan ketentuan KK,

investor bertindak sebagai kontraktor dan pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam

bidang pertambangan tidak dikenal istilah konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan

atas cadangan bahan galian yang ditemukan investor bila eksploitasi berhasil.

Berdasarkan KK, investor berfungsi sebagai kontraktor.

Pertambangan mempunyai beberapa karakteristik, yaitu (tidak dapat

diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya

mempunyai dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi

dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena sifatnya yang

tidak dapat diperbarui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari (cadangan

terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah

dengan adanya penemuan.

Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi)

yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko

teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang

berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang

berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik. Risiko-risiko tersebut

berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

17 

 

    Universitas Indonesia

yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang mempunyai risiko lebih tinggi

menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang lebih tinggi.

Sumberdaya alam sebagai sumber untuk kegiatan pertambangan dan

energi dimanfaatkan dari sistem ekologi oleh karena itu syarat mendasar yang

harus dipatuhi adalah tidak melanggar daya dukung ekosistem. Untuk dapat

memanfaatkan sebanyak-banyakinya sumber daya alam yang terkandung di bumi

Indonesia, konsep eko-efisiensi harus menjadi acuan utama yaitu memanfaatkan

sebanyak-banyaknya dan membuang atau memboroskan sesedikit mungkin yang

juga berarti meminimumkan limbah. Dapat disimpulkan bahwa eko-efisiensi

sekaligus akan meningkatkan efisiensi ekonomi. Untuk itu ekonomi lingkungan

perlu diperhitungkan dalam setiap aktifitas pertambangan.

2.2.1.2.Pengusahaan Pertambangan

Dalam hal pengusahaan pertambangan, negara memiliki dua peranan fiskal

sehubungan dengan perumusan kebijakan di bidang pertambangan ini, yaitu :

1. Negara sebagai The Sovereign Tax Power

“The government has the responbility to ensure that the resources sector

makes its due contribution to public revenues in the same manner as other

industries”

Pajak sebagai salah satu komponen penghasilan bagi negara dalam

membiayai pengeluaran pemerintah memiliki posisi yang penting. Optimalisasi

penerimaan negara dari pajak akan meningkatkan kemampuan pemerintah

dalam menjalankan kegiatan pemerintahan. Oleh karena itu, pemerintah harus

memaksimalkan penerimaan negara melalui pajak terhadap industri-industri

yang ada termasuk melalui industri pertambangan mineral.

2. Negara sebagai The Resources Owner

“The government must determine when to exploit its natural

resource as well as ensure that it gets an appropriate price for its

resources and distributes the benefit of resource exploitation so as

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

18 

 

    Universitas Indonesia

to promote sustainable economic growth and intergenerational

benefits.” (Nellor, 1995, hal. 237)

Negara sebagai pemegang kuasa atas hasil kekayaan alam harus

memastikan bahwa segala kekayaan alam yang dikandung, diolah agar bisa

memberikan manfaat yang maksimal bagi pembiayaan pemerintahan dan juga

peningkatan kemakmuran warga negara.

Hak negara menguasai atau hak pengusahaan negara merupakan konsep

yang didasarkan pada organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat. Hak penguasaan

negara berisi wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan

atau pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat (Saleng, 2004, hal.31). Intinya negara

mempunyai wewenang atas pengelolaan pertambangan sepanjang tujuan dari

setiap pengelolaan dan penggunaan sumberdaya alam nasional adalah sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Sifat dan karakteristik industri pertambangan antara lain sebagai berikut :

1. Eksplorasi bahan galian tambang merupakan kegiatan yang mempunyai

ketidakpastian yang tinggi, karena meskipun telah dipersiapkan secara

cermat, dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan

tersebut akan berakhir dengan penemuan cadangan bahan galian yang

secara komersial layak untuk ditambang.

2. Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui (non-

renewable) serta untuk melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai

tahap eksplorasi sampai dengan tahap pengolahannya, dibutuhkan biaya

investasi yang relatif sangat besar, padat modal, berjangka panjang,

sarat risiko, dan membutuhkan teknologi yang tinggi.

3. Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah

terpencil dan kegiatannya, menimbulkan kerusakan dan/atau

pencemaran lingkungan hidup, sehingga setiap perusahaan

pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku

mengenai lingkungan hidup, disamping mempunyai konsep pasca

penambangan yang jelas.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

19 

 

    Universitas Indonesia

4. Pemerintah Indonesia tidak memberi konsesi penambangan karena

menurut peraturan perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang

berada di wilayah hukum Indonesia adalah kekayaan nasional bangsa

Indonesia yang dikuasai dan digunakan oleh negara untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri

pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturan yang

memberi wewenang kepada badan usaha/perseorangan untuk

melaksanakan pertambangan umum (Mulyono, 2007).

2.2.1.3.Kebijakan Pajak di Sektor Pertambangan

Para Teoritis pembangunan berkeyakinan bahwa penanaman modal

merupakan mesin pertumbuhan (engine of growth) ekonomi suatu negara atau

daerah. Dengan demikian, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi

merata di berbagai daerah. Hal ini didukung oleh pernyataan Gillis yang

mengatakan bahwa kebijaksanaan penanaman modal untuk sektor pertambangan

akan mengarah pada:

a. Increased labor income arising from expanded employment in the mining

sector.

b. Increased capital income for domestic shareholders in mineral project.

c. Increased labor and capital income for domestic firms who furnish

supplies and material to mineral project.

d. Increases access, to and transfer of knowledge about technology, market

and managerial know how.

e. Promotion of development of lagging or isolated regions within a

country.

f. A widening of national foundations for resource – based

industrialization.

g. Expansion in net foreign exchange earnings.

h. Expansion of fiscal resources, in the form of government tax and other

revenues (Gillis 1995).

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

20 

 

    Universitas Indonesia

Untuk itu dalam pelaksanaan pengembangan pertambangan di Indonesia

sangat memerlukan dukungan dari berbagai pihak serta dibutuhkanya seperangkat

peraturan perundang-undangan yang baik untuk dapat mempengaruhi kepastian

hukum berinvestasi.

2.2.1.4.Instrumen Fiskal untuk Sumber Daya Mineral, Minyak dan Gas

Nellor (1995 : 237) mengatakan pemerintah mempunyai dua peranan

fiskal sehubungan dengan sumber daya mineral, yaitu sebagai pemegang

kewenangan pemajakan (sovereign tax power) dan pemilik sumber daya

(resources owner). Sebagai pemegang kewenangan pemajakan pemerintah

mempunyai tanggung jawab untuk menjamin bahwa sumber daya mineral

memberikan kontribusi terhadap penerimaan publik. Sementara sebagai pemilik

sumber daya pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan waktu

eksploitasi sumber daya mineral, memperoleh jaminan bahwa pemerintah

mendapatkan imbalan yang sesuai dari sumber daya yang dieksploitasi tersebut,

dan mendistribusikan manfaat dari eksploitasi tersebut untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi generasi selanjutnya.

Pajak merupakan alat pemerintah untuk menghasilkan penerimaan negara

dan mengarahkan perilaku Wajib Pajak. Pemerintah mempunyai kedudukan untuk

menyeimbangkan antara kepentingan fiskal dengan kepentingan perusahaan untuk

berinvestasi. Jika pajak terlalu tinggi, investor akan enggan berinvestasi di negara

tersebut, tapi apabila terlalu rendah maka penerimaan pemerintah mungkin tidak

akan tercukupi. Pajak yang tinggi dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan

sumber daya alam bagi generasi selanjutnya, sementara pajak yang rendah

digunakan agar perusahaan pertambangan dapat menyediakan infrastruktur untuk

pembangunan yang berkelanjutan. Dalam perkembangan ekonomi global

sekarang ini, perusahaan multinasional memiliki banyak pilihan negara tempat

berinvestasi. Negara dengan tarif pajak yang rendah lebih disukai daripada negara

dengan tarif pajak yang tinggi. (Otto, 2000). Hutagaol (2007) mengatakan sebagai

regulatory body, pemerintah berkewajiban menciptakan iklim investasi yang

menarik dan mampu merangsang investor global.

Peranan pemerintah yang berhubungan dengan penerimaan negara adalah

apakah pertambangan harus dikenakan pajak lebih tinggi dari lainnya. Apakah

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

21 

 

    Universitas Indonesia

sistem perpajakan harus sama atau dibuat sistem terpisah yang berbeda untuk

setiap pertambangan? Sementara peranan pemerintah yang berhubungan dengan

mempengaruhi perilaku perusahaan adalah penggunaan perangkat perpajakan

sebagai suatu insentif agar perusahaan berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan

pemerintah, misalnya mendorong investor untuk bersahabat dengan lingkungan,

fasilitas tax credit bila perusahaan mau membuat instalasi pengendali polusi, atau

pajak yang tinggi bila wajib pajak membuang limbah berbahaya. (Otto, 2000).

Beberapa negara memilih untuk memberlakukan sistem pajak yang sama

dengan sektor lainnya, sementara banyak pula negara memperlakukan secara

khusus sektor pertambangan. Perlakuan tersebut diantaranya pengenaan royalti,

pengecualian pengenaan atau pemberian kredit PPN, atau memberikan insentif

khusus. Alasan perlakuan khusus mineral dibanding sektor ekonomi lainnya

adalah karena usaha pertambangan memiliki resiko yang tinggi, padat modal, dan

harganya yang berfluktuasi. (Otto, 2000).

2.2.2. Konsep Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Thuronyi, PPN harus dikenakan disetiap transaksi ekonomi

dengan dibatasi oleh pengecualian-pengecualian.

“a broad based VAT is designed to bring within its charge every

kind of economic transaction, subject to limited exception. This is

normally achieved by drafting a very broad provision imposing

VAT on an extremely wide range of business transactions and then

removing by specific exception any transaction that is not to be

liable.” (Thuronyi, 1996)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut

Thuronyi dalam merancang Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pengenaan PPN

dikenakan atas semua jenis transaksi ekonomi yang kemudian dibatasi dengan

pengecualian-pengecualian tertentu yang tidak relevan apabila dikenakan PPN.

Menurut Tait pengertian Pajak Pertambahan Nilai adalah sebagai berikut:

“Value added is the value that a producer (whether a

manufacturer. Distributor, advertising agent, hairdresser,

farmer, race horse trainer or circus owner) adds to his material

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

22 

 

    Universitas Indonesia

or purchases (other than labor) before selling the new improved

product or service. That is the inputs (the raw materials,

transport, rent advertising, and so on) are bought, people are

paid wages to work on these inputs and, when the final good and

service is sold, some profit is left. So, value added can be looked

at from the additive side (wages plus profits)or from the

subtractive side (output minus inputs)” (Tait, 1988).

Tait melihat bahwa proses pertambahan nilai dapat dilihat dari additive

side yakni pertambahan nilai atas upah dan profit. Dan juga bisa dilihat dari

substractive side yaitu pengurangan antara sisi output dan input.

Adapun menurut Smith, pengertian PPN adalah sebagai berikut:

“The VAT is a tax on the valued added by a firm to its products

in the course of its operation. Value added can be viewed either

as the difference between a firm’s, sales, and it’s purchase

during an accounting period or as the sum of its wages, profits,

rent, interest and other payment not subject to the tax during

that period.” (Smith, 1973)

Smith berpendapat bahwa pertambahan nilai dapat dilihat dari perbedaan

antara harga jual dengan harga pembelian untuk memproduksi barang yang akan

dijual tersebut. Setiap kenaikan harga barang akan menggambarkan pertambahan

nilai pada tahap produksi atau distribusi. Nilai atau harga produk akhir sama

dengan penjumlahan kenaikan-kenaikan atau pertambahan nilai dari keseluruhan

tahap produksi. Jadi, dasar pajak yang dikenakan terhadap kenaikan tersebut

adalah identik dengan pajak yang dikenakan terhadap nilai akhir dari produk

tersebut. Pengertian PPN ditinjau dari sudut ilmu hukum yaitu suatu jenis pajak

yang menempatkan kedudukan pemikul beban pajak dengan kedudukan

penanggung jawab pembayaran pajak ke kas Negara pada pihak-pihak yang

berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi pembeli atau penerima jasa dari

tindakan sewenang-wenang Negara (pemerintah) (Sukardji, 2007).

Terra menyatakan “the sales tax is tax on consumption”. Pajak penjualan

merupakan pajak konsumsi, tanpa membedakan apakah konsumsi tersebut habis

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

23 

 

    Universitas Indonesia

sekaligus atau secara bertahap. Pajak atas konsumsi adalah pajak yang dikenakan

atas pengeluaran yang ditujukan untuk konsumsi (Terra, 1988). Due dan

Friedlaender membedakan pajak atas konsumsi menurut sudut pendekatannya

menjadi 2 (dua), yakni :

a. Pendekatan langsung – pajak atas pengeluaran (expenditure tax).

Yakni pajak yang berlaku bagi seluruh pengeluaran untuk konsumsi

yang merupakan hasil penjumlahan seluruh penghasilan dikurangi

pengeluaran untuk tabungan dan pembelian aktiva.

b. Pendekatan tidak langsung atau pendekatan komoditi.

Yaitu pajak dikenakan atas penjualan komoditi yang dipungut

terhadap pengusaha yang melakukan penjualan. Pajak ini kemudian

dialihkan ke pembeli selaku pemikul beban pajak. Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) termasuk dalam kelompok pendekatan

tidak langsung. (Due dan Friedlaender,1984)

Karena pajak penjualan merupakan pajak yang dikenakan terhadap semua

konsumsi barang dan jasa, maka berdasarkan tingkat pengenaannya, pajak atas

konsumsi dapat dibagi menjadi 2 (dua) tingkat pengenaan, yaitu :

a. Single Stage Tax

Adalah suatu jenis pajak atas konsumsi (Pajak Penjualan) yang pengenaannya

dilakukan hanya pada salah satu mata rantai jalur produksi atau jalur

distribusi. Terdapat 3 (tiga) alternatif, yakni :

1. A single stage levy at the manufacturer’s level (manufacturer’s tax)

Pajak dikenakan atas penjualan oleh produsen pada jalur produksi, pada

produk terakhir atau pada semua penjualan barang-barang yang dibuat

dalam pabrik. Kegiatan tersebut dapat berupa membuat, menghasilkan,

mengusahakan, memelihara atau merakit barang. Pajak ini dikenal dengan

pengenaan pajak pada tingkat pabrikan, karena hanya dikenakan pada satu

sektor, yakni pabrikan (Sukardji, 2006).

2. A single stage levy at the wholesale level (wholesale tax)

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

24 

 

    Universitas Indonesia

Wholesale tax merupakan suatu pajak atas konsumsi yang dikenakan pada

tingkat pedagang besar, grosiran, penyalur, importir. Kelebihan yang

dimiliki oleh wholesale tax adalah distorsi terhadap persaingan antara

pedagang besar dengan pedagang eceran lebih kecil dibandingkan dengan

manufacture’s tax. Hal ini disebabkan oleh karena semakin dekat dengan

tingkat retailer, semakin mudah menghitung dasar pengenaan pajak yang

besarnya tidak jauh berbeda dengan dasar pengenaan pajak yang ada di

pedagang eceran, apabila pada saat-saat tertentu pedagang besar langsung

menjual barangnya langsung kepada konsumen. Kelemahannya adalah

kesulitan dan masalah netralitas dalam hal pedagang besar langsung

menjual barangnya kepada konsumen, karena dasar pengenaan pajaknya

bukan berdasarkan harga eceran, sehingga perlu dilakukan perhitungan

kembali atas margin keuntungan (Rosdiana, 2003).

3. A single stage levy at the retail level (a retail tax) Pajak dikenakan atas

penjualan terakhir yang dilakukan secara langsung dari pengusaha kepada

konsumen. Dasar pengenaan pajak atas sistem ini adalah atas dasar harga

eceran.

Dalam menggunakan metode single tax levies, pada prinsipnya pajak

penjualan dapat dikenakan pada tiap-tiap jalur produksi dan distribusi. Dengan

menggunakan metode ini biasanya tidak dapat mengkreditkan pajak yang telah

dipungut sebelumnya. Pajak tersebut tidak dapat dikreditkan seperti jika

menggunakan cummulative system.

b. Multi Stage Tax

Adalah suatu jenis pajak atas konsumsi yang pengenaannya dilakukan

pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi. Dibedakan

menjadi :

b.1. A dual stage tax

Meliputi pabrikan dan pedagang besar, atau pedagang besar dengan

pedagang eceran, atau pabrikan dengan pedagang eceran sehingga

pedagang besar berada di luar sistem.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

25 

 

    Universitas Indonesia

b.2. An all stage tax

Jika pajak penjualan dikenakan terhadap semua tingkat produksi dan

distribusi. Beberapa ahli mengatakan pajak ini juga disebut sebagai

pajak peredaran atau turnover tax.

Dalam penghitungan pajak penjualan berdasarkan multistage

levies, terdapat 2 (dua) cara :

a. Cumulative cascade systems

Merupakan pajak yang dipungut pada tingkat peredaran barang pada

jalur produksi dan distribusi tanpa adanya penyesuaian terhadap pajak

yang telah dibayar sebelumnya. Pajak ini dipungut pada setiap ada

pemindahan ke jalur berikutnya. Karena tidak ada kredit pajak, maka

beban pajak terakumulasi melebihi tarif yang sebenarnya berlaku untuk

peredaran pajak tersebut. Semakin panjang jalur penyerahan barang

sampai dengan konsumen akhir, maka semakin besar pajak yang harus

dibayar oleh konsumen.

b. Non cumulative systems (Value added)

Pajak akan dipungut pada setiap jalur produksi dan distribusi, namun

akan dikenakan berdasarkan pertambahan nilainya saja. Nilai tambah

ini merupakan nilai yang timbul untuk setiap faktor produksi yang

digunakan termasuk biaya untuk mendapatkan laba, bunga, sewa dan

biaya pekerja. Karena dasar pengenaan pajaknya atas pertambahan

nilai, maka disebut sebagai Pajak Pertambahan Nilai atau PPN atau

Value Added Tax.

Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya merupakan pajak penjualan yang

dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada semua jalur produksi dan

distribusi. Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah semua faktor produksi

yang timbul di setiap jalur peredaran suatu barang seperti bunga, sewa, upah kerja,

termasuk semua biaya untuk mendapatkan laba. Pada setiap tahap produksi nilai

produk dan harga jual produk selalu terdapat nilai – antara lain, yang utama –

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

26 

 

    Universitas Indonesia

karena setiap penjual menginginkan adanya keuntungan sehingga dalam

menentukan harga jual, harga perolehan ditambah dengan harga bruto (mark up).

Pengertian Nilai Tambah (Value Added) menurut Tait adalah:

“Value Added is the value that a producer (whether a manufacturer,

distributor, advertising agent, hairdresser, farmer, race horse

trainer or circus owner) adds to his raw material or purchases

(other than labor) before selling the new or improved product or

service. That is, the inputs (the raw materials, transport, rent

advertising and so on) are bought, people are paid wages to work on

these inputs and, when the final good and service is sold, some profit

is left. So value added can be looked at from the additive side (wages

plus profits) or from substactive side (output minus inputs).” (Tait,

1988)

Pertambahan nilai (value added) menurut definisi tersebut diatas dapat

dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu dari sisi pertambahan nilai (upah dan keuntungan),

serta dari sisi selisih output (harga penjualan) dikurangi input (harga pembelian).

Menurut Tait, nilai tambah (value added) dirumuskan sebagai berikut :

Serupa dengan Tait, Smith memberikan definisi tentang Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebagai berikut:

“The VAT is tax on the value added by a firm to its products in the

course of its operation. Value Added can be viewed either as the

difference between a firm’s, sales and its purchases during an

accounting period or as the sum of its wages, profit, rent, interest,

and other payment not subject to tax during that period.” (Smith,

1973)

Dari definisi diatas, Smith merumuskan bahwa Pajak Pertambahan Nilai

atau Value Added Tax merupakan pajak yang dikenakan atas selisih antara

Value Added =Wages + Profit = Output - Input

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

27 

 

    Universitas Indonesia

penjualan (sales) dengan pembelian (purchases). Pengertian yang diberikan oleh

Smith dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi yang bersifat

umum, berarti Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas semua jenis barang atau

jasa, hal ini sesuai dengan karakteristik PPN yang bersifat general atau umum.

