agribisnis wortel

Upload: wendi-irawan-dediarta

Post on 12-Jul-2015

882 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

ANALISIS USAHA KOMODITAS WORTELDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agribisnis Tanaman Hortikultura

DOSEN : YOSINI DELIANA. ERNA RACHMAWATI

Semester VI

Disusun Oleh : Kelompok 13

Ira Febrianty Risman Taufik Marlon Sipahutar Wendi Irawan D. Deddy Napitupulu

150310080132 150310080133 150310080134 150310080137 150310080138

Kelas B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang

tahun. Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat tumbuh pada semua musim. Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel mengandung vitamin A, karoten, lutein, dan lycopen yang baik untuk kesehatan. Wortel bukan tanaman asli Indonesia. Wortel berasal dari negara yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu Asia Timur dan Asia Tengah. Wortel tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya. Afganistan dianggap sebagai pusat asal wortel, karena di daerah ini banyak ditemukan keragaman terbesar kerabat liarnya. Tipe liar juga ditemukan di wilayah barat daya Asia dan wilayah timur Mediterania yang dianggap sebagai pusat keragaman dan domestikasi sekunder. Varian wortel dengan warna ungu dan kuning diperkenalkan di Eropa sekitar abad ke-11, ke Cina dan India sekitar abad ke-13 atau 14, dan di Jepang sekitar abad ke-17 ( Rubatzky, Vincent E dan Mas Yamaguchi, 1998 : 161). Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan

Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya. Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah. Selain keadaan agroklimatologis yang cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor dan peningkatan ekspor.

1.2

Tujuan Untuk mengetahui beberapa sub sistem yang berkaitan dengan komoditas

wortel seperti subsistem agroinput, subsistem budidaya, subsistem pengolahan hasil (agroindustri), subsistem pemasaran, subsistem konsumen, serta sarana dan prasarana.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Wortel (Daucus carrota L)

2.1.1 Deskripsi Tanaman Wortel a. Sejarah Singkat Wortel/carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur dan Asia Tengah. Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya. b. Sentra Penanaman Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya. c. Jenis Tanaman Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-Divisi: Angiospermae Klas Ordo Famili Genus : Dicotyledonae : Umbelliferales : Umbelliferae (Apiaceae) : Daucus

Spesies : Daucus carrota L.

Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat dipilih menjadi 3 golongan, yakni : Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul. Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing. Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay. d. Manfaat Tanaman Mengkonsumsi wortel dapat mengatasi masalah kekurangan vitamin A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A. Selain itu, juga berkhasiat untuk penyakit dan memelihara kecantikan. Wortel ini mengandung enzim pencernaan dan berfungsi diuretik. Meminum segelas sari daun wortel segar ditambah garam dan sesendok teh sari jeruk nipis berkhasiat untuk mengantisipasi pembentukan endapan dalam saluran kencing, memperkuat mata, paru-paru, jantung dan hati. Bahkan dengan hanya mengunyah daun wortel dapat menyembuhkan luka-luka dalam mulut/nafas bau, gusi berdarah dan sariawan.

2.1.2 Syarat Pertumbuhan a. Iklim Tanaman wortel merupakan sayuran dataran tinggi. Tanaman wortel pada permulaan tumbuh menghendaki cuaca dingin dan lembab. Tanaman ini bisa ditanaman sepanjang tahun baik musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman wortel membutuhkan lingkungan tumbuh dengan suhu udara yang dingin dan lembab. Untuk pertumbuhan dan produksi umbi dibutuhkan suhu udara optimal antara 15,6-21,10C. Suhu udara yang terlalu tinggi (panas) seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil (abnormal) dan berwarna pucat/kusam. Bila suhu udara terlalu rendah (sangat dingin), maka umbi yang terbentuk menjadi panjang kecil.

b. Media Tanam Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman wortel adalah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), tata udara dan tata airnya berjalan baik (tidak menggenang). Jenis tanah yang paling baik adalah andosol. Jenis tanah ini pada umumnya terdapat di daerah dataran tinggi (pegunungan). pH tanah antara 5,5-6,5 untuk hasil optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Pada tanah yang pH-nya kurang dari 5,0, tanaman wortel akan sulit membentuk umbi. Demikian pula tanah yang mudah becek atau mendapat perlakuan pupuk kandang yang berlebihan, sering menyebabkan umbi wortel berserat, bercabang dan berambut. c. Ketinggian tempat Di Indonesia wortel umunya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl untuk hasil memuaskan.

