ujian kasus gangguan psikosomatik

35
GANGGUAN PSIKOSOMATIK Hubungan antara psikis (jiwa) dan soma (badan) telah menjadi perhatian para ahli dan para peneliti sejak dahulu. Keduanya (psikis dan soma) saling terkait secara erat dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Kedua aspek saling mempengaruhi yang selanjutnya tercermin dengan jelas dalam ilmu kedokteran psikosomatik. Di masa prasejarah masyarakat percaya bahwa penyakit disebabkan oleh kekuatan roh jahat/setan. Oleh karena itu pengobatannya harus dilakukan dengan mantera-mantera. Di masa peradaban kuno kemudian dipercaya bahwa pikiran memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi badan, sehingga gangguan pada badan tidak bisa disembuhkan tanpa mengobati kepalanya (pikiran). Dalam perkembangannya tidak hanya aspek fisis dan psikis saja yang menjadi titik perhatian, tetapi juga aspek spiritual (agama) dan lingkungan merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai keadaan kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai dengan definisi WHO tentang pengertian sehat yang meliputi kesehatan fisis, psikologis, sosial, dan spiritual. Jadi mempunyai 4 dimensi yaitu bio-psiko-sosio-spiritual. Dalam pengertian kedokteran psikosomatik secara luas, aspek bio-psiko-sosio-spiritual tersebut sangat perlu dipahami untuk melakukan pendekatan dan pengobatan terhadap pasien secara

Upload: melatiigd

Post on 22-Dec-2015

139 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Ujian Kasus Gangguan Psikosomatik, Laporan Kasus Gangguan Psikosomatik, Referat Gangguan Psikosomatik, Gangguan Psikosomatik

TRANSCRIPT

GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Hubungan antara psikis (jiwa) dan soma (badan) telah menjadi perhatian para ahli dan

para peneliti sejak dahulu. Keduanya (psikis dan soma) saling terkait secara erat dan tidak bisa

dipisahkan antara satu dengan lainnya. Kedua aspek saling mempengaruhi yang selanjutnya

tercermin dengan jelas dalam ilmu kedokteran psikosomatik.

Di masa prasejarah masyarakat percaya bahwa penyakit disebabkan oleh kekuatan roh

jahat/setan. Oleh karena itu pengobatannya harus dilakukan dengan mantera-mantera. Di masa

peradaban kuno kemudian dipercaya bahwa pikiran memiliki kekuatan besar untuk

mempengaruhi badan, sehingga gangguan pada badan tidak bisa disembuhkan tanpa mengobati

kepalanya (pikiran).

Dalam perkembangannya tidak hanya aspek fisis dan psikis saja yang menjadi titik

perhatian, tetapi juga aspek spiritual (agama) dan lingkungan merupakan faktor yang harus

diperhatikan untuk mencapai keadaan kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai dengan definisi

WHO tentang pengertian sehat yang meliputi kesehatan fisis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Jadi mempunyai 4 dimensi yaitu bio-psiko-sosio-spiritual.

Dalam pengertian kedokteran psikosomatik secara luas, aspek bio-psiko-sosio-spiritual

tersebut sangat perlu dipahami untuk melakukan pendekatan dan pengobatan terhadap pasien

secara holistic (menyeluruh) dan ekliktik (rinci) yaitu pendekatan psikosomatik.

DEFINISI

Gangguan psikosomatik ialah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang

menyerupai penyakit fisis dan diyakini adanya hubungan yang erat antara suatu peristiwa

psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut. Ada juga yang memberikan batasan

bahwa gangguan psikosomatik merupakan suatu kelainan fungsional suatu alat atau sistem organ

yang dapat dinyatakan secara obyektif, misalnya adanya spasme, hipo atau hipersekresi,

perubahan konduksi saraf dan lain-lain. Keadaan ini dapat disertai adanya organik/struktural

sebagai akibat gangguan fungsional yang sudah berlangsung lama.

Menurut JC. Heinroth yang dimaksud dengan gangguan psikosomatik ialah adanya

gangguan psikis dan somatik yang menonjol dan tumpang tindih. Berdasarkan pengertian dan

kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan gangguan psikosomatik

adalah gangguan atau penyakit yang ditandai oleh keluhan-keluhan psikis dan somatik yang

dapat merupakan kelainan fungsional suatu organ dengan ataupun tanpa gejala objektif dan dapat

pula bersamaan dengan kelainan organik/ struktural yang berkaitan dengan stressor atau

peristiwa psikososial tertentu.

Gangguan fungsional yang ditemukan bersamaan dengan gangguan struktural organis

dapat berhubungan sebagai berikut:

Gangguan fungsional yang lama dapat menyebabkan atau mempengaruhi timbulnya

gangguan struktural seperti asma bronchial, hipertensi, penyakit jantung koroner,

arthritis rheumatoid dan lain-lain

Gangguan atau kelainan struktural dapat menyebabkan gangguan psikis dan

menimbulkan gejala-gejala gangguan fungsional seperti pada pasien penyakit jantung,

penyakit kanker, gagal ginjal dan lain-lain.

gangguan fungsional dan struktural organik berada bersamaan oleh sebab yang berbeda.

