ujian tesis triyono

134
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini ditandai dengan persaingan yang semakin ketat yang menjadikan semua elemen yang terlibat dan senantiasa menghadapi ketidakpastian perubahan dalam sektor ekonomi dunia usaha, perubahan itu tidak hanya terjadi dalam prakteknya saja tetapi juga secara teoritis mengalami perubahan, ini menunjukkan betapa besar tantangan pasar dalam dunia usaha sehingga membutuhkan keinginan serta ketangguhan jika ingin tetap eksis berkiprah dalam sektor ekonomi, dalam era pertumbuhan ekonomi setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja baik kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan dalam menganalisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

Upload: sri-indah-komalasari

Post on 03-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ujian

TRANSCRIPT

Page 1: Ujian Tesis TRIYONO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha saat ini ditandai dengan persaingan yang

semakin ketat yang menjadikan semua elemen yang terlibat dan senantiasa

menghadapi ketidakpastian perubahan dalam sektor ekonomi dunia usaha,

perubahan itu tidak hanya terjadi dalam prakteknya saja tetapi juga secara

teoritis mengalami perubahan, ini menunjukkan betapa besar tantangan pasar

dalam dunia usaha sehingga membutuhkan keinginan serta ketangguhan jika

ingin tetap eksis berkiprah dalam sektor ekonomi, dalam era pertumbuhan

ekonomi setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja baik kinerja

keuangan maupun kinerja non keuangan.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan

dalam menganalisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan yang sifatnya jangka pendek, sehingga menunjukkan hasil yang

sesungguhnya menyangkut kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

jangka pendek, hutang jangka panjang serta kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba.

Keberhasilan perusahaan akan sangat tergantung pada kemampuan

manajemen dalam menjalankan usahanya, sehingga sebagian besar rencana

suatu perusahaan diukur dalam “Financial Term” atau berdasarkan tingkat

keberhasilan finansial yang dicapainya. Seperti halnya dengan apa yang

Page 2: Ujian Tesis TRIYONO

dilakukan oleh PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) yang

bergerak di bidang perindustrian dan perdagangan.

PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) berupaya untuk

mencapai hasil yang maksimal, dengan cara mengintensifkan upaya

pengembangan produk merek sendiri, memperluas basis produksi dan jenis

produksi yang ditawarkan dan memfokuskan operasi pada produk yang telah

terbukti menjadi kebijakan strategis serta merupakan langkah yang tepat

dengan mengembangkan berbagai jenis produk melalui proyek mandiri

sehingga menambah jenis produk secara konsisten. Perseroan ini berhasil

menciptakan berbagai peluang bisnis di pasar domestik dan internasional,

meningkatkan efisiensi produksi dan nilai tambah yang tinggi. Disamping itu,

penerapan sistem penuh, sistim proses produksi yang terintegrasi dan

bergantung pada permintaan diseluruh bagian operasi telah mengefisiensikan

modal usaha.

Tahun 2007 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) yang ditandai oleh melonjaknya harga

minyak dunia telah berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga, hal ini

secara langsung berdampak pada melambatnya perekonomian Indonesia dan

menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka salah satu hal penting dalam

mengembangkan perusahaan yaitu dengan mencari cara bagaimana

mempertahankan kinerja keuangan agar perusahaan senantiasa berada dalam

kondisi yang sehat. Salah satu langkah yang dapat ditempuh dengan cara

2

Page 3: Ujian Tesis TRIYONO

mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dan

memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja keuangan ditujukan untuk melakukan pemeriksaan

terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan menggunakan metode analisis

rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan dari beberapa

periode.

Berdasarkan latar belakang dari fenomena di atas dapat

memformulasikan judul dalam penulisan tesis ini adalah :

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

KEUANGAN PT. PUKATI PELANGI BAHANA AGROPOLITAN

(PPAB) GORONTALO” .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas

maka peneliti secara umum dapat merumuskan permasalahannya yaitu

“Faktor-Faktor Apakah Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan pada PT.

Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo”.

Dari permasalahan tersebut di atas maka dapat dirinci menjadi

beberapa permasalahan yang lebih khusus yaitu sebagai berikut :

1. Seberapa besar tingkat rasio Likuiditas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB).

2. Seberapa besar tingkat rasio Solvabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB).

3

Page 4: Ujian Tesis TRIYONO

3. Seberapa besar tingkat rasio Rentabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB).

4. Seberapa besar tingkat rasio Aktivitas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB).

5. Seberapa besar tingkat rasio Pertumbuhan PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB).

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis data keuangan

dan melihat seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kinerja keuangan dengan melalui analisis rasio likuiditas, solvabilitas,

rentabilitas, aktivitas dan pertumbuhan pada PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB) Gorontalo.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah pokok yang diuraikan di atas, maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

rasio likuiditas pada PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB).

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

rasio solvabilitas pada PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

(PPAB).

4

Page 5: Ujian Tesis TRIYONO

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

rasio rentabilitas pada PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB).

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

rasio aktivitas pada PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB).

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

rasio pertumbuhan pada PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

(PPAB).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Keilmuan

Melalui penelitian ini penulis mengharapkan agar hasilnya dapat

memberikan sumbangsih pemikiran dalam hal peningkatan kinerja

keuangan yang diterapkan pada perusahaan dengan teori-teori dari ilmu

ekonomi.

2. Praktisi

a. Sebagai bahan masukan bagi pengambilan keputusan pada PT.

Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) dalam mengelola

perusahaan agar memberikan hasil yang maksimal untuk kemakmuran

pemegang saham.

b. Sebagai masukan dalam perbaikan prosedur dan mekanisme

terhadap peningkatan kinerja keuangan.

5

Page 6: Ujian Tesis TRIYONO

3. Peneliti

Sebagai bahan masukan kepada peneliti yang akan meneliti lebih

lanjut tentang Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magister

Manajemen.

6

Page 7: Ujian Tesis TRIYONO

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu Analisis dan

Laporan Keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan

merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu

perusahaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Prastowo

(2005:56) mendefinisikan kata analisis adalah penguraian suatu pokok atas

berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan

antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman

arti keseluruhan.

Menurut Munawir (2004:2) laporan keuangan pada dasarnya

adalah hasil dari proses akuntasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut.

Menurut Helfert (1997:23) bahwa laporan keuangan adalah

mencerminkan semua transaksi usaha sepanjang waktu yang menghasilkan

baik peningkatan maupun penurunan bersih nilai ekonomi bagi pemilik

modal.

7

Page 8: Ujian Tesis TRIYONO

Menurut Copeland (1995:24) mengemukakan bahwa laporan

keuangan adalah melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan

dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi,

untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

Harahap (2001:105) mengemukakan bahwa laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada

saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Menurut Margaretha (2004:12) bahwa laporan keuangan adalah

laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi

keuangan perusahaan.

Menurut Munawir (2004:6) bahwa analisa laporan keuangan

adalah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-

keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan

sumber dan penggunaan dana.

Lebih Lanjut Prastowo (2005:56) mengemukakan bahwa analisis

laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah

laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing

unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut,

dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik

dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan adalah merupakan suatu proses untuk mengevaluasi kinerja

perusahaan berdasarkan informasi yang terdapat dalam unsur-unsur neraca

8

Page 9: Ujian Tesis TRIYONO

laporan laba rugi, dan laporan arus kas sehingga dapat mengambil

keputusan yang tepat untuk menjalankan suatu usaha kedepan nanti.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasikan berbagai

alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka

untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti

dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian

fungsi yang pertama dan yang terutama dari analisis laporan keuangan

adalah untuk mengkonversi data menjadi informasi.

Menurut Bernstein dalam Harahap (2001:19) mengemukakan

bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Screening, Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi

dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke

lapangan

2. Understanding, Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil

usahanya

3. Forcasting, Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan

perusahaan di masa yang akan datang

4. Diagnosis, Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya

masalah-masalah yang terjadi baik dalan manajemen, operasi,

keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.

5. Evaluation, Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen

dalam mengelola perusahaan

9

Page 10: Ujian Tesis TRIYONO

Lebih lanjut Prastowo (2005:60) menyimpulkan bahwa analisis

laporan keuangan pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan dasar

pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka memprediksi

apa yang mungkin akan terjadi di masa datang, mengingat data yang

disajikan oleh laporan keuangan menggambarkan apa yang telah

terjadi. Selain itu, analisis laporan keuangan juga akan mampu

mengurangi dan mempersempit berbagai ketidakpastian.

3. Prosedur Analisis Laporan Keuangan

Berbagai langkah harus ditempuh dalam menganalisis laporan

keuangan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut

Prastowo (2005:58) adalah sebagai berikut:

1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan

Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang

dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni

oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan

oleh perusahaan tersebut.

2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan

Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang

mempunyai pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami.

Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai

trend (kecenderungan) industri di mana perusahaan beroperasi;

perubahan teknologi; perubahan selera konsumen; perubahan faktor-

faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita, tingkat bunga,

10

Page 11: Ujian Tesis TRIYONO

tingkat inflasi dan pajak; dan perubahan yang terjadi di dalam

perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci.

3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan

Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai

karakteristik (profil) perusahaan. Sebelum berbagai teknis analisis

laporan keuangan diaplikasikan, perlu dilakukan reviuw terhadap

laporan keuangan secara menyeluruh.

4. Menganalisis laporan keuangan

Setelah memahami profil perusahaan dan me-review laporan

keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik

analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan

menginterprestasikan hasil analisis tersebut.

4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari

transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa

kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini

merupakan unsur laporan keuangan.

Weston & Copeland (1995:25) mengemukakan bahwa gambaran

yang lengkap tentang laporan keuangan suatu perusahaan selama satu

tahun terdiri dari tiga laporan keuangan dasar yaitu (1) Neraca awal tahun

memberikan gambaran tentang perusahaan pada permulaan tahun

pajaknya; ditambah necara akhir tahun yang memberikan gambaran

tentang harta dan hutang akhir; (2) Perhitungan laba rugi menunjukkan

11

Page 12: Ujian Tesis TRIYONO

arus pendapatan dan beban atau biaya selama interval antara neraca awal

dan akhir periode; dan (3) Laporan arus kas merinci sumber-sumber

perubahan kas dan ekuivalen kas selama interval waktu yang sama dengan

perhitungan laba rugi. Harahap (2001:4) mengemukakan bahwa laporan

keuangan adalah sebagai berikut :

1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada

satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang dan

modal pada tanggal tertentu.

2. Perhitungan Laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya,

laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi

menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu

periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan hasil tersebut serta labanya.

3. Laporan dan sumber penggunaan dana.

Disini dimuat sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu

periode. Dana bisa diartikan kas bisa juga modal kerja

4. Laporan arus kas

Laporan ini merupakan ikhtisar Arus Kas masuk dan Arus Kas keluar

yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok

kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan.

5. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan akuntansi atau laporan keuangan menurut beberapa sumber

adalah sebagai berikut :

12

Page 13: Ujian Tesis TRIYONO

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007:3) mengemukakan

tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Copeland (1995:24) mengemukakan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan satu bahasa yang dimengerti oleh semua pihak,

2. Menunjukkan logika dari hubungan timbal balik antara laporan-

laporan keuangan,

3. Memperkenalkan beberapa prinsip keuangan yang pertama dan

4. Menetapkan pentingnya arus kas yang akan datang (future value )

suatu organisasi

Menurut Harahap (1993:66) bahwa laporan keuangan bertujuan

untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk

dipakai dalam proses pengambilan keputusan

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia dalam Harahap (2001:132)

menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk meberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan

dalan aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang

timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

13

Page 14: Ujian Tesis TRIYONO

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai

laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan

laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan

dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi

mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan

pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang

dianut perusahaan.

Menurut A Statement Of Basic Accounting Theory dalam Harahap

(2001:134) merumuskan empat tujuan akuntasi sebagai berikut :

1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang

terbatas dan untuk menetapkan tujuan.

