ulasan biokimia
TRANSCRIPT
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 1/7
Ulasan biokimia — Document Transcript
1. BAB I PENDAHULUAN Protein merupakan komponen utama dalam semua sel
hidup, baik tumbuhan maupunhewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar setelahair. Kira-kira lebih dari 50 % berat kering sel
terdiri atas protein. Protein adalah senyawaorganik kompleks yang terdiri atas unsur-
unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (± 7%), Oksigen(±13%), dan Nitrogen (±16%).
Fungsi utama protein sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel,
misalnyauntuk pembentukan kulit, otot, rambut, membran sel, jantung, hati, ginjal,
dan beberapaorgan penting lainnya. Selain itu, protein juga memiliki fungsi yang
khusus yaitu proteinyang aktif. Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan
makanan, baik yang berasal darihewan (protein hewani) maupun tumbuhan (protein
nabati). Sumber protein di antaranyaadalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,
dan buah-buahan. Berkenaan dengan kandungan protein dalam sumber makanan,
terdapat dua sumberyang bisa ditelaah yakni kepompong ulat daun jati dan ikan mas.
Kedua sumber makanan iniumumnya telah banyak diketahui masyarakat sebagaisumber protein. Oleh karena itu, takheran bila keduanya menjadi menu yang sedap
dalam kebutuhan pangan sehari-hari. Seperti yang telah diketahui sebelumnya,
sumber protein dapat ditemui dalam ikanseperti ikan mas. Sayangnya, harga ikan mas
pun jauh melambung tinggi di pasaran saat ini.Masyarakat pun pada akhirnya
berlomba-lomba mencari alternatif bahan makanan lainnyayang lebih murah untuk
pemenuhan protein dalam tubuh. Salah satu sasaran yang produktifadalah kepompong
ulat daun jati. Namun, yang menjadi pertanyaan kini, samakah kadarprotein yang
dimiliki oleh kepompong daun ulat jati bila dibandingkan dengan ikan mas
yangmengandung protein sebesar 16 gram? Apakah kepompong ulat daun jati dapat
menjadipengganti ikan mas dengan kadar protein yang cukup? Hal inilah yang
menggelitik penulisuntuk mengulas secara lebih rinci. Dalam jurnal ilmiah, penelitimengukur kadar protein dengan menggunakanspektrofotometer UV-Vis yang pada
dasarnya mengikuti metode Lowry. Pengukuran kadarprotein terutama dari
kepompong daun ulat jati dan ikan mas sangat diperlukan karena setiap
2. bahan makanan memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Untuk dapat
menghitungkadar protein, maka diperlukan spektrofotometer dengan cara
penembakan sampel. Metode spektrofotokopi dengan ultraviolet yang diserap bukan
cahaya tampak cahayaultra ungu (ultraviolet). Dalam spektrofotokopi ultra ungu,
energi cahaya tampak terserapdigunakan untuk transfusi elektron. Karena energi
cahaya ultraviolet dapat menyebabkantransfusi elektron (Hendayana, 1997).
Pengukuran kadar protein dengan metode Lowry adalah dasar
penggunaanspektrofotometer. Metode ini dapat menggunakan kadar protein sampaidengan 5 Mikrogram.Warna biru yang terjadi oleh pereaksi folin ciacalteu disebabkan
reaksi antara protein denganCu dalam larutan alkalis dan terjadi reaksi garam
fosfotungstat dan garam fosfomolibdat olehtirosin dan triptopan (Ahmad, 1992).
Kurva yang menunjukkan standart merupakan kurva kalibrasi dari sederet
larutanstandar larutan-larutan itu. Larutan itu sebaiknya mempunyai komposisi yang
sama dengankomposisi cuplikan. Jarang sekali digunakan satu larutan standar untuk
menentukanabsorbtivitas molar, Hasil tidak pernah didasarkan pada literatur
absobtivitas molar.(Polling,1991). Protein dengan garam fostotungstat pada suasana
alkalis akan memberikan warna biruyang intensitasnya tergantung pada konsentrasi
protein yang tertera. Pada. konsentrasi proteindiukur berdasarkan atas opticialdencinty pada panjang gelombang tertentu untuk mengetahuibanyaknya protein dalam
larutan ( Arthur, 1990 ). Lewat ulasan jurnal ilmiah mengenai perbandingan kadar
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 2/7
protein antara kepompongulat daun jati dan ikan mas secara spektrofotometri UV-Vis
diharapkan dapat mempertegashasil penelitian yang nantinya menjadi tolak ukur
khalayak umum untuk mendapatkansumber protein yang cukup tinggi namun mampu
dijangkau oleh masyarakat menengah.