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Terra (Opt. Cit., hal.5) :

“A Sales tax should be intended to tax all private expenditure. One

result of this view is that a sales tax should not discriminate between

goods and services, as they both represent consumption”.

2.2.2.1. Legal Character Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Terra “The legal character of a sales tax can be described as a

general indirect tax on consumption” (Terra, 1998, hal. 8). Jadi Terra bersimpulan

bahwa pajak penjualan atau sales tax yang belakangan dikenal dengan Pajak

Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung atas konsumsi. Ciri-ciri atau

nature (Legal Character) dari Pajak Pertambahan Nilai :

a) General

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi yang bersifat

umum. Kata general (umum) inilah yang membedakannya dengan jenis pajak

lainnya, yaitu excise (seringkali disebut cukai). Pajak Pertambahan Nilai

bersifat general sedangkan excise bersifat specific. Artinya, Pajak

Pertambahan Nilai dikenakan terhadap semua barang, sedangkan excise

hanya dikenakan terhadap barang-barang tertentu saja. Menurut Terra:

“since a general tax on consumption is a ta x on the expenditure

of individual consumers, as a matter of course there should be a

relation between the tax burden and the quantity of the

expenditure”.

Value Added = Sales - Purchase

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

28 

 

    Universitas Indonesia

Dengan kata lain bahwa pengenaan Pajak Pertambahan Nilai harus

dapat diukur sehingga beban pajaknya dapat didsitribusikan, sehingga tidak

ada cascading effec (Opt. Cit, hal. 204).

b) Indirect

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung, sehingga

beban pajaknya dapat dialihkan, baik dalam bentuk forward shifting maupun

backward shifting. Dengan kata lain, tidak selalu harus konsumen yang

memikul beban pajak penjualan sepenuhnya/seutuhnya, tetapi beban pajak ini

bisa saja dipikul sebagian oleh penjual dengan cara mengurangi keuntungan

dan atau melakukan efisiensi. Menurut Ben Terra para ekonom pada awal

tahun 1964 berpendapat bahwa pajak tidak langsung tidak sepenuhnya shifted

forward pada harga sebuah produk kemungkinan ini dikarenakan oleh

turunnya faktor harga, penyeludupan pajak, dan penyebab lainnya (Ibid,

hal.12).

c) On Consumption

Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi, tanpa

membedakan apakah konsumsi tersebut digunakan/habis sekaligus ataupun

digunakan/habis secara bertahap/berangsur-angsur. Selain itu, karena Pajak

Pertambahan Nilai merupakan pajak atas konsumsi juga meliputi barang tidak

berwujud.

Terra menyimpulkan bahwa,

“….in a general tax on consumption the following rule

applies: ‘consumption is expenditure’, in other words all

consumption is an immediate event’. To this conclusion it

should be added that a general tax on consumption

distinguishes between consumptive and productive

expenditure.”

Jadi, menurut Terra seharusnya pajak atas konsumsi dibedakan antara

biaya untuk konsumsi atau biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

29 

 

    Universitas Indonesia

Menurut ahli perpajakan Indonesia Gunadi mengutarakan

pendapatnya bahwa karakteristik PPN adalah :

a. PPN merupakan Pajak Tidak Langsung

Karakteristik ini membawa konsekuensi yuridis antara pemikul

beban pajak dengan penanggung jawab pajak atas pembayaran pajak ke

kas Negara yang berada pada pihak yang berbeda

b. PPN merupakan Pajak Objektif

Yang dimaksud dengan pajak objektif adalah suatu jenis pajak

yang saat timbulnya kewajiban pajak ditentukan oleh faktor objektif yang

dinamakan taatbestand, yaitu suatu keadaan, peristiwa atau perbuatan

hukum yang dapat dikenakan pajak, yang lebih lazim disebut dengan objek

pajak.

c. PPN merupakan Multi Stage Tax

Karakteristik ini berarti bahwa yang dikenakan PPN ialah setiap

mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi. Setiap penyerahan

barang yang menjadi objek Pajak Pertambahan Nilai dari tingkat pabrikan

(manufacturer) sampai dengan pedagang besar dan pedagang eceran

(retailer) dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Namun Pajak Pertambahan

Nilai tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda (non kumulatif).

d. Pemungutan PPN menggunakan faktur pajak

Faktur pajak digunakan untuk menghitung PPN yang terutang pada

setiap penyerahan barang atau jasa. Untuk menghitung Pajak Pertambahan

Nilai yang terhutang maka pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak atau

Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak mempunyai kewajiban untuk

membuat Faktur Pajak pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak atau

Jasa Kena Pajak sebagai bukti telah dilaksanakan pemungutan pajak.

Berdasarkan faktur ini, akan dihitung jumlah pajak yang terutang dalam

suatu masa pajak yang wajib disetor ke kas negara. Sedangkan bagi

pembeli atau penerima barang atau jasa, Faktur Pajak merupakan bukti

pembayaran pajak.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

30 

 

    Universitas Indonesia

e. PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri

PPN hanya dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP)

dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam negeri. Apabila

barang atau jasa dikonsumsi di luar negeri, maka barang atau jasa tersebut

tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan demikian atas Barang

Kena Pajak yang diekspor ke luar negeri tidak akan terkena Pajak

Pertambahan Nilai. Tax on consumption expenditure yaitu tujuan akhir

dari Pajak Pertambahan Nilai adalah penyerahan pajak atas konsumsi di

dalam negeri.

2.2.2.2.Objek Pajak Pertambahan Nilai

Pada kakikatnya semua konsumsi barang dan jasa dikenakan PPN, hal ini

merupakan konsekuensi dari legal character PPN yang merupakan pajak atas

konsumsi yang bersifat umum dan ditunjukkan pada semua private expenditure.

Oleh karena itu yang menjadi objek PPN adalah :

1. Konsumsi atas Barang

Konsekuensi dari legal character PPN yaitu pengertian barang dapat

mencangkup pengertian yang luas, yaitu semua barang tanpa membedakan

apakah barang tersebut digunakan atau habis sekaligus maupun habis secara

bertahap atau berangsur-angsur. Menurut Thuronyi (1996, hal. 185), barang

adalah :

” Supply of goods is a transfer of the right to dispose of

tangible movable property or of immovable property other

than land of service, and leasing defined to include transfers

of tangible property in assets.”

Pengertian barang dapat diperluas menjadi:

a. barang konsumsi

b. bahan baku

c. barang modal

d. barang tidak bergerak

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

31 

 

    Universitas Indonesia

2. Konsumsi atas Jasa

Sama seperti halnya barang, jasa juga dikenakan PPN.

” A Supply of services is often defined as any supply within

the scope of VAT that is not a supply of goods or supply of

land. This definition, when read with the definition of supply

of goods means that any supply is within the scope of the

charge of VAT”

2.2.2.3. Metode Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai 

Konsep value added dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu dari

pertambahan nilai (upah dan keuntungan), serta dari selisih output dikurangi

input. Konsep tersebut diperoleh 4 (empat) metode penghitungan PPN yaitu the

addictive dan indirect method (perspektif pertambahan nilai), dan the substractive

direct dan indirect (perspektif selisih output dikurangi input). Metode substaction

memiliki keunggulan yang lebih dan sudah diaplikasikan dan diterapkan di

banyak negara (Rosdiana dan Tarigan, Op.Cit., hal. 222 - 223).

1. The substractive-direct method (metode pengurangan secara langsung),

yaitu dengan cara mengalikan tarif PPN dengan selisih antara harga jual

dengan harga beli.

2. The Substractive - Indirect (the Invoice or Credit), yaitu dengan cara

mengurangkan PPN yang dipungut oleh penjual atau pengusaha jasa atas

penyerahan barang atau jasa, dengan PPN yang dibayar kepada penjual

atau pengusaha lain atas perolehan barang atau jasa.

2.2.2.4.Fasilitas Pajak

Pembebasan pajak atas investasi di suatu negara dalam bentuk yang

berbeda – beda dan ditetapkan dalam pertimbangan yang berbeda pula.

Pembebasan pajak diharapkan dapat membuat investasi berkembang dengan cara

untuk sementara menghapuskan suatu pajak yang efisien, dan pembebasan

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

32 

 

    Universitas Indonesia

tersebut adalah fasilitas pajak, (heller, 1993). Fasilitas PPN yang biasanya

diberikan adalah:

a. Exemption

Barang dan jasa dapat dikenakan pajak atau dapat juga dibebaskan dari suatu

pengenaan pajak. Suatu karakteristik pokok yang dapat pembebasan di dalam

suatu sistem PPN adalah pembebasan tesebut tidak secara lengkap menentukan

batasan atas pembebasan dari pengenaan PPN, Pembebasan pajak dapat dilakukan

pada barang dan atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak. Pembebasan

pajak bukan berarti tidak membayar pajak sama sekali.

A fundamental characteristic of ecxemption in the VAT system is that they generally do not provide complete relief from the tax. All exemption does is relieve that exempt trader’s value added from VAT, but all his purchase, including capital goods, are taxed, (thuronyi,1998).

Dengan menggunakan suatu pembebasan untuk PPN, berarti beban pajak

yang dipikul oleh pengusaha (Pengusaha Kena Pajak) menjadi lebih kecil dan jika

pengusaha tersebut melakukan usaha, maka harga jual dari barang dan atau jasa

yang ditawarkan oleh pengusaha tersebut akan menjadi lebih kecil atau lebih

murah daripada pengusaha lainnya yang tidak mendapat fasilitas pembebasan

pajak.

Dalam fasilitas exemption, Pajak Masukan yang diperoleh tidak dapat

dikreditkan. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan akan dijadikan sebagai

unsur biaya jika pembelinya bukanlah konsumen akhir.

If exempt traders sell goods that are not necessarily final tax, but instead are used as input in further production of other goods or services, the VAT bone on the exempt trader’s inputs is built into price and forms part of the cost of any trader buying the good for further production, (tait,1998, hal 50).

b. Reduce and Higher Rate

Dalam prakteknya menentukan tingkat tarif atau tingkat PPN sangat

bervariasi. Penentuan tarif tersebut dapat menyimpang, menyangkut tujuan pajak

dan kompleksitas administratif yang seharusnya dipertimbangkan. PPN harus

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

33 

 

    Universitas Indonesia

digunakan sebagai suatu sarana untuk membatasi tentang kemewahan. Dalam

praktek, haruslah diingat bahwa tidak ad sasaran sosial jangka panjang yang

dicapai dengan pengaturan manapun dengan pemberian tingkat tarif selain dari

tingkat tarif yang utama atas barang dan jasa yang disediakan. Contohnya

konsumsi secara umum atau yang banyak dibutuhkan masyarakat luas, dapat

dikenakan pajak dengan tarif yang rendah.

c. Zero rate

Tarif 0% kadang dikenal sebagai pembebasan dengan kredit. Pengenaan

pajak dengan tarif 0% kemudian menjadi suatu pembebasan dari pajak keluaran.

Dengan zero rate, Pajak Keluaran akan selalu nihil (nol) dan Pajak Masukan yang

telah dibayar bisa direstitusi atau dikompensasikan untuk masa pajak selanjutnya.

Prinsip Pemungutan dalam PPN Ada dua prinsip dalam memungut PPN yang

dikenal sebagai :

Pertama, prinsip tempat asal barang (origin principle)

Pengenaan pajak hanya dikenakan di negara tempat asal barang tersebut,

maka jika ekspor dikenakan pajak, impor dibebaskan dari pengenaan pajak.

Shoup (1990) mengatakan :

”A VAT is said to use the origin principle when it taxes value that is added

domestically to all goods, including goods that are subesequently exported,

but does not tax value that has been added abroad and is embodied in foods

that are imported and sold domestically”.

Kedua, prinsip tujuan barang (destination principle)

Prinsip ini berarti Pajak dikenakan atas impor, sementara untuk ekspor

dibebaskan dari pengenaan pajak. Hal ini karena tempat untuk

mengkonsumsi barang tersebut dilakukan di negara tujuan. Shoup (1990)

mengatakan :

“It taxes all value added, at home and abroad, to all goods that as their

destination the consumers of that country”.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

34 

 

    Universitas Indonesia

Sesuai prinsip tujuan barang, maka PPN yang dibayar oleh eksportir atas

perolehan barang dan jasa terkait dengan ekspor, dapat direstitusi. Dalam

terminologi PPN, ekspor dikenakan tarif 0% berarti tidak hanya penjualan untuk

ekspor tidak dipajaki, tapi juga restitusi dapat diberikan sehubungan dengan PPN

yang dibayarkan atas perolehan masukan untuk tujuan ekspor. Menurut prinsip

tujuan barang, impor dikenakan PPN. Schenk dan Oldman (2007) mengatakan :

“Under the destination principle, any VAT paid by the exporter on its

purchased is refunded. In the terminology of VAT, exports are zero-rated,

that is, not only is the sale for exports not taxed, but also a refund is given of

VAT paid on inputs included in the exports. Imports are taxed under the

destination principle”.

Oliveira (2001) mengatakan idealnya pemilihan terhadap salah satu prinsip

di atas didasarkan pada harmonisasi pemajakan antar negara dalam rangka

menghindari terjadinya pajak berganda (double taxation) atau tidak dikenakan

pajak sama sekali (no taxation at all atau absence of tax). Pajak berganda akan

memberatkan masyarakat, sedangkan absence of tax akan memberatkan

pemerintah yang pada gilirannya dapat juga memberatkan masyarakat. Kedua hal

itu (double taxation maupun absence of taxation) akan menimbulkan distorsi

dalam perekonomian karena mengganggu netralitas perekonomian.

2.2.3 Konsep Pengalokasian Produk Bersama (Joint Cost)

Akuntansi biaya merupakan alat manajemen untuk memonitor dan

merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya

dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya ini sangat dibutuhkan oleh

manajemen karena kebutuhan akan informasinya untuk pelaksanaan operasional

perusahaan.

Maher (Maher, 1997) mendefinisikan akuntansi biaya yaitu “Cost

accounting is the field of accounting that measures, records, and reports

information about cost.”

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

35 

 

    Universitas Indonesia

Jadi dengan kata lain bahwa informasi tentang biaya ini sangat dibutuhkan

oleh manajemen untuk menilai, mengevaluasi dan sebagai alat pengambilan

keputusan dalam pelaksanaan operasional perusahaan.

Salah satu permasalahan akuntansi yang belum terpecahkan sampai saat

ini adalah biaya produksi bersama. Berbagai generasi akuntan telah berjuang di

ranah definisi produk bersama, produk utama, co-produk, produk kecil, produk

sampingan, dan bekas, limbah, produk rusak atau cacat. Untuk bagian mereka,

para ekonom telah cepat untuk menunjukkan bahwa, dalam banyak kasus, biaya

alokasi produk bersama bersifat arbitrary dan dengan demikian tidak bisa

dibenarkan. Ini mungkin dikarenakan bahwa, untuk sejumlah alasan yang biasa

dikenal baik kepada akuntan, seperti penyusunan neraca dan pendapatan evaluasi

laporan persediaan, persiapan pengembalian pajak, peraturan umum, dan

sebagainya. Beberapa alokasi diperlukan dan harus dilakukan.

Ekonom A. A. Walters (A.A. Walters, 1960) melihat kenyataan bahwa

teori multi-produk perusahaan, terutama yang dari perusahaan produk bersama,

telah membuat sedikit kemajuan sejak perdebatan Pigou-Taussig pada tahun

1912-1913. Dalam kondisi terjadi biaya bersama, satu input (bahan mentah)

berfungsi untuk menghasilkan dua atau lebih produk. Dua atau lebih keluaran ini

dapat dihasilkan dari proses produksi baik dalam proporsi yang tetap atau dalam

proporsi variabel, dimana proporsi tetap terlibat, ini diperlihatkan bahwa untuk

memaksimalkan keuntungan tidak perlu untuk mengalokasikan biaya dari satu

input ke produk bersama.

Dengan menerapkan persyaratan khusus untuk model mereka, baik A. A.

Walters dan Dean Smith telah menunjukkan bahwa memang ada alokasi terbaik

dari biaya bersama untuk output, "setiap kali permintaan (output) dalam bentuk

distribusi probabilitas bersama," .. "bahkan dalam kasus proporsi yang kaku."

Pernyataan ini menunjukkan bahwa, dengan mengasumsikan hanya satu kondisi

dari Walters-Smith.

Yang dimaksud dengan joint cost (produk bersama) adalah beberapa

macam produk yang dihasilkan bersama-sama atau serempak dengan

menggunakan satu macam atau beberapa macam ahan baku, tenaga kerja dan

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

36 

 

    Universitas Indonesia

fasilitas pabrik yang sama dan masukan (input) tersebut tidak dapat diikuti

jejaknya pada setiap macam produk tertentu.

Joint cost dialokasikan dengan berbagai alasan, misalnya alokasi biaya

biasanya sering digunakan untuk menentukan departemental atau biaya divisi-

divisi untuk menentukan tampilan eksekutive.

Ada tiga metode yang digunakan dalam alokasi produk bersama (joint

cost), yaitu :

1. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasi (Net Relalizable Value)

Yaitu alokasi joint cost berdasarkan jumlah proporsi dari joint product yang

sudah dipisahkan. Pada metode ini alokasi joint cost berdasarkan nilai yang

sudah direalisasi untuk masing-masing produk yang akan dipisahkan (tahapan

proses ketika dua atau lebih produk tersebut dipisah). Jika joint product dapat

dijual dengan dipisahkan, maka harga pasar atau harga jual harus digunakan

untuk alokasi ini. 

2. Metode Perhitungan Fisik (Physical Quantities)

Yaitu alokasi joint cost berdasarkan perhitungan volume, berat, dan

perhitungan fisik yang lain dalam joint product yang dipisahkan. Pada metode

ini biasanya digunakan ketika harga output tinggi. Metode ini digunakan

ketika proses yang terjadi signifikasikan antara pemisahan (splitt-off point)

dan first point of marketability, atau ketika harga produk tidak dipengaruhi

oleh pasar.

3. Produk Sampingan (By Product)

Yaitu output dari proses joint cost production yang mempunyai hubungan

minor dalam jumlah atau quantity dibandingkan dengan produk utama (main

product). Produk utama ialah produk yang dihasilkan yang merupakan tujuan

pokok atau utama operasi perusahaan dan pada umumnya kuantitas dan

nilainya relatif besar.

Biasanya perhitungan dan pelaporan dalam laporan rugi/laba yang dipakai

dalam metode ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Nilai bersih yang direalisasi dari produk sampingan ini dikurangkan

dari biaya produk utama.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

37 

 

    Universitas Indonesia

2. Penghasilan penjualan produk sampingan dimasukkan sebagai

pendapatan lain-lain.

Sedangkan pemisahan yang dilakukan perusahaan dalam akuntansi produk

sampingan (by-product) dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

1. Produk sampingan yang siap dijual setelah dipisah dari produk utama

tanpa perlu proses lebih lanjut.

2. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan setelah dipisah

dari produk utama agar siap dijual.

3. Produk sampingan yang siap dijual setelah dipisah dari produk utama dan

dapat pula diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan nilai yang lebih

tinggi. Pada produk sampingan golongan ini, manajemen harus

mengambil keputusan apakah produk sampingan diolah lebih lanjut atau

dijual setelah dipisah dari produk utama.

2.2.4 Konsep Implementasi

Administrasi publik menurut pengertian klasik menganggap implementasi

kebijakan sebagai suatu yang teknis, misalnya petunjuk pelaksanaan (juklak) dan

petunjuk pelaksanaan teknis (juknis) karena itu kurang mempehatikan bagaimana

proses implementasi kebijakan yang sebenarnya terjadi (Dwijowijoto, 2006).

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk

mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada,

yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau

melalui formulasi kebijakan atau turunan dari kebijakan publik tersebut.

Pelaksanaan atau implementasi kebijakan di dalam konteks manajemen berada

dalam kerangka organizing-leading-kontroling. Ketika kebijakan telah dibuat,

maka tugas selanjutnya adalah mengorganisasikan, melaksanakian kepemimpinan

untuk memimpin pelaksanaan, dan melakukan pengendalian pelaksanan tersebut,

(Dwijowijoto, 2006). Saat ini strategi implementasi kebijakan publik berkembang

dari, (Kasim, 1995):

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

38 

 

    Universitas Indonesia

1. Strategis implementasi kebijaksanaan yang terprogram, yaitu strategi yang

berdasarkan pada asumsi bahwa penyimpangan dalam implementasi

kebijaksanaan dapat dihilangkan atau dikurangi sampai titik yang ditolerir.