2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan

foktor produksi lainnya.

3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan

4. Membantu fungsi dan pengawasan sosial

Lebih lanjut APB Statement No. 4 (AICPA) dalam Harahap

(2001:133) menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya

menjadi dua yaitu sebagai berikut :

14

Page 15: Ujian Tesis TRIYONO

1. Tujuan Umum : “Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha,

dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntasi

yang diterima”

2. Tujuan khusus : “Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban,

kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban,

serta informasi lainnya yang relevan”.

Sedangkan Trueblood Committee dalam Harahap (2001:134)

merumuskan tujuan utama laporan keuangan adalah “Memberikan

informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan”.

6. Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan

dibutuhkan masyarakat, karena ia dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan para pemakainya dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan

keuntungan. Dengan membaca laporan keuangan dengan tepat maka

seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga

perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan

keuntungan baginya.

Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan bahwa pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan

suatu perusahaan adalah : para pemilik perusahaan, manajer perusahaan

yang bersangkutan, para kreditor, bankers, para investor dan pemerintah

dimana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lain.

15

Page 16: Ujian Tesis TRIYONO

Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat

dari penjelasan berikut ini :

1. Pemegang Saham,

Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan,

asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin mengetahui

jumlah dividen yang akan diterima, jumlah pendapatan persaham,

jumlah laba yang ditahan. Juga ingin mengetahui perkembangan

perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis,

dan perusahaan lainnya.

2. Investor

Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham diatas.

Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi

keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.

3. Analis Pasar Modal

Analis pasar modal selalu melakukan analisa tajam dan lengkap

terhadap laporan keuangan perusahaan yang go publik maupun yang

berpotensi masuk pasar modal. Ingin mengetahui nilai perusahaan,

kekuatan dan posisi keuangan perusahaan.

4. Manajer

Manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang

dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu

satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat.

Untuk sampai pada keputausan yang tepat maka ia harus

16

Page 17: Ujian Tesis TRIYONO

mengetahui selengkapnya-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan

baik posisi semua pos neraca (asset, utang, modal), laba rugi,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor dan

sebagainya.

5. Karyawan

Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk

menetapkan apakah ia masih terus bekerja disitu atau pindah. Ia juga

perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa menilai apakah

penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.

6. Instansi Pajak

Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik pajak pertambahan

nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak pembangunan,

pajak penjualan barang mewah, Ppn Bm, pajak daerah, retribusi, pajak

penghasilan (PPh).

7. Pemberi Dana (kreditur)

Sama dengan pemegang saham investor, lender seperti bank,

perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi

dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang

akan diberi pinjaman.

8. Supplier

Supplier hampir sama dengan kreditur diatas. Laporan keuangan bisa

menjadi informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak

17

Page 18: Ujian Tesis TRIYONO

diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh

mana potensi resiko yang dimiliki perusahaan.

9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi

Pemerintah atau Lembaga Pengatur sangat membutuhkan laporan

keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah

mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.

10. Langganan atau Lembaga Konsumen

Langganan dalam era modern seperti sekarang ini khususnya dinegara

maju benar-benar raja. Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi

persaingan konsumen sangat diuntungkan. Ia berhak mendapatkan

layanan memuaskan dengan harga equilibrium, dalam kondisi ini

konsumen terlindungi dari kemungkinan praktek yang merugikan baik

dari segi kwalitas, kwantitas, harga dan lain sebagainya.

11. Lembaga Swadaya Masyarakat

Banyak jenis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Untuk LSM

tertentu bisa saja memerlukan laporan keuangan misal LSM yang

bergerak melindungi konsumen, lingkungan, serikat pekerja. LSM

seperti ini membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauh mana

perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.

12. Peneliti/Akademisi/Lembaga Peringkat

Bagi peneliti maupun akademis laporan keuangan sangat penting,

sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik

tertentu yang berkaitan dengan laporan keungan atau perusahaan.

18

Page 19: Ujian Tesis TRIYONO

B. Kinerja Keuangan

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Sebelum kita menguraikan makna dari kinerja keuangan

terlebih dahulu ada baiknya kita memahami arti kinerja itu

sebelumnya dan bagian-bagian kinerja. Untuk mengetahui pengertian

kinerja berikut ini dikutip beberapa pendapat para ahli yakni:

Mahmudi (2005:21) mengemukakan bahwa kinerja merupakan

suatu konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya.

Collius yang dikutip Gaffar (2004:51) mengemukakan bahwa

yang dimaksud dengan kinerja adalah tindakan yang dilaksanakan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan suatu perbandingan

dari beberapa ukuran atau standar.

Menurut Malayu Hasibuan (2003:41), bahwa kinerja adalah

sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk

mengerjakan suatu pekerjaan.

Lebih Lanjut Bambang Marhijnato dalam Kamus Lengkap Besar

Bahasa Indonesia (1999:213) mendefenisikan kinerja sebagai sesuatu yang

dicapai atau sesuatu yang diperoleh.

Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa kinerja keuangan adalah merupakan kemampuan suatu

perusahaan dalam mengelolah keuangannya sehingga nilai perusahaan

dapat dimaksimalkan.

19

Page 20: Ujian Tesis TRIYONO

2. Pengertian dan Tujuan Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan bagian penting dari proses

pengendalian manajemen, baik organisasi publik maupun swasta. Berikut

ini akan diuraikan beberapa pendapat ahli tentang pengukuran kinerja.

Menurut Mahmudi (2005:12) mengemukakan bahwa pengukuran

kinerja merupakan alat untuk menilai kesuksesan organisasi dalam konteks

organisasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu akan digunakan untuk

mendapatkan legitimasi dan dukungan publik.

Menurut Mulyadi (2001:415) penilaian kinerja adalah penentuan

secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi

dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Lebih lanjut Mahmudi (2005:14) mengemukakan bahwa tujuan

dilakukan penilaian kinerja disektor publik yaitu :1) Mengetahui tingkat

ketercapaian tujuan organisasi, 2) Menyediakan sarana pembelajaran

pegawai, 3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya, 4) Memberikan

pertimbangan yang sistematis dalam pembuatan keputusan pemberian

reward dan punishment, 5) Memotivasi pegawai, 6) Menciptakan

akuntabilitas publik.

20

Page 21: Ujian Tesis TRIYONO

C. Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Irawati (2006:22) berpendapat tentang rasio keuangan yaitu

merupakan suatu teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan

yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu

perusahaan dalam periode tertentu, atau hasil usaha dari suatu

perusahaan pada periode tertentu dengan jalan membandingkan dua

buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan.

Harahap (2002;297) mengemukakan bahwa rasio keuangan

adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu

pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Martono & Agus Marjito (2004:50) beropini tentang rasio

keuangan yaitu analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai

kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laporan

laba rugi

Menurut Djahidin (1994:96) bahwa rasio keuangan dapat diartikan

sebagai gambaran suatu hubungan dari dua unsur secara sistematis,

sehingga dapat mengetahui gambaran kepada penganalisa tentang baik dan

buruknya suatu perusahaan atau posisi keuangan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

analisis rasio keuangan adalah suatu alat yang digunakan dalam mengukur

dan menilai kinerja keuangan perusahaan dengan membandingkan laporan

21

Page 22: Ujian Tesis TRIYONO

keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi di beberapa

periode tertentu.

2. Kegunaan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

Zulian Yamit (2005:4) mengemukakan beberapa kegunaan analisis

rasio keuangan adalah sebagai berikut :

1. Bagi para bankir berguna untuk mempertimbangkan perbaikan kredit

jangka pendek maupun kredit jangka panjang kepada perusahaan

2. Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan

memperoleh laba dan tingkat efisiensi operasional

3. Bagi para penanam modal lebih tertarik pada kemampuan memperoleh

laba jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan

4. Bagi Manajemen sendiri tentu saja sangat berkepentingan dengan

semua aspek analisis rasio keuangan, karena ia harus mampu

membayar hutang jangka pendek, mampu meningkatkan efisiensi

perusahaan, mampu memaksimalkan nilai perusahaan, dan mampu

memperoleh laba untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Menurut Harahap (2001;298) bahwa analisa rasio memiliki

keunggulan dibanding teknik analisa lainnya. Keunggulan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang

disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

22

Page 23: Ujian Tesis TRIYONO

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)

5. Menstandarisir size perusahaan

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time

series”

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di

masa yang akan datang.

Lebih Lanjut Zulian Yamit (2005:4) mengemukakan beberapa

kelemahan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut :

1. Rasio keuangan dihitung berdasarkan data akuntasi yang dapat

memiliki berbagai penafsiran bahkan dapat dimanipulasi, di Indonesia

manipulasi ini banyak sekali contohnya, oleh karena itu jika kita akan

membandingkan ratio perusahaan harus dianalisis lebih dahulu data

akuntansi dasar yang menjadi lembar perhitungan ratio

2. Perbedaan dan kesamaan dengan rata-rata industri harus dinilai secara

hati-hati, perbedaan dengan rata-rata industri tidak berarti hal ini

menunjukan kelemahan atau ada yang kurang beres di dalam

perusahaan tersebut. Sebaliknya kesamaan dengan rata-rata industri

tidak menjamin bahwa perusahaan berjalan dengan normal dan

dikelola dengan baik.

23

Page 24: Ujian Tesis TRIYONO

Lebih lanjut Harahap (2001;298) mengemukakan bahwa disamping

keunggulan yang dimiliki analisis rasio keuangan, tekhnik ini juga

memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu

penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. Adapun

keterbatasan analisa rasio keuangan adalah sebagai berikut :

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntasi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan teknik.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan

menimbulkan kesulitan menghitung rasio

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron

5. Jika dua perusahaan dibandingkan bias saja teknik dan standar

akuntasi yang dipakai tidak sama.

3. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan perbandingan antara data yang

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang di jadikan bahan

perbandingan dari beberapa periode tertentu. Dengan kata lain analisis

rasio dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan data

kuantitatif atau dalam hal ini laporan keuangan perusahaan dari

beberapa periode tertentu. Penggunaan analisis rasio keuangan akan

berarti apabila ada suatu standar tertentu sebagai pedoman atau

penilaian, namun jika belum ada maka sebaiknya dikombinasikan

24

Page 25: Ujian Tesis TRIYONO

dengan analisis komperatif agar perkembangan rasio-rasio tersebut

dapat diketahui dari waktu kewaktu.

Untuk menilai Analisis rasio keuangan terhadap peningkatan

kinerja keuangan maka dapat digunakan beberapa rasio. Adapun rasio

yang dapat digunakan sebagai alat dalam melakukan analisis pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Menurut James O. Gill (2002:11) bahwa rasio likuiditas

mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan

atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan

seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

Kuswadi (2005:79) bahwa rasio likuiditas bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya (likuiditasnya) sehingga menjadi penting

bagi pimpinan perusahaan, manajer keuangan, bank atau para pemasok

yang memberikan kredit penjualan kepada perusahaan

Kemudian Martono dan Marjito (2002:5) mengemukakan

bahwa likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk

membayar atau melunasi kewajiban-kewajibannya pada saat jatuh

tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

Selanjutnya Harahap (2001:301) mengemukakan bahwa rasio

likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung

25

Page 26: Ujian Tesis TRIYONO

dengan melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos

aktiva lancar dan hutang lancar.

Adapun pengukuran rasio yang digunakan oleh Harahap

(2001:301-302) dapat dinyatakan dalam formulasi sebagai berikut :

a. Rasio Lancar

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan

perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio

lancar ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat

menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman

adalah jika berada diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh

diatas jumlah hutang lancar. Formulasi yang dapat digunakan

untuk menentukan rasio lancar adalah sebagai berikut :

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang

paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio

ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.

