bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1.1 gambaran … · 2018. 9. 5. · 7 kantin 1 unit 8...

25
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum dan Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SDN Asemrudung 2 ( Eksperimen ) Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen. SD Negeri Asemrudung 2 terletak di Desa Asemrudung tepatnya di Dusun Karang Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa pada kelas eksperimen berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Guru kelas di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 bernama Bapak Sarmin, beliau telah mengajar di SD Negeri Asemrudung 2 selama 11 tahun 8 bulan dengan status wiyata bakti atau GTT. Jumlah pegawai di SD Negeri Asemrudung 2 berjumlah 11 pegawai dengan 5 guru Pegawai Negeri, 3 guru wiyata bakti atau GTT, 2 guru yang mengajar di kelas TK yang berada satu atap dengan SD Negeri Asemrudung 2 dan 1 penjaga sekolah. SD Negeri Asemrudung 2 mempunyai visi misi sebagai berikut: a. Visi Menyiapkan Generasi Penerus yang Cerdas, Terampil dan Bertaqwa, Berbudi Pekerti Luhur Serta Mampu Bersaing di Era Global b. Misi 1. Membentuk siswa agar beriman dan bertaqwa 2. Memotivasi siswa agar mengenali dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal 3. Melibatkan warga sekolah (orang tua dan komite ∕ stake holder) untuk memajukan sekolah 4. Menciptakan suasana siswa nyaman belajar di sekolah maupun di rumah 5. Meningkatkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianut

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 46

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum dan Hasil Penelitian

    4.1.1 Gambaran Umum SDN Asemrudung 2 ( Eksperimen )

    Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 yang

    dijadikan sebagai kelas eksperimen. SD Negeri Asemrudung 2 terletak di Desa

    Asemrudung tepatnya di Dusun Karang Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.

    Jumlah siswa pada kelas eksperimen berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9

    siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Guru kelas di kelas 5 SD Negeri

    Asemrudung 2 bernama Bapak Sarmin, beliau telah mengajar di SD Negeri

    Asemrudung 2 selama 11 tahun 8 bulan dengan status wiyata bakti atau GTT.

    Jumlah pegawai di SD Negeri Asemrudung 2 berjumlah 11 pegawai dengan 5

    guru Pegawai Negeri, 3 guru wiyata bakti atau GTT, 2 guru yang mengajar di

    kelas TK yang berada satu atap dengan SD Negeri Asemrudung 2 dan 1 penjaga

    sekolah.

    SD Negeri Asemrudung 2 mempunyai visi misi sebagai berikut:

    a. Visi

    Menyiapkan Generasi Penerus yang Cerdas, Terampil dan Bertaqwa,

    Berbudi Pekerti Luhur Serta Mampu Bersaing di Era Global

    b. Misi

    1. Membentuk siswa agar beriman dan bertaqwa

    2. Memotivasi siswa agar mengenali dirinya sehingga dapat

    berkembang secara optimal

    3. Melibatkan warga sekolah (orang tua dan komite ∕ stake holder)

    untuk memajukan sekolah

    4. Menciptakan suasana siswa nyaman belajar di sekolah maupun di

    rumah

    5. Meningkatkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang

    dianut

  • 47

    6. Melestarikan dan mengembangkan olahraga, seni dan budaya

    7. Menciptakan kecintaan terhadap tanah air

    Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Asemrudung 2 dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini

    Tabel 4.1

    Sarana dan prasana SD Negeri Asemrudung 2

    No Jenis sarana dan Prasarana Jumlah dan rincian

    1

    Ruang kelas

    terdiri dari :

    5 ruang kelas 1- 6

    1 ruang guru

    1 kelas TK satu atap

    2 Kamar Mandi 1 kamar mandi siswa

    1 kamar mandi guru

    3 Lapangan 1 unit

    4 gudang 1 unit

    5 Perpustakaan 1 unit

    6 Mushola 1 unit

    7 kantin 1 unit

    8 Komputer 1 unit

    9 TV 1 unit

    10 LCD dan Proyektor Masing-masing 1 unit

    Dari tabel sarana dan prasarana di atas dapat terlihat bagaimana keadaan

    sekolah SD Negeri Asemrudung 2 yang terletak di desa Asemrudung Kecamatan

    Geyer Kabupaten Grobogan.

