ujian forklin ver 2

28
NASKAH UJIAN KASUS FORENSIK KLINIK Penguji : dr.Abdul Mun’im Idries,SpF Oleh : Mariza Wanda Aprila 030.08.156 BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL 1

Upload: geby-gebrilla

Post on 11-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

asSasaDadaDadadaDadDAska;SK;aksa;ls;laksl;alskl;aKSAk;lska;lKS;LAks;lak;LSAKS;LKA;lsk;lajD;LJS;jdk;sajdkjaslkdjslajdlksajdlsjdlksjdlksjdlksajdklsajdlkas

TRANSCRIPT

Page 1: Ujian Forklin Ver 2

NASKAH UJIAN KASUS

FORENSIK KLINIK

Penguji :

dr.Abdul Mun’im Idries,SpF

Oleh :

Mariza Wanda Aprila

030.08.156

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA-RSUPNCM

JAKARTA

PERIODE 12 - 30 NOVEMBER 2012

1

Page 2: Ujian Forklin Ver 2

BAB I

ILUSTRASI KASUS PENGANIAYAAN

A. IDENTITAS

a. Nama : Tn.Kharis Suryando

b. Tempat/Tgl lahir : Medan/ 4 Januari 1990

c. Umur : 22 tahun

d. Jenis Kelamin : Laki-laki

e. Agama : Kristen

f. Pekerjaan : Mahasiswa

g. Warganegara : Indonesia

h. Alamat : Jl. Percetakan Negara Gg.Muhtar No. 256 C

Rt. 002/006 Cempaka Putih-Jakpus.

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2012 pukul 13.00 WIB di RSUPN Dr.

Cipto Mangunkusumo.

B. ANAMNESA/ WAWANCARA

Kurang lebih enam belas jam sebelum pemeriksaan (kurang lebih 21.00 WIB) korban

mengaku dicekik oleh satu orang pelaku laki-laki berusia sekitar 20 tahun, kemudian

korban ditonjok kurang lebih sebanyak 3 kali pada wajah. Kemudian lewat tengah

malam, pelaku kembali datang dengan kurang lebih 10 orang temannya dan mengancam

akan memukuli korban. Pagi hari selanjutnya orang tua pelaku dan beberapa teman

pelaku datang dan kembali mengancam untuk memukuli korban. Setelah kejadian

korban mengaku merasakan kebas pada pelipis kiri, korban juga tidak mengalami

pingsan, mual muntah, pandangan ganda dan perdarahan melalui telinga, hidung,

2

Page 3: Ujian Forklin Ver 2

tenggorokan dan mulut, dan gangguan menelan. Motif karena korban menegur pelaku

yang menggeber knalpot sepeda motor didepan rumah korban.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan

Kesadaran : Compos Mentis (Sadar penuh)

Pemeriksaan tanda-tanda vital:

-Tekanan darah : 110/70 mmHg

-Frekuensi nadi : 90x/ menit

-Frekuensi napas : 18x/menit

Status Lokalis Luka/ Cedera

1. Pada pelipis kiri, 6cm dari garis pertengahan depan, 2cm diatas sudut luar mata,

tampak pembengkakan sewarna kulit berukuran 1,5cm x 1cm , disekitarnya

ditemukan memar merah keunguan kecil-kecil meliputi area 4cm x 3cm dan nyeri

pada penekanan.

2. Tepat pada sudut luar mata kiri ditemukan memar berwarna merah keunguan

berukuran 4mm x 3mm.

3. Pada leher depan sisi kiri 1c, dari garis pertengahan depan, 2cm dibawah jakun,

tampak memar merah keunguan berukuran 5mm x 5mm.

4. Pada leher depan sisi kiri 1,5 cm dari garis pertengahan depan, tampak luka lecet

berbentuk garis melintang dari kiri ke kanan berukuran 1mm x 2mm.

5. Pada leher sisi kiri 6cm dari garis pertengahan depan, 2cm diatas puncak bahu,

ditemukan luka lecet yang ditutupi keropeng berwarna coklat muda dan dikelilingi

memar coklat kemerahan berukuran 3cm x 0,5cm, dan 2cm dibawah luka tersebut

tampak memar merah keunguan berukuran 3cm x 0,5cm.

