unit 7 kebakaan
TRANSCRIPT
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Kebakaan”
yang disusun oleh:
Nama : Serly
NIM : 1516041010
Kelas : Pendidikan IPA Reguler
Kelompok : I (Satu)
Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, Desember 2015
Koordinator Asisten Asisten
Mangngemba Dg Paropo Muh. Yusran Nur Arief, S.Pd
NIM :1114040057
Mengetahui,
Dosen Penanggung jawab
Drs. H.Hamka L,M.Si
NIP.19621231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keragamanan genetik menyebabkan setiap organisme tidak ada yang
sama. Misalnya orang yang kembar tidaklah sama hanya identik karena orang
yang kembar memiliki beberapa perbedaan yang membedakanya dengan
saudara kembarnya. Begitupun dengan sifat atau kepribadian mereka, tentu
terdapat perbedaan.
Genetika telah banyak diperbincangkan sejak zaman dahulu. Bahkan
orang-orang selama tahun 1800-an menganut hipotesis “pencampuran”,
gagasan bahwa materi genetik yang disumbangkan oleh kedua orang tua seperti
bercampurnya cat biru dan kuning yang menghasilkan warna hijau. Hipotesis
ini memprediksi bahwa selama beberapa generasi, populasi yang kawin acak
akan memunculkan populasi individu yang seragam. Namun hipotesis ini gagal
menjelaskan berbagai fenomena lain dari pewarisan sifat, misalnya sifat yang
muncul kembali setelah melompati satu generasi.
Kebakaan atau genetika adalah cabang ilmu biologi tentang sifat-sifat yang
menurun dan variasinya. Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi
ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan
kelainan pada tubuh manusia.Keturunan adalah lewat sifat-sifat keturunan (dari
orang tua atau leluhur). Ini adalah proses di mana sebuah sel atau organisme
keturunan mengakuisisi atau cenderung menjadi karakteristik induknya sel atau
organisme.
Hingga genetika modern lahir di kebun biara, tempat seorang biarawan
bernama Gregor Mendel mendokumentasikan mekanisme partikulat untuk
pewarisan sifat. mendel mengembangkan teori pewarisan sifatnya beberapa
dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan mikroskop.
Teori mendel inilah yang akan dibuktikan dengan melakukan percobaan
yang berjudul “Kebakaan”, sehingga kita memahami perbandingan fenotipe
dan genotipe hukum mendel dengan mengambil data pribadi, data kelompok
dan data kelas.
B. Tujuan
Membuktikan perbandingan fenotipe dan genotipe dari dari hukum mendel
dan dasar genotipe beberapa sifat baka pada manusia.
C. Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat memahami
perbandingan fenotife dan genotife beberapa sifat baka pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di abad ke-20, ahli genetika meluaskan prinsip-prinsip mendelian tidak
hanya untuk beraneka ragam organisme melainkan juga untuk pola-pola
pewarisan sifat yang lebih kompleks daripada yang dijelaskan oleh Mendel. Untuk
penelitian yang membimbingnya pada dua hukum pewarisan sifat, mendel,
memilih karakter-karakter tanaman ercis yang ternyata memiliki dasar genetik
yang relatif sederhana. Setiap karakter ditentukan oleh satu gen, yang masing-
masing hanya tersiri atas dua alel, yang satu sepenuhnya dominan sedangkan yang
satu lagi sepenuhnya resesif. Akan tetapi, kondisi-kondisi ini tidak dipenuhi oleh
semua karakter yang terwariskan, dan hubungan antara fenotipe dan genotipe
jarang sedemikian sederhana. Mendel sendiri menyadari bahwa ia tidak dapat
menjelaskan pola-pola yang lebih kompleks daripada yang dia amati dalam
persilangan yang melibatkan karakter-karakter lain ercis atau spesies tanaman
lain. Akan tetapi, ini tidak mengurangi kegunaan genetika mendelian, karena
prinsip-prinsip dasar segregasi dan pemilahan bebas juga diterapkan untuk pola-
pola pewarisan sifat yang lebih rumit (Campbell, 2008).