2. Strategi implementasi kebijaksanaan yang adaptif, yaitu strategi yang

berdasarkan pada asumsi bahwa efektifitas implementasi diadaptasikan

terhadap kondisi nyata lapangan.

Selanjutnya Van meter dan Vanhorn mengemukakan bahwa implementasi

diartikan sebagai “ Those action by public and private individuals for groups that

are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions”

(1975, 14) atau dapat diartikan bahwa implementasi sebagai suatu tindakan oleh

public dan individu atau kelompok yang diartikan pada pencapaian tujuan dalam

keputusan suatu kebijakan.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

39 

 

    Universitas Indonesia

2.3. Kerangka Pemikiran

Sumber : diolah oleh peneliti

Kerangka pemikiran yang dibuat oleh penulis adalah mengenai kegiatan

terhadap perolehan bahan baku dan pengeluaran biaya operasional penambangan

dan pengolahan nikel yang menyebabkan implikasi Pajak Pertambahan Nilai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan

Nilai Pasal 4 A bahwa barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang

diambil langsung dari sumbernya merupakan jenis barang yang tidak dikenai

Pajak Pertambahan Nilai, sedangkan perolehan bahan baku dan pengeluaran biaya

operasional yang terkait dengan pengolahan merupakan objek Pajak Pertambahan

Perusahaan Pertambangan Nikel

Pembelian Bahan Baku/Biaya Operasional

Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan

Pasal 4A UU PPN 

Pengolahan

Pajak Masukan Dapat Dikreditkan

Penambangan Join Cost

Penjualan/Ekspor

SPT PPN Kurang Bayar/Nihil

SPT Lebih Bayar

Restitusi PPN

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

40 

 

    Universitas Indonesia

Nilai. Ada kemungkinan dalam memperoleh bahan baku maupun biaya

operasional tersebut merupakan joint cost yang tidak dapat dipisahkan

pencatatannya sehingga menimbulkan kendala dalam pengakuan Pajak Masukan

yang dapat dikreditkan yang pada akhir masa pajak apabila terdapat Pajak

Keluaran maka akan diperhitungkan dengan Pajak Masukan tersebut.

Wajib Pajak dalam menentukan batasan Pajak Masukan harus dapat

dengan cermat memisahkan dan memperhitungkannya, sebab jika salah

menetapkan maka pada saat pemeriksanaan dalam rangka pengajuan restitusi akan

dikoreksi oleh fiskus dan akan timbul konsekuensi sebagaimana yang disebutkan

dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 15

Ayat (1) Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun

Pajak apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak

yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Pasal (2) Jumlah kekurangan

pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan

ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus

persen) dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

41 

 

    Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Muhadjir adalah merupakan penjelasan secara

teknis mengenai metode-metode yang digunakan dalam suatu penelitian

(Muhadjir, 1992, hal 2). Pemilihan metode penelitian yang tepat dan sesuai

dengan jenis penelitian yang dilakukan akan menjadikan hasil penelitian lebih

akurat dan dapat dipertanggung jawabkan di hadapan penguji. Peneliti harus dapat

menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan topik yang sedang dikaji,

dengan memperhatikan kesesuaian antara tujuan, metode, dan sumber daya yang

tersedia (Chadwick, 1991, hal 46).

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

secara holistik, dengan cara deskripsi dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah (Moleong M A, 2006, hal.7). Sedangkan menurut Creswell dalam

bukunya Research Design: Qualitative and Quantitative Approach,

mendefinisikan penelitian kualitatif adalah:

“An aquiry process of understanding a social or human problem

based on building a complexi, holistic picture, formed with words,

reporting detailed views of informants and conducted in natural

setting” (Creswell, 1994, hal.1)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini bertujuan

untuk memiliki pemahaman dan interpretasi mengenai suatu fenomena sosial

melalui observasi detail secara langsung. Fenomena sosial yang akan dijelaskan

dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan aspek perpajakan yang

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

42 

 

    Universitas Indonesia

muncul terhadap kegiatan perusahaan pertambangan mineral dan bagaimana

implementasinya terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya serta kendala

yang dihadapi dalam memenuhi kewajiban tersebut.Data yang diperoleh bersifat

kualitatif yang sifatnya sebagai penunjang dalam pembahasan yang terdiri dari

data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan

para informan yang berwenang dan terkait dengan permasalahan yang akan

dianalisa oleh penulis. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku

literatur atau data kepustakaan, Undang-Undang dan lain-lain produk hukum yang

ada hubungannya dengan pajak penghasilan.

Penelitian ini memiliki pendekatan kualitatif dimana teori tidak berposisi

sebagai pembimbing sentral bagi peneliti dalam melakukan analisis penelitian,

tetapi lebih difokuskan pada data-data yang ditemukan di lapangan. Peneliti

merujuk kepada teori sebagai kerangka pemikiran, namun tidak menjadikan teori

sebagai alat ukur. Kerangka teori digunakan untuk dapat memberikan pemahaman

dan mengetahui jenis pajak apa saja yang harus dilaksanakan oleh perusahaan

tambang sehingga penerimaan negara dari sektor pajak pada pertambangan

mineral dapat diperoleh secara maksimal.

3.3 Jenis Penelitian

Setiap peneliti wajib menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan

mengingat jenis penelitian tersebut akan menentukan hasil yang diperoleh. Dalam

hal ini, penelitian yang digunakan dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dimensi waktu, dan teknik

pengumpulan data.

3.3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif, dimana penelitian ini

ditujukan untuk menggambarkan dan memberikan klarifikasi mengenai aspek

perpajakan. Menurut Faisal, penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditujukan

untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial

dengan jalan mendeskriptifkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah

dan unit yang diteliti, (Faisal, 1999, hal.20).Penulis menggunakan penelitian

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

43 

 

    Universitas Indonesia

deskriptif karena penulis ingin menggambarkan mengenai aspek-aspek pajak atas

perusahaan pertambangan. Selain itu penelitian deskriptif lebih menggambarkan

fenomena apa yang terjadi terhadap aspek-aspek kewajiban pajaknya beserta

pemaparannya.

3.3.2 Jenis Penelitian berdasarkan Manfaat

Penelitian ini termasuk dalam penelitian murni, artinya pada penelitian ini

manfaat dari hasil penelitian untuk pengembangan akademis. Penelitian murni

menjadi sumber gagasan dan pemikiran serta mendukung teori menjelaskan

bagaimana terjadinya suatu peristiwa.Penelitian murni lebih banyak digunakan

dilingkungan akademik dan biasanya dilakukan dalam kerangka pengembangan

ilmu pengetahuan (Bambang & Jannah, 2005, hal 38).

3.3.3 Jenis Penelitian berdasarkan Dimensi Waktu

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

penelitian cross sectional, karena penelitian ini mengambil satu bagian dari gejala

(populasi) pada suatu waktu tertentu. Sebagaimana halnya dinyatakan oleh

Babbie, yaitu:

Many research projects are designed to study some phenomenon by

taking a cross section of it at one time and analyzing that cross-section

carefully. (Babbie, 1995, hal 100)

Berdasarkan definisi tersebut penelitian cross sectional dilakukan hanya dalam

satu waktu saja, walaupun dalam prakteknya penelitian tersebut berlangsung

selama beberapa bulan untuk menyelesaikan proses wawancara. Penelitian ini

bersifat cross sectional karena dalam melakukan penelitian peneliti biasa

mewawancarai berbagai pihak terkait dengan tema dalam satu waktu tertentu.

3.3.4. Jenis Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh

untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam melakukan pengumpulan data,

peneliti menggunakan teknik studi kepustakaan dan studi lapangan.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

44 

 

    Universitas Indonesia

• Studi Kepustakaan (library research).

Studi pustaka yang peneliti lakukan adalah dengan cara mengumpulkan

literatur atau buku yang berhubungan dengan penelitian, mempelajari dan

mendalami informasi yang didapat dari data-data laporan serta dokumen

dari PT. Antam (Persero) Tbk, serta mengutip teori-teori atau konsep-

konsep dari sejumlah literatur, baik buku, peraturan perundang-undangan,

koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus, atau

variabel penelitian untuk melakukan interpretasi hasil penelitian.

• Studi Lapangan

Dalam studi lapangan, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

melalui wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2004, hal. 186). Wawancara dilakukan dengan informan dimana peneliti

memiliki sejumlah pertanyaan dengan tujuan untuk mendapatkan

keterangan mengenai permasalahan yang diangkat.

Dalam bukunya, Creswell menjelaskan tentang tiga macam penggunaan

literatur dalam penelitian kualitatif, yaitu :

• Literatur digunakan untuk menggambarkan permasalahan pada permulaan

suatu pembelajaran atau,

• Literatur disajikan dalam seksi yang berbeda dengan mengulang kembali

literatur sebelumnya atau,

• Literatur disajikan pada akhir pembelajaran, dan dijadikan dasar untuk

perbandingan dalam penjelasan dan penelitian kualitatif (Creswell, 1994, hal.

56).

Literatur dalam penelitian ini ditunjukkan agar konsep–konsep yang relevan

terhadap topik penelitian dapat dipahami sebagai pengantar sekaligus menjadi

salah satu alat bantu dalam melakukan analisis yang disajikan pada bab

berikutnya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

45 

 

    Universitas Indonesia

3.4 Teknik Analisis data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitina ini adalah teknik analisis

data kualitatif. Berkaitan dengan pengolahan data, Irawan memberi penjelasan

beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan pada waktu melakukan analisis

data kualitatif:

a. Pengumpulan data mentah, yang dilakukan melalui wawancara, observasi

lapangan, kajian pustaka

b. Transkrip data, yaitu merubah catatan ke bentuk tertulis

c. Pembuatan koding, membaca ulang seluruh data yang sudah ditranskrip

dan mengambil kata kunci

d. Kategorisasi data, menyederhanakan data dengan cara mengikat konsep-

konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran

e. Penyimpulan sementara, yaitu pengambilan kesimpulan sementara

f. Triangulasi, melakukan check dan recheck antara satu sumber dengan

sumber data lainnya

g. Penyimpulan akhir, yaitu proses akhir dari keseluruhan langkah.

Kesimpulan akhir diambil ketika data sudah jenuh (saturated) dan setiap

penambahan data baru hanya berarti tumpang tindih (redundant). Berdasarkan

teknik analisis data, penelitian ini tergolong penelitian yang menggunakan analisa

data kualitatif. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan deskripsi

sehingga proporsi analisis terhadap data yang telah dikumpulkan, lebih banyak

menggunakan kata-kata. Selain itu, data berbentuk angka juga digunakan dalam

analisis ini sebagai ilustrasi dan memudahkan analisis kualitatif (Irawan, 2006,

hal.76-80).

3.5 Narasumber/Informan

Untuk menentukan informan yang akan diwawancarai, peneliti

menerapkan suatu kriteria. Kriteria tersebut harus sesuai dengan 4 kriteria

informan yang diajukan oleh Neuman (hal 368), yaitu:

• The informant is totally familiar with the culture and is position to witness

significant events makes a good informant

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

46 

 

    Universitas Indonesia

• The individual is currently involved in the field

• The person can spend time with the research

• Non analytical individuals make better informant

Penentuan key informant yang tepat sangat dibutuhkan dalam penelitian

ini, karena informan tersebut merupakan sumber informasi yang potensial bagi

peneliti dalam merumuskan permasalahan penelitian. Key informant yang

diajukan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Kantor Pelayanan Pajak BUMN

• Bapak Rochmat Chosnudin selaku Account Representative Kantor

Pelayanan Pajak BUMN. Informasi yang diperoleh adalah mengenai

implementasi kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan

pertambangan Nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan

dan pengolahan, perlakuan Pajak Masukan atas perolehan barang dan

jasa yang terkait penambangan dan pengolahan, kendala-kendala yang

dihadapi perusahaan dalam melaksanakan kewajiban Pajak

Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi

perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan.

• Bapak Arif Santoso Account Representative Kantor Pelayanan Pajak

BUMN. Informasi yang diperoleh adalah mengenai implementasi

kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan

Nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan,

perlakuan Pajak Masukan atas perolehan barang dan jasa yang terkait

penambangan dan pengolahan, kendala-kendala yang dihadapi

perusahaan dalam melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai

terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang

melakukan penambangan dan pengolahan.

2. Pihak akademisi:

• Bapak Tunas Hariyulianto, SE, M.Si selaku staff dosen UI. Informasi

yang diperoleh adalah mengenai implementasi kewajiban Pajak

Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

47 

 

    Universitas Indonesia

perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan, perlakuan

Pajak Masukan atas perolehan barang dan jasa yang terkait

penambangan dan pengolahan, kendala-kendala yang dihadapi

perusahaan dalam melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai

terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang

melakukan penambangan dan pengolahan.

• Dr. Haula Rosdiana, M.Si selaku staff dosen UI. Informasi yang

diperoleh adalah mengenai implementasi kewajiban Pajak Pertambahan

Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang

melakukan penambangan dan pengolahan, perlakuan Pajak Masukan

atas perolehan barang dan jasa yang terkait penambangan dan

pengolahan, kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam

melaksanakan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan

pertambangan Nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan

dan pengolahan.

3. Pihak internal perusahaan

• Bapak Slamet Ngadiyono, SE selaku Specialist 2 Tax Planner PT

Antam 2 Tax (Persero), TBk. Informasi yang diperoleh adalah

mengenai implementasi kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap

kegiatan pertambangan Nikel bagi perusahaan yang melakukan

penambangan dan pengolahan, perlakuan Pajak Masukan atas perolehan

barang dan jasa yang terkait penambangan dan pengolahan, kendala-

kendala yang dihadapi perusahaan dalam melaksanakan kewajiban

Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan Nikel bagi

perusahaan yang melakukan penambangan dan pengolahan.

3.6 Site Penelitian

Penentuan site penelitian didasarkan pada tema yang peneliti angkat dalam

menyusun skripsi ini. Site penelitian yang dilakukan berada di PT. Antam

(Persero) Tbk. Alasan site penelitian karena PT. Antam (Persero) Tbk. merupakan

perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah Go Public dan

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

48 

 

    Universitas Indonesia

merupakan perusahaan pertambangan mineral terbesar di Indonesia dengan

bermacam hasil jenis bahan galian tambang diantaranya nikel, bauksit, emas dan

perak, dan pasir besi.

3.7 Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini terletak pada ruang lingkup penelitian yang

terkonsentrasi pada perlakuan Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan

pertambangan nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan dan

pengolahan, implementasi kewajiban Pajak Pertambahan Nilai-nya, perlakuan

Pajak Masukan atas perolehan barang dan jasa yang terkait penambangan dan

pengolahan dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan dalam melaksanakan

kewajiban Pajak Pertambahan Nilai terhadap kegiatan pertambangan nikel.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

49 

 

    Universitas Indonesia

BAB 4

GAMBARAN UMUM PT. ANTAM (PERSERO) TBK.

4.1 Sejarah Singkat PT. ANTAM (Persero) Tbk

Antam berdiri sebagai Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1968,

tanggal 5 Juli 1968, dibentuk sebagai penggabungan (merjer) dari 7 badan

atau proyek, yakni :

1. Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara

(BPU Pertambun), yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

88 tahun 1961 jo Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1962 (Lembaran

Negara RI tahun 1961 No. 112 jo Lembaran Negara tahun 1962 No. 84).

2. Perusahaan Negara (PN) Tambang Emas Tjikotok, yang didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 91 tahun 1961 (Lembaran Negara

RI tahun 1961 No. 115).

3. Perusahaan Negara (PN) Tambang Bauksit Indonesia, yang didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 89 tahun 1961 (Lembaran Negara

RI tahun 1961 No. 113).

4. Perusahaan Terbatas (PT) Nikkel Indonesia, yang didirikan berdasarkan

Akte Notaris Mr. R.E. Abdulkarnen di Makassar pada tanggal 16 Juli 1960

No. 32.

5. Perusahaan Negara (PN) Negara Logam Mulia, yang didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 218 tahun 1961 jo Peraturan

Pemerintah No. 29 tahun 1962 (Lembaran Negara RI tahun 1961 No. 267

jo Lembaran Negara tahun 1962 No. 83).

6. Proyek Intan Ex. Surat Keputusan Presidium Kabinet Dwikora No.

Aa/E/90/66 tanggal 30 Juni 1966 jo No. Aa/E/89/66 tanggal 30 Juni 1966

jo Surat Keputusan Presiden RI No. 87 tahun 1966 tanggal 12 Mei 1966.

7. Proyek-proyek Ex. Bapetamb yang dikuasakan pada BPU Pertambun

menurut SK Dirjen Pertambangan tanggal 23 November 1966 No. 4/SK/-

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

50 

 

    Universitas Indonesia

DD/Pertamb/66 jo SK Menteri Pertambangan tanggal 27 Oktober 1966

No. 01/Kpts Pertamb/1966.

Dalam perjalanan sejarah, sesuai dengan tuntutan jaman, PN Aneka

Tambang berubah status menjadi PT Aneka Tambang (Persero) melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1974 tertanggal 30 Desember 1974.

Pada 27 November 1997, mengiringi hari pelaksanaan Initial Public Offering

(IPO), PT Aneka Tambang (Persero) berubah menjadi PT Aneka Tambang

(Persero) Tbk. Pada tanggal 17 Juli 2002 nama PT Aneka Tambang (Persero)

Tbk berubah menjadi PT Antam Tbk. dan melalui Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan tanggal 27 Mei 2010 disingkat menjadi PT ANTAM

(Persero) Tbk.

Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum

Negara (BPU Pertambun) didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 88

Tahun 1961. Badan ini berfungsi sebagai pengelola perusahaan-perusahaan

pertambangan negara selain timah dan batubara, yakni PN Tambang Emas

Cikotok, PN Pertambangan Bauksit Kijang, PT Nikkel Indonesia, PN Logam

Mulia, Proyek Tambang Intan Kalimantan Selatan dan Proyek Tambang Emas

Logas Pekanbaru. Badan ini dilebur dengan perusahaan-perusahaan yang

berada di bawahnya berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 1968, tanggal 5 Juli

1968 dengan nama PN Aneka Tambang.

PT Antam (Persero) Tbk. berkedudukan di Jakarta, didirikan pada 5

Juli 1968 dengan modal dasar Rp 3.800 miliar yang terdiri dari 1 (satu) saham

seri A Dwiwarna dan 37.999.999.999 (tiga puluh tujuh milyar sembilan ratus

sembilan puluh sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu

sembilan ratus sembilan puluh sembilan) saham seri B, masing-masing saham

dengan nilai nominal Rp.100,00 (seratus Rupiah). Kepemilikan saham Antam

65% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan 35 % dimiliki oleh

publik. PT Antam (Persero) Tbk. bergerak dalam bidang usaha pertambangan

berbagai jenis bahan galian serta menjalankan usaha bidang industri,

perdagangan, pengangkutan dan jasa yang berkaitan dengan pertambangan

berbagai jenis bahan galian tersebut.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

51 

 

    Universitas Indonesia

PT Antam (Persero) Tbk. merupakan perusahaan pertambangan yang

terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor.

Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan

bahan mineral, kegiatan PT Antam (Persero) Tbk. mencakup eksplorasi,

penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang

dimiliki. PT Antam (Persero) Tbk. memiliki konsumen jangka panjang yang

loyal di Eropa, Australia and Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi

pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki,

Antam membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk

dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan

keuntungan.

Berdasarkan sejarah yang ada, PT Antam (Persero) Tbk. merupakan

salah satu produsen tambang dunia berbiaya rendah, aktivitas PT Antam

(Persero) Tbk. telah terintegrasi secara vertikal, mulai dari eksplorasi,

penambangan, peleburan, pemurnian sampai dengan pemasaran. Melalui

empat unit bisnis strategis dan sembilan tambang yang telah beroperasi,

produk Antam meliputi forenikel, bijih nikel, emas, perak, bauksit dan pasir

besi. Antam merupakan salah satu dari tiga perusahaan Indonesia yang

mencatatkan saham secara penuh di bursa saham luar negeri yang

mengharuskan perseroan wajib mematuhi standar tata kelola perusahaan dan

tingkat transparansi bertaraf internasional.