3

Page 4: Ujian Forklin Ver 2

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN HASIL

Tidak dilakukan pada korban

E. TINDAKAN ATAU PENGOBATAN

Tidak dilakukan pada korban

F. KESIMPULAN

Pada pemeriksaan korban laki-laki usia 22 tahun ini ditemukan pembengkakan dan

memar pada wajah dan luka lecet pada leher akibat kekerasan tumpul yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau

pencaharian.

4

Page 5: Ujian Forklin Ver 2

RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO

Jalan Diponegoro no. 71, Jakarta Pusat 10430, Kotak Pos1086 Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991

Nomor : 459/VER/X/2012/POLRES JP Jakarta, 26 Oktober 2012

Perihal : Hasil pemeriksaan atas korban bernama Kharis Suryando

Lampiran: -

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Mariza Wanda A, dokter pada Departemen Ilmu Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, atas permintaan dari Polres Metro Jakarta Pusat tertanggal dua puluh enam Oktober dua ribu dua belas dengan suratnya nomor 459/VER/X/2012/POLRES JP, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal dua puluh enam Oktober dua ribu dua belas, pukul tiga belas tepat Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan terhadap korban dengan nomor registrasi 376-27-20, yang menurut surat tersebut adalah:-------------------------------------------------------------------------------------------Nama : Tn.Kharis Suryando---------------------------------------------------------------------Tempat/Tgl Lahir : Medan/4 Januari 1990------------------------------------------------------------------Umur : 22 tahun-----------------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki----------------------------------------------------------------------------------Bangsa : Indonesia----------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan : Mahasiswa--------------------------------------------------------------------------------Agama : Kristen------------------------------------------------------------------------------------Alamat : Jl.Percetakan Negara Gg.Muhtar No.256C Rt.002/006 Cempaka Putih,JakpusHASIL PEMERIKSAAN------------------------------------------------------------------------------------

1. Korban datang dalam keadaan sadar penuh dengan keadaan umum baik, tampak sakit ringan.---------------------------------------------------------------------------------------------------Korban mengaku pada tanggal dua puluh enam Oktober dua ribu dua belas kurang lebih pukul dua puluh satu Waktu Indonesia bagian Barat, korban mengaku dicekik dan di tonjok kurang lebih sebanyak tiga kali pada wajah oleh seorang laki-laki berusia sekitar dua puluh tahun. Lewat tengah malam, pelaku kembali datang dengan kurang lebih sepuluh orang temannya dan mengancam akan memukuli korban. Pagi hari selanjutnya orang tua pelaku dan beberapa teman pelaku datang dan kembali mengancam untuk memukuli korban.--------------------------------------------------------------------------------------Setelah kejadian korban mengaku merasakan kebas pada pelipis kiri, korban juga tidak mengalami pingsan, mual muntah, pandangan ganda dan perdarahan melalui telinga,

hidung, tenggorokan, dan mulut….

5

Page 6: Ujian Forklin Ver 2

RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO

Jalan Diponegoro no. 71, Jakarta Pusat 10430, Kotak Pos1086 Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991

Lanjutan Visum et Repertum Nomor 459/VER/X/2012/POLRES JP

Halaman 2 dari 3 halaman

hidung, tenggorokan dan mulut, dan gangguan menelan.---------------------------------------- 2. Pada korban ditemukan:------------------------------------------------------------------------------

(1) Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran penuh.-------------------------------------(2) Tekanan darah seratus sepuluh per tujuh puluh milimeter air raksa, frekuensi nadi

Sembilan puluh kali per menit, frekuensi pernapasan delapan belas kali per menit-----(3) Pada pelipis kiri,enam sentimeter dari garis pertengahan depan,dua sentimeter diatas

sudut luar mata, tampak pembengkakan sewarna kulit berukuran satu koma lima sentimeter kali satu sentimeter, disekitarnya ditemukan memar merah keunguan kecil-kecil meliputi area empat sentimeter kali tiga sentimeter dan nyeri pada penekanan.---

(4) Tepat pada sudut luar mat kiri ditemukan memar bewarna merah keunguan berukuran empat milimeter kali tiga milimeter. -----------------------------------------------------------