Adapun formulasi yang dapat digunakan untuk menentukan rasio

cepat adalah sebagai berikut :

26

Aktiva LancarRasio Lancar = x 100 %

Hutang Lancar

Page 27: Ujian Tesis TRIYONO

c. Rasio Kas atas Aktiva Lancar

Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan

dengan total aktiva lancar. Adapun formulasi yang digunakan

untuk menentukan rasio ini adalah :

d. Rasio Kas atas Hutang Lancar

Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi

hutang lancar. Adapun formulasi yang digunakan untuk

menentukan rasio ini adalah :

e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva.

Adapun formulasi yang digunakan untuk menentukan rasio ini

adalah :

27

Aktiva Lancar - PersediaanRasio Cepat = x 100 %

Hutang Lancar

KasRasio Kas Atas Aktiva Lancar = x 100 %

Aktiva Lancar

KasRasio Kas Atas Hutang Lancar = x 100 %

Hutang Lancar

Aktiva LancarRasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva = x 100%

Total Aktiva

Page 28: Ujian Tesis TRIYONO

f. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang

Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total

kewajiban perusahaan. Adapun formulasi yang digunakan untuk

menentukan rasio ini adalah :

2. Rasio Solvabilitas

Menurut Kuswadi (2005:88) bahwa rasio solvabilitas bertujuan

memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka

panjang.

Selanjutnya Harahap (2001:303) mengemukakan bahwa rasio

solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila

perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang

sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.

Adapun pengukuran rasio yang digunakan oleh Harahap

(2001:303:304) adalah dapat dinyatakan dalam formulasi sebagai

berikut:

a. Rasio Hutang atas Modal

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal

pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar.

28

Aktiva LancarRasio Aktiva Lancar dan Total Hutang = x 100%

Total Hutang

Page 29: Ujian Tesis TRIYONO

Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga

rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika

jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal

sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio

leverage ini sebaiknya besar. Adapun formulasi yang

digunakan untuk menentukan rasio ini adalah :

b. Debt Sevice Ratio (Rasio Pelunasan Hutang)

Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah

dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya non kas dapat

menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini

semakin besar kemampuan perusahaan menutupi hutang-

hutangnya. Perusahaan yang sehat mestinya laba yang diperoleh

jauh melebihi kewajiban pembayaran/pelunasan hutang. Adapun

formulasi yang digunakan untuk menentukan rasio ini adalah :

c. Rasio Hutang atas Aktiva

Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi

oleh aktiva. Bisa juga dibaca berapa porsi hutang dibanding dengan

aktiva. Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

29

Total HutangRasio Hutang Atas Modal = x 100%

Modal

Laba Bersih-(Bunga+Penyusutan Beban Non Kas) Rasio Pelunasan Hutang = x 100%

Pembayaran Bunga dan Pinjaman

Page 30: Ujian Tesis TRIYONO

Adapun formulasi yang digunakan untuk menentukan rasio

ini adalah :

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

James O.Gill & Moira Chatton (2003:36) mengemukakan

bahwa Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur dan membantu mengendalikan pendapatan, yaitu dengan

cara memperbesar penjualan, memperbesar margin. mendapatkan

manfaat yang lebih besar dari pengeluaran biaya-biaya, dan atau

kombinasi ketiga hal ini.

Menurut Riyanto (1999:35) bahwa rentabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu”. Umumnya di dalam perusahaan masalah rentabilitas lebih

penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belum

tentu dapat mencerminkan kalau perusahaan telah bekerja secara

efesien. Karena keefesienannya baru dapat diketahui setelah

membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal

yang menghasilkan laba.

Selanjutnya Harahap (2001:304) mengemukakan bahwa rasio

rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,

30

Total HutangRasio Hutang Atas Aktiva = x 100%

Total Aktiva

Page 31: Ujian Tesis TRIYONO

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Beberapa jenis rasio rentabilitas yang dikemukakan Harahap

(2001:304:306) adalah sebagai berikut :

a. Margin Laba (Profit Margin)

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan

bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini

semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba cukup tinggi. Adapun Formulasi yang

digunakan adalah sebagai berikut :

b. Asset Turn Over (Return On Asset)

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari

volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini

berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

31

Pendapatan BersihMargin Laba (Profit Margin) = x 100%

Penjualan

Penjualan BersihAsset Turn Over (Return On Asset) = x 100%

Total Aktiva

Page 32: Ujian Tesis TRIYONO

c. Return On Investment (Return on Equity)

Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih

bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Formulasi rasio ini adalah sebagai berikut :

d. Return On Total Asset

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh

perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Formulasi rasio ini adalah

sebagai berikut :

e. Basic Earning Power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga

dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio

ini semakin baik. Formulasi rasio ini adalah sebagai berikut :

32

Laba BersihReturn On Equity (RQE) = x 100%

Modal

Laba BersihReturn On Total Asset = x 100%

Total Asset

Laba Sebelum Bunga dan PajakBasic Earning Power = x 100%

Total Aktiva

Page 33: Ujian Tesis TRIYONO

f. Contribution Margin

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan

melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau

biaya operasional lainnya. Rasio ini dapat mengontrol

pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasional sehingga

perusahaan dapat menikmati laba. Formulasi rasio ini adalah

sebagai berikut :

4. Rasio Aktivitas

Menurut Agnes Sawir (2000:14) bahwa rasio aktifitas

mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber

daya yang ada pada pengendalianya.

James O. Giil (2002:15) mengemukakan bahwa rasio

efisiensi/Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa baik suatu

bisnis dijalankan. Rasio ini dapat menunjukkan secara cepat mengenai

seberapa baik kebijakan kredit dijalankan serta seberapa cepat

perputaran sediaan.

Harahap (2001:308) mengemukakan bahwa rasio aktivitas

menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam

menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan

kegiatan lainnya.

33

Laba BersihContribution Margin = x 100%

Penjualan

Page 34: Ujian Tesis TRIYONO

Lebih lanjut Harahap (2001:308:309) bahwa rasio akitvitas

antara lain adalah sebagai berekut:

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran

persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio

ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan

berjalan cepat. Adapun formulasi dari rasio ini adalah sebagai

berikut :

b. Recevabel Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang.

Semakin besar rasio ini semakin baik karena penagihan piutang

dilakukan dengan cepat. formulasi dari rasio ini adalah sebagai

berikut :

c. Fixed Asset Turnover

Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila

diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin

baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan

tinggi. Adapun formulasi dari rasio ini adalah sebagai berikut :

34

Harga Pokok PenjualanInventory Turn Over = x 100%

Rata-Rata Persediaan Barang

Penjualan BersihRecevabel Turn Over = x 100%

Rata-Rata Piutang

Page 35: Ujian Tesis TRIYONO

d. Total Asset Turnover

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan. Dengan kata lain seberapa jauh kemampuan

semua aktiva menciptakan penjualan. Raio ini semakin tinggi

semakin baik. Adapun formulasi dari rasio ini adalah sebagai

berikut :

5. Rasio Pertumbuhan

Menurut Harahap (2001;309) bahwa rasio pertumbuhan

menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari

tahun ke tahun.

Lebih lanjut Harahap (2001;309:310) bahwa rasio pertumbuhan

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan Penjualan

Rasio ini menunjukkan persentasi kenaikan penjualan tahun

ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi semakin baik.

Formulasi dari rasio ini adalah sebagai berikut :

35

PenjualanFixed Asset Turn Over = x 100%

Aktiva Tetap

PenjualanTotal Asset Turn Over = x 100%

Total Aset

Page 36: Ujian Tesis TRIYONO

b. Kenaikan Laba Bersih

Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan

meningkatkan laba bersih dibandingkan tahun lalu. Formulasi dari

rasio ini adalah sebagai berikut :

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Andriyanto, (1998) telah melakukan penelitian mengenai penilaian

tingkat kinerja BUMN PT. Mricantex periode 1996-1997 berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 826/KMK.013/1992 tentang

Penilaian Tingkat Kinerja Keuangan BUMN. Kesimpulan yang diperoleh

adalah pada tahun 1996 perusahaan mengalami kondisi yang tidak sehat dan

tahun 1997 perusahaan mengalami kondisi sehat sekali.

Hasil penelitian tersebut tidak berlaku umum, dalam pengertian bahwa

kesimpulan yang diperoleh melalui penelitian tersebut tidak dapat digunakan

untuk menjelaskan BUMN di wilayah lain, walaupun menggunakan tolak ukur

yang sama. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu

mengenai aspek, indicator yang akan diteliti serta model dasar yang

digunakan.

36

Penjualan Tahun Ini – Penjualan Tahun LaluKenaikan Penjualan = x 100%

Penjualan Tahun Lalu

Laba Bersih Tahun Ini – Laba Bersih Tahun LaluKenaikan Laba Bersih = x 100%

Laba Bersih Tahun Lalu

Page 37: Ujian Tesis TRIYONO

Jordan, (1996) meneliti kinerja keuangan 25 (dua puluh lima)

perusahaan air minum di Georgia dengan maksud untuk melengkapi teori

analisis rasio dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Model yang

digunakan adalah regresi dan ekonometrika dengan menggunakan informasi

yang bersumber dari laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba/rugi.

Model tersebut berisi 5 (lima) variabel untuk menghitung tingkat harta lancar,

hutang lancar, aliran kas dan tingkat biaya.

Hasil kajian menunjukkan bahwa dari 5 (lima) variabel independen

menjelaskan varian dalam jumlah hutang : current ratio, debt ti equity ratio,

interest coverage ratio, return on asset dan an operating ratio. Namun hanya

3 (tiga) terakhir yang signifikan dengan estimasi OLS.

Yuni Herawati, dkk (2003) untuk memotivasi Koperasi Unit Desa

(KUD) meningkatkan kinerjanya dan mampu bersaing dalam era globalisasi,

pemerintah meluncurkan program KUD Mandiri dengan 13 (tiga belas)

kriteria sebagai pedomannya dimana salah satu kriteria yang berkaitan dengan

rasio keuangannya dihitung dari aspek Rentabilitas, Likuiditas dan

Solvabilitas (RLS) dengan nilai terhitung 75 % sebagai ukuran kemampuan

KUD dalam mengelola dana yang diperoleh guna melaksanakan kegiatan

usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui KUD di Kabupaten Malang

yang memiliki kinerja baik dan kinerja kurang baik ditinjau dari rasio

keuangan dan mengetahui rasio keuangan mana yang signifikan dalam

mengklasifikasi kinerja baik dan kinerja kurang baik.

37

Page 38: Ujian Tesis TRIYONO

Hasil analisis dari 15 (lima belas) variabel rasio keuangan dengan

metode simultan menunjukkan bahwa semua variabel berperan dalam

memprediksi klasifikasi kinerja koperasi dengan nilai canonical correlation

sebesar 0,720 yang berarti ada hubungan yang kuat antara rasio keuangan

dengan kinerja KUD. Wilks Lambda sebesar 0,482, Chi Square 52,176 serta

signifikansi 0,000 berarti variabel pembeda (rasio keuangan) secara nyata

dapat membedakan pengelompokkan KUD.

Hasil klasifikasi KUD kedalam kelompok KUD berkinerja baik yang

semula 33 KUD dikelompokkan benar sebanyak 24 KUD (72,7%) atau terjadi

kesalahan pengelompokkan sebanyak 9 KUD (27,3%). Kelompok KUD

berkinerja kurang baik yang semula 48 KUD dikelompokkan benar sebanyak

44 KUD (91,7%) atau terjadi kesalahan pengelompokkan sebanyak 4 KUD

(8,3%).

Sedangkan analisis diskriminan dengan metode stepwise menunjukkan

bahwa dari 15 variabel dalam pengelompokkan KUD berkinerja baik dan

kurang baik sebanyak 5 variabel yang signifikan dengan nilai canonical

correlation 0,680, Wilks Lambda 0,538, Chi Square 47,470 dengan

signifikansi 0,000. Adapun 5 (lima) variabel tersebut adalah ROI (X1); NPM

(X3); DTE (X10); FALTD (X13) dan CR (X15).