  • 48

    4.1.2 Gambaran Umum SDN Asemrudung 3 ( Kontrol )

    Penelitian ini juga dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3 yang

    dijadikan sebagai kelas kontrol. SD Negeri Asemrudung 3 juga di Desa

    Asemrudung tepatnya di Dusun Saren Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.

    Jumlah siswa pada kelas kontrol sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-

    laki dan 12 siswa perempuan. Guru kelas di kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3

    bernama Bapak Basuki, S.Pd. beliau telah mengajar di SD Negeri Asemrudung 3

    selama 14 tahun 5 bulan dengan status Pegawai Negeri atau PNS. Jumlah pegawai

    di SD Negeri Asemrudung 3 berjumlah 11 pegawai dengan 3 guru Pegawai

    Negeri dan 7 guru wiyata bakti atau GTT dan 1 penjaga sekolah.

    SD Negeri Asemrudung 3 mempunyai visi misi sebagai berikut:

    a. Visi

    Terwujudnya generasi yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,

    cerdas, berbudaya dan berwawasan lingkungan

    b. Misi

    1. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan masing-masing

    agama sehingga terwujud generasi yang beriman dan bertaqwa kepada

    Tuhan Yang Maha Esa

    2. menerapkan sikap menghormati yang tua

    3. menerapkan budaya asah, asih, dan asuh

    4. menciptakan lingkungan yang aman, sejuk, rindang, bersih dan sehat

    5. menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar

    6. menggalakkan budaya gemar membaca

    7. menumbuhkan sikap berfikir kritis dan rasional

    Adapun sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri Asemrudung 3 dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini

  • 49

    Tabel 4.2

    Sarana dan prasana SD Negeri Asemrudung 3

    No Jenis sarana dan Prasarana Jumlah dan rincian

    1

    Ruang kelas

    terdiri dari :

    6 ruang kelas 1- 6

    1 ruang guru

    1 ruang tamu dan kepala sekolah

    2 Kamar Mandi 2 kamar mandi siswa

    1 kamar mandi guru

    3 Lapangan 1 unit

    4 Mushola 1 unit

    5 gudang 1 unit

    6 kantin 1 unit

    7 Komputer 1 unit

    8 TV 1 unit

    9 LCD dan Proyektor Masing-masing 1 unit

    Dari tabel sarana dan prasarana di atas dapat terlihat bagaimana keadaan

    sekolah SD Negeri Asemrudung 3 yang terletak di desa Asemrudung Kecamatan

    Geyer Kabupaten Grobogan.

    Berikut gambaran umum subyek penelitian yang diuraikan pada tabel di

    bawah ini

    Tabel 4.3

    Subyek Penelitian

    No Sekolah Kelas Jumlah Siswa

    1 SDN Asemrudung 2 Eksperimen 20

    2 SDN Asemrudung 3 Kontrol 20

    Jumlah 40

    Kedua sekolah tersebut dipilih oleh peneliti untuk dijadikan obyek

    penelitian dikarenakan terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu:

  • 50

    1. Letak kedua SD yang berjarak 1 km dari tempat tinggal peneliti sehingga

    mempermudah peneliti saat perjalanan untuk melakukan penelitian

    2. Jumlah siswa kelas 5 di SDN Asemrudung 2 dan SDN Asemrudung 3

    berjumlah sama yaitu sebanyak 20 siswa yaitu 9 siswa laki-laki dan 11

    siswa perempuan untuk kelas 5 di SDN Asemrudung 2 serta 8 siswa laki-

    laki dan 12 siswa perempuan untuk kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3

    3. Proses pembelajaran pada kedua SD saat diobservasi sama-sama

    menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga pembelajaran

    berpusat pada guru

    4. Sebanyak 40 siswa dari kedua SD tersebut adalah asli warga Desa

    Asemrudung

    5. Semua orang tua dari 40 siswa kedua SD tersebut adalah petani

    6. Tingkat pendidikan orang tua dari SDN Asemrudung 2 sebanyak 30%

    berijasah SLTA dan 70% berijasah SD, sedangkan Tingkat pendidikan

    orang tua dari SDN Asemrudung 3 sebanyak 35% berijasah SLTA, 55%

    berijasah SD dan 10% tidak tamat sekolah.

    Dari beberapa pertimbangan di atas peneliti hendak melakukan penelitian

    untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran NHT

    berbantuan media teka-teki silang pada kelas eksperimen yang kemudian hasilnya

    akan dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan model

    pembelajaran konvensional.