(5) Pada leher depan sisi kiri satu sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter dibawah jakun, tampak memar bewarna merah keunguan, ukuran lima milimeter kali lima milimeter.-------------------------------------------------------------------------------------

(6) Pada leher depan sisi kiri, satu koma lima sentimeter garis pertengahan depan, tampak luka lecet berbentuk garis melintang dari kiri ke kanan berukuran satu milimeter kali dua milimeter.-------------------------------------------------------------------------------------

(7) Pada leher sisi kiri enam sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter diatas puncak bahu, ditemukan luka lecet yang ditutupi keropeng berwarna coklat muda dan dikelilingi memar coklat kemerahan berukuran tiga sentimeter kali nol koma lima sentimeter, dan dua sentimeter dibawah luka tersebut tampak memar merah keunguan berukuran tiga sentimeter kali nol koma lima sentimeter.--------------

(8) Tindakan pengobatan: tidak ada ----------------------------------------------------------------(7) Korban dipulangkan dalam keadaan baik.-----------------------------------------------------

KESIMPULAN------------------------------------------------------------------------------------------------- Pada pemeriksaan korban laki-laki usia dua puluh dua tahun ini ditemukan luka memar dengan pembengkakan dan luka lecet pada wajah akibat kekerasan tumpul yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian..--------------------Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).-----------------------------------------------------------------------------------------------

6

Page 7: Ujian Forklin Ver 2

RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO

Jalan Diponegoro no. 71, Jakarta Pusat 10430, Kotak Pos1086 Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991

Lanjutan Visum et Repertum Nomor 459/VER/X/2012/POLRES JP

Halaman 3 dari 3 halaman

Dokter pemeriksa,

dr.Mariza Wanda A

SIP 030.08.156

7

Page 8: Ujian Forklin Ver 2

BAB II

PEMBAHASAN UMUM

A. Prosedur Medikolegal

Penegakan hukum harus dilakukan dengan seadil-adilnya sessuai dengan fakta yang

sebenarnya.Hal ini membuat penegakan hukum harus berdasarkan pada keilmuan ahli bidang

yang terkait.Bidang kedokteran diberikan penghargaan yang sangat tinggi dalam upaya

menegakkan keadilan yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia.Kedokteran forensik sebagai

ujung tombak bidang peradilan lebih mudah.

Ahli kedokteran forensik,bersama-sama dengan ahli kedokteran lain bertanggung jawab

dalam memberikan penjelasan ( keterangan ahli ) bagi pihak yang menangani kasus hukum yang

sedang berlangsung.Oleh karena itu dokter diharapkan dapat menemukan kelainan pada tubuh

korban,serta dampak yang akan timbul terhadap kesehatannya,jika korban ternyata masih

hidup.Jika korbannya telah meninggal,maka dokter diharapkan dapat menjelaskan penyebab dan

mekanisme kematian.

Kewajiban dokter memberikan keterangan ahli diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (1) :

“ Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik

luka,keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana,ia

berwenang menagajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter dan atau ahlinya.

Keterangan ahli atas permintaan pihak berwenang untuk kepentingan peradilan akan

dibuat dalam bentuk tulisan.Keterangan ahli yang bertuliskan tersebut disebut Visum et

Repertum,per definisi,adalah keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang

berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia,baik hidup atau mati,ataupun

bagian atau diduga bagian tubuh manusia,berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah untuk

kepentingan peradilan.

8

Page 9: Ujian Forklin Ver 2

Visum et Repertum hanya sah bila dibuat oleh dokter yang telah mengucapkan sumpah

saat mulai menjabat sebagai dokter,yang lafalnya seperti pada No.97 pasal 38,tahun

1882.Komponen Visum et Repertum meliputi kata “Pro Justisia”, pendahuluan, pemberitahuan,

pemberitaan, kesimpulan dan penutup.

Permintaan keterangan ahli oleh penyidik harus dilakuakan secara tertulis, seperti yang

tertuang pada KUHAP 133 ayat (2) : “ Penemuan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dilakukan secara tertulis,yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk

pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat”.

Permintaan tertulis itu disebut Surat Permintaan Visum ( SPV ).Syarat SPV yang sah

adalah jika berisi kop surat,dugaan penyebab kematian,permintaan apakah pemeriksaan luar dan

atau bedah mayat,serta nama dan tanda tangan peminta visum.