3. BAB II ISIA. Protein Protein berasal dari kata Yunani proteos artinya “yang
utama”. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50 % dari berat keringnyadan berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energi,
penyangga racun, pengatur pH, juga pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi
(Girindra, 1993). Protein adalah molekul organik yang terbanyak di dalam sel. Selain
itu, protein adalah biomolekul yang sesungguhnya, karena senyawa ini yang
menjalankan berbagai fungsi dasar kehidupan, antara lain protein berkontraksi
melakukan gerak, menjalankan berbagai proses metabolisme dalam bentuk enzim.
Secara kimia, protein adalah heteropolimer dari asam-asam amino, yang terikat satu
sama lain dengan ikatan peptida. Ada suatu universalisme di dalam molekul protein.
Protein apapun dan berasal dari makhluk apapun ternyata hanya tersusun dari 20
macam asam amino saja. Perbedaan protein yang satu dengan yang lain disebabkan
oleh jumlah dan kedudukan asam-asam amino tersebut di dalam tiap-tiap molekul.Beberapa sifat fisik dan kimia protein adalah sebagai berikut : 1. Protein merupakan
ion dipolar amfoterik (zwitterions) dan mengandung gugus asam dan basa seperti
asam amino. Protein akan membentuk ion positif dalam larutan asam dan ion negatif
pada suasana basa. 2. Kebanyakan protein labil dan mudah dimodifikasi akibat
perubahan lingkungannya, perubahan pH, radiasi sinar UV, pemanasan, dan
sebagainya. Akibat perubahan lingkungan ini, maka suatu protein akan mengalami
perubahan konformasi alamiah yang tidak menentu (denaturasi). Protein dalam air
mempunyai viskositas atau kekentalan yang relatif lebih besar daripada viskositas air
pelarutnya. Viskositas protein ini tergantung pada jenis protein, bentuk molekul,
konsentrasi, serta suhu larutan.
4. B. Struktur Protein Ada empat tingkat struktur dasar protein yaitu : a. Struktur
primer protein adalah struktur kovalen dan urutan sederhana residu asam amino dalam
rantai polipeptida. b. Struktur sekunder protein bersifat regular, pola lipatan berulang
dari rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta sheet. c. Struktur
tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai polipeptida sehingga
membentuk struktur 3 dimensi tertentu. d. Struktur kuartener protein adalah struktur
kuartener menggambarkan subunit- subunit yang berbeda dikemas bersama-sama
membentuk struktur protein. Sebagai contoh adalah molekul hemoglobin manusia
yang tersusun atas 4 subunit.