Mengingat semua hal yang dapat terjadi dalam jalur dari genotipe sampai
fenotipe , memang mengesankan bahwa mendel dapat menyingkapkan prinsip-
prinsip fundamental yang mengatur transmisi gen-gen individual dari kedua induk
ke keturunan. Kedua hukum mendel. Segregasi dan pemilahan bebas, menjelaskan
variasi- variasi terwariskan dari sisi bentuk alternatif gen-gen (partikel-partikel
herediter, sekarang dikenal sebagai alel-alel gen), yang diwariskan dari generasi
ke generasi, berdasarkan aturan-aturan probabilitas sederhana. Teori pewarisan
sifat ini sama validnya untuk ercis, lalat, ikan, burung, dan manusia-bahkan untuk
organisme apapun yang memiliki siklus hidup seksual. Terlebih lagi dengan
meluaskan prinsip-prinsip segregasi dan pemililahan bebas untuk membantu
menjelaskan pola-pola pewarisan sifat seperti epistatis dan karakter-karakter
kuantitatif (Campbell, 2008).
Genetika berasal dari bahasa latin GENOS yang berarti suku bangsa atau
asal-usul. Dengan demikian genetika berarti ilmu yang mempelajari bagaimana
sifat keturunan (Hereditas) yang diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang
mungkin timbul di dalamnya. Menurut sumber lainnya, genetika berasal dari
bahasa yunani GENNO yang berarti melahirkan. Dengan demikian genetika
adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat
dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme ( seperti virus dan prion)
(Elvita, 2008).
Genetika adalah ilmu tentang keturunan yang mempelajari berbagai
problematika manusia seperti kesehatan, cacat lahirnya jasmani dan maupun
mental, pewarisan ciri-ciri dan kelainan bawaan, bahkan sampai merekayasanya.
Semua orang ingin punya keturunan yang baik , sempurna jasmani dan rohani,
sehingga bila seorang anak lahir, yang pertama yang mereka tanyakan adalah laki-
laki atau perempuan, setelah itu cacat atau tidaknya. Ada beberapa penyakit yang
memang diwariskan seperti thalasemia, polidaktili, dan kemampuan mengecap
(nontaster) serta beberapa penyakit menurun lainnya (Nugraha, 2008).
Dimaklumi bahwa suatu individu suatu organisme memiliki berbagai
macam karakter atau sifat. Bagian dari kromosom yang secara kimiawi
merupakan sequen DNA yang mengendalikan penampilan suatu karakter biasa
disebut gen. Dengan demikian secara kasar dapat dimaklumi bahwa kromosom
merupakan untaian/kumpulan gen. Dalam perspektif ini setiap gen biasa juga
dikenal sebagai lokus atau tempat gen. Mengingat bahwa setiap individu
mewarisi kromosom dari kedua tetuanya (jantan dan betina) maka setiap
karakter (fenotipe) merupakan resultante dari aksi kedua gen yang
bersangkutan. Dalam konteks pasangan seperti ini. maka masing-masing gen
penyusun pasangan disebut alel dari pasangannya. Sebagai contoh misalnya
karakter warna bunga pada tanaman bunga pukul empat dikendaiikan oleh lokus
A, maka genotipe suatu individu tanaman bunga pukul empat bisa berupa AA,
Aa dan aa. Gen A merupakan alel dari a dan sebaliknya a merupakan alel
dari A (Supriyanta, 2004).
Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya gen
yang menentukan sifat tubuh yang pendek ditulis dengan huruf “t”, dan
sebaliknya tubuh pendek resesif terhadap tubuh tinggi. Pada manusia dan hewan
vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-masing bersifat haploid (n)
akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi individu yang
bersifat diploid (2n), sehingga individu yang memiliki sifat tersebut dinyatakan
dengan dua huruf (Hamka, 2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Senin, 21 Desember 2015
Waktu : 10.00 - 12.10 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Timur FMIPA UNM
B. Alat dan bahan
1. Daftar fenotif
C. Prosedur kerja
1. Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif pada
diri sendiri. Mencatat hasil dalam bentuk tabel.