Sesuai peraturan Pmerintahan No.27 Tahun 1983,pihak yang berwenang membuat SPV

adalah penyidik pembantu berpangkat serendah-rendahnya Sersan Dua.Seorang komandan

kepolisian,tanpa memandang pangkatnya,adalah seorang penyidik dan berhak meminta

keterangan ahli.Apabila pada pembuatan visum et Rpertum jenazah,terdapat permintaan bedah

mayat ( autopsi ),maka penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban

sesuai dengan KUHAP pasal 134 ayat (1): “ Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk

keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,penyidik wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.”

Kemudian jika keluarga keberatan,kewajiban penyidik tercantum dlam pasal 134 ayat

(2) : “Dalam hal keluarga keberatan,penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya maksud dan

tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut”. Jika tidak ada keluarga yang meberi tanggapan

atau tidak dapat dihubungi,maka boleh dilakukan autopsi sesuai dengan KUHAP pasal 134 ayat

(3): “Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan ataupun dari keluarga atau pihak yang

perlu diberitahu tidak ditemukan,penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.

Pemeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan bedah

mayat.Pemeriksaan luar merupakan pemeriksaan yang tidak merusak keutuhan jaringan

jenazah,dilakukan secara teliti dan sistematik. Pemeriksaan meliputi tutup/bungkus mayat,

9

Page 10: Ujian Forklin Ver 2

perhiasan, pakaian, benda-benda disekitar jenazah, tanda-tanda tanatologi, gigi geligi, identitas

khusus dan luka-luka yang ada di seluruh bagian luar tubuh. Dari pemeriksaan ini kesimpulan

yang didapat adalah jenis luka,jenis kekerasan,dan perkiraan saat kematian.

Jika belum dilakukan autopsi, maka penyebab kematian belum dapat ditentukan. Autopsi

dilakukan dengan membuka tengkorak, dada, leher, perut dan pangkal panggul. Dapat pula

dilakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan seperti histopatologik, toksikologi, dan lain-

lain untuk menentukan penyebab dan mekanisme kematian.

Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam.

1. Benda-benda mekanik

a. Trauma benda tajam

Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan

tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam adalah sebagai

berikut :

1) Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing

2) Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan , tidak

menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit lengkung.

3) Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.

4) Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.

Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat (vulnus

scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok (vulnus caesum).

1) Luka sayat

Luka sayat ialah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh

karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian

digeserkan sepanjang kulit.

Ciri luka sayat :

a) Pinggir luka rata

b) Sudut luka tajam

c) Rambut ikut terpotong

d) Jembatan jaringan ( - )

10

Page 11: Ujian Forklin Ver 2

e) Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

2) Luka tusuk

Luka tusuk ialah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau

tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada

permukaan tubuh.

Contoh:

-Belati, bayonet, keris

-Clurit

-Kikir

-Tanduk kerbau

Ciri luka tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet) :

Tepi luka rata

Dalam luka lebih besar dari panjang luka

Sudut luka tajam

Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam

Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

3) Luka bacok

Luka bacok ialah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau

agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar.

Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.

Ciri luka bacok :

Luka biasanya besar

Pinggir luka rata

Sudut luka tajam

11

Page 12: Ujian Forklin Ver 2

Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan

bagian tubuh yang terkena bacokan

Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

b. Trauma benda tumpul

Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan

tubuh oleh benda-benda tumpul. hal ini disebabkan oleh benda-benda yang

mempunyai permukaan tumpul, seperti batu, kayu, martil, terkena bola, ditinju, jatuh

dari tempat ketinggian, kecelakaan lalu-lintas dan lain-lain sebagainya. Trauma

tumpul dapat menyebabkan tiga macam luka yaitu:

1) Luka memar (contusio)

Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan

jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut

disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap kejaringan

di sekitarnya.

Mula – mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Sesudah 4

sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari

seminggu menjadi kekuningan.

Pada orang yang menderita penyakit defisiiensi atau menderita kelainan

darah, kerusakan yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut akan lebih besar di

bandingkan pada orang normal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar tidak

dapat di jadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda penyebabnya

atau kekerasan tidaknya pukulan. Pada wanita atau orang – orang yang gemuk

juga akan mudah terjadi memar.