2.1.3 Teknis Budidaya a. Pembibitan 1. Persyaratan Benih Tanaman tumbuh subur dan kuat. Bebas hama dan penyakit/sehat. Bentuknya seragam. Dari jenis yang berumur pendek. Berproduksi tinggi.

2. Penyiapan Benih Wortel diperbanyak secara generatif dengan biji-bijinya. Biji (benih) wortel dapat dibeli di toko-toko saran produksi pertanian terdekat, tetapi dapat pula membenihkan sendiri, terutama atas jenis/varietas wortel lokal dan non hibrida. Para petani di sentra produksi sayuran sudah umum mempraktekan pembenihan (pembijian) wortel lokal dengan tahap-tahap pekerjaan sebagai berikut :

Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua ( 3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap kuning/jingga dan halus.

Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat pada umbi. Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk kandang optimal).

Buat lubang tanam dengan alat bantu cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm. Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan tanahnya perlahanlahan hingga menutup bagian leher batang. Buat alur-alur dangkal disepanjang barisan tanaman (umbi) wortel sejauh 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh tugal). Lakukakan pemberian pupuk buatan berupa campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak 10 gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut segera ditutup dengan tanah tipis .

Pelihara kebun bibit wortel selama 3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak. Petik tangkai buah wortel yang sudah tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya.

3. Penyiapan benih Pilih benih wortel yang baik, yakni berasal dari varietas unggul, murni, dan daya kecambahnya tinggi (lebih dari 90%). Gosok-gosokan benih wortel dengan kedua belah telapak tangan agar diantara benih satu sama lain tidak berlekatan. Rendam benih wortel dalam air dingin selama 12-24 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku (60 derajat C) selama 15 menit untuk mempercepat perkecambahan

Tiriskan benih wortel dalam suatu wadah, misal tampah hingga menjadi cukup kering. Benih wortel sudah siap ditanam (disebar) di lahan kebun.

b. Teknik Penyemaian Benih Biji wortel ditaburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain. Kebutuhan benih untuk penanaman setiap area antara 150-200 gram. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari. c. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Selama ditanam, pemeliharaan wortel relatif mudah, yakni penyiangan bersamaan dengan pemupukan pada waktu tanaman berumur 1 bulan sejak tanam. Pupuk yang diberikan berupa ZA 2 kuintal dan ZK 1 kuintal/hektar diletakkan sejauh 5 cm dari batangnya, baik sejajar dengan barisan maupun dilarutkan dalam air untuk disiramkan kepada tanah. Untuk merangsang pembentukkan umbi yang optimal perlu ditunjang pembubunan dan pengguludan sekaligus memperjarang tanaman yang tumbuhnya sangat rapat. Sisakan tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat pada jarak 5-10 cm. Untuk mengendalikan hama serangga Semiaphis aphid dan S. daucisi penyerang daun serta lalat Psilarosae pelubang umbi wortel perlu disemprot insektisida yang dianjurkan, misal Folidol 0,2%. d. Pengolahan Media Tanam 1. Persiapan Tanah dicangkul sedalam 40 cm, dan diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton setiap hektarnya. Tanah yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak antara alur 15-20 cm. Areal yang akan dijadikan kebun wortel, tanahnya diolah cukup dalam dan sempurna, kemudian diberi pupuk kandang 20 ton/ha, baik dicampur maupun menurut larikan sambil meratakan tanah. Idealnya dipersiapkan

dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung dibuat alur-alur/larikan jarak 20 cm, hingga siap ditanam. 2. Pembukaan Lahan Babat pohon atau semak maupun tanaman lain yang tidak berguna. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil dan sisa tanaman lain 3. Mengolah Tanah Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur Biarkan tanah di kering anginkan selama minimal 15 hari, agar kelak keadaan tanah benar-benar matang. 4. Pembentukan Bedengan Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur. Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan. 5. Pengapuran Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha. Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah. 6. Pemupukan Sebarkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) sebanyak 15-20 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada tanah yang masih subur (bekas kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan. Ratakan permukaan bedengan hingga tampak datar dan rapi.

