un yun yang bermartttabaaattt - jatim.kemenag.go.id · tandes, kota surabaya, ... bimbingan belajar...

2
40 MPA 304 / Januari 2012 Kecurangan UN dan Dampak- nya Dihitung mulai dari sekarang, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2012 tingkat SLTP dan SLTA tinggal beberapa hari lagi dan semua pihak baik pemerintah, sekolah dan siswa sudah mempersiapkan hajatan Na- sional Tahunan tersebut jauh-jauh hari sebelumnya. Memang Pemerin- tah, dalam hal ini Kementerian Pen- didikan Nasional masih mengguna- kan UN sebagai alat ukur untuk me- ngukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan Nasional di Indonesia. Walaupun berbagai lapisan masya- rakat memprotes keras terhadap Pe- merintah atas keberadaan UN (Ujian Nasional) sebagai salah satu penen- tu kelulusan siswa. Namun Pemerin- tah tetap pada pendiriannya bahwa UN masih relevan sebagai salah satu penentu kelususan siswa. Karena te- kanan dari pihak kepala daerah, baik Walikota, Bupati dan Gubernur agar siswa lulus 100% sehingga kepala se- kolah memberikan instruksi kepada dewan guru supaya memperjuangkan siswanya lulus 100%. Dampaknya terjadi kecurangan Ujian Nasional di- mana-mana. Ketua Dewan Pendidik- an Jawa Timur Zainuddin Maliki me- nyatakan, kecurangan yang terjadi pada ujian nasional di semua ting- katan pendidikan sudah sangat ga- wat. Kecurangan begitu sistematis, melibatkan banyak pemangku kepen- tingan, seperti tenaga pendidik, pe- nyelenggara pendidikan, dan murid. Hal ini sungguh bertentangan de- ngan harkat dan martabat pendidik- an.”Kasus murid SD Negeri Gadel II Tandes, Kota Surabaya, yang dipro- tes dan dikecam karena mengaku di- suruh oleh gurunya untuk memberi contekan kepada teman-temannya pada ujian nasional yang lalu adalah fenomena gunung es. Ini kebetulan saja mencuat tapi sangat banyak yang tidak terungkap. Sebenarnya kecurangan-kecu- rangan dalam Ujian Nasional bisa bi- lang hampir merata di Indonesia na- mun yang terungkap hanya sebagian kecil saja. Mengapa kecurangan Uji- an Nasional hanya sebagian kecil saja yang terungkap? Jawabannya ya ka- rena kecurangan tersebut diatur sede- mikian rapi dan sistematis yang meli- batkan berbagai pihak sehingga ja- ngankan wartawan tahu, TPI (Tim Pe- mantau Independent)pun yang note bene-nya pemantau UN langsung bahkan tidak tahu atau mungkin mere- ka pura-pura tidak tahu tapi merekam kecurangan tersebut sebagai bahan laporan walaupun laporan tersebut sekedar ditampung dan tidak ada tin- dak lanjutnya. Kecurangan UN terse- but membawa dampak negatif yang besar terhadap unsur-unsur pendu- kung pendidikan: a. Siswa Sejak adanya praktik-praktik perjokian dalam Ujian Nasional be- berapa tahun terakhir, kecenderung- an siswa kelas XII malas belajar dan ongkang-ongkang saja karena mere- ka beranggapan sudah bisa dipasti- kan bahwa mereka akan mendapat- kan bocoran kunci jawaban ketika UN berlangsung dan mereka tidak usah berpayah-payah belajar sampai larut malam dan sebagainya. Sehingga me- reka menjadi siswa pasif, cukup me- nunggu bala bantuan datang, tidak ada keinginan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Namun tidak semua siswa berperilaku seperti itu, masih banyak mereka yang sungguh-sung- guh fight, mempersiapkan UN de- ngan belajar yang giat, mengikuti bimbingan belajar (Bimbel) baik di se- kolah maupun di Lembaga Bimbi- ngan Belajar, membentuk study club, mengikuti try out UN yang diadakan oleh Lembaga Bimbingan Belajar dan lain sebagainya. b. Guru Profesi guru adalah profesi yang mulia di dalam masyarakat karena guru adalah agen dalam proses pem- belajaran dan tranfer ilmu pada anak didiknya. Sebagai orang yang bertu- gas mengajar dan mendidik anak bang- sa, sudah sepantasnya guru memiliki integritas dalam menjalankan tugas- nya. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru oleh murid-muridnya. Na- mun guru pada zaman sekarang tidak lagi digugu oleh murid-muridnya. Gu- ru-guru yang diberi tugas memberi- kan bimbingan belajar (les tambahan) banyak yang komplain karena dile- cehkan murid-muridnya. Sebagian besar para siswa mengatakan bahwa les tambahan hanya buang-buang waktu saja, buat apa ikut bimbel kalau ujung-ujungya dapat bocoran kunci jawaban mending di rumah saja atau bermain. Mereka berkata semacam itu karena kakak kelasnya yang sudah lulus bercerita panjang lebar kepada adik kelasnya. Suatu pernyataan yang sangat menyesakkan dada di- kala para guru berusaha mati-matian memperjuangkan murid-muridnya SUN (Sukses Ujian Nasional) dan be- lum lagi harus mengerjakan tugas yang berlawanan dengan hati nurani- nya menjadi joki UN. Sungguh dile- ma, dikerjakan salah dan tidak dilak- sanakan juga fatal akibatny terhadap gengsi dan eksistensi sekolah. Menu- rut E.Mulyasa, ada 12 peran guru di dalam kelas, diantaranya sebagai: pendidik, pengajar, pembimbing, pe- latih, penasihat, inovator, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pem- UN y UN y UN y UN y UN yang BERMAR ang BERMAR ang BERMAR ang BERMAR ang BERMART TAB AB AB AB ABA AT T Oleh SUBKHAN, S.Pd *)

