uji potensi antibiotik 093

31
ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui cara-cara pengujian mikrobiologis sehingga kita dapat mengetahui bahwa suatu sediaan farmasi tersebut terkontaminasi atau tidak dengan mikroorganisme. II. KOMPETENSI KHUSUS Praktikan dapat mengetahui tingkat pengenceran dari sampel yang beredar dan juga untuk menghitung jumlah mikroba pencemar pada sediaan yang beredar di pasaran apakah sampel memenuhi syarat atau tidak.. III. PRINSIP Prinsip percobaan adalah menggunakan beberapa medium seperti NA, PDA, EMBA, PW, VJA, TSB, CETA, SCB, SSA untuk melihat apakah sampel yang beredar dipasaran sudah memenuhi syarat atau tidak. IV. LANDASAN TEORI Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Upload: husnululfa

Post on 26-Dec-2015

194 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

potensi antibiotik

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

I. KOMPETENSI UMUM

Praktikan dapat mengetahui cara-cara pengujian mikrobiologis

sehingga kita dapat mengetahui bahwa suatu sediaan farmasi

tersebut terkontaminasi atau tidak dengan mikroorganisme.

II. KOMPETENSI KHUSUS

Praktikan dapat mengetahui tingkat pengenceran dari sampel

yang beredar dan juga untuk menghitung jumlah mikroba pencemar

pada sediaan yang beredar di pasaran apakah sampel memenuhi

syarat atau tidak..

III. PRINSIP

Prinsip percobaan adalah menggunakan beberapa medium

seperti NA, PDA, EMBA, PW, VJA, TSB, CETA, SCB, SSA untuk

melihat apakah sampel yang beredar dipasaran sudah memenuhi

syarat atau tidak.

IV. LANDASAN TEORI

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama

fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis

lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau

sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang

tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan

kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotik (Ganiswarna,

2007).

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 2: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

Antibiotik adalah bahan kemoterapeutik yang secara primer

bekerja melawan organisme parasit dan bukan terhadap pejamu.

Bahan ini secara luas dapat diklasifikasikan menjadi bakterisidal dan

bakteriostatik. Bahan bakteriostatik menghambat pertumbuhan

mikroorganisme tapi sesungguhnya tidak membunuhnya. Bahan

bakterisidal secara aktif membunuh bakteri. Banyak antibiotic yang

menghambat sintesisi dinding sel bakteri, sementara yang lain

merusak sintesis protein oleh ribosom bakteri. Jenis antibiotik lainnya

mengganggu replikasi DNA bakteri, dan yang lain merusak fungsi

sawar membrane sel (David, 2011).

Suatu antibiotik memperlihatkan toksisitas yang selektif, dimana

obatnya lebih toksis terhadap mikroorganismenya dibandingkan pada

sel hospes. Hal ini terjadi karena pengaruh obat yang selektif

terhadap mikroorganisme atau karena obat pada reaksi-reaksi

biokimia penting dalam sel parasit lebih unggul dari pengaruhnya

terhadap sel hospes. Disamping itu juga struktur sel mikroorganisme

berbeda struktur sel manusia (hospes, inang) (Djide, 2003).

Antibiotik mempunyai mekanisme kerja utama, ada lima cara

antara lain (Djide, 2003) :

1. Bersifat sebagai antimetabolit

2. Penghambat terhadap sintesa dinding sel

3. Penghambat fungsi permeabilitas membran sel

4. Penghambat sintesis protein

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 3: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

5. Penghambat asam nukleat

Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh

sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin).

Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan dipergunakan dalam

terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Kemudian banyak zat lain

dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh

dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa

saja yang dapat digunakan sebagai obat (Tjay, 2002).

Komplikasi terapi antibiotik, toksisitas selektif terhadap bakteri

yang menginavasi tidak menjamin pejamu bebas dari efek yang tidak

diinginka, karena obat dapat menimbulkan respons alergik atau

bersifat toksik yang tidak berkaitan dengan aktifitas antimikrobanya.

Reaksi hipersensitivitas terhadap antimikroba atau produk

metabolitnya sering terjadi. Misalnya, penisilin, selain memiliki

kemampuan toksisitas mikroba yang paling selektif, obat ini dapat

menimbulkan masalah hipersensitivitas serius dimulai dari urtikaria

(gatal-gatal) sampai dengan syok anafilaktik ( Mycek, 2001).