    4.2 Pelaksanaan Penelitian

    Siwa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 sebagai kelas eksperimen dan

    siswa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 3 sebelum dilakukan penelitian kedua kelas

    ini telah diuji kesamaan varian dengan hasil yang menunjukkan bahwa kedua

    kelas tersebut datanya berdistribusi normal dan juga homogen. Dengan pengujian

    tersebut menunjukan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas tersebut

    memilikki kemampuan yang sama sejak awal. Pada kelas eksperimen diberi

    perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head

  • 51

    Together) dengan media teka-teki silang, pada saat pembelajaran siswa pada kelas

    eksperimen dibagi kedalam 4 kelompok. Pemilihan kelompok dilakukan secara

    acak dengan menggunakan kartu pelangi, masing-masing kelompok

    beranggotakan 5 siswa dan masing-masing siswa mendapat satu kepala bernomor

    sebagai identitas dalam kelompok, setelah kelompok terbentuk guru memberikan

    tugas untuk didiskusikan dalam setiap kelompok, tiap kelompok diberikan soal

    yang sama untuk berdiskusi tentang pesawat sederhana. Kelompok mulai

    berdiskusi dan memastikan semua anggota kelompok telah mengerjakan dan

    mengetahui jawaban dari soal yang diberikan oleh guru kemudian guru memilih

    salah satu kelompok yang paling cepat dalam mengerjakan soal diskusi untuk

    mempresentasikan hasil diskusi dengan pemanggilan nomor secara acak di dalam

    kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan pada kelompok yang telah

    menyampaikan hasil diskusi, pemanggilan nomor dilakukan berulang-ulang

    sampai tiap kelompok sudah dipanggil semua. Pada akhir pembelajaran siswa

    diajak membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.

    Pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan atau hanya menggunakan

    model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan metode ceramah

    dan tanya jawab. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti

    sendiri, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan oleh guru kelas

    dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh

    peneliti. Selama pembelajaran tindakan guru dan aktivitas siswa diamati oleh

    observer ( panduan observasi terlampir ) untuk memantau jalannya proses

    pembelajaran dan memberikan penilaian terhadap poroses pembelajaran apakah

    sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau belum. Setelah itu

    siswa pada kelas kontrol maupun eksperimen diberi tes untuk mengukur hasil

    belajar siswa.

    Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari-April pada semster dua

    tahun ajaran 2014 ∕ 2015. Berikut disajikan tabel jadwal pelaksanaan penelitian

    yang telah dilakukan oleh peneliti

  • 52

    Tabel 4.4

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    No Hari ∕ Tanggal Uraian Kegiatan

    1 Rabu, 25 Februari 2015 Meminta izin kepada Kepala Sekolah dan melakukan wawancara terhadap guru

    kelas 5

    2 Kamis, 26 Februari 2015 Observasi pembelajaran pada kelas

    eksperimen

    Observasi pembelajaran pada kelas

    kontrol

    3 Selasa, 3 Maret 2015 Pemberian pre-test kepada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol

    4 Rabu, 25 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran pada kelas

    eksperimen dengan materi pesawat

    sederhana

    Observasi pembelajaran pada kelas

    eksperimen

    5 Kamis, 26 Maret 2015 Pemberian post-test pada kelas

    eksperimen

    6 Rabu, 1 April 2015 Kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol

    dengan materi pesawat sederhana

    Observasi pembelajaran pada kelas

    kontrol

    7 Kamis, 2 April 2015 Pemberian post-test pada kelas kontrol

    4.3 Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang terkumpul

    juga data kuantitatif. Disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa

    angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13). Oleh

    karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu dengan uji validitas dan

    reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji

    hipotesis. Berikut adalah penjelasan penghitungan secara terperinci

    4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

    Sebelum soal-soal test diberikan kepada subyek penelitian, terlebih dahulu

    butir-butir soal tersebut di uji kevalidannya dan reliabilitasnya. Uji validitas dan

  • 53

    reliabilitas butir soal dilakukan untuk menguji apakah instrumen yang digunakan

    valid dan reliabel. Pada penelitian ini instrumen yang diuji adalah soal pilihan

    ganda yang akan digunakan untuk pre-test dan post-test. Pengujian instrumen

    soal dilakukan di SDN Asemrudung 2 pada kelas 6 atau kelas yang lebih tinggi.