5. C. Sifat Protein Sifat protein jika dilarutkan dengan asam klorida dan enzim
protease akan menghasilkan asam amino karboksilat. Di sisi lain protein dapatmengalami denaturasi yaitu perubahan struktur protein yang menimbulkan perubahan
sifat fisika, kimia dan biologi. Protein apabila dipanaskan dapat mengakibatkan
gelombang elektromagnetik tertentu contohnya bisa, kokain kuman-kuman dan lain-
lain (Pringgomulya, 1995)D. Uji Biuret Protein dapat ditetapkan kadarnya dengan
metode biuret. Prinsip dari metode biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana
basa (Carprette, 2005). Adanya uji biuret ditujukan untuk memperlihatkan bahwa
protein mempunyai ikatan peptida yang bereaksi positif dengan uji tersebut. Reaksi
ini tidak terjadi pada makromolekul lainnya. Reaksi biuret terdiri dari campuran
protein dengan sodium hidroksida (berupa larutan), dan tembaga sulfat. Warna violet
adalah hasil dari reaksi ini. Reaksi ini positif untuk 2 atau lebih ikatan peptida(Harrow, 1954). Penyerapan cahaya oleh protein terutama disebabkan oleh ikatan
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 3/7
peptida residu ritosil, triptofonil, dan fenilalanil. Juga turut mempengaruhi, gugus-
gugus non-protein yang mempunyai sifat menyerap cahaya. Penyerapan maksimum
albumin serum manusia terlihat pada panjang gelombang kira-kira 230 nm (peptida)
dan dengan puncak lebar pada 280 nm karena serapan residu-residu asam amino
aromatik. Spektrum absorbansi suatu larutan protein bervariasi tergantung pada pH
dan sesuai dengan ionisasi residu asam amino. Jelaslah bahwa spektrum serapan suatularutan protein peka terhadap berbagai variabel lingkungan. Tetapi dalam kondisi
tertentu serapan suatu larutan pada panjang gelombang tertentu berbanding lurus
dengan kadar protein dan cara ini sering dipakai dalam pengujian protein
(Montgomery, 1993). Penetapan kadar protein secara biuret dilakukan dengan
bantuan alat berupa spektrofotometer. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya
oleh ikatan kompleks berwarna ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion
Cu2+ dalam suasana basa. Setelah sampel ditetesi biuret, sampel didiamkan selama
30 menit (operating time / waktu yang dibutuhkan agar seluruh reaktan atau protein
bereaksi seluruhnya dengan reagen). Setelah 30 menit, sampel diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 540 nm dengan spektrofotometer. Panjang gelombang 540
nm ini 6. merupakan panjang gelombang serapan maksimum untuk warna ungu. Reaksi
yangterjadi pada penetapan kadar protein secara biuret adalah : Keadaan yang tidak
sesuai dengan rentang kadar larutan baku dapat dipengaruhioleh beberapa faktor
antara lain :a. Partikel Besar kecilnya partikel dapat menyebabkan pemantulan.
Pemantulan ini akan mempengaruhi besarnya absorbansi. Makin besar partikel, makin
besar absorbansi.b. Ada tidaknya gelembung Gelembung yang ada akan menimbulkan
pembiasan cahaya. Pembiasan ini akan mempengaruhi besarnya absorbansi. Semakin
banyak gelembung, absorbansi semakin besar.c. Tidak adanya pengadukan untuk
menghomogenkan larutan Akibatnya sampel tidak bereaksi dengan CuSO4. Adanya
CuSO4 (berwarna biru) yang juga menangkap cahaya, akan menghasilkan nilai
absorbansi tertentu sehingga terjadi penyimpangan pengukuran.d. Proses pipeting Bila
tidak tepat, menyebabkan nilai absorbansi yang terukur pada alat spektrofotometer
mengalami penyimpangan.
7. e. Pencucian alat Pencucian alat yang tidak bersih memungkinkan masih adanya zat
pengotor yang terdapat dalam tabung reaksi. Adanya zat pengotor ini membuat nilai
absorbansi yang terukur pada spektrofotometer mengalami penyimpangan.E.
