ulusan program studi agribisnis dibekali dengan pengetahuan

18
ulusan Program Studi Agribisnis dibekali dengan pengetahuan, etika profesi, ketrampilan dan kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi (mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika bisnis; memiliki kemampuan mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribisnis berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif; memiliki kemampuan mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan mengembangkan kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya lokal; memiliki kemampuan berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mengambil prakarsa untuk mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan; memiliki kemampuan dalam Bahasa Inggris dan memiliki wawasan kemandirian/kewirausahaan; dan secara menyeluruh memiliki kemampuan mengintegrasikan produksi usahatani (on farm) dan pendukungnya (sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk dan alat mesin pertanian), pengolahan hasil pertanian (agroindustri), distribusi dan pemasaran hasil pertanian beserta kelembagaan pendukungnya (penyuluhan, komunikasi dan informasi, pembiayaan, investasi, birokrasi), serta teknologi pangan industri dan pengolahan makanan. a. Etika Dalam Dunia Bisnis Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk

Upload: stella-oktavia

Post on 03-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

h

TRANSCRIPT

ulusan Program Studi Agribisnis dibekali dengan pengetahuan, etika profesi, ketrampilan dan kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi (mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika bisnis; memiliki kemampuan mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribisnis berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif; memiliki kemampuan mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan mengembangkan kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya lokal; memiliki kemampuan berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mengambil prakarsa untuk mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan; memiliki kemampuan dalam Bahasa Inggris dan memiliki wawasan kemandirian/kewirausahaan; dan secara menyeluruh memiliki kemampuan mengintegrasikan produksi usahatani (on farm) dan pendukungnya (sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk dan alat mesin pertanian), pengolahan hasil pertanian (agroindustri), distribusi dan pemasaran hasil pertanian beserta kelembagaan pendukungnya (penyuluhan, komunikasi dan informasi, pembiayaan, investasi, birokrasi), serta teknologi pangan industri dan pengolahan makanan.

a. Etika Dalam Dunia Bisnis Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.1. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-ekspoitasi lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.2. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.3. Mampu menyatakan yang benar itu benar Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan katabelece dari koneksi serta melakukan kongkalikong dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan kolusi serta memberikan komisi kepada pihak yang terkait.4. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah Untuk menciptakan kondisi bisnis yang kondusif harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.5. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada oknum, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan kecurangan demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan gugur satu semi satu.6. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.7. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti proteksi terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

\\\\\\\\\\

b. Etika Profesi Pengusaha Agribisnis1. Manajer Usaha Pertanian/AgribisnisEtika yang dijunjung oleh manajer usaha agribisnis antara lain yang dilakukan: Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis dan terhadap hasilnya, terhadap dampak dari Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. Berkewajiban untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Dalam pekerjaan sebagai Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis dalam melakukan pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi hukum, kebenaran dan keadilan. Menghormati orang lain terutama bawahan. Menjalankan apa yang telah menjadi keputusan bersama dengan sebaik-baiknya. Menerima segala keputusan dengan lapang dada, yang telah menjadi kesepakatn bersama. Menerima segala perbedaan pendapat yang ada dalam pelaksanaan kegiatan Agribisnis. Menghargai setiap kontribusi yang diberikan oleh bawahan secara wajar, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya. Komunikasi sebagai suatu elemen penting akan dikembangkan untuk mewujudkan etika kepemimpinan yang memberdayakan. Mementingkan kepuasan dari atasan dengan wajar tanpa adanya alasan tertentu.Etika manajer usaha agribisnis yang tidak akan dilakukan antara lain: Perusakan terhadap lingkungan pertanian dalam menjalankan kegiatan Agribisnis. Berorientasi pada laba (Profit Minded). Memaksakan kehendak pada bawahan. Berbicara yang kurang benar (mencela) atasan maupun bawahan dari belakang. Memanfaatkan teman atau bawahan untuk menjatuhkan orang lain. Melakukan tindakan negatif berupa melanggar peraturan yang sudah ada pada suatu instansi. Bersikap kurang sportif dalam persaingan kerja. Kurang mengutamakan kualitas dalam bekerja. Memperlakukan bawahan dengan tidak adil. Bersikap pilih-pilih terhadap bawahan dalam bekerja.

