uji hedonik

8
PENDAHULUAN Uji kesukaan atau uji hedonic merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Uji kesukaan (preference test) berbeda dengan uji pembedaan (discrimination test). Uji kesukaan lebih bersifat subjektif sedangkan uji pembedaan lebih bersifat objektif. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau tidak kesukaan, disamping juga menentukan tingkat kesukaan atau ketidaksukaannya yang secara tidak langsung dapat mengetahuinya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu tidak suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka, diantara agak tidak suka dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut netral, yaitu bukan suka tetapi bukan tidak suka (neither like not dislike) (Soekarto, 1985). Uji kesukaan atau penerimaan ( preference or hedonic test ) bertujuan mengidentifikasi tingkat kesukaan dan penerimaan suatu produk. Uji afeksi (penerimaan dan kesukaan) bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan pada suatu produk yang dapat dikenali oleh konsumen dan berpengaruh terhadap kesukaan dan penerimaan. Uji ini bergantung pada batas antara analisa sensori dengan riset konsumen serta memiliki metode kriteria rekrutmen panel yang berbeda dari uji pembedaan dan uji deskripsi (Setyaningsih, 2010). Bau merupakan daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari produk suatu makanan. Dalam hal ini bau lebih banyak dipengaruhi oleh indra pencium. Umumnya bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan campuran dari 4 macam bau yaitu harum, asam, tengik dan hangus. Rasa merupakan faktor penentu daya terima konsumen terhadap produk pangan. Faktor rasa memegang peranan penting dalam pemilihan produk oleh konsumen.

Upload: anjasmaratara

Post on 18-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perlakuan uji hedonik

TRANSCRIPT

Page 1: uji hedonik

PENDAHULUAN

Uji kesukaan atau uji hedonic merupakan salah satu jenis uji penerimaan. Uji kesukaan (preference test) berbeda dengan uji pembedaan (discrimination test). Uji kesukaan lebih bersifat subjektif sedangkan uji pembedaan lebih bersifat objektif. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau tidak kesukaan, disamping juga menentukan tingkat kesukaan atau ketidaksukaannya yang secara tidak langsung dapat mengetahuinya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu tidak suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka, diantara agak tidak suka dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut netral, yaitu bukan suka tetapi bukan tidak suka (neither like not dislike) (Soekarto, 1985).

Uji kesukaan atau penerimaan (preference or hedonic test) bertujuan mengidentifikasi tingkat kesukaan dan penerimaan suatu produk. Uji afeksi (penerimaan dan kesukaan) bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan pada suatu produk yang dapat dikenali oleh konsumen dan berpengaruh terhadap kesukaan dan penerimaan. Uji ini bergantung pada batas antara analisa sensori dengan riset konsumen serta memiliki metode kriteria rekrutmen panel yang berbeda dari uji pembedaan dan uji deskripsi (Setyaningsih, 2010).

Bau merupakan daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari produk suatu makanan. Dalam hal ini bau lebih banyak dipengaruhi oleh indra pencium. Umumnya bau yang dapat diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan campuran dari 4 macam bau yaitu harum, asam, tengik dan hangus. Rasa merupakan faktor penentu daya terima konsumen terhadap produk pangan. Faktor rasa memegang peranan penting dalam pemilihan produk oleh konsumen. Rasa merupakan respon lidah terhadap rangsangan yang diberikan oleh suatu makanan. Pengindraan rasa terbagi menjadi empat rasa, yaitu manis, asin, pahit, dan asam (Purwaningsih, 2011). Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menilai tingkat kesukaan atribut sensori maupun overall kesukaan sampel menggunakan skala penerimaan yang telah ditentukan.