Spektrofotometri UV-VIS Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dariabsorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang
gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu
yang khas untuk komponen yang berbeda. a. Pemilihan panjang gelombang Pelbagai
satuan digunakan untuk panjang gelombang, bergantung pada daerah 0 spektrum,
untuk radiasi UV dan tampak digunakan satuan a ngstrom dan nanometer dengan
meluas. Sedangkan mikrometer merupakan satuan yang lazim untuk daerah
inframerah. Satu mikrometer, µm, didefinisikan sebagai 10 6 m dan 0 0 9 7 satu
nanometer, nm, 10 m atau 10 cm. Satu satuan a ngstrom A adala 0 10 10 atau 10 8
cm. Jadi 1 nm = 10 A . Spektrum elektromagnetik Dalam analisis secara
spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang
digunakan, yaitu: - Daerah UV ; = 200 – 380 nm
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 4/7
8. - Daerah visible (tampak); = 380 – 700 nm - Daerah inframerah (IR); = 700 –
0,3Aspek Kuantitatif Absorbsi Spektra serapan dapat diperoleh dengan menggunakan
sampel dalam pelbagaibentuk gas, lapisan tipis cairan, larutan dalam pelbagai pelarut,
dan bahkan zat padat.Kebanyakan analitis melibatkan larutan, dengan cara
mengembangkan pemeriankuantitatif dari hubungan antara konsentrasi suatu larutan
dan kemampuannyamenyerap radiasi. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkanhukum Lambert Beer, bila cahayamonokromatik (Io) melalui suatu media (larutan),
maka sebagian cahaya tersebutdiserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian
lagi dipancarkan (It). Ilustrasijalannya sinar pada spektrofotometer dapat dilihat pada
gambar dibawah ini: Ir Media Ia It Io Ilustrasi jalannya sinar
spektrofotometriKeterangan gambar:Io cahaya monokromatikIr cahaya yang
dipantulkanIa cahaya yang diserapIt cahaya yang dipancarkanIo Ia Ir It Besarnya Ia
oleh media tergantung pada kepekatan dan jenis media serta panjangmedia yang
dilalui. Biasanya panjang media sudah tetap dalam suatu alat. Persamaanhukum
Lambert Beer adalah:
9. It T Io It log .b.c Io log T .b.c log T .b.c log T A .b.c A absorbansi Transmitans
adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketikamelewati sampel(It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel(Io). adalah
absorpsifitas molar atau koefisien molar ”extinction”, nilainyadipengaruhi oleh sifat-
sifat khas dari materi yang diradiasi. Jika konsentrasi dalamsatuan gram/liter maka
dapat diganti dengan a disebut sebagai ”absorpsivitasspesifik”. Jadi, A a.b.c .
Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain:1) Radiasi yang digunakan harus
monokromatik,2) Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan
reaksi kimia, jadi proses yang terjadi benar-benar absorpsi,3) Sampel (larutan) yang
mengabsorpsi harus homogen,4) Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan5)
Indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus
encer).Spektrofotometer UV - Vis Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur
transmitan atau absorban suatusampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Spektrofotometer merupakan gabungandari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat
kimia fisiknya dimana detektor yangdigunakan secara langsung dapat mengukur
intensitas dari cahaya yang dipancarkan (It)dan secara tidak lansung cahaya yang
diabsorbsi (Ia), jadi tergantung pada spektrumelektromagnetik yang diabsorb oleh
benda. Tiap media akan menyerap cahaya padapanjang gelombang tertentu tergantung
pada senyawaan atau warna terbentuk.
10. Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :a. Sumber
Cahaya Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran
radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk
daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijardengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola
lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang ( ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
Lampu wolfram Di bawah kira-kira 350 nm, keluaran lampu wolfram itu tidak
memadai untuk spektrofotometer dan harus digunakan sumber yang berbeda. Paling
lazim adalah lampu tabung tidak bermuatan (discas) hidrogen (atau deuterium) 175 ke
375 atau 400 nm. Lampu hidrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber
pada daerah ultraviolet (UV). Lampu deuterium Kebaikan lampu wolfarm adalah
energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.
Sumber cahaya untuk spektrofotometer inframerah, sekitar 2 ke 15 m menggunakan
pemijar Nernst (Nernst glower).
11. b. Monokromator Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikancahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 5/7
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu : 1)
Prisma 2) Grating (kisi difraksi) Keuntungan menggunakan kisi difraksi : - Dispersi
sinar merata - Dispersi lebih baik dengan ukuran pendispersi yang sama - Dapat
digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum Cahaya monokromatis ini dapat dipilih
panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah
sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebarcelah (slit width) yang dipakai.c. Cuvet Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang
digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus
memenuhi syarat- syarat sebagai berikut : 1) Tidak berwarna sehingga dapat
mentransmisikan semua cahaya. 2) Permukaannya secara optis harus benar- benar
sejajar. 3) Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
12. 4) Tidak boleh rapuh. 5) Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang
selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau
angka digital. Syarat-syarat ideal sebuah detektor : 1) Kepekan yang tinggi 2)
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi 3) Respon konstan padaberbagai panjang gelombang. 4) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa
radiasi. 5) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
Sebagai detektor untuk Spektrofotometer UV - Vis biasanya digunakan : 1) Photo
tube 2) Barrier Layer Cell 3) Photo Multiplier Tube Arus listrik yang dihasilkan oleh
detektor kemudian diperkuat dengan amplifier dan akhirnya diukur oleh indikator
biasanya berupa recorder analog atau komputer.Jenis SpektrofotometerBerdasarkan
sistem optiknya terdapat 2 jenis spektrofotometer.a. Spektrofotometer single beam
(berkas tunggal) Pada spektrofotometer ini hanya terdapat satu berkas sinar yang
dilewatkan melalui cuvet. Blanko, larutan standar dan contoh diperiksa secara
bergantian.