    Uji validitas untuk pre-test dan post-test di ujikan pada kelas 6 SDN Asemrudung

    2 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Uji validitas dilakukan di kelas 6

    karena materi yang diujikan sudah pernah diterima pada waktu duduk di kelas 5.

    Menurut Budiyono (2009) suatu item instrument penelitian dianggap valid jika

    memilikki koefisien corrected item total coorelation > 0,3. Uji validitas dilakukan

    dengan menggunakan progran SPSS for windows version 16.0 dengan teknik

    corrected item total coorelation untuk mencari koefisien korelasinya. Setelah

    dilakukan pengujian validitas untuk soal pre-test terdapat 23 item soal yang

    dinyatakan valid dan 2 item soal yang dinyatakan tidak valid, sedangkan dari

    pengujian validitas untuk soal post-test terdapat 24 item yang dinyatakan valid

    dan 6 item yang dinyatakan tidak valid. Berikut tabel yang menyatakan item soal

    yang dinyatakan valid dan tidak valid

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Validitas Soal pre-test

    Bentuk soal Item soal Valid Tidak Valid

    Pilihan ganda 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

    13,14,15,16,17,18,19,20,2

    1,22,23,24,25

    2,3,4,5,6,7,8

    ,9,10,11,12,

    13,14,15,16,

    17,18,19,20,

    21,22,23,24

    1,25

  • 54

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Validitas soal post-test

    Bentuk soal Item soal Valid Tidak Valid

    Pilihan ganda 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,

    13,14,15,16,17,18,19,20,2

    1,22,23,24,25,26,27,28,29,

    30

    1,3,4,5,6,7,8

    ,9,10,11,12,

    13,14,15,16,

    17,18,20,22,

    23,26,27,28,

    30

    2, 19, 21,

    24, 25, 29

    Dari hasil pengujian validitas soal pre-test dari 25 soal didapati 23 soal

    yang valid dan untuk pengujian soal post-test dari 30 soal didapati 24 soal yang

    valid, akan tetapi peneliti hanya mengambil 20 soal yang valid dengan validitas

    tertinggi untuk soal pre-test maupun post-test. Berikut disajikan tabel butir soal

    pre-test maupun post-test dengan validitas tertinggi

    Tabel 4.7

    Butir Soal Pre-Test dan Post-Test dengan Validitas Tertinggi

    Bentuk Soal Pre-test Post-test

    Pilihan ganda 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14

    ,15,16,17, 20,21,22, 24

    1,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,15,16

    ,17,18,20,22, 26,27, 30

    Setelah pengujian validitas maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji

    reliabilitas instrumen dengan bantuan SPSS for windows vrsion16.0 dengan

    menggunakan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui Alpha Cronbach.

    Berdasarkan uji reliabilitas soal pilihan ganda pre-test maupun post-test yang

    terdiri dari 23 dan 24 sial valid dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat

    dilihat pada tabel berikut:

  • 55

    Tabel 4.8

    Uji Reliabilitas Soal Pre-test

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    Cronbach's

    Alpha Based

    on

    Standardized

    Items N of Items

    .916 .909 25

    Tabel 4.9

    Uji Reliabilitas Soal Post-test

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    Cronbach's

    Alpha Based

    on

    Standardized

    Items N of Items

    .939 .937 30

    Dari hasil uji reliabilitas pada tabel diatas data uji validitas pre-test dan

    post-test dinyatakan reliable dengan Cronbach's Alpha pre-test 0,916 ˃ 0,9 dan

    post-test 0,939 ˃ 0,9.

    4.3.2 Uji Normalitas

    4.3.2.1 Uji Normalitas Pre-test

    Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil

    mempunyai kesesuaian dengan populasi (Purwanto, 2010:156). Uji normalitas

    digunakan untuk mngetahui data hasil pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen

    berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan

    dengan menggunakan program SPSS for windows version 16.0 dengan

  • 56

    menggunakan teknik One Sample Kologorov-Smirnov dengan syarat signifikansi

    >0,05.