Dalam kenyataannya, di klinik jarang sekali faktor psikis/emosi seperti frustasi, konflik,

ketegangan dan sebagainya dikemukakan sebagai keluhan utama oleh pasien. Justru keluhan –

keluhan fisis yang beraneka ragam yang selalu ditonjolkan oleh pasien. Keluhan-keluhan yang

dirasakan pasien umumnya terletak di bidang penyakit dalam seperti keluhan sitem

kardiovaskuler, sistem pernapasan, saluran cerna, saluran urogenital, dan sebagainya.

Menurut buku Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psyciatry Behavioral Sciences/Clinical

Pyschiatry edisi 10, Psikosomatis (psikofisologis) adalah kesatuan dari faktor mental (psiko) dan

fisik (soma) dan psikologis yang harus diperhatikan ketika memikirkan semua keadaan penyakit-

penyakit. Menurut buku ajar psikiatri FKUI, gangguan psikosomatis adalah satu atau lebih faktor

psikologis atau masalah perilaku yang secara jelas memperburuk perjalanan atau hasil kondisi

medis umum.

PATOFISIOLOGI

2

Ketika ada stresor, maka tubuh akan berespon terhadap stresor tersebut. Berikut ini ada

beberapa respon sistem tubuh terhadap stres, antara lain :

Neurotransmiter

Stresor mengaktivasi sistem noradrenergik di otak (tepatnya di locus ceruleus) dan

menyebabkan keluarnya katekolamin dari sistem saraf otonom. Dan stresor juga mengaktivasi

sistem serotonergik di otak, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya jumlah serotonin.

Bukti terbaru menyatakan bahwa glukokortikoid meningkatkan fungsi serotonin, perbedaan –

perbedaan mungkin ada pada regulasi glukokortikoid terhadap subtipe reseptor serotonin yang

dapat memiliki implikasi terhadap fungsi serotonin pada depresi dan penyakit – penyakit yang

berhubungan. Contohnya glukokortikoid dapat meningkatkan serotonin 5 – hydroxytryptamine

(5-HT2) yang dimediasi aksi, maka berkontribusi terhadap intensifikasi (peningkatan) aktivitas

tipe reseptor tersebut, yang berimplikasi dalam patofisiologi gangguan depresif mayor. Stresor

juga meningkatkan neurotransmisi dopaminergik pada jaras mesoprefrontal. Corticotropin-

releasing factor (CRF) (sebagai sebuah neurotransmiter, bukan hanya sebuah regulator hormonal

dari hypothalamic-pituitary-adrenal [HPA] axis functioning), glutamat (lewat N-methyl-D-

aspartate [NMDA] receptor), dan GABA (-aminobutyric acid) memiliki peranan penting untuk

membuat respon stres atau dalam memodulasi sistem-sistem lain yang responsif terhadap stres,

seperti area otak yg dopaminergik dan noradrenergik.

Endokrin

CRF disekresikan dari hipotalamus ke dalam hypophysial-pituitary-portal system dan

beraksi di pituitari anterior untuk memicu keluarnya adrenocorticotropin hormone (ACTH).

Setelah ACTH dikeluarkan, ACTH beraksi di korteks adrenal untuk menstimulasi sintesis dan

keluarnya glukokortikoid. Glukokortikoid sendiri memiliki efek yang sangat besar dalam tubuh,

tapi aktivitasnya dapat diringkas dalam jangka pendek sebagai pendukung penggunaan energi,

aktivitas kardiovaskuler (respon “flight or fight”), dan menghambat fungsi – fungsi, seperti

pertumbuhan, reproduksi, dan imunitas. Aksis HPA nya adalah subjek untuk memfiksasi kontrol

negative feedback, dengan hasil akhir produknya (ACTH dan kortisol) di tingkatan yg multipel,

termasukn pituitari anterior, hipotalamus, dan seperti regio otak suprahipotalamik, hippocampus.

Sebagai tambahan, sejumlah secretagogues CRF (substansi yang menstimulus keluarnya ACTH)

3

yang ada dapat memicu keluarnya CRF dan beraksi langsung untuk memulai kaskade

glukokortikoid. Contoh secretagogues CRF, antara lain : katekolamin, vasopresin, dan oksitosin.

Dan menariknya, stresor yang berbeda (contoh, cold stress versus hypotension) memicu pola

yang berbeda pula terhadap keluarnya secretagogue, dan menunjukkan bahwa pemahaman dari

sebuah respon stres yg sama terhadap sebuah stresor generik adalah sebuah oversimplikasi

(terlalu mudah dan tidak memperdulikan beberapa fakta).

Imunitas

bagian dari respon stres terdiri dari penghambatan fungsi imunitas oleh glukokortikoid.

Penghambatan tersebut merefleksikan aksi kompensasi aksis HPA untuk mengurangi efek

fisiologis lain dari stres. Sebaliknya stres juga dapat menyebabkan aktivasi imun lewat berbagai

jalur. CRF sendiri dapat menstimulasi keluarnya norepinefrin via reseptor CRF yang berlokasi di

locus ceruleus, yang mengaktivasi sistem saraf simpatis, baik sentral maupun perifer, dan

meningkatkan keluarnya epinefrin dari medula adrenal. Sebagai tambahan, ada juga jalur neuron

epinferin yang bersinaps di sel target imun. Maka dalam menghadapi stresor, peningkatan

aktivasi imun juga terjadi, meliputi keluarnya faktor – faktor imun humoral (sitokin), seperti IL-1

dan IL-6. Sitokin – sitokin tersebut dapat menimbulkan keluarnya CRF, yang dalam teori

mendukung untuk meningkatkan efek glukokortikoid dan maka terjadilah self-limit the immune

activation.