Hasil klasifikasi kedalam kelompok berkinerja baik yang semula 33

KUD dikelompokkan benar sebanyak 21 KUD (63,6%) atau terjadi kesalahan

pengelompokkan sebanyak 12 KUD (36,4%). Kelompok KUD berkinerja

38

Page 39: Ujian Tesis TRIYONO

kurang baiksemula 48 KUD dikelompokkan benar sebanyak 44 KUD (91,7%)

atau terjadi kesalahan pengelompokkan sebanyak 4 KUD (8,35%).

Terdapat perubahan klasifikasi KUD berkinerja baik dan kurang baik

oleh Departemen Koperasi dengan hasil analisis diskriminan baik dengan

metode simultan maupun stepwise.

39

Page 40: Ujian Tesis TRIYONO

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Dalam rangka mengetahui Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Kinerja Keuangan PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) dilakukan

analisis dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang meliputi : Rasio

Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio

Pertumbuhan. Hasil analisis tersebut akan menggambarkan tentang

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya serta dapat

diketahui tingkat kinerja keuangan perusahaan yang telah dicapai, yang pada

akhirnya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bagi

pihak-pihak yang terkait dengan menggunakan berbagai kebijaksanaan yang

mendukung kelangsungan perusahaan tersebut.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas, maka selanjutnya

dapat digunakan untuk menyusun kerangka konseptual. Adapun kerangka

konseptual penelitian adalah sebagai berikut :

40

Page 41: Ujian Tesis TRIYONO

Gambar I. Skema Kerangka Konseptual

41

RASIO LIKUIDITAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN

PT. PUKATI PELANGI BAHANA AGROPOLITAN (PPAB)

RASIO PERTUMBUHAN

RASIO AKTIVITAS

RASIO RENTABILITAS

RASIO SOLVABILITAS

KINERJA KEUANGAN PT. PPAB

Page 42: Ujian Tesis TRIYONO

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya

melalui data empirik yang terkumpul (Sugiyono, 2006;306)

Bertolak dari identifikasi permasalahan yang telah diuraikan di atas

maka diajukan sebagai dugaan sementara terhadap objek kajian yang diteliti

adalah sebagai berikut :

1. Tingkat rasio Likuiditas PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB)

terjadi penurunan sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan

2. Tingkat rasio Solvabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB)

terjadi penurunan sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan

3. Tingkat rasio Rentabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB)

terjadi penurunan sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan

4. Tingkat rasio Aktivitas PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB)

terjadi penurunan sehingga berpengaruh terhadap kinerja keuangan

5. Tingkat rasio Pertumbuhan PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

(PPAB) terjadi Peningkatan sehingga berpengaruh terhadap kinerja

keuangan

42

Page 43: Ujian Tesis TRIYONO

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah pada perusahaan

PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo yang berlokasi

di Provinsi Gorontalo.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini direncanakan akan menggunakan waktu

selama 2 (dua) bulan lamanya yaitu dari bulan Agustus sampai bulan

September 2010.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat mencapai tujuan penelitian dan untuk membuktikan benar

tidaknya hipotesis yang telah diajukan dalam penulisan ini serta untuk

mendapatkan informasi yang objektif, akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan, maka dilakukan metode pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan serta pencatatan secara

langsung dan terstruktur pada objek penelitian menyangkut variabel yang

diangkat dalam penulisan ini.

43

Page 44: Ujian Tesis TRIYONO

2. Wawancara.

Selain itu dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang

berkompeten dengan masalah yang diteliti.

3. Dokumentansi

Yaitu berupa upaya pengumpulan data melalui pencatatan dari berbagai

dokumen yang mendukung penelitian atau bukti – bukti yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini, ada dua jenis data yang dikumpulkan oleh

peneliti guna menguji hipotesis yang diajukan. Yaitu data kuantitatif yang

berupa berbagai jenis data dalam bentuk angka-angka dalam laporan

keuangan. Serta data kualitatif yaitu data yang dapat mendukung data

kuantitatif dalam pemecahan kasus yang berupa penjelasan secara

deskriptif terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi dalam pemecahan

kasus seperti informasi – informasi yang berkaitan dengan masalah

keuangan.

2. Sumber data

a. Data Primer

Yaitu data keuangan yang diperoleh langsung dari obyek

penelitian PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo.

44

Page 45: Ujian Tesis TRIYONO

b. Data Sekunder

Yaitu data yang bersumber dari referensi kepustakaan sebagai

dasar dalam penerapan teori dan konsep operasionalisasi.

D. Metode Analisis

Untuk menguji keabsahan dari hipotesis yang merupakan jawaban

sementara penelitian, peneliti menggunakan analisis rasio keuangan yang

meliputi: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas

dan rasio pertumbuhan yang datanya berupa laporan keuangan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo selama dua tahun yaitu tahun

2008 dan tahun 2009 dengan formulasi sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar

b. Rasio Cepat

c. Rasio Kas Atas Aktiva Lancar

45

Aktiva LancarRasio Lancar = x 100 %

Hutang Lancar

Aktiva Lancar - PersediaanRasio Cepat = x 100 %

Hutang Lancar

KasRasio Kas Atas Aktiva Lancar = x 100 %

Aktiva Lancar

Page 46: Ujian Tesis TRIYONO

d. Rasio Kas Atas Hutang Lancar

e. Rasio Aktiva Lancar Atas Total Aktiva

f. Rasio Aktiva Lancar Atas Total hutang

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio Hutang Atas Modal

b. Rasio Pelunasan Hutang (Debt Service Ratio)

46

KasRasio Kas Atas Hutang Lancar = x 100 %

Hutang Lancar

Aktiva LancarRasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva = x 100%

Total Aktiva

Aktiva LancarRasio Aktiva Lancar dan Total Hutang = x 100%

Total Hutang

Total HutangRasio Hutang Atas Modal = x 100%

Modal

Laba Bersih-(Bunga+Penyusutan Beban Non Kas) Rasio Pelunasan Hutang = x 100%

Pembayaran Bunga dan Pinjaman

Page 47: Ujian Tesis TRIYONO

c. Rasio Hutang Atas Aktiva

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

a. Rasio Margin Laba (Profit Margin Ratio)

b. Asset Turn Over Ratio (Return On Asset)

c. Return On Investment Ratio (Return On Equity)

d. Return On Total Asset Ratio

47

Total HutangRasio Hutang Atas Aktiva = x 100%

Total Aktiva

Pendapatan BersihMargin Laba (Profit Margin) = x 100%

Penjualan

Penjualan BersihAsset Turn Over (Return On Asset) = x 100%

Total Aktiva

Laba BersihReturn On Equity (ROE) = x 100%

Modal

Laba BersihReturn On Total Asset = x 100%

Total Asset

Page 48: Ujian Tesis TRIYONO

e. Basic Earning Power Ratio

f. Contribution Margin Ratio

4. Rasio Aktivitas

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

b. Recevabel Turn Over Ratio

c. Fixed Asset Turn Over Ratio

48

Laba Sebelum Bunga dan PajakBasic Earning Power = x 100%

Total Aktiva

Laba BersihContribution Margin = x 100%

Penjualan

Harga Pokok PenjualanInventory Turn Over = x 100%

Rata-Rata Persediaan Barang

Penjualan BersihRecevabel Turn Over = x 100%

Rata-Rata Piutang

PenjualanFixed Asset Turn Over = x 100%

Aktiva Tetap

Page 49: Ujian Tesis TRIYONO

d. Total Asset Turn Over Ratio

5. Rasio Pertumbuhan

a. Kenaikan Penjualan

b. Kenaikan Laba Bersih

E. Defenisi Operasional

Indikator-indikator dari operasional variabel kinerja keuangan dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas indikatornya sebagai berikut :

a. Rasio Lancar, yaitu jumlah aktiva lancar dibagi dengan jumlah hutang

lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan

menutupi kewajiban jangka pendeknya.

49

PenjualanTotal Asset Turn Over = x 100%

Total Aset

Penjualan Tahun Ini – Penjualan Tahun LaluKenaikan Penjualan = x 100%

Penjualan Tahun Lalu

Laba Bersih Tahun Ini – Laba Bersih Tahun LaluKenaikan Laba Bersih = x 100%

Laba Bersih Tahun Lalu

Page 50: Ujian Tesis TRIYONO

b. Rasio Cepat, yaitu jumlah aktiva lancar dikurangi dengan persediaan

dibagi dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan

aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.

c. Rasio Kas atas Aktiva Lancar, yaitu jumlah kas dibagi dengan jumlah

aktiva lancar. Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan

dengan total aktiva lancar.

d. Rasio Kas atas Hutang Lancar, yaitu jumlah kas dibagi dengan jumlah

hutang lancar. Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi

hutang lancar

e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, yaitu jumlah aktiva lancar

dibagi dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar

atas total aktiva.

f. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang, yaitu jumlah aktiva lancar

dibagi dengan total hutang. Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar

atas total kewajiban perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas indikatornya sebagai berikut :

a. Rasio Hutang Atas Modal yaitu, total hutang dibagi dengan modal.

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat

menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini

semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan

pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah

hutang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau

manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.

50

Page 51: Ujian Tesis TRIYONO

b. Debt Service Ratio (Rasio Pelunasa Hutang), yaitu Laba bersih setelah

dikurangi bunga dan penyusutan serta beban non kas dibagi dengan

pembayaran bunga dan pinjaman. Rasio ini menggambarkan sejauh

mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya nonkas

dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio

ini semakin besar kemampuan perusahaan menutupi hutang-

hutangnya.

c. Rasio Hutang atas Aktiva, yaitu total hutang dibagi dengan total

aktiva. Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh

aktiva. Bisa juga dibaca berapa porsi hutang dibanding dengan aktiva.

Supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas indikatornya sebagai berikut:

a. Margin Laba (Profit Margin), yaitu jumlah pendapatan bersih dibagi

dengan jumlah penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar

persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.

Semakin besar rasio ini semakin baik, karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

b. Asset Turn Over (Return on Asset), yaitu jumlah penjualan bersih

dibagi dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan perputaran

aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin

baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan

meraih laba.

51

Page 52: Ujian Tesis TRIYONO

c. Retur on Investment (Return on Equity), yaitu jumlah laba bersih

dibagi dengan jumlah modal. Rasio ini menunjukan berapa persen

diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar

semakin bagus.

d. Return on Total Asset, Yaitu jumlah laba bersih dibagi dengan total

asset. Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh

perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.

e. Basic Earning Power, yaitu jumlah laba sebelum bunga dan pajak

dibagi dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan kemampuan

perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum

dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin

besar rasio ini semakin baik.

f. Contribution Margin, yaitu jumlah laba kotor dibagi dengan jumlah

penjualan. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan melahirkan

laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasional

lainnya. Rasio ini dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau

biaya operasional sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

4. Rasio Aktivitas indikatornya sebagai berikut :

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), yaitu jumlah harga

pokok penjulan dibagi dengan jumlah persediaan barang. Rasio ini

menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus

produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena

dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

52

Page 53: Ujian Tesis TRIYONO

b. Receivable Turn Over, yaitu Penjualan kredit bersih dibagi dengan

rata-rata piutang. Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan

piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang

dilakukan dengan cepat.

c. Fixed Asset Turn Over, yaitu jumlah penjualan dibagi dengan

jumlah aktiva tetap. Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva

berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini

semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan

tinggi.

d. Total Asset Turn Over, yaitu penjualan dibagi dengan total asset.

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume

penjualan. Dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva

menciptakan penjualan. Raio ini semakin tinggi semakin baik.

5. Rasio Pertumbuhan (Growth) indikatornya sebagai berikut :

a. Kenaikan Penjualan, yaitu Penjualan tahun ini kurang penjualan tahun

lalu dibagi dengan penjualan tahun lalu. Rasio ini menunjukkan

persentasi kenaikan penjualan tahun ini disbanding dengan tahun lalu.