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Normalitas Pre-test

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    eksperimen kontrol

    N 20 20

    Normal Parametersa Mean 64.2500 41.2500

    Std. Deviation 22.61084 1.024371

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .150 .199

    Positive .108 .199

    Negative -.150 -.103

    Kolmogorov-Smirnov Z .672 .888

    Asymp. Sig. (2-tailed) .756 .410

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan hasil uji normalitas dari data pre-test kelas eksperimen

    signifikansinya 0,756 sedangkan kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,410. Maka

    dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut dapat dikatakan data pre-test

    pada kelas eksperimen berdistribusi normal karena tingkat signifikansinya 0,756 ˃

    0,05 sedangkan data pre-test pada kelas kontrol juga berdistribusi normal karena

    tingkat signifikansi 0,410 ˂ 0,05. Maka dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas

    tersebut dapat dikatakan data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    keduanya berdistribusi normal.

  • 57

    4.3.2.2 Uji Normalitas Post-test

    Uji normalitas juga dilakukan pada data post-test untuk mengetahui data

    tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah

    pemberian tes pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan

    menggunakan model pembelajaran NHT dengan media teka-teki silang dan

    pemberian tes pada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan atau hanya dengan

    menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah

    dan tanya jawab. Uji normalitas post-test juga dilakukan dengan menggunakan

    program SPSS for windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One

    Sample Kologorov-Smirnov dengan syarat signifikansi >0,05.

    Tabel 4.11

    Hasil Uji Normalitas Post-test

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    eksperimen kontrol

    N 20 20

    Normal Parametersa Mean 81.75 68.25

    Std. Deviation 7.826 16.486

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .161 .209

    Positive .139 .155

    Negative -.161 -.209

    Kolmogorov-Smirnov Z .720 .934

    Asymp. Sig. (2-tailed) .678 .347

    a. Test distribution is Normal.

    Berdasarkan hasil uji normalitas dari data post-test kelas eksperimen

    signifikansinya 0,678 sedangkan kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,347. Maka

  • 58

    dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas tersebut dapat dikatakan data post-test

    pada kelas eksperimen berdistribusi normal karena tingkat signifikansinya 0,678 ˃

    0,05 sedangkan data post-test pada kelas kontrol juga berdistribusi normal karena

    tingkat signifikansi 0,347 ˃ 0,05. Maka dari itu berdasarkan hasil uji homogenitas

    tersebut dapat dikatakan data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    keduanya berdistribusi normal.

    4.3.3 Uji Homogenitas

    4.3.3.1 Uji Homogenitas Pre-test

    Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol homogen atau tidak. Varian yang dimiliki

    sampe-sampel tersebut dikatakan homogen apabila pada hasil uji homogenitas

    menunjukan tingkat signifikansi ˃ 0,05. Teknik analisis data digunakan untuk

    menguji signifikansi perbedaan mean anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol

    analisis data yang di gunakan yaitu uji t-test. Teknik analisis data pada penelitian

    ini dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0.

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Homogenitas Pre-test

    Test of Homogeneity of Variances

    PRE-TEST

    Levene

    Statistic df1 df2 Sig.

    2.548 4 12 .094

    Berdasarkan hasil uji homogenitas dari data pre-test kelas eksperimen dan

    kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,094. Maka dari itu berdasarkan hasil uji

    homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

    signifikansi 0,094 ˃ 0,05.

  • 59

    4.2.3.2 Uji Homogenitas Post-test

    Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai post-test dari kelas

    eksperimen maupun kelas kontrol. Data post-test diperoleh dari hasil nilai tes

    yang diberikan kepada kelas eksperimen yamg telah diberi perlakuan model

    pembelajaran NHT dengan media teka-teki silang dan kelas kontrol yang tidak

    diberi perlakuan atau hanya dengan model pembelajaran konvensional yaitu

    dengan metode ceramah dan tanya jawab. Kriteria pengambilan keputusan adalah

    jiak signifikansi ˃ 0,05 maka data tersebut memiliki varians data yang homogen.

    Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS for windows

    version 16.0 yaitu One Way Anova.

    Tabel 4.13

    Hasil Uji Homogenitas Post-test

    Test of Homogeneity of Variances

    POST-TEST

    Levene

    Statistic df1 df2 Sig.

    3.853 5 12 .062

    Berdasarkan hasil uji homogenitas dari data post-test kelas eksperimen dan

    kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,062. Maka dari itu berdasarkan hasil uji

    homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas

    eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

    signifikansi 0,062 ˃ 0,05.