Upload: vudat

Post on 28-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UN yUN yang BERMARTTTABAAATTT - jatim.kemenag.go.id · Tandes, Kota Surabaya, ... bimbingan belajar (Bimbel) baik di se-kolah maupun di Lembaga Bimbi-ngan Belajar, membentuk study

40 MPA 304 / Januari 2012

Kecurangan UN dan Dampak-nya

Dihitung mulai dari sekarang,pelaksanaan Ujian Nasional (UN)2012 tingkat SLTP dan SLTA tinggalbeberapa hari lagi dan semua pihakbaik pemerintah, sekolah dan siswasudah mempersiapkan hajatan Na-sional Tahunan tersebut jauh-jauhhari sebelumnya. Memang Pemerin-tah, dalam hal ini Kementerian Pen-didikan Nasional masih mengguna-kan UN sebagai alat ukur untuk me-ngukur keberhasilan pelaksanaanpendidikan Nasional di Indonesia.Walaupun berbagai lapisan masya-rakat memprotes keras terhadap Pe-merintah atas keberadaan UN (UjianNasional) sebagai salah satu penen-tu kelulusan siswa. Namun Pemerin-tah tetap pada pendiriannya bahwaUN masih relevan sebagai salah satupenentu kelususan siswa. Karena te-kanan dari pihak kepala daerah, baikWalikota, Bupati dan Gubernur agarsiswa lulus 100% sehingga kepala se-kolah memberikan instruksi kepadadewan guru supaya memperjuangkansiswanya lulus 100%. Dampaknyaterjadi kecurangan Ujian Nasional di-mana-mana. Ketua Dewan Pendidik-an Jawa Timur Zainuddin Maliki me-nyatakan, kecurangan yang terjadipada ujian nasional di semua ting-katan pendidikan sudah sangat ga-wat. Kecurangan begitu sistematis,melibatkan banyak pemangku kepen-tingan, seperti tenaga pendidik, pe-nyelenggara pendidikan, dan murid.Hal ini sungguh bertentangan de-ngan harkat dan martabat pendidik-an.”Kasus murid SD Negeri Gadel IITandes, Kota Surabaya, yang dipro-tes dan dikecam karena mengaku di-suruh oleh gurunya untuk membericontekan kepada teman-temannyapada ujian nasional yang lalu adalah

fenomena gunung es. Ini kebetulansaja mencuat tapi sangat banyak yangtidak terungkap.

Sebenarnya kecurangan-kecu-rangan dalam Ujian Nasional bisa bi-lang hampir merata di Indonesia na-mun yang terungkap hanya sebagiankecil saja. Mengapa kecurangan Uji-an Nasional hanya sebagian kecil sajayang terungkap? Jawabannya ya ka-rena kecurangan tersebut diatur sede-mikian rapi dan sistematis yang meli-batkan berbagai pihak sehingga ja-ngankan wartawan tahu, TPI (Tim Pe-mantau Independent)pun yang notebene-nya pemantau UN langsungbahkan tidak tahu atau mungkin mere-ka pura-pura tidak tahu tapi merekamkecurangan tersebut sebagai bahanlaporan walaupun laporan tersebutsekedar ditampung dan tidak ada tin-dak lanjutnya. Kecurangan UN terse-but membawa dampak negatif yangbesar terhadap unsur-unsur pendu-kung pendidikan:

a. SiswaSejak adanya praktik-praktik

perjokian dalam Ujian Nasional be-berapa tahun terakhir, kecenderung-an siswa kelas XII malas belajar danongkang-ongkang saja karena mere-ka beranggapan sudah bisa dipasti-kan bahwa mereka akan mendapat-kan bocoran kunci jawaban ketika UNberlangsung dan mereka tidak usahberpayah-payah belajar sampai larutmalam dan sebagainya. Sehingga me-reka menjadi siswa pasif, cukup me-nunggu bala bantuan datang, tidakada keinginan untuk meraih prestasiyang lebih tinggi. Namun tidak semuasiswa berperilaku seperti itu, masihbanyak mereka yang sungguh-sung-guh fight, mempersiapkan UN de-ngan belajar yang giat, mengikutibimbingan belajar (Bimbel) baik di se-kolah maupun di Lembaga Bimbi-

ngan Belajar, membentuk study club,mengikuti try out UN yang diadakanoleh Lembaga Bimbingan Belajar danlain sebagainya.

b. GuruProfesi guru adalah profesi yang

mulia di dalam masyarakat karenaguru adalah agen dalam proses pem-belajaran dan tranfer ilmu pada anakdidiknya. Sebagai orang yang bertu-gas mengajar dan mendidik anak bang-sa, sudah sepantasnya guru memilikiintegritas dalam menjalankan tugas-nya. Guru adalah sosok yang digugudan ditiru oleh murid-muridnya. Na-mun guru pada zaman sekarang tidaklagi digugu oleh murid-muridnya. Gu-ru-guru yang diberi tugas memberi-kan bimbingan belajar (les tambahan)banyak yang komplain karena dile-cehkan murid-muridnya. Sebagianbesar para siswa mengatakan bahwales tambahan hanya buang-buangwaktu saja, buat apa ikut bimbel kalauujung-ujungya dapat bocoran kuncijawaban mending di rumah saja ataubermain. Mereka berkata semacam itukarena kakak kelasnya yang sudahlulus bercerita panjang lebar kepadaadik kelasnya. Suatu pernyataanyang sangat menyesakkan dada di-kala para guru berusaha mati-matianmemperjuangkan murid-muridnyaSUN (Sukses Ujian Nasional) dan be-lum lagi harus mengerjakan tugasyang berlawanan dengan hati nurani-nya menjadi joki UN. Sungguh dile-ma, dikerjakan salah dan tidak dilak-sanakan juga fatal akibatny terhadapgengsi dan eksistensi sekolah. Menu-rut E.Mulyasa, ada 12 peran guru didalam kelas, diantaranya sebagai:pendidik, pengajar, pembimbing, pe-latih, penasihat, inovator, model danteladan, pribadi, peneliti, pendorongkreativitas, pembangkit pandangan,pekerja rutin, pemindah kemah, pem-

UN yUN yUN yUN yUN yang BERMARang BERMARang BERMARang BERMARang BERMARTTTTTABABABABABAAAAATTTTTOleh SUBKHAN, S.Pd *)

Page 2: UN yUN yang BERMARTTTABAAATTT - jatim.kemenag.go.id · Tandes, Kota Surabaya, ... bimbingan belajar (Bimbel) baik di se-kolah maupun di Lembaga Bimbi-ngan Belajar, membentuk study

41MPA 304 / Januari 2012

bawa cerita, aktor, emansipator, evalu-ator, pengawet, kulminator dan ja-ngan ditambah satu lagi sebagai jokiUN. Naudzubillah.

SolusiMenyikapi kecurangan-kecu-

rangan dalam pelaksanaan Ujian Na-sional tersebut, Kementerian Pendi-dikan Nasional sudah mencarikansolusi yang diharapkan bisa menekankecurangan-kecurangan tersebut,yaitu: 1) Pembentukan TPI (Tim Pe-mantau Independent) Kabupaten/Kota dan Propinsi, 2) Mengatur DenaPosisi Tempat Duduk, 3) Pembuatansoal Paket A dan B, 4) Pembuatan soalPaket A, B, C, D, dan E, 5) PenetapanKriteria Kelulusan Peserta Didikdihitung dari 60% nilaiUN dan 40% nilai se-kolah/madrasah.

Solusi Kemendik-nas tersebut nampaknyamasih belum efektif me-nekan kecurangan-ke-curangan tersebut. Faktadi lapangan masih adasaja kecurangan itu, se-makin canggih model pe-laksanaan UN, semakincanggih pula kecurang-annya. Saya sangat se-tuju kalau paket soalnyadi tingkatkan menjadi 20paket soal dan saya yakinUN berjalan dengan bersih dan jujur.