Dilihat sepintas lalu luka memar terlihat seperti lebam mayat, tetapi jika di

periksa dengan seksama akan dapat dilihat perbedaan – perbedaanya, yaitu :

Memar Lebam mayat

Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian

terendah

Pembengkakan Positif negatif

12

Page 13: Ujian Forklin Ver 2

Bila di tekan Warna tetap Memucat / hilang

Mikroskopik Reaksi jaringan(+) Reaksi jaringan ( - )

2) Luka lecet (abrasio)

Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan

luar dari kulit, yang ciri – cirinya adalah :

o Bentuk luka tak teratur

o Batas luka tidak teratur

o Tepi luka tidak rata

o Kadang – kadang di temukan sedikit perdarahan

o Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telah mongering )

o Warna coklat kemerahan

o Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih di

tutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi)

Bentuk luka lecet kadang–kadang dapat memberi petunjuk tentang benda

penyebabnya; seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang. Luka

lecet juga dapat terjadi sesudah orang meninggal dunia, dengan tanda – tanda

sebagai berikut :

o Warna kuning mengkilat

o Lokasi biasnya didaerah penonjolan tulang

o Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- sia epitel dan tidak

di temukan reaksi jaringan.

3) Luka robek (vulnus laceratum)

Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan

dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan

kulit dan jaringan di bawahnya, yang ciri–cirinya sebagai berikut :

o Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata

o Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringan hancur )

13

Page 14: Ujian Forklin Ver 2

o Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan

o Di sekitar garis batas luka di temukan memar

o Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang

( misalnya daerah kepala, muaka atau ekstremitas ).

Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari

luka tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda

tumpul yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala

maka luka robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi.

B. Visum et Repertum pada Kasus Perlukaan

Tujuan pemeriksaan kedokteran forensik pada korban hidup adalah untuk mengetahui

penyebab sakit atau luka dan derajat keparahannya. Pemeriksaan yang dilakukan diharapkan

dapat memenuhi rumusan delik dalam KUHP. Walaupun pemeriksaan ini tidak ditujukan untuk

pengobatan, pemeriksaan forensik tetap saja merupakan hal yang sangat penting untuk diberi

perhatian. Hal ini mengingat penegakan hukum adalah semata-mata untuk melindungi hak asasi

manusia.

Seorang dokter harus membuat catatan medik atas semua hasil pemeriksaan medik yang

dilakukan. Pada korban yang diduga korban tindak pidana, pencatatan harus lengkap dan jelas

sehingga dapat digunakan untuk membuat visum et repertum. Catatan medik yang tidak lengkap

akan menyebabkan hilangnya sebagian barang bukti di dalam pemberitaan visum et repertum

C. Derajat Luka

Berdasarkan ketentuan dalam KUHP, penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang

tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan

sebagaimana bunyi pasal 352 KUHP. Umumnya yang dianggap sebagai hasil dari penganiayaan

ringan adalah korban dengan “ tanpa luka “ atau dengan luka kecet atau memar kecil di lokasi

yang tidak berbahaya/yang tidak menurunkan fungsi alat tubuh tertentu.Luka-luka tersebut

dimasukkan ke dalam kategori luka ringan atau luka derajat satu.

14

Page 15: Ujian Forklin Ver 2

KUHP pasal 90 telah memberikan batasan tentang luka berat yaitu jatuh sakit, atau

mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan

bahaya maut yang menyebabkan seseorang terus menerus tidak mampu untuk menjalankan tugas

jabatan atau pekerjaan pencaharian, yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indra, yang

menimbulkan cacat berat, yang mengakibatkan terjadinya keadaan lumpuh, terganggunya daya

pikir selama empat minggu atau lebih serta terjadinya gugur atau matinya kandungan seorang

perempuan.

Dengan demikian keadaan yang terletak diantara luka ringan dan luka berat adalah

keadaan yang dimaksud dengan luka sedang.

Luka sedang adalah luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan

pekerjaan jabtan atau mata pencariaanya untuk sementara waktu.