    4.3.4 Analisis Komparatif

    4.3.4.1 Hasil Analisis Komparatif

    Pada penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lila (2013)

    terdapat perbedaan hasil penelitian yang signifikan, terbukti dengan perbedaan

    hasil pada t tabel yang disajikan pada tabel berikut:

  • 60

    Tabel 4.14

    Hasil Perbandingan Analisis Komparatif

    No Perbandingan Hasil penelitian Kajian yg relevan

    1 Nilai t-tabel

    3,308 dengan

    signifikansi 0,02 ˂

    0,05

    2.756 dengan

    signifikansi 0.009 <

    0.05

    2 Selisih 0,552

    Dari tabel di atas terdapat selisih 0,552 dengan nilai t tabel yang dilakukan

    oleh Lila (2013) sebesar 2.756 dan signifikansi 0.009 < 0.05 sedangkan pada

    penelitian ini nilai t tabel yang diperoleh yaitu sebesar 3,308 dengan signifikansi

    0,02 ˂ 0,05 dengan kata lain penelitian ini signifikannya lebih tinggi.

    4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel

    4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran NHT (Numbered

    Head Together) dengan Media Teka-Teki Silang

    Pada penelitian ini peneliti hendak mencari tau pengaruh model

    pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang

    terhadap hasil belajar IPA maka dari itu proses pembelajaran pada mata pelajaran

    IPA dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head

    Together) dengan media teka-teki silang. Dengan menggunakan model

    pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang

    diharapkan pada hasil belajar IPA ada kenaikan yang signifikan dengan

    prosentase ketuntasan mencapai 100%. Selama kegiatan pembelajaran juga

    dilakukan observasi guna memantau apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai

    dengan sintaks rencana pembelajaran yang dibuat oleh peneliti atau belum dan

    apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran NHT. Pada

    penelitian ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri dan diamati oleh 2

    observer yaitu guru dari SD Negeri Asemrudung 2. Hasil observasi penggunaan

  • 61

    model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki

    silang dapat dilihat pada bagian lampiran.

    Hasil observasi model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

    dengan media teka-teki silang menunjukan bahwa peneliti telah melakukan proses

    pembelajaran sesui dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan sesui dengan

    langkah-langkah model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) hal itu

    terbukti dengan melihat 20 aspek yang diamati dan semua aspek sudah terlaksana

    dengan baik. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada hari

    Rabu, 25 Maret 2015 tergolong baik.

    4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA

    Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes untuk untuk mengukur

    hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes

    dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan baik pada kelas eksperimen dan

    juga kelas kentrol.

    4.4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Analisis deskriptif pre-test dilakukan untuk mengetahui nilai maximum,

    nilai minimum dan nilai rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok

    kontrol. Nilai pre-test siswa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 sebagai kelas

    eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberi perlakuan dengan

    menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan

    media teka-teki silang.

    Tabel 4.15

    Tabel Deskripitif Nilai Pre-test Kelas Eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    pretest 20 25 95 64.25 22.610

    Valid N

    (listwise) 20

  • 62

    Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas eksperimen di atas, dapat

    diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen adalah

    64,25 dengan nilai minimun 25 dan nIlai maksimum 95, sedangkan standar

    deviasinya adalah 22,610. Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas

    eksperimen tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

    Grafik 4.1

    Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelas Eksperimen

    Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas eksperimen di atas

    terlihat kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test

    kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai pre-test pada

    kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  • 63

    Tabel 4.16

    Tabel Deskripitif Nilai Pre-test Kelas Kontrol

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    pretest 20 25 65 41.25 10.243

    Valid N

    (listwise) 20

    Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas kontrol di atas, dapat

    diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata pre-test pada kelas kontrol adalah 41,25

    dengan nilai minimun 25 dan nilai maksimum 65, sedangkan standar deviasinya

    adalah 10,243. Berdasarkan tabel deskriptif nilai pre-test kelas kontrol tersebut

    dapat dibuat histogram sebagai berikut:

    Grafik 4.2

    Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelas kontrol

    Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas kontrol di atas terlihat

    kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas

    kontrol berdistribusi normal.

  • 64

    Hasil pre-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan

    sebagai nilai awal dengan rata-rata nila pada kelas eksperimen yaitu 64,25 dan

    nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 41,25.