Perubahan kehidupan

Thomas Holmes dan Richard Rahe melakukan skala penilaian reaksi penyesuaian yang

terjadi akibat perubahan peristiwa kehidupan, terhadap seratus orang dari berbagai latar

belakang. Mereka yang menghadapi stres secara optimal lebih jarang mengalami gangguan

psikosomatik dari pada mereka yang menghadapinya dengan pesimis. Kalaupun ada gangguan,

biasanya akan lebih cepat pulih kembali. Tabel ini menunjukkan 15 besar daftar stressor

Kejadian Kehidupan Nilai/rata-rata

Kematian Pasangan 100

Perceraian 73

Perpisahan perkawinan 65

4

Ditahan dipenjara atau institusi lain 63

Kematian anggota keluarga dekat 63

Cedera atau penyakit pribadi yang berat 53

Perkawinan 50

Dipecat dari pekerjaan 47

Rujuk kembali dengan pasangan perkawinan 45

Pensiun dari pekerjaan 45

Perubahan jelas pada kesehatan atau perilaku anggota keluarga 44

Kehamilan 40

Kesulitan seksual 39

Mendapatkan anggota keluarga baru 39

Penyesuaian kembali bisnis besar (bergabung, reorganisasi, bangkrut, dll) 39

MANIFESTASI KLINIS

Beberapa kondisi fisik yang dipengaruhi oleh faktor – faktor psikologis :

GANGGUAN OBSERVASI/KETERANGAN/TEORI/PENDEKATAN

Angina, aritmia,

spasme koroner

Orang tipe A bersifat agresif, iritabel, mudah frustasi, dan menderita

penyakit arteri koroner. Aritmia umum dengan keadaan cemas. Mati

mendadak akibat aritmia ventrikuler pada beberapa pasien yang merasakan

syok psikologis masif atau katastrof. Perubahan gaya hidup : mengurangi

5

merokok, membatasi alkohol, menurunkan berat badan, menurunkan

kolesterol untuk membatasi faktor – faktor risiko. Propanolol (inderal)

diresepkan untuk pasien yang memiliki takikardi sebagai bagian dari fobia

sosial – melindungi dari aritmia dan menurunkan aliran darah koroner

Asma Serangan diperparah dengan stres, infeksi respiratori, alergi. Pemeriksaan

dinamik keluarga, khususnya ketika anak adalah pasien. Cari kecemasan

yang berlebihan dan mencoba untuk aktivitas independen yang sesuai.

Propanolol dan beta bloker dikontraindikasikan pada pasien asma dengan

cemas. Teori psikologis : ketergantungan berat dan pemisahan kecemasan;

wheezing asma disupresi katakan kasih sayang dan proteksi

Penyakit

jaringan

penghubung :

SLE, artritis

reumatoid

Penyakit dapat ditandai dengan stres kehidupan mayor, khususnya

kematian orang yang dicintai. Diperburuk dengan stres kronik, kemarahan,

atau depresi. Penting untuk menjaga pasien seaktif mungkin untuk

meminimalisir deformitas sendi. Terapi depresi dengan pengobatan

antidepresi atau psikostimulan, dan terapi spasme dan tekanan otot dengan

benzodiazepin.

Sakit kepala Tension headache terjadi akibat kontraksi dari otot leher, menkonstriksi

aliran darah. Berhubungan dengan kecemasan, stres situasional. Terapi

relaksi, pengobatan antiansietas dapat berguna. Sakit kepala migrain

sifatnya unilateral dan dapat dipicu oleh stres, olahraga, makanan yang

mengandung kadar tinggi tiramin. Terapi dengan ergotamin (cafergot).

Profilaksis propanolol dapat memproduksi sakit kepala yang berhubungan

dengan depresi. Sumaptriptan (imitrex) dapat digunakan utnuk terapi

serangan nonhemiplegik dan non basiler

Hipertensi Stres akut memproduksi katekolamin (epinefrin), yang meningkatkan

tekanan darah sistolik. Stres kronik berhubungan dengan hipertensi

esensial. Periksa gaya hidup. Resepkan untuk olahraga, terapi

relaksasi,biofeedback. Benzodiazepin digunakan untuk stres akut jika

tekanan darah meningkat akibat syok organ. Teori psikologi : kemarahan

yang dihambat, impuls – impuls yang merasa bersalah berlebihan,

kebutuhan untuk diterima dari kekuasaan (kekuatan)

6

Sindrom

hiperventilasi

Menemani gangguan panik, gangguan cemas umum berhubungan dengan

hiperventilasi, takikardi, vasokonstriksi. Mungkin berisiko pada pasien

dengan insufisiensi koroner. Dapat digunakan Agen antiansietas; beberapa

pasien berespon pada monoamine oxidase inhibitors, trisiklik antidepresan

atau agen serotonergik

Penyakit

inflamasi usus

besar : penyakit

Crohn, sindrom

usus iritabel,

kolitis ulseratif

Mood depresi berhubungan dengan penyakit; stres memperburuk gejala –

gejala. Onset setelah stres kehidupan mayor. Pasien berespon untuk

menstabilkan hubungan pasien – dokter dan psikoterapi suportif sebagai

tambahan pengobatan penyakit. Teori psikologis : personalitas pasif,

intimidasi saat kanak – kanak, takut dihukum, obsesif, menyembunyikan

kemarahan

Gangguan

endokrin dan

metabolik

Tirotoksikosis diikuti stres berat yang mendadak. Glikosuria ada pada

ketakutan dan kecemasan kronik. Depresi merubah metabolisme hormon,

khususnya ACTH

Neurodermatitis Ekzema pada pasien dengan stresor psikososial multipel, khususnya akibat