2. Pelaku/Pengusaha Agribisnis Etika yang dijunjung oleh pelaku ataupun pengusaha agribisnis antara lain yang dilakukan: Mengutamakan kepuasan pelanggan. Banyak melakukan interaksi dengan pelanggan. Berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mempunyai kesadaran akan perbaikan sebagai suatu proses yang tetap sehingga setiap orang harus ikut berperan aktif. Mementingkan kualitas daari produk yang akan dihasilakan. Menggunakan standart produksi yang ada dalam peraturan pemerintah. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pelaku/Pengusaha Agribisnis dan terhadap hasilnya, terhadap dampak dari Pelaku/Pengusaha Agribisnis untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumny.a Berkewajiban untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Dalam pekerjaan sebagai Pelaku/Pengusaha Agribisnis dalam melakukan pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi hukum, kebenaran dan keadilan. Bertindak jujur dalam setiap kegiatan usaha. Etika yang pelaku atau pengusaha agribisnis antara lain yang tidak akan dilakukan antara lain: Merusak lingkungan dengan kegiatan-kegiatan pertanian yang dilakukan Menipu konsumen dengan menghasilkan produk yang tidak berkualitas Menyalahi atauran dalam kegiatan usaha yang dilakukan Melakukan tindakan pemerasan baik secara fisik maupun materi terhadap bawahan Penggunaan bahan-bahan berbahaya pada produk yang dihasilkan Berorientasi pada keuntungan Tidak memberikan kesejahteraan pada pekerja Menggangu atau meresahkan masyarakat sekitar dalam hubungannya dengan kegiatan usaha yang dilakukan Tidak adil kepada bawahan atau pekerja Mengambil keputusaan secara sepihak tanpa memperhatikan pendapat karyawan

KODE ETIK PROFESI PENGUSAHA AGRIBISNISPasal 1Persaingan yang dilakukan para pelaku usaha agribisnis haruslah persaingan secara sehat.Penafsiran:Untuk menjalankan usahanya, pelaku usaha dilarang melakukan persaingan secara tidak sehat yang akan meugikan pihak lain.Terciptanya persaingan usaha secara sehat akan menimbulkan kenyamanan usaha bagi pelaku usaha.Pelaku usaha agribisnis adalah.setiap perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk hukum atau bukan yang didirikan dan melakukan kegiatan agribisnis.Persaingan secara sehat merupakan persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi atau pemasaran barang dan jasa yang dilakukan secara jujur dan taat hukum serta tidak menghambat pesaingan usaha.

Pasal 2

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.

Penafsiran:

Demokrasi ekonomi merupakan sistem perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di mana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Tujuan penyelenggaraan demokrasi ekonomi adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian, dengan sasaran pokok tersedianya lapangan kerja, pendidikan gratis (murah), pemerataan modal material, jaminan sosial bagi penduduk miskin, dan pemberdayaan serikat-serikat ekonomi (koperasi).

Pasal 3

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia tidak diperkenankan melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha yang tidak sehat

Penafsiran:

Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, berupa :menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan;menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu;membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar bersangkutan;melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.Monopoli adalah penguasaan atas roduksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat serta merugikan kepentingan umum.

Pasal 4

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia mewujudkan terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha

Penafsiran:

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnyaEfisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimumPasal 5

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia harus menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Penafsiran

Dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha harus benar menjaga keadaan yang termasuk dalam kepentingan umum yang merupakan kepentingan bersama dan melibatkan semua pihak dalam perusahaanMenjaga kepentingan umum agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat yang ditimbulkam oleh pelaku usaha untuk menciptakan kesejahteraan pelaku usaha atau masyarakat.Usaha meningkatkan efesiensi diharapkan mampu untuk menambah serta meningkatkan pendapatan rakyat

Pasal 6

Pelaku usaha agribisnis wajib menjamin adanya perlindungan bagi konsumen

Penafsiran:

Pelaku usaha harus menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasiPerlindungan konsumen berasaskan manfaat keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukumKonsumen adalah setiap orang pemakai barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

Pasal 7

Pelaku usaha agribisnis harus beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya

Penafsiran:

Pelaku usaha menerapkan usaha secara sehat dalam berusaha.Memberikan pelayanan yang terbaik untuk memberikan kepuasan kepada konsumen serta memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan pelayanan serta mutu pelayanan kepada konsumen.