Semakin tinggi semakin baik.

b. Kenaikan Laba Bersih, yaitu Laba bersih tahun ini kurang laba bersih

tahun lali dibagi dengan laba bersih tahun lalu. Rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih disbanding tahun

lalu.

53

Page 54: Ujian Tesis TRIYONO

54

Page 55: Ujian Tesis TRIYONO

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan atau disingkat PPBA

merupakan anak perusahaan dari PT. Kaltim Industrial Estate (KIE),

beralamat di Jalan Agus Salim No. 370 Gorontalo. Didirikan pada tanggal 16

Februari 2006 berdasarkan Akta Notaris Gunawan Budiarto, SH. Nomor 39

Tanggal 16 Februari 2006 dan Akta Perubahan Nomor 1 Tanggal 2 Juli 2007.

Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan pupuk

majemuk, dengan merek NPK Pelangi. Nama NPK Pelangi sendiri merupakan

merek dagang milik PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT), perusahaan yang

melakukan riset dan penelitian mengenai pupuk NPK dan telah didaftarkan

pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Kehakiman

dan HAM nomor IDM000041049 tanggal 08 Juli 2005. Atas pemakaian

merek ini perusahaan diharuskan membayar kompensasi sejumlah tertentu

kepada PKT sebagaimana tertuang dalam Surat Perjanjian Pemakaian Merek

NPK Pelangi.

Sesuai dengan Akta Perubahan No. 01 Tanggal 2 Juli 2007 dan

merujuk kepada Laporan Keuangan, modal dasar Perseroan berjumlah Rp.

20.000.000.000,- yang terbagi dalam 20.000 saham dengan nilai nominal

sebesar 1.000.000,- per saham. Dari keseluruhan modal dasar tersebut telah

ditempatkan dan disetor penuh oleh para pemegang saham sebagai berikut :

55

Page 56: Ujian Tesis TRIYONO

Tabel 5.1. Susunan Pemegang Saham PT. PPBA

No. Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah (Rp) %

1

2

3

4

PT. Gorontalo Fitrah Mandiri

PT. Bahana Utama Line

PT. Pupuk Kalimantan Timur

PT. Kaltim Industrial Estate

2.300 Lbr

1.250 Lbr

950 Lbr

500 Lbr

2.300.000.000

1.250.000.000

950.000.000

500.000.000

46,0

25,0

19,0

10,0

Jumlah 5.000 Lbr 5.000.000.000 100

Saham dalam Portepel 15.000 15.000.000.000

Sumber : Akta Perubahan No. 01 Tanggal 02 Juli 2007

Struktur manajemen PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan terdiri

dari 3 orang Direksi dan 2 Kepala Manager. Sedangkan fungsi

pengawasannya sesuai dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan terdiri

dari 1 orang Komisaris Utama dan 2 orang Komisaris. Jumlah karyawan

PPBA per 31 Juli 2008 sebanyak 14 orang, yang terdiri dari bagian operasi

dan produksi 9 orang serta bagian administrasi, keuangan dan umum 5 orang.

Susunan Pengurus PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan per 29 April

2008 adalah sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris :

Komisaris Utama : Ir. Abdul Halim Usman,MM

Komisaris : Ir. Herry Susanto, MM

Ir. Drs. Gandhen Aryo Nanggolo

b. Dewan Direksi :

Direktur Utama : Ir. Djoni Sastra

Direktur Keuangan : Zainudin Laisa, SE

Direktur Operasional : Yedhy Stiady Suryana, SE

56

Page 57: Ujian Tesis TRIYONO

Struktur Organisasi yang digunakan dalam operasional PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan adalah sebagai berikut :

B. ;

Gambar 2. Struktur Organisasi PT PPBA

Aktivitas usaha PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan pada awalnya

adalah untuk menjamin ketersediaan pupuk NPK untuk tanaman pangan di

daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara,

terutama dalam rangka menunjang program agropolitan dengan gerakan

Gorontalo Sejuta Ton Jagung. Namun sejak ditetapkannya pupuk NPK

sebagai pupuk bersubsidi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.

76/Permentan/OT.140/12/2007, daya saing pupuk NPK Pelangi menjadi

sangat berkurang, karena adanya disparitas harga yang sangat tinggi.

Berdasarkan SK Menteri Pertanian tersebut, Harga Eceran Tertinggi (HET)

57

Direktur Utama

SekretarisPerusahaan

Direktur Keuangan Direktur Operasional

Akuntansi &Anggaran

Manager Peroduksi dan

Pemasaran

Manager Administrasi

dan Keuangan

Administrasi& Keuangan

Umum &Personalia

Operasi &Pemeliharaan

Pemasaran& Distribusi

Logistik &Kendali Mutu

Page 58: Ujian Tesis TRIYONO

untuk pupuk NPK pelangi adalah Rp. 1.830,-per kg, sedangkan harga non

subsidi sebesar Rp. 9.669,- per kg.

Untuk mengatasi hal tersebut PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

mengalihkan penjualan dari sektor tanaman pangan ke sektor perkebunan yang

tidak memperoleh pupuk subsidi. Mengingat luas area perkebunan di daerah

Gorontalo dan sekitarnya tidak terlalu luas, maka saat ini PT. Pukati Pelangi

Bahana Agropolitan memperluas daerah pemasarannya ke seluruh Indonesia.

B. Analisis Deskriptif

Analisis kinerja keuangan PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

dilakukan dengan sekumpulan rasio keuangan yang dirancang untuk

mengungkapkan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan dan untuk

menunjukkan apakah posisi keuangannya selama ini telah membaik atau

memburuk. Analisis rasio keuangan yang digunakan meliputi : Rasio

Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio

Pertumbuhan.

Rasio Likuiditas digunakan untuk menunjukkan hubungan antara

aktiva lancar perusahaan terhadap kewajiban lancarnya, sehingga dapat dilihat

kemampuannya untuk memenuhi hutang-hutang yang jatuh tempo. Rasio

likuiditas yang digunakan meliputi ; Rasio Lancar, yaitu untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan menggunakan semua aktiva lancarnya dalam

menjamin segala hutang lancarnya. Rasio Cepat, yaitu untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan menggunakan semua aktiva lancarnya yang cepat

58

Page 59: Ujian Tesis TRIYONO

dapat diuangkan untuk menjamin segala hutang lancarnya. Rasio Kas atas

Aktiva Lancar, yaitu untuk menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan

dengan total aktiva lancar. Rasio Kas Atas Hutang Lancar, yaitu untuk

menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Rasio Aktiva

Lancar dan Total Aktiva, yaitu untuk menunjukkan porsi aktiva lancar atas

total aktiva. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang, yaitu untuk menunjukkan

porsi aktiva lancar tas total kewajiban perusahaan.

Rasio Solvabilitas digunakan untuk memberikan gambaran tentang

kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, baik

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio Solvabilitas yang

digunakan meliputi ; Rasio Hutang Atas Modal, yaitu untuk menggambarkan

sampai sejauh mana modal pemilik perusahaan dapat menutupi hutang-hutang

kepada pihak luar. Rasio Pelunasa Hutang (Debt Service Ratio), yaitu untuk

menggambarkan sejauh mana laba bersih setelah dikurangi bunga dan

penyusutan serta biaya non kas dapat menutupi kewajiban bunga dan

pinjaman. Rasio Hutang Atas Aktiva, yaitu untuk menunjukkan sejauh mana

hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Agar posisi perusahaan aman maka porsi

hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

Rasio Rentabilitas/Profitabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan menciptakan laba dengan menggunakan segenap

kemampuan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan yang bersumber dari

modal sendiri dan utang. Rasio Rentabilitas/Profitabitas yang digunakan

meliputi ; Rasio Margin Laba (Profit Margin), yaitu untuk menggambarkan

59

Page 60: Ujian Tesis TRIYONO

kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih yang diperoleh dari

setiap penjualan. Asset Turn Over (Return On Asset), yaitu untuk

menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Hal ini

berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Return On

Investment (Return On Equity), yaitu untuk menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemilik

perusahaan atas modal yang mereka investasikan kedalam perusahaan. Return

On Total Asset, yaitu untuk menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh

perusahaan dibandingkan dengan total aset. Rasio ini memberikan petunjuk

bahwa semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik kondisi perusahaan secara

keseluruhan. Basic Earning Power, yaitu untuk menunjukkan kemampuan

perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi

bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Contribution Margin, yaitu

untuk menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan

menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasional lainnya. Rasio ini dapat

mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasional sehingga

perusahaan dapat menikmati laba.

Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

perusahaan dalam mempergunakan seluruh sumber daya yang dimiliki

perusahaan. Rasio Aktivitas yang digunakan meliputi ; Rasio Perputaran

Persediaan (Inventory Turnover), yaitu untuk menunjukkan berapa cepat

perputaran persediaan perusahaan dalam siklus produksi normal. Semakin

besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan

60

Page 61: Ujian Tesis TRIYONO

berjalan cepat. Recevabel Turnover, yaitu untuk menunjukkan berapa cepat

penagihan piutang yang dilakukan perusahaan. Semakin besar rasio ini

semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Fixed Asset

Turnover, yaitu untuk menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar bila

diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena

kemampuan aktiva tetap dapat menciptakan penjualan tinggi. Total Asset

Turnover, yaitu untuk menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari

volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena kemampuan

total aktiva dapat meningkatkan penjualan.

Rasio Pertumbuhan digunakan untuk menggambarkan persentase

pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio Pertumbuhan

yang digunakan meliputi ; Rasio Kenaikan Penjualan, yaitu untuk

menunjukkan persentase kenaikan penjualan pada tahun dimaksud

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rasio Kenaikan Laba Bersih, yaitu

untuk menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih

dibandingkan tahun sebelumnya.

C. Analisis Kinerja Keuangan PT. PPBA

Tinjauan kinerja keuangan PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

dilakukan berdasarkan laporan keuangan audited yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2007 dan 31 Desember 2008 dengan menggunakan analisis rasio

keuangan yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

61

Page 62: Ujian Tesis TRIYONO

Tabel 5.2. Analisis Rasio Keuangan PT. PPBA

Indikator 31 Desember 2008 31 Desember 2009

1. LIKUIDITAS ( % )

a. Rasio Lancar 1789,55 % 196,65 %

b. Rasio Cepat 1266,26 % 143,77 %

c. Rasio Kas Atas Aktiva Tetap 0,04 % 0,02 %

d. Rasio Kas Atas Hutang Lancar 0,23 % 0,03 %

e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva 60,72 % 86,11 %

f. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang 1789,55 % 196,65 %

2. SOLVABILITAS ( % )

a. Rasio Hutang Atas Modal 3,17 % 97,21 %

b. Rasio Pelunasan Hutang -259,63% 195,28 %

c. Rasio Hutang Atas Aktiva 3,39 % 43,79 %

3. RENTABILITAS ( % )

a. Margin Laba 14,59 % -6,33 %

b. Asset Turn Over (Return On Asset) 10,27 % 111,72 %

c. Return On Investment (Return On Equity) -9,87 % 34,67 %

d. Return On Total Asset -10,58 % 15,62 %

e. Basic Earning Power -10,58 % 20,68 %

f. Contribution Margin -102,98 % 13,98 %

4. AKTIVITAS ( % )

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) 558,37 % 43,80 %

b. Recevabel Turn Over 986,99 % 550,96 %

c. Fixed Asset Turn Over 37,28 % 49,72 %

d. Total Asset Turn Over 10,27 % 10,27 %

5. PERTUMBUHAN ( % )

a. Kenaikan Penjualan 2487,83 %

b. Kenaikan Laba Bersih -451,26 %

Sumber : Hasil Olahan Data, tahun 2010

62

Page 63: Ujian Tesis TRIYONO

Dari hasil analisis yang disajikan pada table 5.2 diatas, dapat diketahui

perbandingan angka rasio keuangan PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

pada tahun 2008 dan tahun 2009 sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar

Angka rasio lancar pada tahun 2008 sebesar 1789,55% dan

pada tahun 2009 sebesar 196,65 %. Hal ini berarti terjadi penurunan

rasio lancar sebesar 1592,90 %.

b. Rasio Cepat

Angka rasio cepat pada tahun 2008 yaitu sebesar 1266,26 %

dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 143,77 %. Hal ini berarti terjadi

penurunan rasio cepat sebesar 1122,49 %.

c. Rasio Kas Atas Aktiva Tetap

Angka rasio Kas atas Aktiva Tetap pada tahun 2008 yaitu

sebesar 0,04 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,02 %. Hal ini

berarti terjadi penurunan rasio kas atas aktiva tetap sebesar 0,02 %.

d. Rasio Kas Atas Hutang Lancar

Angka rasio Kas atas Hutang Lancar pada tahun 2008 yaitu

sebesar 0,23 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,03 %. Hal ini

berarti terjadi penurunan rasio kas atas hutang lancar sebesar 0,20 %.

e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva

Angka rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva pada tahun 2008

yaitu sebesar 60,72 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 86,11 %. Hal

63

Page 64: Ujian Tesis TRIYONO

ini berarti terjadi kenaikan rasio aktiva lancar dan total aktiva sebesar

25,39 %.

f. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang

Angka rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang pada tahun 2008

yaitu sebesar 1789,55 % dan pada tahun 2009 sebesar 196,65 %. Hal

ini berarti terjadi penurunan rasio aktiva lancar dan total hutang

sebesar 1592,90 %.