2. Bila mempunyai fenotif yang dominan maka diberi tanda (-) untuk gen
kedua.
3. Mencatat dan data dari teman-teman kelompok dan menghitung
persentasenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Sifat Baka Diri Sendiri
Ciri/Sifat Baka (fenotif) Genotif Saya
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)
dd
b. Anak daun telinga menggantung (E),
menempel (e)
ee
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F) di bawah
(f) FF
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong
ke dalam (B), tidak menyerong (b) BB
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak
menjorok (w) WW
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut
(m) MM
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)
pp
h. Lidah dapat digulung memanjang (L),
tidak dapat digulung memanjang (l) LL
i. Gigi seri atas bercelah (G), gigi seri tidak
bercela (g) GG
Tabel 2. Pengamatan Sifat Baka Kelompok
Nama Siswandi Ilham Indawati Hajariah Arfeni Serly
A DD
dd Dd dd Dd dd dd dd
B EE EE EE EE EE
ee ee ee
C FF FF FF FF
ff ff ff ff
D BB BB BB BB BB BB
bb Bb
E WW WW WW WW
ww Ww Ww ww
F MM MM MM MM MM MM MM
mm
G PP PP PP
pp pp Pp pp Pp
H LL LL LL LL LL
ll ll ll
I GG GG GG
gg Gg gg gg gg
Tabel 3. Pengamatan Sifat Baka Kelas Pendidikan Ipa Reguler
Nama I II III IV V Jumlah
Jumlah/kelompok 6 6 7 7 6 32
A DD - 1 - - - 1
dd 6 5 7 7 6 31
B EE 4 5 5 5 3 22
ee 2 1 2 2 3 10
C FF 3 5 4 3 3 18
ff 3 1 3 4 3 14
D BB 5 6 4 4 6 25
bb 1 - 3 3 - 7
E WW 3 2 4 7 3 19
ww 3 4 3 - 3 13
F MM 6 6 7 7 5 31
mm - - - - 1 1
G PP 2 - 1 1 - 4
pp 4 6 6 6 6 28
H LL 4 4 4 6 4 22
ll 2 2 3 1 2 10
I GG 2 1 4 4 2 13
gg 4 5 3 3 4 19
Analisis Data
1. Analisis Data Kelompok
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 0
6 × 100 %
= 0 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 6
6 × 100 %
= 100 %
b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 4
6 × 100 %
= 66,67 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 2
6 × 100 %
= 33,33 %
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 3
6 × 100 %
= 50 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 3
6 × 100 %
= 50 %
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak menyerong
(b)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 5
6 × 100 %
= 83,33 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 1
6 × 100 %
= 16,67 %
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 3
6 × 100 %
= 50 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 3
6 × 100 %
= 50 %
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)
Gen dominan = ∑𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 6
6 × 100 %
= 100 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 0
6 × 100 %
= 0 %
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 2
6 × 100 %
= 33,33 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 4
6 × 100 %
= 66,67 %
h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung memanjang
(l)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 4
6 × 100 %
= 66,67 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 2
6 × 100 %
= 33,33 %
i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 2
4 × 100 %
= 33,33 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 4
6 × 100 %
= 66,67 %
2. Analisis Data Kelas
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 1
32 × 100 %
= 3,125 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 31
32 × 100 %
= 96,875 %
b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 22
32 × 100 %
= 68,75 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 10
32 × 100 %
= 31,25 %
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 18
32 × 100 %
= 56,25 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 14
32 × 100 %
= 43,75 %
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak menyerong
(b)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 25
32 × 100 %
= 78,125 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 7
32 × 100 %
= 21,875 %
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 19
32 × 100 %
= 59,375 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 13
32 × 100 %
= 40,625 %
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 31
32 × 100 %
= 96,875 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 1
32 × 100 %
= 3,125 %
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 4
32 × 100 %
= 12,5 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 28
32 × 100 %
= 87,5 %
h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung memanjang
(l)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 22
32 × 100 %
= 68,75 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 10
32 × 100 %
= 31,25 %
i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)
Gen dominan = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 × 100 %
= 13
32 × 100 %
= 40,625 %
Gen resesif = ∑ 𝑔𝑒𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑠𝑖𝑓
∑ 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛× 100 %
= 19
32 × 100 %
= 59,375 %
B. Pembahasan
Fenotipe merupakan sifat yang tampak atau bisa d iamati, berbeda
dengan genotipe yang tidak diketahui tanpa melalui tes DNA, genotipe
dilambangkan dengan huruf-huruf.