e. Teknik Penanaman 1. Penentuan Pola Tanaman Tanah kebun dicangkul sedalam 30-40 cm dan digemburkan. Setelah itu di buat bedengan tanaman selebar kurang lebih 100 cm dan dibuat guritan dengan jarak kurang lebih 20 cm. 2. Pembuatan Lobang Tanam Tanah diolah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan menggunakan traktor/bajak dan alat cangkul. 3. Cara Penanaman Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut: Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam aluralur/garitan-garitan yang tersedia. Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm. Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP 400 kg ( 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg ( 75 kg K2O/ha). Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis. Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali. f. Pemeliharaan Tanaman 1. Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.

2. Penyiangan Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah. 3. Pembubunan Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga pembubunan. 4. Pemupukan Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk susulan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan. 5. Pengairan dan Penyiraman Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan. 6. Waktu Penyemprotan Pestisida Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

2.1.4 Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah. Selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor dan peningkatan ekspor. Produktivitas wortel di Indonesia masih rendah. Pada tahun 1985 hasil ratarata nasional baru mencapai 9,43 ton/hektar, kemudian tahun 1986 hanya 8,90 ton/hektar, dan tahun 1991 sekitar 12,89 ton/hektar. Rendahnya hasil rata-rata tersebut antara lain dikarenakan masih terbatasnya varietas wortel unggul dan tehnik budidaya yang belum intensif. Disamping itu, paket teknologi budidaya hasil penelitian komoditas wortel relatif masih terbatas. Usaha tani wortel secara intensif sistem agribisnis memberikan keuntungan yang memadai. Potensi daya hasil wortel varietas unggul dapat mencapai antara 20-25 ton/ha. Bila harga jual rata-rata Rp 500,-/kg keuntungan bersih usahatani wortel selama 3 bulan dapat mencapai lebih dari Rp 5 juta/hektar. Bahkan akhirakhir ini peluang pasar wortel makin luas dan beragam, diantaranya adalah bentuk umbi segar, umbi beku segar dan umbi muda segar.

2.2

Sub Sistem Agroinput Nama : Teh Yuyun

Alamat : Jl. Kolonel Masturi No. 400 Kecamatan Cihideung. Telepon : 022-270085 Toko ini menjual barang-barang keperluan usaha tani, seperti pupuk, pestisida, benih dan bibit, serta penyewaan alat penunjang pelaksanaan usaha tani lainnya. Pupuk yang dijual di toko ini seperti pupuk urea, pupuk Za, pupuk TSP, pupuk Hidrocomplex, dan pupuk NPK1616. Dan untuk benih yang dijual di toko ini antara lain, benih dari perusahaan East West Seed, dsb. Begitu pula untuk obat-obatan antara lain menjual fungisida, dan insektisida. Usaha ini sudah berdiri lebih dari 1 tahun, dan barang yang dijualpun sudah memiliki kepercayaan dari para petani sekitar sehingga keberlangsungan usaha tani sekitar tetap berjalan.