4.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

PT Antam (Persero) Tbk. memiliki manajemen yang kuat, fokus,

berorientasi ke masa depan, dan memiliki sumber daya manusia yang

kompeten di bidangnya. PT Antam (Persero) Tbk. memiliki kinerja usaha

yang selalu menghasilkan keuntungan dengan tetap konsisten memenuhi

tuntutan standar internasional untuk pembangunan masyarakat setempat.

a. Tujuan Perusahaan adalah meningkatkan nilai pemegang saham.

Sebelum mencatatkan sahamnya pada tahun 1997 dan masuknya Antam ke

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

52 

 

    Universitas Indonesia

pasar modal, tujuan utama perusahaan adalah mengikuti arahan dari

pemerintah. Tujuan utama dari Antam adalah menghasilkan produk

berkualitas dunia dengan menggunakan teknologi mutakhir. Setelah

mencatatkan sahamnya di bursa, tujuan perusahaan saat ini berfokus pada

peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan

biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang

berkelanjutan.

b. Visi yang ingin dicapai adalah menjadi korporasi global berbasis

pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia.

c. Misi Perusahaan :

1) Membangun dan menerapkan praktek-praktek terbaik kelas dunia

untuk menjadikan Antam sebagai pemain global.

2) Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan

teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan

keselamatan kerja serta lingkungan hidup.

3) Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif.

4) Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis

berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham.

5) Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta

mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi.

6) Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di

sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan

ekonomi.

4.3 Strategi Perusahaan

Dalam mencapai visi-misi dan tujuan perusahaan ditetapkan beberapa

komponen utama sebagai strategi perusahaan, diantaranya :

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

53 

 

    Universitas Indonesia

1. Fokus pada kompetensi inti.

Antam memaksimalkan pengalaman dan kompetensi inti yang dimilikinya

berkaitan dengan eksplorasi, produksi, pengembangan dan pemasaran

nikel, emas dan mineral industri lainnya. Pembangunan pabrik feronikel

ketiga di Pomalaa merupakan salah satu contoh dari strategi Antam untuk

fokus pada kompetensi inti.

2. Fokus pada keunggulan kompetitif.

Antam berfokus pada keunggulan kompetitif perusahaan, termasuk

mempertahankan posisi sebagai salah satu produsen nikel dan emas

berbiaya rendah di dunia melalui peningkatan efisiensi perusahaan.

3. Pengembangan aliansi strategis.

Antam berfokus pada kerja sama dan aliansi strategis dengan perusahaan

pertambangan Indonesia dan internasional melalui pembentukan usaha

patungan, merjer dan akuisisi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh akses

kepada teknologi terkini yang dapat digunakan untuk meningkatkan

pertumbuhan maupun posisi kompetitif perusahaan. Selain itu, aliansi

strategis akan membantu eksplorasi dan pengembangan wilayah kuasa

pertambangan Antam dengan risiko dan modal yang rendah, serta

membantu akses terhadap sumber pembiayaan.Usaha pengembangan

proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan di Kalimantan Barat

merupakan salah satu contoh usaha patungan yang akan memberikan nilai

bagi perusahaan.

4. Peningkatan kualitas produk.

Antam berupaya untuk meningkatkan kualitas produk dengan berorientasi

pada kepuasan pelanggan melalui pengiriman tepat waktu serta

pemenuhan keinginan pasar. Perusahaan juga memiliki kepedulian pada

kelestarian lingkungan, keselamatan karyawan serta pengembangan

masyarakat.

5. Mendorong peningkatan kinerja karyawan.

Antam berencana untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

54 

 

    Universitas Indonesia

karyawan untuk mengoptimalisasi produktivitas serta kualitas produk yang

dihasilkan.

6. Pengelolaan volatilitas harga dan kurs nilai tukar.

Antam mengelola secara hati-hati risiko fluktuasi harga komoditas dan

kurs nilai tukar melalui implementasi strategi lindung nilai yang sesuai dan

fleksibel.

7. Fokus pada tata kelola perusahaan yang baik dan budaya

perusahaan.

Antam akan terus memenuhi dan mengimplementasikan prinsip tata kelola

perusahaan yang baik secara berkelanjutan serta mengembangkan budaya

perusahaan yang produktif dan efisien.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

55 

 

    Universitas Indonesia

4.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

56 

 

    Universitas Indonesia

Untuk mencapai tujuan seperti termaksud dalam Anggaran Dasar

Perseroan, susunan organisasi Kantor Pusat terdiri atas :

a. Unsur Pimpinan : Direksi

b. Unsur Teknostruktur :

1. Corporate Secretary;

2. Internal Audit;

3. Corporate Strategic Development;

4. Mineral Resources Development;

5. Operations Management;

6. Environment & Mine Closure;

7. Risk Management;

8. Supply Chain Management;

9. Accounting & Budgeting;

10. Organization Effectiveness and Development;

11. Learning and Development; dan

12. Corporate Social Responsibility.

c. Unsur Pendukung :

1. Project Development Group;

2. Technology Development;

3. Marketing & Customer Support;

4. Legal & Compliance;

5. Tokyo Representative;

6. Treasury, Tax & Insurance

7. Corporate Finance;

8. Information & Communication Technology;

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

57 

 

    Universitas Indonesia

9. Human Resources Management; dan

10. GA, Asset & External Relations.

Direktorat Keuangan dipimpin oleh Direktur Keuangan yang dibantu oleh :

1) Senior Manager Treasury,Tax & Insurance yang membawahi:

a. Assistant Senior Manager Treasury, dan

b. Assistant Senior Manager Tax & Insurance.

2) Senior Manager Accounting and Budgeting yang membawahi:

a. Assistant Senior Manager Accounting, dan

b. Assistant Senior Manager Budgeting.

3) Senior Manager Corporate Finance yang membawahi para Staf/Spesialis.

4) Senior Manager Information & Communication Technology yang

membawahkan:

a. Assistant Senior Manager Information & Communication Technology

Operation, dan

b. Assistant Senior Manager Business Information Analyst and

Development.

Satuan kerja Treasury,Tax & Insurance yang dipimpin oleh Senior

Manager Treasury,Tax & Insurance dan dibantu oleh ASM Treasury dan ASM Tax

& Insurance berperan:

1. Menyusun strategi, kebijakan dan program pengelolaan treasury, perpajakan

dan asuransi aset perusahaan untuk menunjang terciptanya manajemen

keuangan yang akuntabel;

2. Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

pengelolaan dan optimalisasi dana perusahaan, verifikasi serta pengelolaan

risiko keuangan perusahaan sesuai dengan peraturan perusahaan yang

berlaku;

3. Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

pengelolaan perpajakan dan asuransi aset perusahaan sesuai dengan

peraturan perusahaan yang berlaku;

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

58 

 

    Universitas Indonesia

BAB 5

ANALISIS ALOKASI JOINT COST KEGIATAN PENAMBANGAN DAN

PENGOLAHAN NIKEL DALAM MENGHITUNG KEMBALI PAJAK

MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN

5.1 Alokasi Joint Cost Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Nikel dalam

Menghitung Kembali Pajak Masukan yang dapat Dikreditkan

PT. Antam (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Antam memiliki

wilayah pertambangan nikel yang terbesar di Propinsi Sulawesi Tenggara dan

Halmahera Timur. Perusahaan mampu memproduksi nikel ore pada tahun 2009

mencapai sebesar 5.100.000 Wmt (Wet metric ton) dengan penjualan ekspor

sebanyak 4.300.000 Wmt. Sedangkan untuk pengolahan ferronickel, perusahaan

menghasilkan sebesar 12.000 tNi (ton Nickel) dari pabrik pengolahan yang berada

di Pomalaa Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Pabrik tersebut terdiri dari

pabrik pengolahan Feni I, Feni II dan Feni III dengan kapasitas produksi masing-

masing yaitu sebesar 250.000, 260.000, dan 208.000 TNi per tahun.

Di awal tahun 2008, seiring dengan pemasaran bijih nikel dan tidak terkait

dengan klasifikasi cadangan dan sumber daya, Antam melakukan reklasifikasi

bijih nikel yang dijual. Sebelumnya, bijih nikel yang disebut low grade saprolite

ore (LGSO), dengan kandungan nikel antara 1,5% dan 2%, dimasukkan dalam

klasifikasi saprolit. Saat ini LGSO diklasifikasikan sebagai bijih nikel kadar

rendah yang juga termasuk bijih nikel limonit yang memiliki kandungan di bawah

1,5%. Sementara bijih nikel dengan kandungan diatas 2% disebut bijih nikel kadar

tinggi.

Klasifikasi ini telah merubah target ekspor bijih nikel tahunan. Pada

awalnya Antam berencana untuk menjual 5,8 juta wmt saprolit. Namun saat ini

Antam menargetkan ekspor bijih nikel kadar tinggi sebesar 3,2 juta wmt dan 2,6

juta bijih nikel kadar rendah yang terbagi atas 2,4 juta wmt LGSO dan 0,2 juta

wmt limonit. Target produksi bijih nikel kadar tinggi adalah 3,65 juta wmt yakni

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

59 

 

    Universitas Indonesia

jumlah yang akan diekspor ditambah 450.000 wmt sebagai umpan bijih. Target

produksi bijih nikel kadar rendah adalah sama dengan target penjualan.

Bijih nikel Antam dijual ke Jepang, Eropa Timur dan China, dengan bijih

nikel kadar tinggi umumnya dijual ke Jepang dan Eropa Timur sementara kadar

rendah dijual ke China. Pada 1Q08, 73% dari bijih nikel kadar tinggi dijual ke

Jepang sementara sisanya dijual ke Eropa. Harga bijih nikel didasarkan pada

harga spot di London Metal Exchange serta kandungan nikel, kelembaban dan

juga recovery rate.

Pemakaian bahan, salah satu komponen terbesar dari biaya produksi

Antam adalah biaya pemakaian bahan untuk keperluan produksi feronikel yang

naik 45% menjadi Rp200 miliar dan berkontribusi 35% atas total biaya pemakaian

bahan. Harga umpan bijih menjadi lebih mahal pada kuartal I 2008 berhubung

Antam membeli bijih dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada

kuartal I 2007. Antam mengkonsumsi 294,557 wmt bijih saprolit untuk

memproduksi 4.362 tNi dalam feronikel pada kuartal I 2008. Dengan

menggunakan kadar umpan bijih yang lebih tinggi tersebut, Antam hanya

menggunakan 67,5 ton umpan bijih untuk memproduksi 1 tNi dalam feronikel,

suatu rasio yang lebih rendah daripada biasanya. Sekitar 94% dari umpan bijih

untuk produksi ferronickel adalah berasal dari tambang PT Inco di Pomalaa

Timur. Melalui perjanjian pembelian umpan bijih dari PT Inco tersebut, Antam

dapat menghemat cadangan bijih kadar tingginya untuk kebutuhan masa depan,

menurunkan biaya jasa penambangan bijih serta menambah kapasitas produksi

bijih nikel kadar rendah yang tidak digunakan sendiri oleh Antam untuk

memenuhi permintaan bijih nikel saprolit kadar rendah dari China.

Oleh karena seluruh penjualan nikel dan ferronikel Antam di ekspor ke

luar negeri, maka pada saat penjualan tersebut antam harus memungut PPN

ekspor sebesar 0% sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang No. 41 Tahun

2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas

Barang Mewah pasal 7 ayat (2) a yang menyebutkan bahwa tarif Pajak

Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas ekspor barang kena

pajak berwujud.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

60 

 

    Universitas Indonesia

Administrasi Pajak Pertambahan Nilai PT. Antam dilakukan terpusat

berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Pajak No. S-1767/PJ.3/1985 tanggal 14

Juni 1985 yang kemudian diterbitkan kembali mengenai pemusatan tempat Pajak

Pertambahan Nilai melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-

00236/WPJ.19/KP.03/2012 tanggal 25 Januari 2012. Adminitrasi tersebut

dilakukan di satuan kerja Treasury, Tax & Insurance dengan seorang staf pajak

(Specialist 3) bidang Value Added Tax (VAT) yang melakukan penghitungan dan

pelaporan PPN di Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara (KPP

BUMN).

5.1.1 Proses Penambangan

Lapisan deposit bijih nikel Antam umumnya tidak terlalu dalam. Lapisan

bijih nikel limonit berada diatas lapison saprolit. Hal ini menjadikan

penambangan limonit lebih murah dan penambangan limonit dilakukan terlebih

dahulu sebelum saprolit. Bijih nikel ditambang menggunakan metode tambang

terbuka secara selektif dengan peralatan backhoe untuk penggalian dan truk untuk

transportasi. Tidak diperlukan pengeboran atau peledakan dalam penambangan

bijih nikel maupun proses pengolahan yang rumit, selain pengeringan dan

penyaringan bijih. Dalam proses penyaringan bijih, didapatkan bijih yang

berukuran besar yang memerlukan proses tambahan untuk menghancurkan batuan

bijih nikel ke ukuran yang diinginkan.

Antam melakukan outsourcing untuk sebagian besar kegiatan

penambangannya seiring dengan rencana Antam untuk bergerak ke bidang hilir

dan juga untuk menghemat biaya overhead, biaya tenaga kerja serta kewajiban-

kewajiban paska kerja. Antam mengkategorikan penambangan bijih untuk

keperluan ekspor sebagai jasa penambangan bijih sedangkan penambangan untuk

umpan bijih produksi feronikel sebagai pemakaian bahan, walaupun kedua-

duanya sebagian besar dilakukan oleh para kontraktor tambang pihak ketiga.

Biaya jasa penambangan bijih naik 84% menjadi Rp349 miliar pada

kuartal I tahun 2008 terutama dikarenakan kenaikan produksi bijih nikel sebesar

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

61 

 

    Universitas Indonesia

33% dan kenaikan volume penjualan bijih nikel sebesar 6% serta kenaikan biaya-

biaya operasi, seperti bahan bakar, yang dibebankan kepada Antam oleh

kontraktor tambang. Biaya jasa penambangan bijih merupakan komponen kedua

terbesar dan menyumbang 22% dari total biaya produksi Antam. Jasa

penambangan bijih nikel sebesar Rp338 miliar adalah komponen terbesar dan

merupakan 97% dari dari total biaya jasa penambangan bijih. Biaya penambangan

bijih bauksit sebesar Rp10 miliar merupakan 3% dari biaya jasa penambangan

bijih sedangkan biaya penambangan bijih emas sebesar Rp1 miliar merupakan

0,3% dari keseluruhan biaya penambangan bijih.

Walaupun bukan termasuk dalam lima besar biaya produksi, biaya

transportasi yang meliputi biaya-biaya yang terkait dengan pengiriman bijih,

pemuatan bijih, mobilisasi peralatan serta logistik pemuatan dan pembongkaran

adalah komponen yang penting dari biaya produksi. Meskipun ada kenaikan harga

bahan bakar serta kenaikan tipis dalam volume ekspor, biaya transportasi

mengalami penurunan sebesar 38% menjadi Rp21 miliar terutama disebabkan

oleh kegiatan logistik pemuatan yang lebih rendah. Pada kuartal pertama tahun

2007 biaya pemuatan bijih adalah Rp18 miliar dan merupakan 53% dari total

biaya transportasi. Sedangkan pada kuartal pertama tahun 2008, biaya pemuatan

bijih hanya sekitar Rp6 miliar dan merupakan 28% dari biaya transportasi.

Proses Pemuatan Bijih Nikel

Gambar 5.1

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

62 

 

    Universitas Indonesia

Proses Penambangan Nikel PT. Antam

Gambar 5.2

Antam menggunakan metode tambang terbuka untuk proses penambangan

bijih nikelnya dengan tahapan sebagai berikut :

o Exploration Drilling

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemboran pada jarak spasi 25 - 50 meter

untuk mengambil sample batuan dan tanah guna mendapatkan gambaran

kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.

o Clearing & Stripping

Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan dan mengupas lapisan tanah

penutup setebal 10 - 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

63 

 

    Universitas Indonesia

ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang

Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk menyelamatkan tanah

tersebut agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang

masih asli, sehingga tanah pucuk ini dapat digunakan dan ditanami kembali

untuk kegiatan reklamasi.. Alat yang biasa digunakan adalah buldozer ripper

dan dengan menggunakan bantuan mesin potong chainsaw untuk menebang

pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm.

o Mining

Penambangan termasuk dalam klasifikasi tambang terbuka (sistem

berjenjang) dengan menggunakan alat-alat produksi antara lain Bulldozer

sebagai alat dorong, backhoe sebagai alat gali dan muat, dan Dump Truck

sebagai alat angkut. Lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10

meter dan dibawa ke stasiun penyaringan.

o Hauling

Pengangkutan bijih nikel. Alat angkut yang digunakan adalah Dump Truck

yang berkapasitas antara 15-30 ton.

o Strain & Crushing

Penumpukan/Penyimpanan Bijih. Bijih Nikel baik untuk umpan pabrik

maupun untuk ekspor sebelumnya ditumpuk di Stockyard. Batuan

besar/boulder (>20 cm), disaring di saringan tetap / Stationary Grizzly.

Boulder dipecahkan dengan mesin pemecah batu (Crushing plant) sampai

ukuran <20 cm dan dikirim ke pabrik sebagai bijih umpan pabrik.

Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 yang

mengelompokan Bijih nikel sebelum diproses merupakan penyerahan yang

tergolong Barang Tidak Kena Pajak menimbulkan ketidakpastian dalam sistem

perpajakan Indonesia. Padahal dalam pemungutan pajak terdapat asas kepastian

sehingga memudahkan dalam pelaksanaan administrasi perpajakan. Kepastian ini

meliputi kejelasan dan ketegasan dalam penentuan subyek, obyek, dasar

pengenaan pajak, tarif, dan prosedur sehingga tidak bermakna ganda dan tidak

bisa ditafsirkan lain.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

64 

 

    Universitas Indonesia

Pemerintah perlu membuat suatu sistem perpajakan yang mendukung

stabilitas makroekonomi dengan adanya arus penerimaan pajak yang stabil dan

dapat diprediksi dan kesempatan untuk mendapatkan bagian penghasilan yang

lebih besar apabila perusahaan mendapatkan laba yang tinggi. Di sisi lain

perusahaan yang berinvestasi memerlukan kebijakan pemerintah yang dapat

diprediksi, stabil dan didasari pada aturan hukum yang pasti sehingga keputusan

yang diambil didasari oleh alasan yang tepat.

Pasal 4A ayat (2) huruf a Undang-Undang PPN menjelaskan mengenai

kelompok barang yang diambil langsung dari sumbernya. Jenis barang dari pasal

4A ayat (2) huruf a UU PPN dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 2 PP Nomor 144

Tahun 2000. Berdasarkan pasal 2 huruf f PP Nomor 144 Tahun 2000, bijih nikel

merupakan salah satu jenis barang hasil pertambangan yang termasuk dalam

kategori barang yang diambil langsung dari sumbernya. Pasal tersebut tidak

memberikan definisi lebih lanjut mengenai batasan atau kategori atas bentuk bijih

nikel yang akan diserahkan. Sehingga, atas penyerahan yang substansinya adalah

bijih nikel tidak akan dipungut PPN.

Sesuai dengan legal character VAT, Barang yang semula tidak terutang

PPN akan menjadi terutang PPN jika suatu barang siap untuk dikonsumsi. Barang

yang semula tidak terhutang PPN karena tidak dapat langsung dikonsumsi,

menjadi terutang PPN karena sudah memiliki nilai tambah dan dapat dikonsumsi.

feronikel merupakan salah satu contoh dari bijih nikel yang diproses lebih lanjut

sehingga menjadi barang yang siap untuk dikonsumsi. Penjualan atas bijih nikel

yang telah diolah menjadi feronikel merupakan objek yang terutang PPN.