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio Hutang Atas Modal

Angka rasio Hutang atas Modal pada tahun 2008 yaitu sebesar

3,17 %, dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 97,21 %. Hal ini berarti

terjadi kenaikan rasio hutang atas modal sebesar 94,04 %.

b. Rasio Pelunasan Hutang (Debt Service Ratio)

Angka rasio Pelunasan Hutang pada tahun 2008 yaitu sebesar

minus 259,63 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 195,28 %. Hal ini

berarti terjadi kenaikan rasio pelunasan hutang sebesar 454,91 %.

c. Rasio Hutang Atas Total Aktiva

Angka rasio Hutang atas Total Aktiva pada tahun 2008 yaitu

sebesar 3,17 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 97,21 %. Hal ini

berarti terjadi kenaikan rasio hutang atas total aktiva sebesar 94,04 %.

64

Page 65: Ujian Tesis TRIYONO

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

a. Rasio Margin Laba (Profit Margin)

Angka rasio Margin Laba pada tahun 2008 yaitu sebesar

14,59% dan pada tahun 2009 yaitu sebesar minus 6,33 %. Hal ini

berarti telah terjadi penurunan pada rasio margin laba sebesar 20,92 %.

b. Asset Turn Over Ratio (Return On Asset)

Angka Asset Turn Over Ratio pada tahun 2008 yaitu sebesar

0,10 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 111,72 %. Hal ini berarti

telah terjadi kenaikan Asset Turn Over Ratio sebesar 101,45 %.

c. Return On Investment Ratio (Return on Equity)

Angka Return On Investment Ratio pada tahun 2008 yaitu

sebesar minus 9,87 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,67 %. Hal

ini berarti telah terjadi kenaikan Return On Investmen Ratio sebesar

44,54 %.

d. Return On Total Asset Ratio

Angka Return On Total Asset Ratio pada tahun 2008 yaitu

minus 10,58 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 15,62 %. Hal ini

berarti telah terjadi kenaikan Return On Total Asset Ratio sebesar

26,20%.

e. Basic Earning Power

Angka Basic Earning Power Ratio pada tahun 2008 yaitu

sebesar minus 10,58 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 20,68 %.

65

Page 66: Ujian Tesis TRIYONO

Hal ini berarti telah terjadi kenaikan Basic Earning Power Ratio

sebesar 31,26 %.

f. Contribution Margin Ratio

Angka Contribution Margin Ratio pada tahun 2008 yaitu

sebesar minus 102,98 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 13,98 %.

Hal ini berarti telah terjadi kenaikan Contribution Margin Ratio

sebesar 116,96 %.

4. Rasio Aktivitas

a. Ratio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Angka Rasio Perputaran Persediaan pada tahun 2008 yaitu

sebesar 558,37 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 43,80 %. Hal ini

berarti telah terjadi penurunan rasio perputaran persediaan sebesar

514,57 %

b. Recevabel Turnover Ratio

Angka Recevabel Turnover Ratio pada tahun 2008 yaitu

sebesar 986,99 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 550,96 %. Hal ini

berarti telah terjadi penurunan Recevabel Turnover Ratio sebesar

436,03 %.

c. Fixed Asset Turnover

Angka Fixed Asset Turnover Ratio pada tahun 2008 yaitu

sebesar 37,28 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 49,72 %. Hal ini

berarti telah terjadi kenaikan Fixed Asset Turnover Ratio yang sangat

tajam sebesar 12,44 %.

66

Page 67: Ujian Tesis TRIYONO

d. Total Asset Turnover Ratio

Angka Total Asset Turnover Ratio pada tahun 2008 yaitu

sebesar 10,27 % dan pada tahun 2009 yaitu sebesar 111,72 %. Hal ini

berarti telah terjadi kenaikan Total Asset Turnover Ratio sebesar

101,45 %.

5. Rasio Pertumbuhan

a. Rasio Kenaikan Penjualan

Angka rasio kenaikan penjualan dari tahun 2008 ke tahun 2009

yaitu sebesar 2487,83 %.

b. Kenaikan Laba Bersih

Angka rasio kenaikan laba bersih dari tahun 2008 ke tahun

2009 yaitu sebesar minus 451,26 %.

Dari hasil analisis data tersebut, maka dapat disajikan perbandingan

angka rasio pada tahun 2008 dengan tahun 2009 seperti terlihat pada tabel 5.3.

sebaga berikut :

67

Page 68: Ujian Tesis TRIYONO

Tabel 5.3. Perbandingan Angka Rasio tahun 2008 dan tahun 2009

Naik (N), Turun (T) dan Sama Dengan (=)

Indikator Perbandingan Nilai Perubahan

1. LIKUIDITAS ( % )

a. Rasio Lancar Turun 1592,90 %

b. Rasio Cepat Turun 1122,49 %

c. Rasio Kas Atas Aktiva Tetap Turun 0,02 %

d. Rasio Kas Atas Hutang Lancar Turun 0,20 %

e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva Naik 25,39 %

f. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang Turun 1592,90 %

2. SOLVABILITAS ( % )

a. Rasio Hutang Atas Modal Naik 94,04 %

b. Rasio Pelunasan Hutang Naik 454,91 %

c. Rasio Hutang Atas Aktiva Naik 94,04 %

3. RENTABILITAS ( % )

a. Margin Laba Turun 20,92 %

b. Asset Turn Over (Return On Asset) Naik 101,45 %

c. Return On Investment (Return On Equity) Naik 44,54 %

d. Return On Total Asset Naik 26,20 %

e. Basic Earning Power Naik 31,26 %

f. Contribution Margin Naik 116,96 %

4. AKTIVITAS ( % )

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Turun 514,57 %

b. Recevabel Turn Over Turun 436,03 %

c. Fixed Asset Turn Over Naik 12,44 %

d. Total Asset Turn Over Naik 101,45 %

5. PERTUMBUHAN ( % )

a. Kenaikan Penjualan Naik 24,88 %

b. Kenaikan Laba Bersih Naik -4,51 %

Sumber : Hasil Olahan Data, Tahun 2010

68

Page 69: Ujian Tesis TRIYONO

D. Pembahasan

Untuk melakukan analisis kinerja keuangan PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan digunakan analisis rasio keuangan. Adapun rasio-rasio yang

dianalisis dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok rasio keuangan, yaitu :

rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas dan rasio

pertumbuhan.

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar

Rasio Lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan

kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio lancar berarti semakin baik

likuiditas perusahaan dalam arti kemampuan untuk membayar

kewajiban jangka pendek semakin baik. Angka rasio lancar pada tahun

2008 sebesar 1789,55%, artinya perusahaan mampu untuk

mengembalikan kewajiban jangka pendek karena aktiva lancar jauh

lebih besar dari kewajiban jangka pendeknya.

Pada tahun 2009 angka rasio lancar yang diperoleh sebesar

196,65%, artinya perusahaan masih mampu untuk mengembalikan

kewajiban jangka pendek karena aktiva lancar juga masih lebih besar

dari kewajiban jangka pendeknya. Aktiva lancar perusahaan meningkat

akan tetapi peningkatan aktiva lancar diikuti juga oleh kewajiban

lancar yang meningkat pula, sehingga rasio lancar perusahaan

mengalami penurunan, yaitu sebesar 1592,90%. Rasio Lancar

mengalami penurunan berarti perbandingan antara aktiva lancar dan

69

Page 70: Ujian Tesis TRIYONO

kewajiban lancar menurun atau kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendek kurang baik. Jika Rasio Lancar

ditingkatkan akan mengakibatkan peningkatan kinerja keuangan

perusahaan dan sebaliknya bila Rasio Lancar menurun akan

menyebabkan juga penurunan kinerja keuangan perusahaan.

b. Rasio Cepat

Rasio Cepat merupakan perbandingan antara jumlah aktiva

lancar dikurangi persediaan dengan jumlah kewajiban lancar.

Persediaan biasanya dianggap merupakan asset yang paling tidak

likuid, ketidaklikuidan ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap

yang dilalui untuk sampai menjadi kas (yang berarti waktu yang

diperlukan untuk menjadi kas semakin lama), dan juga karena adanya

ketidakpastian nilai persediaan. Angka rasio cepat pada tahun 2008

sebesar 1266,26% dan pada tahun 2009 sebesar 143,77%, artinya rasio

cepat perusahaan mengalami penurunan yaitu sebesar 1122,49%.

Perusahaan masih mampu untuk mengembalikan kewajiban jangka

pendek karena aktiva lancar setelah dikurangi persediaan juga masih

lebih besar dari kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban

jangka pendek yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia,

efek/surat berharga dan piutang yang dapat segera diuangkan/likuid,

sehingga resiko likuiditas dapat dikurangi dan kepercayaan pasar

terhadap perusahaan akan lebih baik.

70

Page 71: Ujian Tesis TRIYONO

c. Rasio Kas Atas Aktiva Lancar

Rasio Kas Atas Aktiva Lancar merupakan perimbangan antara

jumlah kas dibagi dengan jumlah aktiva lancar. Angka rasio Kas Atas

Aktiva Lancar pada tahun 2008 sebesar 0,04 % dan pada tahun 2009

sebesar 0,02%, artinya rasio Kas Atas Aktiva Lancar perusahaan

mengalami penurunan yaitu sebesar 0,02%. Hal ini disebabkan adanya

ketidakseimbangan kenaikan jumlah kas dibandingkan jumlah aktiva

lancar.

d. Rasio Kas Atas Hutang Lancar

Rasio Kas Atas Hutang Lancar merupakan perbandingan antara

jumlah kas dibagi dengan jumlah hutang lancar. Hasil analisis

menunjukkan bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera

harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan mengalami

penurunan. Angka rasio Kas Atas Hutang Lancar pada tahun 2008

sebesar 0,23% dan pada tahun 2009 sebesar 0,03%, artinya rasio Kas

Atas Hutang Lancar perusahaan mengalami penurunan yaitu sebesar

0,20%. Hal ini disebabkan adanya peningkatan yang sangat tajam

jumlah hutang lancar per 31 desember 2008 sebesar 158.277.138 naik

sebesar 4.702.043.456 dibandingkan posisi per 31 Desember 2009

sebesar 4.860.320.594.

e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva

Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva merupakan

perbandingan antara aktiva lancar dengan total aktiva. Hasil analisis

71

Page 72: Ujian Tesis TRIYONO

menunjukkan bahwa angka rasio aktiva lancar dan total aktiva pada

tahun 2008 sebesar 60,72 % dan pada tahun 2009 sebesar 86,11 %. Hal

ini berarti telah terjadi kenaikan angka rasio sebesar 25,39 %. Jadi

jumlah total aktiva mengalami peningkatan yang juga dibarengi oleh

meningkatnya jumlah aktiva lancar. Dengan meningkatnya rasio aktiva

lancar dan total aktiva akan memudahkan perusahaan mengembangkan

usaha dan memenuhi permintaan pasar. Usaha yang semakin

berkembang akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

f. Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang

Rasio Aktiva Lancar dan Total Hutang merupakan

perbandingan antara aktiva lancar dengan total hutang. Hasil analisis

menunjukkan bahwa angka rasio aktiva lancar dan total hutang pada

tahun 2008 sebesar 1789,55 % dan pada tahun 2009 sebesar 196,65 %.