Dalam pembelian kepada agen-agen dan supplier biasanya toko ini memasok dalam jumlah yang cukup besar karena selain untuk menyediakan input pertanian, toko juga menyimpan keperluan untuk prediksi kedepannya sehingga kebutuhan input pertanian tetap tersedia. Karena umur toko ini terbilang cukup baru yaitu lebih dari 1 tahun, maka untuk memasok keperluan input dari para agen dan supplier tidak terlalu lengkap, dan toko hanya menyediakan input-pertanian untuk petani sekitar toko ini saja. Pengiriman barang ini dilakukan setelah toko menelepon kepada agen untuk memasan barang tersebut dalam jumlah tertentu sesuai permintaan yang diperlukaan saat itu. Dan untuk system pembayaran biasanya toko membayarnya apabila barang sudah ada, karena barang dating bersama dengan agen atau supplier sehingga proses jual beli barang input-pertanian bisa berlangsung di 1 tempat. Selama lebih dari 1 tahun ini menjalankan usahanya, pemilik usaha saprodi ini tak jarang mengalami kendala, contohnya adalah pada saat permintaan terhadap saprodi cukup tinggi, barang sedang tidak tersedia, maka pendapatan bagi pemilik usaha akan berkurang karena jarang ada yang beli. dan contoh lainnya adalah pada musim kemarau juga jarang petani yang mau membeli saprodi, karena musim kemarau petani hanya membeli benih dan saprodi sehemat mungkin agar hasil pertaniannya hanya mengalami sedikit kerugian. Dalam berkompetisi dengan toko lain, toko ini cenderung tidak memiliki saingan karena di satu daerah hanya memiliki 1 toko saprodi saja hal ini menyebabkan setiap toko memiliki pelanggan yang tetap. Pemilik toko berharap usaha yang dijalankan ini semakin lebih maju dan tetap menjadi kepercayaan para konsumen dan juga berharap agar pemerintah pertanian memperhatikan mengenai kondisi ketersediaan sarana dan prasarana input-pertanian sehingga usaha tani yang menjadi usaha utama para petani menjadi lebih baik dari sebelumnya.

2.3

Sub Sistem Budidaya Nama : Syafaat Ruswandi Efendi (Pak Aat)

Alamat : Jalan Kolonel Masturi, Kecamatan Cihideung

Gambar 1. Lahan wortel Pak Aat merupakan petani di daerah Cisarua yang mengelola lahan pertanian seluas 2 hektar. Di lahan tersebut, pak Aat membudidayakan brokoli, tomat, selada, jagung, dan wortel. Lahan yang digunakan untuk budidaya wortel adalah seluas 20m2. Pada penanaman pertama, benih diperoleh dari toko saprotan. Untuk penanaman ke dua dan seterusnya, benih diperoleh dari tanaman yang pertama. Maksudnya, tanaman pertama dibiarkan hingga berbunga dan menghasilkan biji yang akan dijadikan benih atau bibit pada penanaman selanjutnya. Untuk proses produksi di lahan seluas 2 hektar tersebut pak Aat mempekerjakan 2 tenaga kerja utama/tetap dan 5 tenaga kerja tambahan. Dua orang tenaga kerja utama tersebut adalah laki-laki dengan upah Rp40.000 per hari dengan lama jam kerja 9 jam dari pukul 7 pagi sampai 4 sore. Sedangkan tenaga kerja tambahan tersebut adalah empat orang perempuan dengan upah Rp15.000/hari dan lama jam kerja 5 jam per hari dari pukul 7 pagi sampai 12 siang. Dan satu tenaga kerja tambahan lainnya adalah tenaga kerja laki-laki dengan lama jam kerja dan upah yang sama dengan tenaga kerja tambahan. Dari lahan seluas 20m2 produksi tanaman wortel sebanyak 100 kg dan hasil produksi tersebut digunakan untuk konsumsi keluarga.

2.4

Sub Sistem Pengolahan Hasil (Agroindustri) Pada umumnya wortel diolah secara langsung untuk masakan sayuran dan

jus oleh masyarakat Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman wortel diolah menjadi berbagai variasi makanan seperti:

2.4.1 Fried Carrot Cake (Cay Tow Kay) Fried Carrot Cake merupakan makanan yang sangat popular dan terfavorit di Singapura dengan bahan baku utama wortel yang dikombinasikan dengan tepung beras, tepung maizena, bawang putih, air, garam, merica, dan gula secukupnya. Jajanan ala Gambar 2. Fried carrot cake Singapura ini proses pembuatannya cukup mudah, yaitu: a. Siapkan loyang, tambahkan 200 ml air, masukkan wortel yang telah dihaluskan lebih dahulu (bisa juga ditambahkan sedikit parutan lobak. b. Aduk semua bahan kemudian direbus (jumlah air disesuaikan dengan tekstur yang diinginkan). c. Pada saat proses perebusan, tuang campuran beras dan taburkan garam. d. Tuang adonan ke dalam baki. e. Kukus adonan selama 30 menit f. Biarkan dingin dan potong-potong sesuai selera