Kelemahan dari Peraturan Pemerintah maupun Pasal 4A UU PPN tersebut

yakni tidak memberikan definisi atas batasan barang yang diambil langsung dari

alam sebagai barang yang tidak dikenakan PPN. Atas penerapan peraturan

tersebut di lapangan menyebabkan dispute atas pemahaman antara DJP dengan

WP dalam menentukan suatu barang yang tidak dikenakan PPN karena termasuk

kategori diambil langsung dari alam. Definisi yang tidak dijelaskan lebih lanjut

tersebut menyebabkan dispute atas batasan atau kategori barang yang diambil

langsung dari sumbernya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

65 

 

    Universitas Indonesia

Slamet selaku staff senior pajak PT Antam mengungkapkan.:

“PPN atas bijih nikel sebenarnya kalau dikaitkan dengan UU PPN merupakan barang tidak kena pajak karena diambil langsung dari sumbernya. Bijih nikel tersebut diambil langsung kemudian dijual, tp terkadang kita juga bingung dengan perlakuan PPN atas bijih nikel yg mengalami proses pengolahan sebelum dijual, ya karena itu tadi..ee diundang-undang masih belum jelas atas batasan defenisi barang yang diambil langsung dari alam itu seperti apa. (wawancara pada hari Jum’at, 16 Desember 2011)”

Batasan atau definisi suatu barang yang diambil langsung sumbernya tidak

diatur lebih lanjut dalam aturan tersebut. DJP hingga saat ini belum dapat

menentukan batasan atas barang yang diambil langsung dari sumbernya maupun

barang yang telah mengalami proses lebih lanjut. Batasan mengenai barang yang

diambil langsung dari sumbernya maupun barang yang telah mengalami proses

belum diatur dalam peraturan. Untuk menetapkan batasan atas barang tidak kena

pajak menjadi barang kena pajak terdapat kendala dalam menentukan definisi per

masing-masing barang dan jumlah barang-barang tersebut yang tidak sedikit. Hal

ini ditegaskan dalam informasi yang diperoleh penulis dalam wawancara dengan

Rochmat selaku Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi KPP

BUMN :

“…Kalau batasan itu sendiri, kita sudah pernah mencoba untuk mengatur dengan melakukan tinjauan lapangan. Seperti misalnya waktu itu kami pernah mencoba untuk barang hasil pertanian, untuk setiap hasil pertanian memiliki definisi proses yang berbeda-beda…..Begitu pula dengan barang hasil pertambangan. Kita juga dulu sudah pernah bertanya kepada Tamben (Pertambangan dan Energi), mereka ketika kita tanya mengenai definisi bijih nikel waktu itu ketika masih di dalam perut bumi, ketika sudah ditambang dan ketika sudah diproses, mereka sendiri bingung batasannya seperti apa…..Untuk itu, sampai dengan saat ini krtiteria atau batasan mengenai barang yang diambil langsung dengan alam dengan barang yang telah mengalami suatu proses masih belum ada definisinya. Jadi kita asumsikan untuk barang yang tidak terdapat definisinya kita ambil kaidah atas barang tersebut. Namun, mengenai bijih nikel, sampai dengan saat ini bijih nikel masih merupakan barang yang tidak kena pajak, tetapi apabila tidak mengalami pengolahan atau perubahan bentuk, saat masih di dalam perut bumi sampai dengan ketika dijual adalah tetap sama, (wawancara pada hari senin, 19 Desember 2011).”

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

66 

 

    Universitas Indonesia

Berbeda dengan pendapat yang diberikan informan yang menyatakan

bijih nikel merupakan barang yang tidak kena pajak apabila tidak

mengalami proses pengolahan atau diambil langsung dari sumbernya,

peneliti berpendapat bahwa atas bijih nikel yang diambil langsung dari alam

tanpa harus diolah terlebih dahulu maka bukan merupakan Barang Kena

Pajak, namun apabila bijih nikel mengalami perubahan bentuk atau telah

mengalami pengolahan menjadi feronikel maka merupakan barang kena

pajak dan terutang PPN.

Tidak adanya aturan mengenai batasan suatu barang yang diambil

langsung dari sumbernya maupun barang yang telah mengalami suatu

proses, maka atas penyerahan barang yang telah mengalami proses lebih

lanjut atau dengan kata lain tidak lagi memenuhi definisi “barang yang

diambil langsung dari sumbernya”. Tidak didefinisikannya batasan tersebut

menyebabkan dispute pada saat penerapan aturan di lapangan. Informasi ini

diperoleh melalui wawancara dengan Arif selaku Account Representative

Seksi Pengawasan dan Konsultasi KPP PMA 3 sebagai berikut :

“Jika mengacu pada konsep umum tentang PPN itu sendiri bahwa barang yang tidak diolah atau barang yang diambil langsung dari sumber itu adalah barang yang tidak dikenakan pajak. Kalau bijih nikel masuk dalam kategori ini, karena tidak diproses, jadi yang diambil dari pertambangan langsung dijual dan tidak diproses. Sebagai AR, emang dulu pengusaha pertambangan sama kita sudah pernah membahas mengenai hal ini sampai dengan ke kepala kantor. Disitu dinyatakan bahwa bijih nikel bukan BKP, karena apabila diambil langsung dari sumbernya. Bijih nikel yang dijual tersebut diasumsikan sama seperti bentuk asalnya seperti waktu dia ada di dalam perut bumi meskipun sudah mengalami proses crushing dan screening. Untuk itu, sampai dengan sekarang bijih nikel memang tidak terutang PPN. Ya, tapi memang kalau kita liat secara konsep PPN sih memang harusnya itu jadi BKP. Konsep PPN kan bilang kalo semua barang pada prinsipnya adalah barang yang kena pajak. Feronikel itu kan udah mengalami proses, ya memang kalo berdasarkan konsep PPN, itu BKP. Hanya sekarang kan belum ada kebijakan yang mengatur lebih lanjut tentang batasan diambil langsung dari alam seperti apa dan barang yang sudah diproses itu seperti apa batasan dan definisinya, karena aturannya belum mengatur batasan pengecualian pasal 4A itu yang seperti apa, proses yang membuat suatu BTKP jadi BKP itu proses yang bagaimana, kategori untuk tiap-tiap barang kan beda. Kaya barang hasil pertanian, untuk tiap produk pertanian kan beda-beda batasan

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

67 

 

    Universitas Indonesia

terutangnya. Ya untuk itu sampai dengan saat ini kita masih mengkategorikan bijih nikel jadi BTKP, apabila dasarnya adalah bentuknya yang ngga berubah itu atau tidak diolah terlebih dahulu, (wawancara pada hari senin, 19 Desember 2011).”

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara di atas,

bijih nikel yang dijual dikategorikan sebagai barang yang diambil langsung

dari sumbernya dan merupakan barang tidak kena pajak. Informan

menyatakan secara konsep bijih nikel yang telah mengalami proses lebih

lanjut seharusnya merupakan BKP. Aturan perundangan yang tidak

mengakomodir batasan suatu barang menjadi barang yang terutang PPN

(pengecualian pasal 4A UU PPN), menyebabkan DJP berpendapat bijih

nikel yang diambil langsung dari alam untuk dijual tidak terutang PPN. DJP

berpendapat berdasarkan kaidah dari barang itu sendiri. Bijih nikel yang

telah mengalami pengolahan menjadi feronikel Atas dasar bentuk yang

berubah tersebut, DJP menyatakan bahwa bijih nikel yang dijual merupakan

barang yang terutang PPN.

 

5.1.2 Proses Pengolahan

Bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel

limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% -

1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan

saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit

terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-

2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan melalui

proses pyrometalurgi, saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk produksi

feronikel.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

68 

 

    Universitas Indonesia

Pabrik Pengolahan Ferronickel PT. Antam

Gambar 5.3

Feronikel yang merupakan salah satu produk utama Antam, diproduksi

melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses

pyrometalurgi. Feronikel Antam mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar 80%

besi. Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan

karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan

baku untuk produksi baja nirkarat.

Dari segi teknis, mineral nikel yang terdapat di Indonesia pada dasarnya

adalah bijih lateritis, yang merupakan hasil pelapukan batuan ultrabasa yang

mengandung nikel. Nikel lateritis terbagi dalam dua jenis, yakni jenis oksida atau

limonit dan jenis silikat yang biasanya disebut saprolite atau garnierite. Masing-

masing mineral ini memiliki sifat-sifat khusus yang akan menentukan cara

pengolahan paling cocok. Untuk tahap perdana, jenis nikel yang akan diolah di

pabrik peleburan Pomala adalah jenis silikat karena kandungan nikelnya yang

lebih tinggi untuk memperoleh manfaat ekonomis yang lebih tinggi pula. Sampai

saat itu, ada sejumlah metode pengolahan nikel yang digunakan secara komersial,

yaitu proses Krupp-Renn, Blast Furnace, Ugine dan Elkem.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

69 

 

    Universitas Indonesia

Dari hasil berbagai survai dan penelitian tersebut, Antam pada akhirnya

memutuskan untuk memproduksi bahan setengah jadi (intermediate product) yang

berupa feronikel dengan kandungan nikel kurang lebih 20%, melalui proses

Elkem, yang memiliki dua jenis peralatan utama yakni tanur putar (Rotary Kiln)

dan tanur listrik (Electric Furnace).

Sebagai informasi, pada proses Elkem, bijih yang akan diolah terlebih

dahulu dipecah-pecah menjadi bongkah-bongkah berukuran maksimum 20 x 40

mm dengan menggunakan penumbuk jaw crusher dan hammer mill. Pecahan-

pecahan ini kemudian disaring dengan saringan getar (vibrating screen). Arang

batu (antrasit atau cokes) sebagai bahan pereduksi dan batu kapur sebagai bahan

peleleh dicampurkan, dan campuran ini kemudian dimuatkan ke dalam rotary kiln

untuk mendapatkan proses kalsinasi pada suhu maksimum 900ºC. Proses ini

ditujukan untuk menguapkan air lembab dan air kristal yang terkandung dalam

bijih nikel.

Hasil kalsinasi, yang disebut ‘kalsin’ dalam keadaan panas keluar dari

rotary kiln dan ditampung oleh sebuah kontainer khusus untuk kemudian

ditransfer dan dimuatkan ke dalam electric furnace. Di dalam electric furnace,

terjadi peleburan dan reduksi pada suhu kira-kira 1600ºC. Panas yang diperlukan

pada proses ini didapat dari lompatan listrik yang timbul di antara

elektrodaelektroda dengan muatan tanur dan antar-muatan tanur itu sendiri.

Muatan tanur yang sudah lebur akan terpisah menjadi dua lapisan cair;

logam-logam yang tereduksi, dengan gaya beratnya sendiri akan turun ke dasar

tanur dan membentuk lapisan cair feronikel, sedangkan muatan lainnya tetap

berbentuk oksida-oksida yang disebut lapisan terak (slag) tetap berada di atas

lapisan pertama. Kedua lapisan cair ini dikeluarkan dari tanur pada saat yang tepat

melalui lubang keluaran masing-masing yang disebut tap-hole. Terak yang telah

dikeluarkan dibuang sebagai kotoran, sedangkan cairan feronikel dimurnikan

dalam dua tahap.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

70 

 

    Universitas Indonesia

Diagram Proses Pengolahan Bijih Nikel

Gambar 5.4

Tahap pertama adalah proses pembuangan belerang yang dilakukan

dengan proses Rhein-Stahl dengan menggunakan bubuk soda dan karbit sebagai

bahan pembuang belerang (desulphurizing agent). Hasil produksi pemurnian

tahap pertama ini bisa dipasarkan sebagai feronikel arang tinggi (high carbon

ferronickel).

Pada tahap pemurnian kedua, feronikel arang tinggi yang masih dalam

keadaan cair dihembus dengan gas asam ke dalam satu tanur goyang (shaking

converter) untuk melepaskan elemen-elemen arang, silikon, chromium dan fosfor.

Sebagai bahan permurni, digunakan batu kapur, kapur dan fl uorspar. Hasil dari

pemurnian tahap kedua ini adalah feronikel arang rendah (lowcarbon ferronickel).

Sebelum dilakukan pengecoran menjadi balok-balok feronikel, ke dalam

feronikel arang rendah ini ditambahkan ferrosilicon dan aluminium sebagai bahan

pembuang kandungan oksigen. Hasil pengecoran adalah balok-balok feronikel

yang disebut ingot. Masing-masing ingot kemudian dicek komposisinya, dan

ingot yang memenuhi persyaratan kualitas siap dikirimkan ke pasar.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

71 

 

    Universitas Indonesia

Secara garis besar proses pengolahan bijih nikel di UPN pomalaa dibagi

dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap Praolahan. Bijih basah yang berasal dari wilayah penambangan

Utara, tengah, dan Selatan serta bijih basah yang berasal dari P. Gee

dicampur (blending) untuk mendapatkan komposisi yang sesuai.

Campuran bijih (blended ore) ini dikeringkan di dalam suatu Rotary

Dryer. Selanjutnya bijih kering mengalami proses kalsinasi di dalam

Rotary Kiln untuk menghilangkan kandungan Loss on Ignition (LOI).

Debu yang berasal dari tahap praolahan ini ditangkap pada unit

penangkapan debu, lalu diproses di dalam pelletizer untuk membuat pellet

yang akan diumpankan kembali ke dalam Rotary Kiln.

2. Tahap Peleburan. Pada tahap ini calcined ore dilebur dan direduksi di

dalam capur listrik berkapasitas 20 MVA untuk Feni I dan 25 MVA untuk

Feni II. Sebagai bahan pereduksi digunakan Antracite. Proses reduksi ini

menghasilkan crude metal yang akan dimurnikan pada tahap selanjutnya,

sedangkan bahan yang tidak tereduksi berupa slag dikeluarkan dari dapur

listrik pada waktu-waktu tertentu untuk dibuang. Untuk pengaturan

kebasaan, slag ditambahkan batu kapur.

3. Tahap Pemurnian. Crude metal yang berasal dari tahap peleburan,

dikurangi kandungan belerangnya di dalam suatu unit penghilang sulfur

(Desulphurization). Sedangkan untuk mengurangi kandungan Si, C, dan P

dilakukan Blowing Oxygen dan penambahan Flux terhadap crude metal di

dalam unit Shaking Converter (De-Siliconization dan De-Carbonization).

Gas Oxygen yang dipergunakan berasal dari Oxygen Plant. Untuk

membuat produk Feronikel berbentuk batangan (ingot), metal cair yang

telah dimurnikan dengan spesifikasi dan komposisi tertentu dicetak pada

unit Continuous Casting Machine Untuk membuat produk feronikel

berbentuk butiran (shot), metal cair ini dicetak pada unit Shot Making.

Bentuk batangan (ingot) diproduksi dalam dua jenis, yaiut High Carbon

dan Low Carbon. Sedangkan bentuk butiran (shot) yang diproduksi hanya

dalam jenis Low Carbon.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

72 

 

    Universitas Indonesia

Hasil Pengolahan Bijih Nikel berupa Ingot dan Shots

Gambar 5.6

Gambar 5.5

Proses lebih lanjut merupakan kegiatan menghasilkan barang yang siap

untuk dikonsumsi, sehingga memberikan nilai tambah bagi barang tersebut. Atas

barang yang telah memiliki daya guna baru (nilai tambah atau nilai manfaat),

seharusnya merupakan barang yang terutang PPN. Hal ini sebagaimana informasi

yang diberikan oleh Tunas Hariyulianto selaku akademisi mengenai batasan atau

kriteria untuk menentukan kategori barang yang diambil langsung dari

sumbernya.

“Yang dimaksud dengan Barang yang diambil langsung dari sumbernya adalah barang yang secara umum tidak mengalami pemrosesan. Jika barang tersebut diproses, maka itu menjadi BKP. Yang menjadi masalah adalah apa yang dimaksud dengan diproses? Apakah dibersihkan juga termasuk dalam pemrosesan? Apakah disaring juga termasuk dalam pemrosesan? Hal ini yang menimbulkan dispute. Analisis yang diberikan harus mengacu pada prinsip yang dianut dalam PPN itu apa, kalau itu diproses maka akan menjadi BKP”. Narasumber menambahkan “Ya kalau sudah mengalami suatu proses, harusnya menjadi BKP kalau bicara konsep. Yang menjadi masalah adalah kalau itu menjadi BKP, berarti pajak masukannya dapat dikreditkan. Pertimbangan pemrosesan itu adalah misalnya merubah bentuk, merubah komposisi, ya kalau gas itu sudah diproses kan berarti CO2 nya sudah berkurang sesuai dengan standar komersial. Secara konsisten atau konsekuen itu harusnya sudah menjadi BKP.”

Dengan pernyataan yang diberikan oleh informan selaku akademisi yang

mengerti dan memahami peraturan perpajakan, khususnya Pajak Pertambahan

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

73 

 

    Universitas Indonesia

Nilai, batasan atas barang yang diambil langsung dari sumbernya adalah barang

yang secara umum tidak mengalami proses. Pasal 4A hanya menyebutkan yang

dikecualikan dari pengenaan PPN adalah “barang yang diambil langsung dari

sumbernya”. Barang yang telah mengalami pemrosesan lebih lanjut tentu tidak

termasuk ke dalam kategori barang yang diambil langsung dari sumbernya.

Sesuai dengan konsep PPN yang menyatakan bahwa semua barang pada

prinsipnya merupakan barang kena pajak (BKP). Pengecualian atas BKP menjadi

non BKP adalah apabila barang tersebut merupakan barang kebutuhan publik,

sulit untuk dipajaki dan menghilangkan aspek regresivitas.

Perusahaan juga menghendaki kebijakan pemerintah yang dapat

menimimalisir distorsi ekonomi. PPN merupakan pajak atas konsumsi dan bukan

pajak transaksi antar perusahaan karena pajak yang diperoleh pada saat pembelian

barang dapat dikreditkan oleh perusahaan tersebut. Mekanisme ini membuat PPN

tidak mendistorsi harga pembelian dan penjualan barang. Suatu pengenaan PPN

dikatakan komprehensif apabila pengenaannya meliputi seluruh aktivitas

ekonomi, mulai dari tahap paling awal yaitu pertanian dan hak penambangan

sampai dengan tahap pedagang eceran. Sebagai Pajak tidak langsung atas

konsumsi, tax base PPN diterapkan seluas mungkin, kecuali hanya yang menjadi

kebutuhan pokok, yaitu produk pertanian yang belum diolah.

Negara yang menerapkan PPN (VAT) biasanya mengenakannya kepada

seluruh pembelian baik barang modal maupun jasa. Agar dapat berkompetisi

secara global maka hampir semua negara pengekspor mineral memilih untuk

meniadakan pajak pada ekspor mineral. Cara untuk meniadakan pajak ini

bervariasi dan melibatkan administrasi perpajakan yang kompleks. Cara paling

sederhana untuk menghilangkan pengaruh pajak ini adalah dengan mengecualikan

produk tersebut. PPN yang dikenakan pada peralatan impor dan jasa dapat

membebani proyek yang padat modal. Hampir seluruh negara menghilangkan

PPN atas impor barang melalui skema pengecualian (exemption), pemotongan

tarif (rebates), kredit pajak, pembayaran kembali (refund), penangguhan atau

penundaan (deferrals). Untuk ekspor mereka mengecualikan pengenaan PPN atau

mengenakan tarif 0%.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

74 

 

    Universitas Indonesia

PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai dari

barang atau jasa. Suatu pertambahan nilai tercipta karena untuk menghasilkan,

menyalurkan dan memperdagangkan barang ataupun pelayanan jasa,

membutuhkan faktor-faktor produksi pada berbagai tingkatan produksi. Setiap

faktor-faktor produksi tersebut menimbulkan pengeluaran yang dinamakan biaya

dan biaya ini merupakan pertambahan nilai yang menjadi unsur pengenaan pajak.

Artinya proses penambahan nilai selalu timbul karena adanya biaya-biaya yang

dikeluarkan mulai dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi hingga menjadi

bahan jadi yang selanjutnya siap dijual dengan tingkat laba yang diharapkan.

Pendapat DJP yang menyatakan secara konseptual barang yang telah

mengalami proses lebih lanjut adalah merupakan Barang Kena Pajak (BKP), hal

ini telah sesuai dengan teori generalisasi PPN, dimana semua barang merupakan

barang kena pajak. Penentuan DJP atas suatu barang sebagai barang yang tidak

kena pajak dengan hanya didasarkan pada bentuk barang yang tidak berubah,

tidak sesuai dengan konsep PPN yang ada. Pasal 1 angka 16 Undang-Undang

PPN menyatakan bahwa pengertian menghasilkan adalah:

“Kegiatan mengolah melalui suatu proses mengubah bentuk atau sifat suatu barang dari bentuk aslinya menjadi barang baru atau mempunyai daya guna baru, atau kegiatan mengolah sumber daya alam termasuk menyuruh orang pribadi atau badan lain melakukan kegiatan tersebut.

