uji iritasi primer, analisis hasil

4
1. Uji iritasi primer Uji iritasi primer dilakukan dengan menggunakan metode Draize. Langkah kerjanya yaitu sejumlah 0,5 gram krim ekstrak daun jambu biji dioleskan pada kulit punggung kelinci seluas 2,5 x 2,5 yang telah dicukur, kemudian olesan tersebut ditutup dengan perban. Tempelan krim ekstrak daun jambu biji dibiarkan di kulit selama 4 jam, kemudian di buka dan diamati terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1, 24, 48, 72 jam dan 1 minggu. Terjadinya eritema dan edema diberi skor sesuai dengan tabel evaluasi reaksi iritasi kulit (Hayes, 2001) Tabel III. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Hayes, 2001) Jenis Iritasi Skor Eritema Tanpa eritema 0 Eritema hampir tidak Nampak 1 Eritema berbatas jelas 2 Eritema moderat sampai berat 3 Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak 4 Edema Tanpa edema 0 Edema hampir tidak Nampak 1 Edema tapi berbatas jelas 2 Edema moderat (tepi naik > 1 mm) 3 Edema berat (tepi naik > 1 mm dan meluas ke luar daerah pejanan) 4

Upload: yoanesdeni

Post on 24-Nov-2015

123 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uji iritasi

TRANSCRIPT

1. Uji iritasi primerUji iritasi primer dilakukan dengan menggunakan metode Draize. Langkah kerjanya yaitu sejumlah 0,5 gram krim ekstrak daun jambu biji dioleskan pada kulit punggung kelinci seluas 2,5 x 2,5 yang telah dicukur, kemudian olesan tersebut ditutup dengan perban. Tempelan krim ekstrak daun jambu biji dibiarkan di kulit selama 4 jam, kemudian di buka dan diamati terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1, 24, 48, 72 jam dan 1 minggu. Terjadinya eritema dan edema diberi skor sesuai dengan tabel evaluasi reaksi iritasi kulit (Hayes, 2001) Tabel III. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Hayes, 2001)Jenis IritasiSkor

EritemaTanpa eritema0

Eritema hampir tidak Nampak1

Eritema berbatas jelas2

Eritema moderat sampai berat3

Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak4

EdemaTanpa edema0

Edema hampir tidak Nampak1

Edema tapi berbatas jelas2

Edema moderat (tepi naik > 1 mm)3

Edema berat (tepi naik > 1 mm dan meluas ke luar daerah pejanan)4

Skor yang diperoleh dari hasil pengamatan interval waktu 1, 24, 48, 72 jam dan 1 minggu dicatat dan dirata-rata. Rata-rata ini disebut indeks iritasi primer, kemudian untuk mendapatkan kriteria iritasi dicocokan pada table berikut: Tabel IV. Indeks iritasi (Lu, 1995)Indeks IritasiKriteria iritasi senyawa kimia

0Tidak mengiritasi

5Iritan berat

2. ValidasiKrim ekstrak daun jambu biji dibuat dengan komposisi cetyl alcohol dan propilen glikol yang terdapat pada area optimum. Lalu diukur respon viskositas dan daya sebar pada 48 jam setelah pembuatan. Hasil dianalisis dengan menggunakan software R-2.14.1.Analisis HasilData dari hasil pengukuran sifat dan stabilitas fisis kemudian akan dianalisis dengan menggunakan metode desain faktorial untuk mengetahui nilai efek dari cetyl alcohol dan propilen glikol dan interaksi dari kedua faktor tersebut. Digunakan pendekatan desain faktorial untuk menghitung koefisien F1, Fa, Fb, Fab sehingga didapat persamaan y = F1 + FaA + FbB + FabAB. Dari persamaan tersebut kemudian dapat dibuat grafik counter plot sifat fisis krim ekstrak daun jambu biji, Kemudian dari grafik tersebut akan digabung sehingga menjadi superimposed counter plot untuk mengetahui komposisi optimum dari cetyl alcohol dan propilen glikol, terbatas pada level yang diteliti. Analisis data menggunakan menggunakan software R 2.14.1dengan berbagai uji statistik yang dilakukan antara lain, sahpiro-Wilk untuk mengetahui normalitas distribusi data dan Levenes Test untuk mengetahui kesamaan varian, kemudian akan dilanjutkan uji ANOVA jika hasil data memenuhi syarat uji parametrik. Jika tidak memenuhi syarat tersebut maka akan dilanjutkan uji Kruskal-Wallis dengan post hoc Wilcoxon. Hayes, A.W., 2001, Principles and Method of Toxicology,4th Ed, Taylor and Francis, United States of America, pp. 1063-1064. Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar, 3th Ed, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal 239-245.