13. b. Spektrofotometer double beam (berkas ganda) Pada alat ini sinar dari sumber
cahaya dibagi menjadi 2 berkas oleh cermin yang berputar (chopper). - Berkas
pertama melalui cuvet berisi blanko - Berkas kedua melalui cuvet berisi standar atau
contoh Blanko dan contoh diperiksa secara bersamaan seperti terlihat pada gambar.
Blanko berguna untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase atau Io dari
sumber cahaya. Dengan adanya blanko dalam alat kita tidak lagi mengontrol titik
nolnya pada waktu-waktu tertentu, hal ini berbeda jika pada single beam.
Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupunanalisis
kuantitatif. Analisis Kualitatif Penggunaan alat ini dalam analisis kuantitatif sedikit
terbatas sebab spektrum sinar tampak atau sinar UV menghasilkan puncak-puncak
serapan yang lebar sehingga dapat disimpulkan bahwa spektrum yang dihasilkankurang menunjukan puncak-punca serapan. Namun, walaupun puncak yang
dihasilkan berbentuk lebar, puncak tersebut masih dapat digunakan untuk
memperoleh keterangan ada atau tidaknya gugus fungsional tertentu dalam suatu
molekul organik. Analisis Kuantitatif
14. Penggunaan sinar UV dalam analisis kuantitatif memberikan beberapa
keuntungan, diantaranya yaitu a) dapat digunakan secara luas, b) memiliki kepekaan
tinggi, c) keselektifannya cukup baik dan terkadang tinggi, d) ketelitian tinggi, e)
tidak rumit dan sepat. Adapun langkah-langkah utama dalam analisis kuantitatif
adalah ; Pembentukan warna ( untuk zat yang yang tak berwarna atau warnanya
kurang kuat ), Penentuan panjang gelombang maksimum, Pembuatan kurva kalibrasi,
Pengukuran konsentrasi sampel. Larutan-larutan standar sebaiknya memilikikomposisi yang sama dengankomposisi cuplikan sementara konsentrasi cuplikan
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 6/7
berada di antara konsentrasi-konsentrasi larutan standar. Dengan membandingkan
serapan radiasi oleh sampel terhadap larutan standaryang telah diketahui
konsentrasinya dapat ditentukan konsentrasi sampel. Penentuankonsentrasi zat dalam
contoh dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan carakurva kalibrasi dan cara
standar adisi. Cara kurva kalibrasi. Hal pertama yang dilakukan dengan menggunakan
cara iniadalah pembuatan deret larutan standar, kemudian diukur serapannya dandibuat kurvakalibrasi antara konsentrasi dengan serapan. Dengan mengukur serapan
sampel danmemasukkannya ke dalam persamaan garis yang dihasilkan dari kurva
kalibrasi, makakonsentrasi sampel akan diketahui. absorbansi konsetrasi kurva
kalibrasi Cara standar adisi dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah larutan
sampelyang sama ke dalam larutan standar. Cara ini menggunakan persamaan
Lamber-Beer.