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Undang-Undang PPN, kegiatan

mengolah melalui suatu proses sehingga suatu barang memiliki daya guna baru

merupakan kegiatan yang menimbulkan objek PPN. Konsep PPN menyatakan

bahwa semua barang pada prinsipnya adalah BKP dan PPN dikenakan atas

konsumsi barang maupun jasa. Penjelasan tersebut memiliki konotasi bahwa

apabila suatu barang telah melalui proses yang menyebabkan barang tersebut

memiliki daya guna baru, maka barang tersebut merupakan barang yang terutang

PPN.

Sesuai dengan konsep PPN yang menyatakan bahwa semua barang adalah

barang kena pajak dan definisi “menghasilkan” berdasarkan pasal 1 angka 16 UU

PPN, maka feronikel tidak termasuk ke dalam kategori barang yang mendapat

pengecualian (exemption) dari pengenaan PPN sebagaimana konsep yang

dinyatakan oleh Tait tentang Pengecualian PPN (exemption). Dengan dasar

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

75 

 

    Universitas Indonesia

tersebut, bijih nikel yg telah diolah menjadi feronikel merupakan barang yang

terutang PPN.

Barang hasil pertambangan termasuk bijih nikel sesungguhnya memiliki

nilai, karena setelah barang tersebut diambil langsung dari sumbernya, barang

hasil pertambangan tersebut menjadi mempunyai nilai ekonomis. Apabila barang

hasil pertambangan yang masih berwujud mentah tersebut diolah menjadi barang

jadi yang siap digunakan dan atas penyerahannya menjadi terutang pajak, maka

pembebasan pengenaan PPN tersebut sifatnya hanya sementara, yaitu hanya pada

saat barang hasil tambang tersebut masih mentah. Pada saat barang tersebut telah

jadi, maka nilai tambah atau nilai ekonomis yang telah dimiliki pada saat barang

tersebut masih mentah juga ikut terkena PPN.

Namun ternyata untuk keperluan pengamanan penerimaan, Pemerintah

menetapkan status bijih nikel menjadi BTKP sehingga Wajib pajak pertambangan

bijih nikel tidak dapat merestitusi Pajak Masukan atas Pajak Keluaran. Menurut

otoritas perpajakan, konsepsi nilai tambah (added value) atas bahan mentah

tambang bijih nikel belum memenuhi hingga bijih nikel tersebut siap untuk

dikonsumsi yaitu dalam bentuk feronikel karena hal ini sesuai dengan konsepsi

PPN sebagai pajak konsumsi yaitu pajak yang dikenakan pada saat barang atau

jasa dikonsumsi.

Dengan adanya kepastian tersebut, maka ditinjau dari segi Objek Pajak

Pertambahan Nilai, maka feronikel merupakan Barang Kena Pajak yang terutang

PPN. Secara umum semua barang adalah BKP dan PPN dikenakan atas konsumsi

suatu barang. Jika memperhatikan konsep generalisasi PPN, maka feronikel

merupakan salah satu barang yang menjadi Objek PPN. Selaku Pengusaha yang

telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), PT. Antam seharusnya

memungut PPN sebesar 10% atas feronikel yang dijual, atau sebesar 0% untuk

feronikel yang di ekspor ke luar negeri.

Sejak 1 Januari 2001, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 144

Tahun 2000, maka bijih nikel sebelum diproses tidak dikenakan PPN Penetapan

Biji nikel sebelum diproses merupakan Barang Tidak Kena Pajak (BTKP),

menimbulkan konsekuensi Pajak Masukan atas perolehan BKP dan JKP tidak

dapat dikreditkan. Pada masa awal mula Peraturan Pemerintah ini

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

76 

 

    Universitas Indonesia

diterbitkan,perusahaan pertambangan telah merasakan tambahan beban akibat

tidak dapat dikreditkannya Pajak Masukan yang telah dibayar.

Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan ini menimbulkan biaya

tambahan bagi pengusaha pertambangan sebab harga pokok produksi akan

meningkat menjadi 10% (sepuluh persen). Sebagaimana diungkapkan oleh slamet

selaku staf senior pajak PT Antam:

“... dalam proses penambangan bijih nikel terdapat biaya pembelian peralatan atau sewa alat untuk menambang, bahan bakar, biaya crushing atau biaya sub-kontraktor. Biaya-biaya ini menjadikan bijih nikel memiliki nilai tambah dari bijih nikel dalam bentuk bongkah menjadi feronikel yang sudah digrading dan siap diangkut untuk dipasarkan, tetapi sebagian atas biaya-biaya tersebut Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat diperhitungkan, sehingga menambah biaya atas produksi itu sendiri, (wawancara hari jum’at 16 Desember 2011)”.

Berdasarkan wawancara diatas, bahwa atas kegiatan penambangan bijih

nikel yang di jual langsung bukan merupakan BKP sehingga biaya-biaya yang

berkaitan untuk mendapatkan hasil pertambangan bijih nikel tersebut Pajak

Masukannya tidak dapat diperhitungkan menjadi kredit pajak, sedangkan atas

kegiatan penambangan bijih nikel yang diolah menjadi feronikel merupakan BKP

yang terutang PPN sehingga atas Pajak Masukannya dapat diperhitungkan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Rochmat selaku Account Representative Seksi

Pengawasan dan Konsultasi I KPP BUMN :

“Nah, kalo untuk bijih nikel yang sudah diolah menjadi feronikel, itu baru bisa dikreditkan karena sudah tidak termasuk dalam negatif list yang diatur di UU PPN maupun PP No.144 Tahun 2000. Jadi barang untuk yang itu punya Pajak Keluaran yang bisa ditandingkan dengan Pajak Masukan dari perolehan barang dan jasa, meskipun diekspor tetap terhutang PPN 0%. Perlu diingat ya, bahwa beda lho perlakuan antara tidak terutang PPN dengan terutang PPN 0%, (wawancara hari senin 19 Desember 2011).”

Hans George Ruppe, seorang guru besar hukum fiskal dan Direktur The

Institute For Financial Law of University of Graz-Austria dalam ”General

Report” dimuat dalam buku ”Cashier de Droit Fiscal International” tahun 1983

dalam Sukardji (2002), menyatakan bahwa, ”Pada hakekatnya, konsepsi PPN

semata-mata mengandung pengertian sebagai suatu tata cara pemungutan pajak

daripada sebagai suatu jenis pajak.” Demikian pula halnya dengan Terra (1988)

antara lain menyatakan, “Sales Taxation can be levied in various way, for

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

77 

 

    Universitas Indonesia

example, in a direct way, or in indirect way as a retail sales tax or as a value

added tax”. Jadi pajak penjualan dapat dipungut dengan berbagai cara, langsung

maupun tak langsung baik sebagai pajak penjualan eceran maupun PPN.

Penulis menilai proses pengambilan bijih nikel menjadi feronikel telah

memenuhi konsep nilai tambah. Apabila atas feronikel tidak dikenakan PPN maka

akan menimbulkan dampak pajak berganda. Pemerintah memang mempunyai

wewenang untuk menentukan apakah suatu barang dikenakan PPN atau tidak.

Secara ekonomi timbulnya dampak pajak berganda menyebabkan iklim investasi

menjadi tidak menarik khususnya dalam sektor pertambangan. Sependapat dengan

argumen yang diberikan oleh informan, feronikel yang telah siap untuk dijual

merupakan barang kena pajak. Hal tersebut sesuai dengan konsep PPN. PPN

dikenakan atas semua konsumsi (private expenditure) semua barang maupun jasa.

5.2 Mekanisme Perhitungan Pajak Masukan Terhadap Barang Hasil

Pertambangan dan Barang Hasil Pengolahan

Metode yang digunakan di Indonesia dalam menghitung PPN yang

terutang berdasarkan nilai tambah (value added) adalah menganut sistem credit

method. Metode tersebut memperhitungkan Pajak Keluaran yang terutang

dikurangi dengan Pajak Masukan yang telah dibayarkan. Bijih nikel yang

langsung dijual merupakan objek yang tidak terutang PPN, maka atas pajak

masukannya tidak dapat dikreditkan, sedangkan atas bijih nikel yang diolah

menjadi feronikel merupakan objek pajak yang terutang PPN, maka atas pajak

msukannya dapat dikreditkan.

Yang dimaksud dengan penyerahan yang tidak terutang pajak yang Pajak

Masukannya tidak dapat dikreditkan adalah penyerahan barang dan jasa yang

tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4A

dan yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana

dimaksud Pasal 16B Undang-Undang PPN. Hal ini sesuai dengan konsep yang

diberikan oleh Tait tentang definisi pengecualian PPN (exemption). Sebagai

konsekuensi atas peraturan tersebut, maka PT Antam menanggung beban pajak

atas barang-barang faktor produksi yang telah dibeli dan dimanfaatkannya untuk

mendukung kegiatan usahanya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

78 

 

    Universitas Indonesia

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah dibayarkan oleh PT. Antam

kepada para pemasok (supplier), tidak dapat dikreditkan meskipun transaksi

tersebut berkaitan langsung dengan kegiatan usaha, dan faktur pajak standar yang

telah diterima oleh PT. Antam adalah faktur pajak yang telah memenuhi

persyaratan sebagaimana diatur dalam pasal 13 angka 5 Undang-Undang PPN

tentang persyaratan kelengkapan faktur pajak (faktur pajak tidak cacat). PPN

Masukan yang telah dibayar oleh PT. Antam pada saat memperoleh dan

memanfaatkan barang-barang maupun jasa-jasa yang merupakan faktor

produksinya, tetap tidak dapat dikreditkan.

PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan oleh PT. Antam dicatat

sebagai beban operasional (cost). Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan ini

dikapitalisasi oleh PT. Antam dan dicatat sebagai beban operasional maupun

sebagai investasi (aset). Pajak Keluaran yang terutang oleh PT. Antam atas

penghasilan penjualan bijih nikel dan feronikel, dapat dikurangkan atau di-offset

dengan Pajak Masukan yang telah dibayarkan secara proporsional sebagaimana

diatur dalam PMK No 78/PMK.03/2010. PT. Antam menyetorkan Pajak yang

terutang adalah sebesar angka Pajak Keluaran (setelah dikurangi dengan Pajak

Masukan yang telah dihitung secara proporsional). Alasan PT. Antam tidak

mengkreditkan Pajak Masukan atas kegiatan yang berhubungan dengan

penghasilan lain berupa sewa tersebut di atas adalah karena ditemui kendala

dalam pengadministrasian PPN. PT. Antam tidak dapat melakukan pemilahan

Pajak Masukan yang terkait khusus dengan penghasilan penjualan bijih nikel,

maupun Pajak Masukan atas transaksi penjualan feronikel. Hal ini memberikan

beban tersendiri pada cash flow perusahaan, khususnya beban biaya PT. Antam.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam wawancara dengan informan:

Hal ini diatur dalam Pasal 31 ayat (1) Undang - Undang Pajak Penjualan

sebagai berikut :

”Atas pembelian bahan mentah, bahan pembantu dan bahan bakar termasuk juga alat pembungkus, maka pabrikan dapat mengurangkan pajak yang terutang olehnya dengan pajak masukan atau pajak penjualan yang telah dibayarkan atas pemasukan atau penyerahan barang-barang itu, jika jumlah pajak itu diketahui dan jika tidak lebih dari jumlah pajak masukan dan pajak penjualan yang dilunaskan kepada negeri, jika ia dapat membuktikan telah memakai bahan-bahan itu dalam perusahaan atau

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

79 

 

    Universitas Indonesia

pekerjaan, asalkan jumlah dari pajak yang dikurangkan itu disebut di atas surat pemberitahuan”.

Pengkreditan Pajak Masukan diatur dalam Pasal 9 UU PPN yaitu Pajak

Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk Masa

Pajak yang sama. Dalam hal belum ada Pajak Keluaran dalam suatu Masa Pajak,

maka Pajak Masukan tetap dapat dikreditkan. Apabila dalam suatu Masa Pajak,

jumlah Pajak Keluaran lebih besar daripada jumlah Pajak Masukan, maka

selisihnya merupakan PPN yang wajib dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak.

Apabila dalam suatu Masa Pajak, jumlah Pajak Masukan lebih besar daripada

jumlah Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan Pajak Masukan

yang dapat diminta kembali atau dikompensasikan ke Masa Pajak Berikutnya.

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan untuk perolehan

BKP dan / atau JKP yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.

Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pengusaha Kena Pajak selain melakukan

penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang

pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan

pasti dari pembukuannya, maka jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan

adalah Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak.

Sebagaimana diungkapkan oleh Arif selaku Account Representative Seksi

Pengawasan dan Konsultasi I KPP BUMN :

“Untuk perusahaan yang seperti itu, mereka harus bisa memisahkan mana biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penambangan, mana yang untuk kegiatan pengolahan. Itu harus dipisahkan karena kalo tidak, akan sulit untuk menentukan jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan nya, Ya kalo pada saat kita periksa ternyata perusahaan itu tidak memisahkan, biasanya kita koreksi, kecuali dia bisa menyampaikan bukti-bukti pendukung untuk memperkuat alasan untuk bisa diperhitungkan proporsional Pajak Masukannya. Biasanya kita ambil data pembanding antara proporsi biaya yang dikeluarkan dengan penjualan dari bijih nikel dan feronikel. (wawancara hari senin 19 Desember 2011).”

Pengusaha Kena Pajak yang dalam suatu Masa Pajak melakukan

penyerahan yang terutang pajak dan penyerahan yang tidak terutang pajak, hanya

dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

80 

 

    Universitas Indonesia

terutang pajak. Bagian penyerahan yang terutang pajak tersebut harus dapat

diketahui dengan pasti dari pembukuan Pengusaha Kena Pajak.

Pajak Keluaran yang dipungut menjadi lebih besar dan Pajak Masukan

akan menjadi dapat dikreditkan, jika bijih nikel menjadi objek yang terutang PPN.

Saat akan dilakukan penyetoran PPN, maka besarnya PPN yang akan dibayar

adalah sebesar Pajak Keluaran dikurangi Pajak Masukan. Apabila bijih nikel

merupakan objek yang terutang PPN, maka atas kelebihan pembayaran pajak

tersebut, dapat membantu cash flow perusahaan. Hal lain diungkapkan oleh

Rochmat selaku Account Representative Seksi Pengawasan dan Konsultasi I KPP

BUMN :

“Dasarnya kan bijih nikel bukan Barang Kena Pajak seperti yang saya sampaikan tadi. Jadi gak ada masalah sebetulnya, karena penjualannya kan tetep dikenakan PPN. Dari sisi peraturan pajak, sebetulnya yang penting kaedah perpajakannya terpenuhi. Pajak Masukan kan bisa dikreditkan kalo ada Pajak Keluaran, tapi kalo gak ada Pajak Masukan tapi ada Pajak Keluaran ya pengusaha harus tetep bayar kekurangan pajaknya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh penulis, Antam merupakan

perusahaan yang hasil penjualan bijih nikel maupun feronikelnya seratus persen

ekspor sehingga pada penghitungan SPT PPN Masa nya mengalami kelebihan

bayar dikarenakan penjualan ekspor dikenakan tarif sebesar 0% sebagaimana yang

disebutkan dalam Pasal 7 Ayat 2a Undang-Undang No.42 Tahun 2009 tentang

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yaitu “Tarif

Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas ekspor Barang

Kena Pajak Berwujud. Atas dasar tersebut maka setiap Masa pelaporan SPT PPN,

antam selalu mencatatkan status lebih bayar dan pengajuan restitusi setiap

tahunnya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

81 

 

    Universitas Indonesia

Tabel 5.1

Laporan Produksi dan Penjualan

Produksi dan Penjualan    Satuan  2006  2007  2008  2009  2010  2010/2009 (%) 

   Unit                   

Volume Produksi              

Feronikel  Ibs Ni  31.909.670  40.856.018  38.726.355  27.667.981  41.199.939                         49  

metric ton Ni  14.474  18.532  17.566  12.550  18.688 

                        49  

Bijih Nikel  wmt  4.353.832  7.112.870  6.571.764  5.851.329  7.040.512                         20  

Emas  toz  92.367  89.733  91.083  84.428  89.250                           6  

kg  2.873  2.791  2.833  2.626  2.776                           6  

Perak  toz  767.631  775.669  775.669  726.253  595.721                      (18) 

kg  23.876  24.126  25.348  22.589  18.529                      (18) 

Bauksit  wmt  1.501.937  1.251.147  1.152.322  811.341  104.692                      (87) 

          Volume Penjualan              

Feronikel  Ibs Ni  29.517.657  39.072.480  37.535.860  31.285.762  40.243.133                         29  

metric ton Ni  13.389  17.723  17.026  14.191  18.254 

                        29  

Bijih Nikel  wmt  4.309.134  6.907.367  5.342.964  4.901.699  5.863.840                         20  

Emas  toz  107.383  160.754  315.718  414.520  210.941                      (49) 

kg  3.340  5.000  9.820  12.893  6.561                      (49) 

Perak  toz  677.255  867.041  1.109.908  2.803.127  1.334.963                      (52) 

kg  21.065  26.968  34.522  87.187  41.522                      (52) 

Bauksit  wmt  1.536.542  964.282  893.088  445.662  191.615                      (57) 

             Hasil Penjualan              

Penjualan Ekspor  juta Rp  5.220.497  11.661.423  8.802.877  8.313.187  7.056.068                      (15) 

Penjualan Domestik  juta Rp  408.904  346.780  789.104  398.183  1.688.232 

                     324  

             

Total Penjualan  juta Rp  5.629.401  12.008.202  9.591.981  8.711.370  8.744.300                       0,4  

             

Sumber : Annual Report Tahun 2010

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

82 

 

    Universitas Indonesia

Dalam kegiatan penambangan, Antam menggunakan kontraktor dalam

proses penambangan dan pengangkutan. Dari data laporan keuangan perusahaan

tahun 2010 disampaikan bahwa biaya jasa penambangan bijih sebesar

Rp1.031.552.691.000,- sedangkan untuk jasa pengangkutan atau transportasi

perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp90.805.196.000,-. Dari pengeluaran

tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bijih nikel untuk

dijual ekspor dan juga bijih nikel yang digunakan sebagai umpan pabrik untuk

pembuatan ferronickel.

Jika berdasarkan perhitungan perusahaan menetapkan persentase

pemakaian bahan untuk menghasilkan feronikel sebesar 70% dari total

penggunaan bahan, maka untuk perhitungan Pajak Masukan yang dapat

dikreditkan dari biaya yang dikeluarkan terhadap jasa penambangan dan

pengangkutan dapat dihitung sebagai berikut :

1. Untuk pengkreditan Pajak Masukan dari pemakaian jasa

penambangan dihitung sebesar 70% x Rp103.155.269.100,- sehingga

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sebesar Rp72.208.688.370,-

Berdasarkan Laporan Keuangan Audited diketahui bahwa total

penjualan Feronikel dan Nikel Ore pada tahun 2010 sebesar

Rp6.043.031.893.000,- yang terdiri dari penjualan feronikel sebesar

Rp3.679.373.125.000,- dan penjualan nikel ore

Rp2.363.658.768.000,-

Sehingga perhitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan adalah : Rp3.679.373.125.000,- x Rp103.155.269.100,-

Rp6.043.031.893.000,-

= Rp62.807.334.389,-

Pajak Masukan atas pemakaian jasa penambangan yang telah

dikreditkan pada tahun 2010 adalah Rp72.208.688.370,- sehingga

Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi

Pajak Masukan untuk Masa Maret 2011) adalah sebesar

Rp72.208.688.370 - Rp62.807.334.389 = Rp9.401.353.981,-

2. Untuk pengkreditan Pajak Masukan dari pemakaian jasa

pengangkutan dihitung sebesar 70% x Rp9.080.519.600,- sehingga

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sebesar Rp6.356.363.720,-

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

83 

 

    Universitas Indonesia

Berdasarkan Laporan Keuangan Audited diketahui bahwa total

penjualan Feronikel dan Nikel Ore pada tahun 2010 sebesar

Rp6.043.031.893.000,- yang terdiri dari penjualan feronikel sebesar

Rp3.679.373.125.000,- dan penjualan nikel ore

Rp2.363.658.768.000,-

Sehingga perhitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan adalah : Rp3.679.373.125.000,- x Rp90.805.196.000,-

Rp6.043.031.893.000,-

= Rp5.528.784.287,-

Pajak Masukan atas pemakaian jasa penambangan yang telah

dikreditkan pada tahun 2010 adalah Rp6.356.363.720,- sehingga Pajak

Masukan yang harus diperhitungkan kembali (mengurangi Pajak

Masukan untuk Masa Maret 2011) adalah sebesar Rp6.356.363.720 –

Rp5.528.784.287 = Rp827.579.433,-

Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis bahwa pada penghitungan

Pajak Masukan atas penggunaan jasa penambangan dan pengangkutan yang

dilakukan oleh kontraktor pertambangan, perusahaan tidak melakukan mekanisme

penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan, akan tetapi

perusahaan langsung membiayakan faktur pajak atas jasa penambangan tersebut

karena menganggap sulit dalam pengadministrasian dan perhitungan PPN

terhutangnya, seperti yang diungkapkan oleh Slamet selaku staff senior pajak PT.