1. Sifat Baka Pribadi
ge notipe untuk saya pribadi adalah saya tidak memiliki lesung dagu
(dd), anak daun telinga tidak menggantung (ee), ibu jari tangan kiri diatas
tangan kanan (FF), ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam
(BB), rambut dahi menjorok (WW), terdapat rambut pada jari (MM),
tidak memiliki lesung pipi (pp), lidah dapat menggulung (LL), dan gigi
seri atas bercelah (GG). Berdasarkan sifat baka yang diamati dan data
yang diperoleh, saya memiliki sifat dominan yang hampir sebanding
dengan sifat resesif yaitu dengan perbandingan 6:3. Setiap fenotipe yang
dominan diberi lambang misalnya LL karena kita tidapat menentukan
genotipe yang sesungguhnya.
2. Sifat Baka Kelompok
Jumlah anggota kelompok saya adalah 6 orang. Berdasarkan
analisis data, diperoleh presentase pada masing-masing sifat baka yang
diamati. Sifat pada lesung dagu, sifat dominan adalah 0 % dan sifat
resesif adalah 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa praktikan dalam
kelompok saya tidak ada yang memiliki sifat dominan lesung dagu. untuk
sifat anak daun telinga, sifat dominan adalah 66,67 % dan sifat resesif
adalah 33,33 %, untuk sifat ibu jari tangan, sifat dominan adalah 50 %
dan sifat resesif adalah 50 %, untuk sifat ruas jari kelingking, sifat
dominan adalah 83,33 % dan sifat resesif adalah 16,67 %; untuk sifat
rambut dahi, sifat dominan adalah 50 % dan sifat resesif adalah 50 %,
untuk sifat rambut pada jari, sifat dominan adalah 100 % dan sifat resesif
adalah 0 %, untuk sifat lesung pipi, sifat dominan adalah 33,33 % dan
sifat resesif adalah 66,67 %, untuk sifat lidah, sifat dominan adalah 66,67
% dan sifat resesif adalah 33,33 %, untuk sifat gigi seri atas, sifat
dominan adalah 33,33 % dan sifat resesif adalah 66,67 %.
Berdasarkan data yang diperoleh, sifat resesif terkadang memiliki
presentase fenotipe yang lebih besar daripada sifat dominan. Sepert i
pada sifat lesung dagu, pada kenyataannya rata-rata orang tidak memiliki
lesung dagu.
3. Sifat Baka Kelas
Jumlah orang dalam 1 kelas yaitu 32 orang dengan hasil analisis
data sebagai berikut. Untuk sifat lesung dagu, sifat dominan adalah 3,125
% dan sifat resesif adalah 96,875 %. Untuk sifat ujung daun telinga, sifat
dominan adalah 68,75 % dan sifat resesif adalah 31,25 %. Untuk sifat ibu
jari tangan, sifat dominan adalah 56,25 % dan sifat resesif adalah 43,75
%. Untuk sifat ruas jari kelingking, sifat dominan adalah 78,125 % dan
sifat resesif adalah 21,875 %. Untuk sifat rambut dahi, sifat dominan
adalah 59,375 % dan sifat resesif adalah 40,625 %. Untuk sifat rambut
pada jari, sifat dominan adalah 96,875 % dan sifat resesif adalah 3,125 %.