kematian dari orang yang dicintai, konflik terhadap seksualitas, kemarahan

yang terkontrol. Terapi hipnosis dapat dipergunakan

Obesitas Hiperfagia dapat mengurangi kecemasan. Sindrom makan di malam hari

berhubungan dengan insomnia. Kegagalan untuk pemahaman nasfu

makan, kelaparan, dan sanitasi. Teori psikologis : konflik masalah oralitas

dan ketergantungan patologis. Teknik perilaku, dukungan kelompok,

konseling nutrisi, dan psikoterapi suportive dapat dipergunakan. Terapi

depresi yang mendasari gangguan

Osteoartritis Tatalaksana gaya hidup meliputi penurunan berat badan, olahraga untuk

meningkatkan kekuatan sendi, menjaga aktivitas fisik, kontrol nyeri.

Terapi yang berhubungan dengan kecemasan atau depresi denganm

psikoterapi suportif

Penyakit ulkus

peptik

Tipe idiopatik tidaj berhubungan dengan bakteri spesifik atau stimulus

fisik. Meningkatnya asam lambung dan pepsin bersifat relatif terhadap

resistensi mukosa : baik sensitif terhadap cemas, stres, kopi, alkohol.

Perubahan gaya hidup. Terapi relaksasi. Teori psikologis : tidak dapat

7

mengekspresikan marah, frustasi berat yang bergantung pada kebutuhan,

superficial self-sufficiency

Penyakit

Raynaud

Vasokonstriksi perifer berhubungan dengan merokok, stres, perubahan

gaya hidup : mengurangi merokok, olahraga sedang. Biofeedback dapat

meningkatkan suhu tangan dengan vasodilatasi

Sinkope,

hipotensi

Refleks vasovagal dengan ansietas akut atau ketakutan memproduksi

hipotensi dan pingsan. Lebih sering pada pasien dengan sistem saraf

otonom hiperaktif. Diperparah dengan anemia, pengobatan antidepresan

(memproduksi hipotensi sebagai efek samping)

Urtikaria,

angioedema

Tipe idiopatik tidak berhubungan dengan alergen spesifik atau stimulus

fisik. Mungkin berhubungan dengan stres, kecemasan kronik, depresi.

Pruritus diperburuk dengan kcemasan; self-excoriation berhubungan

dengan kemarahan yang tidak diekspresikan. Beberapa fenotiazin punya

efek antipruritus. Teori psikologis : konflik antara dependen-independen,

gatal akibat gangguan seksual, perasaan tidak senang yang tak disadari.

Kondisi medis yang tampak dengan gejala – gejala psikiatri

Penyakit Gejala medis yang sering

Manifestasi klinis

psikiatri

Gangguan kinerja dan

perilaku

Temuan lab Masalah diagnostic

Hipertiroid (tirotoksikosis)

Heat intolerance,

keringat berlebih, diare,

BB turun, takikardia, palpitasi, muntah

Nervous, eksitabilitas, iritabilitas,

bicara tertekan, insomnia,

takut kematian, psikosis

Tremor sedikit,

suka mengacau, hiperaktivit

as, gangguan kognitif, gangguan

konsentrasi

FT4 ↑, T3 ↑, uptake T3 ↓,

TSH ↓, EKG:

takikardia, AF,

perubahan gel P dan T

Gejala mungkin tidak

semua ditemukan,

hipertiroidisme dan axietas

mungkin terjadi

bersama2, singkirkan:

keganasan, kv disease,

intoksikasi amfetamin,

kokain, kecemasan,

maniaHipotiroidisme Intoleransi Letargi, Kelemahan TSH ↑, TSH Lebih sering

8

(myxedema) dingin, kulit kering,

konstipasi, bb naik, rambut

rapuh, gondok

afek depresi,

perubahan kepribadian,

psikosis, paranoid, halusinasi

otot, konsentrasi berkurang, perlambata

n psikomotor,

apatis, sensitivitas yang tidak biasa thd

barbiturate

↓ bila penyakit hipofisis,

FT4 ↓, EKG: bradikardi

pada wanita, berhubungan terapi lithium

karbonat, singkirkan penyakit: hipofisis, penyakit

hipotalamus, gangguan

depresi berat, gangguan bipolar 1

Hipoglikemia Berkeringat, mengamuk,

stupor, koma, takikardia

Kecemasan, confusion,

agitasi

Tremor, gelisah, kejang

Hipoglikemia, takikardia

Kelebihan sering

diperumit dengan

olahraga, alcohol,

penurunan asupan

makanan. Singkirkan: insulinoma,

keadaan pasca kejang, psikosis paranoid

Hiperglikemia Poliuria, anoreksia,

muntah, mual, dehidrasi, keluhan abdomen

Kecemasan, agitasi,

delirium

Napas aceton, kejang

Hiperglikemia, serum

keton, serum urin, asidosis

anion gap

Hampir selalu berhubungan dengan britle diabetes pada

penderita diabetic juvenile muda,

NIDDM lanjut usia. Singkirkan: gangguan depresif, gangguan kecemasan

Neoplasma otak Nyeri kepala, muntah,

papiledema,

Perubahan personality

LP: CSS ↑, X-RAY

tengkorak,

40-50% glioma

tersering pada

9

temuan fokal pada

pemeriksaan neurologis

CT-Scan, EEG, MRI

kelompok usia 40-50

tahun, tumor cereberal

terjadi pada anak-anak

Tumor lobus frontalis

Perubahan mood,

iritabilitas, facetiousness, gangguan daya ingat, gangguan

pertimbangan, delirium

Kejang, hilangnya kemampuan bicara, hilangnya penciuman

Angiogram: SOL

Singkirkan: abses

intracranial, aneurisma, hematoma subdural,

kejang, CVD, depresi

reaktif, mania, schizophreniform, dementia

Tumor lobus parietal

Hiperrefleksia, balbinski +,

astereognosis

Kelainan sensorik

dan motorik,

hemiparesis kontralatera

l, kejang fokal

Tumor lobus occipital

Nyeri kepala, papil edema, hemianopsia homonimus

Aura, halusinasi

visual

Gangguan penglihatan

, kejang

Tumor lobus temporalis

Gangguan lapang pandang

homonimus kontralateral

Kejang psikomotor,

afasia

Tumor serebralis

Tanda-tanda awal TIK meningkat

Gangguan keseimbang

an, gangguan koordinasi

Trauma kepala Riwayat dan trauma tanda-tanda kepala, nyeri kepala,

pusing, perdarahan

telinga, perubahan

Konfusi, perubahan

kepribadian, gangguan daya ingat

Kejang, paralisis

LP, sinar X tengkorak, CT-scan

menunjukan tanda-tanda perdarahan atau TIK

meningkat,

Riwayat benturan pada

kepala atau perdarahan

menegakkan penyebab

ALS. Singkirkan

10

tingkat kesadaran, hilangnya kesadaran,

temuan perubahan fokal

neurologis

angiogram cerebral,

EEG

penyakit: CVD, kejang, ketergantunga

n alcohol, DM,

ensefalopati hepatic, depresi,

dementiaAIDS Demam, BB

turun, ataksia, inkontinensia, temuan fokal

pada pemeriksaan neurologis

Demensia progresif, perubahan

kepribadian, depresi,

hilangnya libido,

psikosis, mutisme

Gangguan daya ingat, penurunan

konsentrasi, kajang

Test HIV, CT, MRI, LP, Kultur CSS/darah

60% pasien memilikigejal

a neuropsikiatri,

selalu pertimbangka

n pada populasi

risiko tinggi dan pasien

muda dengan tanda-tanda demensia.

Singkirkan: infeksi lain, neoplasma

otak, demensia, depresi,

gangguan skizofrenifor

mCedera yang memerlukan

pemeriksaan dan terapi bedah ambulatorik

( sebagai contoh, luka iris,

pergelangan tangan)

Penyalahgunaan alcohol dan

penyalahgunaan zat lain,

pembedahan yang belum lama, nyeri

kronis, penyakit kronis, penyakit

terminal

>90% penderita menderita penyakit psikiatrik

berat, riwayat

usaha bunuh diri

sebelumnya, mood

terdepresi, mood

depresi, psikosis

Sering mengalami kecelakaan,

berulang kali dating ke ruang

gawat darurat,

memaksa untuk

meninggalkan ruang

gawat darurat sebelum

Perilaku bunuh diri

adalah gejala penyakit psikiatri dasar.

Mengetahui factor risiko

adalah menolong

tetapi bukan merupakan pengganti baik untuk

pertimbangan

11

pascapersalinan pada wanita

pemeriksaan lengkap

klinis. Perkiraan

paling baik dilakukan melalui

pemeriksaan risiko

sekarang yang diproyeksikan

ke masa depan segera

Hiponatremia Rasa haus berat,

polidipsia, stupor, koma

Konfusi, letargi,

perubahan kepribadian

Kejang, kelainan bicara

Penurunan Na+ serum, serum Na+

dan osmolalitas

untuk mencatat SIADH

Disebabkan oleh air bebas,

yang berlebihan

untuk tingkat Na+ tubuh

total. Sering SIADH

abnormal dapat

psikogenik. Singkirkan

SN, penyakit hati, CHF, gangguan

skizofreniform, gangguan kepribadian skizotipal

Ca pankreas Penurunan BB, nyeri abdomen

Depresi, lethargi,

anhedonia

Apati, penurunan

energi

Peningkatan amylase

Selalu pertimbangkan pada pasien usia separuh baya yang mengalami

depresi. Singkirkan penyakit GI

lain, gangguan

depresi beratCushing

syndromeObesitas

sentral, striae kemerahan,

mudah memar,

Depresi, insomnia, labilitas

emosional,

Gangguan tidur,

penurunan energy,

Peningkatan TD, toleransi glukosa yang

buruk, test

Harus bedakan penyebab

lain-sebagai

12

osteoporosis, kelemahan otot

proksimal, hirsutism

kecenderungan bunuh

diri, euphoria,

mania, psikosis, delirium

agitasi, kesulitan

konsentrasi

supresi dexamethaso

n (bisa positif palsu)

contoh kanker dan kelebihan

steroid eksogen.