    4.4.2.2 Analisis Deskriptif Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    Analisis deskriptif post-test dilakukan untuk mengetahui nilai maximum,

    nilai minimum dan nilai rata-rata dari kelompok eksperimen dan kelompok

    kontrol. Nilai post-test siswa kelas 5 SD Negeri Asemrudung 2 sebagai kelas

    eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberi perlakuan dengan

    menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan

    media teka-teki silang.

    Tabel 4.17

    Tabel Deskripitif Nilai Post-test Kelas Eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    Postest eksperimen 20 65 95 81.75 7.826

    Valid N (listwise) 20

    Berdasarkan tabel deskriptif nilai post-test kelas eksperimen di atas, dapat

    diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah

    81,75 dengan nilai minimun 65 dan nolai maksimum 95, sedangkan standar

    deviasinya adalah 7,826. Berdasarkan tabel deskriptif nilai post-test kelas

    eksperimen tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

  • 65

    Grafik 4.3

    Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelas Eksperimen

    Berdasarkan grafik histogram nilai post-test kelas eksperimen di atas

    terlihat kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data post-test

    kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai post-test

    pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4.18

    Tabel Deskripitif Nilai Post-test Kelas Kontrol

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    kontrol 20 35 85 68.25 16.486

    Valid N

    (listwise) 20

    Berdasarkan tabel deskriptif nilai post-test kelas kontrol di atas, dapat

    diperoleh informasi yaitu nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen adalah

    68,25 dengan nilai minimun 35 dan nilai maksimum 85, sedangkan standar

  • 66

    deviasinya adalah 16,486. Berdasarkan tabel deskriptif nilai post-test kelas

    eksperimen tersebut dapat dibuat histogram sebagai berikut:

    Grafik 4.4

    Grafik Histogram Nilai Post-test Kelas kontrol

    Berdasarkan grafik histogram nilai post-test kelas kontrol di atas terlihat

    kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data post-test kelas

    kontrol berdistribusi normal.

    Hasil post-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan

    sebagai nilai akhir dengan rata-rata nila pada kelas eksperimen yaitu 81,75 dan

    nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 68,25. Dari hasil tersebut dapat dikatakan

    rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

    4.5 Hasil Anaisis Data Penelitian

    4.5.1 Uji-T Post-test

    Pada penelitian ini pengujian dengan menggunakan uji-t dilakukan

    terhadap post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji-t dilakukan

    bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar IPA antara kelas

    eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head

    Together) dengan media teka-teki silang dengan kelas kontrol yang menggunakan

    model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Data post-test

  • 67

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan teknik uji-t atau t-test

    dengan menggunakan program SPSS for windows version 16.0

    Tabel 4.19

    Hasil Uji-T Post Test

    Independent Samples Test

    nilai post-test

    Equal

    variances

    assumed

    Equal

    variances not

    assumed

    Levene's

    Test for

    Equality

    of

    Variances

    F 7.089

    Sig.

    .061

    t-test for

    Equality

    of Means

    t 3.308 3.308

    df 38 27.150

    Sig. (2-tailed) .002 .003

    Mean Difference 13.50000 13.50000

    Std. Error Difference 4.08060 4.08060

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower 5.23925 5.12946

    Upper 21.76075 21.87054

    Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa F hitung LevenesTest 7,089

    dengan signifikansi 0,061 ˃ 0,05. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa dari kedua

    populasi memiliki varians data yang homogen. Dari tabel diatas data post-test

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki data yang sama atau homogen

    maka dari itu hasil perhitungan yang digunakan adalah hasil pada asumsi Equal

    Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel di atas pada kolom Equal Variances

    Assumed, nilai t 3,308 dengan signifikansi 0,02 ˂ 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perbedaan rata-rata sebesar

    13,500.

  • 68

    Bedasarkan uji deskriptif nilai post-test nilai rata-rata pada kelas

    eksperimen setelah diberi perlakuan adalah 81,75 dan nila rata-rata hasil belajar

    pada kelas kontrol adalah 68,25. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata hasil

    belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-

    rata hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

    pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang

    lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar IPA pada kelas kontrol

    yang menggunakan model pembelajaran konvensional atau dengan metode

    ceramah dan tanya jawab. Dari uraian di atas dapat di katakan bahwa terdapat

    perbedaan hasil belajar IPA yang menggunakan model pembelajaran NHT

    (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang dengan model

    pembelajaran konvensional.