15

Page 16: Ujian Forklin Ver 2

BAB III

PEMBAHASAN KHUSUS

A. Prosedur Medikolegal

Pada kasus ini, surat permintaan visum sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam KUHAP pasal 133 ayat (2) yaitu secara tertulis dengan komponen-komponen

sebagai berikut :

1. Institusi pengirim : Kepolisian Negara Republik Indonesia Polres Metro

Jakarta Pusat

2. Nomor surat : 459/VER/X/2012/POLRES JP

3. Tujuan surat : Direktur Rumah Sakit RSCM

4. Identitas : Nama, tempat tanggal lahir, agama, pekerjaan,

kebangsaan, dan alamat.

5. Dugaan Luka : Luka memar.

6. Permintaan Penyidik : Pemeriksaan dan Pembuatan Visum et Repertum

7. Jabatan pengirim : Atas nama Kapolres Metro Jakarta Pusat

B. Pemeriksaan Korban

Pada tanggal 26 Oktober 2012 kurang lebih pukul 21.00 WIB korban mengaku dicekik

oleh satu orang pelaku laki-laki berusia sekitar 20 tahun, kemudian korban ditonjok

kurang lebih sebanyak 3 kali pada wajah. Kemudian lewat tengah malam, pelaku

kembali datang dengan kurang lebih 10 orang temannya dan mengancam akan

memukuli korban. Pagi hari selanjutnya orang tua pelaku dan beberapa teman pelaku

datang dan kembali mengancam untuk memukuli korban. Setelah kejadian korban

mengaku merasakan kebas pada pelipis kiri, korban juga tidak mengalami pingsan, mual

muntah, pandangan ganda dan perdarahan melalui telinga, hidung, tenggorokan dan

mulut, dan gangguan menelan. Motif karena korban menegur pelaku yang menggeber

knalpot sepeda motor didepan rumah korban.

16

Page 17: Ujian Forklin Ver 2

C. Luka-luka

Pada korban ditemukan pada pelipis kiri, 6cm dari garis pertengahan depan, 2cm

diatas sudut luar mata, tampak pembengkakan sewarna kulit berukuran 1,5cm x

1cm ,disekitarnya ditemukan memar merah keunguan kecil-kecil meliputi area 4cm x

3cm dan nyeri pada penekanan.Tepat pada sudut luar mata kiri ditemukan memar

berwarna merah keunguan berukuran 4mm x 3mm.Pada leher depan sisi kiri 1cm,

dari garis pertengahan depan, 2cm dibawah jakun, tampak memar merah keunguan

berukuran 5mm x 5mm. Pada leher depan sisi kiri 1,5 cm dari garis pertengahan

depan, tampak luka lecet berbentuk garis melintang dari kiri ke kanan berukuran

1mm x 2mm.Pada leher sisi kiri 6cm dari garis pertengahan depan, 2cm diatas puncak

bahu, ditemukan luka lecet yang ditutupi keropeng berwarna coklat muda dan

dikelilingi memar coklat kemerahan berukuran 3cm x 0,5cm, dan 2cm dibawah luka

tersebut tampak memar merah keunguan berukuran 3cm x 0,5cm. Luka-luka ini

disebabkan kekerasan tumpul dan tidak mengancam nyawa.

D. Perencanaan

Pembuatan Visum et Repertum, karena surat permintaan visum telah diterima.

E. Hukuman terhadap Pelaku

Sesuai dengan pasal 352 KUHP tentang penganiayaan, pelaku dapat dikenakan

hukuman paling lama tiga bulan.

F. Kesimpulan

Pada pemeriksaan korban laki-laki usia dua puluh tahun ditemukan luka memar

dan luka lecet pada wajah akibat kekerasan tumpul. Luka tersebut tidak menimbulkan

penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan/jabatan/pencaharian. Dari hasil

pemeriksaan, dapat ditentukan bahwa korban mengalami luka derajat I. Pelaku ini dapat

dikenai jerat hukum sesuai dengan pasal 352 tentang penganiayaan (ancaman hukuman

paling lama tiga bulan).

17

Page 18: Ujian Forklin Ver 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Budianto A. Widjiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu

Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.

2. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kedokteran. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran

Forensik FK UI, 1994.

3. Idris MA, Tjiptomartono AL. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses

Penyidikan. Edisi Revisi. Jakarta : CV Sagung Seto, 2011.

18

Page 19: Ujian Forklin Ver 2

19