Hal ini berarti telah terjadi penurunan angka rasio sebesar 1592,90 %.

Namun demikian perusahaan mampu untuk membayar total hutang

dari aktiva lancar, karena jumlah aktiva lancar jauh lebih besar dari

total hutangnya.

Secara umum Rasio Likuiditas perusahaan mengalami penurunan.

Hampir seluruh indikator pada rasio likuiditas mengalami penurunan,

kecuali pada rasio aktiva lancar atas total aktiva yang mengalami kenaikan

angka rasio sebesar 25,39 %. Penurunan tertinggi terjadi pada rasio lancar

dan rasio aktiva lancar atas total hutang sebesar 1592,90 %. Hal ini

disebabkan karena pada kedua rasio ini memiliki angka perbandingan yang

72

Page 73: Ujian Tesis TRIYONO

sama. Diikuti penurunan pada rasio cepat sebesar 1266,26 %, kemudian

rasio kas atas hutang lancar sebesar 0,20 % dan rasio kas atas aktiva lancar

sebesar 0,02 %.

Dengan demikian berdasarkan hipotesis pertama yang menyatakan

bahwa kinerja keuangan pada Tingkat Rasio Likuiditas PT. Pukati Pelangi

Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan dapat diterima atau

terbukti.

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio Hutang Atas Modal

Rasio Hutang Atas Modal merupakan ukuran yang

digunakan untuk melihat besarnya hutang

dibandingkan dengan modal sendiri. Makin besar rasio

hutang atas modal berarti makin besar jumlah hutang

yang digunakan untuk membelanjai aktiva perusahaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa angka rasio hutang atas modal pada

tahun 2008 sebesar 3,17 % dan pada tahun 2009 sebesar 97,21 %. Hal

ini berarti telah terjadi kenaikan angka rasio sebesar 94,04 %, yang

artinya perusahaan mengalami penurunan kinerja keuangan dimana

jumlah total hutang pada tahun 2008 sebesar 158.277.138 naik sebesar

4.702.043.456 dibandingkan pada tahun 2009 sebesar

4.860.320.594, yang diambil dari jumlah modal yang sama pada tahun

2008 dan 2009 sebesar 5.000.000.000.

73

Page 74: Ujian Tesis TRIYONO

b. Rasio Pelunasan Hutang (Debt Service Ratio)

Rasio Pelunasan Hutang yaitu laba bersih setelah dikurangi

bunga dan penyusutan serta beban non kas dibagi dengan pembayaran

bunga dan pinjaman. Jika angka rasio pelunasan hutang

besar maka laba bersih perusahaan memiliki

kemampuan untuk melunasi hutang yaitu dari bunga

dan pinjaman, sedangkan jika angka rasio pelunasan

hutang kecil maka hutang perusahaan makin kecil dan

laba bersih akan semakin meningkat. Hasil analisis

menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun 2008 sebesar minus

259,63 % dan pada tahun 2009 sebesar 195,28 %. Hal ini berarti telah

terjadi kenaikan angka rasio sebesar 454,91 %.

c. Rasio Hutang Atas Aktiva

Rasio Hutang Atas Aktiva merupakan perbandingan antara

jumlah total hutang dibagi dengan jumlah total aktiva. Hasil analisis

menunjukkan bahwa angka rasio hutang atas aktiva pada tahun 2008

sebesar 3,39 % dan pada tahun 2009 sebesar 43,79 %, artinya rasio

hutang atas aktiva perusahaan mengalami kenaikan yaitu sebesar

40,40%. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah total aktiva

yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pada jumlah total

hutang, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang cukup besar

untuk menutupi jumlah hutang dari jumlah aktiva.

74

Page 75: Ujian Tesis TRIYONO

Hasil analisis pada Rasio Solvabilitas perusahaan mengalami

kenaikan pada seluruh indikator. Kenaikan tertinggi terjadi pada rasio

pelunasan hutang yaitu sebesar 454,91 %, kemudian diikuti kenaikan pada

rasio hutang atas modal sebesar 94,04 %, dan kenaikan rasio hutang atas

aktiva yaitu sebesar 40,40 %

Dengan demikian berdasarkan hipotesis kedua yang menyatakan

bahwa kinerja keuangan pada Tingkat Rasio Solvabilitas PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan tidak dapat

diterima atau tidak terbukti, dan untuk itu menerima hipotesis alternatif

yang menyatakan bahwa Rasio Solvabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB) mengalami kenaikan.

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

a. Rasio Margin Laba (Profit Margin)

Rasio Margin Laba (Profit Margin) merupakan perbandingan

antara laba bersih dengan penjualan. Profit Margin merupakan ukuran

untuk mengukur efisiensi terhadap omset penjualan, dengan kata lain

sampai seberapa besar keuntungan yang diterima dibandingkan dengan

omset penjualan yang dapat diraih, makin tinggi rasio ini maka makin

efisien usaha yang dilakukan dari penjualan pada konsumen. Dari hasil

analisis menunjukkan terjadi penurunan sebesar 20,92 % yaitu dimana

pada tahun 2008 angka rasio yang diperoleh sebesar 14,59 % menurun

menjadi minus 6,33 % pada tahun 2008. Hal ini disebabkan terjadinya

75

Page 76: Ujian Tesis TRIYONO

penurunan laba bersih yang diperoleh dibandingkan kenaikan

penjualan yang dialami perusahaan.

b. Asset Turn Over Ratio (Return On Asset)

Asset Turn Over Ratio (Return On Asset) merupakan

perbandingan antara jumlah penjualan bersih dibagi dengan total

aktiva. Hasil analisis menunjukkan bahwa angka rasio yang diperoleh

pada tahun 2008 yaitu sebesar 10,27 % dan pada tahun 2009 sebesar

111,72 %, artinya penjualan bersih atas aktiva perusahaan mengalami

kenaikan sebesar 101,45 %. Hal ini berarti terjadi perputaran nilai

aktiva yang sangat cepat dari volume penjualan perusahaan.

c. Return On Investment Ratio (Return OnEquity)

Return On Investment Ratio (Return OnEquity) merupakan

perbandingan antara jumlah laba bersih dibagi dengan jumlah modal.

Hasil analisis menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun 2008

sebesar minus 9,87 % dan pada tahun 2009 sebesar 34,67 %. Hal ini

berarti telah terjadi kenaikan angka rasio sebesar 44,54 %. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh peningkatan laba bersih

dari jumlah modal yang sama yang dimiliki perusahaan.

d. Return On Total Asset Ratio

Return On Total Asset Ratio merupakan perbandingan antara

jumlah laba bersih dengan total asset yang dimiliki perusahaan. Hasil

76

Page 77: Ujian Tesis TRIYONO

analisis menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun 2008 sebesar

minus 10,58 % dan pada tahun 2009 sebesar 15,62 %. Hal ini berarti

telah terjadi kenaikan angka rasio sebesar 26,20 %. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh peningkatan laba bersih

diukur dari jumlah total aset dimiliki perusahaan yang juga mengalami

kenaikan.

e. Basic Earning Power Ratio

Basic Earning Power Ratio merupakan perbandingan antara

jumlah laba sebelum pajak dengan total ativa yang dimiliki

perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun

2008 sebesar minus 10,58 % dan pada tahun 2009 sebesar 20,68 %.

Hal ini berarti telah terjadi kenaikan angka rasio sebesar 31,26 %. Hal

ini menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh peningkatan laba

bersih diukur dari laba yang dipengaruhi pajak setelah dibagi dengan

jumlah total aktiva dimiliki perusahaan.

f. Contribution Margin Ratio

Contribution Margin Ratio merupakan perbandingan antara

laba kotor dengan jumlah penjualan. Rasio ini untuk mengukur

efisiensi terhadap laba setelah digunakan untuk menutupi biaya-biaya

tetap atau biaya operasional lainnya dari hasil penjualan, makin tinggi

rasio ini maka makin efisien usaha yang dilakukan.. Dari hasil analisis

menunjukkan terjadi kenaikan angka rasio sebesar 116,96 % yaitu

dimana pada tahun 2008 angka rasio yang diperoleh sebesar minus

77

Page 78: Ujian Tesis TRIYONO

102,98 % naik menjadi 13,98 % pada tahun 2009. Hal ini disebabkan

karena perbandingan kenaikan yang begitu tajam antara laba kotor

dibandingkan dengan kenaikan jumlah penjualan.

Secara umum Rasio Rentabilitas/Profitabilitas perusahaan

mengalami kenaikan. Hampir seluruh indikator pada rasio

Rentabilitas/Profitabilitas mengalami kenaikan, kecuali pada rasio Margin

Laba (Profit Margin) mengalami penurunan sebesar 20,92 %. Kenaikan

tertinggi terjadi pada Contribution Margin Ratio yaitu sebesar 116,96 %,

dan diikuti kenaikan pada Asset Turn Over Ratio (Return On Asset)

sebesar 101,45 %, kemudian kenaikan Return On Investment Ratio

(Return On Equity) sebesar 44,54 %, kenaikan Basic Earning Power Ratio

sebesar 31,26 % dan kenaikan Return On Total Asset Ratio yaitu sebesar

26,20 %.

Dengan demikian berdasarkan hipotesis ketiga yang menyatakan

bahwa kinerja keuangan pada Tingkat Rasio Rentabilitas/Profitabilitas PT.

Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan tidak dapat

diterima atau tidak terbukti, dan untuk itu menerima hipotesis alternatif

yang menyatakan bahwa Rasio Rentabilitas/Profitabilitas PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) mengalami kenaikan.

4. Rasio Aktivitas

a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) merupakan

perbandingan antara jumlah harga pokok penjualan dengan jumlah

78

Page 79: Ujian Tesis TRIYONO

persediaan barang yang dimiliki perusahaan. Hasil analisis

menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun 2008 sebesar 558,37 %

dan pada tahun 2009 sebesar 43,80 %, artinya telah terjadi penurunan

angka rasio sebesar 514,57 %. Penurunan pengelolaan perputaran

persediaan yang cukup tinggi ini mengindikasikan bahwa semakin

rendahnya persediaan berputar dan menandakan tidak tercapainya

efektivitas pengendalian persediaan serta manajemen persediaan yang

tidak baik.

b. Receivable Turn Over Ratio

Receivable Turn Over Ratio merupakan perbandingan antara

jumlah penjualan kredit bersih dengan jumlah piutang perusahaan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun 2008

sebesar 986,99 % dan pada tahun 2009 sebesar 550,96 %, artinya telah

terjadi penurunan angka rasio sebesar 436,03 %. Meskipun telah

terjadi penurunan, perusahaan melakukan penagihan piutang dengan

cepat karena masih memperoleh angka rasio yang cukup tinggi.

c. Fixed Asset Turn Over Ratio

Fixed Asset Turn Over Ratio merupakan perbandingan antara

jumlah penjualan dengan jumlah aktiva tetap. Hasil analisis

menunjukkan bahwa angka rasio pada tahun 2008 sebesar 37,28 % dan

pada tahun 2009 sebesar 49,72 %, artinya telah terjadi kenaikan angka

rasio sebesar 12,44 %. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan

berkemampuan menghasilkan penjualan yang relatif tinggi, hal ini

79

Page 80: Ujian Tesis TRIYONO

terlihat dari kenaikan angka rasio yang menggambarkan efektifitas

dalam penggunaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

d. Total Asset Turn Over Ratio

Total Asset Turn Over Ratio merupakan perbandingan antara

penjualan dengan total asset. Hasil analisis menunjukkan bahwa angka

rasio pada tahun 2008 sebesar 10,27 % dan pada tahun 2009 sebesar

111,72 %, artinya telah terjadi kenaikan angka rasio sebesar 101,45%.