2.4.2 Keripik Wortel Keripik wortel banyak di produksi di daerah Malang. Seperti keripik buah lainnya keripik wortel juga memiliki cita rasa khas yang unik. Proses pembuatannya juga tidak sulit, yaitu: a. Kupas kulit wortel, kemudian dicuci sampai bersih dengan menggunakan air lalu tiriskan b. Iris-iris wortel dalam bentuk persegi panjang c. Kemudian dikeringkan dengan mesin pengering selama 2 jam agar kandungan air dalam wortel cepat kering d. Setelah itu diangin-anginkan sehingga kandungan minyak wortel hilang e. Setelah itu dicampur dengan bumbu beraneka rasa dan dikemas dalam kemasan plastic.

2.4.3 Kerupuk Wortel Bagi kebanyakan orang, wortel hanya dijadikan menu dalam sayuran. Namun, di Cianjur, Jawa Barat, Kelompok Perempuan Mandiri atau PEKKA mengolah wortel menjadi usaha krupuk wortel yang beromzet Rp 5 juta sampai Rp 7 juta per bulan. Usaha ini juga sudah mulai merambah swalayan di daerah Jawa Barat Gambar 3. Kerupuk wortel dan Jawa Tengah. Pembuatan krupuk wortel dilakukan warga Kampung Kayu Manis, Desa Sukatani, Cipanas, Cianjur. Dengan alat-alat yang masih manual ibu-ibu yang tergabung dalam PEKKA mengolah adonan wortel yang sudah siap dimasak dan dijual ke para pemesan. Proses pembuatan krupuk wortel ini terbilang mudah, yaitu: a. Ibu-ibu yang menjadi kepala keluarga ini membeli wortel dari para petani wortel yang tak jauh dari tempat usaha mereka dengan harga Rp750,-/kg. Setelah wortel dipetik, kemudian dibersihkan kulitnya lalu wortel dihaluskan menggunakan blender. b. Setelah wortel terlihat halus, selanjutnya dipanaskan kemudian

dimasukkan ke dalam adonan terigu dan dicampur dengan bumbu dapur, seperti bawang putih, ketumbar dan garam. Setelah itu, adonan wortel ini dibentuk seperti bulatan. Sebelum dijemur, adonan ini terlebih dahulu diiris-iris. Agar kerupuk nantinya garing saat dimasak krupuk harus benarbenar kering saat dijemur. c. Krupuk yang sudah kering kemudian digoreng dan dimasukkan ke dalam plastik sesuai ukurannya. Krupuk ini dijual seharga Rp3.000/ons dan Rp10.000 per dua kilogram. Saat ini, kata penggagas kerupuk wortel Ida, ibu-ibu tersebut juga sudah

mempunyai konsumen tetap di swalayan dan warung-warung yang ada di Jawa Barat, seperti di Bandung, Subang, Karawang, Sukabumi, Bogor dan Tasikmalaya.

Selama proses pembuatan kerupuk wortel, limbah yang dihasilkan tidak banyak dan tidak membahayakan karena hanya menyisakan kulit wortel. Air sisa rebusan wortel tidak meninggalkan limbah kimia karena memang tidak menggunakan bahan kimia, ungkapnya. Harapannya, produk kerupuk wortel ini dapat menambah keanekaragaman kerupuk yang sudah ada dan dapat diterima masyarakat dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar Celeban, Tahunan, Umbulharjo.