Karena itu marilah semua kom-ponen pendidikan sebelum UN, kitamelakukan “Taubat Nasional” mere-nungi kekhilafan yang telah berlaludan menapak ke depan dengan me-laksanakan UN yang bersih, jujur danbermartabat. Ujian yang bersih danjujur adalah tolok ukur dari keber-hasilan pendidikan nasional. Apalahartinya lulus seratus, grade naikdalam Ujian Nasional, nilainya bagus-bagus akan tetapi tidak sesuai dengankompetensi riil yang ada pada siswa,suatu kesuksesan yang semu danmenjadi sejarah kelam dalam duniapendidikan nasional. Suatu hal yangsangat membanggakan perlu diacu-ngi jempol ketika Walikota Medan,Rahudman Harahap mengkampa-nyekan daerahnya sebagai DaerahUN Yang Jujur dan Bersih”. ApakahWalikota dan Bupati di daerah lainberani? Mudah-mudahan kampanyeBapak Rahudman ditiru oleh walikota

dan bupati lainnya. Amin.Bagaimana UN bisa dilaksana-

kan dengan jujur, bersih dan bermar-tabat? Jujur, bersih adalah ajaran aga-ma yang harus kita laksanakan. Kalaupada era orde baru Ujian Negara bisadilaksanakan dengan bersih dan jujurlalu bisakah pada era reformasi dilaku-kan? Tentu sangat bisa, karena refor-masi mengusung semboyan pemerin-tahan yang bersih, bebas dari KKN.Sudah barang tentu pelaksanaan UNjuga harus jujur, bersih bebas dari:perjokian, tekanan kepala daerah, ke-pala diknas, dan pihak-pihak lainnya.

Menurut Ahmad Rifai, ada be-berapa hal yang harus dilakukan un-tuk menyiasati agar siswa Sukses

Ujian Nasional (SUN) dengan jujur,bersih dan bermartabat:

Menumbuhkan Rasa PercayaDiri Siswa. Hal ini penting sebab UNbagi sebagian siswa adalah hal yangsangat menyeramkan sehingga ba-nyak siswa yang stres sebelum wak-tunya. Adapun kegiatan yang bisamenumbuhkan percaya diri pada sis-wa, misalnya pelatihan ESQ (Emoti-onal Quoation), SBT (Spiritual Build-ing Training) dan sebagainya. De-ngan bekal rasa percaya diri, makasiswa diharapkan akan memiliki men-tal yang kuat untuk menghadapi soal-soal UN, sehingga ia dapat berfikirdengan jernih untuk menyelesaikansoal-soal UN tersebut. Disamping itumembangun budaya pembelajaranberdasarkan ajaran agama dan nilai-nilai utama karakter bangsa, yaitu:beriman, bertakwa, jujur, bersih, san-tun, cerdas, disiplin, kreatif, kerja ke-ras, dan bertanggungjawab. Kalauiman dan takwa selalu dibawa kemana

saja kita berada dan kapanpun, segalabentuk kecurangan dalam UN insyaAllah tidak akan kita temui lagi karenaAllah SWT maha tahu terhadap apasaja yang kita perbuat.

Belajar Menyiasati Soal. Ber-dasarkan pengalaman, bentuk soalUN dari tahun ke tahun tidak menga-lami perubahan. Oleh sebab itu siswadiberikan sebuah cara khusus untukmemecahkan soal-soal sejenis yangkemungkinan akan keluar pada UNtahun ini. Hal ini diperlukan kecerdik-an guru terutama guru Matematikauntuk mengkelompokkan soal sesuaidengan bentuknya.

Melakukan Pendalaman Ma-teri dengan Agenda Pembahasan

SKL Sekaligus LatihanSoal. Sebenarnya peme-rintah telah memberikankepada sekolah bekalyang disebut SKL (Stan-dart Kelulusan). Dimananantinya soal UN tidakakan keluar dari bingkaiSKL itu. Karena itu gurumapel UN perlu untukmelakukan kegiatan be-dah SKL baik mandiriataupun berkelompokjauh-jauh hari sebelummemberikan bimbel, drill-ing, try out dan sebagai-nya. Diharapkan dari ke-

giatan bedah SKL tersebut, ada te-muan-temuan yang nantinya menjadiacuan untuk menghasilkan soal pre-diksi UN.

Menghafalkan Bentuk-BentukSoal. Cara ini merupakan cara pa-mungkas jika ternyata siswa belumjuga menguasai materi.

Berdoa dan tawakkal kepadaAllah. Aspek rohani tidak bisa dipan-dang sebelah mata, terutama doaayah ibu juga orang-orang yang de-kat pada Allah sebab dengan kekuat-an doa apapun bisa terjadi. Fakta te-lah membuktikan banyak anak yangLULUS padahal dia bukanlah tergo-long siswa yang istimewa di kelas.

Banyak Bersedekah, sebabsoal UN adalah multiple choise se-hingga siapa tahu dengan banyak se-dekah tangan para siswa tersebut di-tuntun oleh Allah pada jawaban yangbenar.

*) Guru Bahasa Inggris MANKota Pasuruan