Angka bunuh diri pada

kasus yang diterapi

adalah kira-kira 10%. Singkirkan gangguan

depresi berat, gangguan bipolar 1

Insufisiensi adrenokortikal

(penyakit Addison)

Mual, muntah, anoreksia,

stupor, koma, hiperpigementa

si, distorsi, sensorik, aura

Letargi, depresi, psikosis, delirium

kelelahan Penurunan tekanan darah,

penurunan Na+,

peningkatan K+,

eosinofilia

Mungkin primer

(penyakit Addison),

atau sekunder. Singkirkan: gangguan

makan atau mood

Gangguan kejang

Distorsi sensorik, aura

Konfusi, psikosis, keadaan

disosiatif, keadaan

mirip katatonik

Kekerasan, otomatisme

motorik, kenakalan,

perilaku aneh

EEG termasuk leads NP

Pertimbangkan kejang parsial

kompleks pada semua

keadaan disosiatif. Singkirkan

keadaan pasca kejang,

skizofrenia katatonik

hiperparatiroidisme

Konstipasi, polidipsia, mual

Depresi, paranoia, konfusi

Peningkatan Ca2+PTH

bervariasi, EKG:

pemendekan interval QT

Menyebabkan hiperkalsemia, Singkirkan:

gangguan depresi berat,

gangguan skizoafektif

hipoparatiroidisme

Nyeri kepala, parastesia,

tetani, spasme

Kecemasan, agitasi, depresi,

Gangguan daya ingat

Ca2+ rendah, albumin

normal, TD

Menyebabkan hipokalsemia.

Singkirkan

13

karpopedal, spasme laring, nyeri abdomen

konfusi rendah, EKG:

perpanjangan QT, aritmia ventrikuler

gangguan kecemasan, gangguan

mood

SLE Fotosensitivitas, demam, ruam kupu2, nyeri sendi, nyeri

kepala

Depresi, gangguan

mood, psikosis, waham,

halusinasi

Kelelahan ANA +, test SLE +, anemia,

trombositopenia, sinar X-dada: efusi

pleura, perikarditis

Penyakit autoimun,

multisistemik paling sering pada wanita.

Gejala psikiatri

ditemukan pada 50%

kasus. Terapi steroid dapat menyebabkan

gejala psikiatrik.

Singkirkan: gangguan depresif, psikosis

paranoid, gangguan

mood psikotikSklerosis multiple

Gangguan motorik dan

sensorik transien dan

tiba-tiba. Gangguan

penglihatan, tanda

neurologis difus dengan remisi

dan eksaserbasi

Kecemasan, euphoria,

mania

Cadel, inkontinens

ia

CSS dapat menunjulkan peningkatan

gama globulin

CT: bercak degenerative

pada otak dan medulla

spinalis

Onset biasanya pada dewasa muda,

singkirkan sifilis tersier,

penyakit degenerative lain, hysteria,

mania (lambat)

Porfiria intermiten akut

Nyeri abdomen, demam, mual,

muntah, konstipasi, neuropati

perifer, paralisis

Depresi akut,

agitasi, paranoia, halusinasi

penglihatan

Kegelisahan,

diaphoresis, kelemahan

Leukositosis, peninggian

aminolevulinic acid,

peninggian porfobilinog

en, takikardia

Autosomal dominan,

lebih sering pada wanita

dalam kelompok

umur 20-40 tahun. Dapat dicetuskan

14

oleh berbagai obat.

Singkirkan: penyakit abdomen

akut, episode psikiatri akut,

gangguan skizofreniform, gangguan depresi berat

Ensefalopati hepatik

Asteriksis, hiperrefleksia,

spider angioma, eritema

Palmaris, ekimosis,

pembesaran dan atrofi hati

Euphoria, disinhibisi, psikosis, depresi

Kegelisahan,

penurunan aktivitas

hidup sehari-hari, gangguan kognisi,

gangguan konsentrasi,

ataksia, disartria

Hasil test fungsi hati abnormal, albumin

abnormal, EEG:

perlambatan difus

Dapat akut atau kronis tergantung

penyebabnya. Singkirkan

intoksikasi zat mania,

gangguan depresif, demensia

Cedera yang memerlukan

terapi pemeriksaan dan

terapi bedah rawat inap

(contoh: bunuh diri/mutilasi

diri)

Penyalahgunaan alcohol dan

penyalahgunaan zat lain, cedera

serius, kehilangan darah berat,

cedera genital, mata, wajah, dll

99% menderita psikiatri

berat disertai dengan

psikosis, depresi

psikotik. Gangguan

status mental

sekunder karena

intoksikasi zat, afek

kacau, tidak sesuai

Tetap pada risiko tinggi

melakukan bunuh diri

Harus memeriksa

dan mengobati

kondisi psikiatri dasar dengan dasar

prioritas. Pertahankan kecurigaan yang tinggi untik risiko bunuh diri

feokromasitoma Hipertensi paroksimal, nyeri kepala

Kecemasan, ketakutan, perasaan

akan kiamat

Panic, diaphoresis,

tremor

Hipertensi, peninggian

VMA dalam urin 24 jam, takikardia

Medulla adrenal

mensekresikan

katekolamin.