    4.6 Hasil Uji Hipotesis

    4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar IPA

    Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

    dikemukakan pada bab sebelumnya untuk mendapatkan keputusan hipotesis

    manakah yang diterima. Hipotesis yang diuji kaitannya dengan pengaruh model

    pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang

    terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Asemrudung 2 Kecamatan Geyer

    Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2014 ∕ 2015.

    Dasar pengambilan keputusan hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut:

    H0: MNHT MKonvensional

    Tidak ada perbedaan hasil Belajar IPA dengan model pembelajaran NHT

    berbantuan media teka-teki silang kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II

    Kecamatan Geyer tahun 2014 / 2015.

    H1: MNHT MKonvensional

    Ada perbedaan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran NHT

    berbantuan media teka-teki silang kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II

    Kecamatan Geyer tahun 2014 / 2015.

  • 69

    Berdasarka hasil analisis pada tabel uji-t nilai t 3,308 dengan signifikansi

    0,02 . terlihat bahwa signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 0,02 ˂ 0,05, sehingga

    H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil

    belajar IPA dengan model pembelajaran NHT berbantuan media teka-teki silang

    kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II Kecamatan Geyer tahun 2014 / 2015.

    4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa

    dari hipotesis yang diajukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang

    signifikan. Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan

    hasil Belajar IPA dengan model pembelajaran NHT berbantuan media teka-teki

    silang kelas 5 SDN Asemrudung 2 semester II Kecamatan Geyer tahun 2014 /

    2015. Dari hasil uji-T terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kelas

    eksperimen dengan kelas kontrol. Hal tersebut terlihat pada tabel hasil uji-T

    terhadap hasil post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai t

    adalah 3,308 dengan signifikansi 0,02 ˂ 0,05. Terlihat bahwa signifikansi lebih

    kecil dari 0,05 atau 0,02 ˂ 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai rata-

    rata post-test pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan adalah 81,75 dengan

    2 siswa yang belum mencapai nilai KKM ≥ 75 dan nila rata-rata hasil belajar pada

    kelas kontrol adalah 68,25 dengan 9 siswa siswa yang belum mencapai nilai KKM

    ≥ 75. Berdasarkan perbedaan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen

    dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar IPA pada kelas

    eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Head

    Together) dengan media teka-teki silang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-

    rata hasil belajar IPA pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

    konvensional.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

    pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered

    Head Together) dengan media teka-teki silang lebih tinggi daripada hasil belajar

    pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional atau

    dengan metode ceramah dan tanya jawab. Sesuai dengan pendapat Anita Lie (Inna

  • 70

    Naiza, 2013) Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) mendorong

    siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama siswa dalam pembelajaran.

    Dengan adanya semangat kerjasama tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar

    siswa. Terbukti bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar

    pada kelas eksperimen dan kelas kontrol hal tersebut menunjukan bahwa model

    pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dengan media teka-teki silang

    berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada kelas eksperimen. Hal tersebut

    sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lila (2013) dengan judul

    penelitian Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

    NHT Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar

    Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2012/1013 yang

    menyatakan bahwa model pembelajaran NHT (Numbered Head Together)

    meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

    Pada penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lila

    (2013) terdapat perbedaan hasil penelitian yang signifikan, terbukti dengan

    perbedaan hasil pada t tabel yaitu terdapat selisih 0,552 dengan nilai t tabel yang

    dilakukan oleh Lila (2013) sebesar 2.756 dan signifikansi 0.009 < 0.05 sedangkan

    pada penelitian ini nilai t tabel yang diperoleh yaitu sebesar 3,308 dengan

    signifikansi 0,02 ˂ 0,05 dengan kata lain penelitian ini signifikannya lebih tinggi.

    Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) juga dapat digunakan

    dalam mata pelajaran lain misalkan mata pelajaran IPS dan PKn seperti penelitian

    yang telah dilakukan oleh Nopi (2013) dengan judul Pengaruh Penerapan Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil

    Belajar IPS Siswa Kelas V SD Salatiga, serta penelitian yang di lakukan oleh Erna

    sumaryanti (2012) dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Pkn

    Siswa Kelas IV di SD Negeri Depok Toroh Grobogan Semester Genap Tahun

    Pelajaran 2011/2012 yang terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi

    dapat disimpulkan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dapat

    di terapkan pada setiap mata pelajaran tergantung bagaimana guru itu mengemas

    suatu pembelajaran dalam penyampaian materi agar lebih menarik.