2.5

Sub Sistem Pemasaran Nama : Agus

Alamat : Pasar Caringin Bapak agus adalah seorang pedangang wortel di pasar caringin bandung,bapak agus mendapatkan pasokan komoditas wortel dari Pangalengan dengan cara berhubungan langsung dengan petani wortel di pangalengan tersebut. Harga beli dari petani sebesar Rp. 900 per Kg, kemudian dijual kembali dengan harga yang bervariasi sesuai dengan grade wortel tersebut grade satu dijual dengan harga 2.000 per Kg,grade dua dijual dengan harga Rp. 1500 per Kg,grade tiga di jual seharga Rp. 100 per Kg.Menurut pak Agus harga wortel jarang melonjak tinggi,harga wortel yang paling mahal ia jual adalah seharga Rp. 3000 per Kg. Harga tinggi tersebut bertahan sekitar 1 bulan sampai dengan 2 bulan. Konsumen yang menjadi pelanggan pak Agus adalah pemilik warung dan pedagang dari pasar lain.Pelanggan wortel tersebut biasanya membeli wortel dalam jumlah besar atau minimal 5 Kg. Wortel hanya bertahan sekitar 2 hari sehingga apabila ada kelebihan wortel pada hari ketiga akan busuk dan biasanya kelebihan atau sisa wortel yang tidak terjual tersebut dibuang oleh pak Agus. Apabila stok wortel yang dimiliki pak Agus habis biasanya pak agus membeli ke bandar atau langsung ke petani di Pangalengan.Ada empat jenis wortel yang dijual antara lain AB super,Bungas,PL dan DN.Jenis wortel yang banyak dibeli adalah AB super,PL dan DN.Apabila pasokan dari pangalengan tersendat maka pak Agus memasok wortel dari garut dan Cibeureum.Menurut pak

Agus,apabila harga sayuran lain naik maka harga wortel juga ikut naik dan sebaliknya jika harga sayuran lain turun makan harga wortel juga turun. Kenaikan harga wortel berdampak positif bagi para pedagang karena jika harga wortel naik maka keuntungan yang diperoleh juga akan menjadi bertambah.Kenaikan harga yang paling tinggi adalah mencapai Rp.3000 per Kg.Apabila harga wortel naik maka konsumen akan mengurangi kuantitas

pembeliaannya.Harga sayuran lain yang biasanya naik dan turun secara bersamaan dengan harga wortel adalah kol dan sawi.

2.6 Subsistem Konsumen Nama Alamat RT/RW Kelurahan Kecamatan No. Telepon Lokasi usaha Usaha : Ibu Cucu : Jl. Raya Jatinangor, Belakang MTS Ma Arif : 02/02 : Cikeruh : Jatinangor : 081363535222 : Warung di belakang Mts MaArif : Warung nasi, gorengan, dan jajanan.

Usaha yang dilakukan Ibu Cucu adalah usaha warung yang menjual nasi dan masakan jadi, gorengan, dan jajanan kepada para siswa-siswi Mts MaArif dan mahasiswa Unpad yang kos di tempatnya. Selain dijual kepada siswa-siswi Mts MaArif dan mahasiswa Unpad, Ibu Cucu serta keluarganya juga mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang dibuat dari bahan baku wortel tersebut, Ibu Cucu membeli wortel sebanyak 2-6 Kg per hari tergantung dari kebutuhan untuk membuat makanan yang dibuatnya. Ibu Cucu tidak mengetahui varietas wortel yang dibeli, tetapi di pasaran biasanya disebut sebagai wotel jenis DN. Kualitas dari wortel jenis DN ini cukup baik, tetapi ukuran dari wortel-wortel tersebut relatif lebih kecil dengan harga yang relatif murah. Ibu Cucu biasa membeli wortel di Pasar Tanjungsari Sumedang. Ibu Cucu biasa membeli wortel pada pedagang langganannya di Pasar Tanjungsari, tetapi apabila stok wortel di pedagang tersebut kurang atau tidak ada, maka Ibu Cucu membeli wortel ke pedagang lain di Pasar Tajungsari. Wortel di