MATERI DAN METODEA

PEMBAHASAN

Dalam penujian hedonic menggunakan skala hedonic yg berpfungsi untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Suryaningrum et al (2010) yang menyatakan bahwa dalam Skala hedonik  yang ada memiliki peran untuk 

Page 2: uji hedonik

mengetahui  seberapa  besar kesukaan panelis terhadap beberapa sampel. Data hasil pengujian hedonic yang telah didapatkan perlu dilakukan transformasi menjadi skala numeric agar dapat dilakukan analisis statistic. Hal ini sesuai dengan Pendapat dari Syafutri et al (2010) yang menyatakanbahwa Di dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Hasil  data uji  sensori  Hedonik yang telah didapat dapat dilakukan pengujian lanjut dengan mengggunakan program statistic. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Nurtama (2006) yang menyatakan bahwa hasil  uji  sensori  yang telah diperoleh kemudian  dapat dianalisis  dengan menggunakan  statistik  dengan  program  SPSS terhadap atribut sensori yang dinilai. 

Test of Homogeneity of Variances

Tingkat kemanisan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.204 4 390 .309

Sumber: Data Primer Praktikum Sensori, 2015.Berdasarkan table homogeneity yang ada dapat diketahui bahwa nilai sig yaitu

sebesar 0.309 sehingga nilai sig > 0.05 yang berarti bahwa sampel homogen

ANOVA

Tingkat kemanisan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 31.154 4 7.789 3.226 .013

Within Groups 941.519 390 2.414

Total 972.673 394

Sumber: Data Primer Praktikum Sensori, 2015.

Dari tabel ANOVA yang telah didapatkan dapat diketahui bahwa nilai signifikan adalah sebesar 0,13, maka p (probability) < 0,05 sehingga dpt disimplkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain terdapat perbedaan nyata kesukaan tingkat kemanisan dari sampel teh yang disajikan kepada panelis. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai F hitung nya, dari tabel ANOVA yang ada, terlihat f hitung adalah sebesar 3,226 maka F hitung > F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan nyata pada tingkat kemanisan sampel teh. (brti panelis dapat mengenalinya) Dengan demikian dilakukan uji lanjut yaitu uji Duncan yang dapat menyatakan perbedaan diantara masing-masing perlakuan tersebut.

Tingkat kemanisan

Duncana

Sampel N Subset for alpha = 0.05

Page 3: uji hedonik

1 2 3

TEH KOTAK 79 3.08

FUTAMI 79 3.28 3.28

TEH PUCUK 79 3.54 3.54 3.54

JOY TEA 79 3.66 3.66

TEH SOSRO 79 3.87

Sig. .074 .149 .212

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 79.000.

Sumber: Data Primer Praktikum Sensori, 2015.

Berdasarkan hasil perhitungan uji lannjut Duncan dengan taraf nyata 5% didapatkan

bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap masing-masing sampel yang diujikan berbeda. Dari tabel duncan yang didapat dapat diketahui bahwa nilai terbesar pada tabel terdapat pada teh sosro yang mencapai 3.87 yang menandakan tingkat kesukaan tebesar adalah pada sampel The Sosro, sedangkan tingkat kesukaan terendah adalah pada The Kotak yang nilainya paling kecil yaitu 3.08. Penerimaan tingkat kemanisan oleh panelis sebagai akibat dari daya terima terhadaap cita rasa dari bahan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Soekarto dan Hubeis (2000) yang menyatakan bahwa Penilaian

panelis terhadap rasa manis diartikan sebagai daya terima terhadap cita rasa atau flavour yang

dihasilkan pada formulasi bahan yang digunakan.

Test of Homogeneity of Variances

tingkatmelati

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.647 4 390 .629

Berdasarkan table homogeneity yang ada dapat diketahui bahwa nilai sig yaitu sebesar 0.629 sehingga nilai sig > 0.05 yang berarti bahwa sampel homogen

ANOVA

Tingkat aroma melati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 61.200 4 15.300 7.420 .000

Within Groups 804.152 390 2.062

Page 4: uji hedonik

Total 865.352 394

Dari tabel ANOVA yang telah didapatkan dapat diketahui bahwa nilai signifikan adalah sebesar 0,00, maka p (probability) < 0,05 sehingga dpt disimplkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain terdapat perbedaan nyata kesukaan tingkat aroma melati dari sampel teh yang disajikan kepada panelis. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai F hitung nya, dari tabel ANOVA yang ada, terlihat f hitung adalah sebesar 7,420 maka F hitung > F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan nyata pada tingkat kemanisan sampel teh.