Pasal 8

Pelaku usaha argribisnis di Indonesia menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang atau jasa yang berlaku

Penafsiran

Pelaku usaha harus menjaga kualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen serta menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.Barang yang diterima konsumen harus dalam keadaan yang tersegel dan belum terbuka, apabila barang yang di terima konsumen dalam keadaan yang demikian maka itu menjadi tanggung jawab dari perusahaanPelaku usaha wajib meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

Pasal 9

Pelaku usaha agribisnis dilarang memproduksi atau memperdagangkan barang dan jasa yang tidak memenuhi standar atau tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Penafsiran:

Barang dan jasa yang tidak memenuhi standar adalah barang yang tidak layak untuk di perjual-belikan kepada konsumenPelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada konsumen mengenai kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan ganti rugi atas barang atau jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian.Kewajiban pelaku usaha atau produsen yaitu menjaga kualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.Pasal 11

Pelaku usaha agribisnis bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

Penafsiran:

Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada konsumen mengenai kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan ganti rugi atas barang atau jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian.Memberi kesempatan kepada konsumen untuk me-nguji dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu yang memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkanapabila barang yang diberikan pada konsumen dalam keadaan yang tidak baik dan dapat memberikan dampak negative setelah memakainya, maka itu menjadi tanggung jawab dari perusahaan dan perusahaan harus memberkan ganti rugi pada konsumen.Pasal 12

Para pekerja di bidang Agribisnis dituntut berperilaku jujur, profesional dalam bidangnya dan membuka kesempatan kerja untuk masyarakat lainnya serta menghindari adanya penguasaan di sektor kerja yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat.

Penafsiran:

Profesional adalah sikap saling menghargai dan menghormati profesi atau pekerjaan yang dilakukan.Penguasaan adalah adanya pemusatan kekuatan ekonomi dalam suatu pasar yang mengakibatkan terjadinya perubahan harga barang dan jasa yang dapat dirubah pihak tersebut.Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehatPersaingan tidak sehat adalah persaingan usaha yang dilakukan oleh dua atau lebih lembaga dalam pasar yang dilakukan dengan tidak jujur yang mengakibatkan ruginya salah satu pihak dan melanggar hukum.Kesempatan kerja adalah peluang atau lowongan kerja yang diaberikan bagi mereka yang membutuhkan kerja.Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecil.Pasal 13

Para pekerja di bidang Agribisnis harus menempuh cara yang profesional dalam melakukan usaha agribisnis.

Penafsiran:

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lainnya untuk mempengaruhi harga barang atau jasa yang telah ditetapkan oleh pasar yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan yang tidak sehat antara pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lainnya.Cara profesional dalam usaha agribisnis adalah:Jujur dalam setiap usahanyaBersikap tanggung jawab dengan kewajiban serta hakMenghargai ide dan usaha pekerja lainnyaBersaing dengan sehatMemberikan pelayanan dengan baik sesuai ketentuan kepada konsumenPasal 14

Konsumen memiliki hak dalam mendapatkan pelayanan yang baik serta perlindungan demi meciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.

Penafsiran:

Pelaku usaha harus meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumenHak konsumen adalah segala sesuatu yang wajib dan layak diterima oleh konsumen yang menciptakan kesejahteraan kepada konsumen.memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;Panca Etika PenyuluhPertanian1. penyuluh pertanian beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa serta senantiasa menghormati dan memperlakukan petani mitra sejajar.2. penyuluh pertanian senantiasa menempatkan keinginan dan kebutuhan petani-nelayan sebagai dasar utama pertimbangan dalam mengembangkan program.3. penyuluh pertanian senantiasa lugas, tulus dan jujur menyampaikan informasi, saran ataupun rekomendasi dan bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta katalisator dalam membimbing petani nelayan4. penyuluh pertanian senantiasa memiliki dedikasi dan pengabdian untuk membela kepentingan petani-nelayan serta memperlihatkan teladan, serasi, selaras, dan sumbang kepada semua pihak.5. penyuluh pertanian senantiasa memelihara kesetiakawanan dan citra korps penyuluh pertanian atas prinsip silih asuh, silih asih, silih asah serta senantiasa bersikap dan bertingkah laku yang menghoromati agama, kepercayaan, aturan, norma.