Kadar antibiotika tertentu yang tinggi dalam serum dapat

menyebabkan toksisitas melalui proses seluler yang mempengaruhi

tubuh pejamu secara langsung. Sebagai contoh, aminoglikosida dapat

menyebabkna ototoksisitas dengan mempengaruhi fungsi membran

dalam sel rambut organo Korti ( Mycek, 2001).

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 4: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

Yang berguna hanyalah antibiotika yang mempunyai kadar

hambatan minimum (KHM) in vitro lebih kecil dari kadar zat yang

dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik. Mekanisme kerja

antibiotika umumnya dapat dijelaskan secara terperinci (Mutschler,

2007) :

Antibiotika

oMenghambat biosintesis dinding sel (penisilin, sefalosporin,

sikloserin, basitrasin)

oMeninggikan permeabilitas membran sitoplasma, (sefalosporin,

sikloserin, basitrasin)

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan

kerusakan. Hal itu nampak dari kemampuannya menginfeksi manusia,

hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari

infeksi ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme pun dapat

mencemari makanan, dan dengan menimbulkan perubahan –

perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan tersebut tidak

dapat dimakan atau bahkan beracun. Karena itu adanya prosedur

untuk mengendalikan perumbuhan dan kontaminasi oleh mikroba

adalah suatu keharusan. Yang dimaksud pengendalian disini adalah

segala kegiatan yang dapat menghambat, membasi, atau

menyingkirkan mikroorganisme. (Tjay,2002).

Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan

mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat, seperti perak dan

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 5: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti

persenyawaan ammonium kuartener. Berbagai substansi tersebut

menunjukkan efek antimikrobialnya dalam berbagai cara dan terhadap

berbagai macam mikroorganisme. Efeknya terhadap permukaan

benda atau bahan juga berbeda-beda : ada yang serasi dan ada yang

bersifat merusak. Karena ini dan juga karena variabel-variabel lain,

maka perlu sekali diketahui terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia

setelah digunakan untuk penerapan praktis-praktis tertentu

(Mutschler,2007).

Ada 2 metode umum yang dapat digunakan, yaitu penetapan

dengan lempeng silinder atau cara “lempeng” atau penetapan dengan

turbidimetri atau cara “tabung”. Metode pertama berdasarkan difusi

antibiotic dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar

padat dalam cawan petri atau lempeng. Jadi, mikroorganisme yang

ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada daerah

berupalingkaran atau “zona” di sekeliling silinder yang berisi larutan

antibiotic. Metode turbidimetri berdasarkan hambatan pertumbuhan

biakan mikroorganisme dalam larutan antibiotic serba sama dalam

media cair yang dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan cepat

jika tidak terdapat antibiotic (Henry,2009)

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 6: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

V. METODE KERJA

A. Alat Yang Dipakai

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain

adalah autoklaf, batang pengaduk, cawan petri, erlenmeyer,

inkubator, lampu spritus, paper disk, pingset, sendok tanduk, spoit

5 ml, dan 10 ml dan timbangan analitik.

B. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara

lain adalah alkohol 70 %, aluminum foil, aquadest, kertas label,

kertas timbang, korek api, medium Nutrien Agar (NA),

oxytetracyclin salep kulit dan Staphylococus aureus.

C. Cara Kerja

Pertama-tama dibuat pengenceran dengan 5 variasi dosis

baku (S1 sampai S5). Dibuat 1 variasi dosis uji (U3) yang sesuai

dengan S3 kurva baku. Dibuat suspensi inokulum dengan

mencampurkan NA steril. Dituang kedalam tiap-tiap cawan petri.

Setelah inokulum padat kemudian diletakkan piper disk yang telah

direndam dengan larutan antibiotik. Diinkubasi selama 1x24 jam

pada suhu 37°C. Diamati zona hambat yang terbentuk dan

dilakukan pengukuran garis tengah dengan menggunakan

penggaris. Dihitung potensi antibiotik dari hasil pengukuran.