Tingkat aroma melati

sampel N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Duncana FUTAMI 79 2.86

JOY TEA 79 3.44

TEH KOTAK 79 3.71 3.71

TEH PUCUK 79 3.77 3.77

TEH SOSRO 79 4.01

Sig. 1.000 .176 .212

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 79.000.

Dari tabel duncan yang didapat dapat diketahui bahwa nilai terbesar pada tabel terdapat pada teh sosro yang mencapai 4.01 yang menandakan tingkat kesukaan tebesar aroma melati adalah pada sampel The Sosro, sedangkan tingkat kesukaan terendah adalah pada The Futami yang nilainya paling kecil yaitu 2.86. Aroma yang muncul dalam bahan pangan dapat mempengaruhi tingkat kesukaan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Soekarto dan Hubeis (2000) yang menyatakan bahwa aroma pada makanan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelezatan makanan yang berkaitan dengan indera penciuman.

Page 5: uji hedonik

Test of Homogeneity of Variances

OVERALL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,555 4 390 ,696

Berdasarkan table homogeneity yang ada dapat diketahui bahwa nilai sig yaitu sebesar 0.696 sehingga nilai sig > 0.05 yang berarti bahwa sampel homogen

ANOVA

OVERALL

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 42,922 4 10,730 5,693 ,000

Within Groups 735,139 390 1,885

Total 778,061 394

Dari tabel ANOVA yang telah didapatkan dapat diketahui bahwa nilai signifikan adalah sebesar 0,00, maka p (probability) < 0,05 sehingga dpt disimplkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima atau dengan kata lain terdapat perbedaan nyata tingkat kesukaan overall dari sampel teh yang disajikan kepada panelis. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai F hitung nya, dari tabel ANOVA yang ada, terlihat f hitung adalah sebesar 5,693 maka F hitung > F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan nyata pada tingkat kesukaan Overall dari sampel the yang disajikan.

OVERALL

SAMPEL N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Duncana FUTAMI 79 3,19

TEH KOTAK 79 3,22 3,22

TEH PUCUK 79 3,56 3,56

JOY TEA 79 3,66

TEH SOSRO 79 4,09

Sig. ,113 ,055 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 6: uji hedonik

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 79.000.

Dari tabel duncan yang didapat dapat diketahui bahwa nilai terbesar pada tabel terdapat pada teh sosro yang mencapai 4.09 yang menandakan tingkat kesukaan tebesar secara keseluruhan adalah pada sampel The Sosro, sedangkan tingkat kesukaan terendah secara keseluruhan adalah pada Teh Futami yang nilainya paling kecil yaitu 3.19

Page 7: uji hedonik

Syafutri, M.I., Eka L dan Hendra I. 2010. KARAKTERISTIK PERMEN JELLY TIMUN SURI(Cucumis melo L.) DENGAN PENAMBAHAN SORBITOL DAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestika Val.)Jurnal Gizi dan Pangan. 5(2): 78 – 86 

Nurtama,  B.  2006.  Pengolahan Data Uji Uji Sensori Produk Pangan.  Departemen  Ilmu  dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor.  94 pp

 Suryaningrumm T.D., Ijah , dan Evi T. 2010. PROFIL SENSORI DAN NILAI GIZI BEBERAPA JENIS IKAN PATIN DAN HIBRID NASUTUS. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 5 ( 2):153-164

Setyaningsih D., A. Apriyantono dan M. P. Sari. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor

Soekarto S.T 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhrata Karya Aksara Jakarta