15. Tidak semua pelarut dapat digunakan dalam spektrofotometri. Pelarut yang
digunakan dalam spektrofotometri adalah pelarut yang dapat melarutkan cuplikan
serta tidak menyerap sinar yang digunakan sebagai sumber radiasi.F. Kepompong ulat
daun jati Enthung sesungguhnya merupakan kepompong dari ulat pohon jati yang
hendak jadi kupu kupu. Ulat - ulat ini memakan daun jati yang sedang menghijauhingga habis sehingga tinggal kerangka daunnya. Ulat yang sudah bersiap jadi
kepompong biasanya akan turun ke tanah untuk siap - siap bermetamorfosa menjadi
kepompong. Nah kepompong inilah yang orang - orang sekitar menyebutnya sebagai
enthung. Enthung biasanya menempel di bawah serakan sampah ataupun daun jati
yang jatuh ke tanah. Bahkan ada beberapa di antaranya yang terpendam di bawah
tanah. Musim enthung biasanya datang setahun sekali beberapa saat setelah datangnya
musim hujan. Enthung berwarna coklat tua sampai kehitaman dengan ukuran panjang
kira - kira 2 cm. Konon enthung mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi.
Pada saat datang musim enthung, orang sekitar akan berbondong - bondong ke hutan
untuk mencari si enthung ini. Ada beberapa orang memanfaatkannya sebagai pakan
burung berkicau, tetapi kebanyakan orang memanfaatkannya untuk di konsumsi. Bagi
orang yang sudah biasa memakannya, akan mengatakan enthung ini sangat lezat bila
dimasak dengan cara digoreng atau ditumis dengan beberapa bumbu. Tapi bagi yang
tidak biasa jangan coba - coba. Bagi sebagian orang, enthung bisa menyebabkan
alergi berupa gatal - gatal di sekujur tubuh, orang jawa biasa menyebutnya „biduren‟.
Gatal-gatal ini dengan mudah dapat diobati dengan obat anti alergi dari toko obat atau
apotek. Kepompong ini berasal dari ulat jati yang nama latinnya Hyblaea puera. Ciri -
cirinya adalah berwarna coklat sampai coklat tua kehitaman, berat rata - rata 0,7 - 1,3
mg dengan panjang antara 1,4 - 1,9 cm. Ulat ini memakan daun jati muda yang baru
tumbuh pada awal musim penghujan. Ulat jati muda suka memakan daun jati yang
lunak dan meninggalkan urat - urat serta tulang - tulangnya sedangkan yang dewasamemakan seluruhnya terkecuali tulang - tulang daun yang besar. Mereka makan pada
malam hari.G. Ikan mas Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan
memanjang, pipih ke samping dan lunak. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas
yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
16. Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:Kelas :
OsteichthyesBangsa : CypriniformesSuku : CyprinidaeMarga : CyprinusJenis :
Cyprinus carpio L. Manfaat dari ikan mas yaitu sebagai sumber penyediaan protein
hewani dansebagai ikan hias. Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk
tubuh agak memanjang danmemipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat
disembulkan. Bagian anteriormulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek.
Secara umum, hampir seluruhtubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagiankecil saja yang tubuhnya tidakditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar
5/17/2018 Ulasan biokimia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ulasan-biokimia-55b07a1c7a7c6 7/7
dan digolongkan dalam tipe sisiksikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning
keemasan atau kombinasi dari warna-warnatersebut sesuai dengan rasnya.
17. BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari
ulasan ini adalah : 1. Perbandingan kadar protein dapat dihitung dengan menggunakan
metode biuret dibantu oleh alat spektrofotometer. 2. Uji biuret menampakkan bahwa
protein akan bereaksi membentuk warna ungu. 3. Panjang gelombang maksimununtuk kadar protein dengan spektrofotometer UV- Vis adalah berkisar 540-550 nm. 4.
Kadar protein ternyata terdapat pada kepompong ulat daun jati dan ikan mas dengan
intensitas kadar yang berbeda, di mana kadar protein kepompong ulat daun jati
memiliki kadar protein yang lebih tinggi. 5. Didapatkan analisis kadar protein dengan
persamaan kurva Y = 0,3252 + 9,9026 x 10-6 XB. Saran Sebaiknya perlu penelitian
yang lebih lanjut mengenai kadar protein yang terdapat dalam kepompong ulat daun
jati secara spesifik dengan merujuk pada referensi- referensi lainnya yang lebih luas
lagi. Selain itu, perlu adanya pemberitahuan kepada khalayak umum mengenai hasil
penelitian ini.