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 7: Uji Potensi Antibiotik 093

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium:Nutrien AgarBakteri:Staphylococus aureus

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

VI. HASIL PRAKTIKUM

A. Gambar Pengamatan

Medium

Paper Disk

Zona Hambat

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 8: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

B. Tabel Pengamatan

NoBakteri

Uji

Diameter Zona Hambat Pertumbuhan

Baku Pembanding

S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U3 S3

1 SA 1,2 1,4 1,3 1,5 15 17 13 9 10 9

2 SA 1,1 1,5 1,2 1,3 15 13,1 15 11 9 10

3 SA 1,1 1,4 1,1 1,3 15 12 13 10 11 9

4 SA 1,3 1,3 1,1 1,4 15 15 12 13 10 12

5 SA 1,1 1,2 1,1 1,3 13 14 15 15 8 9

6 SA 1,3 1,2 1 1,5 15 12 14 15 10 11

7 SA 1,3 1,5 1 1,3 13 14 11 11 10 10

8 SA 1,2 1,4 1 1,3 12 15 11 13 9 10

9 SA 1,2 1,5 1,1 1,3 14 14 10 11 11 9

Jumlah 10,8 12,4 9,9 12,2 127 123,1 114 108 88 89

Rata-Rata 1,2 1,38 1,1 1,35 14,11 13,68 12,67 12 9,78 9,89

Hasil Kerektor 1,29 1,225 13,895 12,335 9,83

Korektor 0,09 0,125 -0,215 -0,335 0,05

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 9: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

VII. PEMBAHASAN

Uji potensi antibiotika adalah suatu teknik untuk menetapkan potensi

suatu antibiotika dengan mengukur efek senyawa-senyawa tersebut

pada pertumbuhan suatu mikroorganisme. Efek yang ditimbulkan berupa

daya hambatnya terhadap mikroorganisme. Uji potensi antibiotik dapat

dilakukan dengan cara kimia, fisikokimia dan secara mikrobiologi atau

biologik. Pada praktikum ini dilakukan secara mikrobiologik karena dapat

menunjukkan penurunan aktivitas mikroba sehingga terjadi perubahan

yang kecil yang tidak dapat ditunjukkan secara kimia.

Uji potensi secara mikrobiologi dapat dilakukan dengan 2 metode

yaitu metode lempeng (difusi agar) serta metode tabung (turbidimetri).

Pada pengujian potensi suatu antibiotika dengan difusi agar, digunakan

media padat, yang pada permukaannya telah diinokulasikan

mikrorganisme uji yang sensitif terhadap antibiotika yang secara merata.

Pada permukaan media tersebut diletakkan blank disk yang telah

direndam dalam antibiotik yang akan diuji. Selama masa inkubasi akan

terjadi proses difusi antibiotika ke dalam gel agar dan membentuk zona

hambatan.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengujian

antibiotik, maka dapat diketahui bahwa antibiotik adalah bahan yang

dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil

mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya.

Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 10: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang distandardisasikan (metode

Kirby-Bauer) merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik

untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan

oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya

maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar

acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap

suatu antibiotik.

Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona bening

disekitar piper disk. Ini menunjukan bahwa antibiotik yang digunakan

berpotensi menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus.

Pada percobaan ini medium yang digunakan adalah medium NA

(Nutrien Agar), karena medium ini dispesifikasikan untuk pembiakan

bakteri.

Berdasarkan hasil pengamatan setelah sampel diinkubasi selama 48

jam, diperoleh hasil bahwa pada cawan petri yang diberikan antibiotik

oxytetracyclin, terdapat zona hambat yang ditandai dengan daerah

sekitar antibiotik berwarna bening. Terdapatnya zona hambat pada

percobaan tersebut disebabkan karena khamir tersebut tidak resisten

terhadap antibiotik yang ditanam pada media yang sama. Resistensi ini

merupakan suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh

antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk

bertahan hidup. Resistensi dari khamir tersebut biasanya disebabkan

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 11: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

karena khamir tersebut dapat menghasilkan suatu enzim yang dapat

menghancurkan antibiotik tersebut.

Pada percobaan ini maka diperoleh hasil perhitungan untuk S1 yaitu

0,09, untuk S2 = 0,125, S4 = -0,215, S5 = -0,335, U5 = 0,05. Dan untuk

potensi uji diperoleh 85,83 %.