15

Singkirkan gangguan kecemasan

Wilson disease Cincin Kayler-Fleischer pada

kornea, gambaran mirip

hepartitis

Gangguan mood,

waham, halusinasi

Gerakan koreoatetoi

d, gangguan

gaya berjalan,

kecanggungan,

kekakuan

Penurunan seruloplasmi

n serum, pengingkatan

copper di urin

Degenerasi hepatolentikuler, gangguan

autosomal resesif pada metabolisme

tembaga. Sering

ditemukan awal pada

masa remaja, masa dewasa

awal. Singkirkan:

reaksi ekstrapiramisa

l, gangguan skizofrenia, gangguan

moodPenyakit

HutingtonRiwayat keluarga

Depresi, euforia

Kekakuan, gerakan

koreoatetoid

Autosomal dominan, singkirkan gangguan

mood, mania, skizofrenia

Defisiensi vitamin thiamin

Neuropati, kardiomiopati,

sindroma wernicke-kosakoff,

nistagmus, nyeri kepala,

amnesia

Konfusi, konfabulasi

Malaise, umum, tidak

mampu bertahan dalam

percakapan, konsentrasi

buruk

Kadar tiamin rendah

Paling sering pada

alkoholik, singkirkan hipomania, gangguan depresif, demensia

Nikotinamid Diare, “stocking

glove” dermatitits

Konfusi, iritabilitas, insomnia, depresi, psikosis, demensia

Gangguan daya ingat

Singkirkan: gangguan

mood, mania, skizofreniform, demensia

Piridoksin Apati, iritabilitas

Gangguan daya ingat,

Sering disebabkan

16

kelemahan otot, kejang

oleh medikasi:

INH, singkirkan gangguan mood dan demensia

Vitamin B12 Pucat, pusing, neuropati

perifer, tanda kolumna dorsalis

Iritabilitas, tidak

memiliki atensi,

demensia, psikosis

Kelelahan, ataksia

Kadar B12 rendah, test schilling, anemia

megaloblastik

Sering karena anemia

pernisiosa. Singkirkan demensia,

mania, gangguan

moodSifilis tersier Lesi kulit,

leukoplakia, periostitis,

arthritis, gawat pernapasan,

gawat kardiovaskular

progresif

Perubahan kepribadian, iritabilitas,

konfusi, psikosis

Perilaku tidak

bertanggung jawab,

penurunan pusat

perhatian terhadap aktivitas

hidup sehari-hari

VDRL, test antibody

treponema, CSS

abnormal

General paresis,

singkirkan neoplasia, meningitis, demensia, gangguan

mood, psikotik,

skizofrenia

DIAGNOSIS

Kriteria diagnosis untuk factor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis

A. Terdapat suatu kondisi medis umum (dituliskan pada axis III)

B. Faktor psikologis secara merugikan mempengaruhi kondisi medis umum dalam salah satu

cara berikut:

1. Factor psikologis telah mempengaruhi perjalanan kondisi medis umum seperti yang

ditunjukkan oleh hubungan temporal yang erat antara factor psikologis dan

17

perkembangan atau eksaserbasi dari, atau keterlambatan penyembuhan dari kondisi

medis umum.

2. Factor mempengaruhi terapi kondisi medis umum

3. Factor menyumbang risiko kesehatan tambahan bagi individu

4. Respon psikologis yang berhubungan dengan stres mencetuskan atau

mengeksaserbasi gejala kondisi medis umum.

Pilihlah nama berdasarkan sifat factor psikologis (jika terdapat lebih dari satu factor, nyatakan

yang paling menonjol)

Gangguan mental yang mempengaruhi kondisi medis (misalnya suatu gangguan axis I

seperti gangguan depresi berat memperlambat penyebuhan dari infark miokardium)

Gangguan mental yang mempengaruhi kondisi medis (misalnya gejala depresi

memperlambat pemulihan dari pembedahan, kecemasan mengeksaserbasi asma)

Sifat kepribadian atau gaya menghadapi masalah mempengaruhi kondisi medis

(misalnya penyangkalan patologis terhadap kebutuhan pembedahan pada seorang pasien

dengan kanker, perilaku bermusuhan dan tertekan menyumbang pada penyakit

kardiovaskuler.

Perilaku kesehatan maladaptive mempengaruhi kondisi medis (misalnya tidak

melakukan olahraga, seks tidak aman, makan berlebihan)

Respon fisiologis yang berhubungan dengan stress mempengaruhi kondisi medis

umum (misalnya eksaserbasi ulkus, hipertensi, aritmia, atau nyeri kepala tension yang

berhubunagan dengan stress)

Factor psikologi lain yang tidak ditentukan mempengaruhi kondisi medis (misalnya,

factor interpersonal, cultural dan religious).

Dalam PPGDJ-III, gangguan yang dideskripsikan sebagai psikosomatik pada klasifikasi

lain dapat ditemukan adalah F45.- (gangguan somatoform), F50.- (gangguan makan), F52.-

(disfungsi seksual), F54.- (faktor psikologis atau perilaku yang berhubungan dengan gangguan

atau penyakit YDK). Hal khusus yang penting untuk diperhatikan adalah kategori F54.- (kategori

316 dalam ICD-9) dan mengingat agar menggunakannya untuk menyatakan adanya hubungan

antara gangguan fisik, yang diberi kode di tempat lain dalam ICD-10, dengan penyebab

emosional. Contoh penggunaan kategori ini, antara lain : asma (F54 plus J45.-), dermatitis dan

18

ekzema (F54 plus L23-L25), tukak lambung (F54 plus K25.-), kolitis mukosa (F54 plus K58.-),

kolitis ulserosa (F54 plus K51.-), dan urtikaria (F54 plus L50.-).