Penyuluh pertanian dalam menjalankan profesinya, berhubungan dengan pemerintah wajib melakukan hal sebagai berikut:1. memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan nasional utamanya bidang pertanian sebagaimanaa ditetapkan dalam perUndang-undangan.2. membantu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan berusaha.3. berusaha menciptakan, memelihara, dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.4. tidak menghindari kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan kerja pertanian untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran pertanian.5. tidak melakukan tindakan pribadi atau membantu kepentingan orang lain maupun kelompok serta unsur kedinasan yang dapat berakibat pada kerugian negara.Perbuatan baik seorang penyuluh pertanian A. Penyuluh Pertanian yang akan diterima petani 1) Layak untuk dipercaya. 2) Tahu persis situasi petani sehingga dapat menunjukkan permasalahan yang dihadapi sekaligus menunjukkan alternatif pemecahannya. 3) Selalu ada jika dibutuhkan, dalam arti penyuluh pasti punya waktu untuk sasaran 4) Penyuluh tidak sering ganti. B. Kemampuan yang harus dimiliki Penyuluh Pertanian 1) Kemampuan berkomunikasi. 2) Sikap penyuluh: menghayati profesinya, menyukai masyarakat sasaran, yakin bahwa inovasi yang disampaikan telah teruji. 3) Kemampuan penyuluh tentang: isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi, segala sesuatu yang masyarakat suka atau tidak suka. 4) Kemampuan untuk mengetahui karakteristik sosial budaya wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan, dll). C. Peran Penyuluh Pertanian 1) Sebagai fasilitator : Orang yang memberikan fasilitas atau kemudahan. 2) Sebagai mediator : Orang yang menghubungkan lembaga pemerintah atau lembaga penyuluhan dengan sasaran. 3) Sebagai dinamisator : Orang yang dapat menimbulkan atau menjadikan dinamis. D. Sasaran Penyuluhan Pertanian 1) Seseorang yang berperan sebagai partner penyuluh pertanian. 2) Bukan sebagai obyek penyuluhan. 3) Orientasi penyuluhan. E. Fungsi Penyuluh Pertanian 1) Memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada petani tentang pengetahuan dan perkembangan pertanian. 2) Membantu petani memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci tentang cara memecahkan masalah-masalah pertanian. 3) Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihan yng dianggap paling tepat. 4) Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan kedepan. F. Tujuan Penyuluh Pertanian Agar pertanian di Indonesia dapat berkembang serta dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Selain itu dapat menambah pengetahuan serta perubahan sikap yang lebih baik yang akan diambil petani untuk kedepannya. 2. Perbuatan buruk seorang penyuluh pertanian A. Penyuluh Pertanian yang tidak bisa diterima petani 1) Tidak dapat dipercaya. 2) Tidak tahu persis situasi petani sehingga tidak dapat menunjukkan permasalahan yang dihadapi sekaligus menunjukkan alternatif pemecahannya. 3) Selalu tidak ada jika dibutuhkan karena penyuluh tidak punya waktu untuk sasaran 4) Penyuluh sering diganti-ganti. B. Kemampuan yang tidak harus dimiliki Penyuluh Pertanian 1) Tidak bisa berkomunikasi terhadap sasaran. 2) Tidak mempunyai sikap seorang penyuluh. 3) Minimnya kemampuan penyuluh tentang: isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi. 4) Tidak ada mempunyai kemampuan untuk mengetahui karakteristik sosial budaya wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan, dll). C. Tidak berperan dalam Penyuluhan Pertanian 1) Bukan sebagai fasilitator. 2) Bukan sebagai mediator. 3) Bukan sebagai dinamisator. D. Tidak mempunyai sasaran Penyuluhan Pertanian 1) Bukan seorang yang berperan sebagai partner penyuluh pertanian. 2) Tidak ada orientasi penyuluhan. E. Tidak berfungsi sebagai Penyuluh Pertanian 1) Memberikan informasi yang tidak jelas dan tidak akurat kepada petani tentang pengetahuan dan perkembngan pertanian. 2) Tidak mau membantu petani memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci tentang cara memecahkan masalah-masalah pertanian. 3) Tidak mau memberi motivasi kepada petani untuk menerapkan pilihan yang dianggap paling tepat. 4) Tidak mau membantu petani dalam menganalisis situasi yang sedang dihadapi. F. Tidak ada tujuan dalam Penyuluhan Pertanian Pertanian di Indonesia dibiarkan agar tidak berkembang serta tidak ikut serta dalam memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.