Adapun desain pengujian yang digunakan adalah 5 + 1 yaitu 5 baku

pembanding yang berbeda konsentrasi dengan 1 sampel pembanding.

Digunakan desain pengujian 5 + 1 karena tingkat dosis dan satu sampel

dengan satu tingkat dosis yang setara dengan dosis menengah (dosis

acuan) baku pembanding. Pada desain S1 + S3 (S2 + S3) dimaksudkan

untuk desain S4 + S3 (S5 + S3) dimaksudkan untuk membandingkan

dosis diatas maksimum. Dan untuk U + S3 dimaksudkan untuk

membandingkan dosis baku dengan dosis yang beredar dipasaran.

Kelebihan metode difusi agar dengan metode turbidimetri, 1.) cara

turbidimetri, biasanya mempunyai range daerah pengerjaan yang sempit

dengan perbandingan tingkat dosis kurang dari 5 : 1, sebaliknya pada

cara difusi agar, range tersebut lebih lebar sehingga dimungkinkan

perbandingan tingkat dosis sampai 100 : 1. 2.) Cara turbidimetri adalah

mengukur aktivitas total dari antibiotika yang diuji, sedangkan cara difusi

agar tergantung pada kecepatan difusi zat aktif, sehingga ada

kemungkinan tidak mengukur aktivitas totalnya. 3.) Cara turbidimetri tidak

dipengaruhi oleh sifat difusibilitas dari zat aktif, sedangkan cara difusi agar

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 12: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

sangat dipengaruhi oleh hal lain tersebut.

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 13: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

VIII. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa :

1. Pengaruh konsentrasi antibiotika oxytetracyclin terhadap

pertumbuhan bakteri Staphylacoccus aureus adalah semakin

besar konsentrasi dari antibiotika maka kemampuan antibiotika

untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar

(efektifitas kerja antibiotika meningkat).

2. Pada percobaan ini maka diperoleh hasil perhitungan untuk S1

yaitu 0,09, untuk S2 = 0,125, S4 = -0,215, S5 = -0,335, U5 = 0,05.

Dan untuk potensi uji diperoleh 85,83 %.

B. Saran

Pada percobaan ini diharapkan asisten mampu mendampingi

praktikannya dengan baik agar proses praktikum dapat berjalan

dengan lancar.

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 14: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

IX. DAFTAR PUSTAKA

Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

Dwidjoseputro, D.1998,  Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B., 1992, Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi, Edisi Kedua, Yogyakarta, UGM – Press.

Ganiswarna, S.G, 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Jakarta, EGC.

Pelczar, Michael J, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta.

Suhendrayatna, 2001, Bioremoval logam berat dengan menggunakan mikroorganisme,Disampaikan padaseminar on-Air Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21. 1-14 Februari 2001, Sinergy Forum-PPI Tokyo Institute of Technology.

Sumadio, H., dan Harahap, 1994, Biokimia dan Farmakologi Antibiotika, USU Press, Medan.

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 15: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

X. LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Diambil 9 ml medium NA

Dimasukkan ke dalam vial

Ditambahkan 1 ose suspensi bakteri, dihomogenkan

Dituang ke dalam cawan petri (dipatron menjadi 6 bagian)

dibiarkan hingga memadat

Diletakkan paper disk

Diinkubasi selama 1 x 24 jam

Diukur zona hambat yang terbentuk

B. Uraian Bahan

1. Air suling (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aqua Destillata.

Nama lain : Air suling/aquades

RM/BM : H2O/18,02

Rumus sturktur : H – O –H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

dan tidak mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut.

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 16: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

2. Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Alkohol, etanol

BM / RM : 46,07 / C2H6O

Pemerian : Cairan mudah menguap, tak berwarna, bau

khas, mendidih pada suhu 78oC

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai antiseptik.

3. Agar (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : AGAR

Nama Lain : Agar-agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang tipis seperti

selaput dan berlekatan atau berbentuk

keping, serpih atau butiran jingga lemah

kekuningan sampai kuning pucat atau tidak

berwarna; rasa berlendir; jika kering rapuh.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin, larut dalam

air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pemadat

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 17: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

4. Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : EXTRACT BEEF

Sinonim : Ekstrak daging

Pemerian : Berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan

sampai coklat tua, bau dan rasa seperti

daging dan sedikit asam.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai sumber protein komposisi medium

NA dan NB (sumber vitamin dan garam-

garam).