Antam, sebagai berikut:

“Untuk memisahkan berapa Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dari jasa penambangan dan pengangkutan nikel ore, kita masih sedikit kesulitan karena biasanya pada waktu pemeriksaan restitusi, kita malah kena koreksi. Jadi daripada ribet ngurusnya...yaudah kita masukin aja ke biaya. Toh dari Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan tadi menambah setoran Antam kepada negara. Jadi meningkatkan kontribusi pajak kepada negara. Antam kan BUMN yang sebagian besar sahamnya milik pemerintah, jadi ibarat kantong...masuk kantong kiri keluar kantong kanan...”

Selain dari segi beban operasional perusahaan yang bertambah, PT. Antam

juga harus memperhatikan segi cost of taxation apabila dalam pelaksanaan

penjualan bijih nikel ternyata merupakan transaksi yang terutang PPN. Dispute

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

84 

 

    Universitas Indonesia

mengenai definisi batasan barang yang diambil langsung dari sumbernya dapat

menyebabkan penerapan atas peraturan pajak yang tidak sesuai dan menimbulkan

cost of taxation yang dapat memberi beban tambahan kepada PT.Antam.

5.3. Kendala Yang Dihadapi Perusahaan Dalam Melaksanakan Kewajiban

Pajak Pertambahan Nilai

Di dalam melakukan kegiatan kewajiban PPN terhadap kegiatan

pertambangan bijih nikel bagi perusahaan yang melakukan penambangan dan

pengolahan, tidak dapat dihindari akan timbulnya kendala-kendala yang dapat

mengganggu kelancaran dari berlangsungnya pelaksanaan yang sudah

direncanakan. Kendala yang dialami oleh PT Antam terjadi akibat beberapa faktor

utama. Sebagaimana diungkapkan oleh slamet selaku staff senior pajak PT.

Antam, sebagai berikut:

“Kendala dalam pelaksanaan kewajiban ini selalu ada pasti ya, tapi kendalanya lebih bersifat teknis ya. Seperti misalnya kendala SDM nya, Pemahaman akan permasalahan yg dihadapi. Namun ya bagaimana cara atau usaha kita untuk mengatasinya aja, (wawancara pada hari jum’at, 16 Desember 2011).”

Berdasarkan wawancara di atas dalam pelaksanaan kewajiban PPN

terhadap kegiatan pertambangan bijih nikel bagi perusahaan yang melakukan

penambangan dan pengolahan masih menghadapi kendala-kendala dalam hal

teknis, dalam hal ini penulis membagi permasalahan yang terjadi menjadi

beberapa faktor.

5.3.1. Sumber Daya Manusia

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan bagi perusahaan

untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai

peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan

sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa tetapi tanpa

dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan

terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

85 

 

    Universitas Indonesia

Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan

keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk

memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang

berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu

berubah. Perubahan perlu mendapat dukungan manajemen puncak sebagai

langkah pertama yang penting untuk dilakukan bukan hanya sekedar lip service

saja.

Pemimpin harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan harus

dapat dikembangkan dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus utama.

Perubahan dan peningkatan peran fungsi sumber daya manusia sangat esensial

untuk mendukung keberhasilan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia

terkait dan mempengaruhi kinerja organisassional dengan cara menciptakan nilai

atau menggunakan keahlian sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktek

manajemen dan sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas karyawan operasional

semata, namun juga meliputi tingkatan manajerial.

Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi banyak dipengaruhi

oleh perilaku para pesertanya (partisipannya) atau aktornya. Keikutsertaan sumber

daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian wewenang dan

tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab yang harus dicapai

karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dan disepakati

oleh karyawan dan atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat

menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai

hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu.

Permasalahan sumber daya manusia yang terjadi di PT. Antam adalah staf

yang khusus menangani pajak di PT. Antam berdasarkan struktur yang ada hanya

terdapat di kantor pusat saja sedangkan transaksi yang berkaitan langsung dengan

pertambangan ditemukan lebih banyak dilakukan di Unit Bisnis

pertambangannya. Staf di unit bisnis hanya melakukan pemotongan dan

pemungutan pajak atas pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh staf

kebendaharaan sedangkan pengklasifikasian dan perhitungan perpajakannya

dilakukan di kantor pusat.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

86 

 

    Universitas Indonesia

Keberhasilan pelaksanaan pelaksanaan kewajiban PPN terhadap barang

hasil pertambangan dan barang hasil pengolahan sangat dipengaruhi oleh kondisi

sumber daya manusia. Oleh karena itu, agar pelaksanaan kewajiban PPN yang

dilakukan oleh PT Antam dapat dilaksanakan secara optimal, maka PT Antam

harus memiliki sumber daya manusia yang memadai baik dari segi kualitas

maupun kuantitasnya. Permasalahan di SDM terdiri dari pertama, dilihat dari segi

kuantitas dan kualitas pegawai khususnya bidang perpajakan yang dimiliki oleh

PT Antam masih kurang jumlahnya apabila dibangdingkan dengan pekerjaan yang

dilakukan, ditambah lagi dengan dilakukannya sentralisasi atas PPN dari unit

perusahaan ke kantor pusat, hal tersebut secara tidak langsung dapat

mempengaruhi kinerja dalam pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sebagaimana diungkapkan oleh slamet selaku staff senior PT Antam, sebagai

berikut:

“Untuk masalah tenaga saya kira masih ada kekurangan ya…karena dalam bidang pajak ini kan bukan cuma untuk pajak pusat aja ya melainkan juga untuk pajak negara juga, seperti sekarang ini PBB juga, jadi dibagi-bagi untuk keperluan administrasi, …jadi memang dalam hal sumber daya kita masih kurang ya, terutama kuantitasnya, karena kita juga sulit untuk menambah jumlah pegawai, karena birokrasinya juga sedikit ribet ya, jadi kita maksimalin pegawai yang ada dulu aja. Walaupun terkadang kita suka lewat dead line dalam hal pemenuhan kewajiban-kewajiban pajak, (wawancara pada hari jumat, 16 Desember 2011)”.

Adanya jumlah pegawai yang terbatas tidak sebanding dengan banyaknya

kegiatan yang wajib dilakukan oleh pegawai PT Antam karena dalam

pelaksanaannya jumlah pekerjaan yang ditangani tidak hanya untuk kewajiban

PPN-nya saja melainkan untuk semua jenis pajak yang termasuk kedalam pajak

pusat serta beberapa kegiatan tersebut perlu dilakukan secara tim yang

mengakibatkan pegawai harus bekerja secara ekstra.

5.3.2.Kendala Dalam Pengadministrasian PPN Penambangan dan

Pengolahan atas Joint Cost Pertambangan.

Kendala yang dihadapi PT. Antam dalam pengadministrasian PPN atas

joint cost untuk menghasilkan bijih nikel dan feronikel, PT Antam sering

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

87 

 

    Universitas Indonesia

mengalami kesulitan dalam melakukan pemilahan Pajak Masukan yang terkait

khusus dengan penghasilan dari pengolahan feronikel, maupun Pajak Masukan

atas transaksi bijih nikel. Hal ini memberikan beban tersendiri pada cash flow

perusahaan, khususnya beban biaya PT. Antam. Hal ini sebagaimana terdapat

dalam wawancara dengan Slamet selaku Staff Senior pajak PT Antam, sebagai

berikut:

“Biaya kalau dilihat dari efektifitasnya itu tidak efektif. Jadi, pajak masukannya baru bisa dihitung dengan PPh Badan selama jangka waktu umur dari aktivanya. Jadi, umur aktivanya itu kalo diitung dari rata-rata itu diatas 8 tahun. 8 tahun, 16 tahun, sampai 20 tahun. Jadi, kalau dari efektifitas cash flow sebetulnya tidak menarik. Pengembaliannya jangka waktunya panjang. Dan implikasinya misalnya terhadap perusahaan yang rugi itu akan lebih panjang lagi nantinya, untungnya bukan perusahaan yang rugi. Karena kompensasi kerugian kalau ngga salah diatur dalam pasal 8 ya? Kalau untuk perusahaan biasa, jangka waktu kompensasi kerugian itu adalah selama 5 tahun, kalau untuk perusahaan tambang, jangka waktunya itu kalau ngga salah selama 8 tahun. Kalau yang kapital aset nya besar, mekanisme kapitalisasi yang payback-nya lama itu sebenarnya tidak maksimal secara cash flow,(wawancara hari jumat 16 Desember 2011)”.

Bijih nikel yang tidak terutang PPN menyebabkan PT. Antam tidak dapat

mengkreditkan seluruhnya pajak masukan atas transaksi yang berkaitan dengan

penjualan bijih nikel. Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan tersebut

(setelah dilakukan perhitungan proporsional atas PM) menyebabkan berkurangnya

jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dari perolehan jasa penambangan

dan pengangkutan bijih nikel tersebut setelah di-offset terlebih dahulu dengan

Pajak Masukannya secara proporsional. Hal ini memberikan beban pada cash flow

perusahaan, karena Pajak Masukan yang seharusnya dapat di offset dengan Pajak

Keluaran, menjadi tidak seluruhnya dapat di-offset. Selain itu, Pajak Masukan

yang dikapitalisasi menjadi biaya operasional ataupun sebagai investasi (aset),

menyebabkan pay back atas Pajak Masukan yang telah dibayarkan menjadi lebih

lama.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

88 

 

    Universitas Indonesia

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan penambangan bijih nikel yang diambil langsung dari alam tanpa

harus mengalami pengolahan merupakan Barang Tidak Kena Pajak,

sedangkan atas biji nikel yang telah diolah menjadi feronikel yang telah

memiliki nilai tambah dan siap untuk dijual merupakan Barang Kena Pajak

yang terutang PPN.

2. Atas penyerahan biji nikel yang tidak terutang PPN dan penyerahan biji nikel

yang telah diolah menjadi feronikel yang terutang PPN maka perhitungan

Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan diperhitungkan secara

proporsional dengan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Implikasinya

adalah beban biaya operasional Perusahaan akan bertambah, dari segi Cash

flow Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan akan menjadi beban

operasional bagi Perusahaan. Disamping itu juga, jika terjadi kesalahan dalam

penerapan aturan maka dapat menimbulkan cost of taxation bagi Perusahaan.

3. Kendala yang dialami oleh PT Antam terjadi akibat beberapa faktor utama,

antara lain Sumber Daya Manusia serta Kendala dalam pengadministrasian

PPN atas joint cost dalam menghasilkan biji nikel dan feronikel.

6.2 SARAN

Adapun saran-saran dalam tercapainya kesempurnaan pelaksanaan

peraturan Perundang-undangan perpajakan mengenai PPN tersebut dapat

dikemukakan sebagai berikut :

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

89 

 

    Universitas Indonesia

1. Untuk memberikan kepastian mengenai timbulnya objek PPN, khususnya

feronikel, diharapkan Direktorat Pajak Pertambahan Nilai – Direktorat

Jenderal Pajak dapat menerbitkan suatu aturan yang sesuai dengan konsep

PPN dengan memberikan definisi atas batasan barang yang diambil langsung

dari alam maupun batasan proses lebih lanjut yang menyebabkan suatu barang

menjadi Barang Kena Pajak. Definisi yang jelas akan membantu WP dalam

pelaksanaan kewajiban perpajakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan agar

tidak memberikan interpretasi lain daripada yang dikehendaki oleh pembuat

aturan.

2. Untuk mengadministrasikan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan

sebagai konsekuensi dari penyerahan barang yang tidak kena pajak,

PT. ANTAM (Persero) Tbk. dapat memperhitungkan pajak masukan tersebut

sebagai biaya. Faktur pajak masukan yang diterima hendaknya

diadministrasikan dengan baik dan merupakan faktur pajak yang sesuai

dengan peraturan, sehingga PPN masukan tetap dapat dijadikan sebagai biaya.

PT. ANTAM (Persero) Tbk. hendaknya memperhatikan cost taxation yang

dapat muncul akibat ketidaktepatan penerapan aturan. Perusahaan hendaknya

membahas ketentuan ini secara lebih komprehensif dengan DJP untuk

memastikan timbulnya objek PPN yang timbul atas kegiatan pertambangan.

3. Di dalam SPT PPN disediakan sarana bagi Wajib Pajak untuk melakukan

penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan bagi biaya yang

tidak dapat ditelusuri pembagian bebannya. Apabila PT. ANTAM (Persero)

Tbk. tidak melakukan mekanisme penghitungan kembali Pajak Masukan dan

langsung memasukkan Pajak Masukan tersebut menjadi biaya, maka akan

merugikan pemegang saham mengingat PT. ANTAM (Persero) Tbk.

merupakan Perusahaan Terbuka yang telah go public.

4. Pentingnya peran Tax Planning di perusahaan untuk menganalisa kewajiban

perpajakan yang timbul akibat kebijakan yang diambil perusahaan sehingga

bisa meminimalisir cost of taxation. Ketepatan dalam melaksanakan peraturan

Pajak Pertambahan Nilai dapat memaksimalkan jumlah Pajak Masukan yang

dapat diperhitungkan kembali atau di restitusi.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

90 

 

    Universitas Indonesia

5. Perusahaan hendaknya mempertimbangkan kemampuan Sumber Daya

Manusianya di bidang perpajakan dengan mensyaratkan latar belakang

pendidikan di bidang perpajakan dalam me-recruit pegawai baru di

lingkungan Direktorat Keuangan sehingga penerapan peraturan di bidang

perpajakan dan pengadministrasian biaya joint cost dapat diaplikasikan secara

tepat.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

91  

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anderson, William H. The role of administration in taxing process. New York: 1952

C. L. Nellor, David. Parthasarathi Shome (ed), Tax Policy Handbook, Washington D. C: International Monetary Fund, 1995.

Carter, W.K and, M.F. Usry, “Cost Accounting: Planning and Control, 14th edition”, South-Western College Publishing, 2002

Chadwick, Bruce A. Metode penelitian ilmu pengetahuan social. Semarang: IKIP Semarang Press, 1991

Cresswell, John W. (1994). Research Design : Qualitaitve and Quantitative Approach. London : Sage Publication.

Faisal, Gatot S.M. How To Be A Smarter Taxpayer, Jakarta: Grasindo, 2010.

Ilyas, Wirawan B. dan Waluyo. Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2002.

_________, dan Suhartono, Rudi. Panduan Komprehensif dan Praktis Pajak Penghasilan sesuai dengan UU no 7 tahun 2000 Dan aturan pelaksanaan terbaru, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007, Jakarta: Fakultas Ekonomi, 2007.

Irawan, Prasetya. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Depok: Departemen Ilmu Administrasi, 2006.

Mansury, R. Panduan Konsep Utama Pajak Penghasilan Jilid 1. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 1994.

_________, R. Panduan Konsep Utama Pajak Penghasilan Jilid 2. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara, 1995.

_________, Pajak Penghasilan Lanjutan Pasca Reformasi 2000, Jakarta: Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan, 2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 2006.

Muhadjir, Noeng. Metodologi penelitian kualitatif telaah positivistik rasionalistik, phenomenologik realisme metaphisik. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992

Mulyono, Djoko. PPh dan PPN untuk Berbagai Kegiatan Usaha, Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2007.

Neuman, W. Lawrence. Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches. New York: Pearson Education. 2003.

Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit, 2003.

_________, Pengantar Perpajakan. Jakarta : Kelompok Yayasan Obor Indonesia. 2005

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

92  

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina.M. Metode Penelitian Kuantitatif teori dan aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo, 2005.

Resmi, Siti . Perpajakan Teori & Kasus, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Rosdiana, Haula, dan Rasin Tarigan. Perpajakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2005.

Rusjdi, Muhammad. PPN&PPnBM-edisi ketiga. Jakarta: PT.Indeks. 2006

Saleng, Abrar. Hukum Pertambangan, Yogyakarta : UII Press, 2004.

Soemitro, Rachmat. Asas dan dasar perpajakan dua . Bandung: Eresco, 1998

Suandi, erly. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat, 2003

Sukardji, Untung. Pajak Pertambahan Nilai – edisi revisi 2006, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006

Tait, Alan A. Value Added Tax: International Practice and Problems. Washington DC: International Monetary Fund. 1988

Terra, Ben. Sales Taxation: The Case of Value Added Tax in The European Community. Deventer-Boston:Kluwer Law and Taxation Publisher. 1988

Thuronyi, Victor. Tax Law and Drafting Chapter 6, Value Added Tax. Internasional Monetary Fund: 1996

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. 1999

Peraturan Perundang-Undangan: Republik Indonesia, Lembaran Negara, Tahun 2009 Nomor 150. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009. tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

______________, Lembaran Negara, Tahun 2000 Nomor 260. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2000. tentang Jenis Barang dan Jasa yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai

Karya Ilmiah :

Budi Utami, Agnes. Analisis Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Batubara (Studi Kasus pada Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara), Skripsi FISIP Universitas Indonesia, 2006.

Manalu, Hannaria. Analisis Perlakuan Perpajakan Terhadap Kontrak Karya Generasi VI Pertambangan Umum Khusus Pada Pengalihan Pengeluaran Sebelum Kontrak Karya Berdiri (pre-cow expenditures), Tesis FISIP Universitas Indonesia, 2000.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

93  

Sudarmono, Analisis Tax Reliefs atas Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan Kontraktor Pertambangan Batubara (Studi Kasus Pada PT. XYZ), Skripsi FISIP Universitas Indonesia, 2008

Yanuarti, Yerny. Analisis Perlakuan PPN Terhadap Perusahaan Kontrak Karya Pertambangan Umum di Indonesia Dengan Berlakunya UU PPN Tahun 2000, Skripsi FISIP Universitas Indonesia, 2002.

Berita Resmi : Annual Report PT ANTAM (Persero) Tbk. Tahun 2010

Mineral Coal Statistic 2005

Internet: http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/2184-sektor-esdm-sumbang-rp-346347-t-untuk-penerimaan-negara.html (Selasa, 30 Desember 2008 10:06 WIB)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=199821:industri-pertambangan-kian-pesat&catid=18:bisnis&Itemid=95 Wednesday, 15 June 2011 08:19

www.bps.go.id

Manes, R., & Smith, V. L. (1965). Economic Joint Cost Theory and Accounting Practice. Accounting Review, 40(1), 31–35. JSTOR. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/242623

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Deden Safrudin

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Oktober 1979

Alamat : Jl. Merapi III No.41 RT.03 RW.011 Kel.

Abadijaya Kec. Sukmajaya Kota Depok

Nomor Telepon/Surat Elektronik : 08111666844, 083890000678/

[email protected]

Nama Orang Tua Ayah : Sahudi Sarkosih

Ibu : Dedeh Darsih

Pendidikan Formal:

SD : SDN Mekarjaya XXVI

SMP : SMPN 3 Depok

SMA : SMAN 2 Depok

D3 : D3 Komputer Akuntansi Perpajakan Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi Mandala Indonesia

S1 : S1 Ekstensi Ilmu Administrasi Fiskal, Universitas Indonesia

 

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Bapak Arif Santosa – Account Representative di KPP PMA 3

Dilaksanakan : Senin, 19 Desember 2011, di KPP PMA 3 Kalibata

Peneliti : Apa yang menjadi kelemahan dari peraturan pemerintah dari PP No. 144 Tahun 2000 dan Pasal 4 (a) UU PPN ?