Untuk sifat lesung pipi, sifat dominan adalah 12,5 % dan sifat resesif
adalah 87,5 %. Untuk sifat lidah, sifat dominan adalah 68,75 % dan sifat
resesif adalah 31,25 %. Untuk sifat gigi seri atas, sifat dominan adalah
40,625 % dan sifat resesif adalah 59,375 %.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, sifat dominan lebih
banyak dimiliki daripada sifat resesif. Sifat resesif lebih banyak daripada
sifat dominan hanya pada sifat lesung dagu, sifat pada lesung pipi, dan
sifat gigi seri atas yang bercelah. Selebihnya semua sifat yang diamati
menunjukkan lebih banyak dominan yang dimiliki.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perbandingan fenotipe dan genotipe akan berbeda-beda
pada setiap sampel. Meskipun ada sifat baka yang resesif misalnya saja lesung
pada dagu, akan tetapi dalam populasi tersebut telah terbentuk galur murni dan
terjadi perkawinan antara parental dominan dengan resesif sehingga yang
terjadi adalah sifat dominanlah yang paling banyak dijumpai.
B. Saran
1. Adapun saran untuk praktikan atau mahasiswa adalah lebih teliti lagi dalam
mengerjakan analisis data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
perhitungan.
2. Kepada asisten, diharapkan apabila memberikan tugas kepada praktikan,
kiranya tugas tersebut diapresiasi, dan sekiranya ketika mendampingi
praktikan dalam praktikum di laboratorium, juga menggunakan baju lab.
3. Kepada laboratorium, sudah bagus dalam menyediakan alat dan semoga
kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Elvita, Azmi. 2008. Genetika Dasar. Pekanbaru: Faculty of Medicine
Universitas Riau.
Nugraha, Zaenuri Sabta. 2008. Genetika Dasar. Jakarta: Kedokteran UII. Supriyanta. 2004. Bahan Ajar Dasar-Dasar Genetika. Yogyakarta: Jurusan
Budidaya Pertanian FP UGM.
Hamka, 2015. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
Berapa nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas Anda?
Jawab :
Untuk sifat lesung dagu, sifat dominan adalah 3,125 % dan sifat resesif
adalah 96,875 %. Untuk sifat ujung daun telinga, sifat dominan adalah 68,75 %
dan sifat resesif adalah 31,25 %. Untuk sifat ibu jari tangan, sifat dominan adalah
56,25 % dan sifat resesif adalah 43,75 %. Untuk sifat ruas jari kelingking, sifat
dominan adalah 78,125 % dan sifat resesif adalah 21,875 %. Untuk sifat rambut
dahi, sifat dominan adalah 59,375 % dan sifat resesif adalah 40,625 %. Untuk sifat
rambut pada jari, sifat dominan adalah 96,875 % dan sifat resesif adalah 3,125 %.
Untuk sifat lesung pipi, sifat dominan adalah 12,5 % dan sifat resesif adalah 87,5
%. Untuk sifat lidah, sifat dominan adalah 68,75 % dan sifat resesif adalah 31,25
%. Untuk sifat gigi seri atas, sifat dominan adalah 40,625 % dan sifat resesif
adalah 59,375 %.
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengamatan
Mikroskopis”, yang disusun oleh:
Nama : Serly
NIM : 1516041010
Kelas : Pendidikan IPA reguler
Kelompok : I (Satu)
Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan ini dinyatakan
diterima.
Makassar, Desember 2015
Koordinator Asisten, Asisten,
Mangngemba Dg Paropo Muh. Yusran Nur Arief, S.Pd
NIM: 1114040057
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Drs. H. Hamka L, MSi
NIP: 19621231 198702 1 005