Peningkatan terhadap Total Asset Turn Over Ratio berarti bahwa

perusahaan berkemampuan memutarkan dana yang tertanam dalam

keseluruhan asset/aktiva untuk menghasilkan pendapatan perusahaan

yang berasal dari pendapatan penjualan.

Rata-rata Rasio Aktivitas perusahaan mengalami penurunan.

sebesar 418,36 %. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan angka

rasio yang sangat tajam pada rasio perputaran persediaan dan diikuti

penurunan pada Receivable Turn Over Ratio sebesar 436,06 %,

dibandingkan dengan kenaikan angka rasio pada Fixed Asset Turn Over

Ratio sebesar 12,44 % dan kenaikan Total Asset Turn Over Ratio sebesar

101,45 %.

Dengan demikian berdasarkan hipotesis keempat yang menyatakan

bahwa kinerja keuangan pada Tingkat Rasio Aktivitas PT. Pukati Pelangi

Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan dapat diterima atau

terbukti.

80

Page 81: Ujian Tesis TRIYONO

5. Rasio Pertumbuhan

a. Rasio Kenaikan Penjualan

Rasio Kenaikan Penjualan merupakan perbandingan antara

penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun lalu yang dibagi dengan

penjualan tahun lalu. Operasionalisasi perusahaan berjalan pada tahun

2008 sehingga penjualan perusahaan belum dapat dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Hasil analisis pada tahun 2009

menunjukkan kenaikan angka rasio kenaikan penjualan sebesar

2487,83%. Peningkatan terhadap Rasio Kenaikan Penjualan berarti

bahwa perusahaan mampu meningkatkan hasil penjualan perusahaan

dari tahun sebelumnya.

b. Rasio Kenaikan Laba Bersih

Rasio Kenaikan Laba Bersih merupakan perbandingan antara

laba bersih tahun ini dikurangi laba bersih tahun lalu yang dibagi

dengan laba bersih tahun lalu. Operasionalisasi perusahaan berjalan

pada tahun 2008 sehingga laba bersih perusahaan belum dapat

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hasil analisis pada tahun

2009 menunjukkan angka rasio sebesar 451,26 %. Hal ini disebabkan

karena telah terjadi kenaikan laba bersih perusahaan sebesar

81

Page 82: Ujian Tesis TRIYONO

2.226.819.644 yaitu dari minus 493.468.240 pada tahun 2008 menjadi

1.733.351.404 pada tahun 2009.

Secara umum Rasio Pertumbuhan perusahaan mengalami

kenaikan. Kedua indikator pada rasio pertumbuhan mengalami kenaikan.

Peningkatan rasio kenaikan penjualan perusahaan sebesar 2487,83 %

diikuti juga oleh kenaikan laba bersih perusahaan sebesar 451,26 %.

Dengan demikian berdasarkan hipotesis kelima yang menyatakan

bahwa kinerja keuangan pada Tingkat Rasio Pertumbuhan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi kenaikan dapat diterima atau

terbukti.

82

Page 83: Ujian Tesis TRIYONO

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo pada rasio likuiditas

mengalami penurunan. Seluruh indikator pada rasio ini terjadi penurunan,

kecuali pada rasio aktiva lancar atas total aktiva yang mengalami kenaikan

angka rasio sebesar 25,39 %. Penurunan tertinggi terjadi pada rasio lancar

dan rasio aktiva lancar atas total hutang sebesar 1592,90 %, disebabkan

karena pada kedua rasio ini memiliki angka perbandingan yang sama.

Diikuti penurunan pada rasio cepat sebesar 1266,26 %, kemudian rasio kas

atas hutang lancar sebesar 0,20 % dan rasio kas atas aktiva lancar sebesar

0,02 %. Hal ini disebabkan karena peningkatan aktiva lancar tidak

sebanding dengan peningkatan kewajiban lancar, peningkatan kas yang

tidak sebanding dengan peningkatan aktiva lancar dan juga peningkatan

kas tidak sebanding dengan peningkatan kewajiban lancar. Dengan

demikian berdasarkan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kinerja

keuangan pada Tingkat Rasio Likuiditas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan dapat diterima atau terbukti.

83

Page 84: Ujian Tesis TRIYONO

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo pada rasio solvabilitas

mengalami peningkatan. Seluruh indikator pada Rasio ini mengalami

kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada rasio pelunasan hutang yaitu

sebesar 454,91 %, kemudian diikuti kenaikan pada rasio hutang atas modal

sebesar 94,04 %, dan kenaikan rasio hutang atas aktiva yaitu sebesar 40,40

%. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah hutang

dibandingkan dengan modal perusahaan yang jumlahnya tetap,

peningkatan laba bersih setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta

beban non kas yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan

pembayaran bunga dan pinjaman, dan juga peningkatan total hutang lebih

kecil dibandingkan dengan peningkatan jumlah aktiva. Dengan demikian

berdasarkan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kinerja keuangan

pada Tingkat Rasio Solvabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan

(PPAB) terjadi penurunan tidak dapat diterima atau tidak terbukti, dan

untuk itu menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa Rasio

Solvabilitas PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) mengalami

peningkatan.

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo pada rasio

rentabilitas/profitabitas mengalami peningkatan. Hampir seluruh indikator

pada rasio ini mengalami kenaikan, kecuali pada rasio Margin Laba (Profit

Margin) mengalami penurunan sebesar 20,92 %, disebabkan adanya

84

Page 85: Ujian Tesis TRIYONO

penurunan pendapatan bersih dibandingkan dengan jumlah penjualan yang

mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada Contribution Margin

Ratio yaitu sebesar 116,96 %, dan diikuti kenaikan pada Asset Turn Over

Ratio (Return On Asset) sebesar 101,45 %, kemudian kenaikan Return On

Investment Ratio (Return On Equity) sebesar 44,54 %, kenaikan Basic

Earning Power Ratio sebesar 31,26 % dan kenaikan Return On Total Asset

Ratio yaitu sebesar 26,20 %. Hal ini disebabkan karena adanya perputaran

aktiva yang cepat dalam mengasilkan laba, peningkatan laba bersih dari

modal yang tetap, peningkatan laba bersih yang dihasilkan dari total aset

perusahaan, peningkatan laba bersih sebelum pajak yang dihasilkan dari

total aktiva perusahaan, dan juga peningkatan kemampunan perusahaan

menutupi biaya-biaya operasional dari laba kotor hasil penjualan. Dengan

demikian berdasarkan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kinerja

keuangan pada Tingkat Rasio Rentabilitas/Profitabilitas PT. Pukati Pelangi

Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan tidak dapat diterima atau

tidak terbukti, dan untuk itu menerima hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa Rasio Rentabilitas/Profitabilitas PT. Pukati Pelangi

Bahana Agropolitan (PPAB) mengalami peningkatan.

4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo pada rasio Aktivitas

mengalami penurunan. Rata-rata Rasio Aktivitas perusahaan mengalami

penurunan. sebesar 418,36 %. Meskipun terjadi kenaikan angka rasio pada

Fixed Asset Turn Over Ratio sebesar 12,44 % dan kenaikan Total Asset

85

Page 86: Ujian Tesis TRIYONO

Turn Over Ratio sebesar 101,45 % tnamun tidak sebanding dengan

penurunan angka rasio yang sangat tajam pada rasio perputaran persediaan

sebesar 514,57 % dan diikuti penurunan pada Receivable Turn Over Ratio

sebesar 436,06 %,. Hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah harga

pokok penjualan dibandingkan dengan jumlah persediaan barang yang

mengalami kenaikan dan peningkatan jumlah penjulan kredit yang tidak

sebanding dengan peningkatan rata-rata piutang perusahaan. Dengan

demikian berdasarkan hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kinerja

keuangan pada Tingkat Rasio Aktivitas PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB) terjadi penurunan dapat diterima atau terbukti.

5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kinerja keuangan PT. Pukati

Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) Gorontalo pada rasio pertumbuhan

mengalami peningkatan. Kedua indikator pada rasio ini mengalami

kenaikan, peningkatan rasio kenaikan penjualan perusahaan sebesar

2487,83 % diikuti juga oleh kenaikan laba bersih perusahaan sebesar

451,26 %. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah penjualan

perusahaan sehingga laba bersih perusahaan juga mengalami kenaikan.

Dengan demikian berdasarkan hipotesis kelima yang menyatakan bahwa

kinerja keuangan pada Tingkat Rasio Pertumbuhan PT. Pukati Pelangi

Bahana Agropolitan (PPAB) terjadi peningkatan dapat diterima atau

terbukti.

86

Page 87: Ujian Tesis TRIYONO

B. Saran

1. Bahwa kinerja keuangan perusahaan PT. Pukati Pelangi Bahana

Agropolitan (PPAB) sangat ditentukan oleh seberapa besar tingkat rasio

Likuiditas, tingkat rasio Solvabilitas, tingkat rasio Rentabilitas, tingkat

rasio Aktivitas, dan tingkat rasio Pertumbuhan. Olehnya pihak perusahaan

harus dapat menjaga stabilitas rasio tersebut sehingga tidak terjadi

penurunan.

2. Agar PT. Pukati Pelangi Bahana Agropolitan (PPAB) dapat melakukan

diversifikasi usaha, sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha dan

pencapaian laba yang maksimal.

87

Page 88: Ujian Tesis TRIYONO

DAFTAR PUSTAKA

Andriyanto, W.A, 1998, "Penilaian Tingkat Kinerja BUMN", Antisipasi, Volume 2, Nomor 1, 135-159.

Brigham & Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

_______________, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gaffar, 1998, Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Penetapan Price Earning Ratio Perdana Perusahaan Go Publik, Tesis Bandung.

Harahap Safri, Sofyan., 1993,. Teori Akuntansi, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Helfert Erich A, 1997, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta

Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek), Buku Satu, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta

___________, 1998, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek), Buku Dua, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Husnan, Suad, & Pujiastuti, Enny, 1998, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Jordan, Witt and Wilson,1996, "Modeling Water Utility Financial Performance", Water Resources Bulletin, volume32, No.1, 137-144.

Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Penerbit Unit Akademi Manajeman Perusahaan YKPN.

Manullang, M. 2005, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta

Martono, Harjito,D Agus, 2005, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit Ekonosia, Yogyakarta

Margaretha Farah, 2004, Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

88

Page 89: Ujian Tesis TRIYONO

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Edisi Tiga, Penerbit Salemba Empat Universitas Gaja Mada

Munawir S., 2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberti, Yogyakarta

Mus, Abdul Rahman, 2007, Keputusan Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Penerbit PT. Umithoha Ukhuwah Grafika, Makassar

Prastowo Dwi D, & Julianty Rifka, 2005, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi Edisi Kedua, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Rahmawati Siti, 2004, Analisis Manajemen Struktur Modal Kerja Dan Likuiditas Pada PT INKA Madiun Periode 2000 -2004, Bandung

Riyanto, Bambang, 2000, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Penerbit BPFE, Jogyakarta.

Sartono Agus, 2000, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta

Sawir Agnes, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kedua, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Subardi, Agus, 1995, Manajemen Keuangan, Jilid 1, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Sutrisno, H, 2007, Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi), Cetakan kelima, Penerbit EKONISIA, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta

Syamsuddin, Lukman, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta

Umar, Husein, 2000, Research Methods in Finance and Banking, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Van Horne, James C, 2005, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Weston, J. Fred & Copeland, Thomas E, 2000, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Jilid 1, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Yuni Herawati, 2003, Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Malang, Malang

89