Informan : Kelemahannya, disitu nggak ada penjelasan mengenai kriteria barang hasil tambang yang diambil langsung dari sumbernya. Pokoknya, selama disebutin disitu bukan objek PPN....ya gak bisa dikreditkan PPN nya.

Peneliti : Apa yang menjadi batasan dalam menentukan barang yang diambil langsung dari sumbernya menurut Pasal 4 (a) UU PPN?

Informan : Jika mengacu pada konsep umum tentang PPN itu sendiri bahwa barang yang tidak diolah atau barang yang diambil langsung dari sumber itu adalah barang yang tidak dikenakan pajak. Kalau bijih nikel masuk dalam kategori ini, karena tidak diproses, jadi yang diambil dari pertambangan langsung dijual dan tidak diproses. Yang harus diperhatikan disini adalah tidak diproses. Sebagai AR, emang dulu pengusaha pertambangan sama kita sudah pernah membahas mengenai hal ini sampai dengan ke kepala kantor. Disitu dinyatakan bahwa biji nikel bukan BKP, karena apabila diambil langsung dari sumbernya. Biji nikel yang dijual tersebut diasumsikan sama seperti bentuk asalnya seperti waktu dia ada di dalam perut bumi. Untuk itu, sampai dengan sekarang biji nikel memang tidak terutang PPN. Ya, tapi memang kalau kita liat secara konsep PPN sih memang harusnya itu jadi BKP. Konsep PPN kan bilang kalo semua barang pada prinsipnya adalah barang yang kena pajak. Feronikel itu kan udah mengalami proses, ya memang kalo berdasarkan konsep PPN, itu BKP. Hanya sekarang kan belum ada kebijakan yang mengatur lebih lanjut tentang batasan diambil langsung dari alam seperti apa dan barang yang sudah diproses itu seperti apa batasan dan definisinya, karena aturannya belum mengatur batasan pengecualian pasal 4A itu yang seperti apa, proses yang membuat suatu BTKP jadi BKP itu proses yang bagaimana, kategori untuk tiap-tiap barang kan beda. Kaya barang hasil pertanian, untuk tiap produk pertanian kan beda-beda batasan terutangnya. Ya untuk itu sampai dengan saat ini kita masih mengkategorikan biji

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

nikel jadi BTKP, apabila dasarnya adalah bentuknya yang ngga berubah itu atau tidak diolah terlebih dahulu

Peneliti : Bagaimana perlakuan PPN terhadap perolehan barang dan jasa yang berkaitan dengan penambangan bijih nikel ?

Informan : Itukan untuk perolehan non-BKP, jadi Pajak Masukannya nggak bisa di kreditkan, langsung menjadi biaya...gak bisa disandingkan dengan Pajak Keluarannya.

Peneliti : Bagaimana cara perhitungan PPN terhadap perolehan barang dan jasa yang berkaitan dengan penambangan sekaligus pengolahan bijih nikel ?

Informan : Itu harusnya di proporsionalkan kalo nggak bisa dipisahkan pencatatannya. Tapi kalo bisa, ya tinggal dilihat, apakah faktur pajaknya sudah benar atau belum. Kalau dianggap cacat, ya gak bisa dipake juga itu PPN nya. Jadi selain tepat peruntukannya, kita lihat juga formil pembuatan Faktur Pajak nya.

Peneliti : Apakah perusahaan bisa memasukkan terlebih dahulu PPN tersebut kedalam biaya baru kemudian diperhitungkan kembali ke PM yang dapat dikreditkan setelah dimungkinkan dapat ditetapkan antara proporsi omzet penjualan keseluruhan ?

Informan : Kalo dilihat di PMK No.78/PMK.03/2010. Gak begitu cara ngitungnya. Jadi ditentukan dulu berapa kira-kira perbandingan penggunaan biayanya, baru nanti diakhir tahun atau SPT bulan Desember dihitung kembali antara besarnya biaya yang dikeluarkan atau PPN yang sudah dikreditkan berdasarkan perbandingan omzet sebenarnya. Selisihnya nanti dikompensasi dengan Pajak Keluaran Masa Berikutnya. Kalo gak salah ada batas maksimum paling lambatnya, kalo gak salah bulan Maret di tahun berikut.

Peneliti : Apa yang dilakukan oleh fiskus jika Wajib Pajak tidak dapat memisahkan antara biaya yang berkaitan dengan penambangan dengan biaya pengolahan?

Informan : Biasanya dari Tim Pemeriksa akan dihitung lagi bener apa nggak Pajak Masukannya sebesar itu dikreditkan semua. Kita dari Dirjen Pajak juga harus berhati-hati dalam menentukan besarnya koreksi, karena kalau salah, WP bisa keberatan dan prosesnya bisa jadi panjang...bisa sampe ke Pengadilan Pajak penyelesaiannya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Bapak Rochmat Chosnudin – Account Representative PT. Antam (Persero) Tbk. di KPP BUMN

Dilaksanakan : Senin, 19 Desember 2011, di KPP BUMN Kalibata

Peneliti : Apa yang menjadi kelemahan dari peraturan pemerintah dari PP No. 144 Tahun 2000 dan Pasal 4 (a) UU PPN ?

Informan : Yang menjadi kelemahan di dalam peraturan dan Undang-Undang tersebut adalah tidak dijelaskan lebih rinci mengenai kegiatan apa saja yang dimaksud dalam definisi diambil langsung dari sumbernya. Skripsinya mengenai pertambangan nikel kan? Kalo untuk bijih nikel ya jelas disebut dalam PP No.144 Tahun 2000 sebagai barang yang dikategorikan diambil langsung dari sumbernya karena cara menambangnya langsung dikeruk tanpa melalui proses dirubah bentuknya dan jelas-jelas disebutkan di dalam Peraturan itu.

Peneliti : Apa yang menjadi batasan dalam menentukan barang yang diambil langsung dari sumbernya menurut Pasal 4 (a) UU PPN?

Informan : Kalau batasan itu sendiri, kita sudah pernah mencoba untuk mengatur dengan melakukan tinjauan lapangan. Seperti misalnya waktu itu kami pernah mencoba untuk barang hasil pertanian, untuk setiap hasil pertanian memiliki definisi proses yang berbeda-beda…..Begitu pula dengan barang hasil pertambangan. Kita juga dulu sudah pernah bertanya kepada Tamben (Pertambangan dan Energi), mereka ketika kita tanya mengenai definisi biji nikel waktu itu ketika masih di dalam perut bumi, ketika sudah ditambang dan ketika sudah diproses, mereka sendiri bingung batasannya seperti apa…..Untuk itu, sampai dengan saat ini krtiteria atau batasan mengenai barang yang diambil langsung dengan alam dengan barang yang telah mengalami suatu proses masih belum ada definisinya. Jadi kita asumsikan untuk barang yang tidak terdapat definisinya kita ambil kaidah atas barang tersebut. Namun, mengenai biji nikel, sampai dengan saat ini biji nikel masih merupakan barang yang tidak kena pajak, tetapi apabila tidak mengalami pengolahan atau perubahan bentuk, saat masih di dalam perut bumi sampai dengan ketika dijual adalah tetap sama.

Peneliti : Jika mengacu pada konsep di proses, berarti untuk bijih nikel yang telah diolah menjadi feronikel sudah masuk dalam kategori Barang Kena Pajak, bagaimana menurut bapak?

Informan : Iya, feronikel itu kan merupakan konsentrat dari bijih nikel yang di proses melalui peleburan di pabrik, jadi jelas termasuk dalam kategori BKP.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Peneliti : Bagaimana perlakuan PPN terhadap perolehan barang dan jasa

yang berkaitan dengan penambangan bijih nikel ? Informan : Oleh karena bijih nikel termasuk dalam kategori bukan BKP

seperti yang saya sampaikan tadi, berarti untuk penjualan bijih nikel tidak dikenakan PPN, begitu juga untuk perolahan barang dan jasa untuk penambangan, PPN nya tidak dapat dikreditkan karena secara konsep perhitungan PK-PM tidak ada Pajak Keluaran yang diperhitungkan dengan Pajak Masukan dari perolehan tersebut.

Peneliti : Bagaimana perlakuan PPN terhadap perolehan barang dan jasa yang berkaitan dengan pengolahan bijih nikel ?

Informan : Nah, kalo untuk bijih nikel yang sudah diolah menjadi feronikel, itu baru bisa dikreditkan karena sudah tidak termasuk dalam negatif list yang diatur di UU PPN maupun PP No.144 Tahun 2000. Jadi barang untuk yang itu punya Pajak Keluaran yang bisa ditandingkan dengan Pajak Masukan dari perolehan barang dan jasa, meskipun diekspor tetap terhutang PPN 0%. Perlu diingat ya, bahwa beda lho perlakuan antara tidak terutang PPN dengan terutang PPN 0%.

Peneliti : Bagamana perlakuan PPN untuk perusahaan yang melakukan penambangan dan juga melakukan pengolahan?

Informan : Untuk perusahaan yang seperti itu, mereka harus bisa memisahkan mana biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penambangan, mana yang untuk kegiatan pengolahan. Itu harus dipisahkan karena kalo tidak, akan sulit untuk menentukan jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan nya.

Peneliti : Bagaimana perlakuan Pajak Masukan dari biaya yang dikeluarkan untuk penambangan sekaligus juga untuk pengolahan (join cost)?

Informan : Maksudnya perlakuan Pajak Masukan bagi perusahaan yang melakukan penyerahan BKP dan Non-BKP? Untuk perusahaan tersebut harus memperhitungkan Pajak Masukannya menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan. Bisa dilihat aturannya di PMK No.78/PMK.03/2010, dulunya itu KMK, tapi sudah dirubah beberapa kali. Itu peraturan yang terbarunya.

Peneliti : Apa yang dilakukan oleh fiskus jika Wajib Pajak tidak dapat memisahkan antara biaya yang berkaitan dengan penambangan dengan biaya pengolahan?

Informan : Ya kalo pada saat kita periksa ternyata perusahaan itu tidak memisahkan, biasanya kita koreksi, kecuali dia bisa menyampaikan bukti-bukti pendukung untuk memperkuat alasan untuk bisa diperhitungkan proporsional Pajak Masukannya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Biasanya kita ambil data pembanding antara proporsi biaya yang dikeluarkan dengan penjualan dari bijih nikel dan feronikel.

Peneliti : Bagaimana perlakuan PPN dari pembelian bahan baku berupa bijih nikel untuk diolah di pabrik pengolahan?

Informan : Dasarnya kan bijih nikel bukan Barang Kena Pajak seperti yang saya sampaikan tadi. Jadi gak ada masalah sebetulnya, karena penjualannya kan tetep dikenakan PPN. Dari sisi peraturan pajak, sebetulnya yang penting kaedah perpajakannya terpenuhi. Pajak Masukan kan bisa dikreditkan kalo ada Pajak Keluaran, tapi kalo gak ada Pajak Masukan tapi ada Pajak Keluaran ya pengusaha harus tetep bayar kekurangan pajaknya.

Peneliti : Apakah WP yang hasil usahanya menghasilkan barang Non-BKP wajib menyampaikan SPT PPN?

Informan : Gak perlu, kan sudah di atur di Undang-Undang KUP Pasal 2 ayat (2) kalo pengusaha yang terdaftar sebagai PKP itu pengusaha yang melakukan penyerahan BKP, bisa liat di penjelasannya, jadi pengusaha yang bukan PKP itu kalo membayar PPN dari pembelian barang dan jasanya, ikut dibiayakan dengan harga beli barang itu.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Bapak Slamet Ngadiyono SE. – Specialist 2 Tax Planner di PT. Antam (Persero) Tbk.

Dilaksanakan : Jumat, 16 Desember 2011, di Gedung Aneka Tambang Lt.6

Peneliti : Apa yang menjadi kelemahan dari peraturan pemerintah dari PP No. 144 Tahun 2000 dan Pasal 4 (a) UU PPN ?

Informan : Kelemahannya, disitu gak dijelasin mengenai seperti apa batasan barang hasil tambang yang diambil langsung dari sumbernya. Pokoknya disitu Cuma disebutin kalo bijih nikel dikecualikan dari BKP.

Peneliti : Apa yang menjadi batasan dalam menentukan barang yang diambil langsung dari sumbernya menurut Pasal 4 (a) UU PPN?

Informan : Apa ya? Kayaknya siy kalo bijih nikel itu belum diproses menjadi barang yang siap dikonsumsi...yaa..seperti itu, langsung diambil dari tambang.

Peneliti : Jika mengacu pada konsep di proses, berarti untuk bijih nikel yang telah diolah menjadi feronikel sudah masuk dalam kategori Barang Kena Pajak, bagaimana menurut bapak?

Informan : Iya, jadi feronikel itu sebetulnya bahannya dari bijih nikel. Itu diproses di dalam pabrik kita di Pomalaa Sulawesi Tenggara, pake teknologi peleburan dengan panas tinggi. Jadinya ya itu...feronikel namanya.

Peneliti : Bagamana perlakuan PPN untuk perusahaan yang melakukan penambangan dan juga melakukan pengolahan?

Informan : Sebetulnya kalo biayanya bisa dipisahkan, itu lebih enak ngitungnya, karena jelas mana untuk yang pemakaian barang BKP dan mana yang untuk barang non BKP. Jadi cost accounting nya jalan. Tapi prakteknya dilapangan susah juga penerapannya.

Peneliti : Bagaimana perlakuan Pajak Masukan dari biaya yang dikeluarkan untuk penambangan sekaligus juga untuk pengolahan (join cost)?

Informan : Teorinya sih itu ada cara itung-itungannya. Pakai PMK No. 78 Tahun 2010 kalo gak salah. Cara ngitungnya di proporsional gitu. Tapi kita harus tahu dulu berapa proporsi pemakaian untuk bijih nikel dan pemakaian untuk

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

feronikel. Agak sulit prosesnya...harus tanya ke bagian pabrik dulu, dan itu agak ribet mintanya.

Peneliti : Selama ini penghitungannya di perusahaan seperti apa? Informan : Kalau di kita, yang dimasukin ke dapat dikreditkan ya

biaya yang pasti untuk pemakaian di pabrik aja, kalo gak jelas penjelasannya, langsung aja dimasukin ke tidak dapat. Ribet nanti pada saat pemeriksaan dari pajak, harus menjelaskan lebih jauh. Apalagi tim pemeriksanya ganti-ganti terus, jadi setiap pemeriksaan harus ngejelasin terus.

Peneliti : Untuk mempermudah pemisahannya pada saat pencatatan biaya, apa yang dilakukan oleh perusahaan?

Informan : Dari awal kita minta ke usernya kalo pada saat pembelian barang atau jasa, kita minta langsung di bedain mana untuk pemakaian ke pabrik dan mana yang untuk pemakaian di tambang. Tapi kalo gak bisa juga, ya apa boleh buat, terpaksa jadi biaya. Kan itu juga bisa menambah kontribusi Antam kepada pemerintah dari PPN.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Bapak Tunas Hariyulianto SE. M.Si (Akademisi) Dosen Pengajar di FISIP Universitas Indonesia

Dilaksanakan : Musholla Kampus Fisip UI, tanggal 21 April 2012 Jam 14.00 WIB

Peneliti : Apa yang menjadi dasar hukum sebagai justifikasi bijih nikel tergolong non-BKP?

Informan : Yang menjadi dasar hukumnya adalah Pasal 4A Undang-Undang No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, disitu dijelaskan mengenai barang hasil tambang yang dikecualikan dari pengenaan PPN.

Peneliti : Bagaimana dengan bijih nikel yang telah diolah di pabrik, apa yang menjadi dasar hukum sebagai justifikasi bijih nikel yang telah diolah tersebut tergolong BKP?

Informan : Yang menjadi dasar hukumnya sama, Pasal 4A Undang-Undang No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah juga, jadi membacanya secara terbalik......prinsip resiprokal. Jika tidak termasuk dalam negatif list, ya berarti disitu terutang PPN.

Peneliti : Apa yang menjadi kelemahan dari peraturan pemerintah dari PP No. 144 Tahun 2000 dan Pasal 4 (a) UU PPN untuk barang hasil tambang?

Informan : Di Undang-Undang kita masih terdapat kelemahan, sesuai konsep teori.....yaitu kepastian hukum, penentuan mengenai subjek pajak, objek pajak...harus diatur di dalam Undang-Undang. PP No.144 kurang pas. Makanya PP tersebut dicabut oleh Undang-Undang Pasal 4 A karena penentuan pajak terutang, tempat terutang, merupakan hal yang krusial sehingga harus diatur di Undang-Undang.

Peneliti : Apa yang menjadi batasan dalam menentukan barang yang diambil langsung dari sumbernya menurut Pasal 4 (a) UU PPN?

Informan : Prinsipnya Undang-Undang PPN sekarang menganut prinsip BKP/JKP berdasarkan negatif list, kalau dulu penentuan BKP/JKP berdasarkan “fabrikasi”. Jadi untuk kriteria proses sudah tidak dipakai lagi, yang berlaku adalah negatif list yang ada di Undang-Undang PPN

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Peneliti : Di dalam penjelasan Pasal 4A UU PPN hanya Batubara yang ditambahkan kata “diproses”, sedangkan untuk barang tambang yang lain tidak dijelaskan. Apa yang menjadi dasar perbedaan tersebut ?

Informan : Yang dimaksud dengan Barang yang diambil langsung dari sumbernya adalah barang yang secara umum tidak mengalami pertambahan nilai. Intinya dari PPN kan adanya Pertambahan Nilai. Sepanjang barang itu memiliki nilai tambah...ya kena PPN. Kalau barang tambang yang diambil langsung kan itu belum memiliki nilai tambah. Meskipun nikel itu di proses, tapi sepanjang masih disebut bijih nikel...ya tetep bukan BKP sebagaimana yang disebutkan di Undang-Undang.

Peneliti : Apakah di Peraturan dan Undang-Undang PPN dijelaskan lebih lanjut tentang batasan “diproses” ?

Informan : Tidak ada, dan memang penentuan BKP atau non-BKP ukurannya bukan dari diproses seperti yang tadi saya bilang, tapi berdasarkan negatif list.

Peneliti : Apakah melakukan “crushing” dan “screening” menjadi suatu ukuran tertentu masih dikategorikan sebagai di proses sebagaimana yang diatur di Undang-Undang PPN?

Informan : Pokoknya, sepanjang masih berupa bijih nikel ya tetep non-BKP

Peneliti Apabila perusahaan selain melakukan proses menghasilkan BKP dan sekaligus non-BKP, bagaimanakah perlakuan perhitungan PPN nya menurut UU dan Peraturan PPN ?

Informan : Kalo untuk perusahaan yang seperti itu, dikembalikan dengan proses self assesment, bahwa Wajib Pajak melaporkan sendiri kewajiban pajaknya. Untuk cara perhitungannya diatur di PMK, cobal lihat di PMK No.78/PMK.03/2010. Disitu untuk biaya yang tidak dapat diidentifikasi penggunaanya...apakah untuk yang menghasilkan BKP/JKP ataukah yang menghasilkan non BKP/JKP maka dihitung sesuai proporsional. Misalkan ditentukan, yang dapat dikreditkan sebesar 70 persen, pada akhir tahun nanti dihitung berdasarkan perbandingan omzetnya, berapa yang untuk BKP/JKP dan berapa yang untuk Non-BKP/JKP.

Peneliti : Jika ternyata pada saat menetapkan ternyata menjadi lebih besar, jadi perlakuannya seperti apa pak?

Informan : Ya kalo ternyata lebih besar, ya bisa menjadi kredit pajak lagi, diperhitungkan dengan pajak keluarannya. Jadi masih mungkin terjadi kelebihan di Pajak Masukannya.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Peneliti : Saya rasa cukup Pak Pertanyaannya, terima kasih banyak atas kesempatan waktunya.

Informan : Iya, kebetulan juga hujannya sudah reda...saya mau pulang.

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS ALOKASI JOINT …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321276-S-PDF-Deden Safrudin.pdf · pajak masukan yang dapat dikreditkan (studi kasus pt. ... fisip

Analisis alokasi..., Deden Safrudin, FISIP UI, 2012