beli dalam jumlah yang cukup untuk satu kali proses produksi, apabila ada kelebihan wortel yang tidak terpakai, maka wortel tersebut disimpan di dalam lemari es. Pada saat harga wortel naik, Ibu Cucu mengurangi pembelian wortel dan mengurangi koposisi wortel dalam produk makanan yang dibuat. Hal ini dilakukan agar makanan yang dibuat tidak naik harganya dan Ibu Cucu pun masih memperoleh keuntungan dari makanan yang dijual dan dikonsumsinya tersebut. Ketika harga wortel naik, pendapatan Ibu Cucu relatif tetap karena wortel digunakan sebagai bahan campuran dari makanan yang dibuatnya, bukan sebagai bahan baku utama. Jika terjadi penurunan harga dari wortel, Ibu Cucu tetap membeli wortel dalam jumlah yang cukup untuk satu kali proses produksi, kadang-kadang membeli lebih untuk 2-3 kali proses produksi kemudian menyimpannya dalam lemari es. Konsumen dari produk makanan yang Ibu Cucu buat adalah siswa-siswi Mts MaArif dan mahasiswa yang kos di tempat Ibu Cucu. Selama ini Ibu Cucu tidak mengetahui kapan saat wortel mengalami kenaikan atau penurunan, antisipasi pun tidak pernah dilakukan. Apabila ada kenaikan harga wortel, harga makanan yang dijual oleh Ibu Cucu masih dijual dengan harga yang tetap, karena kenaikan harga wortel biasanya tidak begitu tinggi, kenaikan harga paling mahal sekitar Rp. 1000 per Kg. Biasanya Ibu Cucu cukup mensiasatinya dengan cara mengurangi komposisi wortel dalam makanan yang dijual dan dikonsumsinya. Dengan adanya kenaikan harga wortel, Ibu Cucu sedikit mengalami kerugian karena dalam makanan yang dijualnya kurang terdapat komposisi wortelnya sehingga rasanya kurang pas dengan selera konsumen.

2.7

Sarana dan Prasarana Di salah satu lokasi budidaya tanaman wortel, yaitu daerah Cihideung tidak

ada kelompok tani. Hal ini dikarenakan terlalu sedikitnya petani yang memproduksi tanaman wortel, jika ada pun petani tersebut hanya menanam wortel sebagai tanaman selingan bukan tanaman utama. Sehingga tidak terlalu terlihat seberapa besar pengaruh adanya kelembagaan terhadap perkembangan usahatani di daerah tersebut.

Selain itu, petani yang diwawancarai tidak menggunakan sarana penunjang lain seperti pinjaman kepada bank karena petani ini hanya sebagai pengelola usahatani dari pemilik lahan. Hal ini dikarenakan pemilik lahan berada jauh dari lokasi lahan, dan mempercayakan pengolahan lahan kepada narasumber, dan hasil produksi pun hanya di konsumsi saja bukan untuk dijual ke pasar. Dan untuk menunjang pekerjaannya sebagai pengelola usaha ini, narasumber memiliki sarana dan prasarana sendiri sehingga kegiatan usaha tani dapat berlangsung secara cepat.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Usaha tani wortel secara intensif sistem agribisnis memberikan keuntungan

yang memadai. Bahkan akhir-akhir ini peluang pasar wortel makin luas dan beragam, diantaranya adalah bentuk umbi segar, umbi beku segar dan umbi muda segar serta sebagai cake wortel, kripik buah, dan krupuk. Selain dikonsumsi sebagai sayuran ,wortel juga dapat diolah menjadi minuman seperti jus wortel. Wortel juga dapat diolah menjadi makanan atau jajanana bergizi dengan rasa yang lebih enak seperti keripik wortel dan fries carrot cake.

3.2

Saran Wortel merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek cerah, sehingga sangat layak untuk lebih dikembangkan dan tidak hanya untuk dikonsumsi oleh petaninya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Wortel. Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel. diakses pada 9 April 2011.

Aditya,

Dimas

Perdana.

Budidaya

Wortel.

Melalui

http://dimasadityaperdana.blogspot.com/2009/06/wortel-daucus-carrota-li.html. diakses pada 9 Maret 2011.

Somad,

Raden.

Manfaat

Tanaman

dan

Buah

Wortel.

Melalui

http://radensomad.com/manfaat-tanaman-dan-buah-wortel.html. diakses pada 9 Maret 2011.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Toko Agroinput

Lampiran 2. Lahan Tanaman Wortel

Lampiran 3. Wawancara dengan Petani

Lampiran 4. Tanaman Wortel

Lampiran 5. Wortel di Pasar Caringin

Lampiran 6. Hasil Olahan Wortel