PENATALAKSANAAN

Terapi pada gangguan psikosomatis terdiri dari 3 jenis terapi, antara lain :

Pendekatan kolaboratif : kolaborasi dengan internis atau dokter bedah yang menangani

gangguan fisik dan dengan psikiater yang menangani aspek psikiatri

Psikoterapi :

o Psikoterapi suportif : ketika pasien punya sebuah terapi kerja sama, pasien dapat

mengekspresikan ketakutan dari penyakit, khususnya fantasi – fantasi kematian, dengan

psikiater. Banyak pasien yang memiliki kebutuhan yang ketergantungan kuat, yang

sebagian puas dengan terapi.

o Dynamic insight – oriented psychotherapy : pemeriksaan konflik yang tak disadari tentang

seks dan kemarahan. Kecemasan yang berhubungan dengan kehidupan yang stres diperiksa

dan pertahanan emosional diadakan. Banyak pasien merasakan keuntungan dari psikoterapi

suportif dari pada insight-oriented therapy ketika pasien punya gangguan psikosomatik.

o Terapi kelompok : diperuntukan untuk pasien – pasien yang memiliki masalah kondisi fisik

yang sama. Pasien – pasien akan berbagi cerita dan belajar satu sama lain.

o Terapi keluarga : hubungan dan proses keluarga dieksplor disaat bagaimana penyakit

pasien mempengaruhi anggota keluarga lainnya.

o Terapi kognitif – perilaku :

Kognitif : pasien belajar tentang bagaimana stres dan konflik ditranslasikan ke dalam

penyakit somatik. Pikiran negatif tentang penyakit diperiksa dan diubah

Perilaku : teknik relaksasi dan biofeedback mempengaruhi sistem saraf otonom secara

positif. Digunakan pada asma, alergi, hipertensi, dan sakit kepala

o Hipnosis : efektif pada mengurangi merokok dan perubahan peningkatan diet

o Biofeedback : mengkontrol fungsi sistem saraf otonom tertentu dengan latihan. Digunakan

pada tension headache, migrain, dan hipertensi

o Acupressure dan akupuntur : terapi alternatif yang dapat digunakan di hampir semua

gangguan psikosomatis

19

o Pengaturan waktu : mengembalikan keseimbang perasaan terhadap hidup pasien. Untuk

mensukseskan tujuan , pasien harus mencatat aktivitas apa saja yang pasien lakukan.

o Latihan relaksasi :

Relaksasi otot : digunakan untuk tension headache ketika pasien waspada terhadap situasi

yang meningkatkan tekanan pada otot leher yang terkena

Farmakoterapi :

a. Selalu perhatikan gejala – gejala nonpsikiatri secara serius dan gunakan pengobatan yang

sesuai (contoh, laksatif untuk konstipasi). Konsultasi dengan dokter spesialis yang sesuai

bila sulit diterapi.

b. Antipsikotik bila berhubungan dengan psikosis. Hati – hati terhadap efek samping dan efek

pada gangguan

c. Antiansietas mengurangi kecemasan selama periode stres akut. Penggunaan dibatasi untuk

mencegah ketergantungan

d. Antidepresan dapat digunakan untuk depresi yang berasal dari kondisi medis. SSRI dapat

membantu pasien ketika pasien memikirkan tentang penyakitnya

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III. Edisi 1. Jakarta; Departemen Kesehatan RI, 1993.

Kusumadewi I, Feranindhya. Faktor psikologik yang mempengaruhi kondisi medis (d/h

gangguan psikosomatik). Dalam : Elvira SD, Hadikusanto G, editor. Buku Ajar Psikiatri.

Edisi 1. Jakarta; Badan Penerbit FKUI, 2010.

20

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psyciatry Behavioral

Sciences/Clinical Pyschiatry. Edisi 10. Philadelphia; LWW, 2007.

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Pocket Handbook of Clinical Psychiatric.

Edisi 5. Philadelphia; LWW, 2010.

Mudjaddid, E. Shatri, Hamzah. Gangguan Psikosomatik: Gambaran Umum dan

Patofisiologinya. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II FK UI. Jakarta: Pusat

Penerbitan FKUI. 2006. p896-8

Maramis, W.F. Gangguan Psikosomatik. Dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.

Surabaya: Airlangga University Press. p339-72

KRITERIA DIAGNOSIS GANGGUAN KEPRIBADIAN EMOSI TAK

STABIL/AMBANG

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri dan afek, dan inpulsivitas yang

jelas pada masa dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan

oleh lima (atau lebih) berikut :

21

1. Usaha mati-matian menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan. Catatan : tidak

termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang ditemukan dalam kriteria 5

2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan

antara ekstrem – ekstrem idealisasi dan devaluasi

3. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas

dan persisten

4. Impulsivitas pada sekurang – kurangnya dua bidang yang potensial membahayakan diri

sendiri (misalnya berbelanja, seks, penyalahgunaan zat, ngebut gila – gilaan, pesta

makanan). Catatan : tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang

ditemukan dalam kriteria 5

5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali atau perilaku mutilasi diri

6. Ketidakstabilan afektif karena reaktifitas mood yang jelas (misalnya disforia episodik

kuat, iritabilitas, atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih

dari beberapa hari)

7. Perasaan kekosongan yang kronis

8. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam mengendalikan

kemarahan (misalnya sering menunjukkan temper, marah terus menerus, perkelahian

fisik berulang kali)

9. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stress atau gejala disosiatif yang

parah.

22