C. Uraian Sampel

Oksitetrasiklin® salep kulit

Komposisi : Per gram, Oksitetrasiklin 5 mg, Hidrokortison 5

mg.

D. Uraian Mikroba

a) Klasifikasi Staphylococus aureus (Garrity, 2004)

Kingdom : Prokariotik

Divisio : Scotobacteria

Class : Bacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Staphylococus

Spesis : Staphylococus aureus

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 18: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

b) Morfologi

Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam

susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena

tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada sediaan

langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri,

berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun

seperti rantai pendek. Susunan gerombol yang tidak teratur

biasanya ditemukan pada sediaan yang dibuat dari

pembenihan padat, sedangkan dari pembenihan kaldu

biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai

pendek. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif

gram. Hanya kadang-kadang yang gram negative dapat

ditemukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada

kuman yang telah difagositopsis dan pada biakan tua yang

hampir mati.

E. Perhitungan

a. Perhitungan Bahan

Nutrien Agar (NA)

Dibuat untuk 200 mL :

NA = 100 mL / 1000 x 23

= 2,3 gram

b. Perhitungan Hasil Korektor

1) Hasil Korektor ¿ rata−rata S1+rata−rata S32

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 19: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

¿ 1,2+1,382

¿1,29

2) Hasil Korektor ¿ rata−rata S2+rata−rata S32

¿ 1,1+1,352

¿1,225

3) Hasil Korektor ¿ rata−rata S 4+rata−rata S32

¿ 14,11+13,682

¿13,895

4) Hasil Korektor ¿ rata−rata S5+rata−rata S32

¿ 12,67+122

¿12,335

5) Hasil Korektok ¿ rata−rataU 3+rata−rata S 32

¿ 9,78+9,892

¿9,835

c. Perhitungan Korektor

1) Korektor S1 = Hasil Korektor – rata-rata S1

= 1,29 – 1,2

= 0,09

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 20: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

2) Korektor S2 = Hasil Korektor – rata-rata S2

= 0,125 – 1,1

= 0,125

3) Korektor S4 = Hasil Korektor – rata-rata S4

= 13,895 – 14,11

= -0,215

4) Korektor S5 = Hasil Korektor – rata-rata S5

= 12,67 – 12,67

= -0,335

5) Korektor U3 = Hasil Korektor – rata-rata U3

= 9,835 – 9,78

= 0,05

d. Perhitungan Potensi Antibiotik

Larutan baku

Log s = xDiameter

zona hambatan = y

X2 Y2 XY

Dosis S1

= 0,1536- 0,813 1,29 0,661 1,664 - 1,049

Dosis S2

= 0,192- 0,716 1,225 0,513 1,500 - 0,877

Dosis S3

= 0,24- 0,619 9,83 0,383 96,629 - 6,085

Dosis S4

= 0,3- 0,522 13,895 0,272 193,071 - 7,253

Dosis S5

= 0,375- 0,425 12,335 0,180 152,152 - 5,242

Jumlah - 3,095 38,575 2,009 445,016 - 20,506

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 21: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

Persamaan garis :

Y = a + bx Di mana, a = 29,812

Y = 29,812 + 35,676 (-0,619) b = 35,676

= 29,812 - 22,083 r = 0,905

= 7,729

Yu = (Y + (U-S3)

Yu = (7,729 + (9,78 – 9,89)

= 7,729 – 0,11

= 7,619

Yu = a + bXu

7,729 = 29,812 + 35,676Xu

7,729 – 29,812Xu =

35,676 - 22,193= 35,676

= 0,622

Xu = 0,622 = log dosis uji = - 0,206

Potensi Uji = U x 100 %

S3

= 0,206 x 100 %

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092

Page 22: Uji Potensi Antibiotik 093

ANALISIS POTENSI ANTIBIOTIK

0,24

= 85,83 %

Husnul Khatimah Ulfa ASNUR ASWAD, S.Farm 150 2012 0092